peningkatan kemampuan motorik kasar melalui …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4579/1/3. bab...

123
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI KEGIATAN MENARI KREASI BARU PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MUTIARA BUNDA JEMBANGAN RT 4 RW 3 DESA KALING KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Dwi Aprilia Hasanah 11614038 PROGRAM STUDI ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017/2018

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI

KEGIATAN MENARI KREASI BARU

PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MUTIARA BUNDA

JEMBANGAN RT 4 RW 3 DESA KALING

KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Dwi Aprilia Hasanah

11614038

PROGRAM STUDI ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017/2018

ii

iii

Peni Susapti, S. Si., M.Si.

Dosen IAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr . Wb

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka sekripsi saudara:

Nama : Dwi Aprilia Hasanah;

NIM : 11614038;

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan;

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar;

Judul skripsi : Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui

Kegiatan Menari Kreasi Baru Pada Anak Usia 5-6 Tahun

Di TK Mutiara Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa

Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar

Tahun Pelajaran 2017/2018;

Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 3 September 2018

Pembimbing

Peni Susapti, S.Si., M.Si.

NIP. 19700403 200003 2 003

iv

v

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dwi Aprilia Hasanah

NIM : 11614038

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul skripsi : Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui

Kegiatan Menari Kreasi Baru Pada Anak Usia 5-6 Tahun

Di TK Mutiara Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa

Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar

Tahun Pelajaran 2017/2018

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan pada e-repository

IAIN Salatiga.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 3 September 2018

Peneliti

Dwi Aprilia Hasanah

11614038

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Indahnya hidup bukan karena banyaknya orang yang mengenal kita, namun

indahnya hidup itu karena seberapa banyak orang yang bahagia karena kita,

Semoga ilmu kita selalu bermanfaat.

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua ku tersayang ayahanda Lungguh Pramono dan Ibunda

tercinta Parti yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dukungan,

serta doa. Semoga Allah memberikan kesehatan, dan rezeki yang barokah.

2. Kakak ku Sri Hartini S.Pd.I dan Prihanto Wahyu Daryatmo, S.Sos yang

selalu memotivasi dan memberikan bantuan dalam segala langkah menuju

perbaikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si. yang dengan sabar dalam mengarahkan dan

memberikan masukan-masukan dalam menyusun sekripsi ini.

4. Sahabat-sahabat ku tersayang Lisna Lulu’ Annikmah, Suryani Indawati, Fera

Rizkiana Amalia, Ariya Zulva dan Hartuti Candra Puji Lestari yang selalu

memberikan support.

5. Teman-temanku kos makmur Dyah Ayu Jayanti, Lisna Lulu’ A, Siti Nur

Kholipah, Ika Tri Wulandari, Diah Artiana Putri, dan Wachidatus Sofiyah.

6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu

mendoakan.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan sekripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,

serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan, yang

mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia

dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran

agama islam.

Sekripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul judul sekripsi ini adalah

“Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Menari Kreasi Baru

Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Mutiara Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa

Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2017/2018”. Oleh karena itu, peniliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Asdiqoh M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

Dini (PIAUD).

4. Bapak Wahidin, S.Pd.I, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PIAUD periode

2014/2015, Bapak M. Agung Hidayatullah selaku dosen PIAUD yang selalu

memberikan dukungan.

5. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan

tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak

awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

viii

6. Ibu Kepala sekolah dan Bunda-bunda TK Mutiara Bunda Jembangan yang

telah memberikan dukungan dan ijin untuk melakukan penelitian serta

berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan khususnya Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

Dini (PIAUD).

8. Semua anggota keluarga Bapak, Ibu dan kakak ku tercinta beserta segenap

keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi.

9. Teman-teman seperjuangan keluarga besar PIAUD angkatan 2014, juga

seluruh angkatan PIAUD yang tak pernah berhenti mendukung dan

mendoakan supaya skripsi ini cepat terselesaikan.

10. Teman-teman KKN posko 57 Dusun Kedung Uter Desa Bawu Kecamatan

Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun 2018, yang telah memberi banyak hal

pelajaran kepada saya.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan sekripsi ini, sehingga

dapat terselesaikan dengan baik.

Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon doa semoga amal mereka

diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT dan mendapat balasan yang layak

dari Sang Pencipta serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di

akhirat. Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun

dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya peneliti berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 3 September 2018

Peneliti

Dwi Aprilia Hasanah

11614038

ix

ABSTRAK

Hasanah, Dwi Aprilia. 2018. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui

Kegiatan Menari Kreasi Baru pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Mutiara

Bunda Jembangan RT 4 RW 3 Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini,

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, S.Si.,

M. Si.

Kata Kunci : Motorik Kasar dan Tari Kreasi Baru

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan

motorik kasar melalui kegiatan menari kreasi baru pada anak usia 5-6 tahun di TK

Mutiara Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2017/2018.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan tahapan

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua

siklus. Subjek penelitian ini anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan.

Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi berbentuk cheklist

dan dokumentasi berupa foto. Analisis data yang digunakan peneliti adalah

metode deskriptif kualitatif yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui

instrument penelitian pada tiap siklusnya. Adapun subjek penelitian terdiri dari 16

anak, yaitu 8 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa: (1)

perkembangan motorik kasar anak sebelum pra tindakan berada pada kriteria

berkembang sesuai harapan berjumlah 1 anak atau dengan presentase 6,25%

dengan nilai rata-rata 42,50 (2) perkembangan motorik kasar pada saat melakukan

tari kreasi baru pada siklus I anak dengan kriteria berkembang sangat baik

berjumlah 4 anak dengan presentase 25%, dengan nilai rata-rata 64,06 selanjutnya

pada siklus II anak dengan kriteria berkembang sangat baik berjumlah 12 anak

atau dengan presentase 75%, dengan nilai rata-rata 85,62. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil perkembangan motorik kasar pada siklus II telah mencapai

keberhasilan yaitu sebesar 13 orang anak atau dengan persentase 85% pada

kriteria berkembang sangat baik. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa penggunaan tari kreasi baru dapat meningkatkan kemampuan motorik

kasar anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ....................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ......................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Hasil Penelitian yang Releven .................................................... 6

E. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 6

F. Kegunaan Penelitian.................................................................... 7

1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 8

2. Manfaat Praktis ...................................................................... 8

xi

G. Definisi Oprasional ..................................................................... 9

1. Kemampuan Motorik Kasar ................................................... 9

2. Menari Kreasi Baru ................................................................ 9

Metode Penelitian........................................................................ 9

1. Rancangan Penelitian ............................................................. 9

2. Subjek Penelitian ................................................................... 11

3. Langkah-Langkah Penelitian ................................................. 11

4. Instrumen Penelitian .............................................................. 13

5. Teknik Pengumpulan data ..................................................... 14

6. Analisis Data .......................................................................... 16

H. Sistematika Penulisan ................................................................. 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 19

Pengertian Pengembangan .......................................................... 19

Pengertian Kemampuan ............................................................... 20

Motorik Kasar .............................................................................. 20

Pengertian Motorik .......................................................... 20

Pengertian Motorik Kasar ................................................ 22

Pengertian Kemampuan Motorik Kasar .......................... 23

Tujuan Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK ........ 24

Fungsi Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK ........ 26

A. Hakikat Kegiatan Menari Kreasi Baru untuk AUD ........ 27

Pengertian Kegiatan Menari ............................................................ 27

xii

Jenis-jenis Tari ................................................................. 28

Pengertian Tari Kreasi Baru ............................................ 31

Manfaat Kegiatan Tari Kreasi Baru ................................. 34

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................. 35

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian .................... 35

Sejarah Berdirinya TK Mutiara Bunda .................................. 35

Profil sekolah ......................................................................... 36

Keadaan Gedung TK Mutiara Bunda .................................... 36

Visi, Misi dan Tujuan ............................................................ 37

Data Siswa dan Guru ............................................................. 38

Struktur Organisasi ................................................................ 40

Subyek Penelitian .................................................................. 40

Waktu Penelitian .................................................................... 42

B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus ........................... 42

C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I ................................ 43

D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II .............................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 47

A. Hasil Penelitian............................................................................ 47

Deskripsi Pra Siklus ............................................................. 47

Deskripsi Siklus I ................................................................. 55

Deskripsi Siklus II ................................................................ 64

Pembahasan .......................................................................... 75

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 78

xiii

A. Kesimpulan .................................................................................... 78

B. Saran ............................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 80

LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisi-kisi Observasi Penilaian Tari Kreasi Baru .......................... 15

Tabel 1.2 Kualifikasi Persentase Keaktifan Siswa ..................................... 17

Tabel 3.1 Data Seluruh Siswa TK Mutiara Bunda ..................................... 38

Tabel 3.2 Data Guru TK Mutiara Bunda .................................................... 39

Tabel 3.3 Data Siswa Kelompok B3 ........................................................... 41

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................... 42

Tabel 4.1 Hasil Motorik Kasar pada Pra Tindakan ..................................... 50

Tabel 4.2 Rekapitulasi Observasi Motorik Kasar pada Pra Tindakan ........ 51

Tabel 4.3 Hasil Observasi Indikator Motorik Kasar pada Pra Tindakan .... 53

Tabel 4.4 Hasil Motorik Kasar pada Siklus I .............................................. 58

Tabel 4.5 Rekapitulasi Observasi Motorik Kasar pada Siklus I ................ 59

Tabel 4.6 Hasil Observasi Indikator Motorik Kasar pada Siklus I ............. 61

Tabel 4.7 Hasil Motorik Kasar pada Siklus II ............................................ 66

Tabel 4.8 Rekapitulasi Observasi Motorik Kasar pada Sikus II ................. 67

Tabel 4.9 Perbandingan Rekapitulasi Motorik Kasar pada Pra Tindakan,

Siklus I dan Siklus II ................................................................... 69

Tabel 4.10 Hasil Observasi Motorik Kasar pada Siklus II ........................... 71

Tabel 4.11 Rekapitulasi Indikator Motorik Kasar Pra Tindakan,

Siklus I dan Siklus II ................................................................... 73

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 10

Gambar 2.1 Diagram Tari ............................................................................ 33

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ................................................................... 40

Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Motorik Kasar pada Pra Tindakan .. 52

Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Motorik Kasar pada Siklus I............. 60

Gambar 4.3 Diagram Hasil Observasi Motorik Kasar pada Siklus II .......... 68

Gambar 4.4 Diagram Rekapitulasi Motorik Kasar pada Pra Tindakan,

Siklus I dan Siklus II ............................................................... 70

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

Lampiran 3. Lembar Permohonan izin Penelitian

Lampiran 4. Surat Keterangan Sudah Penelitian

Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6. Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Lampiran 7. Lembar Observasi Anak

Lampiran 8. Lembar Observasi Indikator Anak

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 10. Daftar Nilai SKK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan anugrah dan terlahir dengan suci. Secara umum,

definisi anak adalah individu yang belum memasuki masa dewasa. Ketika

usia bertambah tanpak sejumlah kemampuan dasar yang dimilikinya.

Dalam masa-masa ini, segala potensi kemampuan anak dapat

dikembangkan secara optimal, tentunya dengan bantuan dari orang-orang

yang berbeda di lingkungan anak-anak tersebut.

Pendidikan pada masa usia dini merupakan pendidikan yang sangat

penting untuk anak dalam menerima pertumbuhan dan perkembangannya.

Pertumbuhan dan perkembangannya merupakan proses alami yang terjadi

dalam kehidupan manusia, dimulai sejak dalam kandungan hingga akhir

hayat. Anak pada usia dini mempunyai potensi yang sangat besar unuk

mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan

fisik-motorik.

Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun

menurut National association for the education young children, Musfiroh

(2008: 1). Menurut Arthur T. Jersild, yang dimasud anak usia dini adalah

anak-anak yang belum memasuki bangku sekolah, berumur anatra 2-5

tahun, sedangkan menurut pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 anak

usia dini adalah anak antara usia 0-6 tahun. Sementara itu, menurut kajian

2

rumpun ilmu PAUD dan penyelenggraannya di beberapa negara, PAUD

dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

Maimun (2010: 17) Ruang lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

adalah sebagai berikut: 1. Infant (0-1 tahun), 2. Toddler (2-3 tahun), 3.

Preschool kindregarten children (3-6 tahun), 4. Early primary school

(SD kelas awal) (6-8 tahun)

Samsudin (2008: 1) menyatakan bahwa pada rentang usia anak

mengalami masa keemasan (The Golden Age) yang merupakan masa di

mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.

Masa peka/sensitif pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju

pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah

masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis, anak telah siap

merespon stimulus yang diberikan oleh lingkungan.

Dengan arahan guru maupun orang tua anak usia dini yang sedang

mengalami masa keemasan dapat distimulus dan di rangsang agar

perkembangan anak dapat berkembang secara optimal dan tepat. Apabila

aspek perkembangan anak tidak di stimulasi sejak dini, perkembangan

anak akan terlambat. Maka pendidik harus mempunyai kepercayaan bahwa

ia mampu mendidik agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Salah satu perkembangan yang harus di stimulasi sejak dini adalah

perkembangan motorik anak.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa anak-anak tediri

dari pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Di

3

dalam Al Qur`an dijelaskan mengenai perkembangan fisik anak dalam Al

Qur`an Surah Al Ghafir ayat 67 sebagai berikut:

Artinya: “Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian

dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian

dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan

hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan

kamu hidup lagi) sampai tua, diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum

itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang

ditentukan dan supaya kamu mengerti”. Sumber : Dapartemen Agama RI

(Al Qur`an dan Terjemah)

Ayat ini menjelaskan mengenai perkembangan fisik manusia terjadi

melalui beberapa tahap, yang di awali menjadi seorang anak, menjadi

dewasa dan menjadi tua.

Pada masa kanak-kanak perkembangan fisik terjadi pada semua

bagian tubuh dan fungsinya. Motorik adalah semua gerakan yang

mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh. Ketrampilan motorik

berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Aktivitas anak

terjadi di bawah kontrol otak Sujiono (2008: 1.9). Perkembangan motorik

merupakan perkembangan gerakan jasmani yang melalui kegiatan pada

pusat syaraf, dan otot yang terkoordinasi Hurlock (1978: 150). Pada saat

anak bertumur 4-5 tahun anak dapat mengendalikan gerakan secara kasar

yang melibatkan bagian badan seperti berjalan, berlari, melompat dan lain-

lain. Setelah usia 5-6 tahun anak akan lebih berkembang dalam

4

mengendalian koordinasi lebih baik yang juga melibatkan otot kecil dan

pelenturan otot-otot yang dapat digunakan untuk menari dengan baik.

Kamtini (2005: 124) mengemukakan dua macam perkembangan

motorik pada anak yaitu perkembangan motorik kasar dan perkembangan

motorik halus. Pengembangan keterampilan motorik kasar meliputi

seluruh tubuh atau bagian tubuh yang melibatkan bermacam koordinasi

kelompok otot-otot tertentu. Pada umumnya anak usia 4-5 tahun anak

mampu menggerakan anggota tubuhnya untuk melakukan aktivitas fisik

secara terkoordinasi baik untuk kecepatan, ketepatan dan kelincahan. Akan

tetapi pada kenyataanya tidak semua anak dapat berkembang sesuai

dengan tahapannya. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor yang

mempengaruhi perkembangan anak yakni faktor lingkungan anak, faktor

kesehatan anak, setatus gizi anak dan lain-lain. Maka dari itu menstimulus

anak dari usia sedini mungkin itu sangat perlu dianjurkan untuk mencegah

faktor-faktor yang dapat memperlambat perkembangan fisik anak maupun

perkembangan motorik anak.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia

Dini, indikator perkembangan motorik kasar anak TK kelompok B

mencakup kemampuan anak dalam: 1) melakukan gerakan tubuh secara

terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan.

2) Melakukan koordinasi gerakan mata dan kaki. 3) melakukan permainan

fisik dengan peraturan. 4) terampil menggunakan tangan kanan dan kiri. 5)

5

melakukan kegiatan kebersihan diri. Sehubung dengan hal tersebut maka

anak perlu mendapat stimulus ataupun stimulasi perkembangan motorik

anak yang tepat salah satunya dengan kegiatan menari kreasi baru.

Berdasarkan hal tersebut, perlu mendapat perhatian yang lebih agar

anak didik kita dapat menguasai seluruh aspek perkembangan secara

optimal dengan baik. Oleh karena itu peneliti segera menindak lanjuti

yaitu di dalam pembelajaran untuk mengembangkan motorik kasar anak

perlu suatu metode atau cara unik, inovatif dan kreatif serta

menyenangkan, dengan kegiatan menari kreasi baru.

Berdasarkan paparan di atas sehingga dipilihlah judul : “Peningkatan

Kemampuan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Menari Kreasi Baru Pada

Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Mutiara Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa

Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu: “Apakah ada peningkatan

kemampuan motorik kasar melalui kegiatan menari kreasi baru pada anak

usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa Kaling

Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran

2017/2018?”

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian

ini, yaitu:

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar melalui

kegiatan menari kreasi baru pada anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara

Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hasil Penelitian Yang Releven

Penelitian yang releven dalam penelitian ini yaitu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2017) bahwa: (1)

perkembangan motorik kasar anak sebelum tindakan berada pada

kreteria berkembang sesuai harapan berjumlah 1 anak atau dengan

presentase 5,88% dengan nilai rata-rata 49,50. (2) perkembangan

motorik kasar pada saat melakukan tari kreasi pada siklus I anak dengan

kreteria berkembang sangat baik berjumlah 6 anak atau dengan

presentase 35,29%, dengan nilai rata-rata 70,78 selanjutnya pada siklus

II anak pada kreteria berkembang sangat baik berjumlah 13 anak atau

dengan presentase 76,47%, dengan nilai rata-rata 82,41. Hal ini

menujukan bahwa hasil perkembangan motorik kasar pada siklus II

telah mencapai keberhasilan yaitu sebesar 13 orang anak atau dengan

presentase 75% pada kriteria berkembang sangat baik.

7

2. Penelitian dilakukan oleh Susanti (2017) Bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan motorik kasar yang diteliti meliputi kelenturan, kelincahan

dan keseimbangan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing

siklus terdiri dari tiga pertemuan. Subjek dalam penelitian ini semua

anak kelompok B1 TK ABA Brosot I Kulon Progo. Jumlah anak

sebanyak 15 anak, yaitu 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif

kuantitatif.

Berdasrkan penelitian di atas walaupun berbeda akan tetapi masih

berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini menekankan pada

kegiatan menari kreasi baru untuk meningkatkan kemampuan motorik

kasar pada anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan.

E. Hipotesis Tindakan

Menurut Dwiloka (2012:29) menyatakan bahwa hipotesis penelitian

merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan

kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan

dalam penelitian ini yaitu:

“Melalui tari kreasi baru dapat meningkatkan kemampuan motorik

kasar pada anak usia 5-6 tahun di Tk Mutiara Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3

Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2017/2018 “.

8

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu:

Mampu memberikan sumbangan referensi serta menambah khasanah

pengetahuan terkait dengan mengembangakan motorik kasar melalui

kegiatan menari kreasi baru

2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu:

a. Bagi orang tua

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua anak

didik dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar dengan

mensetimulasi anak melalui kegiatan menari kreasi baru.

b. Bagi guru

Menambah wawasan guru tentang pembelajaran yang mampu

menambah mengoptimalkan motorik kasar pada anak dan menjadi

referensi guru dalam melakukan kegiatan melatih motorik kasar

anak.

c. Bagi Peneliti

Memberikan wawasan dan pengalaman baru dalam melakukan

penelitian pendidikan, khususnya tentang mengembangkan

kemampuan motorik kasar melalui kegiatan menari kreasi baru

9

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

positif kepada penyelenggara lembaga pendidikan.

G. Definisi Operasioal

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang

berbeda dengan maksud utama peneliti dalam menggunakan kata pada

judul penelitian ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok dalam yang

menjadi variabel penelitian.

Adapun istilah-istilah yang perlu peneliti jelaskan adalah sebagai

berikut:

1. Kemampuan motorik kasar yang dimasud dengan penelitian ini

adalah ketrampilan atau kemampuan anak dalam melibatkan

koordinasi kelenturan, kelincahan dan keseimbangan untuk

mengembangkan kemampuan motorik kasar.

2. Menari kreasi baru yang dimaksud adalah kegiatan menari

dengan kreasi-kreasi baru yang dipilih untuk melatih otot-otot

dan membantu mengembangkan kemampuan motorik kasar anak

usia 5-6 tahun.

10

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas. Penelitian Tindakan Kelas menurut Suwandi (2008:25)

merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai

kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan

yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi

penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan

di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang

ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga

mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah

karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam

penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian,

maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang

diteliti

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan

kelas menurut Yanto (2013:42) menjabarkan sebagai berikut:

11

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

Sumber: Yanto (2013:42)

Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan

(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

(reflecting).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B di Tk

Mutiara Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa Kaling Kecamatan

Tasikmadu Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 16 anak yang

terdiri dari 8 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Peneliti memilih

kelompok B, karena usia perkembangan kemampuan motorik kasar

kelompok B sudah lebih matang dan pemahaman anak kelompok B

sudah lebih baik.

12

3. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan

kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:

a. Tahap Rencana

1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan

penerapan metode menari kreasi baru yaitu membuat (RKH)

Rencana Kegiatan Harian.

2) Memilih lagu dan membuat gerakan untuk menari kreasi baru

yang akan diajarkan kepada anak didik.

3) Menyiapkan instrumen penelitian beupa lembar observasi

yang akan digunakan untuk mencatat perkembangan

kemampuan mototik kasar melalui kegiatan menari kreasi baru.

4) Menyiapkan media yang akan digunakan (speaker, laptop dan

properti menari kreasi baru)

5) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan berupa foto.

b. Tahap Tindakan

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat berupa kegiatan menari

kreasi baru yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian

pada tahap perencanaan.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses

pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis

13

untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi

beberapa indikator yang telah ditentukan oleh penulis secara

terlampir.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian,

tahap refleksi meliputi:

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I

untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian

tindakan kelas adalah:

a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran

yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan

menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang

tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan

pembelajaran, alat dan sumber belajar serta hasil penilaian.

b. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk

mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung

secara bersamaan.

c. Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala

Sekolah dan guru pendamping kelompok B di TK Mutiara Bunda.

14

Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

data atau profil sekolah dan pendapat perkembangan kemampuan

motorik kasar anak melalui kegiatan menari kreasi baru.

d. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi:

1) Foto kegiatan pembelajaran.

2) RKH.

3) Data siswa, guru dan profil sekolah.

e. Catatan Lapangan, yaitu yang diperlukan peneliti disini adalah

catatan rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi

pada saat penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang

didengar, dilihat , dialami dan dipikirkan oleh peneliti.

5. Pengumpulan Data

Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat digunakan,

akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh

karena itu, peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi

yang digunakan peneliti antara lain yaitu:

a. Metode Observasi

Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam

penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan

pendengaran. Menurut Sukardi (2009:78) menyatakan bahwa

observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil

berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja anak

15

didik dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti mengamati proses

pembelajaran berlangsung pada saat menari kreasi baru untuk anak

kelompok B mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.

Dalam observasi harus memiliki kisi-kisi terlebih dahulu yaitu

aspek apa saja yang harus diamati.

Table 1.1 Kisi-kisi Observasi Penilaian Tari Kreasi Baru

No Variabel TPP Aspek yang

diamati

Deskripsi

1.

2.

Motorik Kasar

Tari Kreasi

Baru

Menirukan

gerakan tubuh

secara

terkoordinasi

untuk melatih

kelenturan,

keseimbangan

dan kelincahan.

(Permendiknas

58 tahun 2009)_

Kelenturan Kelenturan adalah

kemampuan

seseorang untuk

menggerakkan

bagian tubuh dalam

satu ruang gerak

yang luas tanpa

mengalami cedera

pada persendian

dan otot sekitar

persendian.

Kelincahan Kelincahan adalah

keterampilan

seseorang untuk

mengubah arah dan

posisi tubuh

dengan tepat pada

waktu bergerak

dari satu titik ke

titik yang lain

Keseimbangan Keseimbangan

adalah

keterampilan

seseorang dalam

mempertahankan

tubuh dalam

berbagai posisi.

16

b. Metode Dokumentasi

Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah menggunakan

teknik dokumentasi. Pada teknik ini, dimungkinkan peneliti

memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis,

dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya. Strategi ini

menurut Sukardi (2009:81) untuk mendapatkan gambaran umum

sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan

siswa.

6. Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang

bersifat diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Diskriptif kuantitatif

digunakan untuk menganalisis data berupa angka. Disktiptif kualitatif

dimaksudkan untuk menggambarkan hasil pengamatan peneliti dan

kolaborasi dengan guru kelas tentang kemampuan motorik kasar anak

melalui kegiatan menari kreasi baru. Analisis data digunakan untuk

mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan pada

peneliti ini.

Menurut Yoni, (2010: 175-176) Data dari hasil observasi dalam

penelitian ini dapat dilihat dari hasi skor pada lembar observasi yang

digunakan. Presentase perolehan skor pada lembar observasi

diakumulasi untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran untuk setiap siklus.

17

Cara menghitung persentase keaktifan anak berdasarkan lembar

observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2. Kualifikasi Persentase Keaktifan Siswa

PERSENTASE KRITERIA

75%-100% Berkembang Sangat Baik (BSB)

50%-74,99% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

25%-49,99% Mulai Berkembang (MB)

0%-24,99% Belum Berkembang (BB)

Sumber: Yoni, (2010: 175-176)

Cara menghitung presentase keaktifan siswa berdasarkan lembar observasi

untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut:

Persentase= skor keseluruhan yang diperoleh kelompok X 100%

jumlah kelompok X jumlah maksimum

I. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti

uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika

skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian:

Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan

18

keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

BAB I, Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hasil Penelitian Yang Releven,

Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode

Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II, Kajian Pustaka, berisi tentang Pengertian

Pengembangan, kemampuan, Motorik Kasar, Menari, Menari Kreasi baru,

Anak Usia Dini dan Kegiatan Menari untuk Anak Usia 5-6 Tahun.

BAB III, Pelaksanaan Penelitian, berisi Gambaran Umum Lokasi

dan Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus,

Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian

Pelaksanaan Siklus II.

BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi Deskripsi Per

Siklus dan Pembahasan.

BAB V, Penutup, berisi tentang Kesimpulan, Saran, Penutup.

Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-

Lampiran dan Riwayat Hidup Penulis.

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengembangan

Menurut Wiryokusumo (2011: 4) Pengembangan adalah upaya

pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar,

berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka

memperkenalakan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu

dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, ketrampilan

sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemamuan, sebagai bekal

atas prakarsa sendiriuntuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri

ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal

serta pribadi mandiri. Pengembangan pembelajaran sebagai suatu proses yang

sistematik meliputi identifikasi masalah, pengembangan strategi dan bahan

intruksional dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien

(Suparman, 1991).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan

merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah untuk

membuat ataupun memperbaiki, sehingga dapat menjadi sesuatu yang

semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk

menciptakan mutu yang lebih baik, dan proses yang dilakukan untuk

menghasilkan suatu sistem pembelajaran.

20

B. Pengertian Kemampuan

Kemampuan (ability) berarti kapasitas seseorang individu untuk

melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Sthepen P.

Robbins dan Timonthy A. Judge menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan

seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu:

1. Kemampuan intelektual (Intellectual Ability)

Merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai

aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah)

2. Kemampuan fisik (Physical Ability)

Merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,

ketrampilan, kekuatan dan karakteristik serupa.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan

merupakan kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai

suatu kea hlian dan digunakan untu mengerjakan beragam tugas dala suatu

pekerjaan.

C. Motorik Kasar

1. Pengertian Motorik

Pada anak usia dini, motorik sangatlah penting dan diperlukan untuk

mengembangkan kecerdasan anak dibidang pengembangan bahasa, seni,

kognitif maupun kreativitas. Dalam bahasa indonesia kata motor dan

movement diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan tanpa mengandung

perbedaan di dalamnya. Sesungguhnya pengertian kedua kata ini berbeda.

Movement adalah gerak yang bersifat eksternal atau dari luar dan mudah

21

untuk diamati, sedangkan motor adalah gerak yang bersifat internal atau

dari dalam, konstan, dan sukar diamati (Sujiono dkk, 2008: 4.3)

Seorang anak yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan

mempunyai rasa percaya diri yang besar. Lingkungan teman-temannya

pun akan menerima anak yang memiliki kemampuan motorik atau gerak

lebih baik, sedangkan anak yang tak memiliki kemampuan gerak tertentu

akan kurang diterima teman-temanya. Penerimaan teman-teman dan

lingkungannya akan menyebabkan anak mempunyai rasa percaya diri yang

baik (Sujiono dkk, 2008: 1.7).

Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk

terampil menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru

tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat

melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan

koordinasi tangan dan mata. Mengembangkan kemampuan motorik sangat

diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal (Sujiono dkk, 2008: 1.2) .

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motorik

adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh.

Perkembnagan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan

pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan motorik berkembang sejalan

dengan kematangan syaraf dan otot. Aktivitas anak terjadi di bawah

kontrol otak.

22

2. Pengertian Motorik Kasar

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan

otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Motorik kasar

diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga

dan sebagainya (musfiroh, 2012: 113). Untuk merangsang motorik kasar

anak dapat diakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat,

memeras, bersiul, membuat ekspresi muka senang, sedih, gembira, berlar,

berjinjit, berdiri diatas satu kaki, berjalan di titian dan sebagainya

(Sujiono dkk, 2008).

Sedangkan menurut Saputra (2005: 119), motorik kasar adalah

kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarnya.

Kemampuan menggunakan otot-otot besar ini biasa anak lakukan guna

kualitas hidup

Gerakan motorik kasa adalah kemampuan yang membutuhkan

koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya

memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar.

Pengembnagan gerakan motorik kasar juga memerlukan koordinasi

kelompok otot-otot anak yang tertntu. Dalam perkembangannya, motorik

kasar berkembang lebih dahulu dari pada otorik halus. Hal ini dapat

terlihat saat anak sudah dapat menggunakan otot-otot kakinya untuk

berjalan sebelum ia dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya menggunting

dan meronce (Sujiono dkk, 2008: 1.3).

23

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

motorik kasar merupakan penggerakan sebagian atau seluruh tubuh atas

perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam

pengaruh dari luar dan dalam karena motorik kasar sangat penting dan

berpengaruh bagi seseorang. Dengan demikian yang dimasud motorik

kasar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan

koordinasi bagian tubuh anak seperti, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam

menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki.

3. Pengertian Kemampuan Motorik Kasar

Hurlock (1998) menjelaskan bahwa kemampuan motorik kasar

sebagai pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir

antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal coard, yaitu kemampuan yang

diperlukan sejak usia balita sebagai bagian dari pertumbuhan dan

perkembangan anak. Hampir semua anak pada usia 2 tahun dapat berdiri,

berjalan, duduk, menendang, naik turun tangga berlari dan melompat.

Ketrampilan motorik kasar dibangun dari semua usia balita dan akan

semakin baik dengan bertambahnya usia sampai dewasa.

Perkembangan adalah suatu proses perubahan pada kapasitas

fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang

semakin terorganisasi dan terspesialisasi. Makin terorganisasi artinya

komponen-komponen dari organ tubuh tersebut semakin dapat

dikendalikan sesuai dengan kemauan, sedangkan terspesialisasi artinya

24

bahwa organ-organ tubuh semakin dapat berfungsi sesuai dengan

fungsinya masing-masing (Sujiono dkk, 2008: 3).

Seiring dengan meningkatnya usia, perkembangan kemampuan

gerak anak akan secara bertahap dan berkesinambungan menjadi

meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisasi, dan kurang

terampil menuju ke arah penampilan gerak yang lebih rumit dan

terorganisasikan secara lebih baik.

Berdasarkan kutipan di atas dapat di simpilkan bahwa peningkatan

motorik pada setiap anak mengalami perbedaan, ada anak yang mengalami

peningkatan motoriknya sangat baik seperti yang dialami para atlet, tetapi

ada anak yang mengalami keterbatasan. Selain itu juga dipengaruhi adanya

jenis klamin. Gerakan motorik anak dapat berkembang dengan baik bila

mendapat kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan leluasa serta

mendapat bimbingan dari orang dewasa atau pendidik formal maupun

informal. Demikian halnya dengan pengembangan motorik kasar anak

kelompok B TK Mutiara Bunda Jembangan, untuk mengembangkan

motorik kasar dilakukan melalui kegiatan menari kreasi baru.

4. Tujuan Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK

Di dalam Standar Kompetensi Kurikulum TK (dalam Sujiono dkk,

2008: 2.10) tercantum bahwa tujuan pendidikan di Tama Kanak-kanak

adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan

fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif,

25

bahasa, fisik/motorik, kemamdirian, dan seni untuk memasuki pendidikan

dasar.

Pengembangan motorik kasar pada anak TK bertujuan untuk

memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan

mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatka

ketrampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang

pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan trampil. Sesuai dengan tujuan

pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih dengan gerakan-

gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak

(Depdiknas, 2008: 2).

Untuk mengembangkan kemampuan dasar anak dilihat dari

kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru TK akan membantu

meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan

dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak, meningkatkan

kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta

meningkatkan ketrampilan tubuh dan secara hidup sehat sehingga dapat

menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan trampil.

Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan

dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK

adalah anak mampu:

a. Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kerenturan

dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih

keberanian.

26

b. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan

imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya

seni.

5. Fungsi Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK

Adapun fungsi pengembangan motorik kasar yaitu sebagai alat

pengacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan kesehatan

untuk anak, sebagai alat untuk membentuk, membangun serta memperkuat

tubuh anak untuk melatih ketrampilan dan ketangkasan fisik dan daya pikir

anak sebagai alat untuk meningkatkan perkembangan emosional, sebagai

alat untuk meningkatkan perkembangan sosial, sebagai alat untuk

menumbuhkan perasaan senang dan memahami kesehata pribadi (Saputra

dan Rudianto, 2005: 115).

Fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK (Depdiknas,

2008:2), sebagai berikut:

a. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.

b. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan

kesehatan anak

c. Membentuk, membangun dan memperkuat tubuh anak.

d. Melatih ketrampilan /ketangkasan gerak dan berfikir anak.

e. Meningkatkan perkembangan emosional anak.

f. Meningkatkan perkembangan sosial anak.

g. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahamimanfaat kesehatan

pribadi.

27

D. Hakikat Kegiatan Menari Kreasi Baru untuk Anak Usia Dini

1. Pengertian Kegiatan Menari

Dalam UU RI 15 TH 2006 disesebutkan bahwa kegiatan adalah

sekumpulan tindakan pengarahan sumber daya baik yang berupa personil

(sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi,

dana atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut

sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam

bentuk barang/jasa. Ramlan. S mendefinisikan kegiatan sebagai bagian

dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja

sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program.

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kegiatan adalah aktivitas, usaha,

pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.

Berdasarkan berbagai definisi kegiatan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa kegiatan adalah suatu tindakan, pekerjaan dan bagian

dari program yang dilakukan oleh satu atau beberapa unit kerja atau

lembaga.

Menari berasal dari kata tari yang berarti melakukan gerak tari.

Sedangkan tari memiliki beberapa definisi. Definisi tari menurut pera ahli

adalah sebagai berikut:

a. Menurut B.P.H. Soeryodiningrat, tari adalah gerak dari seluruh

anggota badan yang selaras dan sesuai dengan musik (gamelan)

pengiring tari diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan

tujuan dalam menari.

28

b. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari merupakan akspresi

jiwamanusia yang diungkapkan dengan gerakan ritmis yang indah.

c. Menurut S. Humardhani mengungkapkan bahwa tari adalah

ungkapan bentuk-bentuk gerak yang ekspresif dengan indah dan

ritmis.

d. Kamaladevi Chattopadhaya mengungkapkan bahwa tari adalah

gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan mengarah

kepada bentuk-bentuk tertentu.

e. Menurut Hawkins, tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah

oleh imajinasi manusia dan diberi bentuk melalui media gerak

sehingga menjadi bentuk yang simbolisasinya sebagai ungkapan si

pencipta.

Dapat disimpulkan bahwa tari merupakan gerak yang terangkai

menjadi satu kesatuan yang indah dengan diiringi musik tari sehingga

menghasilkan seni yang berirama dan dapat mengungkapkan makna dari

ekspresi penari, penghayatan dan wujud yang diinginkan oleh pencipta

(Yulianti, 2009: 1-3).

2. Jenis-jenis Tari

Rahmida (2007: 34-35) kegiatan tari dapat dibedakan menurut

jenisnya antara lain sebagai berikut:

a. Tari berdasarkan pola garapan dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Tari tradisional yaitu tari yang sudah mengalami perjalanan cukup

lama dan selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang sudah ada

29

sejak turun temurun. Ditinjau dari segi artistiknya, tari tradisional

dikatagorikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a) Tari rakyat: tari yang lahir dan berkembang di lingkungan

rakyat/ masyarakat biasa. Ciri khas tarian ini memiliki gerak tari

yang sederhana dan biasanya ditarikan dalam bentuk kelompok,

di antaranya sebagai berikut.

1). Tari Tayub, Dolalak (Jawa Tengah)

2). Tari Ketuk Tilu (Jawa Barat)

3). Tari Gandrung (Bali)

4). Tari Serampang Dua Belas (Sumatra Barat)

5). Tari Reog (Ponorogo-Jawa Timur) dan lain sebagainya.

b) Tari klasik: tari yang mempunyai nilai artistik yang tinggi dan

telah menempuh perjalanan sejarah cukup lama.

2) Tari kreasi baru yaitu tari yang tidak berpihak pada tradisi dan aturan

yang sudah ada seperti pada tari tradisional.

b. Tari berdasarkan koreografinya, dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Tari Tunggal: tari yang disajikan oleh satu penari. Beberapa tari

tunggal adalah sebagai berikut.

a) Tari Bondan, Tari Kelana, Tari Monak Koncar (Jawa Tengah).

b) Tari Jejer, Tari Ngremo, Tari Cokro Negara (Jawa Timur), dan

lain sebagainya.

2) Tari Pasangan: tari yang disajikan secara berpasangan dan penari

satu dengan yang lainnya saling berkaitan atau ada respons. Tari

30

berpasangan sering berkaitan dengan tema-tema pergaulan dan

peperangan. Beberapa contoh tari berpasangan diantaranya sebagai

berikut.

a) Tari Koransih dan Tari Bambang Cakil (Jawa Tengah)

b) Tari Merak dan Tari Kupu-Kupu (Jawa Barat)

c) Tari Jaran Goyang dan Tari Paju Gandrung (Jawa Timur), dan

sebagainya.

3) Tari Kelompok: tari yang disajikan sejumlah orang penari. Tari

kelompok ini biasa ditarikan oleh tiga penari, empat penari sampai

sembilan penari. Namun, jika jumlahnya besar disebut tari massal.

Beberapa contoh tari kelompok seperti:

a) Tari Kecak (Bali)

b) Tari Saman (Aceh) dan sebagainya.

c. Tari berdasarkan temanya, dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1) Tari dramatik: tari yang dalam pengungkapannya menggunakan

cerita. Tari dramatik dapat dilakukan oleh seorang penari atau lebih.

Tari dramatik umumnya di Indonesia berbentuk sebagai berikut.

a) Drama tari yang berdialog puisi/ tembang seperti: Langen

Mandra Wanara (Yogyakarta), Lengen Driyan (Surakarta), Arja

(Bali)

b) Drama tari yang berdialog prosa liris seperti: Wayang Orang

(Jawa), Randai (Sumatra Barat) dan sebagainya.

c) Drama tari yang tidak berdialog.

31

2) Tari non dramatik: tari yang tidak menggunakan cerita ataupun

drama, misalnya:

a) Tari Gandrung (Bali)

b) Tari Tayub (Jawa Tengah)

c) Tari Lenso (Ambon) dan sebagainaya.

Tari lebih menekankan pada penggarapan estetika seni tari saja.

(Aqib, 2017: 219-221)

3. Pengertian Tari Kreasi Baru

Tari pertunjukan dapat juga disebut sebagai tari kreasi atau

koreografi. Istilah koreografi untuk menyebut sebuah komposisi atau

garapan tari bai kalangan seniman tari khususnya di wilayah nusantara

sesungguhnya masih tergolong baru. Istilah dari kata yunani yang

dibahasakan inggris menjadi choreography, mulai populer di indonesia

sekitar tahun 1925-an, ketika mulai berkembangnya "koreo“rafi tari

kreasi baru”. Dalam kalangan seniman tari sampai sekarang istilah

“koreografi” dipakai untuk menyebut garapan tari secara umum (Hadi,

2011: 2).

Tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya yang masih

bertolak dari tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang

sudah ada. Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari

daerah atau negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya (Jazuli,

2008: 76).

32

Menurut Martiara tari kreasi yang dipahami selama ini adalah

(seolah) pengembangan dari motif-motif gerak tradisi. Untuk itu, sebuah

pengembangan haruslah memahami konstruksi dasar apa yang ingin

dikembangkan, jika akan mengembangkan tari tradisi, maka harus

memerhatikan etika, nilai, dan norma-norma dari masyarakatnya

(personal communition, 29 February 2016).

Dedi Nurhadiat dalam bukunya Pendidikan kesenian untuk Sekolah

Dasar Kelas 6 menyatakan bahwa tari kreasi adalah tarian yang gerak dan

iringan musiknya dapat diciptakan sendiri yang pengiring tariannya dapat

berupa lagu – laguyang sudah ada dalam kaset atau tabuhan langsung.

Berdasarkan beberapa penggalan tentang tari kreasi baru di atas

dapat di simpulkan bahwa tari kreasi baru adalah tarian yang diciptakan

dalam bentuk baru dan diciptakan dengan maksud untuk memenuhi

ekspresi dan keinginan bathin para penciptanya.

Dalam penciptaan tari kreasi baru dapat menggunakan unsur-unsur

seni tradisi maupun nontradisi. Penciptaan ini terbagi menjadi 2 (dua)

yaitu:

a. Tari kreasi baru yang berakarkan tradisi yang penggarapannya masih

menuruti kaidah – kaidah budaya tradisinya, dan hasilnya masih dapat

dirasakan dari daerah mana asal dan sumbernya pola tari tersebut.

Tarian ini memiliki beberapa prinsip, yaitu:

1) Manakala tari kreasi baru itu merupakan garapan tari kreasi yang

pernah ada hanya menyesuaikan menurut azas – azas

33

koreografinya disebut “tari kreasi baru garapan baru” (gubahan

baru).

2) Yang merupakan penciptaan baru yang sama sekali sebelumnya

belum pernah ada walaupun masih dipengaruhi atau diwarnai oleh

warna dan nafas.

b. Tari kreasi baru yang non-tradisi.

Merupakan ungkapan seni tari yang tidak berpolakan tradisi.

Tari ini lebih merupakan garapan baru yang tidak berpijak pada

standar yang telah ada. Oleh karena itu sering disebut “Tari Kreasi

Modern”. Istilah modern, berasal dari kata latin “modo” berarti baru

saja atau barusan.

Gambar 2.1 Diagram Tari

TARI

TARI TRADISIONAL

TARI KEASI BARU

TARI KLASIK

TARI PRIMITIF

TARI RAKYAT

YANG BERASAL

DARI POLA-

POLA TRADISI

YANG SUDAH

LEPAS DAR

KAIDAH TARI

34

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tari kreasi

adalah jenis tarian yang di inovasi dengan menyesuaikan gerakan, alat

pengiring, atau propeti yang digunakan dalam tarian tersebut agar terlihat

moderen serta dapat ditrima oleh masyarakat indonesia seiring

perkembangan zaman.

4. Manfaat Kegiatan Menari Kreasi Baru

Menurut Aqib (2017) kegiatan menari kreasi baru ini ada beberapa

manfaat yaitu sebagai berikut:

a. Sebagai media pendidikan

Tarian dapat di jadikan media untuk mendidik anak dalam upaya

pendewasaan diri melalui pesan dari setiap gerak yang ditampilkan.

Selain itu, nilai keindahan dan keluhuran yang ada pada seni dapat

mengasah perasaan seseorang untuk bersikap lebih santun dan lembut.

b. Sebagai pertunjukan

Sifatnya adalah menunjukan keindahan tarian tersebut dan perlu

susunan rencana sebelum pertunjukan dimulai .

c. Sebagai hiburan

Sifatnya hanya menghibur masyarakat sekitar dan tidak terlalu

memerlukan persiapan khusus.

d. Sebagai komunikasi

Sifatnya penari ingin menyampaikan pesan-pesan dalam gerakan yang

dibawa olehnya kepada penonton.

35

BAB III

PAPARAN DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya TK Mutiara Bunda

KB/ TK Mutiara Bunda didirikan pada tahun 2010. Tokoh yang

paling berjasa dalam membidangi lahirnya Taman Kanak Kanak Mutiara

Bunda ini adalah Bapak Agus Suyatno, S.Pd, M.M yang merasa prihatin

melihat banyak anak-anak usia 3-6 tahun berkerumunan tanpa ada aktifitas

pembelajaran. Bapak Agus Suyatno, S.Pd, M.M menyampaikan

kegundahan kepada keluarga dan tokoh masyarakat yang kemudian

disepakati untuk membuat Taman Kanak-kanak. Kegiatan awal di rumah

pribadi Bapak Agus Suyatno, S.Pd, M.M dan menggunakan alat

permainan seadanya. Ternyata antusias masyarakat begitu baik yang

kemudian berkembang dan buat gedung sendiri untuk kegiatan

pembelajaran anak-anak. Yang awalnya jumlah murid baru sedikit

kemudian berkembang-kembang menjadi 98 anak di tahun pelajaran

2017/2018. Langkah berikutnya mengajukan perizinan. Surat izin

operasional dari Dinas kabupaten Karanganyar 421.1/216/TAHUN 2013.

36

2. Profil Sekolah

Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut:

Nama Sekolah : KB/TK MUTIARA BUNDA

Status Sekolah : Swasta

NPSN TK : 69914356

Nomor Ijin Operasional : 421.1/216/TAHUN 2013

Alamat Sekolah : Jembangan Rt 04 Rw 03

Kelurahan : Kaling

Kecamatan : Tasikmadu

Kabupaten : Karanganyar

Provinsi : Jawa Tengah

Telepon : 081 228 210 183

Nama Penyelengara : Yayasan Mutiara Jaya Insani

Akte Notaris : 186 Tgl 30 Januari 2014

Alamat : Jembangan Rt 04 Rw 03

Kelurahan : Kaling

Kecamatan : Tasikmadu

Kabupaten : Karanganyar

3. Keadaan Gedung TK Mutiara Bunda Jembangan

Keadaan bangunan TK Mutiara Bunda Jembangan masih dalam

tahap renovasi guna meningkatkan kualitas gedung. Saat ini sudah terdapat

gedung sebagai berikut:

a. Tujuh ruang kelas yang terdiri dari kelas KB, A1,A2,A3,B1,B2,B3

37

b. Ruang administrasi

c. Dapur

d. Ruang kolam renang

e. Ruang kebun binatang mini

f. Satu dipo

g. Dua WC

h. Ruang UKS

i. Ruang Komputer

4. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi KB/TK Mutiara Bunda

“Mewujudkan insan yang berkwalitas, cerdas, cakap, terampil, beriman

dan berakhlak mulia”

b. Misi KB/TK Mutiara Bunda

1) Menyelenggarakan pendidikan anak usia dini sesuai dengan usia

tumbuh kembang anak yang dibingkai dengan sentuhan nilai-nilai

ajaran agama

2) Membangun suasana yang menyenangkan, adil kreatif, dan berkesan

bagi pembentukan kepribadian anak

3) Menciptakan dasar perkembangan pengetahuan, sikap, ketrampilan,

dan daya cipta untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya

4) Membangun kerjasama yang harmonis dengan orang tua, masyarakat

dan pemerintah dan sekolah.

38

c. Tujuan KB/TK Mutiara Bunda

1) Terwujudnya anak yang berakhlak mulia dan berbudi luhur

2) Terwujudnya anak yang beriman dan bertaqwa

3) Terwujudnya anak yang berkembang sesuai dengan nilai-nilai ajaran

islam

4) Terwujudnya anak yang berkepribadian menyenangkan, adil, cerdas

dan kreatif

5) Terwujudnya anak yang memiliki pengetahuan, sikap, ketrampilan,

dan daya cipta dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya

6) Terwujudnya anak yang mampu bekerja sama secara harmonis

dengan orang tua, masyarakat sekolah dan pemerintah

7) Terwujudnya anak yang berkembang sesuai dengan nilai-nilai ajaran

agama islam

5. Data Siswa dan Guru

a. Data Siswa

Tabel 3.1 Data Seluruh Siswa TK Mutiara Bunda Jembangan

No Kelompok L P Jumlah

1 Kelompok Bermain 10 11 21

2 Kelompok A 28 20 48

3 Kelompok B 26 25 51

Jumlah 64 56 120

39

b. Data Guru

Tabel 3.2 Data Guru TK Mutiara Bunda Jembangan

No Nama Status Perangkat Pendidikan Jabatan

1 Umiyati S.H Sertifikasi A2 S1 Kepala

Sekolah

2 Desi Ratnawati,

S. Pd.I

Non PNS A1 S1 Pendidik

3 Retno

Wahyuningsih,

S.Si

Non PNS B1 S1 Pendidik

4 Dewi Arumdati,

S.Pd

Non PNS B2 S1 Pendidik

5 Sri Hartini,

S.Pd.I

Non PNS B3 S1 Pendidik

6 Ilma Titis R,

S.Pd

Non PNS A3 S1 Pendidik

7 Inggrid Rizqa. A Non PNS KB SMA Pendidik

8 Hilda Dwi

Pangesti

Non PNS KB SMA Pendidik

9 Dewi Nur. C, A.

Mk

Non PNS KB2 D3 Pendidik

10 Wahyu Werti Non PNS KB1 SMA Pendidik

11 Dyah Kartini Non PNS Tata

Usaha

SMEA Tata

usaha

12 Mulyati Non PNS KB3 SPG Pendidik

40

6. Struktur Organisasi

Pembina

Ka. UPT PUDNFI dan SD

Kepala Desa Kaling

Pembina Teknis

Pengawas TK

K

Gambar 3.1 Struktur Organisasi di TK Mutiara Bunda Jembangan

7. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B di Tk Mutiara

Bunda Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 16 anak yang terdiri dari 8 anak

laki-laki dan 8 anak perempuan. Peneliti memilih kelompok B, karena usia

perkembangan kemampuan motorik kasar kelompok B sudah lebih matang

dan pemahaman anak kelompok B sudah lebih baik.

Wali

Kelas A1

Desi R,

S.Pd

Wali

Kelas A2

Umiyati,

S.H

Wali

Kelas A3

Ilma. T.R,

S.Pd.I

Kepala Sekolah

Umiyati, S.H

Tata Usaha

Dyah Kartini

Wali

Kelas B1

Retno W,

S.Sn

Wali

Kelas B2

Dewi A,

S.Pd

Wali

Kelas B3

Sri Hartini

S.Pd.I

41

Adapun nama-nama siswa yang menjadi subjek penelitian ini dapat

dilihat dalam table berikut:

Tabel 3.3 Data Siswa Klompok B3 TK Mutiara Bunda Jembangan

No Nama Siswa Jenis Klamin

Perempuan Laki-laki

1. A P D √

2. A P A √

3. A R R √

4. A N Z √

5. A Y U P √

6. A Z √

7. C N N √

8. F N A √

9. H A P √

10. H Y F √

11. L L W √

12. M F J √

13. M N D A √

14. R G N √

15. S T D √

16. T A P √

Jumlah 8 8

42

8. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan observasi, pra tindakan dan dua kali

pertemuan (siklus I dan siklus II) di TK Mutiara Bunda Jembangan. Waktu

pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No Siklus Pelaksanaan Penelitian

1. Observasi 16 Juli 2018

2. Pra Tindakan 23 Juli 2018

3. Siklus I 25 Juli 2018

4. Siklus II 1 Agustus 2018

E. Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus

Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara

dengan kepala sekolah dan anak kelompok B di Tk Mutiara Bunda

Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman

sejawad perlu mengambil langkah untuk mengembangkan kemampuan

motorik kasar melalui kegiatan menari kreasi baru pada anak TK B. Peneliti

dan teman sejawad sepakat untuk melaksanakan tindakan Pra Siklus yang

dilaksanakan dalam waktu dua hari, pertemuan pertama pada hari Senin, 16

Juli 2018 dan pertemuan ke dua hari Slasa, 17 Juli 2018.

Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pengembangan

kemampuan motorik kasar melalui kegiatan menari kreasi baru. Selama ini

43

pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan metode menari tanpa

diikuti media yang menarik. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala

sekolah diperoleh data bahwa sebagian besar anak kurang tertarik dan malu

untuk belajar menari untuk mengembangkan motorik kasar.

Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di Tk Mutiara Bunda

Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar khususnya pada kelompok B pada hari Rabu, 16 Juli dan hari

Kamis, 17 Juli 2018 diperoleh daya tangkap anak atau penguasaan terhadap

pengembangan motorik kasar melalui kegiatan menari krasi baru mencapai

37%. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah

80%. Jika hasil penguasaan pengembangan kemampuan motorik kasar

melalui kegiatan menari kreasi baru belum mencapai angka yang telah

ditetapkan maka, pembelajaran Pra Siklus belum berhasil.

B. Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru kelas membahas

teknis pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Penyusunan RPPH ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian),

penyusunan RPPH tetap menggunakan seperti yang sudah ada di

sekolah agar tidak menganggu kegiatan pembelajaran lainnya. Jadi

kegiatan tari kreasi baru diadakan diawal pembelajaran inti, dimana

anak-anak masih bersemangat.

44

b. Menyiapkan tempat dan alat yang diginakan yaitu

c. Menyiapkan lembar observasi dan dokumentasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi melaksanakan apa

yang sudah direncanakan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai

dengan RPPH yang telah dibuat. Peneliti melaksanakan pembelajaran

menggunakan kegiatan motorik kasar diawal pembelajaran yaitu dengan

tari kreasi baru. Kegiatan pembelajaran yaitu terdiri kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Disini peneliti juga memerhatikan

tentang kesesuain antara perencanaan dengan pelaksanaan pempelajaran

mengenai kegiatan menari kreasi baru.

3. Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilaksanakan peneliti dan guru selama proses

pelaksanaan dilakukan. Tahap observasi ini mengamati hal – hal yang

sudah disebutkan dalam pelaksanaan, terhadap proses tindakan, hasil, dan

situasi tindakan serta hambatan dalam tindakan. Pengamatan ini dilakukan

ketika anak melakukan kegiatan tari kreasi. Berikut adalah cara observasi

yang dilakukan oleh peneliti:

a. Peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan anak dalam

berjalan dengan berbagai variasi seperti berjalan di tempat, berjalan ke

kanan dan ke kiri, berjalan maju dan mundur, dan saat anak melakukan

gerakan tari dengan baik sesuai dengan yang dicontohkan guru.

Pengamatan ini dilakukan dengan mengisi lembar observasi (checlist)

45

yaitu peneliti mengamati anak dalam melakukan tari kreasi yang

dilakukan.

b. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dilakukan oleh peneliti untuk

melihat bagaimana guru mengajar tari kreasi, apakah sudah sesuai

dengan perencanaan sebelumnya atau tidak, selain itu berguna untuk

mengetahui kemampuan anak yang dicapai selama tindakan.

4. Tahap Refleksi

Tindakan refleksi dilakukan untuk mengingat kembali tindakan yang

telah dilakukan dan menganalisis data observasi pada kemampuan anak

melakukan tari kreasi baru. Guru dan peneliti melakukan diskusi apa saja

hambatan yang terjadi dan cara untuk melakukan perbaikan pada tindakan

selanjutnya.

C. Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Siklus II dilaksanakan apabila siklus I belum mencapai indikator

keberhasilan yang diharapkan. Tindakan siklus II dilaksanakan untuk

memperbaiki siklus I. Pada siklus II juga melalui tahapan seperti siklus I.

Pada tahap perencanaan prosedurnya juga sama dengan siklus I dan

kegiatan yang dilakukan dengan memperbaiki kekurangan pada saat

pemberian siklus I.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian melakukan kegiatan yang sama

pada siklus I, tetapi dilakukan setelah ada perbaikan. Dimana pada tahap

46

ini proses peningkatan motorik kasar dilakukan dengan memberikan anak

waktu yang lebih banyak untuk melakukan kegiatan tari sendiri. sehingga

anak terlihat lebih aktif, percaya diri, dan mampu melakukan tari kreasi

baru dengan lebih baik.

3. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan peneliti dan guru selama proses tindakan

dilakukan. Tahap observasi ini mengamati hal – hal yang sudah disebutkan

dalam pelaksanaan, terhadap proses tindakan, hasil, dan situasi tindakan

serta hambatan dalam tindakan. Pengamatan ini dilakukan ketika anak

melakukan kegiatan tari kreasi baru.

4. Tahap Refleksi

Tindakan refleksi dilakukan untuk mengingat kembali tindakan yang

telah dilakukan dan menganalisis data observasi pada kemampuan anak

melakukan tari kreasi. Guru dan peneliti melakukan diskusi apa saja

hambatan yang terjadi dan cara untuk melakukan perbaikan pada tindakan

selanjutnya.

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pra Siklus

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan penelitian

melalui kegiatan menari kreasi baru untuk mengetahui kemampuan

motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan

Rt 4 Rw 3 Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.

Sebelum penelitian, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui

bagaimana kemampuan motorik kasar yang dimiliki oleh anak. Kegiatan

observasi ini dilakukan pada tanggal 16 juli 2018. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan kepada anak mengenai kemampuan motorik

kasar anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan masih belum

optimal.

Dalam menggerakan tubuh saat berjalan dengan berbagai variasi dan

mengkombinasikan tangan dan kaki secara bersamaan anak-anak usia 5-6

tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan masih belum optimal. Hal ini

terlihat ketika anak berbaris di depan kelas. Sebelum masuk kelas, anak-

anak berbaris di depan kelas sambil menyanyikan lagu. Disini masih

terlihat bahwa anak masih malu dan kesulitan dalam menggerakan tubuh

dengan bervariasi seperti berjalan di tempat, berjalan ke kanan dan ke kiri

dan berjalan maju mundur serta mengkombinasikan tangan dan kaki.

48

Masih banyak anak yang diam tidak menggerakkan kaki, tangan dan

tubuhnya sesuai perintah guru. Ketika guru memberikan contoh berjalan di

tempat sambil bertepuk tangan, masih banyak anak yang mengalami malu

dan kesulitan. Ada anak yang hanya berjalan maju saja dan tidak mau

mundur, ada anak yang hanya menggerakkan kaki saja, ada anak yang

hanya bertepuk tangan dan ada pula anak yang justru diam saja.

Berdasarkan data di atas, penulis kemudian melakukan kegiatan pra

tindakan sebelum melaksanakan siklus pertama untuk mengetahui

kemampuan awal anak dalam melakukan kegiatan tari kreasi baru. Berikut

merupakan penjabaran pada saat kegiatan pra tindakan:

Kegiatan pra tindakan dilaksanakan pada hari Senin, 23 Juli 2018.

Kegiatan ini dilakukan di dalam ruang kelas B3 untuk anak usia 5-6 tahun.

Jumlah anak yang mengikuti tari kreasi baru pada kegiatan pra tindakan

berjumlah 16 anak.

Kegiatan dimulai ketika bel berbunyi dan anak-anak kelompok B

berbaris kemudian membentuk lingkaran dipimpin oleh guru piket

dihalaman setelah selesai anak mulai masuk ke kelas masing-masing dan

guru mengucapkan salam, serta memimpin membaca doa-doa harian, doa

belajar, hafalan surat pendek, hafalan hadis pendek, asmaul husna dan

menayakan kabar anak. Setelah itu guru mengabsen anak dengan

berhitung rantai. Guru memberikan informasi kepada anak bahwa pada

hari itu akan belajar tari bersama penulis.

49

Selanjutnya guru kelas memperkenalkan penulis kepada anak,

penulis mengucapkan salam, dan menanyakan bagaimana kabar anak-anak

pada hari itu, lalu memperkenalkan diri bahwa pada hari ini penulis dan

guru akan mengajarkan tari kreasi baru kepada anak. Kemudian anak

diminta berbaris dan merentangkan tangan agar saat pelaksanaan tari tidak

saling bertabrakan.

Pada pertemuan pra tindakan ini, penulis dan guru mengajarkan

gerakan tari kepada anak tanpa diiringi musik terlebih dahulu. Hal ini

dikarenakan agar anak mengetahui dan mengenal gerakan tari. Gerakan

yang pertama kali diajarkan adalah gerakan jalan di tempat dengan kedua

tangan di pinggang dan menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri. Dan

setelah gerakan pertama anak-anak sudah hafal dan lancar kemudian

gerakan tari dicoba dengan diiringi musik. Apabila anak sudah bisa

mengikuti maka akan ditambah gerakan kedua tanpa diiringi musik,

gerakan yang kedua diajarkan adalah tangan melambai-lambai keatas dan

kepala mengangguk-angguk dengan kaki maju menyilang dengan gantian.

Di gerakan tari kedua anak mulai bingung menirukan gerakannya anak

juga sudah mengeluh capek jadi pembelajaran tari kreasi baru gembira

berkumpul ini di akhiri dengan mengulang gerakan dari awal sampai

terakhir yang diajarkan dengan diringi musik, setelah selesai melakukan

gerakan tari ditutup dengan salam.

50

Berikut ini penyajian data hasil kemampuan motorik kasar anak pada

pra tindakan:

Tabel 4.1 Hasil Motorik kasar Anak pada Pra Tindakan

Keterangan:

BSB : Berkembang Sangat Baik MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan BB : Belum Berkembang

No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan Kriteria

BSB BSH MB BB

1 A P D 40 75 √

2 A P A 50 75 √

3 A R R 45 75 √

4 A N Z 30 75 √

5 A Y U P 40 75 √

6 A Z 60 75 √

7 C N N 45 75 √

8 F N A 35 75 √

9 H A P 40 75 √

10 H Y F 50 75 √

11 L L W 30 75 √

12 M F J 50 75 √

13 M N D A 45 75 √

14 R G N 40 75 √

15 S T D 50 75 √

16 T A P 30 75 √

Jumlah 680 1 11 4

Rata-rata 42,50

persentase Kriteria 6,25

%

68,7

5 %

25%

51

Secara terperinci dapat dijelaskan melalui analisis data rekapitulasi

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Motorik Kasar Anak pada Pra Tindakan

No Kriteria Jumlah Anak Presentase %

1. BSB -

2. BSH 1 6,25 %

3. MB 11 68,75%

4. BB 4 25%

Jumlah Anak : 16

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan motorik

kasar anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan ketika Pra

tindakan adalah sebagai berikut:

Kemampuan motorik kasar anak yang berada pada kriteria BB

(Belum Berkembang) yaitu 4 anak dari 16 anak atau dengan persentase

25% pada kriteria MB (Mulai Berkembang) terdapat 11 dari 16 anak atau

dengan persentase 68,75 % pada kriteria BSH (Berkembang Sesuai

Harapan) terdapat 1 dari 16 anak atau dengan persentase 6,25 % dan

jumlah nilai rata-rata persentase seluruh anak pada pra tindakan ini adalah

sebesar 42,50

52

Berdasarkan hasil tabel 4.2 di atas dapat diperjelas melalui grafik dibawah

ini:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

BSB BSH MB BB

BSB

BSH

MB

BB

6,25

68,75

25

0

Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Motorik Kasar Anak

pada Pra tindakan

Observasi juga dilakukan pada indikator untuk mengetahui

peningkatan indikator motorik kasar anak pada pra tindakan anak usia 5-6

tahun yang dilakukan di TK Mutiara Bunda Jembangan yang disajikan

dalam tabel berikut ini:

53

Tabel 4.3

Hasil Observasi Motorik Kasar Awal Pra tindakan pada Indikator

No Indikator Persentase

Kemampuan Anak

Jumlah Anak

1. Menirukan gerak tari kreasi

baru sesuai dengan iringan

musik

25% 4

2. Gerakan mengayunkan badan

dan tangan

18,75% 3

3. Gerakan mengayunkan

tangan, kaki dan

mengangguk-anggukan kepala

25% 4

4. Berjalan ditempat, melambai-

lambaikan tangan dengan

iringan musik

31,25 % 5

5. Berjalan maju mundur dan

menyilangkan kaki dengan

iringan musik

6,25% 1

6. Menyerongkan kaki dan

tangan secara bergantian ke

kanan dan ke kiri dengan

iringan musik

12,5% 2

54

Data di atas menunjukkan bahwa pada indikator pra tindakan

masih sedikit anak yang dapat mencapai indikator, yaitu hanya 4 anak

yang dapat menirukan gerakan tari kreasi sesuai dengan iringan musik

dengan persentase 25%, 3 anak dapat melakukan gerakan mengayunkan

tangan dan badan dengan persentase 18,75%, 2 anak dapat melakukan

gerakan mengayunkan tangan,kaki dan mengangguk-anggukkan kepala

dengan persentase 25%, 5 anak dapat berjalan di tempatdan melambai-

lambaikan tangan dengan iringan musik dengan persentase 31,25 %, 1

anak dapat berjalan maju mundur dan menyilangkan kaki dengan iringan

musik dengan pesrentase 6,25% dan 2 anak dapat menyerongkan kaki dan

tangan secara bergantian ke kanan dan ke kiri dengan iringan musik

dengan persentase 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa dari 16 anak yang

diteliti pada pra tindakan hanya beberapa orang anak saja yang memiliki

kemampuan motorik kasar yang baik dari setiap indikator dengan kriteria

berkembang sesuai harapan.

Berdasarkan beberapa tabel di atas menunjukkan bahwa pada

pelaksanaan pra tindakan hasil kemampuan motorik kasar anak melalui

kegiatan tari kreasi baru pada kriteria BB (Belum Berkembang) yaitu 4

anak dari 16 anak atau dengan persentase 25%, pada kriteria MB (Mulai

Berkembang) terdapat 11 dari 16 anak atau dengan persentase 68,75%,

pada kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) terdapat 1 dari 16 anak

atau dengan persentase 6,25% dengan nilai rata-rata 42,50 belum

mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti yaitu 85

55

atau 10 Anak dari 16 Anak yang berada pada kriteria berkembang sangat

baik. Pada hasil penilaian indikator kegiatan tari kreasi juga hanya

beberapa anak yang dapat melakukan indikator pada kriteria berkembang

sesuai harapan.

Berdasaarkan hasil penelitian Pra tindakan dapat dilihat bahwa

kemampuan motorik kasar anak masih rendah yaitu dengan rata-rata 42,50

belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti yaitu

85 %, maka penulis melakukan tindakan pada tahap selanjutnya yaitu

tindakan siklus I untuk dapat meningkatkan motorik kasar pada anak

melalui kegiatan tari kreasi baru. Kegiatan ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di TK

Mutiara Bunda Jembangan.

2. Deskripsi Data Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Juli

2018. Berikut merupakan penjabaran dari pelaksanaan penelitian tindakan

kelas pada anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan.

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, langkah atau rencana yang

dipersiapkan peneliti adalah:

1) Melakukan kombinasi dengan guru kelas.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

3) Mempersiapkan gerakan dan musik yang akan digunakan.

56

4) Mempersiapkan media dan sumber belajar yang dibutuhkan seperti

Speaker mini.

5) Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat peningkatan

motorik kasar anak.

6) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan

pembelajaran seperti kamera.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 25 Juli 2018.

Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada siklus I sebanyak 16

anak. Tema yang digunakan hari itu adalah diri sendiri, sub tema

mengenal sebagian tubuh. Sebelum proses kegiatan menari kreasi baru

berlangsung, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan diri dan

menguasai tarian kreasi baru serta media yang akan membantu dalam

berlangsungnya kegiatan. Media yang digunakan adalah speaker mini.

Kegiatan awal sebelum menari kreasi baru meliputi kegiatan baris-

berbaris, berdoa, salam, hafalan surat-surat pendek, bercakap-cakap dan

mengenalkan tema pada hari itu. Peneliti melaksanakan kegiatan menari

kreasi baru untuk meningkatkan motorik kasar pada anak dengan

gerakan – gerakan sederhana dan mudah dari tarian bergembira

berkumpul. Peneliti dan guru berkolaborasi memberikan contoh

gerakan tari kreasi di depan kelas dan instruksi secara lisan lalu anak

mengikuti gerakan tersebut. Setelah anak sudah mulai hafal gerakan tari

kreasi gembira berkumpul maka peneliti dan guru langung mengulangi

57

tarian tersebut dengan diiringi musik. Disitu peneliti melihat bahwa

anak-anak mulai menari dengan baik walau masih sedikit malu-malu

dan salah.

c. Observasi

Pada awal pertemuan siklus I anak terlihat masih canggung

menggerakkan tubuhnya. Meskipun demikian anak tertarik terhadap

gerakan-gerakan yang diajarkan. Hal ini terlihat dari antusias anak

dalam mengikuti gerakan yang diajarkan.

Berdasarkan hasil pengamatan masih terlihat banyak anak yang

enggan untuk menggerakkan tubuhnya. Ada anak yang hanya

menggerakkan tangannya saja, ada anak yang hanya ikut menggerakkan

kakinya saja, bahkan ada pula anak yang hanya diam tidak mengikuti

gerakan yang diajarkan. Meskipun demikian, terdapat pula anak yang

dengan semangat mengikuti gerakan yang diajarkan.

Setelah anak mulai berani menggerakan tubuh dngan baik kegiatan

tari kreasi baru ini sudah mulai menggunakan musik. Anak terlihat

lebih antusias dan bersemangat dalam melakukan kegiatan tari kreasi

baru. Maskipun masih ada anak yang enggan untuk menggerkakan

tubuh, tetapi sebagian besar anak sudah mau mengikuti gerakan tari

kreasi baru. Gerakan yang dilakukan juga belum sempurna, anak masih

menyesuaikan antara gerakan dengan musik. Anak belum hafal seluruh

gerakan-gerakan tari kreasi sehingga masih terlihat bingung.

58

Setelah pelaksanaan tindakan pada pertemuan siklus I ini, peneliti

mendapatkan hasil data kemampuan motorik kasar anak.

Berikut ini penyajian data hasil kemampuan motorik kasar anak pada siklus I:

Tabel 4.4 Hasil Motorik kasar Anak pada Siklus I

Keterangan :

BSB : Berkembang Sesuai Harapan MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sangat Baik BB : Belum Berkembang

No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan Kriteria

BSB BSH MB BB

1 A P D 60 75 √

2 A P A 80 75 √

3 A R R 65 75 √

4 A N Z 50 75 √

5 A Y U P 55 75 √

6 A Z 85 75 √

7 C N N 60 75 √

8 F N A 45 75 √

9 H A P 65 75 √

10 H Y F 70 75 √

11 L L W 50 75 √

12 M F J 85 75 √

13 M N D A 60 75 √

14 R G N 60 75 √

15 S T D 85 75 √

16 T A P 50 75 √

Jumlah 1025 4 7 5

Rata-rata 64,06

persentase Kriteria 25% 43,7

5%

31,2

5%

59

Secara terperinci dapat dijelaskan melalui analisis data rekapitulasi pada tabel

di bawah ini :

Tabel 4.5 Rekapitulasi Observasi Motorik Kasar Anak pada Siklus I

No Kriteria Jumlah Anak Presentase %

1. BSB 4 25%

2. BSH 7 43,75%

3. MB 5 31,25%

4. BB -

Jumlah Anak : 16

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan motorik

kasar anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan pada siklus I

adalah sebagai berikut:

Kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan menari kreasi

baru yang berada pada kriteria MB (Mulai Berkembang) yaitu 5 anak dari

16 anak atau dengan persentase 31,25% pada kriteria BSH (Berkembang

Sesuai Harapan) terdapat 7 dari 16 anak atau dengan persentase 43,75%

pada kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) terdapat 4 dari 16 anak atau

dengan persentase 25% dan jumlah nilai rata-rata persentase seluruh anak

pada siklus I ini adalah sebesar 64,06

60

Berdasarkan tabel 4.5 yang berupa hasil observasi siklus I

perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun dapat diperjelas melalui

grafik berikut ini:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

BSB BSH MB BB

BSB

BSH

MB

BB25

43,75

31,25

Gambar 4.2Diagram Hasil Observasi Motorik Kasar Anak

pada Siklus I

Observasi juga dilakukan pada indikator untuk mengetahui

peningkatan indikator motorik kasar anak pada siklus I anak usia 5-6 tahun

yang dilakukan di TK Mutiara Bunda Jembangan yang disajikan dalam

tabel dibawah ini:

61

Tabel 4.6 Hasil ObservasiMotorik Kasar Siklus I pada Indikator

No Indikator Persentase

Kemampuan Anak

Jumlah Anak

1. Menirukan gerak tari kreasi

baru sesuai dengan iringan

music

43,75% 7

2. Gerakan mengayunkan

badan dan tangan

56,25% 9

3. Gerakan mengayunkan

tangan, kaki dan

mengangguk-angguk

50% 8

4. Berjalan ditempat,

melambai-lambaikan tangan

dengan iringan music

62,5% 10

5. Berjalan maju mundur dan

menyilangkan kaki dengan

iringan music

37,5% 6

6. Menyerongkan kaki dan

tangan secara bergantian ke

kanan dan ke kiri dengan

iringan musik

43,75% 7

62

d. Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti bersama guru melakukan diskusi

mengenai pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan. Ditemukan

beberapa kendala yang mempengaruhi peningkatan kemampuan

motorik kasar pada anak.

Beberapa kendala yang perlu dicari solusinya yaitu:

a) Anak masih banyak melakukan gerakan yang tidak sesuai dengan

gerakan yang dicontohkan peneliti.

b) Beberapa anak membuat ribut dan berbicara sendiri hingga

mengganggu konsentrasi dari teman lainnya.

c) Beberapa anak masih sulit berkonsentrasi dalam mengingat gerakan

tari kreasi baru, sehingga sering kali lupa terhadap gerakan tari

kreasi baru tersebut.

d) Beberapa anak belum mampu menyesuaikan gerakan dengan musik.

Berdasarkan beberapa kendala yang muncul, maka peneliti dan

guru melakukan diskusi untuk mencari solusi atas kendala tersebut.

Adapun solusi dari beberapa kendala tersebut adalah:

a) Melakukan pengulangan terhadap gerakan tari kreasi baru, tetapi

disini peneliti lebih memberikan kebebasan kepada anak untuk

bergerak sendiri. peneliti hanya mengingatkan gerakan tari dengan

lisan saja. Disini anak yang sudah lebih mampu mengingat gerakan

tari kreasi baru akan dijadikan contoh oleh teman lainnya.

63

b) Menempatkan anak yang sudah mahir dalam melakukan kegiatan

tari kreasi di barisan yang paling depan, agar anak yang lain dapat

meniru gerakan anak tersebut.

c) Mengingatkan dan memisahkan anak yang suka membuat keributan

agar mau berkonsentrasi terhadap gerakan dan tidak mengganggu

temannya.

d) Memisahkan posisi anak yang suka berbicara sendiri agar tidak

menimbulkan keributan.

Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I dapat dilihat bahwa

kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda

Jembangan sudah meningkat dengan nilai rata-rata 64,06 tetapi belum

mencapai target dari peneliti yaitu 85% atau 14 anak dari 16 anak berada

pada kriteria berkembang sangat baik, oleh karena itu peneliti

merencanakan kembali kegiatan tari kreasi pada siklus II.

Pelaksanaan kegiatan tari kreasi pada siklus II ini lebih

menekankan pada keaktifan anak dalam melaksanakan gerakan tari kreasi

baru. Disini yang berperan aktif adalah anak. Peneliti dan guru hanya

memberikan instruksi dengan lisan dan sesekali mengingatkan gerakan tari

apabila anak lupa. Selain itu, anak yang lebih mampu dalam melakukan

kegiatan tari kreasi baru ditempatkan pada barisan depan agar dapat

menjadi contoh teman lainnya. Diharapkan pada siklus berikutnya dapat

meningkatkan motorik kasar anak melalui kegiata kreasi baru pada anak

usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan.

64

3. Deskripsi Data Siklus II

Pada siklus II dilakukan sekali pertemuan yaitu dilaksanakan pada

tanggal 1 Agustus 2018 dengan jumlah 16 anak. Berikut merupakan

penjabaran dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada anak usia 5-6

tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan.

a. Perencanaan

Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti dan guru berdiskusi

menyususun perencanaan perbaikan untuk pelaksanaan siklus II. Pada

tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran, sama seperti pada siklus I, yaitu:

1) Melakukan kombinasi dengan guru kelas.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

3) Mempersiapkan gerakan dan musik yang akan digunakan.

4) Mempersiapkan media dan sumber belajar yang dibutuhkan seperti

Speaker mini.

5) Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat peningkatan

motorik kasar anak.

6) Mempersiapkan alat-alat untuk mendokumentasikan kegiatan

pembelajaran seperti kamera.

b. Pelaksanaan

Pertemuan pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Agustus

2018. Jumlah anak yang mengikuti kegiatan tari kreasi baru gembira

berkumpul pada pertemuan Siklus II yaitu 16 anak. Tema yang

65

digunakan hari itu adalah diri sendiri, sub tema anggota tubuh. Kegiatan

awal pada pembelajaran ini meliputi kegiatan baris-berbaris, berdoa,

salam, hafalan surat-surat pendek, doa sehari-hari, hafalan hadis-hadis,

membaca asmaul husna, tanya jawab, bercakap-cakap dan mengenalkan

tema pada hari itu. Peneliti dan guru kolaborasi menempatkan anak

yang sudah hafal gerakan tari kreasi baru gembira berkumpul pada

barisan depan, agar anak yang belum hafal gerakan tari tersebut dapat

mengikuti gerakan-gerakan tari anak yang sudah hafal. Kegiatan tari

kreasi baru gembira berkumpul pada siklus ini berawal anak-anak

menari dengan gerakan tanpa diiringi musik tujuannya agar anak

mengingat dulu gerakan tari tersebut setelah anak sudah mulai ingat dan

hafal dengan gerakan tari kreasi baru bergembira berkumpul maka

saatnya anak-anak menari dengan diiringi musik, kegiatan menari

kreasi baru pada siklus ini diulangi selama beberapa kali lebih banyak

dari siklus sebelumnya.

c. Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan

guru, selama proses kegiatan tari kreasi pada siklus II anak sudah mulai

terampil menggerakkan anggota badannya. Anak terlihat lebih

bersemangat dan tidak malu-malu untuk bergerak. Anak sudah mulai

hafal gerakan tari kreasi dan sudah familiar mendengar musik yang

digunakan. Sudah banyak anak yang terampil menggerakkan tangan,

66

badan, dan kakinya mengikuti irama musik. Selain itu tari kreasi lebih

banyak dialakukan oleh anak sendiri.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II peneliti mendapatkan

hasil data kemampuan motorik kasar anak. Berikut ini penyajian data

hasil kemampuan motorik kasar anak pada siklus II:

Tabel 4.7 Hasil Motorik Kasar Anak pada Siklus II:

No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan Kriteria

BSB BSH MB BB

1 A P D 85 75 √

2 A P A 95 75 √

3 A R R 80 75 √

4 A N Z 75 75 √

5 A Y U P 80 75 √

6 A Z 95 75 √

7 C N N 90 75 √

8 F N A 75 75 √

9 H A P 85 75 √

10 H Y F 90 75 √

11 L L W 75 75 √

12 M F J 95 75 √

13 M N D A 90 75 √

14 R G N 95 75 √

15 S T D 95 75 √

16 T A P 70 75 √

Jumlah 1370 12 3 1

Rata-rata 85,62

persentase Kriteria 75% 18,7

5%

6,25

%

67

Keterangan :

BSB : Berkembang Sesuai Harapan MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sangat Baik BB : Belum Berkembang

Secara terperinci dapat dijelaskan melalui analisis data rekapitulasi pada tabel

di bawah ini :

Tabel 4.8 Rekapitulasi Observasi Motorik Kasar Anak pada Siklus II

No Kriteria Jumlah Anak Presentase %

1. BSB 12 75%

2. BSH 3 18,75%

3. MB 1 6,25%

4. BB -

Jumlah Anak : 16

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan motorik

kasar anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda Jembangan pada siklus II

adalah sebagai berikut:

Kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan menari kreasi

baru yang berada pada kriteria MB (Mulai Berkembang) yaitu 1 anak dari

16 anak atau dengan persentase 6,25% pada kriteria BSH (Berkembang

Sesuai Harapan) terdapat 3 dari 16 anak atau dengan persentase 18,75%

pada kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) terdapat 12 dari 16 anak

atau dengan persentase 75% dan jumlah nilai rata-rata persentase seluruh

anak pada siklus I ini adalah sebesar 85,62%. Data hasil rekapitulasi siklus

II dapat digambarkan melalui grafik berikut ini:

68

0

10

20

30

40

50

60

70

80

BSB BSH MB BB

BSB

BSH

MB

BB

75

18,75

6,25

0

Gambar 4.3 Diagram Hasil Observasi Motorik Kasar Anak

pada Siklus II

Berdasarkan gambar grafik di atas dapat dilihat kemampuan

motorik kasar anak tertinggi pada siklus II pada kriteria BSB

(Berkembang Sangat Baik) berjumlah 12 dari 16 orang anak dengan

persentase 75%, terandah pada kriteria MB (Mulai Berkembang)

berjumlah 1 dari 16 orang anak dengan persentase 6,25%, dan pada

kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) berjumlah 3 dari 16 orang

anak dengan persentase 18,75%, serta tidak ada anak yang berada pada

kriteria BB (Belum Berkembang). Hal ini menunjukkan bahwa pada

siklus II terjadi peningkatan kemampuan motorik kasar yang signifikan,

anak yang berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik berjumlah 12

orang anak dengan persentase 75% dibandingkan pada siklus I anak

69

yang berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik hanya berjumlah 7

orang anak dengan persetase 43,75%.

Selanjutnya hasil observasi kegiatan tari kreasi baru gembira berkumpul

dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat disajikan pada data

berikut ini :

Tabel 4.9

Perbandingan Rekapitulasi Motorik Kasar pada Pra tindakan,

Siklus I, dan Siklus II

No Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Kriteria Jumlah

Anak

Persentase Jumlah

Anak

Persentase Jumlah

Anak

Persentase

1. BSB - - 4 25% 12 75%

2. BSH 1 6,25% 7 43,75% 3 18,75%

3. MB 11 68,75% 5 31.25% 1 6,25%

4. BB 4 25% - - - -

Nilai Rata-Rata 42,50% 64,06% 85,62%

Berdasarkan tabel 4.9 perbandingan hasil observasi di atas kemampuan

motorik kasar anak dapat digambarkan melalui diagram berikut ini:

70

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pra

Tindakan

Siklus I Siklus II

BSB

BSH

MB

BB

Nilai Rata-rata

25

6,25

68,75

25

42,50 43,75

31,25

64,06

75

18,75

6,25

85,62

Gambar 4.4 Diagram Rekapitulasi Motorik Kasar Anak

pada Pra tindakan, Siklus I dan Siklus II

Pada gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa pada pra tindakan

kemampuan motorik kasar anak tertinggi berada pada kriteria MB (Mulai

Berkembang) berjumlah 11 dari 16 orang anak dengan persentase 68,75%

dan terendah berada pada kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

berjumlah 1 dari 16 orang anak dengan persentase 6,75%, pada kriteria BB

(Belum Berkembang) berjumlah 4 dari 16 orang anak dengan persentase

25%, dan belum ada anak yag berada pada kriteria BSB (Berkembang

Sangat Baik). Pada siklus I kemampuan motorik kasar anak tertinggi

berada pada kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) berjumlah 7 dari

16 orang anak dengan persentase 43,75% dan terendah berada pada

kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) berjumlah 4 dari 16 orang anak

dengan persentase 25%, pada kriteria MB (Mulai Berkembang) berjumlah

71

5 dari 16 orang anak dengan persentase 31,25%, dan tidak ada anak yang

berada pada kriteria BB (Belum Berkembang). Dan pada siklus II

kemampuan motorik kasar anak tertinggi berada pada kriteria BSB

(Berkembang Sangat Baik) berjumlah 12 dari 16 orang anak dengan

persentase 75% dan terendah pada kriteria MB (Mulai Berkembang)

berjumlah 1 dari 16 orang anak dengan persentase 6,25% dan BSH

(Berkembang Sesuai Harapan) berjumlah 3 dari 16 orang anak dengan

persentase 18,75% dan tidak ada anak yang berada pada kriteria BB

(Belum Berkembang). Hal ini menunjukkan bahwa pada kegiatan pra

tindakan, siklus I dan siklus II terjadi peningkatan kemampuan motorik

kasar anak melalui kegiatan menari kreasi baru.

Observasi juga dilakukan pada indikator untuk mengetahui

peningkatan indikator motorik kasar anak pada siklus II anak usia 5-6

tahun yang dilakukan di TK Mutiara Bunda Jembangan yang disajikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Observasi Motorik Kasar Siklus II pada Indikator

No Indikator Persentase

Kemampuan Anak

Jumlah Anak

1. Menirukan gerak tari kreasi

baru sesuai dengan iringan

musik

81,25% 13

2. Gerakan mengayunkan

badan dan tangan

87,5% 14

3. Gerakan mengayunkan 93,75% 15

72

tangan, kaki dan

mengangguk-angguk

4. Berjalan di tempat,

melambai-lambaikan tangan

dengan iringan musik

68,75% 11

5. Berjalan maju mundur dan

menyilangkan kaki dengan

iringan musik

43,75% 7

6. Menyerongkan kaki dan

tangan secara bergantian ke

kanan dan ke kiri dengan

iringan musik

56,25% 9

Berdasarkan tabel tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan

motorik kasar anak pada setiap pertemuannya meningkat dibandingkan

dengan siklus sebelumnya.

Pada siklus II pencapaian terbesar terjadi pada indikator gerakan

mengayunkan tangan, kaki dan mengangguk-angguk yaitu dengan rata-

rata hasil 93,75%, pencapaian terendah pada indikator berjalan maju

mundur dan menyilangkan kaki dengan iringan musik yaitu dengan rata-

rata hasil 43,75%, pada kegiatan gerakan mengayunkan tangan dan badan

memiliki rata-rata hasil 87,5%, pada kegiatan berjalan di tempat,

melambai-lambaikan tangandengan iringan musik memiliki rata-rata hasil

73

68,75%, pada saat indikator menirukan tari kreasi baru dengan iringan

musik memiliki rata-rata hasil 81,25%, serta pada indikator menyerongkan

kaki dan tangan secara bergantian ke kanan dan ke kiri dengan iringan

musik memiliki rata-rata hasil 56,25% yang masing-masing indikator

tersebut berada pada kriteria Mulai Berkembang, Berkembang Sesuai

Harapan dan Berkembang Sangat Baik.

Hasil peningkatan indikator-indikator pada kegiatan motorik kasar

pada pra tindakan, siklus I dan suklus II dapat disajikan pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.11

Rekapitulasi Indikator Motorik Kasar Pra tindakan, Siklus I dan

Siklus II

No Indikator Nilai Persentase

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

1. Menirukan gerak tari kreasi

baru sesuai dengan iringan

musik

25% 43,75% 81,25%

2. Gerakan mengayunkan badan

dan tangan

18,75% 56,25% 87,5%

3. Gerakan mengayunkan tangan,

kaki dan mengangguk-angguk

25% 50% 93,75%

4. Berjalan di tempat, melambai-

lambaikan tangan dengan

31,25% 62,5% 68,75%

74

iringan musik

5. Berjalan maju mundur dan

menyilangkan kaki dengan

iringan musik

6,25% 37,5% 43,75%

6. Menyerongkan kaki dan tangan

secara bergantian ke kanan dan

ke kiri dengan iringan musik

12,5% 43,75% 56,25%

Berdasarkan tabel Rekapitulasi indikator motorik kasar pada pra

tindakan, siklus I sampai pada siklus II di atas dapat disimpulkan bahwa

motorik kasar dapat di tingkatkan melalui kegiatan tari kreasi baru

sebagaimana terlihat pada indikator yang terus meningkat sampai pada

siklus II.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama siklus II

dapat dilihat bahwa melalui tarian kreasi baru berkumpul gembira dapat

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II kemampuan

motorik kasar anak sudah sesuai dengan target keberhasilan 85,62%

dalam penelitian yaitu telah mencapai persentase 75% pada kriteria

berkembang sangat baik, pada persentase 18,75% memiliki kriteria

berkembang sesuai harapan, pada persentase 6,25% memiliki kriteria

mulai berkembang, dan tidak ada anak yang berada pada kriteria Belum

75

Berkembang. Alasan ini digunakan peneliti untuk menghentikan atau

tidak melanjutkan siklus selanjutnya.

4. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik

kasar pada anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda melalui kegiatan tari

kreasi baru bergembira berkumpul.

Kegiatan tari kreasi baru ini dilaksanakan dalam dua siklus. Sebelum

melaksanakan siklus I peneliti melakukan kegiatan pratindakan untuk

mengetahui kemampuan awal motorik kasar anak. Dari tiga pertemuan

tersebut, pada pertemuan awal kegiatan tari kreasi dilakukan tanpa

menggunakan musik, sedangkan pertemuan berikutnya menggunakan musik.

Pada hasil kemampuan awal motorik kasar anak pada pratindakan

diperoleh nilai rata-rata pada anak 42,50%. Anak dengan kriteria BSH

(Berkembang Sesuai Harapan) berjumlah 1 orang atau dengan pesentase

6,25%, anak dengan kriteria MB (Mulai Berkembang) berjumlah 11 orang

atau dengan persentase 68,75%, dan anak dengan kriteria BB (Belum

Berkembang) berjumlah 4 dari 16 orang anak atau dengan persentase 25%.

Pada kemampuan motorik kasar setiap indikator diperoleh pencapaian

terbesar terjadi pada indikator berjalan ditempat, melambai-lambaikan tangan

dengan iringan musik yaitu 31,25% dengan kriteria berkembang sesuai

harapan dan pencapaian terendah pada indikator berjalan maju mundur dan

menyilangkan kaki dengan iringan musik yaitu 6,25%. Hal ini menunjukkan

76

bahwa persentase kemampuan motorik kasar pada anak masih rendah

sehingga harus dilakukan penelitian pada siklus I.

Kemampuan motorik kasar anak pada siklus I diperoleh nilai rata-rata

pada anak 64,06%. Anak dengan kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik)

berjumlah 4 orang anak atau dengan persentase 25%, Anak dengan kriteria

BSH (Berkembang Sesuai Harapan) berjumlah 7 orang anak atau dengan

pesentase 43,75%, dan anak dengan kriteria MB (Mulai Berkembang)

berjumlah 5 orang anak atau dengan persentase 31,25%. Pada kemampuan

motorik kasar setiap indikator diperoleh pencapaian terbesar adalah pada

indikator gerakan mengayunkan badan dan tangan yaitu 56,25% dengan

kriteria berkembang sangat baik dan dan pada pencapaian terendah pada

indikator berjalan maju mundur dan menyilangkan kaki dengan iringan musik

yaitu 37,5%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil persentase kemampuan

motorik kasar anak saat melakukan kegiatan kreasi belum mencapai indikator

keberhasilan yang sudah di tetapkan, yaitu 13 anak atau dengan persentase

85% anak yang berhasil melakukan tari kreasi pada kriteria berkambang

sangat baik. Maka harus melanjutkan penelitian pada siklus II.

Selanjutnya kemampuan motorik kasar anak pada siklus II diperoleh

nilai rata-rata pada anak 85,62, anak dengan kriteria BSB (Berkembang

Sangat Baik) berjumlah 12 orang anak atau dengan persentase 75%, anak

dengan kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) berjumlah 3 orang anak

atau dengan pesentase 18,75%, dan anak dengan kriteria MB (Mulai

Berkembang) berjumlah 1 orang anak atau dengan persentase 6,25%. Pada

77

kemampuan motorik kasar setiap indikator diperoleh pencapaian terbesar

adalah pada indikator menirukan gerakan mengayunkan tangan, kaki dan

mengangguk-angguk yaitu 93,75% pada kriteria berkembang sangat baik dan

pencapaian terendah pada indikator berjalan maju mundur dan menyilangkan

kaki dengan iringan musik yaitu 43,75%. Maka diperoleh kesimpulan bahwa

penelitian ke siklus selanjutnya tidak perlu dilakukan. Hal ini disebabkan

sudah tercapainya indikator keberhasilan sebesar 85% dengan perolehan

persentase 85,62% dan tindakan yang dilakukan disetiap siklus mampu

meningkatkan setiap indikator pada kegiatan tari kreasi baru gembira

berkumpul.

Penjabaran di atas jelas terbukti bahwa kegiatan tari kreasi baru dapat

meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun baik dari

persentase jumlah anak yang mampu melakukan tari kreasi baru, nilai rata-

rata maupun persentase pada setiap indikator pada kegiatan tari kreasi baru.

78

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah

dilaksanakan serta berdasarkan seluruh pembahasan dapat diambil

kesimpulan bahwa ada peningkatan kemampuan motorik kasar melalui

kegiatan tari kreasi baru pada anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Bunda

Jembangan Rt 4 Rw 3 Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar Tahun Pelajaran 2017/2018. Peningkatan kemampuan

motorik kasar terlihat pada hasil yang diperoleh setiap siklus sebagai

berikut: 1). Rata-rata nilai pada saat pra tindakan 42,50 meningkat menjadi

64,06 pada siklus I dan meningkat menjadi 85,62 pada siklus II, 2).

Kemampuan motorik kasar pada pra tindakan diperoleh anak dengan

kriteria berkembang sesuai harapan berjumlah 1 anak dengan pesentase

6,25%, anak dengan kriteria mulai berkembang berjumlah 11 anak dengan

persentase 68,75%, dan dengan kriteria belum berkembang berjumlah 4

anak atau dengan persentase 25%, 3). Kemampuan motorik kasar pada

siklus I meningkat menjadi kriteria berkembang sangat baik berjumlah 4

anak dengan persentase 25%, dengan kriteria berkembang sesuai harapan

berjumlah 7 anak dengan pesentase 43,75%, dan anak dengan kriteria

mulai berkembang berjumlah 5 anak dengan persentase 31,25%,

selanjutnya pada siklus II diperoleh anak dengan kriteria berkembang

79

sangat baik berjumlah 12 anak dengan persentase 75%, dengan kriteria

berkembang sesuai harapan berjumlah 3 anak dengan persentase 18,75%,

dan anak dengan kriteria mulai berkembang berjumlah 1 anak dengan

persentase 6,25%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan beberapa saran

yaitu sebagai berikut:

1. Guru

Sebaiknya guru lebih kreatif dalam memberikan arahan dalam

kegitan pembelajaran agar anak tidak takut dan lebih nyaman sehingga

anak lebih maksimal pengembangan pembelajaran tersebut.

2. Sekolah

Sebaiknya sekolah selalu berperan aktif mengikutsertakan anak

dalam mengikuti kejuaraan atau acara-acara agar anak lebih

bersemangat dan orang tua anak lebih mendukung

3. Peneliti lain

Sebaiknya bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang

sama untuk melakukan penelitian ini dengan subjek dan sekolah yang

berbeda. Agar diperoleh hasil penelitian yang lebih luas dan bermanfaat

sebagai bahan informasi bagi dunia pendidikan.

80

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dkk. (2017). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Dedi Nurhadiat, (2003), Pendidikan Kesenian untuk Sekolah Dasar Kelas 6,

Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana, h. 121.

Departemen Agama RI, (2011), Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta:Bintang

Indonesia.

Dwiloka Bambang, (2012). Teknik Menulis Karya Ilmiyah, Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Elizabet, H. B. (1978). Perkembangan Anak, Terjemahan: dr Med Meitasari

Tjandrasa & Dra Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga.

Hadi. (2011). Coporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasan, Maimunah. (2010). PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta: Diva

Press.

Hidayati, Maria. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui

Permainan Bakiak. PPS UNJ. 2014

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid I Edisi Keenam. Terjemah oleh

Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga, 1978

Jazuli, M. (2008). Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Tari.

Semarang: Univrsitas Negri Semarang

Kamtini. (2005). Bermain Melalui Gerak Dan Lagu Di Taman Kanak-kanak.

Jakarta: Depdikbud.

Mudarisa. Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol.6, No.1, Juni 2014: 1-29

Nurhadiat, Dedi. 2003. Pendidikan Kesenian untuk Sekolah Dasar Kelas 6,

Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana.

Rahmida, (2008). Seni Tari Untuk SMK Jilid 2, Jakarta: Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah, Depertemen Pendidikan Nasional.

Samsudin. (2008). Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak . Jakarta:

Prenada Media Group.

81

Sujiono, Bambang dkk. (2008). Materi Pokok Metode Pengembangan Fisik.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumantri. (2005). Model pengembangan keterampilan motorik anak usia dini.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Rektorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan

Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Suparman. (1991). Mengenal Artificial Intelligence. Andi Offset, Yogyakarta.

Susanti, Susi Setiana. (2017). Upaya Meningkatkan Ketrampilan Motorik Kasar

Melalui Tari Topi Saya Pada Kelompok B TK Aba Brosot I Kulon Progo.

UNY

Wiryokusumo, Iskandar. (2011). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta:

Bumi Aksara.

Yanto. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yoni, A. (2010). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.

Yulianti, (2009). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Pbm) untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa. Skripsi pada FPMIPA

UPI Bandung: tidak diterbitkan

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dwi Aprilia Hasanah

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 02 April 1996

Alamat : Dsn. Banaran RT 005 RW 002 Desa Wates

Kecamatan Getasan

E-mail : apriliahasanah 111 @gmail.com

Jenjang Pendidikan :

1. TK Remaja Baru Tolokan, lulus tahun 2001

2. SD Negeri Wates 1, lulus tahun 2008

3. MTS SA Darul Muhklasin, lulus tahun 2011

4. SMK Pancasila Salatiga, lulus tahun 2014

5. Pondok Pesantren Pancasila Salatiga keluar pada tahun 2014

6. IAIN Salatiga, lulus tahun 2018

Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 3 September 2018

Penulis

Dwi Aprilia Hasanah

11614038

LEMBAR PENILAIAN PERKEMBANGAN PRA TINDAKAN

Keterangan:

BSB : Berkembang Sangat Baik MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan BB : Belum Berkembang

No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan Kriteria

BSB BSH MB BB

1 A P D 40 75 √

2 A P A 50 75 √

3 A R R 45 75 √

4 A N Z 30 75 √

5 A Y U P 40 75 √

6 A Z 60 75 √

7 C N N 45 75 √

8 F N A 35 75 √

9 H A P 40 75 √

10 H Y F 50 75 √

11 L L W 30 75 √

12 M F J 50 75 √

13 M N D A 45 75 √

14 R G N 40 75 √

15 S T D 50 75 √

16 T A P 30 75 √

Jumlah 680 1 11 4

Rata-rata 42,50%

persentase Kriteria 6,25

%

68,75

%

25%

LEMBAR PENILAIAN PERKEMBANGAN SIKLUS I

Keterangan :

BSB : Berkembang Sesuai Harapan MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sangat Baik BB : Belum Berkembang

No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan Kriteria

BSB BSH MB BB

1 A P D 60 75 √

2 A P A 80 75 √

3 A R R 65 75 √

4 A N Z 50 75 √

5 A Y U P 55 75 √

6 A Z 85 75 √

7 C N N 60 75 √

8 F N A 45 75 √

9 H A P 65 75 √

10 H Y F 70 75 √

11 L L W 50 75 √

12 M F J 85 75 √

13 M N D A 60 75 √

14 R G N 60 75 √

15 S T D 85 75 √

16 T A P 50 75 √

Jumlah 1025 4 7 5

Rata-rata 64,06%

persentase Kriteria 25% 43,75

%

31,2

5%

LEMBAR PENILAIAN PERKEMBANGAN SIKLUS II

Keterangan :

BSB : Berkembang Sesuai Harapan MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sangat Baik BB : Belum Berkembang

No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan Kriteria

BSB BSH MB BB

1 A P D 85 75 √

2 A P A 95 75 √

3 A R R 80 75 √

4 A N Z 75 75 √

5 A Y U P 80 75 √

6 A Z 95 75 √

7 C N N 90 75 √

8 F N A 75 75 √

9 H A P 85 75 √

10 H Y F 90 75 √

11 L L W 75 75 √

12 M F J 95 75 √

13 M N D A 90 75 √

14 R G N 95 75 √

15 S T D 95 75 √

16 T A P 70 75 √

Jumlah 1370 12 3 1

Rata-rata 85,62%

persentase Kriteria 75% 18,7

5%

6,25

%

LEMBAR PENILAIAN INDIKATOR PRA TINDAKAN

No Indikator Persentase

Kemampuan Anak

Jumlah Anak

1. Menirukan gerak tari kreasi

baru sesuai dengan iringan

musik

25% 4

2. Gerakan mengayunkan badan

dan tangan

18,75% 3

3. Gerakan mengayunkan

tangan, kaki dan

mengangguk-anggukan kepala

25% 4

4. Berjalan di tempat, melambai-

lambaikan tangan dengan

iringan musik

31,25 % 5

5. Berjalan maju mundur dan

menyilangkan kaki dengan

iringan musik

6,25% 1

6. Menyerongkan kaki dan

tangan secara bergantian ke

kanan dan ke kiri dengan

iringan musik

12,5% 2

LEMBAR PENILAIAN INDIKATOR SIKLUS I

No Indikator Persentase

Kemampuan Anak

Jumlah Anak

1. Menirukan gerak tari kreasi

baru sesuai dengan iringan

music

43,75% 7

2. Gerakan mengayunkan

badan dan tangan

56,25% 9

3. Gerakan mengayunkan

tangan, kaki dan

mengangguk-angguk

50% 8

4. Berjalan di tempat,

melambai-lambaikan tangan

dengan iringan music

62,5% 10

5. Berjalan maju mundur dan

menyilangkan kaki dengan

iringan music

37,5% 6

6. Menyerongkan kaki dan

tangan secara bergantian ke

kanan dan ke kiri dengan

iringan musik

43,75% 7

LEMBAR PENILAIAN INDIKATOR SIKLUS II

No Indikator Persentase

Kemampuan Anak

Jumlah Anak

1. Menirukan gerak tari kreasi

baru sesuai dengan iringan

musik

81,25% 13

2. Gerakan mengayunkan

badan dan tangan

87,5% 14

3. Gerakan mengayunkan

tangan, kaki dan

mengangguk-angguk

93,75% 15

4. Berjalan di tempat,

melambai-lambaikan tangan

dengan iringan musik

68,75% 11

5. Berjalan maju mundur dan

menyilangkan kaki dengan

iringan musik

43,75% 7

6. Menyerongkan kaki dan

tangan secara bergantian ke

kanan dan ke kiri dengan

iringan musik

56,25% 9

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Anak memperhatikan penjelasan guru sebelum menari

Gambar 2. Anak menghafal gerakan bersama-sama

Gambar 3. Anak mulai menari kreasi baru

Gambar 4. Anak-anak menari dengan guru kelas

Gambar 5. Peneliti mendampingi anak menari

Gambar 6. Anak mulai hafal dengan gerakan tari

Gambar 7. Anak-anak belajar bermain angklung

Gambar 8. Anak makan siang setelah istirahat

Gambar 9. Anak melakukan kegiatan berenang

Gambar 10. Gedung TK Mutiara Bunda

Gambar 11. Dipo TK Mutiara Bunda

Gambar 12. Gedung PAUD Mutiara Bunda