peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas vii dengan menerapkan metode belanja kata di smpn...

11
1 Dwi Novita Ariyaningtyas adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2013. 2 Heri Suwignyo adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. 3 Karkono adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan metode belanja kata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Data proses berupa uraian tahapan menulis puisi dan data hasil berupa skor kemampuan menulis puisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode belanja kata mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII SMPN Satu Atap Pengampon. Kata Kunci: kemampuan menulis, menulis puisi, metode belanja kata ABSTRACT: The goal of this research is increased the quality of processes and result the ability in writing poetry by using belanja kata method. This study uses qualitative approach with class action research design. The data of processes is in steps explanation of writing poetry and the result data is in score of ability in writing poetry table. The result of this research shows that the using of belanja kata method able to increase quality of processes and result the ability in writing poetry of 7 th grade students of SMPN Satu Atap Pengampon. Keywords: the ability in writing, writing poetry, belanja kata method Menjadi seorang pengarang/penulis tidak bisa serta merta, tetapi memerlukan proses. Proses yang dilalui cukup kompleks mencakup pengalaman, pengetahuan, informasi, dan sebagainya. Penulis puisi pemula dituntut untuk lebih peka dengan perasaan, lingkungan, serta lebih peka untuk memunculkan dan mengembangkan segala bentuk imajinasinya. Ketika menulis sebuah puisi, pengarang harus pandai-pandai mengekspresikan perasaan untuk dituangkan ke dalam tulisan yang berupa rangkaian kata terpilih sehingga keestetisan yang pada hakikatnya merupakan syarat utama karya sastra akan tampak dalam karyanya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa keindahan atau keberhasilan suatu puisi ditentukan oleh dasar ekspresi yang berupa pengalaman jiwa, teknik

Upload: aries-ika-windasari

Post on 13-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

artikel

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

1 Dwi Novita Ariyaningtyas adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia UniversitasNegeri Malang.

Artikel ini diangkat dari skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana UniversitasNegeri Malang, 2013.

2 Heri Suwignyo adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra UniversitasNegeri Malang.

3 Karkono adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIDENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA

DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

Dwi Novita Ariyaningtyas1

Heri Suwignyo2

Karkono3

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

Email: [email protected]

ABSTRAK:Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaranmenulis puisi dengan menerapkan metode belanja kata. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas.Data proses berupa uraian tahapan menulis puisi dan data hasil berupa skorkemampuan menulis puisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaanmetode belanja kata mampu meningkatkan kualitas proses dan hasilpembelajaran menulis puisi siswa kelas VII SMPN Satu Atap Pengampon.

Kata Kunci: kemampuan menulis, menulis puisi, metode belanja kata

ABSTRACT:The goal of this research is increased the quality of processes and result theability in writing poetry by using belanja kata method. This study usesqualitative approach with class action research design. The data of processes is insteps explanation of writing poetry and the result data is in score of ability inwriting poetry table. The result of this research shows that the using of belanjakata method able to increase quality of processes and result the ability in writingpoetry of 7th grade students of SMPN Satu Atap Pengampon.

Keywords: the ability in writing, writing poetry, belanja kata method

Menjadi seorang pengarang/penulis tidak bisa serta merta, tetapimemerlukan proses. Proses yang dilalui cukup kompleks mencakup pengalaman,pengetahuan, informasi, dan sebagainya. Penulis puisi pemula dituntut untuk lebihpeka dengan perasaan, lingkungan, serta lebih peka untuk memunculkan danmengembangkan segala bentuk imajinasinya. Ketika menulis sebuah puisi,pengarang harus pandai-pandai mengekspresikan perasaan untuk dituangkan kedalam tulisan yang berupa rangkaian kata terpilih sehingga keestetisan yang padahakikatnya merupakan syarat utama karya sastra akan tampak dalam karyanya.Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa keindahan atau keberhasilansuatu puisi ditentukan oleh dasar ekspresi yang berupa pengalaman jiwa, teknik

Page 2: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

2

ekspresi, serta ketepatan pemilihan dan penempatan kata dalam kalimat (Sayuti,1985:188).

Waluyo (1987:29) mengungkapkan “puisi adalah salah satu bentukkesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatifdan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yang meliputistruktur fisik dan struktur batin”. Jadi, puisi sebenarnya berasal daripengungkapan pikiran atau perasaan penulis yang nilai keindahannya ditekankanpada kekuatan bahasa.

Di lapangan, ditemukan beberapa kesulitan dalam menulis puisi. Salahsatu dari kesulitan tersebut adalah dari aspek keterkaitan atau hubungan maknaantarlarik dan bait. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sayuti (1985:208) bahwakesulitan bagi siswa seputar pengajaran puisi adalah masalah penginterpretasianmakna konotatif dan simbolisasi kata dalam puisi. Kesulitan lain terletak padapenafsiran hubungan kata dalam baris puisi, yakni menentukan kata atau frasesebagai unit kesatuan sintaktis dalam baris puisi yang dimaksud.

Dari hasil observasi langsung proses pembelajaran menulis puisi melaluistudi pendahuluan yang dilaksanakan di SMPN Satu Atap Pengampon padatanggal 19 Januari 2013, didapatkan informasi bahwa kesulitan siswa kelas VIIdalam hal menulis puisi terletak pada aspek diksi dan keterkaitan ide antarlarikdan antarbait. Hal ini diketahui dari hasil analisis puisi siswa. Dari hasil analisistersebut, hanya terdapat dua siswa yang memperoleh nilai di atas KriteriaKetuntasan Minimal (KKM). Rata-rata nilai hasil menulis puisi siswa sebesar 59.Selain itu, dari hasil pengamatan peneliti diketahui bahwa cara mengajar gurumasih konvensional. Siswa diperintahkan untuk menulis puisi secara berkelompokyang masing-masing terdiri atas dua siswa. Dari penggunaan langkahpembelajaran tersebut, tidak dapat diketahui secara pasti apakah siswa menulissecara bekerja sama atau hanya salah satu siswa saja yang bekerja. Oleh karenaitu, cara mengajar seperti ini kurang sesuai jika diterapkan dalam pembelajaranmenulis puisi.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti mengadakanpenelitian pada siswa SMPN Satu Atap Pengampon untuk meningkatkankemampuan menulis puisi dengan menerapkan metode belanja kata. Metodebelanja kata diharapkan mampu memancing siswa untuk lebih mudah menemukankata-kata yang diperlukan, merangkai kata menjadi bentukan kata, dan merangkaibentukan kata itu menjadi larik yang nantinya menjadi kesatuan puisi yang padu.

Penelitian dengan menggunakan metode belanja (shopping) pernahdilakukan oleh Kusfitria (2005) dengan judul Peningkatan Keterampilan MenulisCerpen Siswa Kelas V dengan Menerapkan Metode Belanja Gambar Berangkai diSD Negeri Pasirian 3 Kabupaten Lumajang. Berdasarkan penelitian yangdilakukan, metode belanja gambar berangkai mampu meningkatkan kemampuansiswa dalam menulis cerpen. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatanjumlah siswa yang mendapatkan nilai 70 (KKM) ke atas dari sklus 1 ke siklus 2.Penelitian dengan metode belanja yang kedua dilakukan oleh Cahyanti (2011)dengan judul Penggunaan Metode Shopping Post to Post untuk MeningkatkanKualitas Proses dan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Makalah Siswa KelasXI IPQA SMA Widyagama Malang. Seperti pada penelitian sebelumnya, metodebelanja dalam penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan siswa dalammenulis makalah.

Page 3: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

3

Secara umum, tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas proses danhasil pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII SMPN Satu Atap Pengampondengan menerapkan metode belanja kata. Tujuan khusus dari penelitian inimeliputi peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi denganmenerapkan metode belanja kata pada tahap pramenulis, menulis, danpascamenulis serta kualitas hasil pembelajaran menulis puisi dengan menerapkanmetode belanja kata dilihat dari aspek diksi, rima, majas, tipografi, keruntutan isi,dan amanat.

METODEPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan

rancangan penelitian tindakan. Bersifat kualitatif karena perolehannya yangberupa data verbal dan nonverbal secara potensial dapat memberikan makna daninformasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Subjek umum penelitian adalah siswa kelas VII SMPN Satu AtapPengampon yang berjumlah 42 siswa. Sedangkan subjek khusus adalah kelompokrendah (kelompok yang mempunyai skor nilai kurang dari KKM (70) yangditetapkan sekolah) dalam hal kemampuan menulis puisi. Terdapat tiga sumberdata yang ditentukan oleh peneliti. Sumber data tersebut adalah siswa kelas VII,guru bahasa Indonesia, serta dokumen hasil menulis puisi siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen utama daninstrumen penunjang. Instrumen utama sekaligus instrumen kunci dalampenelitian ini adalah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Instrumenpenunjang berupa pedoman observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara,dokumentasi, perintah dan petunjuk menulis puisi, serta rubrik penyekoran.

Teknik pengumpulan data proses dilakukan dengan wawancara, observasi,catatan lapangan, serta dokumentasi. Data hasil dikumpulkan dengan melakukantes menulis puisi terhadap subjek terteliti. Data proses berupa data verbal dantingkah laku subjek terteliti yang diperoleh dengan menggunakan instrumenberupa pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan lapangan, sertadokumentasi digunakan untuk menjawab rumusan masalah 1. Data hasil berupaskor hasil evaluasi menulis puisi siswa setelah tindakan yang diperoleh denganmenggunakan instrumen berupa perintah dan petunjuk menulis puisi serta rubrikpenyekoran digunakan untuk menjawab rumusan masalah 2.

Analisis atau pengolahan data merupakan proses mengelompokkan danmengurutkan data secara sistematis ke dalam suatu pola, kategori, dan satuanuraian dasar. Penelaahan data dilakukan terhadap data yang terkumpul baik secarawawancara, observasi, catatan lapangan, dokumentasi, maupun tes menulis puisi.Analisis data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) mereduksi data: proses yangmeliputi kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan data yangdiperoleh sesuai dengan kebutuhan, mulai dari awal pengumpulan data sampaipada penyusunan laporan, (2) menyajikan data, yaitu data hasil reduksi disajikandengan cara mengorganisasikannya, dan (3) menarik kesimpulan serta verifikasidengan maksud, setelah semua data terkumpul akan ditafsirkan, dievaluasi, danselanjutnya ditarik sebuah kesimpulan.

Analisis data secara lebih rinci dilakukan dengan langkah, (1) pengolahandata berupa pengecekan: memeriksa apakah lembar kerja yang dikembalikanbenar-benar sesuai dengan jumlah siswa yang diteliti, (2) mereduksi data: data-

Page 4: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

4

data yang tidak menunjang penelitian akan disisihkan, (3) mengklasifikasi data:mengelompokkan data sesuai dengan kategori, (4) persiapan sebelum analisis datahasil penelitian yang meliputi mengecek nama dan kelengkapan identitas siswadalam lembar kerja serta mengecek kelengkapan data, (5) tahap analisis datadilakukan dengan, data yang berupa hasil observasi, catatan lapangan, hasilwawancara, dan dokumentasi diuraikan dalam bentuk deskripsi, sedangkan datayang berupa hasil menulis puisi siswa dianalisis dengan menentukan skor denganberpedoman pada rubrik penilaian yang telah dibuat (siswa dikatakan tuntasapabila nilainya 70, sesuai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah), dan (6)penarikan kesimpulan.

HASILPeningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Puisi denganMenerapkan Metode Belanja Kata

Hasil penelitian terkait proses penerapan metode belanja kata dalampembelajaran menulis puisi yang meliputi kegiatan pramenulis, menulis, danpascamenulis. Pada siklus 1, kegiatan pramenulis berjalan sesuai rencana.Sebagian besar siswa mampu menentukan sentral kata dan mengembangkannyamenjadi larik utama. Demikian juga pada tahap menulis, sebagian besar siswamampu memanfaatkan media dengan maksimal. Dari segi kreativitas, sebagianbesar siswa masuk dalam kategori baik karena penyusunan kata yang diperoleh,baik dari belanja kata maupun memunculkan kata sendiri memperhatikanhubungannya dengan sentral kata serta memperhatikan keselarasan dankeestetisannya. Berbeda dengan dua tahap sebelumnya, pada tahap pascamenulis,siswa tidak melakukan penyuntingan dengan maksimal. Meskipun sebagian besarsiswa sudah mampu menentukan judul dengan tepat, tetapi sebagian besar siswahanya melakukan penyuntingan pada aspek tipografi.

Pada siklus 2, peningkatan terjadi pada seluruh tahap. Pada tahappramenulis, penentuan sentral kata dan pengembangan sentral kata menjadi larikutama dilakukan siswa dengan lebih baik. Pada tahap menulis, siswa secarakeseluruhan telah memanfaatkan media dengan maksimal serta lebih kreatif dalammenyusun dan mencipta kata. Peningkatan secara signifikan terjadi pada tahappascamenulis. Sebagian besar siswa pada tahap tersebut menentukan judul denganbaik serta melakukan penyuntingan dengan maksimal yang meliputi keenamaspek. Pada penyuntingan pertama, dilakukan perbaikan pada aspek diksi, rima,dan majas. Penyuntingan kedua dilakukan pada aspek tipografi, keruntutan isi,dan amanat.

Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Puisi denganMenerapkan Metode Belanja Kata

Peningkatan kemampuan menulis puisi tiap aspek pada siklus 1dipaparkan sebagai berikut. Pada aspek diksi, sebanyak 5 siswa dikategorikanbelum tuntas. Nilai rata-rata aspek diksi sebesar 73. Hasil peningkatan pada aspekrima menunjukkan sebanyak 14 siswa dikategorikan belum tuntas. Nilai rata-rataaspek rima sebesar 70. Pada aspek majas, sebanyak 4 siswa dikategorikan belumtuntas dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 72. Empat siswa dikategorikanbelum tuntas dalam penentuan aspek tipografi. Nilai rata-rata keseluruhan yangdiperoleh sebesar 74. Aspek keenam adalah keruntutan isi. Sebanyak 4 siswa

Page 5: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

5

dikategorikan belum tuntas. Nilai rata-rata aspek keruntutan isi siklus 1 sebesar74. Aspek yang terakhir adalah amanat. Tiga siswa dikategorikan belum tuntasdengan nilai rata-rata secara keseluruhan sebesar 70.

Peningkatan kemampuan menulis puisi tiap aspek mengalami peningkatandari siklus 1 ke siklus 2. Pada aspek diksi, seluruh siswa dikategorikan tuntasdengan nilai rata-rata 76. Hasil peningkatan pada aspek rima, sebanyak 3 siswadikategorikan belum tuntas dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 80. Aspekmajas siklus 2, satu siswa dikategorikan belum tuntas dengan nilai rata-ratameningkat, yakni sebesar 75. Seluruh siswa juga dikategorikan tuntas dengan nilairata-rata yang meningkat menjadi 81 pada aspek tipografi. Aspek keenam adalahkeruntutan isi. Karya siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan denganterdapatnya 1 siswa yang dikategorikan belum tuntas dan nilai rata-ratakeseluruhan sebesar 84. Aspek yang terakhir adalah amanat. Pada aspek ini siswamengalami sedikit peningkatan. Pada siklus 1, tiga siswa dikategorikan belumtuntas. Jumlah yang sama juga terdapat pada siklus 2, yakni 3 siswa masih belumtuntas dalam penentuan amanat. Nilai rata-rata mengalami peningkatan dari siklus1, yakni sebesar 72.

Nilai akhir siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dari tahappratindakan, siklus 1, dan siklus 2. Pada pratindakan, jumlah siswa yangdikategorikan tuntas berjumlah 3 siswa dengan persentase keberhasilan 7%. Skorrerata pada tahap ini sebesar 61. Jumlah ini meningkat pada siklus 1 menjadi 27siswa dikategorikan tuntas dengan persentase keberhasilan 66% dan skor reratasebesar 73. Pada siklus 2, peningkatan terlihat dengan nilai sebagian besar siswatelah memenuhi KKM (70) dengan persentase keberhasilan 91% dan rerata skorsebesar 78. Terdapat 3 siswa yang nilainya belum memenuhi KKM. Hasil tersebutmenunjukkan bahwa penggunaan metode belanja kata mampu meningkatkankemampuan siswa dalam menulis puisi.

PEMBAHASANPeningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Puisi denganMenerapkan Metode Belanja Kata

Pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan metode belanja kata padatahap pramenulis dimulai dengan penentuan media yang berupa pasar kata dangambar. Siswa diperbolehkan memilih gambar yang sesuai dengan keinginannya.Roekhan (1991:9) menyatakan bahwa ide dapat muncul dengan cara dirangsang.Dalam metode belanja kata, penyediaan media yang berupa gambar tersebutmemudahkan siswa untuk memunculkan inspirasi dalam menulis puisi. Kegiatanselanjutnya yang dilakukan siswa setelah pemilihan media adalah pengamatanterhadap media yang telah dipilih (gambar), menentukan sentral kata, kemudianmengembangkannya menjadi larik utama dengan berbelanja kata.

Berdasarkan paparan data dari proses menulis puisi dengan menggunakanmetode belanja kata, kegiatan pada tahap pramenulis berlangsung secara kondusifdan berjalan sesuai dengan rencana. Baik pada siklus 1 maupun siklus 2, siswatelah mampu menuliskan sentral kata dan mengembangkannya menjadi larikutama dengan baik. Keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pramenulistelah sesuai dengan RPP dan memenuhi kualifikasi sebagai kegiatan menentukansentral kata dan mengembangkannya. Penetapan keberhasilan pramenulis inididasarkan pada pencapaian indikator dengan kriteria yang tercantum dalam RPP.

Page 6: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

6

Pada tahap menulis, siswa mengembangkan larik utama menjadi larik-larikberikutnya hingga menyusun sebuah bait. Pada tahap ini, siswa dengan mudahmenyusun bait puisi karena pada tahap sebelumnya siswa telah menuliskan sentralkata dan larik utama sehingga siswa hanya perlu merinci atau mendeskripsikanlebih spesifik tentang sentral kata yang telah ditulis. Selain siswa mampumengawali tulisannya dengan baik, siswa juga dengan mudah dapat menemukankata yang sesuai untuk puisinya dalam pasar kata. Itu artinya, penyediaan daftarkata yang berupa pasar kata memudahkan siswa dalam menyusun larik-larik puisidengan menggunakan diksi yang tepat. Hal tersebut sesuai dengan modelkompilasi yang diungkapkan oleh Endraswara (2003:229) bahwa menulis puisidapat dilakukan dengan tahap mencari ilham dan mengumpulkan kata-kata yangmendukung (dari istilah lugas sampai konotatif). Setelah itu, kata-kata tersebutdisusun dan diatur tipografinya, sedangkan kata yang tidak dipakai dibuang.

Berdasarkan paparan data proses menulis puisi keindahan alam denganmenggunakan metode belanja kata pada tahap menulis, siswa mampumemanfaatkan media dengan maksimal. Selain itu, kreativitas siswa meningkatketika metode tersebut diterapkan. Peningkatan kreativitas siswa dibuktikandengan pemilihan dan penyatuan kata yang dilakukan siswa telah memperhatikanhubungannya dengan sentral kata serta memperhatikan keselarasan dankeestetisannya.

Tahap pascamenulis adalah tahap penyempurnaan karya denganmelakukan beberapa penyuntingan. Penentuan judul dilakukan sebelumpenyuntingan dimulai. Secara keseluruhan siswa mampu menentukan judul yangsesuai. Hanya saja ada beberapa siswa yang menentukan judul puisi denganmenggunakan kata lugas dan sederhana. Berdasarkan paparan data proses siklus 1dan 2 diketahui bahwa menulis puisi dengan menggunakan metode belanja katadengan penyediaan lembar kerja penyuntingan khusus yang meliputipenyuntingan tiap aspek ternyata mampu meningkatkan kesungguhan siswa dalammemperbaiki karyanya. Hal tersebut dibuktikan dengan seluruh siswa mampumelakukan penyuntingan dengan lebih maksimal pada siklus 2 jika dibandingkandengan siklus 1.

Karya puisi siswa setelah dilakukan penyuntingan pada siklus 2 ternyatahasilnya lebih baik dari siklus 1. Itu artinya, penyuntingan secara bertahap padasetiap aspek yang diawali membaca kembali karya sebelumnya, memberikankesempatan bagi siswa untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan yangterdapat dalam karyanya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Roekhan (1991:12)bahwa ide yang dilahirkan biasanya tidak langsung utuh dan sempurna. Seorangpenulis merasa perlu untuk membaca kembali karya yang ditulis dan biladianggap perlu ia akan mengubah, menambah, atau menguranginya.

Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Puisi denganMenerapkan Metode Belanja Kata

Sebagian besar hasil menulis puisi siswa pada kegiatan pratindakan masihmenggunakan diksi yang kurang tepat. Kata-kata yang digunakan dalam sebagianbesar puisi siswa masih menggunakan kata lugas. Hal tersebut tidak sesuai denganpendapat Tarigan (1984:30) yang menyatakan bahwa pilihan kata atau diksisangat penting bagi suatu sajak. Pilihan kata yang tepat dapat mencerminkanruang, waktu, falsafah, amanat, efek, nada suatu puisi dengan tepat. Artinya,

Page 7: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

7

secara tidak langsung, pilihan kata atau diksi mempengaruhi sebagian besar aspekyang menyusun sebuah puisi.

Pada siklus 1, peningkatan penggunaan diksi sudah terlihat dengan adanyabeberapa siswa yang menggunakan kata kiasan dan imaji (citraan) dalam puisinya.Penggunaan aspek diksi pada siklus 2 juga mengalami peningkatan dari siklus 1,dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah siswa yang menggunakan diksidengan tepat. Pemilihan kata yang dilakukan siswa sudah memperhatikankedudukannya dalam kalimat serta memperhatikan kesatuan makna. Hal inisejalan dengan pendapat Waluyo (1987:72) yang mengungkapkan bahwa kata-kata yang dipilih dan ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyidalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dankedudukan kata dalam keseluruhan puisi. Karya siswa secara keseluruhandikategorikan tuntas pada aspek diksi. Hal tersebut menandakan bahwapenggunaan metode belanja kata mampu meningkatkan kemampuan siswa dalammenentukan aspek diksi sebuah puisi.

Tahapan menulis puisi keindahan alam dengan metode belanja kata telahdilaksanakan sesuai dengan prosedur, tetapi masih terdapat karya siswa yangmenunjukkan belum mampu menggunakan unsur puisi dengan maksimal padasiklus 1, khususnya pada aspek rima. Siklus 2 menunjukan peningkatan yangsangat baik. Sebagian besar karya siswa terdapat pola bunyi yang teratur padaakhir larik puisinya. Puisi yang baik adalah puisi yang disusun atas bentukan katayang memiliki pola bunyi teratur. Hal ini sejalan dengan pendapat Waluyo(1987:72) yang mengungkapkan bahwa pengulangan bunyi dalam puisi harusmembentuk musikalitas atau orkestrasi. Bunyi-bunyi yang berulang inimenciptakan konsentrasi dan kekuatan bahasa atau sering disebut daya gaib kataDari paparan tersebut menandakan bahwa penggunaan metode belanja katamampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan aspek rima sebuahpuisi.

Hasil analisis karya siswa, ditemukan bahwa sebagian besar majas yangdigunakan siswa dalam puisinya adalah majas personifikasi. Hal tersebut sejalandengan pendapat Tarigan (1984:32) yang menyatakan bahwa penggunaan anekaragam majas untuk memperjelas maksud serta menjelmakan imajinasi itu dan adasebagian besar penyair yang mempergunakan personifikasi dalam puisinya. Hasilpuisi siswa pada siklus 2 telah menunjukkan penggunaan bahasa figuratif yangbaik. Bahasa figuratif dikatakan baik apabila selain penggunaan gaya bahasa,terdapat perlambangan pula di dalamnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Waluyo(2003:4) bahwa dalam gaya bahasa terdapat pula perlambangan. Dalam sebuahpuisi, banyak digunakan lambang, yaitu penggantian suatu hal/benda denganhal/benda lain. Peningkatan nilai siswa setelah dilakukan tindakan menandakanbahwa penggunaan metode belanja kata mampu meningkatkan kemampuan siswadalam menentukan majas dan perlambangan yang tepat dalam puisinya.

Pada siklus 1 dan 2, Tipografi (tata wajah) yang digunakan siswa dalamkaryanya sudah memperhatikan panjang pendeknya larik serta susunan larikdalam bait. Seperti yang diungkapkan oleh Pradopo (1978:124) bahwa tipografiadalah bentuk visual puisi yang berupa tata huruf dan tata baris dalam karya puisi.Selain penataan kata dalam larik maupun bait puisi, karya siswa pada siklus 1 dan2 juga sudah memperhatikan ejaan yang benar. Jadi, penentuan aspek tipografiditekankan pada penataan kata dalam larik serta penggunaan ejaan yang benar.

Page 8: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

8

Penentuan aspek tipografi mengalami peningkatan pada hasil menulis puisi siklus1 dan siklus 2 jika dibandingkan dengan hasil menulis puisi pada pratindakan.Pada siklus 1 dan 2, seluruh karya siswa masuk dalam kualifikasi sangat baik. Haltersebut menandakan bahwa penggunaan metode belanja kata mampumeningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan tipografi yang tepat untukkaryanya.

Pada siklus 1, keruntutan isi antarlarik dalam puisi siswa sudah terlihat dandapat dikatakan baik. Namun, kurang terlihat adanya keterkaitan antarbait karenasiswa menulis puisi dengan mendeskripsikan tiap bagian objek secara terpisah.Peningkatan kemampuan menulis puisi pada aspek keruntutan isi meningkat padasiklus 2. Pada penentuan aspek ini, satu siswa masuk dalam kualifikasi kurang.Sukino (2010:116) mengungkapkan bahwa unsur batin dalam puisi disebut pulasebagai unsur isi atau makna puisi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Hasnun(2004:147) yang mengungkapkan bahwa setiap kata mempunyai makna, antarakata yang satu dengan yang lain memiliki hubungan untuk membentuk satukesatuan yang utuh. Itu artinya, dalam penulisan sebuah puisi, keruntutan isi ataumakna antarlarik dan antarbait harus diperhatikan keterkaitannya. Peningkatankemampuan menulis puisi aspek keruntutsn isi pada siklus 2 menandakan bahwapenggunaan metode belanja kata mampu meningkatkan kemampuan siswa padaaspek keruntutan isi antarlarik dan antarbait.

Pada tahap pratindakan, sebagian besar karya siswa tidak ditemukanadanya penggunaan amanat atau pesan. Pada siklus 1 dan siklus 2, sebagian besarsiswa telah mampu menambahkan amanat yang diletakkan pada akhir bait.Penggunaan amanat dalam puisi siswa pada siklus 1 maupun siklus 2 hampirsama, yakni siswa masih menggunakan bahasa lugas dalam karyanya. Terdapattiga karya siswa yang masuk dalam kualifikasi kurang karena tidakmencantumkan amanat. Amanat yang baik adalah amanat yang berbobot, kreatif,mengena, dan mudah ditangkap oleh pembaca. Waluyo (2003:15) menyatakanbahwa amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembacasetelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Sikap danpengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Itu artinya,amanat dalam sebuah puisi berperan penting dalam mewujudkan interaksilangsung antara pembaca dan penyair sehingga penyair harus pandai-pandaimemilih amanat dalam puisinya. Peningkatan kemampuan penggunaan aspekamanat dalam menulis puisi siswa pada siklus 1 dan 2 menandakan bahwapenggunaan metode belanja kata mampu meningkatkan kemampuan siswa dalammenggunakan sebuah amanat yang tepat dalam karyanya.

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Proses peningkatan kemampuan menulis puisi tahap pramenulis dilakukandengan pemilihan media yang berupa gambar pemandangan alam dan pasar kata,melakukan pengamatan terhadap gambar yang telah dipilih, menuliskan sentralkata dalam lembar kerja, serta mengembangkan sentral kata menjadi larik utama.Dipandang dari segi penentuan sentral kata dan pengembangan sentral kata,sebagian besar siswa masuk dalam kategori sangat baik.

Pada tahap menulis, kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa adalahmengembangkan larik utama menjadi sebuah bait dengan berbelanja kata. Selain

Page 9: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

9

berbelanja, siswa juga diperbolehkan memunculkan kata sendiri untuk melengkapikata-kata yang telah diperoleh dari hasil belanja. Selain itu, siswa ditugaskanuntuk menuliskan amanat pada bait akhir puisi mereka. Dalam proses menulispuisi, siswa telah mampu memanfaatkan media secara maksimal dan masukkategori sangat baik. Dari segi kreativitas, sebagian besar siswa juga masuk dalamkategori sangat baik karena penyatuan kata yang diperoleh dari belanja katamemperhatikan hubungannya dengan sentral kata serta memperhatikankeselarasan dan keestetisannya.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada tahap pascamenulismeliputi (1) siswa membaca kembali karyanya, (2) siswa menentukan judul yangsesuai, (3) siswa menukarkan hasil menulis puisi dengan teman sebangku, (4)saling memberi komentar terhadap karya teman, (5) membaca kembali puisi yangtelah ditulis, (5) melakukan penyuntingan terhadap karya masing-masing, dan(6) menulis puisi kembali berdasarkan perbaikan yang telah dilakukan. Padasiklus 2, penyuntingan dibagi menjadi 2 tahap, penyuntingan pertama pada aspekdiksi, rima, dan majas. Penyuntingan kedua pada aspek tipografi, keruntutan isi,dan amanat. Penyuntingan pada siklus 1 kurang maksimal karena sebagian besarsiswa hanya menyunting pada aspek tipografi. Pada siklus 2, sebagian besar siswamenentukan judul dengan baik dan melakukan penyuntingan dengan maksimalmeliputi seluruh aspek pembangun puisi sehingga masuk dalam kategori sangatbaik.

Hasil peningkatan pada aspek diksi ditandai dengan meningkatnya jumlahsiswa yang dikategorikan tuntas dan siswa yang masuk dalam kualifikasi sangatbaik, baik, dan cukup. Pada siklus 1 sebanyak 36 siswa dikategorikan tuntas dan 5siswa dikategorikan belum tuntas. Nilai rata-rata aspek diksi pada siklus 1 sebesar73. Pada siklus 2, seluruh siswa dikategorikan tuntas pada aspek diksi dengannilai rata-rata 76.

Hasil peningkatan pada aspek rima mengalami peningkatan dari siklus 1ke siklus 2. Pada siklus 1 sebanyak 27 siswa dikategorikan tuntas dan 14 siswadikategorikan belum tuntas. Nilai rata-rata aspek rima pada siklus 1 sebesar 70.Pada siklus 2, tiga siswa dikategorikan belum tuntas dengan nilai rata-rata aspekrima meningkat menjadi 80.

Penggunaan aspek majas dalam karya siswa juga mengalami peningkatan.Pada siklus 1, sebanyak 4 siswa dikategorikan belum tuntas dengan nilai rata-ratakeseluruhan sebesar 72. Pada siklus 2, satu siswa dikategorikan belum tuntas.Nilai rata-rata meningkat jika dibandingkan dengan siklus 1, yakni sebesar 75.

Hasil peningkatan pada aspek keempat, yaitu aspek tipografi mengalamipeningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1, empat siswa dikategorikanbelum tuntas. Nilai rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada siklus 1 sebesar 74.Pada siklus 2, seluruh siswa dikategorikan tuntas dengan nilai rata-rata meningkatmenjadi 81.

Hasil peningkatan pada keruntutan isi mengalami peningkatan setiapsiklusnya. Pada siklus 1 sebanyak 4 siswa dikategorikan belum tuntas. Nilai rata-rata aspek keruntutan isi pada siklus 1 sebesar 74. Karya siswa pada siklus 2mengalami peningkatan dengan terdapatnya 1 siswa yang dikategorikan belumtuntas dan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 84.

Aspek yang terakhir adalah amanat. Pada aspek ini terjadi sedikitpeningkatan. Pada siklus 1, tiga siswa dikategorikan belum tuntas. Jumlah yang

Page 10: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

10

sama juga terdapat pada siklus 2. Nilai rata-rata mengalami peningkatan darisiklus 1 sebesar 70 menjadi 72 pada siklus 2.

Nilai akhir siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan daripratindakan, siklus 1, dan siklus 2. Pada pratindakan, jumlah siswa yangdikategorikan tuntas berjumlah 3 siswa dengan persentase keberhasilan 7%. Skorrerata pada tahap ini sebesar 61. Jumlah ini meningkat pada siklus 1 menjadi 27siswa tuntas dengan persentase keberhasilan 66% dan nilai rata-rata sebesar 73.Pada siklus 2, peningkatan terlihat dengan nilai sebagian siswa telah memenuhiKKM (70) dengan persentase keberhasilan 91% dan rerata skor 78. Terdapat 3siswa yang nilainya belum memenuhi KKM.

Paparan di atas menunjukkan bahwa penggunaan metode belanja katamampu meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMPN Satu Atap Pengampondalam menulis puisi. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya nilaiyang diperoleh siswa baik pada nilai akhir maupun pada nilai tiap aspek.

SaranBerdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, dikemukakan saran-saran

dengan tujuan untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap peningkatanmutu siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya siswa kelas VII SMPN SatuAtap Pengampon. Saran tersebut ditujukan kepada guru bahasa Indonesia danpeneliti selanjutnya. Kepada guru bahasa Indonesia, disarankan untukmenggunakan metode belanja kata dalam pembelajaran menulis puisi keindahanalam karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwapenggunaan metode belanja kata mampu meningkatkan kemampuan siswa dalammenulis puisi. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti metodepembelajaran ini pada pembelajaran menulis puisi pada tema yang berbedadengan beberapa inovasi pada media yang dipergunakan dalam metode belanjakata. Selain itu, metode ini kemungkinan juga dapat diterapkan pada jenispembelajaran yang lain, misalnya pada cerpen atau drama. Dengan demikian,hasil penelitian selanjutnya dapat memperkaya pengetahuan mengenai upayameningkatkan kemampuan menulis sastra.

DAFTAR RUJUKANCahyanti. 2011. Penggunaan Metode Shopping Post to Post untuk Meningkatkan

Kualitas Proses dan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis MakalahSiswa Kelas XI IPQA SMA Widyagama Malang. Skripsi tidakditerbitkan. Malang: Fakultas Sastra UM.

Endraswara, S. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: FBSUNY.

Hasnun, A. 2004. Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis: Puisi, Artikel,Makalah, Laporan, Surat Dinas. Yogyakarta: Absolut.

Kusfitria. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas Vdengan Menerapkan Metode Belanja Gambar Berangkai di SD NegeriPasirian 3 Kabupaten Lumajang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:Fakultas Sastra UM.

Pradopo, R. D. 1978. Memahami Sajak-sajak Subagio Sastrowardojo.Yogyakarta: Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.

Page 11: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Dengan Menerapkan Metode Belanja Kata Di Smpn Satu Atap Pengampon

11

Roekhan. 1991. Menulis Kreatif: Dasar-dasar dan Penerapannya. Malang: YA3Malang.

Sayuti, S. A. 1985. Puisi dan Pengajarannya. Yogyakarta: IKIP Semarang Press.Sukino. 2010. Menulis itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer Lkis Yogyakarta.Tarigan, H. G. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.Waluyo, H. J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.Waluyo, H. J. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.