makalah atap

23
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bangunan, atap berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya. Gunanya untuk melindungi dari pengaruh panas, hujan, angin, debu, dan lain-lain. Sebagai “mahkota” dari suatu bangunan, pemilihan atap haruslah disesuaikan dengan bangunan di bawahnya, iklim setempat, model atap, biaya, serta bahan yang tersedia. Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan- bahannya dengan mudah didapat di mana bangunan itu didirikan. 1.2 Permasalahan Pengertian atap Jenis rangka atap atau kuda-kuda Bahan penutup atap Macam-macam bentuk atap 1.3 Sistematika penulisan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

Upload: siticivil

Post on 03-Jul-2015

5.850 views

Category:

Documents


198 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ATAP

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu bangunan, atap berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di

bawahnya. Gunanya untuk melindungi dari pengaruh panas, hujan, angin, debu, dan lain-

lain. Sebagai “mahkota” dari suatu bangunan, pemilihan atap haruslah disesuaikan

dengan bangunan di bawahnya, iklim setempat, model atap, biaya, serta bahan yang

tersedia.

Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang

dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah didapat di mana

bangunan itu didirikan.

1.2 Permasalahan

Pengertian atap

Jenis rangka atap atau kuda-kuda

Bahan penutup atap

Macam-macam bentuk atap

1.3 Sistematika penulisan

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1.2 Permasalahan1.3 Sistematika Penulisan

BAB II ISI

2.1 Pengertian dan Fungsi 2.2 Jenis rangka atap atau kuda-kuda2.3 Bahan penutup atap2.4 Macam-macam bentuk atap

BAB III PENUTUP

1

Page 2: makalah ATAP

3.1 Kesimpulan3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

2

Page 3: makalah ATAP

BAB II

ISI

2.1 Pengertian

Atap adalah bagian yang penutup banggunan yang berfungsi sebagai pelindung

bangunan dari panas dan hujan. Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk pekerjaan

atap adalah:

1. harus serasi dengan bentuk bangunannya sehingga dapat menambah

keindahan dari bangunan,

2. dibuat dengan kemiringan sedemikian, sehingga air hujan dapat cepat

meninggalkan atap bangunan,

3. harus dibuat dari bahan yang tahan dan tidak mudah rusak oleh pengaruh

cuaca, panas dan hujan,

4. dapat memberikan kenyamanan bertempat tinggal bagi penghuninya.

2.2 Jenis rangka atap atau kuda-kuda

a. Kuda-kuda kayu

Kuda-kuda kayu dibuat dengan cara merangkaikan beberapa batang kayu yang

dibentuk menjadi suatu konstruksi rangka batang, dengan bentuk dasar segitiga. Untuk

menentukan ukuran kayu yang akan dipakai, dapat dihitung dengan metode Cremona

terhadap beban atap yang didukungnya, dengan anggapan kuda-kuda terletak pada

tumpuan sendi dan rol (mekanika statis tertentu).Adapun macam-macam kayu

berdasarkan kualitasnya adalah sebagai berikut:

Kayu kualitas 1 : untuk konstruksi berat yang dibangun diluar (tidak

terlindung): kayu jati, johar, sonokeling, belian, dsb.

Kayu kualitas 2 : untuk keperluan kontruksi berat, tidak terlindung dan

tidak dikenai tanah lembab: kayu rasamala, merawan, walikukun, dsb.

Kayu kualitas 3 : untuk kontruksi berat yang terlindung; kayu kamper,

keruwing, mahoni, jamuju dsb.

3

Page 4: makalah ATAP

Kayu kualitas 4 : untuk keperluan kontruksi ringan yang terlindung; kayu

meranti, suren, durian, dsb.

b. Kuda-kuda baja ringan

Rangka atap baja ringan merupakan susunan rangka batang hasil pabrikasi yang

membentuk suatu system dengan perakitan. Perhitungannya menggunakan bantuan

software computer. Bahan yang digunakan adalah baja bermutu tinggi yang tipis dan

ringan. Untuk mencegah terjadinya karatan, bahan tersebut diberi lapisan galpanis

(lapisan seng) atau galvanum (lapisan yang mengandung unsur alumunium dan seng).

Elemen dari struktur atap baja ringan adalah kuda-kuda, reng, sekrup, dan jurai dalam.

Jarak antar kuda-kuda tergantung pada berat penutup atap. Semakin berat beban dari

penutup atap maka akan semakin rapat jarak kuda-kudanya. Misalnya dengan

menggunakan penutup atap genteng beton, jarak antar kuda-kudanya dapat mencapai 1.4

m. Ketebalan bahan untuk kuda-kuda berkisar 0.75 – 1 mm, sedangkan ketebalan untuk

reng antara 0,4 – 0,7 mm.

2.3 Bahan penutup atap

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar bahwa mahkotanya suatu

bangunan terletak pada keserasian atapnya. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi

keserasian itu adalah jenis bahan penutupnya. Jenis bahan penutup bidang atap ada

bermacam-macam diantaranya: Genteng, asbes, seng, sirap, beton, kaca, alang-alang dan

lain-lainnya. Mengingat banyaknya jenis bahan penutup atap yang dapat digunakan,

maka dipandang perlu untuk membuat kriteria dasar pemilihannya.

Kriteria dasar bahan penutup atap

Adapun kriteria dasar untuk dapat memilih bahan penutup atap adalah sebagai berikut:

1) tinjauan terhadap iklim setempat, artinya: apakah di tempat didirikannya

bangunan itu mempunyai iklim panas ataukah iklim dingin?

2) bentuk keserasian atap yang dikehendaki.

3) mudahnya bahan itu didapat atau didatangkan di tempat di mana bangunan itu

didirikan.

4) banyaknya dana/uang yang tersedia.

Syarat-syarat umum bahan penutup atap

4

Page 5: makalah ATAP

Adapun syarat umum bahan penutup atap adalah:

1) bahan harus dapat bersifat isolasi terhadap panas, dingin, dan bunyi.

2) harus rapat terhadap air hujan/tidak tembus air.

3) tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian cuaca.

4) tidak terlalu banyak memerlukan perawatan.

5) tidak mudah terbakar.

6) bobotnya cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah di

pasang.

7) tahan lama (awet).

Di samping pernyataan di atas, bahan penutup atap mempunyai hubungan yang

erat dengan sudut lerengnya. Hal itu dimaksudkan agar :

1) Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat

mengalir meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes itu

sangat kecil.

2) Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.

3) Di dapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap

iklim. Dan bila dalam keadaan memaksa dapat dipakai untuk gudang

penyimpanan barang-barang kecil dan ringan.

Hubungan antar jenis bahan penutup dengan besar-kecilnya sudut lereng

(kemiringan) atap.

No Bahan penutup atap Sudut lereng atap

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Beton

Kaca

Asbes

Seng

Genting

Sirap

1o-2o

10o-20o

15o-25o

20o-25o

30o – 40o

25o – 40o

5

Page 6: makalah ATAP

Beberapa bahan penutup atap yang banyak dipakai untuk bangunan adalah

sebagai berikut:

a. Genteng

Berdasarkan bahan bakunya, genteng dibedakan menjadi dua, yaitu genteng tanah

dan genteng beton. Bahan dasar pembuatan genteng tanah adalah tanah liat yang dicetak

baik secara manual (dengan tangan) atau menggunakan mesin press yang kemudian

dibakar sempurna. Sementara genteng beton terbuat dari campuran pasir atau abu batu

dengan semen PC yang dicetak menggunakan mesin.

Macam-macam genteng:

1. Genteng kodok ( press = silang )

Genteng kodok ini mempunyai bidang datar dan di tengah-tengah bagian

bawahnya terdapat peninggi menyerupai hidung, di salah satu tepinya terdapat lekukan-

lekukan yang berakur untuk memperoleh hubungan yang betul-betul merapat. Peninggian

atau tonjolan yang ada pada bidang dasar bagian bawah menyerupai kodok sehingga

orang banyak menamakan: Genteng kodok. Genteng ini dipasang di atas reng yang

berukuran 2 x 3 cm secara berselang-seling. Pembuatannya dilakukan secara manual

dengan tangan dan ada juga dengan mesin. Bahan dasar genteng kodok berupa tanah liat.

Genteng kodok tergolong ringan dibanding jenis lainnya,yaitu hanya sekitar 1,5-1,8 kg

per buah. Kebutuhan genteng per meter persegi atap sekitar 21-25 buah,tergantung

ukuran gentengnya. Sudut kemiringan pada saat pemasangannya sebagai atap adalah 190

tanpa aluminium foil.

2. Genteng bubungan (genteng kerpus)

Untuk menyatukan dua bidang atap genteng pada bagian puncaknya dan pada

jurai luar atap diperlukan adanya genteng bubungan. Bahan dasar genteng ini adalah

tanah liat. Pemasangannya menggunakan adukan dengan komposisi 1 semen : 4 pasir +

pecahan-pecahan genteng yang sekaligus berfungsi menjepit genteng pada bagian ujung

atas, agar tidak bergeser.

Langkah-langkah pemasangan genteng bubungan :

6

Page 7: makalah ATAP

Pasang papan angin di kedua ujung balok bubungan.

Genteng pada baris ke-1 dari atas telah selesai dipasang dan genteng pada

baris ke-3 dibongkar dulu lalu dipasang kembali bila telah selesai.

Rentangkan benang tepat di tengah-tengah balok bubungan setinggi

bidang atas dari genteng hubungan dan sejajar padanya.

Pemasangan genteng bubungan yang pertama dimulai dari kedua ujungnya

dan berakhir di tengah-tengah panjang balok bubungan. Pemasangannya

menggunakan adukan seperti yang telah dijelaskan diatas.

Setelah selesai, kemudian pada bagian luar yang ada adukannya dilapisi

dengan adukan pc ditambah air untuk kulit luar. Untuk pemasangan genteng

bubungan pada atap perisai yang mempunyai jurai luar, dimulai dari keempat sudut

bawah menuju keatas dan berakhir di tengah-tengah bagian yang mendatar.

3. Genteng beton

Genteng beton memiliki banyak model dan warna, mulai dengan model lekukan

sampai model rata atau flat. Warnanya pun bervariasi dari cokelat, biru, hijau, atau

kombinasi 2-3 warna dalam satu genteng. Bahan baku pembuatan genteng beton ini

adalah campuran semen,pasir,bahan pengikat.bahan penguat,dan bahan pewarna.

SpesifikasiTipe genteng beton

Centurion Nova Pallace

Berat per buah (kg) 4,0-4,2 2,6

Isi per m2 (buah) 9,5 16

Jarak reng (cm) 35 30

Sudut atap minimum (derajat) 25 -

Panjang (mm) 425 -

Lebar (mm) 330 -

4. Genteng kaca

Genteng kaca ini terbuat dari bahan dasar pasir kuarsa dan batu api yang

ditumbuk atau batu pasir yang dilebur. Kaca dapat dikatakan baik untuk genteng bila

7

Page 8: makalah ATAP

memiliki sifat warna yang jernih, permukaan yang rata dan tidak ada rongga udara dalam

kaca tersebut. Genteng ini dipasang untuk dapat memasukkan cahaya ke dalam ruangan

pada waktu siang hari melalui penutup atap.

5. Genteng morando

Genteng morando ini ada yang di glazur dan ada yang non glazur (natural).

Genteng yang belum di glazur sebaiknya perlu di cat untuk mencegah serangan lumut

dan jamur. Spesifikasi genteng morando antara lain berat 2.3 kg/bh, isi 18 buah/m2, jarak

usuk 40 cm, jarak reng 27.5 cm, system sambungan interlock, dan sudut kemiringan

minimum 190. Kelebihan genteng morando antara lain cukup ringan, murah dan kuat.

Sementara kekurangannya antara lain diperlukan ketelitian pada saat pemasangan agar

tampak rapi.

6. Genteng keramik

Bahan dasar pembuatan genteng ini adalah tanah liat. Proses pembuatannya

melalui pembakaran pada suhu mencapai 1.100 dengan waktu selama 18 jam.

Pembakarannya menggunakan oven sehingga ukuran genteng lebih presisi dan seragam.

Setelah pembakaran, proses pembuatan selanjutnya adalah pewarnaan dan pemberian

glazur. Dengan glazur genteng ini mampu memantulkan panas sampai 90% sehingga

ruangan dibawahnya relatif dingin. Adapun spesifikasi genteng keramik adalah berat 3,2

kg/buah, isi 14 buah/m2, jarak usuk 40 cm, dan system sambungan interlock.

b. Sirap

Bahan sirap adalah kayu keras yang banyak terdapat di hutan-hutan Kalimantan.

Yang dibuat menjadi lembaran-lembaran tipis dengan ukuran 60 x 70 cm dengan

ketebalan 1 mm. Jenis kayu yang sering digunakan untuk sirap ini adalah kayu Ulin,kayu

Jati dan kayu Belian.

Keuntungan sirap:

- bahan ringan,

- setelah disusun menjadi satu mempunyai bentuk yang artistik dan indah,

8

Page 9: makalah ATAP

- merupakan isolasi panas yang baik sehingga udara dalam ruangan menjadi tidak

panas.

Kerugian sirap:

Karena merupakan lembaran-lembaran yang kecil, maka air hujan mudah

merembes ke sela-sela antara sirap yang satu dan lainnya, akibatnya terjadi kebocoran

dalam ruangan yang kadang-kadang sangat sulit mencari titik kebocoran ini. Untuk

mengatasi hal ini, sebelum sirap-sirap dipasang, lebih dahulu diberi lembaran-

lembaran seng plat, yang akibatnya harga konstruksi menjadi mahal.

Ukuran-ukuran sirap ada bermacam-macam, seperti berikut:

- Ukuran Besar: panjang 60cm, lebar 8 @ 9 cm dan tebalnya 4-5 mm.

- Ukuran kecil: panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm.

Warna biasa sirap adalah coklat tua, namun lama kelamaan akan berubah menjadi

coklat tua kehitam-hitaman. Lamanya sirap sebagai penutup atap diperkirakan berumur

35 tahun. Pemasangan sirap ini dilakukan di atas reng kayu dengan jarak serupa dengan

genteng (±22 cm).

Di atas setiap reng harus terdapat minimal 3 lapis sirap, dengan maksud agar air

hujan yang jatuh tidak akan mencapai lapisan yang paling bawah, dengan kata lain untuk

menghindari adanya bocor karena sisipan air di antara lapisan sirap. Lembaran-lembaran

sirap disusun berderet sedemikian rupa, sehingga lembaran sirap yang satu menggeser

setengah lebar sirap terhadap deretan yang lain yang berada di bawahnya. Agar sirap itu

tidak mudah bergeser satu sama lain, sirap dipaku pada reng yang ada di bawahnya.

c. Asbes gelombang

Keuntungan asbes gelombang sebagai penutup atap adalah mudah dan cepat

pemasangannya karena tidak memerlukan usuk dan reng, yaitu langsung dapat diletakkan

pada balok gording. Kerugiannya apabila terjadi keretakan atau rusak, maka harus

mengganti dengan lembaran asbes baru yang utuh, juga bukan isolasi panas yang baik,

sehingga ruangan di bawah atap asbes akan menjadi panas.

Asbes ini ada yang mempunyai gelombang kecil dan ada juga yang gelombang

besar, sedang ukurannya merupakan standar pabrik yang dapat dilihat pada masing-

masing brosurnya.

9

Page 10: makalah ATAP

Kemiringan atap selain ditentukan dari segi keindahan dan selera, juga ditentukan

oleh bahan penutup atapnya. Untuk penutup atap dari genting atau yang sejenis,

kemiringan atap minimum adalah 35o, sedang untuk penutup asbes atau yang berukuran

besar, kemiringan atap boleh hanya 10o.

Kemiringan atap ini juga tidak boleh terlalu besar, lebih dari 60o, karena selain

pemakaian kayu atapnya menjadi lebih banyak, juga genting-gentingnya mudah lepas.

Apabila memang menghendaki kemiringan yang besar, maka genting-gentingnya

dipasang dengan diskrup pada rengnya.

Untuk melengkapi pekerjaan penutup atap ini, masih diperlukan pekerjaan-

pekerjaan lain sebagai kelengkapannya, yaitu pekerjaan-pekerjaan talang, lisplang dan

luifel.

2.4 Macam-macam bentuk atap

Pada prinsipnya model atap dapat dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan

bentuknya yaitu model atap berdasarkan bentuk dasar atap dan model atap berdasarkan

kemiringan.

a) Model atap berdasarkan bentuk dasar

Berdasarkan bentuk dasarnya, atap dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu atap

pelana, atap perisai dan atap kerucut.

1. Atap Pelana

Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring yang tepi

atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi bawah bidang atap,

dimana air itu meninggalkan atap dinamakan tepi teritis. Pada tepi teritis ini dapat

dipasangi talang air. Di kedua ujung akhir tembok bangunan dibuatkan gunung-gunung

sebagai pengganti fungsi kuda-kuda. Kalau bangunannya cukup panjang, maka tiap-tiap

jarak 3 m perlu dipasang kuda-kuda untuk menahan gording/bidang penutupa atap. Bahan

penutupnya banyak yang menggunakan genteng biasa (genteng kampung) maupun seng

gelombang. Perlu diingat bahwa atap dari seng tidak bersifat isolasi artinya pada saat

musim panas dalam ruangan terasa amat panas dan bila musim dingin, maka dalam

ruangan terasa lebih dingin. Begitu pula tetesan air hujan pada atap seng menimbulkan

10

Page 11: makalah ATAP

suara yang gaduh. Bentuk atap pelana digunakan untuk rumah-rumah yang sederhana

pula. Rumah dengan bentuk atap ini banyak dijumpai di pedesaan seperti di Bali, Jawa

Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan di tempat lainnya.

2. Atap Perisai

Atap perisai merupakan penyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan

menambahkan dua bidang atap miring yang berbentuk segitiga pada ujung akhir atap

bangunan. Dengan demikian atap perisai terdiri dari dua bidang atap miring yang

berbentuk trapesium panjang yang pada tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus, yang

dinamakan bubungan. Dan dua bidang atap lainnya yang berbentuk segitiga. Biasanya

miring bidang-bidang atap ini sama. Pertemuan dari tiap dua bidang atap yang

merupakan garis miring yang menyudut serta menjorok ke luar dinamakan bubungan

miring atau jurai luar. Sedangkan pertemuan dari dua bidang atap yang menjorok ke

dalam dinamakan jurai dalam atau lembahan. Oleh karena air hujan yang jatuh di sekitar

jurai kemudian mengalir ke jurai dalam, maka ini perlu dibuatkan talang. Dengan

demikian jurai dalam atau lembahan dapat juga dinamakan jurai talang.

3. Atap Kerucut

Atap kerucut disebut juga atap limasan karena berbentuk seperti limas.

Kemiringan atap ini sangat besar (lebih dari 30o). bahan struktur dan penutup atap

dibutuhkan cukup banyak. Namun demikian, keindahan bentuk atap ini lebih baik dari

model atap lainnya. Namun, atap ini agak susah atau berisiko dari segi perawatannya

sehingga perlu kehati-hatian ini disebabkan atap ini memiliki kemiringan yang tinggi.

b).model atap berdasarkan kemiringan

1. Atap sandar

Atap sandar sering disebut juga dengan nama atap sengkuap atau atap tempel.

Pada umumnya atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya

bersandar atau menempel pada tembok bangunan induk (tembok yang menjulang tinggi).

Pada bentuk atap sandar menggunakan konstruksi setengah kuda-kuda untuk mendukung

11

Page 12: makalah ATAP

balok gording. Bila dikehendaki, konstruksi setengah kuda-kuda dapat diganti dengan

gunung-gunung. Gunung-gunung adalah merupakan suatu konstruksi pasangan bata yang

dapat dipakai untuk menggantikan fungsi kuda-kuda. Bangunan dengan memakai atap

sandar biasanya dibuat kemudian, karena ruangan-ruangan yang telah tersedia dianggap

masih kurang dari kebutuhan. Oleh karenanya dibuatlah ruang tambahan dengan atap

sandar, sebagai bangunan pelengkap saja. Kemiringan atapnya dapat diambil 30o @ 40o

bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup atap dari semen asbes

gelombang dan seng gelombang kemiringannya dapat diambil 20o @ 25o, yang pada

pemasangannya tidak memerlukan reng.

2. Atap Datar

Bentuk atap ini kelihatannya paling sederhana, jika dibandingkan dengan bentuk-

bentuk atap lainnya. Meskipun bentuk ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada

permukaan atap selalu dibuat sedikit miring atau menyalurkan air hujan ke lubang talang.

Menentukan banyaknya arah kemiringan air didasarkan luas bidang atap dan letak

dimana talang itu berada. Bahan yang sesuai untuk bentuk atap ini biasanya digunakan

campuran beton bertulang. Ini merupakan atap pelat beton yang penulangannya harus

dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan tebal pelat atap. Agar dibawah atap ini

tidak terlalu panas atau dingin, maka perlu dibuatkan ruang isolasi di atas langit-langit

(plafon). Atap datar banyak digunakan untuk rumah-rumah mewah seperti rumah

bertingkat.

Di samping itu dapat digunakan sebagai emper/atap teras pada bagian depan pintu

masuk rumah. Atap pelat beton ini ditahan/disangga oleh balok-balok dan kolom-kolom

beton dengan ukuran tertentu, sehingga akhirnya merupakan suatu portal. Mengingat

bahan yang digunakan dari campuran beton bertulang, maka biaya pembuatannya cukup

besar.

3. ATAP MIRING

Atap miring memiliki kemiringan diatas 200. atap ini memerlukan bahan material

yang banyak dan pengerjaannya lebih rumit. Bahan yang digunakan sebagai penutupnya

adalah genteng, sirap, genteng metal, dsb. Keunggulan atap ini adalah ruangan

dibawahnya relatif lebih dingin disbanding atap datar.

12

Page 13: makalah ATAP

BAB III

KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan

Atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembuatan

bangunan. Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, atap juga dapat memperindah

rumah penghuninya. Pemilihan bentuk dan pemasangan atap yang kurang baik berisiko

terjadinya kebocoran sehingga penghuni bangunan tersebut akan merasa tidak nyaman.

Memang hal ini dapat diperbaiki, tetapi diperlukan biaya dan energi cukup banyak. Biaya

tersebut bukan hanya untuk perbaikan atau tetapi juga biaya keamanan benda-benda atau

barang-barang yang ada di bawahnya atau di dalam rumah.

1.2 Saran

Sebelum membangun sebuah gedung khususnya atap harus direncanakan sedetail

mungkin, agar atap yang digunakan dalam sebuah gedung tersebut berkualitas baik.

Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang

dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah di dapat dimana

bangunan itu didirikan.

13

Page 14: makalah ATAP

DAFTAR PUSTAKA

Kusjuliadi P, Danang,2007, Ragam Bentuk dan Perawatan Atap. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Puspantoro, Msc, Ir. Ign. Benny, 1996, Konstruksi bangunan gedung tidak bertingkat:

. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Supribadi, Drs. Ik., 1993, Ilmu Bangunan gedung. Jakarta: Armico.

14

Page 15: makalah ATAP

Lampiran

Jenis bahan penutup atap harga

Genteng Morando

a. KW II

- Glazur

- Non Glazur

Genteng Jatiwangi

a. KW II

Genteng Bubungan

Genteng Plentong

- Natural

- Standart

- Special

- Premium

Genteng Kodok

- Natural

- Standart

- Special

- Premium

Asbes

- Ukuran 1.80 m

Rp. 2.500,-*

Rp. 2.000,-*

Rp. 900,-*

Rp. 2.500,-*

Rp. 1.250,-****

Rp. 2.250,-****

Rp. 3.000,-****

Rp. 3.500,-****

Rp. 1.400,-****

Rp. 2.300,-****

Rp. 2.800,-****

Rp. 3.000,-****

Rp. 40.000,-**

15

Page 16: makalah ATAP

- Ukuran 2.40 m

- Ukuran 2,70 m

- Ukuran 3 m

Asbes bahan fiberglass

- Ukuran P 1,80 m L 8,2

Seng gelombang

- Ukuran 80 x 80

Rp. 50.000,-**

Rp. 60.000,-**

Rp, 70.000,-**

Rp. 129.000,-***

Rp. 46.000,-*

*TB. RIZKY PANGHEGAR Jl. Dr. Setiabudy180 **TB. PRATAMA JAYA Jl. Gegerkalong hilir no 22 ***IBCC Hypermart Bangunan ****Google image search

16