peningkatan kemampuan menulis paragraf...
TRANSCRIPT
iv
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI
MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK Student Team Achievement Division (STAD)
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Ani Septiani
106013000290
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H
ABSTRAK
Ani Septiani; 106013000290: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Judul skripsi, “Penigkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi
Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team
Achievement Division (STAD) .”
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa
manusia tidak dapat berkomunikasi. Peranan dunia pendidikan harus mampu
menghasilkan siswa yang terampil dalam berbahasa. Salah satu keterampilan yang
harus dimiliki siswa yaitu keterampilan menulis. Menulis paragraf persuasi
merupakan salah satu cakupan dari keterampilan menulis. Kenyataan yang ada di
sekolah dalam menulis paragraf persuasi, siswa selalu menghadapi masalah
seperti, sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat
menuangkan ide dan gagasannya, siswa belum mampu mengungkapkan ide atau
gagasan dengan baik, siswa kurang memahami pemakaian tanda baca, dan siswa
kurang dapat memperhatikan ejaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi
dapat ditunjang dengan menggunakan strategi dan metode belajar yang tepat.
Metode pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD memberikan alternatif
pembelajaran secara kelompok-kelompok kecil. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi dan
mengetahui keefektifan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan
objek penelitian adalah kelas X SMA YASIH Bogor yang berjumlah 20 siswa
dan dideskripsikan melalui proses dan hasil belajar mengajar. Penelitian ini
dilakukan dengan satu siklus pretest dan postest.
Perolehan nilai siswa ketika mengerjakan pretest pada awal pertemuan,
sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD hanya
mencapai skor rata-rata 41,6 dan nilai tersebut belum mencapai nilai KKM (65).
Sedangkan pada pertemuan kedua terlihat adanya peningkatan karena kesulitan
yang dihadapi siswa pada kegiatan pretest dapat teratasi sehingga rata-rata skor
postest yang didapat siswa melebihi nilai KKM, yaitu 75,8.
Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan nilai siswa mengalami peningkatan dari pretest hanya memperoleh skor
rata-rata 41,6, saat postest skor rata-rata siswa mencapai 75,8.
i
i
ii
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga skripsi yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui Penerapan
Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division
(STAD)” ini dapat terselesaikan guna memenuhi persyaratan dalam mendapatkan
gelar sarjana dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak
terlepas dari kekurangan dan kekeliruan, sehingga membutuhkan banyak
bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak baik secara moril maupun
materil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan kesabaran
dan pengertian yang tak henti mengingatkan kepada mahasiswa agar selalu
mengerjakan skripsi ini hingga penulis terus termotivasi untuk
menyelesaikan skripsi hingga selesai.
3. Bapak Drs. E. Kusnadi, sebagai dosen penasehat akademik angkatan 2006,
yang telah memberikan ilmu dan waktunya dengan keikhlasan, pengertian,
dan kesabaran sampai selesai masa perkuliahan.
4. Bapak Makyun Subuki, M.Hum, sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis
dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketelitian hingga terselesaikan
skripsi ini.
iii
iii
5. Bapak Drs. H. Maslahul Ihsan, Kepala Sekolah SMA YASIH Bogor,
dewan guru, khususnya Ibu Dra. Nurlaela, para staf dan seluruh siswa
kelas X.
6. Almarhum Abah, semoga amal ibadahnya diterima Allah Swt, dan ibunda
tercinta, mamah Sopinah yang telah memberikan kasih sayang, doa restu
serta dukungan moril dan materiil. Terima kasih yang tulus kuucapkan.
7. Keluargaku tersayang, abang, teteh terutama keponakan-keponakanku
yang selalu menghibur dikala ku penat dengan tugas-tugas, celotehan
kalian membuatku terus bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Kekasih yang telah menemani dikala suka maupun duka yang telah
memberikan banyak arti dalam kehidupanku dan semangat dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat PBSI angkatan 2006 yang telah memberikan dukungan
dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik berupa moril
maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca yang selalu peduli dan prihatin terhadap
perkembangan dunia pendidikan baik sekarang maupun yang akan datang. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk
penyempurnaan skripsi ini.
Jakarta, Februari 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 4
D. Perumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian ...................... 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 6
BAB II ACUAN TEORETIS
A. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ........................................ 7
B. Hakikat Teknik STAD .......................................................... 18
C. Hakikat Menulis .................................................................... 23
D. Hakikat Paragraf Persuasi ..................... ............................... 26
E. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan ……………………. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 33
B. Objek Penelitian .................................................................... 33
C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ............................. 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian…………………. 38
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................ 39
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ........................ 39
v
G. Data dan Sumber Data .......................................................... 40
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 40
I. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 51
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .......................... 51
K. Teknik Analisis Data ............................................................. 52
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ......... 55
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI
HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA YASIH Bogor ................................ 56
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi
Tindakan ................................................................................ 57
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 61
D. Analisis Data ......................................................................... 62
E. Interprestasi Hasil Analisis ................................................... 84
F. Pembahasan Temuan Penelitian ............................................ 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 90
B. Saran ...................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perhitungan Skor Kemajuan Individual ............................................... 22
3.1 Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................. 38
3.2 Instrument Pretest ............................................................................... 43
3.3 Instrument Postest ............................................................................... 44
3.4 Kriteria Penilaian ................................................................................ 45
3.5 Format Penilaian ................................................................................. 50
3.6 Aspek Penilaian Menulis Paragraf Persuasi dengan Skala 1-5 ........... 52
3.7 Penetuan Patokan Tingkat Penguasaan dengan Perhitungan
Persentase untuk Skala Lima .............................................................. 53
4.1 Keadaan siswa SMA YASIH Bogor Tahun Pelajaran 2010-2011....... 57
4.2 Data Pretest Kelas X .......................................................................... 58
4.3 Urutan Nilai Pretest Terendah Sampai Tertinggi
Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor ................................................... 59
4.4 Data Postest Kelas X .......................................................................... 60
4.5 Urutan Nilai Postest Terendah Sampai Tertinggi
Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor ................................................... 61
4.6 Kegiatan Awal Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 64
4.7 Kegiatan Inti Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 65
4.8 Kegiatan Akhir Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 66
4.9 Aktifitas Siswa Pada Awal Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ............................................ 67
4.10 Aktifitas Siswa Pada Inti Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .............................................. 68
4.11 Aktifitas Siswa Pada Akhir Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .............................................. 69
vii
4.12 Analisis Data Pretest Kelas X ............................................................. 71
4.13 Analisis Data Postest Kelas X ............................................................. 72
4.14 Data Pretest dan Postest Siswa Kelas X ............................................. 75
4.15 Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran
bahasa Indonesia akan dimulai? .......................................................... 79
4.16 Apakah kamu senang dengan pembelajaran
menulis dalam bahasa Indonesia? ....................................................... 79
4.17 Apakah kamu pernah belajar menulis paragraf persuasi? ................... 80
4.18 Apakah menulis paragraf persuasi sulit
apabila dikerjakan secara berkelompok? ............................................ 80
4.19 Apakah kamu tahu metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD ....................................................................................... 81
4.20 Apakah kamu senang menulis paragraf persuasi
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD? ...................................................................................... 81
4.21 Apakah menulis paragraf persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD dapat meningkatkan motivasi belajarmu? .................... 82
4.22 Apakah kamu merasa kemampuan menulis paragraf
persuasi mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran menulis dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? ................................. 82
4.23 Apakah kamu menemui kesulitan dalam
pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD? ...................................................................................... 83
4.24 Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran
menulis paragraf persuasi dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? .................................. 83
4.25 Perolehan nilai menulis dari pretest sampai posttest ........................... 88
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa
manusia tidak dapat berkomunikasi. Selain itu, bahasa juga berfungsi sebagai
penunjuk identitas seperti bahasa Indonesia. Pentingnya bahasa Indonesia dalam
kehidupan manusia menjadikan bahasa tersebut harus dipelajari. Oleh sebab itu,
bahasa Indonesia diajarkan di sekolah sejak sekolah dasar. Peranan dunia
pendidikan harus mampu menghasilkan siswa yang terampil dalam berbahasa baik
di sekolah maupun di masyarakat, menjadi keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan berbahasa siswa salah satunya dipengaruhi oleh suasana
belajar di kelas. Siswa harus memperoleh suasana belajar yang menyenangkan,
menarik, dan bermanfaat. Dalam hal ini, persiapan dan proses pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas sangat berpengaruh. Agar dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, seorang guru harus memiliki pengetahuan
dan wawasan tentang metode pembelajaran yang dapat dimodifikasi dengan
kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung melalui metode pembelajaran
mengacu pada pembelajaran aktif (active learning).
Salah satu metode yang dikembangkan berdasarkan pembelajaran aktif
adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik sekaligus keterampilan sosial yang dilakukan secara berkelompok.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa yang bekerja sama
dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu
membuat diri mereka belajar sama baiknya. Tiga konsep penting bagi
pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu,
dan kesempatan sukses yang sama.
1
2
Terdapat berbagai teknik dalam pembelajaran kooperatif, di antaranya
Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT),
Jigsaw (tim ahli), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan
Group Investigation (Kelompok Investigasi). Teknik yang umum diterapkan
dalam pembelajaran kooperatif adalah teknik Student Team Achievement Division
(STAD) atau teknik pembagian tim siswa berprestasi. Teknik Student Team
Achievement Division (STAD) lahir dari sebuah gagasan yang menyatakan untuk
memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain
dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Student Team
Achievement Division (STAD) lebih merupakan metode umum dalam mengatur
kelas dibandingkan metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran
tertentu.
Terkait dengan aspek keterampilan berbahasa, salah satu keterampilan
yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis
diajarkan agar siswa memiliki kemampuan dalam menuangkan gagasan, ide, dan
pengalamannya dengan benar. Dalam menulis, penulis dituntut mampu
menerapkan sejumlah keterampilan sekaligus. Sebelum menulis perlu membuat
perencanaan, misalnya menyeleksi topik, menata, dan mengorganisasikan gagasan
serta mempertimbangkan ragam tulisannya. Selain itu, penggunaan aspek
kebahasaan seperti bentuk kata, penggunaan ejaan, tanda baca, diksi, dan kalimat
harus disusun secara efektif. Seluruh keterampilan tersebut menjadi bukti
kesempurnaan keterampilan menulis. Oleh karena itu, dibutuhkan praktik dan
latihan yang berkelanjutan.
Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk,
salah satunya adalah keterampilan menulis paragraf. Dalam menulis paragraf,
diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan
dengan cara membuat paragraf yang menarik untuk dibaca. Siswa harus dapat
menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain
sehingga menjadi paragraf yang utuh. Dengan kata lain, paragraf dapat dikatakan
sebagai karangan yang berisi sebuah pikiran yang didukung oleh kumpulan
kalimat saling berhubungan untuk membuat sebuah gagasan.
3
Berdasarkan bentuknya, paragraf terdiri dari paragraf eksposisi, narasi,
argumentasi, deskripsi, dan persuasi. Salah satu dari lima bentuk paragraf yang
dapat dijadikan media siswa untuk menuangkan gagasan kreatifitas menjadi
sebuah paragraf utuh dan menarik dibaca , yaitu siswa dapat mencurahkan pikiran
dan kreatifitas tersebut melalui paragraf persuasi. Paragraf persuasi merupakan
paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-
hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu
pendapat ataupun perasaan seseorang.
Dari observasi yang dilakukan di SMA YASIH Bogor mengenai
kemampuan menulis paragraf persuasi, penulis mendapat informasi bahwa nilai
menulis paragraf persuasi siswa hampir mendekati tingkat ketuntasan minimal.
Dengan kata lain, hasil menulis siswa belum mencapai tingkat ketuntasan minimal
sesuai ketuntasan minimal kompetensi menulis yang telah ditentukan. Masalah-
masalah yang dihadapi siswa saat membuat paragraf persuasi umumnya berkaitan
dengan pemilihan kata atau diksi yang bagus agar pembaca terpengaruh, ide yang
harus diungkapkan dalam persuasi, ketepatan penempatan ejaan dan tanda baca,
dan menghubungkan kata antarkalimat. Selain itu, kurang tepatnya pemilihan
metode pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai penyebab hasil belajar menulis
paragraf persuasi siswa belum mencapai maksimal. Terkadang metode dan media
yang digunakan terkesan membosankan dan membingungkan.
Oleh karena itu, peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
menulis paragraf persuasi dapat ditunjang dengan menggunakan strategi dan
metode belajar yang tepat. Metode pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD
memberikan alternatif pembelajaran secara kelompok-kelompok kecil.
Berdasarkan gambaran di atas, siswa diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis paragraf persuasi dengan berdiskusi bersama temannya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
”Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui Penerapan
Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division
(STAD) pada Siswa kelas X SMA YASIH Bogor”
4
B. Identifikasi Masalah
Untuk memudahkan penelitian, penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Siswa senang dengan pelajaran menulis.
2. Tingkat pemahaman menulis paragraf persuasi.
3. Metode yang diterapkan oleh guru saat pembelajaran keterampilan menulis
berlangsung.
4. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi.
5. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi.
6. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, penulis
membatasi masalah kepada:
1. Kemampuan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X SMA YASIH
Bogor.
2. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran menulis paragraf persuasi.
3. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan
kemampuan menulis paragraf persuasi.
D. Perumusan Masalah dan Hipotesis
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis persuasi pada siswa kelas X SMA
YASIH Bogor?
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi?
5
3. Seberapa tinggi tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi
setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD?
Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keterampilan dan
kualitas hasil pembelajaran menulis paragraf persuasi.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan.
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis siswa.
2. Untuk mengetahui tingkat keefektifan metode pembelajaran kooperatif teknik
STAD dalam pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis paragraf
persuasi setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pengetahuan
para guru dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Selain itu, manfaat
penelitian ini juga dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
belajar mengajar baik secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman siswa
terhadap materi keterampilan menulis khususnya menulis paragraf,
memotivasi siswa agar lebih senang dengan pelajaran menulis.
b. Bagi guru, semoga penelitian ini sebagai sumbangan pengetahuan baru
mengenai metode pembelajaran aktif yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi.
c. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu modal
pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat turun langsung di
masyarakat.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan
menulis siswa, dan meningkatkan kompetensi sosial antara satu siswa
dengan yang lainnya dengan saling berinteraksi.
b. Bagi guru, dapat mengatasi kesulitan guru dalam memilih metode yang
tepat untuk pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi.
c. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan
baru setelah melaksanakan penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika
penulisan yang terdiri dari beberapa bab, dan bab-bab tersebut memiliki beberapa
sub, yaitu:
Bab I. Pendahuluan, terdiri atas: Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika penulisan.
Bab II. Acuan Teoretis, terdiri atas: Hakikat Metode Pembelajaran
Kooperatif, Hakikat Menulis, dan Hakikat Paragraf.
Bab III. Metodologi Penelitian, terdiri atas: Tempat dan Waktu Penelitian,
Objek dan Subjek Penelitian, Metode dan Rancangan Penelitian, Peran dan
Posisi Peneliti dalam Penelitian, Tahapan Intervensi Tindakan, Hasil
Intervensi Tindakan yang Diharapkan, Data dan Sumber Data, Instrumen
Pengumpulan Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pemeriksaan
Keterpercayaan Studi, Teknik Analisis Data, dan Tindak Lanjut/
Pengembangan Perencanaan Tindakan.
Bab IV. Deskripsi Data, Analisis Data, Interpretasi Hasil Analisis, dan
Pembahasan, terdiri atas: Gambaran Umum SMA YASIH Bogor, Deskripsi
Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan, Pemeriksaan
Keabsahan Data, Analisis Data, Interpretasi Hasil Analisis, dan Pembahasan
Penemuan Hasil Analisis.
Bab V. Penutup, terdiri atas: Simpulan dan Saran.
7
BAB II
ACUAN TEORETIS
A. Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar
atau melaksanakan pembelajaran yang dipergunakan seorang guru atau instruktur.
Metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai teknik penyajian yang dikuasai
guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik, baik
secara individual maupun kelompok, agar pelajaran dapat dipahami, diserap, dan
dimanfaatkan oleh peserta didik.1 Semakin baik metode pembelajaran, semakin
efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Macam-macam metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran di
antaranya adalah metode tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, proyek, karya
wisata, dan metode pembelajaran aktif.
1. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama
cooperative learning. Menurut Isjoni, dalam Ekowati berpendapat bahwa
cooperatif learning berasal dari kata cooperative yang berarti mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai
suatu kelompok atau satu tim. Selanjutnya dikatakan pula pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran dengan sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.2 Banyak pakar yang
mendefinisikan tentang pembelajaran kooperatif di antaranya:
Johnson dan Holubec, dalam Saparudin berpendapat bahwa pembelajaran
kooperatif adalah metode pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil,
1 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005), h. 52. 2 Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembejaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 24.
7
8
sehingga siswa dapat bekerja sama dan memaksimalkan diri dan anggota
kelompok lainnya dalam belajar.3 Senada dengan Jonson dan Holubec, Slavin
juga mengemukakan bahwa:
”Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan
setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan
keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama
dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan
teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia
menjadi narasumber bagi teman yang lain.”4
Sependapat dengan Slavin, Johnson seperti dikutip oleh Ekowati juga
mengemukakan bahwa cooperative learning atau pembelajaran koooperatif
merupakan metode mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu
kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal
yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut5.
Begitu pula dengan Nurhadi dan Senduk, dalam Wena, mengatakan
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara sadar menciptakan interaksi
yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku
ajar, tetapi juga sesama siswa.6 Seperti Nurhadi dan Senduk, Abdurahman dan
Bintoro dalam Wena, juga memperkuat definisi pembelajaran kooperatif dengan
mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara
sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih
asuh antarsesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.7
Dari pemaparan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ke
dalam suatu kelompok kecil secara kolaboratif agar siswa dapat bekerja sama
sebagai satu kelompok dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan
3 Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005),
h. 13. 4 ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif. Diakses 2
Desember 2011. 5 Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembejaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa (Bogor: Universitas Pakuan, 2008),h. 24. 6 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Sebuah Tinjauan
Konseptual Operasional, (Jakara: Bumi Aksara, 2009), cet. 3, h. 189. 7 Ibid, h. 25.
9
pelajari satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif
juga merupakan sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat
(siswa lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya.
2. Landasan Teori Pembelajaran Kooperatif
Salah satu metode pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran
kooperatif. Landasan teori yang mendukung pembelajaran kooperatif, yaitu teori
motivasi dan kognitif.
a. Teori Motivasi
Teori motivasi pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada
penghargaan atau struktur tujuan siswa bekerja. Deutsch, dalam Slavin
mengidentifikasikan tiga struktur tujuan: kooperatif, usaha berorientasi tujuan dari
tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain;
kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi
pencapaian tujuan anggota lainnya; dan individualistik di mana usaha berorientasi
dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apa pun bagi pencapaian tujuan
anggota lainnya. Sedangkan menurut Slavin, struktur tujuan kooperatif
menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa
meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh
karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus
membantu teman satu timnya untuk melakukan apa pun guna membuat kelompok
berhasil, dan mungkin yang lebih penting mendorong anggota satu kelompoknya
untuk melakukan usaha maksimal.8
Menurut teori motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif
terletak pada bagaimana bentuk hadiah atau tujuan saat siswa melaksanakan
kegiatan. Pada pembelajaran kooperatif siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai
jika siswa lain juga akan mencapai tujuan tersebut.9
8 Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik,(Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 34. 9 Muslimin Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 17.
10
Dengan kata lain, teori motivasi dalam pembelajaran kooperatif
menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah insentif bagi
siswa untuk melakukan tugas-tugas akademik.
b. Teori Kognitif
Teori kognitif pada pembelajaran kooperatif menekankan pada pengaruh
dari kerja sama itu sendiri (apakah kelompok tersebut mencoba meraih tujuan
kelompok ataupun tidak). Teori kognitif pada pembelajaran kooperatif terbagi
menjadi dua kategori utama, yaitu teori pembangunan atau perkembangan dan
elaborasi kognitif.
1) Teori Pembangunan atau Perkembangan
Asumsi dasar dari teori pembangunan atau perkembangan adalah nteraksi
di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai meningkatkan
penguasaan mereka terhadap konsep kritik. Vygotsky, dalam Slavin
mendefinisikan wilayah pembangunan paling dekat sebagai ”jarak antara level
pembangunan aktual seperti yang ditentukan oleh penyelesaian masalah secara
independen dan level pembangunan potensial seperti yang ditentukan melalui
penyelesaian masalah dengan bantuan dari orang dewasa atau dalam kolaborasi
dengan teman yang lebih mampu.” Vygotsky, dalam Slavin menggambarkan
pengaruh kegiatan kolaboratif pada pembelajaran sebagai berikut.
”Fungsi-fungsi pertama kali terbentuk secara kolektif di dalam bentuk
hubungan di antara anak-anak dan kemudian menjadi fungsi-fungsi
mental bagi masing-masing individu..... penelitian membuktikan
bahwa pemikiran muncul dari argumen.”10
Dengan kata lain, teori pembangunan atau perkembangan mengasumsikan
bahwa interaksi antar siswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai, dapat
meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep yang sulit.
1) Teori Elaborasi Kognitif
Teori elaborasi kognitif memiliki pandangan yang berbeda, penelitian
dalam psikologi kognitif telah menemukan bahwa agar informasi dapat disimpan
10
Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h.37.
11
dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah ada di dalam memori itu,
maka siswa harus terlibat dalam beberapa macam kegiatan pengaturan kognitif
kembali atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Salah satu contoh kegiatan
mengatur kembali kognitif misalnya menulis rangkuman atau ringkasan dari
pelajaran yang disampaikan adalah pelajaran tambahan yang lebih baik daripada
sekadar menyalin catatan, karena rangkuman atau ringkasan menuntut para siswa
untuk mengatur kembali materinya dan memilih bagian yang penting dari
pelajaran tersebut. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah
menjelaskan materinya kepada orang lain.11
Di antara landasan teori pembelajaran kooperatif yang ada, teori yang
lebih dominan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah teori kognitif. Teori
kognitif sendiri terdiri dari teori pembangunan dan elaborasi kognitif yang
berasumsi bahwa dengan berinteraksi siswa mampu memecahkan masalah yang
sulit diatasi. Terbukti pada hasil penelitian yang peneliti lakukan di kelas X SMA
YASIH Bogor, dengan saling berinteraksi siswa dapat saling menuangkan ide,
bertukar pikiran mengenai penempatan tanda baca, penggunaan ejaan,
memadukan kalimat dalam paragraf, dan memilih diksi yang tepat dalam
membuat paragraf persuasi secara berkelompok.
3. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri,12
sebagai berikut.
a. Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
b. Siswa dalam kelompok sehidup semati.
c. Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama.
d. Membagi tugas dan tanggung jawab sama.
e. Akan dievaluasi untuk semua.
11
Muslimin Ibrahim,dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 18. 12
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 270.
12
f. Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.
g. Diminta mempertanggungjawabkan individual materi yang ditangani.
h. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok
secara kooperatif.
i. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,
budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap
kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula.
j. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
4. Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Ada lima prisip yang mendasari pembelajaran kooperatif.13
a. Positive independent, artinya adanya ketergantungan positif yakni anggota
kelompok menyadari pentingnya kerja sama dalam pencapaian tujuan.
Suasana saling ketergantungan tersebut dapat diciptakan melalui berbagai
strategi, yaitu sebagai berikut.
1) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini
masing-masing siswa merasa memerlukan temannya dalam usaha
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini
masing-masing siswa membutuhkan teman dalam menyelesaikan tugas-
tugas pembelajaran. Siswa yang kurang pandai merasa perlu bertanya
pada yang lebih pandai, sebaliknya yang lebih pandai merasa
berkewajiban untuk mengajari temannya yang belum bisa.
3) Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar. Siswa yang tidak
memiliki sumber belajar akan berusaha meminjam pada temannya.
4) Saling ketergantungan peran. Siswa yang sebelumnya mungkin sering
bertanya pada temannya, suatu saat ia akan berusaha mengajari
temannya yang mungkin mengalami masalah (berperan sebagai
pengajar).
13
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 269.
13
5) Saling ketergantungan hadiah. Penghargaan atau hadiah diberikan
kepada kelompok, karena hasil kerja adalah hasil kerja kelompok bukan
hasil kerja perseorangan.
b. Face to face interaction atau interaksi bersemuka, artinya antar anggota
berinteraksi dengan saling berhadapan sehingga mereka dapat melakukan
dialog, tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan siswa lain.
c. Individual accountability atau tanggung jawab individu, artinya setiap
anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk
mencapai keberhasilan kelompok. Untuk mencapai keberhasilan kelompok,
setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi
pembelajaran secara maksimal, Karena hasil belajar kelompok didasari atas
rata-rata nilai anggota kelompok.14
d. Use of collaborative/social skill atau keterampilan menjalin hubungan
antarpribadi, artinya harus menggunakan keterampilan bekerjasama dan
bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi, perlu adanya bimbingan
guru. Dengan demikian, dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial
seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengeritik ide dan
bukan mengeritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, dan
berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi
tidak hanya diasumsikan, tetapi secara sengaja diajarkan oleh guru.
e. Group processing pengolahan kelompok, artinya siswa perlu menilai
bagaimana mereka bekerja secara aktif.
5. Jenis Pembelajaran Kooperatif
Secara umum, pembelajaran kooperatif dibagi menjadi tiga tipe15
, yaitu:
a. Pembelajaran kooperatif formal
Ciri dari tipe pembelajaran ini seperti kelompok yang dibentuk untuk
melaksanakan pembelajaran bersifat permanen mulai dari awal sampai
14
Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h.39. 15
Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005),
h. 13.
14
pembelajaran selesai, tugas yang diberikan pada kelompok lengkap, adanya
pembelajaran untuk mempersiapkan tugas yang harus dikerjakan kelompok,
dan setiap kelompok diberi proyek untuk memaksimalkan belajar diri sendiri
dan kelompoknya.
b. Pembelajaran kooperatif informal
Ciri dari tipe pembelajaran ini yaitu kelompok yang dibentuk tidak
tetap dan bersifat fleksibel untuk membahas berbagai materi yang berbeda,
buatlah diskusi dalam bentuk pertanyaan untuk memfokuskan perhatian,
buatlah organisasi pengetahuan yang harus dipahami siswa, serta ciptakan
suasana belajar yang baik dan menyenangkan dan yakinkan bahwa proses
kognitif terjadi.
c. Kelompok berbasis kooperatif
Ciri dari tipe pembelajaran ini adalah kelompok-kelompok yang telah
dibentuk dari awal sampai akhir hanya membahas suatu materi, dan
pembelajaran ini harus bisa membuat kemajuan akademis serta pengembangan
secara kognitif dan sosial dengan cara yang sehat.
Adapun secara khusus tipe-tipe pembelajaran kooperatif terdiri atas:
a. Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Tipe STAD adalah metode pembelajaran kooperatif untuk
pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan
tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.16
b. Tipe Team Game Tournament (TGT)
TGT merupakan metode yang berkaitan dengan STAD, siswa
memainkan permainan dengan anggota- anggota tim lain untuk memperoleh
tambahan poin untuk skor tim mereka. Penerapan tipe ini dengan cara
16
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009), h. 52.
15
mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa pula
berbeda.17
c. Tipe Jigsaw (Tim Ahli)
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins. Dalam penerapan jigsaw, siswa
dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen.
Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap
anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari materi
yang diberikan.18
d. Tipe Kelompok Investigasi (KI)
Tipe kelompok investigasi dikembangkan pertama kali oleh
Thelan. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit
daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga
memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok
yang baik. 19
e. Tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS)
Pada tipe ini siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam
kelompok mendapat nomor. Penugasan berangkai diberikan kepada siswa
berdasarkan nomor. Bila perlu, guru dapat menyuruh siswa keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama siswa bernomor sama dari kelompok
lain. Dalam kesempatan ini tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka. Laporkan hasil dan tanggapan dari
kelompok lain dan merumuskan simpulan.20
17
Ibid, h. 54. 18
Muslimin Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 21. 19
Muslimin Ibrahim,dkk., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 23. 20
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 277 – 278.
16
6. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran
kooperatif antara lain21
:
a. Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran.
b. Organisasikan siswa atau peserta didik dalam kelompok kooperatif.
c. Bimbing siswa atau peserta didik dalam kelompok koperatif.
d. Evaluasi.
e. Berikan penghargaan.
7. Kelebihan Metode Pembelajaran Kooperatif
Penggunaan metode pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan
antara lain:22
a. Membangun kepedulian dan keberhasilan bersama sesuai dengan upaya
yang diberikan rekan kelompok.
b. Setiap orang akan merasa memiliki nilai, karena pengalaman kerjasama
menghasilkan keyakinan individu akan keberadaan dirinya dan nilainya.
c. Orang yang bekerjasama secara intrinsik dapat mengembangkan motivasi
untuk belajar. Belajar adalah tujuan bukan kemenangan. Siswa akan selalu
tertarik terhadap tugas yang diberikan.
d. Saling ketergantungan yang positif.
e. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
f. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
g. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
h. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru.
i. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
yang menyenangkan.
21
Ibid, h. 271. 22
Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005),
h. 13.
17
8. Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif
Selain memiliki kelebihan, metode pembelajaran kooperatif juga memiliki
kelemahan antara lain23
:
a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Kondisi seperti ini
dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran
dilakukan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di
tempat yang terbuka.
b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam
grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang
tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil
jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model
pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari
segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara
anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang
diberikan kepada kelompok.24
c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik
atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan
kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama
dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan
dengan orang lain.
d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara
adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.
Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap
anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah
didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara
individu.
23
Ibid, h. 13 24
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009), h. 56.
18
e. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
dapat memotivasi belajar siswa dimana kekurangan yang mungkin terjadi
dapat diminimalisirkan.
B. Hakikat Teknik STAD
1. Pengertian STAD
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya di
Univesitas John Hopkin serta merupakan teknik paling sederhana serta paling baik
untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan metode pembelajaran
kooperatif. Guru yang menggunakan teknik STAD juga mengacu kepada
kelompok belajar siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap
minggu menggunakan presentasi verbal atau teks.25
Teknik STAD adalah metode pembelajaran kooperatif untuk
pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan
tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu. Keanggotaan campuran
menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.26
Menurut Slavin, STAD terdiri
atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan
individual, dan rekognisi tim.27
a. Presentasi Kelas. Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam
presentasi di dalam kelas. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari cara
pengajaran yang biasa. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka. Siswa harus betul-betul memperhatikan presentasi ini karena
dalam presentasi terdapat materi yang dapat membantu untuk mengerjakan kuis
yang diadakan setelah pembelajaran.
b. Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa Tim terdiri dari empat atau lima
siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis
kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa
25
Muslimin Ibrahim,dkk, Pembelajaran Kooperatif., (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 20.
26
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009), h. 52. 27
Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 143.
19
semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusus lagi adalah untuk
mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.
c. Kuis. Setelah sekitar satu atau dua periode guru mempresentasikan materi
dan praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak
diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap
siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
d. Skor Kemajuan Individual. Gagasan dibalik skor kemajuan individual
adalah untuk memberikan siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka
bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
Skor tim diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam
1 tim. Nilai rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi
jumlah anggota tim.
e. Rekognisi Tim. Tim akan mendapat sertifikat atau bentuk penghargaan lain
apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga
digunakan untuk menetukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
2. Langkah-langkah Teknik STAD
Secara umum penerapan teknik STAD di kelas adalah sebagai berikut.28
a. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok
b. Tiap kelompok siswa terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen, baik
dari segi kemampuan, jenis kelamin, budaya, dan sebagainya.
c. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan.
d. Tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran melalui diskusi kelompok.
e. Selama proses pembelajaran secara kelompok, guru berperan sebagai
fasilitator dan motivator.
f. Tiap satu atau dua minggu guru melaksanakan evaluasi, baik secara
individu maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
28
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Sebuah Tinjauan
Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 3, h. 193.
20
g. Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang
sempurna diberi penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok
memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna maka semua kelompok
wajib diberi penghargaan
Ada 8 fase metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.29
Fase 1 : Guru presentasi, memberikan materi yang akan dipelajari secara garis
besar dan prosedur kegiatan, juga tata cara kerja kelompok.
Fase 2 : Guru membentuk kelompok berjumlah antara 3-5 siswa tiap
kelompok berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, ras, dan suku.
Fase 3 : Siswa bekerja dalam kelompok, diskusi atau mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
Fase 4 : Scafolding, guru memberikan bimbingan.
Fase 5 : Validation, guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan
memberikan kesimpulan tugas kelompok.
Fase 6 : Quizzes, guru mengadakan kuis secara individu, hasil nilai
dikumpulkan, dirata-rata dalam kelompok, selisih skor awal individu
dengan skor hasil kuis (skor perkembangan).
Fase 7 : Penghargaan kelompok, berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh
anggota, dirata-rata, hasilnya disesuaikan dengan predikat tim.
Fase 8 : Evaluasi yang dilakukan oleh guru.
29
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h.273.
21
Slavin memaparkan dalam bukunya bahwa ada beberapa langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu sebagai berikut30
.
a. Persiapan
1) Materi
Materi yang digunakan harus sesuai dengan kurikkulum sehingga RPP
(Rencana Pelaksanaan Belajar) dirancang sesuai dengan teknik STAD. Selain itu,
perlu dipersiapkan juga lembar kegiatan siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.
2) Membagi siswa ke dalam tim
Pembagian siswa ke dalam tim diusahakan besifat heterogen, yaitu setiap
anggota tim memiliki kemampuan yang berbeda. Jika memungkinkan, kelompok
kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang
sosial.
3) Menentukan Skor Awal Pertama
Skor awal yang digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan
sebelumnya. Skor awal tersebut dapat berubah setelah ada kuis.
4) Membangun Tim
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe
STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama kelompok.31
Hal tersebut
bertujuan agar siswa mengenal masing-masing individu dalam kelompoknya,
misalnya setiap tim menciptakan logo tim, lagu atau syair.
b. Jadwal Kegiatan
1) Mengajar. Mengajar adalah menyampaikan pelajaran
2) Belajar tim. Para siswa bekerja dengan lembar kegiatan dalam tim masing-
masing secara kooperatif untuk menguasai materi.
3) Tes. Siswa mengerjakan kuis-kuis individual.
4) Rekognisi Tim. Skor tim dihitung berdasarkan kemajuan siswa.
30
Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 147 – 153. 31
Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa, (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 41.
22
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah STAD
itu bertahap dan terperinci, mulai dari persiapan sampai jadwal kegiatan atau
pelaksanaannya.
3. Evaluasi dan Penilaian Teknik STAD
Penilaian dalam teknik STAD untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
penguasaan suatu materi dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-
tahapan sebagai berikut.
a. Menghitung skor kemajuan individu
Para siswa akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan
tingkat skor mereka berdasarkan skor kuis mereka (persentase yang benar)
melalui skor awal mereka. Sebelum mulai menghitung poin kemajuan individu,
diperlukan satu lembar kopian skor kuis. Tujuan dibuatnya skor awal dan poin
kemajuan individual adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan poin
maksimum bagi kelompok mereka, berapa pun tingkat kinerja mereka
sebelumnya.
Tabel 2.1
Perhitungan Skor Kemajuan Individual32
NO. Skor Kuis Poin kemajuan
1 Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
2 10-1 poin di bawah skor awal 10
3 Skor awal sampai 10 poin di atas skor
awal
20
4 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
32
Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 159.
23
b. Menghitung skor kelompok
Dalam menghitung skor kelompok, catatlah tiap poin kemajuan semua
anggota kelompok pada lembar rangkuman kelompok dan bagilah jumlah total
poin kemajuan seluruh anggota kelompok dengan jumlah anggota yang hadir,
bulatkan semua pecahan.33
c. Pemberian hadiah dan penghargaan skor kelompok
Penghargaan kelompok berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh
anggota, dirata-rata, hasilnya disesuaikan dengan predikat kelompok.
Tabel 2.2
Perolehan Skor dan Penghargaan Tim34
NO. Perolehan Skor Predikat Kelompok
1
2
3
15 – 19
20 – 24
25 – 30
Kelompok Baik
Kelompok Hebat
Kelompok Super
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa STAD memiliki penilaian
tersendiri untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam penguasaan suatu materi.
C. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai
kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
medianya.35
Kegiatan menulis tersebut pun banyak didefinisikan oleh para pakar
di antaranya.
Guntur dalam bukunya Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
mengatakan bahwa;
33
Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 160. 34
Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa, (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 42. 35
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009), h. 1.3.
24
”Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.
Jika dapat memahami bahasa dan grafik itu, mereka pun dapat mengerti
tujuan pesan yang disampaikan seseorang.36
Suparno dan Muhammad Yunus dalam Keterampilan Dasar Menulis
mendifinisikan menulis sebagai kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis
sebagai penyampai pesan dan pembaca sebagai penerima pesan.37
Dari pendapat para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam lambang grafik yang dapat
dilihat dan dipahami oleh pembaca.
2. Tujuan dan Manfaat Menulis
Yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah ”responsi atau jawaban
yang diharapkan oleh pembaca.”38
Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan
bahwa:
a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif (informative discourse).
b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana
persuasif (persuasive discourse).
c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau
literary discourse).
36
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 22. 37
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis…………………, h. 1.29. 38
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,………h. 24.
25
Sehubungan dengan ”tujuan” suatu tulisan, Hugo Hartig dalam Guntur
merangkumnya sebagai berikut.39
a. Assigment Purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
b. Alturistic Purpose (tujuan alturistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c. Persuasive Purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
d. Informational Purpose (tujuan informasional)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/ penerangan
kepada para pembaca.
e. Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f. Creative Purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini berhubungan erat dengan tujuan pernyataan diri tetapi
”keinginan kreatif” ini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan
keinginan mencapai norma artistik.
g. Problem-Solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya agar dapat dimengerti dan diterima
oleh para pembaca.
39
Ibid, h. 25.
26
3. Langkah Menulis
Langkah dalam menulis yang dikemukakan Semi, dalam Ekowati relatif
dengan cara sebagai berikut.
”Pemilihan dan penetapan topik, pengumpulan data, penetapan
tujuan, perancangan tulisan, penulisan, penyuntingan atau revisi, dan
terakhir penulisan naskah jadi.”40
Selanjutnya Akhadiah dkk, berpendapat bahwa kegiatan menulis dapat
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap prapenulisan (persiapan), penulisan
(pengembangan isi paragraf), dan pasca panulisan (telaah dan revisi atau
penyempurnaan tulisan).41
D. Hakikat Paragraf Persuasi
1. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat
atau kumpulan kalimat yang saling berkaitan untuk membentuk satu ide atau
gagasan pokok.42
Berikut ini pandangan para pakar mengenai pengertian paragraf.
Keraf dalam bukunya mengatakan bahwa paragraf bukanlah suatu
pembagian secara sepakat dari satu bab yang terdiri dari kalimat-kalimat, tetapi
lebih dalam maknanya dari kesatuan kalimat saja. Paragraf tidak lain dari suatu
kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.43
Sependapat dengan Keraf, Akhadiah dkk dalam Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia juga mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti
penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu
unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut,
mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, kalimat penjelas sampai pada kalimat
40
Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa, (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 44. 41
Sabarti, Akhadiah dkk, Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka,1986), h. 1.20. 42
Claudia L. Sulistianingsih, Messe Bahasa Indonesia; Tata Bahasa dan Sastra
Indonesia, (Yogyakarta: Messemedia, 2010), h. 61. 43
Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende Flores:
Nusa Indah, 1993), Cet. 9, h. 62.
27
penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan.44
Sedangkan Ramlan dan Mahmudah dalam Disiplin Berbahasa Indonesia
berpendapat bahwa paragraf bukan sekedar kumpulan kalimat. Artinya, tulisan
yang terdiri dari sekumpulan kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan
paragraf jika sekumpulan kalimat tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas.45
Berdasarkan beberapa pandangan pakar tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa paragraf adalah satu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam sekumpulan
kalimat yang terdiri dari kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
2. Syarat Paragraf yang Baik
Dalam menyusun paragraf yang baik, seorang penulis dituntut untuk
memperhatikan syarat paragraf yang baik, yaitu kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan.
a. Kesatuan
Kesatuan paragraf adalah unsur yang membangun sebuah paragraf
tersebut. Sebuah paragraf yang baik, biasanya terdiri dari satu kalimat utama dan
beberapa kalimat penjelas.46
Keraf, dalam buku Komposisi berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang
terdapat dalam paragraf tersebut secara bersama menyatakan suatu hal, suatu tema
tertetu.47
Finoza, dalam bukunya mengatakan bahwa sebuah paragraf dikatakan
memiliki kesatuan jika keseluruhan kalimat dalam paragraf hanya membicarakan
satu ide pokok.48
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesatuan
44
Sabarti, Akhadiah,dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 144. 45
Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press,
2010), Cet. 1, h. 86. 46
Ibid, h.87. 47
Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende Flores:
Nusa Indah, 1993), Cet. 9, h. 67 48
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h.
193.
28
merupakan unsur pembangun paragraf terdiri dari satu kalimat utama dan
beberapa kalimat penjelas yang menyatakan suatu masalah dalam paragaf.
b. Kepaduan
Maksud dari kepaduan adalah dalam sebuah paragraf tidak boleh ada
kalimat yang tidak ada hubungannya atau menyimpang dari paragraf itu.
Akhadiah dkk, dalam buku Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia
mengatakan satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang berdiri
sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal
balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran
penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan.
Jadi, kepaduan dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.49
c. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya, suatu
paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas
dengan pengulangan-pengulangan.50
3. Jenis Paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dibedakan atas beberapa jenis:
a. Paragraf Narasi
Paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan
tujuan agar pembaca seolah mengalami kejadian yang diceritakan. 51
b. Paragraf Deskripsi
Paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan
pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah
49
Sabarti, Akhadiah,dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 150. 50
Ibid, h.152. 51
Claudia L. Sulistianingsih, Messe Bahasa Indonesia; Tata Bahasa dan Sastra
Indonesia, (Yogyakarta: Messemedia, 2010), h. 63.
29
memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca seolah melihat,
mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.52
c. Paragraf Eksposisi
Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan, penulis menyampaikan
suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti
dan memahami apa yang disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut.53
d. Paragraf Argumentasi
Jenis tulisan yang memberikan alasan berdasarkan fakta dan data.
Dengan fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga
tulisan itu diterima oleh pembacanya.54
e. Paragraf Persuasi
Paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pembaca
mengenai suatu hal yang disampaikan oleh penulisnya. Persuasi menggunakan
pendekatan emosional.55
Paragraf persuasi juga merupakan paragraf yang
bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang
dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/ gagasan ataupun perasaan
seseorang. Dalam persuasi, fakta-fakta yang relevan dan jelas harus diuraikan
sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima secara meyakinkan.
4. Pengertian Paragraf Persuasi
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ’membujuk’ atau
’meyakinkan.’ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata
serapan dalam bahasa Indonesia: persuasi.56
Paragraf persuasi adalah paragraf
yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang
dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/ gagasan ataupun perasaan
seseorang. Para pakar pun berpendapat bahwa paragraf persuasi merupakan jenis
52
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009), h. 1.11. 53
Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press,
2010), Cet. 1, h. 93. 54
Ibid, h. 98. 55
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, …………., h. 1.13. 56
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h.
253.
30
paragraf yang bersifat memengaruhi pembaca. Berikut ini beberapa pendapat para
pakar tentang definisi dari paragraf persuasi.
Tarigan, dalam bukunya mengemukakan bahwa persuasi merupakan
tulisan yang dapat merebut perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan
dapat meyakinkan pembaca bahwa pengalaman pembaca merupakan suatu hal
yang amat penting.57
Sependapat dengan Tarigan, Suparno dan Mohamad Yunus, dalam buku
Keterampilan Dasar Menulis juga mengatakan persuasi adalah paragraf yang
ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal
yang disampaikan penulisnya dan lebih menggunakan pendekatan emosional.
Persuasi juga menggunakan bukti atau fakta, hanya saja dalam persuasi bukti-
bukti itu hanya digunakan sepeerlunya saja.58
Senada pula dengan Suparno, Keraf dalam buku Eksposisi berpendapat
bahwa persuasi adalah suatu bentuk paragraf yang merupakan penyimpangan dari
argumentasi, dan khusus berusaha memengaruhi orang lain atau para pembaca
agar melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi.59
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para pakar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa paragraf persuasi merupakan jenis paragraf yang bersifat
memengaruhi, membujuk, dan meyakinkan pembaca agar mau melakukan sesuatu
sesuai persuasi yang diadakan.
5. Macam-Macam Paragraf Persuasi
Ditinjau dari segi medan pemakaiannya, paragraf persuasi digolongkan
menjadi empat macam, yaitu a. Persuasi Politik, b. Persuasi Pendidikan, c.
Persuasi Advertensi, d. Persuasi Propaganda.60
57
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008) h. 113. 58
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009), h. 1.13. 59
Gorys Keraf, Eksposisi, (Jakarta: Grasindo, 1995), h. 14. 60
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h.
253.
31
a. Persuasi Politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik
oleh orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli
politik dan kenegaraan sering menggunakan persuasi ini untuk keperluan
politik dan negaranya.
b. Persuasi Pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung
dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Seorang motivator dan inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi
pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep pendidikan untuk diterapkan
oleh pelaksana pendidikan.
c. Persuasi Advertensi/ Iklan
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk
memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan
ini diharapkan pembaca atau pendengar berusaha untuk memiliki barang atau
jasa yang ditawarkan.
d. Persuasi Propaganda
Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi.
Tentu saja tujuan persuasi propaganda tidak hanya berhenti pada penyebaran
informasi saja. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau
pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu. Persuasi propaganda sering
dipakai dalam kegiatan kampanye.61
E. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang peneliti lakukan berelevansi dengan judul skripsi
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Siswa pada Siswa Kelas X MAN 2 Bogor”. Hanya saja
dalam penelitian tersebut, Ainiyah Ekowati menggunakan metode penelitian quasi
eksperimen, dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode Pembelajaran
61
Ibid, h. 257.
32
Kooperatif Tipe STAD dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dan kelas
eksperimen yang memakai metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ainiyah Ekowati menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol.
Maka dapat disimpulkan penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD telah
berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf. Nilai rata-rata
pada kelas eksperimen mencapai 78 dan kelas kontrol hanya mencapai 65 dengan
indikator penilaian yang sudah ditentukan, yaitu mengenai isi paragraf, koherensi
dan unitas, pengembangan deskripsi kalimat topik, diksi, ejaan dan tanda baca.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA YASIH Bogor, adapun waktu
pelaksanaannya pada 10-18 Januari 2011.
B. Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas X
SMA YASIH Bogor yang berjumlah 20 siswa yang dideskripsikan melalui proses
dan hasil belajar mengajar.
C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Action Research pada hakikatnya adalah
rangkaian riset tindakan yang dilakukan secara siklik dalam rangka memecahkan
masalah di dalam kelas, hingga masalah tersebut terpecahkan. Penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Dapat dikatakan pula bahwa classroom action research adalah kegiatan
penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara
melakukan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif.1 Kolaborasi adalah adanya
kerja sama antara berbagai disiplin ilmu, keahlian, dan profesi dalam
memecahkan masalah. Sedangkan partisipatif adalah dilibatkannya khalayak
sasaran dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, melaksanakan kegiatan,
dan melakukan penilaian akhir.
1 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 152.
34
Secara garis besar, dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan
yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
pengamatan/ observasi, (4) refleksi.
a. Tahap 1: Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan
yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara
ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya
untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amanat
yang dilakukan.
b. Tahap 2: Tindakan/ Pelaksanaan
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi
atau penerapan isi rancangan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus
ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi
harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara
pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron
dengan maksud semula.
c. Tahap 3: Observasi
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktunyang sama.
Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana
yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan
tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat
menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru
pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik”
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan
35
pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang
terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
d. Tahap 4: Refleksi
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi sangat
tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selelsai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan “memantul, seperti halnya
memancar dan menatap kena kaca”. Dalam hal ini, guru pelaksan sedang
memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati
kegiatannya dalam tindakan. 2
Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK
(Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 16)
2 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 17 – 20.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi
SIKLUS II Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
?
Pelaksanaan
36
Dasar utama dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk
mengadakan perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Kata
perbaikan di sini terkait dengan proses belajar mengajar terutama pada
pembelajaran menulis narasi. Secara umum, penelitian tindakan kelas bertujuan
untuk menanggulanggi masalah atau kesulitan yang dihadapi guru terutama yang
berkenaan dengan pembelajaran dan pengembangan materi ajar, untuk
memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di sekolah guna
memperbaiki atau meningkatkan mutu kinerja agar lebih baik dan produktif, serta
untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi serta interaksi antara
praktisi dengan para peneliti akademis.3
Ciri-ciri dari penelitian tindakan adalah masalah yang dipecahkan
merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan sehari-hari,
menggunakan pendekatan yang kolaboratif, bersifat parsipatori (apabila penelitian
dilakukan secara kelompok) yakni masing-masing anggota tim ikut mengambil
bagian dalam pelaksanaan penelitiannya, adanya langkah berpikir reflektif dari
peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan, langkah-langkah penelitian yang
direncanakan selalu dalam bentuk siklus, tingkat atau daur yang memungkinkan
terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri secara intensif.4
2. Rancangan siklus pretest penelitian
Gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tindakan
penelitian siklus I (pretest)
a. Menyusun rancangan tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun:
1) Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan
dicapai.
2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut:
a) Guru membuka pelajaran.
3 Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah, (Surakarta:
Yuma Pustaka, 2009), Cet. I, h.15. 4 Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 197.
37
b) Guru memberikan apersepsi mengenai pengetahuan siswa terhadap
pengertian, syarat, dan jenis paragraf.
c) Guru memberikan materi tentang paragraf persuasi.
d) Guru menjelaskan contoh paragraf persuasi.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang sedang diajarkan.
f) Guru membentuk kelompok siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok
terdiri atas 4 siswa.
g) Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa untuk membuat
paragraf persuasi jenis iklan bersama dengan kelompok masing-masing.
b. Tahap tindakan/ pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan. Pada siklus I (pretest),
direncanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 45 menit, begitu juga
dengan siklus I (postest). Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.
c. Tahap observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas
pemanfaatan metode kooperatif teknik STAD pada proses pembelajaran (aktivitas
guru dan siswa) maupun pada hasil pembelajaran menulis persuasi yang telah
dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan tindakan. Pengamatan difokuskan pada situasi pelaksanaan
pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang
melakukan pengamatan dari bangku paling belakang melalui pedoman observasi
yang telah dibuat. Sesekali, peneliti berada di depan kelas untuk mengambil
gambar sebagai dokumentasi. Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan guru
mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya.
38
d. Tahap analisis dan refleksi
Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi sehingga
diperoleh kesimpulan hal-hal yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan yang
telah memenuhi target. Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil
observasi dan interpretasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya,
dilakukan refleksi untuk mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam
pelaksanaan tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk
menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang
muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
3. Rancangan siklus postest penelitian
Siklus I (postest) dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I
(pretest), yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi.
Akan tetapi, didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh pada siklus I pretest (refleksi) sehingga kekurangan yang terjadi pada
siklus I (pretest) tidak terjadi pada siklus I (postest).
a. Tahap penyusunan laporan
Tahap ini dilaksanakan setelah penelitian selesai dilakukan. Peneliti
menyusun laporan mengenai keberhasilan metode kooperatif teknik STAD dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas X SMA
YASIH Bogor berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer pada kegiatan
belajar mengajar paragraf persuasi dengan menggunakan metode kooperatif
teknik STAD di kelas X SMA YASIH Bogor. Saat pembelajaran berlangsung,
kegiatan observasi akan dilaksanakan oleh dua orang observer untuk membantu
terlaksananya observasi tes perbuatan/kinerja siswa kelas X SMA YASIH Bogor.
39
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan intervensi tindakan dilakukan pada setiap siklus yaitu:
Tabel 3.1
Tahapan intervensi tindakan
Tahap Kegiatan
Perencanaan - Observasi ke kepala sekolah
- Mengurus surat izin penelitian
- Membuat rencana pembelajaran
- Membuat instrumen penelitian
- Membuat uji coba instrumen
- Menyiapkan perlengkapan penelitian
Pelaksanaan Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran:
- Menyampaikan materi tentang paragraf persuasi.
- Menjelaskan contoh paragraf persuasi jenis iklan.
- Membentuk kelompok-kelompok siswa yang heterogen
terdiri atas 4 orang per kelompok.
- Siswa diminta mengerjakan tugas per kelompok untuk
membuat paragraf dengan kelompok masing-masing.
Observasi - Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Aspek-aspek yang dievaluasi adalah ide atau
gagasan siswa, kegiatan belajar diakhiri pemberian postest
Refleksi - Hasil evaluasi dijadikan dasar tahap refleksi dalam rangka
perbaikan, dan pelaksanaan tindakan selanjutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
1. Siswa mampu memahami paragraf persuasi.
2. Siswa mampu memahami cara berkelompok yang baik.
3. Siswa dapat menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD
dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi.
40
G. Data dan Sumber Data
Prosedur penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari
penelitian tidakan kelas ini adalah:
1. Hasil tes siswa setelah diberikan perlakuan pada setiap siklus.
2. Hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi.
Adapun sumber datanya diperoleh dari guru, siswa, dan peneliti itu sendiri
yang didapat saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih dahulu dibuat
instrument penelitian yang terdiri dari:
1. Model Pembelajaran
Model yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif teknik STAD. Adapun fase-fase model pembelajaran kooperatif teknik
STAD adalah sebagai berikut:
Fase 1
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi kepada siswa dengan menjelaskan materi pelajaran dan
memberikan contohnya.
Fase 3
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok melakukan transisi secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas.
Fase 5
Mengevaluasi hasil-hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
41
Fase 6
Mencari cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu.
2. Observasi
Observasi merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui
pengamatan yang diteliti dan objektif dari suatu masalah. Tujuan observasi adalah
memahami suatu cara hidup dari pandangan orang-orang yang terlibat di
dalamnya.
Lembar observasi merupakan pengamatan tingkah laku pada suatu
tertentu, observasi itu biasanya pada suatu sebenarnya atau observasi langsung
atau observasi buatan atau observasi tidak langsung yang dapat dilakukan secara
sistematika yaitu dengan menggunakan pedoman observasi.
Format observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu observasi
proses pembelajaran dan aktivitas siswa. Masing-masing format terdiri atas tiga
bagian, yaitu awal pembelajaran, inti pembelajaran, dan akhir pembelajaran.
Setiap bagian memiliki beberapa item pertanyaan. Pengamat dapat menjawab
pertanyaan yang terdapat pada format observasi berdasarkan alternatif jawaban
yang tersedia (ya/tidak).
Format observasi yang harus diisi oleh pengamat terdiri atas tiga
komponen, seperti:
a. Petunjuk pengisian format observasi
b. Identitas pengamat
c. Item pertanyaan
Item pertanyaan yang disusun dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah metode pembelajaran kooperatif teknik STAD benar-benar
diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas X SMA
YASIH Bogor. Kisi-kisi dan format observasi terlampir.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Tujuan dilakukan
wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang,
42
kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan, dan
sebagainya; rekonstruksi keadaan tersebut berdasarkan pengalaman masa lalu,
proyeksi keadaan tersebut yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang;
dan verifikasi, pengecekan, dan pengembangan informasi (konstruksi,
rekonstruksi, dan proyeksi) yang telah didapat sebelumnya.
Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tentang
pelaksanaan pendidikan dan proses belajar mengajar serta hasil belajar bahasa
Indonesia khususnya keterampilan menulis paragraf persuasi dengan
mewawancarai guru bahasa Indonesia, dan salah seorang siswa kelas X SMA
YASIH Bogor.
4. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang memberikan kepada responden. Bentuk angket yang
penulis gunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup, dengan bentuk
pilihan ganda, di mana responden diminta untuk memilih salah satu jawaban. (di
lampiran 18).
5. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber
nonmanusia. Sumber ini terdiri ata dokumen dan rekaman. Dokumen digunakan
untuk mengacu pada setiap tulisan atau selaian rekaman, yaitu tidak dipersiapakan
secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, naskah,
editorial surat kabar, catatan kasus, skrip televisi, foto-foto.5 Teknik dokumen ini
dilakukan secara langsung di SMA YASIH Bogor. Pengambilan dokumentasi
pada penelitian ini berupa foto-foto yang dilakukan secara simultan.
5 Syamsuddin. AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Bandung: Rosdakarya, 2007), h. 94.
43
6. Soal tes
Tes ini diberikan setiap akhir siklus. Dimana soal tes yang digunakan guna
mengukur kemampuan pemahaman menulis siswa sebagai hasil belajar setelah
mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan penerapan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD. Teknik pengumpulan data tes berupa
pretest dan postest. Pretest digunakan untuk
a. Menyusun RPP sesuai dengan KTSP dan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD.
b. Menyiapkan media dan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam
meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi melalui penerapan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Tabel 3.2
Instrumen Pretest
MENULIS PARAGRAF PERSUASI
(PRETEST)
Petunjuk
1. Tulislah nama, dan kelas Anda di samping kiri lembar jawaban!
2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!
3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Soal
1. Buatlah paragraf persuasi yang Anda pahami dengan memperhatikan.
Ejaan dan tanda baca
Isi gagasan yang diungkapkan
Kesatuan dan kepaduan kalimat dalam paragraf
Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan pembaca
Diksi
Selamat Menulis…..
44
Tabel 3.3
Instrumen Pretest
MENULIS PARAGRAF PERSUASI
(POSTEST)
Petunjuk
1. Tulislah nama, kelompok, dan kelas anda di samping kiri lembar jawaban!
2. Kerjakan soal berikut bersama teman kelompok dengan sebaik-baiknya!
3. Jawaban ditulis pada lembar jawaban yang tersedia!
4. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Soal
1. Buatlah paragraf persuasi jenis iklan penawaran sebuah produk dengan
memperhatikan
Ejaan dan tanda baca
Isi gagasan yang diungkapkan
Kesatuan dan kepaduan kalimat dalam paragraf
Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan mampu
memengaruhi pembaca
Diksi
Selamat Mengerjakan…..
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian
1. Ejaan dan Tanda Baca
Skor Kriteria Penilaian
5 Sangat cermat, tidak ada penyimpangan dalam penggunaan ejaan
dan tanda baca.
4 Pada umumnya sudah cermat, walaupun ada kesalahan tetapi bukan
hal yang penting.
3 Ada beberapa kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca,
45
secara umum masih cukup baik.
2 Terdapat cukup banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan
tanda baca yang dianggap dapat merusak kaidah bahasa Indonesia.
1 Penggunaan ejaan dan tanda baca sangat kacau, mencerminkan
ketidaktahuan atau ketidakpedulian.
2. Isi gagasan yang diungkapkan
Skor Kriteria Penilaian
5 Isi gagasan sesuai dengan tema yang ditentukan.
4 Ada sedikit hal yang tidak cocok dengan tema tetapi bukan hal yang
penting.
3 Dijumpai hal yang kurang sosok antara isi dengan tema yang
ditentukan tetapi secara umum masih cukup baik.
2 Banyak dijumpai hal-hal yang tidak cocok sehingga ada kesan
antara isi dan tema kurang cocok.
1 Benar-benar tidak ada hubungan antara isi dengan tema yang
ditentukan.
3. Kesatuan dan kepaduan kalimat
Skor Kriteria Penilaian
5 Adanya kesatuan dan kepaduan antarkalimat sesuai dengan tema
yang ditentukan.
4 Adanya sedikit penyimpangan antara kesatuan dan kepaduan
antarkalimat tetapi masih cukup baik.
3 Adanya kesatuan dan kepaduan antarkalimat tetapi tidak relevan
dengan tema yang ditentukan.
2 Hanya salah satu saja yang diungkapkan tetapi tidak relevan dengan
tema yang ditentukan.
1 Tidak adanya kesatuan dan kepaduan antarkalimat.
46
4. Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi
pembaca.
Skor Kriteria Penilaian
5 Adanya kalimat menarik yang memengaruhi pembaca.
4 Kalimat penjelas yang relevan dengan kalimat utama hanya saja
kurang lengkap.
3 Ada sedikit kalimat penjelas yang kurang relevan dengan kalimat
utama tetapi masih cukup baik.
2 Adanya kalimat penjelas tetapi tidak relevan dengan kalimat utama
dan kurang menarik perhatian pembaca.
1 Benar-benar tidak relevan antara kalimat utama dan kalimat
penjelas.
5. Diksi
Skor Kriteria Penilaian
5 Kata-kata yang digunakan dipilih dengan baik dan bervariasi.
4 Kata-kata yang digunakan umumnya sudah tepat dan bervariasi
hanya ada kata-kata yang kurang cocok tetapi masih cukup baik.
3 Kata-katanya sudah cukup baik hanya kurang bervariasi.
2 Agak banyak kata-kata yang kurang tepat dan bervariasi.
1 Kata-kata yang digunakan tidak tepat dan tidak bervariasi.
6. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode kooperatif
teknik STAD. Pelaksanaan perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup semua hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran. RPP yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut
47
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA YASIH Bogor
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X/ Genap
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
B. Kompetensi Dasar
Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.
C. Indikator
1. Membaca paragraf persuasif.
2. Mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif.
3. Menulis paragraf persuasif.
4. Menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan
demikian, oleh sebab itu,dll) dalam paragraf persuasif.
D. Materi Pokok
1. Pengertian paragraf persuasif
2. Contoh paragraf persuasif
3. Ciri-ciri paragraf persuasif
4. Topik-topik paragraf persuasif
5. Kerangka paragraf persuasif
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): 65
48
F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Alokasi
Waktu
A Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan kelas.
2. Guru mengadakan pretest
3. Guru melakukan apersepsi mengenai paragraf persuasi.
4. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
15 menit
5 menit
10 menit
B Kegiatan Inti
Pertemuan ke 1
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang paragraf
persuasi.
2. Guru menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan
karakteristiknya.
3. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar.
4. Guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tertinggi di
kelas sebagai ketua kelompok.
Pertemuan ke 2
1. Guru mengadakan postest
2. Guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap siswa
mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan
kelompok masing-masing (yang mendapat nomor 1
berkumpul dengan nomor 1, begitupun seterusnya) setiap
kelompok beranggotakan 4 orang.
3. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
15 menit
45 menit
40 menit
49
4. Guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa.
5. Guru menentukan tema untuk pembuatan paragraf persuasi.
6. Kelompok siswa menyusun kerangka persuasi.
7. Kelompok siswa mengembangkan kerangka yang telah
disusun menjadi paragraf persuasi jenis iklan.
8. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat
mengerjakan tugas mereka.
9. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
10. Guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada individu
maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor
tertinggi.
20 menit
15 menit
8 menit
7 menit
C Kegiatan Akhir
Guru dan siswa merefleksikan pembelajaran
H. Sumber Belajar
1. Buku Paket Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk kelas X
SMA/MA.
2. Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan
Mulia, 2009.
I. Penilaian
1. Penilaian proses belajar
a. Keseriusan siswa
b. Keaktifan
2. Penilaian hasil
a. Jenis tes menulis paragraf persuasi.
Buatlah paragraf persuasi jenis iklan penawaran sebuah produk!
50
b. Alat penilaian/ pedoman penilaian.
Tabel. 3.5
Format penilaian
No Nama
Pretest
Jumlah a b c d e
0-5 0-5 0-5 0-5 0-5
Keterangan
No Unsur yang dinilai
Pretest
Skor
maksimal
Skor Siswa
1 Ejaan dan tanda baca. 5
2 Isi gagasan yang diungkapkan. 5
3 Kesatuan dan kepaduan kalimat. 5
4 Pengembangan kalimat persuasi yang
meyakinkan dan dapat memengaruhi
pembaca.
5
5 Diksi. 5
Jumlah 25
Bogor, 3 Januari 2011
Peneliti
Ani Septiani
51
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak
hanya satu, tetapi menggunakan multiteknik. Ada tiga kelompok teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Pengamatan dilakukan dalam bentuk observasi. Observasi ini dilakukan
peneliti sebelum PBM (Proses Belajar Mengajar) dan pada saat pelaksanaan
PBM (Proses Belajar Mengajar) berlangsung serta melalui teman sejawat
dalam pelaksanaan PBM. Hasil yang diperoleh pada setiap pengamatan
didiskusikan oleh peneliti bersama guru pada saat menganalisis data untuk
membuat tindakan pada siklus berikutnya.
2. Pengungkapan, dilakukan melalui wawancara dan pengukuran dengan tes
mengenai pemahaman konsep.
3. Pembuktian, dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, seperti
dokumen foto.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triagulasi data
yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis penelitian dengan
membandingkan hasil orang lain.
1. Pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu, peneliti, guru, dan siswa.
2. Penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang dikumpulkan lebih
akurat. Langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi, pedoman
wawancara, dan menilai hasil tes siswa.
3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul
dapat dipercaya. Dalam hal ini yang bisa dilakukan pengamatan, wawancara,
dan pengambilan gambar dalam bentuk foto.
4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-
kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.
5. Mengulang pengolahan data yang telah terkumpul.
52
K. Teknik Analisis Data
Pengolahan data tes dilakukan dengan cara menentukan komponen
penilaian menulis paragraf persuasi dengan skala skor untuk masing-masing aspek
penilaian. Sedangkan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam penguasaan
suatu materi dengan teknik STAD, maka penelitian dilakukan sesuai tahapan
dalam teknik STAD.
Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap
siklus adalah:
a. Menganalisis data kegiatan pembelajaran dan data observasi terhadap
pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif,
yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana.
b. Model penilaian menulis paragraf persuasi.
Tabel 3.6
Aspek Penilaian Menulis Paragraf Persuasi dengan Skala 1-5
No. Aspek yang Dinilai Tingkatan Skala
1
2
3
4
5
Ejaan dan tanda baca
Isi gagasan yang diungkapkan
Kesatuan dan kepaduan kalimat
Pengembangan kalimat persuasi yang dapat
meyakinkan dan memengaruhi pembaca
Diksi
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
Setiap skor yang diperoleh siswa dijumlahkan menjadi jumlah skor atau
skor keseluruhan perolehan. Data untuk mengubah skor menjadi nilai digunakan
rumus:
N = X x 100
STI
Keterangan: N → Nilai
X → Total skor siswa
STI → Skor total ideal/ skor maksimum
53
100 → Standar nilai yang digunakan
Untuk mencari nilai rata-rata siswa digunakan rumus:
X = X
N
Keterangan: X → Nilai rata-rata
X → Jumlah nilai siswa secara keseluruhan
N → Jumlah siswa
Dalam menentukan standar keberhasilan kemampuan menulis paragraf
persuasi, digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan penghitungan
presentase untuk skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.7
Penentuan Patokan Tingkat Penguasaan dengan Penghitungan Presentase
untuk Skala Lima
Interval Presentase
Tingkat Penguasaan Keterangan
85% - 100%
75% - 84%
60% - 74%
40% - 59%
0% - 39%
Sangat Berhasil
Berhasil
Cukup Berhasil
Kurang Berhasil
Tidak Berhasil
c. Setelah menghitung rata-rata maka diadakan kembali perhitungan selisih nilai
antara pretest ke postest dengan rumus:
Selisih nilai = X postest – X pretest
Tahapan selanjutnya, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan
menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Presentase peningkatan nilai = 00%1N
nilai
Selisih
Keterangan : N = Jumlah Siswa
54
d. Model penilaian hasil tes teknik STAD
1. Menghitung skor individu
2. Menghitung skor kelompok
3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Berdasarkan hasil tes yang diperoleh tersebut, dapat dilihat tingkat
keberhasilan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan
keterampilan menulis paragraf persuasi pada kelas X.
e. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan peneliti adalah t-tes. T-tes bertujuan untuk
membedakan signifikasi antara pretes dan postes, maka rumus yang digunakan
adalah
t tes =
)1(
)( 2
2
NN
N
dd
Md
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefesien t yang akan
menunjukkan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi
sebesar 5 % pada tingkat kepercayaan 95%.
Langkah-langkah penggunaan t tes sebagai berikut.
1). Mencari mean dari perbedaan hasil pretest dan postest
Md = N
d
2). Mencari kuadrat deviasi
N
ddXd
2
22)(
3). Mencari t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %.
4.) Menguji signifikan koefesien t dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak.
Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima.
Keterangan:
Md : Mean dari perbedaan pretest dan postest
55
D : Gain (postest-pretest)
2xd : Jumlah kuadrat deviasi
Db : Ditentukan oleh N-1.6
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah penelitian ini berakhir peneliti menyadari bahwa dari penelitian
yang dilakukan ini telah berhasil menguji adanya peningkatan kemampuan
menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD. Banyak faktor yang memengaruhi hasil belajar menulis siswa, serta
faktor-faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian
lebih lanjut.
Bahkan bila perlu dibuta rencana baru. Jika ini terjadi maka akan terdapat
siklus 2 PTK yang langkah-langkahnya tetap sama yaitu perumusan masalah,
perencanaan tindakan, refleksi. Siklus ini akan akan berulang kembali pada siklus
2, tindakan perbaiakan masih belum berhasil menjawab masalah yang menjadi
kerisauan guru, atau dengan perkataan lain perbaikan belum terjadi sesuai dengan
yang ditargetkan. Siklus PTK akan berakhir, jika perbaikan sudah berhasil
dilakukan. Perlu dicatat bahwa satu siklus PTK dapat terjadi pada satu atau lebih
pertemuan. Lebih-lebih untuk tujuan perbaikan yang membutuhkan waktu cukup
lama, seperti meningkatkan kemampuan menulis, maka satu siklus PTK dapat
terdiri dari beberapa pertemuan.7
6 Anas Sudijono, Pengantar Statistik,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet.5, h.
128-291. 7 IGAK Wardhani Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008), Cet. 7, h. 2.34.
56
BAB IV
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI
HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Pengamatan
1. Gambaran Umum SMA YASIH Bogor
Sekolah Menengah Atas (SMA) Yasih Bogor berdiri di bawah Yayasan
Pondok Pesantren Sirojul Huda Bogor yang diketuai oleh KH. Drs. Maslahul
Ihsan pada tahun 1990-1991 dengan alamat di Jl. Baranangsiang Indah Cikeas Rt
01/03 Katulampa Bogor Timur. SMA YASIH Bogor dipimpin oleh Bapak KH.
Drs. Maslahul Ihsan dengan status terakreditasi B.
a. Visi
“SMA YASIH adalah tempat para siswa menuntut ilmu (Pengetahuan
umum dan Agama) sekaligus tempat mengembangkan minat, bakat dan sikap
peduli dengan perkembangan jaman.”
b. Misi
1) Membentuk siswa berakhlakul karimah
2) Membentuk siswa peduli sesama dan lingkungan dimana dia berada
3) Membentuk siswa disiplin tinggi, berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah
4) Membentuk siswa piawai (bashthotan fil „ilmi wa bashthotan fil jismi)
2. Keadaan Guru
Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan.
selain itu, guru juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk
membawa anak didiknya pada suatu taraf kematangan tertentu. Seorang guru
mendapat kepercayaan dan kehormatan mengajar, dan juga dipercayakan untuk
mengambil keputusan-keputusan, untuk itu setiap lembaga pendidikan berupaya
memiliki tenaga pengajar yang relevan dengan pengembangan mata pelajaran di
56
57
sekolah. Sama halnya dengan SMA YASIH Bogor selalu berupaya untuk
meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini dibuktikan dengan tenaga-tenaga
pendidik yang professional dengan latar belakang pendidikan D3, S1 dan S2 yang
sesuai dengan bidang dan keahliandisiplin ilmunya masing-masing.
Tabel 4.1
Keadaan siswa SMA YASIH Bogor Tahun Pelajaran 2010-2011
NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 X 10 10 20
2 XI 10 6 16
3 XII 11 8 18
Jumlah 3 31 24 54
Sumber: Tata Usaha SMA YASIH Bogor
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan
Pada penelitian ini jumlah siswa kelas X SMA YASIH Bogor sebanyak 20
siswa. Dari 20 siswa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada siswa
yang pendiam dan ada yang aktif juga berani untuk bertanya pada saat
pembelajaran. Jika dilihat dari kecerdasan, siswa tersebut memiliki kemampuan
yang berbeda, yaitu ada yang berkemampuan tinggi, sedang bahkan rendah.
Sedangkan dari latar belakang ekonomi siswa tersebut tergolong dalam kelompok
standar, yaitu menengah ke bawah. Oleh karena itu hasil tes kemampuan kognitif
tiap individu pun tentu tidak sama.
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, data yang telah terkumpul
meliputi nilai pretest dan postest dari 20 siswa tersebut. Data tersebut dianalisis
dan dibahas sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Dari hasil
data nilai pretest dan postest siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
58
1. Data Pretest
Data hasil pretest menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH
Bogor adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Pretest Kelas X
Nomor
Responden Pengamat I Pengamat II
Jumlah
(PI+PII)
Skor akhir
(PI+PII)
2
1 2 3 4 5
1 12 13 25 12,5
2 10 9 19 9,5
3 8 8 16 8
4 6 7 13 6,5
5 11 12 23 11,5
6 11 11 22 11
7 9 9 18 9
8 6 8 14 7
9 9 11 20 10
10 15 17 32 16
11 10 13 23 11,5
12 13 10 23 11,5
13 11 9 20 10
14 6 9 15 7,5
15 11 14 25 12,5
16 10 13 23 11,5
17 8 10 18 9
18 8 10 18 9
19 13 13 26 13
20 11 12 23 11,5
Jumlah 198 218 416 208
59
Tabel. 4.3
Urutan Nilai Pretest Terendah Sampai Tertinggi
Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor
6,5 7,0 7,5 8,0 9,0 9,0 9,0 9,5 10 10
11 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 12,5 12,5 13 16
Berdasarkan tabel di atas nilai pretest terendah hingga tertinggi adalah
nilai 6,5 ada 1 orang, nilai 7,0 ada 1 orang, nilai 7,5 ada 1 orang, nilai 8,0 ada 1
orang, nilai 9,0 ada 3 orang, nilai 9,5 ada 1 orang, nilai 10 ada 2 orang, nilai 11
ada 1 orang, nilai 11,5 ada 5 orang, nilai 12,5 ada 2 orang, nilai 13 ada 1 orang,
dan nilai 16 ada 1 orang. Dari data di atas, diketahui bahwa nilai terendah pretest
6,5 hanya 1 orang, dan nilai yang paling tinggi 16 hanya 1 orang. Sedangkan rata-
rata nilai yang diperoleh adalah 10,4. Dari hasil pretest menulis paragraf persuasi
di atas, siswa kelas X termasuk ke dalam kategori kurang baik. Sehingga, proses
pembelajaran menulis paragraf persuasi harus ditindak lanjuti ke postest agar
siswa mencapai nilai yang ingin diharapkan, jika dilihat dari nilai-nilai siswa di
atas maka pembelajaran menulis paragraf persuasi dikatakan belum berhasil.
Banyak siswa yang tidak memperhatikan teknik penulisan ejaan dan tanda baca,
kesatuan dan kepaduan kalimat, isi gagasan yang diungkapkan, pengembangan
kalimat persuasi, dan diksi.
60
2. Data Postest
Data hasil postest menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH
Bogor adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data Postest Kelas X
Nomor
Responden Pengamat I Pengamat II
Jumlah
(PI+PII)
Skor akhir
(PI+PII)
2
1 2 3 4 5
1 23 24 47 23,5
2 18 17 35 17,5
3 18 19 37 18,5
4 17 17 34 17
5 16 17 33 16,5
6 17 18 35 17,5
7 15 17 32 16
8 15 15 30 15
9 19 18 37 18,5
10 25 25 50 25
11 24 25 49 24,5
12 18 19 37 18,5
13 19 18 37 18,5
14 17 16 33 16,5
15 20 21 41 20,5
16 16 18 34 17
17 17 16 33 16,5
18 17 18 35 17,5
19 22 22 44 22
20 22 23 45 22,5
Jumlah 375 384 758 379
61
Tabel. 4.5
Urutan Nilai Postest Terendah Sampai Tertinggi
Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor
15 16 16,5 16,5 16,5 17 17 17,5 17,5 17,5
18,5 18,5 18,5 18,5 20,5 22 22,5 23,5 24,5 25
Berdasarkan tabel di atas nilai postest terendah hingga tertinggi adalah
nilai 15 ada 1 orang, nilai 16 ada 1 orang, nilai 16,5 ada 2 orang, nilai 17 ada 2
orang, nilai 17,5 ada 3 orang, nilai 18,5 ada 4 orang, nilai 20,5 ada 1 orang, nilai
22 ada 1 orang, nilai 22,5 ada 1 orang, nilai 23,5 ada 1 orang, nilai 24,5 ada 1
orang, dan nilai 25 ada 1 orang. Dari data di atas, diketahui bahwa nilai terendah
postes 15 hanya 1 orang, dan nilai yang paling tinggi 25 hanya 1 orang.
Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 18,95. Dari hasil postest menulis
paragraf persuasi di atas, siswa kelas X termasuk ke dalam kategori baik.
Sehingga, proses pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dikatakan berhasil
setelah melihat hasil dan nilai siswa yang meningkat dalam melaksanakan
pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data
Tes kongnitif yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar
penguasaan/pemahaman yang terdiri dari pretes yaitu, tes yang dilakukan sebelum
penerapan metode yang akan digunakan guru yakni metode pembelajaran
kooperatif teknik STAD dan postest yakni, tes yang dilakukan setelah metode
yang diterapkan pada siswa dalam proses penelitian pembelajaran berlangsung.
Apabila nilai tersebut tidak sesuai dengan kriteria nilai yang diharapkan maka
harus dilanjutkan ke siklus selanjutnya sebagai perbaikan dalam pembelajaran.
62
Untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dan memberikan
pengalaman belajar siswa maka dilakukan observasi yaitu tes unjuk kerja
berdasarkan aspek keterampilan menulis siswa. Pada kegiatan observasi ini tes
tidak langsung yaitu melalui lembar kerja siswa secara tertulis dan berdasarkan
lembar observasi.
D. Analisis Data
1. Analisis Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD di kelas X dilaksanakan pada Senin, 10
Januari 2011 dan Selasa 11 Januari 2011. Kegiatan pembelajaran dua hari tersebut
dilakukan pada jam pelajaran ketiga dan keempat.
Pada awal pembelajaran guru mengondisikan kelas, yaitu mengucapkan
salam, mengecek daftar hadir, dan memberikan motivasi agar siswa lebih
semangat dan senang mengikuti pembelajaran. Kemudian guru memberikan pretes
kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis paragraf
persuasi. Guru pun melakukan apersepsi mengenai pengertian, ciri, dan jenis
paragraf persuasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan kembali tentang
materi paragraf yang telah dipelajari sebelumnya. Lalu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut.
Pada inti pembelajaran terdapat empat belas kegiatan. Pertama, guru
menyajikan informasi tentang paragraf persuasi. Kedua, guru menjelaskan kepada
siswa menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan karakteristiknya.
Ketiga, guru menjelaskan bagaimana cara membentuk kelompok kooperatif.
Keempat, guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tinggi di kelas sebagai
ketua kelompok.
Kegiatan kelima, guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap
siswa mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan kelompok
masing-masing (yang mendapat nomor 1 berkumpul dengan nomor 1, begitupun
seterusnya) setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Dalam penelitian ini, suku
yang peneliti temukan lebih banyak bersuku sunda. Kemudian pada kegiatan
63
keenam guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Hal tersebut dilakukan agar kondisi kelas tetap kondusif. Selanjutnya kegiatan
ketujuh, guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa untuk
mengerjakan paragraf persuasi.
Kegiatan kedelapan, guru menentukan tema persuasi dan menberitahukan
kepada siswa jenis persuasi yang harus dibuat. Kemudian siswa melakukan
kegiatan kesembilan sampai kedua belas, yaitu siswa menyusun kerangka persuasi
dan mengembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf persuasi jenis iklan.
Guru pun membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan
tugas. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya agar
seluruh kelompok mengetahui kinerja dan kekompakan kelompok lain.
Pada kegiatan ketiga belas guru mengadakan postest. Tes tersebut untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD. Kemudian guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada individu
maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor tertinggi.
Kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa merefleksikan pembelajaran
yang telah dipelajari. Selain itu, guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah diajarkan kepada siswa secara lisan.
2. Analisis Data Observasi
Berikut ini adalah hasil analisis observasi yang digunakan untuk
mengetahui penerapan metode kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan
kemampuan menulis paragraph siswa kelas X SMA YASIH Bogor. Analisis
tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu observasi mengenai proses kegiatan
pembelajaran dan observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
64
a. Analisis data observasi proses pembelajaran
Berikut ini adalah analisis data observasi proses pembelajaran.
Tabel 4.6
Kegiatan Awal Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
No. Pertanyaan
Alternatif
jawaban
Ya Tidak
1 Apakah guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)? 3 _
2 Apakah guru menggunakan media atau alat
bantu dalam pembelajaran? 3 _
3 Apakah guru mengondisikan siswa? 3 _
4 Apakah guru melakukan apersepsi? 3 _
5 Apakah guru mengadakan pretes kepada siswa? 3 _
Tabel di atas menyatakan bahwa ketiga pengamat mengisi jawaban ya pada
kegiatan awal penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada awal pembelajaran
guru telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menggunakan
media saat pembelajaran, mengondisikan kelas, melakukan apersepsi, dan
memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa
dalam menulis paragraf persuasi.
65
Tabel 4.7
Kegiatan Inti Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
No. Pertanyaan
Alternatif
jawaban
Ya Tidak
1 Apakah guru menerapkan skenario pembelajaran
kooperatif? 3 _
2 Apakah guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut?
3 _
3 Apakah guru memotivasi siswa belajar? 3 _
4 Apakah guru menyajikan informasi kepada
siswa? 1 2
5 Apakah guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar?
3 _
6 Apakah guru membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien? 2 1
7 Apakah guru membimbing kelompok-kelompok
belajar siswa mengerjakan tugasnya? 2 1
8 Apakah guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah diajarkan atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya?
3 _
9 Apakah guru mencari cara-cara untuk
menghargai hasil belajar individu dan
kelompok?
3 _
Dari tabel di atas dapat diungkapkan bahwa pada kegiatan inti guru
menerapkan skenario pembelajaran kooperatif, menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut serta memotivasi siswa
untuk belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari ketiga jawaban pengamat dengan
66
jawaban ya. Setelah siswa mengetahui tujuan pelajaran dan siap untuk belajar,
maka guru menyajikan informasi mengenai paragraf persuasi kepada siswa. Dari
tabel di atas terlihat dua pengamat menjawab ya dan satu pengamat menjawab
tidak.
Langkah berikutnya, guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar. Hal itu terlihat dari ketiga jawaban pengamat
dengan jawaban ya. Guru pun membantu setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien dan membimbing kelompok belajar siswa saat mengerjakan tugas.
Dari tabel di atas dapat dilihat dua pengamat menjawab ya dan satu pengamat
menjawab tidak. Setelah mengerjakan tugas, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas sehingga dapat dievaluasi
bersama kelompok lain. Dari hasil presentasi tersebut guru mencari cara untuk
menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok dengan
memberikan piagam penghargaan kepada siswa.
Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru telah
melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD pada materi menulis paragraf persuasi. Hal
itu terbukti dengan ketiga pengamat menceklist jawaban ya.
Tabel 4.8
Kegiatan Akhir Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik
STAD
No. Pertanyaan
Alternatif
jawaban
Ya Tidak
1 Apakah guru melakukan postest? 3 _
2 Apakah guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada akhir pembelajaran? 3 _
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru mengadakan postes dan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan bertanya kepada siswa. Hal
tersebut dapat dilihat dari ketiga jawaban pengamat yang menjawab ya. Dari data
67
di atas, dapat disimpulkan bahwa pada akhir pembelajaran guru memberikan
postes kepada siswa dan menutupnya dengan menyimpulkan materi yang
dipelajari.
Berdasarkan format pengamatan yang telah diisi oleh ketiga pengamat dapat
diketahui bahwa seluruh kegiatan belajar dengan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD pada materi menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH
Bogor telah dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Analisis data observasi aktifitas siswa
Berikut ini adalah analisis data observasi aktifitas siswa selama penerapan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Tabel 4.9
Aktifitas Siswa pada Awal Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif
Teknik STAD
No. Pertanyaan
Alternatif
jawaban
Ya Tidak
1 Apakah siswa merespon apersepsi guru? 3 _
2 Apakah siswa memahami tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai? 3 _
3 Apakah siswa mengerti skenario pembelajaran yang
disampaikan guru? 3 _
Tabel di atas mengungkapkan bahwa pada awal pembelajaran, siswa
merespon apersepsi guru. Siswa pun memahami dan mengerti tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai serta skenario pembelajaran yang ingin
disampaikan oleh guru. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban ketiga pengamat
yang menjawab ya.
68
Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa merespon apersepsi
guru mengenai paragraf persuasi, memahami tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, dan mengerti skenario pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Tabel 4.10
Aktifitas Siswa pada Inti Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif
Teknik STAD
No. Pertanyaan
Alternatif
jawaban
Ya Tidak
1 Apakah siswa antusias belajar di dalam kelompok? 3 _
2 Apakah setiap anggota kelompok berpartisipasi? 3 _
3 Apakah siswa mendengarkan pendapat orang lain
ketika presentasi kelompok? 2 1
4 Apakah ada siswa yang memuji anggota kelompok
yang telah bekerja baik untuk kelompok? 1 2
5 Apakah siswa memperhatikan satu sama lain dalam
kelompok kooperatif? 3 _
6 Apakah siswa saling bertanya dengan sesama
anggota kelompok kooperatif? 1 2
7 Apakah ada siswa dalam kelompok yang berbicara
paling banyak? 1 2
Pada kegiatan inti siswa antusias belajar di dalam kelompok dan seluruh
anggota kelompok ikut berpartisipasi. Dari tabel di atas terlihat tiga pengamat
menjawab ya. Siswa pun mendengarkan pendapat orang lain ketika presentasi
kelompok berlangsung. Hal itu dapat dilihat dari dua pengamat menjawab ya dan
satu pengamat menjawab tidak. Kemudian, siswa memperhatikan satu sama lain
dan bekerjasama melaksanakan tugas dalam kelompok kooperatif, dengan
jawaban ketiga pengamat ya.
69
Dari tabel di atas kegiatan siswa seluruhnya aktif, terbukti tidak ada siswa
yang memuji rekannya yang telah bekerja dengan baik untuk kelompoknya. Selain
itu tidak ada anggota yang berbicara paling banyak dalam kelompoknya. Hal
tersebut terlihat dari satu pengamat menjawab ya dan dua pengamat menjawab
tidak. Siswa pun tidak melakukan tanya jawab, itu terlihat dari jawaban ketiga
pengamat yang menjawab tidak.
Tabel 4.11
Aktifitas Siswa pada Akhir Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif
STAD
No. Pertanyaan
Alternatif
jawaban
Ya Tidak
1 Apakah siswa mempresentasikan hasil belajar
kelompoknya di depan kelas? 3 _
2 Apakah siswa saling membantu dalam mengerjakan
soal postes? _ 3
Tabel di atas menyatakan bahwa pada kegiatan akhir siswa
mempresentasikan hasil belajar kelompoknya dengan kompak di depan kelas.
Siswa pun tidak saling membantu dalam mengerjakan soal postes, hal tersebut
terbukti dari jawaban yang diberikan oleh pengamat dengan menjawab ya.
Berdasarkan format pengamatan aktifitas siswa yang telah diisi oleh ketiga
pengamat dapat diketahui bahwa seluruh siswa saling membantu dan mampu
menjadi tutor sebaya selama diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD pada pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas X SMA
YASIH Bogor. Hal tersebut dapat dilihat dari data kegiatan siswa yang sesuai
dengan langkah pembelajaran yang telah direncanakan.
70
3. Analisis Data Tes
Berikut ini adalah langkah analisis data tes.
a. Data skor diubah menjadi nilai dengan rumus:
N = X x 100
STI
Keterangan: N → Nilai
X → Total skor siswa
STI → Skor total ideal/ skor maksimum
100 → Standar nilai yang digunakan
Seperti pada tabel 4.4 nomor responden 1 dengan penghitungan:
N = 23,5 x 100 = 94, jadi nilai responden 1 = 94.
25
b. Data nilai tersebut dimasukkan dalam interval persentase tingkat penguasaan
sehingga diperoleh bahwa responden 1 dengan nilai 94 atau 94% sangat
berhasil dalam menguasai keterampilan menulis paragraf persuasi. Hal itu
dikarenakan nilai responden 1 berada pada rentang nilai 85% - 100%. Interval
yang digunakan adalah sebagai berikut.
c.
Interval Persentase
Tingkat Penguasaan Keterangan
85% - 100%
75% - 84%
60% - 74%
40% - 59%
0% - 39%
Sangat Berhasil
Berhasil
Cukup Berhasil
Kurang Berhasil
Tidak Berhasil
71
d. Analisis Data Pretets dan Postest
1) Analisis Data Pretest
Berikut ini adalah hasil analisis data pretest kelas X.
Tabel 4.12
Analisis Data Pretest Kelas X
Nomor
Responden Skor Nilai
Tingkat
Penguasaan Keterangan
1 2 3 4 5
1 12,5 50 50% Kurang Berhasil
2 9,5 38 38% Tidak Berhasil
3 8 32 32% Tidak Berhasil
4 6,5 26 26% Tidak Berhasil
5 11,5 46 46% Kurang Berhasil
6 11 44 44% Kurang Berhasil
7 9 36 36% Tidak Berhasil
8 7 28 28% Tidak Berhasil
9 10 40 40% Kurang Berhasil
10 16 64 64% Cukup Berhasil
11 11,5 46 46% Kurang Berhasil
12 11,5 46 46% Kurang Berhasil
13 10 40 40% Kurang Berhasil
14 7,5 30 30% Tidak Berhasil
15 12,5 50 50% Kurang Berhasil
16 11,5 46 46% Kurang Berhasil
17 9 36 36% Tidak Berhasil
18 9 36 36% Tidak Berhasil
19 13 52 52% Kurang Berhasil
20 11,5 46 46% Kurang Berhasil
Jumlah 832 832%
Rata-rata 41,6 41,6% Kurang Berhasil
72
Berdasarkan analisis data pretest di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata pretes menulis paragraf persuasi pada siswa adalah 41,6 atau berada pada
tingkat penguasaan 41,6%. Berikut adalah penghitungan nilai rata-rata hasil
pretest menulis paragraf persuasi tersebut.
X = X
N
X = 832 = 41,6
20
Berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan
bahwa rata-rata kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMA
YASIH Bogor adalah 41,6 atau berada pada tingkat penguasaan 41,6% yang
berarti siswa dinyatakan kurang berhasil,
2) Analisis Data Postest
Berikut ini adalah hasil analisis data postest kelas X.
Tabel 4.13
Analisis Data Postest Kelas X
Nomor
Responden Skor Nilai
Tingkat
Penguasaan Keterangan
1 2 3 4 5
1 23,5 94 94% Sangat Berhasil
2 17,5 70 70% Cukup Berhasil
3 18,5 74 74% Cukup Berhasil
4 17 68 68% Cukup Berhasil
5 16,5 66 66% Cukup Berhasil
6 17,5 70 70% Cukup Berhasil
7 16 64 64% Cukup Berhasil
8 15 60 60% Cukup Berhasil
9 18,5 74 74% Cukup Berhasil
10 25 100 100% Sangat Berhasil
73
11 24,5 98 98% Sangat Berhasil
12 18,5 74 74% Cukup Berhasil
13 18,5 74 74% Cukup Berhasil
14 16,5 66 66% Cukup Berhasil
15 20,5 82 82% Berhasil
16 17 68 68% Cukup Berhasil
17 16,5 66 66% Cukup Berhasil
18 17,5 70 70% Cukup Berhasil
19 22 88 88% Sangat Berhasil
20 22,5 90 90% Sangat Berhasil
Jumlah 1516 1516%
Rata-rata 75,8 75,8% Berhasil
Berdasarkan analisis data postest di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata postes menulis paragraf persuasi setelah dilakukan pembelajaran dengan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas X adalah 75,8
atau berada pada tingkat penguasaan sebesar 75,8%. Berikut penghitungan nilai
rata-rata hasil postest menulis paragraf persuasi kelas X.
X = X
N
X =1516 = 75,8
20
Berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata tersebut, dapat dikatakan
bahwa rata-rata kemampuan menulis paragraf persuasi kelas X SMA YASIH
Bogor adalah 75,8 atau berada pada tingkat penguasaan 75,8 % berarti siswa
dinyatakan berhasil. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
menulis paragraf persuasi siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD.
74
e. Setelah menghitung rata-rata maka diadakan kembali perhitungan selisih nilai
antara pretest ke postest dengan rumus:
Selisih nilai = X postest – X pretest
= 75,8 − 41,6
= 34,2
Tahapan selanjutnya, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan
menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Presentase peningkatan nilai = 00%1N
nilai
Selisih
= 100% 20
2,34
= 171%
Berdasarkan analisis data di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai yang
diperoleh siswa dari pretes ke postes mengalami peningkatan sebanyak 171%.
f. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan peneliti adalah t-tes. T-tes bertujuan untuk
membedakan signifikasi antara pretest dan postest, maka rumus yang digunakan
adalah
t tes =
)1(
)( 2
2
NN
N
dd
Md
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefesien t yang akan
menunjukkan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi
sebesar 5 % pada tingkat kepercayaan 95%.
Langkah-langkah penggunaan t tes sebagai berikut.
1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretest dan postest
Md = N
d
75
2) Mencari kuadrat deviasi
N
ddXd
2
22)(
3) Mencari t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %.
4) Menguji signifikan koefesien t dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima.
Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak.
Ket:
Md : Mean dari perbedaan pretes dan postes
D : Gain (postest-pretest)
2xd : Jumlah kuadrat deviasi
Db : Ditentukan oleh N-1
Tabel. 4.14
Data Pretest dan Postets Siswa Kelas X
SMA YASIH Bogor
No. Nama Siswa
Pretest
(X1)
Postest
(X2)
d
(X2-X1)
d²
1. Abdul Muhsyidin 50 94 44 1936
2. Amalia Apriani 38 70 32 1024
3. Anden Siti Khadijah 32 74 42 1764
4. Ardiansyah 26 68 42 1764
5. Desi 46 66 20 400
6. Euis Malihatus S 44 70 26 676
7. Euis Suryani 36 64 28 784
8. Faaz 28 60 32 1024
9. Fathurroziq 40 74 34 1156
10. Hikmah Maulina 64 100 36 1296
11. Intan Sari 46 98 52 2704
76
12. Junaedi 46 74 28 784
13. Lina Marlina 40 74 34 1156
14. M. Alwi 30 66 36 1296
15. M. Fadhil M 50 82 32 1024
16. M. Khudori 46 68 22 484
17. M. Syukron Mahdum 36 66 30 900
18. Nur Muhibbin 36 70 34 1156
19 Riza Zakiyah 52 88 36 1296
20 Vindya Nelmiza 46 90 44 1936
Jumlah 832 1516 684 24560
Rata-rata ∑X1=
41,6
∑X2=
75,8
∑d= 34,2 ∑d²=1228
Dari data yang terdapat dalam tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan t
tes sebagai berikut:
1) Menghitung mean dari perbedaan hasil pretest dan postest
Md = N
d
= 20
2,34
= 1,71
Ket :
∑d : Nilai rata-rata postest - pretest
Md : Nilai mean
N : Jumlah responden
2) Mencari kuadrat deviasi
N
ddXd
2
22)(
= 1228 − 20
)2,34( 2
77
= 1228 − 20
64,1169
= 1228 − 58,48
= 1169,52
Ket :
∑Xd² : Kuadrat deviasi
∑d² : Nilai rata-rata postest – pretest
(∑d)² : Rata-rata postest dikuadratkan
N : Jumlah responden
3) Mencari koefesien dengan rumus sebagai berikut:
t tes =
)1(
)( 2
2
NN
N
dd
Md
Ket :
Md : Nilai mean
∑d² : Nilai rata-rata postest – pretest
(∑d)² : Rata-rata postest dikuadratkan
N : Jumlah responden
T tes =
)120(20
20
)2,34(1228
71,1
2
=
)19(20
20
64,11691228
71,1
=
380
48,581228
71,1
78
=
380
52,1169
71,1
= 08,3
71,1
= 76,1
71,1
= 0,97
4) Melihat nilai t pada tabel dengan taraf signifikasi 5 % = 0,05 pada tahap
kepercayaan 95 %
t tabel = db = N – 2
db = 20 – 2
db = 18
t tabel = 0,210
5) Menguji signifikasi koefesien t
Untuk menguji signifikan koefesien t, maka menggunakan ketentuan sebagai
berikut.
Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima.
Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak.
Setelah data dihitung dengan menggunakan t tes, maka diperoleh t tabel =
0,210 dan t hitung = 0,97. Ternyata t hitung t tabel yaitu 0,97 0,210. Artinya
perbedaan pretest dan postest siswa kelas X SMA YASIH Bogor signifikan.
Hipotesis diterima. Hal ini terbukti berdasarkan uji statistik, diketahui t
hitung t tabel yaitu 0,97 0,210 dalam tingkat kepercayaan 95 % dan derajat
kebebasan 39. Dengan demikian, metode pembelajaran kooperatif teknik STAD
dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi kelas X SMA YASIH
Bogor.
Demikianlah data dari hasil evaluasi yang telah penulis analisis di atas,
menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan semuanya dapat diterima.
79
4. Analisis Data Angket
Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf
persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD,
siswa diberi sepuluh pertanyaan terkait dengan pembelajaran menulis paragraf
persuasi dan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD
Berikut respon siswa terhadap pembelajaran menulis persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD:
Tabel 4.15
Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan
dimulai?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 16 80
2 Tidak 4 20
Jumlah 20 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa responden merasa jenuh ketika pelajaran
bahasa Indonesia akan dimulai dapat diketahui 80% responden menjawab ya, 20%
responden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden merasa
jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan dimulai.
Tabel 4.16
Apakah kamu senang dengan pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 14 70
2 Tidak 6 30
Jumlah 20 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 70% responden menjawab
ya bahwa pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa, 30% reponden
menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
siswa setuju bahwa pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa.
80
Tabel 4.17
Apakah kamu pernah belajar menulis paragraf persuasi?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 16 80
2 Tidak 4 20
Jumlah 20 100
Tabel di atas menjelaskan tentang siswa pernah belajar menulis paragraf
persuasi sebelumnya, dapat diketahui bahwa sebesar 80% responden menjawab ya
pernah belajar menulis paragraf persuasi sebelumnya, 20% responden menjawab
tidak. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa pernah belajar menulis paragraf
persuasi sebelumnya.
Tabel 4.18
Apakah menulis paragraf persuasi sulit apabila dikerjakan secara berkelompok?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 5 25
2 Tidak 15 75
Jumlah 20 100
Tabel di atas menjelaskan tentang menulis paragraf narasi sulit apabila
dikerjakan secara berkelompok, dapat diketahui sebesar 25% responden
menjawab ya menulis paragraf persuasi sulit apa bila dilakukan secara
berkelompok, 75% responden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
menulis paragraf persuasi tidak sulit apabila dikerjakan secara berkelompok.
81
Tabel 4.19
Apakah kamu tahu metode pembelajaran kooperatif teknik STAD?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 8 40
2 Tidak 12 60
Jumlah 20 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 40% responden menjawab
ya bahwa responden mengetahui metode pembelajaran kooperatif teknik STAD,
60% reponden menjawab tidak,. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD belum diketahui siswa.
Tabel 4.20
Apakah kamu senang menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 18 90
2 Tidak 2 10
Jumlah 20 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 90% responden menjawab
ya bahwa merasa senang menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD, 10% responden menjawab tidak. Jadi
dapat disimpulkan bahwa responden senang menulis paragraf persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
82
Tabel 4.21
Apakah menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan motivasi belajarmu?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 14 70
2 Tidak 6 30
Jumlah 20 100
Tabel di atas menjelaskan tentang menulis paragraf persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan
motivasi, dapat diketahui sebesar 70% responden menjawab ya menulis paragraf
persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD
dapat meningkatkan motivasi, 30% responden mejawab tidak, Jadi dapat
disimpulkan bahwas menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan motivasi.
Tabel 4.22
Apakah kamu merasa kemampuan menulis paragraf persuasi mengalami
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 18 90
2 Tidak 2 10
Jumlah 20 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa sebesar 90% responden menjawab ya
merasa kemampuan menulis paragraf persuasi mengalami peningkatan setelah
mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif teknik STAD, 10% reponden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa responden merasa kemampuan menulis paragraf persuasi mengalami
83
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Tabel 4.23
Apakah kamu menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf
persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 8 40
2 Tidak 12 60
Jumlah 20 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa responden tidak menemui kesulitan
dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat diketahui hanya 40% responden
menjawab ya, 60% responden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
responden tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Tabel 4.24
Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD?
No Alternatif Jawaban F %
1 Ya 16 80
2 Tidak 4 20
Jumlah 20 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa responden berkesan terhadap
pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat diketahui 80% responden menjawab
ya, 20% responden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden
84
berkesan terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
E. Interpretasi Hasil Analisis
Sebelum penerapan pembelajaran tersebut berlangsung siswa
melaksanakan pretest. Sedangkan setelah penerapan pembelajaran telah usai siswa
mengalami postest. Soal-soal pretest dan postest disusun berdasarkan bahan
kajian pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang ada di dalam standar
kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Berikut ini deskripsi data hasil
analisis pengamatan:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun:
1) Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan
dicapai.
2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut:
a) Guru membuka pelajaran.
b) Guru memberikan apersepsi mengenai pengetahuan siswa terhadap
pengertian, syarat, dan jenis paragraf.
c) Guru memberikan materi tentang paragraf persuasi.
d) Guru menjelaskan contoh paragraf persuasi.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang sedang diajarkan.
f) Guru membentuk kelompok siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok
terdiri atas 4 siswa.
g) Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa untuk
membuat paragraf persuasi jenis iklan bersama dengan kelompok
masing-masing.
85
b. Pelaksanaan tindakan
Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan siklus I
dilaksanakan dalam dua pertemuan, kegiatan pembelajaran paragraf persuasi
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD di kelas X
dilaksanakan pada Senin, 10 Januari 2011 dan Selasa 11 Januari 2011. Kegiatan
pembelajaran dua hari tersebut dilakukan pada jam pelajaran ketiga dan keempat.
Pada awal pembelajaran guru mengondisikan kelas, yaitu mengucapkan
salam, mengecek daftar hadir, dan memberikan motivasi agar siswa lebih
semangat dan senang mengikuti pembelajaran. Kemudian guru memberikan pretes
kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis paragraf
persuasi. Guru pun melakukan apersepsi mengenai pengertian, ciri, dan jenis
paragraf persuasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan kembali tentang
materi paragraf yang telah dipelajari sebelumnya. Lalu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut.
Pada inti pembelajaran terdapat empat belas kegiatan. Pertama, guru
menyajikan informasi tentang paragraf persuasi. Kedua, guru menjelaskan kepada
siswa menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan karakteristiknya.
Ketiga, guru menjelaskan bagaimana cara membentuk kelompok kooperatif.
Keempat, guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tinggi di kelas sebagai
ketua kelompok.
Kegiatan kelima, guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap
siswa mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan kelompok
masing-masing (yang mendapat nomor 1 berkumpul dengan nomor 1, begitupun
seterusnya) setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Kemudian pada kegiatan
keenam guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Hal tersebut dilakukan agar kondisi kelas tetap kondusif. Selanjutnya kegiatan
ketujuh, guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa untuk
mengerjakan paragraf persuasi.
Kegiatan kedelapan, guru menentukan tema persuasi dan menberitahukan
kepada siswa jenis persuasi yang harus dibuat. Kemudian siswa melakukan
kegiatan kesembilan sampai kedua belas, yaitu siswa menyusun kerangka persuasi
86
dan mengembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf persuasi jenis iklan.
Guru pun membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan
tugas. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya agar
seluruh kelompok mengetahui kinerja dan kekompakan kelompok lain.
Pada kegiatan ketiga belas guru mengadakan postes. Tes tersebut untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD. Kemudian guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada individu
maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor tertinggi.
Kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa merefleksikan pembelajaran
yang telah dipelajari. Selain itu, guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah diajarkan kepada siswa secara lisan.
c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dan pemantauan pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan
di ruang kelas. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui proses dan aktifitas
siswa selama diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam
pembelajaran menulis paragraf persuasi.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
guru telah melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD pada materi menulis paragraf persuasi.
Berdasarkan format pengamatan aktifitas siswa yang telah diisi oleh ketiga
pengamat dapat diketahui bahwa seluruh siswa saling membantu dan mampu
menjadi tutor sebaya selama diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD pada pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas X SMA
YASIH Bogor. Hal tersebut dapat dilihat dari data kegiatan siswa yang sesuai
dengan langkah pembelajaran yang telah direncanakan.
d. Refleksi
Proses pelaksanaan tindakan pada siklus I (pretest) dan I (postest) berjalan
dengan baik. Kelemahan pada pretest dapat teratasi dengan baik. Hal ini membuat
kualitas pembelajaran menulis mengalami peningkatan yaitu 80% siswa telah aktif
87
pada postest. Peningkatan kualitas pembelajaran terlihat dari tercapainya sejumlah
indikator yang telah ditetapkan seperti peningkatan keaktifan, perhatian serta
konsentrasi siswa dalam pembelajaran, guru telah berhasil membangkitkan minat
dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis dengan baik dan tertib.
Pada siklus I hasil rata-rata dari pretest dan postest mengalami
peningkatan dengan skor 41,6 menjadi 74,3. Ini berarti hasilnya sudah mencapai
nilai KKM, yaitu 65. Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan hasil tes dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menulis dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis
paragraf persuasi siswa.
.
F. Pembahasan Temuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan
peneliti dalam satu siklus yang meliputi: (1) tahap perencanaan dan persiapan
tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap
analisis dan refleksi. Masing-masing dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x45 menit). Masing-masing dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 45 menit).
Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti melakukan survei awal
untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Berdasarkan kegiatan survei ini,
peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis
paragraf persuasi pada siswa kelas X SMA YASIH Bogor masih tergolong
rendah. Hal ini ditandai dengan indikator sebagai berikut: (1) adanya minat dan
motivasi siswa yang masih rendah, (2) sebagian siswa membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya, (3) siswa belum
mampu mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, (4) siswa kurang
memahami pemakaian tanda baca, (5) siswa kurang memperhatikan ejaan bahasa
Indonesia, (6) siswa kurang bisa mengembangkan diksi, (7) siswa belum
mencapai ketuntasan belajar.
Selanjutnya, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas X untuk mengatasi
masalah tersebut dengan memanfaatkan metode pembelajaran kooperatif teknik
88
STAD dalam proses pembelajaran menulis persuasi. Pemilihan metode tersebut
dengan pertimbangan sebagai berikut. Pertama, model pembelajaran yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD adalah suatu metode
pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil. Kedua, apabila
siswa belajar secara berkelompok, diharapkan siswa dapat saling menyumbangkan
ide, saling mengoreksi kesalahan satu sama lain dalam pemakaian ejaan, tanda
baca, dan pemilihan diksi. Melalui kegiatan pembelajaran secara berkelompok,
dapat pembelajaran menulis persuasi akan lebih efektif karena adanya kerja sama
dan interaksi antar siswa yang kuat.
Peneliti dan guru kelas X kemudian menyusun rencana untuk pretest,
ternyata masih terdapat kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaannya.
Postest dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan yang ada pada
pretest. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru dikatakan telah berhasil
melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD yang mampu membantu siswa aktif dalam
memunculkan ide dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis
persuasi siswa dapat dikembangkan dengan optimal.
Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan guru dalam mengelola kelas karena metode ini dapat digunakan
sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran menulis paragraf persuasi.
Keberhasilan metode ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran menulis persuasi salah satunya dapat dilihat dari perolehan nilai
yang meningkat dari pretest ke postest berikut.
Tabel 4.25
Perolehan Nilai Menulis Dari Pretest sampai Postest
No Nama Pretest Postest Keterangan
1 Abdul Muhsyidin 50 94 Meningkat
2 Amalia Apriani 38 70 Meningkat
3 Anden Siti Khadijah 32 74 Meningkat
89
4 Ardiansyah 26 68 Meningkat
5 Desi 46 66 Meningkat
6 Euis Malihatus S 44 70 Meningkat
7 Euis Suryani 36 64 Meningkat
8 Faaz 28 60 Meningkat
9 Fathurroziq 40 74 Meningkat
10 Hikmah Maulina 64 100 Meningkat
11 Intan Sari 46 98 Meningkat
12 Junaedi 46 74 Meningkat
13 Lina Marlina 40 74 Meningkat
14 M. Alwi 30 66 Meningkat
15 M. Fadhil M 50 82 Meningkat
16 M. Khudori 46 68 Meningkat
17 M. Syukron Mahdum 36 66 Meningkat
18 Nur Muhibbin 36 70 Meningkat
19 Riza Zakiyah 52 88 Meningkat
20 Vindya Nelmiza 46 90 Meningkat
Hasil nilai tersebut menunjukan adanya tanggapan positif dari siswa pada
pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif teknik STAD. Siswa merasa senang belajar menulis paragraf persuasi
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD ini, karena
siswa merasa termotivasi untuk belajar sehingga pembelajaran yang diberikan
dapat dipahami.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi, analisis, dan pembahasan setelah dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pada survei awal yang peneliti lakukan, dapat diketahui bahwa tingkat
kemampuan menulis paragraf persuasi kelas X SMA YASIH Bogor masih
rendah hal ini disebabkan oleh beberapa kesulitan yang dihadapi siswa,
seperti adanya minat dan motivasi siswa yang kurang, sebagian siswa
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan
gagasannya, siswa belum mampu mengungkapkan ide atau gagasan
dengan baik, siswa kurang memahami pemakaian tanda baca, dan siswa
kurang dapat memperhatikan ejaan bahasa Indonesia.
2. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. Hal ini dapat dilihat
ketika seluruh siswa mengerjakan pretest pada awal pertemuan, sebelum
diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD hanya mencapai
skor rata-rata 41,6 dan nilai tersebut belum mencapai nilai KKM (65).
Namun pada pertemuan kedua terlihat adanya peningkatan karena
kesulitan yang dihadapi siswa pada kegiatan pretest dapat teratasi sehingga
rata-rata skor postest yang didapat siswa melebihi nilai KKM, yaitu 75,8.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan.
3. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi setelah
diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD meningkat
tinggi 34,2% dari semua indikator yang ada, seperti penggunaan ejaan dan
tanda baca yang benar, isi gagasan yang diungkapkan baik, kesatuan dan
kepaduan kalimat dalam paragraf, serta pemilihan diksi yang tepat. Hal ini
dapat diketahui dari selisih nilai antara nilai rata-rata postest dikurangi
nilai rata-rata pretest.
90
91
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan pada bab IV serta
simpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut.
1. Agar siswa dapat mengatasi beberapa kesulitan dalam pembelajaran
menulis paragraf persuasi, sebaiknya siswa saling berinteraksi satu sama
lain dalam menyelesaikan kesulitan tersebut.
2. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan
kemampuan menulis paragraf persuasi siswa. Oleh karena itu, disarankan
kepada para guru untuk menerapkan metode tersebut sebagai alternatif
model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis
paragraf persuasi.
92
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka
Setia, 2005.
Akhadiah, Sabarti, dkk, Menulis I, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
_______________, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta:
Erlangga, 2003.
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Asrori, Mohammad, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Wacana Prima, 2009.
Ekowati, Ainiyah, Skripsi: Penerapan Model Pembejaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa, Bogor: Universitas Pakuan,
2008.
Finoza, Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia,
2009.
Fitriyah, Mahmudah dan Ramlan, Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK
Press, 2010.
Ibrahim, Muslimin, dkk, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA, 2001.
Keraf, Gorys, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, Flores: Nusa
Indah, 1993.
___________, Eksposisi, Jakarta: Grasindo, 1995.
Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Saparudin, Yudi, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat, Bandung, No.416,
2005.
93
Slavin E, Robert, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik, Bandung:
Nusa Media, 2008, Terjemahan: Narulita Yusron.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994.
Sulistianingsih, Claudia L, Messe Bahasa Indonesia; Tata Bahasa dan Sastra
Indonesia, Yogyakarta: Messemedia, 2010.
Suparno, dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009.
Suwandi, Sarwiji, Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah,
Surakarta: Yuma Pustaka, 2010.
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009.
Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.
Tarigan, Henry Guntur, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa, 2008.
Wardani, IGAK dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008.
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Sebuah Tinjauan
Konseptual Operasional, Jakara: Bumi Aksara, 2009.
ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif. Diakses 2
Desember 2010.
Lampiran 1
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/ 1482/ 2010 Jakarta, 8 November 2010
Lamp. : ……………
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Makyun Subuki, M. Hum.
Pembimbing skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Ani Septiani
NIM : 106013000290
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : IX (sembilan)
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif Melalui
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
(Student Team Achievement Division).
Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5 Oktober
2010, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada
judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing
menghubungi jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
NIP. 19640212 199703 2 001
Tembusan :
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs
DEPARTEMEN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 5 Januari 2009
FITK No. Revisi: : 00
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Lampiran 2
Nomor : Un.01/F.1/PP.009/ 1278/ 2010 Jakarta, 21 Oktober 2010
Lamp. : ……………
Hal : Observasi
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SMA YASIH Bogor
Di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa :
Nama : Ani Septiani
NIM : 106013000290
Semester : IX
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
adalah benar mahasiswa/i pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang akan mengadakan observasi di sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon kesediaannya menerima mahasiswa/i tersebut dan mengizinkan
melaksanakan penelitian yang dimaksud.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
NIP. 19640212 199703 2 001
DEPARTEMEN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 5 Januari 2009
FITK No. Revisi: : 00
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Lampiran 3
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/ 1480/ 2010 Jakarta, 8 November 2010
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan izin penelitian
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SMA YASIH Bogor
Di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa :
Nama : Ani Septiani
NIM : 106013000290
Semester : IX
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD (Student
Team Achievement Division).
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi dan akan mengadakan penelitian atau riset di
instansi/sekolah/madrasah yang saudara pimpin.
Untuk itu kami harap saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan
penelitian yang dimaksud.
Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
NIP. 19640212 199703 2 001
Tembusan :
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
DEPARTEMEN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 5 Januari 2009
FITK No. Revisi: : 00
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Lampiran 5
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X
Nomor Nama Siswa Jenis Kelamin
(L/P)
No. Urut
Responden
1 2 3 4
1 Abdul Muhsyidin L 1
2 Amalia Apriani P 2
3 Anden Siti Khadijah P 3
4 Ardiansyah L 4
5 Desi P 5
6 Euis Malihatus S P 6
7 Euis Suryani P 7
8 Faaz L 8
9 Fathurroziq L 9
10 Hikmah Maulina P 10
11 Intan Sari P 11
12 Junaedi L 12
13 Lina Marlina P 13
14 M. Alwi L 14
15 M. Fadhil M L 15
16 M. Khudori L 16
17 M. Syukron Mahdum L 17
18 Nur Muhibbin L 18
19 Riza Zakiyah P 19
20 Vindya Nelmiza P 20
Lampiran 6
KISI-KISI OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
Masalah Tujuan Pertanyaan Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
Ya Tidak Persiapan
pembelajaran
Ingin mengetahui
persiapan guru dalam
mengajar.
Apakah guru membuat
rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)?
Apakah guru menggunakan
media atau alat bantu dalam
pembelajaran?
Kegiatan awal
pembelajaran
Ingin mengetahui
kegiatan guru pada
kegiatan awal
pembelajaran.
Apakah guru
mengondisikan siswa?
Apakah guru melakukan
apersepsi?
Apakah guru memberikan
prates kepada siswa?
Kegiatan inti
pembelajaran
Ingin mengetahui
apakah guru
menerapkan model
pembelajaran kooperatif
teknik STAD selama
proses pembelajaran.
Apakah guru menerapkan
scenario pembelajaran
kooperatif (gotong
royong/tutor sebaya)?
Apakah guru mentampaikan
semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran
tersebut?
Apakah guru memotivasi
siswa belajar?
Apakah guru menjelaskan
kepada siswa bagaimana
caranya membentuk
kelompok belajar?
Apakah guru membantu
setiap kelompok agar
melakukan transisi secara
efisien?
Apakah guru membimbing
kelompok-kelompok belajar
pada saat siswa
mengerjakan tugasnya?
Apakah guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materi
yang telah diajarkan atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya?
Apakah guru mencari cara-
cara untuk menghargai, baik
upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok?
Kegiatan akhir
pembelajaran
Ingin mengetahui sejauh
mana guru meng-
evaluasi pembelajaran
kooperatif teknik STAD
pada akhir pem-
belajaran.
Apakah guru melakukan
postes?
Apakah guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
pada akhir pembelajaran?
Lampiran 7
KISI-KISI OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
Masalah Tujuan Pertanyaan Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
Ya Tidak Kegiatan awal
pembelajaran
Ingin mengetahui
Kesiapan siswa sebelum
proses pembelajaran.
Apakah siswa merespon
apersepsi guru?
Apakah siswa memahami
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai?
Apakah siswa mengerti
skenario pembelajaran yang
disampaikan guru?
Kegiatan inti
pembelajaran
Ingin mengetahui sikap
siswa dalam kelompok
kooperatif selama
proses pembelajaran.
Apakah siswa antusias
belajar di dalam kelompok?
Apakah setiap anggota
kelompok berpartisipasi?
Apakah siswa
mendengarkan pendapat
orang lain ketika presentasi
kelompok?
Apakah ada siswa yang
memuji anggota
kelompoknya setelah
bekerja dengan baik?
Apakah siswa
memperhatikan satu sama
lain dalam kelompok
kooperatif?
Apakah siswa saling
bertanya?
Apakah ada siswa dalam
kelompok yang berbicara
paling vokal?
Apakah siswa bekerjasama
melaksanakan tugas dalam
kelompok kooperatif?
Apakah siswa melakukan
tanya jawab dengan sesama
anggota kelompok
kooperatif?
Apakah guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
pada akhir pembelajaran?
Kegiatan akhir
pembelajaran
Ingin mengetahui
penampilan setiap
kelompok kooperatif
dalam menyampaikan
hasil diskusinya dan
mengetahui hasil akhir
pembelajaran.
Apakah siswa
mempresentasikan hasil
belajar kelompoknya di
depan kelas?
Apakah siswa saling
membantu dalam
mengerjakan soal postes?
Lampiran 8
FORMAT OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
Petunjuk:
1. Tulislah nama, jabatan, dan tanda tangan anda!
2. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia!
Nama : _______________
Jabatan : _______________
Bagian Pertanyaan
Alternatif
jawaban
Ya Tidak
Awal
pembelajaran
Apakah guru membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)?
Apakah guru menggunakan media atau
alat bantu dalam pembelajaran?
Apakah guru mengondisikan siswa?
Apakah guru melakukan apersepsi?
Apakah guru mengadakan pretes kepada
siswa?
Inti
Pembelajaran
Apakah guru menerapkan skenario
pembelajaran kooperatif?
Apakah guru menyampaikan semua
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut?
Apakah guru memotivasi siswa belajar?
Apakah guru menyajikan informasi
kepada siswa?
Apakah guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar?
Apakah guru membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien?
Apakah guru membimbing kelompok-
kelompok belajar siswa mengerjakan
tugasnya?
Apakah guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah diajarkan atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya?
Apakah guru mencari cara-cara untuk
menghargai hasil belajar individu dan
kelompok?
Akhir
Pembelajaran
Apakah guru melakukan postes?
Apakah guru menyimpulkan materi yang
telah dipelajari pada akhir pembelajaran?
Bogor, 11 Januari 2011
Pengamat,
Lampiran 9
FORMAT OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
Petunjuk:
1. Tulislah nama, jabatan, dan tanda tangan anda!
2. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia!
Nama : _______________
Jabatan : _______________
Bagian Pertanyaan
Alternatif
jawaban
Ya Tidak
Awal
pembelajaran
Apakah siswa merespon apersepsi guru?
Apakah siswa memahami tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai?
Apakah siswa mengerti skenario
pembelajaran yang disampaikan guru?
Inti
Pembelajaran
Apakah siswa antusias belajar di dalam
kelompok?
Apakah setiap anggota kelompok
berpartisipasi?
Apakah siswa mendengarkan pendapat orang
lain ketika presentasi kelompok?
Apakah ada siswa yang memuji anggota
kelompok yang telah bekerja baik untuk
kelompok?
Apakah siswa memperhatikan satu sama lain
dalam kelompok kooperatif?
Apakah siswa saling bertanya dengan sesama
anggota kelompok kooperatif?
Apakah ada siswa dalam kelompok yang
berbicara paling banyak?
Akhir
Pembelajaran
Apakah siswa mempresentasikan hasil belajar
kelompoknya di depan kelas?
Apakah siswa saling membantu dalam
mengerjakan soal postes?
Bogor, 11 Januari 2011
Pengamat,
Lampiran 10
SKENARIO PENELITIAN
Pertemuan
ke- Kegiatan Waktu
1 (satu) 1. Guru mengondisikan kelas.
2. Guru mengadakan pretest
3. Guru melakukan apersepsi mengenai paragraf
persuasi.
4. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
5. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang
paragraf persuasi.
6. Guru menjelaskan kepada siswa contoh paragraf
persuasi dan karakteristiknya.
7. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar.
8. Guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya
tertinggi di kelas sebagai ketua kelompok.
9. Guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap
siswa mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka
mencari pasangan kelompok masing-masing (yang
mendapat nomor 1 berkumpul dengan nomor 1,
begitupun seterusnya) setiap kelompok beranggotakan
4 orang.
10. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
11. Guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada
siswa.
12. Guru menentukan tema untuk pembuatan paragraf
15 menit
5 menit
10 menit
15 menit
45 menit
persuasi.
13. Kelompok siswa menyusun kerangka persuasi.
14. Kelompok siswa mengembangkan kerangka yang
telah disusun menjadi paragraf pesuasi jenis iklan.
15. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat
mengerjakan tugas mereka.
2 (dua) 1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya.
2. Guru mengadaka postes.
3. Guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada
individu maupun kelompok (3 kelompok terbaik)
yang mendapat skor tertinggi.
4. Guru dan siswa menyimpulkan materi
5. Guru melakukan penguatan
40 menit
20 menit
15 menit
8 menit
7 menit
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA YASIH Bogor
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X/ Genap
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
B. Kompetensi Dasar
Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.
C. Indikator
1. Membaca paragraf persuasif.
2. Mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif.
3. Menulis paragraf persuasif.
4. Menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan
demikian, oleh sebab itu,dll) dalam paragraf persuasif.
D. Materi Pokok
1. Contoh paragraf persuasif
2. Ciri-ciri paragraf persuasif
3. Topik-topik paragraf persuasif
4. Kerangka paragraph persuasif
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): 65
F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Alokasi
Waktu
A Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan kelas.
2. Guru mengadakan pretest
3. Guru melakukan apersepsi mengenai paragraf persuasi.
4. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
15 menit
5 menit
10 menit
B Kegiatan Inti
Pertemuan ke 1
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang paragraf
persuasi.
2. Guru menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan
karakteristiknya.
3. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar.
4. Guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tertinggi di
kelas sebagai ketua kelompok.
Pertemuan ke 2
1. Guru mengadakan postest
2. Guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap siswa
mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan
kelompok masing-masing (yang mendapat nomor 1
berkumpul dengan nomor 1, begitupun seterusnya) setiap
kelompok beranggotakan 4 orang.
15 menit
45 menit
3. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
4. Guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa.
5. Guru menentukan tema untuk pembuatan paragraf persuasi.
6. Kelompok siswa menyusun kerangka persuasi.
7. Kelompok siswa mengembangkan kerangka yang telah
disusun menjadi paragraf persuasi jenis iklan.
8. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat
mengerjakan tugas mereka.
9. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
10. Guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada individu
maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor
tertinggi.
40 menit
20 menit
15 menit
8 menit
7 menit
C Kegiatan Akhir
Guru dan siswa merefleksikan pembelajaran
H. Sumber Belajar
1. Buku Paket Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk kelas X
SMA/MA.
2. Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan
Mulia, 2009.
I. Penilaian
1. Penilaian proses belajar
a. Keseriusan siswa
b. Keaktifan
2. Penilaian hasil
a. Jenis tes menulis paragraf persuasi.
Buatlah paragraf persuasi jenis iklan penawaran sebuah produk!
b. Alat penilaian/ pedoman penilaian
Format penilaian
No Nama
Pretes
Jumlah I II III IV V
0-5 0-5 0-5 0-5 0-5
Keterangan
No Unsur yang dinilai
Skor
maksimal Skor Siswa
1 Ejaan dan tanda baca. 5
2 Isi gagasan yang diungkapkan. 5
3 Kesatuan dan kepaduan kalimat. 5
4 Pengembangan kalimat persuasi yang
meyakinkan dan dapat memengaruhi
pembaca.
5
5 Diksi. 5
Jumlah 25
Bogor, 10 Januari 2011
Guru Bahasa Indonesia Peneliti,
SMA YASIH Bogor
Dra. Nurlaela Ani Septiani
Lampiran 12
Materi Pembelajaran
1. Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ’membujuk’ atau
’meyakinkan.’ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi
kata serapan dalam bahasa Indonesia: persuasi.
2. Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya,
yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta,
suatu pendapat/ gagasan ataupun perasaan seseorang. Para pakar pun
berpendapat bahwa paragraf persuasi merupakan jenis paragraf yang bersifat
memengaruhi pembaca.
3. Ditinjau dari segi medan pemakaiannya, paragraf persuasi digolongkan
menjadi empat macam, yaitu a. Persuasi Politik, b. Persuasi Pendidikan, c.
Persuasi Advertensi, d. Persuasi Propaganda.
a. Persuasi Politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang
politik oleh orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan
kenegaraan.
b. Persuasi Pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung
dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
c. Persuasi Advertensi/ Iklan
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha, lewat
persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar berusaha untuk
memiliki barang atau jasa yang ditawarkan.
d. Persuasi Propaganda
Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah
informasi. Tentu saja tujuan persuasi propaganda tidak hanya berhenti
pada penyebaran informasi saja. Lebih dari itu, dengan informasi
diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu.
Lampiran 13
DATA PRETEST KELAS X (PENGAMAT I)
Nomor
Responden
Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor a b c d e
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 3 2 2 12 2 2 2 2 2 2 10 3 2 1 1 2 2 8 4 2 1 1 1 1 6 5 2 3 3 1 2 11 6 3 2 2 1 3 11 7 2 2 2 2 1 10 8 1 1 2 1 1 6 9 2 2 2 2 1 9 10 3 3 3 3 3 15 11 2 2 2 2 2 10 12 2 3 3 3 2 13 13 2 2 3 2 2 11 14 2 1 1 1 1 6 15 3 2 2 2 2 11 16 2 3 3 1 1 10 17 2 2 1 1 2 8 18 1 2 2 2 1 8 19 3 3 2 2 3 13 20 3 2 2 2 2 11
Jumlah 198
Keterangan:
(a) Ejaan dan tanda baca
(b) Isi gagasan yang diungkapkan
(c) Kesatuan dan kepaduan kalimat
(d) Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi
pembaca.
(e) Diksi
Lampiran 14
DATA PRETES KELAS X (PENGAMAT II)
Nomor
Responden
Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor a b c d e
1 2 3 4 5 6 7
1 3 2 2 3 3 13
2 1 2 2 2 2 9
3 2 1 1 2 2 8
4 1 2 1 1 2 7
5 2 3 3 2 2 12
6 3 2 2 1 3 11
7 2 2 1 2 2 9
8 1 1 2 2 2 8
9 2 2 3 3 1 11
10 4 4 3 3 3 17
11 3 3 2 3 2 13
12 2 3 3 2 2 10
13 2 1 2 3 1 9
14 1 2 2 3 1 9
15 3 2 2 3 3 14
16 3 3 2 2 3 13
17 2 3 2 2 1 10
18 2 2 2 2 2 10
19 3 3 2 2 3 13
20 3 2 2 3 2 12
Jumlah 218
Keterangan:
(a) Ejaan dan tanda baca
(b) Isi gagasan yang diungkapkan
(c) Kesatuan dan kepaduan kalimat
(d) Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi
pembaca.
(e) Diksi
Lampiran 15
DATA POSTEST KELAS X (PENGAMAT I)
Nomor
Responden
Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor a b c d e
1 2 3 4 5 6 7 1 5 5 5 3 5 23 2 5 4 3 3 3 18 3 4 5 4 3 2 18 4 4 4 3 3 3 17 5 4 4 3 3 2 16 6 4 5 3 2 3 17 7 3 3 3 3 3 15 8 4 2 3 3 3 15 9 5 5 3 3 3 19 10 5 5 5 5 5 25 11 5 5 4 5 5 24 12 4 4 4 3 3 18 13 5 4 4 3 3 19 14 4 3 4 3 3 17 15 4 4 4 4 4 20 16 3 3 3 3 4 16 17 5 4 3 3 2 17 18 4 4 3 3 3 17 19 5 5 4 4 4 22 20 4 5 4 4 5 22
Jumlah 375
Keterangan:
(a) Ejaan dan tanda baca
(b) Isi gagasan yang diungkapkan
(c) Kesatuan dan kepaduan kalimat
(d) Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi
pembaca.
(e) Diksi
Lampiran 16
DATA POSTEST KELAS X (PENGAMAT II)
Nomor
Responden
Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor a b c d e
1 2 3 4 5 6 7 1 5 5 5 4 5 24 2 4 4 3 3 3 17 3 4 5 4 3 3 19 4 4 4 3 3 3 17 5 4 5 3 3 2 17 6 5 4 3 3 3 18 7 4 4 3 3 3 17 8 3 3 3 3 3 15 9 4 5 3 3 3 18 10 5 5 5 5 5 25 11 5 5 5 5 5 25 12 4 4 4 4 3 19 13 4 4 4 3 3 18 14 3 4 3 3 3 16 15 4 5 4 4 4 21 16 4 4 3 3 4 18 17 3 4 3 3 3 16 18 4 4 3 3 4 18 19 5 5 4 4 4 22 20 5 5 4 4 5 23
Jumlah 384
Keterangan:
(a) Ejaan dan tanda baca
(b) Isi gagasan yang diungkapkan
(c) Kesatuan dan kepaduan kalimat
(d) Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi
pembaca.
(e) Diksi
Lampiran 17
TUGAS KELOMPOK
Nama Kelompok:
Anggota kelompok:
A. Petunjuk
1. Tulislah nama dan kelompok Anda di samping kiri lembar jawaban!
2. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya bersama dengan teman
kelompok!
3. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!
4. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Contoh paragraf persuasi jenis iklan
PIGEON
Sahabat Pertama Bayi Tercinta
Kandungan minyak alami dalam Pigeon Baby Oil membuat kulit si kecil bersih total.
Tidak membuat iritasi, bahkan mampu mencegah terjadinya kulit kering dan lecet
hinggga ke bagian lipatan yang sulit dijangkau. Dengan Pigeon Baby Oil kulit buah
hati Anda menjadi lembut sempurna sehingga membuat orang penasaran jika belum
menyentuhnya.
B. Soal
Buatlah paragraf persuasi jenis iklan penawaran sebuah produk dengan
memperhatikan
Ejaan dan tanda baca
Isi gagasan yang diungkapkan
Kesatuan dan kepaduan kalimat dalam wacana
Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan pembaca
Diksi
Selamat Mengerjakan……………
Lampiran 18
ANGKET
Petunjuk
a. Angket ini diberikan dengan tujuan untuk menilai dan mengetahui
pemahaman siswa dalam belajar bahasa Indonesia.
b. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan sesuai dengan apa yang anda
rasakan ketika belajar bahasa Indonesia!
c. Sebelum mengisi angket ini, diminta untuk mengisi identitas tersebut
terlebih dahulu!
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Jenis Kelamin :
No. Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran
bahasaIndonesia akan dimulai?
2 Apakah kamu senang dengan pembelajaran menulis
dalam bahasa Indonesia?
3 Apakah kamu pernah belajar menulis paragraf persuasi?
4 Apakah menulis paragraf persuasi sulit apabila
dikerjakan secara berkelompok?
5 Apakah kamu tahu metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD?
6 Apakah kamu senang menulis paragraf persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik
Student Team Achievement Division (STAD)?
7 Apakah menulis paragraf persuasi dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat
meningkatkan motivasi belajarmu?
8 Apakah kamu merasa kemampuan menulis paragraf
persuasi mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran menulis dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD?
9 Apakah kamu menemui kesulitan dalam pembelajaran
menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD?
10 Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran menulis
paragraf persuasi dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD?
Lampiran 19
SKOR PERKEMBANGAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Nama
Kelompok
Nomor
Responden
Jenis
Kelamin
Pretest Postest Skor
Perkem.
Individu
Skor
Kelompok
Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
Al Amin 9 L 10 18,5 8,5 18 Kelompok Baik
11 P 11,5 24,5 13
12 L 11,5 18,5 7
16 L 11,5 17 6
Raja Cinta 3 P 8 18,5 10 20 Kelompok Hebat
18 L 9 17,5 8,5
19 P 13 22 9
20 P 11,5 22,5 11
Cerdik 4 L 6,5 17 10,5 25 Kelompok Super
15 L 12,5 20,5 7,5
10 P 16 25 9
2 P 9,5 17,5 8
Al Furqon 1 L 12,5 23,5 11 19 Kelompok Baik
5 P 11,5 16,5 5
8 L 7 15 8
17 L 9 16,5 7
Sejahtera 6 P 11 17,5 6 16 Kelompok Baik
7 P 9 16 7
13 P 10 18,5 8,5
14 P 7,5 16,5 9
Lampiran 20
Lembar Wawancara Guru
Wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMA YASIH Bogor yang dilakukan
menjelang penelitian, Sabtu, 8 Januari 2011 pukul 13.00 sampai dengan pukul
14.30 WIB. Berikut ini petikan wawancaranya.
Peneliti : ”Assalamualaikum….:”
Guru : “Wa’alaikumsalam….”
Peneliti : “Bagaimana kabar ibu? Maaf saya mengganggu waktu istirahat ibu!”
Guru : “Alhamdulillah baik, oh iya tidak apa-apa kebetulan sedang santai saja,
ada apa ya An?”
Peneliti : “Begini bu, Ani mau melakukan penelitian di YASIH tentang
kemampuan menulis siswa, tetapi sebelumnya ada yang mau Ani
tanyakan ke ibu berkaitan dengan penelitian yang akan Ani lakukan.”
Guru : “Oh iya silahkan ibu akan bantu semampu ibu, memangnya
penelitiannya tentang apa?”
Peneliti : “Ani mau meneliti tentang peningkatan kemampuan menulis paragraf
persuasi dengan menggunakan metode kooperatif teknik Student Team
Achievement Division (STAD) atau secara berkelompok gitu bu.”
Guru : “Oh gitu, iya tidak apa-apa.”
Peneliti : “Selama ini metode pa yang ibu pakai dalam pembelajaran kompetensi
menulis paragraf?”
Guru : “yaa selama ini ibu hanya menerapkan metode ceramah, Tanya jawab,
dan penugasan individu saja.”
Peneliti : “Bagaimana dengan nilai menulis siswa bu selama diterapkan metode-
metode tersebut? Dan biasanya kendala apa yang dihadapi siswa saat
pembelajaran menulis berlangsung?”
Guru : “ Yaa selama ini sih nilai menulis siswa mendekati kriteria penilaian
menulis yang ditetapkan. Biasanya kendala yang dihadapi siswa saat
pembelajaran menulis paragraf seperti sulit memunculkan ide, memilih
diksi yang bervariasi, penggunaan ejaan dan penempatan tanda baca
yang tepat.
Peneliti : “Oh seperti itu ya kendala yang dihadapi siswa saat pembelajaran
menulis paragraf. Mudah-mudahan saja nanti setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD ini kendala-kendala
yang dihadapi siswa dapat diatasi ya bu dengan saling beriteraksi.”
Guru : “ Amiin, memangnya Ani mau penelitian di kelas berapa?”
Peneliti : “Di kelas XI bu.”
Guru : “Di kelas X saja kebetulan semester genap ini ada kompetensi menulis
paragraf persuasi nanti Ani tinggal buat RPPnya.”
Peneliti : “Oh baiklah kalau begitu bu.”
Guru : “ Iya”
Peneliti : “kira-kira kapan bu, Ani bisa mulai penelitian?”
Guru : “Ya Senin 10 Januari juga bisa dimulai penelitian, lebih cepat lebih
baik jadi tugas Ani cepat selesai.”
Peneliti : “Oh iya deh bu kalau begitu terima kasih sudah bersedia meluangkan
waktunya”
Guru : “Sama-sama, ditunggu ya Senin!”.
Bogor, 8 Januari 2011
Mengetahui,
Guru Bahasa Indonesia Peneliti
(Dra. Nurlaela) (Ani Septiani)
Lampiran 21
Lembar Wawancara Siswa
Wawancara dengan salah satu siswa kelas X SMA YASIH Bogor yang dilakukan
pada Kamis, 13 Januari 2011. Berikut ini petikan wawancaranya.
Peneliti : ”Assalamualaikum….:”
Siswa : “Wa’alaikumsalam bu….”
Peneliti : “Maaf ya ibu minta waktu kamu sebentar.”
Siswa : “, oh iya tidak apa-apa bu, ada apa ya bu?”
Peneliti : “Begini, ibu mau tanya-tanya sama kamu tentang pembelajaran menulis
paragraf persuasi dengan menggunakan metode berkelompok yang
kemarin.”
Siswa : “Oh iya silahkan ibu akan saya jawab semampu saya ya bu.”
Peneliti : “Menurut kamu menulis paragraf persuasi dengan menggunakan
metode kooperatif teknik STAD(Student Team Achievement Division)
atau secara berkelompok seperti kemarin menyenangkan dan berkesan
tidak?”
Siswa : “Oh iya bu berkesan dan menyenangkan, dengan berkelompok seperti
itu kami jadi bisa bertukar pikiran saling menyumbangkan ide, saling
mengoreksi kesalahan dalam pemilihan diksi, eajaan dan tanda baca.”
Peneliti : “Selain itu kesan apa lagi yang kamu dapat dari penerapan metode
yang ibu pakai dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi
kemarin?”
Siswa : “Oh ya bu dengan penerapan metode kelompok seperti itu, pembagian
kelompoknya jadi merata tidak ada yang pilih-pilih teman sesuai
keinginan masing-masing bu.”
Peneliti : “Terus apakah pemahaman kamu tentang menulis paragraf persuasi
meningkat setelah diterapkan metode tersebut ?”
Siswa : “Alhamdulillah bu setelah diterapkan metode tersebut pemahaman saya
jadi meningkat yang tadinya kurang paham penempatan tanda baca
setelah berinteraksi dengan teman saling sumbang ide, sekarang jadi
paham.
Peneliti : “Oh seperti itu ya.”
Siswa : “ Iya bu!
Peneliti : “Oke deh kalau begitu terima kasih ya atas jawaban yang kamu berikan
pada ibu.”
Guru : “Iya bu sama-sama.”
Bogor, 13 Januari 2011
Peneliti Siswa
(Ani Septiani) (Hikmah Maulina)
Lampiran 22
Foto-Foto Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD (Student Team Achievement
Division).
Lampiran 23
[piagam penghargaan]
[piagam penghargaan]
Sebagai Sebagai
KELOMPOK SUPER
KELOMPOK HEBAT
Diberikan kepada Diberikan kepada
Cerdik (Cerdas Terdidik) SI KECIL
RAJA CINTA
yang beranggotakan yang beranggotakan
Ardiansyah
Nur Muhibbin
Hikmah Maulina
Anden
Amalia Afriyani
Risa Zakiyah
M. Fadil
Vindya Nelmiza
Bogor, 12 Januari 2011 Bogor, 12 Januari 2011
Mahasiswa PBSI Mahasiswa PBSI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ani Septiani Ani Septiani
[piagam penghargaan]
Sebagai
KELOMPOK BAIK
Diberikan kepada
AL FURQON
yang beranggotakan
AbdulMuhsyidin
Desi Rahmanisa
M.Faaz
M. Syukron Mahdum
Bogor, 12 Januari 2011
Mahasiswa PBSI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ani Septiani