peningkatan keberanian berbicara melalui … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri...

97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI METODE BERCERITA BERPASANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI CERITA ANAK SISWA KELAS V SD NEGERI JLAMPRANG BAWANG BATANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: WERGU WERGIASIH K7108012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: dinhkhanh

Post on 23-May-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI METODE

BERCERITA BERPASANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MATERI CERITA ANAK SISWA KELAS V SD NEGERI JLAMPRANG

BAWANG BATANG TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

WERGU WERGIASIH

K7108012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI METODE

BERCERITA BERPASANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MATERI CERITA ANAK SISWA KELAS V SD NEGERI JLAMPRANG

BAWANG BATANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

WERGU WERGIASIH

K7108012

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Bahwa kebesaran seseorang terlihat ketika dia mampu berdiri di antara banyak

dera dan tak ragu akan kekuatannya”

(Reni Teratai Air)

“Bila kegagalan itu bagai hujan dan keberhasilan bagaikan matahari, maka

butuh keduanya untuk melihat pelangi”

(Wergu Wergiasih)

“Menulislah sebelum dilupakan sejarah”

(Chairil Anwar)

Page 7: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah SWT serta teriring doa dan ungkapan syukur

Alhamdulilah, kupersembahkan karya kecil ini kepada:

Harta Terindah dalam Hidupku, Mamak dan Bapak tercinta

Untuk setiap tetes peluh bercucuran yang kalian korbankan, tanpa lelah dan cela

membimbing langkahku, mengasihi dan menyayangiku tanpa batas dan tanpa

balas, selalu menyertaiku dengan doa-doa yang tiada pernah terputus dalam

setiap sujud. Semua itu membuatku tetap berdiri tegar hingga saat ini dan saat

nanti.

Muhammad Dzikry, S.E, M.M

Untuk setiap detik yang kau relakan di saat langkahku kian luruh

merapuh, menggenggam jemariku saat tak kuasa lagi mengapit pena,

menemani hari-hariku yang sepi menjadi lebih ceria. Hadirmu

menguatkanku dan mewarnai hari-hariku.

Almamaterku Tercinta, PGSD FKIP UNS

Untuk setiap jiwa dan raga yang berada di dalamnya yang telah

membantu dan membimbingku meraih cita.

Page 8: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Wergu Wergiasih. PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA

MELALUI METODE BERCERITA BERPASANGAN PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA MATERI CERITA ANAK SISWA KELAS V SD

NEGERI JLAMPRANG BAWANG, BATANG TAHUN AJARAN

2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keberanian berbicara

melalui metode bercerita berpasangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

materi cerita anak.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari dua perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas

V SD Negeri Jlamprang yang berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data

menggunakan wawancara, observasi dan tes. Validitas data menggunakan teknik

triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan analisis

interaktif yang merupakan interaksi dari empat komponen. Empat komponen

tersebut terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode bercerita

berpasangan dapat meningkatkan keberanian berbicara siswa dari sebelum

diterapkannya metode bercerita berpasangan, siklus I dan siklus II. Sebelum

diterapkan metode bercerita berpasangan guru hanya menggunakan metode

ceramah sehingga siswa pasif dan tidak terlatih untuk bercerita. Hal ini

menyebabkan siswa tidak berani untuk maju bercerita di depan kelas. Peningkatan

terjadi pada siklus I dan II. Pada siklus I keberanian berbicara siswa meningkat

menjadi 70% siswa yang dapat mencapai kategori berani atau sangat berani

dengan rata-rata 72. Pada siklus II meningkat menjadi 100% siswa yang mencapai

kategori berani atau sangat berani dengan rata-rata 81.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode bercerita berpasangan

dapat meningkatkan keberanian berbicara siswa pembelajaran Bahasa Indonesia

materi cerita anak siswa kelas V SD Negeri Jlamprang, Bawang, Batang Tahun

Ajaran 2011/2012.

Kata kunci: keberanian berbicara, metode bercerita berpasangan

Page 9: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Wergu Wergiasih. INCREASING COURAGE OF SPEAKING WITH

PAIRED STORY TELLING METHOD IN BAHASA INDONESIA

LEARNING OF CHILDREN’S STORY SUBJECT MATTER ON THE

FIVE GRADE STUDENT STATE ELEMENTARY SCHOOL

JLAMPRANG, BAWANG, BATANG IN THE YEARS 2011/2012.

Minithesis. Surakarta: The Faculty of Education and Teacher Training Sebelas

Maret University July 2012.

The purpose of the research for increasing courage of speaking with

paired story telling method in Bahasa Indonesia learning of children’s story

subject matter.

The research is classroom action research. The research conducted two

cycles that each cycle consist of planning, acting, observating and reflecting. The

subject of the research is the five grade students state elementary school

Jlamprang consist of 20 students. The source of data is from teacher and students.

Data collecting technique is observation, interview and test. Data validity uses

triangulation technique of data source and method. Data analysis uses interactive

analysis which consist interaction of four component. They are data collecting,

data reducting, data displaying and verificating.

The result of research show that application of paired story telling

method can increase the student’s courage of speaking from before it, cycle I and

cycle II. Before aplicated paired story telling, teacher only so us speech method

that students is passive and unskilled to tell. This matter cause student is not brave

to go forward to tell in front of class. Increasing happen I and II cycle. In the cycle

I student’s courage of speaking increase to be 70% of students who can reach

brave or vey brave category with average 72. In the cycle I student’s courage of

speaking increase to be 100% of students who can reach brave or vey brave

category with average 81.

The research conclution is application paired story telling can increase

student’s courage of speaking in Bahasa Indonesia learning of children’s story

subject matter on the five grade student state Elementary School Jlamprang,

Bawang, Batang in the years 2011/2012.

Keywords: courage of speaking, paired story telling method

Page 10: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEBERANIAN

BERBICARA MELALUI METODE BERCERITA BERPASANGAN

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI CERITA ANAK

SISWA KELAS V SD NEGERI JLAMPRANG BAWANG, BATANG

TAHUN AJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD), Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs, Kartono, M.Pd., selaku pembimbing I dan Joko Daryanto, S.Sn, M.Sn,

selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan

lancar.

5. Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS.

6. Kepala Sekolah SD Negeri Jlamprang, Bawang, Batang yang telah memberi

izin penulis untuk melaksanakan observasi dan penelitian.

7. Faisal Sani, S.Pd., selaku Guru kelas V SD Negeri Jlamprang, Bawang,

Batang yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

Page 11: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Keluarga besar SD Negeri Jlamprang, Bawang, Batang yang telah memberi

motivasi dan bantuan.

9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari harapan

dan kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi

para pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... ii

PENGAJUAN ............................................................................................ iii

PERSETUJUAN ........................................................................................ iv

PENGESAHAN ......................................................................................... v

MOTTO..................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................ viii

ABSTRACT .............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Keberanian Berbicara ............................................. 6

2. Hakikat Metode Bercerita Berpasangan ............................... 16

B. Penelitian yang Relevan............................................................ 20

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 21

D. Hipotesis .................................................................................. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 24

A. Setting dan Jadwal Penelitian.................................................... 24

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 25

Page 13: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

C. Bentuk Penelitian ..................................................................... 25

D. Sumber Data ............................................................................. 25

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 26

F. Teknik Validitas ....................................................................... 26

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 27

H. Indikator Kinerja ...................................................................... 29

I. Prosedur Penelitian ................................................................... 29

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................... 34

A. Deskripsi Pra Siklus.................................................................. 34

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ....................................... 36

C. Perbandingan antar siklus ......................................................... 73

D. Pembahasan .............................................................................. 76

BAB V SIMPULAN, IMPIKLASI DAN SARAN ..................................... 78

A. Simpulan .................................................................................. 78

B. Implikasi .................................................................................. 78

C. Saran ........................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 81

LAMPIRAN .............................................................................................. 83

Page 14: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ............................................................................... 23

2. Komponen-komponen Analisis Data ................................................... 28

3. Model PTK ......................................................................................... 30

4. Grafik Nilai Tes Keberanian Berbicara Pra Siklus ............................... 35

5. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Keberanian Berbicara Siklus I...... 49

6. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Proses Kegiatan Bercerita...................

Berpasangan Siklus I ........................................................................... 50

7. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Siklus I ........................ 51

8. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Siklus I .............. 52

9. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Keberanian Berbicara Siklus II .... 68

10. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Kompetensi Proses Kegiatan ..............

Bercerita Berpasangan II ..................................................................... 69

11. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Siklus II ...................... 70

12. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Siklus II ............. 71

13. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Rata-rata Tes Keberanian ................

Berbicara Siklus I dan Siklus II ........................................................... 74

14. Grafik Persentase Keberanian Berbicara Siswa Siklus I dan ................

Siklus II .............................................................................................. 74

15. Grafik Perbandingan Hasil Kompetensi Proses, Aspek Afektif ............

dan Aspek Psikomotorik ..................................................................... 75

16. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru Mengajar ................................. 76

Page 15: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

1. Perbedaan Emosi Pada Anak dan Orang Dewasa ................................. 11

2. Jadwal Penelitian ................................................................................ 24

3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Keberanian Berbicara Sebelum ............

Diterapkan Tindakan Metode Bercerita Berpasangan .......................... 35

4. Daftar Kelompok Bercerita Berpasangan Siklus I Pertemuan ke-1 ...... 39

5. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Keberanian .............

Berbicara Siklus I ............................................................................... 48

6. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Proses Kegiatan ............

Bercerita Berpasangan Siklus I ............................................................ 49

7. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Siklus I .. 50

8. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik ......

Siklus I................................................................................................ 51

9. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Keberanian .............

Berbicara Siklus II .............................................................................. 67

10. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Kompetensi Proses ........

Kegiatan Bercerita Berpasangan Siklus II............................................ 68

11. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif ...............

Siklus II .............................................................................................. 69

12. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik ......

Siklus I................................................................................................ 70

Page 16: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman dan Hasil Wawancara Guru Sebelum Penerapan Metode .....

Bercerita Berpasangan ........................................................................ 83

2. Hasil Nilai Tes Keberanian Berbicara Sebelum Diterapkan .................

Metode Bercerita Berpasangan ............................................................ 86

3. Silabus ................................................................................................ 88

4. RPP Siklus I ........................................................................................ 91

5. Materi Cerita Anak Siklus I Pertemuan ke-1 ....................................... 102

6. Langkah-langkah Bercerita Berpasangan dan Petunjuk .......................

Mencari Kata Kunci Siklus I Pertemuan ke-1 ...................................... 104

7. Soal Tes Keberanian Berbicara Siklus I Pertemuan ke-1 ..................... 110

8. Materi Cerita Anak Siklus I Pertemuan ke-2 ....................................... 111

9. Langkah-langkah Bercerita Berpasangan dan Petunjuk .......................

Mencari Kata Kunci Siklus I Pertemuan ke-1 ...................................... 113

10. Soal Tes Keberanian Berbicara Siklus I Pertemuan ke-2 ..................... 118

11. RPP Siklus II ...................................................................................... 119

12. Materi Cerita Anak Siklus II Pertemuan Ke-1 ..................................... 130

13. Langkah-langkah Bercerita Berpasangan dan Petunjuk .......................

Mencari Kata Kunci Siklus II Pertemuan ke-1 ..................................... 132

14. Soal Tes Keberanian Berbicara Siklus II Pertemuan ke-1 .................... 135

15. Materi Cerita Anak Siklus II Pertemuan Ke-2 ..................................... 136

16. Langkah-langkah Bercerita Berpasangan dan Petunjuk .......................

Mencari Kata Kunci Siklus II Pertemuan ke-2 ..................................... 137

17. Soal Tes Keberanian Berbicara Siklus II Pertemuan ke-1 .................... 139

18. Lembar Penilaian Keberanian Berbicara.............................................. 140

19. Pedoman Penilaian Tes Keberanian Berbicara ..................................... 142

20. Rekapitulasi Nilai Keberanian Berbicara Siklus I ................................ 146

21. Rekapitulasi Nilai Keberanian Berbicara Siklus II ............................... 148

22. Lembar Pengamatan Proses Kegiatan Bercerita Berpasangan .............. 150

23. Pedoman Pengamatan Proses Bercerita Berpasangan .......................... 151

24. Hasil Rekapitulasi Nilai Pengamatan Proses Kegiatan .........................

Page 17: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Bercerita Berpasangan Siklus I ........................................................... 153

25. Hasil Rekapitulasi Nilai Pengamatan Proses Kegiatan .........................

Bercerita Berpasangan Siklus II .......................................................... 155

26. Lembar Pengamatan Aspek Afektif ..................................................... 157

27. Pedoman Pengamatan Aspek Afektif .................................................. 159

28. Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Siklus I ................................... 162

29. Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Siklus II ................................. 164

30. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik .......................................... 166

31. Pedoman Pengamatan Aspek Psikomotorik ......................................... 167

32. Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Siklus I ......................... 169

33. Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Siklus II ........................ 171

34. Lembar Observasi Guru (APKG) ........................................................ 173

35. Pedoman Observasi Guru .................................................................... 175

36. Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ......................................... 179

37. Pedoman dan Hasil Wawancara Siswa Setelah Penerapan Metode ......

Bercerita Berpasangan ........................................................................ 180

Page 18: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter saat ini tengah digalakkan pada siswa baik usia dini,

Sekolah Dasar, SMP hingga SMA sehingga, guru dituntut untuk mampu

menerapkan pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter. Ada 4 pilar yang

diharapkan ditegakkan dalam implementasi pendidikan di seluruh dunia yang

meliputi learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live

together. Dua pilar terakhir learning to be dan learning to live together pada

hakikatnya adalah implementasi dari pendidikan karakter.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan karakter dewasa ini semakin

penting dan mendesak karena berbagai situasi yang dihadapi bangsa dan negara.

Pengaruh globalisasi yang menawarkan sesuatu yang baik seperti keunggulan dan

kemandirian juga memberikan banyak dampak negatif. Banyaknya perbuatan

moral yang semakin merosot seperti mencontek, tawuran, bolos sekolah,

berbohong pada orang tua dan guru, minum-minuman keras, narkoba dan seks

bebas. Semua itu adalah sederetan sikap yang membuktikan bahwa moral anak

bangsa yang merosot sehingga perlu digalakkannya pendidikan karakter dalam

pembelajaran.

Pendidikan karakter harus diterapkan dalam semua mata pelajaran baik

eksak dan non eksak. Begitu pula dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada

mata pelajaran bahasa Indonesia anak akan belajar mengenai bahasa yang sesuai

pada perkembangannya. Perkembangan bahasa pada anak usia SD meliputi

mendengar atau menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sedangkan

berbicara merupakan keterampilan kedua setelah menyimak. Jadi, anak harus

dapat menyimak dulu baru kemudian bisa berbicara.

Ellis (1991: 46) mengemukakan adanya tiga cara untuk mengembangkan

secara vertikal dalam meningkatakn kemampuan berbicara:

1. Menirukan pembicaraan orang lain (khususnya guru)

2. Mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai

Page 19: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

3. Mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran

sendiri yang belum benar dan ujaran orang dewasa (terutama guru) yang

sudah benar.

Tompkins dan Hoskisson, (1995: 120-147) menyatakan bahwa berbicara

meliputi berbagai jenis kegiatan, yaitu percakapan, berbicara estetik atau

mendongeng, berbicara untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi dan

kegiatan dramatik.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti bersumber dari guru kelas V SD

Negeri Jlamprang tentang nilai keterampilan berbicara termasuk dalam kategori

rendah. Nilai rata-rata 62,05 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar

66. Hal ini ditunjukkan dari 20 siswa, hanya sebesar 10 siswa (50 %) yang

nilainya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal. Fakta tersebut merupakan

sebuah indikasi bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang

berhasil dalam pembelajaran keterampilan berbicara.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas V SD

Negeri Jlamprang, faktor yang mendasar yang menyebabkan rendahnya

kemampuan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

khususnya pembelajaran berbicara masih konvensional. Guru hanya

menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa kurang dilibatkan dalam proses

pembelajaran sehingga mengakibatkan pembelajaran menjadi pasif. Hal ini

menyebabkan hasil pembelajaran dalam keterampilan berbicara termasuk dalam

kategori rendah, terutama pada aspek penampilan yang meliputi keluwesan,

keberanian dan kesopanan.

Hal yang paling mempengaruhi keterampilan berbicara adalah keberanian.

Keberanian dapat mempengaruhi segala aspek dalam keterampilan berbicara

karena perkembangan emosi anak yang masih labil. Seperti yang dinyatakan oleh

Elizabeth B. Hurlock (1991: 211) bahwa emosi mengganggu aktivitas mental

karena kegiatan mental seperti konsentrasi, pengingatan, penalaran, dan lain-lain,

sangat mudah dipengaruhi oleh emosi yang kuat, anak-anak menghasilkan prestasi

di bawah kemampuan intelektual mereka apabila emosi mereka terganggu. Hal ini

Page 20: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dapat dibuktikan dengan hasil tes keberanian berbicara siswa sebelum diterapkan

metode bercerita berpasangan hanya 10 siswa (50%) yang dapat mencapai

kategori berani atau sangat berani dengan rata-rata 66 dari jumlah siswa secara

keseluruhan. Sedangkan 10 siswa (50%) lainnya mencapai kategori cukup berani

dan kurang berani (lihat lampiran 2).

Keberanian berbicara tidak hanya dibutuhkan dalam pembelajaran saja,

tetapi juga dalam kegiatan apapun dan di manapun karena manusia harus

berkomunikasi dalam menjalin hubungan sosial antara manusia yang satu dengan

yang lainnya. Tanpa keterampilan berbicara yang baik, pesan tidak dapat

disampaikan sesuai dengan maksud yang diinginkan. Keberanian diperlukan

dalam keterampilan berbicara agar terlihat percaya diri sehingga isi atau pesan

yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan dengan baik. Oleh karena

itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi

alternatif agar kemampuan berbicara siswa meningkat, yaitu dengan

menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga

siswa dapat menghilangkan rasa takut saat tampil di depan kelas untuk bercerita.

Metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara

salah satunya dengan menggunakan metode bercerita berpasangan. Metode

bercerita berpasangan merupakan salah satu metode yang termasuk dalam tipe

struktural pada pembelajaran kooperatif. Tipe struktural menekankan pada

struktur-struktur khusus yang mempengaruhi pola-pola interaksi antar siswa.

Begitu pula dengan metode bercerita berpasangan, metode ini menekankan pada

interaksi antara guru, siswa dan bahan pelajaran. Metode bercerita berpasangan

dilakukan dengan cara siswa berpasang-pasangan dalam menggali informasi

bahan pembelajaran. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berlatih bercerita dengan teman pasangannya.

Pada awal pembelajaran guru memberikan sebuah gagasan atau tema cerita

yang ditujukan untuk curah gagasan. Curah gagasan ini dilakukan guru untuk

mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pembelajaran

yang baru. Guru perlu menekankan bahwa siswa memberikan jawaban atau

gagasan yang benar bukanlah tujuannya dalam kegiatan ini. Guru menekankan

Page 21: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang lebih penting adalah kesiapan siswa dalam mengantisipasi bahan pelajaran.

Setelah skemata siswa aktif baru dipasangkan dengan siswa yang lain.

Guru membagi bahan menjadi dua. Bagian pertama diberikan kepada siswa

pertama dan bagian kedua diberikan kepada siswa kedua. Masing-masing siswa

membaca bagian masing-masing. Setelah itu, setiap masing-masing siswa

menuliskan kata-kata kunci tentang bagian yang telah dibaca dan ditukar kepada

pasangannya. Masing-masing siswa berusaha menebak bagian milik pasangannya

yang berkaitan dengan bagiannya sendiri melalui kata-kata kunci yang telah

diberikan. Tujuan kegiatan ini bukan untuk mendapatkan jawaban dengan benar

melainkan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Metode bercerita berpasangan sangat cocok digunakan dalam pembelajaran

bahasa baik dalam keterampilan menyimak, berbicara, membaca maupun menulis.

Hal ini dijadikan salah satu alasan oleh peneliti untuk menggunakannya dalam

pembelajaran berbicara. Selain itu, metode bercerita berpasangan memberikan

keefektifan guru dalam mengatur waktu pembelajaran. Penilaian keterampilan

berbicara pada umumnya, siswa maju satu per satu, tetapi dalam metode bercerita

berpasangan siswa maju dengan pasangannya kemudian berbicara secara

bergantian. Penilaian di depan kelas secara berpasangan ini juga dapat memotivasi

siswa dan memberikan rasa percaya diri pada mereka saat berbicara. Dengan

demikian, siswa tidak lagi takut, grogi, malu atau bahkan lupa materi yang akan

diceritakan saat tampil berbicara.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menarik kesimpulan untuk

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) tentang

“Peningkatan Keberanian Berbicara Melalui Metode Bercerita Berpasangan

Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Cerita Anak Siswa Kelas V SD

Negeri Jlamprang, Bawang, Batang Tahun Ajaran 2011 / 2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di

atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah penerapan

metode bercerita berpasangan dapat meningkatkan keberanian berbicara dalam

Page 22: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembelajaran Bahasa Indonesia materi cerita anak siswa kelas V SD Negeri

Jlamprang, Bawang, Batang Tahun Ajaran 2011 / 2012?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat ditetapkan tujuan masalah

sebagai berikut: “Meningkatkan keberanian berbicara dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia materi cerita anak melalui metode bercerita berpasangan siswa SD

Negeri Jlamprang, Bawang, Batang Tahun Ajaran 2011 / 2012”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

contoh penerapan metode struktural tipe bercerita berpasangan di lapangan.

Hasil dari penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian

lebih lanjut mengenai penerapan metode yang inovatif dalam kegiatan

pembelajaran di kelas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatnya keberanian berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia khusunya materi cerita anak.

2) Meningkatnya hasil belajar siswa.

b. Bagi Guru

1) Memperoleh keterampilan baru yaitu menerapkan metode bercerita

berpasangan khususnya dalam pembelajaran berbicara siswa kelas V

SD Negeri Jlamprang.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatnya kinerja sekolah dengan optimalnya kinerja guru.

2) Terwujudnya pembelajaran efektif di sekolah.

3) Memberikan inspirasi guru lain untuk melakukan penelitian.

Page 23: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Keberanian Berbicara

a. Pengertian Keberanian

Pada umumnya, jika orang mendengar kata berani akan

mengaitkannya dengan ketakutan. Begitu pula dengan Andrew Jackson

(2011: 3) menyatakan bahwa keberanian adalah berani melakukan yang

benar tanpa rasa ketakutan, kesulitan atau konsekuensinya. Keberanian

yang dimaksud di sini adalah berani dalam melakukan sesuatu yang benar.

Kata berani dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 119),

berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang

besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dsb; tidak takut (gentar, kecut).

Sedangkan keberanian itu sendiri berasal dari kata berani yang

mendapatkan imbuhan ke-an. Imbuhan ini pada kata keberanian

mempunyai makna keadaan berani. Keadaan berani ini menunjukkan suatu

keadaan yang dapat dilihat dengan panca indera sehingga kata keberanian

ini digunakan untuk lebih mengacu pada tindakan secara nyata. Lopez,

Koetting, O’Byrne and Peterson (2003: 264) menilai aspek fisik

keberanian dengan mendefinisikan keberanian sehubungan dengan

kemampuan orang, setelah menilai situasi sebagai potensi yang berbahaya

atau fatal, mengatasi ketakutan dan melanjutkanya dalam bentuk tugas.

Senada dengan pendapat di atas, Chaterine M. Perme (2010: 3)

menyatakan bahwa keberanian adalah kemauan untuk mengambil tindakan

dalam menghadapi rasa takut atau putus asa dalam rangka meningkatkan

perkembangan manusia.

Pada beberapa pendapat sebelumnya menyatakan keberanian

sebagai suatu sikap berani dalam melakukan sesuatu, kemampuan atau

kemampaun, tapi hal tersebut tetap berorientasi pada tindakan. F. Drucker

Page 24: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(2011: 104) berpendapat bahwa keberanian adalah bertindak

berlandaskan kepercayaan yang benar tanpa merasa takut terhadap akibat

perbuatannya.

Selain itu, tindakan yang merupakan perwujudan dari keberanian

ini juga didasari oleh keyakinan terhadap suatu kebenaran. Walter Jenkins

(2011: 107), menyatakan bahwa keberanian adalah yakin untuk berkata

atau berbuat apa yang saya anggap betul, benar dan adil. Senada dengan

pendapat tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional (2011: 119),

berpendapat bahwa keberanian memiliki makna tetap teguh memegang

kebenaran, tidak peduli pada tekanan negatif, tidak takut gagal, tidak takut

menyuarakan isi hati, berani berbuat karena merasa benar.

Dari pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

keberanian adalah bertindak atau melakukan sesuatu perbuatan yang

diyakini kebenarannya tanpa rasa takut dan mampu menghadapi kesulitan

maupun bahaya yang menghalanginya.

b. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari tiga

keterampilan berbahasa lainnya yaitu keterampilan menyimak, membaca

dan menulis. Seperti yang diungkapkan oleh Henry Guntur Tarigan (2008:

3), berbicara adalah keterampilan berbahasa yang berkembang pada

kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan

pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.

Berbicara merupakan sebuah kegiatan mengungkapkan isi pikiran

ataupun perasaan. Berbicara (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 165)

adalah bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu

yang dimaksudkan. Senada dengan arti dalam KBBI, Henry Guntur

Tarigan (2008: 16) menyatakan bahwa berbicara adalah mengucapkan

bunyi-bunyian artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan pesan, pikiran dan gagasan dan perasaan.

Pada kegiatan berbicara dibutuhkan kemampuan komunikasi yang

baik agar pesan yang disampaikan dari komunikator atau pembicara dapat

Page 25: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dipahami oleh komunikan (penerima pesan). Oleh karena itu, dibutuhkan

pula penguasaan-penguasaan aspek kebahasaan yang baik. Hal ini, dilihat

dari pendapat Burhan Nurgiyantoro (2010: 399), yang menyatakan bahwa

berbicara adalah aktivitas berbahasa yang kedua yang dilakukan manusia

dalam kehidupan bahasa setelah mendengarkan. Untuk dapat berbicara

dalam suatu bahasa secara baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur

dan kosakata yang bersangkutan. Di samping itu, diperlukan juga

penguasaan masalah dan atau gagasan yang akan disampaikan, serta

kemampuan memahami bahasa lawan bicara.

Sedangkan, Mudini dan Salamat Purba (2009: 9) mengungkapkan

bahwa berbicara pada hakikatnya merupakan ungkapan pikiran dan

perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa yang diungkapkan

pada pendengar. Pendengar menerima pesan atau informasi melalui

rangkaian nada, tekanan dan penempatan persendian. Jika berkomunikasi

berlangsung secara tatap muka, maka berbicara itu dapat dibantu dengan

mimik dan pantomimik.

Mulgrave (1954: 3-4), mengungkapkan bahwa “That conserving

more than just uttering of voices or words. The conserving is an

appliance to communicate the idea compiled and also developed as

according to requirement of the listener or audience. The converse is

the speaker comprehend or do not, its discussion material goodness

and also all audience; what is he take coolly adaptable and or not,

at the time of the communicate its ideas, and what is alert

enthusiastic and or not.”

Pendapat Mulgrave (1954: 3-4) memiliki arti bahwa berbicara itu

lebih daripada hanya sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata.

Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan

yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan

sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang

mengungkapkan kepada penyimak hampir secara langsung apakah sang

pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaranya maupun para

penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri

atau tidak, pada saat mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan

apakah dia waspada serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan

Page 26: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

untuk menyampaikan pesan. Pendapat ini secara jelas menyatakan bahwa

berbicara merupakan suatu alat. Alat ini digunakan untuk

mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa

berbicara adalah kegiatan yang merupakan suatu alat untuk

mengungkapkan pikiran, gagasan dan perasaan seseorang dalam bentuk

bunyi-bunyi bahasa dari pembicara ke pendengar sehingga diperlukan

kemampuan berbahasa yang baik agar pesan dapat diterima dengan baik

oleh pendengar.

c. Pengertian Keberanian Berbicara

Dari uraian pengertian keberanian dan pengertian berbicara dapat

disimpulkan bahwa keberanian berbicara adalah tindakan berani untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa

baik di depan umum (banyak orang) maupun di depan individu seperti

bercerita, berpidato, berdiskusi, seminar dan menyampaikan pendapat atau

memberikan tanggapan pada seseorang dengan tenang (tidak malu, grogi

ataupun takut) dan komunikatif.

d. Faktor-faktor Penunjang Keefektivan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

berkomunikasi secara baik, pembicara harus mempunyai kemampuan

berbicara yang baik pula.

Gorys Keraf (2001: 320-321) menyatakan tujuan berbicara antara

lain: 1) mendorong, yaitu pembicara berusaha memberi semangat serta

menunjukkan rasa hormat dan pengabdian, 2) meyakinkan, yaitu

pembicara ingin meyakinkan sikap, mental dan intelektual kepada para

pendengarnya, 3) bertindak, berbuat, menggerakkan, yaitu pembicara

menghendaki adanya tindakan atau reaksi fisik dari pendengar, dan 4)

menyenangkan atau menghibur. Dapat disimpulkan dari berbagai macam

tujuan berbicara di atas bahwa pada dasarnya berbicara merupakan

kegiatan menyampaikan ide atau gagasan secara lisan, sehingga pembicara

Page 27: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

harus mampu menyampaikan isi pembicaraan secara komunikatif dan

efektif sehingga pendengar dapat menerima pesan dan memahami makna

pesan yang disampaikan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Maidar G. Arsjad dan Mukti U.

S. (1991: 87) bahwa keefektifan berbicara, pembicara perlu

memperhatikan aspek kebahasaan dan nonkebahasaan.Aspek kebahasaan,

antara lain (1) ketepatan ucapan (meliputi ketepatan pengucapan vocal dan

konsonan), (2) penempatan tekanan, (3) penempatan persendian, (4)

penggunaan nada/irama, (5) pilihan kata, (pilihan ungkapan), (7) variasi

kata, (8) tata bentukan, (9) struktur kalimat, (10) ragam kalimat.

Sedangkan aspek nonkebahasaan, meliputi: (1) keberanian / semangat, (2)

kelancaran, (3) kenyaringan suara, (4) pandangan mata, (5) gerak-gerik

dan mimik, (6) keterbukaan, (7) penalaran, dan (8) penguasaan topik.

Aspek-aspek kebahasaan dan nonkebahasaan di atas diarahkan pada

pemakaian bahasa yang baik dan benar.

Sedangkan Brooks (1964: 252) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang perlu diperhatikan dalam berbicara ada lima faktor, yaitu sebagai

berikut:

1) Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan

dengan tepat.

2) Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara, serta tekanan

suku kata, memuaskan?

3) Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sebagai

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakannya?

4) Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat?

5) Sejauh manakah kewajaran atau kelancaran ataupun ke-native-

speaker-an yang tercermin jika seseorang berbicara?

Hal-hal tersebut kita kemukakan, sebab adalah merupakan suatu

kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa “kemampuan berbicara secara

Page 28: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

efektif merupakan suatu unsur penting terhadap keberhasilan kita dalam

semua bidang”. (Albert, 1961: 39). Selanjutnya faktor-faktor tersebut

menjadi sebuah pedoman dalam mengevaluasi pada pembelajaran berbicara.

e. Karakteristik Keberanian Anak Sekolah Dasar

Keberanian pada anak sangat erat kaitannya dengan perkembangan

emosi anak, terutama sangat erat kaitannya dengan rasa takut. Winarno

Surakhmad dan Anwar Syah (1977: 91) menyatakan bahwa emosi pada

anak-anak berbeda dengan emosi pada orang dewasa. Perbedaan emosi pada

anak dan orang dewasa dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Perbedaan Emosi Pada Anak dan Orang Dewasa

No. Emosi Pada Anak Emosi Pada Orang Dewasa

1 Berlangsung singkat dan

berakhir dengan tiba-tiba.

Berlangsung lebih lama dan

lebih lambat.

2. Terlihat lebih kuat/hebat. Tidak terlihat lebih kuat/hebat.

3. Bersifat sementara atau

dangkal.

Lebih mendalam.

4. Lebih sering dapat terjadi. Tidak begitu sering terjadi.

5. Dapat diketahui dari tingkah

lakunya.

Sukar diketahui karena lebih

pandai menyembunyikannya.

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa emosi pada anak masih

cenderung labil, berlangsung singkat dan bersifat sementara. Emosi ini

dapat terjadi dengan tiba-tiba dan mudah diketahui dari tingkah laku yang

dilakukan oleh anak. Reaksi emosi yang terjadi lebih sering tejadi daripada

emosi yang terjadi pada orang dewasa.

Keberanian pada dasarnya adalah wujud dari sebuah sikap berani

yang dituangkan dalam sebuah tindakan atau perbuatan. Tindakan yang

dilakukan merupakan bentuk dari usaha untuk mengatasi ketakutan dan

kesulitan yang menghalanginya walaupun hal tersebut masih tetap dirasakan

oleh anak. Elizabeth B. Hurlock (1991: 218) menyatakan bahwa reaksi takut

pada anak usia anak Sekolah Dasar adalah reaksi takut yang dikekang

Page 29: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

karena adanya tekanan sosial. Reaksi menangis tidak ada lagi, walaupun

reaksi wajah yang takut tetap ada dan mereka menghindar dari obyek yang

ditakuti. Beberapa contoh reaksi ketakutan yang ada pada anak antara lain:

1) mundur dan menarik diri, 2) sakit yang dikhayalkan atau keluhan palsu

dan 3) gemetar.

Selain itu, tanda-tanda yang ditunjukkan pada anak yang ketakutan

dapat diketahui oleh perubahan kondisi pada fisik mereka. Richard C.

Woolfsoon (2005: 22) menyatakan bahwa tanda-tanda ketakutan tidak selalu

terlihat jelas dan mungkin mencakup salah satu tingkah laku di bawah ini:

1) Seorang anak yang biasanya berbicara lancar, tiba-tiba terbata-bata.

2) Ia menjadi malas-malasan dan tidak mau bermain dengan temannya.

3) Ia menjadi suka mengganggu.

4) Ia mulai banyak berkeringat.

Seringkali anak merasa takut terhadap sesuatu yang tidak biasa atau

sesuatu yang dapat menimbulkan rasa malu, canggung, khawatir dan cemas.

Elizabeth B. Hurlock (1991: 218-221) mengungkapkan bahwa ada sejumlah

pola emosi yang berkaitan dengan rasa takut dalam arti bahwa yang paling

berpengaruh dalam pola ini adalah rasa takut. Yang paling penting di

antaranya ialah rasa malu, rasa canggung, rasa khawatir dan rasa cemas.

Setiap pola emosi tersebut akan diterangkan sebagai berikut:

1) Rasa malu

Rasa malu pada anak sering dialami anak ketika bertemu dengan

tamu di rumah, di hadapan orang yang belum pernah bertemu

sebelumnya atau di hadapan guru baru. Mereka juga mungkin merasa

malu ketika orang tua atau teman sebaya mereka menonton mereka

menyanyi, mengikuti karnaval, bermain drama di sekolah atau kegiatan

yang menampilkan diri di depan kelas atau orang banyak. Rasa malu

mereka timbul dari keragu-raguan tentang orang lain terhadap mereka,

atau takut kalau-kalau orang lain menertawakan mereka.

Anak-anak yang lebih tua (usia anak sekolah kelas 4-6 sekolah

dasar) menunjukkan rasa malu dengan muka memerah, dengan

Page 30: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menggagap, dengan berbicara sesedikit mungkin, dengan tingkah laku

yang gugup seperti menarik-narik baju, dengan menolehkan wajah ke

arah lain dan kemudian mengangkatnya dengan tersipu-sipu untuk

menatap wajah orang yang tidak dikenal itu.

2) Rasa canggung

Seperti halnya rasa malu, rasa canggung adalah reaksi takut

terhadap manusia, bukan pada obyek atau situasi. Rasa canggung berbeda

dari masa lalu. Rasa canggung disebabkan oleh keragu-raguan tentang

penilaian orang lain terhadap perilaku atau diri seseorang. Oleh karena

itu, rasa canggung merupakan keadaan khawatir yang menyangkut

kesadaran diri (self conscious distress).

Semakin meningkatnya usia anak, semakin bertambah pula rasa

canggung karena mengingat pengalaman pada saat mereka di bawah

standar tuntutan sosial. Hal ini mengakibatkan mereka membesar-

besarkan ketakutan pada penilaian orang di kemudian hari.

Reaksi dari rasa canggung sama dengan reaksi rasa malu seperti,

muka yang memerah, tingkah laku yang gugup, bicara menggagap dan

menghindarkan diri dari situasi yang semula membangkitkan emosi. Oleh

karena itu, tidak selalu mudah dalam mengenal apakah perilaku

seseorang merupakan indikasi rasa malu atau indikasi rasa canggung.

3) Rasa khawatir

Rasa khawatir biasanya dijelaskan sebagai khayalan ketakutan

atau gelisah tanpa alasan. Tidak seperti ketakutan yang nyata, rasa

khawatir tidak langung ditimbulkan oleh rangsangan dalam lingkungan

tetapi merupakan produk pikiran anak itu sendiri. Rasa khawatir timbul

karena membayangkan situasi yang berbahaya dan mungkin akan

meningkat. Kekhawatiran adalah normal pada masa kanak-kanak, bahkan

pada anak-anak yang penyesuaiannya baik sekalipun.

Cara anak mengekspresikan kekhawatiran bergantung pada pola

kepribadian masing-masing. Namun, seiring makin bertambahnya usia,

Page 31: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

anak akan menyadari bahwa kekhawatiran bukanlah pola emosi yang

dapat diterima secara sosial, sehingga mereka akan berusaha

menyembunyikan ekspresi wajah mereka. Meskipun demikian, ada anak-

anak yang sengaja agar tampak khawatir sehingga memperoleh perhatian

dan simpati.

4) Rasa cemas

Rasa cemas ialah keadaan mental yang mengancam atau tidak

enak yang berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang

dibayangkan. Hampir sama dengan rasa khawatir, rasa cemas disebabkan

oleh sebab yang dibayangkan, bukan oleh sebab yang nyata. Meskipun

demikian, rasa cemas berbeda dengan rasa khawatir dalam dua segi.

Pertama, rasa khawatir berkaitan dengan situasi khusus, seperti pesta,

ujian atau masalah keuangan, sedangkan rasa cemas adalah emosi yang

bersifat umum. Kedua, rasa khawatir disebabkan oleh masalah obyektif,

sedangkan rasa cemas disebabkan oleh masalah subyektif.

Rasa cemas diekspresikan dalam perilaku mudah dikenal, seperti

murung, gugup, mudah tersinggung, tidur yang tidak nyenyak, seperti

marah dan kepekaan yang luar biasa terhadap perkataan dan perbuatan

orang lain. Anak-anak yang cemas merasa tidak bahagia karena tidak

merasa tenteram. Mereka mungkin mempersalahkan diri sendiri karena

merasa bersalah atas ketidakmampuan mereka memenuhi harapan orang

tua, guru, dan teman sebaya dan sering merasa kesepian dan

disalahmengertikan. Ketidakpuasan diri yang mereka alami tidak terbatas

pada situasi spesifik, tetapi bahkan meluas.

Berbagai ciri-ciri emosi anak yang telah dibahas di atas

merupakan gambaran dari tanda-tanda anak yang mengalami ketakutan

serta pola-pola emosi yang menyertainya. Hal ini digunakan sebagai

jembatan untuk merumuskan karakteristik keberanian pada anak,

sehingga diperoleh kesimpulan bahwa anak-anak yang berani memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

Page 32: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Berani maju ke depan kelas ketika diminta guru untuk memberikan

pendapat, bercerita, deklamasi, memperagakan sesuatu, bermain

drama atau kegiatan lainnya yang memerlukan penampilan di depan

orang banyak atau teman-teman sebaya.

2) Menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi, hal ini terlihat dari sikap

tubuh yang baik yaitu posisi badan tegap dengan bahu diangkat tegap

dan rileks.

3) Tangan rileks, posisinya berada di samping badan atau memperagakan

sesuatu yang dibicarakan atau yang perlu digambarkan menggunakan

peragaan tangan. Tangan tidak kaku dan tidak digunakan untuk

memilin-milin, menarik-narik atau memainkan pakaian yang

dipakainya.

4) Menunjukkan kondisi fisik yang normal, tidak gemetaran atau tiba-

tiba mengeluh sakit dan tidak berkeringat yang terlalu berlebihan.

5) Dapat berbicara lancar, tidak terbata-bata atau gagap.

6) Dapat banyak berbicara dalam arti dapat berbicara sesuai dengan

kebutuhan, tidak hanya berbicara sedikit atau bahkan diam saja.

7) Arah pandangan ke depan atau ke arah lawan bicara, tidak

menolehkan mukanya ke lain arah serta tidak menundukkan wajah ke

bawah.

8) Warna rona wajah normal yaitu berona cerah, tidak kemerah-merahan

(memerah karena tersipu malu) dan tidak mendadak menjadi pucat.

f. Kriteria Penilaian Keberanian Berbicara

Kriteria penilaian berbicara ini didasarkan pada karakteristik

keberanian anak dan aspek-aspek bahasa yang dapat dipengaruhi oleh

emosi anak, terutama emosi yang berkaitan erat dengan keberanian. Ada

dua alasan aspek-aspek bahasa tetap dimasukkan dalam penilaian.

Pertama, keberanian berbicara tidak bisa lepas kaitannya dengan berbicara

itu sendiri. Kedua, kemampuan berbicara pada anak dipengaruhi oleh

perkembangan emosi serta pola emosi yang mengikutinya, sehingga

Page 33: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

keberanian anak juga dapat dilihat dari performance berbicara yang

ditampilkan oleh anak.

Adapun aspek-aspek yang dijadikan pedoman penilaian keberanian

berbicara sebagai berikut:

1) Keberanian untuk tampil di depan kelas.

2) Sikap dan kondisi tubuh. Sikap tubuh ini terbagi menjadi beberapa

bagian antara lain sikap tubuh secara keseluruhan, (tegap atau tidak

tegap dan rileks atau tidak rileks) dan sikap tangan (berada di samping

tubuh atau memainkan baju). Kondisi tubuh terlihat rileks dan

menunjukkan kondisi yang sewajarnya, tidak gemetaran, menunjukkan

fisik yang sehat dan tidak tiba-tiba mengeluh sakit, tidak berkeringat

yang berlebih. Arah pandangan tertuju ke arah depan atau menatap

lawan bicara, tidak menoleh ke arah lain dan tidak menundukkan wajah.

3) Kelancaran berbicara. Bicaranya lancar, tidak terlalu cepat dan tidak

terlalu lambat.

4) Kesesuaian dengan alur cerita. Kesesuaian dengan alur cerita ini

berkaitan dengan penuturan cerita dengan menggunakan bahasa yang

dapat menggambarkan isi cerita, sesuai dengan jalan cerita yang ada

dan kata-kata yang dikeluarkan banyak, tidak hanya singkat saja atau

sambil lalu.

5) Lafal. Lafal yang dimaksud disini yaitu pengucapan yang tepat dan

jelas.

6) Tata bahasa. Penilaian pada aspek ini meliputi penggunaan tata bahasa

yang dapat dipahami oleh pendengar. Penyusunan kata-katanya dalam

satu kalimat dapat dimengerti dan tidak membuat orang lain bingung.

2. Hakikat Metode Bercerita Berpasangan

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode antara lain: (1)

STAD, (2) Jigsaw, (3) GI dan (4) Struktural. Metode strukutral terdiri dari

berbagai macam tipe (1) Mencari Pasangan, (2) Bertukar Pasangan, (3)

Berkirim Salam dan Soal, (4) Bercerita Berpasangan, (5) Dua Tinggal Dua

Page 34: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tamu, (6) Keliling Kelompok, (7) Kancing Gemerincing, (8) Teknik Tebak

Pelajaran dan (9) Teknik Team Quiz. Metode bercerita berpasangan

merupakan salah satu jenis metode yang termasuk dalam pembelajaran

kooperatif tipe struktural.

a. Pembelajaran Kooperatif

Sugiyanto (2009: 37) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Sedangkan Anita Lie (1999:12) pembelajaran kooperatif merupakan

sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada anak untuk

bekerja sama dengan tugas-tugas terstruktur.

Elemen-elemen pembelajaaran kooperatif menurut Anita Lie

(2007: 40) adalah (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap

muka; (3) akuntabilitas individual; (4) keterampilan untuk menjalin

hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja

diajarkan.

(1) Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana

yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan

yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling

ketergantungan positif.

Saling ketergantungan dapat dicapai melalui: (a) saling

ketergantungan mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan

menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber,

(d) saling ketergantungan peran, (e) saling ketergantungan hadiah.

(2) Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka

dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya

dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena

Page 35: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Ini juga

mengajarkan konsep pengajaran teman sebaya.

(3) Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam

pembelajaran kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui

penguasaa siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil

penilaian individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada

kelompok agar semua anggota kelompok mengerti siapa anggota

kelompok yang memerlukan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas

rata-rata belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok

harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok yang

didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara

individual ini yang dimaksud akuntabilitas individual.

(4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan

terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani

mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain,

mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin

hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya

diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak

menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru

juga dari sesame siswa.

b. Konsep Dasar Metode Bercerita Berpasangan

Roestiyah (1998: 1), berpendapat bahwa metode merupakan teknik

atau cara yang harus dilalui untuk melakukan pekerjaan dalam rangka

mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Saliwangi (1994: 4), metode

adalah cara yang dipilih untuk mencapai tujuan tertentu. Sehubungan

dengan hal tersebut Sunaryo, menyatakan bahwa metode adalah cara-cara

yang ditempuh untuk mencapai hasil yang memuaskan.

Page 36: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Jadi dari pendapat-pendpat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan metode adalah cara yang dianggap efisien yang

digunakan untuk dapat mencapai hasil secara optimal.

Metode Bercerita Berpasangan merupakan salah satu tipe dari

pmebelajaran kooperatif. Tipe bercerita berpasangan berbeda dari yang

lainnya karena pada tipe bercerita berpasangan, guru memperhatikan

skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu

mengaktifkan skemata ini agar pembelajaran lebih bermakna.

Anita Lie (Anita Lie 2005: 71) mengungkapkan bahwa metode

bercerita berpasangan dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antar

siswa, guru dan bahan pengajaran.

Guru yang menggunakan metode ini harus memperhatikan skemata

atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan

skemata ini agar bahan pembelajaran menjadi lebih bermakna,

sebagaimana tujuan bercerita berpasangan yaitu untuk membantu siswa

untuk mengaktifkan skemata kebudayaan yang sesuai (Anita Lie, 2005: 3)

c. Kelebihan Metode Bercerita Berpasangan

Anita Lie (2005: 46) menjelaskan kelebihan metode bercerita

berpasangan antara lain: 1) meningkatkan partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran; 2) kelompok model ini cocok untuk tugas sederhana; 3)

setiap siswa memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk berkontribusi

dalam kelompoknya; 4) interaksi dalam kelompok mudah dilakukan; 5)

pembentukan kelompok menjadi lebih cepat dan mudah.

d. Langkah-langkah Metode Bercerita Berpasangan

Langkah-langkah metode bercerita berpasangan antara lain:

1) Guru memberikan pengenalan yang akan dibahas dalam bahan

pelajaran untuk satu hari. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan

untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan

pembelajaran yang baru. Dalam kegiatan ini, guru perlu menekankan

bahwa kesiapan mereka dalam mengantisipasi bahan pelajaran yang

Page 37: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

akan diberikan pada hari itu dan keharusan bekerja sama dalam

kelompok.

2) Siswa dikelompokkan secara berpasangan.

3) Guru membagi bahan pembelajaran yang akan diberikan menjadi dua

bagian.

4) Bagian pertama diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan

bagian kedua diberikan kepada siswa yang kedua.

5) Siswa diminta melakukan kegiatan bersama-sama dengan

pasangannya, seperti mencatat dan mendaftar beberapa kata atau frasa

kunci yang ada dalam bagian masing-masing. Pada kegiatan

pembelajaran berbicara ini, maka kegiatan menulis atau mencatat frasa

atau kata kunci dilakukan dengan dilisankan. Namun, siswa tetap

diperbolehkan untuk mencatatnya agar mudah mengingatnya.

6) Masing-masing siswa menuliskannya menjadi cerita sesuai dengan

bagiannya masing-masing, kemudian berdiskusi untuk saling

melengkapi isi ceritanya. Dalam pembelajaran berbicara ini siswa

mencoba menebak cerita dari kata kunci yang telah diberikan oleh

pasangan masing-masing dengan cara menceritakannya secara lisan.

7) Versi karangan sendiri ini tidak harus sama dengan bahan yang

sebenarnya.

Tujuan kegiatan ini bukan untuk mendapatkan jawaban yang benar,

melainkan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-

mengajar. Setelah selesai menuliskan ceritanya, masing-masing kelompok

siswa diminta untuk menceritakan di depan teman-temannya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Ari Lidyana, dalam skripsinya dengan judul, “Peningkatan Keterampilan

Berbicara dengan Metode Kooperatif Jigsaw pada Kelas III SDN 02

Wonosaren Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009”.

Page 38: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa metode Kooperatif Jigsaw

dapat meningkatkan keterampilan berbicara. Hal tersebut dapat dilihat dari

hasil penelitian sebagai berikut:

a. Siswa menjadi lebih aktif dalan pembelajaran berbicara.

b. Siswa menjadi lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan

pembelajaran.

c. Melatih kekompakan siswa dalam proses belajar.

d. Siswa lebih termotivasi untuk belajar.

e. Siswa mampu mengungkapkan ide atau pendapat menggunakan kata-kata

sendiri.

f. Siswa lebih mudah memahami bahan ajar karena didiskusikan secara

berkelompok.

Penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan persamaanya

adalah mengkaji tentang pembelajaran berbicara. Perbedaannya pada penelitian

ini menggunakan metode Kooperatif Jigsaw, sedangkan pada penelitian yang akan

dilakukan peneliti menggunakan Metode Bercerita Berpasangan.

2. Isah Cahyani dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Teknik Bercerita

Berpasangan dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi” pada Siswa Kelas

X SMA Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2009/2010. Kesimpulan dari

penelitian ini yaitu teknik bercerita berpasangan efektif dalam meningkatakn

kemampuan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 14 Bandung. Hal ini

terbukti dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t untuk menguji

hipotesis ternyata diperoleh t hitung = 9,72 dan t tabel 2,75 pada taraf

kepercayaan 95 %. Perhitungan tersebut membuktikan bahwa t hitung > t tabel

maka hipotesis kerja diterima. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan adalah menggunakan metode bercerita berpasangan

untuk mencapai target tujuan penelitian. Sedangkan perbedaannya, penelitian

ini menggunakan metode eksperimental semu dengan model eksperimen semu,

katergori prates dan pascates dalam kelompok tunggal.

3. Neni Suhaeni dalam skripsinya yang berjudul “Meningkatkan Keberanian

dalam Aspek Berbicara Melalaui Boneka Jari di Kelas I Sekolah Dasar”. Hasil

Page 39: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dari penelitian ini adalah keberanian siswa meningkat setelah dilaksanakannya

pembelajaran dengan menggunakan media boneka jari. Penelitian ini terdiri

dari dua siklus. Peningkatan keberanian siswa dalam aspek berbicara dari

siklus I ke siklus II sebanyak 13,5 %. Pada penelitian ini persamaannya pada

variabel terikat yaitu peningkatan keberanian berbicara, sedangkan

perbedaannya adalah pada variabel bebas yaitu melalui boneka jari.

C. Kerangka Berpikir

Kondisi keberanian berbicara siswa kelas V SDN Jlamprang masih rendah.

Hal ini disebabkan oleh metode guru mengajar yang hanya menggunakan metode

ceramah. Metode ceramah tidak mampu untuk menjadi alat bagi siswa dalam

membiasakan diri bercerita di depan siswa-siswa yang lain. Hal ini

mengakibatkan siswa kurang berani pada saat berbicara atau bercerita di depan

siswa-siswa yang lain.

Permasalahan tersebut membutuhkan sebuah solusi untuk mengatasinya.

Solusi yang menjadi alternatif pemecahan masalah yaitu metode bercerita

berpasangan. Metode ini digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut

karena menurut peneliti metode tersebut yang paling sesuai untuk pembelajaran

berbicara. Hal ini dikarenakan metode bercerita berpasangan menekankan

interaksi antar siswa, guru dan bahan pelajaran. Selain itu, metode bercerita

berpasangan juga dapat digunakan baik dalam pembelajaran membaca, menulis

maupun berbicara. Penelitian ini direncanakan dengan target ketercapaian 70 %

siswa secara klasikal mampu memenuhi kategori minimal kategori berani, yaitu

antara rentang nilai 70-79 dan maksimal kategori sangat berani, yaitu rentang nilai

80-100. Apabila pada siklus I belum dapat mencapai target 70 % keberanian siswa

secara klasikal, maka akan dilanjutkan siklus II. Begitu pula jika pada siklus II

masih gagal, maka akan dilanjutkan ke siklus III dan seterusnya hingga tercapai

70 % keberanian siswa meningkat dari jumlah siswa secara klasikal. Namun, jika

pada siklus I telah mencapai 70 % siswa meningkat keberaniannya, maka peneliti

tetap mengadakan refleksi untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I

agar hasil penelitian yang didapatkan lebih kuat dan valid.

Page 40: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pada akhirnya, penggunaan metode bercerita berpasangan diharapkan

dapat meningkatakan keberanian berbicara siswa kelas V SDN Jlamprang.

Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan

jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka

kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian

mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Skema kerangka

pemikiran tersebut dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah diungkap,

maka hipotesis penelitian ini adalah “Penerapan metode bercerita berpasangan

dapat meningkatkan keberanian siswa kelas V SDN Jlamprang Kecamatan

Bawang, Batang”.

Kondisi

Awal

Belum

menggunakan

metode bercerita

berpasangan

Keberanian

berbicara rendah

Tindakan

Pembelajaran

berbicara pokok

bahasan cerita

anak menggunakan

metode bercerita

berpasangan.

Siklus I

Siklus II

Kondisi

Akhir

Keberanian

berbicara siswa

kelas V SDN 01

Jlamprang dapat

ditingkatkan.

Page 41: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting dan Jadwal Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Jlamprang semester

genap Tahun Ajaran 2011/2012 yang beralamat di Desa Jlamprang, Kecamatan

Bawang, Kabupaten Batang. Tempat penelitian ini dipilih dengan beberapa

pertimbangan antara lain: 1) sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai

objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan adanya

penelitian ulang; 2) peneliti sudah cukup mengenal dan memiliki hubungan

baik dengan pihak sekolah.

2. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap

persiapan hingga pelaporan hasil penelitian yang dilakukan selama 5 bulan,

yakni mulai bulan Febuari sampai dengan Juni. Adapun rincian jadwal

penelitian ada pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Feb

2010

Mar

2010

Apr

2011

Mei

2011

Juni

2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan dan

pengajuan

proposal

X X X X

2. Mengurus izin

penelitian X X

3. Persiapan

Penelitian X X X

4. Pelaksanaan

Siklus I X X X

5. Pelaksanaan

Siklus II X X

6. Analisis Data X

7. Penyusunan dan

pelaporan X X X X X X

Page 42: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari penelitian yang telah dilaksanakan ini adalah siswa

kelas V SD Negeri Jlamprang, Bawang, Batang Tahun Pelajaran 2011/2012,

berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 6 laki-laki dan 14 perempuan.

C. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action

Research). Rochiati Wiriaatmadja (2008: 13) menayatakan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan

kondisi praktek pembelajaran mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu

gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh

nyata itu.

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan

penelitian dimulai dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru kelas V SD

Negeri Jlamprang dalam proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif

pemecahan masalah tersebut. Alternatif pemecahan masalah dalam penelitian ini

yaitu dengan menerapkan metode bercerita berpasangan. Setelah itu, pemecahan

masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terukur.

Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti,

guru kelas V, dan siswa kelas V SD Negeri Jlamprang, Bawang, Batang agar

tercipta suatu kinerja yang lebih baik.

D. Sumber Data

1. Peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran berbicara yang berlangsung di dalam

kelas dengan penerapan metode bercerita berpasangan.

2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan guru dan siswa kelas V

SD Negeri Jlamprang, Bawang, Batang.

3. Dokumen yang berupa catatan wawancara dengan guru dan siswa mengenai

pembelajaran keterampilan berbicara, hasil tes siswa, rancangan pedoman

pembelajaran yang dibuat guru, silabus yang ditetapkan oleh pihak sekolah

serta hasil angket yang telah diisi siswa.

Page 43: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru kelas V SD Negeri Jlamprang

yang bertujuan menggali informasi untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran dan keberanian berbicara dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pokok bahasan cerita anak pada

siswa kelas V SD Negeri 01 Jlamprang sebelum dan sesudah penerapan

metode bercerita berpasangan.

2. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung pada

setiap siklus. Observasi akan dilakukan pada siswa dan guru. Observasi yang

dilakukan pada siswa digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan pada guru untuk mengetahui

kinerja guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran.

3. Tes

Teknik pengumpulan data berupa tes praktik berbicara digunakan untuk

mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan yang akan

dilakukan peneliti. Di dalam penelitian ini guru memberikan tes berbicara

lisan pada siswa di depan kelas.

F. Teknik Validitas

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas dalam penelitian ini adalah teknik

triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang

bersifat multiperspektif. Artinya, untuk menarik simpulan yang mantap dan bisa

diterima kebenarannya, peneliti perlu mengkajinya dari berbagai sudut pandang

(Sutopo, H. B., 2002: 78). Adapun teknik-teknik uji validitas yang dilakukan

peneliti adalah sebagai berikut:

Page 44: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

1. Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran data

yang diperoleh dari suatu informan dengan informan yang lain. Informan

dalam penelitian ini yaitu, guru dan siswa SD Negeri Jlamprang. Data yang

diperoleh dari guru dan siswa kemudian dicocokkan untuk diuji kebenarannya.

Data yang bersumber dari siswa dan guru meliputi pembelajaran berbicara

yang dilakukan guru dengan siswa mengenai kondisi pembelajaran berbicara

yang telah dilaksanakan selama ini, metode yang digunakan guru, contoh yang

dilakukan guru dalam bercerita atau keterampilan berbicara yang lainnya,

keberanian siswa dalam berbicara di depan kelas, cara guru mengevaluasi dan

kegiatan siswa saat pembelajaran berbicara. Data yang bersumber dari guru

dan siswa kemudian dibandingkan untuk diuji kebenarannya.

2. Triangulasi metode, teknik ini dilakukan dengan peneliti menguji data yang

sama dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dari

beberapa data yang diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang berbeda

tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar diperoleh

data yang lebih kuat validitasnya. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data

yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan tes. Peneliti membandingkan

aktivitas siswa dari observasi dan wawancara dengan guru.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model interaktif yang merupakan interaksi dari empat komponen, yaitu: (1)

pengumpulan data, (2) reduksi, (3) penyajian data ( display data ) dan, (4)

penarikan kesimpulan. Secara sederhana interaksi keempat komponen tersebut

dapat digambarkan pada gambar 2 sebagai berikut:

Page 45: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data

(Sumber : Miles & Huberman, 1992: 20)

Miles dan Huberman (2009: 19) mengemukakan bahwa tiga komponen

tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan

sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun

wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai

rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara singkat, tiga

komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang telah

dikumpulkan selanjutnya direduksi. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan

dengan pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang didapat oleh peneliti.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil

dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Penyajian

data yang telah direduksi, kemudian disusun dan didisplay dalam bentuk tabel,

grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Reduksi

Data

Pengumpu

lan Data

Penyajian

Data

Penarikan

Kesimpulan

Page 46: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan

data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis

yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu

kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi

dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan

yang ditarik pada akhir siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus II.

Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Setiap

kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan

atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan

dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari

hipotesis penelitian.

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau

tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji

Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah meningkatnya keberanian berbicara pada siswa kelas V

SD Negeri Jlamprang dengan menerapkan metode bercerita berpasangan.

Indikator penelitian ini berupa kategori nilai keberanian berbicara, yaitu siswa

dapat mencapai kategori minimal nilai berani dan atau maksimal sangat berani

sebanyak 70% siswa secara klasikal.

Pada siklus I pembelajaran telah mencapai indikator kinerja, siswa yang

dapat mencapai kategori berani atau sangat berani sebanyak 14 siswa atau 70%

dari jumlah siswa secara keseluruhan. Pada siklus II siswa yang dapat mencapai

kategori berani atau sangat berani sebanyak 20 siswa atau 100% dari jumlah siswa

secara keseluruhan.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

meningkatnya keberanian berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Jlamprang

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang pokok bahasan cerita anak melalui

Page 47: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

penerapan metode bercerita berpasangan. Untuk memperoleh indikator yang ingin

dicapai, prosedur penelitian ini mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan

tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari

empat tahap sebagai berikut: 1) perencanaan (planning); 2) pelaksanaan tindakan

(action); 3) observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4)

refleksi tindakan (reflecting). Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2010:16),

prosedur penelitian diatas dapat divisualisasikan pada gambar 3.

Gambar 3. Model PTK (Suharsimi Arikunto, dkk, 2010: 16)

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dengan dua pertemuan di

setiap siklusnya. Secara rinci, tiap siklus dipaparkan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menentukan pokok bahasan, yaitu Cerita Anak.

2) Menyiapkan sumber bahan berbicara, yaitu sebuah bacaan “Kancil dan

Siput”.

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Penelitian dengan menggunakan

metode bercerita berpasangan.

4) Menyusun lembar observasi guru dan siswa

5) Menyiapkan format evaluasi pembelajaran.

Perencanaan

Siklus I Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

?

Page 48: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Tindakan

Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam 2 x pertemuan,

yakni pertemuan pertama menceritakan kembali isi cerita anak yang telah

dibaca dan pertemuan kedua yaitu mengomentari permasalahan faktual

yag ada dalam cerita. Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu:

1) Guru mengajak siswa curah gagasan. Guru menyampaikan satu pokok

bahasan dan siswa diminta untuk menyampaikan gagasannya sesuai

dengan pengalaman yang telah dialaminya. Di sini guru menekankan

bahwa yang dipentingkan adalah kesiapan siswa dalam menghadapi

pokok bahasan baru.

2) Siswa dipasangkan dengan teman sebangku.

3) Guru membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua

bagian.

4) Bagian pertama diberikan kepada siswa pertama dan bagian kedua

diberikan kepada siswa kedua.

5) Siswa terlebih dahulu membaca bagiannya masing-masing.

6) Masing-masing siswa memberikan kata kunci mengenai bacaan yang

telah dibaca dengan dilisankan, siswa yang mendengarkan boleh

mencatat boleh tidak.

7) Masing-masing siswa mencoba menerka isi bagian yang hilang, boleh

dengan ditulis terlebih dahulu, setelah itu baru dilisankan kepada

pasangannya.

8) Masing pasangan berdiskusi untuk melengkapi isi ceritanya dan amanah

yang bisa diambil dari cerita.

9) Versi karangan sendiri ini tidak harus sama dengan karangan yang

sebenarnya.

10) Setelah itu masing masing kelompok atau pasangan menceritakan

karangannya didepan kelas.

Page 49: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c. Pengamatan / Observasi

Melakukan pengamatan/observasi terhadap guru, siswa, dan

penerapan metode bercerita berpasangan. Pengamatan yang dilakukan

yaitu terhadap proses bercerita berpasangan yang dilakukan oleh siswa.

Pengamatan juga dilakukan pada saat evaluasi individu di akhir tiap

pertemuan.

d. Tahap Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil

evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti akan

menganalisis keberanian berbicara siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi

dan hasil observasi saat pembelajaran. Hasil penelitian pada siklus I yaitu

sebanyak 14 siswa yang dapat mencapai kategori berani atau sangat berani

atau sebanyak 70% dari jumlah siswa secara keseluruhan, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode bercerita berpasangan dapat

meningkatkan keberanian berbicara siswa kelas V SD Negeri Jlamprang.

Namun, untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dan untuk

menguatkan hasil didapatkan maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

1. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan pembelajaran

dan penerapan metode bercerita berpasangan yang didasarkan pada hasil

refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan

untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah atau perbaikan pada Siklus II.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Penelitian dengan menggunakan

metode bercerita berpasangan.

3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa

4) Menyiapkan format evaluasi pembelajaran.

Page 50: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Tindakan

Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini

hampir sama dengan siklus I, yakni pembelajaran berbicara dengan

menerapkan metode bercerita berpasangan. Pelaksanaan tindakan siklus II

ini terbagi dalam 2 x pertemuan dengan materi cerita anak yang berbeda.

Pada pertemuan pertama materi yang digunakan untuk bercerita

berpasangan berjudul “Kancil dan Buaya”, sedangkan pada pertemuan

kedua menggunakan cerita “Moni yang Baik Hati”.

c. Pengamatan / Observasi

Melakukan pengamatan/observasi terhadap guru, siswa, dan

penerapan metode bercerita berpasangan. Pengamatan yang dilakukan

yaitu terhadap proses bercerita berpasangan yang dilakukan oleh siswa.

Pengamatan juga dilakukan pada saat evaluasi individu di akhir tiap

pertemuan.

d. Tahap Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil

evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti

menganalisis keberanian berbicara siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi

dan hasil observasi saat pembelajaran. Setelah refleksi yang dilakukan

pada siklus I didapatkan hasil pada siklus II keberanian siswa meningkat

dari 14 siswa yang mencapai kategori berani atau sangat berani atau 70%

menjadi 20 siswa yang mencapai kategori berani atau sangat berani atau

100% dari jumlah siswa secara keseluruhan.

Page 51: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Siklus

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Jlamprang

yang telah dilakukan peneliti pada pembelajaran berbicara pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia, khususnya materi cerita anak diperoleh hasil bahwa

pembelajaran berbicara yang dilakukan masih konvensional. Guru hanya

menggunakan metode ceramah saja dan siswa hanya disuruh untuk mendengarkan

dan memperhatikan secara pasif. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan tidak

menggunakan media yang menarik peserta didik. Guru hanya menggunakan

gambar yang ada pada teks bacaan atau yang berada pada buku cerita.

Pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah membuat siswa kurang

pasif dalam pembelajaran sehingga menyebabkan siswa tidak terlatih dan terbiasa

untuk berbicara di depan teman-temannya. Kondisi ini menyebabkan siswa

merasa tidak berani jika harus berbicara di depan kelas, khususnya bercerita

dalam penelitian ini. Siswa menjadi takut, was-was atau khawatir jika mereka

tidak bisa bercerita di depan kelas karena merasa grogi dan tidak siap.

Hal ini dapat dibuktikan dari tes keberanian berbicara yang didapatkan

dari hasil pembelajaran berbicara materi cerita anak yang dilakukan sebelum

tindakan penerapan metode bercerita berpasangan. Berdasarkan nilai keberanian

berbicara (lihat lampiran 2) dapat disajikan distribusi frekuensi seperti pada tabel

3 sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Keberanian Berbicara Sebelum Diterapkan

Tindakan Metode Bercerita Berpasangan

Page 52: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 3 maka dapat disajikan dalam grafik

pada gambar 4 sebagai berikut:

Gambar 4. Grafik Nilai Tes Keberanian Berbicara Pra Siklus

Berdasarkan gambar 4 di atas menunjukkan bahwa siswa yang termasuk

dalam kategori kurang berani (KB) sebanyak 6 siswa atau 30%. Siswa yang

termasuk dalam kategori cukup berani (CB) sebanyak 4 siswa atau 20%. Siswa

yang termasuk dalam kategori berani (B) sebanyak 9 siswa atau 45%. Siswa yang

termasuk dalam kategori sangat berani (SB) sebanyak 1 siswa atau 5%.

0

6

30%

20%

45%

0

2

4

6

8

10

TB KB CB B SB

Fre

kuen

si

Kategori

Banyak Siswa

Kategori Frekuensi

%

Relative Kumulatif

TB 0 0 0

KB 6 30 30

CB 4 20 50

B 9 45 95

SB 1 5 5

20 100

Page 53: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus pada tanggal 23 April 2012

sampai 19 Mei 2012. Adapun rinciannya sebagai berikut:

1. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama 23 April sampai 1 Mei 2012. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 23

April 2012. Kegiatan perencanaan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh

guru kelas V SD Negeri Jlamprang. Peneliti dan guru kelas V

mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada

siklus I dilaksanakan pada Senin, 30 April 2012 dan Selasa, 1 Mei 2012.

Adapun deskripsi perencanaan siklus I sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta

instrumennya dan perangkat lainnya.

Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia untuk dua kali pertemuan

dengan alokasi waktu 3 x 35 menit tiap kali pertemuannya. RPP yang

disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode

dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan

media pembelajaran, dan penilaian.

Selain itu peneliti juga menyiapkan instrumen pembelajaran

meliputi Petunjuk/Langkah-langkah Kegiatan Bercerita Berpasangan,

Materi Cerita Anak dan Lembar penilaian dan Lembar Pengamatan.

Lembar Kerja Kelompok yang disiapkan peneliti meliputi Petunjuk

dan Langkah-langkah Bercerita Berpasangan dan Petunjuk

Menemukan Kata Kunci sesuai dengan bagian cerita masing-masing.

Page 54: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Cerita yang digunakan dalam siklus I yaitu Cerita Kancil dan Siput.

Tetapi, pada pertemuan ke-2 diadakan perubahan cerita. Hal ini sesuai

dengan karakteristik metode bercerita berpasangan yang dimaksudkan

untuk melatih siswa agar siap terhadap bahan pembelajaran yang baru.

Sedangkan, Lembar Penilaian yang digunakan disesuaikan dengan

kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Lembar penilaian ini

digunakan untuk menilai tes individu keberanian berbicara siswa.

Sedangkan Lembar Pengamatan digunakan untuk merekam segala

aktivitas siswa dan guru selama berlangsungnya proses pembelajaran.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran:

a) Ruang kelas didesain seperti biasa, yaitu secara klasikal. Pada saat

diskusi kelompok ruang kelas tidak diubah karena kelompok

terdiri dari dua orang berpasangan yang duduk sebangku.

b) Menyiapkan media boneka tangan siput dan kancil. Selain itu,

disiapkan hp sebagai alat perekam gambar dan video.

b. Tindakan

Pelaksanajaan tindakan dalam penelitian ini, peneliti bertindak

sebagai pengajar dan dibantu oleh guru kelas V SD Negeri Jlamprang yang

bertindak sebagai observer.

1) Pertemuan ke-1

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin, 30 April 2012. Materi

yang menjadi bahan pembelajaran dengan menggunakan metode

bercerita berpasangan pada pertemuan ini adalah cerita Kancil dan

Siput. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Pra Kegiatan

Pra kegiatan dilakukan dengan mengabsen siswa dan

mengkondisikan kelas. Pengkondisiian kelas dilakukan dengan

mengecek kesiapan siswa.

b) Kegiatan Pendahuluan

Page 55: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan kegiatan

apersepsi yang dilakukan dengan cara Guru mengajak siswa

mengingat cerita yang di serialkan di televisi yaitu “Shaun The

Sheep”. Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa tentang

tokoh, karakter dan cerita yang ada di dalam serial “Shaun The

Seep” sehingga secara tidak langsung memancing siswa untuk

bercerita secara sekilas. Serial “Saun The Seep” guru pilih karena

tayangan di televisi tersebut sangat familiar di kalangan siswa saat

ini sehingga lebih mudah memancing siswa untuk bercerita sekilas

mengenai seria tersebut.

Setelah apersepsi dilanjutkan dengan penjelasan guru

mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan adalah pembelajaran bercerita menggunakan

metode bercerita berpasangan. Guru juga menjelaskan bahwa

setelah kegiatan pembelajaran bercerita dengan menggunakan

metode bercerita berpasangan diharapkan siswa dapat lebih berani

tampil bercerita karena telah berlatih pada saat melakukan bercerita

berpasangan. Oleh karena itu, siswa menjadi lebih siap sehingga

berani tampil bercerita di depan kelas.

c) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan melakukan

curah gagasan mengenai binatang yang menjadi tokoh utama

dalam cerita. Guru menggunakan boneka tangan untuk

menarik perhatian siswa sebelum mengadakan curah gagasan.

Boneka tangan yang digunakan kali iniadalah boneka tangan

kancil dan siput. Setelah itu, guru meminta siswa untuk

memberikan gagasannya masing-masing mengenai tokoh

binatang yang ditunjukkan guru. Gagasan yang dilontarkan

siswa tidak harus sama dengan siswa lainnya, tetapi sesuai

Page 56: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan pengalaman dan pengetahuam yang siswa miliki.

Gagasan yang diberikan siswa boleh mengenai watak,

kebiasaan atau keseharian, habitat dan bentuk fisik.

(2) Elaborasi

Pada awal elaborasi guru terlebih dahulu membagi

siswa ke dalam 10 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri

dari dua orang siswa atau dua pasang siswa. Guru membagi

kelompok siswa sesuai dengan teman duduk siswa. Hal ini

dilakukan demi efisiensi waktu dan tenaga. Adapun pembagian

kelompoknya dapat dilihat paa tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Daftar Kelompok Bercerita Berpasangan Siklus I

Pertemuan Ke-1

Kelompok Nama Siswa

Siswa I Siswa II

1 Ririn Kusniawati Ida Nurdalila

2 Ahmad Khoirul Huda M. Irfandi

3 Nariyah Mustikawati

4 Azkia Iqtalaqilma Eva Wijayanti

5 Viki Nala Sofia Zia Ainun Ni’mah

6 Renita Irani Sukmawati

7 Jesica Tri Oktaviani Lindriyani

8 Asfiyani Silviatul Khasanah

9 M. Zana Khoirun

Zahwan

M. Saefullah

Bahaudin 10 Wisnu Defani M. Adiyat Thariq

Setelah pembagian kelompok dilakukan, guru

menjelaskan kegiatan bercerita berpasangan secara rinci tiap

langkah. Selain itu, siswa diberi lembar petunjuk langkah-

langkah metode bercerita berpasangan. Tiap langkah yang

dilakukan siswa dalam kegiatan bercerita berpasangan

dilakukan secara serempak dengan dipandu dan dibimbing

oleh guru.

Page 57: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pertama, guru memberikan cerita kepada masing-

masing kelompok yang telah dibagi menjadi dua bagian. Tiap

anggota kelompok akan menerima satu bagian cerita yang

merupakan bagian awal yang hilang atau lanjutan dari bagian

cerita anggota kelompok lainnya. Pada pertemuan kali ini guru

memberikan cerita berjudul “Kancil dan Siput”. Siswa satu

menerima cerita Kancil dan Siput bagian 1 dan siswa dua

menerima cerita Kancal dan Siput bagian 2. Selain

memberikan cerita, guru juga memberikan lembar lengkah-

langkah bercerita berpasangan dan petunjuk mencari kata

kunci. Sehingga siswa akan lebih mudah dan tidak bingung

dalam melaksanakan kegiatan bercerita berpasangan. Setelah

masing-masing siswa menerima bagian ceritanya, siswa

membaca cerita tersebut sesuai dengan waktu yang telah

diberikan oleh guru.

Selanjutnya siswa menentukan kata kunci dari cerita

yang telah dibaca. Kata kunci diberikan kepada teman

pasangan atau anggota kelompok dengan cara melisankan kata

kunci tersebut. Siswa boleh mencatat kata kunci yang

diberikan oleh teman pasangannya untuk mempermudah dalam

mengingat. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian, siswa

satu memberikan kata kunci kepada siswa dua dan sebaliknya,

siswa dua memberikan kata kunci kepada siswa satu.

Setelah itu, siswa mencoba menebak bagian cerita yang

tidak ada dalam cerita yang dimiliki berdasarkan kata kunci

yang telah diberikan oleh teman pasangan atau angota

kelompok. Kegiatan ini dilakukan bergantian, dimulai dari

siswa dua menebak cerita Kancil dan Siput Bagian 1 dan

dilanjutkan siswa satu untuk menebak cerita Kancil dan Siput

Bagian 2 agar membentuk suatu cerita yang berurutan. Kalimat

Page 58: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

yang dibuat siswa dalam menebak cerita tidak harus sama

dengan yang ada di cerita. Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi siswa belajar, bukan untuk

mendapatkan jawaban yang benar.

Setelah masing-masing siswa menebak bagian cerita,

kemudian didiskusikan untuk mengetahui bagian cerita secara

keseluruhan sehingga siswa bisa saling melengkapi.

(3) Konfirmasi

Konfirmasi dilakukan dengan mempresentasikan hasil

kerja kelompok dari kegiatan bercerita berpasangan. Tiap

kelompok maju ke depan satu per satu. Tiap anggota kelompok

membawakan bagian cerita yang ditebak pada saat kegiatan

bercerita berpasangan sehingga kedua-duanya berpartisipasi

aktif dalam kegiatan mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Ketika kelompok sedang mempresentasikan, kelompok lain

mendengarkan dan memperhatikan. Ketika presentasi selesai

kelompok lain boleh menanggapi hasil kerja kelompok yang

telah dipresentasikan. Guru menegaskan dan meluruskan hasil

kerja kelompok yang telah dipresentasikan setelah semua

kelompok maju mempresentasikan hasil kerjanya.

d) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan dengan membuat kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru bersama siswa membuat

kesimpulan mengenai pelajaran yang dapat dipetik dari cerita yang

telah menjadi bahan pembelajaran.

Setelah itu, guru mengadakan evaluasi yang berupa tes

keberanian berbicara. Tes keberanian berbicara dilakukan dengan

siswa maju satu per satu untuk bercerita di depan kelas.

e) Pasca Kegiatan

Kegiatan pasca kegiatan dilakukan dengan menasehati

siswa dan berdoa sebelum pulang sekolah.

Page 59: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2) Pertemuan ke-2

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012.

Materi cerita anak yang digunakan masih cerita Kancil dan Siput

tetapi ada beberapa perubahan. Hal ini sesuai dengan karakteristik

bercerita berpasangan yang membuat siswa siap dengan bahan

pembelajaran yang baru. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Pra Kegiatan

Pra kegiatan dilakukan dengan mengabsen siswa dan

mengkondisikan kelas. Pengkondisiian kelas dilakukan dengan

mengecek kesiapan siswa.

b) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan kegiatan apersepsi,

guru mengajak siswa menyanyikan lagu Si Kancil Anak Nakal.

Lirik lagunya sebagai berikut:

Si kancil anak nakal

Suka mencuri ketimun

Ayo lekas dikurung

Jangan diberi ampun

Guru mengajak siswa untuk menilai isi dari lagu yang telah

dinyanyikan mengenai sifat kancil yang ada dalam lagu. Setelah

itu, guru memulai untuk memancing siswa agar menceritakan

sekilas mengenai pengalamannya tentang dongeng Kancil Mencuri

Ketimun.

Setelah apersepsi dilanjutkan dengan penjelasan guru

mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan adalah pembelajaran bercerita menggunakan

metode bercerita berpasangan. Guru juga menjelaskan bahwa

setelah kegiatan pembelajaran bercerita dengan menggunakan

metode bercerita berpasangan diharapkan siswa dapat lebih berani

tampil bercerita karena telah berlatih pada saat melakukan bercerita

2 x

Page 60: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

berpasangan. Oleh karena itu, siswa diharapkan menjadi lebih siap

sehingga berani tampil bercerita di depan kelas.

Page 61: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan melakukan curah

gagasan mengenai binatang yang menjadi tokoh utama dalam

cerita. Pada pertemuan ke-2 guru melakukan kegiatan

eksplorasi masih menggunakan kegiantan curah gagasan.

Namun, curah gagasan kali ini sedikit berbeda karena teknik

yang digunakan yaitu teknik bercerita estafet. Kegiatan ini

mula-mula dilakukan dengan guru memberikan satu kata

kepada siswa yang duduk paling depan dan paling pojok

kanan, dalam pertemuan ini guru memberikan kata kancil.

Selanjutnya, siswa bertugas untuk melanjutkan kata tesebut

boleh dengan kata atau frasa atau kalimat sehingga kata itu

menjadi serangkaian makna. siswa melanjutkan kata-kata

tersebut dengan melisankannya saja. Begitu seterusnya hingga

siswa sudah benar-benar melanjutkannya. Setelah itu, guru

kembali memberikan satu kata lagi, agar tidak monoton guru

memberikan kata kepada siswa yang duduk di bangku palung

belakang sebelah pojok kiri. Kata kedua yang diberikan guru

yaitu kata ketimun dan begitu seterusnya hingga siswa benar-

benar tidak mampu lagi meneruskannya.

Pada kegiatan bercerita estafet ini siswa dibebaskan

untuk melanjutkannya dengan kata, frasa atau kalimat agar

siswa lebih leluasa dalam menentukan apa yang akan dijadikan

olehnya untuk melanjutkan cerita yang ada.

(2) Elaborasi

Pada awal elaborasi guru terlebih dahulu membagi siswa

ke dalam 10 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari

dua orang siswa atau dua pasang siswa. Guru membagi

kelompok siswa sesuai dengan teman duduk siswa. Hal ini

dilakukan demi efisiensi waktu dan tenaga. Kelompok pada

Page 62: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pertemuan ke-2 masih sama dengan kelompok pertemuan ke-1.

Perbedaannya terletak pada urutan maju tiap kelompok dibalik,

jika pada pertemuan ke-1 kelompok tersebut maju teraakhir

maka pada pertemuan ke-2 maju pertama. Jika pada pertemuan

ke-1 maju urutan ke-9 maka pada pertemuan ke-2 maju kedua.

Setelah pembagian kelompok dilakukan, guru

menjelaskan kegiatan bercerita berpasangan secara rinci tiap

langkah. Selain itu, siswa diberi lembar petunjuk langkah-

langkah metode bercerita berpasangan. Tiap langkah yang

dilakukan siswa dalam kegiatan bercerita berpasangan

dilakukan secara serempak dengan dipandu dan dibimbing

oleh guru.

Pertama, guru memberikan cerita kepada masing-masing

kelompok yang telah dibagi menjadi dua bagian. Tiap anggota

kelompok akan menerima satu bagian cerita yang merupakan

bagian awal yang hilang atau lanjutan dari bagian cerita

anggota kelompok lainnya. Pada pertemuan kali ini guru

memberikan cerita berjudul “Kancil dan Siput”. Siswa satu

menerima cerita Kancil dan Siput bagian 1 dan siswa dua

menerima cerita Kancal dan Siput bagian 2. Selain

memberikan cerita, guru juga memberikan lembar lengkah-

langkah bercerita berpasangan dan petunjuk mencari kata

kunci. Sehingga siswa akan lebih mudah dan tidak bingung

dalam melaksanakan kegiatan bercerita berpasangan. Setelah

masing-masing siswa menerima bagian ceritanya, siswa

membaca cerita tersebut sesuai dengan waktu yang telah

diberikan oleh guru.

Selanjutnya siswa menentukan kata kunci dari cerita

yang telah dibaca. Kata kunci diberikan kepada teman

pasangan atau anggota kelompok dengan cara melisankan kata

kunci tersebut. Siswa boleh mencatat kata kunci yang

Page 63: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

diberikan oleh teman pasangannya untuk mempermudah dalam

mengingat. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian, siswa

satu memberikan kata kunci kepada siswa dua dan sebaliknya,

siswa dua memberikan kata kunci kepada siswa satu.

Setelah itu, siswa mencoba menebak bagian cerita yang

tidak ada dalam cerita yang dimiliki berdasarkan kata kunci

yang telah diberikan oleh teman pasangan atau angota

kelompok. Kegiatan ini dilakukan bergantian, dimulai dari

siswa dua menebak cerita Kancil dan Siput Bagian 1 dan

dilanjutkan siswa satu untuk menebak cerita Kancil dan Siput

Bagian 2 agar membentuk suatu cerita yang berurutan. Kalimat

yang dibuat siswa dalam menebak cerita tidak harus sama

dengan yang ada di cerita. Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi siswa belajar, bukan untuk

mendapatkan jawaban yang benar.

Setelah masing-masing siswa menebak bagian cerita,

kemudian didiskusikan untuk mengetahui bagian cerita secara

keseluruhan sehingga siswa bisa saling melengkapi.

(3) Konfirmasi

Konfirmasi dilakukan dengan mempresentasikan hasil

kerja kelompok dari kegiatan bercerita berpasangan. Tiap

kelompok maju ke depan satu per satu. Tiap anggota kelompok

membawakan bagian cerita yang ditebak pada saat kegiatan

bercerita berpasangan sehingga kedua-duanya berpartisipasi

aktif dalam kegiatan mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Ketika kelompok sedang mempresentasikan, kelompok lain

mendengarkan dan memperhatikan. Ketika presentasi selesai

kelompok lain boleh menanggapi hasil kerja kelompok yang

telah dipresentasikan. Guru menegaskan dan meluruskan hasil

kerja kelompok yang telah dipresentasikan setelah semua

kelompok maju mempresentasikan hasil kerjanya. Guru

Page 64: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

memberikan hadiah kepada kelompok yang berhasil

menyelesaikan tugas dan telah mempresentasikan hasil

kerjanya dengan baik.

d) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan dengan membuat kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru bersama siswa membuat

kesimpulan mengenai pelajaran yang dapat dipetik dari cerita yang

telah menjadi bahan pembelajaran.

Setelah itu, guru mengadakan evaluasi yang berupa tes

keberanian berbicara. Tes keberanian berbicara dilakukan dengan

siswa maju satu per satu untuk bercerita di depan kelas.

e) Pasca Kegiatan

Kegiatan pasca kegiatan dilakukan dengan menasehati siswa

dan berdoa sebelum pulang sekolah.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh guru kelas V SD Negeri

Jlamprang selama proses pembelajaran berbicara materi cerita anak

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Observasi yang

dilakukan meliputi observasi guru atau pengajar dan aktivitas peserta didik

selama pembelajaran berlangsung.

Observasi guru atau pengajar dilakukan untuk mengetahui kinerja

guru dalam mengajar dan dapat dijadikan dasar perbaikan guru atau

pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Observasi siswa

dibagi menjadi tiga pengamatan yaitu observasi kelompok yaitu selama

proses bercerita berpasangan berlangsung, observasi afektif dan observasi

psikomotorik.

Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran berbicara materi

cerita anak berlangsung, dipeoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:

Page 65: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif yang diukur meliputi kompetensi produk dan

kompetensi proses. Kompetensi produk yang diamati didapatkan dari

hasil tes keberanian berbicara siswa dalam bercerita di depan kelas

secara individu. Sedangkan kompetensi proses didapatkan dari

pengamatan atau observasi pada saat kelompok melakukan kegiatan

bercerita berpasangan.

(1) Kompetensi Produk

Kompetensi produk mengacu pada hasil tes keberanian

berbicara siswa dalam bercerita di depan kelas secara individu

pada siklus I.

Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai keberanian berbicara

siklus I (lihat lampiran 20), dapat dibuat distribusi frekuensi pada

tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Tes

Keberanian Berbicara Siklus I

Kategori Frekuensi %

Relative Kumulatif

TB 0 0 0

KB 1 5 5

CB 5 25 30

B 10 50 80

SB 4 20 100

20 100

Berdasarkan tabel 5 di atas maka dapat disajikan dalam grafik

pada gambar 5 sebagai berikut:

Page 66: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar 5. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Keberanian

Berbicara Siklus I

Berdasarkan gambar 5 di atas menunjukkan bahwa siswa yang termasuk

kategori kurang berani (40-59) sebanyak 1 siswa atau 5%. Siswa yang termasuk

kategori cukup berani (60-69) sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang termasuk

kategori berani (70-79) sebanyak 10 siswa atau 50%. Siswa yang termasuk

kategori sangat berani (80-100) sebanyak 4 siswa atau 20%.

(2) Kompetensi Proses

Kompetensi proses mengacu pada penilaian siswa pada saat

melakukan kegiatan bercerita berpasangan secara berkelompok.

Berdasarkan hasil rekapitulasi kompetensi proses kegiatan bercerita

berpasangan (lihat lampiran 22) dapat dibuat distribusi frekuensi pada

tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Proses Kegiatan

Bercerita Berpasangan Siklus I

Kategori Frekuensi %

Relatif Kumulatif

D 3 15 15

C 5 25 40

B 8 40 80

A 4 20 100

20 100

01

5%

25%

50%

0

2

4

6

8

10

12

TB KB CB B SB

Fre

kue

nsi

Kategori

Banyak Siswa

Page 67: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berdasarkan tabel 6 di atas maka dapat disajikan dalam grafik pada

gambar 6 sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Proses Kegiatan Bercerita

Berpasangan Siklus I

Berdasarkan grafik hasil rekapitulasi nilai proses kegiatan

bercerita berpasangan siklus I pada gambar 6 menunjukkan bahwa

siswa yang termasuk kategori D atau kurang baik (<60) sebanyak 3

siswa atau 15%. Siswa yang termasuk dalam kategori cukup sebanyak

5 siswa atau 25%. Siswa yang termasuk dalam kategori baik sebanyak

8 siswa atau 40%. Siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik

sebanyak 4 siswa atau 20%.

2) Aspek Afektif

Aspek afektif yang diamati dalam penelitian siklus I pertemuan

ke-1 dan pertemuan ke-2 meliputi: (a) berani bertanya, (b) berani

menyampaikan pendapat, (3) menghargai pendapat orang lain, (4)

bekerja sama, (5) disiplin, (6) tanggung jawab. Berdasarkan hasil

rekapitulasi nilai aspek afektif (lihat lampiran 26) dapat dibuat

distribusi frekuensi pada tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif

Siklus I

15

25

40

20

0123456789

D C B A

Fre

kue

nsi

Kategori

Banyak Siswa

Page 68: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Kategori Frekuensi %

Relatif Kumulatif

D 3 15 15

C 5 25 40

B 8 40 80

A 4 20 100

20 100

Berdasarkan tabel 7 di atas maka dapat disajikan dalam grafik

pada gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Siklus I

Berdasarkan gambar grafik 7 di atas menunjukkan bahwa siswa

yang termasuk dalam kategori D atau kurang (<60) sebanyak 3 siswa

atau 15%. Siswa yang termasuk kategori C atau cukup (60-69)

sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang termasuk dalam kategori B

atau baik (70-79) sebanyak 8 siswa atau 40%. Siswa yang termasuk

kategori A atau sangat baik (≥80) sebanyak 4 siswa atau 20%.

3) Aspek Psikomotorik

Aspek psikomotorik yang diamati pada siklus I pertemuan ke-1

dan pertemuan ke-2 meliputi: (1) penggunaan boneka tangan, (2)

0123456789

D C B A

Fre

kuen

si

Kategori

Banyak Siswa

Page 69: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

eksprsi dan penghayatan, (3) artikulasi dan kerasnya suara. Berdasarkan

hasil rekapitulasi nilai aspek psikomotorik siklus I (lihat lampiran 30),

dapat dibuat distribusi frekuensi pada tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Hasil Nilai Aspek

Psikomotorik Siklus I

Kategori Frekuensi %

Relatif Kumulatif

D 6 30 30

C 9 45 75

B 3 15 90

A 2 10 100

20 100

Berdasarkan tabel 8 di atas maka dapat disajikan dalam grafik

pada gambar 8 sebagai berikut:

Gambar 8. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Siklus I

Berdasarkan grafik pada gambar 8 di atas menunjukkan bahwa

siswa yang termasuk kategori D atau kurang (<60) sebanyak 30 siswa.

Siswa yang termasuk kategori C atau cukup (60-69) sebanyak 9 siswa

atau 45%. Siswa yang termasuk kategori B atau baik (70-70) sebanyak

0123456789

10

D C B A

Fre

kuen

si

Kategori

Banyak Siswa

Page 70: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3 siswa atau 15%. Siswa yang termasuk kategori sangat baik (≥80)

sebanyak 2 siswa atau 10%.

4) Observasi Guru

Pada siklus observasi yang dilakukan terhadap guru pada

waktu mengajar mendapatkan hasil sebesar 3,4 (lihat lampiran 34) dan

termasuk dalam kategori baik/B.

Adapun keterampilan mengajar yang diobservasi meliputi: 1)

persiapan pembelajaran, 2) membuka pembelajaran, 3) kejelasan dan

sistematika penyampaian materi, 4) ketepatan strategi pembelajaran, 5)

ketepatan dan daya tarik media, 6) kemampuan menggunakan media, 7)

melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan media, 8) menumbuhkan

partisipasi aktif dan antusiasme, 9) memantau kemajuan belajar selama

proses, 10) melakukan penilaian/evaluasi, 11) menggunakan bahasa

lisan dan tulis secara jelas, lancar baik dan benar dan 12) menutup

pembelajaran.

Guru sudah mempersiapkan pembelajaran dengan baik. Hal ini

terbukti dari guru sudah mempersiapkan RPP sebelum pembelajaran

dan sarana pembelajaran relevan dengan materi yang digunakan. Guru

juga sudah mengkondisikan siswa agar siap melakukan pembelajaran.

Pada awal pembelajaran guru membuka pembelajaran yang

meliputi melakukan absensi dengan mengecek siswa yang tidak

berangkat, menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan. Pada siklus I pertemuan ke-1 kegiatan apersepsi dilakukan

dengan memancing siswa untuk bercerita secara spontan mengenai

serial televisi Shaun The Sheep. pada siklus I pertemuan ke-2, apersepsi

dilakukan dengan menyanyikan lagu Si Kancil Anak Nakal.

Sebelum kegiatan bercerita berpasangan dimulai, guru terlebih

dahulu menjelaskan gambaran kegiatan bercerita berpasangan beserta

langkah-langkahnya. Guru juga menjelaskan materi cerita anak yang

akan digunakan di dalam kegiatan bercerita berpasangan. Sehingga

Page 71: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kejelasan sitem dan penyampaian materi dapat dipahami dan

dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

Kegiatan metode bercerita berpasangan merupakan kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada interaksi antar siswa, siswa

dengan guru dan siswa. Sehingga strategi yang digunakan dalam

pembelajaran sudah sesuai antara pembelajaran yang dilaksanakan

dengan kompetensi yang akan dicapai. Pada siklus I pertemuan ke-1

guru lupa belum membagi siswa menjadi kelompok berpasangan

sebelum dilakukannya kegiatan bercerita berpasangan. Namun, siswa

sudah menempatkan diri untuk berpasangan dengan teman

sebangkunya. Pada pertemuan ke-2 guru membagi siswa terlebih

dahulu ke dalam kelompok berpasangan dengan teman sebangkunya

masing-masing sekaligus mengundi kelompok mana yang maju terlebih

dahulu.

Pemilihan media pada siklus I sudah tepat yaitu menggunakan

boneka tangan. Namun, pemakaiannya masih kurang yaitu hanya

sebentar pada saat siswa melakukan kegiatan berpasangan karena harus

bergantian dengan teman yang lainnya. Hal ini menyebabkan ada anak

yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menggunakan boneka

tangan. Selain itu kondisi ini juga menyebabkan kegaduhan di dalam

kelas. Secara keseluruhan media boneka tangan sudah mampu menarik

perhatian siswa.

Partisipasi aktif yang berusaha diciptakan guru dalam

pembelajaran sudah dapat menumbuhkan suasana yang menyenangkan

dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari partisipasi anak yang aktif

dalam pembelajaran yang ditunjukkan anak pada saat berinteraksi baik

dengan guru maupun dengan siswa lain.

Selama proses pembelajaran guru memantau siswa dengan

telaten. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

secara perlahan sambil menanyakan apakah siswa sudah paham dengan

Page 72: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

yang ibu guru jelaskan. Pada saat siswa melakukan kegiatan

berpasangan guru memandu langkah demi langkah secara serempak

agar memudahkan guru dalam mengecek kegiatan yang siswa lakukan

sudah dilakukan dengan baik dan benar. Selain itu, guru sebisa

mungkin menyesuaikan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.

Penilaian yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan

kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi penilaian

keberanian berbicara itu sendiri, penilaian proses, penilaian aspek

afektif dan penilaian aspek psikomotorik.

Guru sudah menggunakan bahasa lisan dan tulisan yang mudah

dipahami, tetapi karena masih awal pembelajaran siswa masih sedikit

tegang.

Keterampilan menutup pembelajaran guru sudah cukup baik.

Hal ini terlihat dari guru mellibatkan peserta didik dalam membuat

kesimpulan yaitu berupa amanah atau pelajaran yang bisa diambil dari

cerita anak.

d. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil penilaian tes keberanian berbicara

siklus I menunjukkan siswa yang dapt mencapai kategori berani dan sangat

berani sebesar 70% siswa atau sebanyak 14 siswa dan siswa yang belum

dapt mencapai baik kategori sangat berani maupun berani sebanyak 30%

siswa atau sebanyak 6 siswa. Pada pertemuan ke-1 mapun pertemuan ke-2

nilai keberanian siswa pada aspek keberanian tampil secara umum sudah

baik. Beberapa siswa sudah berani maju tanpa ditunjuk guru dan

selebihnya maju dengan dipanggil namanya terlebih dulu.

Tetapi, pada pertemuan ke-2, salah satu siswa ada yang tidak mau

maju bercerita. Setelah diberikan motivasi oleh guru tetap tidak mau.

Setelah dibujuk lama oleh guru, akhirnya siswa mau bercerita, tetapi

hasilnya sangat minim sehingga nilai akhir yang didapatkan sangat sedikit.

Setelah ditelusuri lebih dalam, siswa tersebut memiliki latar belakang

keluarga yang tidak harmonis dan pada dasarnya karakteristik siswa dari

Page 73: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

awal memang pendiam. Hal ini menyebabkan siswa tidak mudah bergaul

dengan teman, tidak percaya diri dan berkecil hati. Perasaan siswa yang

dialami saat berada di depan orang banyak atau melakukan sesuatu yang

diketahui banyak orang adalah takut ditertawakan, digunjingkan dan

diperolok. Oleh karena itu, guru memotivasi siswa secara lebih intensif

lagi.

Pada aspek kelancaran, siswa masih banyak yang bercerita dengan

terputus-putus, gagap dan terlalu lama berhenti. Hal ini juga berpengaruh

pada lafal yang di ucapkan siswa yaitu banyak siswa yang belum jelas

pelafalannya. Selain itu ada beberapa siswa yang lafalnya terpengaruh

dengan penggunaan bahasa daerah. Selain itu, pada aspek tata bahasa

siswa yang masih menggunakan kalimat yang belum sempurna dan hanya

sekadarnya saja.

Nilai kompetensi proses yang didapatkan siswa menunjukkan 75%

siswa mencapai nilai ≥70. Kaitannya dengan aspek kognitif pada

kompetensi proses, hasil yang didapatkan siswa dari pertemuan ke-1 ke

pertemuan ke-2 meningkat sehingga antara proses dalam kegiatan bercerita

berpasangan yang dilakukan siswa dengan hasil tes keberanian berbicara

secara individu menunjukkan peningkatan yang sejalan. Hal ini

menandakan bahwa proses kegiatan bercerita berpasangan yang dilakukan

siswa sudah terlaksana dengan baik.

Sedangkan pada nilai aspek afektif hasil yang didapatkan sebesar

60% siswa mendapatkan nilai ≥70 atau sebanyak 12 siswa dan 40% siswa

mendapatkan nilai ≤70 atau sebanyak 8 siswa. Pada penilaian berani

bertanya dan berani berpendapat masih sangat banyak siswa yang belum

aktif bertanya dan berpendapat dan hanya beberapa saja yang sktif

bertanya dan berpendapat. Sedangkan untuk aspek lain secara keseluruhan

siswa sudah bersikap dengan baik.

Sedangkan pada nilai aspek psikomotorik, hasil yang didapatkan

sebesar 75% siswa mendapatkan nilai ≥70 atau sebanyak 15 siswa dan

25% siswa mendapatkan nilai ≤70. Pada aspek psikomotorik ini, sebagian

Page 74: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

besar siswa sangat sedikit mendapatkan nilai pada aspek penggunaan

boneka tangan dan artikulasi dan kerasnya suara. Siswa hanya

mengunakan boneka tangan sebisanya, belum bisa menggunakan dengan

benar dan maksimal. Penggunaannya masih sangat terbatas, hanya

bergantian dari kelompok satu ke kelompok lainnya pada saat melakukan

kegiatan bercerita berpasangan. Selain itu, pada aspek penilaian artikulasi

dan kerasnya suara menununjukkan sangat banyak siswa yang suaranya

pelan sehingga tidak terdengar jelas.

Dari uraian di atas, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai

refleksi terhadap tindakan penelitian pada siklus I yang telah dilaksanakan

antara lain:

1) Guru memberikan peraturan pada siklus II mengenai aturan selama

proses pembelajaran berlangsung, khususnya pada saat

seorang/kelompok sedang bercerita atau mempresentasikan di depan

kelas. Aturan tersebut sebagai berikut:

a) Dilarang menertawakan, mengolok-olok, menyoraki ataupun

sejenisnya ketika seorang siswa atau kelompok sedang bercerita di

depan kelas.

b) Dilarang mebuat kegaduhan atau berbicara sendiri.

c) Apabila siswa melanggar maka nilai yang didapatkan akan

dikurangi satu poin.

2) Guru memberikan contoh bagaimana membuat dan merangkai kalimat

yang baik dan benar. Guru memberi tahu bahwa penggunaan kata

kemudian yang berlebihan dan terus menerus membuat cerita

membosankan dan tidak enak untuk didengar.

3) Guru menjelaskan secara rinci sikap yang baik saat melakukan kegiatan

bercerita berpasangan, seperti: (a) duduknya berhadapan, (b) saling

bergantian saat bercerita dan saling mendengarkan, (c) perlu adanya

kerja sama saat melakukan kegiatan berkelompok tersebut.

4) Guru merancang pembelajaran yang lebih interaktif lagi agar siswa

mempunyai kesempatan untuk bertanya dan memberikan pendapat.

Page 75: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

5) Guru mencontohkan penggunaan boneka tangan yang benar dan siswa

menggunakannya pada saat mempresentasikan hasil bercerita

berpasangannya secara berkelompok sehingga penggunaannya lebih

maksimal.

6) Guru memotivasi siswa agar suaranya lebih keras.

2. Siklus II

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama 7 Mei sampai 15 Mei 2012. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 7 Mei

2012. Kegiatan perencanaan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru

kelas V SD Negeri Jlamprang. Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan

rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II.

Perencanaan yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan

penelitian siklus I. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan

pada siklus I dilaksanakan pada Senin,14 Mei 2012 dan Selasa, 15 Mei

2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus I sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta

instrumennya dan perangkat lainnya.

Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia untuk dua kali pertemuan

dengan alokasi waktu 3 x 35 menit tiap kali pertemuannya. RPP yang

disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode

dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan

media pembelajaran, dan penilaian. RPP yang digunakan pada siklus

II memiliki perbedaan pada materi cerita anak dan kegiatan apersepsi

yang digunakan.

Page 76: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Selain itu peneliti juga menyiapkan instrumen pembelajaran

meliputi Lembar Kerja Kelompok, Materi Cerita Anak dan Lembar

penilaian dan Lembar Pengamatan. Lembar Kerja Kelompok yang

disiapkan peneliti meliputi Petunjuk dan Langkah-langkah Bercerita

Berpasangan dan Petunjuk Menemukan Kata Kunci sesuai dengan

bagian cerita masing-masing. Cerita yang digunakan dalam siklus II

yaitu Cerita Kancil dan Buaya dan dilakukan peringkasan lagi tanpa

mengubah jalan cerita agar anak lebih mudah dalam bercerita. Pada

pertemuan ke-2 cerita yang digunakan yaitu cerita Moni yang Baik

Hati. Sedangkan, Lembar Penilaian yang digunakan disesuaikan

dengan kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Lembar

penilaian ini digunakan untuk menilai tes individu keberanian

berbicara siswa. Sedangkan Lembar Pengamatan digunakan untuk

merekam segala aktivitas siswa dan guru selama berlangsungnya

proses pembelajaran.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran:

a) Ruang kelas didesain seperti biasa, yaitu secara klasikal. Pada saat

diskusi kelompok ruang kelas tidak diubah karena kelompok

terdiri dari dua orang berpasangan yang duduk sebangku.

b) Menyiapkan media boneka tangan siput dan kancil. Selain itu,

disiapkan hp sebagai alat perekam gambar dan video.

b. Tindakan

Pelaksanajaan tindakan dalam penelitian ini, peneliti bertindak

sebagai pengajar dan dibantu oleh guru kelas V SD Negeri Jlamprang

yang bertindak sebagai observer.

1) Pertemuan ke-1

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin, 30 April 2012.

Materi yang menjadi bahan pembelajaran dengan menggunakan

Page 77: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

metode bercerita berpasangan pada pertemuan ini adalah cerita Kancil

dan Siput. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Pra Kegiatan

Pra kegiatan dilakukan dengan mengabsen siswa dan

mengkondisikan kelas. Pengkondisian kelas dilakukan dengan

mengecek kesiapan siswa.

b) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan kegiatan apersepsi

yang dilakukan dengan cara. Guru mengajak siswa melakukan

permainan kata. Guru telah menyiapkan lembar penugasan untuk

melakukan permainan kata. Permainan ini juga dimaksudkan agar

siswa lebih bisa memahami dalam membuat kalimat dan

menggunakannya untuk bercerita.

Setelah apersepsi dilanjutkan dengan penjelasan guru

mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan adalah pembelajaran bercerita menggunakan

metode bercerita berpasangan. Guru juga menjelaskan bahwa

setelah kegiatan pembelajaran bercerita dengan menggunakan

metode bercerita berpasangan diharapkan siswa dapat lebih berani

tampil bercerita karena telah berlatih pada saat melakukan bercerita

berpasangan. Oleh karena itu, siswa menjadi lebih siap sehingga

berani tampil bercerita di depan kelas.

c) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan melakukan curah

gagasan mengenai binatang yang menjadi tokoh utama dalam

cerita. Guru menggunakan boneka tangan untuk menarik

perhatian siswa sebelum mengadakan curah gagasan. Boneka

tangan yang digunakan kali iniadalah boneka tangan kancil dan

buaya. Setelah itu, guru meminta siswa untuk memberikan

Page 78: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

gagasannya masing-masing mengenai tokoh binatang yang

ditunjukkan guru. Gagasan yang dilontarkan siswa tidak harus

sama dengan siswa lainnya, tetapi sesuai dengan pengalaman

dan pengetahuam yang siswa miliki. Gagasan yang diberikan

siswa boleh mengenai watak, kebiasaan atau keseharian,

habitat dan bentuk fisik.

(2) Elaborasi

Pada awal elaborasi guru terlebih dahulu membagi

siswa ke dalam 10 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri

dari dua orang siswa atau dua pasang siswa. Guru membagi

kelompok siswa sesuai dengan teman duduk siswa.

Setelah pembagian kelompok dilakukan, guru

menjelaskan kegiatan bercerita berpasangan secara rinci tiap

langkah. Selain itu, siswa diberi lembar petunjuk langkah-

langkah metode bercerita berpasangan. Tiap langkah yang

dilakukan siswa dalam kegiatan bercerita berpasangan

dilakukan secara serempak dengan dipandu dan dibimbing

oleh guru.

Pertama, guru memberikan cerita kepada masing-

masing kelompok yang telah dibagi menjadi dua bagian. Tiap

anggota kelompok akan menerima satu bagian cerita yang

merupakan bagian awal yang hilang atau lanjutan dari bagian

cerita anggota kelompok lainnya. Pada pertemuan kali ini guru

memberikan cerita berjudul “Kancil dan Buaya”. Siswa satu

menerima cerita Kancil dan Buaya bagian 1 dan siswa dua

menerima cerita Kancal dan Buaya bagian 2. Selain

memberikan cerita, guru juga memberikan lembar lengkah-

langkah bercerita berpasangan dan petunjuk mencari kata

kunci. Sehingga siswa akan lebih mudah dan tidak bingung

dalam melaksanakan kegiatan bercerita berpasangan. Setelah

masing-masing siswa menerima bagian ceritanya, siswa

Page 79: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

membaca cerita tersebut sesuai dengan waktu yang telah

diberikan oleh guru.

Selanjutnya siswa menentukan kata kunci dari cerita

yang telah dibaca. Kata kunci diberikan kepada teman

pasangan atau anggota kelompok dengan cara melisankan kata

kunci tersebut. Siswa boleh mencatat kata kunci yang

diberikan oleh teman pasangannya untuk mempermudah dalam

mengingat. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian, siswa

satu memberikan kata kunci kepada siswa dua dan sebaliknya,

siswa dua memberikan kata kunci kepada siswa satu.

Setelah itu, siswa mencoba menebak bagian cerita yang

tidak ada dalam cerita yang dimiliki berdasarkan kata kunci

yang telah diberikan oleh teman pasangan atau angota

kelompok. Kegiatan ini dilakukan bergantian, dimulai dari

siswa dua menebak cerita Kancil dan Buaya Bagian 1 dan

dilanjutkan siswa satu untuk menebak cerita Kancil dan Buaya

Bagian 2 agar membentuk suatu cerita yang berurutan. Kalimat

yang dibuat siswa dalam menebak cerita tidak harus sama

dengan yang ada di cerita. Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi siswa belajar, bukan untuk

mendapatkan jawaban yang benar.

Setelah masing-masing siswa menebak bagian cerita,

kemudian didiskusikan untuk mengetahui bagian cerita secara

keseluruhan sehingga siswa bisa saling melengkapi.

(3) Konfirmasi

Konfirmasi dilakukan dengan mempresentasikan hasil

kerja kelompok dari kegiatan bercerita berpasangan. Tiap

kelompok maju ke depan satu per satu. Tiap anggota kelompok

membawakan bagian cerita yang ditebak pada saat kegiatan

bercerita berpasangan sehingga kedua-duanya berpartisipasi

aktif dalam kegiatan mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Page 80: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Ketika kelompok sedang mempresentasikan, kelompok lain

mendengarkan dan memperhatikan. Ketika presentasi selesai

kelompok lain boleh menanggapi hasil kerja kelompok yang

telah dipresentasikan. Guru menegaskan dan meluruskan hasil

kerja kelompok yang telah dipresentasikan setelah semua

kelompok maju mempresentasikan hasil kerjanya.

d) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan dengan membuat kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru bersama siswa membuat

kesimpulan mengenai pelajaran yang dapat dipetik dari cerita yang

telah menjadi bahan pembelajaran.

Setelah itu, guru mengadakan evaluasi yang berupa tes

keberanian berbicara. Tes keberanian berbicara dilakukan dengan

siswa maju satu per satu untuk bercerita di depan kelas.

e) Pasca Kegiatan

Kegiatan pasca kegiatan dilakukan dengan menasehati

siswa dan berdoa sebelum pulang sekolah.

2) Pertemuan ke-2

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2012.

Materi cerita anak yang digunakan Moni yang Baik Hati. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Pra Kegiatan

Pra kegiatan dilakukan dengan mengabsen siswa dan

mengkondisikan kelas. Pengkondisiian kelas dilakukan dengan

mengecek kesiapan siswa.

b) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan kegiatan apersepsi.

Guru mengajak siswa melakukan kegiatan permainan kata

misterius. Permainan ini dilakukan dengan guru memberikan satu

kata kunci yang berkaitan dengan kata misterius tersebut. Kata

kunci yang diberikan guru dijadikan acuan siswa untuk menebak

Page 81: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kata misterius tersebut. Siswa menebak dengan cara mengajukan

pertanyaan kepada guru dan guru hanya menjawabnya ya atau

tidak/bukan.

Setelah apersepsi dilanjutkan dengan penjelasan guru

mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan adalah pembelajaran bercerita menggunakan

metode bercerita berpasangan. Guru juga menjelaskan bahwa

setelah kegiatan pembelajaran bercerita dengan menggunakan

metode bercerita berpasangan diharapkan siswa dapat lebih berani

tampil bercerita karena telah berlatih pada saat melakukan bercerita

berpasangan. Oleh karena itu, siswa diharapkan menjadi lebih siap

sehingga berani tampil bercerita di depan kelas.

c) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan melakukan curah

gagasan mengenai binatang yang menjadi tokoh utama dalam

cerita. Curah gagasan yang dilakukan menggunakan boneka

tangan yaitu boneka tangan monyet dan harimau. Guru

melakukan curah gagasan mengenai sifat atau watak kebiasaan

dan habitat hewan yang menjadi tokoh yaitu monyet dan

harimau.

(2) Elaborasi

Pada awal elaborasi guru terlebih dahulu membagi

siswa ke dalam 10 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri

dari dua orang siswa atau dua pasang siswa. Guru membagi

kelompok siswa sesuai dengan teman duduk siswa. Guru

memberikan nama kepada kelompok agar lebih menarik siswa.

Setelah pembagian kelompok dilakukan, guru

menjelaskan kegiatan bercerita berpasangan secara rinci tiap

langkah. Selain itu, siswa diberi lembar petunjuk langkah-

Page 82: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

langkah metode bercerita berpasangan. Tiap langkah yang

dilakukan siswa dalam kegiatan bercerita berpasangan

dilakukan secara serempak dengan dipandu dan dibimbing

oleh guru.

Pertama, guru memberikan cerita kepada masing-

masing kelompok yang telah dibagi menjadi dua bagian. Tiap

anggota kelompok akan menerima satu bagian cerita yang

merupakan bagian awal yang hilang atau lanjutan dari bagian

cerita anggota kelompok lainnya. Pada pertemuan kali ini guru

memberikan cerita berjudul “Moni yang Baik Hati”. Siswa

satu menerima cerita Moni yang Baik Hati bagian 1 dan siswa

dua menerima cerita Moni yang Baik Hati bagian 2. Selain

memberikan cerita, guru juga memberikan lembar lengkah-

langkah bercerita berpasangan dan petunjuk mencari kata

kunci. Sehingga siswa akan lebih mudah dan tidak bingung

dalam melaksanakan kegiatan bercerita berpasangan. Setelah

masing-masing siswa menerima bagian ceritanya, siswa

membaca cerita tersebut sesuai dengan waktu yang telah

diberikan oleh guru.

Selanjutnya siswa menentukan kata kunci dari cerita

yang telah dibaca. Kata kunci diberikan kepada teman

pasangan atau anggota kelompok dengan cara melisankan kata

kunci tersebut. Siswa boleh mencatat kata kunci yang

diberikan oleh teman pasangannya untuk mempermudah dalam

mengingat. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian, siswa

satu memberikan kata kunci kepada siswa dua dan sebaliknya,

siswa dua memberikan kata kunci kepada siswa satu.

Setelah itu, siswa mencoba menebak bagian cerita yang

tidak ada dalam cerita yang dimiliki berdasarkan kata kunci

yang telah diberikan oleh teman pasangan atau angota

kelompok. Kegiatan ini dilakukan bergantian, dimulai dari

Page 83: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

siswa dua menebak cerita Moni yang Baik Hati Bagian 1 dan

dilanjutkan siswa satu untuk menebak cerita Moni yang Baik

Hati Bagian 2 agar membentuk suatu cerita yang berurutan.

Kalimat yang dibuat siswa dalam menebak cerita tidak harus

sama dengan yang ada di cerita. Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi siswa belajar, bukan untuk

mendapatkan jawaban yang benar.

Setelah masing-masing siswa menebak bagian cerita,

kemudian didiskusikan untuk mengetahui bagian cerita secara

keseluruhan sehingga siswa bisa saling melengkapi.

(3) Konfirmasi

Konfirmasi dilakukan dengan mempresentasikan hasil

kerja kelompok dari kegiatan bercerita berpasangan. Tiap

kelompok maju ke depan satu per satu. Tiap anggota kelompok

membawakan bagian cerita yang ditebak pada saat kegiatan

bercerita berpasangan sehingga kedua-duanya berpartisipasi

aktif dalam kegiatan mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Ketika kelompok sedang mempresentasikan, kelompok lain

mendengarkan dan memperhatikan. Ketika presentasi selesai

kelompok lain boleh menanggapi hasil kerja kelompok yang

telah dipresentasikan. Guru menegaskan dan meluruskan hasil

kerja kelompok yang telah dipresentasikan setelah semua

kelompok maju mempresentasikan hasil kerjanya. Guru

memberikan hadiah kepada kelompok yang berhasil

menyelesaikan tugas dan telah mempresentasikan hasil

kerjanya dengan baik.

d) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan dengan membuat kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru bersama siswa membuat

kesimpulan mengenai pelajaran yang dapat dipetik dari cerita yang

telah menjadi bahan pembelajaran.

Page 84: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Setelah itu, guru mengadakan evaluasi yang berupa tes

keberanian berbicara. Tes keberanian berbicara dilakukan dengan

siswa maju satu per satu untuk bercerita di depan kelas.

e) Pasca Kegiatan

Kegiatan pasca kegiatan dilakukan dengan menasehati

siswa dan berdoa sebelum pulang sekolah.

c. Observasi

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif yang diukur meliputi kompetensi produk dan

kompetensi proses. Kompetensi produk yang diamati didapatkan dari

hasil tes keberanian berbicara siswa dalam bercerita di depan kelas

secara individu. Sedangkan kompetensi proses didapatkan dari

pengamatan atau observasi pada saat kelompok melakukan kegiatan

bercerita berpasangan.

a) Kompetensi Produk

Kompetensi produk mengacu pada hasil tes keberanian

berbicara siswa dalam bercerita di depan kelas secara individu

pada siklus II. Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai tes keberanian

berbicara siklus II (lihat lampiran 21) dapat dibuat distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Tes

Keberanian Berbicara Siklus II

Kategori Frekuensi %

Relatif Kumulatif

TB 0 0 0

KB 0 0 0

CB 0 0 0

B 7 35 35

SB 13 65 100

20 100

Page 85: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan tabel 9 di atas maka dapat disajikan dalam

grafik pada gambar 9 sebagai berikut:

Gambar 9. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Keberanian

Berbicara Siklus II

Berdasarkan grafik pada gambar 9 menunjukkan bahwa

siswa yang termasuk kategori B atau berani (70-79) sebanyak 7

siswa atau 35%. Siswa yang termasuk kategori SB atau sangat

berani (≥80) sebanyak 13 siswa atau 65%.

b) Kompetensi Proses

Kompetensi proses mengacu pada penilaian siswa pada

saat melakukan kegiatan bercerita berpasangan secara

berkelompok. Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai kompetensi

proses siklus II (lihat lampiran 23), dapat dibuat distribusi

frekuensi pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai

Kompetensi Proses Kegiatan Bercerita Berpasangan

Siklus II

No. Urut Frekuensi %

Relatif Kumulatif

D 0 0 0

C 4 20 20

B 2 10 30

A 14 70 100

20 100

02468

101214

TB KB CB B SB

Fre

kue

nsi

Kategori

Banyak Siswa

Page 86: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada tabel 10 di atas

maka dapat disajikan dalam grafik pada gambar 10 sebagai

berikut:

Gambar 10. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Kompetensi Proses

Siklus II

Berdasarkan grafik pada gambar 10 di atas menunjukkan

bahwa siswa yang termasuk kategori kurang baik atau D tidak

ada. Siswa yang termasuk kategori cukup atau C sebanyak 4

siswa atau 20%. Siswa yang termasuk kategori baik atau B

sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang termasuk kategori A atau

sangat baik sebanyak 14 siswa.

2) Aspek Afektif

Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai aspek afektif siklus II

(lihat lampiran 27), dapat dibuat distribusi frekuensi seperti pada

table 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek

Afektif Siklus II

Kategori Frekuensi %

Relatif Kumulatif

D 0 0 0

C 2 10 10

B 9 45 55

A 9 45 100

20 100

02468

10121416

D C B A

Fre

kue

nsi

Kategori

Banyak Siswa

Page 87: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan tabel 11 di atas maka dapat disajikan dalam

gragik pada gambar 11 sebagai berikut:

Gambar 11. Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Siklus II

Berdasarkan grafik pada gambar 11 menunjukkan bahwa

siswa yang termasuk kategori C/cukup (60-69) sebanyak 2 siswa

atau 10%. Siswa yang termasuk kategori B/baik (70-79) sebanyak 9

siswa atau 45%. Siswa yang termasuk kaegori A/sangat baik (≥80)

sebanyak 9 siswa atau 45%.

3) Aspek Psikomotorik

Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai aspek psikomotorik siklus

II (lihat lampiran 31) dapat dibuat tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek

Psikomotorik Siklus II

Kategori Ferkuensi %

Relatif Kumulatif

D 1 5 5

C 9 45 50

B 5 25 75

A 5 25 100

20 100

Berdasarkan tabel 12 maka dapat disajikan dalam grafik pada

gambar 12 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

D C B A

Fre

kuen

si

Kategori

Banyak Siswa

Page 88: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 12. Hasil Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Siklus II

Berdasarkan grafik pada gambar 12 menunjukkan bahwa

siswa yang termasuk kategori D/kurang sebanyak 1 siswa ata 5%.

Siwa yang termasuk kategori C/cukup (60-69) sebanyak 2 siswa atau

10%. Siswa yang termasuk kategori B/baik (70-79) sebanyak 9 siswa

atau 45%. Siswa yang termasuk kaegori A/sangat baik (≥80)

sebanyak 9 siswa atau 45%.

4) Observasi Guru

Pada siklus II guru mendapatkan nilai ketermapilan

mengajar sebesar 3,7 (lihat lampiran 34) dan termasuk dalam

kategori A. Hasil yang diperoleh merupakan perbaikan dari refleksi

yang dilakukan pada siklus II. Refleksi pada siklus I dijadikan dasar

oleh guru untuk merencanakan tindakan pada siklus II. Sehingga

perencanaan dan tindakan yang dilakukan oleh guru sudah baik dan

benar.

Guru melakukan persiapan dengan sangat matang. Hal ini

dapat dibuktikan dengan persiapan yang dilakukan guru dengan

membuat RPP, mempersiapkan materi pembelajaran dengan baik

dan mempersiapkan segala peralatan dan bahan ajar dengan

semaksimal mungkin.

Guru membuka pembelajaran dengan melakukan beberapa

variasi yaitu mengkondisikan siswa dengan melakukan permainan

0

2

4

6

8

10

D C B A

Fre

kue

nsi

Kategori

Banyak …

Page 89: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

terlebih dahulu. Setelah itu, guru baru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Sebelum siswa melakukan kegiatan bercerita berpasangan,

guru terlebih dahulu menjelaskan kembali kegiatan bercerita

berpasangan agar siswa tidak bingung dalam melakukan kegiatan

pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

telah ditetapkan oleh guru. Selain itu, guru cukup bisa menguasai

kelas baik dalam menyampaikan penjelasan maupun dalam

pelaksanaan kegiatan bercerita berpasangan.

Media yang disiapkan pada siklus II oleh guru masih

menggunakan boneka tangan. Boneka tangan yang digunakan

disesuaikan dengan kebutuhan dan materi cerita anak yaitu boneka

Kancil dan Buaya pada siklus I dan Monyet dan Harimau pada siklus

II. Siswa terlihat sangat tertarik ketika menggunakannya untuk

bercerita.

Sebelum siswa maju bercerita di depan kelas, guru

mencontohkan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan.

Pada saat siswa akan bercerita secara berpasangan di depan kelas,

guru memberikan contoh dan membantu siswa menggunakan boneka

tangan dengan baik dan benar.

Pada awalnya siswa merasa sungkan dan kikuk dalam

menggunakan media boneka tangan sambil bercerita di depan kelas.

Tetapi, lama kelamaan siswa merasa asyik dan senang menggunakan

media boneka tangan dalam bercerita berpasangan.

Selama pembelajaran berbicara dengan menerapkan metode

bercerita berpasangan ini, guru sebisa mungkin menumbuhkan

suasana yang menyenangkan sehingga siswa dapat aktif dan antusias

dalam mengikuti pembelajaran.

Guru selalu memantau kemajuan belajar selama proses

pembelajaran berlangsung. Kemajuan belajar siswa tampak dari

Page 90: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

keaktifan dan keantusiasan siswa dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang cukup menunjukkan ke arah yang jauh lebih baik

daripada siklus I.

Guru melakukan penilaian selama proses pembelajaran

berlangsung bukan hanya pada saat tes akhir saja. Instrument yang

disiapkan guru sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

Bahasa yang digunakan oleh guru mudah dipahami siswa

dan penyampaian pesan yang menarik perhatian siswa. Oleh karena

itu, siswa menjadi antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Guru menutup pembelajaran dengan melakukan kegiatan

membuat kesimpulan. Kegiatan membuat kesimpulan dilakukan

dengan melibatkan seluruh siswa sehingga siswa mampu

berpartisipasi aktif dalam membuat kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

d. Refleksi

Secara keseluruhan penelitian pada siklus II sudah berjalan

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah diperoleh baik dari

nilai aspek kognitif yang meliputi kompetensi produk dan kompetensi

proses, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Nilai tes keberanian berbicara pada siklus II mencapai rata-rata

klasikal 82 dan 100% siswa dapat mencapai kategori berani atau sangat

berani. Hal ini menunjukkan indikator kinerja telah tercapai dengan baik.

Hasil yang telah tercapai membuktikan bahwa metode bercerita

berpasangan dapat meningkatkan keberanian berbicara siswa. SD Negeri

1 Jlamprang.

C. Perbandingan Antar Siklus

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian didapatkan hasil nilai tes keberanian

berbicara yang meningkat dari siklus I hingga siklus II. Adapun hasil

perbandingannya dapat dilihat dalam grafik pada gambar 13 sebagai berikut:

Page 91: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Gambar 13. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Rata-rata Tes Keberanian

Berbicara Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan grafik pada gambar 13 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-

rata tes keberanian berbicara meningkat dari 66 menjadi 73 pada siklus I, dan

meningkat menjadi 82 pada siklus II. Sedangkan persentase keberanian yang

dicapai dapat dilihat pada gambar 14 sebagai berikut:

Gambar 14. Grafik Persentase Keberanian Berbicara Siswa Siklus I dan Siklus II

Pada pra siklus pembelajaran yang dilaksanakan belum menerapkan

metode bercerita berpasangan, jumlah siswa yang dapat mencapai kategori berani

atau sangat berani sebanyak 50% dari 20 jumlah siswa secara keseluruhan.

Pada siklus I jumlah siswa yang dapat mencapai kategori berani atau

sangat berani sebanyak 70% dari 20 jumlah siswa secara keseluruhan. Hal ini

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pra I II

Nila

i Rat

a-r

ata

Siklus

Nilai Rata-rata

0

20

40

60

80

100

120

Pra I II

Pe

rse

nta

se K

ela

s

Siklus

Nilai Rata-rata

Page 92: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

membuktikan bahwa hasil penelitian pada siklus I dapat mencapai indikator

ketercapaian yaitu 70% dari 20 jumlah siswa secara keseluruhan. Sedangkan

siklus II siswa yang dapat mencapai kategori berani atau sangat berani sebanyak

100% dari 20 jumlah siswa secara keseluruhan.

Selain peningkatan keberanian siswa, aktivitas siswa juga mengalami

peningkatan baik meliputi proses, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Adapun

peningkatan aktivitas siswa dari siklus I hingga siklus II dapat dilihat dalam grafik

pada gambar 15 sebagai berikut:

Gambar 15. Grafik Perbandingan Hasil Kompetensi Proses, Aspek Afektif dan

Aspek Psikomotorik Siklus I dan SIklus II

Bardasarkan grafik pada gambar 15 di atas menunjukkan bahwa nilai

kompetensi proses meningkat dari 71 pada siklus I menjadi 82 pada siklus II.

Nilai aspek afektif meningkat dari 71 pada siklus I menjadi 79 pada siklus II. Nilai

aspek psikomotorik meningkat dari 63 pada siklus I menjadi 72 pada siklus II.

Adapun peningkatan kemampuan guru mengajar dapat dilihat pada gambar

16 sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus I Siklus II

Nilai Tiap Siklus

Kompetensi Proses

Aspek Afektif

Aspek Psikomotorik

Page 93: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Gambar 16. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru Mengajar

Berdasarkan gambar 16 di atas kemampuan guru mengajar meningkat dari

3,4 pada siklus I menjadi 3,7 pada siklus II. Peningkatan ini dapat terjadi setelah

diadakan refleksi pada siklus I. Refleksi ini sebagai dasar perencanaan dari

pelaksananaan tindakan selanjutnya, yaitu siklus II.

D. Pembahasan

Setelah hasil penelitian dideskripsikan hasilnya tiap siklus dan

dibandingkan antar siklus, kemudian hasil penelitian yang di dapatkan dianalisis

berdasarkan indikator ketercapaian yang telah ditetapkan.

Hasil tes keberanin pada siklus I telah mencapai indikator ketercapaian

yaitu 70% siswa dapat memenuhi kategori minimal kategori berani, yaitu antara

rentang nilai 70-79 dan maksimal kategori sangat berani, yaitu rentang nilai 80-

100. Hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan kategori yang telah dicapai yaitu

sebanyak 70% dari jumlah siswa secara klasikal mampu memenuhi kategori

berani dan sangat berani dengan nilai rata-rata 73. Selebihnya 30% siswa tidak

dapat memenuhi kategori baik berani maupun sangat berani karena beberapa

faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberanian siswa pada siklus I

adalah faktor intern siswa. Karakter siswa yang pendiam membuat siswa tidak

percaya diri saat bercerita di depan kelas. Selain itu, kemampuan berbahasa,

khususnya dalam penggunaan tata bahasa yang diungkakan dalam kalimat dan

rangkaian kalimat. Hal tersebut kemudian dapat di atasi peneliti dan pada siklus

ke-II dengan menggunakan permainan kata pada kegiatan curah gagasan agar

3.25

3.3

3.35

3.4

3.453.5

3.55

3.6

3.65

3.7

3.75

I II

Nila

i A

PK

G

Siklus

Nilai Rata-rata

Page 94: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

siswa lebih mudah dalam merangkai kalimat dalam bercerita. Hal ini terbukti pada

siklus II keberanian siswa meningkat dari 70% menjadi 100% dengan rata-rata

nilai 82.

Berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru juga

melakukan penilaian terhadap aspek-aspek lainnya selam proses pembelajaran

berlangsung. Seiring dengan meningkatnya keberanian siswa, kualitas proses juga

mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata yang didapatkan siswa

pada kompetensi proses meningkat dari 71 pada siklus I menjadi 82 pada siklus II.

Aspek afektif siswa juga mengalami peningkatan dari 71 pada siklus I menjadi

meningkat menjadi siklus 79 pada siklus II. Selain aspek afektif, aspek

psikomotorik juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 63 menjadi 72.

Peningkatan aspek ini membuktikan bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan

materi dan menilai hasil atau produknya saja. Peneliti tetap memperhatikan aspek-

aspek lain agar penilaian yang dilaksanakan tidak hanya sekedar mendapatkan

hasil yang asal bagus saja.

Aspek-aspek lain yang terlihat dalam aktifitas siswa meliputi kompetensi

proses, aspek afektif dan aspek psikomotorik memiliki hubungan yang selaras

dengan hasil yang didapatkan siswa yaitu berupa keberanian berbicara dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia materi cerita anak. Keberanian siswa yang

meningkat diimbangi dan dihasilkan pula oleh proses pembelajaran yang baik.

Selain itu, hasil penelitian yang didapatkan dipengaruhi pula oleh kemampuan

guru mengajar. Kemampuan guru mengajar meningkat dari 3,4 pada siklus I dan

3,7 pada siklus II.

Secara keseluruhan, antara hasil yang berupa peningkatan keberanian

siswa, aktivitas siswa dan kemampuan mengajar guru memiliki peningkatan yang

sejalan dan saling mempengaruhi. Tanpa adanya proses yang baik tidak akan

dapat menghasilkan hasil yang baik pula.

Page 95: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus

dengan menerapkan metode bercerita berpasangan untuk meningkatkan keberanian

berbicara siswa kelas V SD Negeri Jlamprang pembelajaran Bahasa Indonesia materi

cerita anak berhasil. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya

hasil tes keberanian berbicara dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus

siswa yang dapat mencapai kategori berani atau sangat berani hanya sebanyak 50%

dari jumlah siswa secara keseluruhan. Pada siklus I siswa yang dapat mencapai

kategori berani dan sangat berani sebanyak 70%. Pada siklus II siswa yang dapat

mencapai kategori berani dan sangat berani sebanyak 100%. Sesuai dengan indikator

kinerja yang telah ditetapkan yaitu 70% siswa dapat mencapai kategori berani atau

sangat berani, penelitian ini dinyatakan berhasil. Oleh karena itu, penerapan metode

bercerita berpasangan cocok untuk meningkatkan keberanian berbicara pembelajaran

bahasa Indonesia materi cerita anak siswa kelas V SD Negeri Jlamprang, Bawang,

Batang tahun ajaran 2011/2012.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa

penerapan metode bercerita berpasangan dapat meningkatkan keberanian berbicara

pembelajaran bahasa inonesia materi cerita anak siswa kelas V SD Negeri

Jlamprang, sehingga diperoleh implikasi:

1. Penerapan metode bercerita berpasangan dapat meningkatkan keberanian

berbicara pada pembelajaran bahasa Indonesia materi cerita anak siswa kelas V

SD Negeri Jlamprang.

2. Penerapan metode bercerita berpasangan melatih siswa bercerita secara mandiri

sehingga siswa akan lebih siap dalam melakukan tes keberanian berbicara di

depan kelas.

Page 96: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

3. Penerapan metode bercerita berpasangan memberi kesempatan siswa untuk

berinteraksi antar siswa, guru dan bahan ajar lebih leluasa.

4. Penerapan metode bercerita berpasangan dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam pembelajaran.

5. Penerapan metode bercerita berpasangan dapat mengaktifkan skemata siswa

sehingga siswa dapat melakukan curah gagasan sesuai dengan pengalaman siswa.

6. Penggunaan media boneka tangan dapat menarik siswa dalam bercerita sehingga

siswa lebih antusias dalam melakukan kegiatan bercerita berpasangan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, peneliti dapat memberikan

saran-saran berikut ini:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk menerapkan metode bercerita

berpasangan dalam pembelajaran yang sesuai dengan metode bercerita

berpasangan baik Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lainnya yang sehingga

keberanian siswa meningkat bukan hanya pada satu aspek saja, tetapi menyeluruh.

2. Bagi guru

Guru perlu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan keberanian berbicara siswa dengan menerapkan metode bercerita

berpasangan.

3. Bagi siswa

Siswa hendaknya sering berlatih bercerita menggunakan metode bercerita

berpasangan untuk meningkatkan keterampilan berbicara sehingga siswa siap dan

berani ketika maju bercerita di depan kelas.

4. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis, hendakanya dalam

melakukan kegiatan bercerita berpasangan lebih menggunakan variasi cerita yang

lebih menarik dan familiar bagi anak-anak. Selain itu, perlu dibuat kegiatan

apersepsi, brainstorming dan pengelompokan yang lebih menarik sehingga

Page 97: PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA MELALUI … · materi cerita anak siswa kelas v sd negeri jlamprang awang batang tahun ajaran 2011/2012 ... increasing courage of speaking with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

menggugah semangat anak-anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

berbicara dengan menggunakan metode bercerita berpasangan.