peningkatan hasil belajar matematika materi...
TRANSCRIPT
-
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN
TEAM QUIZ BERBANTU MEDIA TIGA DIMENSI SISWA
KELAS V SEMESTER II MI MA’ARIF BLOTONGAN
KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Siti Umaroh
23040150186
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
-
ii
-
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN
TEAM QUIZ BERBANTU MEDIA TIGA DIMENSI SISWA
KELAS V SEMESTER II MI MA’ARIF BLOTONGAN
KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Siti Umaroh
23040150186
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
-
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Winarno, S.Si, M.Pd.
Dosen Pembimbing IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lampiran : 4 Eksemplar
Saudari : Siti Umaroh
Kepada :
Yth Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Tempat
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : Siti Umaroh
NIM : 23040 15 0186
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang
Dengan Strategi Pembelajaran Team Quiz Berbantu Media Tiga
Dimensi Siswa Kelas V Semester II MI Ma’arif Blotongan
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019
Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosahkan.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 29 Agustus 2019
Dosen Pembimbing
Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.
NIP. 19730526 199903 1 004
-
v
-
vi
DEKLARASI
Yang bertanda tangan d bawah ini:
Nama : Siti Umaroh
NIM : 23040 15 0186
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 29 Agustus 2019
Yang menyatakan
Siti Umaroh
NIM. 23040 15 0186
-
vii
MOTTO
بِٱهللِ َوِكيلا َوَكفَى َو تََوكَّْل َعَل ٱهللِ ۚ
Artinya: “Dan bertawakallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai
pemelihara” (Al Ahzab : 3)
-
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadiran Allah Swt, atas limpahan rahmat serta karuniaNya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibu dan bapakku tersayang, yang selalu membimbingku, memberikan
do’a, kasih sayang, materi dan motivasi dalam hidupku.
2. Dosen Pembimbing Akademik Khulatul Lutfiah, M.Pd.I.
3. Dosen pembimbing skripsi Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.
4. Bapak dan ibu dosen IAIN yang telah bersedia membimbing dan
memberikan ilmunya.
5. Kepala madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Blotongan yang telah
memberikan izin dan membantu dalam proses penelitian.
6. Adik ku Ema Nurliya atas motovasi yang sudah diberikan pada ku.
7. Sahabat ku Ulfa Yulia Ningsih, Revi Gustin, Ema Rusli, Ulun Nayyiroh,
Ria Candra, Heni, Rifa yang telah memberikan dukungan dan motovasi
yang tiada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar
sarjana ini bisa tercapai .
8. Sahabat dan teman seperjuanganku angkatan 2015 khususnya jurusan
PGMI.
-
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi rabbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Dengan
Strategi Pembelajaran Team Quiz Berbantu Media Tiga Dimensi Siswa Kelas
V Semester II MI Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang
selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliau satu-satunya umat
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. Selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga .
3. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah
memberikan kesempatan dan saran yang membangun kepada peneliti.
-
x
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu
menyelesaikan penelitian ini.
5. Seluruh dosen dan staf tenaga administrasi Program SI PGMI yang telah
memberikan pelayanan dengan baik.
6. Bapak Khaerani S.Pd.I selaku kepala sekolah dan Guru Matematika MI
Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti.
7. Siswa-siswi kelas V MI Ma’arif Blotongan yang telah membantu peneliti
dalam mengumpulkan data.
8. Bapak dan ibu serta keluarga yang telah memberikan do’a, motivasi serta
dukungan kepada penulis.
9. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebut satu persatu.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaatkan bagi
penulis kususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 29 Agustus 2019
Siti Umaroh
NIM. 23040 15 0186
-
xi
ABSTRAK
Umaroh, Siti. 2019. “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun
Ruang dengan Strategi Pembelajaran Team Quiz Berbantu Media Tiga
Dimensi Siswa Kelas V Semester II MI Ma’arif Blotongan Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen
Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.
Kata kunci : Hasil Belajar Matematika, Materi Bangun Ruang, Strategi
Pembelajaran Team Quiz, dan Media Tiga dimensi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran team quiz
dan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun
ruang pada siswa kelas V semester II di MI Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus
yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V yang
terdiri dari 23 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi
guru, lembar observasi siswa, butir soal, dan RPP. Analisis data yang digunakan
peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan bila dalam satu
kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas sesuai dengan KKM.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data
sebagai berikut: KKM pada mata pelajaran Matematika adalah 65, sebelum
menggunakan strategi pembelajaran team quiz yang berbantu media tiga dimensi
hanya ada 5 siswa (22%) yang tuntas, sedangkan 18 siswa (18%) belum memenuhi
standar KKM. Setelah menggunakan strategi pembelajaran team quiz yang
berbantu media tiga dimensi dalam mata pelajaran matematika pada siklus I
diperoleh data 12 siswa yang tuntas degan presentase 52% dan 11 siswa belum
tuntas dengan presentase 48%, jika dilihat terjadi peningkatan sebesar 30%. Setelah
dilakukan refleksi siklus I, peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II yaitu
terdapat 20 siswa yang tuntas dengan presentase ketuntasan sebesar 87% sedangkan
3 siswa tidak tuntas atau belum memenuhi standar KKM. Terjadi peningkatan hasil
belajar dari pra siklus dengan siklus I yaitu sebesar 30%, sedangkan dari siklus I ke
siklus II terjadi peningkatan sebesar 35%. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran team quiz yang berbantu media tiga dimensi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi bangun ruang.
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii
HALAMAN JUDUL ................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ............................................... v
DEKLARASI .............................................................................................. vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
ABSTRAK .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 8
1. Kegunaan Secara Teoritik ......................................................... 8
2. Kegunaan Secara Praktis ........................................................... 8
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................. 9
1. Hipotesis .................................................................................... 9
2. Indikator Keberhasilan .............................................................. 10
F. Metode Penelitian............................................................................ 10
1. Rancangan Penelitian ................................................................ 10
2. Subjek Penelitian ....................................................................... 11
3. Langkah-langkah Penelitian ...................................................... 12
4. Teknik Pengumpulan data ......................................................... 14
5. Instrumen penelitian .................................................................. 16
-
xiii
6. Analisi Data ............................................................................... 17
G. Definisi Operasional........................................................................ 18
H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori .................................................................................... 21
1. Kajian Teori .............................................................................. 21
a. Hasil belajar ........................................................................ 21
b. Matematika .......................................................................... 28
c. Strategi Team Quiz .............................................................. 32
d. Media Tiga Dimensi ............................................................ 35
e. Bangun Ruang ..................................................................... 42
2. Kajian Materi ............................................................................ 43
a. Sifat-sifat Bangun Ruang .................................................... 43
b. Jaring-jaring Bangun Ruang ............................................... 47
B. Kajian Pustaka ................................................................................. 51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ....................................................... 54
1. Perencanaan............................................................................... 54
2. Pelaksanaan ............................................................................... 55
3. Pengamatan (observasi) ............................................................ 57
4. Refleksi (reflection) .................................................................. 61
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...................................................... 64
1. Perencanaan............................................................................... 64
2. Pelaksanaan ............................................................................... 65
3. Pengamatan (observasi) ............................................................ 67
4. Refleksi (reflection) .................................................................. 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 73
1. Deskripsi Data Pra Siklus ......................................................... 73
2. Deskripsi Data siklus I .............................................................. 75
3. Deskripsi data siklus II .............................................................. 78
-
xiv
B. Pembahasan ..................................................................................... 81
1. Hasil Sebelum PTK ................................................................... 81
2. Hasil Penelitian Siklus I ............................................................ 82
3. Hasil Penelitian Siklus II ........................................................... 83
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 86
B. Saran ................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 89
LAMPIRAN ................................................................................................ 91
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Waktu Pelaksanaan .................................................................... 11
Tabel 3.1 Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................. 57
Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................... 59
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................... 67
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa Siklus II .............................................. 69
Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Pra Siklus .......................................... 73
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................ 76
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 78
Tabel 4.4 Presentase Pra Siklus .................................................................. 81
Tabel 4.5 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus I ....................................... 82
Tabel 4.6 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus II ...................................... 83
Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa ....................................... 84
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kubus ...................................................................................... 43
Gambar 2.2 Balok ....................................................................................... 44
Gambar 2.3 Prisma Segitiga ........................................................................ 44
Gambar 2.4 Limas ....................................................................................... 45
Gambar 2.5 Tabung ..................................................................................... 46
Gambar 2.6 Kerucut .................................................................................... 47
Gambar 2.7 Jaring-Jaring Kubus................................................................. 49
Gambar 2.8 Jaring-Jaring Balok ................................................................. 49
Gambar 2.9 Jaring-Jaring Prisma Segitiga .................................................. 50
Gambar 2.10 Jaring-Jaring Limas Segi Empat ........................................... 50
Gambar 2.11 Jaring-Jaring Tabung ............................................................. 50
Gambar 2.12 Jaring-Jaring Kerucut ............................................................ 50
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Siswa Pra Siklus ....................................... 75
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus I ........................................... 78
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus II .......................................... 80
Gambar 4.4 Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus II . 84
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi Skripsi ...................................................... 92
Lampiran 2 Lembar Pembimbing Skripsi ................................................... 94
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................... 95
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian ................................................... 96
Lampiran 5 Profil Sekolah .......................................................................... 97
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I........................... 102
Lampiran 7 Rancana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 115
Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal Siklus I ............................................................. 132
Lampiran 9 Kisi-Kisi Soal Siklus II ............................................................ 133
Lampiran 10 Lembar Soal Tes Evaluasi Sikls I .......................................... 134
Lampiran 11 Lembar Soal Tes Evaluasi Sikls II ........................................ 136
Lampiran 12 Lembar Hasil Observasi Siswa Siklus I ................................ 138
Lampiran 13 Lembar Hasil Observasi Siswa Siklus II ............................... 141
Lampiran 14 Lembar Hasil Observasi Guru Siklus I .................................. 144
Lampiran 15 Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II ................................ 146
Lampiran 16 Lembar Nilai Pra Siklus ........................................................ 148
Lampiran 17 Lembar Nilai Siklus I ............................................................ 149
Lampiran 18 Lembar Nilai Siklus II ........................................................... 150
Lampiran 19 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ......................................... 151
Lampiran 20 Daftar SKK ............................................................................ 154
Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup ............................................................ 158
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujun pendidikan di
Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” (Afandi, Chamala, Wardani, 2013:8).
Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk
menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh
dengan persaingan. Maka di sinilah pendidikan berperan sebagai penentu
kualitas, daya saing dan nilai setiap individu.
Pentingnya pendidikan bukan satu hal yang diragukan lagi di seluruh
dunia khususnya di Indonesia. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt
dalam Al Qur’an surah Al Mujadalah ayat 11:
َوٳِذَا قِْيَل ٱنُشُزْوا اْ ٳِذَا قِْيَل لَُكْم تَفَسَُّخواْ فِى ٱْلَمَجِلِس فَٱْفَسُحْوا يَْفَسحِ ٱهللُ لَُكمْ ۖࣤأَيَُّها ٱلَِّذْيَن َءاَمنُو
ࣤ ي
ٍت َۚوٱهللُ بِ َ {۱۱َما تَْعَملُْوَن َخبِْيٌر}فَٱنُشُزْوا يَْرفَعِ ٱهللُ ٱلَِّذْيَن َءاَمنُْوا ِمْنُكْم َوٱلَِّذْيَن أُْوتُْوا ٱْلِعْلَم دََرج
-
2
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa
yang kamu kerjakan." (Q.S Al Mujadalah: 11)
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa dengan ilmu yang dimiliki
manusia melalui proses belajar maka akan Allah Swt, memberikan derajat
yang lebih tinggi (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:19). Oleh karena
itu, dengan melalui pendidikanlah orang dapat menambah dan
mengembangkan pengetahuan, serta dapat mengoptimalkan bakat dan
kemampuan yang mereka miliki. Untuk itulah meningkatkan kualitas
pendidikan sangat diperlukan.
Meningatkan kualitas pendidikan pada proses pembelajaran
merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh setiap pendidik. Kualitas
proses pembelajaran sangat berkaitan erat dengan minat dan hasil belajar
siswa yang dapat tergali melalui kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan
pembelajaran komponen yang menentukan tercapainya suatu kompetensi
yaitu pengunaan media pembelajaran yang sesuai dengan topik yang akan
dipelajari, tingkat perkembangan intelektual siswa, keterlibatan siswa
-
3
secara aktif dan keterkaitan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-
hari (Sanaky, 2013).
Tujuan pembelajaran matematika menurut suherman (Nurbani dan
Sofya, 2015) adalah mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi
perubahan keadaan dalam kehidupan dengan menggunakan pemikiran yang
logis, kritis, jujur dan efektif, dan mempersiapkan siswa agar dapat
menggunakan pola pikir matematika dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan, menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung
dengan bilangan sebagai alat hitung dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika harus diberi peran yang lebih besar
sehingga ia tidak hanya menjadi saingan untuk masa depan para siswa,
namun kita harus memanfaatkan matematika agar para siswa kita dapat
bersaing dengan warga bangsa lain. Mengingat begitu pentingnya
matematika maka kita harus bisa mendukung dan pemerintah Indonesia
yang harus memanfaatkan kelebihan matematika agar bangsa ini dapat
berperan aktif dalam persaingan global (Shadiq, 2014:4).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan minat dan hasil
belajar dengam mengembangkan berbagai pendekatan, model, metode dan
strategi bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Selain pemerintah guru
bertugas untuk membuat kegiatan pembelajaran menjadi semenyenangkan
mungkin dan guru harus bisa memberi pengalaman bermakna bagi siswa
pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan dapat
-
4
meningkatkan minat belajar siswa dan siswa juga dapat meraih hasil belajar
di atas KKM yang telah ditentukan.
Guru memegang peran sentral dalam mewujudkan keberhasilan
pembelajaran. Sebagai manajer pembelajaran di kelas guru berperan penting
dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sebab guru yang terlibat lagsung
dalam membina dan mengajar siswa di sekolah melalui proses pembelajaran
(Syanaki, 2013). Guru harus merancang perangkat pembelajaran yang
efektif dan efisien dalam menunjang hasil belajar siswa. Dalam merancang
perangkat pembelajaran, guru harus memperhatikan tahap perkembangan
peserta didik. Penggunaan strategi dan metode pembelajaran harus sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Peserta didik bukan hanya sebagai objek
pembelajaran, tetapi juga sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif
berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
yang tepat juga perlu diperhatikan. Dengan begitu, siswa akan mendapatkan
hasil belajar yang optimal (Mukhlisin, 2016:2).
Pada kenyataanya hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Blotongan
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada mata pelajaran matematika masih
rendah. Berdasarkan data nilai ulangan harian sesuai hasil wawancara
tanggal 20 Maret 2019 peneliti dengan guru kelas V MI Ma’arif Blotongan
menyatakan bahwa, dari 23 peserta didik yang ada di kelas tersebut hanya
5 orang yang memenuhi ketuntasan, selebihnya (18 orang) masih belum
mencapai ketuntasan minimal. Jika dalam bentuk presentase, maka dapat
dilihat bahwa 5 dari 23 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
-
5
(KKM 60) hanya ada 22% yang sudah memenuhi target, kemudian sisanya
78% masih belum memenuhi ketuntasan.
Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa hal,
seperti dalam proses pembelajaran matematika guru masih berorientasi pada
buku peket atau LKS di mana siswa hanya mendengarkan penjelasan yang
diberikan guru tanpa menerapkan dan menemukan konsep yang ada dalam
materi tersebut, kemudian kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagian
besar hanya mencatat saja, mengerjakan latihan soal tanpa meguasai
konsepnya terlebih dahulu. proses pembelajaran tersebut membuat siswa
masih merasa kesulitan ketika mengerjakan soal-soal tentang bangun ruang
segiempat sehingga berdampak pada rendahnya minat dan hasil belajar
siswa. Selain itu ada faktor lain yang mempengaruhinya yaitu guru tidak
mengguanakan alat peraga, dan juga guru hanya menganggap pembelajaran
metematika hanya tentang menghafal rumus saja.
Seringkali dalam upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran
matematika ada permasalahan yang selalu munucul yaitu bagaimana cara
menigkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memilih dan menerapkan
pendekatan yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran, jika guru
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat maka minat belajar siswa
akan meningkat dan jika minat siswa sudah ada maka hasil belajar akan ikut
menigkat.
-
6
Ada berbagai macam pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi.
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru untuk menentukan
bagaimana proses pembelajaran yang akan digunakan dalam upaya untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain strategi pembelajaran guru juga harus
bisa menggunakan benda-benda konkret yang ada di sekitar siswa sebagai
media pembelajaran.
Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, menentukan stategi
pembelajaran dan media pembelajaran matematika sangat diperlukan untuk
menunjang hasil belajar siswa. Strategi Team Quiz dan media tiga dimensi
dapat dijadikan alternatif solusi untuk membelajarkan materi bangun ruang.
Strategi pembelajaran Team Quiz adalah salah satu tipe model pembelajaran
aktif yang mana siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar di mana semua
anggotanya bersama-sama mempelajari materi, mendiskusikan materi,
saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah
materi disampaikan terjadi sesi tanya jawab, setelah salah satu kelompok
selesai mempresentasikan materi. Media tiga dimensi adalah sekelompok
media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi.
Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun
mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya
(Santyasa, 2007: 15).
Penggunaan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang
menarik akan merangsang minat dan perhatian siswa dalam mengikuti
-
7
proses pembelajaran bangun ruang. Selain itu, penggunaan media ini akan
membantu siswa dalam memahami konsep dasar matematika. Apabila
konsep dasar sudah dipahami, pastinya akan membantu meningkatkan hasil
belajar siswa.
Untuk itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul:
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM
QUIZ BERBANTU MEDIA TIGA DIMENSI SISWA KELAS V
SEMESTER II MI MA’ARIF BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: Apakah penerapan strategi pembelajaran Team
Quiz yang berbantu media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi bangun ruang siswa kelas V semester II MI Ma’arif
Blotongan Kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk meningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang dengan
menggunakan strategi Team Quiz berbantu media tiga dimensi pada siswa
-
8
kelas V semester II MI Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan secara teoritik
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai cara mengatasi permasalahan dalam proses
pembelajaran terutama bagaimana cara meningkatkan hasil belajar
Matematika materi bangun ruang kelas V Madrasah Ibtidaiyah. Hasil
penelitian ini juga diharapkan memberikan khasanah ilmu mengenai
penerapan strategi pembelajaran Team Quiz dan media tiga dimensi.
2. Kegunaan secara praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi siswa, guru, sekolah, dan bagi peneliti lain.
a. Bagi siswa
1) Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang
lebih baik melalui strategi pembelajaran Team Quiz berbantu
media tiga dimensi.
2) Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika melalui media tiga dimensi.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika materi bangun ruang.
-
9
b. Bagi Guru
1) Guru mendapat masukan dalam meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran Matemaika.
2) Guru termotivasi untuk melakukan inovasi strategi dan media
pembelajaran terutama Strategi Team Quiz dan media tiga
dimensi.
3) Meningkatkan rasa percaya diri dan kinerja guru.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan untuk meningkatkan media
pendidikan dan memberikan nilai posotif MI Ma’arif Blotongan
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
d. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan
referensi tentang penerapan strategi pembelajaran Team Quiz dan
media tiga dimensi.
E. Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan
1. Hipotesis
Hipotesis merupakan pertanyaan logis yang menjadi dasar untuk
menarik suatu kesimpulan sementara, atau proses berfikir deduksi
mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Hipotesis merupakan
jawaban yang masih bersifat sementara dan teoritis. Dalam penelitian
ini hipotesisnya sebagai berikut:
-
10
“Jika strategi pembelajaran Team Quiz berbantu media tiga dimensi
digunakan dengan baik maka dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi bangun ruang siswa kelas V semester II MI Ma’arif
Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2018/2019.”
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi pembelajaran Team Quiz berbantu media tiga
dimensi dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapan dapat
tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Adanya peningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang
siswa kelas V dengan menggunakan strategi Team Quiz berbantu
media tiga dimensi secara berkelanjutan dari siklus pertama dan
seterusnya.
b. Bila dikelas tersebut terdapat 85% hasil belajar siswa telah mencapai
KKM yang ditentukan sekolah.
F. Metode penelitian
1. Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu
usaha peningkatan motivasi belajar matematika yang dilakukan melalui
proses kerja kolaborasi dengan guru matematika, kepala sekolah dan
peneliti. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu perencanaan
-
11
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006:3).
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah individu atau sekelompok orang yang dapat
memberikan informasi secara jelas dan tepat terkait penelitian yang
dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di
MI Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Yang
berjumlah 23 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika materi
bangun ruang pada semester II tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini menggunakan
pembelajaran yang terdapat mata pelajaran matematika yang
disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas V MI Ma’arif Blotongan
kecamatan Sidorejo kota Salatiga. Waktu pelaksanaan penelitian
sebagai berikut:
Tabel 1.1 waktu pelaksanaan penelitian
No Siklus Waktu penelitian
1 Pra Siklus Rabu 20 Maret 2019
2 Siklus I Senin 25 Maret 2019
3 Siklus II Kamis 28 Maret 2019
-
12
3. Langkah-langkah penelitian
Ada beberapa ahli yang menggunakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto, 2006:16). Adapun model dan
penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai brikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Langkah awal sebelum mengadakan penelitian, peneliti
melakukan perencanaan secera matang dan teliti. Maka kegiatan
yang akan dilakukan yaitu: menyiapkan materi pembelajaran,
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan
lembar observasi guru dan siswa, menyiapkan soal untuk
mengetahui hasil belajar siswa, menyiapkan alat peraga dan media
pembelajaran
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi ini rancangan, yaitu melaksanakan
pembelajaran dengan strategi Team Quiz berbantu medi tiga
dimensi. Hal yang harus di ingat adalah penelitian harus menaati apa
yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan harus berlaku secara
wajar dan tidak dibuat-buat. Khususnya untuk siswa yang belum
-
13
bisa menyimak dengan baik dan belum mampu berfikir abstrak
dalam mata pelajaran matematika materi bangun ruang.
c. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan observasi,
observasi yang dilakukan dalam siklus ini adalah dengan observasi
langsung yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung dengan panduan lembar observasi yang telah dibuat.
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap semua proses tindakan,
hasil tindakan dan hambatan pada saat tindakan.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dan menganalisis
data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran.
Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan maupun kelebihan
yang timbul selama proses pembelajaran. Pelaksanaan refleksi
berupa diskusi antara peneliti dan guru mitra dengan melakukan
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Evaluasi yang dilakukan yaitu mengenai tindakan yang dilakukan,
permasalahan yang muncul, kelemahan-kelemahan tindakan dan
segala hal berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Dari hasil
evaluasi tersebut akan dicari jalan keluar untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan yang akan muncul sehingga dapat
disusun rencana pada siklus selanjutnya. Berikut ini adalah gambar
siklus penelitian tindakan kelas:
-
14
Gambar 1.1 siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto. 2006:16).
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Dokumetasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Sugiyono, 2013:329). Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto yang menunjukkan
gambaran mengenai kegiatan guru dan siswa dalam melaksanakan
Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS II
?
Refleksi
Pengamatan
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS I
Perencanaan
Pelasanaan
-
15
proses pembelajaran. Dokumentasi ini bertujuan untuk memperkuat
data yang diperoleh dalam proses pembelajaran.
b. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis (Arikunto, 1999:30). Kegiatan tersebut bisa berkenaan
dengan cara guru mengajar, siswa belajar, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh data
apakah strategi Pembelejaran Team Quiz berbantu media tiga
dimansi dapat mingkatkan minat dan hasil belajar siswa.
c. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara
digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengn jalan
tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara
ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan (Arikunto, 1999:30).
d. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Jenis tes
yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest dan posttest.
Pretest dilakukan sebelum tindakan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa. Sementara posttest dilakukan sesudah tindakan (setiap
-
16
satu siklus berakhir) untuk mengetahui peningkatan kemampuan
siswa. Tes dipergunakan untuk memperoleh data tentang hasil
belajar kognitif siswa. Instrumen yang digunakan berupa butir soal
pilihan ganda.
5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga dapat diolah dengan mudah (Arikunto, 2006: 160). Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Lembar Observasi guru
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus
diisi oleh observer. Lembar observasi guru adalah lembar
pengamatan yang berisi penilain kegiatan guru pada proses
pembelajaran di dalam kelas.
b. Lembar Observasi siswa
Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan untuk
menilai proses pembelajaran siswa secara langsung di dalam kelas.
c. Butir Soal
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan
posttest. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa setelah diberi tindakan berupa penggunaan media tiga
-
17
dimensi. Soal yang digunakan berupa soal uraian. Setiap soal
dijawab dengan benar mendapatkan skor 10, dan setiap soal dijawab
dengan salah mendapatkan skor 0.
d. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yakni rencana
yang dibuat oleh guru sebagai acuan dalam proses pembelajaran
yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
model pembelajaran dan soal evaluasi pembelajaran.
6. Analisi data
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
dianalisis secara deskriptif. Data disajikan dalam bentuk tabel dan
dihitung persentasenya. Sedangkan hasil tes dianalisis secara deskriptif
kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar
kognitif matematika materi bangun ruang melalui penggunaan media
tiga dimensi. Data hasil tes yang diperoleh pada akhir siklus dihitung
rata-rata kelasnya dan dihitung persentase siswa yang tuntas.
Rumus untuk menghitung rata-rata (mean) menurut Daryanto (2018:
165) yaitu sebagai berikut.
x= ∑ 𝑥
∑ 𝑁
Keterangan:
x : Nilai rata-rata
∑ 𝑥 : Jumlah nilai semua siswa
-
18
∑ 𝑁 : Jumlah siswa
Sedangkan untuk menghitung presentase siswa yang lulus KKM
digunakan rumus sebagai berikut (Daryanto, 2018:195):
Presentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%
G. Definisi Opeasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa maupun
perubahan dalam diri siswa setelah melalui suatu proses pembelajaran
yang dilakukan secara terus menerus.
2. Matematika
Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu
bilangan dan bangun yang dapat digunakan dalam menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bangun ruang
Bangun ruang merupkan rebuah bangun tiga dimensi yang dibatasi
oleh beberapa bidang datar maupun lengkung. Bangunn ruang memiliki
sisi, rusuk, titik sudut
4. Strategi Team Quiz
Strategi Team Quiz merupakan model pembelajaran aktif dimana
siswa dapat terlibat secara aktif dalam sebuah kelompok dengan
-
19
membuat kuis berupa pertanyaan dan jawaban yang akan
dipertandingkan dengan kelompok lain.
5. Media Tiga Dimensi
Media Tiga Dimensi merupkan sebuah media yang disajikan dalam
bentuk visual tiga dimensi baik benda hidup, benda mati maupun bentuk
tiruan yang mewakili aslinya.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian skripsi hasil penelitian tindakan kelas
meliputi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Tiap-tiap bagian dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagian awal
Cakupan bagian awal, meliputi sampul, lembar berlogo, judul (sama
dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian inti
Dalam bagian inti penelitian ini, penulis membagi menjadi lima bab
yang saling berkaitan dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari: A. Latar belakang masalah; B. rumusan masalah; C.
Tujuan penelitian; D. Manfaat penelitian; E. Hipotesis tindakan dan
indikator tindakan; F. Metode penelitian; G. Sistematika penulisan.
-
20
BAB II LANDASAN TEORI
Terdiri dari: A. Kajian Teori, B. Kajian pustaka
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Pemaparan hasil penelitian berisi tentang: 1. Deskripsi pelaksanaan
prasiklus, 2. Deskripsi pelaksanaan siklus I
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi: A. Deskripsi per siklus B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan
skripsi yang penulis susun. Bab lima ini penulis mengemukakan
kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan saran-saran dalam
rangka meningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas V MI
Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
3. Bagian akhir
Pada bagian akhir memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
-
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian Teori
a. Hasil belajar
1) Pengertian hasil belajar
Hasil menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan
sebagainya) oleh usaha (tanam-tanaman, sawah, tanah
ladang dan sebagainya).
Menurut Slameto (Afandi, Chamalah, Wardani,
2013:1) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Beberapa para ahli menyebutkan definisi belajar
(Fathurrohman dan Sulistiyorini, 2012:10) antara lain:
a) Menurut Hilgard dan Bower belajar berhubungan dengan
tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu
yang disebabkan olah pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu dimana perubahan tingkah laku
itu tidak dapat dijelaskan atas kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat
-
22
seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
sebagainya).
b) Menurut Gagne belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi
siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah
dari waktu sebelum dia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah dia mengalami situasi tadi.
c) Menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengamalan.
d) Menurut Witherington belajar adalah suatu perubahan di
dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola
baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu perubahan di dalam diri seorang individu
sebagai hasil dari proses yang telah dialami secara berulang-
ulang.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Horward kingsley (Sudjana 2014:22) membagi hasil belajar
menjadi tiga yakni, (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-
-
23
masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah di
tetapkan dalam kurikulum. Dalam sistem pendidikan nasioal
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun
tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari benyamin bloom yang secara garis besar membagi
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotoris.
a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya
termasuk kogitif tingkat tinggi.
b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari
lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi dan internalisasi.
c) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam
aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan reflek,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
-
24
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil
belajar. Di antara ketiga ranah itu ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai
isi bahan pelajaran.
Dalam kegiatan belajar biasanya guru menetapkan
sebuah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil dalam
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran dengan ditandai nilai
yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari
dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor
eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam
rangka membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang
sebaik-baiknya. Secara umum keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal (Sriyanti,
2011:23-25). Masing-masing faktor dapat diuraikan sebagai
berikut:
-
25
a) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di
luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor
eksternal berarti faktor yang berada di luar diri siswa.
Fakor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan
faktor sosial.
(1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar
individu yang berupa kondisi fisik yang ada di
lingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan
kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah,
keluarga mupun di masyarakat, aspek fisik tersebut
bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung
dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah, rumah
dan sejenisnya.
(2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar
individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang
bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang
berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan
anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,
kedekatan hubungan antara anak dan orang lain,
-
26
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga,
hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.
b) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri
dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
(1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
(a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang
ada dalam diri individu sangat mempengaruhi
hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara
umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan
kebugaran fisik individu. Apabila badan individu
dalam keadaan bugar dan sehat maka akan
mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan
individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang
sehat maka akan menghambat hasil belajar.
(b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama
yang berkaitan dengan fungsi panca indra yang
-
27
ada dalam diri individu. Panca indra merupakan
pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri
individu.
(2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang
ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut
antara lain tingkat kecerdasan, minat, bakat, sikap,
kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.
Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap
serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Demikian juga motivasi, bakat, dan minat banyak
memberikan warna terhadap aktivitas belajar.
Bakat dan minat terhadap suatu mata
pelajaran akan mendorong seseorang mendapat
kemudahan mecapai tujuan belajar. Demikian halnya
dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang
mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh
semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian
mudah putus asa, kurang energik, dan gampang
menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan
mempengaruhi hasil belajar.
-
28
b. Matematika
Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang
bersifat pasti ternyata memiliki asal usul matematika tersendiri.
Matematika dikatakan ilmu pasti karena matematika berkaitan
dengan ilmu pasti. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein
atau mathema yang berarti ‘belajar atau hal yang dipelajari’,
sedangkan dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ‘ilmu pasti’
(Shadiq, 2014:5). Menurut Didi Haryono (2014:6), istilah
matematika berasal dari istilah Latin yaitu Mathematica yang
awalnya mengambil istilah Yunani yaitu Mathematike yang berarti
relacting to learning yang berkaitan dengan hubungan pengetahuan.
Kata Yunani tersebut mempunyai akar kata. Mathema yang berarti
pengkajian, pembelajaran, ilmu atau pengetahuan (knowledge) yang
ruang lingkupnya menyempit. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu
tentang bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang bilangan dan bangun (datar dan ruang) lebih menekankan
pada materi matematikanya. Namun kecenderungan pada saat ini
definisi matematika lebih dikaitkan dengan kemampuan berfikir
yang di gunakan para matematikawan. Jelasnya sekarang bahwa
matematika dapat dilihat sebagai bahasa yang menjelaskan tentang
-
29
pola, baik pola di alam maupun pola yang ditemukan melalui
pikiran. Pola-pola tersebut bisa berbentuk real (nyata) maupun
berbentuk imajinasi, dapat dilihat atau dapat dalam bentuk mental,
statis atau dinamis, kualitatif atau kuantitatif, asli berkaitan dengan
kehidupan nyata sehari-hari atau lebih dari hanya sekedar untuk
keperluan rekreasi. Hal-hal tersebut dapat muncul dari lingkungan
sekitar, dari kedalaman ruang dan waktu, atau dari hasil pekerjaan
pikiran insani. Perubahan dalam definisi dan tuntunan perubahan
proses pembelajaran matematika di kelas tersebut merupakan
penyesuaian atau mengantisipasi perubahan kebutuhan siswa
terhadap matematika. Di masa kini dan masa yang akan datang
kemampuan berfikir dan bernalar jauh lebih dibutuhkan. Para siswa
tidak hanya membutuhkan kemampuan berhitung dan geometri.
Karena dimasa kini dan di masa yang akan datang, di era komunikasi
dan teknologi canggih, dibutuhkan para pekerja cerdas dari pada
pekerja keras. Dibutuhkan para pekerja yang talah disiapkan untuk
mampu mencerna ide-ide baru, mampu menyesuaikan terhadap
perubahan, mampu menangani ketidak pastian, mampu menemukan
keteraturan, dan mampu memecahkan masalah yang tidak lazim.
Untuk mencapai hal-hal itu, beberapa kompetensi atau
kemampuan yang menurut De Lange (Shadiq, 2014:8) harus
dipelajari dan dikuasai para siswa selama proses pembelajaran
matematika di kelas adalah:
-
30
1) Berfikir dan bernalar secara matematis
2) Berargumentasi secara matematis. dalam arti memahami
pembuktian, mengetahui bagaimana membuktikan, mengikuti
dan menilai rangkaian argumentasi, memiliki kemampuan
menggunakan heuristics (strategi) dan menyusun argumentasi.
3) Berkomunikasi secara matematis. Dapat menyatakan pendapat
dan ide secara lisan, tulisan, maupun bentuk lain serta mampu
memahami pendapat dan ide orang lain.
4) Pemodelan. Menyusun model matematika dari suatu keadaan
atau situasi, mengintepretasi model matematika dalam konteks
lain atau pada kenyataan sesungguhnya, bekerja dengan model-
model, menvalidasi model, serta menilai model matematika
yang sudah disusun.
5) Penyusunan dan pemecahan masalah. Menyusun, menformulasi,
mendefinisikan, dan memecahkan masalah dengan berbagai
cara.
6) Representasi. Membuat, mengartikan, mengubah, membedakan,
dan mengintepretasi representasi bentuk matematika lain, serta
memahami hubungan antar bentuk atau bentuk representasi
tersebut.
7) Simbol. Menggunakan bahasa dan operasi yang menggunakan
simbol baik formal maupun teknis.
-
31
8) Alat dan teknologi. Menggunakan alat bantu dan alat ukur,
termasuk menggunakan dan mengaplikasikan teknologi jika
diperlukan.
Dari delapan kompetensi tersebut menunjukkan pentingnya
mempelajari matematika dalam menata kemampun berfikir para
siswa, bernalar, memecahkan masalah, berkomunikasi, mengaitkan
materi matematika dengan keadaan sesungguhnya, serta mampu
menggunakan dan memanfaatkan teknologi.
Tujuan pembelajaran matematika menurut permendiknas No. 22
tahun 2006 (Shadiq, 2014:11) adalah sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, serta luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
-
32
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Dengan tujuan pembelajaran matematika diatas dijelaskan
bahwa tujuan tersebut telah sesuai dengan kecenderungan baru di
bidang pendidikan matematika. Implikasinya, setiap pihak agar
tidak ragu-ragu untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh
arahan kurikulum yang ada sehingga kelima tujuan tersebut dapat
tercapai dangan baik.
c. Strategi Taem Quiz
Secara bahasa, strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu
“strategia” yang memiliki makna seni seorang jendral. Adapun
secara istilah, strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai
“sesuatu pendekatan dalam mengorganisasikan komponen-
komponen pembelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Team Quiz merupakan model pembelajaran aktif yang
dikembangkan oleh Silberman. Menurut silbermen (Nurbani dan
Sofya, 2015:264) Pada strategi pembelajaran Team Quiz ini siswa
dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab
untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain
menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan. Pada
pembelajaran Team Quiz, siswa terlibat aktif dengan membuat kuis
-
33
berupa pertanyaan dan jawaban yang nantinya akan dipertandingkan
antar kelompok.
Strategi pembelajaran Team Quiz merupakan salah satu
acuan yang bisa diterapkan oleh guru untuk melakukan variasi
strategi pembelajaran. Dengan adanya kompetisi antar kelompok,
peserta didik akan mempunyai tanggung jawab yang sama serta
saling memberikan motivasi agar dapat memperoleh skor yang
tinggi dalam pertandingan.
Langkah-langkah strategi pembelajaran Team Quiz (Hidayat,
2015:150) adaah sebagai berikut:
1) Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga
bagian.
2) Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok.
3) Guru menjelaskan skenario pembelajaran dan menyajikan
materi pelajaran
4) Guru meminta tim A kuis berjawaban singkat, sedangkan tim B
dan C memanfaatkan waktu untuk membaca kembali catatan
mereka.
5) Tim A memberikan kuis kepada tim B. Jika tim B tidak bisa
menjawab, maka tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Hal ini dilakukan bergiliran.
6) Tim A mengajukan pertanyaan selanjutya kepada tim C, dan
ulangi proses yang sama dengan langkah (5).
-
34
7) Ketika kuis telah selesai, guru melanjutkan bagian kedua dengan
meminta tim B sebagai pemimpin kuis.
8) Setelah tim B menyelesaikan kuis, guru melanjutkan pada
bagian ke tiga pelajaran, menuntun tim C sebagai pemimpin dan
seterusnya berlangsung sebagaimana proses sebelumnya.
Strategi pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan semangat
belajar siswa pada mata pelajaran matematika dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa akan merasa senang dan
tidak menganggap mata pelajaran matematika membosankan.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Team Quiz Menurut
Sanjaya (Anggraini, 2012:7) adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan Strategi pembelajaran Team Quiz adalah sebagai
berikut:
a) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi
dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri.
b) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide
atau gagasan.
c) Dapat membantu anak untuk merespon orang lain.
d) Menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak
menjadi nyata.
2) Kekurangan stategi pembelajaran Team Quiz adalah sebagai
berikut:
-
35
a) Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan
itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak
akan tercapai.
b) Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara
individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya.
c) Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan
waktu yang panjang.
d. Media Tiga Dimensi
1) Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang harfiah berarti perantara atau
pengantar. Jadi, secara bahasa media berarti pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih khusus,
dalam pengertian proses belajar mengajar cenderug diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk
menangkap, memproses menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Media pembelajaran adalah media-media yang
digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru
dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar
ke penerima pesan belajar (Cahyono, 2019:2).
Bovee (Sanaky, 2015:3) mengatakan media adalah sebuah
alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat
-
36
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Gagne
(Sanaky, 2015: 4) berpendapat bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Briggs (Sanaky, 2015:4)
menyatakan bahwa media adalah segala wahana atau alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
2) Tujan, manfaat dan fungsi media pembelajaran
a) Tujuan media pembeljaran:
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran
untuk:
(1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,
(2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,
(3) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran,
(4) Membantu konsentrasi siswa dalam proses
pembelajaran. (Sanaky, 2015:5)
-
37
b) Manfaat media pembelajaran
Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun
khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi siswa dan guru
adalah sebagai berikut:
(1) Guru dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
(2) Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya,
sehingga dapat lebih dipahami siswa, serta
memungkinkan guru menguasai tujuan pembelajaran
dengan baik.
(3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata
hanya komunikasi verbal melalui penutuan kata-kata
lisan guru, siswa tidak bosan, dan guru tidak kehabisan
tenaga,
(4) Pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru
saja, tetapi aktivitas lain yang dapat dilakukan: seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-
lain (Sanaky, 2015:5).
c) Fungsi media pembelajaran
Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang
pembelajaran dengan :
(1) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka,
-
38
(2) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,
(3) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret,
(4) Memberi kesamaan persepsi,
(5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,
(6) Menyajikan ulang informasi konsisten,
(7) Memberi suasana pembelajaran yang menyenangkan,
tidak tertekan, santai, dan menarik sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran. (Sanaky, 2015:7)
3) Jenis-jenis media pembelajaran
Azhar arsyad (Mukhlisin, 2016:35) mengelompokkan media
ke dalam delapan jenis, yaitu 1) media cetakan, 2) media pajang,
3) overhead transparancies, 4) rekaman audiotape, 5) seri slide
dan filmstrips, 6) penyajian multi-image, 7) rekaman video dan
film hidup, dan 8) komputer.
Sementara Briggs (Sadiman dkk, 2009:23) mengidentifikasi
tiga belas macam media yang dipergunakan dalam proses belajar
mengajar, yaitu: benda nyata, model, suara alamiah, rekaman
radio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media
transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televise, dan
gambar.
Sudjana dan Rivai (Mukhlisin, 2016:35) mengelompokkan
media pembelajaran menjadi empat jenis, yaitu media grafis,
media tiga dimensi, media proyeksi, dan lingkungan. Media
-
39
grafis meliputi gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,
kartun, komik, dan lain-lain. Media tiga dimensi meliputi bentuk
model seperti model padat, model penampang, model susun,
model kerja, mock up, diorama, dan lainlain. Sedangkan yang
termasuk media proyeksi yaitu slide, film strips, film,
penggunaan OHP dan lain-lain.
Schramm (Sadiman dkk, 2009:27) membedakan media
berdasarkan kerumitan media dan besarnya biaya, yaitu media
rumit dan mahal (big media) dan media sederhana dan murah
(little media).
4) Media tiga dimensi
Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi
yang penyajiannya secara visual tiga dimensional (Santyasa,
2007:15). Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda
asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai
tiruan yang mewakili aslinya.
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah,
adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan
pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian
khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah
diperoleh di lingkungan sekitar.
Moedjiono (Santyasa, 2007:15) mengatakan bahwa media
sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan:
-
40
memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara
kongkret dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan
obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat
menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan
kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau
sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan
ruang yang besar dan perawatannya rumit. Menurut Sudjana dan
Rivai (Mukhlisin, 2016:37) salah satu jenis media tiga dimensi
adalah model. Model adalah tiruan tiga dimensional dari
beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu
kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk
dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya.
Media model termasuk benda tiga dimensi yang memiliki
keunggulan bila dibandingkan dengan gambar yang hanya dua
dimensi. Oleh kerana itu, model sangat membatu unuk
mewujudkan realitas yang tidak saja dapat dilihat, tetapi juga
dapat diraba. Untuk itu, model dapat dibuat sendiri oleh siswa
atas bimbingan guru atau juga dapat dibuat oleh guru itu sendiri.
Model atau mendia tiruan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Solid model, model ini terutama hanya menunjukkan bagian
luar,
-
41
b) Cross section model, model ini hanya menampakan struktur
bagian luar saja
c) Working model, model ini hanya mendemonstrasikan fungsi
atau proses-proses saja (Sanaky, 2015:130).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media tiga
dimensi model solid. Model solid yang digunakan peneliti ini
adalah bentuk geometri bangun ruang.
Adapun langkah-langkah penggunaan media tiga dimensi
bangun ruang pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
a) Persiapan
(1) Mengidentifikasi segala kebutuhan yang diperlukan
dalam pembelajaran bangun ruang.
(2) Merumuskan tujuan pembelajaran yang diharapkan
dimiliki dan dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
bangun ruang.
(3) Merumuskan butir-butir materi tentang bangun ruang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b) Pelaksanaan
(1) Menjelaskan materi bangun ruang melalui penggunaan
media tiga dimensi bangun ruang.
(2) Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan
mengamati model bangun ruang.
-
42
(3) Siswa mengidentifikasi jaring-jaring bangun ruang
melalui model bangun ruang.
c) Tindak lanjut
(1) Memberikan umpan balik.
(2) Evaluasi.
e. Bangun Ruang
Suharjana (Mukhlisin, 2016:24) menyatakan bahwa bangun
ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik
yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Sementara
Subarinah berpendapat bahwa bangun ruang adalah bangun
geometri dimensi tiga dengan batas-batas berbentuk bidang datar
dan atau bidang lengkung.
Bagian-bagian bangun ruang terdiri dari sisi, rusuk, dan titik
sudut. Sisi adalah bidang yang membentuk suatu bangun ruang.
Bidang tersebut dapat berupa bidang datar ataupun bidang lengkung.
Rusuk adalah garis yang merupakan perpotongan antara dua buah
sisi. Garis tersebut dapat berupa garis lurus ataupun garis lengkung.
Titik sudut adalah titik yang merupakan perpotongan tiga bidang
atau perpotongan tiga buah rusuk atau lebih.
Bangun ruang yang perlu diketahui oleh siswa kelas V yaitu
balok, Kubus, prisma, limas, tabung dan kerucut.
-
43
2. Kajian Materi
a. Sifat-sifat Bangun Ruang
1) Kubus
Kubus adalah prisma segiempat yang keenam sisinya berupa
persegi yang kongruen. Memiliki 12 rusuk, memiliki 8 titik
sudut. memiliki 6 sisi.
Gambar 2.1 Kubus
Secara umum sifat-sifat kubus adalah sebagai berikut:
a) Semua rusuk kubus sama panjang,
b) Semua titik sudut kubus sama besar yakni 90o,
c) Semua sisi kubus berbentuk persegi dan sama.
2) Balok
Balok adalah prisma yang bidang alas dan bidang atasnya
berupa segiempat yang saling sejajar, dan bidang tegak berupa
segiempat. Balok memiliki 12 rusuk, 8 titik sudut, dan memiliki
6 sisi.
-
44
Gambar 2.2 Balok
Secara umum sifat-sifat balok adalah sebagai berikut:
a) Rusuk-rusuk balok yang berhadapan sama panjang.
b) Semua titik sudut balok sama besar yaitu 90°.
c) Sisi balok yang berhadapan sama dan berbentuk persegi
panjang.
3) Prisma segitiga
Prisma segitiga adalah prisma yang bidang alas dan bidang
atasnya berbentuk segitiga yang saling sejajar, dan bidang tegak
berupa segiempat. Prisma segitiga memiliki 9 rusuk, 6 titik sudut
dan memiliki 5 sisi.
Gambar 2.3 Prisma segitiga
-
45
Secara umum unsur-unsur prisma tegak segitiga:
a) Terdiri atas sisi alas, sisi tegak dan sisi atas
b) Sisi alas sama dan sebangun dengan sisi atas, berbentuk
segitiga.
c) Sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang.
4) Limas
Limas merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
poligon (segi banyak) sebagai alas dan segitiga-segitiga (yang
disebut sisi tegak) yang memiliki satu titik sudut persekutuan
(yang disebut puncak). Rusuk-rusuk yang melalui puncak
disebut rusuk tegak. Sebuah limas dinamai menurut bentuk
alasnya. Limas yang bentuk alasnya segiempat dinamakan limas
segiempat. Limas segiempat memiliki lima bidang atau sisi, sisi
miring berbntuk segitiga, sisi alas berbentuk segiempat.
Gambar 2.4 Limas
-
46
Secara umum sifat-sifat limas segiempat adalah sebagai berikut:
a) Terdiri atas sisi alas dan sisi miring.
b) Sisi miring berbentuk segitiga.
c) Sisi alas berbentuk segiempat
5) Tabung
Tabung merupakan bangun ruang yang dibatasi dua
lingkaran yang sejajar dan kongruen dan dibatasai juga oleh
himpunan garis-garis sejajar yang tegak lurus dan memotong
dua lingkaran tersebut. Rusuk tabung berupa garis melingkar.
Tabung tidak mempunyai titik sudut karena rusuk-rusuknya
tidak saling bertemu. Tabung memiliki 2 buah rusuk, tidak
memiliki titik sudut, dan memiliki 3 buah sisi.
Gambar 2.5 Tabung
Secara umum sifat-sifat tabung adalah sebagai berikut:
a) Terdiri atas sisi alas, sisi atas dan sisi lengkung.
b) Sisi alas sama dan sebangun dengan sisi atas, berbentuk
lingkaran .
c) Sisi lengkung disebut selimut tabung
-
47
6) Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
lingkaran (yang disebut bidang alas) dan dibatasi juga oleh
himpunan garis-garis yang melalui satu titik (yang disebut
puncak) dan lingkaran (bidang alas).
Gambar 2.6 Kerucut
Secara umum sifat-sifat kerucut adalah sebagai berikut.
a) Terdiri atas bidang atau sisi alas dan sisi lengkung.
b) Sisi alas berbentuk lingkaran.
c) Sisi lengkung bertemu di suatu titik yang disebut titik puncak
kerucut.
b. Jaring-Jaring Bangun Ruang
Jaring-jaring bangun ruang terdiri dari beberapa bangun
datar yag dirangkai. Jaring-jaring dapat dibuat dari berbagai bangun
ruang. Sebuah kotak mempunyai rusuk. Rusuk-rusuk itu juga
-
48
merupakan jaring-jaring. Jika sebuah kotak kita lepas perekatnya,
maka akan terbentuk jaring-jaring. Perhatikan gambar di bawah ini.
1) Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus adalah rangka dasar yang berbentuk
suatu bangun. Sebelum membuat bangun, kita dapat membuat
jaring-jaringnya terlebih dahulu.
sebuah kubus digunting pada rusuk
AB,BF,FE,EH,HG,GC,CD
Semua lipatan diluruskan, maka didapat bangun datar yang
terdiri atas enam persegi yang sama. Bangun datar diatas disebut
jaring-jarng kubus.
-
49
Gambar 2.7 jaring-jaring kubus
2) Jaring-jaring balok
Sebuah balok digunting pada rusuk BF,
FG, GC, CD, DH, HE, dan EA
Semua lipatan diluruskan.
Didapat bangun datar yang terdiri atas tiga
pasang persegi panjang atau persegi yang
sama. Bangun datar disamping disebut
jaring-jaring balok.
Gambar 2.8 jaring-jaring Balok
-
50
3) Jaring-jaring prisma segitiga
Gambar 2.9 Jaring-jaring prisma segitiga
4) Jaring-jaring Limas Segiempat
Gambar 2.10 Jaring-jaring Limas Segiempat
5) Jaring-jaring Tabung
Gambar 2.11 jaring-jaring tabung
6) Jaring-jaring Kerucut
Gambar 2.12 jaring-jaring kerucut
-
51
B. Kajian Pustaka
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tutik Angraini dengan
judul “ penerapan metode Team Quiz dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV di SD Negeri Begalon
1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012”, dari hasil penelitian yang
dilakukan pada kelas IV SD Negeri Begalon 1 Surakarta tahun ajaran
2011/2012, diperoleh bahwa penerapan metode team quiz dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematik. hal ini
terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata
siswa 62,44 dengan presentase ketuntasan sebesar 51,11%, siklus I nilai
rata-rata kelas 69,11 dengan presentase ketuntasan sebesar 84,44%,
siklus II nilai rata-rata kelas 77,11 dengan presentase ketuntasan sebesar
93,33%.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuni Agustina dengan
judul “ upaya meningkatkan minat belajar matematika materi
pengolahan data melalui metode Team Quiz kelas VI MI Bina Bangsa
Surabaya”, dari hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VI MI Bina
Bangsa Surabaya, diperoleh bahwa penerapan metode Team Quiz dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematik. Hal
ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata minat belajar siswa dari
siklus I sebesar 76,77 (minat rendah) dan siklus II 85,77 (minat tinggi.
-
52
Presentase peningkatan siswa yang memiliki minat belajar tinngi atau
sangat tinggi pada siklus I sebesar 45,83% dan siklus II sebesar 83,33%.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cintya
Kusumawardani dengan judul “ pengaruh strategi pembelajaran Team
Quiz terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V MIN 10
Bandar Lampung”, dari hasil penelitian yang dilakukan pada kelas V
MIN 10 Bandar Lampung, strategi pembelajaran Team Quiz
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V MIN 10 Bandar Lampung. Hal ini
dapat dilihat bahwa rata-rata nilai pretest peserta didik pada kelas
eksperimen adalah 53.95 dan postestnya 75.62 sedangkan untuk kelas
kontrol nilai pretest 51.97 dan posttestnya 59.84. Hasil hipotesis
menunjukan bahwa Thitung 4.36 > Ttabel 2.00 apabila Fhitung lebih
besar dibandingkan Ftabel oleh karena itu Hipotesis H 0 ditolak dan H1
diterima.
Berdasarkan penelitian diatas ada persamaan dan pebedaan dengan
penelitian ini. Yang menjadi persamaan dalam penelitian adalah strategi
yang digununakan yaitu strategi pembelajaran Team Quiz terhadap hasil
belajar siswa. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah pada penelitian ini menggunakan media tiga dimesi
untuk membantu proses pembelajaran matematika dengan menggunakan
strategi pembelajaran Team Quiz. Sedangkan pada penelitian sebelumnya
-
53
hanya menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz. Juga pada penelitian
Cintya Kusumawardani menggunakan model penelitian kuantitatif.
-
54
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus penelitian. Masing-masing
siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Uraian dari kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut:
A. Deskripsi Pelaksaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan Siklus I dilakukan dalam empat tahap. Tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaa dilakukan dengan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan
dengan melaksanakan tindakan pada proses pembelajaran bangun
ruang, diantaanya:
Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan tindakan kelas.
a. Membuat RPP yang disesuaikan dengan penerapan penggunan
strategi pembelajaran dan media pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran matematika materi bangun ruang. RPP digunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui strategi
pembelajaran Team Quiz. Perangkat yang perlu disiapkan pada
Siklus I meliputi lembar pengamatan guru dan siswa, materi
pembelajaran, soal-soal, dan media pembelajaran tiga dimensi.
-
55
c. Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas guru dan
siswa pada proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2019.
Pelaksanaan siklus I ini menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz
yang berbantu media tiga dimensi pada materi bangun ruang. Langkah-
lagkah dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Kegiatan awala meliputi salam, do’a, mengecek kehadiran
siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, guru mengingatkan
kembali materi bangun ruang yang telah dipelajari.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa memperhatikan media bangun ruang yang dibawa oleh
guru.
2) Guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan media bangun
ruang yang dibawa.
3) Guru memberikan jawaban berkaitan dengan media bangun
ruang yang dibawa.
4) Guru memberikan penjelasan berkaitan dengan materi bangun
ruang yang akan dipelajari.
5) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok besar yaitu kelompok
A kelompok B, dan kelompok C.
-
56
6) Guru memberikan arahan peraturan strategi yang akan
digunakan yaitu Team Quiz.
7) Guru memberikan masing-masing kelompok selembar kertas
sebagai media bagi siswa untuk menulis soal saat game di mulai.
8) Guru membagikan materi bangun ruang kepada setiap
kelompok.
9) Siswa mendiskusikan pada masing-masing kelompok untuk
membuat soal yang akan diajukan pada kelompok lawan.
10) Guru mempersilahkan kepada kelompok A untuk memberikan
pertanyaan kelompok B, jika kelompok B tidak bisa menjawab
maka harus dilempar kepada kelompok C. Guru memberikan
batasan waktu kepada siswa untuk segera menjawab. Dan
seterusnya melakukan hal yang sama