peningkatan hasil belajar ips melalui model pembelajaran kooperatif tipe team games ... · 2013. 7....
TRANSCRIPT
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011
OLEH :
NURUL HIDAYAH DEWI
X7107055
Skripsi
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011
OLEH :
NURUL HIDAYAH DEWI
X7107055
Skripsi
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”
disusun oleh:
Nama : Nurul Hidayah Dewi
NIM : X7107055
telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Senin
Tanggal : 6 Juni 2011
Oleh:
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”
Disusun oleh:
Nama : Nurul Hidayah Dewi
NIM : X7107055
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapat gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Hari : Kamis
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd
Anggota I : Ngadino Y, M. Pd
Anggota II : Dra. Siti Wahyuningsih, M. Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
NURUL HIDAYAH DEWI. X7107055. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) pada siswa kelas V SD N 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes tertulis, wawancara, dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keaktifan siswa didalam mengikuti proses belajar mengajar. Tes tertulis digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh adalah hasil belajar. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPS. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa arsip dan dokumen. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu : reduksi data, sajian data, dan penerikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar IPS yang diperoleh siswa dari sebelumnya. Pada tes awal 63, 53; kemudian pada tes siklus pertama 72, 82; dan pada siklus kedua menjadi 76, 65. Kemudian adanya peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa yang pada tes awalnya 38, 24%; dan pada tes siklus pertama 94, 12%; kemudian pada siklus kedua menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAC
NURUL HIDAYAH DEWI. X7107055. THE IMPROVEMENT OF THE SOCIAL SCIENCES LEARNING RESULT THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT ON THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.Thesis on Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, May 2011.
The aim of this research is to improve the learning outcomes of Social Sciences by applying the cooperative learning model type team games tournament (TGT) on the fifth grade of elementary school 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar in Academic Year of 2010/2011.
This research is designed as Classroom Action Research which is conducted by 2 cycles. Each cycle consists of four stages. They are planning, action, observation and reflection. The subject of this research is the fifth grade student of Elementary School 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar. The data were collected by using observation, written tests, interviews, and documentation. Observation is used to obtain information about students' activeness in joining teaching and learning process. The written test is used to measure student achievement after the implementation of learning. The data obtained the result of learning. Interviews are used to obtain information about various matters related to the implementation of social sciences learning. The researcher uses the documentation to take data form of archives and documents. The data was analyzed by using an interactive model which consists of three components. They are data reduction, data display, and conclusion or verification.
The results showed that there is an improvement on the social sciences value of the students. In initial tests showed 63, 53; then on the first cycle of tests 72, 82; and the second cycle to 76, 65. Then an increase in the percentage of student mastery of the first test is 38, 24%, and the first cycle of tests is 94, 12%; then on the second cycle up to 100%. As a result of the study, it can be concluded that the Social Sciences learning by applying cooperative learning model type Team Games Tournament (TGT) can improve the learning outcomes in the fifth grade of elementary school 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
( QS. Al-Baqarah: 216)
“Bagaimanapun berkilaunya kebaikan seseorang pastilah ada kekurangannya,
begitu pula bahwa tidak semua orang yang jelek hanya penuh dengan kejelekan,
pasti ada hal positif yang ia punyai. Semua yang diciptakan ALLOH SWT di muka
bumi pastilah ada hikmahnya, bila kita menemukan keindahan akhlak seseorang
dan menjadi nyaman dengannya maka apa yang ia punyai merupakan pelajaran
bagi kita agar bias mengambil manfaatnya”
(penulis)
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Bapak dan ibuku tercinta Munadi dan Supini yang selalu memberikan
doa, dorongan, semangat dan motivasi untukku.
Kelurga besar SD N 07 Ngringo
Keluarga besar FKIP UNS dan Almamaterku tercinta yang telah
memberikan ilmu yang yang bermanfaat.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan ke hadirat Illahi Robbi berkat
limpahan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringi, Jaten,
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011” guna memenuhi persyaratan mendapat
gelar Sarjana Pendidikan.
Peneliti menyadari, terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, petunjuk, bantuan dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan FKIP.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP.
3. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program PGSD.
4. Ngadino Y, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan saran kepada peneliti.
5. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.
6. Sugiyarti, A.Ma selaku Kepala Sekolah SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar yang telah memberikan izin melakukan penelitian tindakan
kelas kepada peneliti.
7. Suherwiyatmi, S.Pd selaku guru IPS Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar yang telah merelakan waktunya untuk membantu penelitian
ini.
8. Pihak-pihak yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik konstruktif para pembaca
sangat peneliti harapkan. Dan semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi semua pihak.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Tidak lupa peneliti mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL............................................................................................................. i
PENGAJUAN ................................................................................................. ii
PERSETUJUAN ............................................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRAC ...................................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................... 6
1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial .................................... 6
a. Pengertian Belajar................................................................ 6
b. Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 7
c. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial........................................ 9
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games
Tournament (TGT) .................................................................. 17
a. Pengertian Pembelajaran .................................................... 17
b. Pengertian Model Pembelajaran ......................................... 17
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Jenis-jenis Model Pembelajaran ......................................... 18
d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif........................ 19
e. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ................................ 21
f. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif .......................... 22
g. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif............. 23
h. Model Kooperatif tipe TGT................................................. 24
B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 27
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 28
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 30
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 30
C. Sumber Data .............................................................................. 30
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 31
E. Evaluasi Data ............................................................................ 32
F. Teknik Analisis Data ................................................................. 33
G. Indikator Kinerja ........................................................................ 34
H. Prosedur Penelitian .................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 39
B. Deskripsi Kondisi Awal ............................................................. 40
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................................ 42
1. Deskripsi Siklus I ................................................................ 42
2. Deskripsi Siklus II ............................................................... 62
D. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan ................................ 79
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 84
B. Implikasi .................................................................................... 84
C. Saran .......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 88
LAMPIRAN……………………………………………………………………. 90
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan (Prasiklus) ........................ 41
Grafik 2. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus I ....................................... 49
Grafik 3. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I ......................................... 50
Grafik 4. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I .................................. 52
Grafik 5. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus I................................... 54
Grafik 6. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus I ....................................... 55
Grafik 7. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus I ......................................... 57
Grafik 8. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I .................................. 58
Grafik 9. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus I................................... 60
Grafik 10. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus II ...................................... 67
Grafik 11. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus II ........................................ 68
Grafik 12. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II ................................. 69
Grafik 13. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus II ................................. 71
Grafik 14. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus II ...................................... 72
Grafik 15. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus II ........................................ 73
Grafik 16. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II ................................. 75
Grafik 17. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus II ................................. 76
Grafik 18. Nilai Hasil Belajar Antarsiklus ........................................................ 82
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II................................. 14
Tabel 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........................ 23
Tabel 4. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan .................. 41
Tabel 6. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus I........... 48
Tabel 8. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I............. 50
Tabel 10. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I...... 51
Tabel 12. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus I...... 53
Tabel 14. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus I........... 55
Tabel 16. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus I............. 56
Tabel 18. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I...... 58
Tabel 20. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus I...... 59
Tabel 23. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus II ......... 66
Tabel 25. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I............. 68
Tabel 27. Daftar Frekuensi Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II.............. 69
Tabel 29. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus II..... 70
Tabel 31. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus II ......... 71
Tabel 33. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus II ........... 73
Tabel 35. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II .... 75
Tabel 37. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus II..... 76
Tabel 40. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS (Prasiklus, Siklus I,
Siklus II .......................................................................................... 40
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Siklus I ............................................................................. 90
Lampiran 2. Soal Tes Awal (prasiklus) ........................................................ 98
Lampiran 3. Kunci Jawaban Tes Awal ......................................................... 99
Lampiran 4. Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus I ........................................... 100
Lampiran 5. Kunci Jawaban Diskusi Pertemuan 1 Silus I............................ 101
Lampiran 6. Soal Evaluasi Pertemuan 1 Siklus I.......................................... 103
Lampiran 7. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 1Siklus I ......................... 104
Lampiran 8. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 1 Siklus I....................... 105
Lampiran 9. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I ............... 108
Lampiran 10. Tabel 3. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Prasiklus ............................................................... 111
Lampiran 11. Tabel 5. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 1
siklus I ...................................................................................... 113
Lampiran 12. Tabel 7. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 1
Siklus I...................................................................................... 114
Lampiran 13. Tabel 9. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 1
Siklus I...................................................................................... 115
Lampiran 14. Tabel 11. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Pertemuan 1 Siklus I ............................................ 116
Lampiran 15. Soal Turnamen Pertemuan 2 Siklus I ....................................... 117
Lampiran 16. Kunci Jawaban Turnamen Pertemuan 2 Siklus I...................... 118
Lampiran 17. Soal Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ......................................... 119
Lampiran 18. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ........................ 120
Lampiran 19. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 2 Siklus I....................... 121
Lampiran 20. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I................ 124
Lampiran 21. Tabel 13. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 2
Siklus I...................................................................................... 127
Lampiran 22. Tabel 15. Daftar Hasil Belajar Afektif Pertemuan 2 Siklus I... 128
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran 23. Tabel 17. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 2
Siklus I...................................................................................... 129
Lampiran 24. Tabel 19. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Pertemuan 2 Siklus I ............................................ 130
Lampiran 25. Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran
Siklus I...................................................................................... 131
Lampiran 26. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar Proklamasi)
Siklus I...................................................................................... 132
Lampiran 27. RPP Siklus II ............................................................................ 134
Lampiran 28. Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus II.......................................... 142
Lampiran 29. Kunci Jawaban Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus II ............... 143
Lampiran 30. Soal Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ........................................ 144
Lampiran 31. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ....................... 145
Lampiran 32. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 1 Siklus II ..................... 146
Lampiran 33. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II .............. 149
Lampiran 34. Tabel 22. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 1
Siklus II .................................................................................... 152
Lampiran 35. Tabel 24. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 1
Siklus II .................................................................................... 153
Lampiran 36. Tabel 26. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 1
Siklus II .................................................................................... 154
Lampiran 37. Tabel 28. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Pertemuan 1 Siklus II .......................................... 155
Lampiran 38. Soal Turnamen Pertemuan 2 Siklus II...................................... 157
Lampiran 39. Kunci Jawaban Turnamen Pertemuan 2 Siklus II .................... 160
Lampiran 40. Soal Evaluasi Pertemuan 2 Siklus II ......................... …... 161
Lampiran 41. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 2 Pertemua II.... …... 162
Lampiran 42. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 2 Siklus II .................... 163
Lampiran 43. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II ............. 166
Lampiran 44. Tabel 30. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 2
Siklus II ................................................................................... 168
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 45. Tabel 32. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 2
Siklus II .................................................................................. 169
Lampiran 46. Tabel 34. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 2
Siklus II ................................................................................... 170
Lampiran 47. Tabel 36. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Pertemuan 2 Siklus II........................................... 171
Lampiran 48. Tabel 38. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Siklus II ............................................................... 171
Lampiran 49. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Siklus II ................................................................................... 175
Lampiran 50. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar Proklamasi)
Siklus II ................................................................................... 176
Lampiran 51. Tabel 39. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Siswa Kelas V Antarsiklus .................................. 178
Lampiran 52. Haasil Wawancara Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Koopertatif Tipe TGT ...................................... 180
Lampiran 53. Hasil Wawancara Setelah Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ........................................ 181
Lampiran 54. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ......................... 182
Lampiran 55. Silabus Kelas V Semester II Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar
Proklamasi ............................................................................... 183
Lampiran 56. Dokumentasi ............................................................................ 185
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas: 2003).
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha
untuk mencapainya. Demikian halnya Indonesia, yang menaruh harapan besar
terhadap pendidik yang berpendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa
ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus
dibentuk. Namun ada banyak hal yang harus disiapkan seperti sarana dan
prasarana serta guru yang berperan sangat penting.
M. Furqon Hidayatulloh (2009: 234) mengemukakan guru luar biasa adalah guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat berkembang potensinya secara optimal. Tugas dan fungsi guru dalam memberdayakan potensi peserta didik sangat penting sehingga diperlukan profil guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini diperlukan guru yang berkarakter kuat dan cerdas. Dimana guru yang berkarakter kuat meliputi amanah dan keteladanan. Amanah dibangun atas dasar empat pilar (komitmen, kompeten, kerja keras, konsisten), sedangkan keteladanan dibangun atas dasar tiga pilar (kesederhanaan, kedekatan, pelayanan maksimal). Cerdas berkaitan dengan kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual. Sehingga guru sejati adalah guru yang dapat membangun insan (peserta didik yang berkarakter kuat dan cerdas). Berdasarkan berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, guru SD tidak
luput dari peranannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Bahkan sekarang
tidak sedikit kaum muda yang mulai tertarik pada profesi ini. Mata pelajaran yang
diajarkan terhitung banyak, namun terdapat salah satu mata pelajaran yang
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kebanyakan siswa merasa bosan dan jenuh, karena pembelajaran yang sarat akan
materi dan cerita, yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI sampai SMA/MA. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social.
Melalui mata pelajaran IPS pesrta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai. (Depdiknas, 2007: 18).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 07 Ngringo,
rendahnya hasil belajar IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi di
kelas V SD Negeri 07 Ngringo, Karanganyar dikarenakan guru belum
menggunakan model pembelajaran serta mendesain skenario atau strategi
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa
sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Guru sering menggunakan model
pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah dan membosankan. Kegiatan
pembelajaran masih didominasi guru, siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek
bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas siswa selama proses
pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah meningkatkan prestasi
belajar siswa. Dari hasil pengamatan dan wawancara, hasil belajar IPS kelas V SD
Negeri 07 Ngringo untuk mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa
Sekitar Proklamasi menunjukkan belum mencapai hasil yang maksimal. Indikator
rendahnya kualitas belajar tersebut berdasarkan hasil ulangan harian kelas V mata
pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi yaitu nilai
tertinggi 86, nilai terendah 50, sedangkan nilai KKM yang harus dicapai siswa
adalah 65. Dari siswa secara keseluruhan berjumlah 34, siswa yang mendapat nilai
di bawah KKM sebanyak 20 siswa. Sehingga dari hasil belajar tersebut dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar IPS pada pokok bahasan berikutnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V, selama ini guru masih
menggunakan metode ceramah, penugasan, dan diskusi. Hal itu dikarenakan guru
menyadari bahwa belum memahami betul mengenai model-model pembelajaran
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang inovatif serta kurang adanya sosialisasi mengenai model dan metode
pembelajaran tersebut. Guru menggunakan metode penugasan dan diskusi pada
waktu guru tidak dapat hadir karena mengikuti penataran atau tugas di luar
sekolah. Pada umumnya guru menyampaikan materi dasar dengan metode
ceramah, sehingga dominasi kegiatan selama proses pembelajaran berada pada
guru. Peran siswa menjadi pasif, lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru.
Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan meningkatkan
peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses
pembelajaran IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi. Salah satu
model pembelajaran yang sesuai dengan masalah ini adalah model Pembelajaran
Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Karena dalam pembelajaran
kooperatif tipe ini tidak hanya sekedar bekerja dalam kelompok saja, namun
terdapat permainan yang tersaji dalam game yang disajikan secara turnamen.
Dunia anak adalah dunia barmain. Hampir semua anak menyukai
permainan dan hal-hal yang menyenangkan. Dengan mengusung misi
pembelajaran yang menyenangkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament (TGT) merupakan tindakan alternatif yang kiranya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menghargai siswa. Terutama dalam
pembelajaran IPS yang kebanyakan anak merasa jenuh, bosan, mengantuk dan
sebagainya yang diharapkan dapat diubah menjadi sesuatu yang menyenangkan
dan disukai oleh anak. Dalam model pembelajaran tipe Team Games Tournament
(TGT) ini dikemas dalam bentuk pemainan karena bermain merupakan
pemenuhan suatu kebutuhan mendasar bagi anak-anak serta sesuatu yang sangat
menarik (Russel Tyler, 1999, dalam jurnal Pendidikan ”Dwija Utama”). Sehingga
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat
membantu dalam menciptakan sebuah suasana belajar yang kondusif,
menyenangkan, optimal dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.
Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat masalah ini menjadi bahan
penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri
07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar mengajar masih satu arah sehingga keaktifan dan kreatifitas
siswa kurang berkembang secara optimal.
2. Guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional dalam
pembelajaran IPS .
3. Hasil belajar IPS belum menunjukkan hasil yang optimal.
C. Pembatasan Masalah
Dengan adanya masalah yang cukup banyak, maka penelitian ini dibatasi
pada:
1. Hasil belajar dibatasi pada hasil belajar IPS kelas V dengan materi “Peristiwa
Sekitar Proklamasi.”
2. Pembelajaran kooperatif dibatasi pada Pembelajaran Kooperatif tipe Team
Games Tournamen (TGT).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti
yaitu : “Apakah melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD
N 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas,tujuan dari penelitian ini
adalah : “Untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) siswa kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.”
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibedakan atas manfaat teoritris dan praktis.
1. Manfaat Teoritris
a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan memberi sumbangan
bagi dunia pendidikan.
b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
1) Untuk meningkatkan kegiatan/proses belajar mengajar yang dilaksanakan
di sekolah terutama di kelas.
2) Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kurikulum sekolah.
3) Sebagai kontribusi adanya inovasi pembelajaran di sekolah.
b. Bagi guru
1) Sebagai bahan acuan ataupun masukkan dalam mengajarkan materi IPS
2) Sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau sejauh mana hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, khususnya materi Peristiwa
Sekitar Proklamasi.
3) Mendapatkan model pembelajaran yang tepat dan inovatif, dalam rangka
meningkatkan hasil pembelajaran IPS pada materi Peristiwa Sekitar
Proklamasi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
c. Bagi siswa
1) Siswa dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar mereka dalam mata
pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.
2) Membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPS pada pokok
bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.
3) Siswa dapat mengoptimalkan pembelajaran IPS.
4) Siswa menjadi tertarik dan berminat mengikuti pembelajaran IPS.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Belajar
Dalam pengertiannya belajar mempunyai makna yang komplek.
Ditinjau dari pengertian belajar itu sendiri banyak ahli yang mengemukakan
pengertian belajar dengan ungkapan dan pendapat yang berbeda-beda.
Pendapat-pendapat tersebut antara lain :
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Menurut
Cronbach “Learning is Shown by Change in Behavior as Result of
Experience. Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman (Baharuddin dan
Esa Nur W, 2010: 13).
Menurut Morgan dalam Agus Suprijono (2009: 3) “Learning is any
relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”,
belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman. Hilgrad dan Bower (Baharuddin dan Esa Nur W, 2010: 13)
menyatakan belajar adalah memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan
mendapatkan informasi atau menemukan.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk, sikap, dan tingkah lakunya, keterampilannya,
kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Oleh
karena itu belajar adalah proses yang aktif, belajar proses mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang
diarahkan kepada kompetensi, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu
(SBM D2 PGSD oleh TIM, 2007: 2)
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Slameto (2003: 2) memberikan pengertian belajar adalah sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diiringi oleh
perubahan sikap dan tindakan oleh seseorang melalui pengenalan secara
berturut-turut dari suatu situasi ke situasi lain yang diulang-ulang sehingga
menjadi sempurna melalui tahapan-tahapan tertentu.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajara. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-
tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Menurut Soedijarto dalam Purwanto (2010: 46) hasil belajar adalah
sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil
belajar menurut Endang Poerwanti (2008: 7.11) adalah keberhasilan siswa
setelah mengikuti satuan pembelajaran tertentu. Bloom merumuskan hasil
belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah), yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (sumber: tentang
pendidikan—taksonomi Bloom, diakses 11januari 2011).
Dalam ranah Kognitif, hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan.
Enam tingkatan itu antara lain, (1) pengetahuan atau ingatan, (2) pemahaman,
(3) penerapan, (4) sintesis, (5) analisis dan (6) evaluasi. Adapun ranah afektif
terdiri dari lima tingkatan yaitu, (1) pengenalan (ingin menerima, sadar akan
adanya sesuatu), (2) merespon (aktif berpartisipasi), (3) penghargaan
(menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu), (4) pengorganisasian
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
(menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya), (5) pengamalan
(menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup). Sedangkan ranah
psikomotorik terdiri dari lima tingkatan juga yaitu, (1) peniruan (menirukan
gerak), (2) penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak), (3)
ketepatan (melakukan gerak dengan benar), (4) perangkaian (melakukan
beberapa gerakan sekaligus dengan benar), (5) naturalisasi (melakukan gerak
secara wajar). (sumber: tentang pendidikan—taksonomi Bloom, diakses
11januari 2011).
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diharapkan dalam
menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang diinginkan dan merupakan
hasil kegiatan setelah siswa mengalami pembelajaran dalam kompetensi
tertentu (SBM D2 PGSD, 2007: 41).
Menurut Slameto (1995: 54) bahwa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar meliputi:
1. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri,
antara lain :
a) Faktor Jasmani, merupakan faktor yang berasaan individu dari anggota
badan individu itu sendiri, yang terdiri dari faktor kesehatan (tidak
sering sakit-sakitan) dan cacat tubuh (adanya salah satu anggota badan
yang cacat).
b) Faktor Psikologis, yaitu faktor yang mempengaruhi kejiwaan setiap
individu yang akan mempengaruhi belajar, seperti intelegensi perhatian,
minat bakat, motivasi atau dorongan, kematangan dan kesiapan dalam
menerima pelajaran.
c) Faktor Kelelahan, yaitu faktor yang disebabkan karena daya fisik
individu mengalami penurunan. Dibedakan menjadi dua yaitu :
(1) Kelelahan Jasmani, terlihat dari lemahnya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh, disebabkan kekacauan
subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah mengalir
tidak lancar.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
(2) Kelelahan Rohani, dilihat dari hilangnya gairah dan semangat
untuk belajar yang dapat disebabkan oleh kelesuan dan kebosanan.
2. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar individu tersebut, antara
lain :
a) Faktor Keluarga, yaitu faktor yang berasal dari dalam keluarga individu
itu sendiri, antara lain pola asuh orang tua, cara orang tua mendidik,
hubungan anak dengan anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga,
suasana atau keharmonisan keluarga, perhatian dari keluarga khususnya
dari orang tua, latar belakang keluarga. Keadaan ini sangat berpengaruh
terhadap kegiatan belajar siswa di rumah.
b) Faktor Sekolah, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekolah.
Meliputi metode pengajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa
dan hubungan siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, waktu
pelajaran di sekolah, alat pelajaran, kondisi gedung sekolah (sarana dan
prasarana), tugas rumah,
c) Faktor Masyarakat, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekitar
siswa (masyarakat), seperti pergaulan dalam mayarakat, bentuk
kehidupan, status sosial, kebudayaan dan adat istiadat, media massa.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan dimana terdapat dua faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri individu itu
sendiri dan faktor dari luar individu tersebut.
c. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial
dan kewarganegaraan (Depdikbud, 2004: 45). Ilmu sosial adalah disiplin
intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah,
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
memusatkan manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau
masyarakat yang ia bentuk (Hidayati, 2008: 1.4)
Pendidikan IPS mempunyai dua konsep, yakni: (1) pendidikan LPS
yang diajarkan dalam tradisi ”citizenship transmission” dalam bentuk mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Sejarah Nasional,
(2) pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi ”social science” dalam
bentuk pendidikan IPS terpisah dari SMU, yang terkonfederasi di SLTP dan
yang terintegrasi di SD (Udin S. Winataputra, 2008: 51)
Dalam Hidayati (2008: 1.6) definisi IPS menurut National Council
for Social Studies (NCSS), mendefinisikan IPS sebagai berikut:
Social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pengertian Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dinjau dari berbagai
aspek kehidupan secara terpadu. Memang pengetahuan sosial itu diperoleh
secara alamiah dari kehidupan sehari-hari, telah ada pada diri kita masing-
masing namun hal ini belum cukup menginat kehidupan masyarakat dengan
segala permasalahannya makin berkembang. Untuk menghadapi keadaan
demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup.
Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan IPS.
2) IPS di Sekolah Dasar
Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi,
atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi
sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan anak adalah entitas yang unik
yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses
serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka akan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktuyang semakin meluas
dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi
dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya
yang akan membawa kesadaran terhadap ruang dan waktu.
Pembelajaran IPS SD dimulai dari hal yang sederhana, dimulai dari
pengenalan diri sendiri (self), keluarga, tetangga, lingkungan baik tingkat
RT maupun RW, keurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
negara, negara tetangga dan bahkan dunia. Pembelajaran IPS di SD
mempunyai beberapa karakteristik dilihat dari materi dan strategi
penyampaiannya (Hidayati, 2008: 1.26), yaitu sebagai berikut:
a) Materi IPS SD
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
(1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak
sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan
yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
(2) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan,
keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
(3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat
sampai yang terjauh.
(4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah
yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh,
tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
(5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian, permainan, keluarga.
b) Karakteristik Penyampaian Pengajaran IPS SD
Karkteristik penyampaian pengajaran IPS sebagaian besar
adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan:
anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, daerah, negara,
dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or
Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan dalam Agus Badrudin,
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2009: http:// beduatsuko. blogspot.com/, diakses pada tanggal 20
Januari 2011).
Menurut Hidayati (2008: 1-29) ada sejumlah karakteristik yang
dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat
di SD. Karakteristik pada masa kelas rendah SD (Kelas 1, 2, dan 3):
(1) Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
(2) Suka memuji diri sendiri
(3) Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya
tidak penting
(4) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang
menguntungkan dirinya
(5) Suka meremehkan orang lain
Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4, 5, dan 6);
(1) Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
(2) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
(3) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.
(4) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah.
Menurut Jean Piaget dalam Hidayati (2008: 1.29) usia siswa SD
(7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru
harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,
misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar
harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat
menarik bagi siswa.
3) Fungsi IPS
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat
kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari
(Depdikbud, 1995: 139). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi
untuk mengembangkan nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia (Depdikbud, 2004: 45).
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dalam http://massofa.wordpress.com /2007 /12/21/ hakekat -ips-
sebagai –program -studi/, diakses pada tanggal 20 Januari 2011) fungsi
IPS sebagai pendidikan adalah membekali anak didik dengan pengetahuan
sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam membina
perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai sumber daya manusia yang
bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional.
4) Tujuan pembelajaran IPS
Dalam Hidayati (2008: 1.24) kurikulum 2004 untuk tingkat SD
menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam Kurikulum
2004), bertujuan untuk:
a) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,
dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
c) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional,
dan global.
Menurut Oemar Hamalik dalam Hidayati (2008: 1.24) merumuskan
tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: (1)
pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial
dan sikap, (4) keterampilan.
5) Ruang lingkup pembelajaran IPS
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, ruang lingkup mata
pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan Silabus Kurikulum KTSP Kelas V tahun 2006, ruang
lingkup mata pelajaran IPS pada satuan pendidikan di SD/MI kelas V
semester II meliputi aspek yang terdapat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel. 1 Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II Pokok Bahasan
Peristiwa Sekitar Proklamasi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator a. Menghargai peranan
tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia.
2.3 Menghargai jasa
dan peranan tokoh
perjuangan dalam
memproklamasikan
kemerdekaan.
2.3.1 Menceritakan
peristiwa-peristiwa
penting yang
terjadi di sekitar
proklamasi
(peristiwa
Rengesdengklok,
penyusunan teks
proklamasi, detik-
detik proklamasi
kemerdekaan)
6) Evaluasi Pembelajaran IPS
Dalam suatu pembelajaran haruslah ada sebuah evaluasi untuk
mengetahui ada tidaknya dampak dari proses pembelajaran yang diterapkan.
Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk
perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan
penilaian (assesment) dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan
kemampuan guru, pengelolaan (management) pendidikan, dan reformasi
pendidikan secara keseluruhan (Sarwiji Suwandi, 2009: 8).
Menurut Baxter dalam Sarwiji Suwandi (2009: 9) mengemukakan
pentingnya penilaian dalam pembelajaran, antara lain: (1) untuk
membandingkan siswa satu dengan yang lainnya, (2) untuk mengetahui
apakah para siswa memenuhi standar tertentu, (3) untuk membantu kegiatan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pembelajaran siswa, (4) untuk mengetahui atau mengontrol apakah program
pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam Endang
Poerwanti (2008:1-5) evaluasi adalah proses pemberian makna atau
penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka
hasil pengukuran tersebut dengan kriteria, baik melalui evaluasi proses
maupun evaluasi akhir.
Dalam penelitian tindakan kelas biasanya menggunakan penilaian
berbasis kelas. Menurut Supranata dan Hatta dalam Sarwiji Suwandi (2009:
12) penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru
dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan
proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan,
yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian
belajar yang terdapat dalam kurikulum. Penilaian ini dapat dilaksanakan di
dalam dan/atau di luar kelas seperti laboratorium maupun lapangan. Dalam
penilaian kelas menggunakan berbagai alat dengan melalui:
1) Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung, meliputi:
a) Observasi, yaitu digunakan untuk menilai aktivitas pembelajaran
siswa dalam kelompok.
b) Performance assesment (unjuk kerja), yaitu digunakan dalam berbagai
kontek untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu,
misalnya kemampuan berbicara.
c) Sikap, merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang yang meliputi tiga komponen, yakni: afektif
(perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap
sesuatu objek), kognitif (kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek) dan konatif (kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek
sikap).
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
d) Proyek (tugas), yaitu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu, misalnya penelitian
sederhana tentang air di rumah, penelitian tentang harga sembako di
pasar.
e) Produk (hasil) penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk dari hasil pembelajaran tersebut, seperti penilaian kemampuan
peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni:makanan,
pakaian, patung, lukisan, gambar)
f) Portofolio, yakni penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik
oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atu bentuk informasi lain
yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran
(Depdiknas, 2006: 15-16)
g) Self assesment (penilaian diri), yaitu suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya
dalam mata pelajaran tertentu. Misalnya menilai penguasaaan
pengetahuan, membuat tulisan/cerpen, menilai kecakapan
berpendapat.
2) Evaluasi Akhir, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat akhir
pembelajaran. Biasanya dengan menggunakan tes. Tes adalah suatu cara
untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus
dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa
tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya
atau nilai standar yang ditetapakan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games
Tournament(TGT)
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan,
keterampilan atau sikap baru pada saat seorang individu berinteraksi dengan
lingkungan. Pembelajaran adalah istilah yang kadang-kadang mengundang
kontroversi baik dikalangan para ahli maupun di lapangan, terutama diantara
guru-guru di sekolah.
Menurut kamus bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran menurut
Dimyati dan Mudjiono dalam SBM D2 PGSD oleh TIM (2007: 8) adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Sedangkan menurut Knirk dan Gustfson dalam SBM D2
PGSD oleh TIM (2007: 10) pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis
melalui tahap rancangan pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi
seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk
membantu siswa mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam
suatu proses yang sengaja menciptakan suatu lingkungan, sehingga terjadi
proses belajar secara efektif, efisien dan kondusif situasional.
b. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu pola instruksional yang
memberikan proses spesifikasi dan penciptaan situasi lingkungan tertentu
yang mengakibatkan para siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan
khusus pada tingkah laku mereka (SBM D2 PGSD oleh TIM, 2007: 24)
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Menurut Agus Suprijono (2009: 46) bahwa model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Trianto (2007: 5) mengemukakan model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah suatu pola mengajar yang digunakan sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
c. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para
ahli. Pengembangan model tersebut didasarkan pada konsep teori yang
selama ini dikembangkan. Menurut Sugiyanto (2008: 7) jenis-jenis model
pembelajaran itu antara lain, (1) model pembelajaran kontekstual; (2)
model pembelajaran kooperatif; (3) model pembelajaran kuantum; (4)
model pembelajaran terpadu; (5) model pembelajaran berbasis masalah.
1) Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan
dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sendiri sehari-hari.
2) Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Model Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum mempunyai prinsip berbicara-bermakna,
semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi
reward. Strategi kuantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBAK
(Apa Manfaat Bagiku), alami dengan dunia realitas siswa, namai, buat
generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi,
komunikasi, ulangi dengan tanya jawab, latihan, rangkuman, dan
rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-
harapan.
4) Model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu pada dasarnya sebagai kegiatan mengajar
dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan
demikian, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dengan cara ini dapat
dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap
pertemuan.
5) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Agus Suprijono (2009: 54) menjelaskan pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-
pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang
untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Slavin (2009: 4) model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pembelajaran.
Isjoni (2009: 11) mengemukakan, cooperatif Learning atau
pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivis, yang merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Belajar dikatakan belum selesai jika
salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurur Anita Lie (2008: 28) menyebut cooperatif learning dengan
istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa
lain dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan hanya berjalan kalau sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja
secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah
anggota kelompok yang pada umumnya terdiri dari 4-6 orang.
Rita Rani Mandal (2009: 96) mengemukakan The concept of
cooperative learning refers to intructional methods and techniques in
which student work in small group and rewarded in some way performance
as a group. Dapat diartikan konsep pembelajaran kooperatif mengacu pada
metode dan teknik dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil dan
dihargai kinerjanya dalam kelompok.
Dari beberapa pendapat di atas, diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berbasis
kelompok dan mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
e. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif
dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.
Roger dan David Johson dalam Agus Suprijono (2009: 58)
mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap
pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal harus
menerapkan lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif (Positive interdependence)
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan
yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota
kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
Sehingga setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugasnya masing-masing.
2) Tanggung jawab perorangan (Personal responsibility)
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran
terhadap keberhasilan kelompok. Unsur ini sebagai akibat langsung dari
unsur yang pertama. Karena tujuan pembelajaran kooperatif adalah
membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.
Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan bersama. Artinya, setelah
mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat
menyelesaikan tugas yang sama.
3) Tatap muka dengan interaksi promotif (face to face promotive
interaction)
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling
ketergantungan positif. Ciri-cirinya adalah, (a) saling membantu secara
efektif dan efisien; (b) saling memberi informasi dan sarana yang
diperlukan; (c) memproses informasi bersama secara lebih efektif dan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
efisien; (d) saling mengingatkan; (e) saling membantu dalam
merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan
kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi; (f) saling
percaya; (g) saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan
bersama.
4) Komunikasi antar anggota (interpersonal skill)
Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam
pencapaian peserta didik harus: (a) saling mengenal dan mempercayai;
(b) mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius; (c) saling
menerima dan mendukung; (d) mampu menyelesaikan konflik secara
konstruktif.
5) Evaluasi proses kelompok (group processing)
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama. Agar
selanjutnya mereka bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Melalui
evaluasi ini dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan
kelompok dan kegitan dari kelompok. Siapa diantara anggota keompok
yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuannya
adalah meningkatkan efektifitas anggota dalam memberikan kontribusi
terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
Lungdren dalam Isjoni (2009: 13-14) mengemukakan bahwa unsur-
unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah:
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka ”tenggelam atau
berenang bersama”.
2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta
didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri
sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
f. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2009: 73) bahwa dalam pembelajaran kooperatif
terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan yaitu, (1) Student
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Team Achievement Division (STAD), (2) Jigsaw, (3) Team Game
Tournaments (TGT), (4) Group Investifation (GI), (5) Rotating Trio
Exchange, (6) Group Resume.
Robert E. Slavin (2009: 10) menyebutkan beberapa metode
pembelajaran kooperatif antara lain, Student Team Achievement Division
(STAD), Jigsaw, Team Games Tournament (TGT), Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dan Team Accelerated Instruction (TAI).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe
model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah, Student Team
Achievement Division (STAD), Jigsaw, Team Games Tournament (TGT),
Group Investifation (GI), Rotating Trio Exchange, Group Resume,
Structural Approach, Cooperatif Integrated Reading and Composition
(CIRC) dan Team Accelerated Instruction (TAI).
g. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Agus Suprijono (2009: 65) terdapat enam langkah atau
tahapan di dalam pembelajaran yang menggunakan model kooperatif.
Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set
(menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa)
Menjelaskan tujuan
pembelajaran dan
mempersiakan siswa agar lebih
siap menerima pelajaran.
Fase 2: Present information
(menyajikan informasi)
Mempresentasikan informasi
kepada siswa secara verbal.
Fase 3: Organize students into
learning tems (mengorganisir
siswa ke dalam tim-tim belajar.
Memberikan penjelasan kepada
siswa tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
membantu kelompok
melakukan transisi yang
efisien.
Fase 4: Assist team work and
study (membantu kerja tim dan
belajar)
Membantu tim-tim belajar
selama siswa mengerjakan
tugas.
Fase 5: Test on the materials
(mengevaluasi)
Menguji pengetahuan siswa
mengenai materi pembelajaran
atau kelompok-kelompok
mepresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6: Provide recognition
(memberikan pengakuan atau
penghargaan)
Mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan prestasi
individu maupun kelompok.
h. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)
Isjoni (2009: 83) berpendapat bahwa TGT adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda.
Robert E. Slavin (2009: 163) menyatakan Team Games Tournament
(TGT) artinya adalah bentuk pembelajaran yang terdapat dalam
pembelajaran koopratif yang paling tua dan paling banyak digunakan
dalam penelitian pendidikan, termasuk juga dalam penyampaian materi di
kelas. Dalam TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan
kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba
sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik
sebelumnya setara seperti mereka. Menurut Robert E. Slavin (2009: 143)
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
ada lima komponen utama (langkah-langkah pembelajaran TGT) yang
harus dimiliki, yaitu:
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Presentasi Kelas
Tahap ini merupakan tahap awal dalam pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran TGT, karena pada tahap ini siswa
diajarkan oleh guru tentang Peristiwa Proklamasi. Sehingga pada tahap
ini sangat berperan penting dalam penerimaan materi pada diri siswa.
Dimana guru mepresentasikan materi pelajaran di depan kelas dan siswa
memperhatikan penjelasan guru.
2) Tim
Tim atau kelompok ini dapat terdiri dari empat sampai lima
siswa dan pengelompokkan tim ini adalah berdasarkan kemampuan, asal
daerah, suku, dll. Fungsi dari pengelompokkan ini adalah memastikan
bahwa dari masing-masing siswa benar-benar mempelajari materi yang
disampaikan oleh guru, yaitu memperhatikan apa yang disampaikan oleh
guru dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara
berkelompok.
Fungsi pengelompokkan ini adalah untuk saling berbagi antara
satu siswa dengan siswa yang lain dalam satu kelompok. Hal ini
dilakukan apabila dalam anggota kelompok tersebut ada yang belum
paham, maka anggota kelompok yang lain harus bertanggung jawab
dengan cara mengajari anggota yang belum paham tersebut sampai
didapatkan semua anggota kelompok dapat paham semua.
3) Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan
yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya
dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Games ini dimainkan
di atas meja dengan 5-6 orang siswa, yang masing-masing mewakili tim
yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor
pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa
mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan
sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban
masing-masing.
4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.
Biasanya berlangsung pada akhir pekan atau akhir unit materi
pembelajaran. Setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah
melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan pada turnamen
pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen
dimana tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga
berikutnya pada meja 2 dan seterusnya. Kompetisi berlangsung secara
seimbang sehingga memungkinkan para siswa dari semua tingkat
kinerja dapat berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka
jika mereka melakukan yang terbaik.
5) Rekognisi Tim
Rekognisi hampir sama dengan reward, yaitu memberikan
hadiah, pujian, penghargaan atau yang lainnya kepad siswa atau
kelompok yang paling baik. Sehingga dengan pemberian hadiah ini
siswa akan semakin tertarik untuk belajar.
Team Games Tournament (TGT) mempunyai ide utama untuk
memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam
menuntaskan keterampilan-keterampilan yang disampaikan guru.
Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim,
mereka harus membantu teman satu tim untuk menguasai bahan ajar.
Walaupun mereka belajar bersama dalam tim tetapi mereka tidak boleh
saling membantu dalam turnamen. Ini berarti setiap siswa harus
menguasai materi. Selain itu motivasi Team Games Tournament (TGT)
juga menggunakan permainan, sehingga kegembiraan dirasakan siswa.
Permainan inilah yang membedakan TGT dengan model pembelajaran
kooperatif lainnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament adalah pembelajaran kooperatif
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dengan menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 4-5 siswa yang memiliki kemampuan, suku atau ras yang
berbeda dengan menggunakan sistem turnamen akademik yang diikuti oleh
seluruh siswa.
B. Penelitian yang Relevan
1. Eriyani (2010) ”Penerapan Cooperative Learning Model Team Games
Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
IV SD Negeri Kalijaren 01 Kec.Maos Kab. Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010”.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan adanya peningkatan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT), terbukti rata-rata
hasil pratindakan 66,1 atau 72%, pada siklus I menjdai 69,5 atau 86%, pada
siklus II menjadi 73,4 atau 9 %, dan pada siklus III nilai rata-rata 80, atau
100%.
2. Yusrika Firda Isnaini (2010) ”Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sriwedari Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010”. Hasil penelitian tersebut adalah terdapat peningkatan hasil belajar
siswa dari nilai rata-rata tes IPS semester 1 adalah 51 menjadi 74,44 pada
pokok bahasan Koperasi pada siswa kelas IV SD N Sriwedari Surakarta.
Dari penelitian di atas keduanya berbicara tentang penerapan
pembelajaran kooperatif pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD dan IPS
kelas IV SD, berdasarkan penelitian yang relevan tersebut, penelitian ini relevan
dengan penelitian di atas yaitu sama-sama berbicara tentang metode pembelajaran
kooperatif pada siswa Sekolah Dasar. Sedangkan perbedaannya adlah pada tipe
dan subjek penelitian dimana penelitian ini berbicara tentang penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas V
SD Negeri 07 Ngringo pada mata pelajaran IPS tahun ajaran 2010/2011.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPS dikatakan berhasil apabila sebagian besar siswa telah
mendapat nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. SD N 07 Ngringo menetapkan
KKM mata pelajaran IPS kelas V adalah 65 pada tahun ajaran 2010/2011. Akan
tetapi pada kenyataannya hasil belajar pada pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi SD N 07 Ngringo masih rendah terbukti masih banyak siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini disebabkan guru hanya menggunakan
model pembelajaran yang konvensional, guru masih menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan bahan ajar, guru tidak menggunakan media dalam
menyampaikan materi IPS. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga
siswa menjadi jenuh dan mudah bosan, serta dapat mempengaruhi rendahnya hasil
belajar IPS.
Beberapa upaya agar siswa terdorong untuk belajar, diantaranya adalah
penyajian materi yang menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
semangat, minat, motivasi dan hasil belajar yang baik. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat diterapkan untuk
mengaktifkan siswa, menumbuhkan semangat siswa dan memotivasi siswa dalam
belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam model pembelajaran ini
siswa tidak hanya bekerja dalam kelompok saja, melainkan terdapat permainan
yang tersaji dalam games yang dimainkan secara turnamen. Dengan model ini
siswa dapat belajar sambil bermain, dapat berlatih bahwa ketergantungan dengan
orang lain itu pasti ada, sehingga sikap saling membutuhkan dan bekerjasama
dapat terbentuk.
Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok
bahasan peristiwa sekitar proklamasi pada mata pelajaran IPS kelas V SD N07
Ngringo, Jaten Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Kerangka berpikir dapat
digambarkan pada gambar 1 di bawah ini:
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai
berikut :
“Melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar IPS tentang Peristiwa Sekitar Proklamasi bagi siswa
kelas V semester II SD N O7 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
tahun ajaran 2010/2011”.
TINDAKAN
Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada materi Peristiwa sekitar Proklamasi
SIKLUS I Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
(materi peristiwa sekitar proklamasi)
KONDISI AKHIR
Hasil belajar IPS pada materi Peristiwa sekitar
Proklamasi meningkatkan
SIKLUS II Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe
TGT (tokoh yang berperan dalam peristiwa sekitar
proklamasi)
KONDISI AWAL
Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional
Hasil belajar IPS pada pokok bahasan
peristiwa sekitar proklamasi rendah
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 07 Ngringo yang
berada di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) Tahun Ajaran
2010/2011 selama 6 bulan, yang terdiri dari tahap persiapan sampai dengan
pelaporan penelitian. Yaitu pada bulan Januari sampai Juni 2011. Tabel waktu
dan jadwal penelitian terlampir pada lampiran 54 halaman 182.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi) yang sifat keadaanya (attributnya) akan diteliti
(www.tatangmanguny’s blog, diakses 21 Februari 2011). Sebagai subjek adalah
siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran (Sarwiji Suwandi,
2009: 55). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 07
Ngringo tahun ajaran 2010/2011 dengan banyak siswa 34 siswa yang terdiri dari
19 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki dengan pokok bahasan Peristiwa
Sekitar Proklamasi.
C. Sumbe