peningkatan hasil belajar ips melalui model pembelajaran kooperatif tipe team games ... · 2013. 7....

106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 OLEH : NURUL HIDAYAH DEWI X7107055 Skripsi Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

    PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR

    TAHUN AJARAN 2010/2011

    OLEH :

    NURUL HIDAYAH DEWI

    X7107055

    Skripsi

    Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

    PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR

    TAHUN AJARAN 2010/2011

    OLEH :

    NURUL HIDAYAH DEWI

    X7107055

    Skripsi

    Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    PERSETUJUAN

    Skripsi dengan judul:

    “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,

    Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”

    disusun oleh:

    Nama : Nurul Hidayah Dewi

    NIM : X7107055

    telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Hari : Senin

    Tanggal : 6 Juni 2011

    Oleh:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul:

    “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,

    Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”

    Disusun oleh:

    Nama : Nurul Hidayah Dewi

    NIM : X7107055

    Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

    persyaratan mendapat gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

    Hari : Kamis

    Tanggal :

    Tim Penguji Skripsi

    Nama Terang

    Ketua : Drs. Kartono, M. Pd

    Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd

    Anggota I : Ngadino Y, M. Pd

    Anggota II : Dra. Siti Wahyuningsih, M. Pd

    Disahkan oleh

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    ABSTRAK

    NURUL HIDAYAH DEWI. X7107055. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.

    Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) pada siswa kelas V SD N 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

    Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes tertulis, wawancara, dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keaktifan siswa didalam mengikuti proses belajar mengajar. Tes tertulis digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh adalah hasil belajar. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPS. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa arsip dan dokumen. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu : reduksi data, sajian data, dan penerikan kesimpulan atau verifikasi.

    Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar IPS yang diperoleh siswa dari sebelumnya. Pada tes awal 63, 53; kemudian pada tes siklus pertama 72, 82; dan pada siklus kedua menjadi 76, 65. Kemudian adanya peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa yang pada tes awalnya 38, 24%; dan pada tes siklus pertama 94, 12%; kemudian pada siklus kedua menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    ABSTRAC

    NURUL HIDAYAH DEWI. X7107055. THE IMPROVEMENT OF THE SOCIAL SCIENCES LEARNING RESULT THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT ON THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.Thesis on Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, May 2011.

    The aim of this research is to improve the learning outcomes of Social Sciences by applying the cooperative learning model type team games tournament (TGT) on the fifth grade of elementary school 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar in Academic Year of 2010/2011.

    This research is designed as Classroom Action Research which is conducted by 2 cycles. Each cycle consists of four stages. They are planning, action, observation and reflection. The subject of this research is the fifth grade student of Elementary School 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar. The data were collected by using observation, written tests, interviews, and documentation. Observation is used to obtain information about students' activeness in joining teaching and learning process. The written test is used to measure student achievement after the implementation of learning. The data obtained the result of learning. Interviews are used to obtain information about various matters related to the implementation of social sciences learning. The researcher uses the documentation to take data form of archives and documents. The data was analyzed by using an interactive model which consists of three components. They are data reduction, data display, and conclusion or verification.

    The results showed that there is an improvement on the social sciences value of the students. In initial tests showed 63, 53; then on the first cycle of tests 72, 82; and the second cycle to 76, 65. Then an increase in the percentage of student mastery of the first test is 38, 24%, and the first cycle of tests is 94, 12%; then on the second cycle up to 100%. As a result of the study, it can be concluded that the Social Sciences learning by applying cooperative learning model type Team Games Tournament (TGT) can improve the learning outcomes in the fifth grade of elementary school 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    MOTTO

    “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang

    kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,

    dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;

    Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

    ( QS. Al-Baqarah: 216)

    “Bagaimanapun berkilaunya kebaikan seseorang pastilah ada kekurangannya,

    begitu pula bahwa tidak semua orang yang jelek hanya penuh dengan kejelekan,

    pasti ada hal positif yang ia punyai. Semua yang diciptakan ALLOH SWT di muka

    bumi pastilah ada hikmahnya, bila kita menemukan keindahan akhlak seseorang

    dan menjadi nyaman dengannya maka apa yang ia punyai merupakan pelajaran

    bagi kita agar bias mengambil manfaatnya”

    (penulis)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya ini kupersembahkan kepada:

    Bapak dan ibuku tercinta Munadi dan Supini yang selalu memberikan

    doa, dorongan, semangat dan motivasi untukku.

    Kelurga besar SD N 07 Ngringo

    Keluarga besar FKIP UNS dan Almamaterku tercinta yang telah

    memberikan ilmu yang yang bermanfaat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan ke hadirat Illahi Robbi berkat

    limpahan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

    “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringi, Jaten,

    Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011” guna memenuhi persyaratan mendapat

    gelar Sarjana Pendidikan.

    Peneliti menyadari, terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari

    bimbingan, petunjuk, bantuan dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada

    kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan FKIP.

    2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP.

    3. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program PGSD.

    4. Ngadino Y, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan dan saran kepada peneliti.

    5. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

    memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.

    6. Sugiyarti, A.Ma selaku Kepala Sekolah SD N 07 Ngringo, Jaten,

    Karanganyar yang telah memberikan izin melakukan penelitian tindakan

    kelas kepada peneliti.

    7. Suherwiyatmi, S.Pd selaku guru IPS Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,

    Karanganyar yang telah merelakan waktunya untuk membantu penelitian

    ini.

    8. Pihak-pihak yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

    penyusunan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik konstruktif para pembaca

    sangat peneliti harapkan. Dan semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah

    pengetahuan bagi semua pihak.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    Tidak lupa peneliti mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila

    terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini.

    Surakarta, Juni 2011

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL............................................................................................................. i

    PENGAJUAN ................................................................................................. ii

    PERSETUJUAN ............................................................................................. iii

    PENGESAHAN .............................................................................................. iv

    ABSTRAK ...................................................................................................... v

    ABSTRAC ...................................................................................................... vi

    MOTTO .......................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

    DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4

    C. Pembatasan Masalah .................................................................. 4

    D. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

    E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

    F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori ............................................................................... 6

    1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial .................................... 6

    a. Pengertian Belajar................................................................ 6

    b. Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 7

    c. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial........................................ 9

    2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games

    Tournament (TGT) .................................................................. 17

    a. Pengertian Pembelajaran .................................................... 17

    b. Pengertian Model Pembelajaran ......................................... 17

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    c. Jenis-jenis Model Pembelajaran ......................................... 18

    d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif........................ 19

    e. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ................................ 21

    f. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif .......................... 22

    g. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif............. 23

    h. Model Kooperatif tipe TGT................................................. 24

    B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 27

    C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 28

    D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 29

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 30

    B. Subjek Penelitian ....................................................................... 30

    C. Sumber Data .............................................................................. 30

    D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 31

    E. Evaluasi Data ............................................................................ 32

    F. Teknik Analisis Data ................................................................. 33

    G. Indikator Kinerja ........................................................................ 34

    H. Prosedur Penelitian .................................................................... 35

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 39

    B. Deskripsi Kondisi Awal ............................................................. 40

    C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................................ 42

    1. Deskripsi Siklus I ................................................................ 42

    2. Deskripsi Siklus II ............................................................... 62

    D. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan ................................ 79

    BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

    A. Simpulan ................................................................................... 84

    B. Implikasi .................................................................................... 84

    C. Saran .......................................................................................... 86

    DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 88

    LAMPIRAN……………………………………………………………………. 90

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    DAFTAR GRAFIK

    Halaman

    Grafik 1. Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan (Prasiklus) ........................ 41

    Grafik 2. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus I ....................................... 49

    Grafik 3. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I ......................................... 50

    Grafik 4. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I .................................. 52

    Grafik 5. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus I................................... 54

    Grafik 6. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus I ....................................... 55

    Grafik 7. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus I ......................................... 57

    Grafik 8. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I .................................. 58

    Grafik 9. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus I................................... 60

    Grafik 10. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus II ...................................... 67

    Grafik 11. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus II ........................................ 68

    Grafik 12. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II ................................. 69

    Grafik 13. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus II ................................. 71

    Grafik 14. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus II ...................................... 72

    Grafik 15. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus II ........................................ 73

    Grafik 16. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II ................................. 75

    Grafik 17. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus II ................................. 76

    Grafik 18. Nilai Hasil Belajar Antarsiklus ........................................................ 82

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II................................. 14

    Tabel 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........................ 23

    Tabel 4. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan .................. 41

    Tabel 6. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus I........... 48

    Tabel 8. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I............. 50

    Tabel 10. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I...... 51

    Tabel 12. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus I...... 53

    Tabel 14. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus I........... 55

    Tabel 16. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus I............. 56

    Tabel 18. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I...... 58

    Tabel 20. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus I...... 59

    Tabel 23. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus II ......... 66

    Tabel 25. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I............. 68

    Tabel 27. Daftar Frekuensi Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II.............. 69

    Tabel 29. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus II..... 70

    Tabel 31. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus II ......... 71

    Tabel 33. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus II ........... 73

    Tabel 35. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II .... 75

    Tabel 37. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus II..... 76

    Tabel 40. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS (Prasiklus, Siklus I,

    Siklus II .......................................................................................... 40

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. RPP Siklus I ............................................................................. 90

    Lampiran 2. Soal Tes Awal (prasiklus) ........................................................ 98

    Lampiran 3. Kunci Jawaban Tes Awal ......................................................... 99

    Lampiran 4. Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus I ........................................... 100

    Lampiran 5. Kunci Jawaban Diskusi Pertemuan 1 Silus I............................ 101

    Lampiran 6. Soal Evaluasi Pertemuan 1 Siklus I.......................................... 103

    Lampiran 7. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 1Siklus I ......................... 104

    Lampiran 8. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 1 Siklus I....................... 105

    Lampiran 9. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I ............... 108

    Lampiran 10. Tabel 3. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar

    Proklamasi) Prasiklus ............................................................... 111

    Lampiran 11. Tabel 5. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 1

    siklus I ...................................................................................... 113

    Lampiran 12. Tabel 7. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 1

    Siklus I...................................................................................... 114

    Lampiran 13. Tabel 9. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 1

    Siklus I...................................................................................... 115

    Lampiran 14. Tabel 11. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar

    Proklamasi) Pertemuan 1 Siklus I ............................................ 116

    Lampiran 15. Soal Turnamen Pertemuan 2 Siklus I ....................................... 117

    Lampiran 16. Kunci Jawaban Turnamen Pertemuan 2 Siklus I...................... 118

    Lampiran 17. Soal Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ......................................... 119

    Lampiran 18. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ........................ 120

    Lampiran 19. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 2 Siklus I....................... 121

    Lampiran 20. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I................ 124

    Lampiran 21. Tabel 13. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 2

    Siklus I...................................................................................... 127

    Lampiran 22. Tabel 15. Daftar Hasil Belajar Afektif Pertemuan 2 Siklus I... 128

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    Lampiran 23. Tabel 17. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 2

    Siklus I...................................................................................... 129

    Lampiran 24. Tabel 19. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar

    Proklamasi) Pertemuan 2 Siklus I ............................................ 130

    Lampiran 25. Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran

    Siklus I...................................................................................... 131

    Lampiran 26. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar Proklamasi)

    Siklus I...................................................................................... 132

    Lampiran 27. RPP Siklus II ............................................................................ 134

    Lampiran 28. Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus II.......................................... 142

    Lampiran 29. Kunci Jawaban Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus II ............... 143

    Lampiran 30. Soal Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ........................................ 144

    Lampiran 31. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ....................... 145

    Lampiran 32. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 1 Siklus II ..................... 146

    Lampiran 33. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II .............. 149

    Lampiran 34. Tabel 22. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 1

    Siklus II .................................................................................... 152

    Lampiran 35. Tabel 24. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 1

    Siklus II .................................................................................... 153

    Lampiran 36. Tabel 26. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 1

    Siklus II .................................................................................... 154

    Lampiran 37. Tabel 28. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar

    Proklamasi) Pertemuan 1 Siklus II .......................................... 155

    Lampiran 38. Soal Turnamen Pertemuan 2 Siklus II...................................... 157

    Lampiran 39. Kunci Jawaban Turnamen Pertemuan 2 Siklus II .................... 160

    Lampiran 40. Soal Evaluasi Pertemuan 2 Siklus II ......................... …... 161

    Lampiran 41. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 2 Pertemua II.... …... 162

    Lampiran 42. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 2 Siklus II .................... 163

    Lampiran 43. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II ............. 166

    Lampiran 44. Tabel 30. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 2

    Siklus II ................................................................................... 168

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvii

    Lampiran 45. Tabel 32. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 2

    Siklus II .................................................................................. 169

    Lampiran 46. Tabel 34. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 2

    Siklus II ................................................................................... 170

    Lampiran 47. Tabel 36. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar

    Proklamasi) Pertemuan 2 Siklus II........................................... 171

    Lampiran 48. Tabel 38. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar

    Proklamasi) Siklus II ............................................................... 171

    Lampiran 49. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran

    Siklus II ................................................................................... 175

    Lampiran 50. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar Proklamasi)

    Siklus II ................................................................................... 176

    Lampiran 51. Tabel 39. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar

    Proklamasi) Siswa Kelas V Antarsiklus .................................. 178

    Lampiran 52. Haasil Wawancara Sebelum Menggunakan Model

    Pembelajaran Koopertatif Tipe TGT ...................................... 180

    Lampiran 53. Hasil Wawancara Setelah Menggunakan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ........................................ 181

    Lampiran 54. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ......................... 182

    Lampiran 55. Silabus Kelas V Semester II Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar

    Proklamasi ............................................................................... 183

    Lampiran 56. Dokumentasi ............................................................................ 185

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan merupakan

    usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

    untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas: 2003).

    Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha

    untuk mencapainya. Demikian halnya Indonesia, yang menaruh harapan besar

    terhadap pendidik yang berpendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa

    ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus

    dibentuk. Namun ada banyak hal yang harus disiapkan seperti sarana dan

    prasarana serta guru yang berperan sangat penting.

    M. Furqon Hidayatulloh (2009: 234) mengemukakan guru luar biasa adalah guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat berkembang potensinya secara optimal. Tugas dan fungsi guru dalam memberdayakan potensi peserta didik sangat penting sehingga diperlukan profil guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini diperlukan guru yang berkarakter kuat dan cerdas. Dimana guru yang berkarakter kuat meliputi amanah dan keteladanan. Amanah dibangun atas dasar empat pilar (komitmen, kompeten, kerja keras, konsisten), sedangkan keteladanan dibangun atas dasar tiga pilar (kesederhanaan, kedekatan, pelayanan maksimal). Cerdas berkaitan dengan kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual. Sehingga guru sejati adalah guru yang dapat membangun insan (peserta didik yang berkarakter kuat dan cerdas). Berdasarkan berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, guru SD tidak

    luput dari peranannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Bahkan sekarang

    tidak sedikit kaum muda yang mulai tertarik pada profesi ini. Mata pelajaran yang

    diajarkan terhitung banyak, namun terdapat salah satu mata pelajaran yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    kebanyakan siswa merasa bosan dan jenuh, karena pembelajaran yang sarat akan

    materi dan cerita, yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang

    diberikan mulai dari SD/MI sampai SMA/MA. IPS mengkaji seperangkat

    peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social.

    Melalui mata pelajaran IPS pesrta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga

    Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia

    yang cinta damai. (Depdiknas, 2007: 18).

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 07 Ngringo,

    rendahnya hasil belajar IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi di

    kelas V SD Negeri 07 Ngringo, Karanganyar dikarenakan guru belum

    menggunakan model pembelajaran serta mendesain skenario atau strategi

    pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa

    sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Guru sering menggunakan model

    pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah dan membosankan. Kegiatan

    pembelajaran masih didominasi guru, siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek

    bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas siswa selama proses

    pembelajaran.

    Keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah meningkatkan prestasi

    belajar siswa. Dari hasil pengamatan dan wawancara, hasil belajar IPS kelas V SD

    Negeri 07 Ngringo untuk mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa

    Sekitar Proklamasi menunjukkan belum mencapai hasil yang maksimal. Indikator

    rendahnya kualitas belajar tersebut berdasarkan hasil ulangan harian kelas V mata

    pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi yaitu nilai

    tertinggi 86, nilai terendah 50, sedangkan nilai KKM yang harus dicapai siswa

    adalah 65. Dari siswa secara keseluruhan berjumlah 34, siswa yang mendapat nilai

    di bawah KKM sebanyak 20 siswa. Sehingga dari hasil belajar tersebut dapat

    berpengaruh terhadap hasil belajar IPS pada pokok bahasan berikutnya.

    Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V, selama ini guru masih

    menggunakan metode ceramah, penugasan, dan diskusi. Hal itu dikarenakan guru

    menyadari bahwa belum memahami betul mengenai model-model pembelajaran

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    yang inovatif serta kurang adanya sosialisasi mengenai model dan metode

    pembelajaran tersebut. Guru menggunakan metode penugasan dan diskusi pada

    waktu guru tidak dapat hadir karena mengikuti penataran atau tugas di luar

    sekolah. Pada umumnya guru menyampaikan materi dasar dengan metode

    ceramah, sehingga dominasi kegiatan selama proses pembelajaran berada pada

    guru. Peran siswa menjadi pasif, lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan

    penjelasan guru.

    Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan meningkatkan

    peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses

    pembelajaran IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi. Salah satu

    model pembelajaran yang sesuai dengan masalah ini adalah model Pembelajaran

    Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Karena dalam pembelajaran

    kooperatif tipe ini tidak hanya sekedar bekerja dalam kelompok saja, namun

    terdapat permainan yang tersaji dalam game yang disajikan secara turnamen.

    Dunia anak adalah dunia barmain. Hampir semua anak menyukai

    permainan dan hal-hal yang menyenangkan. Dengan mengusung misi

    pembelajaran yang menyenangkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe

    Team Games Tournament (TGT) merupakan tindakan alternatif yang kiranya

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menghargai siswa. Terutama dalam

    pembelajaran IPS yang kebanyakan anak merasa jenuh, bosan, mengantuk dan

    sebagainya yang diharapkan dapat diubah menjadi sesuatu yang menyenangkan

    dan disukai oleh anak. Dalam model pembelajaran tipe Team Games Tournament

    (TGT) ini dikemas dalam bentuk pemainan karena bermain merupakan

    pemenuhan suatu kebutuhan mendasar bagi anak-anak serta sesuatu yang sangat

    menarik (Russel Tyler, 1999, dalam jurnal Pendidikan ”Dwija Utama”). Sehingga

    model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat

    membantu dalam menciptakan sebuah suasana belajar yang kondusif,

    menyenangkan, optimal dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    dalam mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.

    Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat masalah ini menjadi bahan

    penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri

    07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

    beberapa permasalahan sebagai berikut :

    1. Kegiatan belajar mengajar masih satu arah sehingga keaktifan dan kreatifitas

    siswa kurang berkembang secara optimal.

    2. Guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional dalam

    pembelajaran IPS .

    3. Hasil belajar IPS belum menunjukkan hasil yang optimal.

    C. Pembatasan Masalah

    Dengan adanya masalah yang cukup banyak, maka penelitian ini dibatasi

    pada:

    1. Hasil belajar dibatasi pada hasil belajar IPS kelas V dengan materi “Peristiwa

    Sekitar Proklamasi.”

    2. Pembelajaran kooperatif dibatasi pada Pembelajaran Kooperatif tipe Team

    Games Tournamen (TGT).

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti

    yaitu : “Apakah melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Games

    Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD

    N 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011?”

    E. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas,tujuan dari penelitian ini

    adalah : “Untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif

    tipe Team Games Tournament (TGT) siswa kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,

    Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.”

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    F. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian dapat dibedakan atas manfaat teoritris dan praktis.

    1. Manfaat Teoritris

    a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan memberi sumbangan

    bagi dunia pendidikan.

    b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi sekolah

    1) Untuk meningkatkan kegiatan/proses belajar mengajar yang dilaksanakan

    di sekolah terutama di kelas.

    2) Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kurikulum sekolah.

    3) Sebagai kontribusi adanya inovasi pembelajaran di sekolah.

    b. Bagi guru

    1) Sebagai bahan acuan ataupun masukkan dalam mengajarkan materi IPS

    2) Sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau sejauh mana hasil

    belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, khususnya materi Peristiwa

    Sekitar Proklamasi.

    3) Mendapatkan model pembelajaran yang tepat dan inovatif, dalam rangka

    meningkatkan hasil pembelajaran IPS pada materi Peristiwa Sekitar

    Proklamasi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

    c. Bagi siswa

    1) Siswa dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar mereka dalam mata

    pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.

    2) Membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPS pada pokok

    bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.

    3) Siswa dapat mengoptimalkan pembelajaran IPS.

    4) Siswa menjadi tertarik dan berminat mengikuti pembelajaran IPS.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

    a. Pengertian Belajar

    Dalam pengertiannya belajar mempunyai makna yang komplek.

    Ditinjau dari pengertian belajar itu sendiri banyak ahli yang mengemukakan

    pengertian belajar dengan ungkapan dan pendapat yang berbeda-beda.

    Pendapat-pendapat tersebut antara lain :

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

    memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Menurut

    Cronbach “Learning is Shown by Change in Behavior as Result of

    Experience. Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman (Baharuddin dan

    Esa Nur W, 2010: 13).

    Menurut Morgan dalam Agus Suprijono (2009: 3) “Learning is any

    relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”,

    belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari

    pengalaman. Hilgrad dan Bower (Baharuddin dan Esa Nur W, 2010: 13)

    menyatakan belajar adalah memperoleh pengetahuan atau menguasai

    pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan

    mendapatkan informasi atau menemukan.

    Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

    pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan

    dalam berbagai bentuk, sikap, dan tingkah lakunya, keterampilannya,

    kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Oleh

    karena itu belajar adalah proses yang aktif, belajar proses mereaksi terhadap

    semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang

    diarahkan kepada kompetensi, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu

    (SBM D2 PGSD oleh TIM, 2007: 2)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    Slameto (2003: 2) memberikan pengertian belajar adalah sebagai

    suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

    pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

    belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diiringi oleh

    perubahan sikap dan tindakan oleh seseorang melalui pengenalan secara

    berturut-turut dari suatu situasi ke situasi lain yang diulang-ulang sehingga

    menjadi sempurna melalui tahapan-tahapan tertentu.

    b. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar

    adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

    belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

    pembelajara. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan

    informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-

    tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

    Menurut Soedijarto dalam Purwanto (2010: 46) hasil belajar adalah

    sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses

    belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil

    belajar menurut Endang Poerwanti (2008: 7.11) adalah keberhasilan siswa

    setelah mengikuti satuan pembelajaran tertentu. Bloom merumuskan hasil

    belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah), yaitu

    ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (sumber: tentang

    pendidikan—taksonomi Bloom, diakses 11januari 2011).

    Dalam ranah Kognitif, hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan.

    Enam tingkatan itu antara lain, (1) pengetahuan atau ingatan, (2) pemahaman,

    (3) penerapan, (4) sintesis, (5) analisis dan (6) evaluasi. Adapun ranah afektif

    terdiri dari lima tingkatan yaitu, (1) pengenalan (ingin menerima, sadar akan

    adanya sesuatu), (2) merespon (aktif berpartisipasi), (3) penghargaan

    (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu), (4) pengorganisasian

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya), (5) pengamalan

    (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup). Sedangkan ranah

    psikomotorik terdiri dari lima tingkatan juga yaitu, (1) peniruan (menirukan

    gerak), (2) penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak), (3)

    ketepatan (melakukan gerak dengan benar), (4) perangkaian (melakukan

    beberapa gerakan sekaligus dengan benar), (5) naturalisasi (melakukan gerak

    secara wajar). (sumber: tentang pendidikan—taksonomi Bloom, diakses

    11januari 2011).

    Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diharapkan dalam

    menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang diinginkan dan merupakan

    hasil kegiatan setelah siswa mengalami pembelajaran dalam kompetensi

    tertentu (SBM D2 PGSD, 2007: 41).

    Menurut Slameto (1995: 54) bahwa faktor yang mempengaruhi hasil

    belajar meliputi:

    1. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri,

    antara lain :

    a) Faktor Jasmani, merupakan faktor yang berasaan individu dari anggota

    badan individu itu sendiri, yang terdiri dari faktor kesehatan (tidak

    sering sakit-sakitan) dan cacat tubuh (adanya salah satu anggota badan

    yang cacat).

    b) Faktor Psikologis, yaitu faktor yang mempengaruhi kejiwaan setiap

    individu yang akan mempengaruhi belajar, seperti intelegensi perhatian,

    minat bakat, motivasi atau dorongan, kematangan dan kesiapan dalam

    menerima pelajaran.

    c) Faktor Kelelahan, yaitu faktor yang disebabkan karena daya fisik

    individu mengalami penurunan. Dibedakan menjadi dua yaitu :

    (1) Kelelahan Jasmani, terlihat dari lemahnya tubuh dan timbul

    kecenderungan untuk membaringkan tubuh, disebabkan kekacauan

    subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah mengalir

    tidak lancar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    (2) Kelelahan Rohani, dilihat dari hilangnya gairah dan semangat

    untuk belajar yang dapat disebabkan oleh kelesuan dan kebosanan.

    2. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar individu tersebut, antara

    lain :

    a) Faktor Keluarga, yaitu faktor yang berasal dari dalam keluarga individu

    itu sendiri, antara lain pola asuh orang tua, cara orang tua mendidik,

    hubungan anak dengan anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga,

    suasana atau keharmonisan keluarga, perhatian dari keluarga khususnya

    dari orang tua, latar belakang keluarga. Keadaan ini sangat berpengaruh

    terhadap kegiatan belajar siswa di rumah.

    b) Faktor Sekolah, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekolah.

    Meliputi metode pengajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa

    dan hubungan siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, waktu

    pelajaran di sekolah, alat pelajaran, kondisi gedung sekolah (sarana dan

    prasarana), tugas rumah,

    c) Faktor Masyarakat, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekitar

    siswa (masyarakat), seperti pergaulan dalam mayarakat, bentuk

    kehidupan, status sosial, kebudayaan dan adat istiadat, media massa.

    Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar

    mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan dimana terdapat dua faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri individu itu

    sendiri dan faktor dari luar individu tersebut.

    c. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

    1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

    Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji

    peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial

    dan kewarganegaraan (Depdikbud, 2004: 45). Ilmu sosial adalah disiplin

    intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    memusatkan manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau

    masyarakat yang ia bentuk (Hidayati, 2008: 1.4)

    Pendidikan IPS mempunyai dua konsep, yakni: (1) pendidikan LPS

    yang diajarkan dalam tradisi ”citizenship transmission” dalam bentuk mata

    pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Sejarah Nasional,

    (2) pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi ”social science” dalam

    bentuk pendidikan IPS terpisah dari SMU, yang terkonfederasi di SLTP dan

    yang terintegrasi di SD (Udin S. Winataputra, 2008: 51)

    Dalam Hidayati (2008: 1.6) definisi IPS menurut National Council

    for Social Studies (NCSS), mendefinisikan IPS sebagai berikut:

    Social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pengertian Ilmu

    Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan

    menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dinjau dari berbagai

    aspek kehidupan secara terpadu. Memang pengetahuan sosial itu diperoleh

    secara alamiah dari kehidupan sehari-hari, telah ada pada diri kita masing-

    masing namun hal ini belum cukup menginat kehidupan masyarakat dengan

    segala permasalahannya makin berkembang. Untuk menghadapi keadaan

    demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup.

    Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan IPS.

    2) IPS di Sekolah Dasar

    Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi,

    atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi

    sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan anak adalah entitas yang unik

    yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses

    serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka akan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktuyang semakin meluas

    dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi

    dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya

    yang akan membawa kesadaran terhadap ruang dan waktu.

    Pembelajaran IPS SD dimulai dari hal yang sederhana, dimulai dari

    pengenalan diri sendiri (self), keluarga, tetangga, lingkungan baik tingkat

    RT maupun RW, keurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,

    negara, negara tetangga dan bahkan dunia. Pembelajaran IPS di SD

    mempunyai beberapa karakteristik dilihat dari materi dan strategi

    penyampaiannya (Hidayati, 2008: 1.26), yaitu sebagai berikut:

    a) Materi IPS SD

    Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

    (1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak

    sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan

    yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

    (2) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan,

    keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.

    (3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan

    antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat

    sampai yang terjauh.

    (4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah

    yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh,

    tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.

    (5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,

    pakaian, permainan, keluarga.

    b) Karakteristik Penyampaian Pengajaran IPS SD

    Karkteristik penyampaian pengajaran IPS sebagaian besar

    adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan:

    anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, daerah, negara,

    dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or

    Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan dalam Agus Badrudin,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    2009: http:// beduatsuko. blogspot.com/, diakses pada tanggal 20

    Januari 2011).

    Menurut Hidayati (2008: 1-29) ada sejumlah karakteristik yang

    dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat

    di SD. Karakteristik pada masa kelas rendah SD (Kelas 1, 2, dan 3):

    (1) Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah

    (2) Suka memuji diri sendiri

    (3) Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya

    tidak penting

    (4) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang

    menguntungkan dirinya

    (5) Suka meremehkan orang lain

    Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4, 5, dan 6);

    (1) Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.

    (2) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.

    (3) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.

    (4) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi

    belajarnya di sekolah.

    Menurut Jean Piaget dalam Hidayati (2008: 1.29) usia siswa SD

    (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru

    harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,

    misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar

    harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat

    menarik bagi siswa.

    3) Fungsi IPS

    Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi

    mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat

    kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari

    (Depdikbud, 1995: 139). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi

    untuk mengembangkan nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang

    masyarakat, bangsa dan negara Indonesia (Depdikbud, 2004: 45).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    Dalam http://massofa.wordpress.com /2007 /12/21/ hakekat -ips-

    sebagai –program -studi/, diakses pada tanggal 20 Januari 2011) fungsi

    IPS sebagai pendidikan adalah membekali anak didik dengan pengetahuan

    sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam membina

    perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai sumber daya manusia yang

    bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional.

    4) Tujuan pembelajaran IPS

    Dalam Hidayati (2008: 1.24) kurikulum 2004 untuk tingkat SD

    menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam Kurikulum

    2004), bertujuan untuk:

    a) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,

    dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

    b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

    tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

    sosial.

    c) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

    kemanusiaan.

    d) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

    berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional,

    dan global.

    Menurut Oemar Hamalik dalam Hidayati (2008: 1.24) merumuskan

    tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: (1)

    pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial

    dan sikap, (4) keterampilan.

    5) Ruang lingkup pembelajaran IPS

    Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, ruang lingkup mata

    pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

    a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

    b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

    c) Sistem Sosial dan Budaya

    d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    Berdasarkan Silabus Kurikulum KTSP Kelas V tahun 2006, ruang

    lingkup mata pelajaran IPS pada satuan pendidikan di SD/MI kelas V

    semester II meliputi aspek yang terdapat pada tabel 1 di bawah ini:

    Tabel. 1 Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II Pokok Bahasan

    Peristiwa Sekitar Proklamasi

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator a. Menghargai peranan

    tokoh pejuang dan

    masyarakat dalam

    mempersiapkan dan

    mempertahankan

    kemerdekaan

    Indonesia.

    2.3 Menghargai jasa

    dan peranan tokoh

    perjuangan dalam

    memproklamasikan

    kemerdekaan.

    2.3.1 Menceritakan

    peristiwa-peristiwa

    penting yang

    terjadi di sekitar

    proklamasi

    (peristiwa

    Rengesdengklok,

    penyusunan teks

    proklamasi, detik-

    detik proklamasi

    kemerdekaan)

    6) Evaluasi Pembelajaran IPS

    Dalam suatu pembelajaran haruslah ada sebuah evaluasi untuk

    mengetahui ada tidaknya dampak dari proses pembelajaran yang diterapkan.

    Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk

    perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan

    penilaian (assesment) dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan

    kemampuan guru, pengelolaan (management) pendidikan, dan reformasi

    pendidikan secara keseluruhan (Sarwiji Suwandi, 2009: 8).

    Menurut Baxter dalam Sarwiji Suwandi (2009: 9) mengemukakan

    pentingnya penilaian dalam pembelajaran, antara lain: (1) untuk

    membandingkan siswa satu dengan yang lainnya, (2) untuk mengetahui

    apakah para siswa memenuhi standar tertentu, (3) untuk membantu kegiatan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    pembelajaran siswa, (4) untuk mengetahui atau mengontrol apakah program

    pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam Endang

    Poerwanti (2008:1-5) evaluasi adalah proses pemberian makna atau

    penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka

    hasil pengukuran tersebut dengan kriteria, baik melalui evaluasi proses

    maupun evaluasi akhir.

    Dalam penelitian tindakan kelas biasanya menggunakan penilaian

    berbasis kelas. Menurut Supranata dan Hatta dalam Sarwiji Suwandi (2009:

    12) penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru

    dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan

    proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta

    didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan

    penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan,

    yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian

    belajar yang terdapat dalam kurikulum. Penilaian ini dapat dilaksanakan di

    dalam dan/atau di luar kelas seperti laboratorium maupun lapangan. Dalam

    penilaian kelas menggunakan berbagai alat dengan melalui:

    1) Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat proses

    pembelajaran berlangsung, meliputi:

    a) Observasi, yaitu digunakan untuk menilai aktivitas pembelajaran

    siswa dalam kelompok.

    b) Performance assesment (unjuk kerja), yaitu digunakan dalam berbagai

    kontek untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu,

    misalnya kemampuan berbicara.

    c) Sikap, merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang

    dimiliki oleh seseorang yang meliputi tiga komponen, yakni: afektif

    (perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap

    sesuatu objek), kognitif (kepercayaan atau keyakinan seseorang

    mengenai objek) dan konatif (kecenderungan untuk berperilaku atau

    berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek

    sikap).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    d) Proyek (tugas), yaitu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang

    harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu, misalnya penelitian

    sederhana tentang air di rumah, penelitian tentang harga sembako di

    pasar.

    e) Produk (hasil) penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu

    produk dari hasil pembelajaran tersebut, seperti penilaian kemampuan

    peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni:makanan,

    pakaian, patung, lukisan, gambar)

    f) Portofolio, yakni penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

    kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

    peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi dapat berupa

    karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik

    oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atu bentuk informasi lain

    yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran

    (Depdiknas, 2006: 15-16)

    g) Self assesment (penilaian diri), yaitu suatu teknik penilaian di mana

    peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan

    status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya

    dalam mata pelajaran tertentu. Misalnya menilai penguasaaan

    pengetahuan, membuat tulisan/cerpen, menilai kecakapan

    berpendapat.

    2) Evaluasi Akhir, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat akhir

    pembelajaran. Biasanya dengan menggunakan tes. Tes adalah suatu cara

    untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus

    dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa

    tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya

    atau nilai standar yang ditetapakan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games

    Tournament(TGT)

    a. Pengertian Pembelajaran

    Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan,

    keterampilan atau sikap baru pada saat seorang individu berinteraksi dengan

    lingkungan. Pembelajaran adalah istilah yang kadang-kadang mengundang

    kontroversi baik dikalangan para ahli maupun di lapangan, terutama diantara

    guru-guru di sekolah.

    Menurut kamus bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara

    menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran menurut

    Dimyati dan Mudjiono dalam SBM D2 PGSD oleh TIM (2007: 8) adalah

    kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat

    siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

    UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses

    interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

    lingkungan belajar. Sedangkan menurut Knirk dan Gustfson dalam SBM D2

    PGSD oleh TIM (2007: 10) pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis

    melalui tahap rancangan pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi

    seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk

    membantu siswa mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam

    suatu proses yang sengaja menciptakan suatu lingkungan, sehingga terjadi

    proses belajar secara efektif, efisien dan kondusif situasional.

    b. Pengertian Model Pembelajaran

    Model pembelajaran adalah suatu pola instruksional yang

    memberikan proses spesifikasi dan penciptaan situasi lingkungan tertentu

    yang mengakibatkan para siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan

    khusus pada tingkah laku mereka (SBM D2 PGSD oleh TIM, 2007: 24)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    Menurut Agus Suprijono (2009: 46) bahwa model pembelajaran

    adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

    Trianto (2007: 5) mengemukakan model pembelajaran adalah suatu

    perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

    merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan

    untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

    model pembelajaran adalah suatu pola mengajar yang digunakan sebagai

    pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

    merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.

    c. Jenis-jenis Model Pembelajaran

    Banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para

    ahli. Pengembangan model tersebut didasarkan pada konsep teori yang

    selama ini dikembangkan. Menurut Sugiyanto (2008: 7) jenis-jenis model

    pembelajaran itu antara lain, (1) model pembelajaran kontekstual; (2)

    model pembelajaran kooperatif; (3) model pembelajaran kuantum; (4)

    model pembelajaran terpadu; (5) model pembelajaran berbasis masalah.

    1) Model Pembelajaran Kontekstual

    Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang

    mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan

    dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

    antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam

    kehidupan mereka sendiri sehari-hari.

    2) Model Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang

    berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

    dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    3) Model Pembelajaran Kuantum

    Pembelajaran kuantum mempunyai prinsip berbicara-bermakna,

    semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi

    reward. Strategi kuantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBAK

    (Apa Manfaat Bagiku), alami dengan dunia realitas siswa, namai, buat

    generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi,

    komunikasi, ulangi dengan tanya jawab, latihan, rangkuman, dan

    rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-

    harapan.

    4) Model Pembelajaran Terpadu

    Pembelajaran terpadu pada dasarnya sebagai kegiatan mengajar

    dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan

    demikian, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dengan cara ini dapat

    dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap

    pertemuan.

    5) Model Pembelajaran Berbasis Masalah

    Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan

    pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik

    dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

    mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

    mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

    d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

    Menurut Agus Suprijono (2009: 54) menjelaskan pembelajaran

    kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja

    kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

    diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih

    diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-

    pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang

    untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.

    Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    Menurut Slavin (2009: 4) model pembelajaran kooperatif adalah

    model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-

    kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

    mempelajari materi pembelajaran.

    Isjoni (2009: 11) mengemukakan, cooperatif Learning atau

    pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

    berdasarkan faham konstruktivis, yang merupakan strategi belajar dengan

    sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

    kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap

    siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu

    untuk memahami materi pelajaran. Belajar dikatakan belum selesai jika

    salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

    Menurur Anita Lie (2008: 28) menyebut cooperatif learning dengan

    istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang

    memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa

    lain dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan hanya berjalan kalau sudah

    terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja

    secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah

    anggota kelompok yang pada umumnya terdiri dari 4-6 orang.

    Rita Rani Mandal (2009: 96) mengemukakan The concept of

    cooperative learning refers to intructional methods and techniques in

    which student work in small group and rewarded in some way performance

    as a group. Dapat diartikan konsep pembelajaran kooperatif mengacu pada

    metode dan teknik dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil dan

    dihargai kinerjanya dalam kelompok.

    Dari beberapa pendapat di atas, diambil kesimpulan bahwa

    pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berbasis

    kelompok dan mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai

    tujuan pembelajaran.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    e. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

    kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

    membedakannya. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif

    dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.

    Roger dan David Johson dalam Agus Suprijono (2009: 58)

    mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

    pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal harus

    menerapkan lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:

    1) Saling ketergantungan positif (Positive interdependence)

    Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif

    ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan

    yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota

    kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

    Sehingga setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk

    menyelesaikan tugasnya masing-masing.

    2) Tanggung jawab perorangan (Personal responsibility)

    Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran

    terhadap keberhasilan kelompok. Unsur ini sebagai akibat langsung dari

    unsur yang pertama. Karena tujuan pembelajaran kooperatif adalah

    membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.

    Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua

    anggota yang diperkuat oleh kegiatan bersama. Artinya, setelah

    mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat

    menyelesaikan tugas yang sama.

    3) Tatap muka dengan interaksi promotif (face to face promotive

    interaction)

    Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling

    ketergantungan positif. Ciri-cirinya adalah, (a) saling membantu secara

    efektif dan efisien; (b) saling memberi informasi dan sarana yang

    diperlukan; (c) memproses informasi bersama secara lebih efektif dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    efisien; (d) saling mengingatkan; (e) saling membantu dalam

    merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan

    kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi; (f) saling

    percaya; (g) saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan

    bersama.

    4) Komunikasi antar anggota (interpersonal skill)

    Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam

    pencapaian peserta didik harus: (a) saling mengenal dan mempercayai;

    (b) mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius; (c) saling

    menerima dan mendukung; (d) mampu menyelesaikan konflik secara

    konstruktif.

    5) Evaluasi proses kelompok (group processing)

    Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

    mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama. Agar

    selanjutnya mereka bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Melalui

    evaluasi ini dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan

    kelompok dan kegitan dari kelompok. Siapa diantara anggota keompok

    yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuannya

    adalah meningkatkan efektifitas anggota dalam memberikan kontribusi

    terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.

    Lungdren dalam Isjoni (2009: 13-14) mengemukakan bahwa unsur-

    unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah:

    1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka ”tenggelam atau

    berenang bersama”.

    2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta

    didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri

    sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

    f. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif

    Menurut Isjoni (2009: 73) bahwa dalam pembelajaran kooperatif

    terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan yaitu, (1) Student

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    Team Achievement Division (STAD), (2) Jigsaw, (3) Team Game

    Tournaments (TGT), (4) Group Investifation (GI), (5) Rotating Trio

    Exchange, (6) Group Resume.

    Robert E. Slavin (2009: 10) menyebutkan beberapa metode

    pembelajaran kooperatif antara lain, Student Team Achievement Division

    (STAD), Jigsaw, Team Games Tournament (TGT), Cooperative Integrated

    Reading and Composition (CIRC) dan Team Accelerated Instruction (TAI).

    Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe

    model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah, Student Team

    Achievement Division (STAD), Jigsaw, Team Games Tournament (TGT),

    Group Investifation (GI), Rotating Trio Exchange, Group Resume,

    Structural Approach, Cooperatif Integrated Reading and Composition

    (CIRC) dan Team Accelerated Instruction (TAI).

    g. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

    Menurut Agus Suprijono (2009: 65) terdapat enam langkah atau

    tahapan di dalam pembelajaran yang menggunakan model kooperatif.

    Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

    Tabel 2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

    FASE-FASE PERILAKU GURU

    Fase 1: Present goals and set

    (menyampaikan tujuan dan

    mempersiapkan siswa)

    Menjelaskan tujuan

    pembelajaran dan

    mempersiakan siswa agar lebih

    siap menerima pelajaran.

    Fase 2: Present information

    (menyajikan informasi)

    Mempresentasikan informasi

    kepada siswa secara verbal.

    Fase 3: Organize students into

    learning tems (mengorganisir

    siswa ke dalam tim-tim belajar.

    Memberikan penjelasan kepada

    siswa tentang tata cara

    pembentukan tim belajar dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    membantu kelompok

    melakukan transisi yang

    efisien.

    Fase 4: Assist team work and

    study (membantu kerja tim dan

    belajar)

    Membantu tim-tim belajar

    selama siswa mengerjakan

    tugas.

    Fase 5: Test on the materials

    (mengevaluasi)

    Menguji pengetahuan siswa

    mengenai materi pembelajaran

    atau kelompok-kelompok

    mepresentasikan hasil

    kerjanya.

    Fase 6: Provide recognition

    (memberikan pengakuan atau

    penghargaan)

    Mempersiapkan cara untuk

    mengakui usaha dan prestasi

    individu maupun kelompok.

    h. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)

    Isjoni (2009: 83) berpendapat bahwa TGT adalah suatu tipe

    pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-

    kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang

    memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda.

    Robert E. Slavin (2009: 163) menyatakan Team Games Tournament

    (TGT) artinya adalah bentuk pembelajaran yang terdapat dalam

    pembelajaran koopratif yang paling tua dan paling banyak digunakan

    dalam penelitian pendidikan, termasuk juga dalam penyampaian materi di

    kelas. Dalam TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan

    kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba

    sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik

    sebelumnya setara seperti mereka. Menurut Robert E. Slavin (2009: 143)

    pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

    ada lima komponen utama (langkah-langkah pembelajaran TGT) yang

    harus dimiliki, yaitu:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    1) Presentasi Kelas

    Tahap ini merupakan tahap awal dalam pembelajaran yang

    menggunakan model pembelajaran TGT, karena pada tahap ini siswa

    diajarkan oleh guru tentang Peristiwa Proklamasi. Sehingga pada tahap

    ini sangat berperan penting dalam penerimaan materi pada diri siswa.

    Dimana guru mepresentasikan materi pelajaran di depan kelas dan siswa

    memperhatikan penjelasan guru.

    2) Tim

    Tim atau kelompok ini dapat terdiri dari empat sampai lima

    siswa dan pengelompokkan tim ini adalah berdasarkan kemampuan, asal

    daerah, suku, dll. Fungsi dari pengelompokkan ini adalah memastikan

    bahwa dari masing-masing siswa benar-benar mempelajari materi yang

    disampaikan oleh guru, yaitu memperhatikan apa yang disampaikan oleh

    guru dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara

    berkelompok.

    Fungsi pengelompokkan ini adalah untuk saling berbagi antara

    satu siswa dengan siswa yang lain dalam satu kelompok. Hal ini

    dilakukan apabila dalam anggota kelompok tersebut ada yang belum

    paham, maka anggota kelompok yang lain harus bertanggung jawab

    dengan cara mengajari anggota yang belum paham tersebut sampai

    didapatkan semua anggota kelompok dapat paham semua.

    3) Game

    Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan

    yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya

    dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Games ini dimainkan

    di atas meja dengan 5-6 orang siswa, yang masing-masing mewakili tim

    yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor

    pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa

    mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan

    sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban

    masing-masing.

    4) Turnamen

    Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.

    Biasanya berlangsung pada akhir pekan atau akhir unit materi

    pembelajaran. Setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah

    melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan pada turnamen

    pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen

    dimana tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga

    berikutnya pada meja 2 dan seterusnya. Kompetisi berlangsung secara

    seimbang sehingga memungkinkan para siswa dari semua tingkat

    kinerja dapat berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka

    jika mereka melakukan yang terbaik.

    5) Rekognisi Tim

    Rekognisi hampir sama dengan reward, yaitu memberikan

    hadiah, pujian, penghargaan atau yang lainnya kepad siswa atau

    kelompok yang paling baik. Sehingga dengan pemberian hadiah ini

    siswa akan semakin tertarik untuk belajar.

    Team Games Tournament (TGT) mempunyai ide utama untuk

    memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam

    menuntaskan keterampilan-keterampilan yang disampaikan guru.

    Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim,

    mereka harus membantu teman satu tim untuk menguasai bahan ajar.

    Walaupun mereka belajar bersama dalam tim tetapi mereka tidak boleh

    saling membantu dalam turnamen. Ini berarti setiap siswa harus

    menguasai materi. Selain itu motivasi Team Games Tournament (TGT)

    juga menggunakan permainan, sehingga kegembiraan dirasakan siswa.

    Permainan inilah yang membedakan TGT dengan model pembelajaran

    kooperatif lainnya.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, model pembelajaran

    kooperatif tipe Team Games Tournament adalah pembelajaran kooperatif

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    dengan menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang

    beranggotakan 4-5 siswa yang memiliki kemampuan, suku atau ras yang

    berbeda dengan menggunakan sistem turnamen akademik yang diikuti oleh

    seluruh siswa.

    B. Penelitian yang Relevan

    1. Eriyani (2010) ”Penerapan Cooperative Learning Model Team Games

    Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

    IV SD Negeri Kalijaren 01 Kec.Maos Kab. Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010”.

    Hasil penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan adanya peningkatan hasil

    belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV melalui penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT), terbukti rata-rata

    hasil pratindakan 66,1 atau 72%, pada siklus I menjdai 69,5 atau 86%, pada

    siklus II menjadi 73,4 atau 9 %, dan pada siklus III nilai rata-rata 80, atau

    100%.

    2. Yusrika Firda Isnaini (2010) ”Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)

    pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sriwedari Surakarta Tahun Ajaran

    2009/2010”. Hasil penelitian tersebut adalah terdapat peningkatan hasil belajar

    siswa dari nilai rata-rata tes IPS semester 1 adalah 51 menjadi 74,44 pada

    pokok bahasan Koperasi pada siswa kelas IV SD N Sriwedari Surakarta.

    Dari penelitian di atas keduanya berbicara tentang penerapan

    pembelajaran kooperatif pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD dan IPS

    kelas IV SD, berdasarkan penelitian yang relevan tersebut, penelitian ini relevan

    dengan penelitian di atas yaitu sama-sama berbicara tentang metode pembelajaran

    kooperatif pada siswa Sekolah Dasar. Sedangkan perbedaannya adlah pada tipe

    dan subjek penelitian dimana penelitian ini berbicara tentang penerapan metode

    pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas V

    SD Negeri 07 Ngringo pada mata pelajaran IPS tahun ajaran 2010/2011.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    C. Kerangka Berpikir

    Pembelajaran IPS dikatakan berhasil apabila sebagian besar siswa telah

    mendapat nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. SD N 07 Ngringo menetapkan

    KKM mata pelajaran IPS kelas V adalah 65 pada tahun ajaran 2010/2011. Akan

    tetapi pada kenyataannya hasil belajar pada pokok bahasan peristiwa sekitar

    proklamasi SD N 07 Ngringo masih rendah terbukti masih banyak siswa yang

    memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini disebabkan guru hanya menggunakan

    model pembelajaran yang konvensional, guru masih menggunakan metode

    ceramah dalam menyampaikan bahan ajar, guru tidak menggunakan media dalam

    menyampaikan materi IPS. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga

    siswa menjadi jenuh dan mudah bosan, serta dapat mempengaruhi rendahnya hasil

    belajar IPS.

    Beberapa upaya agar siswa terdorong untuk belajar, diantaranya adalah

    penyajian materi yang menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan

    semangat, minat, motivasi dan hasil belajar yang baik. Hal ini dapat dilakukan

    dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran

    kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat diterapkan untuk

    mengaktifkan siswa, menumbuhkan semangat siswa dan memotivasi siswa dalam

    belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam model pembelajaran ini

    siswa tidak hanya bekerja dalam kelompok saja, melainkan terdapat permainan

    yang tersaji dalam games yang dimainkan secara turnamen. Dengan model ini

    siswa dapat belajar sambil bermain, dapat berlatih bahwa ketergantungan dengan

    orang lain itu pasti ada, sehingga sikap saling membutuhkan dan bekerjasama

    dapat terbentuk.

    Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

    Tournament (TGT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok

    bahasan peristiwa sekitar proklamasi pada mata pelajaran IPS kelas V SD N07

    Ngringo, Jaten Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Kerangka berpikir dapat

    digambarkan pada gambar 1 di bawah ini:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir

    D. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kajian teori di atas, dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai

    berikut :

    “Melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat

    meningkatkan hasil belajar IPS tentang Peristiwa Sekitar Proklamasi bagi siswa

    kelas V semester II SD N O7 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

    tahun ajaran 2010/2011”.

    TINDAKAN

    Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

    pada materi Peristiwa sekitar Proklamasi

    SIKLUS I Penggunaan Model

    Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

    (materi peristiwa sekitar proklamasi)

    KONDISI AKHIR

    Hasil belajar IPS pada materi Peristiwa sekitar

    Proklamasi meningkatkan

    SIKLUS II Penggunaan Model

    Pembelajaran Kooperatif tipe

    TGT (tokoh yang berperan dalam peristiwa sekitar

    proklamasi)

    KONDISI AWAL

    Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional

    Hasil belajar IPS pada pokok bahasan

    peristiwa sekitar proklamasi rendah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 07 Ngringo yang

    berada di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) Tahun Ajaran

    2010/2011 selama 6 bulan, yang terdiri dari tahap persiapan sampai dengan

    pelaporan penelitian. Yaitu pada bulan Januari sampai Juni 2011. Tabel waktu

    dan jadwal penelitian terlampir pada lampiran 54 halaman 182.

    B. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah sesuatu baik orang, benda ataupun lembaga

    (organisasi) yang sifat keadaanya (attributnya) akan diteliti

    (www.tatangmanguny’s blog, diakses 21 Februari 2011). Sebagai subjek adalah

    siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran (Sarwiji Suwandi,

    2009: 55). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 07

    Ngringo tahun ajaran 2010/2011 dengan banyak siswa 34 siswa yang terdiri dari

    19 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki dengan pokok bahasan Peristiwa

    Sekitar Proklamasi.

    C. Sumbe