penilaian sebagai bagian dari pembelajaran matematika
TRANSCRIPT
Penilaian Sebagai Bagian Dari Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Dr. Lia Kurniawati M.Pd
Disusun oleh :
Andina Aulia Rachma
(1113017000054)
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Swt., yang telah melimpahkan taufiq serta hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penilaian
Sebagai Bagian Dari Pembelajaran Matematika”. Kemudian, makalah ini
disajikan sebagai tugas akhir pada mata kuliah Pengantar Kurikulum di semester
genap tahun ajaran 2014-2015 ini.
Ucapan terima kasih, tidak lupa penulis sampaikan kepada Dr. Lia
Kurniawati M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar kurikulum.
Dengan bimbingan dan motivasi yang senantiasa diberikan, penulis tidak hanya
sukses dalam mengerjakan tugas mata kuliah, tetapi menjadi pribadi yang lebih
baik.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun,
untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta penulis.
.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Ciputat, 24 Juni 2015
Andina Aulia Rachma
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB I: Pendahuluan .............................................................................................. 1
BAB II: Pembahasan
A. Sekilas Tentang Penilaian ........................................................................... 2
B. Standar Penilaian Matematika .................................................................... 2
C. Fungsi dan Tujuan Penilaian ...................................................................... 5
D. Penilaian Dalam Pembelajaran Matematika ............................................... 6
BAB III: Penutup ................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian merupakan sesuatu yang selama ini selalu di kaitkan
dengan suatu tes yang adakan pada akhir pembelajaran. Penilaian biasa
dipandang sebagai tes akhir semester atau tes akhir tahun ajaran.
Pandangan tersebut merupakan pandangan kontekstual yang sudah
sepantasnya dirubah. Karena jika penilaian hanya memiliki arti sebatas tes
akhir semester, penilaian yang sejatinya digunakan dalam mengukur
kemampuan seorang siswa tidak akan menciptakan hasil yang relevan.
Tujuan utama dari penilaian adalah untuk meningkatkan kualitas
belajar siswa, bukan sekedar untuk penentuan skor. Oleh karena itu,
penilaian dimaksudkan sebagai pengumpulan data kemampuan siswa
secara berkala yang kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut
dan ditarik sebuah kesimpulan tentang kompetensi yang dimiliki siswa.
Analisis terhadap data penilaian tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
Untuk itu, seorang guru perlu mengetahui hakikat penilaian serta berbagai
macam hal yang berhubungan dengan penilaian dan teknik penilaian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan penilaian dalam proses pembelajaran?
2. Hal apa saja yang dinilai dalam pembelajaran matematika?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekilas Tentang Penilaian
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk menentukan
kompetensi siswa terhadap suatu mata pelajaran. Penilaian diawali dengan
pengumpulan data dan amatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis
dan berkelanjutan oleh guru. Selanjutnya guru membuat simpulan dan
mengambil keputusan sebelum akhirnya guru mengkomunikasikan hasil
penilaian.1
Penilaian selama ini identik dengan tes tulis pada akhir semester
atau akhir tahun ajar. Namun, penilaian yang sesungguhnya merupakan
suatu proses. Karena pada hakikatnya untuk mengetahui kompetensi
seorang siswa tidak dapat dilakukan secara instan dan spontan, tetapi
dibutuhkan pengamatan secara sistematis dalam kurun waktu tertentu.
Dengan pengamatan yang sistematis, guru dengan mudah membuat
kesimpulan mengenai kompetensi siswa secra detail. Sehingga, guru tidak
akan ragu dalam mengkomunikasikan hasil penilaian.
B. Standar Penilaian Matematika
Standar penilaian matematika sekolah (Assesment Standar for
school Mathematics) yang diterbitkan oleh NCTM pada tahun 1995
memuat 6 standar penilaian, yaitu: standar matematika, standar
pembelajaran, standar kesetaraan, standar keterbukaan, standar
kesimpulan, dan standar koherensi. 2
1. Standar Matematika
Penilaian harus mencerminkan matematika yang diketahui oleh
semua siswa dan mampu dikerjakannya.3 Maksud dari kalimat ini ialah
penilaian yang dilaksanakan pada pembelajaran matematika harus
memenuhi 2 kriteria. Kriteria yang pertama yaitu siswa mengetahui
apa itu matematika dan apa maksud serta tujuan pembelajaran
matematika. Kriteria yang kedua ialah siswa mampu mengerjakan
matematika.
Dalam setiap satuan pendidikan yang telah diotonomikan
pemerintah dalam penerapan KTSP, materi yang harus dikuasai siswa
telah ditetapkan dan terukur. Hal ini menyebabkan penilaian yang
dilakukan hanya berfokus pada tes dan level keterampilan siswa secara
1 Abdul Majid. Strategi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung: 2013 . hlm. 335
2 John A. Van De Walle. Pengembanagan dan Pengajaran Matematika Sekolah Dasar dan
Menengah. Erlangga. Jakarta: 2006. Hlm.80 3 Ibid. hlm. 81
rendah. Dengan demikian kriteria pertama tidak akan terpenuhi dan
matematika hanya akan sebatas tes yang mampu di kerjakan oleh siswa
tanpa mengetahui maksud dan tujuan penyampaian setiap materi
matematika.
2. Standar Pembelajaran
Penilaian harus meningkatkan pembelajaran matematika. Penilaian
bukanlah suatu yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, melaikan
suatu bagian integral dari pembelajaran efektif.4 Penilaian merupakan
suatu proses yang diamati secara berkala dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Dengan adanya penilaian, guru dapat melihat dan
menentukan keberhasilan suatu strategi mengajar yang telah diterapkan
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Sehingga pembelajaran
selanjutnya dapat dirancang dengan lebih baik sesuai kebutuhan siswa.
3. Standar Kesetaraan
Penilaian harus meningkatkan kesetaraan. Maksud dari kasetaraan
ini ialah penilaian yang memperhatikan kualitas, keunikan,
pengalaman, dan keahlian setiap siswa. Standar kesetaraan
mengemukakan bahwa guru harus mengenali kebutuhan tiap individu,
bukan hanya mengharapkan hasil penilaian yang tinggi.5
Standar kesetaraan memungkinkan siswa memiliki pengalaman
dengan kulaitas yang sama, dimana pengalaman tersebut mendukung
pencapaian suatu kompetensi. Pengalaman di buat secara unik dan di
harapkan siswa merasa bahwa kebutuhan mereka untuk mencapai
penilaian yang tinggi secara bertahap terpenuhi dengan adanya setiap
pengalaman.
4. Standar Keterbukaan
Penilaian harus merupakan proses yang terbuka. Guru haruslah
mengetahui apa yang siswa inginkan dan bagaimana mengekspresikan
pengetahuan yang siswa ketahui. Saat guru merubah focus pandangan
penilaiannya dari jawaban ke proses, maka siswa akan merasa lebih
dihargai .6
Dalam matematika, prinsip keterbukaan guru dan siswa akan
memberi dampak yang luar biasa. Karena, jika guru menghargai proses
siswa untuk mengetahui jawaban, siswa akan memiliki keinginan
untuk lebih banyak mempelajari matematika sehingga memungkinkan
siswa mengekspresikan pengetahuannya dengan berbagai cara.
Namun, jika guru hanya semata-mata melihat jawaban akhir, siswa
tidak akan memiliki keinginan untuk lebih banyak mempelajari
matematika. Hal ini dikarenakan siswa hanya diarahkan untuk
4 Mike Ollerton. Panduan Guru Mengajar Matematika. Erlangga. Jakarta: 2010. hlm.91
5 John A. Van De Walle. loc.cit.
6 Ibid.
menjawab sesuai aturan yang telah guru jelaskan pada saat proses
pembelajaran.
5. Standar Kesimpulan
Penilaian harus meningkatkan penarikan kesimpulan yang benar
mengenai pembelajaran matematika. Dalam suatu sistem yang terus-
menerus, penarikan kesimpulan dalam penilaian seringkali tidak
objektif dengan perhitungan yang di dapatkan dari kenyataan di
lapangan. Dengan adanya standar kesimpulan, guru diminta untuk
merefleksikan secara serius dan jujur tentang kompetensi apa yang
dimiliki siswa.7
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari serangkaian
proses penilaian. Setelah guru menyimpulkan, maka tugas selanjutnya
adalah mengkomunikasikan hasil penilaian baik secara keseluruhan
siswa maupun kepada tiap individu. Jika guru menyimpulkan dengan
tidak objektif maka penilaian akan kehilangan esensinya sebagai tolak
ukur keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu, pihak terkait seperti
sekolah dan individu akan dirugikan, karena apa yang dilaporkan tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.
6. Standar Koherensi
Penilaian haruslah merupakan sebuah proses yang koheren.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) koheren memiliki arti
berhubungan, atau bersangkut paut.8 Standar koherensi penilaian
mengharuskan adanya keterkaitan hasil penilaian dengan metode dan
strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran.9
Adanya standar koherensi penilaian menyebabkan penarikan
kesimpulan dalam penilaian haruslah objektif, karena jika penarikan
kesimpulan dilakukan dengan tidak objektif, maka keterkaitan yang
diperoleh antara hasil akhir dengan metode atau strategi yang
digunakan hanyalah berupa keterkaitan palsu. Hal ini hanya akan
merugikan pihak terkait dan bahkan merugikan guru itu sendiri.
Keterkaitan antara hasil akhir dan stategi mengajar yang digunakan
secara tidak langsung mengisyaratkan keterkaitan lain yaitu keterkaitan
penilaian yang diperoleh dengan tujuan awal guru mengajar. Karena,
sebelum melakukan proses pembelajaran guru pasti merumuskan
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran dan menyiapkan strategi
yang cocok, baru kemudian guru melaksanakan kegiatan pembelajaran.
7 Ibid.
8 KBBI Offline berdasarkan http://pesatbahasa.diknas.go.id/kbbi
9 John A. Van De Walle. loc.cit.
C. Fungsi dan Tujuan Penilaian
Menurut Abdul Majid M.Pd dalam bukunya yang berjudul Strategi
pembelajaran, penilaianmemiliki 4 fungsi yaitu: fungsi motivasi, fungsi
belajar tuntas, fungsi sebagai indicator evektivitas pengajaran, dan fungsi
umpan balik.10
Penilaian digunakan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki
siswa, dengan adanya penilaian dalam bentuk tes tulis maupun kuis, siswa
mampu mengukur pengetahuannya sendiri, sehingga apabila siswa
menemukan kekurangan pada dirinya, ia akan berusaha untuk lebih giat
lagi dalam belajar. Hal ini disebut dengan fungsi motivasi dari penilaian.
Ketuntasan belajar harus menjadi fokus dalam perancangan materi
yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian. Jika suatu
kemampuan belum dikuasai siswa maka penilaian harus terus dilakukan
untuk mengetahui apakah semua atau sebagian besar siswa telah
menguasai kemampuan tertentu.11
Jadi, dengan melakukan penilaian guru
mampu memahami setiap siswa serta kemampuan yang dimilikinya dalam
mamahami suatu materi.
Apabila ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu
menguasai materi tertentu maka guru perlu melakukan analisis mengapa
hal ini terjadi. Selain itu, guru harus melakukan refleksi cara mengajar
yang ia lakukan dalam memenuhi ketuntasan belajar siswa. Setelah analis
dan refleksi dilakukan, guru hendaknya memutuskan tindakan selanjutnya
untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.12
Tindakan guru untuk
mengefektifkan pengajaran dengan didahului adanya analisis dan refleksi
terhadap pembelajaran sebelumnya akan memungkinkan pembelajaran
selanjutnya akan jauh lebih efektif. Karena dengan analisis, segala hal
yang berhubungan dengan pembelajaran telah dipertimbangkan dengan
baik.
Analisis dan refleksi yang dilakukan oleh guru juga berfungsi
sebagai bahan umpan balik bagi siswa maupun guru itu sendiri. Umpan
balik hasil penilaian sangat berguna bagi siswa untuk mengetahui
kelemahan yang dialaminya selama proses pembelajaran. Sedangkan bagi
guru, sebagaimana telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya, analisis
dan refleksi berfungsi untuk meningkatkan cara mengajar.13
Tiga paragraf diatas menjelaskan keterkaitan antar fungsi dalam
penilaian. Fungsi yang pertama adalah fungsi belajar tuntas yang berfokus
pada kemampuam siswa memahami materi. Fungsi yang kedua ialah
fungsi penilaian sebagai indikator efektivitas pengajaran yang berfokus
pada kemampuan guru dalam mengajar. Fungsi yang terakhir adalah
10
Abdul Majid. Op.cit. hlm. 338-340 11
Ibid. hlm.339 12
Ibid. 13
Ibid.
fungsi umpan balik yang berfokos pada siswa dan guru serta memuat dua
fungsi sebelumnya.
Selain fungsi, penilaian juga memiki tujuan. Tujuan utama dari
penilaian menurut Clarke untuk memodelkan pembelajaran yang efektif,
memonitor perkembangan kemampuan siswa, dan menginformasikan
tindakan yang diperlukan dalam pembelajaran.14
Dengan penilaian, guru
dapat mengetahui model pembelajaran yang sesuai sehingga pembelajaran
efektifpun akan tercapai.
D. Penilaian Dalam Pembelajaran Matematika
Dalam matematika, penilaian tidak hanya dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal, tetapi penilaian
juga dimaksudkan agar siswa mampu mengetahui maksud dan tujuan
pembelajaran matematika. Penilaian dalam pembelajaran matematika
terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Penilaian pemahaman konsep
Pemahaman konsep merupakan tujuan yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika. Untuk mengembangkan kemampuan
matematika, siswa harus memiliki pemahaman mendalam mengenai
konsep matematika beserta keterkaitannya. Konsep matematika jarang
terisolasi dan berdiri sendiri, namun terbangun dalam jalinan dan
koneksi.15
Konsep merupakan landasan dari bangunan matematika, dimana
dari satu konsep dan konsep lainnya akan terjalin suatu pemahaman
baru dan secara vertical akan menghasilkan pemahaman-pemahaman
tingkat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, konsep awal harus tertanam
dengan kokoh dan kuat karena akan menentukan tingkat pemahaman
siswa selanjutnya.
Contoh penilaian pemahaman konsep dalam bentuk tes tertulis
misalnya keterkaitan konsep keliling dan luas bangun datar.
2. Penilaian keterampilan matematika
Setelah siswa memahami konsep, dibutuhkan keterampilan untuk
dapat menggunakan konsep-konsep tersebut. Keterampilan yang
dimaksud ialah kemampuan siswa dalam menjalankan prosedur dan
operasi-operasi dalam matematika dengan cepat dan tepat.16
14
Tatang Herman. Assesmen Dalam Pembelajaran Matematika. Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196210111991011-
TATANG_HERMAN/Artikel/Artikel6.pdf pada 19 Juni 2015 pukul 11.30 hlm. 4 15
Ibid. hlm 10 16
Herman Hudojo. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Penerbit
Universitas Negri Malang. Malang: 2005 . hlm. 119
Ketika siswa telah memahami konsep, hendaknya siswa
menggunakan keterampilan matematikanya. Hal ini memungkinkan
siswa mampu melaksanakan tugas-tugas matematika, seperti
menghitung, mengukur objek dan membuat grafik. Keterampilan
seorang siswa dapat dikembangkan melalui latihan, semakin banyak
latihan penerapan konsep, maka siswa akan semakin teramnpil dalam
menggunakannya.
Penilaian ketetampilan matematika dapat dilihat dari pemberian
tugas yang bersifat rutin, pendek, berdasarkan ingatan atau prosedur
biasa, dalam konteks sederhana, dan terfokus pada satu jawaban yang
benar. Misalnya siswa telah mempelajari konsep luas segitiga, maka
penilaian yang dilakukan terfokus pada kemampuan siswa dalam
menggunakan rumus tersebut dalam berbagai macam soal.
3. Penilaian pemecahan masalah
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan esensi dari
kekuatan matematika. Untuk menjadi seorang yang sukses, siswa tidak
saja harus memahami konsep-konsep matematika serta memiliki
keterampilan matematika yang mahir. Yang lebih penting lagi, siswa
harus mampu memanfaatkan kedua kemampuan matematika ini untuk
memecahkan suatu permasalahan melalui penalaran matematik yang
dimilikinya.17
Permasalahan dalam soal-soal pemecahan masalah merupakan
soal-soal yang tidak rutin. Siswa harus mencari solusi dari
permasalahan yang ada tanpa adanya suatu prosedur yang ditetapkan.
Konsep matematika yang telah dimiliki siswa serta keterampilan
menggunakannya menjadi modal utama siswa dalam mencari solusi.
Contoh penilaian pemecahan masalah dalam bentuk tes tulis
biasanya menggunakan soal cerita dari tingkat sederhana sampai soal
cerita yang membutuhkan identifikasi lebih lanjut dalam
menyelesaikannya.
4. Penilaian sikap dan keyakinan terhadap matematika
Sikap siswa dalam menghadpi matematika dan keyakinannya
mengenai matematika seringkali mempengaruhi prestasi mereka dalam
matematika. Sikap positif siswa terhadap matematika daiantaranya,
menyukai, termotivasi, menikmati, selalu ingin tahu serta antusiasme
yang tinggi. Sedangkan sikap negatif siswa terhadap matematika
diantaranya, menghindari, tidak suka, tidak tertarik, tidak termotivasi,
stress dan cemas.18
17
Tatang Herman. Op.cit. hlm. 12 18
Ibid. hlm. 13
Penilaian sikap dan keyakinan setiap siswa terhadap matematika
harus selalu diamati oleh guru secara berkala. Jika ditemukan siswa
yang bersikap negatif terhadap matematika, guru harus sabar dalam
menanamkan keyakinan positif mengenai matematika, serta senantiasa
memberi motivasi yang membangun. Begitu pula dengan siswa yang
bersikap positif terhadap matematika, guru harus selalu mendukung
dan terus menanamkan keyakinan-keyakinanpositif mengenai
matematika agar sikapsiswa tersebut semakin berakat dan tidak dapat
goyah sewaktu-waktu dan menjadi sikap negatif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penilaian dan proses pembelajaran adalah satu kesatuan yang utuh dan
tidah dapat terpisahkan. Keberhasilan proses pembelajaran tidak
terlepas dari penilaian. Melalui penilaian guru agar terbimbing untuk
menentukan metode atau pendekatan yang harus dilakukan agar
pembelajaran efektif. Proses untuk mendapatkan pembelajaran efektif
akan ditemukan melalui analisis dan refleksi dari kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Penilaian dalam pembelajaran matematika mencangkup penilaian
kemampuan siswa dalam ranah pemahaman konsep, keterampilan
matematika dan pemecahan konsep matematika. Penilaian sikap dan
keyakinan terhadapmatematika juga merupakan hal lain yang
diperhatikan dalam penilaian pembelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Herman, Tatang. Assesmen Dalam Pembelajaran Matematika. Tersedia di:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1962
10111991011-TATANG_HERMAN/Artikel/Artikel6.pdf (19 Juni 2015)
Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang: Penerbit Universitas Negri Malang
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ollerton, Mike. 2010. Panduan Guru Mengajar Matematika. Jakarta: Erlangga
Walle, John A. Van De. 2006. Pengembangan dan Pengajaran Matematika
Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga