penilaian proses

2
Menurut Mulyasa (2013: 143), penilaian proses dimaksudkan untuk menil pembelajaran serta internalisasi karakter dan pembentukan kompetensi peserta didi bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. alam !al ini, penilaian proses di menilai akti"itas, kreati"itas, dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, terutama keterlibatan mental, emosional, dan sosial dalam pembentukan kompetensi serta karak didik. #edangkan menurut $osnan (2014: 41%), penilaian proses pembelajaran menggunak pendekatan penilaian autentik (authentic assessment ) yang menilai kesiapan sis&a, proses, dan !asil belajar se'ara utu!. eterpaduanpenilaian antara ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perole!an belajar sis&a atau ba!kan mampu meng!a dampak pembelajaran (instructional effect ) dan dampak pengiring (nurturant effect ) dari pembelajaran. $asil penilaian autentik dapat digunakan ole! guru untuk meren'anaka perbaikan (remedial ), pengayaan (enrichment ), atau pelayanan konseling, selain itu juga dapa dijadikan ba!an untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan standar penilaian pendidikan. ualitas pembelajaran pada dasarnya dapat dili!at dari segi proses dan segi !a segi proses, pembelajaran dikatakan ber!asil dan berkualitas apabila seluru!nya ata kurangnya 0* peserta didik terlibat se'ara akti+, baik +isik, mental, maupun sosia pembelajaran, disamping menunjukkan kegaira!an belajar yang tinggi, semanga besar, dan rasa per'aya pada diri sendiri. #edangkan dari segi !asil, p dikatakan ber!asil apabila terjadi peruba!an perilaku yang positi+ pada di seluru!nya atau sekurang-kurangnya sebagian besar sis&a ( 0* sis&a). ebi! pembelajaran dikatakan ber!asil dan berkualitas apabila masukan merata, meng!asilk

Upload: joe-irawan

Post on 07-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cara menilai proses

TRANSCRIPT

Menurut Mulyasa (2013: 143), penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran serta internalisasi karakter dan pembentukan kompetensi peserta didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Dalam hal ini, penilaian proses dilakukan untuk menilai aktivitas, kreativitas, dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, terutama keterlibatan mental, emosional, dan sosial dalam pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik.Sedangkan menurut Hosnan (2014: 416), penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian antara ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak pembelajaran (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling, selain itu juga dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan standar penilaian pendidikan.Kualitas pembelajaran pada dasarnya dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sekurang-kurangnya 80% peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau sekurang-kurangnya sebagian besar siswa (80% siswa). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan (Mulyasa, 2013: 143).Penilaian proses dapat dilakukan dengan pengamatan (observasi), dan refleksi. Pengamatan dapat dilakukan oleh guru ketika peserta didik sedang mengikuti pembelajaran, mengajukan pertanyaan/permasalahan, merespons atau menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran lainnya, baik di kelas maupun di luar kelas. Pengamatan disini dapat dilakukan oleh sesama guru maupun oleh pengamat lain (observer). Sedangkan untuk refleksi dapat dilakukan oleh guru bersama peserta didik, dengan melibatkan guru lain (observer), atau pendamping. Refleksi juga dapat melibatkan kepala sekolah, agar ditindaklajuti dengan pengembangan kebijakan sekolah. Refleksi ini merupakan tindak lanjut dari pengamatan (observasi), sehingga apa-apa yang dibicarakan dalam refleksi adalah hasil observasi, beserta hasil-hasil lain yang muncul dalam pembelajaran.Berdasarkan uraian diatas, penilaian proses dalam penelitian ini adalah penilaian yang ditujukan untuk menilai kualitas proses pembelajaran serta internalisasi karakter dan pembentukan kompetensi peserta didik yang meliputi aktivitas, kreativitas, dan keterlibatan peserta didik baik secara fisik, mental, emosional, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Penilaian proses ini dilakukan melalui pengamatan saat pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan.