pengusahaan pertambangan logam tanah jarang · - laterit nikel, untuk scandium (sc), di australia...
TRANSCRIPT
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN LOGAM TANAH JARANG
Oleh :
Dr. Ir. Raden Sukhyar
Pemerhati Hilirisasi SDA
Pusat Survai Geologi
Badan Geologi
Belitung, 6 Agustus 2020
I. Pendahuluan
II. Kebijakan vs Realita Pengembangan LTJ
III. Pengembangan dan Pengusahaan
Pertambangan LTJ
IV. Penutup
Mata rantai nilai tambah Monasit implementasi ekonomi nilai tambah
Mineral deposit
Sn,Zr,Ti Monasit
Kosentrat Monasit
RE Metal ,alloy
Exploration Mining Pengkon- sentrasian
Ekstraksi REE
Semi Fabrication Fabrication User
Component
Cosumer products
PROCESS
PRODUCT
REOH/REO/REE
SEKTOR MINERAL SEKTOR INDUSTRI
SUPPORTING INDUSTRY
BARANG MODAL JASA
KEBIJAKAN VERSUS REALITA PENGEMBANGAN LTJ
LTJ sebagai logam sebagai ‘critical metals’ di banyak negara, hambatan suplai akan merontokkan industry high tech, sementara sumber pasokan sepenuhnya ada di tangan China.
Kebijakan Pemerintah sangat menaruh perhatian pada pengembangan industry LTJ namun
kenyataannya :
1. Regulasi mengendala (PP 23/2010 dan UU No 10/1997 Ketenaganukliran). Saat ini menunggu UU Cipta Kerja
2. Eksplorasi sumber LTJ masih terbatas 3. Mapping dan assessment penggunaan LTJ belum dilakukan 4. Teknologi produksi bahan baku intermediate (logam dan alloy) serta aplikasi nya belum
dikaji. 5. Riset LTJ dan pilot plan tidak sustainable karena lemahnya komitmen dan terbatas
pembiayaan. PT Timah Tbk telah melakukan simulasi produksi mineral monasit dari berbagai sumber di Kawasan Babel, yang sebenarnya sudah dapat dijadikan modal dalam melakukan industri pengolahan LTJ.
2013
Kerjasama tidak berlanjut !!
(RIPIN, 2014)
Pemerintah telah menempatkan konsentrat LTJ sebagai industri prioritas dimasa 5 tahun pertama Pemerintahan Kabinet Kerja, namun belum terwujud
Konsepsi PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MINERAL DAN LOGAM
Supply Industri Demand R & D Regulasi
Identifikasi resources
Karakterisasi REE Mineral
Analisis Tekno - ekonomi
Mining Eksplorasi Benefiasi Pengkonentrasian
Industri manufaktur
Bahan baku ALLOY Komponen
Pohon Industri
Mapping Jenis REE containing component
Kebutuhan REE
Processing dan Refining
ALLoying
Manufacturing
Revisi PP 23/2010, UU Minerba, UU Omnibus UU Ketenaganukliran, Permen ESDM Konservasi
SUMBER LOGAM TANAH JARANG MAGMATIK - Karbonatit (apakah terdapat di Indonesia ? - peralkaline granite (Na2O+K2O > Al2O3) - Pegmatit ENDAPAN SEKUNDER/SEDIMEN - Aluvial/placer (Indonesia : pasir timah dan pasir zircon) - Lempung, pelapukan granit - Posfat - Batubara (pilot esktraksi LTJ sudah dilakukan pada lignit di USA) - Pelapukan granit (Indonesia: Sulbar), Total REE >350 ppm - laterit nikel, untuk Scandium (Sc), di Australia mencapai 800 ppm SIDE PRODUCTS INDUSTRI PENGOLAHAN - red mud (Kalbar), >200 ppm, Sc >100 ppm - slag timah (Babel), Total REE > 0,8% - slag feronikel untuk Scandium, >130 ppm - fly ash, >350 ppm total REE di power plants di Polandia
(Data berbagai sumber)
(British Geological Survey, 2011)
mining di China, USA
Australia
Babel, India
Mineral LTJ
Babel
Komposisi LTJ (REE) dalam Monasit, Senotim dan Zirkon, Bangka (PT Timah Tbk, 2014)
Sebesar 6000 ton Monasit atau 4000 ton REE angka konservatif yang dapat diproduksi PT Timah Tbk per tahun.
SUPPLY SIDE - MONASIT
Pemisahan mineral awal tambang pasir zircon di Kalteng (2017)
Monasit telah dipisahkan dari pasir zircon di Kalteng (2017)
Dalam 1000 ton pasir zircon (66% Zirkon) secara sporadik diperoleh 8 ton monasit. Perlu observasi lebih lanjut.
Supply chain
$ 6 millions
Info ini : Pabrik komersial LTJ Oksida (REO) di US dengan biaya 6 juta dolar. Diawali dengan pilot plant 12-20 ton pertahun, diikuti demo plant dan komersial plant dengan kapasitas 60-80 ton per tahun. Artinya sebagai langkah awal di Indonesia tidak perlu membangun sekala ratusan bahkan ribuan ton LTJ Oksida.
PENGUSAHAAN Undang Undang No 10 thn 1997 tentang Ketenaganukliran PP 23/2010 :
MONASIT MINERAL RADIOAKTIF
LICENSING on MINING OPERATIONS
IUP EKSPLOR
NON COMMERCIAL
BATAN
BADAN USAHA
NON COMMERCIAL
BATAN
BADAN USAHA
COMMERCIAL
BADAN USAHA
BATAN Or
BUMN
BADAN USAHA BADAN USAHA
IUP EKSPLOIT
IUP PROCESSING
IUP TRANSPORT
IUP SALES
BAHAN GALIAN NUKLIR (MONASIT)
BAHAN BAKAR NUKLIR (KONSENTRAT U, Th)
Undang Undang 10/2017 Ketenaganukliran and PP 23/2010 Pertambangan
CATATAN: Kelemahan UU ini: Bgm Pemerintah memilih badan usaha sebagai patner BATAN ? dan kepastian usaha patner tsb setelah melakukan ekspoitasi non-commercial ? Sehingga sulit diaksanakan, dan akan direvisi dalam UU Cipta Kerja
Rancangan UU Cipta Kerja (Onimbus)
Wil Usaha Pertambangan Bahan Galian Nuklir dapat Overlap dengan bahan tambang lainnya.
Dalam kenyataannya REE mineral MONASIT sering sebagai mineral ikutan dalam pasir timah dan pasir zircon. Di negara lain bastnasit berasosiasi dengan bijih besi (China), monasit dengan ilmenite (India), Monasit dengan V, Nb dan Ta (Austrralia)
REFORMASI UU KETENAGANUKLIRAN
a.l IUP timah, IUP Ziron dan IUP Ni didalamnya dapat memproses Monasit/LTJ/Th/U Sayang TERKUNCI oleh UU 3/2020 Psl 92.
REFORMASI UU KETENAGANUKLIRAN Rancangan UU Cipta Kerja (Onimbus)
UU No 3/2020 Minerba-Perubahan
Apabila jenis endapannya Berbeda: IUP berbeda. Timah dan Monasit dalam jenis Endapan yang sama, Tdk perlu IUP baru.
UU No 3/2020 MINERBA_PERUBAHAN
Tidak sejalan dengan RUU Cipta Kerja. Menunggu persyarat- an dlm UU/PP Cipta Kerja Atau menyatakan Monasit bukan Mineral radioaktif
UU NO 3/2020 MINERBA-PERUBAHAN
UU NO 3/2020 MINERBA-PERUBAHAN
Dlm WIUP bisa ter- dapat jenis mineral Lain.
KARENA REE-MINERALS SERING BERASOSIASI DENGAN Th dan U RISIKO RADIOLOGI PERLU DIKELOLA
0.001 0.01 0.1 1 10 100 1000 10000
Soil, Th-232
Soil, Ra-226
Soil, U-238
Other metal ores, U-238 or Th-232
Bauxite
Phosphates, U-238
Rutile, U-238
Ilmenite, Th-232
Zircon, U-238
Pyrochlore, Th-232
Monazite, Th-232
Uranium ores, U-238
Activity concentration (Bq/g)
Data from
UNSCEAR 2000
Non-optimum use
of regulatory
resources
Optimum use
of regulatory
resources
KARAKTERISTIK RADIOLOGIK TENORM
CATATAN: Praktek di USA, Nuclear Regulatory Committee (NCR) tidak mengatur tentang penambangan REE minerals dan fasilitas pengolahannya, kecuali pemrosesan Th dan U secara kimia
ZIRKON ILMENIT
PASIR TIMAH
MONASIT KASITERIT
IUP OP TIMAH
Konsentrat Monasit
REO/ROH REE
Pengolahan*) (floatasi)
Pemurnian
--------------
--------------
Konsentrat Th, U
(Monitoring TENORM)
USAHA TIMAH DAN LTJ TERINTEGRASI
Separasi mineral ---------------
Undang Undang Minerba
Pengolahan* : diperlukan apabila masih sulit memisahkan fine monasit. Pemegang IUP dapat menerima Monasit dari IUP lainnya
ZIRKON ILMENIT
PASIR TIMAH
MONASIT KASITERIT
IUP TIMAH
MONASIT
REO/ROH
Pemurnian (Monitoring TENORM)
--------------
Konsentrat Th, U
Konsentrat Monasit
Pengolahan * ---------------- IUI-IZIN USAHA INDUSTRI LTJ
USAHA TIMAH DAN USAHA LTJ TERPISAH
Kerjasama pasokan Monasit
Undang Undang Mineba
Pemegang IUI dapat menerima Monasit dari IUP lainnya
SARAN UNTUK PP PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL RADIAOKTIF
1. Perlu harmonisasi UU Cipta Kerja dengan UU Minerba, yaitu dalam hal:
a. Badan usaha dapat mengajukan penugasan kepada Pemerintah (BAPETEN ?) untuk melakukan penyelidikan mineral radioaktif
b. Badan usaha tsb diatas menyerahkan semua data penyelidikan kepada Pemerintah sebagai bahan WUP.
c. Badan usaha tsb diatas dapat mengikuti lelang wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) mineral radioaktif dalam rangka mendapatkan IUP dengan hak ‘first right of refusal’ (hak menyamai peserta lelang badan usaha lainnya).
2. Reformasi kebijakan Ketenagakuliran tertuang dalam RUU Cipta Kerja membawa angin segar pengembangan mineral radio aktif. Sayang UU 3/2020 mengunci semangat perubahan tsb.
SARAN UNTUK PP PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL RADIAOKTIF
2. Mineral Monasit dikeluarkan dari daftar Mineral radioaktif (PP 23/2010 Minerba)
3. Apabila Mineral LTJ sebagai mineral ikutan dari pemegang IUP Mineral Logam atau Non-logam maka badan usaha dapat memproses mineral LTJ namun harus mengikuti ketentuan K3 Ketenaganukliran selama terjadi pengayaan Th dan U (pelaporan ke BAPETEN sebelum ekstraksi LTJ) 4. Ketentuan Ketenaganukliran berlaku pada tahapan pemurnian LTJ dimana terjadi pengayaan Th dan U (tidak tahapan pengolahan). Pengelolaan risiko radiasi dan monitoring TENORM dilakukan. 5. Apabila pengolahan/pemurnian LTJ dilakukan oleh legal entity yang berbeda, maka harus memiliki izin IUI (izin usaha industri)
Cont’
PENUTUP 1. Rancangan UU Cipta Kerja memberikan harapan pengembangan dan
pengusahaan logam tanah jarang, namun belum dapat dipastikan waktu undang undang ini dibahas di DPR dan disahkan.
2. Kemandirian teknologi processing di semua mata rantai nilai tambah mulai dari penambangan hingga pemanfaatan; penguasaan teknologi ekstraksi komersial kombinasi piro dan hidro metalurgi agar optimal dalam memproduksi logam yang beragam.
3. Pengusahaan LTJ disarankan agar dilakukan secara bertahap yaitu dimulai dari kapasitas kecil, yaitu produksi REO puluhan ton per tahun.
4. Identifikasi dan karakterisasi sumber sumber baru LTJ perlu terus dilakukan, seperti kajian kondisi geologi REE-rich proven sources di negara lain dan menerapkannya di Indonesia.
TERIMA KASIH