pengumuman equity research pt berlina tbk (brna) … filesumber:pt berlina tbk, pefindo divisi...

33
PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) (Tercatat di Papan: Pengembangan) No.: Peng-ER-00017/BEI.PPR/09-2012 (dapat dilihat di internet : http://www.idx.co.id ) PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 September 2012 telah menerima surat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan No.: 1477/PEF-DIR/IX/2012 tanggal 7 September 2012, perihal publikasi laporan penilaian target harga referensi saham PT Berlina Tbk sebagaimana terlampir. (lampiran 32 lembar) Demikian pemberitahuan yang disampaikan PT Pemeringkat Efek Indonesia 10 September 2012 I Gede Nyoman Yetna Andre PJ. Toelle Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil Kepala Divisi Perdagangan Saham Tembusan: 1. Yth. Ketua Bapepam dan LK; 2. Yth. Kepala Biro TLE Bapepam dan LK; 3. Yth. Kepala Biro PKP Sektor Riil Bapepam dan LK; 4. Yth. Pusat Referensi Pasar Modal; 5. Yth. Direktur Indonesian Capital Market Electronic Library 6. Yth. Direksi PT Berlina Tbk. RAR_BRNA_er_20120910_00017

Upload: dinhque

Post on 11-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

PENGUMUMAN Equity Research

PT Berlina Tbk (BRNA) (Tercatat di Papan: Pengembangan)

No.: Peng-ER-00017/BEI.PPR/09-2012 (dapat dilihat di internet : http://www.idx.co.id)

PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 September 2012 telah menerima surat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan No.: 1477/PEF-DIR/IX/2012 tanggal 7 September 2012, perihal publikasi laporan penilaian target harga referensi saham PT Berlina Tbk sebagaimana terlampir. (lampiran 32 lembar) Demikian pemberitahuan yang disampaikan PT Pemeringkat Efek Indonesia

10 September 2012

I Gede Nyoman Yetna Andre PJ. Toelle Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil Kepala Divisi Perdagangan Saham Tembusan:

1. Yth. Ketua Bapepam dan LK; 2. Yth. Kepala Biro TLE Bapepam dan LK; 3. Yth. Kepala Biro PKP Sektor Riil Bapepam dan LK; 4. Yth. Pusat Referensi Pasar Modal; 5. Yth. Direktur Indonesian Capital Market Electronic Library 6. Yth. Direksi PT Berlina Tbk.

RAR_BRNA_er_20120910_00017

Page 2: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

PEF.INDO CREDIT RATING INDONESIA

1477/PEF-DIR/IX/2012

Jakarta, 7 September 2012

Kepada Yth.1. PT Berlina, Tbk

JI. Jababeka Raya Blok E 12-17 - CikarangKawasan Industri JababekaBekasi 17832

u.p. Bapak Um Eng Khim, Presiden Direktur

2. PT Bursa Efek IndonesiaGedung Bursa Efek IndonesiaJI. Jend. Sudirman Kav 52-53Jakarta Selatan, 12190

u.p. Bapak Ito Warsito, Direktur UtamaBapak Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan

Perihal: Publikasi Laporan Penilaian Target Harga Referensi Saham PT Berlina, Tbk.

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penugasan yang kami peroleh untuk melakukan Penilaian Target HargaReferensi Saham, dengan ini kami sampaikan hasil penilaian kami atas saham PT Berlina, Tbk (BRNA)dalam versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Apabila masih ada hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, mohon agar menghubungi kami.Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Ronald T. Andi Kasim, CFADirektur Utama

e Rizalirektur

Tembusan : Bpk. I Gede Nyoman Yetna, Kepala Divisi Pencatatan Sektor Riil, PT Bursa Efek Indonesia

/gh

Page 3: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

Halaman ke 1 dari 16

Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380 [email protected]

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk Laporan Utama

Equity Valuation

6 September 2012

Target Harga

Terendah Tertinggi 2.925 3.300

Manufaktur Kemasan Plastik

Kinerja Historis

Sumber : Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Informasi Saham Rp

Kode saham BRNA

Harga saham per 5 September 2012 2.450

Harga tertinggi 52 minggu terakhir 2.950

Harga terendah 52 minggu terakhir 1.670

Kapitalisasi pasar tertinggi 52 minggu (miliar) 407

Kapitalisasi pasar terendah 52 minggu (miliar) 230

Market Value Added & Market Risk

Sumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Pemegang Saham (%)

PT Dwi Satriya Utama 51,42

Atmadja Tjiptobiantoro 6,93

Lisjanto Tjiptobiantoro 10,51

Publik (masing-masing di bawah 5%) 31,14

Per 30 Juni 2012

Siap untuk Melangkah Lebih Tinggi

PT Berlina Tbk (BRNA) didirikan pada tahun 1969. BRNA dan anak

perusahaannya bergerak dalam pembuatan kemasan plastik untuk melayani industri kosmetik, farmasi, makanan dan minuman, dan barang-barang industri. Telah beroperasi selama lebih dari 4 dekade, BRNA berkembang sebagai pemain penting dalam industri kemasan plastik. BRNA dilengkapi dengan 5 pabrik yang berlokasi di Pandaan-Jawa Timur, Sidoarjo-Jawa Timur, Tangerang-Banten, Cikarang-Jawa Barat dan Hefei-Cina. Didukung oleh kapasitas produksi yang besar dan pengalaman yang panjang dalam melayani beberapa produsen besar produk konsumen ternama, ditambah dengan reformasi internal yang sedang berlangsung, yaitu program "Ready Set Go", kami percaya BRNA akan siap untuk melangkah lebih tinggi. Selain itu, dalam rangka meningkatkan likuiditas sahamnya, BRNA berencana untuk mengurangi nilai nominal saham (stock

split) dengan rasio 1:5 pada 4Q2012.

Page 4: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 2 dari 16

Kinerja Keuangan yang Baik

BRNA mencatatkan tren pendapatan yang positif dalam lima tahun terakhir, meskipun adanya krisis global. Pendapatan BRNA tumbuh dengan CAGR sebesar 15,9% dari Rp 376 miliar di tahun 2007 menjadi Rp 679 miliar pada tahun 2011. Sementara itu, di 1H2012, BRNA melanjutkan performa yang baik dan mencatatkan penjualan Rp 404 miliar atau naik 25,8% YoY. Untuk semester kedua tahun 2012, kami mengharapkan penjualan BRNA akan naik, didukung oleh faktor "Idul Fitri" dan "Natal", di mana rumah tangga akan menghabiskan lebih banyak uang untuk barang-barang konsumsi. Untuk tahun 2012, kami memperkirakan penjualan BRNA sebesar Rp 824 miliar, mencerminkan pertumbuhan 21,2% YoY. Pada saat yang sama, profitabilitas BRNA juga meningkat. Pada semester pertama 2012, margin laba kotor dan laba usaha BRNA naik masing-masing menjadi 22,8% dan 13,3%, dari 21,5% dan 10,1% pada 1H2011. Dalam hal pertumbuhan, laba kotor BRNA tumbuh sebesar

33,5% YoY menjadi Rp 92 miliar dari Rp 69 miliar di 1H2011, sementara laba usaha meningkat signifikan sebesar 65% menjadi Rp 54 miliar dari Rp 33 miliar di 1H2011. Permintaan Kemasan Plastik yang kuat dari Industri Barang Konsumsi Unilever telah menjadi pelanggan setia BRNA selama lebih dari 40 tahun. Penjualan BRNA kepada Unilever memberikan kontribusi sekitar 67%-68% dari total penjualan. Pada 1H2012, penjualan BRNA ke Unilever tumbuh 36,3% YoY dan 21,0% per tahun dalam lima tahun terakhir. Tidak hanya Unilever, BRNA juga memasok beberapa klien lain dari berbagai industri di Indonesia dan Cina. Pada tahun 2012, Hefei Paragon Plastic Packaging Co Ltd (anak perusahaan BRNA) telah memiliki jaminan penjualan kepada Bayer CropScience Cina dan SC Johnson Cina. Kami percaya bahwa para

pelanggan BRNA akan menciptakan permintaan yang kuat bagi produk-produk BRNA dan meningkatkan volume penjualan dalam beberapa tahun ke depan. Pada tahun 2012, kami memperkirakan BRNA akan menghasilkan 16.272 MT botol, sikat gigi dan mold dan 429 juta tube, mencerminkan peningkatan masing-masing sebesar 26% YoY dan 5% YoY. Ekspansi yang Berkelanjutan untuk Pertumbuhan Lebih Baik Pada tahun 2011, BRNA menyelesaikan tahap pertama pembangunan pabrik di Cina serta meningkatkan kapasitas produksi Blow Molding dan Injection Molding. Dari ekspansi tersebut, kapasitas produksi BRNA meningkat menjadi 23.100 Metrik Ton (MT) per tahun. Untuk tahun 2012, BRNA menganggarkan sekitar Rp 150 miliar untuk memperbesar pabrik dan gudang di Indonesia dan Cina. Untuk tahun 2012, kapasitas

produksi BRNA diperkirakan akan meningkat menjadi 23.582 MT. Belanja modal juga

ditujukan untuk peremajaan mesin (Overhaul) pabrik tube dan laminated tubes di

Sidoarjo. Dengan rencana ekspansi tersebut, kami percaya bahwa BRNA akan memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi peningkatan permintaan kemasan plastik yang signifikan. Prospek Usaha

Permintaan kemasan plastik didorong oleh pertumbuhan industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Pertumbuhan industri FMCG di Indonesia dan Cina yang

didorong oleh konsumsi domestik diperkirakan masih akan tumbuh di tengah krisis global. FMCG industri di kedua negara diperkirakan akan tumbuh sebesar 13,0% YoY dan 16,0% YoY. Didukung oleh melonjaknya pertumbuhan permintaan dari industri FMCG dan ditambah dengan meningkatnya kapasitas produksi BRNA, kami percaya bahwa penjualan BRNA dapat tumbuh setidaknya dengan CAGR sebesar 19,5% dalam empat tahun ke depan.

Tabel 1: Ringkasan Kinerja 2009 2010 2011 2012P 2013P

Penjualan [Rp miliar] 537 568 679 824 1,007

Laba sebelum pajak [Rp miliar] 23 47 58 76 103

Laba bersih [Rp miliar] 20 35 40 54 74

EPS* [Rp] 147 252 290 391 539

Pertumbuhan EPS [%] 4 72 15 35 38

P/E [x] 4,1 6,4 6,1 6,3* 4,5*

PBV [x] 0,5 1,1 1,0 1,2* 1,0*

Sumber:PT Berlina Tbk, Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing * Berdasarkan harga saham BRNA per 5 September 2012 – Rp 2.450 / saham

PARAMETER INVESTASI

Page 5: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 3 dari 16

Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaan-

perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat kluster, yaitu:

Excellent value managers (“Q-1”) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebih benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.

Expectation builders (“Q-2”)

Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.

Traditionalists (“Q-3”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.

Asset-loaded value managers (“Q-4”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.

Gambar 1: Growth-Value Map

(BRNA, Sub Industri Plastik dan Kemasan, dan Industri Dasar dan Kimia)

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

0 1 2 3 4 5 6

Gro

wth

Exp

ecta

tio

ns

Current Performance (CP)

Q-1

Q-3

Q-2

Q-4

BRNA

IGAR

YPAS

AKPI

SIAP

APLI

Sumber:PT Berlina Tbk, Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

BRNA berada di klaster Tradisionalist. Pasar memiliki ekspektasi pertumbuhan yang rendah terhadap BRNA, meskipun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek. Oleh karena itu, BRNA perlu untuk meningkatkan aktivitas hubungan investor dengan mendorong persepsi pasar akan keberhasilan ekonomi mereka.

GROWTH-VALUE MAP

Page 6: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 4 dari 16

Profil Bisnis PT Berlina Tbk (BRNA) dan anak perusahaannya bergerak dalam pembuatan kemasan plastik untuk melayani industri kosmetik,, farmasi, makanan dan minuman, dan barang-barang industri. Dimulai dengan satu mesin Blow Molding pada tahun pertama, saat ini BRNA telah berkembang sebagai pemain penting dalam industri kemasan plastik. Sekitar 65% dari total penjualan BRNA di tahun 2011 adalah untuk PT Unilever Indonesia Tbk dan Unilever Cina, dan sekitar 35% adalah untuk PT Tirta Investama, PT Campina Ice Cream, PT Beiersdofr Indonesia, PT Danone Dairy Indonesia, PT KAO Indonesia, PT Bayer Indonesia dan beberapa produsen barang-barang konsumsi. PT Lamipak Primula Indonesia (LPI) adalah anak perusahaan BRNA dengan

kepemilikan 70%. LPI mengkhususkan diri dalam pembuatan dan pemasaran Plastic Tube dan Laminated Tube, untuk industri perawatan mulut dan kosmetik. Didukung oleh mesin berteknologi canggih dengan kapasitas produksi 650 juta tube, LPI adalah pemimpin pasar di dalam industri. Terlebih, LPI ini juga merupakan produsen pertama

untuk laminate mini-tube di Indonesia.

Hefei Paragon Plastic Packaging Co. Ltd (HPPP), anak perusahaan BRNA dengan

kepemilikan 100% berlokasi di Cina. HPPP adalah perusahaan penggabungan

Shanghai Paragon Plastic Packaging Co. Ltd dengan Hefei Paragon Packaging Co Ltd

HPPP bergerak dalam produksi botol plastik & tutup plastic dan sikat gigi. HPPP telah menyediakan kualitas global terbaik bagi kemasan plastik untuk pasar domestik dan ekspor Unilever Cina. Berlina Singapore Pte. Ltd (BPL), anak perusahaan BRNA dengan kepemilikan 100% didirikan di Singapura pada tahun 2009. Perusahaan ini bergerak dalam industri plastik dan perdagangan umum untuk mendukung kinerja BRNA di lingkup regional.

Gambar 2 : Profil Perusahaan BRNA

Sumber: PT Berlina Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Dilengkapi dengan Kapasitas Produksi yang Besar di Indonesia dan Cina BRNA didukung oleh 5 pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 23.100 MT botol, sikat gigi dan mold dan 650 juta tube per tahun. BRNA dan anak perusahaan pabrik yang berlokasi di: a. Pandaan - Jawa Timur dengan total kapasitas produksi sebesar 8,400 MT per

tahun, meningkat sebesar 15% dari 7,300 MT per tahun pada 2010

b. Cikarang - Jawa Barat, dengan kapasitas produksi total 4.700 MT per tahun, naik 9% dari 4.300 MT pada tahun 2010

c. Tangerang - Banten, memiliki kapasitas produksi total 4.200 MT per tahun, meningkat sebesar 17% dari 3.600 MT pada tahun 2010.

Ketiga pabrik di atas dioperasikan oleh BRNA

d. Sidoarjo - Jawa Timur yang memiliki kapasitas total 650 juta tube per tahun, dioperasikan oleh LPI, anak perusahaan BRNA. Pabrik tersebut memproduksi plastic tube dan laminating tube. Dan,

INFORMASI USAHA

Page 7: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 5 dari 16

e. Hefei - Cina, HPPP telah menyelesaikan tahap pertama pembangunan pabrik baru itu. Seluruh kegiatan operasi HPPP dan karyawan telah pindah ke pabrik baru pada Maret 2011.

Salah satu kekuatan BRNA adalah lokasi pabrik-pabrik yang dimilikinya. BRNA menempatkan pabrik-pabriknya dekat dengan pelanggan sehingga dapat mengurangi biaya transportasi. Ekspansi Berkelanjutan Mewujudkan Pertumbuhan yang Lebih Baik BRNA memasuki tahun kedua dari program transformasi multi-tahun yang telah dimulai sejak tahun 2010. Selain memperbaiki kegiatan operasi internal, BRNA juga memperluas kapasitas produksinya. Pada tahun 2011, BRNA menghabiskan belanja modal sekitar Rp 64 miliar untuk mesin dan pabrik baru. Berikut ini adalah rincian ekspansi BRNA selama tahun 2011:

a. Meningkatkan kapasitas "Blow Molding dan Injection Molding" menjadi 23.100

MT dari 20.500 MT pada tahun 2010; b. LPI, anak perusahaan BRNA, meningkatkan efisiensi proses produksi melalui

perombakan dan renovasi pabrik agar memiliki lean manufacturing; c. HPPP, anak perusahaan BRNA di Cina telah menyelesaikan tahap pertama

pembangunan pabrik pada bulan Maret 2011. Pembangunan pabrik baru dilakukan dalam 2 tahap di atas lahan seluas 43.000 m2 yang terletak di Kawasan Industri Baohe. Tahap kedua ini diharapkan akan selesai pada kuartal kedua tahun 2012, dan beroperasi secara penuh pada semester kedua tahun 2012. Total kapasitas HPPP adalah sekitar 5.800 MT per tahun.

Untuk tahun ini, BRNA menganggarkan sekitar Rp 150 miliar untuk ekspansi pabrik dan gudang di Indonesia dan Cina. Dalam mengantisipasi permintaan yang kuat dari pelanggan dalam negeri, di Indonesia, BRNA akan memperluas pabriknya di Tangerang, Cikarang, Pandaan dan Sidoarjo. Selain itu, belanja modal juga untuk peremajaan mesin. Kapasitas Memadai untuk Permintaan yang Lebih Tinggi Hingga bulan Juni 2012, kapasitas produksi total BRNA adalah 23.100 MT botol, sikat gigi dan mold dan 650 juta tube dan laminating tube per tahun. Selama tahun 2011, BRNA memanfaatkan sekitar 70%-75% dari kapasitas produksinya. Dengan masih adanya kapasitas berlebih yang dimiliki dan peningkatan kapasitas injection molding

di Indonesia yang akan memberikan tambahan kapasitas sebesar 3.225 MT, kami memperkirakan BRNA akan mampu menangkap peningkatan kebutuhan kemasan plastik, terutama di Indonesia dan Cina.

Gambar 3: Kapasitas Produksi BRNA

Sumber: PT Berlina Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Saat ini, produk BRNA berbentuk tube dan kemasan plastik banyak digunakan oleh industri FMCG, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Selama lebih dari 4 dekade BRNA telah melayani salah satu produsen FMCG terbesar di dunia, yaitu Unilever yang terletak di Indonesia dan Cina. Selama periode 2007-2011, penjualan BRNA ke Unilever tumbuh sebesar 21,0% per tahun dari Rp 206,3 miliar pada tahun 2007 menjadi Rp 442,3 miliar pada tahun 2011. Selama tengah tahun pertama 2012,

penjualan BRNA ke Unilever adalah sebesar Rp 269,6 miliar, meningkat sebesar 36,0% YoY. Para pelanggan di industri kemasan plastik cenderung bertahan pada pemasok yang sama, karena biaya switching, seperti biaya R&D untuk menciptakan produk kemasan baru menjadi beban yang cukup tinggi. Selain itu, kemampuan BRNA untuk menjaga kualitas produk serta kapasitas pabrik yang memadai untuk memenuhi

Page 8: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 6 dari 16

lonjakan permintaan dari pelanggan diyakini akan meningkatkan loyalitas pelanggan. Pada 2012, kami memperkirakan BRNA akan menghasilkan 16.272 MT dari botol, sikat gigi dan mold dan 429 juta tube, atau masing-masing naik 26% YoY dan 5%

YoY. Meningkatkan Efisiensi melalui Sistem Manajemen Rantai Pasokan Perubahan yang signifikan dalam aktivitas operasional BRNA saat ini adalah penerapan Sistem Manajemen Rantai Pasokan. BRNA mengkonsolidasikan kegiatan

pengadaan, Production Planning and Inventory Control (PPIC) dan pergudangan

dan logistik di bawah satu divisi, yaitu divisi manajemen rantai pasokan. Melalui sistem ini BRNA berhasil meningkatkan efisiensi dalam kegiatan produksi dan kegiatan operasionalnya. Di tengah volatilitas harga bahan baku, marjin laba kotor BRNA ini meningkat 200 bps dari 19,8% menjadi 21,9%. Sementara, laba usaha terhadap penjualan total meningkat menjadi 9,2% dari 8,4%.

Gambar 4: Marjin Laba BRNA

Sumber: PT Berlina Tbk.,Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Pertumbuhan Industri FMCG akan menjadi Katalisator untuk Pertumbuhan BRNA Kinerja BRNA sebagai salah satu produsen kemasan plastik sangat dipengaruhi oleh industri Fast Moving Consumer Goods ("FMCG"), khususnya industri perlengkapan mandi/kosmetik dan industri makanan dan minuman, sebab sekitar 52% penjualan BRNA berasal dari industri tersebut. Di sisi lain, konsumsi domestik di Indonesia dan Cina diyakini akan menjadi mesin utama bagi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan industri FMCG. Industri FMCG Indonesia pada 1Q2012 tumbuh sebesar 8,4% YoY (berdasarkan AC Nielsen Research), sementara di Cina tumbuh 11% YoY di 2Q2012 (berdasarkan Laporan Worldpanel Kantar).

Ekonomi Indonesia dan Cina diperkirakan tumbuh pada tahun 2012, meskipun tidak setinggi tahun 2011. Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 6,2% YoY pada tahun 2012 (vs 6,5% pada tahun 2011), sedangkan pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan mencapai USD 4.000 dibandingkan dengan USD 3.500 pada tahun 2011. Sementara itu, perekonomian Cina diperkirakan akan tumbuh 7,5% YoY (vs 9,2% pada tahun 2011). Populasi besar di kedua negara (Cina memiliki populasi terbesar di dunia dan Indonesia adalah yang terbesar keempat) akan menciptakan permintaan yang besar untuk industri FMCG serta industri kemasan. Profil Industri Kemasan Plastik Indonesia Perusahaan-perusahaan penghasil produk kemasan merupakan konsumen utama

industri plastik di Indonesia, mengkonsumsi sekitar 40% dari total konsumsi plastik Indonesia, dan 60% sisanya digunakan oleh industri peralatan rumah tangga, plastik lembaran, pipa, tube, filamen, dan lainnya. Permintaan kemasan plastik di Indonesia didorong oleh pertumbuhan industri FMCG, terutama industri makanan dan minuman (65%) dan industri kosmetik. Pada tahun 2011, total pendapatan industri kemasan mencapai Rp 40 triliun dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 10% YoY pada tahun 2012. Konsumsi per kapita plastik di Indonesia adalah sekitar 10 kg/tahun, lebih rendah dari Malaysia (45 kg/tahun), Thailand (56 kg/tahun), dan Singapura (93 kg/tahun), sehingga masih memiliki ruang untuk tumbuh. Total konsumsi kemasan plastik di Indonesia pada tahun 2011 adalah 1,8 juta ton.

Pada tahun 2011, ada sekitar 925 pemain di industri kemasan plastik, BRNA merupakan salah satu dari dua pemain utama. Kapasitas terpasang industri kemasan plastik di Indonesia mencapai 2,35 juta ton per tahun dengan tingkat utilisasi sebesar

Page 9: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 7 dari 16

70% dan total produksi nasional pada tahun 2011 adalah 1,65 juta ton. Namun, produksi nasional kemasan plastik belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, akibatnya, beberapa permintaan Indonesia dipenuhi dari impor. Dalam empat

tahun terakhir, impor kemasan plastik tumbuh sebesar 11,7% per tahun dari 259.902 ton tahun 2007 menjadi 405.181 ton pada tahun 2011. Di sisi lain, pembukaan keran impor kemasan plastik telah menyebabkan persaingan yang ketat.

Gambar 5: Profil Industri Kemasan Plastik Indonesia

Sumber: Riset PT Bank Mandiri (Persero), Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Harga Bahan Baku Diperkirakan Meningkat Mengikuti Harga Minyak Mentah Bahan baku memiliki porsi terbesar dalam biaya produksi industri kemasan plastik. Untuk BRNA, berkontribusi sekitar 60%-70% dari total biaya produksi nya. Saat ini,

BRNA menggunakan High Density Polyethylene ("HDPE") impor sebagai bahan

bakunya. HDPE merupakan termoplastik polietilena terbuat dari minyak bumi (minyak mentah), oleh karenanya harganya terkait erat dengan harga minyak mentah. Pada

awal tahun ini, harga minyak Brent melambung setinggi USD 126,2/barrel disebabkan spekulasi atas embargo minyak Iran yang diperkirakan akan mengganggu pasokan minyak global karena Iran adalah produsen minyak keempat terbesar di dunia. Harga minyak kemudian bergeser ke USD 107,1/barrel pada pertengahan Mei setelah pembicaraan negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya dan selanjutnya turun ke harga terendah saat ini USD 97.1/barrel pada pertengahan Juni karena kekhawatiran terhadap perekonomian Euro. Mengikuti tren harga minyak, harga HDPE pada akhir Juni turun menjadi USD 1,142.5 per MT dari USD 1,295.5 per MT pada awal 2012, dan sempat menyentuh USD 1,522.5, level tertinggi saat ini pada Februari 2012. Namun demikian, kami memperkirakan rata-rata harga HDPE sebesar USD 1.421 per MT untuk tahun ini.

Page 10: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 8 dari 16

Gambar 6: Harga Minyak vs Harga HDPE

Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Kinerja Keuangan yang Sangat Baik Dalam lima tahun terakhir, BRNA membukukan tren pendapatan yang positif meskipun krisis global sedang terjadi. Selama periode 2007-2011, pendapatan BRNA tumbuh sebesar CAGR 15,9% dari Rp 376 miliar di tahun 2007 menjadi Rp 679 miliar pada tahun 2011. Pada tahun 2011, BRNA menikmati pertumbuhan tahunan yang signifikan sebesar 19,5% YoY dari kinerja di tahun 2010. Kontribusi pertumbuhan

penjualan berasal dari peningkatan harga jual, seiring dengan lonjakan harga bahan baku. Selain itu, anak perusahaan BRNA di Cina menaikkan harga jual sebesar 54% untuk menutupi peningkatan biaya produksi sebagai akibat dari relokasi pabrik dan tingkat inflasi di Cina. Sementara itu, di 1H2012, BRNA melanjutkan kinerjanya yang baik dan membukukan penjualan Rp 404 milyar atau naik 25,8% YoY dari periode yang sama tahun 2011. Untuk paruh kedua 2012, kami memperkirakan penjualan BRNA naik, didukung oleh faktor "Idul Fitri" dan "Natal", di mana rumah tangga akan menghabiskan lebih banyak uang untuk barang-barang konsumsi. Oleh karena itu, kami memperkirakan volume penjualan BRNA untuk botol, sikat gigi dan mold tumbuh 26% YoY, dan

laminating tube & plastic tube akan tumbuh sebesar 5% YoY. Dengan asumsi harga jual akan naik sebesar 3%-4%, kami optimis total penjualan BRNA dapat tumbuh 21,2% menjadi Rp 824 miliar pada tahun 2012.

Gambar 7: Penjualan BRNA

Sumber: PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Secara geografis, penjualan domestik BRNA tetap menjadi kontributor terbesar dengan 85,3% dari total penjualan BRNA. Meskipun mengalami penundaan di pabrik baru, penjualan BRNA di Cina masih tumbuh signifikan sebesar 104% YoY dari angka 2010, atau memberikan kontribusi sekitar 21,3% terhadap total penjualan BRNA. Kontribusi ini juga lebih tinggi dari 12,5% pada tahun 2010. Pada tahun 2012, selain dari Unilever Cina, HPPP memperoleh dua pelanggan besar yang memberikan

KEUANGAN

Page 11: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 9 dari 16

kontribusi sekitar 10% (masing-masing) dari total penjualan, yaitu Bayer CropScience Cina dan SC Johnson Cina.

Unilever Tetap Merupakan Pelanggan Terbesar BRNA memproduksi kemasan plastik untuk berbagai keperluan untuk melayani industri kosmetik, farmasi, makanam dan minuman, dan barang industri. Lebih dari empat dekade PT Unilever Indonesia dan Unilever Cina ("Unilever") mendominasi

penjualan BRNA. Unilever memproduksi berbagai jenis dan merek fast moving consumer products, seperti untuk produk rumah dan perawatan pribadi dengan

merek-merek terkenal seperti Axe, Citra, Clear, Close-Up, Domestos, Dove, Lifebuoy, Lux, Molto, Pepsodent, Ponds, Rexona, Rinso, Sunlight, Sunsilk, Super Pell, Surf, Vaseline, dan makanan dan produk es krim dengan merek seperti Kecap Bango, Margarin Blue Band, Minuman Buavita, Es Cream Walls, Snack Taro.

Unilever secara konsisten membeli dalam produk BRNA jumlah besar. Unilever menyumbang sekitar 67%-68% dari penjualan total BRNA. Selama periode 2007-2011, penjualan BRNA ke Unilever tumbuh sebesar 21,0% per tahun dari Rp 206 miliar di tahun 2007 menjadi Rp 442 miliar pada tahun 2011. Selama setengah tahun pertama 2012, penjualan BRNA ke Unilever adalah Rp 270 miliar, meningkat 36,0% YoY.

Gambar 8: Penjualan BRNA kepada Unilever

Sumber: PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tren Profitabilitas yang Positif Di tengah naiknya biaya bahan baku pada tahun 2011, BRNA berhasil mempertahankan marjin keuntungannya. Implementasi manajemen rantai pasokan adalah salah satu strategi BRNA yang telah terbukti dalam hal pengelolaan biaya bahan baku yang yang sangat fluktuatif. Dan pada saat yang sama biaya bahan baku menyumbang sekitar 53%-55% dari total biaya produksi BRNA. Pada tahun 2011,

BRNA mencetak marjin biaya pokok penjualan pada tingkat 78,1% dan menghasilkan marjin laba kotor sebesar 21,9%. Pada kegiatan operasinya, BRNA terus meningkatkan efisiensi, hasilnya terlihat pada kenaikan laba operasional dan laba bersih BRNA sebesar masing-masing 30,8% YoY dan 15,2% YoY. Pada saat yang sama, marjin laba usaha meningkat menjadi 11,8% dari 10,7% pada tahun 2010. Di sisi lain, marjin laba bersih menurun menjadi 5,9% dari 6,1% di tahun 2010, disebabkan peningkatan beban bunga dan rugi selisih kurs.

Page 12: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 10 dari 16

Gambar 9: Marjin Laba Kotor, Laba Usaha dan Laba Bersih

BRNA

Sumber: PT Berlina Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Kinerja BRNA pada paruh pertama 2012 menjadi lebih efisien. Marjin laba kotor dan marjin laba operasi meningkat menjadi 22,8% dan 13,3%, masing-masing dari 21,5% dan 10,1% pada 1H2011. Dalam hal pertumbuhan, laba kotor BRNA tumbuh sebesar 33,5% YoY menjadi Rp 92 miliar dari Rp 69 miliar di 1H2011, sementara laba usaha meningkat signifikan sebesar 65% menjadi Rp 54 miliar dari Rp 33 miliar di 1H2011. Lebih Efisien dibandingkan Perusahaan Sejenis Selain BRNA, ada beberapa perusahaan lain dalam industri kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Alam Karya Unggul Tbk (AKKU), PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR), dan PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS). Berdasarkan kinerja keuangan sampai dengan 1H2012, BRNA mencetak profitabilitas

yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan rata-rata perusahaan sejenis. Margin laba kotor, laba usaha dan laba bersih BRNA adalah 22,8%, 13,3% dan 6,6%, masing-masing. Pada saat yang sama, rata-rata perusahaan sejenisnya masing-masing adalah 17,8%, 11,5% dan 6,1%.

Gambar 10: Marjin Laba BRNA vs Rerata Perusahaan Sejenis

Sumber: PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Prospek Bisnis BRNA Didukung oleh kondisi makroekonomi yang menguat seperti yang digambarkan oleh peningkatan PDB yang mengangkat kepercayaan konsumen untuk membeli produk FMCG lebih banyak, memiliki salah satu perusahaan terbesar di industri FMCG sebagai pelanggan setianya, dan juga perluasan kapasitas produksi untuk pabrik di Cina dan

Indonesia, memberikan "energi" bagi BRNA untuk tumbuh pada tahun-tahun mendatang. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Cina diperkirakan perlambatan pada tahun 2012, tetapi masih tumbuh meskipun tidak setinggi tahun 2011. Perekonomian Indonesia pada 2012 diperkirakan tumbuh 6,2% YoY (vs 6,5% pada tahun 2011), sementara, perekonomian Cina diperkirakan akan tumbuh 7,5% YoY (vs 9,2% pada tahun 2011). Populasi besar di kedua negara (Cina memiliki populasi terbesar di dunia dan Indonesia adalah yang terbesar keempat) akan menciptakan permintaan yang sangat besar untuk industri FMCG serta industri kemasan. Apalagi, ditambah dengan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksinya, kami percaya BRNA dapat memiliki pertumbuhan pendapatan yang lebih

Page 13: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 11 dari 16

tinggi pada tahun 2012, yang kami perkirakan sebesar 21,2% YoY menjadi Rp 823,6 miliar dan tumbuh pada CAGR sebesar 20% selama periode 2011-2015.

Gambar 11: Aset, Liabilitas dan Ekuitas BRNA

(in Rp miliar)

Sumber: PT Berlina Tbk, Estimasi Pefindo Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 2: Analisis SWOT

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

Berpengalaman selama lebih dari 4

dekade. Biaya produksi yang efisien

menyebabkan profit marjin yang lebih tinggi.

Kapasitas yang memadai untuk menangani permintaan yang tinggi.

Telah ditunjuk sebagai pemasok oleh Unilever di Cina selama lebih dari 8

tahun dan lebih dari 40 tahun di Indonesia.

Memiliki salah satu perusahaan terbesar di industri FMCG sebagai pelanggan setianya.

Penjualan sangat tergantung pada

satu pelanggan yaitu Unilever sekitar 67%, yang mungkin meningkatkan risiko bisnis BRNA.

Tingginya kandungan bahan baku impor, yang meningkatkan paparan risiko pertukaran mata uang.

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

Memasuki pasar Cina, yang

memberikan potensi bisnis yang sangat besar karena populasi yang besar.

Tingginya jumlah penduduk di Indonesia dan Cina.

Volatilitas harga bahan baku. Ketatnya persaingan dalam

industri kemasan plastik disebabkan ACFTA (Asean China Free Trade Area)

ANALISIS SWOT

Page 14: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 12 dari 16

Table 2: Ringkasan Kinerja BRNA dan Perusahaan Sejenisnya per 30 Juni 2012

BRNA YPAS IGAR Rata-rata

Pendapatan [Rp miliar] 404 197 284

Laba Kotor [Rp miliar] 92 24 53

Laba Operasi [Rp miliar] 54 15 39

Lab Bersih [Rp miliar] 27 9 20

Total Aset [Rp miliar] 719 268 317

Total Liabilitas [Rp miliar] 444 111 70

Total Ekuitas [Rp miliar] 275 157 247

Pertumbuhan 1H2012 [YoY]

Pendapatan [%] 25,8 1,9 8,8

Laba Kotor [%] 33,5 (5,5) (0,1)

Laba Operasi [%] 65,1 (8,7) (3,6)

Laba Bersih [%] 62,1 (7,5) 4,6

Profitabilitas 1H2012

Marjin Laba Kotor [%] 22,8 12,1 18,5 17,8

Marjin Laba Operasi [%] 13,3 7,6 13,6 11,5

Marjin Laba Bersih [%] 6,6 4,6 7,0 6,1

Leverage 1H2012

DER [x] 1,6 0,7 0,3 1,0

Sumber: PT Berlina Tbk, PT Yanaprima Hastapersada Tbk. PT Champion Pacific Indonesia Tbk. Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

PERBANDINGAN KINERJA

Page 15: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 13 dari 16

PENILAIAN

Metodologi Penilaian Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) jika dibandingkan pertumbuhan aset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding lainnya.

Penilaian ini didasarkan pada nilai 100% saham BRNA per tanggal 5 September 2012 dan Laporan Keuangan per tanggal 30 Juni 2012 sebagai dasar dilakukannya analisis fundamental.

Estimasi Nilai

Kami menggunakan cost of capital 10,0% dan cost of equity 11,6% berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Table 3: Assumption

Risk free rate [%]* 6,1

Risk premium [%]* 6,3

Beta [x]* 0,9

Cost of Equity [%] 11,6

Marginal tax rate [%] 25,0

Debt to Equity Ratio [x] 0,8

WACC [%] 10,0

Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing * per tanggal 5 September 2012

Estimasi target harga referensi saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 5 September 2012 adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan metode DCF dengan asumsi tingkat diskonto 10,0%,

adalah sebsar Rp 3.000– Rp 3.450 per saham. Dengan menggunakan metode GCM (P/E 1,4X and P/BV 6,7X) adalah sebesar

Rp 2.750 – Rp 2.950 per saham.

Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut, kami melakukan pembobotan kedua metode DCF dan GCM dengan 70%:30%.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka target harga saham BRNA untuk 12 bulan adalah Rp 2.925- Rp 3.300 per lembar saham.

Tabel 4: Metode DCF

Conservative Moderate Aggressive

PV of Free Cash Flows [Rp bn] 193 203 213

PV Terminal Value [Rp bn] 385 405 425

Non-operating Asset [Rp bn] 52 52 52

Net Debt [Rp bn] (216) (216) (216)

Total Equity Value [Rp bn] 414 445 475

Number of Share [mn shares] 138 138 138

Fair Value per Share [ Rp] 3,000 3,225 3,450

Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

TARGET HARGA

Page 16: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 14 dari 16

Tabel 5: Perbandingan GCM

BRNA

Valuasi, 5 September 2012

P/E, [x] 6,7

P/BV, [x] 1,4

Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 6: Ringkasan Penilaian dengan Metode GCM

Multiples

(x)

Est. EPS

(Rp)

Est. BV/Share

(Rp)

Value

(Rp)

P/BV 1,4 - 2.178 2.950

P/E 6,7 412 - 2.750 Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 7: Rekonsiliasi Nilai Wajar Fair Value per Share [Rp]

DCF GCM Average

Batas atas 3.450 2.950 3.300

Batas bawah 3.000 2.750 2.925

Bobot 70% 30%

Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Cat: harga rata-rata dibulatkan sesuai fraksional harga yang berlaku di BEI

Page 17: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 15 dari 16

Tabel 8: Laporan Laba Rugi (Rp bn)

Income Statement

2009 2010 2011 2012P 2013P

Pendapatan 537 568 679 824 1,007

COGS (431) (444) (531) (644) (785)

Laba Kotor 107 124 148 180 222

Beban Operasional (57) (63) (68) (82) (95)

Laba Operasi 49 61 80 98 127

Pendapatan (Beban)

Lain-lain (26) (14) (22) (22) (24)

Laba Sebelum Pajak 23 47 58 76 103

Pajak (1) (9) (14) (19) (26)

Laba Bersih 20 35 40 54 74

Sumber: PT Berlina Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Table 9: Neraca

(Rp bn)

Balance Sheet 2009 2010 2011 2012P 2013P

Aset

Aset Lancar

Kas & setara kas 59 47 44 90 104

Piutang 140 136 133 161 197

Inventori 67 79 94 101 123

Aset Lancar Lainnya 18 33 27 35 40

Total Aset Lancar 284 294 298 387 464

Aset Tetap 214 247 336 343 377

Aset Lainnya 9 10 10 10 10

Total Aset 507 551 644 740 851

Liabilitas

Hutang Usaha 70 71 99 98 119

Pinjaman Jk. Pendek 79 96 126 124 135

Pinjaman Jk. Pendek Lainnya

39 54 71 87 85

Pinjaman Jk. Panjang 104 92 79 113 139

Pinjaman Jk. Panjang

Lainnya 15 14 15 18 19

Total Liabilitas 306 327 389 440 496

Total Ekuitas 201 224 255 301 355

Sumber: PT Berlina Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Gambar 12: P/E dan PBV Historis

Sumber: PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Gambar 13: Total Asset Turnover, Return on Asset & Return on Equity Historis

Sumber: PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 10: Rasio Utama

Ratio 2009 2010 2011 2012P 2013P

Pertumbuhan [%]

Penjualan 11,9 5,8 19,5 21,2 22,7

Laba Operasional 22,0 24,1 30,8 22,6 29,7

EBITDA 9,1 23,8 19,7 29,2 25,3

Laba Bersih 4,4 71,6 15,2 34,9 37,6

Profitabilitas [%]

Marjin Laba Kotor 19,8 21,9 21,8 21,8 22,0

Marjin Laba Operasional 9,2 10,7 11,8 11,9 12,6

Marjin EBITDA 15,5 18,1 18,1 19,3 19,8

Marjin Laba Bersih 3,8 6,1 5,9 6,6 7,4

ROA 4,0 6,3 6,2 7,3 8,7

ROE 10,1 15,5 15,7 18,0 21,0

Solvabilitas [X]

Debt to Equity 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4

Interest Bearing Debt to Equity

0,9 0,8 0,8 0,8 0,8

Debt to Asset 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6

Likuiditas [X]

Rasio Lancar 1,5 1,3 1,0 1,3 1,4

Quick Ratio 1,1 0,9 0,6 0,8 0,9

Sumber: PT Berlina Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Page 18: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Pernyataan disclaimer pada halaman

akhir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

6 September 2012 Halaman 16 dari 16

DISCLAIMER

Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian (cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non-publik tertentu yang diterima

sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp.20.000.000,- masing-masing dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia.

Page 19: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

Page 1 of 15

Contact: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380 [email protected]

“Disclaimer statement in the last page is an

integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk Primary Report

Equity Valuation

September 6th, 2012 Target Price

Low High 2,925 3,300

Plastics Packaging Manufactures

Historical Chart

Source : Bloomberg, Pefindo Equity & Index valuation Division

Stock Information Rp

Ticker code BRNA

Market price as of September 5th, 2012 2,450

Market price – 52 week high 2,950

Market price – 52 week low 1,670

Market cap – 52 week high (bn) 407

Market cap – 52 week low (bn) 230

Market Value Added & Market Risk

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

0

200

2008 2009 2010 2011

Market RiskMVA

Market Value Added Market Risk

Source : Bloomberg, Pefindo Equity & Index valuation Division

Shareholders (%)

PT Dwi Satriya Utama 51.42

Atmadja Tjiptobiantoro 6.93

Lisjanto Tjiptobiantoro 10.51

Public (each below 5%) 31.14

As of June 30th, 2012

Ready to Step Higher

PT Berlina Tbk (BRNA) was established in 1969. BRNA and its subsidiaries

engage in manufacturing plastic packaging to serve the industries of cosmetics, pharmacy, food and beverages, and industrial goods. Operating for more than 4 decades, BRNA has flourished as a significant player in the plastic packaging industry. BRNA is equipped by 5 factories which located in Pandaan-East Java, Sidoarjo-East Java, Tangerang-Banten, Cikarang-West Java and Hefei-China. Supported by huge production capacity and long experience to serve some big name consumer product manufacturers, coupled with the ongoing internal reformation, namely “Ready Set Go” program, we believe BRNA will be ready to step higher. Besides that, in order to increase its stock liquidity, BRNA plans to reduce the par value of its share (Stock Split) with a ratio of 1:5 in 4Q2012.

Page 20: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 2 of 15

Magnificent Financial Performance BRNA booked positive trend of revenue in the last five years, despite the global crisis. BRNA’s revenue grew at a CAGR of 15.9% from Rp 376 billion in 2007 to Rp 679 billion in 2011. Meanwhile, in 1H2012, BRNA continued its extravagant performance and booked of Rp 404 billion sales or up by 25.8% YoY. For the second half of 2012, we expect BRNA sales to rise, buoyed by factor of “Eid al Fitr” and “Christmas”, where household will spend more

money for consumer goods. For 2012, we estimate BRNA sales of Rp 824 billion, reflecting a 21.2% YoY growth. At the same time, BRNA’s profitability is also improved. In the first half of 2012, BRNA’s gross margin and operating margin expanded to 22.8% and 13.3%, respectively, from 21.5% and 10.1% in 1H2011. In term of growth, BRNA’s gross profit grew by 33.5% YoY to Rp 92 billion from Rp 69 billion in 1H2011, while its operating profit increased significantly by 65% to Rp 54 billion from Rp 33 billion in 1H2011. Strong Demand of Plastic Packaging from Consumer Good Industry Unilever has been BRNA’s loyal customer for more than 40 years. BRNA’s sales to Unilever contribute about 67%-68% of its total sales. In 1H2012, BRNA sales to Unilever grew by 36.3% YoY and 21.0% per year in the last

five year. Not only Unilever, BRNA also supplies several other clients from various industries in Indonesia and China. In 2012, Hefei Paragon Plastic Packaging Co. Ltd (BRNA’s subsidiary) has secured sales arrangement with Bayer CropScience China and SC Johnson China. We believe that BRNA’s customers will create robust demand for BRNA products and boosted its sales volume in years ahead. In 2012, we estimate BRNA will produce 16,272 MT of bottles, toothbrushes and molds and 429 million tubes, reflecting 26% YoY and 5% YoY increases, respectively.

Sustainable Expansion for Better Growth During 2011, BRNA completed the first phase of its factory construction in China as well as increased the production capacity of Blow Molding and

Injection Molding. From the expansion activities, BRNA’s production capacity increases to 23,100 Metric Ton (MT) per year. For 2012, BRNA budgets about Rp 150 billion to enlarge its factory and warehouse in Indonesia and China. For 2012, BRNA’s production capacity is estimated to 23,582 MT. Capex is also meant for machine rejuvenation (Overhaul) in tubes and laminated tubes factory in Sidoarjo. With such expansion plan, we believe that BRNA will have sufficient capacity to meet the significant increase of plastic packaging demands.

Business Prospects The demand of plastic packaging is driven by the growth of Fast Moving Consumer Goods (FMCG) Industry. The growth of FMCG industry in Indonesia and China which fueled by domestic consumption is still estimated to grow

amid the global crisis. FMCG industry in both countries is estimated to grow by 13.0% YoY and 16.0% YoY. Underpinned by soaring demand growth from FMCG industry and augmented by the increasing of BRNA’s production capacities, we believe BRNA’s sales could grow at least at a CAGR of 19.5% in the next four years.

Table 1: Performance Summary

2009 2010 2011 2012P 2013P

Revenue [Rp bn] 537 568 679 824 1,007

Pre-tax Profit [Rp bn] 23 47 58 76 103

Net Profit [Rp bn] 20 35 40 54 74

EPS [Rp] 147 252 290 391 539

EPS Growth [%] 4 72 15 35 38

P/E [x] 4.1 6.4 6.1 6.3* 4.5*

PBV [x] 0.5 1.1 1.0 1.2* 1.0*

Source: PT Berlina Tbk. Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates Notes: * Based on Share Price as of September 5

th, 2012– Rp 2,450 / share

INVESTMENT PARAMETERS

Page 21: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

Berlina, Tbk

August 8th, 2012 Page 3 of 15

Growth-Value Map gives visualization of market expectations for the companies listed on IDX. Current Performance (“CP”) metric is a portion of current stock market value that can be linked to the perpetuity of current company’s performance in profitability. Growth Expectations (“GE”) metric is the difference between current stock market value and the value of current performance. Both metrics are normalized by the company’s book value. Growth-Value Map divides companies into four clusters, which are:

Excellent value managers (“Q-1”) Market expects companies in Q-1 to surpass their benchmark in profitability and growth.

Expectation builders (“Q-2”)

Market has relatively low expectations of profitability from companies in Q2 in the short term, but has growth expectations exceed the benchmark.

Traditionalists (“Q-3”) Market has low growth expectations of companies in the Q-3, although they showed a good profitability in the short term.

Asset-loaded value managers (“Q-4”)

Market has low expectations in terms of profitability and growth for companies

in Q-4.

Figure 1: Growth-Value Map

(BRNA, Plastic and Packaging Sub Industry, and Basic and Chemical

Industry)

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

0 1 2 3 4 5 6

Gro

wth

Exp

ecta

tio

ns

Current Performance (CP)

Q-1

Q-3

Q-2

Q-4

BRNA

IGAR

YPAS

AKPI

SIAP

APLI

Source: Pefindo Equity & Index Valuation Division

BRNA is in Traditionalist cluster. Market has low growth expectations from BRNA, although they showed a good profitability in the short term. Therefore, it is required to increase its investor relation activity to drive market perceptions of their economic success.

GROWTH VALUE MAP

Page 22: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 4 of 15

Business Profile PT Berlina Tbk (BRNA) and its subsidiaries engage in manufacturing plastic packaging to serve the industries of cosmetics, pharmacy, food and beverages, and industrial goods. Starting with one Blow Molding machine in the first year, currently BRNA has flourished as a significant player in the plastic packaging industry. About 65% of BRNA’s total sales in 2011 are to PT Unilever Indonesia Tbk and Unilever China, and about 35% are to PT Tirta Investama, PT Campina Ice Cream, PT Beiersdofr Indonesia, PT Danone Dairy Indonesia, PT KAO Indonesia, PT Bayer Indonesia and several others consumer goods manufacturers.

PT Lamipak Primula Indonesia (LPI) is BRNA’s subsidiary with 70% ownership. LPI specializes in the manufacturing and marketing of Plastic Tube and Laminated Tube, for oral care and the cosmetics industries. Supported by advanced technologies machineries with 650 million tubes of production capacities, LPI is a market leader in the industry. Moreover, LPI is also the first producer for laminate mini-tube in Indonesia.

Hefei Paragon Plastic Packaging Co. Ltd (HPPP), BRNA’s subsidiary with 100% ownership located in China. HPPP is a merged company of Shanghai Paragon Plastic Packaging Co. Ltd with Hefei Paragon Packaging Co. Ltd. HPPP engages in manufacturing plastic bottles & plastic caps and toothbrushes. HPPP has been providing the best global quality for plastic packaging for domestic and export market of Unilever China.

Berlina Singapore Pte. Ltd (BPL), BRNA’s subsidiary with 100% ownership was established in Singapore in 2009. It engages in plastic industries and general trading to support BRNA’s performance regionally.

Figure 2 : BRNA’s Company Profile

BRNAManufacturer of bottle plastic & cap plastic and

toothbrushes

LPIManufcaturer of plastic

laminated tubes and packages

HPPPManufacturer of bottle plastic & cap plastic and

toothbrushes

BRNSPlastic Industry and

general trading

100% 100%70%

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division

Equipped by Huge Production Capacity in Indonesia and China

BRNA is supported by 5 factories with total production capacity reaches 23,100 MT of bottles, toothbrushes and molds and 650 million tubes per year. BRNA and its subsidiaries factories are located in:

a. Pandaan - East Java with total production capacity of 8,400 MT per year, increased by 15% from 7,300 MT per year in 2010

b. Cikarang - West Java, with total production capacity of 4,700 MT per year, up by 9% from 4,300 MT in 2010

c. Tangerang - Banten, which has total production capacity of 4,200 MT per year, increased by 17% from 3,600 MT in 2010.

The above three factories are operated by BRNA

d. Sidoarjo - East Java which has total capacity of 650 million tubes per year, is operated LPI, BRNA’s subsidiary. The factory produces plastic tubes and

laminating tubes. And,

e. Hefei - China, HPPP has completed the phase one of its new factory’s construction. The entire HPPP’s operation and employees have moved into the new factory in March 2011.

One of BRNA strengths is the location of BRNA’s factories. BRNA locates its factories near to the customer which can reduce the transportation cost.

BUSINESS INFORMATION

Page 23: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 5 of 15

Sustainable Expansion to Capture Better Growth BRNA is entering the second year of multi-years transforming program which was commenced since 2010. Besides fixing its internal operation activity, BRNA is also expanding its production capacity. In 2011, BRNA spent about Rp 64 billion capex for new machines and factories. Following are the detailed of BRNA expansion during 2011:

a. Increase capacity “Blow Molding and Injection Molding” to 23,100 MT from

20.500 MT in 2010;

b. LPI, BRNA’s subsidiary, improves the production process efficiency through overhauling and renovating the factory to have lean manufacturing;

c. HPPP, BRNA’s subsidiary in China has completed the first phase of factory construction in March 2011. The construction of new plant is carried out into 2 phases on the land size of 43,000 m2 located at Baohe Industrial Estate. The second phase is expected to be completed in the second quarter of 2012, and fully operated in second half of 2012. The total capacity of HPPP is about 5,800 MT per year.

For this year, BRNA budgets about Rp 150 billion for factory and warehouse expansion in Indonesia and China. To anticipate the strong demand from domestic customer, in

Indonesia, BRNA will expand its factory in Tangerang, Cikarang, Pandaan and Sidoarjo. Moreover, the capex is also for machine rejuvenation.

Sufficient Capacity for Higher Demand Up to June 2012, BRNA’s total production capacity is 23,100 MT of bottles, toothbrushes and molds and 650 million tubes and laminating tubes per year. During 2011, BRNA utilized about 70%-75% of its production capacity. Given its current excess capacity and the expanding of injection molding capacity in Indonesia that will add another 3,225 MT to its capacity, we expect BRNA will be able to capture surging plastic packaging demand, particularly in Indonesia and China.

Figure 3: BRNA’s Production Capacity

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

2009 2010 2011 2012P 2013P

16.500 17.285

20.500

23.582

26.807

In M

etr

ic t

on

Moulds, Plastic containers, plastic components, tooth brushes, blown film

-

100

200

300

400

500

600

700

2009 2010 2011 2012P 2013P

650 650 650 650 650

(In

millio

n p

cs)

Laminated Tube & Plastic Tube

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division

Nowadays, BRNA’s products such as of tube and plastic package are mostly used by FMCG industry, not only in Indonesian but also in the overseas. For more than 4 decades BRNA has served one of the biggest FMCG producers in the world, which is Unilever that located in Indonesia and China. During 2007-2011 periods, BRNA sales to Unilever grew by 21.0% per year from Rp 206.3 billion in 2007 to Rp 442.3 billion in 2011. During the first half year of 2012, BRNA sales to Unilever were Rp 269.6 billion, increased by 36.0% YoY. The customers in the plastic packaging industry tend to stay to the same supplier, since the switching cost, such as R&D cost in order to

create new packaging product is quite high to burden. Moreover, BRNA’s ability to maintain the quality of product as well as sufficient plant capacity to meet surging demand from customers is believed will increase customer loyalty. In 2012, we estimate BRNA will produce 16,272 MT of bottles, toothbrushes and molds and 429 million tubes, or up by 26% YoY and 5% YoY, respectively.

Improve Efficiency through Supply Chain Management System A significant change in BRNA’s current operation activities is the implementation of Supply Chain Management System. BRNA consolidates procurement activities, Production Planning and Inventory Control (PPIC) and warehouse and logistics under one division, namely supply chain management division. Through the system BRNA managed to improve its efficiency in production activity as well as operational activity. Amid the volatility of raw material price, BRNA’s gross margin expands by 200 bps

from 19.8% to 21.9%. While its operating profit to total sales increase to 9.2% from 8.4%.

Page 24: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 6 of 15

Figure 4: BRNA’s Profit Margin

Source: PT Berlina Tbk., Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division

The Growing of FMCG Industry will be a Catalyst for BRNA’s Growth Performance of BRNA as one of the plastic packaging manufacturer is very much influenced by Fast Moving Consumer Goods (“FMCG”) industry, particularly toiletries/cosmetics industry and food and beverages industry, since around 52% of BRNA sales are coming from those industries. On the other side, domestic consumption in both Indonesia and China is believed will become the main engine for economic growth and FMCG industry growth. Indonesia fast moving consumer good industry in 1Q2012 grew by 8.4% YoY (based on AC Nielsen Research) while in China it grew by 11% YoY in 2Q2012 (based on Kantar Worldpanel Report).

Indonesia economy as well as China are estimated to grow in 2012, even though not as high as in 2011. Indonesia economy is estimated to grow by 6.2% YoY in 2012 (vs. 6.5% in 2011), while Indonesia income per capita is estimated to reach USD 4,000

compared to USD 3,500 in 2011. Meanwhile, Chinese economy is expected to grow by 7.5% YoY (vs. 9.2% in 2011). Large population in both country (China has the largest population in the world and Indonesia is the fourth largest) will create enormous demand for FMCG industry as well as packaging industry.

Profile of Indonesia Plastic Packaging Industry Packaging companies are the main consumer of plastic industry in Indonesia. It consumes about 40% of Indonesia total plastic’s consumption, and 60% remaining is utilized by industry of household appliances, plastics sheet, pipes, tubes, filament, and others. The demand for plastic packaging in Indonesia is fueled by the growth of fast moving consumer goods industry, especially food and beverages industry (65%) and cosmetics industry. In 2011, total revenue of packaging industry reached Rp 40 trillion

and estimated to grow by 10% YoY in 2012. The consumption per capita of plastic in Indonesia is approximately 10 kg/year, lower than Malaysia (45 kg/year), Thailand (56 kg/year), and Singapore (93 kg/year), therefore it still has a room to grow.

In 2011, there were about 925 players in plastic packaging industry, in which BRNA is one of the two major players. The installed capacity of plastic packaging industry in Indonesia reach 2.35 million ton per year with utilization rate of 70% and total national production in 2011 was 1.65 million ton. However, the national production of plastic packaging has not been sufficient to fulfill domestic demand; consequently, some of Indonesian demand is met from import. In the last four years, imported of plastic packaging grew by 11.7% per year from 259,902 tons in 2007 to 405,181 tons in 2011. On the other hand, opening the import tap of plastic packaging has causing the more fierce competition.

Figure 5: Profile of Indonesia Plastics Packaging Industry

10

45

56

93

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Indonesia Thailand Malaysia Singapura

Consumption of Plastics(in Kg/capita/Year)

Page 25: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 7 of 15

2.15

2.35 2.35

1.72 1.65 1.65

80%

70% 70%

64%

66%

68%

70%

72%

74%

76%

78%

80%

82%

0

0.5

1

1.5

2

2.5

2005 2008 2011

Capacity & Production of Indonesia Plastics Packaging Industriy (in million ton per year)

Capacity Production Utilization

Source: PT Bank Mandiri (Persero)Tbk research, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Raw Material Price is estimated to Increase in line with Crude Oil Price Raw material has the largest portion in the production cost of plastic packaging industry. For BRNA, it contributes about 60%-70% of its total production cost. Currently, BRNA uses imported High Density Polyethylene (“HDPE”) as its raw material. HDPE is a polyethylene thermoplastic made from petroleum (crude oil), hence it’s price closely related to the crude oil price. In the beginning of this year,

Brent oil price soared as high as USD 126.2/barrel on the back of speculation over Iranian oil embargo which are expected to disrupt global oil supply as Iran is the fourth largest oil producer in the world. Oil price then eased to USD 107.1/barrel in mid-May after a negotiation talks to Iran about its nuclear program and further declined to year-to-date lowest price at USD 97.1/barrel in mid-June due to prolonging concerns on Euro economy. Following the trends of the oil price, HDPE prices at the end of June declined to USD 1,142.5 per MT from USD 1,295.5 per MT in early 2012, and had touched USD 1,522.5, year to date highest level in Feb 2012. Nevertheless, we expect HDPE’s price to average USD 1,421 per MT this year.

Figure 6: Oil Price vs. HDPE Price

60

70

80

90

100

110

120

130

1,000

1,100

1,200

1,300

1,400

1,500

1,600

Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12

USD/bblUSD/MT

HDPE Price (USD/MT) Brent Crude Oil Price (USD/bbl)

Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Page 26: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 8 of 15

Magnificent Financial Performance In the last five year, BRNA booked positive trend revenue despite the global crisis. During 2007-2011 periods, BRNA’s revenue grew at a CAGR of 15.9% from Rp 376

billion in 2007 to Rp 679 billion in 2011. In 2011, BRNA enjoyed a significant year on year growth of 19.5% YoY from 2010 figures. The sales growth contribution came from the increment of selling price, along with the surge of raw material price. Moreover, BRNA’s subsidiary in China raises its sales price by 54% to overcome production cost overruns as a result of factories relocation and inflation rate in China.

Meanwhile, in 1H2012, BRNA continue its extravagant performance and booked Rp 404 billion sales or up by 25.8%YoY from the same period in 2011. For the second half of 2012, we expect BRNA sales to rise, buoyed by factor of “Eid” and “Christmas”, where household will spend more money for consumer goods. Therefore, we estimate BRNA sales volume for bottles, toothbrushes and molds to grow by 26% YoY, and laminating tubes & plastic tubes will grow by 5% YoY. Assuming the selling price will go up by 3%-4%, we are optimist that BRNA’s total sales can grow by 21.2% YoY to

Rp 824 billion in 2012P.

Figure 7: BRNA’s Sales

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division estimate

Geographically, BRNA’ domestic sales remain the biggest contributor with 85.3% of BRNA’s total sales. Although experiencing a delay in its new factory, BRNA’s sales in

China still grew significantly by 104% YoY from 2010 figures, or contribute about 21.3% to BRNA’s total sales. This contribution is also higher than 12.5% in 2010. In 2012, aside of Unilever China, HPPP obtained two big costumer which contribute about 10% (each) of its total sales, namely Bayer CropScience China and SC Johnson China.

Unilever Remains the Biggest Customer BRNA manufactures plastic packaging for various needs to serve the industries of cosmetics, pharmacy, food and beverages, and industrial goods. Over than four decades PT Unilever Indonesia and Unilever China (“Unilever”) dominate BRNA sales. Unilever produces various types and brands of fast moving consumer products, such as for home and personal care products with well-known brands such as Axe, Citra, Clear, Close-Up, Domestos, Dove, Lifebuoy, Lux, Molto, Pepsodent, Ponds, Rexona, Rinso, Sunlight, Sunsilk, Super Pell, Surf, Vaseline, and for foods and ice cream

products with brand such as Bango Ketchup, Blue Band Margarine, Buavita Beverages, Walls Ice Cream, Taro Snack.

Unilever consistently buy in large amount BRNA’s products. It contributes about 67%-68% of BRNA total sales. During 2007-2011 periods, BRNA sales to Unilever grew by 21.0% per year from Rp 206 billion in 2007 to Rp 442 billion in 2011. During the first half year of 2012, BRNA sales to Unilever were Rp 270 billion, increased by 36.0% YoY.

FINANCE

Page 27: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 9 of 15

Figure 8: BRNA’s Sales to Unilever

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division

Positive Trend of Profitability Amid the soaring of raw material cost in 2011, BRNA managed to maintain its profit margin. The implementation of supply chain management is one of BRNA’s proven strategies for managing the cost of raw material which is very volatile. And at the same time raw material cost contributes about 53%-55% of BRNA’s total production cost. In 2011, BRNA upholds its cost of goods sold margin at 78.1% level and results gross profit margin of 21.9%. In the operation basis, BRNA continues to improve its efficiency; the result is seen in the increasing of BRNA’s operating profit and net profit by 30.8% YoY and 15.2% YoY, respectively. At the same time, operating profit margin

expanded to 11.8% from 10.7% in 2010. On the other hand, net profit margin narrowed to 5.9% from 6.1% in 2010, due to the increase of interest expense and loss on foreign exchange.

Figure 9: BRNA’s Gross, Operating and Net Margin

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division estimates

BRNA’s performance in the first half of 2012 getting more efficient. Gross margin and operating margin expanded to 22.8% and 13.3%, respectively from 21.5% and

10.1% in 1H2011. In terms of growth, BRNA’s gross profit grew by 33.5% YoY to Rp 92 billion from Rp 69 billion in 1H2011, while its operating profit increased significantly by 65% YoY to Rp 54 billion from Rp 33 billion in 1H2011.

More Efficient than Peers Besides BRNA, there are several other companies in packaging industry listed in Indonesia Stock Exchange (IDX), namely PT Alam Karya Unggul Tbk (AKKU), PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR), and PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS). Based on financial performance up to 1H2012, BRNA booked higher profitability compared to the average profitability of its peers. BRNA’s gross margin, operating margin and net margin were 22.8%, 13.3% and 6.6%, respectively. At the same time, the average peers were 17.8%, 11.5% and 6.1%, respectively.

Page 28: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 10 of 15

Figure 10: BRNA’s Margins vs Average Peers in 1H2012

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division

BRNA’s Business Prospect Supported by strengthened macroeconomic conditions as depicted by increased of GDP which lift-up the consumer confidence to buy more FMCG products, possessed

one of the biggest company in FMCG industry as its loyal customers, and also expansion of production capacity for its factory in China and Indonesia, provide “energy” for BRNA to grow years ahead. Although the economic growth of Indonesia and China is estimated to slowdown in 2012, but it still grow even though not as high as in 2011. Indonesia economy in 2012 is estimated to grow by 6.2% YoY (vs. 6.5% in 2011), while, Chinese economy is expected to grow by 7.5% YoY (vs. 9.2% in 2011). Large population in both country (China has the largest population in the world and Indonesia is the fourth largest) will create enormous demand for FMCG industry as well as packaging industry. Moreover, augmented by its continues expansion that increase its production capacity, we believe BRNA could poses higher revenue growth in 2012, which we estimate by 21.2% YoY to Rp 823.6 billion and grow at CAGR of

20% during 2011-2015P.

Figure 11: BRNA’s Asset, Liabilities and Equity

(in Rp bn)

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2009 2010 2011 2012P 2013P

Asset Liabilities Equity

Source :PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division estimates

Page 29: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 11 of 15

Table 2: SWOT Analysis

Strengths Weaknesses

Experienced for more than 4 decades.

Efficient production cost leads to higher profit margin.

Sufficient capacity to handle high demand.

Has been appointed as supplier by Unilever in China for over 8 years and more than 40 years in Indonesia.

Possessed one of the biggest companies in FMCG industry as its loyal customer.

Sales largely depend on one

customer i.e. Unilever of about 67%, which might increase BRNA’s business risk.

High content of imported raw material, that increase the exposure of currency exchange risk

Opportunities Threats

Entering China’s market, which provide

huge potential business due to the large population

High population in Indonesia and China

The volatility of raw material price

Tight competition in plastic packaging industry due to ACFTA (Asean China Free Trade Area)

Table 3: Summary of BRNA Performance and It Peers as of June 30th, 2012

BRNA YPAS IGAR Average

Sales [Rp billion] 404 197 284

Gross Profit [Rp billion] 92 24 53

Operating Profit [Rp billion] 54 15 39

Net Profit [Rp billion] 27 9 20

Total Asset [Rp billion] 719 268 317

Total Liabilities [Rp billion] 444 111 70

Total Equity [Rp billion] 275 157 247

Growth 1H2012 [YoY]

Sales [%] 25.8 1.9 8.8

Gross Profit [%] 33.5 (5.5) (0.1)

Operating Profit [%] 65.1 (8.7) (3.6)

Net Profit [%] 62.1 (7.5) 4.6

Profitability 1H2012

Gross Margin [%] 22.8 12.1 18.5 17.8

Operating Margin [%] 13.3 7,6 13.6 11.5

Net Margin [%] 6.6 4.6 7.0 6.1

Leverage 1H2012

DER [x] 1.6 0.7 0.3 1.0

Source: PT Berlina Tbk, PT Yanaprima Hastapersada Tbk. PT Champion Pacific Indonesia Tbk. Pefindo Equity & Index Valuation Division

SWOT ANALYSIS

COMPARISON PERFORMANCE

Page 30: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 12 of 15

VALUATION

Methodology We apply Discounted Cash Flow (DCF) method as the main valuation approach considering the income growth is a value driver in BRNA instead of asset growth. Furthermore, we also apply Guideline Company Method (GCM) as comparison

method. This valuation is based on 100% shares price as of September 5th, 2012 using BRNA’s financial report as of June 30th, 2012, for our fundamental analysis.

Value Estimation

We use Cost of Capital of 10.0% and Cost of Equity of 11.6% based on the following assumptions: Table 4: Assumption

Risk free rate [%]* 6.1

Risk premium [%]* 6.3

Beta [x]* 0.9

Cost of Equity [%] 11.6

Marginal tax rate [%] 25.0

Debt to Equity Ratio [x] 0.8

WACC [%] 10.0

Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates Notes: As of September 5

th, 2012

Target price for 12 months based on valuation as per September 5th, 2012 is as

follows: Using DCF method with discount rate assumption 10.0% is Rp 3,000–

Rp 3,450 per share. Using GCM method (PBV 1.4X and P/E 6.7X) is Rp 2,750- Rp 2,950 per

share.

In order to obtain a value which represents both value indications, we have weighted both DCF and GCM methods by 70%:30%.

Based on the above calculation, target price of BRNA for 12 month is Rp 2,925 - Rp 3,300 per share

Table 5: DCF Method

Conservative Moderate Aggressive

PV of Free Cash Flows [Rp bn] 193 203 213

PV Terminal Value [Rp bn] 385 405 425

Non-operating Asset [Rp bn] 52 52 52

Net Debt [Rp bn] (216) (216) (216)

Total Equity Value [Rp bn] 414 445 475

Number of Share [mn shares] 138 138 138

Fair Value per Share [ Rp] 3,000 3,225 3,450

Source: Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

TARGET PRICE

Page 31: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 13 of 15

Table 6: GCM Comparison

BRNA

Valuation, September 5th, 2012

P/E, [x] 6.7

P/BV, [x] 1.4

Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Table 7: Summary of GCM Method Valuation Multiples

(x)

Est. EPS

(Rp)

Est. BV/Share

(Rp)

Value

(Rp)

P/BV 1.4 - 2,178 2,950

P/E 6.7 412 - 2,750 Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Table 8: Fair Value Reconciliation

Fair Value per Share [Rp]

DCF GCM Average

Upper limit 3,450 2,950 3,300

Bottom limit 3,000 2,750 2,925

Weight 70% 30%

Source: Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Page 32: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 14 of 15

Table 9: Income Statement (Rp bn)

Income Statement

2009 2010 2011 2012P 2013P

Sales 537 568 679 824 1,007

COGS (431) (444) (531) (644) (785)

Gross Profit 107 124 148 180 222

Operating Expense (57) (63) (68) (82) (95)

Operating Profit 49 61 80 98 127

Other Income (Charges) (26) (14) (22) (22) (24)

Pre-tax Profit 23 47 58 76 103

Tax (1) (9) (14) (19) (26)

Net Profit 20 35 40 54 74

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Table 10: Balance Sheet

(Rp bn)

Balance Sheet 2009 2010 2011 2012P 2013P

Assets

Current Assets

Cash & cash equivalents 59 47 44 90 104

Receivables 140 136 133 161 197

Inventory 67 79 94 101 123

Other Current Assets 18 33 27 35 40

Total Current Assets 284 294 298 387 464

Fixed Assets 214 247 336 343 377

Other Assets 9 10 10 10 10

Total Assets 507 551 644 740 851

Liabilities

Trade payables 70 71 99 98 119

Short-term payables 79 96 126 124 135

Other Short-term

payables 39 54 71 87 85

Long-term payables 104 92 79 113 139

Other long term-payables 15 14 15 18 19

Total Liabilities 306 327 389 440 496

Total Equity 201 224 255 301 355

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Figure 12: Historical P/E and PBV

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division

Figure 13: Historical Total Asset Turnover, Return on Asset & Return on Equity

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division

Table 11: Key Ratio

Ratio 2009 2010 2011 2012P 2013P

Growth [%]

Sales 11.9 5.8 19.5 21.2 22.7

Operating Profit 22.0 24.1 30.8 22.6 29.7

EBITDA 9.1 23.8 19.7 29.2 25.3

Net Profit 4.4 71.6 15.2 34.9 37.6

Profitability [%]

Gross Margin 19.8 21.9 21.8 21.8 22.0

Operating Margin

9.2 10.7 11.8 11.9 12.6

EBITDA Margin 15.5 18.1 18.1 19.3 19.8

Net Margin 3.8 6.1 5.9 6.6 7.4

ROA 4.0 6.3 6.2 7.3 8.7

ROE 10.1 15.5 15.7 18.0 21.0

Solvability [X]

Debt to Equity 1.5 1.5 1.5 1.5 1.4

Interest Bearing Debt to

Equity 0.9 0.8 0.8 0.8 0.8

Debt to Asset 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6

Liquidity [X]

Current Ratio 1.5 1.3 1.0 1.3 1.4

Quick Ratio 1.1 0.9 0.6 0.8 0.9

Source: PT Berlina Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Page 33: PENGUMUMAN Equity Research PT Berlina Tbk (BRNA) … fileSumber:PT Berlina Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang Saham (%) PT Dwi Satriya Utama 51,42 Atmadja Tjiptobiantoro

“Disclaimer statement in the last page

is an integral part of this report”

www.pefindo.com

Berlina, Tbk

September 6th, 2012 Page 15 of 15

DISCLAIMER

This report was prepared based on the trusted and reliable sources. Nevertheless, we do not guarantee its completeness, accuracy and adequacy. Therefore we do not responsible of any investment decision making based on this report. As for any assumptions, opinions and predictions were solely our internal judgments as per reporting date, and those judgments are subject to change without further notice. We do not responsible for mistake and negligence occurred by using this report. Last performance could not always be used as reference for future outcome. This report is not an offering recommendation, purchase or holds particular shares. This report might not be suitable for some investors. All opinion in this report has been presented fairly as per issuing date with good intentions; however it could be change at any time without further notice. The price, value or income from each share of the Company stated in

this report might lower than the investor expectation and investor might obtain lower return than the invested amount. Investment is defined as the probable income that will be received in the future; nonetheless such return may possibly fluctuate. As for the Company which its share is denominated other than Rupiah, the foreign exchange fluctuation may reduce the value, price or investor investment return. This report does not contain any information for tax consideration in investment decision making. The share price target in this report is a fundamental value, not a fair market value nor a transaction price reference required by the regulations. The share price target issued by Pefindo Equity & Index Valuation Division is not a recommendation to buy, sell or hold particular shares and it could not be considered as an investment advice from Pefindo Equity & Index Valuation Division as its scope of service to, or in relation to some parties, including listed companies, financial advisor, broker, investment bank, financial institution and intermediary, in correlation with receiving rewards or any other benefits from that parties. This report is not intended for particular investor and cannot be used as part of investment objective on particular shares and neither an investment recommendation on particular shares or an investment strategy. We strongly recommended investor to consider the suitable situation and condition at first before making decision in relation with the figure in this report. If it is necessary, kindly contact your financial advisor. PEFINDO keeps the activities of Equity Valuation separate from Ratings to preserve independence and objectivity of its analytical processes and products. PEFINDO has established policies and procedures to maintain the confidentiality of certain non-public information received in connection with each analytical process. The entire process, methodology and the database used in the preparation of the Reference Share Price Target Report as a whole is different from the processes, methodologies and databases used PEFINDO in doing the rating. This report was prepared and composed by Pefindo Equity & Index Valuation Division with the objective to enhance shares price transparency of listed companies in Indonesia Stock Exchange (IDX). This report is also free of other party’s influence, pressure or force either from IDX or the listed company which reviewed by Pefindo Equity & Index Valuation Division. Pefindo Equity & Index Valuation Division will earn reward amounting to Rp 20 mn each from IDX and the reviewed company for issuing report twice per year. For further information, please visit our website at http://www.pefindo.com This report is prepared and composed by Pefindo Equity & Index Valuation Division. In Indonesia, this report is published in our website and in IDX website.