pengukuran tegangan non sinus
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
PENGUKURAN TEGANGAN AC NON SINUS DENGAN
VOLTMETER AC
1 November 2012
Kelompok : 3
Nama : Heryadi Kusumah
Partner : Kenny Akbar Islami
Maria Goriety P
Miantami H S P
Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elekttro
Politeknik Negeri Bandung
2012/2013
PENGUKURAN TEGANGAN AC NON SINUS DENGAN VOLTMETER AC
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mengetahui cara megukur tegangan ac non sinus dengan
mengunakan voltmeter ac.
Mahasiswa mengetahui faktor pembanding antara gelombang sinus dan
gelombang non sinus.
II. Alat dan Bahan
1 buah volt meter
1 buah osiloskop
1 buah Function Generator
1 dioda penyearah jembatan
III. Teori dasar
Dalam suatu tegangan bolak-balik (AC), parameter yang perlu diketahui
adalah bentuk gelombang, frekuensi dan besarnya. Besar tegangan bolak-balik
yang dapat diukur adalah :
a) harga puncak, Vp (nilai maksimum, Vm)
b) harga puncak ke puncak, Vpp
c) harga efektif, Vef (Vrms)
d) harga rata-rata , Vrt (Vdc)
Kebanyakan tipe alat ukur voltmeter AC ditera (dikalibrasi) dalam harga
efektif bentuk sinus, sehingga untuk mengukur tegangan efektif non sinus
harus ada cara tersendiri pada saat pembacaan hasil pengukuran.
Rumus untuk mencari harga efektif dan harga rata-rata :
V ef=√1T∫ f ( t )2 dt
V rt=1T∫ f ( t ) dt
Dari persamaan di atas bisa didapat hubungan antara :
Vp dan Vef yang disebut faktor puncak, fp
Vef dan Vrt yang disebut faktor bentuk, fb
f p=V pV ef
; dan fb=V ef
V rt
Tabel berikut menujukkan nilai dari faktor puncak fp dan faktor bentuk fb,
dari berbagai bentuk gelombang.
Tabel 1. Nilai faktor puncak
Bentuk tegangan bolak-
balik
Faktor puncak
fp
Faktor bentuk
fb
Sinus √2 = 1.41 1.11
Segiempat 1.00 1.00
Segitiga √3 = 1.731.15
Gigigergaji √3 = 1.731.15
Pengukuran tegangan AC biasanya dinyatakan dalam harga efektif dan
pengkalibrasiannya dinyatakan untuk bentuk tegangan sinusoidal. Dari tabel
diatas bisa dilakukan 2 cara untuk mendapatkan nilai efektif yaitu :
1. Mengukur harga puncak (Vp), kemudian harga puncak tadi dibagi dengan
faktor puncak.
2. Mengukur harga rata-rata (Vrt), kemudian harga rata-rata tadi dikalikan
dengan faktor bentuk.
Mengukur harga puncak digunakan rangkaian detektor puncak (dioda
kapasitor) dan untuk mengukur harga rata-rata digunakan rangkaian
penyearah. Kebanyakan alat ukur ac menggunakan penyearah untuk
memperoleh harga efektif.
Pengukuran tegangan bolak-balik non sinus bila dibaca dengan voltmeter
yang ditera dalam sinus akan terjadi kesalahan hasil pengukuran. Untuk
memperoleh hasil pengukuran yang benar perlu dilakukan cara-cara sebagai
berikit.
1. Hasil pembacaan harus dibagi dengan faktor bentuk sinus yaitu 1,11. Ini
berarti kita memperoleh nilai tegangan rata-rata dari tegangan ac non sinus
yang diukur.
2. Hasil tegangan rata-rata tadi dikalikan dengan faktor bentuk tegangan
yang diukur sehingga menjadi nilai efektifnya.
Tabel berikut memuat faktor pengali untuk menemukan harga efektif dari
berbagai bentuk gelombang bolak-balik.
Tabel 2. Faktor Pengali
Bentuk tegangan yang hendak
diukur
Penunjukan alat ukur dikalikan
dengan
Sinus 1.00
Segi empat 0.90
Segi tiga 1.04
Gigi gergaji 1.04
IV. Langkah – langkah Percobaan
1. Melakukan pengukuran tegangan ac (sinus, segitiga, segiempat,dan
gigigergaji) menggunakan voltmeter ac sinus tanpa mengalikan dengan
faktor pengali kemudian membandingkannya dengan perhitungan dan
nyatakan kesalahannya.
2. Gunakan sumber tegangan ac (function generator) pada frekuensi 400 Hz,
dan tegangan Vp = 2 volt, diukur dengan osiloskop dan hitung secara teori
nilai Veff-nya untuk setiap bentuk gelombang, catat hasilnya pada tabel 3
kolom 3. Ukur nilai tegangan efektif ini dengan menggunakan voltmeter
analog dan catat nilainya pada tabel 3, kolom 4.
3. Hitung kesalahannya dalam persen dengan menggunakan persamaan
berikut.
Persen kesalahan =|Vef ( teori ) - Vef ( ukur )|Vef ( ukur ) x 100%
catat hasilnya pada tabel 3 kolom 5.
4. Kemudian hitung nilai Vef untuk setiap bentuk gelombang dengan cara
mengalikan Vef yang diukur volt meter sinus (kolom 4) dengan faktor
pengali, dan catat hasilnya pada tabel 3 kolom 6. Kemudian hitung
kesalahannya dengan cara yang sama seperti diatas, dibandingkan dengan
nilai teori, dan catat hasilnya pada tabel 3 kolom 7.
5. Melakukan pengukuran Vrt dari sinyal ac dengan menggunakan rangkaian
penyearah dan menentukan tegangan Vef = Vrt x fb, untuk setiap bentuk
gelombang ac seperti pada tabel dibawah ini.
Rangkaian untuk pengukuran tegangan rata-rata:
Gambar 1. Rangkaian penyearah
V. Data dan Hasil Pengamatan
Bentuk Sinyal Tegangan SumberTeori Vef =
Vp / fpPengukuran
Analog Digital
Sinus 400 Hz 2 Vp 1,41 V 1,3 V 1,2 VSegiempat 400 Hz 2 Vp 2 V 2,1 V 2,1 VSegitiga 400 Hz 2 Vp 1,1 V 1 V 0,9 VGigigergaji 400 Hz 2 Vp 1,1 V 0,9 V 0,9 V
Tabel 1 Hasil Pengamatan Pecobaan
Tabel. 4 Pengukuran tegangan dengan penyearah
Bentuk Sinyal
Tegangan Sumber
Teori V rt (diukur)
Vef = Vrt x fb
Kesalahan
Bentuk Sinyal Tegangan SumberKesalahan
Analog DigitalSinus 400 Hz 2 Vp 7.60% 16.60%Segiempat 400 Hz 2 Vp
-4.76%-4.76%
Segitiga 400 Hz 2 Vp 10% 22.20%Gigigergaji 400 Hz 2 Vp 22.20% 22.20%
Bentuk SinyalV ef x Faktor Pengali Kesalahan Analog Digital Analog Digital
Sinus 400 Hz 1,3 V 1,2 V 7.60% 16.60%Segiempat 400 Hz
1,89 V1,89 V 5.82% 5.82%
Segitiga 400 Hz 1,04 V 0,936 V 5.76% 17.52%Gigigergaji 400 Hz
0,936 V0,936 V 17.52% 17.52%
(Vp)dengan
penyearahD A D A D A
Sinus 400 Hz 2 Vp 1.4 1.0 0.7 1.11 0.77 26.13% 81.80%
Segiempat 400 Hz
2 Vp 2 1.66 1.15 1.66 1.15 20.48% 73.90%
Segitiga 400 Hz
2 Vp 1.1 0.80 0.4 0.92 0.46 19.56% 175.00%
Gigigergaji 400 Hz
2 Vp 1.1 0.67 0.4 0.77 0.46 44.15% 175.00%
VI. Analisis dan Jawab Pertanyaan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisis bahwa pengukuran
bentuk sinyal segiempat melebihi nilai dari hasil teorinya, sehingga
menimbulkan kesalahan yang hasilnya minus, bentuk sinyal gigi gergaji
memiliki tingkat kesalahan yang paling besar diatara bentuk sinyal lainnya
baik itu saat pengukuran dengan voltmeter analog maupun digital.
Jawab Pertanyaan :
1. Pada percobaan langkah 1, untuk bentuk gelombang non sinus yang mana
terjadi kesalahan (Tabel 3, kolom 5) yang paling besar ?
Gigi Gergaji
2. Pada Percobaan langkah 4, apakah Vef yang didapat dari hasil pengukuran
Vrt terlebih dahulu apakah sama dengan Vef yang didapat secara teori ?
Berbeda, karena pada pengukuran Vrt terdapat pembebanan rangkaian
disebabkan adanya tahanan dalam (Rd) pada voltmeter AC. Sementara
secara teori nilai Vef didapat dari nilai Vp
√2 untuk sinus,
Vp
√3 untuk
bentuk sinyal segitiga dan segiempat.
3. Buat kesimpulan dari praktek ini !
Diperoleh kesimpulan satu bahwa, bentuk sinyal tidak hanya berupa sinus
namun juga ada bentuk sinyal segitiga, segiempat, dan gigi gergaji.
Diperoleh kesimpulan dua bahwa, cara untuk melihat bentuk sinyal
tersebut dapat menggunakan alat yakni function generator, kemudian
bentuk sinyal tersebut muncul di sebuah alat oscilloscope.
Diperoleh kesimpulan dua bahwa, Nilai Vrt adalah nilai tegangan dc
ketika sudah disearahkan pada langkah percobaan 2. Dengan
menggunakan penyearah (dioda).
VII. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Bentuk gigigergaji mempunyai kesalahan paling besar
2. Semakin kecil nilai Vrt maka akan menyebabkan kesalahan yang semakin
besar
3. Semakin besar Vrt maka kesalahan semakin kecil
4. Nilai faktor pengali sangat berpengaruh terhadap perubahan persen
kesalahan (%) pada setiap bentuk sinyal baik itu nilai kesalahannya dapat
turun maupun naik .