pengukuran fisika kimia ekologi

Upload: fickry-pou

Post on 17-Oct-2015

102 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

LAPORAN EKOLOGI

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM I

A. Judul: Pengukuran Parameter Fisika Dan Kimia AirB. Tujuan: Menentukan status ekologis dari suatu habitat perairan dengan menggunakan pendekatan fisika-kimia perairan dan biologis. 1. Dasar TeoriAir merupakan sumberdaya alam yang diperlukan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus dilindungi agar dapat tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lain. Air sebagai media bagi kehidupan organisme air, bersama dengan substansi lain (biotik dan abiotik) akan membentuk suatu ekosistem perairan.Habitat air tawar dibedakan dengan habitat air laut dalam hal kandungan zat-zat yang terlarut di dalamnya. Dalam 1 liter air tawar terkandung 0,1 sampai 0,5 gram zat-zat padat sedangkan air laut dalam setiap liternya mengandung zat-zat padat lebih dari 3,6 persen, terutama dalam bentuk Natrium Klorida.Habitat air tawar di bagi dalam 2 kelompok besar berdasarkan aliran airnya yaitu lentik dan lotik. Perairan lentik merupakan perairan danau seperti danau, kolam, sumur dan lain-lain, sedangkan perairan lotik merupakan perairan yang mengalir seperti sungai, selokan dan lain-lain. Pengkajian kualitas perairan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan analisis fisika, kimia dan biologi. Untuk perairan yang dinamis, analisis fisika dan kimia air kurang memberikan gambaran tentang kualitas perairan, dan dapat memberikan penyimpangan-penyimpangan yang kurang menguntungkan, karena kisaran nilai-nilai peubahnya sangat dipengaruhi keadaaan sesaat. Lingkungan perairan mempunyai kekhasan tertentu yang berbeda dari lingkungan terrestrial dengan biota di dalamnya dari mulai yang hidup melayang di permukaan sampai yang menempati dasar perairan telahteradaptasi dengan medium air. Kualitas air merupakan salah satu hal yang paling penting untuk diketahui dalam ekosistem perairan tawar. Kualitas air merupakan penentu keadaan kehidupan. Hal itu dikarenakan kehidupan ekosistem perairan tawar mutlak tergantung pada kondisi perairan. Untuk menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter air, baik fisika, kimia, dan biologinya. Berikut adalah berbagai faktor fisika-kimia air, alasan dan berbagai hal dasar dalam pengamatan parameter. Hal-hal dasar meliputi alat dan cara sekaligus bagaimana penentuan lokasi serta waktu yang tepat.

1. Alat dan BahanAlat :1. Thermometer Raksa2. Kertas lakmus

3. Keping Secchi 4. Do Meter

4. Pipet Tetes5. Erlenmeyer

5. Botol Sampel Bahan :1. Larutan NaOH 1/44 N1. Akuades 1. Indicator fenoftalein 0,5%1. Alcohol 95%E. Cara Kerja1. Pengukuran suhuAIR Selokan (Kolam)

Mengukur Suhu dapat dengan menggunakan Thermometer (alcohol, air raksa) secara langsung pada permukaaan perairan.

Pengukuran suhu dapt dilakukan secara tidak langsung (dari kedalaman tertentu)

Dalam hal terakhir, pengukuran PH secara lebih akurat dilakukan dengan menggunakan botol cuplikan

Hasil pengamatan

2. Pengukuran derajat keasaman (pH) airAIR Selokan (Kolam)

AIR Selokan (Kolam)

Pengukuran pH secara lebih akurat dapat dilakukan dengan menggunakan alat pH meter

Dapat dilakukan dengan menggunakan kertas indicator universal dengan skala (0,2-0,5)

Dapat secara langsung dari permukaan air atau dari air cuplikan kedalaman tertentu

Hasil pengamatan

3. Pengukuran derajat kecerahan airAIR Selokan (Kolam)

Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan keeping secchi dengan memegang talinya kemudian diturunkan keair secara perlahan-lahan

Pada saat warna putih tidak dapat dibedakan lagi dari warna hitam, maka ukuran kedalaman panjang tali yang masuk kedalam air dibaca

Menambah lagi kedalam sedikit kemudian tarik perlahan-lahan, tepat pada saat warna putih timbul, kedalamanya kemudian membaca lagi angka rata-rata kedalaman tersebut menunjukan derajat kecerahaan.

Hasil pengamatan

4. Penentuan kadar O2 terlarutAIR Selokan (Kolam)

Mengukur Kadar atau kandungan oksigen terlarut dapat secara langsung dengan relative cepat dengan alat khusus yaitu DO-meter (Dissolved Oxygen-meter)

Hasil pengamatan

5. Penentuan kadar CO2 bebas terlarutAIR Selokan (Kolam)

Penentuan Kandungan CO2 bebas terlarut dilakukan pada air cuplikan dengan menggunakan metode titrasi juga

Reagen-reagen yang diperlukan : NaOH 1/44n (0,909gr dalam 1 L aquades), indicator Fenoftalien 0,5% (0,5 gr dalam 100cc alcohol 95%)

Air cuplikan sebanyak 100cc dalamlabu elenmeyer berukuran 250cc diberi 10 tetes indicator fenoftalien: 1. Mentitrasi Larutan dengan NaOH 1/44 menjadi warna merah, dan merah jambu2. Mencatat banyaknya NaOH yang dipakai laukan titrasi secara duplo. Hasilnya diputarakan3. Jumlah cc Larutan NaOH yang terpakai X 10 menunjukan kandungan CO2 bebas terlarut (mg/L)

Hasil pengamatan

F. Hasil Pengamatan1. Pengukuran suhu

Suhu air yang diperoleh pada saat pengamatan adalah 32 0C.1. Pengukuran derajat keasaman (pH) air

Dengan menggunakan pengukuran pH meter atau kertas pH diperoleh bahwa tingkat keasaman atau pH = 5.

1. Pengukuran derajat kecerahan air

Dalam pengukuran derajat kecerahan yang dilakukan, tingkat kecerahan air kolam 23 cm dari permukaan air dan di bawah dari 42 cm air sudah keruh.1. Penentuan kadar oksigen (O2)

Hasil pengukuran kadar oksigen pada sampel yaitu : 7.46 %

1. Penetuan kadar CO2 bebas terlarut

Diperoleh hasil untuk CO2 bebas terlarut adalah sebagai berikut:NaOH sebelum= 39 mlNaOH sesudah= 36 mlKadar CO2= 39 36= 3 mg/L= 3 x 10= 30 mg/L

G. Pembahasan0. Pengukuran SuhuDari hasil pengamatan, diperoleh suhu air di kolam yang diamati yaitu 320C, dan untuk daerah tropis suhu ini masih dalam batas yang wajar dan tidak membahayakan kehidupan organisme air, walaupun berada di atas suhu optimal untuk kehidupan ikan dan organisme makanannya (fitoplankton) yang berkisar pada suhu 25-300C. Hal ini sesuai yang di kemukakan oleh (Romimohtarto, 2006 dalam Alexander L. Kangkan), secara umum suhu perairan nusantara mempunyai perubahan suhu baik harian maupun tahunan, biasanya berkisar antara 27C 32C dan ini tidak berpengaruh terhadap kehidupan organisme yang hidup dalam air tersebut. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses didalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air maka kelarutan oksigen akan berkurang.0. Pengukuran derajat keasaman atau pH airDari hasil pengamatan, air di kolam tersebut mempunyai pH 5 yang menunjukkan bahwa air bersifat asam, yang menunjukkan bahwa tingkat keasaman air tersebut tidak mendukung kehidupan organisme didalamnya. Menurut teori yang ada, nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5. Jadi pada air yang diamati, tingkat keasaman berada dibawah pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya.Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Satino: 2009 ) Dalam air murni, 1/10 juta molekul terionkan. Jumlah ini dituliskan sebagai 10-7 dan pH air dikatakan sebesar 7. Dalam air murni, jumlah ion hidrogen dan hidroksil sama, dengan demikian tidak ada keasaman maupun kebasaan (netral) bilamana konsentrasi ion hidrogen bertambah seratus kalinya, konsentrasi menjadi 10-5 atau pH 5 dan seterusnya.0. Pengukuran derajat kecerahan airNilai kecerahan air yang diukur menggunakan keeping secchi yaitu 42 cm atau 0,42 m yang berarti tingkat kekeruhannya sedang. Hal ini disebabkan oleh dasar kolam yang berlumpur. Sesuai dengan tingkat kecerahan yang di kemukakan oleh (Ahmad Soni dkk, 2009), dalam hasil pengukuran tingkat kecerahan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: - Perairan berkecerahan baik : lebih dari 60 cm - Perairan berkecerahan sedang : kurang lebih 30 cm - Perairan berkecerahan buruk : kurang darri 10 cmNilai kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan berkurangnya penetrasi cahaya ke dalam perairan sehingga dapat menghambat laju fotosintesis oleh perifiton dan fitoplankton. Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari didalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman didalam air. Oleh karena itu daya tembus cahaya kedalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air. Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi didalam air. 0. Penetuan kadar oksigen (O2)Dari hasil pengamatan, kadar oksigen terlarut yaitu 76% atau setaradengan 7,6 mg/l pada suhu 320C. Suatu perairan yang tidak terdapat senyawa beracun memiliki kandungan oksigen terlarut minimum 2,0 mg/L atau setara dengan 2%, artinya air dikolam tersebut mengandung senyawa beracun. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air yaitu temperatur air. Apabila temperatur meningkat maka kelarutan oksigen akan menurun dan sebaliknya. Jumlah oksigen yang terkandung dalam air tergantung pada struktur komunitas, suhu, konsentrasi garam terlarut, dan intensitas cahaya matahari.0. Penetuan kadar CO2 bebas terlarutBerdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil untuk CO2 bebas terlarut adalah sebagai berikut:NaOH sebelum= 39 mlNaOH sesudah= 36 mlKadar CO2= 39 36= 3 mg/L= 3 X 10= 30 mg/LUntuk kadar CO2bebas, NaOH yang terpakai sampai sample berwarna merah muda adalah 3 ml, sehingga dapat diketahui bahwa kadar CO2bebas yaitu 30 mg/L. Karena kadar CO2masih di atas 25 mg/L, sehingga dapat diklasifikasikan bahwa kadar CO2bebas dalam air yang diamati dapat membahayakan kehidupan ikan serta fitoplankton yang hidup di kolam tersebut.

H.KesimpulanDari hasil pengamatan, dapat di ketahui bahwa suhu air di kolam yaitu 320C, pH 5, kecerahan 42 cm atau 0,42 m, oksigen terlarut 7,6 mg/L, dan CO2bebas 30 mg/L. Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa kolam air yang dilakukan pengamatan tidak mendukung kehidupan organisme air yang ada.

DAFTAR PUSTAKARomimohtarto dalam L. K Alexander. 2006. Studi Penentuan Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia Dan Biologi Di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Online tersedia di http//A_leonidas_kangkan.html. pdf. Diakses tanggal 20 April 2013Soni, Ahmad dkk .2009. Penentuan Faktor Abiotik Lingkungan Perairan Sungai Di Lingkungan Desa Sumberbendo. Online tersedia di http//laporan-ekologi-faktor-abiotik-perairan.pdf. diakses tanggal 22 April 2013Satino. 2009. Praktikum Lapangan (Badan Air Menggenang). Online. Tersedia di: http// PRAKTIKUM%20LIMNOLOGI_0.Pdf. diakses tanggal 20 April 2013Team Teaching. 2011. Bahan Ajar Ekologi. Jurusan Pendidikan Biologi. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo

12