pengukuran emisi udara

8
PENGUKURAN EMISI UDARA 1. Tujuan Menentukan kandungan partikulat debu dengan HVAS. Menetahui tingkat kebisingan udara lingkungan. Mengambil sampel emisi gas Sox dan Nox dengan menggunakan Impinger gelembung ganda (IGG). Menganalisa kadar gas dari sampel yang telah diambil. 2. Alat yang Digunakan Alat yang digunakan: 1. High volume Air Sample (HVAS) 2. Sound level meter 3. Neraca analitik 4. Motor Bahan yang digunakan 1. Kertas saring 3. Dasar Teori Udara Udara adalah suatu sampuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bevariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida (CO₂). Jumlah uap air yag terdapat di udara bervariasi tergantug dari cuaca dan suhu. Secara alamiah, udara mengandung unsur kimia seperti : O₂, N₂,NO₂, CO₂,H₂ dll. Penambahan gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan

Upload: raanisapujiyanti

Post on 17-Sep-2015

25 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tpl

TRANSCRIPT

PENGUKURAN EMISI UDARA

1. Tujuan

Menentukan kandungan partikulat debu dengan HVAS. Menetahui tingkat kebisingan udara lingkungan. Mengambil sampel emisi gas Sox dan Nox dengan menggunakan Impinger gelembung ganda (IGG). Menganalisa kadar gas dari sampel yang telah diambil.

2. Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan:1. High volume Air Sample (HVAS)2. Sound level meter3. Neraca analitik4. Motor

Bahan yang digunakan1. Kertas saring

3. Dasar Teori

Udara Udara adalah suatu sampuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bevariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida (CO). Jumlah uap air yag terdapat di udara bervariasi tergantug dari cuaca dan suhu. Secara alamiah, udara mengandung unsur kimia seperti : O, N,NO, CO,H dll. Penambahan gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Udara di alam tidak penah ditemukan bersih tanpa polusi sama sekali. Beerapa gas seperti sulfur dioksida (SO), hidrogen sulfida (HS) dan karbon monoksida selalu dibeaskan ke udara sebagi produk sampingan dari prose-proses alami.

Polusi Udara Macam bahan pencemar udara dapat dilasifikasikan dalam beberapa kelompok antara lain :a. Kalisifikasi Menurut Bentuk Asal Bahan pencemar uadara primer, yaitu : polutan yang apabila menyebar dengan keadaan tetap pada keadaan semula. Misalnya : partikel halus,senyawa sulfur, nitrogen, karbon, senyawa organik.Bahan pencemar udara sekunder, yaitu : bahan pencemar udara primer yang mengalami reaksi dengan senyawa lain setelah keluar dari sumbernya. Misalnya SO + HO HSO

b. Klasifikasi Menurut Keadaan Fisika Partikel. Misalnya: aerosol, mist, smoke dan fog. Gas. Misalnya: true gas dan vapor.

c. Klasifikasi Menurut Susunan Kimia Bahan Pencemar Inorganik. Misaknya : CO, SO. Organik. Misalnya : metan, benzen dan etilen

Polutan SOx Gas belerang dioksida (SOx)terdiri atas gas SO dan gas SO yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO berbau tajam dan tidak mudah terbakar , sedangkan gas SO bersifat sangat reaktif. Sox memiliki ciri bau yang tajam, besifat korosif, beracun karea selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox menimbulkan gangguan sistem pernapasan , jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya , 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 1-5 ppm menimbulkan bau. Gas SO akan bertemu dengan oksigen yang da diudara dan kemudian membentuk gas SO melalui reaksi berikut : 2SO + O(udara) 2SO

NOx Nitrogen oksida (NOx) memiliki bentuk yang sifatnya berbeda , yaitu gas NO dan NOx . sifat gas NO adalah berwarna dan berbau . sedankan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Pencemaran gas NOx diudara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami. Diantara berbagai jenis oksida nitrogen yang ada diudara, NO merupakan gas yang paling beracaun. Karena larutan NO dalam air yang lebih rendah dibandingkan dengan SO , maka NO akan menembus ke dalam saluran pernapasan lebih dalam. Berdasarkan studi menggunakan binatang percobaan, pengaruh yang membahayakan seperti misalnya : meningkatnya kepekaan terhadap radang saluran pernapasan, dapa terjadi setelah mendapat pajanan sebesar 100 g/m. Percobaan pada manusia menyatakan bahwa kadar NO sebesar 250 g/m dan 500 g/m dapat mengganggu fungsi saluran pernapasan pada penderita asma dan orang sehat (Yoko Edy Saputra.2009).

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai di tempat kerja. Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indra pendengaran sampai pada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah di atas 60 dB. Oleh sebab itu, para karyawan yang nekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin di atas 60 dB, maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga, guna mencegah gangguan-gangguan pedengaran (Notoatmodjo, 2003). Di samping itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk berteriak di dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lain. Oleh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat lingkungan kerja yang bising ini, maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa berbicara keras. Bisa sebagai sikap marah. Lebih jauh kebisingan yang terus menerus dapat mengakibatkangangguan konsentrasi pekerja, yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja (Notoatmodjo, 2003). Selain itu kebisingan juga dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah.Jenis-Jenis KebisinganKebisingan dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) bentuk dasar (Wahyu, 2003) :1. Intermitten Noise (Kebisingan Terputus-putus)Intermittten Noise adalah kebisingan diana suara timbul dan menghilang secara perlahan-lahan. Termasuk dalam intermitten noise adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh suara kendaraan bermotor dan pesawat terbang yang tinggal landas.2. Steady State Noise (Kebisingan Kontinyu)Dinyatakan dalam nilai ambang tekanan suara (sound pressure levels) diukur dalam octave band dan perubahan-perubahan tidak melebihi beberapa dB per detik, atau kebisingan dimana fluktuasi dari intensitas suara tidak lebih 6dB, misalnya : suara kompressor, kipas angin, darur pijar, gergaji sekuler, katub gas.3. Impact Noise.Impact noise adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak intensitasnya tidak lebih dari 35 detik, dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan sampai 20 dB di bawah puncaknya tidak lebih dari 500 detik. Atau bunyi yang mempunyai perubahan-perubahan besar dalam octave band. Contoh : suara pukulan palu, suara tembakan meriam/senapan dan ledakan bom.

CARA KERJA1. Menyiapkan 2 motor yang sebagai untuk di jadikan sebagai perbandingan antara motor tersebut2. Menimbang kertas saring dalam keadaan kosong3. Meletakkan kertas saring ke alat HVAS4. Menyalakan HVAS dengan waktu selam 2 menit5. Menimbang kertas saring kembali 6. Menganalisa kertas saring7. Menentukan kebisingan dengan sound level meter pada lokasi yang samaDATA PENGAMATAN

Jenis KendaraanKebisingan (dB)Partikulat Debu (gr)Standart KendaraanStandar kualitas udara

1. Suzuki shogun 125 cc tahun 20081 menit : 64,6 dB (tidak di gas)2 menit : 86,4 dB (di gas)Kertas saring kosong = 0,5020 grKertas saring + polutan = 0,5030 grBerat polutan = 0,5030 gr 0,5020 gr= 0,0010 grPERGUB SUMSEL No. 17 Th. 2005 Tentang Standar UdaraH2S : 42 g/Nm3/30 mntSO2 : 900 g/Nm3/1 jamNO2 : 400 g/Nm3/1 jamCO : 30000 g/Nm3/1 jamTSP : 230 g/Nm3/24jam

Baku mutu emisi kendaraan bermotor menurut Kepmen LH No. 06 tahun 2006Sepeda motor 2 tak : CO (%) = 4.5HC (ppm) = 12.000

Sepeda motor 4 tak : CO (%) = 4.5HC (ppm) = 2.400

Berpenggerak motor bakar cetus api (bensin) : CO (%) = 1.5HC (ppm) = 200

2. Honda scoppy 110 cc tahun 20131 menit : 66,4 dB (tidak di gas)2 menit : 89, 2 dB (digas)Kertas saring kosong = 0,5006 grKertas saring + polutan = 0,5020 grBerat polutan = 0,5020 gr 0,5006 gr= 0,0014 gr

ANALISA PERCOBAANSetelah melakukan praktikum dapat di analisa, bahwa :Pada percobaan kali ini, kami mengukur tingkat kebisingan dan menentukan kandungan partikulat debu dengan HVAS, alat yang digunakan utnuk menentukan kedua tujuan praktikum yaitu motor (jumlah nya 2, yang pertama motor suzuki shogun 125cc tahun 2008, dan kedua motor honda scoopy 110cc tahun 2012, alat HVAS dan sound level meter), mengapa pada percobaan kali ini menggunakan 2 motor, Karena untuk membandingkan antara motor pertama dan kedua apakah motor pertama atau motor kedua yang partikulat dan tinggkat kebisingan nya tinggi. Untuk menentukan kandungan partikulat debu yang keluar dari klanpot, menimbang kertas saring yang kosong, kemudian letakkan di alat HVAS kemudian menghidupkan motor, selama satu menit alat tersebut di letakkan di depan knalpot tanpa di gas motornya, pada menit kedua motor di gas agas memperoleh partikulat yang banyak. Lalu setelah itu menimbang kertas saring kembali dengan partikulat, hasil partikulat yang di dapatkan pada kendaraan 1 yaitu 0,0010 gr dan sedangkan pada kendaraan ke2 yaitu 0,0014 gr. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebisingan antara lain : intensitas bising, frekuensi bising, lamanya berada dalam lingkungan bising, sifat bising, waktu diluar dari lingkungan bising, kepekaan seseorang dan spektrum suara. Dan dari hasil data pengamatan, didapatkan bahwa nilai kebisingan dari kendaraan bermotor 1 dan kendaraan bermotor 2 berturut-turut adalah : 1 menit pertama 64,6 dB; 66,4 dB dan menit ke2 86,4 dB; 90,2 dB. Hal ini berarti, pada kendaraan bermotor telah melewati, nilai ambang batas kebisingan, yaitu : 60 dB, maka bila diatas 60 dB dapat merusak gangguan kesehatan pada seseorang.Kesimpulan

Dari analisa diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa : Kebisingan dapat terjadi dimana saja dan dapat merusak kesehatan seseorang terutama pada sistem pendengaran. Kebisingan pada kendaraan bermotor termasuk jenis kebisingan Intermittten Noise (Kebisingan Terputus-putus), sedangkan suara orang mengobrol termasuk kebisingan Steady State Noise (Kebisingan Kontinyu) dan tempat yang sunyi tidak menimbulkan kebisingan. Nilai ambang batas dari kebisingan adalah sebesar 60 dB

Daftar Pustaka

Jobsheet Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Limbah 2015 Polsri

IX. Gambar alat