pemodelan pengukuran performansi pengiriman … file1 pemodelan pengukuran performansi pengiriman...

15
1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected] ; [email protected] ABSTRAK Peningkatan permintaan pengiriman kargo udara akan meningkatkan jumlah kargo yang harus dikirim tiap waktunya. Kemungkinan terjadinya keterlambatan pengiriman kargo meningkat seiring dengan pertambahan permintaan pengiriman kargo. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur performansi pengiriman kargo udara terkait dengan parameter jumlah kargo yang terkirim tiap waktunya, total waktu tunggu dan turn over ratio gudang. Selain itu akan dilakukan pendekatan untuk melakukan pengiriman kembali kargo yang tidak terkirim. Proses pengiriman kembali kargo yang tidak terkirim pada periode sebelumnya, merupakan perilaku umpan balik. Peristiwa umpan balik ini akan mempengaruhi jumlah kargo yang keluar dan masuk gudang (turn over ratio). Proses umpan balik inilah menjadi alasan utama dilakukan pemodelan pengukuran performansi pengiriman kargo udara dengan pendekatan sistem dinamik. Skenario yang digunakan erat hubungannya dengan performansi. Pada simpulan penelitian dapat ditentukan berbagai macam perubahan skenario kebijakan. Variabel yang paling berpengaruh terhadap performansi pengiriman kargo dan yang memungkinkan untuk dilakukan perbaikan adalah kebijakan perubahan fraksi jumlah kedatangan kargo yang tidak terjadwal. Kata kunci : Pemodelan, Pengukuran, Performansi, Kargo Udara, Sistem Dinamik ABSTRACT The growth demand of air cargo shipments will increase the amount of cargo whom that must be sent each time. Someday the possibility of delays in delivery of air cargo will increase along with increasing demand for cargo shipping. Menwhile that this study aims to manage and measure about performance of air cargo shipments related to the parameters of the amount of cargo sent each time, total waiting time and turn over ratio in warehouse. Additionally, it will be approached to minimize delay of shipping air cargo and measure internal performance of air cargo shipment process. The process of sending cargo again will be described in this research. Feedback prosess is a major reason to doing this research with system dynamics approach. The scenario to be used to evaluate the performance.In the end of this research, the variables that most influence on the performance of cargo shipping and have the most possibilty to be applicated is the fractional change of the arrival ofcargo that is not scheduled. Keywords : Modelling, Measurement, Performance, Air Cargo, System Dynamics 1. PENDAHULUAN Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara (SKEP47, 2010), kargo adalah barang yang diangkut pesawat udara selain kiriman pos, stores ,dan bagasi penumpang atau bagasi yang salah tujuan (mishandle). Pada beberapa tahun terakhir ini, pola permintaan pengiriman kargo udara cenderung naik. Pola permintaan dari tahun 2003 2009 dapat dilihat pada Gambar 1. Hal ini menuntut para pelaku bisnis di bidang pengiriman kargo udara untuk terus meningatkan pelayanannya kepada para konsumennya. Konsumen yang dimaksud adalah shipper atau pengirim kargo udara. Ketepatan waktu dalam pengiriman kargo udara merupakan salah satu faktor yang menentukan kepuasaan konsumen.

Upload: trinhdien

Post on 05-Aug-2019

244 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

1

PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA

DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK

Peningkatan permintaan pengiriman kargo udara akan meningkatkan jumlah kargo yang

harus dikirim tiap waktunya. Kemungkinan terjadinya keterlambatan pengiriman kargo

meningkat seiring dengan pertambahan permintaan pengiriman kargo. Penelitian ini

bertujuan untuk mengukur performansi pengiriman kargo udara terkait dengan parameter

jumlah kargo yang terkirim tiap waktunya, total waktu tunggu dan turn over ratio

gudang. Selain itu akan dilakukan pendekatan untuk melakukan pengiriman kembali

kargo yang tidak terkirim. Proses pengiriman kembali kargo yang tidak terkirim pada

periode sebelumnya, merupakan perilaku umpan balik. Peristiwa umpan balik ini akan

mempengaruhi jumlah kargo yang keluar dan masuk gudang (turn over ratio). Proses

umpan balik inilah menjadi alasan utama dilakukan pemodelan pengukuran performansi

pengiriman kargo udara dengan pendekatan sistem dinamik. Skenario yang digunakan

erat hubungannya dengan performansi. Pada simpulan penelitian dapat ditentukan

berbagai macam perubahan skenario kebijakan. Variabel yang paling berpengaruh

terhadap performansi pengiriman kargo dan yang memungkinkan untuk dilakukan

perbaikan adalah kebijakan perubahan fraksi jumlah kedatangan kargo yang tidak

terjadwal.

Kata kunci : Pemodelan, Pengukuran, Performansi, Kargo Udara, Sistem Dinamik

ABSTRACT

The growth demand of air cargo shipments will increase the amount of cargo whom that

must be sent each time. Someday the possibility of delays in delivery of air cargo will

increase along with increasing demand for cargo shipping. Menwhile that this

study aims to manage and measure about performance of air cargo shipments related to

the parameters of the amount of cargo sent each time, total waiting time and turn

over ratio in warehouse. Additionally, it will be approached to minimize delay of

shipping air cargo and measure internal performance of air cargo shipment process. The

process of sending cargo again will be described in this research. Feedback prosess is a

major reason to doing this research with system dynamics approach. The scenario to be

used to evaluate the performance.In the end of this research, the variables that most

influence on the performance of cargo shipping and have the most possibilty to be

applicated is the fractional change of the arrival ofcargo that is not scheduled. Keywords : Modelling, Measurement, Performance, Air Cargo, System Dynamics

1. PENDAHULUAN

Menurut Peraturan Direktur Jenderal

Perhubungan Udara (SKEP47, 2010), kargo

adalah barang yang diangkut pesawat udara

selain kiriman pos, stores ,dan bagasi

penumpang atau bagasi yang salah tujuan

(mishandle). Pada beberapa tahun terakhir ini,

pola permintaan pengiriman kargo udara

cenderung naik. Pola permintaan dari tahun

2003 – 2009 dapat dilihat pada Gambar 1. Hal

ini menuntut para pelaku bisnis di bidang

pengiriman kargo udara untuk terus

meningatkan pelayanannya kepada para

konsumennya. Konsumen yang dimaksud

adalah shipper atau pengirim kargo udara.

Ketepatan waktu dalam pengiriman kargo udara

merupakan salah satu faktor yang menentukan

kepuasaan konsumen.

Page 2: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

2

Gambar 1 Grafik jumlah pengiriman kargo ekspor

Sumber : PT (Persero) Angkasa Pura I dan II,

Kementerian Perhubungan (BPS) 2009

Untuk memenuhi kepuasaan konsumen

yang optimal, maka diperlukan pengukuran

performansi pengiriman kargo udara.

Performansi pengiriman kargo dapat diukur

melalui beberapa variabel antara lain

keterlambatan pengiriman (delay),

keramaian/antrian proses pengiriman kargo

(congestion), dan jumlah kargo yang bisa

dilayani tiap waktunya (level of service) (

(ICAO, 1999). Parameter performansi yang

diukur pada penelitian ini adalah Turn Over

Ratio di gudang Terminal Kargo, Waktu Idle

Pekerja, dan Waktu Terkirimnya Kargo.

Permasalahan pengukuran performansi

menurut Manataki dan Zografos (2009),

memperhatikan hubungan antara perancangan

fasilitas dan jenis kegiatan operasional yang

dilakukan. Kompleksitas hubungan tersebut

akan digambarkan melalui pemodelan sistem

dinamik. Pada penelitian ini akan dilakukan

pengukuran performansi pengiriman kargo

udara. Sebagai alat untuk menggambarkan

kondisi yang sesuai dengan kenyataaan maka

digunakan pemodelan simulasi sistem dinamik.

Pemilihan sistem dinamik sebagai simulasi

continous berdasarkan atas hubungan timbal

balik, apabila ada pengiriman yang tidak

terkirim sesuai jadwal. Dengan model ini akan

bisa diketahui kapan waktu kargo tidak terkirim

dapat terkirim. Dengan menggunakan

metodologi simulasi sistem dinamik maka

diperoleh ; pertama, dihasilkannya model

pengukuran performansi pengiriman kargo

udara. Kedua, pada penelitian ini akan dilakuan

beberapa skenario perubahan kebijakan untuk

melihat hubungan variabel yang berpengaruh

terhadap peribahan performansi. Ketiga,

penelitian ini akan menentukan variabel yang

paling berpengaruh terhadap perubahan

performansi pengiriman kargo udara.

Penelitian dilakukan dengan objek

amatan proses pengiriman kargo di Terminal

Kargo Bandara Juanda, komoditas yang dipilih

adalah perishable karena memiliki prosesntase

pengiriman yang besar. Pengiriman pada objek

amatan dilakukan dengan menggunakan tipe

pesawat terbang combined (Narrow Body dan

Wide Body) atau pengiriman kargo bersamaan

dengan penerbangan penumpang. Pesawat

Narrow dan Wide merupakan jenis dari pesawat

Combined yang ada di Bandara Juanda.

Perbedaan dari kedua pesawat ini adalaha pada

kapasitas dan fleksibilitas pengangkutan kargo

.Pesawat jenis Narrow lebih banyak diminati

karena pola permintaan yang kecil per waktu,

sedangkan jadwal penerbangan yang ada

banyak, Sehingga pengangkutan dilakukan

dengan jumlah kecil namun frekuensi

penerbangan banayak. Asumsi yang digunakan

dalam penelitian adalah tidak ada perubahan

kebijakan saat penelitian, tidak ada perubahan

layout fasilitas selama penelitian, dan Turn Over

Ratio yang diukur adalah perpindahan kargo

keluar masuk di gudang Terminal Kargo.

2. METODOLOGI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai

langkah-langkah yang digunakan dalam

melakukan aktifitas selama penelitian yang

digambarkan melalui framework penelitian.

Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan

sehingga penelitian ini dapat berjalan secara

sistematis, sesuai dengan framework penelitian.

Terdapat empat tahapan yang akan dilakukan,

yaitu tahap identifikasi dan perumusan

permasalahan, tahap pengumpulan dan

pendeskripsian sistem, tahap simulasi model dan

skenario kebijakan, dan tahap analisis dan

penarikan kesimpulan.

2.1 Tahap Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan dimulai

dengan melakukan wawancara kepada pihak

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang

memiliki fungsi untuk mengeluarkan dan

melaksanakan kebijakan mengenai kegiatan

transportasi udara (KM, 2010). Identifkasi

masalah kemudian dilengkapi dengan

pengayaan kajian studi pustaka sehingga bisa

Page 3: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

3

ditentukan permasalahan yang memang benar-

benar nyata. Selain itu juga dilakukan

pengamatan langsung di PT JAS sebagai

perusahaan yang berkerja dalam ground

handling dan warehousing pengiriman kargo

udara. Untuk memudahkan dalam menentukan

fokusan permasalahan maka dibuatlah latar

belakang permasalahan dengan alasan-alasan

yang mendasari permasalahan tersebut. Dari

hasil identifikasi permasalahan maka dapat

diperoleh informasi bahwa pada saat ini belum

ada penelitian tentang pemodelan pengukuran

perfomansi pengiriman kargo udara dengan

pendekatan sistem dinamik. Permasalahan yang

akan diseselsaikan terkait dengan penjadwalan

pengiriman kargo. Dari hasil identifikasi

permasalahan, lalu akan dibuat tujuan dan

manfaat peneltian.

2.2 Tahap Pengumpulan Data dan

Deskripsi Sistem

Pada tahap ini akan dijelaskan tentang

tahapan pengumpulan data dan deskripsi sistem

dari permasalahan yang diangkat pada

penelitian. Pengunpulan data dilkukan dengan

wawancara, pengamatan langsung, dan

pengumpulan data sekunder. Deskripsi pada

sistem dilakukan dengan menentukan variabel-

variabel yang berpengaruh pada pengukuran

performansi pengiriman kargo udara. Sebagai

konseptualisasi dari deskripsi sistem, perlu

ditentukan model alur proses pengiriman kargo

udara.

2.3 Tahap Formulasi Model Sistem

Pada tahap ini, akan dilakukan simulasi

dari sektor-sektor yang telah dibuat dan

dianggap mewakili sistem riil. Pada tahapan ini

akan dibuat model hubungan sebab akibat

model pengiriman kargo udara. Dari mdoel

tersebut maka dapat dibuat model Data Flow

Diagram Sistem Dinamik melalui bantuan

software Stella. Apabila model sudah bisa

disimulasi maka akan dilakukan tahap validasi

dan verifikasi untuk menentukan kesesuain hasil

model dengan sistem nyata.

2.4 Tahap Analisis Hasil Simulasi dan

Skenario

Pada tahap ini akan dilakukan analisis

dan pembahasan mengenai evaluasi output

model simulasi. Analisis yang dilakukan terkait

dengan jumlah antrian kargo, peristiwa kargo

terjadwal dan kargo tidak terjadwal dan lain-

lain. Setelah mengetahui performansi

pengiriman kargo yang ada saat ini, maka dapat

dibuat skenario perubahan kebijakan. Pada

tahapan ini perubahan kebijakan akan dilihat

hubungannya dengan variabel performansi yang

sudah ditentukan sebelumnya.

2.5 Tahap Kesimpulan dan Saran

Pada hasil analisis dan pembahasan

diatas, kemudian akan dilakukan penarikan

kesimpulan untuk menjawab tujuan dari

penelitian ini. Dilakukan juga saran dan usulan

yang dapat dijadikan bahan masukan untuk

penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan penelitian ini.

3. PEMODELAN SISTEM

Bab ini meliputi tahap identifikasi

variabel, konseptualisasi model, formulasi

model, simulasi model, verifikasi dan

validalidasi serta perancangan alat bantu

pengambilan keputusan.

3.1 Identifikasi Variabel

Identifikasi Variabel tentang proses

pengiriman kargo mengacu dari alur proses

yang digunakan di Terminal Kargo Bandara

Juanda. Dari hal tersebut maka dapat dibuat

pembagian kerja dari masing-masing stasiun

kerja sebagai berikut ;

Stasiun Kerja Terminal

Kargo

Ground Handling

Functional Area

Departing Controlled

Airport Functional Area

Controlled Airport

Functional Area

Security

Screening

Administration

Process

Palletisasi

Process

Ground

Handling

Process to

Warehouse

Ground

Handling

Process

To Apron

Ground

Handling Process

To Airline

Gambar 2 Pembagian kerja stasiun kerja

Dari pembagian kerja tersebut dapat ditentukan

dua sektor utama pemodelan yang mewakili

proses pengiriman kargo udara. Sektor pertama

mewakili pengiriman kargo sesuai jadwal

pengiriman kargo. Sektor pemodelan kedua

mewakili pengiriman kembali kargo yang tidak

terkirim sesuai jadwal.

3.2 Konseptualisasi Model

Model konseptual yang digunakan

untuk menggambarkan penelitian ini adalah

causal loop diagram dan interaksi antar

variabel. Model konseptual ini diharapkan dapat

Page 4: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

4

memudahkan pembaca untuk memahami

maksud dan ruang lingkup penelitian yang

dilakukan. Penggambaran siste konseptualisasi

pada penelitian ini lebih banyak pada aliran

proses material kargo.

3.2.1 Causal Loop Diagram

Pada penyusunan causal loop diagram

ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan

antar hubungan stasiun kerja dalam proses

pengiriman kargo. Selain itu akan ditentukan

hubungannya dengan resource yang dimiliki

oleh Terminal Kargo sehingga dapat ditentukan

nantinya hubungan ketersedian resource dengan

performansi proses pengirman kargo.

Gambar 3 Causal loop diagram

Secara umum Causal loop diagram

yang dibuat mengggambarkan hubungan jumlah

dan waktu kedatangan kargo dengan

kemampuan Terminal Kargo untuk memproses

pengiriman kargo. Apabila terjadi jumah

kedatangan yang tinggi ada waktu tertentu maka

akan mengakibatkan tingkat keramaian yang

tinggi pada satasiun kerja. Hal ini akan

mengakibatkan semakin tinginya waktu proses

pengiriman kargo. Oleh karena itu faktor

kedetangan dan keberangkatan jumlah argo

sangat menentukan performansi pengiriman

kargo.

3.3 Formulasi Model

Pada sistem operasional pengiriman kargo

dan dengan melihat hubungannya dengan

pengukuran performansi maka dapat dibuat

beberapa dua sektor utama terkait kegiatan

operasional pengiriman kargo sebagai berikut ;

3.3.1 Sektor Pengiriman Kargo

Pada Sektor ini akan digambarkan

hubungan kedatangan kargo dan pengiriman

kargo sesuai jadwal keberangkatan. Dengan

sektor ini, maka pengambil kebijakan dapat

menentukan jumlah kargo terkirim sesui jadwal

keberangkatan kargo. Variabel kedatangan

kargo per interval waktu akan dimodelkan

dengan mengacu model kedatangan penumpang

oleh Manataki dan Zografos (2009). Perlunya

menentukan waktu antar kedatangan per

penerbangan pesawat terbang adalah

membedakan perilaku penumpang. Penumpang

dapat saja datang ke terminal penumpang, tanpa

menunggu di terminal penumpang. Namun ada

juga penumpang yang datang dengan waktu

yang jauh dari keberangkatan pesawatnya.

Peristiwa ini akan mengakibatkan keramaian di

bagian terminal penumpang. Hal ini juga tidak

jauh berbeda dengan kargo. Ada jenis kargo

yang langsung dikirim, dan ada juga kargo yang

disimpan sejenak sampai menunggu waktu

diberangkat ke pesawat pengangkutnya.

Dengan mengacu referensi tersebut, maka

proses pemodelan dapat dibuat pada Gambar 4

sebagai beikut ; Jadwal

Keberangkatan Kargo

Jadwal

Keberangkatan Pesawat

Tiap pengirim

Untuk setiap pesawat i, jumlah

kapasitas kargo (Si)

Untuk setiap pesawat i, jumlah

kargo yang datang tiap waktu

interval waktu keberangkatan

pesawat

Per tiap pesawat i, jumlah

kedatangan kargo yang

diharapkan (Pi = Si x Li)

Load Factor (Li)

Distribusi waktu antar kedatangan

kargo

Untuk setiap jenis penerbangan

Apakah saat ini

Akhir penerbangan

pesawat ?

Jumlah

Kedatangan kargo per interval

keberangkatan untuk semua

pesawat

Jumlah kedatangan

Kargo per intervel waktu

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 5

Langkah 4

Langkah 3

Langkah 6

Langkah 7

Tidak

Ya

Gambar 4 Model kedatangan kargo per interval

waktu

Penjelasan langkah-langkah pemodelan

kedetangan kargo per interval waktu adalah

sebagai berikut ;

a. Langkah 1

Proses pengiriman kargo udara tergantung

dari jadwal pengiriman kargo per pesawat

Page 5: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

5

terbang. Pemilihan pesawat terbang akan

berpengaruh pada jumlah kargo yang dikirim

dan waktu proses kerja. Oleh karena itu pesawat

dengan kapasitas besar (wide) akan memiliki

waktu proses yang lebih cepat, dibandingkan

dengan pesawat dengan kapasitas kecil

(narrow). Keadaan nyata di Bandara Juanda

adalah pesawat narrow paling sering digunakan

untuk mengirim kargo. Hal ini dikarenakan

permintaan yang ada adalah jumlah yang kecil

dengan waktu antar kedatangan yang singkat.

b. Langkah 2

Pada langkah ini, akan didefinisikan

kapasitas kargo maksimal yang bisa diangkut

oleh tiap pesawat i. Pada proses pengiriman

kargo,sering terjadi kedatangan jumlah kargo

yang tidak direncanakan (over cargo). Apabila

jumlah over cargo dan jumlah kargo yang

datang melebihi kapasitas pesawat maka

pengiriman kargo tidak bisa dilakukan.

c. Langkah 3

Pada tahapan ini, akan dihitung jumlah

kapasitas kargo yang akan digunakan pada saat

pengiriman. Tujuan pada tahapan ini adalah

menentukan kapasitas yang bisa dipakai untuk

kedatangan kargo yang sudah direncakan

datang. Sedangkan untuk peristiwa over cargo

bukan menjadi tanggung jawab dari pihak

terminal kargo, karena kejadiannya bersifat

uncertainty.

d. Langkah 4

Pada langkah ini akan dilakukan fitting

distibusi kedatangan kargo, jumlah kedatangan

kargo dan waktu antar kedatangan kargo

disesuaiakan tiap jadwal penerbangan pesawat

terbang. Harapannya adalah untuk menentukan

pola kedatangan kargo per tiap penerbangan

pesawat terbang. Waktu antar kedatangan kargo

digunakan untuk menggambarkan jumlah

kedatangan tiap interval waktu penerbangan

pesawat terbang. Perlunya menentukan jumlah

kedatangan kargo tiap interval waktu adalah

adanya perilaku dari pengirim kargo atau

Shipper yang secara tidak langsung

mengirimkan kargonya. Shipper yang letak

lokasi pengirimannya jauh dari lokasi terminal

bandara, mengirimkan kargonya ke terminal

dengan selisih waktu yang panjang dengan

jadwal keberangkatan kargo.

e. Langkah 5

Apabila jadwal penerbangan sudah pada

periode akhir penjadwalan per hari maka iterasi

penjumlah tiap waktu interval kedatangan kargo

dihentikan. Setelah itu akan dihasilkan jumlah

kedatangan kargo selama sehari.

f. Langkah 6

Selanjutnya dilakukan penjumlahan

kedatangan kargo antar interval waktu

pemberangkatan pesawat terbang. Dari hasil

penjumlahan akan diperoleh jumlah kedatangan

kargo per hari.

g. Langkah 7

Pada akhir iterasi pemodelan akan

diperoleh jumlah kedatangan kargo tiap interval

jadwal penerbangan pesawat. Dari acuan

pemodelan kedatangan kargo, maka dapat

dibuat pemodelan sektor pengiriman kargo di

terminal kargo sebagai berikut;

Gambar 5 Sektor pengiriman kargo

3.3.2 Sektor Pengiriman Kembali

Sektor pengiriman kembali

menggambarkan hubungan pengiriman kembali

kargo yang tidak terkirim, akibat kedatangan

kargo yang terlambat sampai di area landside

terminal kargo. Pada sektor ini akan

digambarkan pengiriman kembali kargo yang

tidak terkirim, sehingga terkadang

menambahkan jadwal pengiriman kargo baru.

Pada sektor pengiriman kembali di Gambar 6,

alur pengiriman kembali terjadi ketika ada kargo

yang tidak terkirim. Cara mengetahuinya adalah

dengan membandingkan kargo yang terkirim

pada sektor terminal kargo di Gambar 4 dengan

jadwal jumlah kargo yang harus dikirim. Setelah

mengetahui jumlah kargo yang tidak terkirim,

maka kargo akan dikembalikan ke gudang untuk

disimpan dengan waktu tertentu. Kargo akan

dikirim kembali pada saat ada penerbangan

dengan tujuan yang sama dengan kargo yang

tidak terkirim pada periode sebelumnya.

Page 6: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

6

Dengan mengasumsikan bahwa

pengiriman tercepat pada bandara asal akan tiba

pada bandara tujuan dengan waktu tercepat

maka asumsi tersebut digunakan pada penelitian

ini. Sehingga dari sinilah dapat ditentukan

waktu pengiriman kembali kargo yang tidak

terkirim pada periode sebelumnya. Waktu

pengiriman kembali ini akan digunakan sebagai

salah satu parameter performansi pengiriman

kargo udara.

Gambar 6 Sektor pengiriman kembali

3.4 Simulasi Model

Pada tahapan ini model akan

disimulasikan untuk melihat pola hubungannya

antar stasiun kerja dan juga digunakan untuk

melihat parameter variabel performansi

pengiriman kargo sesuai model. Model

disimulasikan selama satu hari dengan

menggunakan satuan menit. Selain itu unit

kargo yang digunakan adalah tiap unit kargo.

Hal ini dipilih berdasarkan kemampuan

Terminal Kargo dalam memproses pengiriman

kargo, khusunya di Area Landside atau

Terminal Kargo. Area lain yang ada di Bandara

adalah Airside. Area ini dikenal sebagai area

pengakutan kargo ke pesawat. Pada model ini

juga akan diperhatikan lamanya waktu proses

pengiriman dari area Landside ke area Airside.

3.5 Verifikasi dan Validasi Model

Pada tahapan ini akan dilaukan analisis

hubungan antara model yang dibuat dengan

kesesuain sistem yang ada di kenyataaan.

Beberapa pengujian dilakukan untuk melihat

hubungannya.

3.5.1 Verifikasi Model

Verifikasi model adalah tahap

pengecekan model simulasi apakah telah dibuat

dengan benar dan logis. Pengecekan ini

dilakukan di software STELLA pada pilihan

check units yang bertujuan untuk memastikan

kesetaraan satuan variabel yang terdapat di

model dan unit. Berikut ini adalah hasil

verifikasi yang dilakukan :

Gambar 7 Verifikasi check units

Gambar 8 Verifikasi check model verbose

3.5.2 Validasi Model Pada tahap validasi model ini bertujuan

untuk melihat apakah model yang telah dibuat

mampu mewakili atau menggambarkan kondisi

sebenarnya. Validasi yang dilakukan meliputi

uji struktur, uji parameter model, uji kondisi

ekstrim, uji statistik, dan uji struktur model.

3.5.2.1 Uji Struktur Model

Tujuan dari uji struktur model adalah

melihat apakah struktur model sudah sesuai

dengan sistem nyata. Setiap fator penting dalam

sistem nyata harus tercermin dalam model.

Model ini merupakan metode qualitatif yang

paling tepat untuk mempresentasikan validity

model. Pengujian struktur model dilakukan

dengan melihat penelitian-penelitian

sebelumnya terkait pemodelan pengukuran

performansi. Seperti yang sudah dilakukan

Manataki dan Zografos tahun 2009. Pembuatan

strktur model menggunakan acuan model yang

sudah dibuat Manataki dan Zografos tahun 2009

tentang A Generic System Dynamics Based Tool

for Airport Terminal Performance Analysis.

Pada penelitian tersebut pengukuran

Page 7: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

7

performansi digambarkan melalui total waktu

tunggu yang dihasilkan dalam satu hari.

3.5.2.2 Uji Parameter Model

Uji parameter model dilakukan dengan

melihat dua variabel yang saling berhubungan,

serta membandingkan hasil logika aktual dengan

hasil simulasi. Pada model ini, digunakan

variabel hubungan kedatangan kargo dengan

adanya antrian di stasiun kerja xray.

Gambar 9 Hubungan jumlah kedatangan kargo

dan jumlah antrian di stasiun kerja

Gambar 10 Grafik hubungan jumlah kedatangan

kargo dan jumlah antrian di stasiun kerja

Dapat dilihat dari hubungan sebab

akibat apabila jumlah kedatangan kargo semakin

banyak maka antrian akan semakin besar, hal ini

nampak pada Gambar 10 Antrian terjadi

akumulasi, karena proses pemindahan kargo ke

pallet bersifat akumulatif dengan jumlah kargo

tertentu. Oleh karena itu model dapat dikatakan

valid sesuai uji parameter.

3.5.2.3 Uji Kondisi Ekstrim

Uji kondisis ekstrim dilakukan untuk

melihat hubungan variabel. Apabila perubahan

variabel berpengaruh terhadap variabel lain,

maka akan ada perubahan nilai variabel dan juga

perilaku model. Pengujian dilakukan dengan

memasukkan nilai normal, nilai ekstrim besar,

dan nilai ekstrim kecil.

Gambar 11 Grafik hasil eksisting

Gambar 12 Grafik hasil ekstrim terkecil

Gambar 13 Grafik hasil ekstrim terbesar

Dari hasil simulasi pada Gambar 11 sampai

Gambar 13, pengaruh perubahan waktu antar

kedatangan kargo yang tidak direncanakan

datang terhadap akumulasi kargo yang akan

dikirim ke apron. Semakin kecil waktu antar

kedatangan maka akan mempengaruhi jumlah

akumulasi kargo, begitu juga sebaliknya.

Jumlah

kedatangan kargo

waktu antar

kedatangan kargo

Jumlah

antrian pemindahan

kargo ke pallet+

-

Page 8: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

8

3.5.2.4 Uji Statistik

Proses validasi model dengan uji

statistik ini adalah menggunakan software

Minitab dengan pair-t. Berikut ini adalah syarat

yang akan berlaku, yaitu :

Ho : π1 = π2 (tidak ada perbedaan data

yang signifikan)

Ho : π1 ≠ π2 (terdapat perbedaan data

yang signifikan)

Jika nilai P-value > α = 0.05, maka

kesimpulannya adalah terima Ho. Validasi ini

dilakukan pada hasil simulasi, dengan melihat

jumlah kargo yang tidak terkirim ;

Berikut ini akan ditampilkan tabel

perbandingan hasil simulasi dan data aktual

penumpang berangkat.

Tabel 1 Tabel validasi pair-t pesawat narrow

Minutes

jadwal penerbangan

narrow[Perishable]

kargo tidak terkirim

narrow[Perishable]

Data Simulasi Data Aktual Data Simulasi Data Aktual

510 253 265 229 231

615 236 230 167 179

780 21 19 16 15

781 21 24 21 22

Tabel 2 Tabel validasi pair-t pesawat wide

Minutes

jadwal penerbangan

wide[Perishable]

kargo tidak terkirim

wide[Perishable]

Data Simulasi Data Aktual Data Simulasi Data Aktual

23 36 40 36 38

810 178 180 118 120

900 147 157 97 110

Gambar 14 Pengujian pair-t pada pengiriman kargo

narrow

Gambar 15 Pengujian pair-t pada pengiriman kargo

narrow

Dari hasil pengujian pada Gambar 14 dan

15, nilai Ho berada pada daerah blokplot artinya

data valid. Nilai P-value dari kedua pengujian

lebih dari derajat kepercayaan 0,05, jadi dapat

dikatakan juga model simulasi sesuai dengan

kenyataan.

3.6 Perancangan Alat Bantu

Pengambilan Keputusan

Pada bab ini akan ditampilkan cara

penggunaan alat bantu keputusan untuk evaluasi

kebijakan kapasitas terminal bandara Juanda.

Alat bantu pengambilan keputusan adalah salah

satu bagian dalam pembuatan model sistem

dinamik ini. Adanya alat bantu pengambilan

keputusan ini bertujuan untuk memudahkan para

pembuat kebijakan agar dapat mengaplikasikan

model yang sudah dirancang tanpa harus

mengerti konsep sistem dinamik. Alat bantu

pengambilan keputusan dibuat berdasarkan

skenario kebijakan yang telah dirancang, yaitu

dengan mengganti variabel input dalam dalam

interface dan hasil simulasinya dapat dilihat

secara langsung melalui grafik output.

Page 9: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

9

Gambar 16 Tampilan alat bantu pengambilan

keputusan

4. ANALISIS HASIL SIMULASI DAN

SKENARIO

Pada tahap ini akan membahas

mengenai analisis hasil simulasi dan skenario

kebijakan yang akan dihasilkan dari hasil

pemodelan sistem sebelumnya.

4.1 Hasil Simulasi Eksisting Model dibuat dengan tujuan untuk

mengukur performansi pengiriman kargo udara.

Performansi pengiriman kargo udara dapat dilihat

dari parameter jumlah kargo yang tidak terkirim, turn

over ratio ,dan waktu total tunggu proses. Model

disimulasikan selama 1440 menit atau sama dengan

satu hari, dengan tujuan untuk melihat pengaruh

kedatangan kargo terhadap keterlambatan

pengiriman kargo atau kargo yang tidak terkirim.

Hubungan antar stasiun kerja sangat menentukan

jumlah kargo terkirim/tidak terkirim setiap jadwal

pengiriman kargo. Stasiun kerja x-ray dan stasiun

pemindahan ke timbangan menentukan jumlah kargo

diproses pada stasiun kerja selanjutnya. Apabila ada

kedatangan kargo per waktu yang tidak sebanding

dengan kemampuan proses stasiun kerja x-ray dan

stasiun kerja pemindahan ke timbangan maka akan

terjadi antrian yang panjang pada stasiun kerja

tersebut. Pada Gambar 17 ditunjukkan grafik jumlah

kargo yang mengantri pada stasiun kerja x-ray dan

stasiun kerja pemindahan ke timbangan ;

Gambar 17 Grafik antrian stasiun x-ray dan proses

penataan ke pallet

Pada Gambar 17 antrian stasiun xray

merupakan hasil outputan dari pemodelan

pengukuran performansi pengiriman kargo udara.

Dapat dilihat dari Gambar 17, jumlah antrian

cenderung konstan. Hal ini disebabkan lamanya

waktu proses. Lamanya waktu proses disebabkan

jumlah mesin xray, yang hanya satu mesin x-ray.

Selain itu kedatangan kargo juga menjadi faktor yang

berpengaruh terhadap panjangnya antrian proses

xray.

Gambar18 Grafik kedatangan kargo

Dengan melihat grafik kedatangan pada

Gambar 18, dapat ditentukan bahwa keramaian

berdistribusi eksponensial, dengan keramaian di

awal waktu operasional. Dari sini dapat

diketahui bahwa diperlukan kebijakan untuk

mengatasi keramaian kargo pada awal waktu

operasi.

Gambar.19 Grafik kedatangan kargo terjadwal dan

kedatangan kargo tidak terjadwal

Pada saat tertentu Shipper yang

seharusnya mengirim dengan jumlah tertentu,

ternyata pada hari pengiriman kargo menambah

kuantittas kargonya. Akibatnya muncul faktor

uncertainty demand yang bisa mempengaruhi

performansi pengiriman kargo. Adanya

kedatangan kargo yang tidak terjadwal

mengakibatan perubahan turn over ratio dan

waktu tunggu proses pengiriman kargo.

Gambar 1 Turn over ratio gudang dan waktu tunggu

setelah ada kedatangan kargo yang tidak terjadwal

Page 10: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

10

Apabila ada kedatangan kargo yang

tidak terjadwal, maka akan mempengaruhi rata-

rata waktu tunggu proses pengiriman. Rata-rata

waktu tunggu berubah dari 205,6 menit

menijadi 152,7. Begitu juga waktu maksimal

tunggu berubah dari 812 menit menjadi 572. Hal

ini menunjukkan bahwa pekerja operasional

harus bekerja lebih dibandingkan tanpa ada

kedatangan kargo yang tidak terjadwal. Oleh

karena itu diperlukan kebijakan untuk mengatur

kedatangan kargo.

Turn over ratio gudang tetap bernilai

satu, walaupun terjadi perubahan jumlah

kedatangan kargo. Hal ini disebabkan

kemampuan stasiun awal kerja seperti proses x-

ray dan proses pindah ke timbangan terbatas.

Sehingga menyebabkan antrian yang panjang

pada kedua stasiun kerja ini. Selain itu turn over

ratio gudang, adalah hasil akumulasi rasio dari

hasil perhitungan jumlah kargo keluar gudang

dengan jumlah kargo masuk gudang per hari.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa

keterlambatan pengiriman kargo komoditas

perishable tidak pernah lebih dari satu hari.

Tidak berubah turn over ratio gudang

kemungkinan Apabila keterlambatan kargo

jenis perishable lebih dari satu maka akan

terjadi penurunan kualitas yang merugikan

pihak Shipper (pengirim).

Selain itu, berdasarkan jadwal

pengiriman kargo terdapat keterlambatan

pengiriman. Jadwal pengiriman kargo dapat

dilihat pada Tabel di bawah ini ;

Tabel 3 Kargo tidak terkirim wide

Waktu kargo

tidak

terkirim

wide

jadwal penerbangan

wide[Perishable]

kargo tidak terkirim

wide[Perishable]

Data Simulasi Data Simulasi

23 36 36

810 178 118

900 147 97

Tabel 4 Kargo tidak dikirm terkirim pesawat wide

Waktu kargo tidak

terkirim

wide

Waktu kirim

kembali

Kargo

dikirim

kembali

23 47 36

810 857 118

900 935 97

Kargo yang tidak terkirim pada saat

penjadwalan awal akan dikirm pada periode

pengiriman berikutnya. Waktu keberangkatan

selanjutnya merupakan waktu tercepat pesawat

terbang dari bandara asal, bukan sesuai dengan

kedatangan tercepat pesawat datang ke bandara

tujuan. Pada penerbangan pesawat wide, kargo

yang tidak terkirim dapat dilihat pada Tabel 4.

Waktu pengiriman kembali merupakan hasil

dari waktu random.

Tabel 5 Kargo tidak terkirim narrow

Waktu kargo tidak

terkirim narrow

jadwal

penerbangan

wide[Perishable]

kargo tidak

terkirim

wide[Perishable]

Data Simulasi Data Simulasi

510 253 229

615 236 167

780 21 16

781 21 21

Tabel 6 Kargo tidak terkirim terkirim pesawat

narrow

Waktu kargo

tidak terkirim

narrow Waktu kirim kembali

Kargo dikirim

kembali

510 528 229

615 670 167

780 671 16

781 803 21

Pada Tabel 5 dan 6 dapat dijelaskan

tentang waktu terkirimnya kargo yang tidak

terkirim. Dari Tabel jumlah kargo yang tidak

terkirim pesawat lebih banyak daripada pesawat

wide. Hal ini dikarenakan permintaan

pengiriman dengan menggunakan pesawat

narrow lebih banyak daripada pengiriman

dengan pesawat wide. Perbedaan besarnya

permintaan disebabkan karena adanya

kemuadahan pengangkutan dengan

menggunakan pesawat narrow. Selain itu

dengan menggunakan pesawat narrow,

kuantittas kargo yang diangkut dalam jumlah

yang kecil dengan jumlah penerbangan lebih

banyak daripada pesawat terbang wide. Dalam

model yang digunakan juga dibedakan terkait

prioritas pengiriman berdasarkan tipe pesawat

tertentu.Pesawat narrow memiliki prioritas

pengiriman lebih tinggi daripada pesawat wide.

Page 11: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

11

4.2 Desain Skenario Kebijakan

Model yang didapatkan adalah model

generic yang juga diterapkan pada bandara lain.

Dari model tersebut juga telah ditentukan

variabel-variabel yang berpengaruh dominan

terhadap performansi pengiriman kargo udara.

Oleh karena itu dari model eksisting, dapat

dilakukan what if analysis atau skenario

sensitivitas untuk menentukan dampak

perubahan perilaku terhadap variabel yang

diubah.

Rancangan skenario untuk memperbaiki

performansi pengiriman kargo adalah:

a. Perubahan waktu antar kedatangan

jumlah kargo terjadwal

b. Perubahan waktu antar kedatangan

jumlah kargo yang tidak terjadwal

c. Perubahan kebijakan jumlah rata-rata

kedatangan kargo tidak terjadwal

d. Perubahan jumlah porter ekspor

4.2.1 Skenario Perubahan Waktu antar

Kedatangan Kargo Terjadwal

Skenario perubahan rata-rata waktu

antar kedatangan kargo dilakukan dengan

mengubah pola kedatangan kargo. Dari yang

sebelumnya memiliki menggunakan waktu rata-

rata antar kedatangan 57,5 akan diubah

menjadi 204,3 menit dan 10 menit.. Perubahan

yang dilihat adalah pada turn over ratio gudang,

waktu pengiriman kembali kargo yang tidak

terkirim, dan total waktu tunggu yang menjadi

penilaian kinerja pekerja angkutan gudang.

Tabel 7 Perubahan output skenario 1

Turn Over

Ratio

Total

Rata-rata

waktu

tunggu

(menit)

Total

Maksim

al

Waktu

tunggu

(menit)

Model Eksisting

rata-rata waktu antar kedatangan

57,5 1 152,7 572

Model Skenario rata-rata waktu

antar kedatangan 204,3 1 251,3 561

Model Skenario rata-rata

waktu antar kedatangan

10 1 85,6 271

Pada Tabel 7 ditunjukkan mengenai

perubahan rata-rata waktu kedatangan kargo

terjadwal terhadap perubahan turn over ratio

gudang dan total waktu tunggu atau waktu

pekerja mengganggur. Dari hasil perbandingan

skenario 1 dapat disimpulkan bahwa turn over

ratio gudang tidak berubah karena kemungkinan

ada kargo yang mengantri pada stasiun awal x-

ray dan stasiun awal proses pemindahan ke

timbangan, sesuai yang sudah dijelaskan pada

uji parameter bahwa penambahan jumlah

kedatangan kargo akan mempengaruhi panjang

antrian di masing-masing stasiun kerja. Stasiun

kerja x-ray merupakan stasiun kerja paling awal,

sehingga kemacetan di awal akan menyebabkan

kemacetan pada sistem secara keseluruhan.

Tabel 8 Waktu pengiriman kembali per skenario 1

Perubahan Antar waktu kedatangan kargo terjadwal

Waktu

Kargo

tidak

terkiri

m

Narrow

(menit)

Skenario 1

Waktu

Antar

Kedatanga

n 57,5

(Narrow)

Skenario 1

Waktu

Antar

Kedatanga

n 204,300

(Narrow)

Skenario 1

Waktu

Antar

Kedatanga

n 10

(Narrow)

Selisi

h 1

Selisi

h 2

510 528 662 528 -134 0

615 670 691 671 -21 -1

780 671 671 662 0 9

781 803 675 799 128 4

Perbandingan Alternatif kebijakan -27 12

Waktu

Kargo

tidak

terkiri

m

Wide

(menit)

Skenario 1

Waktu

Antar

Kedatanga

n 57,5

(wide)

Skenario 1

Waktu

Antar

Kedatanga

n 204,300

(wide)

Skenario 1

Waktu

Antar

Kedatanga

n 10 (wide)

Selisi

h 1

Selisi

h 2

23 47 47 47 0 0

810 857 859 856 -2 1

900 935 1211 933 -276 2

Perbandingan Alternatif kebijakan -278 3

Pada Tabel 8 menunjukkan tentang

waktu pengiriman kembali kargo yang tidak

terkirim. Dari Tabel 8 akan dibandingkan

waktu pengiriman kembali berdasarkan

perubahan rata-rata waktu antar kedatangan.

Ketika rata-rata waktu antar kedatangan sama

dengan 57,7 menit, maka menunjukkan sistem

menyerupai sistem kondisi nyata. Dari hasil

running simulasi skenario 1 maka dapat

disimpulkan bahwa skenario 1 dengan

mengubah rata-rata waktu antar kedatangan

menjadi 10 menit memberikan dampak

perbaikan pada sistem eksisting. Perubahan turn

Page 12: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

12

over ratio gudang diabaikan karena tidak terjadi

perubahan turn over ratio gudang.

4.2.2 Skenario Perubahan Waktu antar

Kedatangan Kargo Tidak Terjadwal

Pada sub bab ini akan dilakukan

skenario perubahan waktu antar kedatangan

kargo yang tidak terjadwal. Perubahan waktu ini

akan mengakibatkan kejutan pada sistem

pengiriman kargo udara. Dampak terhadap

perubahan performansi dapat digambarkan pada

Tabel 9 sebagai berikut ;

Tabel 9 Perubahan output skenario 2

Turn Over

Ratio

Total

Rata-

rata

waktu

tunggu

(menit)

Total

Maksim

al

Waktu

tunggu

(menit)

Model Eksisting

rata-rata waktu antar kedatangan

70,1 1 152,7 572

Model Skenario rata-rata waktu

antar kedatangan 126 1 192,5 661

Model Skenario rata-rata

waktu antar kedatangan

12 1 103,8 355

Dari hasil merubah skenario pada Tabel

9 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata

waktu antar kedatangan semakin kecil akan

memperbaiki performansi pengiriman kargo

udara. Hal ini dapat dilihat dari total rata-rata

waktu tunggu yang semakin kecil dibandingkan

dengan kondisi eksisting. Oleh karena itu dapat

ditinjau juga mengenai perubahan waktu kirim

kembali kargo yang tidak terkirim sebagai

berikut ;

Tabel 10 Waktu pengiriman kembali per skenario 2

Perubahan Antar waktu kedatangan kargo tidak terjadwal

Waktu

Kargo

tidak

terkiri

m

Narrow

(menit)

Data

Waktu

Antar

Kedatanga

n 70,1

(Narrow)

Data

Waktu

Antar

Kedatanga

n 126

(Narrow)

Data

Waktu

Antar

Kedatanga

n 12

(Narrow)

Selisi

h 1

Selisi

h 2

510 535 537 530 -2 5

613 613 662 613 -49 0

615 671 677 666 -6 5

639 639 675 639 -36 0

780 671 799 667 -128 4

781 799 803 799 -4 0

Waktu

Kargo

tidak

terkiri

m

Narrow

Data

Waktu

Antar

Kedatanga

n 70,1

(wide)

Data

Waktu

Antar

Kedatanga

n 126

(wide)

Data

Waktu

Antar

Kedatanga

n 12 (wide)

Selisi

h 1

Selisi

h 2

23 47 47 47 0 0

810 857 931 857 -74 0

900 936 1026 933 -90 3

Perbandingan Alternatif kebijakan -164 3

Dari hasil perbandingan running simulasi,

dengan menggunakan rata-rata waktu antar

kedatangan kargo yang tidak terjadwal maka

dapat dibuat Tabel 10. Dari Tabel 10 dapat

disimpulkan bahwa perbaikan performansi dapat

dilakukan jika dilakukan pembatasan

kedatangan kargo yang tidak terkirim dengan

rata-rata waktu antar kedatangan adalah 12. Dari

hasil perbaikan ini akan dibuat kebijakan terkait

peraturan untuk mendatangkan kargo tidak

terjadwal pada waktu-waktu tertentu khusus

jenis kargo yang tidak dijadwalkan datang.

4.2.3 Skenario Jumlah Kargo yang Tidak

Terjadwal

Dengan mengganti fraksi jumlah

kedatangan kargo yang tidak terjadwal maka

akan mempengaruhi performansi pengiriman.

Peristiwa kedatangan kargo yang tidak

terjadwalkan merupakan kegiatan tidak tentu

waktu terjadinya (uncertainty). Oleh karena itu

dapat dibuat skenario kebajikan mengenai

jumlah kedatangan kargo yang diperbolehkan

datang. Dengan pengaturan tarif pengangkutan

reguler maka dapat ditentukan batasan waktu

cargo booking, sehingga ke depannya dapat

dibuat ketentuan tarif khusus untuk jumlah

kedatangan kargo yang tidak terjadwal.

Perubahan tarif dapat dilakukan apabila ada

perubahan signifikan antara perubahan

kedatangan kargo tidak terjadwal dengan

performansi pengiriman kargo udara. Jadi pada

sub bab ini akan dilakukan skenario perubahan

fraksi jumlah kargo yang tidak terjadwal

terhadap jumlah kargo yang terjadwal.

Hasil turn over ratio pada gudang selalu

bernilai satu walaupaun jumlah kargo yang tidak

terjadwal hal ini memiliki arti bahwa dalam satu

hari semua jadwal kargo terkirim. Oleh karena

itu turn over ratio gudang per hari tidak

berubah.Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh

jumlah kargo yang keluar kargo terjadi dua kali

Page 13: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

13

yaitu waktu pengiriman kargo yang

mengakibatkan kargo tidak terkirim dan waktu

kargo dikirim kembali. Hasil dari running

model skenario kebijakan adalah sebagai

berikut:

Tabel 11 Perubahan output skenario 3

Turn

Over

Ratio

Total

Rata-

rata

waktu

tunggu

(menit)

Total Maksimal

Waktu tunggu

(menit)

Model Eksisting

Fraksi 0,5 dari jumlah

kargo terjadwal 1 152,7 572

Model Skenario Fraksi

0,7 dari jumlah kargo

terjadwal 1 135,5 311

Model Skenario Fraksi 0,2

dari jumlah kargo

terjadwal 1 188,2 415

Perubahan skenario jumlah kedatangan

kargo tidak terjadwal terhadap perubahan

performansi dapat dilihat dari Tabel 10.. Dari

Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan

mengubah fraksi jumlah kedatangan kargo tidak

terjadwal eksisting menjadi 0,7 dari jumlah

kedatangan kargo terjadwal maka akan

memperbaiki total rata-rata waktu tunggu.

Pekerja yang sebelumnya memiliki rata-rata

waktu mengganggu 152,7 menit maka harus

merelakan waktu tersebut untuk memproses

kargo. Waktu rata-rata mengganggur per hari

yang direlakan sebesar 17,2 menit untuk

memproses kargo. Dengan menentukan waktu

terkirimnya kargo yang tidak terkirim, maka

akan dicek ulang kesimpulan dari Tabel 10.

Maksimal waktu total tunggu merupakan waktu

paling lama pekerja tidak melakukan pekerjaan

selama interval waktu tertentu. Waktu total rata-

rata waktu tunggu merupakan akumulasi tiap

periodenya. Jadi pada akhir periode akan

semakin besar nilanya.

Tabel 12 Waktu pengiriman kembali per skenario 3

Perubahan fraksi kargo tidak terjadwal

Waktu

Kargo

tidak

terkirim

Narrow

Fraksi 0,5

(eksisting)

Fraksi

0,7

Fraksi

0,2 Selisih 1 Selisih 2

510 528 530 533 -2 -5

615 670 667 677 3 -7

639 671 667 677 4 -6

780 803 780 780 23 23

781 803 781 799 22 4

Perbandingan Alternatif kebijakan 50 9

Waktu

Kargo

tidak

terkirim

Wide

Fraksi 0,5

(eksisting)

Fraksi

0,7

Fraksi

0,2 Selisih 1 Selisih 2

23 47 47 47 0 0

810 857 856 860 1 -3

900 935 933 935 2 0

Perbandingan Alternatif kebijakan 3 -3

Perubahan fraksi jumlah kargo tidak

terjadwal dari 0,5 menjadi 0,7 terhadap jumlah

kargo yang terjadwal yang memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap terkirimnya

kargo tidak terkirim pada periode sebelumnya.

Dari Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa dengan

mengubah fraksi kedatangan jumlah kargo yang

tidak terjadwal dari kedatangan kargo yang

terjadwal sebesar 0,7 maka akan diperoleh

waktu pengiriman lebih cepat daripada kondisi

eksisiting. Hal ini terjadi pada pemilihan kedua

pesawat terbang secara keseluruhan, wide dan

narrow.

4.2.4 Skenario Perubahan Jumlah Porter

Angkut Gudang Istirahat Kerja

Skenario perubahan dilakukan dengan

mengubah jumlah porter atau pekerja ground

handling terminal kargo landside. Perubahan

dilakukan dengan mengganti jumlah porter

istirahat kerja, dari 2/3 jam menjadi 5/ jam.

Berikut ini adalah hasil dari running simulasi

model ;

Tabel 13 Perubahan output skenario 4

Turn Over

Ratio

Total Rata-

rata waktu

tunggu

(menit)

Total

Maksimal

Waktu

tunggu

(menit)

Model Eksisting 1 152,7 572

Model Skenario 5 orang

istirahat/jam 1 128,1 329

Model Skenario 10 orang

istirahat/2jam 1 147,5 462

Dari hasil running simulasi model, turn

over ratio tetap karena adanya antrian jumlah

kargo pada stasiun kerja x-ray dan stasiun

pengiriman pemindahan ke timbangan. Total

Page 14: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

14

rata-rata waktu tunggu menjadi semakin kecil

apabila jumlah porter istirahat dirubah.

Sensitivitas perubahan porter angkut

dipengaruhi oleh kargo yang diproses, apabila

kargo yang diproses maka pihak JAS dapat

mengubah kebijakan dalam mengatur shift kerja

pekerjanya. Perubahan shift kerja dapat

dilakukan pada momen-momen tertentu seperti

Natal dan waktu panen ikan. Waktu rata-rata

tunggu total semakin kecil artinya pekerja per

stasiun kerja banyak yang menganggur.

Tabel 14 Waktu pengiriman kembali per skenario 4

Perubahan Jumlah Porter istirahat per waktu

Waktu

Kargo

tidak

terkirim

Narrow

2 orang

istirahat/3j

am

5 orang

istirahat/jam

10 orang

istirahat/

2 jam

Selisih

1

Sel

isih

2

510

528 530 533 -2 -5

615

670 667 677 3 -7

639

671 667 677 4 -6

780 803 780 780 23 23

781 803 781 799 22 4

Perbandingan Alternatif kebijakan 50 9

Waktu

Kargo

tidak

terkiri

m

Wide

2 orang

istirahat/3jam

5 orang

istirahat/jam

10 orang

istirahat/

2 jam

Selisih

1

Sel

isih

2

23 47 47 47 0 0

810 857 856 860 1 -3

900 935 933 935 2 0

Perbandingan Alternatif kebijakan 3 -3

Dengan mengamati perubahan waktu

terkirim kembali kargo yang tidak terkirim,

maka secara keseluruhan dengan mengubah

jumlah porter istirahat menjadi 5 orang/jam

maka akan meningkatkan waktu terkirim

kembali kargo tidak terkirim. Hal ini akan

meningkatkan kepuasaan konsumen, khususnya

dalam hal ketepatan waktu pengiriman kargo

udara.

5. PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan

hasil penelitian dan saran yang berkaitan dengan

penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil simulasi dan analisis, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini dikembangkan

model simulasi pengukuran performansi

pengiriman kargo udara dengan

menggunakan pendekatan sistem

dinamik. Model yang dikembangkan

akan mengukur variabel performansi

turn over ratio gudang, waktu

pengiriman kargo yang tidak terkirim,

dan waktu tunggu (idle time).

2. Variabel-variabel yang berpengaruh

pada performansi dapat dijelaskan pada

causal loops diagram yang sudah

dibuat. Variabel-variabel tersebut antara

lain waktu kedatangan dan jumlah

kedatangan kargo, resource yang

dimiliki, waktu proses tiap stasiun kerja

dan pemilihan pesawat terbang dalam

pengiriman kargo.

3. Dari hasil running simulasi skenario

kebijakan, maka dapat ditentukan

bahwa perubahan kebijakan tentang

perubahan jumlah kedatangan kargo

yang tidak terjadwal memberikan efek

yang signifikan terhadap performansi.

Selain itu, perbaikan ini sangat

dimungkinkan dilakukan di Terminal

Bandara Kargo. Perbaikan yang

berhubungan terkait dengan perbedaan

tarif dasar kargo yang tidak terjadwal.

5.2 Saran Berikut ini adalah rekomendasi dari hasil penelitian

serta peluang untuk dilakukan penelitian selanjutnya

;

1. Penyusuanan model pengukuran

performansi pengiriman kargo pada

penelitian ini belum mempertimbangkan

faktor eksternal seperti permintaan

bagasi dan permintaan penumpang

terminal kargo. Hal ini dianggap penting

karena pesawat yang digunakan adalah

pesawat yang bisa mengangkut

penumpang, bagasi ,dan kargo secara

bersamaan (combined) .

2. Penyusunan model belum

memperhatikan pengaruh kapasitas

kargo, apabila ada demand yang

melebihi kapasitas pesawat.

Page 15: PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN … file1 PEMODELAN PENGUKURAN PERFORMANSI PENGIRIMAN KARGO UDARA DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK . Moch.Eka Prasetyan, Ahmad Rusdiansyah

15

3. Pada model penelitian ini, pengiriman

ulang kargo yang tidak terkirim tidak

didasarkan pada jadwal penerbangan

pesawat dengan waktu tercepat sampai

di Bandara Tujuan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Coyle, R. G. 1982. The technical elements of

the system dynamics approach. 359-370.

Dogains, R. 1996. Flying Off Course, London,

Routledge.

Forrester, J. W. 1961. Industrial dyamics.

Cambridge: MIT Press.

Fukuhara, Yugo (Minato-Ku, J., Takasu & Toru

(Minato-Ku, J. 2003. Loading bridge for

air cargo loading. Tokyo.

G., G., Murino, E. & E., R. 2009. A Discreate

event simulation to model passenger flow

in the airport terminal. Journal of

Mathematical Methods and Applied

Computing.

How, L. C. 2004. A simulation model of an air

cargo import terminal. Master of

Engineering, National University of

Singapore.

ICAO. (1999). Airport Operational Efficiency.

International Civil Aviation Organization

Airport Privatization . Guatemala: ICAO.

J.Antes, L.Campen, U.Derigs, C.Titze & Wolle,

G. 1998. Synopse : a model-based decision

support system for the evalution of flight

schedules for cargo airlines. Decision

Support Systems, 22, 307-323.

Manataki, I. E. & Zografos, K. 2009. A Generic

system dynamic based tool for airport

terminal performance analysis.

Transportation Research 17, 428-443.

Manataki, I. E. & Zografos, K. 2010. Assesing

airport terminal performance using a

system dynamic model. Journal of

Transport Management 16, 86-93.

Muhammadi, Aminullah, E. & SOESILO, B.

2001. Analisis Sistem Dinamis, Jakarta,

UMJ Press.

Nsakanda, A. L., Turcotte, M. & Diaby, M.

2004. Air cargo operations evaluation and

analysis through simulation.

Peter Belobaba, Amedeo Odoni & Cynthia

Barnhart. 2009. The Global Airline

Industry. Inggris: Wiley.

Sarabia, C., C., M., Rios, H., H., J. & Paternina-

Arboleda 2003. Simulation-Based Decision

Support Models for river cargo

transportation. Department of Industrial

Engineering. SKEP47. (2010). Indonesia.

Stearman, J. 2000. Business dynamics : Systems

thinking and modelling for a complex

world Boston McGraw-Hill.

Tako, A. A. & Robinson, S. 2010. Model

development in discrete-event simulation

and system dynamics: Anempirical study

of expert modellers. European Journal of

Operational Research, 207, 784-794.