pengukuran debit dan total padatan terlarut · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses...

25
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen : Tanggal : Halaman : Revisi : PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT 1 PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT Untuk Perkebunan Kelapa Sawit Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

1

PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT

Untuk Perkebunan Kelapa Sawit

Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh

Page 2: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

41

Riwayat Perubahan Dokumen

Revisi Tanggal

Revisi Uraian Oleh

Page 3: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

42

Daftar Isi

1. Tujuan ........................................................................................................................ 43

2. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 43

3. Referensi ................................................................................................................... 43

4. Definisi ....................................................................................................................... 43

5. Tanggung Jawab ........................................................................................................ 44

6. Prosedur .................................................................................................................... 45

7. Pelaporan .................................................................................................................. 60

8. Lampiran.................................................................................................................... 60

Page 4: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

43

1. Tujuan

Monitoring dan evaluasi kondisi hidrologi dari suatu DAS akibat

kegiatan pengelolaan suatu wilayah.

2. Ruang Lingkup

Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa aspek aliran dan

sedimentasi, diantaranya :

2.1. Pengukuran luas penampang sungai dan kecepatan aliran air 2.2. Pengukuran tinggi muka air 2.3. Pengukuran debit aliran air 2.4. Pengukuran konsentrasi sedimen (Total Dissolve

Suspension/TDS) 2.5. Pembuatan lengkung debit aliran air 2.6. Pembuatan lengkung debit sedimen

3. Referensi

a. Undang-Undang No. 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi Tanah dan Air

b. PP 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

c. PP No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

d. Permenhut P. 60 tahun 2014 tentang Kriteria Penetapan Klasifikasi

Daerah Aliran Sungai

4. Definisi

a. Debit aliran adalah banyaknya volume air yang melewati suatu penampang aliran per satuan waktu (m3/detik).

b. Sedimen adalah hasil proses erosi yang umumnya mengendap di bagian bawah bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air, sungai dan waduk

c. Sedimen muatan dasar adalah endapan material dasar (pasir, tanah, batu/ kerikil dll) yang mengalir di bagian dasar suatu aliran air.

Page 5: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

44

d. Sedimen suspensi/sedimen melayang adalah muatan partikel-partikel kecil yang tersuspensi/terlarut dalam aliran air dan akan ditentukan berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu.

e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga batas permukaan air pada posisi/tempat tertentu yang ditunjuk sebagai tempat pengukuran.

f. AWLR (Automatic Water Level Recorder) adalah alat yang dapat merekam TMA secara otomatis dalam satuan waktu.

g. SPAS (Stasiun Pengamat Arus Sungai) adalah alat pengukur/monitoring fluktuasi air dan suhu lingkungan dimana SPAS ditempatkan.

h. Current meter adalah alat pengukur kecepatan aliran yang berdasarkan putaran baling-baling persatuan waktu secara otomatis.

i. Debit sedimen adalah banyaknya sedimen yang terangkut pada suatu aliran air persatuan waktu (ton/hari)

5. Tanggung Jawab

1. Asisten kebun

Asisten Kebun dalam pemantauan debit dan total padatan terlarut bertanggung jawab atas alokasi tempat, kebenaran data serta penyajian dan pelaporan

2. SPO Officer

SPO Officer di Kebun untuk kegiatan pemantauan debit dan total padatan terlarut bertanggung jawab atas kebenaran pengambilan data, pengelolaan serta panyajian serta pelaporannya

3. Staf Lapangan

Staf lapangan pada kegiatan pemantauan debit dan total padatan terlarut bertanggung jawab atas pengambilan dan kebenaran data lapangan.

Page 6: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

45

6. Prosedur

6.1 PERSIAPAN

a. Persiapan alat dan perlengkapan safety b. Tambang nilon ± 50 meter. c. Meteran 30 meter d. Tongkat ukur/galah berskala e. Cat f. Pelampung dan Current meter. g. Stopwatch. h. Peralatan tulis. i. Botol contoh air. j. Perlengkapan safety k. Penentuan Lokasi

Kebijakan penentuan lokasi pengukuran harus

mempertimbangkan :

1. Kondisi tempat

Kestabilan penampang sungai. Tidak ada arus balik. Dapat untuk mengukur aliran rendah sampai aliran tinggi. Penampang sungai reguler. Tidak ada tumbuhan atau penghalang lain Perubahan tinggi muka air nyata Keterwakilan DAS 2. Kepadatan stasiun air (misalnya dermaga,dsb)

6.2 PELAKSANAAN LAPANGAN

6.2.1 Pengukuran Luas Penampang dan Kecepatan Aliran Sungai

Mengukur Luas Penampang Sungai

1. Bentangkan tambang/tali yang sudah diberi tanda setiap 50 cm, dari pinggir sungai sampai ke pinggir sungai diseberangnya.

2. Ukur dan catat kedalaman sungai tiap 50 cm dengan menggunakan tongkat ukur/galah.

3. Petakan hasil pengukuran sehingga didapat gambaran penampang sungainya kemudian hitung luas penampang sungai (A) tersebut

Page 7: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

46

4. A = Σ{(Hn + [Hn+1])/2}*B

Gambar 1. Contoh penampang melintang sungai

Keterangan : A = m²; H = meter; B = meter

Penentuan lebar/interval segmen (B) = 1/20 x lebar sungai

Mengukur tinggi muka air Tentukan metode yang dipakai sesuai dengan kedalaman tepi air Mengukur kecepatan air dengan metode yang cocok

6.1.1. Dengan metode pelampung.

1. Pasang patok kiri-kanan sungai dan bentangkan tali nilon pada kedua patok tersebut sebagai awal start pelepasan pelampung.

2. Tarik garis lurus dari awal start, tentukan garis kedua sebagai garis akhir. Jarak antar start awal dan akhir 10 m (semakin cepat aliran maka jarak semakin diperpanjang)

3. Lepas pelampung sebelum bentangan start/sebelah hulu garis start. 4. Hidupkan stop watch pada saat pelampung tepat pada bentangan

start awal. 5. Matikan stop watch pada saat pelampung tepat pada bentangan

akhir/garis akhir. 6. Catat waktu yang ditentukan oleh stop watch (waktu tempuh

pelampung dari star ke akhir).

B

HnHn+1

Page 8: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

47

Pengukuran kecepatan dengan Velocity Head Rod

-. Alat diletakan sejajar dengan arah arus aliran, bila sudah tenang,

ketinggian muka air pada skala yang ada di baca (H1)

-. Lalu putar alat tersebut 90°, sehingga tegak lurus arah aliran.

-. Kemudian dengan hati-hati tinggi muka air yang ditunjukkan oleh

skalanya dibaca (H2). H dalam meter.

-. Hitung Kecepatan alirannya (m/detik) dengan rumus :

V = √2g*(H2-H1)

Gambar 3. Penentuan kecepatan aliran metode

papan

Pengukuran dengan Trupp’s Ripple Meter

- Alat pengukur dimasukkan ke dalam air, dan 2 buah riak yang

terbentuk di masing-masing batang tersebut diamati.

-. Ukur jarak antara titik pengukuran sampai titik potong kedua riak

tersebut.

-. Hitung Kecepatan alirannya dengan rumus :

V = C + XL

Keterangan : C = tetapan = 0,40

X = Variabel yang tergantung dari W,

H1Putar 90 drjt H2

Page 9: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

48

W (inch) X

4

6

8

9

12

0.28

0.206

0.161

0.145

0.109

6.1.2. Dengan Current Meter

1. Menyiapkan current meter (periksa jalannya baling-baling dan bunyi siren horn/ alarmnya/counternya.

2. Mengukur jarak dari tepi air (titik o s/d titik seksi tempat pengukuran kecepatan).

3. Mengukur kedalaman air pada setiap seksi tersebut dengan mistar ukur/tongkat ukur.

4. Banyaknya titik pengukuran sesuai Tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Ketentuan pengukuran kecepatan aliran menggunakan current meter

Catatan : S di ukur 0,3 dari permukaan air

B di ukur 0,3 dari dasar air

Cara Pengukuran dan Perhitungan Kecepatan Aliran Dengan Current

Meter

Tipe Kedalaman

(d)

Titik Pengamatan /

Pengukuran

Kecepatan Rata-rata pada

permukaan Vartikel ( V )

Satu Titik 0,3 – 0,6 m 0,6 dari permukaan V = V

Dua Titik 0,6 – 3 m 0,2 dan 0,8 d V = ½ ( V2 + V 8 )

Tiga Titik 3 – 6 m 0,2 ; 0,6 dan 0,8 d V = ½ (V2 + 2 V6 + V 8 )

Lima Titik > 6 m S; 0,2; 0,6; 0,8 & B V = 1/10 ( Vs + 3V2 +2V6 +3V8 + VB

Page 10: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

49

a. Pasang current meter pada kedalaman yang telah ditentukan sesuai tipe pengukuran serta cacat waktunya

b. Kecepatan aliran di lihat berdasarkan jumlah putaran baling-baling per waktu putaran (n)

c. Kecepatan aliran di rumuskan V aliran = a n + d dimana a dan b adalah konstanta Current meter sesuai dengan tipe

current meter-nya.

contoh hitungan Bunyi ke 1 2 3 4 5

Stopwatch Stop watch

hidup mati

- Ada lima hitungan (dihitung dengan ordo cek) kalau pakai 1 : 1 atau kabel dipasang pasang pada titik A, berarti ada 1 x 5 dan kalau 1 : 5 atau kabel dipasang pada titik B maka jumlah putaran 5 x 5.

- Pekerjaan diulang sampai pada seksi yang terakhir. - Akhir dari pengukuran seksi, catat waktu (jam) dan TMA

a. Perhitungan kecepatan / seksi. 1. Cara Med Section. n-1 n+1

n Luas ( a ) =

dn x b

bn + 1 (b ) =

bn – bn + 1

b n 2

b

dn-1

dn + 1 V

= V n

Page 11: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

50

Cara Mean Section

bn + 1 Luas ( a ) = ( dn + d n + 1 ) x

bn + 1

2

dn dn + 1

V = ( vn + v n H

)

Vn + 1 2

Vn

Form Pengukuran Debit Aliran dengan Current meter

Tangal : Sungai :

No Alat : Lokasi :

PENGUKURAN PERHITUNGAN

Jarak dr

titik awal

(m-)

kedalaman

( d ) M

d pengukur /

titik

pengamatan

putaran

/ dt

Waktu

dt

Kecepatan m /

dt Lebar (

b ) M

Area

( a ) m²

debit

m² / dt

pd

titik

rata

Ver

0,5 4,70 0,2 119 40 0,779 0,75 0,75 2.25 1.688

0,8 98 40 0,643 0,904 0,50 2.35 2.124

Jumlah A Q

Page 12: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

51

V (rataan) = Q / A

6.2.2 Pengukuran Debit Aliran Sungai

PROSEDUR

6.2.2.1. Penentuan lokasi pengukuran Kebijakan penententuan lahan tempat pengukuran dapat

dipertimbangkan berdasar :

a. kondisi tempat - untuk ketelitian - kestabilan penampang sungai - dapat untuk mengukur aliran rendah sampai aliran tinggi - penampang sungai reguler - tidak ada pengaruh arus balik - perubahan tinggi muka air nyata - tidak ada tumbuhan atau penghalang lain

b. kepadatan stasiun pengamat air 6.2.2.2. Persiapan alat dan perlengkapan safety 6.2.2.3. Pelaksanaan lapangan

a. Mengukur penampang sungai b. Mengukur tinggi muka air (TMA) c. Ukur kedalaman pada tipe aliran, sesuai dengan metode yang

dipakai d. Mengukur kecepatan aliran dengan metode yang cocok

e. Menghitung debit aliran (Q)

Q = V x A

Q = Debit aliran (m³/detik)

A = Luas penampang sungai (m²)

V = Kecepatan aliran sungai (m/detik

Page 13: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

52

6.2.3 Pengukuran Debit Sedimen (Total Dissolve Suspension/TDS)

PROSEDUR

6.2.3.1 Persiapan a. Persiapan alat : kertas saring/kertas millipore (120 mm)

porositas. b. Botol sampel. c. Perlengkapan laboratorium (timbangan mas, oven, gelas ukur,

corong, dll). d. Perlengkapan safety.

6.2.3.2 Pelaksanaan Lapangan. a. Mengambil contoh air dengan botol sampel sebanyak

(600 ml). b. Pengambilan sampel air di tempat yang mengalir (1/3 bagian

kiri, tengah dan 1/3 bagian kanan sungai pada kedalaman 0,2 dan 0,8).

c. Keringkan kertas saring di dalam oven dengan suhu 102° ± 5 selama 2 jam

d. Kemudian keluarkan kertas saring tersebut dan dinginkan dengan derikator (gelas ukur tertutup).

e. Timbang kertas saring tersebut dan tetapkan sebagai berat awal (mg).

f. Aduk sampel air yang berada di botol sample, lalu saring dengan kertas saring yang telah dioven dan catat volume airnya dengan gelas ukur (liter).

g. Keringkan kertas saring yang berisi sedimen tersebut dengan oven pada suhu 102° ± 5 selama 2 jam.

h. Setelah dioven timbang kertas saring tersebut dan tetapkan sebagai berat akhir (mg).

i. Hitung nilai konsentrasi sedimen/TDS (Cs) dengan rumus :

Cs (mg/l) = berat akhir - berat awal

Volume contoh air

j. Bila tidak tersedia peralatan di atas, contoh air langsung dikirim ke laboratotium rujukan.

Page 14: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

53

k. Bila tidak tersedia peralatan di atas, contoh air langsung dikirim ke laboratotium rujukan.

l. Tentukan besarnya beban endapan (QS) dengan rumus : QS (ton/hari) = 0,0864 * Cs * Q

Di mana : Q = debit (m3/detik)

Cs = konsentrasi sediment (mg/l)

m. Besarnya laju sedimentasi : ton/ha = QS (ton/hari) / luas catchment area (ha)

ton/ha/th = (ton/ha) x jumlah hari hujan setahun

mm/th = (ton/ha/th) / (berat jenis tanah x 10)

6.2.4 Pembuatan Lengkung Debit Aliran Sumgai

PROSEDUR

6.2.4.1 Mengumpulkan data hasil pengkuran debit,dan tinggi muka air di tempat tertentu dalam waktu I semester ( setengah tahun ).

6.2.4.2 Mengolah data yang ada dengan rumus bersamaan serta teknik statistik tertentu sehingga memperoleh persamaan lengkung aliran yang nyata ditempat tertentu.

6.2.4.3 Teknik pengolahan seperti di bawah ini. 6.2.4.4 Mensimulasikan persamaan lengkung debit aliran yang

didapat dengan memasukkan nilai-nilai tinggi permukaan air yang dari terendah sampai yang tertinggi, sehingga mendapatkan besaran atau nilai debit aliran.

6.2.4.5 Membuat grafik lengkung debit aliran debit aliran dari angka-angka yang didapat dari point 6.2. 4.4.

6.2.4.6 Menghitung koofisien korelasi (r) dari persamaan lengkung aliran yang didapat untuk mengetahui apakah data-data debit aliran yang diperoleh pada setiap tinggi permukaan mempunyai hubungan yang nyata sehingga dapat digunakan.

Page 15: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

54

6.2.4.7 Untuk taraf signifikansi 5 % dan derajat kebenaran ( m-2 ) dari tabel distribusi (t tabel) yang nilainya jauh lebih kecil dari t hitung maka nilai (r) diperoleh bersifat nyata dengan rumus seperti contoh berikut.

Page 16: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

55

CONTOH. PERHITUNGAN PERSAMAAN LENGKUNG DEBIT ALIRAN.

No Q h log Q = Y log h = X (XY) (Yˆ2) (Xˆ2)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

0.10

0.28

0.62

0.65

1.03

0.89

0.93

0.84

1.03

1.08

1.05

1.11

1.20

1.35

1.33

1.39

1.42

1.87

1.78

1.75

2.15

2.25

2.75

3.06

0.37

0.57

0.75

0.79

0.81

0.83

0.84

0.87

0.88

0.89

0.90

0.93

0.94

0.98

1.02

1.04

1.07

1.12

1.13

1.18

1.21

1.35

1.39

1.49

1.000

0.553

0.208

0.187

0.013

0.051

0.032

0.076

0.013

0.033

0.021

0.045

0.079

0.130

0.124

0.143

0.152

0.272

0.250

0.246

0.332

0.352

0.439

0.486

0.432

0.244

0.125

0.102

0.092

0.081

0.076

0.060

0.056

0.051

0.046

0.032

0.027

0.009

0.009

0.017

0.029

0.049

0.053

0.072

0.083

0.130

0.143

0.173

0.432

0.135

0.026

0.019

0.001

0.004

0.002

0.005

0.001

0.002

0.001

0.001

0.002

0.001

0.001

0.002

0.004

0.013

0.013

0.018

0.028

0.046

0.063

0.084

1.0000

0.3056

0.0431

0.0350

0.0002

0.0025

0.0010

0.0057

0.0002

0.0011

0.0004

0.0021

0.0063

0.0170

0.0153

0.0205

0.0232

0.0739

0.0627

0.0603

0.1105

0.1240

0.1930

0.2359

0.1864

0.0596

0.0156

0.0105

0.0084

0.0065

0.0057

0.0037

0.0031

0.0026

0.0021

0.0010

0.0007

0.0001

0.0001

0.0003

0.0009

0.0024

0.0028

0.0052

0.0069

0.0170

0.0205

0.0330

Page 17: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

56

E(Y) = m log a – b E (X) = 0

E(XY) = E(X) log a – b E(Xˆ2) = 0

1.026 – 24 log a + 0.672 b = 0

0.886 + 0.672 log a – 0.392 b = 0

0.690119 – 16.13772log a + 0.4521289 b = 0

- 21.27201 – 16.13772 log a + 9.405663 b = 0

+

21.962137 – 8.953534 b = 0

b = 2.452901 ~ b = 2.45

1.028 – 24 log a + 1.6415 = 0

log a = 0.1111458

a = 1.291653 ; a = 1.29

Q = 1.29 ( h ) ^ 2.45

Page 18: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

57

PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI (r)

PERSAMAAN LENGKUNG ALIRAN

m ∑ (XY ) - ∑ (X) x ∑ (Y)

r = (

Sudjana,1991 : 46 )

( m ∑ (X^ 2) - ∑ (X) ^2 ) x ( y ^ 2 ) - ∑(Y) ^ 2)

Dimana :

m = 24

∑ E(XY) = 0.886

∑ E(X) = (0.672)

∑ E(Y) = 1.026

∑ E(X^2) = 0.392

∑ E(X) ^2 = 0.452

∑ E(Y^2) = 2.340

∑ E(Y) ^2 = 1,053

21.95347

r =

22.21630

r = 0.988169

Page 19: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

58

r = 0.988

Pengujian nilai r dengan “ Student test distribution” dengan rumus

r m – 2

t Hit = ( Sudjana, 1991 : 48 )

1 – r ^ 2

Maka

4,634130

T Hit =

0,151153

= 30,00333

Untuk taraf signifikasi 5 % dan derajat kebebasan (m -2) dari tabel

distribusi t diperoleh t tabel = 2.074 yang nilainya jauh lebih kecil dari t

hitung, dengan demikian Ho ditolak arti nilai r yang diperoleh bersifat nyata

( nilai r berarti ).

Page 20: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

59

8

7 6 5

Q ( M ^3/dt ) 4 3 2

QQQ 1 0 0.3 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 TMA ( Meter

Gambar 4. Grafik lengkung debit aliran sungai

Keterangan : Hubungan sampel perhitungan debit dilapangan

dengan TMA pengukur

Hubungan persamaan lengkung debit aliran dengan TMA

Sama halnya dengan lengkung debit aliran, maka lengkung debit

sedimen pun dapat ditentukan. Lengkung debit sedimen dibuat

berdasarkan hubungan antara debit aliran (Q) dengan debit

sedimen (Qs).

Qs = a Q b

Page 21: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

60

7. Pelaporan

7.1. Pengukuran debit dilakukan setiap hari 7.2. Data lapangan dimasukan ke dalam format yang telah

ditentukan. 7.3. Data lapangan dilaporkan ke PIC Kebun setiap hari Sabtu

8. Lampiran

1. Tally sheet Pengambilan Contoh Air

Kebun : …………….. Afdeling : …………….. SPL : …………….. LOKASI : …………….. BULAN : ……………..

No Tanggal

Pengambilan

Jam

Pengambilan

No.

Sempel

Keterangan kondisi lingkungan

pada saat pengambilan

sample

Tulisan Pada Botol Sempel :

SPL :

Tanggal :

Jam :

Tinggi muka air :

No Sample :

Lokasi :

Page 22: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

61

2. Tally Sheet pengukuran debit sedimen dan TDS

BULAN :

S P L :

LOKASI :

Kebun :

Afdeling :

NO

PENGUKURAN

Debit

NOMOR

SAMPLE

JUMLAH

AIR

SAMPLE

BERAT

KERTAS

BERAT

TOTAL

BERAT

SEDIME

N

PADATAN

TERLARUT

DEBIT

DESKRIPSI SITUASI

SAAT

PENGAMBILAN

SAMPLE

SEDIMEN

TGL JAM

( 7-6 ) ( 8 : 5 )

Qs =

0,0864*4*1

0 )

(m3/dt

) ( ml ) (gr) (gr) (gr) (mg/ltr) (Ton / Hari)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

2

3

4

5

Keterangan: Debit sedimen (ton/hari) = 0,0864 x Debit (m3/det) x konsentrasi

sedimen (mg/l)

Page 23: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

62

. 3. Tally Sheet Pengukuran Debit

Kebun : …………..

Afdeling : …………..

NAMA SUNGAI : …………..

SPL : …………..

LOKASI : …………..

TANGGAL PENGUKURAN : …………..

JAM PENGAMATAN : …………..

No Kedalaman

Lebar

segmen Luas per

Lebar

sungai

Waktu Jarak Kecepatan

segmen (m) (M) segmen (m) menit detik (m) (m/detik)

1 2 3 5 6 7 8 9 10

0 ke 1

1 ke 2

2 ke 3

3 ke 4

4 ke 5

5 ke 6

n ke

n+1

Total

Debit = ……………m3/detik

Keterangan :

Luas per segmen (m2) = kedalaman pada titik ke [n + (n+1)]/2 x lebar segmen

Page 24: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

63

Kecepatan = jarak : waktu detik

waktu detik = menit x 60

kecepatan rata-rata = jumlah kecepatan per segmen / jumlah segmen

Debit = Jumlah dari Luas per segmen : kecepatan rata-rata

Q = [(Σ(hn+hn+1)/2]*B )* V]

Page 25: PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT · berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu. e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

PENGUKURAN DEBIT DAN

TOTAL PADATAN

TERLARUT

41

4. Rekapitulasi Data konsentrasi sedimen/TDS

No Lokasi TSS(Mg/ltr) pada TANGGAL PENGUKURAN

Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

5.