pengujian logam

30
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu logam adalah ilmu mengenai bahan-bahan logam dimana ilmu ini berkembang bukan berdasarkan teori saja melainkan atas dasar pengamatan, pengukuran dan pengujian. Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam konstruksi, permesinan, bangunan, maupun bidang lainnya. Hal ini disebabkan karena sifat logam yang bisa diubah, sehingga pengetahuan tentang metalurgi terus berkembang. Untuk mengetahui kualitas suatu logam, pengujian sangat erat kaitannya dengan pemilihan bahan yang akan dipergunakan dalam konstruksi suatu alat, selain itu juga bisa untuk membuktikan suatu teori yamg sudah ada ataupun penemuan baru dibidang metalurgi. Dalam proses perencanaan, dapat juga ditentukan jenis bahan maupun dimensinya, sehingga apabila tidak sesuai dapat dicari penggantinya yang lebih tepat. Disamping tidak mengabaikan faktor biaya produksi dan kualitasnya. Adapun jenis pengujian adalah: Uji Kekerasan Uji Struktur Mikro Uji Impak Uji Tarik B. TUJUAN 1

Upload: hendrik-voice

Post on 25-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

LOGAM

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Ilmu logam adalah ilmu mengenai bahan-bahan logam dimana ilmu ini berkembang bukan berdasarkan teori saja melainkan atas dasar pengamatan, pengukuran dan pengujian. Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam konstruksi, permesinan, bangunan, maupun bidang lainnya. Hal ini disebabkan karena sifat logam yang bisa diubah, sehingga pengetahuan tentang metalurgi terus berkembang. Untuk mengetahui kualitas suatu logam, pengujian sangat erat kaitannya dengan pemilihan bahan yang akan dipergunakan dalam konstruksi suatu alat, selain itu juga bisa untuk membuktikan suatu teori yamg sudah ada ataupun penemuan baru dibidang metalurgi. Dalam proses perencanaan, dapat juga ditentukan jenis bahan maupun dimensinya, sehingga apabila tidak sesuai dapat dicari penggantinya yang lebih tepat. Disamping tidak mengabaikanfaktor biaya produksi dan kualitasnya.Adapun jenis pengujian adalah:Uji KekerasanUji Struktur MikroUji ImpakUji Tarik

B. TUJUANUntuk mengetahui sifat sifat logam seperti sifat mekanik, sifat fisik dan lain sebagainya. Sifat mekanik adalah kemampuan suatu bahan untuk menerima beban atau gaya tanpa menimbulkan kerusakan pada benda tersebut. Beberapa sifat mekanikantaralain :KEKUATAN(STRENGHT)KEKERASAN(HARDNESS)KEKENYALAN(ELASTICITY) KEKAKUAN( STIFNESS )PLASTISITAS( PLASTICITY ) KETANGGUHAN( TOUGHNESS )MERANGKAK( CREEP )KELELAHAN(FATIQUE)

BAB IIPENGUJIAN BAHAN

A. SIFAT MEKANIS BAHAN1. Sifat mekanis logam Sifat mekanik suatu bahan adalah kemampuan bahan untuk menahan beban-beban yang dikenakan kepadanya. Dimana beban-beban tersebut dapat berupa beban tarik, tekan, bengkok, geser, puntir,atau beban kombinasi.beberapa sifat mekanis logam antara lain: Kekuatan (strenght)Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan tersebut menjadi patah. Kekerasan (hardness)Dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk tahan terhadap goresan , pengikisan (abrasi), penetrasi. Sifat ini berkaitan erat dengan sifat keausan (wear resistance). Kekenyalan (elasticity)Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Kekakuan (stiffness)menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan / beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Plastisitas (plasticity)Menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastis (yang permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai proses pembentukan seperti, forging, rolling, extruding dan sebagainya. Sifat ini sering juga disebut sebagai keuletan atau kekenyalan (ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi plastis yang cukup tinggi dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan atau kekenyalan tinggi, dimana bahan tersebut dikatakan ulet atau kenyal (ductile).

B. PENGUJIAN SIFAT MEKANIK1. PENGUJIAN KEKERASAN (HARDNESS TEST)Kekerasan merupakan sebuah reaksidari suatu material atau bahan sampai batas mana bahan itudapat mempertahankannya, akan tetapi gaya macam apa yangbekerja sehingga kekerasan tersebut dapat didefinisikan. Jikakita melihat kembali reaksi suatu bahan dalam menerimapembebanan atau gaya tertentu prilaku idealnya terdiri darimelawan, bertahan, dan kalah. Sebenarnya dalam pemilihanbahan yang memenuhi syarat sebagai bahan produk ialahbahan yang pada posisi melawan walaupun harus diketahuibatas kalahnya. Pada bahan produk perilaku ini ditandaidengan adanya phase-phase perubahan bentuk atau deformasi, misalnya batang lurus menjadi bengkok saatpembebanan yang kembali lurus jika beban dilepaskan, bahanyang pendek menjadi panjang pada saat dibebani, dan kembali pendek setelah beban dilepaskan, bahan yang rata menjadicekung pada saat dibebabani dan kembali rata setelah bebandilepaskan dan sebagainya, phase ini yang disebut deformasi elastis, namun ada pula bahan yang lurus menjadi bengkokpada saat dibebani dan tetap bengkok walaupun bebandilepaskan, bahan yang pendek menjadi panjang pada saatdibebani dan masih tetap panjang walaupun beban itu dihilangkan,demikian pula pada bahan yang rata menjadi cekung saat dibebanidan tetap cekung walaupun beban telah dilepaskan ini yang disebutdeformasi Plastis. Tetapi terjadi pula sebauah bahan dibebanimenjadi putus atau menjadi pecah. Phase-phase ini sebenarnyaterjadi pada bahan yang mengalami pembebanan akan tetapitingkat pembebanan ini akan mengakibatkan reeaksi phase yangberbeda. Oleh karena itu dalam penentuan kekerasan logam adajuga yang mendefinisikan kekerasan ini berdasarkan tahapan(phase) perubahan bentuk atau deformasi yang terjadi pada bahanakibat pembebanan ini, bahwa:Kekerasan ialah kekuatan bahan dalam menerima pembebananhingga terjadi perubahan tetap.

a. Prosedur Proses Pengujian KekerasanMetodapengujian kekerasan berdasarkan pemakaiannyaadalah: Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (Indentation Test) Pengujian kekerasan dengan cara goresan (Scratch Test) Pengujian kekerasan dengan cara Dinamik (Dynamic Test)Proses pengujian terhadap kekerasan logam harusdilakukan sesuai dengan metoda serta prosedur pengujianyang telah ditentetukan sehingga hasil pengujian dapatditerima digunakan sebagai acuan dalam pemilihan bahanteknik sebagai bahan baku produk, atau menjadi petunjukperubahan sifat bahan (kekerasan) sebalum atau setelah prosesperlakuan panas dilakukan.1. Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (Indentation Test)Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (Indentation Test)ialah pengujian kekerasan terhadap bahan (logam), dimana dalammenentukan kekerasannyadilakukan dengan menganalisis indentasi atau bekas penekananpada benda uji (Test piece) sebagai reaksi dari pembebanan tekan.Proses ini dilakukan antara lain dengan sistem Brinell, Rockwell dansistem Vickers.2. Pengujian dengan cara Goresan (Scratch Test)Pengujian dengan cara goresan (scratch test) ialah pengujiankekerasan terhadap bahan (logam), dimana dalam penentuankekerasannya dilakukan dengan mencari kesebandingan dari bahanyang dijadikan standar pengujian, yakni bahan-bahan yang teruji danmemenuhi syarat pengujian sebagaimana disebutkan di atas, yangdisusun pada skala kekerasan yang disebut Skala Mohs yaknisusunan dari 10 macam bahan mineral disusun dari skala 1 sampaiskala 10 dari yang terlunak sampai yang terkeras. Pada skala manadari 10 jenis bahan ini yang dianggap sebanding bekas goresannya,maka inilah angka kekerasan logam tersebut, misalnya angkakekerasannya 7 pada skala Mohs, artinya kekerasannya sebandingdengan bahan ke 7 yang digoreskan pada permukaan bahantersebut.3. Pengujian dengan cara dinamik (Dynamic Test)Pengujian dengan cara dinamik (Dynamic Test) ialahpengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantulan dari bola bajaatau intan (hammer) yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Tinggipantulan memberikan indikasi kekerasan bahan tersebut, dimanasemakin tinggi pantulan artinya bahan ini memiliki kekerasan yangtinggi pengukuran kekerasan dengan cara ini disebut sistem ShoreScleroscope.Dalam proses ini small diamond-tipped hammer dijatuhkansecara bebas dari ektinggian 250 mm didalam gelas pengukur(Graduated Glass Tube) diatas permukaan test piece. Lihat gambarkonstruksi pesawat uji berikut.

Mesin uji kekerasan shore scleroscopea. Tipe SH-D

Mesin uji kekerasan Shore scleroscopeb. Tipe SH-CAlat uji kekerasan dari sistem shore scleroscope ini juga dibuatdengan sistem yang sederhana dengan pengoperasian sebagaimanaterlihat pada gambar dibawah akan tetapi dalam pelaksanaannya tetapmematuhi ketentuan yang berlaku pada proses pengujian ini, denganprinsip penentuan beban berdasarkan gaya grafitasi.

Mesin uji shore scleroscopec. Tipe PHS-3

b. Pengujian Kekerasan Dengan Sistem BrinellPengujian kekerasan dengan sistem Brinell merupakan salahsatu metoda pengujian kekerasan dengan cara penekanan. Prosespenekanan ini dimaksudkan untuk membentuk penetrasi padapermukaan bahan uji (test piece) yang akan dianalisis untukmenentukan tingkat kekerasan dari bahan tersebut. Penetrasi ini inimerupakan bentuk perubahan tetap dari bahan uji yang disebabkanoleh pembebanan, dimana beban yang diberikan dalam pengujian initidak mengakibatkan rusak atau pecahnya benda uji (test pice) itusendiri yaitu ditentukan berdasarkan perbandingan antara angkakonstanta dari jenis bahan ketebalan bahan dimana beban itudiberikan terhadap diameter alat penekan (Indentor).Pada pengujian kekerasan dengan sistem Brinell ini alatpenekannya menggunakan bola baja yang dipilih sesuai denganketentuan pengujian. Pada beberapa jenis pesawat uji kekerasan initerdapat pula mesin uji universal yang dapat diguanakan dalamketiga sistem pengujian kekerasan yakni Brinnell, Vickers danRockwell. Akan tetapi ada juga mesin yang didisain khusus untukpengujian kekerasan brinell untuk jenis mesin pengujian kekerasanbrinell ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Mesin uji kekerasan brinellMesin uji kekerasan Brinnel seperti yang diperlihatkan padagambar merupakan mesin yang didisain khusus untuk pengujiankekerasan Brinell besarnya kapasitas pembebanan talah dirancangsesuai dengan spesifikasi Pengujian Kekerasan Brinell.Pembebanan tekan yang diberikan melalui Indentormambentuk indentasi pada permukaan benda uji (test piece) danuntuk mengetahui luas bidangnya diameter indentasi tersebut diukurdengan Measuring Microscope karena indentasinya yang sangatkecil dan tidak mungkin diukur dengan alat ukur biasa sehingga objekukur harus diperbesar. Oleh karena itu mesin uji kekerasan Brinell iniselain indentor, Calibration Test Block atau Standard Test Block jugaMeasuring Microscope.Perbandingan antara ukuran indentor yang akandigunakan, besarnya beban yang akan diberikan sertakesesuaiannya dengan jenis dan ukuran bahan dapat dilihat padatable berikut.Perbandingan ukuran indentor dan tebal bahanPerbandingan diameter indentor (d) terhadap konstantta bahan diperlihatkan pada table berikutPerbandingan diameter indentor (d) terhadap konstanta bahan

Angka kekerasan dari hasil pengujian kekerasan Brinellmerupakan perbandingan antara besarnya beban terhadap luaspenampang bidang Indentasi.Dengan indentor yang berbentuk bola maka indentasiyang terbentuk pada permukaan benda uji (Test Piece) akanberbentuk tembereng, jadi bidang yang menahan beban tersebutialah sebuah tembereng lingkaran dengan ukuran diameter bolabaja (D).

Posisi penekanan dengan indentor dalam pengujian kekerasan brinell

c. Pengujian Kekerasan Dengan Sistem VickersPada prinsipnya pengujian dengan sistem Vickers ini tidak jauhberbeda dengan Pengujian kekerasan dengan sistem Brinell, salahsatu yang bebeda didalam pengujian kekerasan sistem Vickers iniialah pemakaian Indentornya, dimana Vickers menggunakanpiramida intan dengan sudut puncak piramida adalah 136o, Bentukindentor yang relative tajam dibanding dengan Brinell yangmenggunakan bola baja, Vickers mamberikan pembebanan yangsangat kecil yakni dengan tingkatan beban 5; 10; 20; 30; 50 dan 120kg, bahkan untuk pengujian microstruktur hanya ditentukan 10 g,sehingga pengujian kekerasan Vickers cocok digunakan pada bahanyang keras dan tipis, sedangkan untuk bahan yang lunak dan tidakhomogen seperti besi tuang (cast Iron) Vickers tidak sesuai untukdigunakan.

d. Pengujian Kekerasan Dengan Sistem RockwellPengujian kekerasan dengan sistem Rockwell ini paling banyakdigunakan di permesinan, karena prosesnyamudah dan cepat memperoleh angka kekerasan bahan uji, dimanaangka kekerasan Rockwell dapat dibaca langsung dari pesawat ujiyang kita gunakan, disamping itu pengujian kekerasana dengansisitem Rockwell ini memiliki fungsi pemakaian yang cukup luassehingga memungkinkan digunakan pada berbagai jenis dankarakteristik bahan dengan tersedianya skala kekerasan untukberbagai aplikasi. Dilihat dari konstruksinya Mesin uji ini tidak jauhberbeda dengan mesin-mesin yang digunakan oleh Brinell danVickers, bahkan untuk beberapa jenis mesin dibuat dengan fungsiuniversal dapat digunakan pada semua pengujian kekerasandengan cara penekanan (indentation test), serta dibuat denganukuran kecil yang dapat digunakan pada pengujian kekerasanditempat dimana produk itu ditempatkan.

Konstruksi pesawat uji kekerasan rockwel

Konstruksi pesawat uji kekerasan rockwelMesin uji kekerasan Rockwell ini paling banyak digunakan dandikembangkan dilaboratorium pengujian logam, memiliki tingkat akurasiyang tinggi dan distandarkan menurut JIS dan ASTM. Spesifikasikhusus dari mesin ini penetrasi diberikan dengan pembebanankecil/ringan.Mesin uji kekerasan ini selanjutnya dikembangkan dengan pengukuransecara digital, sistem kerjanya masih menggunakan prinsip yang samanamun angka kekerasan dari hasil pengujian ditunjukkan dengan angkayang lebih jelas. (lihat gamnbar 10.14).

Konstruksi uji kekerasan Rockwell

Konstruksi pesewat uji kekerasan rockwelPrinsip dasar penentuan kekerasan yang dilakukan dalampengujian Kekerasan Rockwell ini berbeda dengan yang dilakukan olehBrinell dan Vickers, jika dalam pengujian kekerasan Brinell dan Vickersmenentukan kekerasannya dengan melihat seberapa jauh bahan tersebutdapat menahan beban yang diberikan pada setiap satuan luaspenampang (mm2) bidang benda uji (test piece).Sedangkan pada pengujian kekerasan sistem Rockwell ini angkakekerasan bahan ini ditentukan oleh kedalaman masuknya indentorkedalam bahan akibat penekanan dengan besaran beban tertentu yangkita berikan.Pengujian kekerasan dengan sistem Rockwell ini menggunakandua jenis indentor (alat penekan), yaitu Indentor yang dibuat dari bahanintan dibentuk kerucut dengan sudut penekan 1200 dan Indentor daribentuk bola dengan berbagai ukuran untuk berbagai skala kekerasan danaplikasi.Oleh kerana itu pengujian kekerasan Rockwell ini dibedakanmenjadi 2 jenis berdasarkan pemakaian indentornya, yaitu: Rockwell cone ialah pengujian kekerasan dengan sistem Rockwellyang menggunakan indentor Kerucut bersudut intan 1200. Rockwell ball ialah pengujian kekerasan dengan sistem Rockwellyang menggunakan indentor Bola baja dengan berbagai ukuranuntuk berbagai aplikasi.Gambar berikut memperlihatkan prilaku penekanan dalampengujian kekerasan dengan sistem Rockwell .

Ball indentor pada posisi siap menekan

Diamond indentor pada posisi siap menekan

Diamond (a) ball (b) indentor pada posisi menekan

Diamond (a) ball) (b) indentor pada posisi menekan hanya dengan beban minor 10 kg menunjukkan angka kekerasanHR = jarak b + (b-a)Pada gambar terlihat bahwa skala ukur kekerasan dibedakan dariwarnanya dimana untuk Rockwell Cone atau Rockwell yangmenggunakan kerucut intan 1200 menggunakan warna hitam dan untukRockwell yang menggunakan bola baja sebagai indentornyamenggunakan warna merah.2. PENGUJIAN TARIK (TENSILE TEST) Uji tarik merupakan salah satu pengujian yang dilakukan pada material untuk mengetahui karakteristik dan sifat mekanik material terutama kekuatan dan ketahaanan terhadap beban tarik. Dari pengujianini, maka kita bisa menentukan apakah material seperti ini cocok tidak dengan kebutuhan penggunaan dimana yang sering dialami oleh material tersebut beban tarik.Standar pengujian yang digunakan dalam pengujian tarik :- ASTM E8 : Untuk logam- ASTM D-68: Untuk polimer danplastik- JIS danDINTujuandari pengujian : melihat perilaku logam/ material apabila di beri beban tarik.

Pesawat uji tarikMesin uji tarik secara spesifik memiliki karakteristiktersendiri, dimana konstruksinya didisain agar dapat memberikangaya axial sepanjang bahan uji yang masing-masing ujungnya dijepitpada ujung masing-masing spindle yang terdiri dari bagian spindletetap dan spindle panarik, gaya tarik ini dapat diperoleh dari powerHydraulic atau dengan motor listrik melalui transmisi roda gigi danulir, akan tetapi yang paling penting bahwa gaya yang diberikanuntuk melakukan penarikan pada specimen ini dapat terindikasidalam penunjukan ukuran sebagai prilaku specimen akibat penarikantersebut. Dalam perkembangannya apapun sistem tenaga yangdigunakan dalam penarikan ini sekarang sudah dapat terbaca secaradifgital dengan graphic secara elektronik yang dipat dicopy dandiduplikasikan sebagai dokumen pengujian.

Prilaku bahan uji (Test piece) selama proses penarikan dalampengujian tarik.Prilaku bahan uji (Test piece) selama proses penarikan dalampengujian tarik, dimana pembebanan yang diberikan secara axialpada arah yang berlawanan, maka pertambahan panjang padasetiap penambahan gaya tarik akan terindikasi pada pangukurperpanjangan (Extensometer), melalui grafik akan terlihat hubunganantara pertambahan panjang dengan pertambahan gaya tarik. Padagambar memperlihatkan dimana penambahan gaya tarik yangperlahan-lahan ini menunjukkan kesebandingan antara peningkatangaya tarik dengan pertambahan panjang secara proporsional, danjika gaya tarik ini dilepaskan, maka bentuk dan ukuran kembalikepada bentuk serta ukuran semula, kondisi ini yang disebutperubahan bentuk elastis atau yang disebut sebagai deformasielastis .

Diagram tegangan reganganKeadaan yang demikian ini akan terhenti pada titik P, dimana gaya tarik ini menjadi tidak sebandingdengan perpanjangan, bahkan gaya tarik cenderung tetap bahkanturun dan perpanjangan justru semakin besar seperti terlihat padagambar (Diagram tegangan regangan), ini akan berakhir padatitik E yang kita sebutr sebagai batas elastis (Elastic limit) pada titikini bahan menjadi berada dalam keadaan antara elastis dan plastis,yakni antara titik P dan titik E, walaupun di dalam praktiknya titik-titikini berhimpitan atau tidak nampak. Jika gaya tarik ini dilanjutkanmaka akan terjadi pengecilan pada diameternya yang akanmengakibatkan tegangan meningkat kendati tanpa peningkatan gayayang kemudian turun hingga bahan uji ini putus.

Prilaku baja lunak dalam pengujian tarik.Pada gambar diperlihatkan prilaku baja lunak dalamproses pengujian tarik, titik dimana terjadinya perpanjangan tanpapenambahan gaya tarik, ini yang disebut sebagai Yield point. Kendatibahan memiliki tegangan yang tinggi dari pada tegangan yield padaakhirnya tidak akan melebihi tegangan yield tersebut, karena denganperpanjangan yang tiba-tiba akan menyebabkan kesalahan padabagian lain dalam perakitan atau pada bagian itu sendiri.

Perilaku baja lunak pada proses uji tarikSifat-sifat bahan yang dapat diketahui melalui pengujian tarikpengujian tarik.Diagram Tegangan regangan memberikan informasi tentangprilaku bahan selama bahan tersebut menerima pembebanan tarik,akan tetapi beberapa sifat bahan juga dapat diketahui secaraanalisis.

Proses pengujian tarik.

Dimensi standar bahan uji proporsional menurut Dp-10Tanda pembagian yang dibuat pada specimen pengujian tarikyakni pada daerah sepanjang Lo ini berfungsi untuk membantuproses pengukuran akhir setelah bahan uji itu patah (Lu) apabilabahan uji tidak patah ditengah-tengah, walupun pengaruhnya sangatkecil terhadap perbedaan hasil ukur namun deformasi yangdiharapkan terjadi secara merata sepanjang Lo. Kemungkinan terjadihal yang demikian ini antara lain disebabkan oleh kondisi strukturbahan atau komposisi unsur yang tidak merata pada bahan ujitersebut. Untuk menghindari kesalahan maka pengukuran Ludilakukan dengan cara sebagaimana diperlihatkan pada gambar10.30 berikut.

Pengukuran panjang setelah patah (Lu)Lu = L1 + L2 + L3Dimensi standar bahan uji proporsional menurut Dp-10 dibentuk pada mesin perkakas

Tanda pembagian sepanjang LoContoh: pembagian pada 20 bagian

3. UJI IMPACTUji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material sebagai sebuah metode uji impact digunakan dalam dunia industry khususnya uji impact charpy dan uji impact izod. Dasar pengujian ini adalah penyerapan energy potensial dari pendulum beban yang mengayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk material uji sehinggaterjadi deformasi.

Sistem Pengujian Pukul Takik1.Uji CharphyBenda uji diletakkan secara mendatar dan ditahan pada sisi kiri & kanan. Kemudian benda dipukul pada bagian belakang takikan, letaknya persis di tengah.Takikan membelakangi pululan.2.Uji IzodBenda uji dijepit pada satu ujungnya pada posisi tegak. Lalu benda uji ini dipukul dari sisi depan pada sisi ujung yang lainMacam-Macam Patahan : Patahan getas : Patahan yang tejadi pada bahan yang getas. misal : besi tuang Patahan liat : Patahan yang terjadi pada bahan yang lunak.misal : baja lunak, tembaga dsb Patahan campuran : Patahan yang terjadi pada bahan yang cukup kuat, namun ulet.misal : pada baja temper4. PENGUJIAN LENGKUNGAN (BEND TEST)Pengujian lengkung merupakan salah satu pengujian sifatmekanik bahan yang dilakukan terhadap speciment dari bahan baikbahan yang akan digunakan sebagai konstruksi atau komponen yangakan menerima pembebanan lengkung maupun prosespelengkungan dalam pembentukan. Pelengkuan (bending)merupakan proses pembebanan terhadap suatu bahan pada suatutitik ditengah-tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan.Dengan pembebanan ini bahan akan mengalami deformasi dengandua buah gaya yang berlawanan bekerja pada saat yang bersmaan.Gambar dibawah ini memperlihatkan prilaku bahan uji selamapembebanan lengkung.

Pembebanan lengkung dalam pengujian lengkung (bend test)

Pengaruh pembebanan lengkung terhadap bahan uji (spesiment)Sebagaimana prilaku bahan terhadap pembebanan, semua bahanakan mengalami perubahan bentuk (deformasi) secara bertahap darielastis menjadi plastis hingga akhirnya mengalami kerusakan (patah).Dalam proses pembebanan lengkung dimana dua gaya bekerja denganjarak tertentu (1/2L) serta arah yang berlawanan bekerja secaraberamaan (lihat gambar diatas), maka Momen lengkung (Mb) itu akanbekerja dan ditahan oleh sumbu batang tersebut atau sebagai momentahanan lengkung (Wb). Dalam proses pengujian lengkung yangdilakukan terhadap material sebagai bahan teknik memilki tujuanpengujian yang berbeda tergantung kebutuhannya. Berdasarkan kepadakebutuhan tersebut maka pengujian lengkung dibedakan menjadi 2,yakitu:a. Pengujian lengkung beban danb. Pengujian lengkung perubahan bentuk.

5. UJI STRUKTURUji struktur mempelajari struktur material logam untuk keperluan pengujian material logam dipotong-potong kemudian potongan diletakkan dibawah dan dikikis dengan material alat penggores yang sesuai. Untuk pemeriaksaannya dilakukan dengan alat pembesar ataupun mikroskop elektronik.Pengujian dengan larutanETSATujuan dari pengujian ini adalah untuk memeperjelas batas butir yang ada pada suatu material karena larutan etsa akan memeberi warna tambahan pada batas butir. Namun larutan ini dapat merusak batas butir tersebut.,bertujuan juga untuk mengetahui struktur mikro logam serta sifat sifatnya. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh Heat Treatment terhadap perubahan struktur mikro dan perubahan sifat logam serta membandingkannya dengan sifat mekanik yang diinginkannya.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBeberapa sifat mekanikantaralain :KEKUATAN(STRENGHT)KEKERASAN(HARDNESS)KEKENYALAN(ELASTICITY) KEKAKUAN( STIFNESS )PLASTISITAS( PLASTICITY ) KETANGGUHAN( TOUGHNESS )MERANGKAK( CREEP )KELELAHAN(FATIQUEPengujian mekanis logam: Pengujian kekerasan*Brinnel*Rockwell*Vikers Pengujian tarik Pengujian impact*Metode izod*Metode charpy Pengujian bending Pengujian struktur mikro

B. Saran Dalam proses pengujian logam masih banyak test pengujian yang harus dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat dari logam atau pun karakteristik logam. 1