penguasaan kompetensi profesional guru kelas di...
TRANSCRIPT
PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KELAS
DI MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH JATIMULYA
KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
Putra Setiawan
11140182000014
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
ABSTRAK
Putra Setiawan (NIM. 11140182000014). Penguasaan Kompetensi Profesional
Guru Kelas di MI Islamiyah Jatimulya. Skripsi Program Strata Satu (S-1)
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.
Dunia pendidikan saat ini berkembang semakin pesat dan semakin
kompleksnya persoalan yang dihadapi. Persoalan yang dimaksud diantaranya
adalah kompetensi mengajar guru kelas. Untuk itu, guru harus meningkatkan
kompetensinya, khususnya kompetensi profesional. Diantaranya dengan menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan mata pelajaran yang diampu,
menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran,
mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif, dan mampu mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, serta
mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan
diri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data diperoleh dari kepala
sekolah MI Islamiyah Jatimulya, guru kelas, dan siswa dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas penguasaan kompetensi
profesional guru kelas MI Islamiyah Jatimulya banyak ditemukan informasi, dan
data terkait dengan objek penelitian, dimana dapat memudahkan peneliti dalam
menganalisa tingkat penguasaan kompetensi profesional guru kelas MI Islamiyah
Jatimulya. Setelah dilakukan penelitian secara mendalam dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata tingkat penguasaan kompetensi profesional guru kelas MI Islamiyah
Jatimulya dalam kategori “Baik” dengan nilai persentase 70,67%. Hal ini
menunjukkan bahwa guru kelas di MI Islamiyah Jatimulya memiliki kemampuan
yang baik dalam aspek kompetensi profesional.
Kata kunci: Kompetensi, Profesional, Guru
iii
ABSTRACT
Putra Setiawan (NIM. 11140182000014). Mastery of Class Teacher Professional
Competence on MI Islamiyah Jatimulya. Minithesis for Bachelor Degree,
Education Management Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers
Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.
The world of education is currently growing more rapidly and more
complex problems faced. The problem in question is the competency of teaching
classroom teacher. For that, teacher have to improve the competence, especially
professional competence. Among them by mastering the material, structure,
concepts, and scientific mindset of subjects, mastering competency standards and
basic competencies in subjects, developing creative learning materials, and being
able to develop professionalism on an ongoing basis by taking reflective actions, as
well as being able to utilize information technology and communication to develop
themselves.
This study uses a qualitative approach with descriptive methods. Data was
obtained from the headmaster of MI Islamiyah Jatimulya, classroom teachers, and
students using interview techniques, observations, questionnaire and document
studies.
The results of this study indicate that quality of teacher professional competency
mastery class MI Islamiyah Jatimulya found the information, and the data
associated with the object of research, which could make it easier for researchers
in analyzing the level of mastery of the professional competence of teacher class
MI Islamiyah Jatimulya. After conducting in-depth research, it can be concluded
that average value of the level of mastery of the professional competence of teacher
class MI Islamiyah Jatimulya in the category of "Good" with the highest percentage
of 70.67%. This indicates that a classroom teacher at MI Islamiyah Jatimulya has
good ability in aspect of professional competence.
Keyword: Competency, Professional, Teacher.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Salawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan tauladan yang baik kepada umat manusia di seluruh
bumi ini hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini merupakan bagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa
pengetahuan dan kemampuan penulis sangatlah terbatas. Maka dengan adanya
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama:
1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, dan seluruh
Bapak/Ibu dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu.
3. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Drs. Ali Nurdin, M.Pd, selaku Dosen
Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan arahan kepada penulis selama
menjalani bimbingan sehingga penulisan ini dapat terselesaikan
4. Dr. Jejen Musfah, M.Pd, selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah
meluangkan waktu dan yang sabar membimbing dan memberikan saran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ati Mahmudah, S.Pd, selaku Kepala MI Islamiyah Jatimulya yang telah
mengizinkan penulisan dalam melakukan penelitian.
6. Guru dan Staf MI Islamiyah Jatimulya, yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian.
v
7. Bapak Muslikhin dan Ibu Suhartiningsih, dan segenap keluarga yang telah
memberikan do’a yang tiada henti, kasih sayang, perhatian dan motivasi demi
terselesaikannya skripsi ini.
8. Seluruh kawan mahasiswa Manajemen Pendidikan angkatan 2014 yang sama-
sama berjuang menyelesaikan skripsi.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap atas segala bantuan yang telash diberikan, semoga tercatat
sebagai amat kebaikan di sisi Allah SWT. Akhirnya, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik membangun untuk memperbaiki segala kekurangan yang tentu
masih ada pada skripsi ini. Semoga persembahan ini dapat memberi manfaat
khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 14 Mei 2019
Putra Setiawan
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 10
A. Kompetensi Guru ....................................................................................... 10
1. Pengertian Kompetensi..................................................................................... 10
2. Pengertian Guru ............................................................................................... 15
3. Kewajiban dan Hak Guru ................................................................................. 17
B. Kompetensi Profesional ............................................................................. 22
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 34
D. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 36
B. Pendekatan dan Metode ............................................................................. 37
C. Sumber Data ............................................................................................... 37
D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38
vii
F. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 41
G. Analisis Data .............................................................................................. 43
H. Instrumen Penelitian................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 47
A. Gambaran Umum MI Islamiyah Jatimulya ................................................ 47
B. Deskripsi dan Analisis Data ....................................................................... 52
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 77
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 78
A. Kesimpulan ................................................................................................ 78
B. Saran ........................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80
LAMPIRAN .......................................................................................................... 82
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kompetensi Profesional Guru Kelas SD/MI ......................................... 31
Tabel 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 36
Tabel 3.2 Instrumen Observasi ............................................................................. 39
Tabel 3.3 Alternatif Jawaban Peneliti atau Jawaban Observasi ............................ 39
Tabel 3.4 Instrumen Studi Dokumentasi ............................................................... 41
Tabel 3.5 Persentase dan Penafsiran ..................................................................... 42
Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Observasi .................................................................. 44
Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara untuk Kepala Sekolah ......................................... 45
Tabel. 3.8 Kisi-kisi Angket untuk Siswa .............................................................. 46
Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik MI Islamiyah Jatimulya .................................... 49
Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik ............................................................................ 50
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana ............................................................................ 50
Tabel 4.4 Perabot dan Mesin Kantor..................................................................... 51
Tabel 4.5 ................................................................................................................ 52
Data Observasi Kegiatan Pendahuluan ................................................................. 52
Tabel 4.6 ................................................................................................................ 53
Data Observasi Pendekatan/ Strategi Pembelajaran ............................................. 53
Tabel 4.7 ................................................................................................................ 54
Data Observasi Penguasaan Materi Pelajaran ....................................................... 54
Tabel 4.8 ................................................................................................................ 54
Data Observasi Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran ................... 54
Tabel 4.9 ................................................................................................................ 55
Data Observasi Pembelajaran Aktif ...................................................................... 55
Tabel 4.10 .............................................................................................................. 56
Data Observasi Penilaian Proses dan Hasil Belajar .............................................. 56
Tabel 4.11 .............................................................................................................. 57
Data Observasi Penggunaan Bahasa ..................................................................... 57
Tabel 4.12 .............................................................................................................. 57
Data Observasi Kegiatan Penutup ......................................................................... 57
Tabel 4.13 .............................................................................................................. 58
Menguasai Materi Pelajaran dengan Baik............................................................. 58
ix
Tabel 4.14 .............................................................................................................. 59
Guru dapat Menjawab Pertanyaan Siswa dengan Baik......................................... 59
Tabel 4.15 .............................................................................................................. 60
Guru Menjelaskan Materi Tanpa Melihat Teks/ Buku ......................................... 60
Tabel 4.16 .............................................................................................................. 61
Siswa Dapat Memahami Materi Pelajaran yang Diajarkan oleh Guru ................. 61
Tabel 4.17 .............................................................................................................. 62
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran dengan Memberi Contoh Aplikasi dalam
Kehidupan Sehari-hari .......................................................................................... 62
Tabel 4.18 .............................................................................................................. 63
Guru Menjelaskan Hubungan Materi Pelajaran Sebelumnya dengan Materi yang
akan Disampaikan ................................................................................................. 63
Tabel 4.19 .............................................................................................................. 64
Guru Menjelaskan tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus
Dikuasai Siswa ...................................................................................................... 64
Tabel 4.20 .............................................................................................................. 65
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran sesuai dengan Urutan yang Tercantum dalam
Buku Paket atau Silabus ........................................................................................ 65
Tabel 4.21 .............................................................................................................. 66
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran secara Rinci dan Terstruktur dengan Baik .. 66
Tabel 4.22 .............................................................................................................. 67
Guru Menggunakan Media Pembelajaran saat Menjelaskan Materi .................... 67
Tabel 4.23 .............................................................................................................. 67
Guru Mengajar dengan Menggunakan Metode yang Bervariasi .......................... 67
Tabel 4.24 .............................................................................................................. 68
Guru Mengajar sesuai dengan Kemampuan Belajar Siswa .................................. 68
Tabel 4.25 .............................................................................................................. 69
Guru Menggunakan Media Pembelajaran sesuai dengan Kemampuan Belajar
Siswa ..................................................................................................................... 69
Tabel 4.26 .............................................................................................................. 70
Guru Melaksanakan Pembelajaran dengan Cara Kooperatif dalam Membahas
Materi Pelajaran .................................................................................................... 70
Tabel 4.27 .............................................................................................................. 71
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran dengan Cara yang Menarik ......................... 71
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Observasi ......................................................................... 88
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ............................................. 95
Lampiran 4. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Wawancara Kepala
Sekolah .................................................................................................................. 96
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ............................................. 100
Lampiran 6. Dokumentasi Keadaan Sekolah ...................................................... 103
Lampiran 7. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 105
Lampiran 8. Surat Izin Observasi dan Penelitian ................................................ 113
Lampiran 9. Profil Penulis .................................................................................. 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan dewasa ini berkembang semakin pesat dan semakin
kompleksnya persoalan yang dihadapi. Persoalan yang dimaksud diantaranya
adalah kompetensi mengajar guru. Karena guru sebagai tenaga pendidik yang
paling banyak berhubungan dengan peserta didik diharuskan mempunyai
kompetensi yang baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Untuk dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, maka seorang guru selayaknya memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Dengan adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut
diharapkan seorang guru menjadi tenaga pendidik dan pengajar yang
profesional.
Kompetensi yang dimiliki oleh guru menunjukkan kemampuannya
dalam menjalankan tugasnya secara profesional atau sebaliknya. Misalnya
negara Tiongkok (China), memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru
untuk mengembangkan kompetensinya, baik secara individu maupun kelompok
dengan tuntutan guru harus mempunyai kemampuan menguasai bahan/ materi
ajar; mengelola program belajar mengajar; mengelola kelas; menggunakan
media; menguasai landasan-landasan pendidikan; menilai prestasi siswa untuk
pendidikan dan pengajaran; mengenal fungsi dan program pelayanan
bimbingan dan penyuluhan; menyelenggarakan administrasi sekolah; dan
memahami prinsip-prinsip guna keperluan pengajaran.1
Pada dasarnya perhatian yang besar terhadap kompetensi guru
diperlihatkan pula di negara-negara seperti: Amerika Serikat, Inggris, Korea
1 Iskandar Agung dan Calvin Capnary, Pengembangan Pengelolaan Sekolah dalam
Peningkatan Kompetensi Guru: Berdasarkan Hasil Penelitian Terhadap Upaya Peningkatan
Kompetensi Guru, (Bogor: IPB Press, 2018), Cet. 1, h. 1
2
Selatan, Jepang, Singapura, dan lainnya. Melalui kompetensinya, tuntutan yang
muncul pada guru haruslah inovatif, kreatif, dan mengembangkan kemampuan
profesional diri secara berkelanjutan. Di beberapa negara mengenakan sanksi
keras terhadap guru, karena dinilai kurang kompeten, produktif, kreatif, dan
dianggap tidak menunjukkan perkembangan dan kemajuan dalam menjalankan
tugasnya. Intinya, kemampuan guru dinilai menjadi unsur strategis dalam upaya
membentuk kualitas sumber daya manusia di negara-negara tersebut.2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Pasal 10, mengamanatkan bahwa guru profesional harus
memiliki syarat kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV dan
memiliki empat kompetensi utama yakni: kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.3 Keempat
kompetensi itu kemudian dijabarkan secara rinci dalam sub-sub kompetensi
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.4
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,
pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan
strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan
komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama
dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara
formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik,
terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan
komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan
2 Ibid., h. 1-2 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bab IV Guru Pasal 10, h. 6 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, h. 1-29
berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal
dari guru dan berujung pada pula.5
Dari 3,9 juta guru yang ada saat ini, masih terdapat 25% guru yang
belum memenuhi syarat kualifikasi akademik, 52% guru belum memiliki
sertifikat profesi, dan hanya 27% yang telah memenuhi syarat kualifikasi
akademik dan memiliki sertifikat profesi. Di sisi lain, seorang guru dalam
menjalankan tugasnya harus memiliki standar kompetensi yang mencakup
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Dosen Universitas
Indraprasta PGRI, Syarifudin Yunus, menambahkan penyebab rendahnya
kompetensi guru. Pertama, ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar.
Masih banyak guru di sekolah yang mengajar mata pelajaran yang bukan bidang
studi yang dipelajarinya. Kedua, kualifikasi guru yang belum setara sarjana.
Konsekuensinya, standar keilmuan yang dimiliki guru menjadi tidak memadai
untuk mengajarkan bidang studi yang menjadi tugasnya. Ketiga, program
peningkatan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru yang rendah, dan keempat,
rekrutmen guru yang tidak efektif.6
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan
penilaian melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi guru yang telah
maupun belum bersertifikat. Uji Kompetensi Guru (UKG) terakhir kali
dilaksanakan tahun 2015 oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen GTK,
Kemdikbud). Dari hasil UKG tahun 2015 tampak bahwa pencapaian
kompetensi pedagogik dan profesional guru di jenjang pendidikan
(dasar dan menengah) masih kurang memuaskan. Secara nasional nilai
rata-rata masih berada di bawah nilai Standar Kompetensi Minimal
(SKM) yang ditetapkan, yakni sebesar 55. Nilai rata-rata yang diperoleh
guru hanya mencapai sebesar 53,05. Memang tercatat ada tujuh provinsi
mendapat nilai di atas nilai rata-rata nasional /SKM 55), yaitu DI
Yogyakarta (62,36), Jawa Tengah (58,93), DKI Jakarta (58,36), Jawa
Timur (56,71), Bali (55,92), Bangka Belitung (55,10), dan Jawa Barat
(55,15), namun lebih banyak provinsi yang mencatat nilai rata-rata lebih
rendah. Khusus untuk guru SD, rata-rata nasional yang dicapai untuk
kedua kompetensi tersebut berada di bawah angka yang ditentukan
dalam SKM, yakni 50,80. Kompetensi pedagogik mencapai nilai rata-
5 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), Cet., 7, h. 5 6 Syarifudin Yunus, Mengkritisi Kompetensi Guru, 2017, (www.detik.com)
rata yang dicapai sebesar 45,54 dan kompetensi profesional sebesar
53,06. Hasil ini cukup memperihatinkan, terutama mengingat
pendidikan Sekolah Dasar (SD) akan memberikan kemampuan dasar
bagi penyelenggaraan pendidikan di jenjang selanjutnya.7
Kenyataan pula bahwa berdasarkan uji kompetensi guru yang dilakukan
oleh pihak Ditjen GTK dihasilkan kondisi kompetensi pedagogik dan
profesional masih belum memuaskan. Sebagian besar guru masih mencatat nilai
di bawah rata-rata standar kompetensi minimal (SKM) sebesar 55. Meski ada
wilayah provinsi yang guru-gurunya mencatat nilai rata-rata di atas SKM
tersebut, tetapi kurang memperlihatkan hasil yang menyolok. Eksplisit, kondisi
kompetensi guru tidak memperlihatkan perbedaan antarwilayah provinsi di
Indonesia.
Hasil UKG menjadi acuan dalam penilaian diri (self assessment) bagi
guru tentanag kompetensinya sehingga dapat menetapkan modul peningkatan
kompetensi guru pembelajar yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kompetensinya, dan menjadi acuan bagi penyelenggara Program Peningkatan
Kompetensi Guru Pembelajar untuk melakukan analisis kebutuhan.8
Dari lapangan juga diperoleh bahwa belum terdapat perubahan
signifikan antara penyusunan rencana pembelajaran (RPP) sebelum dengan
sesudah memperoleh sertifikat. Sebagian besar masih menggunakan RPP pola
lama yang umumnya diadopsi dari Kelompok Kerja Guru (KKG/MGMP), dan
lebih berfungsi sebagai pemenuhan persyaratan administratif. Meski dalam
pelatihan PLPG, guru dibekali dengan penguasaan materi/substansi mata
pelajaran yang menjadi tugas pokoknya, penyusunan silabus dan RPP, tetapi
belum tampak adanya kemandirian dan kreativitas individual guru, dan bahkan
tidak jarang berlangsung inkonsistensi dalam pelaksanaannya. Alasan yang
umum dikemukakan, RPP sulit diterapkan karena kurang didukung oleh
fasilitas belajar di sekolah yang memadai.
Dalam memberikan materi pembelajaran, guru masih miskin sumber
kepustakaan, cenderung bergelut dengan pola pembelajaran pasif, searah,
7 Iskandar Agung, op. cit., h. 5-6 8 Ibid., h. 44
monoton, dan kurang menggunakan metode pembelajaran yang variatif. Meski
ditemukan variasi metode pembelajaran, kerapkali tidak/kurang diketahui
tujuan pemanfaatannya. Tidak jarang ditemukan penggunaan variasi metode
lebih ditujukan untuk memenuhi instruksi dari atasannya, dan bukan didasarkan
atas kebutuhan. Implikasi lebih lanjut, guru kurang memperlihatkan adanya
upaya untuk merawat dan meningkatkan kompetensi secara berkelanjutan,
sebaliknya cenderung bersikap pasif.9
Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum semakin
membuat laju perkembangan pendidikan belum maksimal. Bila ditinjau dan
diamati masih banyak guru yang belum memiliki profesionalitas yang baik
untuk kemajuan pendidikan secara global.
Padahal kita ketahui gurulah yang akan mengubah pemahaman siswa
yang tidak paham menjadi paham, yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak
mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain tanpa kehadiran guru, profesi-
profesi lain tidak akan berkembang. Pengabdian tanpa pamrih ini tentunya
berbuah manis dengan adanya penghargaan dari pemerintah dan masyarakat.
Penghargaan tidak harus berupa materi tetapi dapat berupa sikap seperti lebih
dihormati.
Tuntutan yang dihadapi oleh guru adalah kemampuannya dalam
menyusun perencanaan pembelajaran secara mandiri. Kemampuan ini akan
membawa pada daya kreativitas guru untuk mengembangkan dan memperkaya
bahan/materi ajar dari berbagai sumber, dan sebaliknya apabila perencanaan
pembelajaran itu diperoleh dari mencontoh sepenuhnya dari rekan satu kerja,
organisasi guru, atau pihak lainnya. Hal yang terakhir ini akan menyebabkan
guru kurang bersikap aktif dalam merencanakan pembelajaran, kurang kreatif
dan inovatif, dan bahkan apabila ada yang tidak dimengertinya akan ditinggal
atau tidak diajarkan kepada siswa.
Atas dasar itu seorang guru dituntut mampu mengembangkan instruksi
pembelajaran, bukan hanya bersifat tuntas, tetapi juga efektif. Untuk ini guru
9 Ibid., h. 8
haruslah kreatif dan mampu berpikir kritis dalam merancang, menyiapkan, dan
menjalankan pembelajaran, bukan hanya terkait dengan bahan/materi ajar yang
diberikan, tetapi juga dalam mengelola waktu pembelajaran, pemberian tugas,
dan sebagainya. Dari sisi bahan/materi ajar salah satunya, seorang guru haruslah
memahami materi ajar yang saling berhubungan atau berkaitan sehingga dapat
memberikan secara berkesinambungan, bukan meloncat-loncat, dengan
didukung pula oleh pemanfaatan perlakuan lain seperti pemberian tugas
mencari bahan, diskusi, tugas kelompok memecahkan permasalahan, dan
sebagainya. Dengan demikian penyampaian bahan/materi ajar pun diharapkan
dapat berlangsung efektif.
Namun persoalan yang kerapkali muncul dan dikemukakan oleh guru
adalah padatnya kurikulum yang harus disampaikan kepada peserta didik.
Akibatnya, instruksi pembelajaran tidak jarang tidak dapat mencapai
keseluruhan dari pesan yang terkandung dalam kurikulum. Seandainya
terpenuhi hanya bersifat mengejar target, terlepas dari penyerapan dan
pemahaman peserta didik sendiri.
Penguasaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi membuat
siswa cepat merasa bosan selama kegiatan belajar mengajar. Tidak dapat
dipungkiri seorang siswa akan timbul rasa bosan apabila proses belajar
mengajar monoton hanya menggunakan satu metode pembelajaran saja. Rasa
bosan dapat membuat siswa tidak fokus dan malas belajar.
Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa, serta ketercapaian tujuan yang diharapkan diakhir
pembelajaran. Akan tetapi, kegiatan evaluasi pembelajaran masih jarang
dilakukan oleh guru kepada siswa.
Penggunaan media, alat, dan sumber belajar yang masih kurang padahal
penggunaan alat, media dan sumber belajar dengan benar dan sesuai dengan
perkembangan zaman membuat siswa menjadi lebih semangat belajar karna
proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
Penerapan teori belajar yang tidak sesuai dengan taraf perkembangan
peserta didik, hal ini harus dicegah karena setiap tingkatan pendidikan taraf
perkembangan siswa berbeda-beda maka seorang guru harus mampu
menyesuaikan teori belajar yang dipakai berdasarkan taraf perkembangan
siswa.
Kemampuan mewujudkan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
mendukung pelaksanaan tugas/kerja pun jarang dilakukan guru. Padahal
melalui kegiatan PTK berfungsi ganda, di satu pihak dapat menjadi wahana bagi
guru untuk mendalami, memahami, dan memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran, di lain pihak merupakan upaya pengembangan
diri dan pemenuhan kompetensi dan profesionalisme kerja.
Seperti halnya seorang guru yang hanya memiliki pengetahuan ilmu
yang masih minim, padahal itu merupakan kunci utama seorang guru untuk
mengajar, bagaimana mungkin jika seorang siswa bertanya kepada guru tetapi
guru tidak mampu menjawab dan menjelaskan secara rinci pertanyaan siswa.
Hal tersebut menyatakan bahwa masih ada guru yang tidak menguasai
atau memiliki kompetensi profesional guru. Padahal di sekolah guru dituntut
untuk menjadi tokoh yang harus meningkatkan sentral kompetensinya.
Oleh karenanya, masih diperlukan upaya untuk meningkatkan kondisi
kompetensi guru sebagai salah satu unsur penting dalam menghasilkan kualitas,
daya saing, dan karakter peserta didik/siswa yang memadai. Pencapaian hasil
pendidikan seperti itu memerlukan guru yang mampu memperlihatkan
kompetensi dan profesionalisme kerja yang memadai.
Berdasarkan kondisi diatas, sedikitnya terdapat dua kategori kompetensi
yang harus dimiliki guru, yakni (1) kompetensi profesional yaitu kemahiran
merancang, melaksanakan, dan menilai tugas sebagai guru, yang meliputi
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, dan (2) kompetensi
personal, yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial, dan
spiritual. Semua itu perlu dimiliki oleh guru yang perlu diwujudkan dalam
bentuk standar dan sertifikasi kompetensi guru.
Kompetensi pertama seharusnya dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan
melalui proses pendidikan akademik dan profesi suatu lembaga pendidikan.
Sedangkan kompetensi kedua merupakan kristalisasi pengalaman dan
pergaulan seorang guru, yang terbentuk dalam lingkungan keluarga, masyarakat
dan sekolah tempat melaksanakan tugas.
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti masalah tersebut lebih lanjut yang dirumuskan dalam
judul “Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Di Mi Islamiyah Jatimulya
Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis, penulis memberikan
identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan penelitian, sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi.
2. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran kurang efektif.
3. Terbatasnya media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan.
4. Masih ada guru yang belum menguasai teknologi informasi dan
komunikasi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, peneliti memfokuskan
permasalahan penelitian pada Penguasaan Kompetensi Profesional Guru MI
Islamiyah Jatimulya Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana penguasaan kompetensi profesional guru di MI
Islamiyah Jatimulya Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, penulis menentukan tujuan
yang ingin dicapai adalah ingin mengetahui gambaran penguasaan kompetensi
profesional guru di MI Islamiyah Jatimulya Kecamatan Lebaksiu Kabupaten
Tegal.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis penelitian ini memberikan manfaat diantaranya adalah
memberikan sumbangan informasi mengenai kompetensi guru, khususnya
kompetensi profesional, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi bagi
kelangsungan dan perkembangan dunia pendidikan dari segi guru, sehingga
mampu memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.
2. Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat diantaranya yaitu:
a. Bagi Guru
Sebagai bahan refleksi diri untuk lebih meningkatkan kompetensi
profesionalannya, sehingga ketika guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran mampu mengemas pembelajaran secara menarik sehingga
proses pembelajaran berjalan lebih optimal serta dapat meningkatkan
kapasitas guru agar lebih profesional.
b. Bagi Sekolah
Memperoleh informasi mengenai kompetensi profesional guru di MI
Islamiyah Jatimulya, sehingga dapat menjadi data bagi pihak sekolah
untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi profesional guru dan
sebagai upaya untuk meningkatkan keprofesionalan guru.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman serta dapat dijadikan referensi tentang
kompetensi yang harus dikuasai oleh guru, khusunya kompetensi
professional yang nantinya harus dikuasai oleh peneliti ketika nantinya
menjadi guru. Serta menambah wawasan bagi peneliti untuk
meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kompetensi
berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan
sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan
atau kecakapan.10 Menurut asal katanya, competency berarti kemampuan
atau kecakapan. Selain memiliki arti kemampuan, kompetensi juga
diartikan … the state of being legally competent or qualifed, yaitu keadaan
berwewenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Dalam
terminologi yang berlaku umum, istilah kompetensi berasal dari bahasa
inggris, yaitu competence sama dengan being competence dan competence
sama dengan having ability, power, authority, skill, knowledge, attitude. etc.
Menurut Fullan yang dikutip oleh Jamil:
Competence is broad capacities as fully human attribute.
Competence is supposed to include all “qualities of personal
effectiveness that are required in the workplace”, it is certain that
we have here a very diverse set of qualities indeed: attitudes,
motives, interests, personal attunements of all kinds, perceptiveness,
receptivity, openness, creativity, social skill generally, interpersonal
maturity, kinds of personal identification, etc. – as well as
knowledge, understandings, actions, and skill.11
Inti dari pengertian kompetensi tersebut lebih cenderung pada apa
yang dapat dilakukan seseorang/masyarakat daripada apa yang mereka
ketahui (what people can do rather than what they know).
Lynn & Nixon, sebagaimana yang dikutip oleh Jamil, menyatakan
competence may range from recall and understanding of facts and concepts,
10 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2008), h. 743 11 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) h. 97
11
to advanced motor skill, to teaching behaviors and professional values.
Artinya, kompetensi atau kemampuan terdiri dari pengalaman dan
pemahaman tentang fakta dan konsep, peningkatan keahlian, juga
mengajarkan perilaku dan sikap. Sementara menurut Finch & Crunkilton,
competencies are those taks, skills, attitudes. values, and appreciation that
are deemed critical to success in life or in earning a living. Pernyataan ini
mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan. sikap,
nilai. dan apresiasi diberikan dalam kerangka keberhasilan
hidup/penghasilan hidup.12 Hal ini diperkuat oleh pernyataan Broke and
Stone dalam Uzer Usman, menyatakan Descriptive of qualitative natur or
teacher behavior appears to be entirely meaningful. Kompetensi
merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak
sangat berarti.13
Dari beberapa definisi tentang kompetensi di atas di antara pendapat
para tokoh dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan
(kecakapan) penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Istilah kompetensi guru memiliki banyak arti dan makna, Mulyasa
mengemukakan bahwa "kompetensi guru sebagai gambaran kuantitatif
tentang hakikat perilaku yang penuh arti".14
Menurut Pupuh Fathurohmman dan Aa Suryana,
menjelaskan bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan
dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta
12 Ibid., h. 98 13 Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
h. 14 14 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), Cet.7, h. 25
12
penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja
yang dibutuhkan oleh lapangan.15
Sedangkan Sofo dalam buku Profesi Keguruan karya Rulam
Ahmadi, mengemukakan bahwa kompetensi terdiri dari keterampilan,
pengetahuan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah penerapan secara
konsisten dari keterampilan, pengetahuan, dan sikap tersebut dalam standar
kinerja pekerjaan yang dibutuhkan.16
Konsep dari dikemukakan oleh Gordon sebagaimana yang dikutip
oleh Mulyasa, ada enam aspek atau tanah yang terkandung dalam konsep
kompetensi, yaitu (1) pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam
bidang kognitif; (2) pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif
dan afektif yang dimiliki individu; (3) kemampuan (skill), sesuatu yang
dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepadanya; (4) nilai (value), suatu standar perilaku yang telah diyakini dan
secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang; (5) sikap (attitude),
perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu
rangsangan yang datang dari luar, dan (6) minat (interest), yaitu
kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.17
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, "Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan".18 Dalam
hubungannya dengan tenaga kependidikan, kompetensi menunjuk pada
perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi sertifikasi tertentu dalam
melaksanakan tugas kependidikan. Tenaga kependidikan dalam hal ini
adalah guru. Guru harus memiliki kompetensi yang memadai agar dapat
15 Pupuh Fatuhrohmah dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT. Refika Aditama,
2012) h. 13 16 Rulam Ahmadi, Profesi Keguruan. Konsep dan Strategi Mengembangkan Profesi dan
Karier Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), Cet. 1., h. 17 17 Ibid., h. 18-19 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
h. 3
13
menjalankan tugas dengan baik. Selain kompetensi yang telah dipaparkan
diatas kompetensi guru diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 Tentang Guru BAB II Pasal 2 bahwa "Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional".19
Hal tersebut juga dijelaskan dalam pasal 3 bahwa:
1. Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai dan dilaksanakan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
2. Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
3. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) holisti.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru sebagai keterampilan, pengetahuan, nilai, dan sikap yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru yang bersumber dari
pendidikan, pelatihan dan pengalaman sehingga dapat
mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran.
Nana Sudjana, mengutip pendapat Cooper menjelaskan bahwa ada
empat kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu:20
1) Mempunyai pengetahuan tentang belajar tingkah laku manusia.
2) Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
3) Mempunyai sikap yang tepat tentang dirinya, sekolah, teman sejawat
dan bidang studi yang dibinanya.
4) Mempunyai kemampuan tentang teknik mengajar.
19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, h. 5 20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h.17
14
Sementara itu menurut pendapat Glasser yang dikutip Nana
Sudjana, yang menyebutkan ada empat yang harus dikuasi oleh guru,
meliputi: “1) Menguasai bahan pelajaran, 2) Kemampuan mendiagnosa
tingkah laku siswa, 3) Kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, 4)
Kemampuan mengukur hasil belajar siswa”.21
Pada tahun 1970-an terkenal wacana tentang apa yang disebut
sebagai pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi atau “Competency
Based Training Education (CBTE)”. Pada saat itu, Direktorat Pendidkan
Guru dan Tenaga Teknis (Disguntentis) pernah mengeluarkan “buku saku”
tentang sepuluh kompetensi guru, yaitu:22
1) Memiliki kepribadian sebagai guru.
2) Menguasai landasan pendidikan.
3) Menguasai bahan pengajaran.
4) Menyusun program pengajaran.
5) Melaksanakan proses belajar mengajar.
6) Melaksanakan penilaian pendidikan.
7) Melaksanakan bimbingan.
8) Melaksanakan administrasi.
9) Menjalin interaksi dengan guru, sejawat, dan masyarakat.
10) Melaksanakan penelitian sederhana.
Kesepuluh kompetensi di atas diharapkan dimiliki guru secara
maksimal agar proses belajar mengajar akan lebih efektif sehingga
menghasilkan peserta didik yang kompeten. Menurut Suparlan,
“Kompetensi minimal yang harus dimiliki guru meliputi: menguasai
materi, metode dan sistem penilaian, namun jika tidak dilandasi
penguasaan kepribadian keguruan dan ketrampilan lainnya, guru tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional”.23
21 Ibid., h.18 22 Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006) h.81-82 23 Ibid., h.83
15
Jika guru menguasai dan melaksanakan kesepuluh kompetensi
tersebut dalam proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar sekolah
maka guru itu diharapkan dapat menjadi guru yang efektif. Guru yang
mampu melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik.
2. Pengertian Guru
Dalam pepatah Jawa, guru adalah sosok yang digugu omongane lan
ditiru tindakane (dipercaya ucapannya dan dicontoh tindakannya).
Menyandang profesi guru, berarti harus menjaga citra, wibawa,
keteladanan, integritas, dan kredibilitasnya. Ia tidak hanya mengajar di
depan kelas, tapi juga mendidik, membimbing, menuntun, dan membentuk
karakter moral yang baik bagi siswa-siswanya.
Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab,
yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya, guru adalah
seseorang yang memberikan ilmu. Pendapat klasik mengatakan bahwa guru
adalah orang yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi
tidak melihat sisi lain sebagai pendidik dan pelatih). Namun, pada dinamika
selanjutnya, definisi guru berkembang secara luas. Guru disebut pendidik
profesional karena guru itu telah menerima dan memikul beban dari orang
tua untuk mendidik anak. Guru juga dikatakan sebagai seseorang yang
memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah atau swasta untuk
melaksanakan tugasnya, dank arena itu memiliki hak dan kewajiban untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah.24
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), guru diartikan
sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar.25 Dalam
Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Pasal 1, Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa
24 Jamil Suprihatiningrum, op. cit., h. 23 25 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2008), h., 497
16
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan menengah.26 Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki
kemampuan merancang program pembelajaran, serta mampu menata dan
mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Mengutip pendapat Laurence & Jonathan dalam bukunya This is
Teaching (halaman 10): “Teacher is professional person who conducts
classes” (guru adalah seorang yang mempunyai kemampuan dalam menata
dan mengelola sekolah). Sementara menurut Jean & Morris dalam
Foundation of Teaching, an Introduction to Modern Educational, (halaman
141: “Teacher are those persons who consciously direct the experiences and
behavior of and individual so that education takes places”. Artinya, guru
adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah
laku dari seorang individu sehingga dapat terjadi pendidikan.27
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
adalah orang yang memiliki tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa agar
siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Guru adalah profesi yang sangat strategis dan mulia. Inti tugas guru
adalah menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat, serta perilaku
buruk yang menghancurkan masa depan mereka. Tugas tersebut merupakan
tugas para nabi, tetapi karena nabi sudah tidak ada, tugas tersebut menjadi
tugas guru. Jadi, guru adalah pewaris nabi. Sebagai pewaris nabi, guru harus
memaknai tugasnya sebagai amanat Allah untuk mengabdi kepada
sesamanya dan berusaha melengkapi dirinya dengan empat sifat utama para
nabi, yaitu sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tablig (mengajarkan
semuanya sampai tuntas), dan fathonah (cerdas). Apabila keempat sifat
26 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, h. 2 27 Jamil Suprihatiningrum, op. cit., h. 24-25
17
tersebut ada para guru, guru pasti akan dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional.28
3. Kewajiban dan Hak Guru
a. Kewajiban Guru
Kewajiban guru adalah melayani pendidikan khususnya di
sekolah, melalui kegiatan mengajar, mendidik, dan melatih, untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, menyiapkan generasi bangsa kita agar
mampu hidup di dunia yang sedang menunggui mereka. Agar tujuan itu
dapat dicapai maka disyaratkan: (a) jumlah guru memadai dengan
jumlah sekolah yang harus dilayani; dan (b) jenis guru yang disediakan
sesuai dengan kompetensi guru yang dibutuhkan dan proporsional
dengan jumlah kompetensi guru itu.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, kewajiban guru sebagai berikut:29
1) Memiliki kualifikasi akademik yang berlaku (S-1 atau D-IV)
2) Memiliki kompetensi pedagogik, yang meliputi:
a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
b) Pemahaman terhadap siswa;
c) Pengembangan kurikulum atau silabus;
d) Perancangan pembelajaran;
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran;
g) Evaluasi hasil belajar;
h) Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
3) Memiliki kompetensi kepribadian, yang meliputi:
a) Beriman dan bertakwa;
b) Berakhlak mulia;
c) Arif dan bijaksana;
d) Demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, dan
sportif;
e) Menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat;
28 Ibid., h. 28 29 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, h. 6-
7
18
f) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri;
g) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
4) Memiliki kompetensi sosial, yang meliputi:
a) Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;
b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional;
c) Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua
atau wali siswa;
d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku;
e) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.
5) Memiliki kompetensi profesional, yang meliputi:
a) Mampu menguasai materi pelajaran secara luas dan
mendalam sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu;
b) Mampu menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan,
teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual
menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan,
mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu.
6) Memiliki sertifikat pendidik
7) Sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
8) Melaporkan pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan
yang dilakukan oleh siswa kepada pemimpin satuan pendidikan.
9) Menaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah.
10) Melaksanakan pembelajaran yang mencakup kegiatan pokok.
a) Merencanakan pembelajaran;
b) Melaksanakan pembelajaran;
c) Menilai hasil pembelajaran;
d) Membimbing dan melatih siswa;
e) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
19
hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang
kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang
tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola
para siswanya. Pelajaran apa pun yang diberikan, hendaknya dapat
menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Masyarakat
menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya
karena dari seorang guru, di depan memberikan suri teladan, di tengah-
tengah membangun, di belakang memberikan dorongan dan motivasi.30
Ini sesuai dengan ungkapan ing ngarsa sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani. Artinya guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
b. Hak Guru
Hak guru adalah hak untuk memperoleh gaji, hak untuk
pengembangan karier, hak untuk mengembangkan kesejahteraan, dan
hak untuk memperoleh perlindungan hukum, baik dalam melaksanakan
tugas maupun dalam memperoleh hak-hak mereka.31 Berikut ini adalah
hak-hak guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
1) Mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik
bagi guru yang telah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV.
2) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial.
3) Mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan subsidi
tunjangan fungsional bagi guru yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
30 Jamil Suprihatiningrum, op. cit., h. 32-38 31 Jamil Suprihatiningrum, loc. cit.
20
a) Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu
nomor registrasi guru oleh Departemen;
b) Memenuhi beban kerja sebagai guru;
c) Mengajar sebagai guru mata pelajaran dan/atau guru kelas pada
satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan sertifikat
pendidik yang dimilikinya;
d) Terdaftar pada Departemen sebagai guru tetap;
e) Berusia paling tinggi 60 tahun;
f) Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan
pendidikan tempat bertugas.
4) Mendapat maslahat tambahan dalam bentuk:
a) Tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, atau
penghargaan bagi guru.
b) Kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan/atau putri
guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
5) Mendapat penghargaan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat
prestasi kerja luar biasa baiknya, kenaikan jabatan, uang atau
barang, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain.
6) Mendapat tambahan angka kredit setara untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi 1 (satu) kali bagi guru yang bertugas di daerah
khusus.
7) Mendapat penghargaan bagi guru yang gugur dalam melaksanakan
tugas pendidikan.
8) Mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja dalam
bentuk kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan
fungsional.
9) Memberikan penilaian hasil belajar dan menentukan kelulusan
kepada siswa.
10) Memberikan penghargaan kepada siswa yang terkait dengan prestasi
akademik dan/atau prestasi non-akademik.
11) Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar aturan.
21
12) Mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk
rasa aman dan jaminan keselamatan.
13) Mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil.
14) Mendapatkan perlindungan profesi terhadap:
a) Pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b) Pemberian imbalan yang tidak wajar;
c) Pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan
terhadap profesi;
d) Pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat guru
dalam melaksanakan tugas.
15) Mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari
satuan pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap:
a) Risiko gangguan keamanan kerja;
b) Kecelakaan kerja;
c) Kebakaran pada waktu kerja;
d) Bencana alam;
e) Kesehatan lingkungan kerja; dan/atau
f) Risiko lain.
16) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan ha katas kekayaan
intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
17) Memperoleh akses memanfaarkan sarana dan prasarana
pembelajaran.
18) Berserikat dalam organisasi profesi guru.
19) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
20) Kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensinya, serta untuk memperoleh pelatihan
dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
21) Berhak memperoleh cuti studi.
22
B. Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Kompetensi profesional guru menggambarkan tentang kemampuan
yang harus dimiliki oleh seseorang yang mengampu jabatan sebagai seorang
guru. artinya kemampuan yang ditampilkan itu menjadi ciri keprofesionalan.32
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing siswa
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional
pendidikan.33 Penguasaan materi pelajaran merupakan keharusan guru.
Walaupun guru bukan merupakan satu-satunya sumber bagi peserta didik
untuk belajar, namun kemampuan guru dalam penguasaan materi secara
mendalam berpengaruh terhadap bagaimana guru menyampaikan materi
kepada peserta didik. Ketika guru tidak dapat menguasai pelajaran yang
akan diajarkan maka dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran tidak akan
berjalan secara efektif, sebaliknya ketika guru mampu menguasai materi secara
mendalam maka guru dapat membimbing siswa dalam proses pembelajaran
tersebut.
Kompetensi guru profesional menurut pakar pendidikan seperti
Soediarto, sebagai seorang guru agar mampu menganalisis, mendiagnosis, dan
memprognosis situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional
perlu menguasai antara lain (a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber
bahan pelajaran; (b) bahan ajar yang diajarkan; (c) pengetahuan tentang
karakteristik siswa; (d) pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan; (e)
pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar; (f) penguasaan
terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran; dan (g) pengetahuan terhadap
32 Ibid., h. 114 33 Ibid., h. 115
23
penilaian. dan mampu merencanakan. memimpin, guna kelancaran proses
pendidikan.34
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa kompetensi
profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang meliputi:35
a. konsep, struktur, dan metode keilmuan/ teknologi/ seni yang menaungi
koheren dengan materi ajar;
b. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
c. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
d. penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari;
e. kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa kompetensi profesional
salah satunya guru harus mempunyai kecakapan terkait konsep, struktur,
metode teknologi yang mempunyai kaitan dengan bahan ajar yang akan
diajarkan di sekolah dasar. Kecakapan dalam mengaitkan setiap unsur
pelajaran dengan konsep, struktur, metode/ teknologi adalah dasar guru untuk
menciptakan suatu pembelajaran yang akan berjalan lebih variasi.
Konsep pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik
sebelumnya sudah dikuasai guru secara mendalam dan guru juga mengetahui
serta menguasai hubungan konsep pembelajaran dengan mata pelajaran terkait.
Penguasaan konsep ini akan mempermudah guru ketika mengajarkan materi
untuk peserta didik. Guru juga harus mampu untuk menanamkan konsep-
konsep yang sudah diajarkan ke peserta didik untuk diimplemetasikan/
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu dalam pembelajaran
yang dilakukan sangat dianjurkan oleh guru untuk mengkonstektualkan
pembelajaran dan membuat pembelajaran dekat dengan kehidupan sehari-hari
34 Ibid., h., 119 35 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, h. 59
24
peserta didik, agar guru mudah menginternalkan konsep keilmuan ke dalam
kehidupan peserta didik.
Schraw, et.al menyatakan seorang guru memerlukan waktu 5
sampai 10 tahun atau 10.000 jam untuk menjadi seorang guru yang ahli.
Dalam perjalanan yang lama itu, guru harus mengembangkan
pembelajaran lebih lanjut dan meningkatkan penguasaan materi. Hal
ini menunjukkan bahwa untuk menjadi guru yang ahli (profesional)
bukanlah cara yang mudah, tetapi harus melalui perjalanan panjang
disertai pengembangan diri yang terus-menerus. Seorang guru kimia,
yang mana ilmu yang diajarkan selalu berkembang secara terus-
menerus. harus berusaha mengikuti perkembangan ilmu yang aktual
agar siswa menjadi tertarik dan termotivasi untuk memahaminya.
Pemanfaatan perpustakaan jangan hanya bagi siswa ketika
mengerjakan tugas dari guru, tetapi guru itu sendiri harus dapat
memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana untuk menggali ilmu dan
peningkatan profesional mereka.36
Kompetensi profesional menuntut setiap guru untuk menguasai materi
yang akan diajarkan, termasuk langkah-langkah yang perlu diambil guru dalam
memperdalam penguasaan bidang studi yang diampunya. Guru harus ahli
dalam bidangnya. Apabila guru tidak ahli dalam bidangnya. guru akan
menghadapi kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
Guru yang mempunyai kompetensi profesional harus mampu memilah
dan memilih serta mengelompokkan materi pembelajaran yang akan
disampaikannya kepada siswa sesuai dengan jenisnya. Tanpa kompetensi
tersebut, dapat dipastikan bahwa guru tersebut akan menghadapi berbagai
kesulitan dalam membentuk kompetensi siswa, bahkan akan gagal dalam
melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, kompetensi profesional adalah
kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-
tugas keguruan. Tingkat keprofesionalan guru dapat dilihat dari beberapa
36 Jamil Suprihatiningrum, op. cit., h. 117
25
indikator terkait keprofesionalitasan.37 Beberapa kemampuan yang
berhubungan dengan kompetensi ini di antaranya:
a. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham
akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran. Tujuan dari
pendidikan merupakan hal yang paling mendasar yang harus diketahui
guru, sehingga ketika guru mengajar peserta didik, guru mempunyai
landasan dalam mengajar yang tentunya harus sesuai dengan tujuan
pendidikan baik yang bersifat nasional, institusional hingga tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mempermudah guru dalam
membuat rancangan pembelajaran.
b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan. Guru diharapkan tahu
perkembangan psikologi tiap peserta didik (tahap perkembangan kognitif
siswa) sehingga ketika guru memahami tahapan perkembangan peserta
didik akan mempermudah guru dalam mengaplikasikan metode
pembelajaran. Selain tahap perkembangan, guru juga diharapkan tahu
mengenai teori belajar, serta kebutuhan tiap peserta didik. Setiap peserta
didik mempunyai kekhasan sendiri dalam menguasai materi, guru harus
mampu mengakomodasi gaya belajar tiap peserta didik.
c. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang
studi yang diajarkannya. Kemampuan ini mutlak harus dikuasai oleh setiap
guru. Guru harus mampu menguasai materi secara mendalam sesuai
dengan bidang yang diajarkannya. Karena keberhasilan suatu pembelajaran
sangat ditunjang oleh seberapa besar pengetahuan guru terhadap materi
yang diajarkannya disamping metode yang digunakan.
d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran. Guru harus tetap senantiasa melakukan pengkajian dan
penelitian untuk mendapatkan metode apa yang paling cocok diterapkan
untuk peserta didik. Strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan
37 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Media Grup, 2011), h.
288
26
sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan juga output
pembelajaran. Guru juga harus mampu memberikan variasi terhadap
pembelajaran agar peserta didik tidak bosan.
e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar. Media merupakan sarana yang sangat menunjang dalam proses
pembelajaran. Pemanfaatan secara maksimal dapat mempermudah anak
didik untuk menangkap pembelajaran. Selain itu guru juga harus mampu
memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang tersedia baik cetak
maupun non cetak.
f. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Evaluasi
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam
penguasaan materi. Maka sangat penting bagi guru untuk melakukan
evaluasi baik lisan maupun tertulis.
g. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran. Setiap guru harus
mampu menyusun program pembelajaran. Program pembelajaran ini
yang menjadikan pedoman guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran untuk siswa.
h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang misalnya
paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan.
i. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja. Guru harus selalu mengembangkan ilmu terutama
dalam hal kependidikan untuk menunjang keprofesionalannya. Maka dari
itu melakukan penelitian seperti Penelitian Tindakan Kelas dan berpikir
secara ilmiah merupakan salah satu cara untuk selalu mengembangkan
ilmu sekaligus menyumbang ilmu di bidang pendidikan.
Hamzah B. Uno menyatakan bahwa kompetensi profesional seorang
guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru
agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya hingga berhasil. Kompetensi
profesional mengajar menurut Hamzah B. Uno meliputi sebagai berikut:38
38 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 19
27
a. Merencanakan sistem pembelajaran
1) merumuskan tujuan;
2) memilih prioritas materi yang akan diajarkan;
3) memilih dan menggunakan metode;
4) memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada;
5) memilih dan menggunakan media pembelajaran.
b. Melaksanakan sistem pembelajaran
1) memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat;
2) menyajikan urutan pembelajaran secara tepat.
c. Mengevaluasi sistem pembelajaran
1) memilih dan menyusun jenis evaluasi;
2) melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses;
3) mengadministrasikan hasil evaluasi.
d. Mengembangkan sistem pembelajaran
1) mengoptimalisasi potensi peserta didik;
2) meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri;
3) mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
profesional mengajar meliputi merencanakan sistem pembelajaran,
melaksanakan sistem pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran, dan
mengembangkan sistem pembelajaran. Keempat komponen di atas harus
dikuasai dan dilaksanakan oleh guru sebelum, ketika, dan selesai kegiatan
pembelajaran agar tujuan instruksional dari pembelajaran sendiri dapat
tercapai secara optimal.
Moh. Uzer Usman menggolongkan kompetensi profesional menjadi
beberapa bagian yang spesifik. Kompetensi profesional ini harus dimiliki guru,
yang meliputi:39
a. Menguasai landasan kependidikan
39 Moh. Uzer Usman, op. cit., h. 18-19
28
1) mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional;
2) mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat;
3) mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
b. Menguasai bahan pengajaran
1) menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan
menengah;
2) menguasai bahan pengayaan.
c. Menyusun program pengajaran
1) menetapkan tujuan pembelajaran;
2) memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran;
3) memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar;
4) memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai;
5) memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
d. Melaksanakan program pengajaran
1) menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat;
2) mengatur ruang belajar;
3) mengelola interaksi belajar mengajar.
e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
1) menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran;
2) menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Dari hasil pemaparan Uzer Usman, kompetensi profesional guru adalah
Di mana guru harus mampu menguasai mulai dari landasan kependidikan,
menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan
program pengajaran, sampai menilai hasil dan proses belajar mengajar yang
dilaksanakan. Guru harus mampu menguasai kompetensi tersebut karena
guru merupakan profesi sehingga dibutuhkan profesionalitas dalam mengajar.
Hal ini akan berdampak pada kualitas pendidikan yang telah dilaksanakan.
Sehingga penguasaan guru terhadap keempat indikator kompetensi profesional
sangat penting untuk dilakukan guru.
29
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru ada lima kompetensi profesional guru yang harus
dimiliki oleh guru yang meliputi:40
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu. Kemampuan menguasai bahan
pelajaran sebagai bagian intergral dari proses belajar mengajar, hendaknya
tidak dianggap pelengkap profesi guru. Selain itu guru juga dituntut untuk
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam hal
kependidikan. Mengetahui setiap konsep mengenai pembelajaran sangat
diperlukan guru ketika memberikan materi kepada peserta didik.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/
bidang pengembangan yang diampu. Penguasaan terhadap standar
kompetensi dan kompetensi dasar sangat penting untuk guru karena akan
berkaitan dengan materi serta pengelolaan dalam pembelajaran. Guru dapat
mengoptimalkan materi yang akan disampaikan dan mendapatkan banyak
informasi terkait hal tersebut manakala guru menguasai dan memahami
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang diterapkan.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif. Tindakan reflektif berupa evaluasi terhadap diri sendiri
terkait bagaimana guru mengelola pembelajaran sangat perlu untuk
dilakukan oleh seorang guru untuk lebih meningkatkan kapasitasnya
dalam mendidik dan juga sebagai perbaikan guru dalam mengajar.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Hamzah B. Uno bahwa guru harus terampil dalam
melakukan interaksi dengan para peserta didik, dengan mempertimbangkan
tujuan dan materi pembelajaran, kondisi peserta didik, suasana belajar,
40 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, h. 13-15
30
jumlah peserta didik, waktu yang tersedia dan faktor yang menyangkut guru
tersebut. Tentunya dalam berkomunikasi ini tidak hanya meliputi lingkup
sekolah namun lebih luas dari itu yaitu lingkup masyarakat.41
Menurut Cooper dalam Isman terdapat 4 komponen kompetensi
profesional guru, yaitu:
a. Memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia. Ciri
guru yang mempunyai kompetensi profesional yang memadai adalah tahu
dan menguasai mengenai teori tentang belajar untuk peserta didik serta
tingkah laku manusia yaitu peserta didik itu sendiri. Pengetahuan guru
terkait penguasaan terhadap sifat dan teori belajar akan berpengaruh
terhadap cara guru mengajar dan memfasilitasi anak didik dalam belajar di
kelas maupun di luar kelas.
b. Memiliki pengetahuan dan menguasai bidang studi yang diampu.
Penguasaan terhadap bidang mata pelajaran yang diampu mutlak harus
dikuasai guru, karena dengan pengetahuan yang minim, maka informasi
yang akan disampaikan kepada peserta didik tidak akan maksimal.
c. Memiliki sifat yang tepat terhadap diri sendiri, sekolah, teman sejawat,
dan bidang studi yang diampu. Guru harus mampu memposisikan dirinya
baik terhadap diri sendiri, sekolah, teman sejawat. Sikap yang berlebihan
atau penempatan sikap yang salah akan memengaruhi citra guru.
d. Memiliki keterampilan menyampaikan materi ajar. Keterampilan ini akan
sangat berpengaruh terhadap gaya mengajar guru. Variasi dalam mengajar
salah satunya akan dipengaruhi oleh seberapa terampil guru mengelola
pembelajaran di dalam kelas. Penyampaian materi yang dilakukan secara
variatif akan memudahkan siswa dalam menangkap pembelajaran dan juga
membuat siswa tidak mudah bosan terhadap mata pelajaran yang diajarkan
guru.
41 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 28
31
Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI,
dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Berikut ini standar kompetensi guru kelas SD/MI.
Tabel 2.1
Kompetensi Profesional Guru Kelas SD/MI
NO. KOMPETENSI
PROFESIONAL
KOMPETENSI GURU KELAS
SD/MI
1. Menguasai materi,
struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan
yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
Bahasa Indonesia
1.1 Memahami hakikat Bahasa dan
pemerolehan Bahasa.
1.2 Memahami kedudukan, fungsi, dan
ragam Bahasa Indonesia.
1.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah
Bahasa Indonesia sebagai rujukan
penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
1.4 Memiliki keterampilan berbahasa
Indonesia (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis).
1.5 Memahami teori dan genre Sastra
Indonesia. Mampu mengapresiasi
karya Sastra Indonesia secara reseptif
dan produktif.
Matematika
1.6 Menguasai pengetahuan konseptual
dan prosedural serta keterkaitan
keduanya dalam konteks materi
aritmatika, aljabar, geometri,
trigonometri, pengukuran, statistika,
dan logika matematika.
1.7 Mampu menggunakan matematisasi
horizontal dan vertikal untuk
menyelesaikan masalah matematika
dan masalah dalam dunia nyata.
1.8 Mampu menggunakan pengetahuan
konseptual, prosedural, dan
keterkaitan keduanya dalam
pemecahan masalah matematika, serta
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
32
1.9 Mampu menggunakan alat peraga, alat
ukut, alat hitung, dan peranti lunak
komputer.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
1.10 Mampu melakukan observasi
gejala alam baik secara angsung dan
tidak langsung.
1.11 Memanfaatkan konsep-konsep
dan hukum-hukum ilmu pengetahuan
alam dalam berbagai situasi
kehidupan sehari-hari.
1.12 Memahami struktur ilmu
pengetahuan alam, termasuk
hubungan fungsional antar konsep,
yang berhubungan dengan mata
pelajaran IPA.
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
1.13 Menguasai materi keilmuan yang
meliputi dimensi pengetahuan, nilai,
dan keterampilan IPS.
1.14 Mengembangkan materi, struktur,
dan konsep keilmuan IPS.
1.15 Memahami cita-cita, nilai, konsep,
prinsip-prinsip pokok ilmu-ilmu sosial
dalam konteks kebhinekaan
masyarakat Indonesia dan dinamika
kehidupan global.
1.16 Memahami fenomena interaksi
perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, kehidupan agama, dan
perkembangan masyarakat serta saling
ketergantungan global.
PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
1.17 Menguasai materi keilmuan yang
meliputi dimensi pengetahuan,
teknologi, sikap, nilai, dan perilaku
yang mendukung kegiatan
pembelajaran PKn.
1.18 Menguasai konsep dan prinsip
kepribadian nasional dan demokrasi
konstitusional Indonesia, semangat
kebangsaan dan cinta tanah air serta
bela negara.
33
1.19 Menguasai konsep dan prinsip
perlindungan, pemajuan HAM, serta
penegakan hukum secara adil dan
benar.
1.20 Menguasai konsep, prinsip, nilai,
moral, dan norma kewarganegaraan
Indonesia yang demokratis dalam
konteks kewargaan negara dan dunia.
2. Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang
pengembangan yang
diampu.
2.1 Memahami standar kompetensi lima
mata pelajaran SD/MI.
2.2 Memahami kompetensi dasar lima
mata pelajaran SD/MI.
2.3 Memahami tujuan pembelajaran lima
mata pelajaran SD/MI.
3. Mengembangkan
materi pembelajaran
yang diampu secara
kreatif.
a. Memilih materi lima mata pelajaran
SD/MI yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
b. Mengolah materi lima mata pelajaran
SD/MI secara integratif dan kreatif
sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
4. Mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan
melakukan tindakan
reflektif.
4.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja
sendiri secara terus-menerus.
4.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam
rangka peningkatan keprofesionalan.
4.3 Melakukan penelitian tindakan kelas
untuk peningkatan keprofesionalan.
4.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan
belajar dari berbagai sumber.
5. Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
5.1 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
5.2 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pengembangan
diri.
34
C. Kerangka Berpikir
Kompetensi merupakan kemampuan (kecakapan) yang dimiliki oleh
guru yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta menjadi
tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas kependidikan. Kompetensi
tersebut diklasifikasikan menjadi empat menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 yang meliputi kompeteni pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dan
keempat kompetensi tersebut penting dikuasai oleh guru. Khusus dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengkaji terkait kompetensi profesional.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Tidak hanya penguasaan materi terkait
bidang studi yang diampu, tetapi juga penguasaan terhadap menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu, mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
D. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Reni Listyana yang berjudul Penguasaan
Kompetensi Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri 2 Sarden. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah menguasai tujuh aspek
kompetensi profesional yang meliputi: penguasaan landasan kependidikan,
penguasaan terkait konsep dan bahan pelajaran, penguasaan terkait penyusunan
perangkat pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, kemampuan melaksanakan tugas non-akademik, dan
kemampuan melakukan penelitian untuk meningkatkan profesionalitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Achbarillah yang berjudul
Kompetensi Profesional Guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug -Tangerang.
35
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru IPA di MTs.
Nurul Yaqiin dari segi pengetahuan dan penerapan metode pembelajaran sudah
baik, artinya guru sudah mengetahui dan mampu menerapkan tujuh dari sebelas
metode pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Daru Fajarullah yang berjudul
Pengembangan Kompetensi Profesional Guru oleh Kepala Sekolah di SMK
Islamiyah Ciputat. Hasil penelitian bahwa pengembangan kompetensi
profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah efektif. Namun masih
ada yang perlu ditingkatkan terkait dengan kegiatan-kegiatan bimbingan yang
diberikan oleh kepala sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Tasriani Dwi Nuryanti yang berjudul
Kinerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri yang
Bersertifikat Pendidik di Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian
menunjukkan kinerja guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP
negeri yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi
kompetensi profesional berada dalam kategori cukup baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Andi Dewi Puspita Saro yang berjudul
Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di
SMPN 03 Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan korelasi Product
moment, hubungan antara kompetensi profesional guru dengan mutu
pembelajaran terdapat hubungan yang positif, dengan rxy sebesar 0.406.
sedangkan rtabel pada taraf signifikan 5% diperoleh dari rtabel 0.250 jika
ditafsirkan hasil tersebut dalam tabel product moment maka angka tersebut
berada pada tingkat sedang atau cukup.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah, yang
beralamat di Jalan Asem Lama Raya, Desa Jatimulya, Kecamatan Lebaksiu,
Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan secara bertahap mulai
dari observasi awal, perencanaan penyusunan instrumen, yang dilanjutkan
dengan pengumpulan data lapangan dan dilakukan pada bulan Juli 2018
sampai dengan April 2019, adapun rincian kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
No Jenis
Kegiatan
Waktu Penelitian
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Konsultasi
dengan
dosen
pembimbing
2 Observasi
awal
3 Memberikan
surat
penelitian
4 Pelaksanaan
wawancara
5 Pelaksanaan
Observasi
6 Pelaksanaan
Dokumentas
i
7 Pengumpula
n Data
8 Pengolahan
Data
37
B. Pendekatan dan Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.42
Tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas, Lexy J Moeleng
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.43
Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti dalam kondisi obyek
alamiah, Di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.44
C. Sumber Data
Pengambilan sumber data dalam melakukan penelitian kualitatif
dipilih secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu.45 Sumber data sangat berpengaruh
terhadap penelitian, karena dengan sumber data ini data yang akan digunakan
sebagai bahan penelitian akan didapatkan. Lexy J. Moeleng menyatakan bahwa
42 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 60 43 Lexy J Moeleng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya
2007), Cet. 24., h. 6 44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta
2016), Cet. 23., h. 9 45 Ibid., h. 218-219
38
sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.46
Sumber data yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian ini
adalah:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan di
lapangan yaitu melalui observasi langsung dan wawancara mendalam
dengan guru kelas dan kepala sekolah.
b. Data sekunder, yaitu kajian kepustakaan. Metode ini dilakukan unutk
mendapatkan data dan teori yang berhubungan dengan implementasi
program kelas melalui buku, jurnal, dan dokumen-dokumen sekolah.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai persamaan
pada karakteristik umum. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa MI Islamiyah Jatimulya berjumlah 158 siswa. Namun, karena
keterbatasan sumber daya yang dimiliki peneliti, maka dibatasi pada populasi
terjangkau yaitu masing-masing 5 siswa yang terbagi dalam 6 kelas. Seluruhnya
berjumlah 30 siswa.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple
random sampling. Yaitu pengambilan sampel secara acak dari populasi yang
ada. Atas pertimbangan kemampuan peneliti baik dari segi waktu, tenaga, dan
dana, maka besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa atau 20% dari
total populasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.47 Oleh karenanya peneliti menggunakan beberapa teknik sekaligus dengan
46 Lexy Moeleng, op. cit., h. 157 47 Sugiyono, op. cit., h. 224
39
harapan antara satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Teknik yang
peneliti gunakan antara lain adalah:
1. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung dengan cara
pengambilan data dengan mengamati secara langung tanpa
menyembunyikan identitas seseorang. Maksudnya peneliti mengamati
secara langsung proses belajar mengajar guru di kelas.
Peneliti menggunakan observasi terstruktur karena pelaksanaan
observasi dirancang secara sistematis terkait apa yang akan diobservasi
(diamati) dan kapan waktu pengamatan. Untuk mempermudah peneliti
dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan pedoman observasi
untuk para guru dan siswa. Hal ini bertujuan agar proses pengamatan tetap
fokus.
Tabel 3.2
Instrumen Observasi
No Subjek Lokasi Kegiatan
1. Guru Kelas Pelaksanaan pembelajaran:
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
2. Siswa Kelas Keaktifan
Antusias
Tabel 3.3
Alternatif Jawaban Peneliti atau Jawaban Observasi
Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
40
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah untuk mengetahui
persepsi mengenai kompetensi profesional guru.
Pedoman wawancara sangat diperlukan oleh para peneliti untuk
memudahkan peneliti dalam mencari data terutama dalam wawancara.
Pedoman wawancara yang dibuat terfokus untuk mendiskripsikan terkait
penguasaan kompetensi profesional guru di MI Islamiyah Jatimulya.
3. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara
tertulis pula oleh responden. Dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang diri responden atau informasi tentang orang lain.48 Tujuan
menggunakan angket untuk mengetahui pemahaman kompetensi
profesional guru kelas di MI Islamiyah Jatimulya. Angket ini peneliti
susun sesuai dengan kisi-kisi instrumen penelitian yang telah dibuat dan
disebarkan kepada para siswa dengan jumlah angket sebanyak 30
responden.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yang dimaksud berupa data yang penulis peroleh
di lapangan berupa lembar hasil observasi guru kelas ketika proses belajar
mengajar di kelas. Dalam penelitian ini, teknik studi dokumen akan
digunakan untuk meneliti dokumen resmi terkait dengan profil Mi
Islamiyah Jatimulya baik berupa visi dan misi sekolah, latar belakang
pendidikan guru, sarana serta prasarana, dan lain sebagainya. Agar penulis
memperoleh informasi secara mendalam. Pada tabel berikut dapat diketahui
dokumen-dokumen yang akan diteliti pada penelitian ini.
48 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. I, h.
167-168
41
Tabel 3.4
Instrumen Studi Dokumentasi
No Jenis Dokumen Keterangan
1. Profil sekolah Untuk mengetahui sejarah
awal didirikannya sekolah.
2. RPP Untuk mengetahui kesesuaian
kegiatan pembelajaran.
3. Foto kegiatan belajar mengajar Untuk melengkapi
dokumentasi kegiatan belajar
F. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih
bermakna.49 Setelah data-data yang diperoleh dikumpulkan, maka data tersebut
harus diolah dan dianalisis agar dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian. Pada penelitian ini digunakan pengolahan
data dengan proses editing, skoring dan tabulating.
a. Editing
Editing merupakan mempelajari kembali berkas-berkas data yang
telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas dapat diproses. Setelah
angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada peneliti, peneliti
segera meneliti kelengkapan dalam pengisian angket bila ada jawaban yang
tidak dijawab dapat menghubungi kembali responden yang bersangkutan
untuk disempurnakan agar jawaban angket tersebut sah.
b. Scoring
Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir soal
pernyataan yang terdapat dalam angket dan setiap angket terdapat empat
butir jawaban yang harus dipilih responden. Dalam menentukan scoring
hasil penelitian untuk masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut:
49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), Cet. XV, h. 53-54
42
Untuk jawaban SG (Semua Guru): 4
Untuk jawaban BG (Beberapa Guru): 3
Untuk jawaban SK (Sebagian Guru): 2
Untuk jawaban TS (Tidak Satupun): 1
c. Tabulating
Tabulating merupakan usaha penyajian data, terutama pengolahan
data pengolahan data yang akan menjurus kearah analisis kuantitatif,
biasanya menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel
silang.50
d. Persentase
Setelah ditabulasi dalam jumlah frekuensi jawaban responden
untuk setiap alternatif jawaban, setiap data perlu dipersentasekan. Angka
persentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban, dibagi dengan jumlah
responden, dikalikan 100%. Adapun rumus yang digunakan, yaitu:51
𝑃 = 𝐹
𝑁𝑥 100%
Keterangan:
P: Persentase
F: Frekuensi
N: Jumlah
Setelah didapat hasil persentase dari angket yang telah disebarkan
kepada siswa, maka untuk menentukan kategori penilaian dari hasil
penelitian tersebut, perumusannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Persentase dan Penafsiran
No. Persentase Penafsiran
1. 100% Seluruhnya
2. 90% - 99% Hampir Seluruhnya
50 S. Margono, op.cit., h. 192 51 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2014), Cet. XIII, h. 129
43
3. 60% - 89% Sebagian Besar
4. 51 – 59% Lebih dari Setengahnya
5. 50% Setengahnya
6. 40% - 49% Hampir Setengahnya
7. 10% -39% Sebagian Kecil
8. 1% - 9% Sedikit Sekali
9. 0% Tidak Ada
Instrumen atau angket untuk siswa disusun seperti dibawah ini:
A (SG) = Semua Guru
B (BG) = Beberapa Guru
C (SK) = Sebagian Kecil
D (TS) = Tidak Satupun
Ketentuan:
Bila responden menjawab A, maka nilainya adalah 4 poin,
Bila responden menjawab B, maka nilainya adalah 3 poin,
Bila responden menjawab C, maka nilainya adalah 2 poin,
Bila responden menjawab D, maka nilainya adalah 1 poin.
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dala
periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data: 52
1. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
52 Sugiyono, op. cit.., h. 246-252
44
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
2. Penyajian data, bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan, merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada kesimpulan dalam hasil penyajian data dapat diambil
kesimpulan agar lebih mudah dipahami.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Artinya
lebh cermat, lengkap, dan sistematis.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman
observasi, pedoman wawancara, angket, dan studi dokumentasi. Sebelum
menggunakan pedoman observasi, wawancara, angket, dan studi dokumentasi,
maka perlu dibuat suatu panduan/ acuan yang digunakan yaitu kisi-kisi
penelitian yang dapat dilihat sebagai berikut:
1. Kisi-kisi Lembar Observasi
Tabel 3.6
Kisi-kisi Lembar Observasi
Dimensi No. Indikator No. Item Jumlah
Item
Kegiatan
Pembelajaran
I. KEGIATAN
PENDAHULUAN
1, 2, 3, 4,
5
5
II. INTI PEMBELAJARAN
45
1. Pendekatan/ Strategi
Pembelajaran
6. 7. 8. 9.
10
5
2. Penguasaan Materi
Pelajaran
11, 12,
13, 14
4
3. Pemanfaatan Sumber
Belajar/ Media
Pembelajaran
15, 16,
17, 18, 19
5
4. Pembelajaran Aktif 20, 21,
22, 23, 24
5
5. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
25, 26 2
6. Penggunaan Bahasa 27, 28 2
III. KEGIATAN PENUTUP 29, 30 2
2. Kisi-kisi Wawancara untuk Kepala Sekolah
Tabel 3.7
Kisi-kisi Wawancara untuk Kepala Sekolah
Dimensi Indikator No. Item Jumlah
Item
Mengembangkan
keprofesionalan
secara
berkelanjutan
dengan melakukan
tindakaan reflektif
Melakukan refleksi terhadap
kinerja sendiri secara terus-
menerus
Melakukan penelitian tindakan
kelas untuk meningkatkan
keprofesionalan
Mengikuti kemajuan zaman
dari berbagai sumber
46
Memanfaatkan
teknologi
informasi dan
komunikasi untuk
mengembangkan
diri
Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk mengembangkan diri
3. Kisi-kisi Angket untuk Siswa
Tabel. 3.8
Kisi-kisi Angket untuk Siswa
Dimensi Indikator No.
Item
Jumlah
Item
Menguasai materi,
struktur, konsep,
pola pikir kelimuan
yang mendukung
mata pelajaran
yang diampu
Menguasai bahan/ materi
pelajaran
1, 2, 3 3
Menjelaskan materi dengan
baik
4, 5, 6 3
Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar
mata pelajaran
yang diampu
Memahami standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu
7, 8, 9 3
Mengembangkan
materi
pembelajaran yang
diampu secara
kreatif
Memilih materi pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
10, 11,
12
3
Mengolah materi pelajaran
secara kreatif sesuai tingkat
perkembangan peserta didik
13, 14,
15
3
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MI Islamiyah Jatimulya
1. Profil MI Islamiyah Jatimulya
a) Nama Sekolah : MI Islamiyah
b) Alamat : Jl. Asem Lama Raya, Desa Jatimulya,
Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal
c) Didirikan pada : Tanggal 12 April 1957
d) Status : Terakreditasi B
e) Luas Tanah : 497 m2
f) Piagam Terdaftar : No. Mk. 17/6c/PP.00.4/619/93 Tgl. 19 Juni 1993
g) Nomor Statistika
Madrasah :
h) Nomor Statistika
Bangunan :
2. Sejarah MI Islamiyah Jatimulya
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Jatimulya berdiri sejak tahun
1952 sebagai madrasah wajib belajar.
Sebagai madrasah wajib belajar, maka misi utama pendiriannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan
sebagai sarana bagi pengentasan kondisi masyarakat yang tertinggal dalam
aspek pendidikan.
Kondisi masyarakat saat itu adalah merupakan masyarakat
pedesaan pada masa pemerintahan orde lama, dalam aspek pendidikan
masih dalam perintisan terutama dalam membangun kesadaran pentingnya
pendidikan bagi generasi muda.
Pendirian madrasah ini tidak terlepas dari peran kepeloporan H.
Abdul Ghofur yang menjadi tokoh masyarakat setempat. Bahkan beliaulah
yang menyediakan pembangunan lokal kelasnya dan dilakukan oleh
1 1 1 2 3 3 2 8 0 0 9 5
1 5 2 1 1 1 7 1 0 0 6
48
masyarakat dengan dana swadaya murni dari masyarakat yang kala itu
membangun tiga lokal.
Pada tahun 1956 madrasah wajib belajar berubah menjadi
Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan program pendidikan setara Sekolah Dasar
(SD). Perubahan status ini sekaligus dipersiapkan sarana belajar dengan
penambahan tiga lokal, sehingga jumlahnya menjadi 6 lokal.
Sejak saat itulah madrasah ini terus dikelola dengan kekuatan
swadaya masyarakat, hingga pada tahun 1993 tepatnya pada tanggal 9 Juli
1993 memperoleh akreditasi dengan status diakui.53
3. Visi dan Misi MI Islamiyah Jatimulya
a. Visi
MI Islamiyah sebagai lembaga pendidikan islam yang berkualitas.
b. Misi
1) Mendorong siswa untuk mengenali jati diri
2) Menumbuh kembangkan amalan ajaran islam
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
optimal
4) Mewujudkan siswa berprestasi baik di bidang agama maupun umum
5) Melayani pendidikan kepada masyarakat secara optimal
6) Mengacu pada tujuan pendidikan nasional
7) Penerapan manajemen manajerial dan visioner
c. Tujuan
Mencetak kader muslim yang terampil dan berakhlakul karimah.
53 MI Islamiyah Jatimulya, Data Dokumentasi MI Islamiyah Jatimulya,
www.miislamiyahjatimulya.blogspot.com, 2015, diakses pada tanggal 3 November 2018
49
4. Letak Geografis MI Islamiyah Jatimulya
Letak MI Islamiyah Jatimulya cukup strategis dan mudah diakses
oleh transportasi, jauh dari kebisingan, sejuk, dan rindang. Jika dilihat dari
letak wilayahnya, MI Islamiyah Jatimulya berbatasan dengan:
- Sebelah utara : Sungai
- Sebelah selatan : Jalan raya desa
- Sebelah timur : Rumah penduduk
- Sebelah barat : Rumah penduduk
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi MI Islamiyah Jatimulya
1. Kepala Madrasah : Ati Mahmudah, S.Pd
2. Ketatausahaan : Puji Hestuti, S.Pd
3. Bendahara : Abdul Mughni, S.Pd
4. Wali Kelas I : Ida Fikriyani, S.Pd
5. Wali Kelas II : Tuti Nurrokhmah, S.Pd
6. Wali Kelas III : Sri Guningsih, S.Pd
7. Wali Kelas IV : Sudibyo, S.Pd
8. Wali Kelas V : Puji Hestuti, S.Pd
9. Wali Kelas VI : M. Saeroji, S.Pd
6. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Berikut tenaga pendidik dan kependidikan yang terdapat di MI
Islamiyah Jatimulya.
Tabel 4.1
Data Tenaga Pendidik MI Islamiyah Jatimulya
No Nama Tempat, Tanggal Lahir Pendidikan Pangkat/
Jabatan TMT
1 Ati Mahmudah Tegal, 9 April 1979 S1 Kepala MI 20-07-2004
2 Ida Fikriyani Tegal, 27 April 1972 S1 Guru 01-08-2008
3 Mohamad Saeroji Tegal, 18 Januari 1964 S1 Guru 01-07-1986
4 Sri Guningsih Tegal, 3 Agustus 1979 S1 Guru 01-07-1999
50
7. Jumlah Peserta Didik MI Islamiyah Jatimulya
Berikut jumlah peserta didik yang terdapat di MI Islamiyah
Jatimulya.
Tabel 4.2
Jumlah Peserta Didik
Siswa Kelas Jumlah
I II III IV V VI
Laki-laki 17 11 11 21 13 12 85
Perempuan 11 18 13 7 19 15 73
Jumlah Siswa 28 19 24 28 32 27 158
Jumlah Kelas 1 1 1 1 1 1 6
8. Sarana dan Prasarana di MI Islamiyah Jatimulya
a) Gedung dan Ruang Kelas
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana
No. Jenis Ruang Kondisi Jumlah
Baik Sedang Buruk
1. Gedung 3 1 - 4
2. Ruang Kelas 1 1 3 5
3. Ruang Kepala
Sekolah 1 - -
1
4. Kamar Mandi (WC) 2 - - 2
5 Tuti Nurokhmah Tegal, 4 Januari 1978 S1 Guru 01-07-2003
6 Sudibyo Tegal, 25 Februari 1968 S1 Guru 19-07-2004
7 Abdul Mughni Tegal, 3 Juni 1983 S1 Guru 20-07-2004
8 Puji Hestuti Tegal, 12 September 1986 S1 Guru 12-12-2005
9 Tobi’in Tegal, 10 Maret 1965 S1 Guru 14-07-2013
51
5. Ruang UKS 1 - - 1
6. Perpustakaan - - - -
7. Gudang - - - -
8. Mushola - - - -
b) Perabot dan Mesin Kantor
Tabel 4.4
Perabot dan Mesin Kantor
No. Jenis Perabot dan Mesin
Kondisi
Jumlah
Baik Sedang Buruk
1 Meja Siswa 24 50 20 94
2 Meja Guru 8 - - 8
3 Kursi Siswa 28 50 20 98
4 Kursi Guru 8 - - 8
5 Lemari Kepala Sekolah 2 - - 2
6 Lemari Perpustakaan 2 - - 2
7 Rak Buku 1 - 1 2
8 Meja Tamu 4 - - 4
9 Jam Dinding 4 - - 4
10 Mesin Ketik 1 - - 1
11 Komputer 2 1 4 7
12 Laptop 2 - - 2
52
B. Deskripsi dan Analisis Data
1. Deskripsi Data
a. Data Observasi Kegiatan Pembelajaran
Data hasil observasi ini terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran dengan cara memperhatikan proses pembelajaran di kelas.
Adapun hasil yang diperoleh peneliti saat melakukan observasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Data Observasi
Kegiatan Pendahuluan
No.
Soal
Aspek yang diamati Skor Persentase
1. Memulai pembelajaran setelah persiapan 4 66,7%
2. Melakukan kegiatan apersepsi 5 83,3%
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 50%
4. Membuka pembelajaran dengan
mengulangi materi sebelumnya 4 66,7%
5. Menghubungkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan
5 83,3%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 66,7% guru
kelas melakukan persiapan sebelum memulai pembelajaran, 83,3%
melakukan apersepsi, 50% menyampaikan tujuan pembelajaran, 66,7%
membuka pembelajaran dengan mengulangi materi sebelumnya, dan
83,3% guru kelas menghubungkan materi yang telah dipelajari
sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan.
Dari uraian nilai persentase kegiatan pendahuluan di atas
diperoleh nilai persentase keseluruhan sebanyak 70%, jika
53
diinterpretasikan maka guru kelas dalam melakukan kegiatan
pendahuluan dapat dikategorikan baik.
Tabel 4.6
Data Observasi
Pendekatan/ Strategi Pembelajaran
No.
Soal
Aspek yang diamati Skor Persentase
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai 3 50%
7. Melaksanakan pembelajaran secara
runtut 4 66,7%
8. Menguasai kelas 4 66,7%
9. Melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kontekstual 5 83,3%
10. Melaksanakan pembelajaran sesuai
alokasi waktu yang ditentukan 3 50%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 50% guru kelas
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
66,7% melaksanakan pembelajaran secara runtut, 66,7% menguasai
kelas, 83,3% melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, dan
50% guru kelas melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang
ditentukan.
Dari uraian nilai persentase pendekatan/ strategi pembelajaran di
atas diperoleh nilai persentase keseluruhan sebanyak 63%, jika
diinterpretasikan maka guru kelas dalam menggunakan pendekatan/
strategi pembelajaran dapat dikategorikan cukup baik.
54
Tabel 4.7
Data Observasi
Penguasaan Materi Pelajaran
No.
Soal
Aspek yang diamati Skor Persentase
11. Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
5 83,3%
12. Mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan
3 50%
13. Membahas materi dengan jelas
dan sesuai dengan hirarki belajar
5 83,3%
14. Mengaitkan materi dengan
realitas kehidupan
5 83,3%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 83,3% guru
kelas menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, 50% mengaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan, 83,3% membahas materi
dengan jelas dan sesuai dengan hirarki belajar, dan 83,3% mengaitkan
materi dengan realitas kehidupan.
Dari uraian nilai persentase penguasaan materi pelajaran di atas
diperoleh nilai persentase keseluruhan sebanyak 76%, jika
diinterpretasikan maka guru kelas dalam penguasaan materi pelajaran
dapat dikategorikan baik.
Tabel 4.8
Data Observasi
Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran
No.
Soal
Aspek yang diamati Skor Persentase
15. Menggunakan media secara efektif dan
efisien 4 66,7%
16. Menghasilkan pesan yang menarik 4 66,7%
55
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media 4 66,7%
18. Menggunakan buku paket dalam proses
pembelajaran 6 100%
19. Menggunakan media seperti LCD
Proyektor, alat peraga, peralatan audio-
visual pada saat pembelajaran
1 16,7%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 66,7% guru
kelas menggunakan media secara efektif dan efisien, 66,7%
menghasilkan pesan yang menarik, 66,7% melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media, 100% menggunakan buku paket dalam proses
pembelajaran, dan 16,7% menggunakan media seperti LCD Proyektor,
alat peraga, peralatan audio-visual pada saat pembelajaran.
Dari uraian nilai persentase pemanfaatan sumber belajar/ media
pembelajaran di atas diperoleh nilai persentase keseluruhan sebanyak
63,36%, jika diinterpretasikan maka guru kelas dalam pemanfaatan
sumber belajar/ media pembelajaran dapat dikategorikan cukup baik.
Tabel 4.9
Data Observasi
Pembelajaran Aktif
No.
Soal
Aspek yang diamati Skor Persentase
20. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran 6 100%
21. Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa 5 83,3%
22. Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme dalam belajar 4 66,7%
56
23. Melakukan pembelajaran dengan cara
kooperatif, seperti diskusi, kerja
kelompok
4 66,7%
24. Menjelaskan materi pembelajaran
dengan cara yang menarik, sehingga
siswa tidak cepat jenuh
3 50%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 100% guru
kelas menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, 83,3%
menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, 66,7%
menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar, 66,7%
melakukan pembelajaran dengan cara kooperatif, seperti diskusi, kerja
kelompok, dan 50% menjelaskan materi pembelajaran dengan cara yang
menarik, sehingga siswa tidak cepat jenuh.
Dari uraian nilai persentase pembelajaran aktif di atas diperoleh
nilai persentase keseluruhan sebanyak 73,34%, jika diinterpretasikan
maka guru kelas dalam pembelajaran aktif dapat dikategorikan baik.
Tabel 4.10
Data Observasi
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
No.
Soal
Aspek yang diamati Skor Persentase
25. Memantau kemajuan belajar selama
proses 4 66,7%
26. Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi (tujuan) 4 66,7%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 66,7% guru
kelas memantau kemajuan belajar selama proses, dan 66,7% melakukan
penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan).
57
Dari uraian nilai persentase penilaian proses dan hasil belajar di
atas diperoleh nilai persentase keseluruhan sebanyak 66,7%, jika
diinterpretasikan maka guru kelas dalam penilaian proses dan hasil
belajar dapat dikategorikan cukup baik.
Tabel 4.11
Data Observasi
Penggunaan Bahasa
No.
Soal
Aspek yang diamati Skor Persentase
27. Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik, dan benar 5 83,3%
28. Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai 4 66,7%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 83,3% guru
kelas menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar,
dan 66,7% menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
Dari uraian nilai penggunaan bahasa di atas diperoleh nilai
persentase keseluruhan sebanyak 75%, jika diinterpretasikan maka guru
kelas dalam penggunaan bahasa dapat dikategorikan baik.
Tabel 4.12
Data Observasi
Kegiatan Penutup
No.
Soal
Aspek yang diamati Skor Persentase
29. Melakukan refleksi/ membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa 3 50%
30. Melaksanakan tindak lanjut dengan
mengarahkan kegiatan/ remidi 3 60%
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 50% guru kelas
melakukan refleksi/ membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, dan
50% melaksanakan tindak lanjut dengan mengarahkan kegiatan/ remidi.
Dari uraian nilai kegiatan penutup di atas diperoleh nilai
persentase keseluruhan sebanyak 50% jika diinterpretasikan maka guru
kelas dalam kegiatan penutup dapat dikategorikan kurang baik.
b. Deskripsi Data Angket
Dari hasil angket ini terkait erat dengan pengumpulan data
kompetensi profesional guru kelas yang diperoleh dari 30 responden
(siswa), dengan total pernyataan sebanyak 10 item. Data yang telah
disebarkan kepada responden dan dikumpulkan kembali untuk diolah
oleh peneliti dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi
persentase. Maksud dari pengolahan data tersebut agar data yang
diperoleh dapat memberikan penjelasan lebih akurat berdasarkan
jawaban dari responden.
Untuk memudahkan analisis data hasil penelitian tersebut, maka
setiap item dibuatkan suatu tabulasi yang disesuaikan dengan jenis
analisis data. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan dari masalah
yang diteliti. Lebih jelas dapat diperhatikan pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.13
Menguasai Materi Pelajaran dengan Baik
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1.
Semua Guru 10 33,3%
Sebagian Guru 12 40%
Sebagian Kecil 8 26,7%
Tidak Satupun 0 0%
Jumlah 30 100%
59
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,3% siswa
yang menjawab semua guru, 40% yang menjawab sebagian guru, 26,7%
menjawab sebagian kecil, dan 0% menjawab tidak satupun guru. Dari
hasil persentase di atas dinyatakan sebagian guru dapat menguasai
materi pelajaran dengan baik.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa pernyataan siswa
yang menilai semua guru menguasai materi pelajaran dengan baik,
yaitu 33,3% dengan 10 responden dan sebagian besar siswa menilai
sebagian guru menguasai materi pelajaran dengan baik dengan
persentase terbanyak 40% dengan 12 responden, selanjutnya hanya
sedikit siswa menilai sebagian kecil guru mengusai materi pelajaran
dengan baik dengan persentase 26,7% dengan 8 responden, dan yang
terakhir, tidak satupun guru yang tidak menguasai materi pelajaran
dengan baik dengan nilai persentase 0% dari jawaban yang diberikan
oleh responden.
Tabel 4.14
Guru dapat Menjawab Pertanyaan Siswa dengan Baik
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
2.
Semua Guru 12 40%
Sebagian Guru 9 30%
Sebagian Kecil 6 20%
Tidak Satupun 3 10%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 40% siswa
yang menjawab semua guru, 30% yang menjawab sebagian guru, 20%
menjawab sebagian kecil, dan 0% menjawab tidak satupun guru. dari
hasil persentase di atas menunjukkan bahwa semua guru mampu
menjawab pertanyaan siswa dengan baik terkait dengan mata pelajaran.
60
Dari uraian di atas digambarkan dengan jelas sebagian besar
pernyataan siswa menilai semua guru mampu menjawab semua
pertanyaan siswa dengan baik terkait dengan mata pelajaran, yaitu 40%
dengan 12 responden, beberapa pernyataan siswa menilai sebagian guru
mampu menjawab semua pertanyaan siswa dengan baik, yaitu 30%
dengan 9 responden, lebih sedikit pernyataan siswa menilai sebagian
kecil mampu menjawab semua pertanyaan siswa dengan baik, yaitu
20% dengan 6 responden, dan hanya sedikit saja pernyataan siswa
menilai tidak satupun mampu menjawab semua pertanyaan siswa
dengan baik, yaitu 10% dengan 3 responden.
Tabel 4.15
Guru Menjelaskan Materi Tanpa Melihat Teks/ Buku
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
3.
Semua Guru 8 26,7%
Sebagian Guru 9 30%
Sebagian Kecil 8 26,7%
Tidak Satupun 5 16,7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 26,7% siswa
yang menjawab semua guru, 30% yang menjawab sebagian guru, 26,7%
menjawab sebagian kecil, dan 16,7% menjawab tidak satupun guru.
Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian guru
mampu menjelaskan materi tanpa melihat teks/ buku.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa sedikit pernyataan
siswa menilai semua guru yang menjelaskan materi tanpa melihat teks/
buku, yaitu 26,7% dengan 8 responden, dan sebagian besar pernyataan
siswa menilai sebagian guru yang menjelaskan materi tanpa melihat
teks/ buku, yaitu 30% dengan 9 responden, dan sedikit pernyataan siswa
61
menilai sebagian kecil guru yang menjelaskan materi tanpa melihat teks/
buku, yaitu 26,7% dengan 8 responden, selanjutnya hanya sedikit saja
pernyataan siswa menilai tidak satupun guru yang menjelaskan materi
tanpa melihat teks/ buku, yaitu 16,7% dengan 5 responden.
Tabel 4.16
Siswa Dapat Memahami Materi Pelajaran yang Diajarkan oleh Guru
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
4.
Semua Guru 5 16,7%
Sebagian Guru 9 30%
Sebagian Kecil 10 33,3%
Tidak Satupun 6 20%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 16,7% siswa
yang menjawab semua guru, 30% yang menjawab sebagian guru, 33,3%
menjawab sebagian kecil, dan 20% menjawab tidak satupun guru. Dari
hasil persentase tersebut menunjukkan sebagian kecil materi yang
diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan hanya sedikit saja pernyataan
siswa menilai materi diajarkan oleh semua guru dapat dipahami oleh
siswa, yaitu 16,7% dengan 5 responden, kemudian pernyataan siswa
menilai materi diajarkan sebagian guru dapat dipahami oleh siswa, yaitu
30% dengan 9 responden, dan sebagian besar siswa menilai materi
diajarkan sebagian kecil guru dapat dipahami oleh siswa, yaitu 33,3%
dengan 10 responden, dan sedikit saja pernyataan siswa menilai materi
diajarkan tidak satupun guru dapat dipahami oleh siswa, yaitu 20%
dengan 6 responden.
62
Tabel 4.17
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran dengan Memberi Contoh Aplikasi
dalam Kehidupan Sehari-hari
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
5.
Semua Guru 8 26,7%
Sebagian Guru 11 36,7%
Sebagian Kecil 8 26,7%
Tidak Satupun 3 10%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 26,7% siswa
yang menjawab semua guru, 36,7% yang menjawab sebagian guru,
26,7% menjawab sebagian kecil, dan 10% menjawab tidak satupun
guru. Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian
guru mampu menjelaskan materi pelajaran dengan memberi contoh
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa beberapa pernyataan
siswa menilai semua guru yang menjelaskan materi pelajaran dengan
memberi contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu 26,7%
dengan 8 responden, dan kebanyakan pernyataan siswa menilai
sebagian guru yang menjelaskan materi pelajaran dengan memberi
contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu 30% dengan 9
responden, dan sedikit pernyataan siswa menilai sebagian kecil guru
yang menjelaskan materi pelajaran dengan memberi contoh aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu 26,7% dengan 8 responden,
selanjutnya hanya sedikit saja pernyataan siswa menilai tidak satupun
guru yang menjelaskan materi pelajaran dengan memberi contoh
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu 16,7% dengan 5 responden.
63
Tabel 4.18
Guru Menjelaskan Hubungan Materi Pelajaran Sebelumnya dengan
Materi yang akan Disampaikan
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
6.
Semua Guru 5 16,7%
Sebagian Guru 7 23,3%
Sebagian Kecil 10 33,3%
Tidak Satupun 8 26,7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 16,7% siswa
yang menjawab semua guru, 23,3% yang menjawab sebagian guru,
33,3% menjawab sebagian kecil, dan 26,7% menjawab tidak satupun
guru. Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian
kecil guru mampu menjelaskan hubungan materi pelajaran sebelumnya
dengan materi yang akan disampaikan.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hanya sedikit saja
pernyataan siswa menilai semua guru yang mampu menjelaskan
hubungan materi pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan yaitu 16,7% dengan 5 responden, dan beberapa pernyataan
siswa menilai sebagian guru yang mampu menjelaskan hubungan materi
pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan yaitu
23,3% dengan 7 responden, dan kebanyakan pernyataan siswa menilai
sebagian kecil guru yang mampu menjelaskan hubungan materi
pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan yaitu
33,3% dengan 10 responden, selanjutnya beberapa saja pernyataan
siswa menilai tidak satupun guru yang mampu menjelaskan hubungan
materi pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan,
yaitu 26,7% dengan 8 responden.
64
Tabel 4.19
Guru Menjelaskan tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang harus Dikuasai Siswa
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
7.
Semua Guru 4 13,3%
Sebagian Guru 6 20%
Sebagian Kecil 14 46,7%
Tidak Satupun 6 20%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 13,3% siswa
yang menjawab semua guru, 20% yang menjawab sebagian guru, 46,7%
menjawab sebagian kecil, dan 20% menjawab tidak satupun guru. Dari
hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian kecil guru
mampu menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hanya sedikit saja
pernyataan siswa menilai semua guru yang mampu menjelaskan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa yaitu
13,3% dengan 4 responden, dan beberapa pernyataan siswa menilai
sebagian guru yang mampu menjelaskan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa yaitu 20% dengan 6
responden, dan kebanyakan pernyataan siswa menilai sebagian kecil
guru mampu menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa yaitu 46,7% dengan 14 responden,
selanjutnya beberapa saja pernyataan siswa menilai tidak satupun guru
yang mampu menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa, yaitu 20% dengan 6 responden.
65
Tabel 4.20
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran sesuai dengan Urutan yang
Tercantum dalam Buku Paket atau Silabus
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
8.
Semua Guru 12 40%
Sebagian Guru 10 33,3%
Sebagian Kecil 4 13,3%
Tidak Satupun 4 13,3%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 40% siswa
yang menjawab semua guru, 33,3% yang menjawab sebagian guru,
13,3% menjawab sebagian kecil, dan 13,3% menjawab tidak satupun
guru. Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas semua guru
mampu menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan urutan yang
tercantum dalam buku paket atau silabus.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kebanyakan
pernyataan siswa menilai semua guru yang mampu menjelaskan materi
pelajaran sesuai dengan urutan yang tercantum dalam buku paket atau
silabus yaitu 40% dengan 12 responden, dan beberapa pernyataan siswa
menilai sebagian guru yang mampu menjelaskan materi pelajaran sesuai
dengan urutan yang tercantum dalam buku paket atau silabus yaitu
33,3% dengan 10 responden, dan sedikit pernyataan siswa menilai
sebagian kecil guru mampu menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan
urutan yang tercantum dalam buku paket atau silabus yaitu 13,3%
dengan 4 responden, sama halnya dengan pernyataan siswa menilai
tidak satupun guru yang mampu menjelaskan materi pelajaran sesuai
dengan urutan yang tercantum dalam buku paket atau silabus, yaitu
13,3% dengan 4 responden.
66
Tabel 4.21
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran secara Rinci dan Terstruktur
dengan Baik
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
9.
Semua Guru 5 16,7%
Sebagian Guru 7 23,3%
Sebagian Kecil 10 33,3%
Tidak Satupun 8 26,7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 16,7% siswa
yang menjawab semua guru, 23,3% yang menjawab sebagian guru,
33,3% menjawab sebagian kecil, dan 26,7% menjawab tidak satupun
guru. Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian
kecil guru menjelaskan materi pelajaran secara rinci dan terstruktur
dengan baik.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hanya sedikit
pernyataan siswa menilai semua guru menjelaskan materi pelajaran
secara rinci dan terstruktur dengan baik yaitu 16,7% dengan 5
responden, dan beberapa pernyataan siswa menilai sebagian guru
menjelaskan materi pelajaran secara rinci dan terstruktur dengan baik
yaitu 23,3% dengan 7 responden, dan kebanyakan pernyataan siswa
menilai sebagian kecil guru menjelaskan materi pelajaran secara rinci
dan terstruktur dengan baik yaitu 33,3% dengan 10 responden,
selanjutnya beberapa pernyataan siswa menilai tidak satupun guru
menjelaskan materi pelajaran secara rinci dan terstruktur dengan baik,
yaitu 26,7% dengan 8 responden.
67
Tabel 4.22
Guru Menggunakan Media Pembelajaran saat Menjelaskan Materi
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
10.
Semua Guru 6 20%
Sebagian Guru 8 26,7%
Sebagian Kecil 11 36,7%
Tidak Satupun 5 16,7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 20% siswa
yang menjawab semua guru, 26,7% yang menjawab sebagian guru,
36,7% menjawab sebagian kecil, dan 16,7% menjawab tidak satupun
guru. Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian
kecil guru menggunakan media pembelajaran saat menjelaskan materi.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa sedikit pernyataan
siswa menilai semua guru menggunakan media pembelajaran saat
menjelaskan materi yaitu 20% dengan 6 responden, dan beberapa
pernyataan siswa menilai sebagian guru menggunakan media
pembelajaran saat menjelaskan materi yaitu 26,7% dengan 8 responden,
dan kebanyakan pernyataan siswa menilai sebagian kecil guru
menggunakan media pembelajaran saat menjelaskan materi yaitu 36,7%
dengan 11 responden, selanjutnya hanya sedikit saja pernyataan siswa
menilai tidak satupun guru menggunakan media pembelajaran saat
menjelaskan materi, yaitu 16,7% dengan 5 responden.
Tabel 4.23
Guru Mengajar dengan Menggunakan Metode yang Bervariasi
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
11. Semua Guru 13 43,3%
68
Sebagian Guru 10 33,3%
Sebagian Kecil 5 16,7%
Tidak Satupun 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 43,3% siswa
yang menjawab semua guru, 33,3% yang menjawab sebagian guru,
16,7% menjawab sebagian kecil, dan 6,7% menjawab tidak satupun
guru. Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas semua guru
mengajar menggunakan metode yang bervariasi.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar
pernyataan siswa menilai semua guru mengajar menggunakan metode
yang bervariasi yaitu 43,3% dengan 13 responden, dan beberapa
pernyataan siswa menilai sebagian guru mengajar menggunakan
metode yang bervariasi yaitu 33,3% dengan 10 responden, dan beberapa
sedikit pernyataan siswa menilai sebagian kecil guru mengajar
menggunakan metode yang bervariasi yaitu 16,7% dengan 5 responden,
selanjutnya hanya sedikit saja pernyataan siswa menilai tidak satupun
guru mengajar menggunakan metode yang bervariasi, yaitu 6,7%
dengan 2 responden.
Tabel 4.24
Guru Mengajar sesuai dengan Kemampuan Belajar Siswa No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
12.
Semua Guru 7 23,3%
Sebagian Guru 5 16,7%
Sebagian Kecil 10 33,3%
Tidak Satupun 8 26,7%
Jumlah 30 100%
69
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 23,3% siswa
yang menjawab semua guru, 16,7% yang menjawab sebagian guru,
33,3% menjawab sebagian kecil, dan 26,7% menjawab tidak satupun
guru. Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian
kecil guru mengajar sesuai dengan kemampuan belajar siswa.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa beberapa pernyataan
siswa menilai semua guru mengajar sesuai dengan kemampuan belajar
siswa yaitu 23,3% dengan 7 responden, dan hanya sedikit pernyataan
siswa menilai sebagian guru mengajar sesuai dengan kemampuan
belajar siswa yaitu 16,7% dengan 5 responden, dan kebanyakan
pernyataan siswa menilai sebagian kecil guru mengajar sesuai dengan
kemampuan belajar siswa yaitu 33,3% dengan 10 responden,
selanjutnya beberapa pernyataan siswa menilai tidak satupun guru
mengajar sesuai dengan kemampuan belajar siswa, yaitu 26,7% dengan
8 responden.
Tabel 4.25
Guru Menggunakan Media Pembelajaran sesuai dengan Kemampuan
Belajar Siswa
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
13.
Semua Guru 15 50%
Sebagian Guru 9 30%
Sebagian Kecil 4 13,3%
Tidak Satupun 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 50% siswa
yang menjawab semua guru, 30% yang menjawab sebagian guru, 13,3%
menjawab sebagian kecil, dan 6,7% menjawab tidak satupun guru. Dari
hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas semua guru
70
menggunakan media pembelajaran sesuai dengan kemampuan belajar
siswa.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kebanyakan
pernyataan siswa menilai semua guru mengajar menggunakan media
pembelajaran sesuai dengan kemampuan belajar siswa yaitu 50%
dengan 15 responden, dan beberapa pernyataan siswa menilai sebagian
guru mengajar menggunakan media pembelajaran sesuai dengan
kemampuan belajar siswa yaitu 30% dengan 9 responden, dan beberapa
sedikit pernyataan siswa menilai sebagian kecil guru menggunakan
media pembelajaran sesuai dengan kemampuan belajar siswa yaitu
13,3% dengan 3 responden, selanjutnya hanya sedikit saja pernyataan
siswa menilai tidak satupun guru menggunakan media pembelajaran
sesuai dengan kemampuan belajar siswa, yaitu 6,7% dengan 2
responden.
Tabel 4.26
Guru Melaksanakan Pembelajaran dengan Cara Kooperatif dalam
Membahas Materi Pelajaran
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
14.
Semua Guru 11 36,7%
Sebagian Guru 12 40%
Sebagian Kecil 3 10%
Tidak Satupun 4 13,3%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 36,7% siswa
yang menjawab semua guru, 40% yang menjawab sebagian guru, 10%
menjawab sebagian kecil, dan 13,3% menjawab tidak satupun guru.
Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian guru
melaksanakan pembelajaran dengan cara kooperatif dalam membahas
materi pelajaran.
71
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa beberapa pernyataan
siswa menilai semua guru melaksanakan pembelajaran dengan cara
kooperatif yaitu 36,7% dengan 11 responden, dan kebanyakan
pernyataan siswa menilai sebagian guru melaksanakan pembelajaran
dengan cara kooperatif yaitu 40% dengan 12 responden, dan hanya
sedikit pernyataan siswa menilai sebagian kecil guru melaksanakan
pembelajaran dengan cara kooperatif yaitu 10% dengan 3 responden,
selanjutnya sedikit juga pernyataan siswa menilai tidak satupun guru
melaksanakan pembelajaran dengan cara kooperatif, yaitu 13,3%
dengan 4 responden.
Tabel 4.27
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran dengan Cara yang Menarik
No. Soal Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
15.
Semua Guru 6 20%
Sebagian Guru 7 23,3%
Sebagian Kecil 10 33,3%
Tidak Satupun 7 23,3%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 20% siswa
yang menjawab semua guru, 23,3% yang menjawab sebagian guru,
33,3% menjawab sebagian kecil, dan 23,3% menjawab tidak satupun
guru. Dari hasil persentase di atas dinyatakan dengan jelas sebagian
kecil guru menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang menarik.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hanya sedikit
pernyataan siswa menilai semua guru menjelaskan materi pelajaran
dengan cara yang menarik yaitu 20% dengan 6 responden, dan beberapa
pernyataan siswa menilai sebagian guru menjelaskan materi pelajaran
dengan cara yang menarik yaitu 23,3% dengan 7 responden, dan
72
kebanyakan pernyataan siswa menilai sebagian kecil guru menjelaskan
materi pelajaran dengan cara yang menarik yaitu 33,3% dengan 10
responden, selanjutnya beberapa pernyataan siswa menilai tidak
satupun guru menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang menarik,
yaitu 23,3% dengan 7 responden.
c. Deskripsi Wawancara
Hasil wawancara ini berkaitan erat dengan aspek kompetensi
profesional guru kelas di MI Islamiyah yang belum ada dalam
instrument angket dan observasi karena keterbatasan peneliti dalam
mengkaji lebih mendalam terhadap beberapa dimensi dan indikator
kompetensi profesional guru kelas.
Pertama, dimensi pengembangan keprofesionalan diri secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, seperti halnya
melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus,
melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
keprofesionalan, dan mengikuti kemajuan zaman dari berbagai sumber.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, belum semua guru
kelas melakukan tindakan refleksi dengan alasan berbagai kesibukan
yang dijalani oleh guru kelas, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Bahkan untuk sekarang sangat jarang melakukan tindakan refleksi
setelah pembelajaran selesai.
Untuk penelitian tindakan kelas, belum guru kelas melakukan
penelitian tindakan kelas. Guru kelas hanya melakukan penelitian
tindakan kelas karena adanya tuntutan, seperti kenaikan pangkat. Dan
ada yang melakukan penelitian tindakan kelas tetapi tidak
diadministrasikan.
Kedua, dimensi dalam memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri. Yaitu, memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
73
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana
komunikasi sesame guru melalui grup whatsapp, untuk berkoordinasi
antara guru dengan kepala sekolah, seperti pemberkasan untuk
tunjangan guru. dan kepala sekolah mewajibkan guru kelas memiliki
smartphone agar komunikasi lebih cepat dan efektif.
2. Analisis Data
Dari pembahasan data hasil perhitungan statistik deskriptif, maka
yang perlu dibahas adalah nilai mean dan nilai rata-ratanya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran dari variable yang
diteliti berdasarkan tanggapan responden. Untuk memberikan interpretasi
dari prosentase hasil angket yang diperoleh, digunakan pedoman
interpretasi sebagai berikut:
a. Sangat Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 80-100%
b. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 70-79%
c. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 60-69%
d. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 50-59%
Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah:
1. Menentukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan item pernyataan dengan skor tinggi.
2. Mengetahui Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil nilai penelitian.
3. Menentukan kategori. Yaitu dengan menggunakan rumus:
𝑁𝐻
𝑁𝑆 𝑥 100%
Dari skor penilaian yang ada, maka dapat disajikan analisis
deskriptif secara terperinci berdasarkan indikator penilaian. Tabel dapat
dilihat berikut ini:
74
Dimensi Indikator Nilai
Harapan
(NH)
Nilai
Skor
(NS)
𝑁𝑆
𝑁𝐻𝑥 100%
Kategori
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
Pendahuluan
5 x 1 =
5
21 : 6 =
3,5%
3,5
5𝑥 100%
= 70% Baik
Pendekatan/
Strategi
Pembelajaran
5 x 1 =
5
18 : 6 =
3%
3
5𝑥 100%
= 60%
Cukup
Baik
Penguasaan
Materi
Pembelajaran
4 x 1 =
4
23 : 6 =
3,8%
3,8
5𝑥 100%
= 76% Baik
Pemanfataan
Sumber
Belajar/
Media
Pembelajaran
5 x 1 =
5
19 : 6 =
3,167%
3,167
5𝑥 100%
= 63,34% Cukup
Baik
Pembelajaran
Aktif
5 x 1 =
5
22 : 6 =
3,67%
3,67
5𝑥 100%
= 73,4%
Baik
Penilaian
Proses dan
Hasil Belajar
2 x 1 =
2
18 : 6 =
3%
3
5𝑥 100%
= 60%
Cukup
Baik
Penggunaan
Bahasa
2 x 1 =
2
21 : 6 =
3,5%
3,5
5𝑥 100%
= 70%
Baik
Kegiatan
Penutup
2 x 1 =
2
15 : 6 =
2,5%
2,5
5𝑥 100%
= 50%
Kurang
Baik
75
Kompetensi
Profesional
Guru Kelas
Menguasai
bahan/ materi
pelajaran
3 x 4 =
12
262 x
30 = 8,7
8,7
12𝑥 100%
= 72,5% Baik
Menjelaskan
materi dengan
baik
3 x 4 =
12
226 x
30 = 7,5
7,5
12𝑥 100%
= 62,5%
Cukup
Baik
Memahami
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar mata
pelajaran yang
diampu
3 x 4 =
12
209 x
30 = 6,8
6,8
12𝑥 100%
= 56,6%
Kurang
Baik
Memiliki
materi
pembelajaran
yang sesuai
dengan
tingkat
perkembangan
peserta didik
3 x 4 =
12
240 x
30 = 8
8
12𝑥 100%
= 66,7%
Cukup
Baik
Mengolah
materi
pelajaran
secara kreatif
sesuai tingkat
perkembangan
peserta didik
3 x 4 =
12
259 x
30 = 8,6
8,6
12𝑥 100%
= 71,9%
Baik
76
Dari nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator pada tabel
di atas, dapat disimpulkan nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan variable
penelitian sebagai berikut:
Dimensi Indikator Nilai
Harapan
(NH)
Nilai
Skor
(NS)
𝑁𝑆
𝑁𝐻𝑥 100%
Kategori
Penguasaan
Kompetensi
Profesional
Guru Kelas
di MI
Islamiyah
Jatimulya
Kegiatan
Pembelajaran
30 x 1 =
30
142 : 6 =
23,7%
23,7
30𝑥 100%
= 78,9%
Baik
Kompetensi
Profesional
Guru Kelas
15 x 4 =
60
1196 : 30
= 39,9%
39,9
60𝑥 100%
= 66,7% Cukup
Baik
Rata-rata
90 63,6% 63,6
90𝑥 100%
= 70,67%
Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
tingkat penguasaan kompetensi profesional guru kelas di MI Islamiyah
Jatimulya berkategori “Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa guru kelas di MI
Islamiyah Jatimulya memiliki kemampuan yang baik dalam aspek
kompetensi profesional sebagai tenaga pendidik.
Dari hasil penelitian tersebut ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan terkait kompetensi profesional guru kelas di MI Islamiyah
Jatimulya yaitu evaluasi di akhir kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan lebih sering agar siswa dapat memahami materi yang
disampaikan guru kelas. Dan guru kelas perlu melakukan refleksi/ membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa, serta melaksanakan tindak lanjut
dengan mengarahkan kegiatan remidi / pengayaan untuk siswa. Selanjutnya
pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
77
tindakan reflektif agar lebih diperhatikan oleh guru kelas, karena hal ini
berdampak pada guru kelas baik saat melakukan kegiatan pembelajaran
maupun meningkatkan keprofesionalan guru kelas tersebut. Dan terakhir
guru hendaknya memahami pentingnya melakukan penelitian tindakan
kelas, karena hasil dari penelitian tersebut dapat membantu guru kelas
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun masih terdapat keterbatasan pada penelitian ini, yaitu
keterbatasan dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian ini tidak dapat menggeneralisir semua guru yang ada
di MI Islamiyah Jatimulya, karena penelitian ini hanya dilakukan khusus untuk
guru kelas yang pastinya sudah memiliki jam terbang mengajar yang banyak
dan pengalaman mengajar yang baik. Sementara observasi hanya dilakukan satu
kali di masing-masing kelas karena pada saat dilakukan penelitian sekolah
sedang mempersiapkan penilaian akreditasi sekolah dan juga sudah mendekati
pelaksanaan ulangan tengah semester sehingga tidak mungkin dilakukan
observasi berkali-kali. Sementara itu wawancara hanya dilakukan dua kali, ada
juga yang hanya satu kali karena faktor waktu dan kesibukan guru. kemudian
peneliti masih minim pengalaman dalam hal melakukan wawancara sehingga
pertanyaan-pertanyaan yang ada masih kurang mengarah pada inti
permasalahan yang diharapkan, sehingga data yang diperoleh juga masih sedikit
dan masih sangat memungkinkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai hal tersebut.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kompetensi profesional guru
kelas MI Islamiyah Jatimulya banyak ditemukan fakta, informasi, dan data
terkait dengan objek penelitian, dimana dapat memudahkan peneliti dalam
menggali informasi dan menganalisa tingkat penguasaan kompetensi
profesional guru kelas MI Islamiyah Jatimulya. Setelah melakukan penelitian
secara mendalam dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tingkat penguasaan
kompetensi profesional guru kelas MI Islamiyah Jatimulya dalam kategori
“Baik” dengan nilai persentase 70,67%. Hal ini menunjukkan bahwa guru kelas
di MI Islamiyah Jatimulya memiliki kemampuan yang baik dalam aspek
kompetensi profesional.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Agar guru hendaknya lebih meningkatkan kompetensinya,
meningkatkan keterampilan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dan penggunaan fasilitas sekolah, dan jika memungkinkan
melanjutkan studi untuk menambah banyak hal mengenai bidangnya,
melaukan upaya peningkatan kemampuan dan kualitas diri dengan
mengikuti kegiatan, seperti seminar, pendidikan dan pelatihan (diklat),
sertifikasi guru, kegiatan penilaian kinerja guru, dan kegiatan
pengembangan profesi berkelanjutan. Serta lebih kreatif dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan
maksimal.
79
2. Bagi Sekolah
Agar sekolah hendaknya terus mengusahakan penyediaan sarana
dan prasarana yang menunjang kelancaran proses pembelajaran dan guna
peningkatan kinerja guru, seperti media pembelajaran dan alat peraga. Pihak
sekolah selalu memantau kinerja guru sehingga dapat terus meningkat
sesuai dengan apa yang diharapkan. Sekolah juga hendaknya selalu
melakukan kegiatan evaluasi terkait kompetensi yang dimiliki oleh guru,
dengan demikian pihak sekolah dapat melakukan tindakan preventif terkait
dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru.
3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya jika ingin melakukan penelitian mengenai
kompetensi guru diharapkan subjek penelitiannya diperluas serta
pengalaman dalam mewawancarai seseorang ditambah sehingga dapat
ditemukan hal-hal baru yang dapat mempengaruhi kinerja guru.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. Profesi Keguruan. Konsep dan Strategi Mengembangkan Profesi
dan Karier Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2018.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2014.
Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Jakarta: BSNP. 2007
Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
2010.
Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. Guru Profesional, Bandung: PT. Refika
Aditama. 2012.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. 2006.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 1997
MI Islamiyah Jatimulya. Data Dokumentasi MI Islamiyah Jatimulya.
www.miislamiyahjatimulya.blogspot.com. 2015
Moeleng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2007.
Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2013.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Grup. 2011.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algensindo. 2014
81
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta.
2016.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2010.
Suparlan. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing. 2006.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2013.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2011.
77
LAMPIRAN
Data Hasil Observasi
Kegiatan Pembelajaran
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
6 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0
Jumlah 4/
66,7
5/
83,3
3/
50
4
66,7
5/
83,3
3/
50
4/
66,7
4/
66,7
5/
83,3
3/
50
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
5/
83,3
3/
50
5/
83,3
5/
83,3
4/
66,7
4/
66,7
4/
66,7
6/
100
1/
16,7
6/
100
5/
83,3
22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
0 0 0 1 0 1 1 0 0 18/60
1 1 1 1 1 1 1 1 0 29/96,7
0 0 0 0 0 1 1 0 0 9/30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 29/96,7
1 1 1 0 1 0 0 0 1 17/56,7
1 1 0 1 1 1 0 1 1 19/63,3
4/
66,7
4/
66,7
3/
50
4/
66,7
4/
66,7
5/
83,3
4/
66,7
3/
50
3/
50
Data Angket Siswa
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 4 4 3 3 3 2 1 1 4
2 3 4 3 4 3 3 2 2 1 4
3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2
4 4 3 3 2 1 1 1 4 2 3
5 2 2 2 3 3 1 2 2 1 4
6 3 4 1 2 2 4 4 1 2 2
7 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2
8 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3
9 4 4 1 2 4 3 2 4 1 3
10 3 4 4 2 2 2 4 4 1 1
11 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2
12 4 3 1 2 4 2 2 2 4 3
13 2 1 3 2 2 1 3 3 3 4
14 3 4 2 3 3 2 1 1 2 2
15 2 3 2 1 4 4 1 1 3 1
16 3 1 4 3 1 3 2 4 1 4
17 4 2 4 3 3 1 4 4 4 4
18 2 4 4 1 2 2 4 3 1 2
19 3 2 3 2 4 3 3 3 3 1
20 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3
21 3 3 3 1 3 1 2 4 1 3
22 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3
23 2 2 3 2 3 1 1 3 2 2
24 4 1 4 1 3 2 2 4 3 1
25 4 2 2 3 4 1 1 3 2 2
26 3 4 1 4 3 2 2 4 2 1
27 3 4 3 3 2 2 2 4 3 2
28 3 4 2 3 2 3 2 4 3 3
29 4 3 1 1 1 2 1 3 2 2
30 4 3 2 1 4 1 2 3 2 2
Jumlah 92 90 80 73 84 69 68 90 69 75
11 12 13 14 15 Jumlah
3 2 4 4 3 43
1 1 4 3 4 42
4 4 4 3 2 52
4 3 4 3 4 42
4 4 4 4 2 40
3 2 3 4 4 41
2 3 4 3 1 39
3 1 3 3 2 40
3 2 4 3 3 43
4 2 3 4 2 42
3 3 4 4 3 43
2 1 4 3 4 41
4 4 4 3 2 41
3 2 3 1 3 35
4 3 2 4 4 39
1 1 3 4 1 36
2 1 2 3 2 43
4 2 4 1 3 39
3 4 4 3 4 45
4 4 2 4 1 46
2 1 3 4 2 36
4 3 4 1 3 49
4 4 3 2 2 36
2 1 1 4 1 34
3 1 1 1 2 32
4 2 3 2 1 38
4 2 4 3 1 42
3 2 4 3 1 42
3 4 3 4 2 36
4 2 2 2 3 37
94 71 97 90 72 1214
Lampiran 1. Instrumen Observasi
INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Guru : .........................
Hari, Tanggal : .........................
Tempat : .........................
Petunjuk
Berilah tanda ceklis (√) pada alternatif jawaban di bawah ini sesuai dengan
aktivitas yang diamati dengan kriteria sebagai berikut:
Ya : 1, apabila sesuai pernyataan.
Tidak : 0, apabila tidak sesuai pernyataan
NO. INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI CEKLIS
I MEMBUKA PEMBELAJARAN YA TIDAK
1 Memulai pembelajaran setelah persiapan
2 Melakukan kegiatan apersepsi
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Membuka pembelajaran dengan mengulangi materi
sebelumnya
5 Menghubungkan materi yang telah dipelajari
sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan
II INTI PEMBELAJARAN
A Pendekatan/ Strategi Pembelajaran
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai
7 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
8 Menguasai kelas
9 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
10 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu
yang ditentukan
B Penguasaan Materi Pelajaran
11 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
12 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
13 Membahas materi dengan jelas dan sesuai dengan
hirarki belajar
14 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran
15 Menggunakan media secara efektif dan efisien
16 Menghasilkan pesan yang menarik
17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
18 Menggunakan buku paket dalam proses
pembelajaran
19 Menggunakan media seperti LCD Proyektor, alat
peraga, peralatan audio-visual pada saat
pembelajaran
D Pembelajaran Aktif
20 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
21 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
22 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam
belajar
23 Melakukan pembelajaran dengan cara kooperatif,
seperti diskusi, kerja kelompok
24 Menjelaskan materi pembelajaran dengan cara
yang menarik, sehingga siswa tidak cepat jenuh
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
25 Memantau kemajuan belajar selama proses
26 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
F Penggunaan Bahasa
27 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik, dan benar
28 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
III PENUTUP
29 Melakukan refleksi/ membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
30 Melaksanakan tindak lanjut dengan mengarahkan
kegiatan/ remidi
Lampiran 2. Instrumen Angket Siswa
INSTRUMEN ANGKET SISWA
PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KELAS
DI MI ISLAMIYAH JATIMULYA KECAMATAN LEBAKSIU
KABUPATEN TEGAL
Hari, Tanggal : ……………….
Nama : ……………….
Kelas : ……………….
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah dengan saksama setiap pernyataan dibawah ini.
2. Jawablah pernyataan pada angket dengan sejujur-jujurnya.
3. Berilah tanda ceklis (√) pada alternatif jawaban sesuai dengan aktivitas
kamu rasakan
4. Keterangan: SG: Seluruh guru; BG: Sebagian Guru; SK: Sebagian Kecil;
TS: Tidak Satupun.
5. Tidak ada jawaban yang bernilai benar dan salah, tetapi yang ada kondisi
kamu rasakan.
No. Pernyataan
SG BG SK TS
Seluruh
Guru
Sebagian
Guru
Sebagian
Kecil
Tidak
Satupun
1. Guru kelas mampu
menguasai bahan/
materi pelajaran
dengan baik
2. Guru kelas mampu
menjawab pertanyaan
siswa dengan baik
3. Guru kelas mampu
menjelaskan materi
tanpa melihat teks/
buku
No. Pernyataan
SG BG SK TS
Seluruh
Guru
Sebagian
Guru
Sebagian
Kecil
Tidak
Satupun
4. Siswa dapat
memahami dengan
baik materi pelajaran
yang diajarkan oleh
guru kelas
5. Guru kelas mampu
menjelaskan materi
pelajaran dengan
memberi contoh
aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari
6. Guru kelas mampu
menjelaskan
hubungan materi
pelajaran sebelumnya
dengan materi yang
akan disampaikan
No. Pernyataan
SG BG SK TS
Seluruh
Guru
Sebagian
Guru
Sebagian
Kecil
Tidak
Satupun
7. Guru kelas mampu
menjelaskan tentang
standar kompetensi
dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai
siswa
8. Guru menjelaskan
materi pelajaran
sesuai dengan urutan
yang tercantum
dalam buku paket
atau silabus
9. Guru menjelaskan
materi pelajaran
secara rinci dan
terstruktur dengan
baik
No. Pernyataan
SG BG SK TS
Seluruh
Guru
Sebagian
Guru
Sebagian
Kecil
Tidak
Satupun
10. Guru kelas mampu
menggunakan media
pembelajaran saat
menjelaskan materi
11. Guru kelas mengajar
dengan menggunakan
metode yang
bervariasi
12. Guru mengajar sesuai
dengan kemampuan
belajar siswa
No. Pernyataan
SG BG SK TS
Seluruh
Guru
Sebagian
Guru
Sebagian
Kecil
Tidak
Satupun
13. Guru Menggunakan
Media Pembelajaran
sesuai dengan
Kemampuan Belajar
Siswa
14. Guru kelas mampu
melaksanakan
pembelajaran dengan
cara kooperatif dalam
membahas materi
pelajaran
15. Guru Menjelaskan
Materi Pelajaran
dengan Cara yang
Menarik
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah
1) Apakah guru kelas sudah menguasai konsep dan bahan pelajaran yang akan
disampaikan?
2) Dalam pembuatan RPP apakah guru kelas sudah membuat rancangan yang
sesuai dengan SK dan KD yang berlaku dan selalu menyiapkan RPP sebelum
mengajar?
3) Selama ini apakah guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran menerapkan
berbagai metode dalam mengajar?
4) Apakah guru kelas selalu memberikan soal evaluasi baik lisan atau tertulis
kepada anak didik?
5) Apakah guru kelas melakukan program remidial dan pengayaan untuk anak
didik?
6) Apakah guru kelas selalu menggunakan teknologi seperti komputer dan LCD
dalam proses pembelajaran?
7) Apakah guru kelas melakukan tugas administrasi sekolah?
8) Apakah guru kelas pernah atau sering melakukan penelitian ilmiah untuk
meningkatkan profesionalitas keguruan?
Lampiran 4. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Wawancara Kepala Sekolah
REDUKSI, PENYAJIAN DATA, DAN KESIMPULAN HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
No. Pertanyaan Jawaban Reduksi Kesimpulan
1. Apakah guru kelas
sudah menguasai
konsep dan bahan
pelajaran yang akan
disampaikan?
Sebagian besar guru menguasai. Ada yang
menguasai ada yang tidak, cenderung
mengikuti teks kalau disini. Kemarin baru saja
diklat untuk meningkatkan profesionalisme
guru dan tunjangan guru.
Guru kelas sebagian besar
sudah menguasai konsep
dan bahan pelajaran, tetapi
cenderung mengikuti teks.
Guru mengikuti diklat untuk
meningkatkan
profesionalisme dan
tunjangan guru.
Guru kelas sudah menguasai
konsep dan bahan pelajaran.
2. Dalam pembuatan
RPP apakah guru
kelas sudah membuat
rancangan yang sesuai
dengan SK dan KD
yang berlaku dan
selalu menyiapkan
Iya, harus sesuai. Setiap guru yang sudah
membuat RPP Saya cek terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan proses pembelajaran.
Biasanya guru itu membuat RPP untuk satu
KD biar mudah. Karena per KD itu bisa untuk
beberapa pertemuan.
Guru kelas membuat RPP
mengacu pada SK dan KD.
Guru kelas membuat RPP
untuk satu KD.
Semua guru kelas membuat
RPP mengacu pada SK dan
KD.
RPP sebelum
mengajar?
3. Selama ini apakah
guru kelas dalam
melaksanakan
pembelajaran
menerapkan berbagai
metode dalam
mengajar?
Iya, divariasikan. Kalau ceramah terus kan
anak bosan, kalau kurtilas itu lebih tepatnya
metode kooperatif, jadi harus ada variasi.
Karena kalau stagnan, anak tidak bisa
berkembang. Yang paling sering digunakan
disini adalah metode pemecahan masalah.
Metode pembelajaran yang
sering digunakan guru kelas
adalah metode pemecahan
masalah (problem solving)
Guru kelas menggunakan
metode pemecahan masalah
(problem solving) dalam
proses pembelajaran.
4. Apakah guru kelas
selalu memberikan
soal evaluasi baik
lisan atau tertulis
kepada anak didik?
Setiap pembelajaran harus ada evaluasi secara
spontan. Di awal pembelajaran harus ada pre-
test dengan mengulang materi yang telah lalu,
menanyakan materi yang sudah diajarkan.
Guru kelas memberikan pre-
test di awal pembelajaran
dengan menanyakan materi
yang sudah diajarkan.
Semua guru kelas
memberikan pre-test di awal
pembelajaran.
5. Apakah guru kelas
melakukan program
remidial dan
pengayaan untuk anak
didik?
Iya, pasti ada. Setelah penilaian untuk ulangan
atau PTS, misalnya ada anak yang nilainya
kurang, belum mencapai KKM kita adakan
remedial. Tapi kalau ada anak yang sudah
mencapai dan melebihi KKM itu pengayaan.
Guru kelas selalu
melakukan remedial bagi
siswa yang belum mencapai
(nilai) KKM). Dan
melakukan pengayaan bagi
Semua guru kelas melakukan
remedial bagi siswa yang
belum mencapai (nilai)
KKM.
anak yang sudah mencapai
dan melebihi KKM.
6. Apakah guru kelas
selalu menggunakan
teknologi seperti
komputer dan LCD
dalam proses
pembelajaran?
Semua guru harus menggunakan itu tapi
kenyataannya belum semua guru menguasai
teknologi. Harusnya kalau kompetensi guru
harus bisa menguasai itu, maka dari itu Saya
mewajibkan satu guru satu smartphone karena
untuk komunikasi sesama guru biar lebih
efektif dan efisien waktunya. semuanya juga
serba online, seperti pemberkasan untuk
tunjangan guru.
Belum semua guru
menguasai teknologi.
Kepala sekolah mewajibkan
guru memiliki smartphone
untuk berkomunikasi
sesama guru dan
kepentingan sekolah.
Belum semua guru
menguasai teknologi.
7. Apakah guru kelas
melakukan tugas
administrasi sekolah?
Ada. Ada guru yang Saya tugaskan mengurus
administrasi sekolah. Ada dua operator
sekolah. Selama guru mampu melaksanakan
tugas itu tidak masalah, makanya guru selain
mengajar juga merangkap sebagai operator
sekolah.
Kepala sekolah menugaskan
dua guru sebagai operator
sekolah yang mengurus
administrasi sekolah.
Hanya dua guru kelas yang
ditugaskan oleh kepala
sekolah sebagai operator
sekolah yang mengurus
administrasi sekolah.
8. Apakah guru kelas
pernah atau sering
melakukan penelitian
ilmiah untuk
meningkatkan
profesionalitas
keguruan?
Belum semua. Guru melakukan PTK karena
adanya tuntutan, kenaikan pangkat misalnya.
Jadi belum semuanya. Mungkin ada yang
melakukan PTK tapi tidak diadministrasikan.
Belum semua guru kelas
melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK).
Guru kelas melakukan PTK
karena adanya tuntutan,
misalnya kenaikan pangkat.
Belum semua guru kelas
melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK).
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
Gambar 1. Bapak Sudibyo sedang
menjelaskan materi pelajaran di kelas 4
Gambar 2. Suasana kegiatan belajar di
kelas 4
Gambar 3. Bapak Saeroji sedang
menjelaskan materi pelajaran di kelas 6
(pada hari santri nasional)
Gambar 4. Siswa kelas 6 sedang berdoa
sebelum belajar
Gambar 5. Ibu Puji Hestuti sedang
menjelaskan materi pelajaran dikelas 5
Gambar 6. Siswa sedang berdiskusi
kelompok
Gambar 7. Ibu Tuti sedang menjelaskan
materi pelajaran di kelas 2
Gambar 8. Siswa sedang mempraktikkan
membaca puisi di depan kelas
Gambar 9. Suasana kegiatan belajar di
kelas 5
Gambar 10. Ibu Ida sedang memberikan
arahan kepada siswa kelas 1
Gambar 11. Suasana belajar siswa kelas 1
Gambar 12. Ibu Sri sedang
mempresentasikan dengan media
pembelajaran di kelas 3
Gambar 13. Siswa kelas 3 sedang
menyelesaikan soal yang diberikan oleh
guru
Gambar 14. Suasana belajar siswa kelas 4
Gambar 15. Siswa sedang membaca buku
paket mata pelajaran
Gambar 16. Suasana istirahat di halaman
sekolah
Lampiran 6. Dokumentasi Keadaan Sekolah
Gambar 17. Peralatan Marching Band
MI Islamiyah Jatimulya
Gambar 18. Kondisi lemari buku MI
Islamiyah Jatimulya
Gambar 19. Kondisi kelas 6 MI
Islamiyah Jatimulya
Gambar 20. Kondisi kelas 5 MI
Islamiyah Jatimulya
Gambar 21. Kondisi kelas 1 MI
Islamiyah Jatimulya
Gambar 22. Kondisi kelas 4 MI
Islamiyah Jatimulya
Gambar 23. Lorong sekolah MI
Islamiyah Jatimulya
Gambar 24. Kondisi kelas 2 MI
Islamiyah Jatimulya
Gambar 25. Siswa kelas 1 mendapat
perhatian guru
Gambar 26. Siswa kelas 1 sedang
melaksanakan Imunisasi
Gambar 27. Bagan jadwal mata
pelajaran MI Islamiyah Jatimulya
Gambar 28. Papan nama identitas MI
Islamiyah Jatimulya
Lampiran 7. Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Hari, Tanggal Kegiatan Keterangan
1. Selasa, 9 Oktober 2018 Menyerahkan surat izin
penelitian
Peneliti bertemu dengan kepala sekolah MI Islamiyah Jatimulya
untuk menyerahkan surat izin penelitian dan meminta izin untuk
melakukan penelitian di MI Islamiyah Jatimulya.
2. Senin, 15 Oktober 2018 Wawancara kepala sekolah Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah di ruang
kepala sekolah. Peneliti mengajukan 15 (lima belas) pertanyaan
yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru kelas. (hasil
wawancara terlampir).
3. Selasa, 16 Oktober 2018 Wawancara wali kelas V Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V yang bernama
Ibu Puji di ruang kepala sekolah. (hasil wawancara terlampir).
Wawancara wali kelas IV Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV yang bernama
Bapak Sudibyo di ruang kepala sekolah. (hasil wawancara
terlampir).
Wawancara wali kelas III Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas III yang bernama
Ibu Sri di ruang kepala sekolah. (hasil wawancara terlampir).
Wawancara wali kelas II Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas II yang bernama
Ibu Tuti di ruang kepala sekolah. (hasil wawancara terlampir).
Wawancara wali kelas I Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas I yang bernama
Ibu Ida di ruang guru. (hasil wawancara terlampir).
4. Rabu, 17 Oktober 2018 Wawancara wali kelas VI Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas VI yang bernama
Bapak Saeroji di ruang kepala sekolah. (hasil wawancara terlampir).
5. Kamis, 18 Oktober 2018 Menyebarkan angket ke
siswa MI Islamiyah
Peneliti menyebarkan angket kepada siswa MI Islamiyah dengan
tujuan memperoleh informasi dan data mengenai kegiatan
pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru
kelas MI Islamiyah Jatimulya
7. Jumat, 19 Oktober 2018 Menyebarkan angket ke
siswa MI Islamiyah
Peneliti menyebarkan angket kepada siswa MI Islamiyah dengan
tujuan memperoleh informasi dan data mengenai kegiatan
pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru
kelas MI Islamiyah Jatimulya
6. Senin, 22 Oktober 2018 Observasi kelas VI Guru membuka kegiatan belajar mengajar hari ini dengan salam dan
kemudian berdoa bersama siswa dilanjut membaca Pancasila. Siswa
membaca doa dengan khidmat dilanjut dengan tadarus qur’an.
Sebelum memulai pembelajaran, guru menyampaikan amanat
presiden berkaitan dengan Hari Santri Nasional. Kemudian guru
mengecek kehadiran siswa.
Peneliti melakukan penelitian di kelas VI terkait proses
pembelajaran.
Di awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan mengulas
materi pembelajaran minggu lalu. Dan siswa sudah mengerti
tentang materi tersebut. Kemudian dilanjut dengan materi
pembelajaran yang baru tentang Makhluk Hidup.
Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam
menyampaikan pembelajaran. Guru sesekali bertanya kepada siswa
mengenai materi pada hari ini, dan siswa aktif menjawab
pertanyaan dari guru. Guru juga mengaitkan materi pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari terutama di lingkungan sekolah.
Setelah selesai menjelaskan, guru meminta siswa mengerjakan soal
yang terdapat pada buku siswa dengan menulis jawaban pada buku
tulis siswa. Guru berkeliling memantau siswa mengerjakan soal
tersebut.
Di akhir pembelajaran, guru mengulas materi pembelajaran hari ini
untuk mengetahui apakah siswa sudah mengerti terhadap materi
yang disampaikan atau belum. Kemudian memberikan tugas
pekerjaan rumah kepada siswa.
7. Selasa, 23 Oktober 2018 Observasi kelas IV Peneliti melakukan penelitian di kelas IV terkait proses
pembelajaran.
Di awal pembelajaran, guru memberikan pertanyaan kepada siswa
mengenai apa itu Idzhar dan Ikhfa, dan apakah siswa hafal huruf
hijaiyah, kemudian guru meminta siswa untuk menentukan huruf
hijaiyah yang termasuk hukum bacaan idzhar dan ikhfa.
Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang hukum bacaan
idzhar dan ikhfa dan cara membacanya, dan siswa bisa memahami
apa yang disampaikan oleh guru. Kemudian guru memberikan
contoh bacaan idzhar dan ikhfa, lalu menunjuk salah satu untuk
membacakan ayat dan mencari letak bacaan idzhar dan ikhfa pada
ayat tersebut.
Guru memberikan soal yang ditulis di papan tulis untuk kemudian
dikerjakan oleh siswa. Setelah selesai, guru dan siswa membahas
soal tersebut secara bersama-sama. Kemudian guru menanyakan
kepada siswa apakah sudah mengerti tentang hukum bacaan idhzar
dan ikhfa.
Sebelum pembelajaran selesai, guru memberikan tugas pekerjaan
rumah berupa soal-soal pada lembar kerja siswa (LKS) untuk
dikumpulkan minggu depan. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa dan membaca hamdalah.
8. Rabu, 24 Oktober 2018 Observasi kelas V Peneliti melakukan penelitian di kelas V terkait proses
pembelajaran.
Sebelum memulai pembelajaran, guru meminta siswa
mempersiapkan diri dan berdoa. Setelah berdoa selesai, guru
mengecek kehadiran siswa pada hari ini. Guru melakukan apersepsi
dengan mengulas materi pembelajaran minggu lalu tentang Satuan
Panjang.
Di awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran
hari ini tentang Satuan Waktu. Guru menggunakan media jam
dinding sebagai alat peraga untuk membuat siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.
Setelah menjelaskan materi pembelajaran, guru memberikan soal
kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami
materi atau belum. Guru berkeliling memantau siswa yang sedang
mengerjakan soal yang diberikan. Sesekali siswa bertanya kepada
guru mengenai soal, dan guru menjelaskan soal yang ditanyakan
oleh siswa. Setelah selesai, guru membahas soal secara bersama-
sama dengan siswa yang sudah dikerjakan. Guru memberikan
apresiasi kepada siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut. Guru
melanjutkan menjelaskan materi pembelajaran tentang Satuan
Waktu agar siswa benar-benar memahami materi yang disampaikan
oleh guru.
Di akhir pembelajaran, guru memberikan tugas berupa soal cerita
yang sudah disiapkan oleh guru. Guru meminta siswa membuat 7
kelompok dengan masing-masing anggota kelompok 4-5 orang.
Siswa berdiskusi dan bekerja sama mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, lalu dikumpulkan sebelum istirahat.
Observasi kelas II Peneliti melakukan penelitian di kelas V terkait proses
pembelajaran.
Sebelum memulai pembelajaran, guru meminta siswa
mempersiapkan diri dan berdoa dalam dilanjut tadarus qur’an.
Kemudian guru mengecek kehadiran siswa hari ini.
Guru menyampaikan materi pembelajaran hari ini kepada siswa
tentang Kehidupan di Desa. Guru melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa, “Apa saja yang kalian
temukan di desa dan tidak ada di kota?”. Dan siswa aktif menjawab
dengan jawaban yang beragam.
Kemudian guru menampilkan media gambar pedesaan di depan
kelas agar siswa memperhatikan dan mengamati gambar tersebut.
Guru menjelaskan apa yang ditampilkan pada gambar tersebut, dan
siswa menyimak dengan seksama. Lalu guru menunjuk salah satu
siswa untuk membacakan teks pada buku siswa di depan kelas.
Setelah membaca selesai, guru meminta siswa mengerjakan soal
pada buku siswa halaman 37 yang dikerjakan di buku tugas siswa.
soal tersebut berupa membuat kalimat dengan kata yang sudah
tersedia pada buku tersebut. Kemudian soal tersebut dibahas
bersama-sama oleh guru dan siswa.
Di akhir pembelajaran, guru mengulas kembali materi pembelajaran
hari ini agar siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Guru menutup pembelajaran hari ini dengan berdoa dan
hamdalah.
9. Kamis, 25 Oktober 2018 Observasi kelas III Peneliti melakukan penelitian di kelas III terkait proses
pembelajaran.
Sebelum memulai pembelajaran, guru menanyakan kesiapan siswa
untuk belajar, dan siswa mempersiapkan diri dan menyiapkan buku
untuk belajar. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan
pembelajaran hari ini mengenai “Membaca Waktu”. Guru bertanya
kepada siswa, “Hari ini kalian berangkat ke sekolah jam berapa?”,
“Bangun pagi jam berapa?”. Kemudian siswa menjawab pertanyaan
guru secara serentak.
Guru memulai pembelajaran dengan menggunakan media jam
dinding untuk menghitung waktu dan melibatkan siswa dalam
memanfaatkan media tersebut. Guru mulai menjelaskan materi
tentang “waktu” dan siswa menyimak dengan seksama. Guru
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Setelah menjelaskan, guru bertanya
kepada siswa apakah siswa sudah memahami atau belum apa yang
disampaikan oleh guru. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa
untuk maju ke depan kelas untuk membaca waktu yang ditunjukkan
oleh guru pada jam dinding.
Guru mengulang menjelaskan materi ketika ada siswa yang belum
mengerti membaca waktu, lalu guru meminta siswa untuk
menghafal menit agar mudah dalam membaca waktu.
Setelah siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru, guru
memberikan soal kepada siswa, soal tersebut meminta siswa untuk
menggambar dan membaca waktu. Kemudian guru mengoreksi
jawaban siswa pada soal yang telah dikerjakan.
Di akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa apakah sudah
mengerti materi pada pembelajaran hari ini. Kemudian memberikan
tugas pekerjaan rumah. Pemebelajaran hari ini selesai dengan
membaca hamdalah dan salam.
Observasi kelas I Peneliti melakukan penelitian di kelas I terkait proses pembelajaran.
Sebelum guru memulai pembelajaran, siswa diminta
mempersiapkan diri dan berdoa bersama. Kemudian guru mengecek
tugas pekerjaan rumah yang sudah dikerjakan oleh siswa
sebelumnya. Setelah selesai, guru mengecek kehadiran siswa pada
hari ini.
Di awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan bertanya
kepada siswa mengenai kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa
pada waktu malam hari, siswa menjawab pertanyaan guru dengan
jawaban yang berbeda-beda. Kemudian guru mengajak siswa
bernyanyi bersama yang berkaitan dengan materi pada hari ini.
Setelah menjelaskan materi dan bernyanyi bersama, guru
memberikan soal kepada siswa untuk melatih kemampuan berpikir,
menulis dan membaca siswa. Guru berkeliling memantau siswa
ketika mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Guru dengan
sabar membimbing siswa yang keliru saat menulis dan memberikan
arahan kepada siswa.
Sebelum kegiatan belajar mengajar selesai, guru mengoreksi tugas
yang dikerjakan oleh siswa, kemudian mengakhiri pembelajaran
dengan membaca hamdalah dan salam.
10. Senin, 29 Oktober 2018 Dokumentasi kegiatan
siswa dan lingkungan
sekolah
Peneliti melakukan dokumentasi terhadap kegiatan siswa dan
lingkungan sekolah. (hasil dokumentasi terlampir).
11. Selasa, 30 Oktober 2018 Dokumentasi RPP Peneliti meminta RPP yang digunakan guru kelas untuk pedoman
mengajar di kelas sebagai dokumentasi RPP (hasil dokumentasi
terlampir).
Lampiran 8. Surat Izin Observasi dan Penelitian
Lampiran 9. Profil Penulis
Profil Penulis
Putra Setiawan, lahir dan tumbuh di Tegal, Jawa
Tengah pada tanggal 1 Maret 1996. Anak sulung dari
sepasang orang tua, yaitu dari Bapak Muslikhin dan
Ibu Suhartiningsih. Riwayat pendidikan yang
ditempuh di MI Islamiyah desa Jatimulya, Kecamatan
Lebaksiu, Kabupaten Tegal, lanjut ke SMP Negeri 2
Lebaksiu pada tahun 2008, kemudian melanjutkan ke
SMK Negeri 1 Slawi. Selepas SMA, merantau
menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.
Penulis juga aktif di organisasi mahasiswa jurusan, yaitu Himpunan
Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan, dan juga aktif sebagai pengurus dan
anggota di organisasi primordial/ kedaerahan, yaitu Ikatan Mahasiswa Tegal
Ciputat (IMT Ciputat). Dengan mengikuti organisasi tersebut, penulis berharap
dapat mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai jurusan
Manajemen Pendidikan maupun daerah asal penulis, yaitu Kabupaten Tegal.
Dengan ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus belajar, berusaha dan
memperbaiki diri, penulis telah menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga dengan
adanya karya ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.
Aamiiin.
Motto:
“Malamnya tidur dan bermimpi. Paginya bangun dan mengejar mimpi. Semangat!”.