pengoptimalan potensi bioetanol di indonesia

35
TUGAS KARYA TULIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Kelas XII IPA Semester II-2011/2012 PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA Oleh MIRZA ILMAWAN HAKIM NIS : 9332 XII-IPA 3 SMAN 1 KEDUNGWARU

Upload: hakim-mirza

Post on 05-Aug-2015

208 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sebuah karya tulis mengenai Bioetanol

TRANSCRIPT

Page 1: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

TUGAS KARYA TULIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Kelas XII IPA Semester II-2011/2012

PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

Oleh

MIRZA ILMAWAN HAKIM

NIS : 9332

XII-IPA 3

SMAN 1 KEDUNGWARU

2012

Page 2: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

ABSTRAK

PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

MIRZA ILMAWAN HAKIM

NIS : 9332

ABSTRAK

Pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi, dan peningkatan

perekonomian menyebabkan peningkatan konsumsi energi di Indonesia. Apabila

peningkatan tersebut dibiarkan, konsumsi energi Indonesia, yang didominasi oleh

bahan bakar fosil, akan menyebabkan penurunan kualitas udara sekitar dan

peningkatan emisi gas rumah kaca. Selain itu, produksi minyak dan gas Indonesia

saat ini semakin mengalami penurunan sehingga tidak mampu lagi memenuhi

kebutuhan energi. Kepedulian terhadap permasalahan-permasalahan di atas

menyebabkan pemerintah mendorong peningkatan penyediaan sumber energi

melalui pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (EBT).

Biomassa merupakan salah satu bentuk EBT yang tersedia dalam jumlah

besar. Biomassa memiliki berbagai variasi rute konversi termokimia. Salah satu

rute yang cukup menjanjikan adalah kombinasi antara gasifikasi biomassa dan

sintesis Fischer Tropsch (BGFT). Biomassa digasifikasi kemudian produk gas

yang telah dibersihkan digunakan dalam sintesis FT untuk menghasilkan

hidrokarbon rantai panjang yang kemudian dikonversikan menjadi diesel ramah

lingkungan.

Permasalahan utama dalam pengaplikasian sistem BGFT di Indonesia

adalah ketersediaan nasional yang melimpah namun tidak terpusat di satu lokasi

tertentu. Selain itu, sistem BGFT merupakan teknologi yang mahal, sehingga

perlu dikaji mengenai kapasitas sistem BGFT yang ekonomis terkait dengan

ketersediaan biomassa di Indonesia. Oleh karena itu melalui penelitian ini akan

disusun rencana usaha sistem konversi biomassa menjadi bahan bakar Fischer

Tropsch melalui rute gasifikasi.

Kata kunci : Biomassa, Bioetanol, EBT, Indonesia

ii

Page 3: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis

yang berjudul “Memaksimalkan Potensi Bioetanol di Indonesia”. Karya tulis ini

dibuat untuk penuntasan tugas laporan ilmiah Mata Pelajaran Pendidikan

Lingkungan Hidup (PLH). Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan

penelitian ini :

Devit Romy S, S. Si, M. Pd selaku guru pembimbing, atas segala saran,

bimbingan, dan arahannya,

orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan,

seluruh teman-teman XII-IPA3 SMAN 1 Kedungwaru th. 2012 yang

memberikan perhatian, semangat, dukungan, dan kerjasama dalam

menyelesaikan laporan ini,

semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan dari pembaca demi

peningkatan kualitas laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kualitas lingkungan

hidup.

Tulungagung, 5 Maret 2012

Penulis

iii

Page 4: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Pembatasan Masalah......................................................................................3

C. Perumusan Masalah.......................................................................................3

D. Tujuan Penulisan...........................................................................................3

E. Metode Penulisan...........................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................4

A. Tinjauan Pustaka...........................................................................................4

1. Pengertian Biomassa................................................................................4

2. Pengertian Bioetanol................................................................................5

3. Potensi Bahan Baku.................................................................................5

BAB III METODE PENULISAN................................................................................7

A. Jenis Penulisan..............................................................................................7

B. Objek Penulisan.............................................................................................7

C. Teknik Pengambilan Data.............................................................................7

D. Prosedur Penulisan........................................................................................7

E. Kerangka Berpikir..........................................................................................8

1. Latar Belakang.........................................................................................8

2. Perumusan Masalah.................................................................................8

3. Studi Literatur..........................................................................................8

4. Pembahasan.............................................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................9

A. Potensi – potensi bioetanol di Indonesia.......................................................9

1. Potensi Sumber Bioetanol........................................................................9

2. Potensi Pemanfaatan Bio-Etanol.............................................................9

3. Ketersediaan bahan baku bioetanol di Indonesia.....................................9

B. Contoh Proses Pembuatan Bioetanol.............................................................11

1. Pemrosesan Bahan...................................................................................11

2. Skema Pengolahan Bahan Baku..............................................................12

C. Pengoptimalan Potensi Bioetanol di Indonesia.............................................14

1. Bioetanol Lebih Ramah Lingkungan.......................................................14

iv

Page 5: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

2. Bioetanol dalam Instruksi Presiden.........................................................15

3. Manfaat Penggunaan Bioetanol...............................................................16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................17

A. Kesimpulan....................................................................................................17

B. Saran..............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

v

Page 6: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi, dan peningkatan

perekonomian menyebabkan peningkatan konsumsi energi di Indonesia. Namun

peningkatan kebutuhan akan konsumsi energi tersebut tidak diiringi dengan

kestabilan harga dan pasokan energi yang mencukupi (Gambar I.1), sehingga

memunculkan permasalahan keamanan ketersediaan energi[1]. Dalam Blue Print

Energi Nasional 2005 – 2025, dinyatakan bahwa cadangan minyak bumi nasional

hanya tersisa hingga 18 tahun ke depan. Rincian potensi energi nasional (2004)

diberikan pada Tabel I.1 [2].

Gambar I.1 Perbandingan produksi dan konsumsi energi primer Indonesia(1965-2007) Sumber: BP, Statistical Review of World Energy 2009

1

Page 7: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

Tabel I.1 Potensi Energi Nasional (2004)

Jenis Energi Fosil

Sumber Daya Cadangan (proven + possible)

Produksi (per tahun)

Rasio Cadangan/Produksi (tanpa eksplorasi)

TahunMinyak 86,9 miliar

barel 9 miliar barel 500 juta barel 18

Gas 384,7 TSCF 182 TCSF 3,0 TSCF 61Batubara 57 miliar ton 19,3 miliar ton 130 juta ton 147Sumber: Blueprint Energi Nasional 2005-2025

Penggunaan energi fosil seperti minyak bumi, gas, dan batu bara juga

memunculkan isu lingkungan dalam hal emisi CO2 dan pemanasan global. Gas

rumah kaca seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan NO2 membentuk

lapisan di atmosfir yang dapat menahan panas yang akan keluar dari bumi

sehingga menyebabkan atmosfir bumi semakin panas (pemanasan global). Selain

CO2, penggunaan bahan bakar fosil juga menghasilkan emisi polutan seperti CO,

NO, SO2, VOC, POP, PAH, partikulat, logam beracun (Cd, Hg, As, dll.) ke udara.

Kepedulian terhadap permasalahan-permasalahan di atas mendorong

keluarnya kebijakan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil dan peningkatan

penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang dituangkan dalam bentuk sasaran

bauran energi primer nasional 2025 sebagaimana diilustrasikan pada Gambar I.2

[3]. Salah satu upaya untuk memenuhi target bauran energi nasional tersebut

adalah penggalakkan penggunaan biomassa sebagai sumber energi.

Biomassa merupakan salah satu bentuk EBT yang tersedia dalam jumlah

besar. Biomassa yang banyak dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah tandan

kosong sawit, tongkol jagung, dan sekam padi. Berdasarkan data Departemen

Pertanian[4], pada tahun 2008 produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 18 juta

ton. Dari produksi tersebut dihasilkan limbah tandan kosong kelapa sawit

sebanyak 22-23 % atau sekitar 4 juta ton. Sedangkan produksi jagung Indonesia

pada tahun 2008 mencapai 16 juta ton dan tersebar di area perkebunan seluas 4

juta hektar. Dari produksi jagung tersebut dihasilkan limbah tongkol jagung

sebanyak 1 ton per hektar atau sekitar 4 juta ton. Produksi padi yang mencapai 60

2

Page 8: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

juta ton pada tahun 2009 juga menghasilkan limbah biomassa berupa sekam padi

sebanyak 35 % atau sekitar 21 juta ton.

B. Pembatasan Masalah

Hal yang dijadikan batasan adalah pengoptimalan produksi dan

penggunaan bioetanol dari biomassa di Indonesia.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari ”Biomassa” dan ”Bioetanol” ?

2. Bagaimana cara pengolahan biomassa untuk menjadi bioetanol ?

3. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

bioetanol ?

D. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Untuk membuka pengetahuan mengenai Bioetanol.

2. Untuk mengetahui pengolahan biomassa untuk menjadi bioetanol dalam

lingkup lingkungan sekitar.

3. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bioetanol.

E. Metode Penulisan

Metode yang dipakai adalah dengan mengumpulkan data dari berbagai

sumber. Baik dari buku, media masa, maupun internet

3

Page 9: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Biomassa

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses

fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain

adalah tanaman, pepohonan, rumput, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan

kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan

ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan

sebagai sumber energi (bahan bakar). Yang digunakan adalah bahan bakar

biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil

produk primernya (Pari dan Hartoyo, 1983).

Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada

bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai

sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial. Umumnya biomassa merujuk

pada materi tumbuhanyang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat

juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk

produksi serat, bahan kimia, ataupanas. Biomassa dapat pula meliputi limbah

terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak

mencakup materi organik yang telahtertransformasi oleh proses geologis menjadi

zat seperti batu bara atau minyak bumi (id.wikipedia.org).

Potensi biomassa di Indonesia adalah cukup tinggi. Dengan hutan tropis

Indonesia yang sangat luas, setiap tahun diperkirakan terdapat limbah kayu

sebanyak 25 juta ton yang terbuang dan belum dimanfaatkan. Jumlah energi yang

terkandung dalam kayu itu besar, yaitu 100 milyar kkal setahun. Demikian juga

sekam padi, tongkol jagung, dan tempurung kelapa yang merupakan limbah

pertanian dan perkebunan, memiliki potensi yang besar sekali. Tabel 1

memberikan suatu ikhtisar dari potensi energi biomassa yang terdapat di

Indonesia. Jenis energi ini adalah terbarukan, sehingga merupakan suatu produksi

yang tiap tahun dapat diperoleh.

4

Page 10: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

Tabel II.1 Potensi energi biomassa di Indonesia

Sumber energi Produksi 106 ton/thn

Energi 109 kkal/thn

Kayu Sekam padi Tongkol jagung Tempurung kelapa

25.00 7.55 1.52 1.25

100.0 27.0 6.8 5.1

Potensi total 35.32 138.9 Sumber : The Potential of Biomass Residues as Energy Sources in Indonesia.

Dewi dan Siagian, (1992).

2. Pengertian Bioetanol

Bioetanol adalah etanol atau etil alkohol (C2H5OH), berbentuk

cair,bening tidak berwarna, biodegradable, dan tidak menyebabkan korosi

(Anonimous, 2006). Bioetanol diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan

bahan baku hayati, sedangkan etanol dapat dibuat dengan cara sintesis.

Secara garis besar, langkah dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi

etanol adalah fermentasi jamur khamir, distilasi, dehidrasi, dan denaturasi.

Sebelum dilakukan fermentasi, beberapa tanaman membutuhkan hidrolisis

karbohidrat seperti selulosa dan amilum menjadi gula. Hidrolisis selulosa disebut

sebagai selulosis. Enzim digunakan untuk mengubah amilum menjadi gula.

3. Potensi Bahan Baku

Jenis tanaman

Hasil per tahun (Liter/hektar, galon AS/acre)

Penghematan gas rumah

kacavs. bensin[a]

Keterangan

Miscanthus7300 L/ha,780 g/acre

37%–73%Produksi etanol bergantung dari kemajuan teknologi selulosa.

Switchgrass 3100–7600 L/ha,330–810 g/acre

37%–73% Produksi etanol bergantung dari kemajuan teknologi selulosa. Usaha peranakan dilakukan untuk meningkatkan hasil. Kemungkinan produksi biomassa lebih besar dengan

5

Page 11: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

campuran dari rumput perennial lainnya.

Poplar3700–6000 L/ha,400–640 g/acre

51%–100%

Tanaman cepat tumbuh. Produksi etanol bergantung dari kemajuan teknologi selulosa. Jika proyek pengurutan genomik tanaman ini selesai, maka bisa diusahakan untuk meningkatkan hasil tanaman.

Tebu6800–8000 L/ha,[52][75][76][77]

727–870 g/acre87%–96%

Tanaman yang digunakan sebagai sumber utama untuk etanol di Brasil Pabrik pemrosesan terbaru dapat membakar residu yang tidak digunakan untuk etanol untuk menghasilkan listrik. Hanya tumbuh di iklim tropis dan subtropis.

Sorgum manis

2500–7000 L/ha,270–750 g/acre

Tidak ada data

Produksi etanol dapat menggunakan teknologi yang ada saat ini. Tumbuh di tempat beriklim tropis dan sedang, tapi hasil etanol tertinggi bisa didapat kalau ditanam di tempat tropis. Tidak dapat disimpan lama.

Jagung3100–4000 L/ha,[52][75][76][77]

330–424 g/acre10%–20%

Digunakan sebagai tanaman utama penghasil bioetanol di Amerika Serikat. Saat ini hanya kernelnya saja yang dapat diproses. Pengembangan teknologi selulosa akan memungkinkan brangkasannya digunakan juga dan dapat meningkatkan hasil etanol sampaui 1.100 - 2.000 liter/ha.

Sumber: Nature 444 (7 December 2006): 673-676.

6

Page 12: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan

Tulisan dalam karya tulis ini bersifat kajian pustaka atau library research.

Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai dengan analisis

sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan

diterapkan lebih lanjut.

B. Objek Penulisan

Objek tulisan ini adalah potensi dari bioetanol sebagai bahan bakar

alternatif di Indonesia. Dengan adanya pemanfaatan ini diharapkan dapat

menambah wawasan terhadap pentingnya penghematan bahan bakar

menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

C. Teknik Pengambilan Data

Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang berkaitan dengan

tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku bioetanol. Informasi ini diperoleh

dari berbagai literatur baik berupa majalah, jurnal ilmiah, internet maupun buku

yang relevan dengan objek yang akan dikaji.

D. Prosedur Penulisan

Setelah dilakukan pengumpulan data informasi, semua hasil diseleksi

untuk mengambil data dan informasi yang relevan dengan masalah yang dikaji.

Untuk menyajikan masalah yang akan dibahas, maka dalam tulisan ini penyajian

dibagi atas tiga pokok bahasan, yaitu:

1. Potensi – potensi bioetanol di Indonesia

2. Contoh proses pembuatan bioetanol

3. Pengoptimalan potensi bioetanol di Indonesia

7

Page 13: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

E. Kerangka Berpikir

Tulisan ini memiliki kerangka berpikir dalan proses penulisannya.

Kerangka atau alur berpikir digunakan untuk mempermudah proses penulisan.

Adapun kerangka berpikir dalam tulisan ini akan dijelaskan di bawah ini :

1. Latar Belakang

(Seperti yang tertera di BAB I, PENDAHULUAN)

2. Perumusan Masalah

(Seperti yang tertera di BAB I, PENDAHULUAN)

3. Studi Literatur

· Tinjauan tentang bioetanol

· Tinjauan tentang potensi bahan baku bioetanol di Indonesia

· Tinjauan tentang Pengoptimalan penggunaan bioetanol di Indonesia

4. Pembahasan

· Potensi – potensi bioetanol di Indonesia

· Contoh proses pembuatan bioetanol

· Pengoptimalan potensi bioetanol di Indonesia

8

Page 14: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Potensi – potensi bioetanol di Indonesia

1. Potensi Sumber Bioetanol

Selain tetes atau mollase, tanaman lain yang dapat dipergunakan

sebagai bahan baku produksi ethanol (bio-ethanol) adalah ubi kayu, ubi

jalar, jagung, dan sagu. Dari semua jenis bahan baku tersebut, di Indonesia

ubi kayu mempunyai potensi lebih besar sebagai bahan baku pembuatan

ethanol. Hal ini disebabkan ubi kayu dapat ditanam hampir di semua jenis

tanah mulai dari lahan yang subur sampai ke lahan kering, bahkan lahan

kritis sekalipun.

2. Potensi Pemanfaatan Bio-Etanol

Ethanol/bio-ethanol apabila dicampur dengan premium dapat

meningkatkan nilai oktan, dimana nilai oktan untuk ethanol/bio-ethanol

98% adalah sebesar 115, selain itu mengingat ethanol/bio-ethanol

mengandung 30% oksigen, sehingga campuran ethanol/bio-ethanol dengan

gasoline dapat masuk katagorikan high octane gasoline (HOG), dimana

campuran sebanyak 15% bioethanol setara dengan pertamax (RON 92)

dan campuran sebanyak 24% bioethanol setara dengan pertamax plus

(RON 95).

3. Ketersediaan bahan baku bioetanol di Indonesia

Sebagai negara agraris dengan tingkat kesuburan yang tinggi,

Indonesia memiliki potensi yang besar akan ketersediaan hasil pertanian

sebagai bahan baku bioetanol yang berasal dari berbagai sumber

karbohidrat dan gula.

Produksi ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan bahan baku tanaman

yang mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses

konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air. Konversi bahan

baku tanaman yang mengandung pati atau karbohydrat dan tetes menjadi

bio-ethanol ditunjukkan pada Tabel IV.1 dan Tabel IV.2.

9

Page 15: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

Bahan BakuKandungan Gula

Dalam BahanBaku

Jumlah HasilKonversi

PerbandinganBahan Baku

danBioetanolJenis Konsumsi (Kg) (Kg)

Bio-etanol(Liter)

Ubi Kayu 1000 250-300 166.6 6,5:1Ubi Jalar 1000 150-200 125 8:1Jagung 1000 600-700 200 5:1Sagu 1000 120-160 90 12:1Tetes 1000 500 250 4:1

Tabel IV.1 Konversi bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat

dan tetes menjadi bio-ethanol

Sumber karbohidrat Hasil panen ton/ha/th

Perolehan alcoholliter/ton liter/ha/th

Singkong 25 (23,6) 180 (155) 4500 (3658) Tetes tebu 3,6 270 973 Sorgum biji 6 333,4 2000 Ubi jalar 62,5 125 7812 Sagu 6,8 608 4133 Tebu 75 67 5025 Nipah 27 93 2500 Sorgum manis 80 75 6000

Tabel IV.2 Sumber, hasil panen dan rendemen alkohol sebagai hasil konversi

10

Page 16: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

B. Contoh Proses Pembuatan Bioetanol

1. Pemrosesan Bahan

Secara umum teknologi proses produksi ethanol/bio-ethanol

tersebut dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

a. GELATINISASI

Dalam proses gelatinasi, bahan baku ubi kayu, ubi jalar, atau

jagung dihancurkan dan dicampur air sehingga menjadi bubur,

yang diperkirakan mengandung pati 27-30 persen.

b. FERMENTASI Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi

ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan menggunakan yeast. Alkohol

yang diperoleh dari proses fermentasi ini, biasanya alkohol dengan

kadar 8 sampai 10 persen volume.

c. DISTILASI Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95%

agar dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol hasil

fermentasi yang mempunyai kemurnian sekitar 40% tadi harus

melewati proses destilasi untuk memisahkan alkohol dengan air

dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan

tersebut yang kemudian diembunkan kembali.

11

Page 17: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

2. Skema Pengolahan Bahan Baku

12

Page 18: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

Di bawah ini adalah skema pengolahan sagu agar menjadi bioetanol.

Perlakuan yang serupa juga diterapkan pada limbah tetes tebu untuk menghasilkan

bioetanol.

13

Page 19: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

C. Pengoptimalan Potensi Bioetanol di Indonesia

1. Bioetanol Lebih Ramah Lingkungan

Penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan bakar minyak

(BBM) dapat mengurangi emisi karbon monooksida dan senyawa

lain(asap, gas, dan partikel padat timbal) dari kendaraan. Hal ini sudah

dibuktikan oleh beberapa negara yang sudah lebih dulu mengaplikasikan

bioetanol tersebut, seperti Brasil dan Jepang. Perkembangan bisnis

bioetanol di Indonesia seharusnya juga bisa menyamai kedua negara

tersebut. Dengan melimpahnya bahan baku, seharusnya kita bisa

menggantikan sebagian pemakaian BBM yang sudah semakin langka

dengan bioetanol. Selain untuk bahan bakar, bioethanol (FGE) dapat

digunakan untuk industri kimia, farmasi, kedokteran, kosmetik, bahan

baku aneka minuman, dan sebagainya.

Bioetanol dapat dijadikan pengganti bahan bakar minyak tanah.

Selain hemat, pembuatannya dapat dilakukan di rumah sendiri dengan

mudah. Selain itu juga pengoperasian bioetanol lebih ekonomis

dibandingkan menggunakan minyak tanah. Bila sehari menggunakan

minyak tanah seharga Rp 16.000,-, maka dengan bioetanol dapat

menghemat Rp 4.000,-. Pengalaman membuat dan menggunakan

bioetanol ini diceritakan oleh seseorang bernama Bambang Kisudono,

warga kota Surabaya yang memanfaatkan sampah dapur rumahnya

untuk membuat dan mengembangkan bioetanol di lingkungan tempat

tinggalnya. Awalnya Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada

Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Surabaya (ITS) Surabaya dari

kajiannya menyimpulkan bahwa kompor yang dirancang khusus untuk

bioetanol (Gambar 5) terbukti lebih efisien dibandingkan kompor

kerosin (minyak tanah/konvensional). Hal ini mendorong orang tersebut

melakukan pengolahan bioetanol sendiri.

14

Page 20: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

Gambar Kompor Bioetanol

Untuk kompor rumah tangga, perbandingan (rasio) penggunaan

bioetanol dan minyak tanah adalah 1:3. Artinya adalah dengan 3 liter

minyak tanah efisiensi panas yang dihasilkan akan setara dengan satu

liter bioetanol. Dengan volume 100cc bioetanol akan membuat api

menyala sekitar 30 - 40 menit. Bahkan menurut peneliti bioetanol Ir Sri

Nurhatika MP di ITS, Surabaya, mengemukakan penggunaan bioetanol

akan lebih efisien lagi karena 1 liter bioetanol sama dengan 9 liter

minyak tanah. Bahan baku untuk pembuatan bioetanol terbagi tiga, yaitu

bahan berpati, bergula, dan bahan berselulosa. Bahan baku bergula,

misalnya adalah tebu, nira, dan aren. Sedangkan bahan berpati, misalnya

sagu, ubi kayu, jagung, biji sorgum, dan kentang manis. Bahan ini

umumnya dimakan oleh manusia. Sehingga sebaiknya pengembangan

bioetanol masa depan lebih ditujukan kepada penggunaan bahan yang

tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak mengganggu ketahanan

pangan nasional. Selanjutnya bahan berlignoselulosa contohnya adalah

TKKS, dimana polimer selulosa lebih sulit diuraikan (dihidrolisis)

daripada polimer pati dan hal ini perlu diperhatikan

2. Bioetanol dalam Instruksi Presiden

Pemerintah Indonesia, telah melakukan antisipasi,Salah satu

wujudnya, yaitu terbitnya Instruksi Presiden No. 1 tahun 2006 tentang

penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan

bakar. Melaui Inpres itu, Presiden menginstruksikan 13 Menteri, Gubernur

dan Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah percepatan dan

pemanfaatan biofuel.

15

Page 21: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

3. Manfaat Penggunaan Bioetanol

Berbagai kelebihan dari penggunaan bioetanol yang patut

dipertimbangkan :

a. Mengurangi kebutuhan BBM, khususnya Premium.

b. Mengurangi efek rumah kaca.

c. Bebas zat berbahaya seperti Co, Nox dan UHC

d. Diversifikasi Energi

e. Menciptakan Teknologi berwawasan Lingkungan.

f. Diversifikasi Industri, yang berujung pada penciptaan lapangan

kerja.

16

Page 22: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bioetanol diharapkan dapat merupakan bahan bakar alternatif masa depan

yang ramah lingkungan dan bersifat renewable, untuk menggantikan sebagian

atau melengkapi konsumsi bahan bakar fosil (minyak bumi) yang kurang ramah

lingkungan dan persediaannya semakin terbatas. Di Indonesia terdapat berbagai

macam bahan baku berkarbohidrat tinggi yang potensial untuk dikonversi menjadi

bioetanol seperti sagu, tandan kosong kelapa sawit, ganyong, nira sorgum, tetes

tebu, jerami padi dan bonggol pisang. Diantara berbagai macam bahan baku

tersebut, sagu cukup menarik perhatian untuk dimanfaatkan patinya sebagai bahan

konversi menjadi bioetanol. Ini disebabkan potensi hutan alam sagu Indonesia

sangat luas, akan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Mengingat variasi

genetik sagu yang terbesar di dunia, Indonesia berpeluang besar untuk

mengembangkan sagu tersebut sebagai sumber energi alternatif masa datang.

Untuk menutupi kebutuhan pangan dari sagu hanya 5% dari potensinya yang ada,

sehingga sisanya dapat dimanfaatkan sebagai sumber bioetanol. Untuk

pengembangan budidaya sagu, masyarakat selama ini sudah mengenal teknik

perbanyakan tanaman sagu secara vegetatif, sehingga untuk mendorong

masyarakat lebih giat membudidayakan sagu tidak sulit. Pemanfaatan hutan alam

sagu, maupun hutan tanaman sagu, yang diiringi pengembangan budidaya serta

berdirinya industri bioetanol dapat menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga

akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. Saran

Sehubungan dengan studi pustaka yang ada, maka saran yang dapat

dikemukakan adalah : 1. Menyusun agenda bersama untuk mendapatkan konsensus terhadap

program yang komprehensif dan terpadu agar supaya memberikan hasil

17

Page 23: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

yang konkret dan maksimal, antara lain melalui penetapan sasaran dan

upaya pencapaiannya untuk produksi, distribusi dan pemakaian bio-

ethanol serta penjabaran agenda dan program implementasi yang konkret.

2. Melakukan inventarisasi dan evaluasi secara rinci berbagai peluang dan

tantangan untuk investasi bio-ethanol, khususnya berbagai insentif yang

diperlukan

3. Membangun rantai tata niaga bio-ethanol secara bertahap yang difasilitasi

oleh Pemerintah

4. Menyatukan semua rencana pengembangan bio-ethanol dari berbagai

pihak terkait dalam suatu ”Blueprint Pengembangan Bio-fuel” yang dapat

dijadikan pegangan bagi para stakeholder.

18

Page 24: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

1. Biomassa, http://id.wikipedia.org.

2. Bioetanol, http://id.wikipedia.org.

3. Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian Republik

Indonesia, http://deptan.go.id.

4. Bioetanol bahan baku singkong. http:// www.acehforum.or.id.

5. Ubi kayu dan bahan bakar terbarukan. http://www.banjarmasin.net/

pedoman%Bahan%bakar%terbarukan.

6. Apa itu Bioetanol ?. http://www.nusantara-agro-industri.com.

7. Kebun penghasil bensin – bioetanol. http:/www.trubus-online.com.

8. Bio Ethanol Alternatif BBM. http://www. energibio.com.

9. Berbagai hasil pencarian dari http://www.google.com.

10. Kamus Besar Bahsa Indonesia.

11. Majalah ”Trubus”, edisi khusus 63 kemerdekaan RI.

19

Page 25: PENGOPTIMALAN POTENSI BIOETANOL DI INDONESIA

20