pengobatan dengan yoga dan meditasi - pranayama

6
PENGOBATAN DENGAN YOGA DAN MEDITASI “PRANAYAMA” MATA KULIAH : PENGOBATAN YOGA DAN MEDITASI Dosen : Dra. Made Suardewi, M.Si. Oleh : I G. A. Adi Wira Buwana, S.T. (1405010131) I. Sekilas tentang Yoga Sutra Patanjali Kitab Yoga Sutra Patanjali ditulis oleh Mahareshi Patanjali 2300 tahun yang lalu, kira - kira pada Abad ke III SM saat era Aristoteles di Yunani. Beberapa dekade sebelum munculnya Alexander Agung dari Macedonia (358-323 SM). Praktek Yoga adalah pelengkap aplikatif bagi falsafah Sankya / Kapila yang sudah ada yaitu sejak abad VIII SM jauh sebelum sutra - sutra ini ditulis. Tujuan dari Yoga sendiri baik sebagai falsafah maupun sistem olah jiwa adalah agar sang jiwa terbebas dari ilusi maya. Menjalankan Yoga bukan berarti seseorang harus mengasingkan diri dari kehidupan nyata dengan sembunyi di gua - gua atau pergi kebelantara hutan. Hidup dalam kebenaran (righteousness) dan mengabaikan keakuan (non selfishness) adalah masalah perubahan sikap, pandangan dan motif hidup seperti dijelaskan dalam Sutra Patanjali dan bukannya merubah kebiasaan sehari - hari dengan menjadi pertapa. Susunan sutra-sutra Patanjali dibagi menjadi empat tahap, yaitu: Samadhi Pada, Sadhana Pada, Vibhuti Pada dan Kaivalya Pada 1. Samadhi Pada menjelaskan pembagain Samadhi menjadi dua macam yaitu Nirvikalpa Samadhi atau Bija Samadhi adalah Samadhi dengan kesadaran rasa aku dan Nirbijam Samadhi adalah Samadhi tanpa kesadaran aku. Untuk mencapai tujuan Samadhi dibutuhkan Wairagya yang memiliki pengertian ketidak melekatan duniawi dan Abhyasa yang artinya pembiasaan laku spiritual. 2. Sadhana Pada yakni tahapan laku spiritual. Dalam tahapan ini digambarkan tahapan - tahapan Yoga yang terdiri dari 7 tahap dimulai dari tingkat Yama, Niyama, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana, Samadhi. Jika ditambah dengan Samayama menjadi delapan tahap atau Asthanga Yoga. 3. Vibhuti Pada adalah kekuatan - kekuatan kegaiban dan kesempurnaan. Dalam pada ini disebutkan berbagai keistimewaan jika seorang siswa (Sadhaka) ber-samayama pada pusat

Upload: adi-w-buwana-2nd-account

Post on 15-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pengobatan Yoga dan Meditasi Fakultas Kesehatan Ayurveda UNHI 2014

TRANSCRIPT

  • PENGOBATAN DENGAN YOGA DAN MEDITASI

    PRANAYAMA

    MATA KULIAH : PENGOBATAN YOGA DAN MEDITASI

    Dosen : Dra. Made Suardewi, M.Si.

    Oleh : I G. A. Adi Wira Buwana, S.T. (1405010131)

    I. Sekilas tentang Yoga Sutra Patanjali

    Kitab Yoga Sutra Patanjali ditulis oleh Mahareshi Patanjali 2300 tahun yang lalu, kira -

    kira pada Abad ke III SM saat era Aristoteles di Yunani. Beberapa dekade sebelum

    munculnya Alexander Agung dari Macedonia (358-323 SM). Praktek Yoga adalah pelengkap

    aplikatif bagi falsafah Sankya / Kapila yang sudah ada yaitu sejak abad VIII SM jauh

    sebelum sutra - sutra ini ditulis.

    Tujuan dari Yoga sendiri baik sebagai falsafah maupun sistem olah jiwa adalah agar

    sang jiwa terbebas dari ilusi maya. Menjalankan Yoga bukan berarti seseorang harus

    mengasingkan diri dari kehidupan nyata dengan sembunyi di gua - gua atau pergi kebelantara

    hutan. Hidup dalam kebenaran (righteousness) dan mengabaikan keakuan (non selfishness)

    adalah masalah perubahan sikap, pandangan dan motif hidup seperti dijelaskan dalam Sutra

    Patanjali dan bukannya merubah kebiasaan sehari - hari dengan menjadi pertapa.

    Susunan sutra-sutra Patanjali dibagi menjadi empat tahap, yaitu: Samadhi Pada,

    Sadhana Pada, Vibhuti Pada dan Kaivalya Pada

    1. Samadhi Pada menjelaskan pembagain Samadhi menjadi dua macam yaitu Nirvikalpa

    Samadhi atau Bija Samadhi adalah Samadhi dengan kesadaran rasa aku dan Nirbijam

    Samadhi adalah Samadhi tanpa kesadaran aku. Untuk mencapai tujuan Samadhi

    dibutuhkan Wairagya yang memiliki pengertian ketidak melekatan duniawi dan Abhyasa

    yang artinya pembiasaan laku spiritual.

    2. Sadhana Pada yakni tahapan laku spiritual. Dalam tahapan ini digambarkan tahapan -

    tahapan Yoga yang terdiri dari 7 tahap dimulai dari tingkat Yama, Niyama, Pranayama,

    Pratyahara, Dharana, Dhyana, Samadhi. Jika ditambah dengan Samayama menjadi

    delapan tahap atau Asthanga Yoga.

    3. Vibhuti Pada adalah kekuatan - kekuatan kegaiban dan kesempurnaan. Dalam pada ini

    disebutkan berbagai keistimewaan jika seorang siswa (Sadhaka) ber-samayama pada pusat

  • - pusat energi di badannya. Namun ditekankan pula bahwa siddhi (kekuatan gaib) yang

    dihasilkan dari kontemplasinya bisa merupakan hambatan untuk mencapai kelepasan

    Jiwatman menuju kesempurnaan.

    4. Kaivalya Pada merupakan tahap pengalaman isolasi puncak spiritual atau kesempurnaan

    batin. Ada empat tingkat pencapaian seorang sadhaka yoga antara lain. Orang yang tekun

    mempraktekkan yoga darinya cahaya akan menyingsing. Orang yang mempraktekkan

    yoga akan memperoleh pengetahuan yang mengandung kebenaran hakiki. Orang yang

    berhasil menundukkan organ - organ tubuh dan sekaligus unsure - unsur alam akan

    dikaruniai kemampuan mempertahankan keberhasilannya itu dan kemampuan untuk terus

    menjadi sempurna dan terakhir orang yang telah melampaui apa yang ditemukan ia akan

    berkonsentrasi pada penyebab pertama dari segala kejadian.

    II. Pranayama

    Pranayama terdiri dari kata Prana dan Ayama yang berarti pernafasan dan

    keseimbangan. Sehingga pranayama artinya menyeimbangkan pernafasan atau keluar

    masuknya nafas. Pranayama adalah bagian penting lainnya dari Astanga Yoga. Prana

    mengacu pada kekuatan hidup atau energi yang ada dimana - mana dan dimanifestasikan di

    dalam pribadi kita masing-masing melalui nafas. Ayama berarti meregangkan atau

    memperluas. Pranayama melatih kita untuk mengatur naps dan prana langsung memberikan

    manfaat untuk mengoptimalkan fisik dan mental, bagaimanapun juga bernafas adalah

    kehidupan.

    Pranayama dikonotasikan sebagai nafas yang panjang dan bagaimana cara untuk

    mengontrolnya. Kontrol ini mencakup semua fungsi dari pernafasan yang disebut dengan:

    1. Menghirup udara, yang disebut dengan puraka

    2. Mengeluarkan udara, yang disebut dengan rechaka

    3. Menahan nafas, yang disebut dengan kumbhaka

    Dalam teks Hatha Yoga, kumbhaka juga digunakan dalam pengertian umum yang

    mencakup ketiga proses pernafasan yaitu menghirup, menahan dan mengeluarkan nafas.

    Kumbha artinya kendi, tempat air atau piala. Sebuah tempat air dapat dikosongkan dari udara

    dan diisi penuh dengan air atau tempat tersebut bisa dikosongkan dari air dan diisi penuh

    dengan udara. Demikian juga ada dua bagian dari kumbhaka yang disebut (1) ketika nafas

    ditahan setelah menarik nafas dalam-dalam (paru - paru penuh terisi penuh udara), dan (2)

    ketika nafas ditahan setelah mengeluarkan nafas dalam - dalam (paru - paru menjadi kosong

    dari segala macam udara).

  • Yang pertama dari kedua kumbhaka ini adalah ketika nafas ditahan setelah menghirup

    udara dalam - dalam, sebelum dikeluarkan, disebut dengan antara kumbhaka. Kedua ketika

    nafas ditahan setelah mengeluarkan udara dalam - dalam, sebelum mulai menghirup udara

    lagi disebut dengan bahya kumbhaka. Antara artinya dalam atau bagian dalam, sedangkan

    bahya artinya luar atau bagian luar. Oleh karena itu, kumbhaka adalah interval atau waktu

    jeda antara menghirup dan mengeluarkan udara dalam dalam atau antara mengeluarkan dan

    menghirup udara dalam - dalam. Pada kedua kumbhaka ini (antara dan bahya), nafas di tahan

    dan terkendali.

    Pranayama adalah ilmu pernafasan. Ini adalah sebuah roda besar dimana kehidupan

    berputar. Seperti harimau, singa dan gajah dijinakkan dengan pelan - pelan dan hati - hati,

    begitu juga dengan prana yang harus dikendalikan dengan pelan -pelan dalam gradasi sesuai

    dengan kapasitas dan keterbatasan fisik seseorang. Jika tidak, maka bisa membunuh orang

    yang melakukannya. Demikian peringatan dari Harha Yoga Pradipika. Prana di dalam tubuh

    dari individu (jivatma) adalah bagian dari nafas kosmik dari Roh yang Utama (Paramatma).

    Diperlukan sebuah usaha untuk menyelaraskan nafas individu (panda-prana) dengan nafas

    kosmik (brahmanda-prana) melalui praktek Pranayama.

    Sehingga dengan kata lain pranayama dapat diartikan usaha untuk menguasai Prana.

    Prana adalah inti yang bergerak dan energi yang ada di Akasha/Ether. Dari Prana

    menyebabkan adanya Akasha, maka dengan adanya dua unsur inti ini terjadilah kehidupan

    bagi makhluk di dunia. Tanpa Prana tak mungkin ada kehidupan. Karena Prana segala

    sesuatu bisa hidup , tumbuh, bergerak dan ada segala bentuk kehidupan. Disinilah rahasianya

    Prana yang menggerakkan aliran darah didalam tubuh, otot dan sperm juga berkembang

    karena Prana, otak mampu berpikir juga karena adanya Prana. Sehingga ia yang dapat

    menguasai Prana maka dapat pula menguasai pikirannya. Dan ia akan menjadi majikan di

    atas hidupnya.

    Adapun bentuk Prana yang paling kasar dalam tubuh kita yaitu pernafasan.

    Sesungguhnya bukanlah jantung itu bekerja memompakan darah atas kemauannya sendiri,

    melainkan karena ada Prana yang menerobos masuk kedalam paru - paru untuk

    menggerakkan jantung, sehingga jantung mampu beroperasi untuk mengalirkan darah ke

    sekujur tubuh. Kalau di dalam badan ini tiada prana maka segala kegiatan nya akan berhenti,

    dan badan ini dikatakan telah mati. Prana selalu hadir dalam setiap kehidupan, juga terdapat

    di angkasa raya, didalam udara, di sinar matahari, air hujan, air sungai, dan di mana - mana

    ada Prana.

  • Pernapasan mempunyai kaitan yang erat benar dengan pikiran. Perasaan atau emosi

    produk dari pikiran. Hal ini akan kita ketahui ketika kita memperhatikan seseorang yang

    sedang marah, karena pikirannya tidak tenang, tidak berjalan dengan harmoni, maka

    napasnya pun menjadi demikian kacau. Orang yang dalam keadaan sedih, cemas, takut, atau

    sedang panik serupa napasnya tidak berjalan dengan teratur. Ia yang dapat mempelajari dan

    menguasai pernapasan akan lebih mudah menguasai pikirannya. Dan disinilah para Yogi

    mengetahui rahasianya kekuatan pernapasan dapat mengendalikan pikiran sehingga mencapai

    konsentrasi yang sempurna.

    Ada beberapa teknik latihan pranayama antara lain sebagai berikut :

    1. Sukha Purvak (napas bebas dan bahagia)

    a. Tarik napas panjang dan dalam per1ahan-sebanyak mungkin melalui, dada

    dibesarkan.

    b. Setelah paru - paru penuh, turunkan diafragma perut ke bawah, jadi perut kembung,

    tahan napas.

    c. Lalu angkat naik kembali diafragma atau perut dan napas masih dipertahankan.

    d. Sekarang keluarkan napas perlahan - lahan lewat hidung sambil menahan perut

    dikempiskan kedalam.

    e. Setelah selesai satu siklus Sukha Purva boleh lakukan sampai 10 kali, lalu istirahat

    sebentar.

    2. Naddis Shuddhi ada juga orang menamakan Naddis Shodan. Teknik ini bertujuan untuk

    membersihkan saluran Nadi Ida dan Nadi Pinggala (Ida sebelah kiri, Pinggala sebelah

    kanan). Ini suatu latihan Pranayama untuk mempertinggi daya konsentrasi, mengobati

    orang - orang yang suka gugup, pelupa, banyak berkhayal, orang yang susah tidur dan

    lain - lain. Tahapannya sebagai berikut

    a. Duduk harus lurus dan tegak, leher tidak boleh bungkuk, pakai ibu jari tangan kanan

    untuk menutup lubang hidung sebelah kanan, dan jari telunjuk untuk menutup lubang

    hidung sebelah kiri. Mata dipejam.

    b. Tahap ke 1 : Tutup lubang hidung kanan, tarik napas melalui lubang hidung kiri, dan

    keluarkan napas dari lubang kiri juga, lakukan sebanyak 5 kali. Kemudian ganti

    menutup lubang kiri, bernapas dari lubang kanan, dan keluarkan juga lewat lubang

    kanan, lakukan sebanyak 5 kali juga.

    c. Tahap ke II : Tutup lubang hidung kanan, tarik napas melalui kiri, tahan sebentar,

    kemudian keluarkan napas lewat lubang hidung sebelah kanan. Lanjutkan tarik napas

  • dan lubang kanan, tahan sebentar, kemudian keluarkan napas lewat lubang hidung

    sebelah kiri. ini satu siklus. Lakukan sebanyak 5 kali.

    3. Bhastrika (pernapasan cepat)

    Perhatikan dahulu: tiap kali keluar napas, perut harus kempis, jangan mengembung.

    Napas keluar masuk dari hidung.

    a. Duduklah dalam posisi Vajrasana. Tarik napas panjang, lalu hembuskan lewat hidung

    cepat sekaligus semprotkan, seperti orang membuang ingus; dan ini dilakukan terus -

    menerus untuk. 1-3 kali. Jangan pikirkan bagaimana napas masuk, melainkan pikirkan

    bagaimana supaya cepat bisa membuang napas itu.

    b. Terakhir tariklah napas sebanyak - banyaknya, lalu ditahan selama 20-30 detik,

    kemudian akeluarkan napas perlahan - lahan.

    Bhastrika dapat menyembuhkan asma, radang selaput dada (Pleuresi), napas sesak,

    banyak ingus. Teknik ini dapat membersihkan paru - paru.

    4. Kapala-Bhati (untuk menjernikan otak dan dynamis)

    Menurut Swami Sathyananda Saraswati Kapalabhati sebetulnya bukan termasuk

    Pranayama, melainkan salah satu dari enam Kriya dalam pelajaran Hatha Yoga..

    a. Pertama tutup satu lubang hidung kanan dengan jari telunjuk, lalu hembuskan napas

    kuat - kuat sampai perut bergerak kempis kedalam, ulangi 10 kali

    b. Kemudian ganti dengan lubang lainnya tutup dengan jari telunjuk tangan kiri lubang

    hidung kiri lakukan menghembus napas 10 kali. Setelah ini selesai.

    c. Sekarang pergunakan dua lubang hidung lakukan menghembuskan napas sebanyak 10

    kali. Terakhir dengan menarik napas panjang dan tahanlah 30 detik sambil membuat

    jalandhara bandha (menekukkan jagut hingga menekan pada leher).

    5. Ujjayi (pernapasan dan leher atau tenggorokan)

    a. Duduk dalam sikap Padmasana atau lainnya. Angkat muka ke atas, buka kedua

    lubang hidung besar - besar, dan tariklah napas dalam sebanyaknya, waktu menarik

    napas akan terdengar suara nges - nges udara menyentuh leher atau tenggorokan

    seperti orang yang sedang tidur menggeros. Bunyi suara jangan terlampau keras,

    b. Setelah itu tekuk leher jagut menyentuh tulang dada, tahankan napas selama mungkin,

    lalu keluarkan perlahan - lahan lewat hidung. Teknik ini bisa dilakukan 5 kali

    Manfaat dari teknik ini adalah untuk menyembuhkan sakit leher, suara serak, laryngitis

    dan lainnya gangguan pernapasan.

    6. Sitali (napas lewat lidah)

  • Duduk dalam sikap Padmasana atau lainnya. Keluarkan lidah dan membuat gulungan

    seperti pipa, lalu tarik napas dari mulut melalui lidah. Hirup udara sebanyaknya. Lalu

    tahan sejenak, sambil menelan ludah, dan keluarkan napas lewat hidung.

    7. Sitkara (pernapasan melalui gigi)

    Jika kesulitan melakukan teknik Sitali maka kita dapat melakukan teknik Sitkari, caranya:

    tekan lidah ke atas langit-langit dan katupkan gigi depan, buka bibir sehingga barisan gigi

    depan terlihat keluar, sekarang anda tarik napas dari mulut, telan air ludah dan tahan

    sejenak, lalu buang napas dari hidung. Teknik ini bisa dilakukan 5 kali.

    Manfaat Sitali dan Sitkari adalah untuk mendinginkan perut yang panas, menghilangkan

    rasa haus dan lapar, menurunkan suhu panas badan dan mendatangkan rasa tenang rasa

    segar rasa damai dan menawar racun (amritha)

    III. Daftar Pustaka

    Karmananda, Swami. 1983. Yogic Management of Common Diseases. Bihar School of Yoga :

    New Delhi India

    Kanuruhan, Jro Gde, DR. W G. Sudirman, S.Sos, MM. 2010. Tuntunan Yoga dan Meditasi. --

    -. :---

    Saraswati Satyananda, Swami, 1976. Commentary on the Yoga Sutras of Patanjali. Bihar

    School of Yoga :

    New Delhi, India

    http://buletinwiweka.blogspot.com/ (diakses tanggal 16 Oktober 2014)

    http://hpijogja.wordpress.com/ (diakses tanggal 16 Oktober 2014)