penglihatan

21

Click here to load reader

Upload: churi-wardah

Post on 12-Jul-2016

18 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

sistem indera pada makhluk hidup, terutama manuisa

TRANSCRIPT

Page 1: penglihatan

LAPORAN PRAKTIKUMANATOMI FISIOLOGI HEWAN

INDERA PENGLIHATAN DAN PERSEPSI

Oleh :Ekki Totilisa Rachmawati

105090101111010

LABOARTORIUM FISIOLOGI HEWANJURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2011

Page 2: penglihatan
Page 3: penglihatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Anatomi Fisiologi Hewan yang berjudul ”Indera Penglihatan dan Persepsi”.

Sehubungan dengan itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada probandus karena tanpa peranan dari probandus praktikum ini tidak akan berjalan dengan lancar. Selain itu juga ucapan terima kasih kepada para asisten yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan mereka dalam menunjang kelancaran dari praktikum ini. Tidak lupa pada keikutsertaan dan dukungan peserta praktikum, sehingga kegiatan praktikum menjadi lancar dan menyenangkan.

Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini disusun masih belum sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan pembuatan laporan selanjutnya.

Malang, 21 Oktober 2011

Penulis

Page 4: penglihatan

Indra Pengelihatan dan Presepsi

Ekki Totilisa, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Mata merupakan salah satu organ dari panca indra yang memiliki peran penting dalam menangkap gambar yang ada disekitar kita. Tujuan dari praktikum ini adalah memeriksa kesehatan mata. Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam beberapa pengujian mata adalah alat dan bahan yang umumnya dipakai dalam pengujian mata pada umumnya. Pengujian dilakukan pada probandus laki-laki dan perempuan yang memiliki mata normal, minus dan silindris. Metode yang dilakukan antara lain Metode pemeriksaan bintik buta, perimbangan entoptic pada pupil, astigmatisma, kedalaman presepsi terang, Buta warna dan fenomena purkinje, Efek setelah melihat warna, Pola akibat getaran warna dan Gerakan akibat hasil kerja. Hasil dari praktikum ini adalah semua probandus memunculkan hasil uji yang berbeda-beda. Adanya kepekaan sel-sel mata juga dapt mempengaruhi hasil yang diujikan. Cacat mata yang disebabkan berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun jauh, rabun dekat dan rabun dekat dan jauh. Selain tiga jenis itu, masih ada jenis cacat mata lain yang disebut astigmatisma.

Kata kunci: Astigmatisma, bintik buta, mata, uji mata

Page 5: penglihatan

BAB IHASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Analisa Prosedur1.1.1 Astigmatisma

Uji astigmatisma ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh lensa pada setiap probandus. Peralatan yang digunakan dalam uji ini adalah sampel cetakan yang berfungsi sebagai pembanding atau parameter gejala astigmatisma pada setiap probandus. Hal pertama yang dilakukan yaitu melepaskan kacamata probandus. Kemudian gambar bentuk discus perlahan-lahan digerakkan dari bentuk X menjadi bentuk +. Kemudian diamati perubahan yang terjadi dan apakah terdapat perbedaan tebal dan warna pada gambar tersebut. Perubahan posisi bentuk silang pada gambar berfungsi untuk melihat pengaruh perubahan ketebalan garis gelap terang yang dilihat oleh probandus. Seluruh perubahan yang terjadi dicatat dengan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan, untuk mendapat data yang akurat.

1.1.2 Ke Dalam Persepsi Terang

Uji ini digunakan untuk mengetahui warna yang sensitif terhadap sel batang dan sel kerucut dengan menggunakan kacamata yang diberi filter merah dan biru. Alat yang dibutuhkan dalam uji ini adalah sampel gambar berwarna, filter warna merah dan biru, serta kacamata. Kacamata yang digunakan dipasang dengan filter warna merah dan warna biru. Hal ini digunakan untuk mengukur kedalaman persepsi terang probandus. Kedua filter itu akan dipasang secara bergantian pada sisi kanan dan sisi kiri. Setelah menggunakan filter keduanya maka diamati hasil yang terjadi ketika melihat gambar peraga yang berbagai pola dan tersusun atas warna merah dan biru.

1.1.3 Buta WarnaUji buta warna digunakan untuk mengetahui pengaruh jenis

kelamin dan kelainan mata yang diderita oleh probandus terhadap peristiwa buta warna. Uji ini hanya membutuhkan buku panduan untuk tes buta warna. Langkah yang dilakukan yaitu probandus menebak 21 gambar dalam buku dalam waktu yang cepat. Salah satu anggota kelompok menghitung jumlah angka benar dan salah yang dilakukan

Page 6: penglihatan

probandus. Hal ini bertujuan untuk menentukan buta warna atau tidaknya probandus melalui kecepatan respon terhadap warna angka yang tertera dalam buku.

1.1.4 Gerakan Akibat Hasil Kerja

Uji gerakan akibat hasil kerja ini bertujuan untuk mengetahui daya akomodasi mata. Motor penggerak dengan kecepatan teratur dan gambar peraga cakram spiral digunakan sebagai alat untuk mengetest adaptasi pada mata. Memperhatikan gambar peraga dalam putaran lambat dan diawasi dalam jarak 1-2 meter. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan konsentrasi pada probandus. Diperhatikan gambar peraga dalam 30 detik, kemudian melihat ujung hidung orang lain, untuk mendapatkan hasil ari gerakan akibat hasil kerja.

1.1.5 Pola Akibat Getaran Warna

Uji ini digunakan untuk melihat respon mata ketika melihat warna yang mengalami getaran atau perputaran. Peralatan yang digunakan dalam uji ini adalah motor penggerak dengan kecepatan teratur dari sedang sampai cepat yang berfungsi untuk mengatur gambar sampel dan mengetahui perbedaan tampilan gambar. Saat motor digerakkan, probandus diharapkan untuk memfokuskan matanya pada putaran gambar cakrampiral minimal selama 30 detik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pola setelah melihat putaran warna. Motor penggerak dengan kecepatan teratur digunakan untuk menggerakkan cakram warna pada uji pola akibat getaran warna.

1.1.6 Purkinje

Uji fenomena purkinje digunakan untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin dan kelainan mata yang diderita oleh probandus terhadap analisis fenomena Purkinje. Uji ini membutuhkan kacamata dengan 7 filter untuk mengetahui tingkatan butawarna seseorang. Menambahkan filter lain untuk memperoleh hasil yang akurat.

Page 7: penglihatan

1.2 Analisa Hasil

1.2.1 Astigmatisma

Probandus Astigmatisma

♂Astigmatis Garis hitam dan putih sama tebalnyaMinus Garis hitam dan putih sama tebalnya

♀Astigmatis Garis hitam lebih tebal dari garis putihMinus Garis hitam dan putih sama tebalnya

Gambar 1. Tabel Astigmatisma

Berdasarkan data hasil pengamatan pada tabel astigmatisma, diketahui bahwa antara laki-laki astigmatis, minus dan perempuan minus memiliki hasil yang sama yaitu tidak terbukti astigmatisma. Sedangkan pada perempuan astigmatis terbukti menderita astigmatisma. Astigmatisma dalam uji ini ditandai dengan adanya efek perbedaan garis gelap yang dilihat oleh masing-masing probandus.

Gambar 2. Mekanisme Astigmatisma (Sidik, 2008)

Astigmatisma adalah keadaan dimana sinar yang masuk ke mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi sinar tersebut tersebar menjadi sebuah garis. Astigmatisma merupakan kelainan pembiasan mata yang menyebabkan bayangan penglihatan pada satu bidang fokus pada jarak yang berbeda dari bidang sudut. Pada astigmatisma berkas sinar tidak difokuskan ke retina di  dua  garis titik api yang saling tegak lurus. Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea (Snell, 2006).

Page 8: penglihatan

1.2.2 Ke Dalam Persepsi TerangProbandus ♂ ♀Astigmatis - TF : garis warna terlihat

- FB : merah trlihat merah, biru tidak terlihat

- FM : merah tidak terlihat, biru tampak hitam

- TF : garis warna terlihat- FB : biru tidak terlihat,

merah terlihat- FM : merah tidak terlihat,

biru terlihatMinus - TF : beberapa garis tidak

terlihat, merah terlihat hitam, biru terlihat hitam

- FB : semua garis tidak terlihat

- FM : semua garis tidak terlihat

- TF : beberapa garis tidak terlihat, merah terlihat merah, biru terlihat hjau

- FB : garis menjadi melingkar, merah terlihat gelap, biru terlihat gelap

- FM : garis menjadi melingkar, merah terlihat gelap, biru terlihat gelap

Gambar 3. Tabel Ke dalam Persepsi Terang

Keterangan:TF: tanpa filterFM: filter merahFB: filter biru

Berdasarkan data hasil pengamatan pada tabel ke dalam persepsi terang, diketahui bahwa saat filter mata berada pada mata probandus, semua probandus melihat bentuk dan warna yang berbeda satu sama lain. Hal ini dimungkinkan karena kepekaan sel kerucut mata perempuan berbeda dengan laki-laki. Dalam retina terdapat sel kerucut yang masing-masing mengandung fotopigmen yang berlainan dan paling peka terhadap salah satu dari tiga warna primer, yaitu merah, biru dan hijau (Marieb,dkk. 2010).

1.2.3 Buta Warna

Probandus ♂ ♀Minus Salah 4

81%Salah 4

81%Silinder Salah 2 Salah 8

Page 9: penglihatan

90,5% 61,9%Gambar 4. Tabel Buta warna

Berdasarkan data hasil pengamatan pada tabel di atas, diketahui bahwa hampir semua probandus memiliki kesalahan menebak sebanyak rata-rata 2 kali. Meskipun hasilnya terdapat beberapa kesalahan dalam menebak warna, bahkan ada yang keslahannya 8 sebenarnya semua probandus tidak menderita buta warna. Keselahan tersebut busa dari beberapa faktor yang mempengaruhi. Kita bisa membedakan warna, umumnya dengan bantuan sel pada mata yang sangat sensitif terhadap sinar yang berbentuk kerucut (Cone Cells). Letaknya pada lapisan khusus yang berada pada sel di belakang mata yang dikenal dengan retina. "Selain sel-sel kerucut, retina juga memiliki sel yang berbentuk batang," terangnya. Sel kerucut terdiri dari tiga macam, yaitu sel untuk warna merah, biru terang, dan hijau. Warna akan terlihat, apabila sel kerucut ini menangkap perbedaan di antara warna-warna yang tampak dari ketiga warna dasar di atas. Sel kerucut juga dapat dibagi dalam tiga sistem penglihatan, yaitu Trichromat, Dichromat dan Monochromat. Trichromat merupakan sistem penglihatan yang dimiliki oleh orang yang mempunyai penglihatan normal. Sedangkan Dichromat merupakan buta warna sebagian - juga dikenal dengan protanopia atau cleutronopia - yaitu sistem mata di mana orang tersebut kehilangan satu sistem, namun masih bisa menggunakan dua sistem lainnya. Umumnya, kelainan ini menyebabkan orang tersebut buta pada warna hijau dan merah. Dan Monochromat adalah buta warna total, yaitu hanya memiliki satu sistem (terang-gelap). Penderita kelainan ini tak mampu membedakan warna sama sekali, ia hanya mampu membedakan hitam, putih, dan abu-abu (Ilyas, 2003).

1.2.4 Fenomena PurkinjeProbandus ♂ ♀Minus LW=4

BW=4(orange dan biru)

LW=4BW=4

(orange dan biru)Silinder LW=5

BW=4LW=5BW=4

Gambar 5. Tabel Fenomena Purkinje

Keterangan:LW: Lihat warna

Page 10: penglihatan

BW: Bedakan warnaTF: Filter Merah

1.2.5 Pola Akibat Getaran Warna

Probandus Pola akibat getaran warna>merah >biru >kuning Sama

♂ astigmatis Pink

Biru-abu-abu

Kuning ke kream an

Krem

♂ minusPink coklat

Abu-abu kebiruan Coklat muda Ungu

♀ astigmatisPink keabuan Abu-abu Kuning tua

Krem tua

♀ minus pink keunguan Coklat muda Putih Gambar 6. Tabel Pola Akibat Getaran Warna

Berdasarkan data hasil pengamatan pada gambar, diketahui bahwa efek warna perputaran cakram yang terlihat baik diputar searah jarum jam maupun berlawanan arah dari jarum jam memiliki efek warna yang sama. Hal ini dikarenakan adanya penipuan warna terhadap mata kita. Perputaran gambar terlihat seolah-olah percampuran antara ketiga warna yang diputar. Saat semua warna dalam komposisi warna yang sama, semua probandus melihat efek perputaran cakram berwarna coklat. Sedangkan saat komposisi warna diubah, efek yang dilihat masing-masing probandus berbeda-beda.

Page 11: penglihatan

Gambar 7. Pola yang ditimbulkan akibat getaran warna (Mundidesign, 2011)

Warna yang kita lihat sebenarnya adalah spektrum cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kemudian ditangkap oleh indra penglihatan kita (yakni mata) lalu diterjemahkan oleh otak sebagai sebuah warna tertentu beraneka ragam warna yg secara umum dipisahkan menjadi beberapa spektrum dasar yakni karena terkait dengan cahaya maka kita mengetahui bahwa tidak semua spektrum cahaya dapat ditangkap oleh indra penglihatan kita, karena itu kemudian timbul istilah spektrum terlihat (visible spectrum) yang rangenya cukup besarnya. range inilah yang menjadi penyebab kita dapat melihat warna mejikuhibiniu.

Besarnya perubahan warna yang dapat dideteksi bervariasi untuk warna yang berbeda. Perubahan kecil dalam warna merah dan ungu sukar dideteksi dibandingkan dengan warna lain seperti kuning dan biru-hijau. Selain itu, sistem penglihatan kita tidak siap untuk merasakan perubahan warna hijau (Ganong, 1983).

1.2.6 Getaran Akibat Hasil Kerja

Probandus

♂ ♀Searah

jarum jamBerlawanan jarum jam

Searah jarum jam

Berlawanan jarum jam

Minus - Tidak bergerak

- Hidung tetap

- Riak kedalam

- Hidung tetap

- Riak keluar- Hidung

mengecil

-Riak kedalam

-Hidung tetap

Astigmatis

- Keluar- Hidung mengecil

- Riak keluar- Hidung

kecil

- Riak masuk

- Hidung mengecil

-Riak keluar-Hidung tetap

Gambar 8. Tabel Getaran Akibat Hasil Kerja

Menurut ganong (1983) ketika mata melihat benda yang berputar searah jarum jam, sel-sel pada mata akan terespon dan tereluminasi yang akan menimbulkan respon pada otak, sehingga persepsi pada otak untuk mengikuti gerakan tersebut. Keseimbangan sel-sel pada mata akan terganggu dan ketika pandangan dialihkan secara mendadak pada objek yang rata, maka akan tampak adanya perubahan pada permukaan objek dengan arah yang berlawanan terhadap putaran yang dilihat tadi. Adanya perbedaan hasil uji probandus dengan literatur dimungkinkan

Page 12: penglihatan

karena probandus kurang fokus dalam memperhatikan gerak cakram yang diputar dihadapannya.Kelainan pada Mata

Beberapa kelainan mata lainnya, yaitu (Guyton,1994). : Ambliopia

Berkurangnya fokus penglihatan. Kelainan ini belum ditemukan penyebab pastinya.

Hordeolum peradangan pada kelopak mata seperti bengkak, mengganjal dengan

rasa sakit, merah dan nyeri bila ditekan. Kalazion peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat.

Kelainan ini dapat mengakibatkan perubahan bentuk bola mata. Pseudotopsis kelainan pada kelopak mata sehingga mengakibatkan kelopak tidak

mudah bergerak atau diangkat. Trikiasis

Kelainan yang dicirikan dengan tumbuhnya bulu mata kearah dalam sehingga dapat menggores kornea dan dapat menimbulkan peradangan.

Konjungtivitis Infeksi yang disebabkan oleh asap, angin dan sinar kuat selain alergi, demam, tampek dan penyakit lainnya. Penyakit ini mempunyai gejala umum mata merah, sekret atau mata kotor dan pedes seperti kelilipan.

Buta ayam (Niktalopia)Terjadi pada defisiensi vitamin A yang berat. Keadaan ini disebut buta ayam karena pada waktu malam cahaya yang tersedia terlalu sedikit untuk memungkinkan penglihatan yang memadai.

Page 13: penglihatan

BAB IIPENUTUP

5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa mata merupakan salah satu organ dari panca indra yang memiliki peran penting dalam menangkap gambar yang ada disekitar kita. Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan yaitu sklera, koroid dan retina. Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan berlanjut dengan sklera berwarna putih dan tidak tembus cahaya. Iris merupakan tirai berwarna di depan lemnsa yang terhubung dengan selaput khoroid. Pupil berupa bintik tengah berwarna hitam yang merupakan celah dalam iris, tempat masuknya cahaya menuju retina. Cacat mata yang disebabkan berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun jauh, rabun dekat dan rabun dekat dan jauh. Selain tiga jenis itu, masih ada jenis cacat mata lain yang disebut astigmatisma.

5.2. SaranDiharapkan dalam praktikum selanjutnya probandus dalam

melakukan percobaan harus memusatkan pikiran dan konsentrasi penuh agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang pernah didapatkan dengan literatur.

Page 14: penglihatan

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W. F, 1983. Fisiologi Kedokteran. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Guyton, A. C, 1988. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Ilyas, Sidarta. 2003. Dasar-Dasar Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi kedua.Cetakan pertama.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Leeson, C.R, T.S,Lesson and A.A,Paparo. 1989.Text book of Histology. WB Saunder Company. Philadelphia

Mader,S.S. 2005. Understanding Human Anatomy and Physiology. Fifth Edition. Mc Graw-Hill. New York.

Maname, C. 2008. Lasik Berbahayakah untuk mata. http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2008/11/lasik-berbahayakah-untuk-mata. Tanggal akses 18 Oktober 2011.

Medicastro. 2010. Mata dan Struktur Mata. http://images.google.co.id. Tanggal akses 18 Oktober 2011

Marieb,Elaine,N. dan Katya. 2010. Human Anatomy and Physiology, ed 2. Benyamin Cummings. San Fransisco Ganong, W. F, 1983. Fisiologi Kedokteran. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta

Mundidesign. 2011. Efek pola warna. http://www.mundidesign. com. Tanggal akses 17 Oktober 2011.

Sidik. 2008. Alat-alat Optik. http://www.sidik.net/alat-alat-optik.html. diakses tanggal 18 Oktober 2011.

Snell, Richard. 2006. Anatomi Klinik untuk mahasiswa Kedokteran, Jakarta : EGC.

Thinkquest. 2010. Blindspot. http://www.thinkquest.com. Tanggal akses 18 Oktober 2011