pengkajian anamnesa masa nifas

12
ENGKAJIAN ANAMNESA MASA NIFAS I. KONSEP MASA NIFAS DEFINISI MASA NIFAS Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Prawirohardjo, 2005). Masa nifas (Puerperium) adalah periode dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan sebelum hamil, lama masa nifas ini 6 minggu (Farrer, 1999). Pembagian Nifas (Nifas dibagi dalam 3 periode) : 1. Puerperium Dini: Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 minggu. 2. Puerperium Intermedial: Yaitu kepulihan yang menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. 3. Remote Puerperium: Yaitu waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sempurna bisa berminggu-minggu, atau bulanan atau tahunan. Perubahan-perubahan Fisiologi Masa Nifas yaitu: 1. Perubahan fisik 2. Involusi uterus dan pengeluaran lokia 3. Perubahan sistem tubuh lainnya

Upload: dhita-hanifa-haffiz

Post on 23-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

TRANSCRIPT

Page 1: Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

ENGKAJIAN ANAMNESA MASA NIFAS

I.                   KONSEP MASA NIFAS

DEFINISI MASA NIFAS

Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.

Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam

waktu 3 bulan. (Prawirohardjo, 2005).

Masa nifas (Puerperium) adalah periode dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan

sebelum hamil, lama masa nifas ini 6 minggu (Farrer, 1999).

Pembagian Nifas (Nifas dibagi dalam 3 periode) :

1. Puerperium Dini: Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 minggu.

2. Puerperium Intermedial: Yaitu kepulihan yang menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

3. Remote Puerperium: Yaitu waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk

sempurna bisa berminggu-minggu, atau bulanan atau tahunan.

Perubahan-perubahan Fisiologi Masa Nifas yaitu:

1. Perubahan fisik

2. Involusi uterus dan pengeluaran lokia

3. Perubahan sistem tubuh lainnya

4. Perubahan psikis (Sarwono, 2002)

Pemeriksaan post natal antara lain meliputi :

1. Pemeriksaan umum : TTV, keluhan dan sebagainya.

2. Keadaan umum : kesadaran, selera makan dan lain-lain

3. Payudara, ASI, putting susu

4. Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rektum

5. Sekret yang keluar misalnya lokia, flour albus

6. Keadaan alat-alat kandungan

Page 2: Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA IBU NIFAS

A. Perubahan Fisik

1. Umum

Involusi adalah perubahan dalam prose kembalinya alat-alat kandungan atau uterus dan jalan

lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.

Involusi terjadi karena :

(1)   Autolysis

Yaitu penghancuran jaringan alat-alat uterus yang di absorbsi dankemudian dibuang melalui

ginjal , sehingga setelah melahirkan ibu sering miksi.

(2)   Aktifitas otot – otot

Yaitu kontraksi dan retraksi setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah

yang pecah karena adanya pelepasan placenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang

tidak keluar.

(3)   Ischenemia (local anemia)

Yaitu kekurangan aliran darah ke uterus yang mengakibatkan jaringan otot mengalami atropi.

Ketiga Faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi sehingga memberikan dampak

terhadap perubahan uterus kandung kemih ovarium, vagina, serviks dan dinding abdeomen

(Ibrahim Cristina S, 1996 : 12).

Proses involusi secara normal dapat dilihat pada tabel berikut :

Minggu Involusi tinggi fundus uteri Berat Uterus

Plaaasenta

blm lahir

Setinggi pusat 1000 gram

1 minggu 2 jari bawah pusat 750 gram

2 minggu Pertengahan pusat syphisis 500 gram

6 minggu Tidak teraba di atas syphisis 350 gram

8 minggu Bertambah kecil 50 gram

Sumber : Synopsis Obstetri Jilid I, 1998 : 115).

Lochia

Page 3: Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

Lochia adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Macam – macam Lochia , yaitu :

(1) Lochia Rubra (cruentra) :

Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban sel-sel desi dua, vernix kaseosa, lanugo dan mekono\

um selama dua hari pesca persalinan.

(2) Lochia Sanguinnolenta :

warna merah, kuning berisi darah dan lender, terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

(3) Lochia Serosa : warna kuning kecoklatan hari ke 7-14.

(4) Lochia Alba : warna keputihan 14 hari.

(5) Lochia Purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

(6) Lhociostatis: lochia keluarnya tidak lancar (Muchtar Rustam, 1998 : 116).

Ligamen – Ligamen

Ligaman fasia dan diafragma pelvis yang meregang waktu persalinan setelah bayi lahir secara

berangsur menjadi kecil dan pulih. Sehingga tidak jarang uterus jauh kebelakang dan menjadi

fleksi karena ligamentum rotundum menjadi kendur setelah persalinan. Untuk memulihkan

kembali sebaiknya dengan latihan dan gimnasik pasca persalinan.

Lactasi

Untuk menghadapi masa lactasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan – perubahan pada

kelenjar mammae, yaitu :

(1) Proliferensi jaringan pada kelenjar aviola dan jaringan lemak berambah.

(2) Keluarnya cairan susu jolong dari duktus lactifecus disebut kolostrum warna putih kuning

susu.

(3) Hypervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena kondiolatasi tampak

jelas.

(4) Setelah persalinan pengaruh sopresi estrogen dan progesterone hilang, maka timbul pengaruh

hormone lactogenis (LH) atau prolaktatin. Disamping itu pengaruh oksitosin menyebabkan

epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, bermbah banyak sesudah 2-3 hari pac\

sca persalinan. Bila bayi mulai menetek, isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis

Page 4: Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

yang secara reflektoris, menyebabkan oksitisin dikeluarkan oleh hypophisis, produksi akan lebih

sempurna disamping ASI merupakan makanan utama untuk bayi yang baik.

Perubahan pada organ lain

(1)   Perubahan pada pembuluh darah rahim,

Yaitu kondisi dimana dalam kehamilan uterus mempunyai lebih banyak pembuluh darah yang

besar, tetapi setelah persalinan tidak diperlukan lagi, maka pembuluh darah mengecil dengan

sendirinya.

(2)   Perubahan pada serviks dan vagina,

Yaitu setelah selesai kala II persalinan, serviks dan segmen bawah uteri menjadi tipis, kolaps dan

kendor. Lama-lama mulut servix mengecil dan hanya bisa dilalui 2 jari saja. Pinggirnya tidak

rata akibat robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui 1 jari saja,

lingkaran intrasi berhubungan dengan bagian atas dari canalis cervikalis. Vagina pada akhir

minggu ke – 3 ukuran normal yaitu rugai mulai tampak kembali.

(3)   Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen

Yaitu setelah persalian dinding perut longgar karena adanya regangan maka dalam 6 minggu

akan pulih kembali.

(4)   Perubahan pada saluran kencing

Yaitu perubahan yang terjadi akibat kandung kencing yang bertambah besar dan relative selama

masa nifas maka akan menjadi penuh atau sesudah kencing masih ada urine rasional. Akhirnya

mengalami dilatasi urether dalam waktu 2 minggu norma kembali (Ibrahim CH. S. ,1996 : 34).

Kebutuhan Dasar Masa Nifas

a.       Pola Istirahat

Anjurkan ibu intuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat

dapat mengurangi produksi asi , memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

Page 5: Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

pendarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayinya (Saifudin AB,

2002 : N – 25).

b.      Pola Nutrisi dan Gizi

(1) Mengkonsumsi tambahan sebesar 500 kalori per hari. (2) Makan dengan diet berimbang agar

protein, mineral dan vitamin terpenuhi. (3) Minum air putih 3 liter per hari. (4) Pil zat besi, untuk

menambah kekurangan selama proses persalinan selama 40 hari pasca persalinan. (5) Minum

kapsul vit A (200.000 unit) untuk bayi melalui asi nya (Saifudin AB dkk, N : 25).

c.       Pola Miksi dan Defikasi

Pada masa nifas dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh baju, alas tempat tidup dan

lingkungan terutama daerah genetalia untuk mencegah infeksi pada bekas episotomi dan jalan

lahir, kebersihan mammae penting agar terhindar dari iritasi (Depkes RI, 1998 : 90).

d.      Pola Latihan

Diskusikan dan latihan senam untuk mengembalikan otot – otot perut dan panggul untuk

mengurangi rasa sakit pada punggung. (Saifudin AB, 2001 : 127).

Perawatan dan hal-hal yang terjadi selama nifas

1. Genitalia interna dan eksterna

2. Suhu badan pasca persalinan

3. Nadi

4. Hemokonsentrasi

5. Laktasi

6. Mulas

7. Serviks, uterus dan adneksa

8. Lokia

9. Miksi

10. Defekasi

11. Latihan senam

Page 6: Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

I.                   STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

II.1 Pengertian Standar Asuhan Kebidanan :

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang

dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu

dan kiat kebidanan.

Dimulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan,

implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

STANDAR I : Pengkajian.

A.Pernyataan Standar.

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber

yang berkaitan dengan kondisi klien.

B.Kriteria Pengkajian.

1.Data tepat, akurat dan lengkap.

2.Terdiri dari Data Subyektif (hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama, riwayat obstetri,

riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya).

3.Data Obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang).

STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.

A.Pernyataan Standar.

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikan secara akurat dan

logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

B.Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.

1.Diagnoa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

2.Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

Page 7: Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

3.Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

STANDAR III : Perencanaan.

A.Pernyataan Standar.

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan.

B.Kriteria Perencanaan.

1.Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera,

tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.

2.Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.

3.Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.

4.Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan

memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.

5.Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang ada.

STANDAR IV : Implementasi.

A.Pernyataan Standar.

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman

berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

B.Kriteria Implementasi.

1.Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-kultural.

2.Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau keluarganya ( inform

consent).

3.Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

4.Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5.Menjaga privacy klien/pasien.

6.Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7.Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.

8.Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai.

Page 8: Pengkajian Anamnesa Masa Nifas

9.Melakukan tindakan sesuai standar.

10.Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

STANDAR V : Evaluasi.

A.Pernyataan Standar.

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan

dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

B.Kriteria Evaluasi.

1.Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien.

2.Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan atau keluarga.

3.Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

4.Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan.

A.Pernyataan Standar.

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai

keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

B.Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan.

1.Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersediA

(Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku KIA).

2.Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

3.S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa.

4.O adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.

5.A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.

6.P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah

dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.