penghantar ilmu pendidikan
DESCRIPTION
Makalah Pembentukkan Pendidikan di IndonesiaTRANSCRIPT
Qonitha Amalia
060812814819030
1. Landasan Pendidikan Indonesia
2. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
Salah satunya sebagai media yang berfungsi menjadikan manusia
lebih baik dari sebelumnya. Peran penting lainnya adalah untuk
memenusiakan manusia. Akan tetapi, pada kenyataaan sebagian orang
hanya memahami secara garis besar hal-hal yang berhubungan dengan
pendidikan. Beberapa hanya mengetahui pendidikan sebagai sarana
belajar, terutama sarana belajar dalam bidang akademis. Sehingga
pengertian pendidikan secara mendasar kurang dipahami, padahal
secara tidak sadar setiap orang telah melakukan proses pendidikan
dalam kegiatan sehari-hari. Misalanya, Ketika seorang ibu menyuruh
anaknya untuk membersihkan kamarnya, secara tidak sadar ibu
tersebut telah mengajarkan kebersihan dan rasa tanggung jawab.
Kebersihan dan tanggung jawab merupakan salah satu yang diajarkan
dalam proses pendidikan. Hal ini berarti, Pendidikan tidak harus
dilakukan dalam kegiatan formal seperti di sekolah namun dapat
dilaksankan dimana pun dan kapan pun.
Pendidikan secara formal ataupun informal sengaja dibentuk demi
membentuk karakter suatu bangsa. Maka bagaimakah bentuk
pendidikan di indonesia? Apakah telah sesuai dengan definisi
pendidikan? Apakah telah dapat membentuk karakter bangsa? Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk memaparkan proses pembentukan
pendidikan dalam makalah ini.
b. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
sejarah ataupun proses dari Pembentukan Pendidikan di Indonesia.
c. Manfaat Penulisan
Qonitha Amalia
060812814819030
Bagi Mahasiswa, Langkah awal dalam proses pembuatan makalah
untuk yang lebih baik lagi.
Bagi Masyarakat, sebagai sumber referensi atau bacaan yang penuh
pengetahuan
3. Isi dan Pembahasan
a. Pengertian Pendidikan
Ada banyak pengertian pendidikan yang tertuang dibuku,
internet,majalah pendidikan, jurnal ataupun sumber lainnya. Semua
memiliki pengertian berbeda-beda namun mengarah pada tujuan
positif yang ingin dicapai pada proses pendidikan itu sendiri. Berikut
merupakan pengertian pendidikan menurut beberapa ahli.
1. Menurut Prof. Dr. John Dewey, Pendidikan adalah suatu proses
pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan
berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses
pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta
menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang.
2. Menurut Prof. H. Mahmud Yunus, Pendidikan adalah usaha-usaha
yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan
tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara
bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling
tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya
menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
3. Menurut Prof. Herman H. Horn, Pendidikan adalah proses abadi
dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang
secara fisk dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti
termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan
kemauan dari manusia.
4. Menurut M.J. Langeveld, Pendidikan adalah setiap pergaulan yang
terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa
Qonitha Amalia
060812814819030
dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana
pekerjaan mendidik itu berlangsung.
5.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991)
Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk
mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai
obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh
secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan
perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
b. Landasan Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu
bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas
tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan
masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut
adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat
memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan untuk mnjemput masa depan.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan denan
makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-
masalah seperti: Apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan
diperlukan, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan
yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafah). Terdapat kaitan
yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Wayan Ardhana, dan
kawankawan (1986: Modul 1/12-18), mengemukakan bahwa
Qonitha Amalia
060812814819030
aliran-aliran filsafat itu bukan hanya mempengaruhi pendidikan,
tetapi juga telah melahirkan aliran filsafat pendidikan, seperti:
1. Idealisme
Aliran ini menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide
sebagai gagasan kejiwaan.Apa yang dianggap kebenaran
realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai
kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan
kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolut
dan abadi.
2. Realisme
Realisme menekankan pada pengakuan adanya kenyataan
hakiki yang objektif di luar manusia. Kenyataan hakiki yang
objektif itu ada secara praeksistensi yakni mendahului dan
lebih utama dari keberadaan manusia beserta
kesadarannya.Aliran ini, menekankan bahwa nilai bersifat
absolut dan abadi yang berdasarkan hukum alam. Oleh karena
itu, pendidikan tidak lain dari usaha untuk mengajarkan
berbagai disiplin pengetahuan terpilih sebagai pembimbing
kehidupan yang terbaik, seperti sejarah, bahasa,ilmu
pengetahuan alam, dan matematika.
3. Perenialisme
Perenialisme merupakan mahzab pendidikan yang diterapkan
pihak swasta pada zaman Belanda di Indonesia. Terdapat
persamaan antara Perenialisme dan Esensialisme, yakni
keduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada
mata pelajaran pokok, sedangkan perbedaannya adalah
perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan. Mahzab
perenialisme memiliki penganut pada perguruan swasta di
Indonesia,karena mengintegrasikan kebenaran agama dengan
kebenaran ilmu.
Qonitha Amalia
060812814819030
4. Esensialisme
Esensialisme merupakan mahzab filsafat pendidikan yang
menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara
eklektis.Berdasarkan eklektisme tersebut maka esensialisme
tersebut menitikberatkan penerapan prinsip idealisme atau
realisme dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Mahzab
esensialisme dominan di Eropa. Mahzab Esensialisme
merupakan pendidikan yang diterapkan pada zaman Belanda di
indonesia.
5. Pragmatisme dan progresivisme
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan
bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan
praktis dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah
itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada
kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia ( Abu Hanifah,
1950: 136). Oleh karena itu, bagi pragmatisme, pendidikan
adalah suatu proses eksperimental dan metode mengajar yang
penting adalah metode pemecahan masalah. Pengaruh aliran
Pragmatisme terwujud dalam gerakan pendidikan progresif
atau progresivisme. Progresivisme menentang pendidikan
tradisonal.
6. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
2. Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi
antara dua individu, bahkan dua generasi yang memungkinkan
generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan
yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja
Qonitha Amalia
060812814819030
dibentuk oleh masyarakat. Perhatian sosiologi pada kegiatan
pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatkan perhatian
sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut, maka lahirlah
sosiologi pendidikan. Sosiologi Pendidikan merupakan analisis
ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial didalam
sistem pendidikan. Kajian sosiologi tentang pendidikan pada
prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik pendidikan
sekolah maupun pendidikan luar sekolah.
3. Landasan Kultural
Dalam UU-RI No.2 Tahun 1989 Pasal 1 Ayat 2 ditegaskan
bahwa yang dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan Nasional
adalah yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang
berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945. Kebudayaan dan
pendidikan memiliki hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikandikembangkan dengan mewariskan kebudayaan
dari generasi ke generasi penerus melalui pendidikan, baik secara
informal maupun secara formal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri, dan
pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudayaan
masyarakat di mana proses pendidikan itu berlangsung.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-
perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga
terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru
sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola
ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim
digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan
adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
4. Landasan Psikologis
Menurut Maslow kebutuhan yang paling utama adalah
kebutuhan fisiologis, dan individu diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan ini sebelum mengejar kebutuhan akan rasa aman.
Qonitha Amalia
060812814819030
Kebutuhan yang lebih rendah merupakan prasyarat bagi pemuasan
kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi. Pemuasan kebutuhan
tingkat terendah hingga kebutuhan harga diri sangat dipengaruhi
oleh orang lain, sedangkan kebutuhan yang berkaitan dengan
penguasaan iptek sangat ditentukan oleh diri sendiri. Dengan
demikian, karena belajar pada dasarnya merupakan usaha untuk
memenuhi kebutuhan tingkat tinggi, maka pemenuhannya sangat
ditentukan oleh diri pelajar dan memprasyaratkan adanya rasa
aman dan seterusnya yang lebih rendah (Wayan Ardhana, 1986:
Modul 1/45). Kajian psikologis yang erat hubungannya dengan
pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan
belajar.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
mempunyai kaitan yang sangat erat. Iptek menjadi bagian utama
dalam isi pengajaran, pendidikan berperan sangat penting dalam
pewarisan dan pengemangan iptek. Di sisi lain, setiap
perkembangan iptek harus segera diakomodasi oleh pendidikan
yakni dengan segera memasukkan hasil perkembangan iptek itu
kedalam isi bahan ajaran.
c. Pendidikan di Indonesia
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh
orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan
selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau
sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan
demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam
Qonitha Amalia
060812814819030
pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembanagan jasmani
dan rohaninya kearah kedewasaan.
Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi
antara pendidik dan peserta didik baik di keluarga, sekolah maupun di
masyarakat.Namun pendidikan dalam arti sempit sering diartikan
sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah
terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai
kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-
hubungan dan tugas-tugas sosial mereka). Dalam pengertian sempit,
pendidikan hanyalah bagi mereka yang menjadi peserta didik
(siswa/mahasiswa) dari suatu lembaga pendidikan formal
(sekolah/perguruan tinggi). Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan belajar-mengajar yang terprogram dan bersifat formal atau
disengaja untuk pendidikan dan terkontrol. Pendidik bagi para siswa
terbatas pada pendidik profesional atau guru.
Sedangkan pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses
interaksi antara manusia sebagai individu/ pribadi dan lingkungan alam
semesta, lingkungan sosial, masyarakat, sosial-ekonomi, sosial-politik
dan sosial-budaya. Pendidikan dalam arti luas juga dapat diartikan
hidup (segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan
sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak
manusia lahir). Jadi pendidikan dalam arti luas, hidup adalah
pendidikan, dan pendidikan adalah hidup (life is education, and
education is life). Maksudnya bahwa pendidikan adalah segala
pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang
berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi
pertumbuhan atau perkembangan individu.
Qonitha Amalia
060812814819030
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap
komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan
pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi,
yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan
proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro.
Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya
proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
Suatu konsep pendidikan yang baik memiliki landasan pendidikan
yang ideal.Meskipun Indonesia baru sekedar sebagai negara
berkembang namun Pendidikan di Indonesia telah terkonsep secara
matang. Indonesia pun menggunakan landasan-landasan pendidikan
yang diterapkan dalam prosesnya. Landasan Pendidikan yang dianut
oleh Indonesia adalah Landasan Fisiologis, Landasan Sosoilogis,
Landasan Psikologis, Landasan Kultural, serta landasan Ilmiah dan
Teknologis.
Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia adalah
Pancasila. Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa
pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan
Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula
bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian
bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar
negara Indonesia.
Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional adalah
Masyarakat indonesia. Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa
ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut
sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin
meningkat dan komplek. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan
untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat
terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-
an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran
Qonitha Amalia
060812814819030
PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur
pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4
nonpenataran).
Kebudayaan merupakan Landasan Kultural Sistem Pendidikan
Nasional. Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap
daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka
tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah
dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan
bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
Landasan Psikologis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia adalah
Perkembangan Peserta Didik. Pemahaman tumbuh kembang manusia
sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan
menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu
proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah.Iptek merupakan
salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus
mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek.
Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang
berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh
informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.
Berdasarkan kajian terdahulu, sebagaimana termaktub dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, maka:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Qonitha Amalia
060812814819030
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
4. Penutup
a. Simpulan
Ada banyak pengertian pendidikan yang tertuang dibuku,
internet,majalah pendidikan, jurnal ataupun sumber lainnya. Semua
memiliki pengertian berbeda-beda namun mengarah pada tujuan positif
yang ingin dicapai pada proses pendidikan itu sendiri. Pendidikan sebagai
usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Beberapa
landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan
kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan.Setelah dikaji melalui landasan-landasan pendidikan
maka didapat bahwa bentuk pendidikan sesuai pada yang termaktub
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
b. Saran
Sebaiknya sistem pendidikan di Indonesia benar-benar menerapkan
landasan dan teori pendidikan sebagaimana mestinya dan bukanlah
sekedar teori yang termaktub dalam dalil-dalil penting tanpa realisasi
yang jelas dan tegas , agar pendidikan di Indonesia berkembang dan
lebih baik lagi.
Qonitha Amalia
060812814819030
5. Daftar Pustaka
Aan, Aswanuddin.Faktor-faktor Utama dalam Proses Pendidikan.
http://as-one-materikuliah.blogspot.com/2011/01/makalah-faktor-faktor-
utama-dalam.html, (diakses 26 Oktober 214 pukul 10.00)
.http://mobelos.blogspot.com/2013/10/pengertian-pendidikan-definisi.html
Ani,Roy.2013.Makalah Pengertian
Pendidikan.http://sastrawanpemula.blogspot.com/2013/05/makalah-
pengertian-pendidikan.html,( diakses 25 Oktober 2014 pukul 19.00)
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
Amri,Syaiful.2012.Landasan Pendidikan
Nasional.http://syaifulamri887.blogspot.com/2012/09/landasan-
pendidikan-nasional.html, ( diakses 24 Oktober 2014)
Keadaan rakyat Indonesia pada masa penjajahan sangatlah miskin
akan kesejahteraan ilmu pendidikan. Pihak penjajah melarang rakyat Indonesia
untuk mengenyam pendidikan. Hal ini bertujuan menjauhkan rakyat Indonesia
dalam meraih kemerdekaan dan salah satu caranya adalah membiarkan rakyat
Indonesia terbelenggu dalam kebodohan.