penghantar untuk saluran transmisi udara

42
PENGHANTAR UNTUK SALURAN TRANSMISI UDARA Agung wibowo Albeth yuan wijaya

Upload: albeth-yuan-wijaya

Post on 02-Aug-2015

107 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

PENGHANTAR UNTUK SALURAN

TRANSMISI UDARA

Agung wibowo

Albeth yuan wijaya

Page 2: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

KLASIFIKASI UNTUK SALURAN TRANSMISI LEWAT UDARA ADALAH KAWAT tanpa isolasi yang padat, berlilit atau Berrongga

Kawat terbuat dari: logam biasa, logam campuran atau logam paduan

Untuk tiap fasa penghantarnya dapat berbentuk tunggal maupun sebagai kawat berkas

Page 3: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

KLASIFIKASI KAWAT MENURUT KONSTRUKSINYA kawat padat adalah kawat tunggal yang

padat dan berpenampang bulat Apabila diperlukan penampang yang

besar, maka digunakan 7-61 kawat padat yang dililit menjadi satu, biasanya secara berlapis dan konsentris

Page 4: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Kawat rongga adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar

Kawat berkas terdiri dari 2 kawat atau lebih pada satu fasa, yang masing-masing terpisah dengan jarak tertentu

Kawat berkas mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kawat padat karena mengurangi gejala korona, mempunyai kapasitansi yang lebih besar dan reaktansi yang lebih kecil. Digunakan utk UHV & EHV

Page 5: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

KLASIFIKASI KAWAT MENURUT BAHANNYA Kawat logam biasa dibuat dari logam

biasa seperti tembaga alumunium besi dsb

Kawat logam campuran adalah penghantar dari tembaga atau alumunium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain guna menaikkan kekuatan mekanisnya

Page 6: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 7: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 8: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Kawat logam paduan adalah penghantar yang terbuat dari 2 jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan atau pengelasan

Kawat lilit campuran adalah kawat yang lilitannya terdiri dari duat jenis logam atau lebih. ACSR (alumunium cable stell reinforced) dan aluminum alloy cable steel reinforced.

Page 9: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 10: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Kawat aluminum campuran ini mempunyai kekuatan mekanis yang lebih tinggi dari kawat aluminum murni, sehingga sebagai aluminum alloy cable steel reinforced ia dipakai untuk gawang yang lebih besar dan untuk kawat tanah

Page 11: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Kawat baja berlapis aluminum mempunyai kekuatan mekanis yang besar, tetapi konduktivitasnya lebih kecil dibandingkan dengan yang berlapis tembaga meskipun ia lebih ringan. kawat campuran aluminum ini dipakai untuk gawang yang besar, untuk kawat tanah dan sebagai inti kawat “greased aluminum cable steel reinforced”.

Page 12: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 13: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 14: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 15: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 16: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

KARAKTERISTIK LISTRIK Tahanan R dari sebuah penhantar

sebanding dengan panjangnya l dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya A

R = rho x l/A Dimana rho adalah resistivitasnya.

Page 17: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 18: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 19: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Konduktivitas biasanya besar bila kemurnian bahan tinggi dan berkurang bila jumlah campuran bertambah

Tahanan berubah dengan suhu sesuai denan persamaan

Page 20: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Apabila diperluka perhitungan yang lebih teliti, digunakan persamaan yang menunjukkan ketergantungan alfa dari suhu

Page 21: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 22: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

KARAKTERISTIK MEKANIS Kuat tarik sebuah penghantar naik denan

bertambahnya jumlah campuran dan meningkatnaya derajat pengerjaannya. Untuk tembaga berlaku rumus kuat tarik seperti berikut:

Untuk kawat komponen f = 47,1 – 1,1d (kg/mm2)

Untuk kawat lilit T = 0,9aNf (kg)

Dimana D = garis tengah kawat komponen (mm) A = luas penampang kawat komponen (mm) N = jumlah kawat komponen dalam kawat lilit

Page 23: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Pemanjangan menunjukkan elastisitas bahan. Pemanjangan minimum dari kawat tembaga dinyatakan oleh

S = 0,24d + 0,24 (%)

Page 24: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

KAPASITAS PENYALURAN ARUS DARI PENGHANTAR Arus yang diperbolehkan untuk saluran

transmisi udara dibatasi oleh kenaikan suhu yang disebabkan oleh mengalirnya arus dalam saruan tersebut. Suhu maksimum yang dapa ditoleransikan dalam waktu singkat tertentu untuk kawat tembaga, kawat aluminum dan kawat aluminum campuran ditetapkan pada 100 derajat celcius (jepang), periksa tabel. Tetapi karena karakteristik mekanis dari kawat dan sambungannya memburuk oleh pemanasan maka 90 derajat celcius dianggap sebagai suhu kerja kontinu maksimum untuk penghantar

Page 25: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 26: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Apabila terjadi hubung singkat pada saluran transmisi maka suhu penghanatar naik karena arus sesaat dari hubung singkat tadi. Dalam hal demikian, maka kenaikan suhu untuk kuat tarik yang sama dianggap 200 derajat celcius untuk kawat tembaga dan 180 derajat celcius untuk kawat aluminum. Nilai arus yang ekuivalen dengan batas suhu ini dinamakan kapasitas penyaluran sesaat. Bila dimisalkan bahwa radiasi panas tidak terjadi dalam waktu kurang dari 2-3 detik dan suhu penhantar permulaan adalah 40 derajat celcius maka kapasitas itu dinyatakan oleh persamaan berikut

Page 27: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 28: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

ANDONGAN (SAG) PENGHANTAR Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang sama

Tingginya y = c cosh (m) l = c cosh (m) d = y – c = c (cosh ) (m) c = T/W (m) dimana T = tegangan menndatar dari

penghantar (kg) W = berat penghantar per satuan panjang (kg/m) l = Panjang penghantar sebenarnya dari titik

terendah sampai titik dengan koordinat (x,y) (m) d = andongan (sag) pada titik (x,y) (m)

Page 29: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

pada umumnya bentuk lengkungan penghantar dianggap parabolis, sehingga bila gawang adalah S (m), maka andongan (sag) D dan panjang penghantar sebenarnya L0 dinyatakan oleh

D = (m) L0 = S + = S + (m)

Page 30: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 31: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang Tidak Sama Tingginya

Apabila tiang-tiang penunjang tidak Sng ama tingginya maka yang dihitung adalah andongan yang miring (obliger) yang dinyatakan oleh rumus

D = (m) Yakni jarak D antara garis AB (periksa

Gbr.7(b)) dan garis singgung pada lengkungan kawat yang sejajar dengan garis AB tersebut.

Hubungan antara andongan miring dan andongan pada titik-titik penunjang dinyatakan oleh

Page 32: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

D0 = D D0 + H = D Teganagan tarik pada titik-titik

penunjang A dan B dinyatakan oleh TA = T + WD TB = T + W ( D0 + H )

Page 33: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 34: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

PERLENGKAPAN PENGHANTAR, SAMBUNGAN PENGHANTAR ( JOINTS)

Sambungan (joints) penghantar harus mempunyai konduktivitas listrik uyang baik serta kekuatan mekanis dan ketahanan (durability) yang tangguh. Sambungan-sambungan yang biasanya dipakai adalah

Page 35: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Sambungan kompressi : Di sini kelongsong (sleeves) sambungan yang terbuat dari bahan yang sama dengan penghantar dipasang pada sambungan penghantar dengan tekanan minyak: Periksa Gbr.8. Cara ini dapat diandalkan dan banyak dipakai untuk penghantar-penghantar berukuran besar.

Page 36: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

Sambungan belit: Dalam hal ini penghantar-penghantar yang hendak disambung dimasukkan dalam kelongsong berbentuk bulat telor yang kemudian dibelit beberapa kali dengan kunci belit (twisting wrench). Karena pengerjaan nya sederhana dan mudah, caraii banyak dipakai untuk kawat lilit dengan penampang kurang dari 125 mm2

Sambungan untuk penghantar yang berlainan: apabila permukaan kontsk antara dua penghantar yang berlainan jenis basah, maka salah satu penghantar akan berkarat. Oleh karena itu digunakan kelongkong khusus dengan logam tertentu untuk memungkinkan disambungnya dua penghantar tadi.

Page 37: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 38: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

PERENTANG ( SPACER) Untuk sistim kawat bekas, dipasang

perentang (spacer) untuk menghindarkan agar kawat-kawat penghantar dalam satu fasa tidak mendekat atau bertumbukan karena gaya-gaya elektromekanis atau angin, periksa Gbr.9. Perentang ini dipasang pada jarak 15-40 m satu sama lain di dekat tiang-tiang penunjang dan 60-80 m ditengah rentangan(midspan).

Page 39: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

BATANG-BATANG PELINDUNG (ARMOR RODS)

Gunanya menghindarkan kelelahan penghantar karena getaran (vibration fatigue) maka dipasang batang-batang pelindung (armor rods) sebagai penguatan di tempat penghantar digantungjkan. Bentuk batang-batang ini terlihat pada Gbr.10.

Page 40: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

PEREDAM (DAPER) Peredam (damper) diasang dekat

dengan penjepit (clamps) untuk menghindarkan kelelahan kawat-kawat komponen karena getaran (vibration). Banyak jenis peredaman yang dikenal, antara lain, Stockbridge (Gbr.11), torsional,dsb.

Page 41: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Page 42: Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara

SEKIAN.... MATURSUWUN