penggunaan teknik permainan simulasi untuk...

22
PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 TENGARAN KELAS X IPS 1 ARTIKEL TUGAS AKHIR Diajukan kepada program Bimbingan dan konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Oleh Taufik Hermawan 132012034 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: buidan

Post on 03-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA

NEGERI 1 TENGARAN KELAS X IPS 1

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Bimbingan dan konseling

untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh

Taufik Hermawan

132012034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam
Page 3: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam
Page 4: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam
Page 5: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam
Page 6: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK

MENINGKATKANKONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1

TENGARAN KELAS X IPS 1

Oleh : Taufik Hermawan

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

Pembimbing 1 Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si., Pembimbing 2 Sapto Irawan,

S.Pd, M.Pd.

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikasi teknik permainan

simulasi dalam meningkatkan konsentrasi belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran

Kelas X IPS 1.. Penelitian ini dilaksanakan berdasar hasil pra penelitian ditemukan

Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dengan kategori konsentrasi belajar

Sangat Rendah dan Rendah. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian

eksperimen semu dengan desain penelitian pretest-posttest. Subjek penelitian adalah

12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam dua kelompok

dengan teknik purposive random sampling yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner Konsentrasi

Belajar yang terdiri dari 56 item. Teknik analisis data menggunakan Mann Withney

dengan bantuan progam SPSS for windows release 16.0. Terdapat perbedaan yang

signifikan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1 pada

kelompok eksperimen setelah mengikuti treatment bimbingan kelompok dengan

teknik permainan simulasi dengan koefisien Asymp. Sig ( 2- tailed) sebesar 0,046 <

0,050 dan terdapat peningkatan mean rank kelompok eksperimen dari 2,00 menjadi

5,00. Dengan demikian hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik

permainan simulasi dapat meningkatkan secara signifikan Konsentrasi Belajar Siswa

SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1.

Kata Kunci :Konsentrasi Belajar, Bimbingan Kelompok teknik Permainan Simulasi

PENDAHULUAN

Masalah yang saat ini banyak

dialami dikalangan siswa sekolah

menengah atas maupun sekolah

menengah pertama adalah konsentrasi

belajar. Kondisi ini dapat berkenaan

dengan keadaan pada diri siswa yaitu

berupa kelemahan-kelemahan yang

Page 7: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

dimiliki siswa dan juga dapat

berkenaan dengan lingkungan yang

tidak menguntungkan bagi dirinya.

Kemampuan siswa untuk

berkonsentrasi penting pada saat

belajar maupun pada saat

menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan. Secara umum yang

dimaksud dengan konsentrasi adalah

suatu kemampuan seseorang untuk

bisa mencurahkan perhatian dalam

waktu yang relatif lama Firosalia,

(2007). Sedangkan seorang anak yang

dikatakan berkonsentrasi dalam belajar

adalah di mana ketika anak tersebut

bisa memusatkan perhatiannya pada

apa yang dipelajari. Dengan

berkonsentrasi, anak tidak mudah

mengalihkan perhatiannya pada

masalah lain di luar apa yang dia

pelajari. Semakin banyak informasi

yang diserap ketika dia mengikuti

pelajaran maka semakin baik pula

kemampuan konsentrasinya dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Djamarah, (2008),

konsentrasi belajar adalah suatu

pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu

objek, misalnya konsntrasi pikiran,

perhatian, dan sebagainya. Di dalam

belajar seorang siswa memerlukan

konsentrasi dalam perwujudan

perhatian yang terpusat pada materi

yang dipelajari agar apa yang

disampaikan mampu dipahami.

Sedangkan menurut Deny Hendrata,

(2007) konsentrasi merupakan sumber

kekuatan pikiran yang akan bekerja

berdasarkan daya ingat dan lupa.

Pikiran tidak dapat bekerja untuk lupa

dan untuk mengingat dalam waktu

yang bersamaan. Seseorang terkadang

sangat mudah melupakan sesuatu hal

karena daya konsentrasi terhadap apa

yang pernah dipahami tersebut mulai

berkurang, sedangkan orang yang

mempunyai konsentrasi yang baik

maka akan mengingat suatu hal dalam

waktu yang cukup lama. Slameto,

(2003) berpendapat bahwa dalam

belajar berkonsentrasi berarti

memusatkan pikiran terhadap suatu

mata pelajaran dengan

mengesampingkan segala hal lainya

yang tidak berhubungan dengan

pelajaran.

Page 8: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

Beberapa permasalahan siswa

khususnya di SMA Negeri 1 Tengaran

seperti kurang tegasnya para guru

terhadap pemakaian handphone di

sekolahan terutama pada saat jam

pelajaran yang berdampak pada

kurangnya konsentrasi siswa terhadap

pelajaran. Kemudian masih kurangnya

kemauan siswa dalam memfokuskan

fikirannya terhadap pelajaran di kelas,

justru siswa lebih mudah terpengaruh

kondisi di luar kelas sehingga fikiran

mereka justru di luar mata pelajaran di

dalam kelas. Akibatnya pada saat

ulangan akhir atau test akhir mereka

kesulitan mengerjakan soal-soal yang

sebenarnya sudah pernah dipelajari

pada saat pelajaran berlangsung.

Permasalahan konsentrasi

belajar ini tidak hanya menjadi

tanggung jawab guru di bidang studi

saja tetapi juga menjadi tanggung

jawab guru pembimbing yaitu melalui

layanan bimbingan dan konseling, di

mana layanan ini akan sangat efektif

karena akan memahami lebih dalam

apa sebenarnya yang menjadi inti

permasalahan siswa tersebut. Beberapa

layanan-layanan di dalam bimbingan

dan konseling yang diadakan di

sekolah meliputi, layanan informasi,

orientasi, penyaluran dan penempatan,

konseling individu, konseling

kelompok dan bimbingan kelompok.

Tohirin (2008) mengemukakan

bahwa “layanan bimbingan kelompok

merupakan suatu cara memberikan

bantuan (bimbingan) kepada individu

(siswa) melalui kegiatan kelompok.

Dalam layanan bimbingan kelompok,

aktivitas, dan dinamika kelompok

harus diwujudkan untuk membahas

berbagai hal yang berguna bagi

pengembangan atau pemecahan

masalah individu (siswa) yang menjadi

peserta layanan. Sedangkan tujuan dari

bimbingan kelompok menurut Winkel

dan Sri Hastuti (2004) adalah

menunjang perkembangan pribadi dan

perkembangan sosial masing-masing

anggota kelompok serta meningkatkan

mutu kerja sama dalam kelompok

guna aneka tujuan yang bermakna bagi

para partisipan. Berdasarkan hal

tersebut, peneliti berupaya

meningkatkan konsentrasi belajar

Page 9: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

siswa dengan melakukan layanan

bimbingan kelompok.

LANDASAN TEORI

Konsentrasi Belajar

Jika seorang siswa sering merasa

tidak dapat berkonsentrasi di dalam

belajar, sangat mungkin siswa tidak

dapat merasakan nikmat dari proses

belajar yang dilakukannya. Hal ini

mungkin dapat terjadi karena siswa

sedang mempelajari pelajaran yang

tidak disukai, pelajaran yang dirasakan

sulit, pelajaran dari guru yang tidak

disukai, atau suasana tempat belajar

yang siswa pakai tidak menyenangkan

(Hakim, 2003).

Gangguan konsentrasi pada saat

belajar banyak dialami oleh para

pelajar terutama di dalam mempelajari

mata pelajaran yang mempunyai

tingkat kesulitan cukup tinggi,

misalnya pelajaran yang berkaitan

dengan ilmu pasti, atau mata pelajaran

yang termasuk kelompok ilmu sosial.

Kesulitan konsentrasi semakin

bertambah berat jika seorang pelajar

terpaksa mempelajari pelajaran yang

tidak disukainya atau pelajaran

tersebut diajarkan oleh pengajar yang

juga tidak disukainya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono

(2009), “Konsentrasi belajar

merupakan kemampuan memusatkan

perhatian pada pelajaran. Pemusatan

perhatian tersebut tertuju pada isi

bahan belajar maupun proses

memperolehnya.”

Menurut Fanu (2009)

mengemukakan beberapa ciri-ciri

siswa yang mengalami masalah

konsentrasi belajar antara lain :

a. Tidak bisa memberikan perhatian

yang penuh atau melakukan

kesalahan-kesalahan karena

ceroboh dalam melakukan

pekerjaan atau pelajaran sekolahnya

b. Mengalami kesulitan untuk terus-

menerus terfokus pada pekerjaan

sekolah ketika sedang belajar atau

tidak kerasan dengan kegiatan

bermainnya ketika ia sedang

bermain

Page 10: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

c. Tampak tidak memberikan

perhatian dan tidak menghormati

orang lain ketika sedang berbicara

d. Tidak bisa megikuti petunjuk atau

arahan yang diberikan kepadanya

untuk melakukan sebuah pekerjaan

dan tugas-tugas sekolahnya (tetapi

hal ini bukan dikarenakan

ketidakmampuannya untuk

memahami atau karena

kenakalannya, melainkan

disebabkan oleh ia tidak bisa

memperhatikan petunjuk tersebut,

melainkan pada hal-hal lainnya)

e. Mengalami kesulitan dalam

mengorganisasikan/mengatur tugas-

tugas dan kegiatan-kegiatannya

f. Menghindari, tidak menyenangi,

dan enggan mengerjakan tugas-

tugas yang memerlukan usaha

mental berlarut-larut seperti PR

g. Menghilangkan berbagai macam

barang-barang yang dimilikinya,

seperti mainan, tugas-tugas sekolah,

pensil, buku, peralatan, baju, dan

seterusnya

h. Mudah terusik oleh kegaduhan,

objek yang bergerak atau

rangsangan-rangsangan lainnya

i. Pelupa atau mudah melupakan

pelajaran atau materi yang sudah

diberikan

Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah

proses pemberian bantuan yang

diberikan pada individu dalam situasi

kelompok. Bimbingan kelompok

ditujukan untuk mencegah timbulnya

masalah pada siswa dan

mengembangkan potensi siswa. Secara

umum dapat dikatakan bahwa sebagai

salah satu teknik bimbingan ,

bimbingan kelompok mempunyai

prinsip, kegiatan dan tujuan yang sama

dengan bimbingan. Perbedaanya hanya

terletak pada pengelolaan, yaitu dalam

situasi kelompok.

(Romlah, 2001). Melalui kegiatan

bimbingan individu diharapkan dapat :

(1) menggunakan dan

mengembangkan kemampuanya secara

optimal; (2) membuat pilihan-pilihan

yang tepat dan bijaksan; dan (3) dapat

mengatasi masalah-masalah yang

dihadapi baik disekolah maupun luar

sekolah.

Page 11: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

Teknik Permainan Simulasi

Permainan simulasi dapat

merupakan gabungan antara teknik

bermain peranan dengan teknik

diskusi. Dalam permainan stimulasi

para pemainnya berkelompok dan

berkompetisi untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu dengan mentaati

peraturan-peraturan yang ditetapkan

bersama. Permainan simulasi cocok

dipakai untuk memotivasi anak

belajar, terutama bila bahan pelajaran

yang dipelajarinya kurang menarik.

Permainan simulasi selain berguna

untuk memperkenalkan konsep dan

menanamkan pengertian tentang

sesuatu hal, juga mempunyai kekuatan

untuk membangkitkan minat dan

perhatian anak.

Tahap-Tahap Permainan Simulasi

Dalam penellitian ini yang

digunakan adalah teknik permainan

simulasi. Menurut Romlah (2001)

permainan simulasi dapat dikatakan

merupakan gabungan antara teknik

bermain peran dengan teknik diskusi.

Dalam permainan simulasi para

pemainnya berkelompok dan

berkompetisi untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu dengan mentaati

peraturan-peraturan yang ditetapkan

bersama.

Cara membuat permainan simulasi:

1. Meneliti masalah yang banyak

dialami anak, terutama menyangkut

bidang pendidkan dan sosial.

Merumuskan tujuan yang ingin

dicapai dalam permainan itu

2. Membuat daftar atau sumber-

sumber yang dapat dipakai untuk

membantu penyelesaian topik yang

akan dikerjakan.

3. Memilih situasi dalam kehidupan

sebenarnyan yang ada kaitannya

dengan kehidupan siswa.

4. Membuat model atau skenario dari

situasi-situasi yang sudah dipilih.

5. Identifikasi apa saja dan berapa

orang yang akan terlibat dalam

permainan tersebut. Pemegang

peran apa saja sangat diperlukan

dan apa peran masing-masing.

6. Membuat alat permainan simulasi,

misalnya beberan simulasi, kartu

pesan, kartu yang berisi kegiatan

Page 12: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

yang harus dilakukan untuk mengisi

kegiatan selingan, dsb.

Setelah permainan penentuan

pemain maka dilaksanakan permainan

dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Menyediakan alat permainan

beserta kelengkapannya.

2. Fasilitator menjelaskan tujuan

permainan dan yang menjadi

fasilitaor yaitu suru, konselor

dan wali kelas.

3. Menentukan pemain,

pemegang peran dan penulis.

4. Menjelaskan aturan permainan

5. Bermain dan berdiskusi.

6. Menyimpulkan hasil diskusi

setelah seluruh permainannya

selesai dan mengemukakan

masalah-masalah yang belum

sempat diselesaiakan pada saat

itu.

7. Menutup permainan serta

menentukan waktu dan tempat

bermain berikutnya.

Berdasarkan hasil penelitian

Firosalia (2007) meneliti tentang

teknik konsntrasi belajar siswa kelas

X-5 SMA N 1 Salatiga melalui

bimbingan kelompok dengan hasil

bahwa bimbingan kelompok tidak

dapat meningkatkan teknik konsentrasi

belajar siswa X-5 SMA N 1 Salatiga

karena dalam 7 aspek konsentrasi yang

diajukan hanya signifikan terhadap

peningkatan konsentrasi belajar dalam

mengatasi gangguan pemikiran akibat

kejenuhan. Hal ini bisa saja terjadi

karena layanan yang diberikan kurang

spesifik, misal dengan satu teknik baik

itu bermain peran, teknik diskusi

kelompok atau juga dengan teknik

permainan. Bisa juga karena

kurangnya pemahaman siswa terhadap

penyampaian materi dan hasil kegiatan

bimbingan sehingga membuat

konsentrasi siswa tidak bis meningkat

dengan bimbingan kelompok.

Sedangkan penelitian Walet

Dirgantoro (2012) dengan judul

“Efektifitas Layanan Bimbingan

Kelompok dalam Meningkatkan

Konsentrasi Belajar siswa Kelas XI

Page 13: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

IPS 3 SMA Krisren Purwodadi”,

dengan hasil bahwa bimbingan

kelompok secara signifikan dapat

meningkatkan konsentrasi belajar

siswa XI IPS 3 SMA Kristen

Purwodadi dengan p=0,029≤0,050.

Berbeda dengan hasil dari penelitian

Firosalia, meskipun dengan

menggunakan beberapa teknik yang

ada dalam bimbingan kelompok tetapi

peneliti ini berhasil meningkatkan

konsentrasi siswa kelas XI IP 3 SMA

Kristen Purwodadi. Berarti dalam

pelaksanaan layanan bimbingan

kelompok ini berjalan dengan baik dan

dapat dikatakan sukses karena mampu

meningkatkan konsentrasi belajar

siswa.

Penelitian yang dilakukan

Jarwi (2010) mengenai “Efektivitas

layanan bimbingan kelompok dalam

meningkatkan konsentrasi belajar

siswa SMK PGRI 2 Salatiga kelas XE

jurusan sekretaris” menghasilkan

bahwa layanan bimbingan kelompok

efektif secara signifikan dapat

meningkatkan konsentrasi belajar

siswa dengan p=0,007≥0,050. Hampir

sama dengan penelitian yang

dilakukan Walet bahwa hasil

penelitian yang dilakukan Jarwi di

SMK PGRI 2 Salatiga kela XE dapat

dikatakan berhasil. Peneliti juga

menggunakan beberapa teknik di

dalam pemberian layanan bimbingan

kelompok, dalam penelitian ini

menurut Walet pada setiap

pertemuannya siswa sangat antusias

dan mengikuti dengan baik kegiatan

bimbingan kelompok. Dari hal itu

jugalah yang membuat siswa

mempunyai kemauan untuk

meningkatkan konsentrasi belajarnya.

Dari ketiga penelitian di atas

menurut penulis melihat bahwa masih

ingin membuktikn bahwa sebenarnya

tehnik apa yang lebih tept digunakan

dalam meningkatkan konsentrasi

belajar dengan layanan bimbingan

kelompok sehingga peneliti

menggunakan tehnik permainan dalm

upaya untuk meningkatkan konsentrasi

belajar siswa di SMA Negeri 1

Tengaran Kelas X IPS 1.

Page 14: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

METODE

Jenis penelitian ini adalah

eksperimen yang digunakan adalah

eksperimen semu (Quasi

Eksperimental )dengan desain pretest-

posttest. Penelitian eksperimental ini

meniru kondisi penelitian

eksperimental murni semirip mungkin,

akan tetapi tidak semua variabel yang

relevan dapat dikendalikan dan

dimanipulasi (Azwar,2000). Penelitian

dimulai dengan memberikan Pre-Test

kepada kelompok dengan

menggunakan instrumen Konsentrasi

Belajar (Fanu. 2009) terlebih dahulu

dengan maksud untuk mengetahui

homogenitas dan kejelasan keadaan

kelompok sebelum diberi

perlakuan.Uji homogenitas untuk

memastikan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara

kedua kelompok.

Setelah kondisi dapat diketahui

dengan jelas, maka subjek diberikan

treatment yang kemudian akan diukur

keberhasilannya melalui Post-Test

pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

Subjek yang diambil dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X IPS

1 SMA Negeri 1 Tengaran. Dalam

penelitian ini subjek terdiri dari 33

siswa dengan jumlah siswa yang

memiliki konsentrasi rendah sebanyak

12 siswa. Teknik pengumpulan data

yang digunakan yaitu dengan

menggunakan instrumen angket dari

Fanu (2009). Skala ini berisi tentang

masalah konsentrasi belajar yang

dilakukan oleh siswa di sekolahan

yang terdiri dari 56 item. Dari 56 item

tersebut terdiri dari pernyataan

favorabel dan pernyataan unfavorabel.

Pernyataan favorabel adalah

pernyataan yang mendukung,

sedangkan unfavorabel adalah

pernyataan yang tidak mendukung

(Azwar, 2000). Setiap item meiliki 5

alternatif jawaban dan memiliki

interval skor 1 sampai 5. Jika itemnya

berupa pernyataan positif maka

skornya 5 untuk jawaban Sangat

Sesuai (SS), 4 untuk jawaban Sesuai

(S) 3 untuk jawaban Antara Sesuai dan

Tidak ( E), 2 untuk jawaban Tidak

Sesuai (TS), 1 untuk jawaban Sangat

Tidak Sesuai (STS). Sedangkan untuk

Page 15: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

item negatif skornya 5 untuk jawaban

Sangat Tidak Sesuai (STS), 4 untuk

jawaban Tidak Sesuai (TS), 3 untuk

jawaban Antara Sesuai dan Tidak (E),

2 untuk jawaban Sesuai (S) dan 1

untuk jawaban Sangat Sesuai (SS).

HASIL PENELITIAN

1. Pelaksanaan Penelitian

a. Test Awal (Pre-test)

Uji coba instrumen

dilakukan pada tanggal 1

Agustus 2016 kepada 33 di

SMA Negeri 1 Tengaran. Uji

coba ini dilakukan untuk

mengetahui validitas item dan

reliabilitas instrumen tersebut

dengan teknik test-pretest.

Untuk membuktikan

bahwa kedua kelompok

memiliki kesamaan dilakukan

uji homogenitas dan harus

menghasilkan Asymp. Sig

(Tailed)> 0,50. Hasil Uji

Homogenitas disajikan dalam

bentuk tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Uji Homogenitas

Berdasarkan tabel 4.2 dapat

disimpulkan bahwa kedua

kelompok yaitu kelompok

kontrol dan kelompok

eksperimen bersifat homogen

dengan ketentuan Asymp. Sig.

(2 Tailed)> 0,50. Dapat

dibuktikan dengan Asymp. Sig.

(2 Tailed) = 0,822 untuk usia.

Disamping usia, suku ,dan

jenis kelamin, hasil pre-test

yang telah dilakukan

sebelumnya juga harus

menunjukan bahwa skor

kelompok kontrol dan

eksperimen homogen atau tidak

ada perbedaan yang signifikan

antar kedua kelompok tersebut.

Hasil Pre-test akan disajikan

dalam bentuk tabel berikut ini :

Test Statisticsa

Usia Nilai

Mann-Whitney U 4,000

Wilcoxon W 10,000

Z -0,225

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,822

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1,000b

Page 16: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Kelompok

Eksperimen dan Kelompok

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dipastikan

bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor pre-test dari

kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Dapat dibuktikan

dengan Asymp. Sig. (2 Tailed) =

,658> 0.5. Dari tabel 4.4 juga dapat

dilihat bahwa mean rank kelompok

eksperimen 3,83 sedangkan kelompok

kontrol 3,17.

Sesuai rancangan penelitian dan hasil

analisis, selanjutnya kelompok

ekperimen akan diberikan treatment

dalam bentuk bimbingan kelompok

sedangkan kelompok kontrol tidak

diberikan treatment apapun. Berikut

adalah rancangan program treatment

dalam usaha meningkatkan konsentrasi

belajar siswa SMA Negeri 1 Tengaran.

b. Layanan (Treatment)

Treatment diberikan

dengan memberikan layanan

bimbingan kelompok dengan

teknik permainan kepada

kelompok eksperimen sesuai

dengan rancangan program

yang telah dibuat sebanyak 8

kali pertemuan dan

dilaksanakan pada jam-jam

tertentu sesuai kesepakatan

dengan konseli. Layanan ini

dapat dikatakan berhasil

apabila kelompok eksperimen

pada saat dilaksanakan post-

test menunjukan peningkatan

konsentrasi belajar dan

hasilnya lebih tinggi dari

kelompok kontrol.

Test Statisticsa

Skor Pre-test Nilai

Mann-Whitney U 3,500

Wilcoxon W 9,500

Z -0,443

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,658

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,700b

Ranks

kelompok N Mean

Rank Sum of Ranks

Nilai

Ekpserimen

6 3,83 22,98

Kontrol 6 3,17 19,02

Total 12

Page 17: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

c. Test Akhir (Post Test)

Post-test dilakukan

dengan menyebarkan kembali

instrumen Konsentrasi Belajar

kepada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yang

berisi 56 item pertanyaan. Post-

tes dilakukan pada tanggal 18

Januari 2017.

Berikut adalah hasil

skor pre-test dan skor post-test

kelompok eksperimen yang

disajikan dalam bentuk tabel

berikut :

Tabel 4.5 Hasil Analisis Data

Perbandingan Hasil post-test

Konsentrasi Belajar Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil analisis data

menggunakan SPSS 16.0, diketahui

bahwa terdapat perbedaan antara mean

rank hasil kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol. Setelah

diberikan treatment berupa Bimbingan

Kelompok dengan teknik permainan

kepada kelompok eksperimen, mean

rank hasilnya sebesar 5,00, sedangkan

pada kelompok kontrol yang tidak

diberikan treatment total mean rank

sebesar 2,00. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mean rank

kelompok eksperimen lebih tinggi dari

pada kelompok kontrol.

PEMBAHASAN

Setelah semua sesi telah

dilaksanakan, peneliti menyebarkan

kuisioner konsentrasi belajar kepada

Ranks

Kelompok

N Mean Rank

Sum of Ranks

nilai

Ekpserimen

6 5,00 30,00

Kontrol 6 2,00 12,00

Total 12

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U 0,000

Wilcoxon W 6,000

Z -1,993

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,100b

Page 18: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

kedua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

sebagai post-test. Hasil post-test

nantinya akan membandingkan antara

kedua kelompok. Setelah melalui

pengolahan data ditemukan bahwa

hasil post-test kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol menunjukan

perbedaan yang signifikan.

Berdasarkan hasil post-test, diketahui

bahwa terjadi peningkatan konsentrasi

belajar yang signifikan pada kelompok

eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan

hasil analisis data skor pre-test dan

post-test konsentrasi belajar pada

kelompok eksperimen, hal ini berbeda

dengan kelompok kontrol yang tidak

mengalami peningkatan yang

signifikan bahkan terdapat subjek

konsentrasi belajar yang menurun.

Dengan demikian, maka dapat

disimpulkan bahwa teknik permainan

dapat meningkatkan konsentrasi

belajar siswa SMA Negeri 1 Tengaran.

Konsentrasi belajar siswa SMA Negeri

1 Tengaran meningkat karena adanya

treatment yang diberikan berupa

bimbingan kelompok dengan teknik

permainan, hal ini berbeda dengan

kelompok kontrol yang tida diberikan

treatment yang tidak mengalami

peningkatan yang signifikan bahkan

ada juga yang mengalami penurunan.

Dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa bimbingan

kelompok dengan teknik permainan

dapat meningkatkan konsentrasi

belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran

Kelas XI IPS 1.

Perubahan ini mulai bisa dilihat

dai pertemuan keempat dimana setiap

anggota kelompok atau konseli sudah

mulai bisa menyadari pentingnya

konsentrasi belajar . konsentrasi

belajar siswa mulai meningkat setelah

saling bertukar pikiran serta pemberian

saran-saran dari seti permasalahan

yang siswa alami dan mereka juga

sadar bahwa mungkin ada

permasalahan yang lebih sulit dari

permasalahan dirinya. Dari pertemuan

keempat dan selanjutnya dapat juga

dilihat adanya perubahan dan

peningkatan pola berfikir dari yang

irrasional berubah menjadi rasional.

Peningkatan konsentrasi kelompok

eksperimen juga meningkat, dapat

Page 19: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

dilihat dari saat siswa mengikuti

permainan dan dalam mereka

mengikuti kegiatan bimbingan

kelompok siswa dapat memahami

setiap isntruksi dari peneliti dan

permasalahan-permasalahan anggota

kelompoknya. Hal itu berarti

kelompok kontrol memperhatikan

dengan baik ketika teman mereka dan

peneliti bebicara, sehingga dapat

memahami apa maksud dari

pembicaraan itu. Berbeda pada saat

masih sesi awal pertemuan yang pada

kenyataannya siswa masih terlihat

sibuk sendiri-sendiri, dan ketika

peneliti dan jika ada salah satu anggota

kelompok berbicara siswa belum bisa

memperhatikannya sehinggat ketika

peneliti bertanya kepada anggota

kelompok terkadang ada yang

kebingungan. Serta menurut hasil

pembicaraan dari peneliti dengan wali

kelas siswa kelas XI IPS 1, anggota

kelompok yang diberikan treatmen ini

sudah menjadi lebih baik ketika

mengikuti pelajaran, serta tugas-tugas

baik di sekolah maupun di rumah bisa

dikerjakan dengan baik.

PENUTUP

Dengan diadakannya penelitian

dalam upaya meningkatkan

konsentrasi belajar siswa SMA Negeri

1 Tengaran kelas X IPS 1 dengan

teknik Permainan Simulasi tujuan-

tujuan dari layanan bimbingan

kelompok dapat berguna baik bagi

peneliti juga bagi siswa. Hal ini dapat

dilihat dari adanya peningkatan-

peningkatan hasil dari pengolahan data

setelah diberikannya layanan dan

penigkatan hasil belajar siswa. Hakim

(2003) bahwa “Ada dua faktor

penyebab terjadinya gangguan

konsentrasi belajar yaitu faktor internal

dan eksternal, bisa dari rasa

mengantuk, lapar, serta gangguan-

gangguan lain pada faktor jasmani dan

rohani siswa. Bisa juga dari kegaduhan

di luar ruangan, bau menyengat dari

luar kelas yang membuat siswa tidak

dapat berkonsentrasi penuh pada

materi yang disampaikan. Sebelum

diberikannya layanan bimbingan

kelompok dengan teknik permainan

simulasi, siswa kurang berkonsentrasi

dalam belajar, seperti contoh ketika dia

Page 20: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

merasa lapar dan mengantuk siswa

lebih memilih dengan kesibukan lain

seperti bermain handphone atau

mengobrol dengan teman sebangunya.

Siswa juga lebih memperhatikan hal-

hal lain di luar mata pelajaran, seperti

melihat-lihat ke luar ruangan. Tetapi

setelah diberikannya layanan bimb

ingan kelompok dengan teknik

permanan simulasi, siswa mengalami

peningkatan pada konsentrasi

belajarnya, siswa sudah tidak lagi

memperdulikan hal-hal yang terjadi di

luar pelajaran. Siswa juga secara

penuh memperhatikan guru yang

menyampaikan materi di depan kelas.

Dari hal tersebut siswa juga mulai

mengabaikan rasa lapar dan

mengantuk karena terbantu dengan

aktifnya kerja otak dan fisik ketika

pelajaran berlangsung.

Romlah (2001) mengemukan

bahwa “Bimbingan kelompok

diharapkan dapat membuat individu

mengembangkan kemampuannya

secara optimal dan membuat pilihan-

pilihan yang tepat dan bijaksana pada

permasalahan yang dihadapi”. Setelah

diberikannya layanan bimbingan

kelompok teknik permainan, siswa

mengalami peningkatan dalam

menerima pembelajaran dari guru,

seperti dapat mengulang kembali apa

yang telah dipelajari, dapat

mengerjakan tugas sesuai dengan

waktu yang ditentukan, seta mampu

mengatur waktu belajarnya dengan

baik. Dari pernyataan tersebut peneliti

menarik kesimpulan bahwa apabila

dalam pelaksanaan layanan bimbingan

kelompok ini dapat berjalan dengan

baik maka permasalahan-permasalahan

siswa terutama konsentrasi belajar

sesuai dengan yang diteliti penulis

akan dapat teratasi. Jadi layanan

bimbingan kelompok dengan teknik

permainan ini dapat digunakan untuk

meningkatkan konsentrasi belajar

siswa.

Page 21: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktis.

Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2005. Metode

Penelitian. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

. 2000. Reliabilitas dan

Validitas. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Denny, Hendrata. 2007. Konsentrasi

Belajar.

(http://www.blogspot.com/200

9/10/pengertian-belajar.html

diunduh Kamis 20 Oktober

2016).

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar

dan Pembelejaran. Jakarta :

Rineka Cipta.

Dirgantoro, Walet. 2012. Efektifitas

Layanan Bimbingan Kelompok

dalam Meningkatkan

Konsentrasi Belajar siswa

Kelas XI IPS 3 SMA Krisren

Purwodadi. Program Studi BK

UKSW (Skripsi tidak

diterbitkan)

Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Rahasia

Sukses Belajar. Jakarta :

Rineka Cipta.

Fanu, James Le. 2009. Deteksi Dini

Masalah-Masalah Psikologi Anak.

Yogyakarta : Think

Firosalia, Kristin. 2007. Meningkatkan

Teknik Konsentrasi Belajar

Siswa Kelas X-5 SMA N 1

Salatiga Melalui Bimbingan

Kelompok. Program Studi BK

UKSW (Skripsi tidak

diterbitkan).

Hakim, Thursan. 2003. Mengatasi

Gangguan Konsentrasi. Jakatra

: Puspa Swara.

Jarwi. 2010. Efektivitas Layanan

Bimbingan Kelompok dalam

Meningkatkan Konsentrasi

Belajar Siswa SMK PGRI 2

Salatiga Kelas XE Jurusan

Sekretaris. Program Studi BK

UKSW (Skripsi tidak

diterbitkan)

Makmum, Abin Syamsuddin. 2007.

Psikologi Pendidikan

(Perangkat Sistem Pengajaran

Modul). Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Rifa’i, Achmad dan Anni, Chatarina

Tri. 2009. Psikologi

Pendidikan. Semarang:

Universitas Negeri Semarang

Press

Siswanto. 2007. Kesehatan Mental;

Konsep, Cakupan, dan

Perkembangannya. Yogyakarta

: Penerbit ANDI.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2005. Statistik Untuk

Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Page 22: PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14317/2/T1_132012034_Full... · 12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam

Supriyono. 2008. Studi Kasus

Bimbingan Konseling. Semarang :

Swadaya Manunggal

Tohirin. 2008. Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah dan

Madrasah. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Winkel W.S dan Hastuti, Sri. 2004.

Bimbingan dan Konseling di

Institusi Pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi