penggunaan sistem informasi geografis berbasis … · tugas akhir ini adalah bagaimana membuat...

13
1 PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMBENTUKAN PROTOTIPE PETA DASAR PENGAIRAN (STUDI KASUS : KABUPATEN SIDOARJO) Danar Linsa Setiawati 1 , DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc 1 Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS 1 , Surabaya, 60111, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Potensi Kabupaten Sidoarjo untuk pertanian dan perikananannya cukup tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air permukaan, yang berfungsi sebagai evaluasi, monitoring serta operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis Web (SIG Web) dalam pembentukan peta dasar pengairan dengan menggunakan peta topografi Kabupaten Sidoarjo dengan skala 1:25.000 sebagai peta dasar, peta pengairan dan data inventarisasi saluran irigasi dan saluran pembuang dari Dinas PU Pengairan Kabupaten Sidoarjo. Pengolahan data menggunakan software AutoCAD Land Desktop 2004 dan ArcGIS 9.3 untuk pengolahan peta, MySQL untuk pembuatan database, Apache untuk pembuatan program web server dan MapServer untuk menampilkan peta di web. Hasil yang diperoleh dari pembuatan SIG Web peta dasar pengairan ini adalah terdapat 2 saluran primer, 38 saluran sekunder (yang memiliki ID), dan 40 saluran pembuang yang tersebar di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Dari jaringan irigasi Delta Brantas ini dapat digunakan untuk irigasi pertanian di wilayah Kabupaten Sidoarjo seluas 22.947 Ha tanah pertanian. SIG Web Prototipe Peta Dasar Pengairan dapat dikunjungi di website dengan alamat http://www.sigpengairan-sidoarjo.web.id/ . Kata kunci : Jaringan Irigasi, SIG Web, Peta Dasar PENDAHULUAN Latar Belakang Topografi Kabupaten Sidoarjo merupakan suatu delta, yang terbentuk oleh sedimen dari muara Sungai Brantas. Sehingga Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Sungai Surabaya dan Sungai Porong yang merupakan cabang dari Sungai Brantas yang berhulu di Kabupaten Malang. Dari bentuk topografi yang dimilikinya, wilayah Sidoarjo dibagi menjadi tiga wilayah berdasarkan tutupan lahanya yaitu wilayah bagian timur (29,99%) merupakan daerah pertambakan, wilayah bagian tengah (40,81%) merupakan pemukiman, perdagangan, dan pusat pemerintahan, dan wilayah bagian barat (29,20%) merupakan daerah pertanian. Potensi pertanian dan perikananannya cukup tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air permukaan, dimana berfungsi sebagai evaluasi, monitoring serta operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase lintas kabupaten/kota. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Satu wilayah kabupaten memiliki satu Daerah Irigasi (DI), untuk Kabupaten Sidoarjo

Upload: vodung

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK

PEMBENTUKAN PROTOTIPE PETA DASAR PENGAIRAN

(STUDI KASUS : KABUPATEN SIDOARJO)

Danar Linsa Setiawati1, DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc

1

Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS1, Surabaya, 60111, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan

satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan

pembuangan air irigasi. Potensi Kabupaten Sidoarjo untuk pertanian dan perikananannya cukup

tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatu

pengelolaan sumber daya air permukaan, yang berfungsi sebagai evaluasi, monitoring serta

operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut.

Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis Web

(SIG Web) dalam pembentukan peta dasar pengairan dengan menggunakan peta topografi

Kabupaten Sidoarjo dengan skala 1:25.000 sebagai peta dasar, peta pengairan dan data

inventarisasi saluran irigasi dan saluran pembuang dari Dinas PU Pengairan Kabupaten

Sidoarjo. Pengolahan data menggunakan software AutoCAD Land Desktop 2004 dan ArcGIS 9.3

untuk pengolahan peta, MySQL untuk pembuatan database, Apache untuk pembuatan program web

server dan MapServer untuk menampilkan peta di web.

Hasil yang diperoleh dari pembuatan SIG Web peta dasar pengairan ini adalah terdapat 2

saluran primer, 38 saluran sekunder (yang memiliki ID), dan 40 saluran pembuang yang tersebar

di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Dari jaringan irigasi Delta Brantas ini dapat digunakan untuk

irigasi pertanian di wilayah Kabupaten Sidoarjo seluas 22.947 Ha tanah pertanian. SIG Web

Prototipe Peta Dasar Pengairan dapat dikunjungi di website dengan alamat

http://www.sigpengairan-sidoarjo.web.id/.

Kata kunci : Jaringan Irigasi, SIG Web, Peta Dasar

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Topografi Kabupaten Sidoarjo

merupakan suatu delta, yang terbentuk oleh

sedimen dari muara Sungai Brantas. Sehingga

Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua

aliran sungai yaitu Sungai Surabaya dan

Sungai Porong yang merupakan cabang dari

Sungai Brantas yang berhulu di Kabupaten

Malang. Dari bentuk topografi yang

dimilikinya, wilayah Sidoarjo dibagi menjadi

tiga wilayah berdasarkan tutupan lahanya

yaitu wilayah bagian timur (29,99%)

merupakan daerah pertambakan, wilayah

bagian tengah (40,81%) merupakan

pemukiman, perdagangan, dan pusat

pemerintahan, dan wilayah bagian barat

(29,20%) merupakan daerah pertanian.

Potensi pertanian dan perikananannya cukup

tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan

potensinya tersebut maka diperlukan suatu

pengelolaan sumber daya air permukaan,

dimana berfungsi sebagai evaluasi,

monitoring serta operasional dan

pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase

lintas kabupaten/kota.

Jaringan irigasi adalah saluran,

bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang

merupakan satu kesatuan yang diperlukan

untuk penyediaan, pembagian, pemberian,

penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Satu

wilayah kabupaten memiliki satu Daerah

Irigasi (DI), untuk Kabupaten Sidoarjo

2

Daerah Irigasinya disebut dengan Delta

Brantas.

Di Kabupaten Sidoarjo sampai saat ini

belum tersedia adanya peta dasar pengairan,

yang dapat menunjang pengelolaan dan

pemeliharaan saluran pengairan. Oleh karena

itu, untuk memperoleh suatu pengelolaan dan

pemeliharaan saluran yang sesuai dengan

fungsinya maka dibutuhkan suatu prototipe

peta dasar pengairan yang dapat digunakan

sebagai dasar pembuatan peta-pata tematik

lainnya yang berkaitan dengan sistem

pengairan di wilayah Sidoarjo. Yang

dimaksud dengan prototipe disini merupakan

suatu model yang digunakan sebagai

contoh/acuan yang sesuai dengan ketentuan-

katentuan yang ada.

Dalam hal ini Sistem Informasi

Geografis dimanfaatkan untuk menampilkan

persebaran jaringan sungai yang digunakan

sebagai saluran irigasi dan saluran pembuang

untuk sarana pengairan ke dalam bentuk web

yang biasa disebut dengan Sistem Informasi

Geografis Web (SIG Web). SIG Web ini dapat

digunakan secara interaktif dan dapat

dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan.

Penggunaan prototipe peta dasar pengairan

menggunakan SIG Web dapat digunakan

untuk memudahkan dalam suatu pelaksanaan

pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan,

monitoring, dan pemeliharaan saluran

pengairan di wilayah tersebut.

Rumusan Permasalahan

Rumusan masalah dalam penulisan

tugas akhir ini adalah bagaimana membuat

prototipe peta dasar pengairan Kabupaten

Sidoarjo dengan menggunakan Sistem

Informasi Geografis yang berbasis Web.

Batasan Permasalahan

Batasan masalah dari penulisan tugas

akhir ini adalah:

1. Daerah penelitian adalah Kabupaten

Sidoarjo.

2. Data yang digunakan adalah Peta

Topografi RBI Kabupaten Sidoarjo

skala 1 : 25.000, Peta Pengairan dalam

hal ini adalah saluran irigasi dan

saluran pembuang Kabupaten

Sidoarjo.

3. Database Dinas Pekerjaan Umum

Pengairan Kabupaten Sidoarjo, dalam

hal ini data yang digunakan mengenai

data inventarisasi saluran irigasi dan

saluran pembuang Delta Brantas di

Kabupaten Sidoarjo. Data saluran

irigasi meliputi saluran primer dan

saluran sekunder.

4. Perencanaan sistem informasinya

menggunakan AutoCAD Land Desktop

2004 dan ArcGIS 9.3.

5. Pembuatan basis data menggunakan

Software MySQL.

6. Pembuatan interface aplikasi

menggunakan PHP + MapServer.

Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini

adalah untuk membuat suatu Sistem Informasi

Geografis berbasis web tentang pengairan

untuk saluran irigasi dan saluran pembuang di

Kabupaten Sidoarjo yang nantinya dapat

digunakan sebagai prototipe peta dasar

pengairan Kabupaten Sidoarjo.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini

yaitu:

1. Sistem Informasi Geografis pengairan

Kabupaten Sidoarjo ini dapat

dimanfaatkan aplikasinya dalam bentuk

web baik secara internal oleh Dinas

Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten

Sidoarjo dan Teknik Geomatika ITS

maupun secara eksternal.

2. Kemudahkan dalam mendapatkan

informasi geografis pengairan untuk

pelaksanaan pengelolaan dan

pembangunan/perbaikan sistem pengairan

jaringan irigasi lintas kabupaten/kota.

3. Prototipe peta dasar pengairan ini dapat

dijadikan acuan untuk pembuatan peta

tematik yang berhubungan dengan

3

jaringan sistem pengairan yang lainnya,

khususnya untuk wilayah Kabupaten

Sidoarjo.

4. Dapat dijadikan evaluasi bagi instansi

terkait untuk memperbiki sistem dan

jaringan irigasi yang masih belum

memadai.

5. Sebagai pembelajaran untuk pembuatan

Sistem Informasi Geografis berbasis Web

dalam studi kasus yang lainnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi kegiatan ini dilakukan di

Kabupaten Sidoarjo. Secara geografis

Sidoarjo terletak pada koordinat 703’0” –

705’0” Lintang Selatan dan 112

0 5’0” –

11209’0” Bujur Timur. Luas dari Kabupaten

Sidoarjo adalah 63.438,53 Ha atau 634,34

km2.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

(sumber: http://www.google.co.id/)

Secara administratif, Kabupaten Sidoarjo

dibatasi oleh:

1. Bagian Utara berbatasan dengan Kota

Surabya dan Kabupaten Gresik.

2. Bagian Timur berbatasan dengan Selat

Madura

3. Bagian Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Pasuruan

4. Bagian Barat berbatasan dengan

Kabupaten Mojokerto

Kabupaten Sidoarjo terbagi dalam 18

Kecamatan, yang terdiri dari Kecamatan

Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan,

Jabon, Krembung, Krian, Prambon, Porong,

Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman,

Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, dan

Wonoayu.

Data dan Peralatan

Data yang digunakan dalam penelitian

tugas akhir ini adalah :

1. Peta Topografi RBI Kabupaten Sidoarjo

skala 1: 25.000

2. Peta Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

Brantas Kabupaten Sidoarjo Skala

1:50.000

3. Data Inventarisasi Saluran Irigasi dan

Saluran Pembuang (Afvoer) Dinas

Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten

Sidoarjo

4. Rencana Tata Ruang Tanam Global

(RTTG) MT 2009-2010 daerah Irigasi

Delta Brantas Wilayah Kabupaten

Sidoarjo

5. Foto objek/ Dokumentasi

Peralatan yang digunakan dalam

pengerjaan tugas akhir ini adalah:

1. Perangkat Keras (Hardware)

a. Laptop DELL 1440 Intel® Core™2 Duo

T6500 RAM 2GB untuk mengolah data

dan menulis laporan.

b. Printer Canon Inkjet ip 1980 untuk

pencetakan laporan

2. Perangkat Lunak (Software)

a. Sistem Operasi Windows 7 ultimate

b. Software Autodesk Land Desktop 2004

untuk proses dijitasi dan editing peta

c. Software ArcGIS 9.3 untuk editing peta

dan proses pembuatan Sistem Informasi

Geografis

d. Software Apache untuk pembuatan

program web server

4

e. My SQL untuk pembuatan basis data

f. Map Server untuk menampilkan peta di

web

g. Microsoft Office Word 2007 untuk

penulisan laporan

h. Microsoft Office Excell 2007 untuk

penulisan laporan

i. Microsoft Office Visio 2007 untuk

pembuatan flowchart

3. Digital Camera untuk dokumentasi lokasi

Pengolahan Data

Tahap Pengumpulan Data

Peta RBI

Kab. Siodoarjo

Skala 1:25000

Data Inventarisasi

Saluran Irigasi

dan Afvoer

DPU Pengairan

Kab. Sidoarjo

Digitasi Peta

Import to *.dxf

Web Server

Aktifkan MySQL &

Apache di XAMPP

Ms4w

Interface

SIG Web Prototipe Peta

Dasar Pengairan

Kab. Sidoarjo

Peta Pengairan

DPU Brantas

Kab. Sidoarjo

Skala 1: 50.000

Rencana Tata

Tanam Global

2009-2010

Daerah Irigasi

Delta Brantas

Kab.Sidoarjo

Data

Spasial

Data Non-

spasial/

Atribut

Editing Peta &

Pembentukan SIG

Import to *.shp

Tahap Pengolahan Data

Tahap Akhir

Install ms4w

(localhost)

Data .*shp dicopy

di ogr2ogr

Unistall Ms4w

Membuat Basis Data

MySQL

Konversi data .*shp

PhpMyAdmin localhostUninstal Apache

di XAMPP

Install Ms4w

Membuat

Mapfile & Script

Ms4w

Download & copy

GeoExt, Ext, Openlayer

di ms4w

Upload data di ms4w

ke server

Localhost

Gambar 2. Tahap Pengolahan Data

1. Melakukan digitasi peta RBI Kabupaten

Sidoarjo skala 1:25.000 di software

AutoCAD Land Desktop 2004 . Agar peta

memiliki titik acuan yang akurat,

dilakukan proses rubbersheet terlebih

dahulu. Dari hasil digitasi tersebut peta

disimpan dalam format data *.dxf.

2. Membuat file geodatabase di ArcCatalog

untuk menyimpan hasil import data *.dxf

dari software AutoCAD Land Dekstop

2004 menjadi data geodatabase (*.gdb),

hal ini untuk mempermudah menampilkan

peta digital tersebut di ArcMap.

3. Sebelum dilakukan pengolahan terhadap

layer-layer yang telah dibuat sebelumnya

pada ArcCatalog, memberi sistem

proyeksi koordinat terlebih dahulu pada

masing-masing layer yang digunakan.

Sistem proyeksi yang digunakan adalah

UTM WGS 84 zona 49S. Pemberian

sistem proyeksi koordinaat ini

menggunakan fungsi dari Toolbar

ArcToolbox pada Software ArcGIS 9.3.

4. Install ms4w untuk menjalankan

MapServer di localhost. Memindahkan

data .*shp ke dalam ogr2ogr pada ms4w.

Kemudian uninstall ms4w, aktifkan

MySQL dan Apache pada Control Panel

XAMPP. XAMPP ini software yang

digunakan untuk pembuatan basis data

MySQL.

5. Membuat basis data baru dengan tools

MySQL yang dikenal dengan

PhpMyAdmin.

6. Dari hasil pengolahan data di software

ArcGIS 9.3, data disimpan dalam format

data *.shp. Data tersebut di konversi ke

software MySQL, dengan membuat

database-nya untuk menyimpan data

spasial dan data attributnya. Hasil

konversi dapat dicek pada PhpMyAdmin

di localhost.

7. Setelah proses tersebut, data akan

ditampilkan pada web dengan

menggunakan Map Server, diawali

dengan membuat MapFile terlebih dahulu.

8. Membuat dan merancang script, dengan

menggunakan bahasa php. Hal tersebut

ditujukan untuk mendesign tampilan dari

SIG Web, fungsi-fingsi tools yang akan

digunakan, serta kinerja aplikasi dari SIG

Web yang telah dibuat.

9. Membagi dan mendapatkan akses data

spasial dari Map Server dengan

menggunakan protokol wms dan wfs.

Output wms berupa raster sedangkan wfs

5

berupa vektor. Dalam pembentukan SIG

Web, fasilitas yang digunakan dapat

memanfaatkan control dari Ext, GeoExt

dan OpenLayer. Proses yang dilakukan

untuk memanggil control tersebut

menggunakan Php. Pada aplikasi tersebut

terdiri dari 4 menu utama yaitu Home,

Background, Description, dan Map.

10. Setelah proses di localhost selesai,

kemudian upload data di ms4w ke server.

Editing script untuk menampilkan data

pada web.

Analisa Data

Analisa data bertujuan untuk

menganalisis/mengevaluasi hasil dari

pengolahan data yang dilakukan. Analisa data

ini meliputi:

1. Analisa data spasial, bertujuan untuk

mengetahui jumlah dan kapasitas dari

layer yang digunakan serta penjelasan

mengenai layer tersebut. Sehingga dapat

diketahui pengaruh yang ditimbulkan

terhadap program aplikasi yang akan

dijalankan.

2. Analisa dari pengujian SIG Web,

bertujuan untuk mengetahui apakah

aplikasi tersebut sudah berjalan sesuai

yang diinginkan oleh pengguna. Proses

sistem aplikasi program dapat dilihat pada

gambar 3 dibawah ini.

Proses

Pencarian Data

Tampil list data

pada Grid Panel

Pencarian Lokasi

Identifikasi Data

Proses

Pencarian Data

Hasil Pencarian Data

Tampil di Mappanel

Proses

Identifikasi

Data

Data yang teridentifikasi

Tampil di Mappanel dan

informasi detail data

tampil pada

Panel Informasi

Ya

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Tools Cari Data:

- Kecamatan

- Kelurahan

- Saluran Irigasi

- Saluran Pembuang

Sistem Informasi

Geografis Web

Pencarian Data pada

Panel Pencarian

Gambar 3. Diagram Alir Proses Aplikasi

Program

Analisa data pengairan, bertujuan untuk

mengetahui apakah data yang ada sesuai

dengan keadaan dilapangan yang sebenarnya.

HASIL DAN ANALISA

Pengolahan Data Spasial

1. Hasil Data Spasial

Data spasial yang didapat dari hasil

editing peta topogrfi Kabupaten Sidoarjo

skala 1:25.000, dari data tersebut kemudian

dibedakan menjadi beberapa layer dan

memasukkan data attribut pada layer tersebut.

Layer tersebut antara lain:

a. Layer Kabupaten Kabupaten Sidoarjo

b. Layer Kecamatan Kabupaten Sidoarjo

c. Layer Kelurahan Kabupaten Sidoarjo

d. Layer Sungai di Kabupaten Sidoarjo

e. Layer Saluran Irigasi di Kabupaten

Sidoarjo

f. Layer Saluran Pembuang di Kabupaten

Sidoarjo

g. Layer Jalan di Kabupaten Sidoarjo

h. Layer Jalan Kereta Api di Kabupaten

Sidoarjo

Layer-layer tersebut dioverlay-kan

menggunakan Software ArcGIS 9.3, sehingga

diperoleh suatu peta dasar pengairan yang

berisi sebaran saluran irigasi dan saluran

pembuang di Kabupaten Sidoarjo.

Gambar 4. Peta Dasar Pengairan

Kabupaten Sidoarjo

2. Analisa Data Spasial

Data spasial yang telah

dikelompokkan menjadi beberapa layer

tersebut, maka selanjutnya dimasukkan

informasinya sehingga nantinya dapat

diidentifikasi informasinya berdasarkan ID

yang dibutuhkan masing-masing layer.

Masing-masing layer memiliki feature type

6

yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan.

Keterangan dari layer-layer tersebut antara

lain:

a. Layer Batas Kabupaten, memiliki feature

type berupa polygon yang terdiri dari 1

polygon besar, merupakan batas wilayah

dari Kabupaten Sidoarjo.

b. Layer Batas Kecamatan, memiliki feature

type berupa polygon yang terdiri dari 18

polygon. Jumlah polygon tersebut

merupakan jumlah kecamatan yang ada di

Kabupaten Sidoarjo.

c. Layer Batas Kelurahan, memiliki feature

type berupa polygon yang terdiri dari 353

polygon. Jumlah polygon tersebut

merupakan jumlah kelurahan yang ada di

Kabupaten Sidoarjo.

d. Layer Sungai, memiliki feature type

berupa polyline yang terdiri dari 820

polyline .

e. Layer Saluran Irigasi, memiliki feature

type berupa polyline yang terdiri dari 40

polyline warna biru. Yang membedakan

antara saluran primer dan saluran

sekunder adalah ketebalan polyline yang

digunakan. Jumlah polyline tersebut

merupakan jumlah saluran irigasi di

Kabupaten Sidoarjo yang telah memiliki

ID.

f. Layer Saluran Pembuang, memiliki

feature type berupa polyline yang terdiri

dari 40 polyline warna merah. Jumlah

polyline tersebut merupakan jumlah

saluran pembuang di kabupaten Sidoarjo

yang dapat dipetakan dan telah dibuatkan

ID-nya.

g. Layer Jalan, memiliki feature type berupa

polyline yang terdiri dari 36 polyline

warna cokelat. Layer jalan menunjukkan

ruas jalan yang melintasi Kabupaten

Sidoarjo.

h. Layer Jalan Kereta Api, memiliki feature

type berupa polyline yang terdiri dari 3

polyline warna hitam. Ketiga polyline

tersebut merupakan jalur kerata api yang

melintas di Kabupaten Sidoarjo.

Kekurangan dari layer-layer tersebut

diatas antara lain:

a. Pada layer sungai, layer saluran irigasi

dan layer saluran pembuang, masih

banyak terdapat polyline yang belum

tersambung menjadi satu polyline, maka

dibutuhkan penggabungan polyline

(merge), ini dimaksudkan agar satu

saluran irigasi dan saluran pembuang

merupakan satu polyline dengan satu ID.

b. Untuk layer saluran irigasi dan layer

saluran pembuang, sebelum dilakukan

pemotongan polyline untuk mendapatkan

panjang saluran irigasi dan saluran

pembuang yang diinginkan, harus dicek

terlebih dahulu vertex dari polyline

tersebut. Agar pada saat pemotongan

polyline (split), tidak terjadi split

ditengah-tengah polyline.

Pengujian SIG Web

1. Hasil SIG Web

Tampilan yang dibuat pada aplikasi ini

terdiri dari 4 menu utama, dimana menu

tersebut memiliki isi yang berbeda-beda

antara satu dengan yang lain. Keempat menu

utama tersebut antara lain:

a. Home, berisi tentang judul dari aplikasi

Sistem Informasi Geografis Web. Pada

menu Home ini juga mencantumkan

nama, NRP, Program Studi dan

Perguruan Tinggi dari yang membuat

aplikasi ini.

b. Background, berisi tentang latar

belakang dari pembuatan aplikasi SIG

Web Peta Dasar Pengairan Kabupaten

Sidoarjo.

c. Map, berisi tentang prototype peta

pengairan Kabupaten Sidoarjo dengan

menggunakan aplikasi SIG Web.

Uji coba SIG Web ini bertujuan untuk

mengetahui apakah aplikasi SIG Web sudah

berjalan sesuai dengan kebutuhan yang

diinginkan oleh pengguna. Hal ini dilakukan

untuk memeriksa fungsi-fungsi yang ada pada

aplikasi tersebut, apakah sudah berjalan

dengan baik atau belum.

7

2. Uji Coba Tools Penunjang Aplikasi SIG

Web

Uji coba ini dilakukan untuk

mencoba tools yang digunakan dalam

aplikasi SIG Web.

Tabel 1. Tools Pada Tampilan Menu Map

3. Uji Coba Pencarian Data

Uji coba ini dilakukan dengan cara

mengetik nama dari feature yang akan

dilakukan pencarian pada Panel

Pencarian. Ketik nama feature untuk

melakukan pencarian Kecamatan dan

Kelurahan, sedangkan untuk pencarian

Saluran Irigasi dan Saluran Pembuang

cukup ketik ID-nya. Selain itu, apabila

kurang mengatahui nama atau ID dari data

tersebut cukup ketik bintang (*) kemudian

klik tools Search. Setelah itu memilih data

yang akan dilakukan pencarian pada Grid

Panel.

4. Uji Coba Pencarian Lokasi

Uji coba ini dilakukan dengan cara

klik pada data yang akan dilakukan

pencarian.

5. Uji Coba Identifikasi Data

Uji coba ini dilakukan untuk

mengidentifikasi data/ untuk mengetahui

informasi yang ada pada data tersebut. Hal

ini dapat dilakukan dengan double klik

pada data yang akan diidentifikasi.

6. Analisa Uji Coba

Dari hasil serangkaian uji coba yang

telah dilakukan, dapat dijadikan evaluasi

terhadap hasil yang didapat. Hasil tersebut

antara lain:

a. Tools yang digunakan pada aplikasi SIG

Web, khususnya yang digunakan pada

menu Map yaitu Navigation, Zoom Sleder,

Search, Cari Kecamatan, Cari Kelurahan,

Cari Saluran Irigasi, Cari Saluran

Pembuang, Koordinat, dan Scale Selector.

No. Tools Nama Fungsi

1.

Cari

Kecamatan

Menampilkan

Combo Box untuk

pencarian

kecamatan

2.

Cari

Kelurahan

Menampilkan

Combo Box untuk

pencarian

kelurahan

3.

Cari

Saluran

Irigasi

Menampilkan

Combo Box untuk

pencarian saluran

irigasi

4. Cari

Saluran

Pembuang

Menampilkan

Combo Box untuk

pencarian saluran

pembuang

5. Search Pencarian data

6.

Navigation Melakukan

pergeseran peta

kekanan, kekiri,

kebawah dan

keatas

7. Koordinat Pendeteksi

koordinat pada

tampilan peta

8.

Scale

Selector

Pendeteksi

koordinat pada

tampilan peta

No. Tools Nama Fungsi

9.

Zoom

Sleder

Melakukan

perbesaran dan

perkecilan peta

sesuai dengan

skala yang telah

ditentukan.

8

b. Tools Scale Selector, bisa berubah secara

otomatis apabila peta diperbesar ataupun

diperkecil dengan menggunakan Zoom

Sleder atau dengan menggerakkan Scroll

Mouse.

c. Tools pendeteksi koordinat (Mouse

Pointer Poisition), akan berubah-ubah

bilangan koordinatnya sesuai dengan

pergerakan kursor mouse pada peta.

d. Mappanel akan aktif menampilkan peta

sesuai dengan layer yang akan digunakan

pada Layer Panel.

e. Legend Panel akan aktif menampilkan

secara otomatis legenda dari peta

(menyesuaikan dengan layer yang

digunakan).

f. Indeks Peta akan aktif secara otomatis

zoom terhadap peta yang tampil pada

Mappanel.

g. Pada fasilitas pencarian data, Panel

Pencarian akan aktif setelah menekan

tools dari data yang akan dilakukan

pencarian (Tools Cari Kecamatan, Tools

Cari Kelurahan, Tools Cari Saluran

Irigasi, dan Tools Cari Saluran

Pembuang). Sedangkan Grid Panel aktif

apabila ditekan tools Search terlebih

dahulu.

h. Pada fasilitas pencarian lokasi, pencarian

aktif apabila memilih salah satu data pada

Panel Feature Grid.

i. Pada fasilitas identifikasi data, Mappanel

akan otomatis melakukan zoom terhadap

data yang teridentifikasi. Sedangkan pada

Panel Informasi akan secara otomatis

menampilkan informasi dari data yang

telah teridentifikasi tersebut.

j. Menggunakan protocol wms dan wfs

untuk pembagian dan mengakses data.

Sumber data wfs yang digunakan yaitu

data spasial tipe vektor (shapefile), pada

penelitian ini yang dimaksud adalah layer-

layer pada peta. Jenis dari wfs disini dapat

berupa polygon dan line. Sedangkan data

wms berupa layer peta yang

diimplementasikan dalam format file

gambar (png). Jenis dari wms ini antara

lain jpg, png,gif, tiff.

Kekurangan yang terdapat pada

aplikasi SIG Web ini adalah:

a. Proses Load data sangat lambat, hal ini

disebabkan karena menggunakan wfs,

dimana protokol ini dapat

mempublikasikan data geospasialnya

hingga diperoleh informasi detail unsur-

unsur spasial yang terkait (geometri

maupun attributnya).

b. Tidak ada fasilitas penambahan data, baik

data spasial maupun data attribut.

Penambahan data dapat dilakukan secara

manual diluar aplikasi program.

c. Tidak ada fasilitas pencetakan peta secara

keseluruhan.

d. Tidak menampilkan label pada peta.

e. Tidak menampilkan grid dan graticul dari

peta.

f. Tidak menggunakan skala grafik.

Pengolahan Data Pengairan

1. Hasil Data Pengairan

Dari hasil pengolahan data dan

pengecekan data inventarisasi yang didapat

dari survey yang dilakukan didapatkan 54

saluran irigasi dan 53 saluran pembuang,

meliputi:

Tabel 2. Identifikasi Data Pengairan

No Nama Jumlah

Lokasi

Dapat

Dipetakan ID

Ya Tidak Ya Tidak

1 Saluran

Irigasi 54 53 1 40 14

2 Saluran

Pembuang 53 40 9 40 9

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Saluran irigasi merupakan saluran

pembawa. Jenis saluran irigasi terbagi

menjadi dua yaitu saluran primer dan saluran

sekunder. Jumlah untuk saluran tersebut yaitu

2 saluran primer dan 52 saluran sekunder

(yang memiliki ID maupun belum memiliki).

9

Sedangkan untuk saluran pembuang yang

dimaksud adalah saluran pembuang primer

(afvoer).

Dari tabel 1.1 tersebut diatas data

pengairan yang belum memiliki kelengkapan

antara lain:

- 1 saluran irigasi yang tidak dapat

dipetakan yaitu Saluran Juwat,

- 14 saluran irigasi yang belum memiliki ID

yaitu Saluran Durung, Saluran Mindi,

Saluran Tambakrejo, Saluran Dungus,

Saluran Bandilan, Bangil Tak, Kali

Surabaya, Kali Porong, Saluran Jabon,

Sluran Kedung Turi, Saluran Krikilan,

Saluran Mindugading dan Saluran Putat.

- 4 saluran pembuang yang belum ada data

inventraisasinya yaitu Saluran Buyuk,

Saluran Balongbendo, Saluran Krembung

dan Saluran Buncitan.

- 9 saluran pembuang yang tidak dapat

dipetakan antara lain Saluran Sidoarjo,

Saluran Kedungan, Saluran Kedung

Kampil, Saluran II, Saluran Petikan,

Saluran Lajuk, Saluran Ploso, Saluran

Water Start Kanal II, dan Saluran Gedang

rowo Lor.

Selain itu, ditinjau dari segi RTTG

Irigasi Delta Brantas, luas baku tanah yang

butuh pengairan di tiap-tiap kecamatan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3. Rencana Tata Tanam Global

Daerah Irigasi Delta Brantas Kabupaten

Sidoarjo

No. Kecamatan Luas Baku

Tanah (Ha)

1. Balongbendo 1.691

2. Krian 1.397

3. Tarik 2.068

4. Prambon 2.112

5. Wonoayu 2.110

6. Waru 84

7. Taman 842

8. Buduran 748

9. Gedangan 727

10. Tulangan 1.846

11. Tanggulangin 1.226

12. Candi 1.048

13. Sidoarjo 459

14. Sedati 543

15. Sukodono 1.712

16. Krembung 1.847

17. Jabon 1.520

18. Porong 967

Total 22.947

(Sumber: Peraturan Bupati Sidoarjo No 42

2009)

2. Analisa Data Pengairan

Dari hasil pengolahan data dan survei,

dapat dilakukan beberapa evaluasi terhadap

hasil yang diperoleh, antara lain:

a. Terdapat 54 saluran irigasi dan 53 saluran

pembuang, dengan panjang keseluruhan

dari saluran pengairan tersebut yaitu ±

463.462,9 meter untuk saluran irigasi (±

97.680,893 meter saluran primer dan ±

365.782,007 meter) dan ± 462.086,172

meter untuk saluran pembuang.

b. Ditinjau dari kelengkapan data pengairan,

data tersebut banyak yang masih belum

memiliki kelengkapan. Hal tersebut dapat

mempengaruhi proses pemetaan.

c. Dari jumlah saluran pengairan yang ada,

perbandingan jumlah dari saluran irigasi

(pembawa) dengan saluran pembuang

(afvoer) seimbang. Karena hal ini dapat

mempengaruhi kelancaran aliran

pengairan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

pembuatan prototype peta dasar pengairan

menggunakan SIG Web dapat diambil

kesimpulan:

1. Dengan menggunakan peta topografi

dengan skala 1:25.000 dan data penunjang

lainnya dapat dihasilkan sebuah prototype

peta dasar pengairan sehingga diperoleh

sebaran saluran irigasi dan saluran

pembuang.

2. Terdapat 54 saluran irigasi dan 53 saluran

pembuang, dengan panjang keseluruhan

dari saluran pengairan tersebut yaitu ±

463.462,9 meter untuk saluran irigasi (±

10

97.680,893 meter saluran primer dan ±

365.782,007 meter) dan ± 462.086,172

meter untuk saluran pembuang.

3. Dari identifikasi data pengairan yang ada

didapat:

- 53 saluran irigasi yang dapat dipetakan

dan 1 saluran irigasi yang tidak dapat

dipetakan,

- 40 saluran irigasi yang telah memiliki

ID dan 14 saluran irigasi yang belum

memiliki ID,

- 53 saluran irigasi yang sudah

terinventarisasi dan 1 saluran yang

belum terinventarisasi,

- 40 saluran pembuang yang dapat

dipetakan dan 9 saluran pembuang yang

tidak dapat dipetakan,

- 40 saluran pembuang yang telah

memiliki usulan ID dan 9 saluran

pembuang yang belum memiliki,

- 49 saluran pembuang yang sudah

terinventarisasi dan 4 saluran pembuang

yang belum terinventarisasi.

6. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Web

peta pengairan yang telah dihasilkan dapat

membantu evaluasi bagi instansi terkait

untuk memperbaiki sistem dan jaringan

irigasi yang masih belum memadai. Selain

itu juga dapat membantu dalam proses

pelaksanaan pengelolaan dan

pembangunan/perbaikan sistem pengairan

jaringan irigasi lintas kabupaten/kota.

7. Tools yang digunakan pada aplikasi SIG

Web, khususnya yang digunakan pada

menu Map yaitu Navigation, Zoom Sleder,

Search, Cari Kecamatan, Cari Kelurahan,

Cari Saluran Irigasi, Cari Saluran

Pembuang, Koordinat dan Scale Selector.

8. Sedangkan fasilitas yang ada pada

program aplikasi yaitu Layer Panel,

Mappanel, Orientasi, Legend Panel,

Indeks Peta, Panel Pencarian, Grid Panel,

dan Panel Informasi.

9. Dengan memanfaatkan control dari Ext,

GeoExt dan OpenLayer, dapat dilakukan

dengan mudah dalam menampilkan dan

menggunakan tools serta fasilitas yang

digunakan pada SIG Web tersebut.

10. Dengan menggunakan servis untuk SIG

Web yang disediakan oleh Map Server

yaitu WMS dan WFS, output dapat berupa

raster maupun vektor. Namun dari servis

tersebut membuat aplikasi menjadi berat,

namun dapat melakukan pencarian data.

Saran

Bagi Dinas Pekerjaan Umum

Pengairan:

1. Menghimbau untuk melakukan

pendataaan (inventarisasi) ulang,

dimaksud untuk updating data, karena

dari pengolahan data yang di dapat

banyak data yang tidak sesuai dengan

hasil pengolahan yang didapat.

2. Membuat standarisasi penamaan atau

pembuatan ID untuk saluran irigasi,

karena untuk saluran irigasi hanya

memiliki notasi saja. Untuk pembentukan

ID saluran pembuang dapat menggunakan

masukan dari pembentukan ID dalam

penelitian ini.

Bagi Program Studi Teknik

Geomatika ITS:

Menghimbau agar memiliki server

sendiri untuk menampung hasil Tugas Akhir

mahasiswa yang mengambil bidang

Geomatika. Hal ini disebabkan karena

pencarian hosting yang support SIG secara

lengkap sangat susah.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H.Z. 2007. Penentuan Posisi Dengan

GPS dan Aplikasinya. Jakarta:

PT.Pradnya Paramita.

Affandi, A.R. 2008. Penyediaan Peta Dasar

Dalam Pembuatan Peta Kadaster

Laut Sebagai Masukan Kebijkakan

Dalam pengaturan Ruang Laut di

Indonesia (Studi Kasus: Perairan

Selat Madura). Surabaya: Teknik

Geomatika FTSP-ITS.

11

Aronoff, S. 1989. Geographic Information

Systems: a Management Perspective.

Ottawa: WDL Publications.

Aziz, M., dan Pujiono, S. 2006. Sistem

Informasi Geografis Berbasis Desktop

dan Web. Yogyakarta: Gava Media.

Demers, M.N. 1997. Fundamentals of

Geographic Information Systems.

New York: John Willey.

GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul

Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar.

URL:http://www.ziddu.com/.

Dikunjungi pada tanggal 11 Januari

2010, jam 15.38 WIB.

Khomsin. 2004. Buku Ajar Pemetaan Digital.

Surabaya: Program Studi Teknik

Geodesi FTSP- ITS.

Mulyanto, H.R. 2007. Sungai, Fungsi & Sifat-

Sifatnya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prahasta, E. 2006. Membangun Aplikasi We-

based GIS dengan Map Server.

Bandung: Informatika.

Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 42 Tahun

2009 tentang Pola Tata Guna Air

Irigasi Kabupaten Sidoarjo.

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia

Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi.

Simarmata, J., dan Paryudi, I. 2006. Basis

Data. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Suprapto, A. 2006. Catatan Kuliah Peta dan

Kegunaannya di Bidang Teknik

Pertanian. Yogyakarta: Jurusan Teknik

Pertanian, Fakultas Teknologio

Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

Sugiri, dan Saputro, H. 2007. Pengelolaan

Database MySQL dengan

PhpMyAdmin. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Suroso. 2008. Jaringan Irigasi,

URL:http://surososipil.files.wordpress.

com/. Dikunjungi pada tanggal 25

Nopember 2010, jam 18.00 WIB.

____. 2008. Macam-macam Data Pada GIS.

<URL:http://www.rsandgis.com>.

Dikunjungi pada tanggal 21 Januari

2010, jam 12.31 WIB.

____. 2009. Jawa Timur,

<URL:http://www.google.co.id/>.

Dikunjungi pada tanggal 16 Januari

2010, jam 15.10 WIB.

____. 2009. Pengertian Web,

<URL:http://karoldanet.blogspot.com/

>. Dikunjungi pada tanggal 14

Februari 2010, jam 21.30 WIB.

____. 2010. Peta,

<URL:http://geografi.sekolahvirtual.or

.id/>. Dikunjungi pada tanggal 5

Februari 2010, jam 5.45 WIB.

12

LAMPIRAN

Gambar 5. Layuot Peta Dasar Pengairan

Kabupaten Sidoarjo

Gambar 6. Interface Home Pada Web

Gambar 7. Interface Backgroud Pada Web

Gambar 8. Interface Description Pada Web

Gambar 9. Interface Aplikasi SIG Web

Pada Menu Map

Gambar 10. Interface Aplikasi SIG Web

Untuk Pencarian Kecamatan

Gambar 11. Interface Aplikasi SIG Web

Untuk Pencarian Kelurahan

Judul Aplikasi

Menu Utama

Mappanel

Orientasi

Legend Panel

Indeks Peta

Panel

Informasi

Layer Panel

Navigation

Zoom Sleder

Tools

Pencarian

Koordinat

(Mouse

Pointer

Position)

Scale Selector

Panel

Pencarian

Grid Panel

Kecamatan yang

Teridentifikasi

Informasi Detail

Kecamatan yang

Teridentifikasi

Pencarian Data

Kecamatan

Kecamatan

yang dipilih

Tools pencarian

yang digunakan

Kelurahan yang

Teridentifikasi

Informasi Detail

Kelurahan yang

Teridentifikasi

Pencarian Data

Kelurahan

Kelurahan

yang dipilih

Tools pencarian

yang digunakan

13

Gambar 12. Interface Aplikasi SIG Web

Untuk Pencarian Saluran Irigasi

Gambar 13. Interface Aplikasi SIG Web

Untuk Pencarian Saluran Pembuang

Saluran Irigasi

yang

Teridentifikasi

Informasi Detail

Saluran Irigasi

yang

Teridentifikasi

Pencarian Data

Saluran Irigasi

Saluran Irigasi

yang dipilih

Tools pencarian

yang digunakan

Saluran Pembuang

yang

Teridentifikasi

Informasi Detail

Saluran

Pembuang yang

Teridentifikasi

Pencarian Data

Saluran Pembuang

Saluran Pembuang

yang dipilih

Tools pencarian

yang digunakan