penggunaan pengajaran remedial untuk … filedan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan...

77
i PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENAMBAHAN BILANGAN 1-10 PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DI SDLB NEGERI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 Oleh: ENDANG DWIASTUTI NIM X5107517 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vuongtruc

Post on 01-May-2019

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

i

PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENAMBAHAN BILANGAN 1-10

PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V

DI SDLB NEGERI PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

Oleh:

ENDANG DWIASTUTI

NIM X5107517

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

ii

PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENAMBAHAN BILANGAN 1-10

PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V

DI SDLB NEGERI PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

SkripsiDitulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar BiasaJurusan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ENDANG DWIASTUTI

NIM X5107517

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Munzayanah Dra. B. Sunarti, M.Pd.

NIP19490215 197603 2 001 NIP. 19450913 197403 2 001

Page 4: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 21 Juli 2009

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. A. Salim Choiri, M.Kes . . . . . . . . . . .

Sekretaris : Drs. Maryadi, M.Ag . . . . . . . . . . .

Anggota I : Dra. Munzayanah . . . . . . . . . . .

Anggota II : Dra. B. Sunarti, M.Pd . . . . . . . . . . .

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

v

ABSTRAK

Endang Dwiastuti. PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIALUNTUK MENINGKAKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAPENAMBAHAN BILANGAN 1-10 PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANGKELAS V DI SDLB NEGERI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008 /2009. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2009.

Penelitian ini beryuuan unuk mengetahui penggunaan pengajaran

remedial untuk meningkatkan hasil belajar matematika penambahan bilangan 1-10

pada anak tunagrahita sedang kelas V di SDLB Negeri Purworejo.

Penelitian dilaksanakan di SDLB Negeri Purworejo dengan subjek 3

siswa kelas V tunagrahita sedang yaitu 2 siswa laki – laki dan 1 siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif komparatif untuk data

kuantitatif yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Dan teknik analisis

kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan

kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar matematika

penambahan bilangan 1-10 dengan menggunakan pengajaran remedial meningkat

dari kondisi awal rerata 50,00 pada siklus I menjadi 56,66, siklus II dengan rerata

61,66 dan siklus III menjadi 66,66 dan terdapat peningkatan hasil belajar

matematika penambahan bilangan 1-10 pada anak tunagrahita sedang kelas V

setelah menggunakan pengajaran remedial dibanding dengan sebelum tindakan

pengajaran remedial. Ini dibuktikan dengan rerata pada kondisi awal 50,00

sedangkan hasil siklus III dengan rerata 66,66.

Jadi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pengajaran

remedial dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar matematika

penambahan bilangan 1-10 pada anak tunagrahita sedang kelas V di SDLB Negeri

Purworejo.

Page 6: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

vi

MOTTO

Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar – benar berada dalam keni’matan

yang besar (surga).

(Terjemahan Q.S. Al Mutaffitin, 22)

Page 7: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan

Kepada:

Ibu dan bapak tercinta,

Suamiku tercinta,

Ketiga anakku Eka,

Tya dan Irfan tersayang,

Almamater.

Page 8: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan–kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk

bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Amir Fuady, M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. R. Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. A. Salim Choiri, M.Kes dan Bapak Drs. Maryadi, M.Ag selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Ibu Dra. Munzayanah, selaku Pembimbing I.

7. Ibu Dra. B. Sunarti, M.Pd, selaku Pembimbing II.

8. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa.

Page 9: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

ix

Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun

diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga

dunia pragmatika.

Surakarta, Juli 2009

Penulis

Page 10: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

HALAMAN PENGAJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

HALAMAN PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

HALAMAN ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v

HALAMAN MOTTO. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi

HALAMAN PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x

DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiii

DAFTAR GRAFIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv

DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xv

BAB.I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

B. Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB.II TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

A. Kajian Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

1. Anak Tunagrahita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

a. Pengertian Anak Tunagrahita . . . . . . . . . . . . . . . . 6

b. Ciri-ciri Anak Tunagrahita . . . . . . . . . . . . . . . . 8

c. Faktor-faktor Penyebab Anak Tunagrahita . . . . 9

d. Klasifikasi Anak Tunagrahita . . . . . . . . . . . . . . . . 11

e. Karakteristik Umum Anak Tunagrahita . . . . . . . . . . 13

2. Prestasi Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

a. Pengertian Prestasi Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . 14

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar . . 15

Page 11: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xi

c. Pengertian Pembelajaran Matematika SDLB-C

Sedang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

d. Tujuan Pembelajaran Matematika . . . . . . . . . . 20

e. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika SDLB-C

Sedang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

f. Materi Pembelajaran Matematika Anak

Tunagrahita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

3. Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22

a. Pengertian Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . . . . . . 22

b. Ciri-ciri Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . . . . . . 23

c. Jenis-jenis Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . . . . . . 23

d. Langkah-langkah Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . 24

e. Tujuan Pengajaran Remedial bagi Anak Tunagrahita

Sedang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

f. Materi Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . . . . . . 26

g. Prosedur Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . . . . . . 27

h. Faktor Pendukung Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . 28

i. Faktor Penghambat Pengajaran Remedial . . . . 28

B. Kerangka Berfikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29

C. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30

BABIII METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

A. Setting Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

1. Tempat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

2. Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

B. Subjek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

C. Data dan Sumber Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

D. Teknik Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

1. Pengamatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

2. Wawancara atau Diskusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33

3. Kajian Dokumen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33

4. Angket. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

Page 12: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xii

5. Tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

E. Validitas Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

F. Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

G. Indikator Kinerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

H. Prosedur Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . 43

A. Deskripsi Lokasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43

1. Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47

2. Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50

3. Siklus III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52

B. Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55

C. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

A. Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63

Page 13: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Perolehan Skor Rerata Penambahan Bilangan 1-10 Pada

Kondisi Awal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46

Tabel 2 Perolehan Skor Rerata Penambahan Bilangan 1-10 Pada

Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49

Tabel 3 Perolehan Skor Rerata Penambahan Bilangan 1-10 Pada

Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51

Tabel 4 Perolehan Skor Rerata Penambahan Bilangan 1-10 Pada

Siklus III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

Tabel 5 Perolehan Nilai Evaluasi Penambahan Bilangan 1-10 dengan

Menggunakan Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . . . . . . . 56

Tabel 6 Tingkat Ketuntasan Siswa dalam Tiga Siklus . . . . . 56

Page 14: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Bagan 1 Kerangka Berfikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29

Bagan 2 Pelaksanaan Siklus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37

Gambar 1. Grafik Histogram Perolehan Skor Penambahan

Bilangan 1-10 Pada Kondisi Awal . . . . . . . . . . . . . . . 46

Gambar 2. Grafik Histogram Perolehan Skor Penambahan

Bilangan 1-10 Pada Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49

Gambar 3. Grafik Histogram Perolehan Skor Penambahan

Bilangan 1-10 Pada Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52

Gambar 4. Grafik Histogram Perolehan Skor Penambahan

Bilangan 1-10 Pada Siklus III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

Gambar 5 Grafik Histogram Perolehan Nilai Evaluasi

Penambahan Bilangan 1-10 dengan Menggunakan

Pengajaran Remedial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

Page 15: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Observasi untuk Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 4

Lampiran 2 Lembar Pengamatan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran

Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65

Lampiran3 Lembar Pengamatan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran

Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran

Siklus III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67

Lampiran 5 Perolehan Nilai Evaluasi Penambahan Bilangan 1-10

Kondisi Awal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68

Lampiran 6 Perolehan Nilai Evalusi Penambahan Bilangan 1-10 dengan

Menggunakan Pengajaran Remedial Pada Siklus I . . . . . 69

Lampiran 7 Perolehan Nilai Evaluasi Penambahan Bilangan 1-10

Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70

Lampiran 8 Perolehan Nilai Evaluasi Penambahan Bialnagn 1-10

Siklus III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71

Lampiran 9 RPP Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72

Lampiran 10 RPP Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77

Lampiran 11 RPP Siklus III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 81

Lampiran 12 Instrumen Tes Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85

Lampiran 13 Instrumen Tes Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 87

Lampiran 14 Instrumen Tes Siklus III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88

Lampiran 15 Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Responden

Guru Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 89

Lampiran 16 Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Responden

Guru Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90

Lampiran 17 Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Responden

Guru Siklus III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 91

Lampiran 18 Jadwal Pelaksanaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . 92

Page 16: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung

jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan.

Undang- Undang Republik Indonesia NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 32 Ayat 1 menyebutkan bahwa: Pendidikan khusus

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,

dan / atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan khusus tersebut di atas,

maka peran lembaga pendidikan atau sekolah sangat penting. Dalam proses

pendidikan khususnya pendidikan luar biasa ada dua komponen yang berperan

besar dalam membantu dan mempengaruhi tercapainya tujuan PLB, yaitu

komponen instrumental dan komponen environmental. Komponen instrumental

meliputi guru dan non guru, materi, metode atau strategi, media, biaya dan

sebagainya. Adapun komponen environmental meliputi lingkungan fisik, sosial,

dan psikis. Setiap komponen saling berkaitan dan berperan sesuai dengan

fungsinya untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Penulis sebagai guru atau pendidik di pendidikan luar biasa yaitu Sekolah

Dasar Luar Biasa yang mengajar anak tunagrahita sedang sangat berharap sekecil

apapun yang dihasilkan anak didik, kita tetap berupaya semaksimal mungkin.

Kerjasama antar rekan guru perlu digalang terus supaya permasalahan yang

muncul pada anak didik bisa teratasi atas dasar kesepakatan bersama. Kita jalin

komunikasi dengan orang tua supaya pendidikan berjalan selaras baik di sekolah

maupun di rumah.

Anak tunagrahita sedang adalah anak luar biasa yang biasa juga disebut

imbesil. Kelompok anak ini memiliki IQ diantara 51-36 pada Skala Binet dan 54-

40 menurut skala Weschler ( WISC ). Anak terbelakang mental sedang biasanya

mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih 7 tahun. Mereka dapat dididik

Page 17: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xvii

mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya seperti berjalan di jalan

raya, kebakaran, berlindung dari hujan dan sebagainya.

Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara

akademik seperti belajar menulis, membaca, dan berhitung walaupun mereka

masih dapat menulis secara sosial misal menulis namanya atau alamat rumahnya

sendiri dan lain-lain. Kemampuan berpikir anak tunagrahita sedang ini lebih

rendah dibandingkan dengan kemampuan anak tunagrahita ringan, sehingga

mereka selalu mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah sederhana,

perhatian dan ingatan lemah, mereka tidak dapat memperhatikan sesuatu dengan

serius dan lama, perhatiannya mudah berpindah ke soal lain, mereka cepat bosan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa di kelas. Melalui proses belajar akan dicapai tujuan pendidikan

dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri anak. Pada proses

belajar mengajar tentunya akan menjadi harapan semua pihak baik sekolah, guru

maupun orang tua siswa dan siswa itu sendiri. Harapan semua pihak adalah bahwa

setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan

kemampuannnya. Namun kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil

belajar sesuai dengan yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak dan faktor dari luar anak, namun

demikian setiap anak atau siswa bisa dibantu secara individual atau kelompok

untuk memperbaiki hasil belajar yang dicapai sesuai dengan kemampuan masing-

masing anak.

Salah satu bantuan yang dapat dilaksanakan adalah pengajaran remedial

yaitu suatu bentuk pengajaran khusus yang sifatnya memperbaiki proses belajar,

yang menggunakan berbagai pendekatan metode, materi dan alat yang disesuaikan

dengan hambatan belajar yang dialami anak.

Anak tunagrahita sedang membutuhkan penanganan khusus dalam

pembelajaran metematika. Pada hakikatnya matematika adalah sesuatu yang

Page 18: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xviii

sangat sulit untuk dipelajari oleh anak tunagrahita sedang. Kesulitan yang timbul

adalah ketidakmampuan anak dalam materi pelajaran dan aplikasinya dalam

kehidupan sehari- hari.

Suatu pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik bila guru

senantiasa melakukan perbaikan di dalam mengajar terutama mengenai tujuan,

materi, metode maupun media yang akan digunakan. Semua ini bisa berjalan bila

disesuaikan dengan kondisi, karateristik dan keunikan yang ada pada masing-

masing anak.

Di SLB atau SDLB banyak dijumpai siswa belum menguasai suatu materi

matematika yang diajarkan, guru berkehendak pindah atau melanjutkan ke materi

yang lain. Sehingga siswa yang belum mengusai materi tertinggal makin jauh

dalam pelajaran matematika, bahkan bisa jadi anak ini bisa naik kelas. Terlihat di

sini guru tidak memahami perbedaan individu bahkan sering beralasan tidak ada

waktu untuk mengadakan remidi. Selain itu, guru kurang dalam menggunakan

media saat mengajar sehingga anak mudah bosan.

Pengajaran remedial merupakan suatu pengajaran yang bertujuan untuk

memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta

didik, sehingga bisa mencapai hasil seoptimal mungkin sesuai dengan

kemampuan masing–masing. Perbaikan bisa melalui keseluruhan proses belajar

mengajar dan keseluruhan kepribadian anak didik. Pengajaran remedial ini

merupakan salah satu bentuk upaya penanganan dan pelayanan yang harus

diberikan kepada anak tunagrahita sedang, mengingat kemampuan anak jauh dari

kemampuan anak tunagrahita ringan apalagi anak normal.

Berdasarkan kenyataan yang ada siswa anak tunagrahita sedang kelas V

SDLB Negeri Purworejo belum mampu melakukan penambahan bilangan 1

sampai dengan 10 dengan benar. Hal ini yang menyebabkan anak mengalami

kesulitan belajar.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas maka penulis

mengadakan Penelitian Tindakan Kelas tentang Penggunaan Pengajaran Remedial

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Penambahan Bilangan 1-10 pada

Page 19: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xix

Anak Tunagrahita Sedang Kelas V di SDLB Negeri Purworejo Tahun Pelajaran

2008/2009.

Berdasarkan uraian latar belakang dan fakta di atas penulis menemukan

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Anak tunagrahita sedang mengalami hambatan berfikir abstrak, sehingga

mempengaruhi prestasi belajar matematika.

2. Anak tunagrahita sedang mengalami kesulitan dalam mempelajari

matematika.

3. Guru SLB maupun SDLB masih banyak yang belum memperhatikan

tingkat kemampuan dan kondisi anak tunagrahita sedang, dalam

penguasaan materi pada pelajaran matematika khususnya konsep

penambahan bilangan 1 samapai dengan 10.

4. Penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat atau kurang efektif.

5. Anak tunagrahita sedang banyak mengalami kesulitan dalam mempelajari

matematika sehingga diperlukan penanganan khusus dalam pembelajaran

matematika.

6. Guru SLB maupun SDLB masih jarang yang menggunakan pengajaran

remedial.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian tindakan kelas

ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Apakah pengajaran remedial dapat meningkatkan hasil belajar matematika

khususnya penambahan bilangan 1 sampai dengan 10 bagi anak tunagrahita

sedang kelas V di SDLB Negeri Purworejo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh penggunaan

pengajaran remedial terhadap peningkatan hasil belajar matematika penambahan

bilangan 1-10 pada anak tunagrahita sedang kelas V di SDLB Negeri Purworejo.

Page 20: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xx

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan memiliki manfaat sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

Secara Teoritis yaitu :

a. Menambah khasanah ilmu dalam dunia Pendidikan Luar Biasa

b. Pijakan untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis, yaitu terutamna bagi :

a. Lembaga :

Sebagai masukan atau sumbangan dalam pelaksanaan pengajaran

remedial pada mata pelajaran matematika di SDLB bagian C.

b. Guru :

Sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan pengajaran remedial

pada kegiatan belajar mengajar matematika sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar penambahan bilangan 1-10.

c. Peneliti :

Sebagai usaha pengenalan lebih dekat terhadap cara melaksanakan

pengajaran remedial khususnya dalam mata pelajaran matematika

penambahan bilangan 1-10 bagi anak tunagrahita sedang.

d. Siswa :

Siswa lebih senang dan tidak bosan dalam mengikuti pengajaran

remedial matematika penambahan bilangan 1-10 sehingga siswa dapat

menguasai materi yang disampaikan guru.

Page 21: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Anak Tunagrahita

a. Pengertian Anak Tunagrahita

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak

yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata – rata.

Tunagrahita adalah kata lain dari retardasi mental. Tunagrahita ditandai

oleh ciri utamanya adalah kelemahan dalam berfikir atau bernalar. Akibat

dari kelemahan tersebut anak tunagrahita memiliki kemampuan belajar

dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata.

Para ilmuwan telah mengalami kesulitan untuk menemukan suatu

definisi yang memuaskan tentang anak tunagrahita atau retardasi mental.

Tunagrahita bukan suatu penyakit tetapi suatu kondisi yang melibatkan

berbagai variabel. Pada tahu 1961 American Assosiation on Mental

Deficiency (AAMD) mendefinisikan retardasi mental sebagai kelainan

yang (1) meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, (2) muncul

sebelum usia 16 tahun, dan (3) menunjukkan hambatan dalam perilaku

adaptif.

Menurut Japan League for the Mentally Retarded ( 1992:p.22 ) yang dimaksud dengan “retardasi mental ialah (1) fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku, (2) kekurangan dalam perilaku adaptif, dan (3) terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.”

Anak tunagrahita fungsi intelektualnya menyimpang di bawah rata-

rata secara nyata dan muncul bersamaan dengan gangguan perilaku adaptif

menunjukkan adanya perbedaan perkembangan dengan anak-anak normal

yang sama usianya.

Page 22: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxii

Subnormalitas intelektual menunjukkan secara esensial pada

kelambanan kemampuan anak dalam memproses informasi yang diterima.

Kemampuan anak tunagrahita untuk mengasosiasikan suatu ide dengan ide

lain sangat terbatas, begitu pula kemampuannya dalam menggunakan

informasi untuk menalar, memperhitungkan atau meramalkan

kemungkinan dan mengevaluasi suatu keadaan.

Menurut (Kauffman dan Hallahan, 1986) yang dikutip oleh

T.Sutjihati Somantri (2007:104). Pengertian anak tunagrahita adalah :

”Keterbelakangan Mental menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata –

rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian

perilaku dan terjadi pada masa perkembangan.”

Perlu kita ketahui bahwa ternyata dari IQ pun ditemukan bahwa

anak yang selama ini disebut anak tunagrahita ringan, sedang, dan berat

memiliki IQ sendiri yang tidak bisa ditukar-tukar.

Pada masa awal perkembangan, hampir tidak ada perbedaan antara

anak-anak tunagrahita dengan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata.

Akan tetapi semakin lama perbedaan pola perkembangan antara anak

tunagrahita dengan anak normal semakin terlihat jelas.

Sedangkan T.Sutjihati Somantri (2007:105) berpendapat :

”Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi di mana

perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak

mencapai tahap perkembangan yang optimal.”

Penulis berpendapat bahwa tunagrahita atau terbelakang mental

adalah suatu kondisi yang ada pada individu di mana fungsi intelektual

atau kecenderungan di bawah rata-rata sehingga mengalami hambatan

dalam perkembangannya serta memiliki perilaku yang tidak sewajarnya

dan tidak bisa berkembang secara optimal.

Page 23: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxiii

b. Ciri-ciri Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan

intelektual di bawah rata – rata. Selain itu juga mengalami hambatan

terhadap perilaku adaptif selama masa perkembangan hidupnya.

Menurut Munzayanah (2000:23), ciri-ciri anak tunagrahita sebagai

berikut :

1) Dapat dilatih tentang tugas – tugas yang ringan.2) Mempunyai kemampuan yang terbatas dalam bidang intelektual

sehingga hanya mampu dilatih untuk membaca, menulis dan menghitung pada batas – batas tertentu.

3) Dapat dilatih untuk mengerjakan pekerjaan – pekerjaan yang rutin maupun keterampilan.

4) Mengalami kelainan bicara speech difect, sehingga sulit untuk diajak berkomunikasi.

5) Mengalami gangguan dalam bersosialisasi.6) Peka terhadap penyakit.

Sedangkan menurut Bandi Delphie (2006:17) ciri – ciri anak

tunagrahita sebagai berikut :

1) Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial dan emosional sama seperti anak – anak yang tidak menyandang tunagrahita.

2) Selalu bersifat eksternal locus of control sehingga mudah sekali melakukan kesalahan (expectancy for filure).

3) Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi kesalahan – kesalahan yang mungkin ia lakukan (outerdirectedness).

4) Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri.5) Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial (social

behavioral).6) Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar.7) Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan.8) Mempunyai masalah dalam kesehatan fisik.9) Kurang mampu untuk berkomunikasi.10) Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak.11) Mempunyai masalah berkaitan dengan psikiatrik, adanya gejala –

gejala depresif.

Menurut pendapat penulis ciri – ciri anak tunagrahita yaitu antara

lain:

1). Memiliki cara berfikir yang konkrit atau tidak bisa berfikir secara

abstrak.

Page 24: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxiv

2). Daya ingatannya sangat kurang.

3). Daya pengamatan terhadap lingkungan kurang.

4). Kurang sanggup untuk mengatur rangsangan-rangsangan dari luar.

5). Tidak bisa berkonsetrasi.

6). Perhatiannya sering terganggu.

c. Faktor-faktor Penyebab Anak Tunagrahita

Penyebab anak menjadi tunagrahita atau retardasi mental dapat

digunakan sebagai landasan dalam melakukan usaha-usaha preventif.

Tunagrahita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: genetik,

sebab-sebab pada masa prenatal, sebab-sebab pada masa perinatal, sebab-

sebab pada masa postnatal, dan faktor-faktor sosio-kultural.

1). Faktor Genetik

Penemuan di bidang biokimia dan genetik telah memberikan

penjelasan tentang penyebab tunagrahita. Teknik khusus telah

dikembangkan yang memungkinkan dilakukannya studi jaringan kultur

dan identifikasi beberapa kromosom. Penyebab tunagrahita berupa

kerusakan biokimiawi dan abnormalitas kromosomal.

2). Pada Masa Prenatal

Terdapat beberapa kondisi yang dapat berpengaruh terhadap

pertumbuhan embrio dan yang menyebabkan kesalahan perkembangan

sistem syaraf serta mneyebabkan retardasi mental. Pada masa ini

terdapat penyebab, antara lain:

a). Infeksi Rubella (cacar)

Pada awal tahun 1940-an telah ditemukan bahwa virus rubella

yang mengenai ibu hamil 3 bulan pertama kehamilan mungkin

menyebabkan kerusakan kongenital dan kemungkinan retardasi

mental pada anak.

Kerusakan-kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh penyakit

rubella misalnya gangguan penglihatan, tuli, penyakit hati dan

retardasi mental.

Page 25: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxv

b). Faktor Rhesus (Rh)

Pada manusia 86 % memiliki Rh-positif dan 14 % memiliki

Rh-negatif. Darah Rh-positif dan darah Rh-negatif merupakan

pasangan yang saling menolak. Jika keduanya bertemu dalam satu

aliran darah yang sama, maka akan terbentuk aglutinin yang

menyebabkan sel darah menggumpal dan mneghasilkan sel-sel

darah yang tidak dewasa dan gagal menjadi sel yang dewasa di

dalam sumsum tulang.

Hasil penelitian Yannet dan Lieberman seperti dikutip oleh

Kirk dan Gallagher ( 1979:p.119 ) menunjukkan adanya hubungan

antara keberadaan Rh darah yang tidak kompatibel pada penderita

retardasi mental.

Ketika janin (fetus) memiliki Rh yang tidak kompatibel

dengan darah ibunya, anak tersebut menjadi retardasi mental

kecuali kalau dilakukan perbaikan (tindakan medis) pada usia yang

sangat dini.

3). Pada Masa Perinatal

Penyebab ini terjadi pada saat kelahiran yaitu:

a). Luka-luka pada saat kelahiran

b). Sesak nafas

c). Prematuritas (lahir prematur).

Luka-luka pada saat kelahiran bisa menyebabkan anak

menjadi retardasi mental. Proses kelahiran yang berhubungan dengan

lamanya kelahiran dan kesulitan kelahiran, penggunaan alat

kedokteran dan lahir sungsang bisa menyebabkan kerusakan pada otak.

Kerusakan pada otak menjadi penyebab adanya retardasi mental.

4). Pada Masa Postnatal

Penyebab retardasi mental pada masa ini bisa karena

a). Penyakit-penyakit akibat infeksi, misal encephalitis dan meningitis

b). Malnutrisi

Page 26: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxvi

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan resiko yang lebih tinggi

terhadap infeksi dan penyakit berbahaya lain.

Kekurangan nutrisi biasanya kekurangan protein terutama pada masa

perkembangan anak usia balita sehingga berpengaruh negatif terhadap

perkembangan intelektual.

5). Penyebab Sosiokultural

Para psikolog dan pendidik umumnya mempercayai bahwa lingkungan

sosial budaya berpengaruh terhadap kemampuan intelektual manusia.

d. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Di sini penulis membatasi pengelompokan atau klasifikasi anak

tunagrahita hanya dari dua sudut yaitu:

1). Klasifikasi Sosial-psikologis

Klasifikasi ini menggunakan dua kriteria, yaitu kriteria psikometrik

dan kriteria perilaku adaptif.

Untuk dapat diklasifikasikan sebagai retardasi mental seorang

individu harus memperlihatkan adanya penyimpangan-penyimpangan

baik dalam fungsi intelektual maupun adaptif yang terukur.

Menurut Grossman seperti dikutip oleh Kirk dan Gallagher (1979:p.109) yang ditulis oleh Depdiknas (2003:25) ada empat taraf retardasi mental menurut skala intelegensi Weschler, yaitu:a) retardasi mental ringan (mild mental retardation), IQ 55-69.b) retardasi mental sedang (moderate mental retardation), IQ 40-54.c) retardasi mental berat (severe mental retardation), IQ 25-39.d) retardasi mental sangat berat (profound mnetal retardation), IQ

24-ke bawah.

Taraf retardasi mental berdasarkan perilaku adaptif juga terdiri dari

empat macam, yaitu:

a). ringan,

b). sedang,

c). berat dan

d). sangat berat

Page 27: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxvii

2). Klasifikasi untuk keperluan pembelajaran

Untuk keperluan pembelajaran anak-anak berintelegensi rendah

umumnya diklasifikasikan berdasarkan taraf subnormalitas intelektual

mereka. Ada empat kelompok pembeda untuk keperluan pembelajaran,

yaitu:

a) taraf perbatasan atau lamban belajar (the border or the slow

learner) (IQ 70-85).

b) tunagrahita mampu didik (educable mentally retarded) (IQ 50-70

atau 75).

c) tunagrahita mampu latih (trainable mentally retarded) (IQ 30 atau

35–50 atau 55).

d) tunagrahita mampu rawat (dependent or profoundly mentally

retarded) (IQ di bawah 25 atau 30).

Anak tunagrahita mampu didik karena perkembangan mentalnya

yang tergolong subnormal akan mengalami kesulitan dalam mengikuti

program regular di sekolah dasar. Namun anak tunagrahita mampu

didik dipandang masih memiliki potensi untuk menguasai mata

pelajaran, melakukan penyesuaian sosial yang dalam jangka panjang

dapat berdiri sendiri di masyarakat, dan mampu bekerja untuk

kehidupannya kelak di kemudian hari. Anak tunagrahita mampu didik

umumnya baru diketahui setelah adanya tuntutan penguasaan

kemampuan belajar menjadi lebih ditekankan.

Anak tunagrahita mampu latih dipandang sebagai anak yang tidak

dapat dididik untuk mencapai prestasi akademik. Meskipun demikian,

anak tunagrahita mampu latih masih mempunyai potensi untuk belajar:

a). Keterampilan untuk menolong diri sendiri.

b). Penyesuaian sosial dalam kehidupan keluarga dan bertetangga, dan

c). Dapat melakukan pekerjaan sederhana di tempat kerja terlindung.

Anak-anak tunagrahita mampu latih umumnya sudah dapat

diketahui sejak masa bayi atau masa kanak-kanak awal. Anak

tunagrahita mampu latih umumnya dapat ditandai oleh adanya gejala

Page 28: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxviii

klinis atau tanda-tanda fisik atau adanya keterlambatan secara nyata

dalam berbicara dan berjalan.

Anak tunagrahita mampu rawat adalah anak yang karena retardasi

mental sangat berat maka ia tidak dapat dilatih untuk menolong diri

sendiri maupun sosialisasi. Anak ini memerlukan pemeliharaan secara

penuh dan pengawasan sepanjang hidupnya.

e. Karateristik Umum Anak Tunagrahita

Ada beberapa karateristik umum anak tunagrahita yang dapat kita

pelajari, yaitu:

1). Keterbatasan Intelegensi

Intelegensi merupakan fungsi yang kompleks yaitu sebagai

kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan-

keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah, situasi

kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berfikir abstrak,

kreatif, dapat menilai secara kritis, menghindari kesalahan-

kesalahan, mengatasi kesulitan-kesulitan dan kemampuan untuk

merencanakan masa depan.

Anak tunagrahita memiliki kekurangan dalam semua hal

tersebut di atas. Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang

bersifat abstrak seperti berhitung, menulis dan membaca sangat

terbatas. Kemampuan belajarnya cenderung tanpa pengertian atau

cenderung belajar dengan membeo.

2). Keterbatasan Sosial

Anak tunagrahita juga memiliki kesulitan dalam mengurus

diri sendiri dalam masyarakat, oleh karena itu mereka memerlukan

bimbingan dari orang lain.

Anak tunagrahita cenderung suka berteman dengan anak

yang lebih muda usianya, tergantung kepada orangtua sangat besar,

tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana,

sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi. Anak

Page 29: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxix

tunagrahita juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan

sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.

3). Keterbatasan Fungsi-fungsi Mental Lainnya

Anak tunagrahita memerlukan waktu lebih lama untuk

menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya. Mereka

memperlihatkan reaksi terbaiknya bila mengikuti hal-hal yang rutin

dan secara konsisten dialaminya dari hari ke hari. Anak tunagrahita

tidak dapat menghadapi sesuatu kegiatan atau tugas dalam jangka

waktu lama.

Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam penguasaan

bahasa. Mereka membutuhkan kata-kata konkrit yang sering

didengarnya. Perbedaan dan persamaan harus sering ditunjukkan

secara berulang-ulang. Latihan-latihan sederhana seperti

mengajarkan konsep besar dan kecil, keras dan lemah, pertama,

kedua, dan terakhir perlu menggunakan pendekatan yang konkrit.

Selain itu, anak tunagrahita kurang mampu

mempertimbangkan sesuatu, membedakan antara yang baik dan yang

buruk dan membedakan antara yang benar dan yang salah. Ini semua

karena kemampuannya terbatas sehingga anak tunagrahita tidak

dapat membayangkan terlebih dahulu konsekuensi dari suatu

perbuatan.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dicapai siswa dalam belajar. Hadari Nawawi (1991:100), mengemukakan prestasi belajar adalah suatu tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Pendapat Astiwi yang dikutip oleh Winkel. W.S. (1996:38), bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai siswa setelah siswa melakukan proses belajar. Maka prestasi belajar adalah bukti keberhasilan siswa yang dicapai oleh suatu proses psikis yang berlangsung dalam suatu interaksi subjek dengan

Page 30: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxx

lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pengalaman, nilai yang disimpan atau dilaksanakan menuju kemajuan. Sutratinah Tirtonegoro (1988:24), mengartikan bahwa ”prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol, angka-angka, huruf-huruf atau hal yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh peserta didik dalam periode tertentu.”

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan

mengenai prestasi belajar matematika yaitu suatu tingkat keberhasilan

siswa yang meliputi perubahan dalam aspek pengalaman, sikap dan

keterampilan dalam menguasai pelajaran matematika yang dinyatakan

dalam bentuk nilai dari hasil suatu tes. Prestasi belajar matematika dalam

penelitian ini adalah prestasi belajar yang dicapai dalam penguasaan

konsep penambahan bilangan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang individu merupakan

suatu hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor tersebut berasal dari dalam diri maupun dari luar individu.

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993:100-101)

mengemukakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu:

1). Faktor internal yaitu yang ada dalam diri anak itu sendiri, antara lain:a) Kelemahan mental yang berkaitan dengan faktor kecerdasan,

intelegensi/kecakapan, dan bakat khusus.b) Kelemahan fisik yang berkaitan dengan panca indera, syaraf,

dan cacat.c) Gangguan yang bersifat emosional (emosional instability)d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar.

2). Faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat di luar diri siswa antara lain:a) Situasi belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk

aktifb) Kurikulum kurang fleksibel atau kakuc) Beban studi yang terlalu berat, terlalu banyak tugas yang harus

diselesaikannya.d) Metode mengajar yang monoton atau membosankan.e) Situasi di rumah yang kurang memotivasi anak untuk

melakukan belajar.f) Beberapa sifat murid dalam belajar

Page 31: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxi

Setiap individu mempunyai keunikan-keunikan yang berbeda

antara yang satu dengan yang lainnya, demikian juga dalam proses belajar

mengajar ada siswa yang cepat dan ada yang lambat dalam belajar, ada

yang kreatif dan ada yang tidak, semua itu terjadi karena keunikan masing-

masing individu.

Kegiatan belajar di sekolah bertujuan untuk membantu

memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka

mencapai tingkat perkembangan secara optimal. Oleh karena itu

pengenalan terhadap sifat-sifat individual para siswa sangat penting.

Beberapa sifat dalam proses belajar mengajar antara lain:

1). Cepat dalam belajar

Anak yang cepat dalam belajar biasanya dapat menyelesaikan

kegiatan belajar mnegajar dalam waktu lebih cepat dari perkiraan

waktu yang ada. Mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk

memecahkan suatu masalah karena lebih mudah dalam menerima

materi pelajaran.

Golongan anak seperti ini sering mengalami kesulitan dalam

penyesuaian belajar karena pada umumnya kegiatan belajar di sekolah

menggunakan ukuran rata-rata. Salah satu usaha yang harus dilakukan

pada anak ini adalah dengan menggunakan media pengajaran.

2). Lambat dalam belajar

Anak yang mengalami lambat belajar ini memerlukan waktu yang

banyak dalam menyelesaikan suatu materi dari waktu yang telah

diperkirakan. Akibatnya anak ini sering ketinggalan dalam belajar dan

juga merupakan salah satu penyebab yang menjadikan ia tinggal kelas.

Dilihat dari tingkat kecerdasannya, pada umumnya anak golongan

lambat belajar, memiliki taraf kecerdasan di bawah rata-rata. Anak

golongan ini memerlukan perhatian khusus, antara lain dengan

pengajaran remedial.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan

hasil belajar, menurut Maman Rachman (1998:150-155),yaitu:

Page 32: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxii

1). Faktor intern, yang meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.a). faktor jasmaniah

Proses belajar seorang siswa akan terganggu jika kesehatan siswa tersebut terganggu. Selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, dan ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan atau kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

b). Faktor PsikologisSekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam

faktor psikologi yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut yaitu:(1) Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Kendatipun begitu, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.

(2) PerhatianUntuk menjamin hasil belajar yang baik siswa harus

mempunyai perhatian yang penuh terhadap bahan yang dipelajarinya. Agar tumbuh perhatian sehingga siswa dapat belajar dengan baik, bahan pelajaran harus diusahakan menarik perhatian.

(3) MinatMinat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Bila

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

(4) BakatSiswa yang memiliki bakat maka pelajaran akan cepat

dikuasai, sehingga hasil belajarnya pun akan lebih baik. Lain halnya pada siswa yang kurang berbakat. Guru harus bersabar dan telaten melayani mereka, yaitu dengan sering dan berulang kali menjelaskan bahan tersebut. Dengan seringnya menjelaskan bahan akhirnya siswa tadi diharapkan dapat menguasai bahan yang diajarkan.

(5) MotifDalam proses belajar mengajar guru harus

memperhatikan motif belajar siswa atau faktor-faktor yang mendorong belajar siswa. Dengan mengetahui latar belakang atau motif belajar siswa, maka guru dapat mengajak para siswa untuk berfikir dan memusatkan

Page 33: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxiii

perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang belajar.

(6) KematanganKematangan merupakan tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh anggota-anggota tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti siswa dapat melaksanakan kegiatan terus-menerus.

(7) KesiapanKesiapan erat kaitannya dengan kematangan. Siswa

dikatakan sudah memiliki kesiapan apabila pada dirinya ada kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan oleh guru dalam proses belajar. Pembelajaran yang diikuti oleh para peserta didik yang memiliki kesiapan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal

c). Faktor KelelahanKelelahan baik jasmani ataupun rohani dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.2). Faktor ekstern, yang meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat.a). Faktor Keluarga

Siswa yang sedang belajar menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi atau hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan orang tua.

b). Faktor SekolahFaktor sekolah mempengaruhi belajar meliputi hal-hal yang

berkaitan dnegan metode mengajar, kurikulum, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, media pengajaran, waktu sekolah, sarana dan prasarana sekolah, metode belajar siswa dan tugas sekolah.

c). Faktor MasyarakatMasyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa yang pada akhirnya mempengaruhi terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini banyak berkaitan dengan kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media yang beredar/ ada dalam masyarakat, pengaruh teman bergaul, dan pola hidup masyarakat.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

faktor dari dalam dan dari luar siswa. Faktor dari dalam yaitu faktor fisik

Page 34: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxiv

dan psikis. Faktor dari luar siswa yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh positif ataupun negatif. Anak

tunagrahita sedang pada umumnya mengalami hambatan dalam belajar.

Hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam

dan luar siswa. IQ anak tunagrahita sedang yang berada jauh di bawah

normal sehingga mengakibatkan kurang dapat berkonsentrasi terhadap

pembelajaran, kurang berfikir abstrak dan perhatian, siswa mudah beralih

serta mudah bosan terhadap pembelajaran. Faktor dari luar juga sangat

mempengaruhi prestasi belajar anak tunagrahita sedang antara lain faktor

keluarga, lingkungan, serta sekolah seperti metode, media yang digunakan

oleh guru.

c. Pengertian Pembelajaran Matematika SDLB-C Sedang

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh

perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori

peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi

di masa depan diperlukan pengusaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta

didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan

agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola

dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang

selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam

dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk

mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan

pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam

Page 35: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxv

pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan

menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam

pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dan solusi

tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan

berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami

masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah,.dan

menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya

dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi

(contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta

didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika.

Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat

peraga, atau media lainnya.

d. Tujuan Pembelajaran Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1). Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah.

2). Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3). Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4). Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah.

Page 36: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxvi

5). Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

e. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika SDLB-C Sedang

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan Sekolah Dasar

Luar Tunagrahita Sedang (SDLB-C1) meliputi aspek–aspek sebagai

berikut:

1). Bilangan

2). Geometri dan Pengukuran

3). Pengolahan Data

f. Materi Pembelajaran Matematika Anak Tunagrahita

Kurikulum yang digunakan di SDLB Negeri Purworejo pada tahun

ajaran 2008/2009 adalah kurikulum 2006. Materi pelajaran dalam

pelajaran matematika pada penelitian ini adalah pelajaran matematika

tentang bilangan dengan kompetensi dasar, melakukan penambahan

bilangan 1 sampai dengan 10 dengan benda secara bervariasi untuk

selanjutnya materi tersebut digunakan pada pembelajaran matematika

dengan pengajaran remedial. Adapun materi pelajaran matematika

meliputi penambahan bilangan 1 sampai dengan 10, untuk meningkatkan

kemampuan matematika anak tunagrahita sedang yaitu operasi hitung

penambahan.

Dalam mengajarkan matematika pada anak tunagrahita sedang

harus memperhatikan kondisi berikut ini yaitu: usia mental (umur

kecerdasan), kemampuan berpikir, belajar melalui aktifitas konkrit,

memperkaya pengalaman dengan memfungsikan seluruh penginderaan

(sensori) dan tingkat kemandirian anak.

Proses pengajaran konsep bilangan bagi anak tunagrahita sedang

adalah sebagai berikut: hal pokok yang harus dikuasai anak tunagrahita

Page 37: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxvii

sedang adalah pengertian bilangan dan mengenal serta dapat menulis

angka. Dalam mengerjakan konsep bilangan selalu diajarkan kepada anak

didik dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang dinyatakan,

sehingga dapat memecahkan soal disertai dengan pemikiran. Untuk

menganalisa soal tersebut bagi anak tunagrahita sedang dapat dilakukan

dengan cara mengkonkritkan soal-soal tersebut sehingga anak memperoleh

pengalaman konkrit tentang konsep bilangan. Pengalaman tersebut dapat

diperkuat melalui kegiatan yang diulang-ulang dengan variatif dan dinamis

melalui pengajaran remedial. Dengan cara ini dapat dihindari hambatan

psikologis yang berlangsung terhadap pelajaran matematika.

3. Pengajaran Remedial

a. Pengertian Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat

menyembuhkan atau membetulkan atau pengajaran yang membuat

menjadi baik.

Pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang ditujukan untuk menyembuhkan atau memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian peserta didik (Depdikbud, 1983:59).

Abin Syamsudin yang dikutip oleh Ischak S.W dan Warji R. (1987:2) mengatakan tentang hal yang berhubungan dengan perbaikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobjektif dan selengkap mungkin.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dijelaskan bahwa pengajaran remedial dalam penelitian ini adalah suatu

bentuk khusus pengajaran yang bersifat perbaikan yang dilakukan untuk

mengatasi kesulitan yang dihadapi anak khususnya tentang pengajaran

Page 38: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxviii

matematika mengenai konsep bilangan sehingga penguasaan konsep

bilangan anak menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perbaikan diarahkan

kepada pencapaian hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan

masing-masing melalui perbaikan proses belajar mengajar.

b. Ciri-ciri Pengajaran Remedial

Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993:104), mengemukakan

ada beberapa ciri-ciri pengajaran remedial, yaitu:

1). Dilakukan setelah diketahui kegiatan belajar mengajar dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan jenis, sifat dan latar belakang.

2). Tujuan instruksionalnya disesuaikan dengan kegiatan belajar yang dihadapi siswa.

Izhar Hasis (2001:66-67) memberikan penjelasan mengenai ciri-

ciri pengajaran remedial adalah sebagai berikut:

1). Pengajaran remedial adalah merupakan kegiatan pengajaran yang dilakukan setelah diketahui kesulitan belajar dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakangnya.

2). Tujuan instruksionalnya disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi.3). Metode pengajaran remedial bersifat diferensial artinya disesuaikan

dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajarnya.4). Pelaksanaan pengajaran remedial dapat bekerja sama dengan beberapa

pihak seperti pembimbing, ahli khusus, dan sebagainya.5). Alat-alat yang digunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi.6). Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih

deferensial artinya lebih disesuaikan dengan keadaan masing-masing anak yang mengalami kesulitan belajar.

7). Dalam hal evaluasi, alat evaluasi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi.

c. Jenis-jenis Pengajaran Remedial

Menurut Endang Supartini (2001:47), jenis pengajaran remedial

dapat dibedakan berdasarkan waktu pemberiannya, yaitu:

1). Pengajaran remedial yang diberikan sebelum terjadinya proses pembelajaran. Siswa yang akan mengikuti mata pelajaran tertentu diberikan pre test. Bila hasil prestasinya rendah, karena siswa belum menguasai persyaratan atau untuk mempelajari mata pelajaran tersebut. Contohnya anak belum dapat diajar menulis apabila

Page 39: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xxxix

kemampuan motorik halusnya belum baik. Jadi pengajaran remedial diberikan untuk melatih motorik halus, dan ini terjadi sebelum anak diberi pelajaran menulis. Pengajaran remedial jenis ini sifatnya mempersiapkan anak untuk memudahkan menerima pengetahuan berikutnya.

2). Pengajaran remedial yang diberikan pada waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Sebagai contoh guru matematika menjelaskan konsep bagi, guru mendemonstrasikan bagaimana operasional pembagian 8 : 2, lalu guru mnryuruh siswa melakukan operasional bilangan penbagian 12 : 3, siswa yang belum mampu atau salah dalam melakukan kegiatan tersebut, guru menjelaskan kembali dan mendemonstrasikan operasional pembagian. Ini yang dimaksud dengan pengajaran remedial yang dilakukan dalam proses pengajaran regular.

3). Pengajaran remedial yang dilakukan setelah pembelajaran regular, tujuannya supaya siswa mendapat pengetahuan yang lebih mendalam atau lebih luas. Ini yang disebut pengayaan. Dengan diberi pengayaan, diharapkan siswa lebih memahami materi pelajaran yang diberikan, selain supaya memiliki pengetahuan yang luas dan tidak cepat lupa.

d. Langkah-langkah Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan yang

utama dalam keseluruhan kerangka pada layanan bimbingan belajar, serta

merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik

kesulitan belajar mengajar. Hal ini dilakukan agar tidak mengalami

kesalahan dalam memberikan pengajaran remedial. Anak tunagrahita

sedang dapat dibantu belajarnya sehingga anak dapat mengatasi hambatan-

hambatan yang dialami melalui pengajaran remedial.

Agar pengajaran remedial dapat mencapai hasil yang diharapkan,

pelaksanaannya perlu melalui prosedur / langkah-langkah yang memadai

serta menggunakan metode yang tepat. Rochman Natawijaya (1980:32),

mengemukakan yang menjadi ”tujuan pengajaran remedial ialah agar

setiap murid memperoleh kesempatan untuk melakukan proses belajar

yang sesuai dengan tingkat kemampuannya.”

Langkah-langkah pelaksanaan pengajaran remedial untuk

membantu meningkatkan prestasi belajar anak kesulitan belajar menurut

Izhar Hasis (2001:11) adalah sebagai berikut:

Page 40: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xl

1). Mengadakan diagnostica). Mengetahui letak kesulitan matematikab). Mengetahui sebab-sebab kesulitan matematikac). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi di saat belajard). Mengetahui apakah ia dapat mengerjakan soal matematika

dengan waktu lama atau tidak2). Penelaah kasus

Penelaah kasus ini merupakan tahapan yang fundamental dalam kegiatan remedial, karena merupakan pangkal tolak langkah-langkah kegiatan selanjutnya. Sasaran dari penelaahan kasus ini adalah:

a). Dapat diperolehnya gambaran yang lebih definitif mengenai karateristik dan permasalahan kasus.

b). dapat diperolehnya gambaran yang lebih definitif mengenai tindakan remedial yang direkomendasikan.

3). Pilihan alternatif tindakanPilihan alternatif tindakan ini dilakukan untuk mencari data/usaha

yang sebanyak-banyaknya untuk memperkirakan beberapa kemungkinan-kenungkinan tindakan yang dapat dilakukan. Tindakan dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi. Untuk menentukan tindakan yang tepat dapat dibantu dengan pertolongan sebagai berikut:

a). Apakah dilakukan pemeriksaan kesehatanb). Apakah perlu diberikan tambahan pelajaran yang secara khusus.c). Apakah perlu diadakan bantuan penyuluhand). Apakah mengubah situasi dalam keluargae). Apakah pengubah metode mengajarf). Perlukah pindah posisi duduk

Berdasarkan pilihan alternatif tersebut di atas, dalam penelitian ini

tindakan yang diambil adalah pada point 1 dan 2 yang dilaksanakan dalam

pengajaran remedial.

e. Tujuan Pengajaran Remedial Bagi Anak Tunagrahita Sedang

Menurut Moh. Surya dan Moh. Amin (1980:8), “tujuan pengajaran

remedial tidak jauh berbeda dengan pengajaran secara umum yaitu untuk

mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Sebagaimana yang diungkap di atas bahwa pengajaran remedial

adalah bertujuan agar murid-murid yang mengalami kesulitan belajar

dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui penyembuhan,

perbaikan atau pembetulan dalam:

Page 41: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xli

1). Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi dalam

belajarnya yang menyangkut segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat

kesulitannya.

2). Mengubah dan memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik

sesuai dengan kesulitan yang dihadapi anak.

3). Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi

kesulitannya.

4). Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang

kesulitannya.

5). Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat

mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan pengajaran remedial

dalam penelitian ini adalah untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dalam

proses pembelajaran matematika, khususnya tentang penambahan bilangan

1 sampai dengan 10 anak tunagrahita sedang di kelas V di SDLB Negeri

Purworejo.

f. Materi Pengajaran Remedial

Sumber bahan yang dipakai dalam mengajarkan materi matematika

anak tunagrahita sedang dalam penelitian ini adalah dari buku Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar Biasa Tunagrahita

Sedang, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pebinaan Sekolah Luar

Biasa, tahun 2006.

Pembagian bahan materi matematika kelas V semester II dengan

Standar Kompetensi tentang bilangan dan Kompetensi Dasar yang

melakukan penambahan bilangan 1-10 dengan benda secara bervariasi.

Bahan materi ini digunakan sebagai materi pengajaran remedial yang

penulis lakukan.

Page 42: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xlii

g. Prosedur Pengajaran Remedial

Agar pengajaran remedial dapat mencapai hasil yang diharapkan

maka pelaksanaannya perlu melalui prosedur atau langkah-langkah yang

memadai serta menggunakan metode yang tepat.

Rohman Natawijaya (1980:32) mengemukakan beberapa langkah

umum yang biasanya ditempuh dalam pengajaran remedial sebagai

berikut:

1). Mengenali objek yang akan diadakan remidi dengan cara: observasi, analisa data, wawancara, dan cara yang paling mudah adalah dengan berangkat dari nilai-nilai hasil belajar yang dicapai.

2). Menentukan sifat dan jenisnya, dalam hal ini kita perlu mencari di mana letak kesulitan, sampai sejauh mana kesulitan yang dihadapi anak.

3). Mencari latar belakangnya, baik dari dalam maupun dari luar diri anak.4). Menentukan kemungkinan-kemungkinan usaha bantuan atau tindakan-

tindakan yang dapat dilakukan.5). Pelaksanaan pemberian bantuan.

Berdasarkan dari keputusan di atas, maka dimulai pelaksanaan

pemberian bantuan. Selama kegiatan bantuan berlangsung secara terus

menerus diadakan penilaian untuk mengetahui ketepatan bantuan yang

diberikan. Sesuai dengan sifat dan jenis kesulitan yang dihadapi, Rochman

Natawijaya (1980:38) mengemukakan ada beberapa kegiatan bantuan

pengajaran remedial yang mungkin diberikan seperti:

1). Memberikan tugas-tugas tambahan dalam pelajaran tertentu.2). Mengubah metode mengajar dengan metode lain yang dipandang lebih

sesuai dengan kemampuan murid.3). Memindahkan ke kelompok atau kelas atau sekolah lain yang

diperkirakan dapat membantu.4). Meminta teman sebayanya yang lebih pandai untuk membantu dalam

belajar.5). Memberikan latihan-latihan keterampilan tertentu yang mendasari

kemampuan belajar tertentu, misalnya membaca, menulis dan mengeja.

6).Mengirimkan kepada ahli-ahli khusus, misalnya ahli pendidikan matematika, IPA, bahasa untuk memperoleh bantuan.

7).Mengembangkan bakat-bakat khusus tertentu melalui berbagai kegiatan.

Page 43: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xliii

h. Faktor Pendukung Pengajaran Remedial

Menurut Izhar Hasis (2001:5), kualitas pengajaran turut menentukan penguasaan bagi para siswa, oleh karena itu usaha untuk menertibkan siswa secara optimal dalam kegiatan belajar mengajar, usaha membuat pelajaran lebih konkrit, lebih praktis, mempergunakan berbagai cara penguatan (reinforcement) akan banyak membantutingkat penguasaan bahan oleh para siswa. Metode mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karateristik siswa akan sangat membantu dalam rangka meningkatkan hasil penguasaan bahan oleh siswa.

i. Faktor Penghambat Pengajaran Remedial

Siswa tunagrahita sedang pada umumnya mengalami hambatan

pada pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh IQ siswa yang

berada jauh di bawah normal sehingga mengakibatkan kurangnya

berkonsentrasi terhadap pembelajaran dan kurang bisa berpikir abstrak dan

perhatian siswa sering beralih-alih serta mudah bosan dalam pembelajaran.

Guru dapat mempelajari hambatan dan kesalahan yang dibuat oleh

muridnya dalam pembelajaran matematika setelah itu menyediakan

bantuan untuk memperbaikinya.

Menurut Ashlock yang dikutip oleh Tompokan Runtuhaku (1996:193), mengemukakan bahwa :

Hambatan umum yang dialami siswa tunagrahita dalam pembelajaran matematika adalah kekeliruan dasar: kesalahan ini antara lain siswa tidak memiliki konsep serta konsentrasi bilangan, siswa belum memiliki keterampilan dasar berhitung, belum memiliki konsep bilangan membilang misalnya membilang maju mundur satu-satu serta dua-dua, membuat korespondensi satu-satu dan membandingkan objek-objek himpunan.

Dengan demikian peningkatan hasil belajar matematika

penambahan bilangan 1-10 melalui pengajaran remedial mutlak

diperlukan, dengan tujuan guru harus lebih kreatif dalam mengajarnya.

Guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus lebih konkrit, mudah

diterima, menarik perhatian anak serta menggunakan metode dan sarana

yang bervariasi.

Page 44: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xliv

B. Kerangka Berfikir

Bagan 1. Kerangka Berfikir

Guru:Menggunakan pengajaran remedialMulti metode

Alat peraga menarikPembimbingan secara individul

Kondisi Akhir

Siklus IIIHasil belajar meningkat

Siswa: Hasil belajar meningkat

Guru: Lebih kreatif

KondisiAwal

Guru: Belum menggunakan pengajaran remedial

Guru: Menggunakan pengajaran remedial metode demonstrasi dan pemberian tugas Alat peraga belum konkrit

Siswa:Hasil belajar rendah

Siklus IHasil belajar masih rendah

TindakanGuru:Menggunakan pengajaran remedialMetode demonstrasi Pemberian tugasAlat peraga kurang menarik(sederhana)

Siklus IIHasil belajar masih rendah

Page 45: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xlv

C. Hipotesis

Berdasarkan pengkajian teori dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan di atas, maka dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut:

Penggunaan Pengajaran Remedial dapat Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika tentang Penambahan Bilangan 1-10 pada Anak Tunagrahita Sedang

Kelas V di SDLB Negeri Purworejo Tahun Pelajaran 2008/2009.

Page 46: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xlvi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDLB Negeri Purworejo. Pemilihan tempat ini

didasarkan pada pertimbangan: (1) memungkinkan penulis untuk mudah

melaksanakan penelitian karena penulis mengajar pada sekolah tersebut di atas.

(2) memudahkan penulis untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan.

Adapun tempat yang penulis tetapkan dalam PTK ini adalah di dalam dan

di luar kelas.

Tempat di dalam kelas untuk mengamati siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar matematika dengan pengajaran remedial. Penulis mengadakan pengamatan

dalam PTK untuk menggali kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam

mengikuti pelajaran matematika mengenai penambahan bilangan 1 sampai dengan

10, melihat kemampuan siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar matematika yang berkaitan seperti faktor penulis atau guru dalam

mengajar, alat peraga, sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, kondisi lingkungan

kelas.

Tempat di luar kelas penulis gunakan untuk mencari data tentang

kemampuan anak atau siswa yang tidak dapat diketahui di kelas, misalnya

lingkungan pergaulan dan pemanfaatan fasilitas yang ada di sekolah sebagai

penunjang pengajaran remedial.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan, yaitu bulan April sampai

dengan Juli 2009. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan ( perencanaan,

Page 47: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xlvii

tindakan, monitoring, dan evaluasi, dan refleksi), penyusunan laporan penelitian,

penyempurnaan laporan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan penulis. Siswa yang

dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas V C1 yang terdiri 2 laki-laki

yaitu AA dan JVBP serta 1 anak perempuan yaitu AS. Dengan guru kelas penulis

sendiri.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan

siswa dalam matematika penambahan bilangan 1 sampai dengan 10, motivasi

siswa dalam penambahan bilangan 1 sampai dengan 10, serta kemampuan penulis

dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran

(termasuk penggunaan strategi pembelajaran) di kelas.

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

1) Informasi atau nara sumber yaitu guru dan siswa.

2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pengajaran remedial

dan aktivitas lainnya

3) Dokumen atau arsip yang berupa kurikulum, rencana pelaksanaan

pembelajaran, hasil belajar matematika penambahan bilangan 1-10 dan

buku penilaian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan, wawancara/ diskusi, kajian dokumen, angket.

1. Pengamatan

Pengamatan yang penulis lakukan adalah pengamatan secara aktif.

Penulis melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas dan kinerja siswa

selama proses belajar mengajar berlangsung. Penulis mengarahkan kegiatan

sebagai guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan

Page 48: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xlviii

pertanyaan, dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan

latihan dan melakukan umpan balik serta melakukan penilaian terhadap hasil

belajar siswa.

Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi

siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan bertanya, menanggapi stimuli

baik yang datang dari guru atau pun teman, keaktifan siswa dalam

mengerjakan tugas.

2. Wawancara atau Diskusi

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil

pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi

dengan guru lain dilaksanakan setelah penulis melakukan kegiatan belajar

mengajar. Dari wawancara ini, setelah penelitian dan kajian dokumen yang

telah dilakukan diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berkenaan

dengan pembelajaran remedial untuk matematika penambahan bilangan 1-10

serta faktor-faktor penyebabnya. Wawancara bisa dilakukan setelah dan atas

dasar hasil kegiatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus

yang ada. Kegiatan diskusi dilakukan penulis dengan tujuan :

a). Meminta pendapat guru tentang penampilannya dalam melaksanakan

pembelajaran remedial di kelas, dengan meminta mengungkapkan

kelebihan dan kekurangannnya dalamn melaksanakan pengajaran

remedial.

b). Menyamakan persepsi tentang hal-hal yang dilakukan penulis dengan

guru lain, sehingga ada kesepakatan hal-hal yang perlu dilakukan pada

siklus berikutnya.

3. Kajian Dokumen

Kajian dokumen penulis lakukan terhadap berbagai dokumen atau

arsip yang ada seperti kurikulum, RPP yang dibuatnya, buku atau materi

pelajaran, hasil belajar siswa tentang matematika penambahan bilangan 1-

10 dan nilai.

Page 49: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

xlix

4. Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai hal

yang berkaitan dengan aktivitas siswa dalam matematika. Angket

diberikan penulis ke siswa dua kali yaitu sebelum kegiatan penelitian

tindakan dan pada akhir penelitian tindakan. Dengan menganalisa

informasi yang diperoleh melalui angket tersebut dapat diketahui

peningkatan kualitas proses atas kegiatan penambahan bilangan 1-10

melalui pengajaran remedial, serta dapat diketahui ada tidaknya

peningkatan motivasi siswa dalam belajar matematika tentang

penambahan bilangan 1-10.

5. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil

yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan kelas. Tes

penambahan bilangan 1-10 diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk

mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dan setiap akhir siklus

untuk mengetahui mutu hasil belajar siswa dalam penambahan bilangan

1-10. jadi tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat

perkembangan kemampuan siswa sesuai dengan siklus yang ada.

E. Validitas Data

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain

triangulasi dan review informasi kunci.

Menurut Lexy J. Moleong (1994:101), berpendapat :

“Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data, yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding

data itu.”

Teknik trianggulasi antara lain berupa trianggulasi sumber data dan

trianggulasi metode pengumpulan data. Misalnya unuk mengetahui kesulitan-

kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan penambahan bilangan 1-10 dan

faktor-faktor penyebabnya. Penulis melakukan hal-hal sebagai berikut:

Page 50: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

l

1. Memberikan tes penambahan bilangan 1-10 dan menganalisa hasil tes

tersebut untuk mengidentifikasi kesalahan yang masih mereka buat.

2. Melakukan pencatatan tentang hambatan-hambatan yang dialami oleh

siswa, dan fasilitas pembelajaran yang dimiliki atau tidak dimiliki sekolah.

3. Review informasi kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi

temuan sehingga diperoleh data tentang temuan tersebut. Hal ini dilakukan

melalui kegiatan diskusi setelah kegiatan pengamatan maupun kajian

dokumen.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang

telah berhasil dikumpulkan yaitu dengan teknik deskriptif komparatif (statistik

deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis.

Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif

yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Misalnya membandingkan rerata

nilai kemampuan menjumlah bilangan 1-10 pada kondisi sebelum tindakan,

setelah siklus I, siklus II, dan siklus III.

Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan

dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.

Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan

tindakan kelas untuk tahap berikutnya dari siklus I, ke siklus II dan siklus III.

G. Indikator Kinerja

Peningkatan kemampuan dalam penambahan bilangan 1-10. anak yang

memperoleh nilai 70 ada dua anak dan 60 satu anak. Nilai rata-rata pelajaran

matematika dalam penambahan bilangan 1-10 meningkat dari 50 menjadi 66.

Dengan nilai ketuntasan matematika 60,00. Kriteria penilaian yang digunakan

untuk mengevaluasi penambahan bilangan 1-10 dengan menggunakan pengajaran

remedial adalah sebagai berikut; tidak dapat sama sekali, tidak dapat dengan

bantuan guru, dapat dengan bantuan guru, dapat tapi ragu – ragu, dapat dan tepat.

Tidak dapat sama sekali, skor 1.

Page 51: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

li

Tidak dapat dengan bantuan guru, skor 2.

Dapat dengan bantuan guru, skor 3.

Dapat tapi ragu – ragu, skor 4.

Dapat dan tepat, skor 5.

Untuk penilaian presentasi perolehan skor setiap siswa dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

= Skor perolehan 100% Skor maksimal

= presentasi

H. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus. Pelaksanaan

pengajaran remedial dilaksanakan 3 kali tatap muka selama 3 minggu, tiap

minggu 3 x 35 menit.

Berarti untuk tatap muka dalam setiap kegiatan atau pertemuan itu 3x pertemuan.

Page 52: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lii

Bagan 2. Pelaksanaan Siklus

Kondisi

Awal

Guru :

Belum

menggunakan

pengajaran

remedial

Siswa:

Hasil belajar

rendah

Siklus I

1.Perencanaan

2.Pelaksanaan

3.Pengamatan

4.Refleksi

Siklus II

1.Perencanaan

2.Pelaksanaan

3.Pengamatan

4.Refleksi

Siklus III

1.Perencanaan

2.Pelaksanaan

3.Pengamatan

4.Refleksi

Guru:

Menggunakan

pengajaran

remedial

Siswa:

Hasil belajar

meningkat dari

konkrit ke abstrak.

Guru:

Menggunakan

pengajaran remedial

Tindakan

Kondisi

Akhir

Page 53: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

liii

SIKLUS I

1. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pengajaran remedial dalam pelajaran

matematika tentang penambahan bilangan 1-10 di kelas V

tunagrahita sedang SDLB Negeri Purworejo dilaksanakan, penulis

terlebih dahulu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP

terlampir) .

Adapun pelaksanaan pengajaran remedial sebagai berikut:

a). Guru memotivasi siswa .

b). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c). Guru menjelaskan operasi penambahan bilangan 1-10 dengan

menggunakan gambar di papan tulis.

d). Siswa memperhatikan penjelasan guru.

e). Siswa mengerjakan tugas .

2. Pelaksanaan

Kegiatan inti yang dilakukan pada pelaksanaan

pembelajaran yaitu:

a). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

operasi penambahan bilangan 1-10.

b). Secara individu siswa memperhatikan penjelasan guru cara

melakukan operasi penambahan bilangan 1-10 di papan tulis

melalui gambar.

c). Siswa mengerjakan tugas secara individual .

d). Guru memberikan penguatan pada materi yang baru saja

dipelajari .

3. Pengamatan

Pengamatan pada proses pembelajaran berlangsung peneliti

mencatat hal-hal yang terjadi, yaitu:

a). Keterlibatan siswa dalam kegiatan demonstrasi.

b). Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

c). Pemanfaatan media atau alat peraga .

Page 54: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

liv

d). Hasil evaluasi .

4. Refleksi

Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran selesai penulis

mengadakan diskusi. Hasil diskusi itu sebagai bahan refleksi bagi

penulis. Hasil diskusi itu antara lain:

a). Dalam kegiatan demonstrasi hanya satu siswa yang aktif .

b). Siswa masih sulit melakukan operasi bilangan 1-10 .

c). Penggunaan alat peraga belum konkrit .

SIKLUS II

1. Perencanaan

Rencana perbaikan pembelajaran siklus II tertuang pada

RPP (terlampir). Adapun kegiatannya sebagai berikut:

a). Siswa memperhatikan demonstrasi guru tentang cara melakukan

operasi penambahan bilangan 1-10 dengan media kelereng.

b). Siswa menirukan demonstrasi dengan bimbingan dari guru.

c). Siswa mengerjakan tugas guru .

d). Guru tetap memberi penguatan pada materi yang baru saja

dipelajari.

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dapat terlaksana dalam perbaikan siklus II

sebagai berikut:

a). Secara klasikal siswa memperhatikan demonstrasi guru dalam

memperagakan operasi penambahan bilangan 1-10, dengan

media kelereng.

b). Secara individual siswa memperagakan operasi penambahan

bilangan 1-10

c). Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru secara individual.

Page 55: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lv

3. Pengamatan

Aspek-aspek yang diamati penulis dalam melaksanakan

perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

a). Pemberian apersepsi .

b). Keterlibatan siswa dalam demonstrasi .

c). Keaktifan siswa dalam KBM.

d). Penggunaan media atau alat peraga .

e). Pembimbingan siswa secara individu dan remidi.

f). Hasil evaluasi .

4. Refleksi

Berdasarkan hasil siklus dan pengamatan penulis dalam

perbaikan pembelajaran siklus II masih belum mencapai tujuan

yang diharapkan karena:

a). Guru belum fokus pada anak yang perhatiannya terbagi .

b).Media atau alat peraga masih sangat sederhana atau kurang

menarik

c). Menggunakan multi metode.

SIKLUS III

1. Perencanaan

Rencana perbaikan pembelajaran siklus III tertuang pada

RPP (terlampir), adapun kegiatannya adalah sebgai berikut:

a). Guru memberikan apersepsi di awal pertemuan dengan

memberikan pertanyaan pada siswa .

b). Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara melakukan

operasi penambahan bilangan 1-10 .

c). Guru demonstrasi dengan menggunakan media bola plastik

warna dalam menjelaskan operasi penambahan bilangan 1-10 .

d). Siswa memperagakan secara individual .

f). Siswa yang mengalami kesulitan mendapat bimbingan secara

individual.

Page 56: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lvi

g). Siswa mengerjakan tugas guru.Guru tetap memberi penguatan

pada materi yang baru saja disampaikan .

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dapat terlaksana dalam perbaikan siklus III

sebagai berikut:

a). Secara klasikal, siswa memperhatikan apersepsi dan secara

individual menjawab pertanyaan guru.

b). Secara individual, siswa memperagakan operasi penambahan

bilangan 1-10 .

c). Secara Individual, siswa mendapat bimbingan guru .

d). Secara individual, siswa mengerjakan tugas guru.

3. Pengamatan

Aspek-aspek yang diamati penulis dalam melaksanakan

perbaikan pembelajaran dengan pengajaran remedial pada siklus III

sebagai berikut:

a). Pemberian apersepsi .

b). Keterlibatan siswa dalam demonstrasi.

c). Keaktifan siswa dalam KBM .

d). Pemberian bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan .

e). Pembimbingan siswa secara klasikal maupun individual.

f). Penggunaan metode mengajar yang beragam yaitu demonstrasi,

tanya jawab,ceramah, pemberian tugas dan bermain.

g). Penggunaan media atau alat peraga .

h). Hasil belajar .

4. Refleksi

Berdasarkan hasil siklus dan pengamatan penulis dalam

perbaikan pembelajaran dengan pengajaran remedial pada siklus III

sudah mencapai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan tersebut

disebabkan oleh:

a). Guru menggunakan metode yang tidak membosankan .

b). Siswa aktif dalam demonstrasi dan permainan.

Page 57: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lvii

c). Siswa yang mengalami kesulitan bisa teratasi lewat

pembimbingan secara individual dan remidi.

d). Guru memahami kemampuan anak yang tidak sama .

e). Media atau alat peraga yang dipakai sangat menarik.

Page 58: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lviii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Tunagrahita Sedang SDLB Negeri

Purworejo Tahun Pelajaran 2008 / 2009. Tempat penelitian ini berlokasi di SDLB

Negeri Purworejo yang berada di wilayah Kecamatan Purworejo, Kabupaten

Purworejo. SDLB ini teletak di dekat perumahan penduduk berhadapan dengan

makam, jauh dari keramaian jalan raya maupun pasar.

Tenaga pengajar di SDLB ini cukup banyak, yaitu terdiri dari 23 guru

kelas, 1 guru agama islam, 1 guru penjaskes, 1 kepala sekolah dan 2 orang

penjaga.

SDLB Negeri Purworejo ini memiliki jumlah sebanyak 88 siswa, yang

terdiri dari siswa tunanetra 1 siswa, tunarungu wicara 25 siswa, tunagrahita ringan

25 siswa, tunagrahita sedang 25 siswa, autis 4 siswa dan tunadaksa 8 siswa.

Secara fisisk SDLB Negeri Purworejo ini memiliki ruang kelas untuk

siswa bagian A, B, C, D dan autis. Ruangan lain yang menunjang dan mendukung

keberadaan sekolah ini yaitu ruang keterampilan, ruang perpustakaan, ruang

latihan motorik dan olahraga, ruang UKS, ruang guru dan kepala sekolah, ruang

kantor, ruang komputer, ruang dapur, gudang, kamar mandi dan w.c untuk guru

maupun siswa, serta memiliki tempat bermain berupa ayunan, plosotan dan lain –

lain yang ada di halaman kelas. Di samping itu juga memiliki kebun pertanian

yang cukup luas berada di belakang kelas.

Untuk tahun pelajaran 2008 / 2009 siswa kelas V tunagrahita sedang

atau VC1 hanya memiliki 3 siswa yaitu 2 (dua) laki – laki dan 1 (satu)

perempuan.

Kondisi kelas V tunagrahita sedang ini cukup baik, yaitu ventilasi udara

baik, bersih, meja kursi guru maupun siswa cukup terawat, lemari dan papan baik,

ditambah adanya tempat mencuci tangan dan bak sampah yang tersedia di depan

kelas.

Page 59: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lix

Lokasi kelas ini kurang strategis dam tidak nyaman pada saat belajar

mengajar karena dekat dengan ruang dapur untuk praktek memasak, dekat kamar

mandi dan w.c serta warung jajan milik salah satu guru yang menempati rumah

dinas.

Dari kondisi dan situasi inilah penulis melakukan penelitian terhadap

siswa kelas V tunagrahita sedang dalam hal penambahan bilangan 1 sampai

dengan 10 karena ketiga siswa ini sulit melakukan operasi penambahan bilangan

dan juga di semester II juga diajarkan pengurangan bilangan. Jika siswa tidak

menguasai operasi penambahan bilangan, maka untuk pengurangan dalam bentuk

sederhana juga akan mengalami kesulitan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan kelas

yaitu melalui proses atau siklus berulang, bertahap, berkelanjutan yang

direncanakan dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Penulis juga menggunakan

pengajaran remedial untuk meningkatkan hasil belajar matematika penambahan

bilangan 1 sampai dengan 10 diberikan pada waktu jam belajar di kelas.

Penggunaan berbagai metode dan alat peraga yang menarik serta bimbingan

kepada siswa yang mengalami kesulitan. Sehingga siswa tidak mengalami

kejenuhan dalam belajarnya.

Berikut ini data siswa kelas V Tunagrahita sedang SDLB Negeri

Purworejo.

1. Nama Siswa : Asrizal Ashar

2. Nomor Induk : 168

3. Tempat dan tanggal lahir : Purworejo, 2 Juni 1996

4. Jenis kelamin : Laki - Laki

5. Jenis kelainan : Tunagrahita Sedang (C1)

6. Agama : Islam

7. Anak ke : 2 (dua)

8. Nama orangtua : Makhmud Fauzi

9. Pekerjaan orangtua : PNS

10. Alamat : Baledono RT 06 RW IV Kec. Purworejo.

Page 60: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lx

1. Nama Siswa : Ayu Safitri

2. Nomor Induk : 154

3. Tempat dan tanggal lahir : Purworejo, 5 Agustus 1994

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Jenis kelainan : Tunagrahita Sedang (C1)

6. Agama : Islam

7. Anak ke : 3 (tiga)

8. Nama orangtua : Ngawam

9. Pekerjaan orangtua : Tani

10. Alamat : Sidorejo RT 04 RW 05, Kecamatan Purworejo.

1. Nama Siswa : Johanes Vicky Budi Pratama

2. Nomor Induk : 169

3. Tempat dan tanggal lahir : Purworejo, 20 Juli 1997

4. Jenis kelamin : laki - laki

5. Jenis kelainan : Tunagrahita Sedang (C1)

6. Agama : Kristen

7. Anak ke : 1 (satu)

8. Nama orangtua : Paulus Sugeng Budi Pratama

9. Pekerjaan orangtua : Karyawan

10. Alamat : Kedungsari, Kecamatan Purworejo.

Pada kondisi awal, sebelum pengajaran remedial dilaksanakan, diadakan

observasi terlebih dahulu terhadap semua siswa baik mengenai sikap, kesulitan,

kemampuan maupun hasil belajar. Setelah diketahui hasil observasi penulis

mendiagnosa letak kesulitan yang dihadapi siswa, selanjutnya penulis

melaksanakan tindakan dengan memberi materi, metoda dan media atau alat

peraga yang disesuaikan dengan kesulitan belajar matematika tentang

penambahan bilangan dari1 sampai dengan 10.

Kondisi awal sebelum tindakan, penulis telah memberikan tes tertulis

berupa isian tentang penambahan bilangan dari 1 sampai dengan 10, hasilnya

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Page 61: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxi

Tabel 1. Perolehan skor rerata Penambahan Bilangan 1-10

Pada Kondisi Awal

No Nama SiswaSkor

perolehan

Skor

MaksimalPresentasi Ket

1 Asrizal Ashar 10 20 50 Belum tuntas

2 Ayu Safitri 10 20 50 Belum tuntas

3 Johanes Vicky

Budi Pratama

10 20 50 Belum tuntas

Rerata 10 20 50

0

10

20

30

40

50

AA A5 JVBP

Gambar 1. Grafik Histogram Perolehan Skor Penambahan Bilangan 1 – 10 pada

Kondisi Awal

Berdasarkan tabel di atas dan tabel rerata dapat diketahui bahwa nilai

kondisi awal siswa kelas V tunagrahita sedang di SDLB Negeri Purworejo sangat

rendah, yaitu nilai rata – rata kelas hanya 50.

Dari hasil pengamatan tentang penguasaan materi penambahan bilangan

dari 1 sampai dengan 10 masih tergolong rendah yaitu dari skor maksimal 100,

skor perolehan rata – rata baru mencapai 50 atau 50%.

Page 62: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxii

Keadaan ini disebabkan siswa yang mengalami kesulitan belum

diadakan tindakan remidi atau belum menggunakan pengajaran remedial.

Penelitian dilaksanakan melalui beberapa siklus. Siklus akan berakhir

bila telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Perencanaan penelitian yang

penulis lakukan sebagai berikut:

1. Permintaan ijin dari Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Purworejo yang

akan jadi lokasi penelitian.

2. Menyampaikan gagasan yang terkandung dalam penelitian ini kepada Kepala

Sekolah.

3. Observasi kepada siswa kelas V tunagrahita sedang dalam pelajaran

Matematika.

4. Memberi gambaran tentang pengajaran remedial kepada semua guru.

5. Menjelaskan proses penelitian yang akan dilaksanakan.

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu : perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi.

b. Perencanaan

Siklus I direncanakan secara matang yaitu menyiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen berupa lembar pengamatan

(observasi) untuk siswa dan guru, lembar penilaian (evaluasi) dan alat peraga

berupa benda nyata yang diperlukan dalam operasi penambahan bilangan dari

1 sampai dengan 10. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 April

2009.

Guru merencanakan memotivasi siswa, menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan operasi penembahan bilangan 1-10.

c. Pelaksanaan

Pada siklus I ini pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

pengajaran remedial, masih belum berjalan sesuai yang diharapkan karena

Page 63: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxiii

siswa merasa takut dan belum percaya diri bila disuruh maju membaca

bilangan dan tanda operasi hitung. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru

mengusahakan dengan cara:

1) Guru memberi motivasi kepada siswa agar tidak memiliki rasa takut maju

ke depan kelas.

2) Guru memberi hadiah pada siswa yang berani maju ke depan kelas.

3) Guru membantu siswa yang belum bisa menulis bilangan dengan cara

yang benar.

4) Guru memberi bimbingan kepada siswa secara individual.

5) Guru memberi penguatan pada materi yang baru saja dipelajari.

Pada akhir siklus I dari hasil pelaksanaan tindakan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1) Siswa berani maju di depan kelas setelah diberi hadiah.

2) Siswa bisa menulis dan menghitung bilangan yang dibantu dengan gambar

walau masih dalam bimbingan guru.

Contoh: + =

. . . . . + . . . . = . . . . .

d. Pengamatan

Pelaksanaan tindakan belum berjalan sesuai rencana karena siswa

terganggu oleh suara dari kamar mandi dan w.c serta bau yang tidak sedap.

Selama proses belajar mengajar garu mencatat hal – hal yang terjadi, yaitu:

1) Keterlibatan siswa dalam kegiatan demonstrasi.

2) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

3) Pemanfaatan media atau alat peraga.

4) Hasil evaluasi

Saat guru menerangkan dan menjelaskan dengan menggunakan media

gambar tentang penambahan bilangan 1 sampai dengan 10 ada peningkatan

pemahaman dari siswa yaitu 1 anak sudah tuntas dengan nilai 60 dan 2 anak

belum tuntas, nilainya masih dibawah 60 yaitu 55.

Hambatan yang muncul saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu

bau tidak sedap dari kamar mandi dan w.c sehingga siswa sering menutup

Page 64: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxiv

hidung dengan tangannya dan adanya siswa yang masih usil serta suka

berjalan – jalan di kelas. Berikut hasil evaluasi penambahan bilangan dari 1

sampai 10 pada siklus I.

Tabel 2. Perolehan Skor Rerata Penambahan Bilangan 1-10

Dengan Menggunakan Pengajaran Remedial pada Siklus I

No Nama SiswaSkor

perolehan

Skor

MaksimalPresentasi Ket

1 Asrizal Ashar 12 20 60 Tuntas

2 Ayu Safitri 11 20 55 Belum tuntas

3 Johanes Vicky

Budi Pratama

11 20 50 Belum tuntas

Rerata 11,33 20 56,66

0

10

20

30

40

50

60

AA AY JVBP

Gambar 2. Grafik Histogram Perolehan Skor Penambahan Bilangan 1-10 dengan Menggunakan Pengajaran Remedial pada Siklus I

e. Refleksi

Setelah pelaksanaan pengajaran remedial selesai, penulis mengadakan

diskusi dengan teman sejawat. Hasil diskusi ini dipakai sebagai bahan refleksi

begi penulis. Hasil diskusi dengan teman sejawat itu antara lain:

1) Dalam kegiatan demonstrasi dalam kegiatan belajar mengajar siswa

kurang aktif.

Page 65: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxv

2) Siswa masih sulit melakukan operasi htung penambahan bilangan 1-10.

3) Penggunaan alat peraga belum konkrit masih berupa gambar.

4) Siswa masih suka usil dan berjalan – jalan di kelas.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II tertuang pada RPP.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ternyata siswa masih sulit melakukan

operasi hitung penambahan, karena alat peraga masih berupa gambar sehingga

kurang menarik. Guru berusaha mengganti gambar – gambar dengan kelereng

sebagai alat peraga, harapan guru siswa akan lebih aktif dalam demonstrasi.

Siswa yang usil dan suka berjalan – jalan sudah bisa mengalihkan perhatian

pada alat peraga tersebut.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dapat terlaksana dalam perbaiakn siklus II ini

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 April 2009.

1) Pada kegiatan awal guru senantiasa membereikan apersepsi tentang cara

melakukan operasi hitung penambahan bilangan dari 1-10.

2) Pada kegiatan ini guru mengajak siswa untuk berdemonstrasi

memperagakan operasi penambahan bilangan dari 1-10 dengan

menggunakan kelereng. Guru memberi bimbingan kepada siswa cara

mengambil kelereng sesuai dengan lambang bilangan yang dikehendaki

guru. Guru memberi bimbingan secara individual kepada siswa yang

mengalami kesulitan. Siswa menulis jawaban di papan tulis.

3) Guru memberikan evaluasi kepada siswa berypa tanya jawab maupun tes

tertulis.

Contoh: + =

. . . + . . . . . . = . . . . . .

3 + 4 = . . . . .

Page 66: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxvi

c. Pengamatan

Pada kegiatan siklus II ini penulis menentukan perubahan pada siswa

bila dibandingkan saat siklus I, yaitu siswa lebih berani melakukan

demonstrasi, walaupun perhatian siswa masih kurang saat guru menjelaskan

dengan media kelereng, siswa mulai tertarik ingin ikut berdemonstrasi.

Hambatan yang muncul saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu

adanya ibu – ibu wali siswa yang hilir mudik pergi ke warung, sehingga ada

satu siswa yang ingin segera istirahat.

Berikut hasil evaluasi penambahan bilangan dari 1 sampai dengan 10

pada siklus II.

Tabel 3. Perolehan Skor Rerata Penambahan Bilangan 1-10

Dengan Menggunakan Pengajaran Remedial pada Siklus II

No Nama SiswaSkor

perolehan

Skor

MaksimalPresentasi Ket

1 Asrizal Ashar 13 20 65 Tuntas

2 Ayu Safitri 11 20 55 Belum

Tuntas

3 Johanes Vicky

Budi Pratama

13 20 65 Tuntas

Rerata 12,33 20 61,66

Page 67: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxvii

0

10

20

30

40

50

60

70

AA AS JVBS

Gambar 3. Grafik Histogram Perolehan Skor Penambahan Bilangan 1-10

dengan Menggunakan Pengajaran Remidial pada Siklus II.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, siswa sudah mengalami

peningkatan yaitu pemahaman operasi penambahan bilangan dari 1-10

walaupun masih dalam bimbingan guru. Dan setelah berdiskusi dengan teman

sejawat perlu adanya penggunaan alat peraga yang lebih menarik lagi,

walaupun siswa sudah tuntas dengan nilai terendah 60 dan tertinggi 65. Nilai

rata – rata sudah naik menjadi 61,66.

Berdasarkan hasil siklus II masih belum mencapai tujuan yang

diharapkan karena:

1) Guru belum fokus pada anak yang perhatiannya terbagi.

2) Media atau alat peraga masih kurang menarik.

3) Metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan pemberian tugas.

1. Siklus III

a. Perencanaan

Rencana perbaikan pembelajaran pada siklus III tertuang pada RPP.

Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:

1) Membrikan apersepsi di awal pertemuan dengan memberikan pertanyaan

pada siswa.

Page 68: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxviii

2) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam

pembelajaran.

3) Mendemonstrasikan media bola plastik warna dalam menjelaskan operasi

penambahan bilangan dari 1 sampai dengan 10.

4) Memberi penghargaan pada siswa.

5) Memberi bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan.

6) Membuat instrumen evaluasi.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 Mei 2009 sebagai

berikut:

1) Suasanan pembelajaran sudah menyenangkan

2) Tugas yang diberikan kepada siswa sudah dikerjakan dengan baik.

3) Siswa termotivasi untuk menjawab pertanyaan guru secara lisan.

4) Secara individual siswa tetap mendapat bimbingan.

Contoh : 3 + 1 = . . . . .

5 + 2 = . . . . .

4 + 4 = . . . . .

5 + 5 = . . . . .

c. Pengamatan

Pada kegiatan siklus III ini penulis menemukan perubahan pada siswa

bila dibandingkan siklus II yaitu minat, perhatian, dan partisipasi siswa sudah

lebih baik. Siswa sudah mulai paham dalam mengoperasikan penambahan

bilangan 1-10. Berikut hasil evaluasi penambahan bilangan dari 1 sampai

dengan 10 pada siklus III.

Page 69: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxix

Tabel 4 Perolehan Skor Rerata Penambahan Bilangan 1-10

Dengan Menggunakan Pengajaran Remedial pada Siklus III

No Nama SiswaSkor

perolehan

Skor

MaksimalPresentasi Ket

1 Asrizal Ashar 14 20 70 Hasil

meningkat

2 Ayu Safitri 12 20 60 Tuntas

3 Johanes Vicky

Budi Pratama

14 20 70 Hasil

meningkat

Rerata 13,33 20 66,66

0

10

20

30

40

50

60

70

AA AS JVBP

Grafik 4. Histogram Perolehan Skor Penambahan Bilangan 1-10 dengan

Menggunakan Pengajaran Remedial pada Siklus III

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III, siswa sudah memahami

dalam operasi penambahan bilangan 1-10. Semua siswa sudah tuntas nilainya

yaitu satu siswa mendapat nilai 60 dan dua siswa mendapat nilai 70. Nilai rata

– rata dari siklus II yaitu 61,66 menjadi 66,66.

Dengan meningkatnya hasil belajar matematika tentang penambahan

bilangan dari 1-10 secara umum siswa sudah menguasai. Dalam hal ini siswa

yang mengalami kesulitan harus dibimbing secara individual, terus menerus

Page 70: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxx

agar siswa pada kegiatan dalam memahami materi selanjutnya siswa lebih

terampil dan memahami operasi hitung lainnya.

B. Hasil Penelitian

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:13) ”belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”. Adapun menurut Slameto (2003:2) ”belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Pelaksanaan tindakan kelas yang terdiri tiga siklus dapat dijelaskan

bahwa hasil belajar matematika penambahan bilangan 1-10 dengan menggunakan

pengajaran ada peningkatan. Peningkatan yang pertama, siswa lebih aktif dalam

demonstrasi penambahan bilangan 1-10 dengan menggunakan berbagai media

atau alat peraga. Yang kedua, siswa sudah memahami konsep penggunaan tanda

operasi penambahan bilangan. Ketiga, siswa bisa membaca tanda operasi

penambahan bilangan 1-10.

Karena keterbatasan intelegensi siswa tunagrahita sedang yaitu kurang

memahami hal yang bersifat abstrak seperti membaca, menulis, dan berhitung

sangat terbatas.

Oleh karena itu, siswa tunagrahita sedang dalam memahami konsep

penambahan bilangan 1-10 memerlukan berbagai metode agar tidak

membosankan. Siswa yang mengalami kesulitan perlu dibimbing secara

individual. Perlu adanya remidi pada materi pelajaran yang sulit dipahami dan

penggunaan alat peraga yang lebih menarik agar tidak membosankan.

Dalam pelaksanaan penggunaan pengajaran remedial tentang

penambahan bilangan 1-10 bagi anak tunagrahita sedang berjalan secara aktif,

kreatif, menyenangkan dan tidak membosankan.dari ketiga siklus, perbaikan

pembelajaran ternyata untuk tiap – tiap siklus mengalami peningkatan. Semua

dapat dilihat pada tabel kemajuan ketuntasan siswa dalam penambahan bilangan

1-10 dengan menggunakan pengajaran remedial.

Page 71: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxxi

Tabel 5 Perolehan Nilai Evaluasi Penambahan Bilangan 1-10

dengan Menggunakan Pengajaran Remedial

No Nama SiswaKondisi

AwalSiklus Keterangan

I II III

1. Asrizal Ashar 50 60 65 70 Hasil meningkat

2. Ayu Safitri 50 55 55 60 Tuntas

3. Johanes Vicky

Budi Pratama50 55 65 70 Hasil meningkat

Jumlah 150 170 185 200

Rata - rata 50,00 56,60 61,66 66,66

Berdasarkan tabel 5 dapat kita lihat perubahan nilai evaluasi siswa dari

kondisi awal hingga siklus terakhir yaitu mengalami kenaikan:

a. Pada kondisi awal, yang belum tuntas ada 3 siswa.

b. Pada siklus I, siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dan 1 siswa tuntas.

c. Pada siklus II belum tuntas semua.

d. Pada siklus III, 2 siswa mengalami peningkatan dan yang satu siswa sudah

tuntas.

Tabel 6 Tingkat Ketuntasan Siswa dalam Tiga Siklus

No Pembelajaran Siswa Tuntas % Siswa Belum Tuntas %

1. Kondisi awal 0 100

2. Siklus I 33,33 66,66

3. Siklus II 66,66 33,33

4. Siklus III 100 0

Berdasarkan tabel 6 dapat kita lihat perubahan ketuntasan siswa yang

terus membaik. Bila kita gambarkan dalam grafik histogram sebagai berikut:

Page 72: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxxii

0

10

20

30

40

50

60

70

K. Awal Siklus I Siklus II Siklus III

AA

AS

JVBP

Gambar 5. Grafik Histogram Perolehan Nilai Evaluasi Penambahan

Bilangan 1-10 dengan Menggunakan Pengajaran Remedial.

C. Pembahasan

Berdasarkan tindakan yang dilakukan dalam tiga siklus, hasil penelitian

tindakan kelas yang berhubungan dengan keterlibatan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar terlihat siswa yang tadinya tidak aktif, takut dan kurang percaya

diri dapat berkurang atau hilang setelah adanya penerapan penggunaan pengajaran

remedial.

Penggunaan pengajaran remedial dalam matematika tentang

penambahan bilangan 1-10 bagi siswa tunagrahita sedang yang diterapkan dalam

tiap siklus mengalami peningkatan setiap diadakan evaluasi. Pada tindakan awal

banyak siswa yang merasa takut dan kurang percaya diri. Ada siswa yang suka

usil, ”nyeletuk”, mengganggu siswa. Berisik dan suka pindah – pindah tempat

duduk, namun hal ini bisa berkurang setelah ada pembelajaran dengan

menggunakan pengajaran remedial untuk matematika tentang penambahan

bilangan 1-10 dengan benda.

Pada penggunaan pengajaran remedial siswa yang belum tuntas nilainya

diberi remidi atau pengulangan sehingga kesulitan siswa dapat teratasi. Dengan

Page 73: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxxiii

demikian penggunaan pengajaran remedial dapat meningkatkan hasil belajar

matematika tentang penambahan bilangan 1-10, yang telah dilakukan selama tiga

siklus dan menghasilkan perubahan peningkatan hasil belajar sesuai dengan yang

kita harapkan.

Pelaksanaan pengajaran remedial untuk meningkatkan hasil belajar

matematika penambahan bilangan 1-10 pada anak tunagrahita sedang kelas V ini

membutuhkan sarana alat peraga yang bervariasi.

Pada penelitian ini karena keterbatasan alat peraga yang ada di sekolah

tersebut maka guru mengusahakan dengan cara membuat alat peraga sendiri. Hal

ini sangat menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap

siklusnya.

Dengan demikian penggunaan pengajaran remedial untuk meningkatkan

hasil belajar matematika penambahan bilangan 1-10 pada anak tunagrahita sedang

kelas V di SDLB Negeri Purworejo.

Page 74: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxxiv

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil – hasil penelitian dan pembahasan tentang

penggunaan pengajaran remedial untuk meningkatkan hasil belajar matematika

penambahan bilangan 1-10 pada anak tunagrahita sedang kelas V di SDLB Negeri

Purworejo tahun pelajaran 2008 / 2009 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Bahwa penggunaan pengajaran remedial berpengaruh positif terhadap

peningkatan hasil belajar matematika penambahan bilangan 1-10 pada anak

tunagrahita sedang kelas V di SDLB Negeri Purworejo tahun pelajaran 2008 /

2009.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu sebagai berikut :

1. Siswa

Siswa agar lebih merasa senang dan tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar matematika penambahan bilangan 1-10 dengan menggunakan

pengajaran remedial, karena dengan kemampuan penambahan bilangan siswa

dapat melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

2. Guru

Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar matematika bagi anak

tunagrahita sedang hendaknya menggunakan pengajaran remedial, karena

dengan menggunakan pengajaran remedial diharapkan guru dapat

menggunakan berbagai metode dan alat peraga yang menarik perhatian anak.

Page 75: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxxv

3. Lembaga

Sekolah hendaknya menyediakan sarana berupa alat peraga yang dapat

mendukung pelaksanaan pengajaran remedial pada mata pelajaran matematika

bagi anak tunagrahita sedang.

Page 76: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxxvi

DAFTAR PUSTAKA

Bandi Delphie. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama

Cece Wijaya. 2007. Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Depdiknas. 2003. Identifikasi Anak Luar Biasa. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Endang Supartini. 2001. Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remidial. Yogyakarta: UNY.

Hadari Nawawi. 1991. Pengaruh Hubungan Manusia di Kalangan Murid terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.

Ischak S.W dan Wardji. R. 1987. Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Liberty.

Izhar Hasis. 2001. Remedial Teaching. Malang: Departemen Pendidikan Nasional.

--------------. 2003. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.

Maman Rachman. 1998. Manajemen Kelas. Depdikbud.

Moh. Amin & Moh. Surya. 1980. Pengajaran Remedial untuk SPG. Jakarta: Depdikbud.

Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati. 1993. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Rosda Karya.

Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Munzayanah. 2000. Anak Tuna Grahita. Surakarta: Depdikbud.

Rochman Natawijaya. 1980. Pengajaran Remedial Untuk SPG. Jakarta: PD. Andreola.

Page 77: PENGGUNAAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK … fileDan teknik analisis kritis yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

lxxvii

Sarwiji Suwandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

T. Sutjihati Somantri. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT.Refika Aditama.

Sutratinah Tirtonegoro. 1988. Kecenderungan Pada Anak Berkelainan. Yogyakarta: IKIP.

Tompokan J. Runtuhaku. 1996. Pengajaran Matematika Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Depdikbud.

--------------. 2001. Al Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: CV. Asy Syifa

--------------. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS.

Winkel W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Andi offset.