penggunaan nasal kanul beraliran tinggi pada bayi yang sangat prematur setelah ekstubasi

3
Penggunaan Nasal Kanul Beraliran Tinggi Pada Bayi yang Sangat Prematur Setelah Ekstubasi Latar Belakang Penggunaan nasal kanul beralira tinggi mulai dikenal sebagai alternatif untuk kelajutan menjaga tekanan positif (CPAP) untuk bantuan pernafasan non invasif pada bayi yang sangat prematur (masa gestasional <32 minggu) setelah ekstubasi. Bagaimanapun, data dari keamanan dari penggunaan kanul pada populasi ini sangat kurang. Metode Pada peneliian multisenter, rondom dan percobaan noninfeior, kami memasukkan 303 bayi yang sangat prematur untuk mendapatkan pengobatan nasal kanul beraliran tinggi (5-6 liter per menit) atau nasal CPAP (7 cm dari air) setelah ekstubasi. Hasil utama adalah kegagalan pengobatan setealah 7 hari. Kekurangan ditentukan dengan menghitung perbedaan absolut dari resiko hasil primer, batas dari nilai oninferior adalah 20 persen poin. Bayi yang mendapatkan pengobatan dengan nasal kanul beraliran tinggi yang gagal dapat di obati dengan penggunaan nasal CPAP, bayi yang gagal dengan CPAP kembali diintubasi. Hasil Penggunaan nasal kanul beraliran tinggi tidak lebih rendah dibanding nasal CPAP, dengan pengobatan yang gagal mencapai 52 dari 152 bayi(34,2%) pada grup nasal kanul dan 39 dari 151 bayi (25,8%) pada grup CPAP (perbedaan resiko, 8,4% poin, 95% kondifen interval, -1,9 sampai 18,7). Kebanyaka

Upload: apri-rahmadani

Post on 26-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penggunaan nasal kanul beralira tinggi mulai dikenal sebagai alternatif untuk kelajutan menjaga tekanan positif (CPAP) untuk bantuan pernafasan non invasif pada bayi yang sangat prematur (masa gestasional

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Nasal Kanul Beraliran Tinggi Pada Bayi yang Sangat Prematur Setelah Ekstubasi

Penggunaan Nasal Kanul Beraliran Tinggi Pada Bayi yang Sangat Prematur Setelah

Ekstubasi

Latar Belakang

Penggunaan nasal kanul beralira tinggi mulai dikenal sebagai alternatif untuk

kelajutan menjaga tekanan positif (CPAP) untuk bantuan pernafasan non invasif pada bayi

yang sangat prematur (masa gestasional <32 minggu) setelah ekstubasi. Bagaimanapun, data

dari keamanan dari penggunaan kanul pada populasi ini sangat kurang.

Metode

Pada peneliian multisenter, rondom dan percobaan noninfeior, kami memasukkan 303

bayi yang sangat prematur untuk mendapatkan pengobatan nasal kanul beraliran tinggi (5-6

liter per menit) atau nasal CPAP (7 cm dari air) setelah ekstubasi. Hasil utama adalah

kegagalan pengobatan setealah 7 hari. Kekurangan ditentukan dengan menghitung perbedaan

absolut dari resiko hasil primer, batas dari nilai oninferior adalah 20 persen poin. Bayi yang

mendapatkan pengobatan dengan nasal kanul beraliran tinggi yang gagal dapat di obati

dengan penggunaan nasal CPAP, bayi yang gagal dengan CPAP kembali diintubasi.

Hasil

Penggunaan nasal kanul beraliran tinggi tidak lebih rendah dibanding nasal CPAP,

dengan pengobatan yang gagal mencapai 52 dari 152 bayi(34,2%) pada grup nasal kanul dan

39 dari 151 bayi (25,8%) pada grup CPAP (perbedaan resiko, 8,4% poin, 95% kondifen

interval, -1,9 sampai 18,7). Kebanyaka setengah dari bayi dengan pengobatan nasal kanul

beraliran tinggi yang gagal dapat secara signifikan diobati dengan CPAP tanpa intubasi

kembali. Insidensi trauma hidung secara signifikan lebih rendah pada kelompok yang

menggunakan nasal kanul dibandingkan kelompok CPAP (P = 0,01), tetapi tidak ada

perbedaan signifikan dalam tingkat efek samping yang serius atau komplikasi lain .

Kesimpulan

Meskipun hasil l primer yang didapat dekat dengan batas terendah , tingkat

keberhasilan dari nasal kanul mirip dengan CPAP sebagai alat bantu pernafasan bayi yang

sangat prematur setelah ekstubasi.

Di Amerika Serikat, sekitar 75.000 bayi tergolong sangat prematur (usia kehamilan,

<32 minggu) di tahun 2011, 1 bayi yang sangat prematur memiliki mortalitas dan morbiditas

Page 2: Penggunaan Nasal Kanul Beraliran Tinggi Pada Bayi yang Sangat Prematur Setelah Ekstubasi

lebih tinggi daripada bayi cukup bulan, karena sebagian mereka lebih rentan terhadap

kegagalan pernapasan dan sering membutuhkan ventilasi mekanis melalui tabung endotrakeal

setelah kelahiran. Setelah mereka selesai dari masalah pernapasan akut mereka, cara terbaik

untuk mencapai sukses setelah ekstubasi menggunakan i ventilasi mekanis masih

kontroversial. CPAPdikenal lebih unggul jika tidak ada tekanan positif dan merupakan

standar dari penanganan repsirasi noninvasif pada bayi yang sangat prematur.karena nasal

kanul berliran tinggi lebih sederhana dan lebih kecil dibandingkan cabang dari CPAP pada

bayi, kanul tersebut dilihat lebih mudah digunakan, lebih nyaman untuk bayi dan memiliki

keuntungan untuk ikatan antara ibu dan bayi, penggunaan nasal kanul beraliran tinggi

semakin meningkat popularitas nya untuk bantuan respirasi non invasif di perawatan khusus

neonatus diseluruh dunia. Pada tahun 2008, alat mulai digunakan hingga 2 sampai tiga dari

unit akademik neonatal di Amerika Serikat. Nasal kanul beraliran tinggi digunakan untuk

mencegah kegagalan ekstubasi pada bayi prematur, dengan aliran 2-8 liter per menit.

Bagaimanapun, sedikit bukti yang menyatakan resiko dan keuntungan dari tekhnik baru ini.

Beberapa mekanisme dari nasal kanul beraliran tinggi pada bayi prematur telah diungkapkan,

tetapi kontibusi dari tiap tiap penelitian tidak dapat didefenisikan. Lebih lanjut, persetujuan

telah dilakukan bahwa penggunaan dari tekanan distending yang tidak diatur daru pemakaian

nasal kanul beraliran tinggi dapat mencederai paru-paru.

Kami membuat hipotesis bahwa nasal kanul beraliran tinggi adalah alternatif yang

sesuai untuk CPAP nasal, walaupun alat tersebut tidak memberikan bantuan respirasi yang

superior. Kami melakukan sebuah multisenter, secara random, percobaan noninferior dari

nasal kanul beraliran tinggi, sebagai perbandingan dengan CPAP nasal, sebagai bantuan

respirasi setelah ekstubasi pada bayi prematur yang lahir pada masa kehamilan kurang dari 32

minggu.