penggunaan modul hasil penelitian...

75
PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI DATA PADA SISWA KELAS X SMA SKRIPSI Oleh: BADRISYIYANI EKO WULANDARI K4307021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lamanh

Post on 06-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI

DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI

DATA PADA SISWA KELAS X SMA

SKRIPSI

Oleh:

BADRISYIYANI EKO WULANDARI

K4307021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

ii

PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI

DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI

DATA PADA SISWA KELAS X SMA

Oleh:

BADRISYIYANI EKO WULANDARI

K4307021

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Muzayyinah, M. Si Harlita, S. Si, M.SiNIP. 19640406 199103 2 001 NIP. 19690401 199802 2 001

Page 4: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd. .……………

Sekretaris : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Pd .......................

Anggota I : Dra. Muzayyinah, M. Si ……………..

Anggota II : Harlita, S. Si, M.Si ……………..

Disahkan olehFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret SurakartaDekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 196007271987021001

Page 5: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

v

ABSTRAK

Badrisyiyani Eko Wulandari. PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBERBELAJAR BIOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI DATA PADA SISWA KELAS X SMA. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2012.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang hasilnya diimplementasikan pada pembelajaran biologi kelas X SMA. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui genus dari jamur yang terdapat dalam tape talas, (2) untuk mengetahui pengaruh penerapan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknya terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta.

Implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi kelas X SMA inimerupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). Variabel bebas berupa sumber belajar biologi berupa modul dan variabel terikat adalah keterampilan menginterpretasi data siswa. Populasi penelitian identifikasi fungi dalam tape talas adalah fungi yang terdapat dalam tape talas. Populasi implementasi hasil penelitian pada proses pembelajaran pada pokok bahasan fungi adalah seluruh siswa siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Sampel penelitian adalah siswa kelas X.3 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas X.4 sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data identifikasi fungi dalam tape talas dengan eksperimen dan dokumentasi sedangkan implementasi hasil penelitian terhadap keterampilan menginterpretasi data pada pokok bahasan fungi dengan lembar observasi. Teknik analisis data dengan menggunakan uji t.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) ditemukan dua jenis yaitu genus Saccharomyces dan genus Aspergillus dilihat dari ciri morfologi, (2) pemanfaatan modul hasil penelitianidentifikasi fungi dalam tape talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknyaberpengaruh nyata terhadap keterampilan menginterpretasi data pengamatan siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Kata Kunci: identifikasi fungi, sumber belajar, keterampilan menginterpretasi data

Page 6: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

vi

ABSTRACT

Badrisyiyani Eko Wulandari. THE IMPLEMENTATION OF RESEARCH RESULTS OF THE FUNGAL IDENTIFICATION IN TARO TAPE AS A MODUL-BASED LEARNING SOURCE TOWARDS THE INTERPRETINGDATA SKILL OF THE XTH GRADE OF SMA. Thesis, Surakarta: Biology Education Department of Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, Januari 2012.

Keywords: fungal identification, learning source, interpreting data skill

This research aimed to find out: (1) the kinds genus of fungal in taro tape according to their morphological characteristics, (2) the effect of the utilization of the research result of identification as a modul-based learning source towards the interpreting data skill of the X grade of SMA.

This study was a quasi-experimental studies using observation. The independent variable of the research was the modul-based learning source whereas the dependent variable was the interpreting data skill. The population of the study was the entire class X at SMA Al Islam 1 Surakarta Academic Year 2011/2012. The sample were taken toward fait control and experiment group. The sample was taken by using cluster random sampling method. The data of implementation of the learning material was taken using documentation procedures and observation. The proposed hypothesis were tested using t-test.

The conclusion of this research were: (1) there are two kind of fungal in tarotape, i.e. genus Saccharomyces dan genus Aspergillus which identified according to their morphological characteristics, (2) the utilization of the research result of fungalidentification in taro tape as modul-based learning source has a tangible impact towards theinterpreting data skill of the X grade of SMA Al Islam 1 Surakarta academic year 2011/2012.

Page 7: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

vii

MOTTO

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai

sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak.

(Al Baqarah: 216)

Jadilah diri sendiri setiap waktu

(Cathie Balck)

Bila kita melihat keadaan dengan kacamata negatif, maka hidup akan tertekan, tapi sebaliknya bila

melihat keadaan dengan kacamata positif maka akan mendapat kepuasan dan kebahagiaan...so belajar

untuk selalu Positive Thingking agar hati tenang, nyaman dan bisa termasuk golongan orang-orang

yang bersyukur.

(Penulis)

Page 8: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Ibu, Ibu, dan Ibuku tersayang wanita terhebat di dunia bagiku..terima

kasih tiada terkira untukmu Ibu. Tak akan pernah terputus doa

kupanjatkan untukmu Ibu...

Bapak, atas nasihat, segala pengertian dan kasih sayangnya

Bapak…terima kasih sedalam-dalamnya...I Love U

Adik-adikku tersayang ( Trias Angelia Ramadhani dan Dian Indah

Sulistyaningrum) yang selalu memberikan warna dalam hari-hariku.

Bu Yayin dan Bu Lita, terima kasih atas bimbingan dan nasehatnya…

Ibu Ira, Ibu Michel, murid-muridku, seluruh staf karyawan SMA Al Islam

1 Surakarta yang telah membantu dalam penelitian.

Desy, Peny, Maya, Devy, Mayang, Siti, Raras, Dini, Ana, Nisa, Alyuni

yang selalu memberikan semangat dan kekuatan dalam setiap

kebersamaan kita.. our friendship will never die, lingkaran yang kita buat

tidak akan pernah ada ujungnya.

Bram, Nining dan Titis, perjuangan kita sungguh indah.. terimakasih

untuk semangat yang selalu diberikan..

Bioholic ’07 yang menorehkan banyak kenangan dalam hidupku..

Para inspiratorku, yang selalu membantuku, yang selalu mendoakan

aku,,,terima kasih…

Almamater.

Page 9: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENGGUNAAN

MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI DALAM TAPE

TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI DATA PADA

SISWA KELAS X SMA.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar

sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya

hambatan yang ada dapat teratasi. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Dra. Muzayyinah, M. Si, selaku pembimbing I yang selalu memberikan

bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Harlita, S. Si, M.Si, selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan

dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Drs. Riyanto selaku Kepala SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah memberi ijin

dalam penelitian.

Page 10: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

x

7. Ibu Ira dan Ibu Michel selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi

bimbingan dan bantuan selama penelitian.

8. Siswa kelas X.3 dan X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

9. Siswa kelas X.2 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

10. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan support baik moral maupun

spriritual.

11. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 11: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

xi

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... iHALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ivHALAMAN ABSTRAK..........................................................................HALAMAN ABSTRACT .......................................................................

vvi

HALAMAN MOTTO.............................................................................. viiHALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viiiKATA PENGANTAR ............................................................................. ixDAFTAR ISI ........................................................................................... xiDAFTAR TABEL ................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR .............................................................................. xivDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvBAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1B. Perumusan Masalah .................................................................. 3C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5

1. Fungi Dalam Tape Talas.....................................................a. Talas................................................................................b. Fermentasi......................................................................

1) Pengertian Fermentasi..............................................2) Mekanisme Fermentasi.............................................

c. Tape.................................................................................1) Istilah Tape............................................................2) Proses Pembuatan Tape..............................................

d. Fungi dalam Tape...........................................................2. Sumber Belajar....................................................................3. Keterampilan Menginterpretasi Data..................................

55779101011121620

B.C.

Kerangka Pemikiran ................................................................Hipotesis...................................................................................

2224

BAB III. METODE PENELITIAN I. Penelitian Pembuatan Tape......................................................... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 251. Tempat Penelitian ............................................................... 252. Waktu Penelitian ................................................................. 25

B. Metode Penelitian ..................................................................... 25 C. Data dan Sumber Data ............................................................ 25

Page 12: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

xii

D. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 26 E. Prosedur Penelitian................................................................... 26

II. Aplikasi Hasil Penelitian.......................................................... 27A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................

1. Tempat Penelitian................................................................2. Waktu Penelitian..................................................................

272727

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..............................1. Populasi Penelitian.............................................................2. Sampel Penelitian..............................................................3. Teknik Pengambilan Sampel..............................................

28282828

C.

D. E.

Teknik Pengumpulan Data ......................................................1. Variabel Penelitian.............................................................2. Metode Pengumpulan Data................................................3. Analisis Instrumen..............................................................Rancangan Penelitian…………………………………………Teknik Analisis Data...............................................................

292929303132

1. Uji Kesetimbangan.............................................................. 322. Uji Hipotesis ....................................................................... 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Data ……..……………………………………….......

1. Data Identifikasi Fungi……………….................................a) Fungi dalam Tape Talas…………………………………..b) Deskripsi Fungi dalam Tape Talas ………………………c) Deskripsi Jenis Fungi dalam Tape Talas…………………d) Deskripsi Penerapan Hasil Penelitian…………………….

2. Deskripsi Data Implermerntasi Hasil Penelitian …………..B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ……………..……………..C. Pengujian Hipotesis……………………………………………D. Pembahasan……………………………………………………

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

35354040414344484950

A. Simpulan ................................................................................... 56 B. Implikasi ................................................................................... 56 C. Saran ......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 58LAMPIRAN ............................................................................................ 61

Page 13: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

xiii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1. Kandungan Gizi Talas ................................................................. 6Tabel 2. Kandungan Gizi Ragi Tape………………………….................. 13Tabel 3. Kandungan Mikroorganisme dalam Ragi......………............…… 14Tabel 4. Peranan Mikroorganisme dalam Ragi Tape ................................. 15Tabel 5. Rancangan Penelitian .................................................................. 31Tabel 6. Daftar Hasil Identifikasi Fungi dalam Tape Talas.……………… 35Tabel 7. Hasil Identifikasi Fungi dalam Tape Talas.................................... 35Tabel 8. Karakteristik Isolat Fungi secara Makroskopis ............................ 36Tabel 9. Karakteristik Isolat Fungi secara Makroskopis............................. 36Tabel 10. Daftar Hasil Identifikasi Fungi dalam Tape Talas……………… 40Tabel 11. Perbandingan Ciri Morfologi Fungi ............................................. 42Tabel 12. Hasil Analisis Rata-rata Nilai Setiap Indikator LO

Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Kontrol......................45

Tabel 13. Hasil Analisis Rata-rata Setiap Indikator LOKeterampilan Menginterpretasi Data Kelas Eksperimen................

46

Tabel 14. Data Nilai rata-rata keterampilan menginterpretasidata siswa.......................................................................................

47

Tabel15 Hasil Uji Normalitas keterampilan menginterpretasi data pengamatan.....................................................................................

49

Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas keterampilan menginterpretasi data…….. 49Tabel17. Hasil Perhitungan Uji t ….............................................................. 50

Page 14: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

xiv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 1. Talas …………........................................................................ 5Gambar 2.Gambar 3.Gambar 4.Gambar 5.Gambar 6.Gambar 7.Gambar 8.Gambar 9.Gambar 10.Gambar 11.Gambar 12.

Reaksi fermentasi gula oleh Saccharomyces cereviseae..........Alur proses fermentasi…………………………..……………Askus dan askospora…………………………………………….Paradikma pemikiran………………………….………………Genus Saccharomyces…………………………………………..….Genus Aspergillus…………………………………………………...Spesies a: Aspergillus sp, spesies b: Saccharomyces sp………Reaksi fermentasi gula oleh Saccharomycess cereviseae……..Rata-rata Nilai Setiap Indikator Kelas Kontrol………………Rata-rata Nilai Setiap Indikator Kelas Eksperimen………….Nilai Rata-rata Keterampilan menginterpretasi data...............

1011172337373843464748

Page 15: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

xv

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran 1. Instrumen Penelitian

a. Silabus ................…………………………………...………………..b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...........................c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen …….............d. Lembar Kerja Siswa . ..........................................................................e. Modul Fungi......…………………………………………………….f. Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data....g. Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data....................

Lampiran 2. Data Hasil Penelitiana. Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas

Kontrol………………………………………………………………..b. Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas

Eksperimen..........................................................................................c. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X3 (kontrol).......................................a. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X4 (eksperimen) ...............................d. Daftar Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Kontrol…...e. Daftar Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Eksperimen.

Lampiran 3. Uji Prasyarata. Uji Kemampuan Awal .........................................................................b. Uji Normalitas Kemampuan Awal ……...…………………………...c. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ……..…………………………d. Uji Kesetimbangan……………………………………………….......e. Uji Normalitas ……………………………………………………….f. Uji Homogenitas……………………………………………………..

Lampiran 4. Uji Hipotesisa. Uji t-test……………………………………………………………..

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitiana. Identifikasi Fungi………………….. ................................….............b. Dokumentasi Kelas Kontrol..........................………..........................c. Dokumentasi Kelas Eksperimen…………………………………….

Lampiran 6. Perijinan

636788116127141143

148

150

154155156157

159159160161163164

166

168171173

176177178

Page 16: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tape merupakan makanan tradisional yang sangat populer di Indonesia.

Tape biasanya dibuat dari beras ketan dan ketela pohon yang kaya akan kandungan

karbohidrat. Alternatif bahan yang bisa digunakan dalam pembuatan tape selain dari

beras ketan dan singkong adalah dari talas (Colocasia esculenta L.) Talas merupakan

umbi-umbian yang juga mengandung karbohidrat cukup tinggi, protein, lemak, dan

vitamin.

Proses pembuatan tape dimulai dengan proses fermentasi. Proses fermentasi

yang terjadi selama pembuatan tape tidak terlepas dari peranan mikroba yang terdapat

pada ragi tape, mikroorganisme yang terdapat dalam ragi tape berasal dari golongan

kapang, khamir dan bakteri. Identifikasi fungi pada tape sangat perlu dilakukan untuk

mengetahui fungi apa saja yang terlibat aktif dalam proses pembuatan tape.

Hasil identifikasi fungi yang dilakukan bisa diaplikasikan di dunia

pendidikan yaitu sebagai literatur dan sumber belajar pada materi fungi/jamur. Hasil

identifikasi tersebut dapat memberikan informasi tentang berbagai fungi meliputi

bentuk dan ciri morfologinya. Hasil identifikasi juga dapat memberikan informasi

tentang peranan mikroba khususnya kapang dan khamir yang termasuk dalam

golongan fungi atau jamur dapat dijadikan alternatif sumber belajar pada pokok

bahasan jamur atau fungi. Konsep pembelajaran biologi yang diajarkan pada siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya pokok bahasan jamur tertuang pada

kompetensi dasar yang sudah ditetapkan yaitu “mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-

jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta

peranannya bagi kehidupan” Kompetensi dasar ini menuntut siswa memiliki penga-

laman belajar berupa kemampuan mengenali ciri–ciri morfologi jamur baik tingkat

mikroskopis maupun makroskopis, melakukan kajian literatur mengenai cara

Page 17: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

2

reproduksi jamur, memahami informasi tentang peranan jamur dalam kehidupan dan

melakukan praktek pembuatan jenis makanan olahan dengan fermentasi jamur.

Keberhasilan pencapaian kompetensi dasar tersebut sangat terkait dengan

proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh proses

belajar dan aktivitas siswa. Pencapaian kompetensi tersebut diperlukan keterampilan-

keterampilan pada proses pembelajaran khususnya biologi karena pada dasarnya

pembelajaran biologi tidak lepas dari proses dan keterampilan-keterampilan untuk

memahami konsep dan sekaligus sebagai bekal untuk pendidikan yang lebih lanjut

dengan adanya keterampilan yang dilatih di sekolah.

Keterampilan-keterampilan proses belajar yang dapat dikembangkan di sekolah

dalam pembelajaran biologi khususnya antara lain merencanakan penelitian, menyusun

hipotesis, mengendalikan variabel, bereksperimen, observasi, menginterpretasi data, dan

mengkomunikasikan hasil pengamatan. Keterampilan menginterpretasi data pengamatan

merupakan keterampilan yang seyogyanya dikembangkan dalam proses pembelajaran

biologi. Keterampilan menginterpretasi data pengamatan adalah keterampilan dasar yang

harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran Sains khususnya biologi yang pada dasarnya

mata pelajaran ini tidak lepas dari penelitian dan percobaan ilmiah. Keterampilan ini harus

dikembangkan dan dilatih kepada siswa agar tidak mengalami kesulitan dan bisa menjadi

tolak ukur keberhasilan dalam suatu percobaan ilmiah. Menginterpretasi data pengamatan

dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain mencatat pengamatan,

menjelaskan data pengamatan, mengorganisasikan data dalam tabel/gambar, menentukan

pola hubungan sebab akibat, membandingkan data dengan teori, mendefinisikan makna dari

gambar, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian/percobaan di dunia

sains bisa dipahami oleh semua orang dengan adanya interpretasi data.

Inovasi pembelajaran juga bisa dilakukan dengan mengubah pola pembelajaran

yang selama ini hanya bersumber pada buku paket dan lembar kerja siswa (LKS) menjadi

pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang relevan dengan

materi yang diajarkan. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan memperkaya sumber

belajar yang digunakan oleh siswa salah satunya dengan memanfaatkan modul hasil

Page 18: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

3

penelitian biologi. Modul hasil penelitian yang dipakai dalam pembelajaran biologi di

kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta ini membahas mengenai fungi meliputi ciri

morfologi dan struktur dari fungi khususnya fungi dalam tape talas dan peranan

dalam kehidupan sehari–hari yaitu proses pembuatan tape yang melibatkan jamur

tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian dengan

judul :

“PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI

FUNGI DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI

DATA PADA SISWA KELAS X SMA”

B. Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Apa sajakah genus dari jamur yang berperan dalam pembuatan tape talas?

2. Adakah pengaruh penggunaan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam

tape talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknya terhadap keterampilan

menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui genus dari jamur yang terdapat pada tape talas.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan modul hasil penelitian identifikasi fungi

dalam tape talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknya terhadap

keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012.

Page 19: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain

1. Bagi Siswa

a. Melatih keterampilan menginterpretasi data sebagai salah satu kompetensi yang

harus dimiliki

b. Memberikan alternatif sumber belajar yang dapat memperkaya informasi tentang

konsep pembelajaran biologi

2. Bagi guru

a. Masukan bagi guru untuk menyusun sumber belajar alternatif selain buku paket

sebagai upaya inovasi pembelajaran

b. Memberi masukan bagi guru dalam mengembangkan keterampilan

menginterpretasi data pada siswa

3. Bagi institusi

Memberi saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran

yang melatih keterampilan menginterpretasi data siswa secara umum pada tahap

berikutnya

Page 20: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Fungi Dalam Tape Talas

a. Talas

Talas dalam sistematika tumbuhan menurut Gembong Tjitrosoepomo

(1990:342-345) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Gambar 1. Talas

a. Kingdom : Plantae

b. Divisi : Spermatophyta

c. Class : Dicotyledoneae

d. Ordo : Arales

e. Famili : Araceae

f. Genus : Colocasia

g. Spesies : Colocasia esculenta

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih

dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa

nama umum yaitu Taro dan Old cocoyom (Kemal Prihatman, 2000:1)

Talas merupakan tanaman dengan sistem perakaran serabut, liar dan pendek.

Umbi dapat mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk silinder atau bulat, berukuran 30cm

Page 21: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

6

x 15 cm, berwarna coklat. Daun berbentuk perisai atau hati, lembaran daunnya 20-50

cm panjangnya, dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya, warna pelepah

bermacam-macam. Perbungaan terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai. Bunga

jantan dan bunga betina terpisah. Buah bertipe buah buni. Biji banyak, berbentuk

bulat telur, panjangnya 2 mm (Arentyba, 2011:1).

Talas merupakan umbi berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat.

Kulit talas bewarna kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas

pertumbuhan akar. Warna daging putih keruh. Kandungan kimia dalam talas

dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar

sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Talas berkembang biak dengan

anakan, sulur umbi anakan atau pangkal umbi serta bagian pelepah daunnya (Arie

Cyberedan, 2011:1).

Talas merupakan sumber pangan yang penting karena selain merupakan

sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas juga mengandung beberapa unsur

mineral dan vitamin sehingga dapat dijadikan bahan obat-obatan. Komposisi zat

yang terkandung dalam 100 gram talas dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Kandungan gizi Talas per 100 gram BahanKomponen Satuan T. mentah T. Rebus

Energi Kalori 120 108 Protein Gram 1,5 1,4 Lemak Gram 0,3 0,4 Karbohidrat Gram 28,2 25 Kalsium Miligram 31 47 Fospor Miligram 67 67 Besi Miligram 0,7 0,7 Abu Gram 0,8 0,8 Vitamin C Miligram 2 4 Vitamin B1 Miligram 0,05 0,06 Air Gram 69,2 72,4 Bagian yang dapat % 85,0 - DimakanSumber : Dewi Sabita (2011:26)

Page 22: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

7

b. Fermentasi

1) Pengertian Fermentasi

Johan W. von Mollendorff (2008:14) mengungkapkan fermentasi

merupakan proses perubahan biokimia dari substrat karena adanya aktivitas dari

mikroba dan enzim yang dikeluarkan oleh mikroba tersebut. Pada proses fermentasi

terjadi peningkatan nutrisi dan kualitas organoleptik.

Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab

fermentasi pada substrat organik sesuai. Menurut Winarno (1984:10) terjadinya

proses fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat pangan sebagai akibat

pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut.

Fermentasi pada dasarnya merupakan suatu proses enzimatik dimana enzim

yang bekerja mungkin sudah dalam keadaan terisolasi yaitu dipisahkan dari selnya

atau masih dalam keadaan terikat di dalam sel. Pada beberapa proses fermentasi yang

menggunakan sel mikroba, reaksi enzim mungkin terjadi sepenuhnya di dalam sel

mikroba karena enzim yang bekerja bersifat intraselular. Pada proses lainnya reaksi

enzim terjadi di luar sel karena enzim yang bekerja bersifat ekstraseluler (Srikandi

Fardiaz, 1988:6).

Menurut Hidayat (2000:23) fermentasi tape yang paling baik terjadi pada

kondisi mikroaerob, karena pada kondisi anaerob kapang tidak mampu tumbuh

sehingga kapang tidak mampu menghidrolisis pati, sedangkan pada kondisi aerob,

pertumbuhan kapang dan khamir berlangsung baik tetapi aroma yang dikehendaki

tidak muncul.

Keberhasilan proses fermentasi dipengaruhi beragam faktor dan kondisi

lingkungan. Winarno dan Fardiaz (1984:63-65) mengungkapkan beberapa faktor

yang mempengaruhi keberhasilan fermentasi

a) Keasaman

Makanan yang mengandung asam biasanya tahan lama, tetapi jika oksigen

cukup jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus,

maka daya tahan awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat keasaman

Page 23: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

8

sangat berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik

untuk pertumbuhan bakteri adalah 3,5 - 5,5.

b) Mikroba

Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di

laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.

Pembuatan makanan dengan cara fermentasi di Indonesia pada umumnya tidak

menggunakan kultur murni sebagai contoh misalnya ragi pasar mengandung

beberapa ragi diantaranya Saccharomyces cereviseae yang dicampur dengan tepung

beras dan dikeringkan. Kultur murni biasa digunakan dalam fermentasi misalnya

untuk pembuatan anggur, bir, keju, sosis, dan lain-lainnya.

c) Suhu

Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama

fermentasi. Setiap mikroorganisme memiliki suhu maksimal pertumbuhan, suhu

minimal pertumbuhan dan suhu optimal. Suhu pertumbuhan optimal adalah suhu

yang memberikan pertumbuhan terbaik dan perbanyakan diri tercepat.

d) Alkohol

Mikroorganisme yang terkandung dalam ragi tidak tahan terhadap alkohol

dalam kepekatan (kadar) tertentu, kebanyakan mikroba tidak tahan pada konsentrasi

alkohol 12 – 15 %

e) Oksigen

Oksigen selama proses fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk

memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu, ragi yang

menghasilkan alkohol dari gula lebih baik dalam kondisi anaerobik. Setiap mikroba

membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau

membentuk sel-sel baru dan untuk proses fermentasi. Misalnya Saccharomyces

sp yang melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih cepat pada keadaan

anaerobik, akan tetapi mengalami pertumbuhan lebik baik pada keadaan aerobik

sehingga jumlahnya bertambah banyak

Page 24: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

9

f) Substrat dan Nutrien

Mikroorganisme memerlukan substrat dan nutrien yang berfungsi untuk

menyediakan :

a) Energi, biasanya diperoleh dari substansi yang mengandung karbon, yang

salah satu sumbernya adalah gula.

b) Nitrogen, sebagian besar mikroba yang digunakan dalam fermentasi berupa

senyawa organik maupun anorganik sebagai sumber nitrogen. Salah satu

contoh sumber nitrogen yang dapat digunakan adalah urea.

c) Mineral, yang diperlukan mikroorganisme salah satunya adalah phospat yang

dapat diambil dari pupuk TSP.

d) Vitamin, sebagian besar sumber karbon dan nitrogen alami mengandung

semua atau beberapa vitamin yang dibutuhkan. Defisiensi vitamin tertentu

dapat diatasi dengan cara mencampur berbagai substrat sumber karbon atau

nitrogen.

2) Mekanisme Fermentasi

Salah satu substrat utama yang dipecah dalam proses fermentasi adalah

karbohidrat, karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati berupa gula sederhana,

heksosa, pentosa, pati, pektin, selulosa dan lignin. Pada umumnya karbohidrat dapat

dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.

Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat tediri dari lima atau enam atom

carbon (C), oligosakarida merupakan polimer dari 2–10 monosakarida, dan

polisakarida merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida.

Salah satu jenis polisakarida adalah pati yang banyak terdapat dalam serealia dan

umbi–umbian. Selama proses pematangan, kandungan pati berubah menjadi gula-

gula pereduksi yang akan menimbulkan rasa manis (Winarno, 2002:17-18)

Fermentasi gula oleh ragi dapat menghasilkan etil alkohol dan karbon

dioksida menjadi dasar dari pembuatan tape.

Page 25: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

10

C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + 22 kkal

Gambar 2. Reaksi Fermentasi Gula oleh Saccharomyces cereviseae

Winarno dan Fardiaz (1990:68) berpendapat di dalam proses fermentasi,

kapasitas mikroba untuk mengoksidasi tergantung dari jumlah aseptor elektron

terakhir yang dapat dipakai. Sel–sel melakukan fermentasi menggunakan enzim–

enzim yang akan mengubah hasil dari reaksi oksidasi, dalam hal ini yaitu asam

menjadi senyawa yang memiliki muatan lebih positif, sehingga dapat menangkap

elektron terakhir dan menghasilkan energi.

Khamir lebih cenderung memfermentasi substrat karbohidrat untuk

menghasilkan etanol bersama sedikit produk akhir lainnya jika tumbuh dalam

keadaan anaerobik.

Etanol memiliki nama lain alkohol, aethanolum dan etil alkohol merupakan

cairan yang bening, tidak berwarna, mudah mengalir, mudah menguap serta mudah

terbakar dengan api biru tanpa asap. Etanol dapat larut dalam air, kloroform, eter,

gliserol, dan hampir dapat larut dalam semua jenis pelarut organik lainnya.

c. Tape

1) Istilah tape

Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia. Tape dibuat dari bahan makanan yang mengandung

karbohidrat seperti singkong, ketan dan bahan-bahan lain yang mengandung tepung/

karbohidrat.

Tape merupakan makanan tradisional hasil fermentasi yang mempunyai rasa

manis, beraroma alkohol dan mempunyai tekstur yang lunak seperti pasta. Tape

merupakan makanan olahan hasil industri rumah tangga. Substrat yang dipakai

biasanya adalah beras ketan atau singkong (Gloria Lim, 1991:89)

Winarno (1984:59) mengungkapkan suatu bahan disebut tape apabila bahan

yang telah diragikan berubah menjadi lebih lunak, rasa manis keasam-asaman

dan berbau alkohol. Hal ini disebabkan oleh kegiatan mikroba-mikroba tertentu

Saccharomyces cereviseae

Page 26: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

11

yang dapat menghasilkan enzim yang mampu merombak subtrat menjadi gula

dan alkohol.

2) Proses Pembuatan Tape

Proses pembuatan tape dari tinjauan Teknik Kimia merupakan proses

konversi karbohidrat (pati) yang terkandung dalam talas menjadi gula kemudian

berlanjut menjadi alkohol melalui proses biologi dan kimia (biokimia) berikut:

Hidrolisis Fermentasi

Pati Glukosa Alkohol

Proses hidrolisis melalui reaksi sebagai berikut :

Hidrolisis

(C6H10O5)n + n H2O n(C6H12O6)

Fermentasi oleh ragi, misalnya Saccharomyces cereviseae dapat

menghasilkan etil alkohol (etanol) dan CO2 melalui reaksi sebagai berikut :

Ragi

(C6H12O6) 2C2H5OH + 2 CO2

Gambar 3. Alur Proses Fermentasi

1. Hidrolisis (Perebusan)

Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa

pecah atau terurai. Dalam pembuatan tape, tahap hidrolisis diwakili oleh tahap

perebusan substrat. Reaksi hidrolisis merupakan reaksi orde satu karena air yang

digunakan berlebih, sehingga perubahan air dapat diabaikan.

Reaksi hidrolisis dapat terjadi pada semua ikatan yang menghubungkan

monomer yang satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh produk berupa glukosa.

Buckle (2003:3) menyatakan bahwa dalam proses fermentasi sederhana dari

proses hidrolisis pati yaitu dengan perebusan. Perebusan penting untuk dilakukan

untuk mempermudah proses fermentasi dan untuk meningkatkan nilai produksi.

2. Fermentasi Gula Menjadi Alkohol

Enzim yang mampu memecah glukosa menjadi alkohol dan CO2 adalah

enzim komplek yang disebut Zimase yang dihasilkan oleh genus Saccharomyces.

Page 27: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

12

Proses ini terus berlangsung dan akan terhenti jika kadar etanol sudah meningkat

sampai tidak dapat diterima lagi oleh sel-sel khamir. Tingginya kandungan

alkohol akan menghambat pertumbuhan khamir dan hanya mikroba yang toleran

terhadap alkohol yang dapat tumbuh.

3. Pembentukan Asam

Apabila proses fermentasi tape terus berlanjut maka terbentuk asam asetat

karena adanya bakteri Acetobacter yang sering terdapat pada ragi yang

bersifat oksidatif. Metanol yang dihasilkan dari penguraian glukosa akan

dipecah oleh Acetobacter menjadi asam asetat, asam piruvat, dan asam laktat.

Asam piruvat adalah produk antara yang terbentuk pada hidrolisis gula menjadi

etanol. Asam piruvat dapat diubah menjadi etanol dan asam laktat.

4. Pembentukan Ester

Alkohol yang dihasilkan dari penguraian glukosa oleh khamir akan

dipecah menjadi asam asetat pada kondisi aerobik. Pada proses fermentasi lanjut,

asam-asam organik yang terbentuk seperti asam asetat akan bereaksi dengan

etanol membentuk suatu ester aromatik sehingga tape memiliki rasa yang khas.

d. Fungi dalam Tape

Tape merupakan makanan hasil dari proses fermentasi. Fermentasi tersebut

tidak lepas dari peranan suatu mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut terdapat

dalam starter dalam pembuatan tape yaitu ragi. Ragi merupakan starter atau inokulum

tradisional Indonesia untuk membuat berbagai macam makanan fermentasi seperti

tape, brem cair atau padat. Mikroba yang terkandung dalam ragi umumnya berupa

kultur campuran (mixed culture) yang terdiri dari kapang, khamir, dan bakteri.

Susanto (1994:31) menyatakan bahwa ragi yang mengandung mikoflora

seperti kapang, khamir dan bakteri dapat berfungsi sebagai starter fermentasi. Selain

itu ragi juga kaya akan protein yaitu sekitar 40-50% jumlah protein ragi tersebut

tergantung dari jenis bahan penyusunnya.

Dwidjoseputro(1976:1) berpendapat bahwa ragi mengandung beberapa

macam spesies fungi yang bergabung dan bekerja sama dalam proses fermentasi

Page 28: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

13

alkohol. Mikroorganisme tersebut yang membantu dalam pembuatan tempe, roti,

arak, dan kecap.

Ko Swan Djien (1972:976) berpendapat bahwa dalam proses fermentasi

tradisional dalam pembuatan tape selalu dibantu dengan penambahan ragi. Ragi

tersebut terbuat dari rempah-rempah yang mengandung kapang dan khamir. Kapang

dan khamir yang terdapat dalam ragi tersebut ada secara alami.

Prihatiningsih (2000:18) ragi mengandung sejumlah zat gizi antara lain

karbohidrat, protein, lemak, vitamin B, dan fosfor. Kandungan gizi ragi dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Gizi Ragi Setiap 100 gramKandungan gizi Kandungan dalam 100 gramKalori 136 kalProtein 43,0 gLemak 2,4 gKarbohidrat 3,0 gKalsium 140 mgFosfor 1900 mgBesi 20,0 mgVitamin A 0Vitamin B 16000 mgAir 10 g

Sumber: Direktorat Depkes RI (1981)Kandungan ragi tersebut sangat memungkinkan untuk fungi yaitu kapang

dan khamir serta bakteri dapat hidup baik dengan didukung oleh substrat yang baik

pula.

Ragi yang sering digunakan dalam pembuatan tape di daerah Solo sekitar

adalah ragi NKL (Na Kok Liong). Ragi NKL berbentuk bulat pipih dengan diameter

4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat

mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya

diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa jenis mikroorganisme yang terdapat dalam

ragi adalah Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp.,

Saccharomyces cerevicae, Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain (Tim

Ristek.2007). Ragi tape NKL terbuat dari campuran beras dan rempah–rempah,

Page 29: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

14

secara umum ragi tape mengandung berbagai jenis mikroorganisme dari golongan

kapang, kamir, dan bakteri Kandungan mikroorganisme yang terdapat pada ragi tape

merk NKL ( Na Kok Liong) disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan Mikroorganisme dalam Ragi tape NKL ( Na Kok Liong)Asal Daerah Jenis Mikroorganisme

Semarang Chlamydomucor oryzae., Saccharomycopsis sp. 1,Saccharomyces sp.

Yogyakarta Chlamydomucor oryzae., Mucor rouxii,Saccharomycopsis sp 1., Saccharomyces sp

Madiun Chlamydomucor oryzae., Saccharomycopsis sp 2 ,Saccharomyces sp.

Sumber : Dyah Raharjanti (2006:31)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyah Raharjanti (2006:31)

menunjukkan sampel ragi tape merk NKL (Na Kok Liong) yang berasal dari tiga

daerah yaitu Semarang, Yogyakarta dan Madiun diperoleh 5 jenis kapang dan khamir

yang dapat dikelompokkan menjadi 4 genus yaitu Mucor,

Chlamydomucor,Saccharomycopsis dan Saccharomyces. Kandungan mikroorganisme

dalam ragi dari ketiga daerah tersebut memiliki kesamaan yaitu sama–sama mengandung

Chlamydomucor oryzae, Saccharomycopsis sp dan Saccharomyces sp, hanya ragi dari

Yogyakarta yang sedikit berbeda yaitu mengandung juga Mucor rouxii.

Mikroorganisme yang berperan banyak dalam proses fermentasi tape terdiri dari

golongan kapang dan khamir. Kapang dan khamir termasuk golongan fungi (jamur).

Perbedaan utama antara kapang dan khamir adalah kapang mempunyai filamen

(miselium), sedangkan khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filamen.

Srikandi Fardiaz (1989:207-208) mengungkapkan pada khamir yang bersifat

fermentatif 70% dari glukosa di dalam subtrat akan diubah menjadi

karbondioksida dan alkohol, sedangkan sisanya sebanyak 30% tanpa adanya

nitrogen akan diubah menjadi produk penyimpanan cadangan. Produk

penyimpanan tersebut akan digunakan kembali melalui fermentasi

(endogenous) jika glukosa di dalam medium sudah habis.

Page 30: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

15

Peranan kapang dan khamir yang terdapat di ragi tape akan disajikan pada

Tabel 4.

Tabel 4. Peranan Mikroorganisme dalam Ragi TapeGrup Mikroorganisme Genus Peranan

Kapang amilolitik

Khamir amilolitik

Khamir non amilolitik

AmylomycesMucor

Rhizopus

Endomycopsis /Saccharomycopsis

SaccharomycesHansenula

Sakarifikasi dan likuifierSakarifikasi dan likuifierLikuifier (lemah) danpenghasil alkohol

Sakarifikasi danpenghasil aroma (lemah)Penghasil alkoholPenghasil aroma yang sedap

Endomycopsis / Penghasil aroma spesifikSaccharomycopsis Penghasil aroma spesifik

Candida

Sumber: Dyah Raharjanti (2006:36)

Enzim amilase yang dihasilkan oleh kapang dan khamir mampu memecah

pati menjadi gula sederhana.

Fungi atau jamur merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran

biologi yang dipelajari oleh siswa Sekolah Menengah Atas khususnya pada kelas X.

Fungi termasuk dari golongan makhluk hidup selain protista, tumbuhan, monera dan

hewan. Materi yang dibahas pada pokok bahasan fungi tertuang dalam kompetensi

dasar yaitu “mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil

pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan”.

Kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa tersebut melatih kemampuan siswa

mengenali ciri–ciri morfologi jamur baik tingkat mikroskopis maupun makroskopis,

melakukan kajian berbagai literatur mengenai cara reproduksi jamur, memahami

peranan jamur dalam kehidupan, dan membuat salah satu produk dengan fermentasi

jamur.

Page 31: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

16

2. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah salah satu komponen penting yang menentukan

suksesnya proses pembelajaran. Sumber belajar yang dipakai dalam satu proses

pembelajaran hendaknya beraneka ragam sebagai upaya memperkaya informasi yang

didapat oleh siswa. Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang

dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah

informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar

(Enco Mulyasa, 2006:48). Salah satu alternatif sumber belajar yang dapat dipakai untuk

memperkaya informasi adalah modul hasil penelitian.

Modul menurut Enco Mulyasa (2006:148) merupakan paket belajar mandiri

yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang

secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Modul

adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang

disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta

didik, disertai pedoman penggunaannya oleh para guru. Tujuan utama sistem modul

adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik

waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

Made Wena (2008:231) berpendapat modul adalah paket pembelajaran

mandiri berisi satu topik atau unit materi pelajaran dan memerlukan ketentuan waktu

untuk mempelajari modul.

Sistem pembelajaran dengan modul (modular instruction) menurut Winkel

(2007:472) merupakan strategi tertentu dalam menyelenggarakan pengajaran

individual secara menyeluruh. Pembelajaran dengan menggunakan modul merupakan

salah satu bentuk pengajaran individual sebab tingkat pemahaman dalam mempelajari

modul yang dimiliki oleh tiap siswa berbeda-beda. Pembelajaran individual ini

biasanya dilaksanakan secara mandiri antara lain dengan metode diskusi untuk

Page 32: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

17

memperjelas materi-materi yang belum dipahami oleh sebagian siswa melalui

pembahasan bersama.

Vembriarto (1985:22) mendefinisikan bahwa modul merupakan paket

pembelajaran dari guru untuk peserta didik yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran secara khusus dan dalam waktu yang telah ditentukan.

Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri

sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk

membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas

(Nasution, 1988:203).

Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik seperti yang

diungkapkan Enco Mulyasa (2004:148) sebagai berikut:

1) Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk pelaksanaan

yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik,

bagaimana melakukannya, dan sumber belajar apa yang harus digunakan.

2) Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk

melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Dalam hal ini setiap

modul harus: memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai

dengan kemampuannya; memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan

belajar yang telah diperoleh; dan memfokuskan peserta didik pada tujuan

pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.

3) Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta

memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif tidak

sekedar mebaca dan mendengar, tetapi lebih dari itu, modul memberikan

kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi, dan berdiskusi.

4) Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik

dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan mengakhiri suatu modul, dan

tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan, atau

dipelajari.

Page 33: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

18

5) Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar

peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam

mencapai ketuntasan belajar. Pengukuran ini juga merupakan suatu kriteria atau

standard kelengkapan kelengkapan modul.

Tugas seorang guru dalam sistem pembelajaran dengan modul adalah

mengatur dan mengorganisasi proses belajar agar berjalan baik. Guru sebagai

penyusun modul harus membimbing siswa agar mudah memahami isi dari modul

tersebut dengan memberikan petunjuk yang jelas. Hal ini untuk menghindari

kesulitan peserta didik dalam memahami modul karena Kesulitan mempelajari modul

yang dihadapi akan dapat mengakibatkan menurunnya motivasi belajar peserta didik.

Motivasi belajar yang menurun akan dapat pula berpengaruh pada tingkat

keberhasilan belajar peserta didik (Sudirman Siahaan, 2006:93).

Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga siswa

dapat mengetahui saat memulai dan mengakhiri sebuah modul. Setiap modul

memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik, yaitu

untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik dalam mencapai ketuntasan

belajar serta dapat mengukur tingkat keterampilan siswa dalam proses belajar

mengajar.

Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul menurut E. Mulyasa

(2006:149) akan melibatkan beberapa komponen sebagai berikut :

1) Lembar kegiatan peserta didik,

2) Lembar kerja,

3) Kunci lembar kerja,

4) Lembar soal,

5) Lembar jawaban, dan

6) Kunci jawaban.

Berbagai komponen penyusun modul seperti yang disebutkan di atas

selanjutnya dikemas dalam format modul sebagai berikut :

Page 34: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

19

1) Pendahuluan

Bagian ini berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan,

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dicapai setelah belajar; termasuk

kemapuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul tersebut.

2) Tujuan Pembelajaran

Bagian ini berisi tujuan-tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai oleh

setiap peserta didik setelah mempelajari modul. Dalam kegiatan ini dimuat pula

tujuan terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai tujuan.

3) Tes Awal

Tes ini berguna untuk menetapkan posisi peserta didik, dan mengetahui

kemampuan awalnya, untuk menentukan dari mana ia harus memulai belajar, dan

apakah perlu untuk mempelajari modul tersebut atau tidak.

4) Pengalaman belajar

Bagian ini merupakan rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran

khusus, yang berisi sejumlah materi, diikuti dengan penilaian formatif sebagai

balikan bagi peserta didik tentang tujuan belajar yang dicapainya.

5) Sumber belajar

Pada bagian ini disajikan tentang sumber-sumber belajar yang dapat

ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik. Penetapan sumber belajar ini perlu

dilakukan dengan baik oleh pengembang modul, sehingga peserta didik tidak

kesulitan memperolehnya.

6) Tes akhir

Tes akhir ini instrumennya sama dengan isi tes awal, hanya lebih difokuskan

pada tujuan terminal setiap modul.

Penyusunan modul dengan memperhatikan komponen-komponen yang telah

diuraikan di atas dilakukan agar diperoleh modul yang lengkap dan terstruktur

sehingga mempermudah peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran yang

terdapat dalam modul tersebut.

Page 35: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

20

Penggunaan modul dalam pembelajaran bermanfaat memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap perbaikan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan

modul juga berpengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan

dengan meningkatnya ketekunan dan rasa percaya diri siswa (Acelajado, 2005:310)

3. Keterampilan Menginterpretasi Data

Keterampilan belajar yang dimiliki oleh seorang siswa dapat dilatih dan

dikembangkan sesuai dengan tahapan perkembangan pikirannya. Dengan melatih

siswa untuk mengembangkan kemampuan belajarnya, siswa tersebut akan terbiasa

menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan

mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

Menafsirkan (mengintepretasikan) adalah keterampilan menafsirkan sesuatu

berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan

melalui penghitungan, penelitian, atau eksperimen (Moh. Uzer Usman dan Lilis

Setyawati ,1993:79). Interpretasi yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang

terdapat dalam simbol, baik simbol verbal maupun yang nonverbal. Kemampuan

untuk menjelaskan konsep, atau prinsip atau teori tertentu termasuk dalam kategori

ini.seorang dapat menginterpretasikan sesuatu konsep atau prinsip jika ia dapat

menjelaskan secara rinci makna, arti suatu konsep atau prinsip, atau dapat

membandingkan, membedakan, atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain

(Gulo, 2002:60).

Suatu eksperimen akan diperoleh data-data yang dapat dicatat atau disajikan

dalam berbagi bentuk seperti tabel, diagram, atau grafik. Dan data tersebut dapat

ditafsirkan, dianalisis dan kemudian menentukan pola sebagai dasar dalam

pembuatan kesimpulan-kesimpulan. Nuryani (2005:78) mengungkapkan

keterampilan menginterpretasi data merupakan salah satu keterampilan dasar yang

harus dikuasai oleh siswa yang sedang mempelajari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) termasuk biologi.

Page 36: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

21

Menurut Wenno (2008:73) interpretasi adalah kemampuan siswa memberi

arti kepada sesuatu, seperti kepada persamaan matematika, atau kepada grafik.

Tujuan kegiatan interpretasi untuk menyimpulkan hasil pengamatan yang telah

dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan

yang lainnya. Kesimpulan tersebut merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan atau

digunakan (Suryosubroto, 1997:74).

Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data kedalam tabel, gambar,

bagan, atau grafik. Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan membuat

gambar atau grafik dan hasil pengamatan yang biasanya melibatkan usaha-usaha

untuk penulisan hasil observasi, melakukan inferensi menafsirkan data dan membuat

kesimpulan (Nono Sutarno, 2009:95)

Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu

dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian

menghubung-hubungkan hasil hasil pengamatan itu, lalu mungkin ditemukan pola-

pola tertentu dalam satu seri pengamatan. Penemuan pola ini merupakan dasar untuk

menyarankan kesimpulan-kesimpulan (Susiwi dkk, 2009:90).

Kegiatan-kegiatan siswa yang dapat dilihat dalam mengintepretasikan data

menurut Suryosubroto (1997:80-81) adalah sebagai berikut:

1. Mencatat setiap pengamatan

Kegiatan yang dapat diamati : mengutip, menyalin, menuliskan, mengerjakan,

merekam.

2. Menghubungkan pengamatan-pengamatan

Kegiatan yang dapat diamati : membandingkan data, menganalisis,

menggabungkan, mengintegrasikan, mengorganisasikan, menghubungkan,

mengabstraksikan.

3. Menemukan suatu pola dalam satu seri

Kegiatan yang dapat diamati : menyimpulkan, menetapkan, menarik keputusan,

mendefinisikan, menemukan pola hubungan.

Page 37: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

22

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran membutuhkan proses dimana aktifitas siswa diutamakan.

Pembelajaran biologi pada dasarnya siswa dituntut untuk dapat bereksperimen dan

tidak lepas dari suatu proses ilmiah. Data-data hasil percobaan atau pengamatan tidak

akan berguna tanpa ditafsirkan terlebih dahulu. Salah satu inovasi pembelajaran di

bidang biologi yaitu dengan melakukan proses belajar mengajar yang didalamnya

melatih keterampilan menginterpretasikan data yang dapat dilihat melalui kegiatan

menuliskan/mencatat pengamatan dalam bentuk tabel,menyalin data pengamatan

dalam bentuk gambar, menghubungkan data dalam bentuk grafik, menjelaskan data

hasil pengamatan, membandingkan data dengan teori, menganalisis data pengamatan,

mendefinisikan makna dari gambar/grafik, menentukan pola hubungan sebab akibat,

dan menarik kesimpulan.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi komponen-

komponen manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu komponen dari

pembelajaran adalah sumber belajar. Kecenderungan proses pembelajaran selama ini

hanya terpaku pada buku paket dan buku pegangan sebagai satu–satunya sumber

belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan

kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,

pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Pengayaan sumber

belajar dengan menggunakan berbagai referensi yang relevan, salah satunya adalah

bentuk sumber belajar berupa modul hasil penelitian biologi.

Modul adalah satuan pembelajaran dengan tujuan–tujuan, pretes aktivitas

belajar yang memungkinkan peserta didik memperoleh kompetensi yang belum

dikuasai dari pretest, melatih keterampilan belajar, dan mengevaluasi kompetensinya

untuk mengukur keberhasilan belajar. Tujuan utama sistem modul adalah untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana,

fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

Page 38: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

23

Berkaitan dengan permasalahan kurang terlatihnya keterampilan

menginterpretasikan data pengamatan siswa dan terbatasnya sumber belajar yang

dipergunakan, maka penerapan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape

talas sebagai sumber belajar biologi diharapkan mampu meningkatkan keterampilan

menginterpretasi data siswa sehingga semua siswa dapat menyimpulkan hasil

pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil

pengamatan yang satu dengan yang lain dan memperkaya sumber belajar untuk

mendapat informasi.

Dari uraian di atas, dapat dibuat kerangka pemikiran seperti pada Gambar 5.

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam sebuah

paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 5. Paradigma Penelitian

Keterangan:

X : Implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran

X1 : Pembelajaran dengan tambahan sumber belajar berupa hasil penelitian

(kelompok eksperiment)

X2 : Pembelajaran tanpa tambahan sumber belajar hasil penelitian (kelompok

kontrol)

Y : Keterampilan menginterpretasi data

X1Y : Keterampilan menginterpretasi data siswa kelompok eksperimen

X2Y : Keterampilan menginterpretasi data siswa kelompok kontrol

X1YYX1

X2YYX2

X

Page 39: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

24

C. HIPOTESIS

1. Ada beberapa genus fungi yang terdapat pada tape talas berdasarkan ciri

morfologi.

2. Ada pengaruh penggunaan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape

talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknya terhadap keterampilan

menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012.

Page 40: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

I. Penelitian Pembuatan Tape Talas

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi serta Laboratorium

Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian pembuatan tape talas dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Juni 2011.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan eksperimen dan

dokumentasi. Hasil penelitian ini ditulis dalam bentuk sumber belajar berupa modul

yang digunakan dalam penelitian di kelas X-4 SMA Al Islam 1 Surakarta.

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian identifikasi fungi dalam tape talas

adalah sebagai berikut:

1) Fungi pada tape talas berdasarkan ciri morfologi

Page 41: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

26

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian identifikasi fungi dalam tape talas teknik pengumpulan data

yaitu dokumentasi yang berupa foto karakteristik morfologi fungi dalam tape talas.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian meliputi tahap pembuatan tape dan tahap pengamatan

perkembangan kapang dan khamir (dilakukan di akhir isolasi).

1. Pembuatan Tape

1) Sortasi talas, kemudian mencuci sampai bersih dan mengupas talas hingga kulit

dan kotoran yang tersisa hilang.

2) Memotong talas menjadi 3 bagian.

3) Mengukus selama 15 menit

4) Mendinginkan talas hingga mencapai suhu kamar

5) Menginokulasikan ragi tape dengan jumlah yang berbeda (0,5 gram, 1 gram,

1,5 gram), masing-masing 3 bagian dan membungkus dengan daun pisang.

Jumlah masing–masing substrat adalah 250 gram

6) Memasukkan dalam wadah dari besek.

7) Melakukan fermentasi selama 36 jam, 48 jam dan 60 jam

8) Melakukan pengamatan sesuai parameter yang akan diamati

2. Pengamatan Perkembangan Mikroba (kapang & khamir)

Pengamatan dilakukan di akhir pembuatan tape dengan sebelumnya

membuat preparat dari cuplikan jamur yang diambil dari bahan tape, dengan prosedur

sebagai berikut :

a. Pembuatan Biakan (Isolasi Bahan)

1) Mengambil 5 gram tape dan menumbuk hingga halus

Page 42: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

27

2) Menambahkan 45 ml aquades dan diaduk hingga homogen dengan magnetik

stirer

3) Mengambil 1 ml suspensi ekstrak tape

4) Melakukan pengenceran hingga 10-6 ,10-7,10-8

5) Menuangkan ke dalam cawan petri yang berisi APDA (PDA+asam tartarat 10%)

dan meratakannya

6) Menginkubasi selama 3 hari pada suhu 28o-30o C

b. Pengamatan Kapang dan Khamir

1) Mempersiapkan objek dan deg glass

2) Membersihkan objek dan deg glass dengan alkohol 70 %

3) Meneteskan satu tetes zat warna lactopenol cotton blue di tengah objek glass

4) Mengambil sedikit miselium yang sudah bersporulasi dan diurai dengan hati–hati

di objek glass

5) Meletakkan deg glass dengan hati–hati di atas permukaan preparat

6) Mengamati preparat dengan mikroskop

II. Aplikasi Hasil Penelitian Pembuatan Tape Talas

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Al Islam 1 Surakarta

kelas X semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap yang secara garis besar dibagi

menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, dan tahap penyelesaian.

Page 43: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

28

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan, meliputi: permohonan pembimbing, survey sekolah yang

bersangkutan, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan

instrumen penelitian, dan perijinan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei

2011 – Sebtember 2011.

b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian, meliputi: Semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat

penelitian yang meliputi uji coba instrumen penelitian, dan pengambilan data.

Dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai November 2011.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian, meliputi: analisis data dan penyusunan laporan.

Dilaksanakan bulan November 2011 sampai Desember 2011.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta

semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.

2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan unit analisis yang dipilih di dalam berbagai unit

pengambilan sampel dan sampel tersebut selanjutnya akan diteliti. Sampel dalam

penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang

berjumlah 75 siswa.

3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling.

Menurut Subana dan Sudrajat (2009: 123), cluster random sampling adalah

pengambilan sampel secara random yang bukan individual, tetapi kelompok-

Page 44: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

29

kelompok unit yang kecil atau “kluster”. Kelas dianggap kelompok sampling yang

mewakili populasi. Dari sembilan kelas pada kelas X di SMA Al Islam 1 Surakarta

dilakukan pengambilan secara random dua kelompok untuk dijadikan sampel, yaitu

satu sebagai kelompok eksperimen dan satu sebagai kelompok kontrol. Hasil

pengambilan sampel diperoleh kelas X-3 sebagai kelas kontrol dan kelas X-4 sebagai

kelas eksperimen.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan sebagai

faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti.

Penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:

a. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang dipilih

untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah sumber belajar biologi berupa modul.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel

yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menginterpretasi

data.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang

sedang berlangsung yang dilakukan observer/pengamat. Observer/pengamat berperan

Page 45: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

30

secara pasif dimana pengamat hadir di lokasi namun tidak ikut serta dalam kegiatan

dan hanya berperan mengamati kegiatan. Pelaksanaan observasi ini juga dilakukan

secara terstruktur dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan

proses pembelajaran yang mengukur keterampilan interpretasi data yang berisi garis-

garis besar atau butir-butir umum kegiatan umum yang akan diobservasi.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data, mengambil

catatan-catatan, dan menelaah dokumen yang ada yang dimiliki kaitan dengan objek

penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah Lembar Kegiatan Siswa

(LKS) serta foto-foto selama pembelajaran berlangsung.

3. Analisis Instrumen

Instrumen penilaian keterampilan menginterpretasi data yang digunakan

adalah lembar observasi yang dilakukan observer untuk menilai keterampilan

menginterpretasi data. Instrumen tersebut diuji kelayakan terlebih dahulu sebelum

digunakan untuk mengambil data penelitian untuk mengetahui kualitas instrumen.

Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan uji kelayakan

yang diuji dengan statistik sebagai berikut:

a. Validitas

Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi apabila

instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang

sesuai dengan maksud yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini divalidasi melibatkan penilaian ahli (expert judgment). Dalam proses ini disusun

indikator yang dijabarkan dari aspek-aspek keterampilan yang akan diukur dan

disesuaikan dengan jenis keterampilan yang akan diukur. Selain itu indikator harus

disesuaikan dengan aspek keterampilan yang diukur. Instrumen yang akan dibuat

terlebih dulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya dituangkan dalam instrumen berupa

Page 46: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

31

lembar observasi. Penilaian ahli dimaksudkan untuk memberi masukan terhadap

kesesuaian indikator dan penjabaran indikator yang telah disusun.

b. Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya. Reliabilitas lembar observasi dengan

triangulasi penyelidik, yaitu teknik triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti

atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data

(Moeleong, Lexy J, 2002:178). Pemanfaatan pengamat lain membantu mengurangi

kemelencengan pengumpulan data. Cara yang digunakan adalah dengan

membandingkan hasil pengamatan 3 observer yaitu peneliti, guru, dan observer lain.

D. Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini

menggunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research) karena

peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen adalah

untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu

pada dua kelompok eksperimen. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rancangan Penelitian Randomized Control Only DesignGroup Treatment Post TestEksperimen Group (R) X OControl Group (R) - O

Keterangan:

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan

penggunaan modul hasil penelitian

O : Observasi atau pengukuran

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

Page 47: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

32

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Teknik

analisis data ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan di depan.

1. Sebelum Penelitian (Uji Keseimbangan)

Uji ini dilakukan pada saat kedua kelompok sebelum dikenai perlakuan

bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Secara

statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua sampel yang

independen. Uji yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut

seimbang digunakan uji-t. Sebelum uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji Anderson-

Darling untuk uji normalitas dan uji Levene’s untuk uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Anderson-Darling pada

Minitab 16.

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)

H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal)

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi

α = 0,05 sehingga H0 diterima

4) Simpulan:

a) Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0 diterima

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0 ditolak.

b. Uji Homogenitas

Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s pada Minitab

16.

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (semua variasi homogen)

H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)

Page 48: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

33

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α =

0,05, H0 diterima

4) Simpulan:

a) Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima.

b) Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak.

c. Uji Keseimbangan

Perhitungan uji keseimbangan sampel menggunakan T-test pada Minitab 16.

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama)

H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama)

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α =

0,05, H0 diterima.

4) Simpulan:

a) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima.

b) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0 ditolak.

2. Analisis Data

a. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi atau distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada penelitian

ini menggunakan uji Anderson-Darling.

Page 49: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

34

2. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah

populasi apakah sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas pada penelitian ini

menggunakan uji Levene’s.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian menggunakan uji t dengan menggunakan bantuan

program Minitab 16.

Page 50: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Data Identifikasi Fungi dalam Tape Talas

Penelitian identifikasi fungi dalam tape talas dilaksanakan di laboratorium

Mikrobiologi serta laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Program Studi

Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga

Agustus 2011. Data yang diperoleh berupa jenis-jenis jamur/fungi hasil dari identifikasi

yang terdapat pada tape talas yang meliputi ciri morfologinya. Identifikasi fungi dalam

penelitian ini hanya sampai pada genus. Data hasil penelitian identifikasi fungi dalam

tape talas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan secara lengkap

terangkum dalam Tabel 6 dan 7.

Tabel 6. Daftar Hasil Isolasi dan Identifikasi Fungi dalam Tape TalasJenis Tape Jenis Ragi yang Digunakan Isolat fungiTape Talas NKL (Na Kok Liong) Aspergillus

Saccharomyces

Tabel 7. Hasil Identifikasi Gambar Fungi dalam Tape Talas Fermentasi

Jumlah ragi 0,5 gram 1gram 1,5 gram

36 jam

48 jam

Page 51: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

36

60 jam

Karakteristik isolat fungi dalam tape talas meliputi karakteristik

makroskopis dan mikroskopis. Karakteristik isolat fungi dari tape talas dapat

dilihat pada Tabel 8 dan 9.

Tabel 8. Karakteristik Isolat Fungi dalam Tape Talas secara MakroskopisPenggolongan Fungi Karakteristik isolat Hasil IdentifikasiKapang Lapisan konidiofor bewarna putih Aspergillus kecokelatan, miselium yang tampak jelas, koloni tampak memiliki lapisan basal berwarna putih kekuningan, kepala konidia bewarna hitam atau coklat tua, bentuk bulat

Khamir Koloni berwarna putih krem, licin, Saccharomyces tanpa miselium/pseudomiselium

Tabel 9. Karakteristik isolat Fungi dalam Tape Talas secara MikroskopisPenggolongan Fungi Karakteristik isolat Hasil Identifikasi

Kapang Memiliki konidiofor tegak, Aspergillus tidak bersepta dan bercabang, konidia tersusun 1 sel, ujung konidiofor membengkak membentuk vesikel, bulat membentuk rantai,

Khamir Sel tunggal/ bergerombol, Saccharomyces sel berbentuk oval/bulat, melakukan budding/pertunasan, membentuk rantai.

Hasil penelitian menunjukkan dalam tape talas ditemukan 2 jenis fungi

dari 2 genus yang berperan dominan dalam fermentasi talas. Fungi yang terdapat

dalam tape talas secara jelas disajikan pada Gambar 6 dan 7.

Page 52: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

37

Gambar 6. Genus Saccharomyces dalam Tape TalasKlasifikasi :Kingdom : FungiDivisi : AscomycotaClass : HemiascomycetesOrdo : SaccharomycetalesFamili : SaccharomycetaceaeGenus : Saccharomyces

Gambar 7. Genus Aspergillus dalam Tape Talas

Klasifikasi :

Kingdom : FungiDivisi : AscomycotaKelas : EuascomycetesSub – kelas : PlectomycetesOrdo : MonilialesFamili : MoniliaceaeGenus : Aspergillus

Kedua jenis fungi inilah yang berperan dalam proses fermentasi tape talas.

Berikut disajikan gambar Saccharomyces sp dan Aspergillus sp sebagai

pembanding dengan spesies yang ditemukan dalam tape talas.

Page 53: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

38

a. b.Gambar 8. spesies a: Aspergillus sp, spesies b: Saccharomyces spSumber. Tom Volk (2005)

Dwijoseputro (1976) telah melakukan penelitian isolasi mikroorganisme

dari ragi tape yang berasal dari Malang dan Surakarta. Ragi asal Malang yang

diteliti ditemukan kapang Aspergillus oryzae, khamir Candidaparapsilosis, C.

Melinii, Hansenula subpelliculosa, H. Anomala dan H. Malanga nov. Sp.

Sedangkan pada ragi yang berasal dari Surakarta ditemukan adanya kapang

Chlamydomucor oryzae (Amylomyces rouxii) dan C.laktosa.

Dyah Sista Raharjanti (2006) telah melakukan identifikasi

mikroorganisme pada ragi tape dari tiga daerah yaitu DKI Jakarta, Semarang dan

Bandung menemukan kapang dan khamir yang dapat dikelompokkan menjadi 5

Genus yaitu Mucor, Rhizopus, Aspergillus, Saccharomycopsis dan

Saccharomyces.

Sejalan dengan penelitian tersebut Parichat Hongsprabhas dan Ken A.

Bucle (2003) yang melakukan isolasi fungi dari makanan tradisional dari ketela

pohon hasil fermentasi ditemukan kapang Absidia corymbifera, Penicillium

glabrum, Aspergillus nidulans, Chlamydomucor oryzae dari ragi merk NKL dan

A. Nidulans, A. flavus dan A. oryzae dari ragi tape merk Roda Mas.

Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Dwijoseputro (1976), Dyah

Sista Raharjanti (2003) dan Hongsprabhas dan Ken A. Bucle (2003), fungi dari

jenis kapang dan khamir yang diperoleh secara umum hampir sama yaitu genus

Aspergillus dan Saccharomyces. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan

mikroorganisme yang terdapat dalam tape/ragi tape secara umum tidak berubah

banyak walaupun sudah diproduksi sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.

Page 54: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

39

Identifikasi fungi dalam tape talas dilakukan dengan tiga tahap yaitu

pembuatan tape talas sebagai penelitian pendahuluan, isolasi kapang dan khamir

dari tape talas dan identifikasi fungi yang tumbuh dari hasil isolasi sebagai

penelitian akhir.

Pembuatan tape talas sebagai penelitian pendahuluan secara ringkas

adalah sortasi terlebih dahulu. Talas dibersihkan dari tanah dan kotoran yang

melekat pada kulitnya serta dilakukan pengupasan. Setelah dikupas, talas dipotong

menjadi tiga bagian lalu dilakukan pencucian. Setelah itu dilakukan pengukusan

selama 15 menit. Talas yang telah dikukus didiamkan agar dingin setelah itu

dilakukan inokulasi ragi tape sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan. Ragi

tape yang dipakai dalam penelitian ini adalah ragi tape merk NKL. Proses akhir

dari pembuatan tape talas ini adalah pemeraman tape selama waktu yang telah

ditentukan yaitu 36 jam, 48 jam dan 60 jam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

jenis-jenis fungi pada setiap lama fermentasi yang telah ditentukan.

Isolasi kapang dan khamir dilakukan setelah selesai waktu fermentasi

dari tape talas tersebut. Isolasi tersebut dilakukan dengan membuat ekstrak tape

talas dengan penambahan akuades sesuai dengan prosedur, setelah itu dilakukan

pengenceran 10-6, 10-7 dan 10-8. Suspensi ekstrak tape talas dipupukkan ke cawan

petri sebanyak 1 ml pada medium APDA (PDA + asam tartarat 10%) secara

merata pada keadaan steril. Setelah itu diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu 28-

300C.

Identifikasi fungi sebagai penelitian akhir meliputi identifikasi secara

makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi secara makroskopis dengan melihat

langsung koloni yang tumbuh dalam media APDA hasil dari isolasi. Identifikasi

secara mikroskopis dengan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pewarna

lactopenol cotton blue agar kapang dan khamir tersebut mudah diamati dan

terlihat jelas miseliumnya. Fungi yangi sudah teramati dalam mikroskop

selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan kunci determinasi fungi.

Page 55: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

40

a. Fungi dalam Tape Talas

Dari hasil penelitian dilaporkan ditemukan 2 jenis fungi yang dapat

dikelompokkan menjadi 2 genus yang terdapat dalam tape talas. Jenis fungi hasil

identifikasi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Daftar Hasil Isolasi dan Identifikasi Fungi dalam Tape Talas Jenis Tape Jenis Ragi yang Digunakan Isolat fungiTape Talas NKL (Na Kok Liong) Aspergillus

Saccharomyces

b. Deskripsi Fungi dalam Tape Talas

Tape talas merupakan makanan hasil dari proses fermentasi. Fermentasi

tersebut tidak lepas dari peranan suatu mikroorganisme karena dalam

pembuatannya ditambahkan ragi tape sebagai starternya. Ragi tape yang

digunakan dalam penelitian ini adalah ragi merk NKL. Tanpa penambahan ragi

tape talas tidak akan menjadi tape karena tidak ada fermentasi hasil aktivitas

kimia dari mikroorganisme tersebut.

Mikroba yang terkandung dalam tape talas berupa kultur campuran

(mixed culture) yang terdiri dari fungi dan bakteri. Dalam penelitian ini hanya

pengamatan fungi yang dilakukan. Fungi sendiri digolongkan menjadi kapang dan

khamir. Perbedaan utamanya adalah kapang merupakan fungi yang mempunyai

filament/miselium, sedangkan khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filamen.

Fungi dalam tape talas tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan

cara menyerap dan menguraikan zat-zat yang terdapat dalam substrat yaitu talas

sehingga bisa dikatakan fungi tersebut bersifat saproba. Zat yang diambil berupa

karbohidrat yang terdapat dalam talas sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

bahan makanan yang mengandung cukup karbohidrat bisa diolah atau

difermentasikan. Hal ini sejalan dengan Srikandi Fardiaz (1989:75) yang

mengatakan bahwa fungi dapat mensintesa protein dengan mengambil sumber

karbon dari karbohidrat, sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik,

mineral dari subtratnya.

Fungi dalam tape talas yang diamati terdiri atas 2 jenis yang dapat

digolongkan menjadi 2 genus yaitu genus Aspergillus dan genus Saccharomyces.

Page 56: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

41

Identifikasi kapang dilakukan dengan melihat morfologinya secara mikroskopis

dan makroskopis. Identifikasi khamir juga didasarkan pada bentuk sifat

morfologinya yaitu bentuk sel vegetatif dan reproduksi vegetatifnya. Berikut

adalah kunci identifikasi fungi yang termasuk dalam kelompok kapang dan

khamir dari masing-masing genus menurut Srikandi Fardiaz (1992:221;252)

Kapang

Ordo Moniliales

Family Moniliaceae

Sifat umum : hifa septat, spora seksual tidak ada atau ada (beberapa membentuk

askospora)

1. Konidia merupakan sel tunggal

a. Konidia muncul dari sterigmata, membentuk rantai

a.1. Sterigmata muncul dari seluruh permukaan vesikel (pembengkakan

konidiofora). Mempunyai sel kaki (foot cell) ………… Aspergillus

Khamir

14.a. Askus yang matang tidak mudah pecah , askospora berbentuk bulat sampai

oval …………… Saccharomyces

c. Deskripsi Jenis Fungi dalam Tape Talas

Tape talas merupakan produk makanan hasil fermentasi dari

mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi tape

talas terdiri dari golongan kapang dan khamir. Dalam proses fermentasi tape talas

fungi yang terlibat jumlahnya lebih dari satu.

Identifikasi fungi dilakukan dengan melihat ciri morfologi. Kapang dan

khamir keduanya masuk dalam golongan fungi (jamur). Perbedaan utama antara

kapang dan khamir adalah kapang mempunyai filamen (miselium), sedangkan

khamir merupakan sel tunggal tanpa filamen.

Identifikasi kapang dilakukan dengan melihat bentuk morfologi terutama

secara mikroskopis. Sifat-sifat yang digunakan untuk identifikasi kapang adalah

hifa septat atau nonseptat, miselium terang atau keruh, ciri-ciri kepala pembawa

spora, penampakan sporangiofor atau konidiofor sederhana atau bercabang,

penampakan mikroskopis spora aseksual terutama konidia yang meliputi bentuk,

Page 57: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

42

ukuran dan banyaknya sel serta ada tidaknya struktur spesifik misalnya

stolon,rizoid atau foot cell. Identifikasi khamir dilakukan dengan melihat sifat-

sifat morfologinya yang meliputi bentuk sel vegetatifnya (bentuk, ukuran) serta

reproduksi vegetatifnya (pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas atau

pembentukan spora aseksualnya).

Adanya kunci identifikasi berdasarkan bentuk dan sifat morfologi, fungi

dapat diidentifikasi jenis sesuai dengan genusnya. Perbandingan ciri morfologi

dari fungi dalam tape talas dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Perbandingan Ciri Morfologi Genus Fungi dalam Tape TtalasCiri morfologi Genus Aspergillus Genus SaccharomycesBentuk sel multiseluler Uniselulerhifa Mempunyai hifa sejati Tidak mempunyai hifaBentuk tubuh Tegak dengan konidiofor Bulat/ovalKepala spora Bergerombol membentuk Tidak mempunyai kepala spora sterigmata bentuk rantai Reproduksi Membentuk spora Pertunasan/buddingvegetatif

1. Genus Aspergillus

Pengamatan makroskopis memperlihatkan lapisan konidiofor bewarna

putih kecokelatan, miselium tampak jelas, koloni tampak memiliki lapisan basal

berwarna putih kekuningan, kepala konidia bewarna hitam atau coklat tua dan

bentuk bulat. Sedangkan hasil pengamatan mikroskopis memperlihatkan bentuk

konidiofor tegak, tidak bersepta dan bercabang, konidia tersusun 1 sel, ujung

konidiofor membengkak membentuk vesikel dan bulat membentuk rantai. Suhu

pertumbuhan kapang ini adalah berkisar 28-30 0C.

Kapang Aspergillus dapat menghasilkan enzim amilase. Oleh karena itu

kapang Aspergillus ini tumbuh baik pada substrat talas dimana talas mengandung

banyak pati (karbohidrat). Enzim amilase dapat menghidrolisis zat pati dan

merombak zat pati menjadi glukosa. Oleh karena itu proses pembuatan tape talas

ini dilakukan perebusan dahulu. Hal ini dilakukan agar pati terhidrolisis sehingga

lebih mempermudah proses fermentasi. Talas yang sudah direbus mempunyai rasa

yang sedikit manis. Menurut Gembong Tjitrosomo (1983) tape terdapat kapang

Page 58: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

43

Aspergillus ditandai dengan adanya rambut-rambut lebat seperti kapas yang

menempel pada tape tersebut.

2. Genus Saccharomyces

Pengamatan makroskopis memperlihatkan koloni berwarna putih krem,

licin, tanpa miselium/pseudomiselium. Sedangkan pengamatan mikroskopis

memperlihatkan sel tunggal/ bergerombol, sel berbentuk oval/bulat, melakukan

budding/pertunasan dan membentuk rantai.

Aan Mau’izhatul Hasanah (2007: 28) mengatakan bahwa Saccharomyces

tumbuh pada suhu berkisar 28-30 0C pada suasana asam. Khamir ini

menghasilkan enzim zimase dan enzim invertase. Enzim tersebut berperan dalam

memecah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida.

C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + 22 kkal

Gambar 9. Reaksi Fermentasi Gula oleh Saccharomycess cereviseaeProses fermentasi tape meliputi dua tahap yaitu pemecahan pati

(karbohidrat) menjadi menjadi glukosa oleh kinerja kapang dan selanjutnya

pemecahan glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida oleh kinerja khamir.

d. Deskripsi Penerapan Hasil Penelitian

Konsep hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta)

diimplementasikan sebagai sumber belajar berupa modul pada mata pelajaran

biologi SMA kelas X pada pokok bahasan fungi. Konsep hasil penelitian yang

dimaksud meliputi jenis-jenis fungi yang terdapat pada tape talas, ciri-ciri

morfologi dari setiap fungi, perbedaan fungi dengan tumbuhan tinggi lainnya,

konsep siklus reproduksi/pertumbuhan pada fungi khususnya pada fungi dalam

tape talas dan peranan fungi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam

pembuatan tape.

Konsep hasil penelitian di atas relevan dengan silabus mata pelajaran

biologi kelas X SMA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri dan

jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta

peranannya bagi kehidupan. Materi pokok yang diajarkan kepada siswa meliputi

mengenali ciri–ciri morfologi jamur baik tingkat mikroskopis maupun

Saccharomyces cereviseae

Page 59: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

44

makroskopis khususnya pada jamur dalam tape talas, melakukan kajian berbagai

literatur mengenai cara reproduksi jamur khususnya reproduksi fungi yang

terdapat dalam tape talas, memahami peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari

salah satunya hasil fermentasi jamur dalam pembuatan tape talas.

Hasil penelitian sengaja dikemas sebagai sumber belajar (learning

resources by design) dalam bentuk fakta yang disusun berupa modul pelengkap

pembelajaran (modul pengayaan) yang didukung dengan Lembar Kegiatan Siswa

(LKS). Tambahan sumber belajar berbasis modul pelengkap pembelajaran ini

bertujuan untuk mengembangkan materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa,

sebagai penuntun siswa dalam kegiatan pembelajaran dan untuk meningkatkan

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan-keterampilan

proses dalam belajar siswa dapat terarah.

Tolok ukur keberhasilan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber

belajar dapat dilihat dari nilai keterampilan menginterpretasi data pengamatan

siswa melalui pengamatan langsung menggunakan lembar observasi.

Keberhasilan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar ditunjukkan

dengan rata-rata nilai keterampilan menginterpretasi data siswa kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Apabila rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar dari kelas

kontrol maka pemanfaatan sumber belajar tersebut berhasil.

2. Deskripsi Data Implementasi Hasil Penelitian pada Pembelajaran Biologi

Data pada implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran biologi

berupa keterampilan proses belajar yaitu keterampilan menginterpretasi data

pengamatan siswa pada materi fungi. Data-data tersebut diambil dari dua kelas

sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan jumlah 75 siswa dari

kelas X.3 dan X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Kelas

X.4 sebagai kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan tambahan

sumber belajar dari hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas dalam

bentuk media pembelajaran berupa modul pengayaan/modul pelengkap

pembelajaran. Kelas X.3 sebagai kelompok kontrol tanpa pembelajaran

menggunakan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian identifikasi fungi

dalam tape talas dalam bentuk media pembelajaran berupa modul

pengayaan/modul pelengkap pembelajaran.

Page 60: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

45

Data penelitian mengenai keterampilan menginterpretasi data siswa

diambil dari pengamatan langsung menggunakan lembar observasi. Lembar

observasi terdiri dari 3 aspek yang dijabarkan ke dalam beberapa indikator yang

mengukur keterampilan menginterpretasi data siswa. Indikator- indikator tersebut adalah

mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk tabel, menyalin data hasil

pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar, menganalisis data pengamatan,

membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan, mendefinisikan makna dari

gambar/tabel, memberikan alasan dari jawaban hasil analisa data pengamatan, dan

menarik kesimpulan.

Data penelitian mengenai keterampilan menginterpretasi data dari rata-

rata nilai setiap indikator pada pokok bahasan Fungi kelompok kontrol pada siswa

kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta dengan sampel sebanyak 38 siswa dan

kelompok eksperimen pada siswa kelas X.4 dengan sampel sebanyak 37 siswa

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan disajikan dalam Tabel 12 dan 13

serta Gambar 10 dan 11.

Tabel 12. Hasil Analisis Rata-rata Nilai Setiap Indikator Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Kontrol

NO Indikator Keterampilan Menginterpretasi Data Rata-rata Nilai (%)1 Mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk tabel 86,672 Menyalin data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar 78,253 Menganalisis data pengamatan 68,254 Membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan 70,535 Mendefinisikan makna dari gambar/ tabel 70,536 Memberikan alasan dari jawaban hasil analisa data pengamatan 67,547 Menarik kesimpulan 61,58

Page 61: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

46

86.67

78.25

68.25 70.53 70.5367.54

61.58

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100pe

rsen

tase

Rata-rata Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data

Rata-rata Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data

Gambar 10. Rata-rata Nilai Setiap Indikator Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Kontrol

Tabel 13. Hasil Analisis Rata-rata Setiap Indikator Lembar ObservasiKeterampilan Menginterpretasi Data Kelas Eksperimen

NO Indikator Keterampilan Menginterpretasi Data Rata-rata Nilai (%)1 Mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk tabel 84,682 Menyalin data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar 78,20 3 Menganalisis data pengamatan 72,614 Membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan 76,585 Mendefinisikan makna dari gambar/ tabel 76,586 Memberikan alasan dari jawaban hasil analisa data pengamatan 72,257 Menarik kesimpulan 75,32

Page 62: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

47

84.68

78.2

72.61

76.58 76.58

72.25

75.32

66

68

70

72

74

76

78

80

82

84

86pe

rsen

tase

Rata-rata Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data

Rata-rata Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data

Gambar 11. Rata-rata Nilai Setiap Indikator Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Eksperimen

Data penelitian mengenai keterampilan menginterpretasi data siswa dari

nilai rata-rata semua indikator pada pokok bahasan Fungi kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan

selengkapnya disajikan dalam Tabel 14 dan Gambar 12.

Tabel 14. Nilai Rata-rata Keterampilan Menginterpretasi Data Uraian Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Nilai rata-rata Keterampilan 71,90 76,70menginterpretasi data siswa

Page 63: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

48

Berdasarkan Tabel diatas dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:

69

70

71

72

73

74

75

76

77

kelompok kontrol kelompok eksperimen

71.9

76.7Ra

ta-r

ata

nila

i dal

am p

erse

ntas

e

Gambar 12. Nilai Rata-rata Keterampilan Menginterpretasi Data

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Pengujian prasyarat meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas

varians.

a. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya

data dari masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen yang berasal dari

populasi. Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel dalam

penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling dengan taraf signifikansi 5%.

Kriteria pengujian data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai

signifikansi probabilitasnya (p) lebih besar dari nilai signifikansi α = 0,05. Hasil

uji normalitas lembar observasi keterampilan menginterpretasi data pengamatan

secara lengkap disajikan pada Lampiran 3 dan secara ringkas dapat dilihat pada

Tabel 15.

Page 64: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

49

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Menginterpretasi Data PengamatanKeterampilan kontrol eksperimen Taraf Signifikas Keputusan uji Ket. (p-value) (p-value) (α) H0

Menginter- 0,066 0,473 0,05 Diterima Normal pretasi data

Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai probability (p-value) kelas kontrol

sama dengan 0,066 dan kelas eksperimen sama dengan 0,473. Nilai probability

dari kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05

sehingga keputusan uji H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

sampel pada penelitian ini terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji

homogenitas yang digunakan adalah uji Levene’s dengan taraf signifikansi 5%.

Kriteria pengujiannya adalah variansi populasi yang diteliti dinyatakan homogen

jika nilai signifikansi probabilitasnya (p) lebih besar dari nilai signifikansi α=0,05.

Hasil uji homogenitas keterampilan menginterpretasi data pengamatan secara

lengkap disajikan pada Lampiran 3 dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Menginterpretasi Data Pengamatan untuk Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Keterampilan kontrol dan Taraf Signifikasi Keputusan uji Ket eksperimen(p-value) (α) H0

Menginter- 0,334 0,05 Diterima Homogen

pretasi data

Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai probability (p-value) dari kelas kontrol

dan kelas eksperimen lebih besar dari taraf signifikasi α= 0,05 sehingga keputusan

uji H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari

populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Hasil uji t untuk data keterampilan menginterpretasi data pengamatan siswa,

disajikan secara lengkap pada Lampiran 4 dan secara ringkas pada Tabel 17.

Page 65: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

50

Tabel 17. Hasil Perhitungan Uji t untuk Keterampilan Menginterpretasi Data Pengamatan

Keterampilan Uji t (p-value) Taraf Signifikasi Keputusan uji (α) H0

Menginter- 0,037 0,05 H o ditolakpretasi data

Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai probability (p-value) uji t untuk

keterampilan menginterpretasi data pengamatan lebih kecil dari taraf signifikasi

α=0,05 sehingga keputusan uji H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa

pemanfaatan hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia

esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi

berpengaruh nyata terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X

SMA Al Islam 1 Surakarta.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta)

ini relevan dengan materi pelajaran biologi SMA kelas X pada pokok bahasan

fungi sesuai dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis

jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta

peranannya bagi kehidupan, fungi dalam tape talas sebagai salah satu objek kajian

memuat materi pokok yang diajarkan kepada siswa meliputi ciri-ciri morfologi

fungi tersebut, pengelompokan jamur berdasarkan ciri-ciri tertentu, siklus hidup

fungi terutama fungi dalam tape talas dan peranan fungi dalam kehidupan sehari-

hari salah satunya dalam fermentasi jamur pembuatan tape talas.

Pemanfaatan modul hasil penelitian mengenai identifikasi fungi dalam

tape talas sebagai sumber belajar biologi dilakukan dalam upaya pencapaian

tujuan pengajaran salah satunya melatih keterampilan belajar yaitu keterampilan

menginterpretasi data dengan cara menafsirkan suatu benda, kenyataan, peristiwa,

konsep atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, serta dapat

dibedakan dan dibandingkan dengan suatu konsep yang lain. Pemanfaatan modul

hasil penelitian mengenai identifikasi fungi dalam tape talas sebagai sumber

belajar biologi tersebut dibuat khusus untuk melatih keterampilan

menginterpretasi data.

Page 66: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

51

Berdasarkan data penelitian di SMA Al Islam 1 Surakarta, didapatkan nilai

rata-rata keterampilan menginterpretasi data kelompok kontrol adalah 71,90 dan

untuk kelompok eksperimen adalah 76,70. Perbandingan rata-rata nilai

keterampilan menginterpretasi data kelompok kontrol dan eksperimen

menunjukkan bahwa keterampilan menginterpretasi data siswa pada kelompok

eksperimen dengan tambahan sumber belajar berupa modul hasil penelitian lebih

baik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa tambahan sumber belajar

berupa modul hasil penelitian.

Adanya perbedaan keterampilan menginterpretasi data antara kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen diatas disebabkan karena pada kelompok

eksperimen diberikan tambahan sumber belajar berupa modul hasil penelitian

dalam kegiatan belajar mengajarnya.

Konsep hasil penelitian pada identifikasi fungi dalam tape talas

digunakan sebagai salah satu acuan sumber belajar berupa modul. Proses dan

konsep dari penelitian serta hasil penelitiannya dijadikan sebagai sumber belajar

yang dipersiapkan sebagai sumber belajar yang nyata dan dapat digunakan secara

langsung oleh peserta didik.

Hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas ini dimanfaatkan

sebagai acuan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan kreativitas guru maupun siswa dalam pembelajaran dan

memberikan nilai lebih bagi hasil penelitian yang bermanfaat dalam

pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan siswa dalam

proses pembelajaran yaitu menjelaskan suatu konsep materi pelajaran yang

diajarkan, membandingkan suatu konsep, menganalisis dan menarik kesimpulan

dari suatu fakta. Oleh sebab itu keterampilan menginterpretasi data siswa dapat

dilatih dan dikembangkan dengan baik melalui modul hasil penelitian tersebut.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Gulo (2002:60) bahwa seseorang

dapat menginterpretasi suatu konsep atau prinsip jika ia dapat menjelaskan secara

rinci makna, arti suatu konsep atau prinsip, atau dapat membandingkan,

membedakan, atau mempertentangkan dengan sesuatu yang lain. Sejalan dengan

hal tersebut Mulyasa (2005:49-50) mengungkapkan bahwa pendayagunaan

Page 67: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

52

sumber belajar memiliki arti yang sangat penting, selain melengkapi, memelihara

dan memperkaya khasanah belajar, sumber belajar juga dapat meningkatkan

aktivitas dan kreativitas belajar, yang sangat menguntungkan baik bagi guru

maupun bagi peserta didik.

Secara umum, pemanfaatan modul hasil penelitian mengenai identifikasi

fungi dalam tape talas sebagai sumber belajar biologi menunjukkan hasil yang

lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa tambahan sumber belajar ini.

Rata-rata nilai keterampilan menginterpretasi data sebesar 76,70. Daryanto

(2010:26) menyebutkan bahwa penggunaan media cetak seperti buku suplemen

dalam pembelajaran dapat menambah perbendaharaan pengetahuan, keterampilan

dan sikap-sikap baru yang menunjang kepribadiannya. Sejalan dengan hal tersebut

Mulyasa (2005:48-49) mengungkapkan bahwa sumber belajar dapat memberikan

kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi,

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Jadi

modul hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam proses

belajar. Keterampilan siswa yang dimaksud salah satunya adalah keterampilan

menginterpretasi data pengamatan. Dengan dimanfaatkannya modul sebagai

sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan,

aktivitas, keterampilan, motivasi dan kreativitas guru maupun siswa dalam

pembelajaran dan memberikan nilai lebih bagi hasil penelitian yang bermanfaat

dalam pembelajaran.

Sumber belajar yang digunakan sebagai media pembelajaran berupa

modul hasil penelitian berpengaruh positif terhadap keterampilan. Keterampilan

merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien

dan efektif untuk mencapai hasil tertentu termasuk kreatifitas. Modul merupakan

sumber belajar yang dilengkapi dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar

Kegiatan Siswa diberikan pertanyaan yang melatih keterampilan menginterpretasi

data pengamatan. Keterampilan menginterpretasi data pengamatan dijabarkan

dalam beberapa indikator yaitu mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk

tabel, menyalin data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar, menganalisis

data pengamatan, membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan,

mendefinisikan makna dari gambar/ tabel, memberikan alasan dari jawaban hasil analisa

Page 68: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

53

data pengamatan dan menarik kesimpulan. Dari Lembar Kegiatan Siswa yang

memuat pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat keterampilan

menginterpretasi data setiap siswa. Setiap indikator dalam keterampilan

menginterpretasi data pengamatan terlihat dengan bantuan Lembar Kegiatan

Siswa yang terdapat dalam modul.

Tambahan sumber belajar yang dikemas menarik dan efektif dalam

bentuk modul membantu siswa dalam mengembangkan kegiatan secara mandiri.

Melalui latihan-latihan yang diberikan dalam lembar kegiatan siswa dapat melatih

keterampilan belajar dan pengalaman belajarnya. Dengan demikian kreativitas

siswa berkembang dan juga keterampilan belajarnya juga dapat berkembang.

Pengembangan sumber belajar yang efektif, efisien, menarik dan inovatif

menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru harus

dapat mempersiapkan pembelajaran dengan memanfaatkan aneka sumber belajar

yang dapat mendukung, memperluas meteri pelajaran dan meningkatkan

keterampilan yang diberikan kepada siswa, serta memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuannya.

Salah satu keunggulan dari modul adalah melatih keterampilan secara

mandiri yang merupakan salah satu tujuan dari belajar. Pemberian tambahan

sumber belajar dari hasil penelitian berupa modul dapat memberikan tambahan

pengetahuan dan pengalaman secara mandiri bagi siswa. Pengalaman inilah yang

dapat melatih keterampilan belajar siswa diantaranya adalah keterampilan

menginterpretasi data. Sejalan dengan yang diungkapkan Allen dalam Daryanto

(2010) bahwa media pembelajaran memiliki kelebihan untuk tujuan belajar, antara

lain info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan

dan sikap. Jadi dapat disimpulkan bahwa modul dapat melatih keterampilan siswa

diantaranya keterampilan menginterpretasi data.

Setiap proses belajar siswa selalu menampakkan kegiatan dengan bentuk

yang beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah teramati sampai

kegiatan psikis yang sulit diamati. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan

sumber belajar berupa modul kegiatan siswa dapat diamati. Kegiatan tersebut

dapat dilihat dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa. Kegiatan yang dapat

diamati seperti mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk tabel, menyalin

Page 69: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

54

data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar, menganalisis data pengamatan,

membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan, mendefinisikan makna dari

gambar/ tabel, memberikan alasan dari jawaban hasil analisa data pengamatan dan

menarik kesimpulan. Semua itu dapat ditunjang dengan adanya Lembar Kegiatan

Siswa dan pertanyaan yang mempermudah siswa dalam melatih keterampilan

menginterpretasi data. Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa memberikan

panduan yang mempermudahkan siswa dalam melakukan dan melatih

keterampilan yang hendak diukur.

Pemberian tambahan sumber belajar dari hasil penelitian berbentuk modul

dapat memberikan tambahan pengetahuan dan siswa dapat menjelaskan,

membandingkan satu konsep dari hasil penelitian dengan konsep yang lain,

menganalisis data dan menyimpulkan suatu konsep. Dengan demikian siswa akan

aktif dan pemahaman siswa akan bertambah. Hal ini sejalan dengan Dimyati dan

Mudjiono (2002:45), dalam proses belajar siswa menampakkan keaktifan dengan

bentuk fisik maupun psikis. Kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis,

berlatih, ketrampilan-ketrampilan dan sebagainya. Kegiatan psikis misalnya

menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang

dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep lain, menyimpulkan hasil

percobaan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecah

permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari hari.

Sumber belajar dalam bentuk modul yang dikemas menarik dan dilengkapi

Lembar Kegiatan Siswa dapat melatih keterampilan menginterpretasi data. Modul

dikemas dengan menarik, disisipi dengan gambar, Lembar Kegiatan Siswa serta

penataan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Sumber bahan ajar berbentuk

modul ini dapat memberikan gambaran jelas pengetahuan yang susah untuk

dipahami dan memberikan keterangan untuk keterampilan yang sudah ditentukan.

Dengan demikian siswa dapat melatih dan mengembangkan keterampilan sesuai

dengan tujuan pembelajaran selain peningkatan penguasaan konsep belajar . Hal

ini sejalan dengan Walter Dick dan Lou Cary (1985) dalam Made Wena (2009)

bahwa modul unit pembelajaran berbentuk cetak yang menyajikan pengajaran

Page 70: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

55

terpadu yang memiliki satu tema terpadu, menyajikan kepada siswa keterangan-

keterangan yang diperlukan untuk menguasai dan menilai pengetahuan dan

keterampilan yang ditentukan dan berfungsi sebagai satu komponen dari

keseluruhan kurikulum.

Page 71: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

56

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Identifikasi fungi dalam tape talas ditemukan dua genus yaitu genus

Saccharomyces dan genus Aspergillus dilihat dari ciri morfologi.

2. Pemanfaatan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas sebagai

sumber belajar biologi dan dampaknya berpengaruh nyata terhadap keterampilan

menginterpretasi data pada siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012.

B. IMPLIKASI1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan

referensi pada penelitian sejenis mengenai pemanfaatan hasil penelitian identifikasi

fungi dalam tape sebagai sumber belajar biologi berbasis modul.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses pembelajaran

pada pokok bahasan fungi dan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru

dalam memberikan pembelajaran biologi yaitu dengan melatih keterampilan

menginterpretasi data pengamatan siswa serta melakukan inovasi pembelajaran

dengan memberikan alternatif sumber belajar selain buku paket.

Page 72: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

57

C. SARAN

1. Guru

a. Guru mata pelajaran biologi hendaknya mampu menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga penguasaan konsep dan

keterampilan belajar dapat tercapai secara optimal.

b. Guru hendaknya mengetahui karakteristik siswa dalam belajar sehingga dapat

menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa.

c. Guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan sumber belajar berupa

modul perlu memperhatikan metode mengajar yang sesuai dengan materi

sehingga modul dapat berfungsi secara maksimal untuk melihat keterampilan

menginterpretasi data siswa.

d. Guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan sumber belajar berupa

modul hendaknya mampu mengatur waktu pelaksanaan dengan baik sehingga

semua aspek pembelajaran dapat disampaikan dan tujuan belajar dapat tercapai

secara maksimal.

2. Peneliti

Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu diadakan

penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan pembelajaran berbasis modul dalam

ruang lingkup yang lebih luas serta faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap

keterampilan menginterpretasi data pengamatan.

Page 73: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

58

DAFTAR PUSTAKA

Acelajado, Maxima J. 2005. The Modular Teaching Approach in College Algebra: An Alternative to Improving the Learner’s Achievement, Persistence, and Confidence in Mathematics. International Journal of Education and Development Vol.5 No.6 2005 pages 294 - 312

Arentyba.2011.KandunganTalas.http://spentibafamily.blogspot.com/2011/04/kandungan-talas.html Di akses tanggal 15 Agustus 2011

B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Buckle, K.A and Hongsprabhas, P. 2003. Cooked and Raw Cassava Fermentation by Fungi Isolated from Traditional Femented Foods. Australia : University of New South Wales

Cyberedan.2011.WirausahaTalas.http://www.ariecyberedan.blogspot.com/2011/03/talas.html. Diakses tanggal 25 April 2011.

Dakimah Dwidjoseputro. 1976. Microbiological Studies of Indonesia Ragi. Jakarta : Dirjen Dikti

. 1978. Pengantar Mikologi. Bandung : Alumni

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Dewi Sabita, Slamet dan Ignatius Tarwotjo. 1980. Majalah gizi dan makanan jilid 4, hal 26. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

Djien, Swan, Ko. 1972. Tape Fermentation. International Journal of Microbiology, American Society for Microbiology Vol.25 No.5 1972 pages 976 - 978

Dyah Sista Raharjanti. 2006. Penghambatan Pertumbuhan Aspergillus parasiticus dan Reduksi Aflatoksin oleh Kapang dan Khamir Ragi Tape. Skripsi yang Diterbitkan. Bogor : IPB

Enco Mulyasa. 2005. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gembong Tjitrosoepomo. 1990. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press

Karina Simbolon. 2008. Pengaruh Persentase Ragi Tape dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Tape Ubi Jalar. Skripsi yang Diterbitkan. Medan: Fakultas Pertanian USU

Page 74: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

59

Kemal Prihatman. 2000. Ttg Budidaya Pertanian. Jakarta. http://www.ristek.go.id

Lexy J Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lim,Gloria. 1991. Indigenous Fermented Food in South East Asia. ASEAN Food Journal Vol.6 No.3 1991, pages 83 - 101

Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mollendorff, Wilhelm J. 2008. Characterization of Bacteriocins Produced by Lactic Acid Bacteria From Fermented Beverages and Optimization ofStarter Cultures. Thesis for the degree of Master of Science : Stellenbosch University

Nasution. 1998. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT. Bina Aksara

Nono Sutarno. 2009. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang

Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Prihatiningsih. 2000. Perbedaan Alkohol Pada Tape Ketan Hitam Yang Dibuat Secara Aseptik Dan Tradisional. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. F. MIPA. Jurusan Biologi. UM.

Srikandi Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama

. . 1989. Fisiologi Fermentasi. Bogor: Pusat Antar Universitas(PAU) IPB

Sudirman Siahaan. 2006. Bagaimana Memudahkan Peserta Didik Memahami Modul. Jurnal Teknodik No.18 Vol.X Juni 2006 halaman 89 - 119

Susiwi., Hinduan, Achmad A., Liliasari., dan Ahmad, Sadijah. 2009. Analisis Ketrampilan Proses Sains Siswa SMA Pada ”Model Pembelajaran Praktikum D-E-H”. Jurnal Pengajaran Mipa. 14(2): 87-104.

Wenno I. H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta: Inti Media.

Winarno. 1984. Enzim Pangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Page 75: PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN …biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/BADRISYIYANI-EKO... · Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

60

________. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.

________ dan S. Fardiaz. 1989. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Bandung.Angkasa.

W. Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.