penggunaan mode repeater pada access point linksys

102
PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) (STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL) DIEN BURHANUDDIN 204091002563 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: others

Post on 06-Jun-2022

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN

WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)

(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN

NASIONAL)

DIEN BURHANUDDIN

204091002563

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

i

PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN

WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)

(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN

NASIONAL)

Oleh :

Dien Burhanuddin

NIM 204091002563

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 3: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

i

PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN

WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)

(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN

NASIONAL)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Dien Burhanuddin

NIM. 204091002563

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Viva Arifin, MMSI Yusuf Durachman,M.Sc, MIT

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durachman, M.Sc, MIT

Page 4: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul ” Penggunaan Mode Repeater pada Access Point Linksys

WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wireless Locak Area

Network (WLAN) (Studi Kasus : PUSDIKLAT KEMENTERIAN

PENDIDIKAN NASIONAL)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang

Munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari Senin, 8 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan

Teknik Informatika.

Jakarta, 8, Agustus 2010

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Page 5: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

iii

LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Agustus 2011

Dien Burhanuddin

NIM. 204091002563

Page 6: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

v

ABSTRAK

DIEN BURHANUDDIN– 204091002563, Penggunaan Mode Repeater pada

Access Point Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wireless

Locak Area Network (WLAN) (Studi Kasus : PUSDIKLAT KEMENTERIAN

PENDIDIKAN NASIONAL), dibawah bimbingan Ibu Viva Arifin dan bapak

Yusuf Durachman.

PUSDIKLAT Kemdiknas merupakan salah satu Pusat pendidikan dan pelatihan

pegawai Kementerian Pendidikan Nasonal dengan tugas dan fungsi khusus

peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur di lingkungan

Kementerian Pendidikan Nasional yang selama ini memiliki jaringan wireless atau

area hotspot yang di tempatkan pada beberapa lokasi. Dimana ada beberapa

gedung asrama yang tidak tersedia jaringan wireless dikarenakan jumlah

perangkat Accespoint yang terbatas sehingga tidak mampu menjangkau seluruh

gedung asrama. Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode NDLC

(Network Development Life Cycle). Siklus hidup penerapan sistem jaringan

didefinisikan dalam sejumlah fase-fase, yaitu : analysis (analisis), design

(perancangan), simulation prototyping (prototipe simulasi), implementation

(penerapan), monitoring (pengamatan), dan management (pengaturan). Penulis

memanfaatkan mode repeater pada Accespoint Linksys WAP54G sehingga dapat

menjangkau kesemua gedung asrama tanpa penambahan perangkat yang tidak

Page 7: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

vi

terlalu banyak. Hasil penelitian skripsi ini menyimpulkan bahwa Sistem Wireless

dengan mode repeater yang di implementasikan telah berhasil di jalankan dengan

baik. Keseluruhan sistem wireless di ujicoba dengan melakukan pengetesan

terhadap client/user dimana perangkat wireless repeater dapat bekerja secara

optimal, baik itu sinyal yang di dapat oleh client/user

Kata Kunci : Repeater, Wireless, Network Development Life Cylce, 81 halaman,

36 gambar, 7 tabel, 1 lampiran, 11 daftar pustaka (2000-2009)

Page 8: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat

dah karunianya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Penggunaan

Mode Repeater pada Access Point Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi

pengembangan Wireless Local Area Network (WLAN) (Studi Kasus :

PUSDIKLAT Kementerian Pendidikan Nasional). Skripsi ini penulis ajukan untuk

memenuhi salah satu syarat mata kuliah program studi S1 Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan pada penulis selama

menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Syopiansyah Jayaputra, M.Sis, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc, MIT selaku ketua Program Studi Teknik

Informatika dan juga selaku dosen pembimbing.

3. Ibu Viva Arifin, MMSI, selaku dosen Pembimbing I, selaku Koordinator

Teknis Non Reguler.

4. Bapak Herlino Nanang, MT selaku dosen yang juga banyak membantu dan

membimbing penulis dalam menyusun dan mengerjakan skripsi ini.

5. Bapak Agus Dharma, P.hD selaku Kepala Pusdiklat Kemdiknas yang tidak

henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

Page 9: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

viii

6. Kepada kedua orangtua, istri dan anak-anak tersayang serta adik-adik yang

telah memberikan banyak dukungan kepada penulis. Terima kasih atas doa,

kasih sayang dan dukungannya.

7. Teman-teman TI/SI angkatan 2004 diantaranya Agus, Wangsa, Bowo, Bajuri,

Yayan, Ari dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kepada

yang selalu berdoa, memberi inspirasi, dorongan, semangat, waktu, bantuan

segala hal buat penulis.

8. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia tidak dapat luput dari kesalahan

dan kekurangan sehingga masih jauh dari sempurna sehingga segala saran dan

kritik akan sangat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 28 Juli 2011

Penulis

Dien Burhanuddin

Page 10: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Lembar pengesahan Pembimbing ..................................................................... ii

Lembar pengesahan Ujian ................................................................................. iii

Pernyataan ......................................................................................................... iv

Abstrak .............................................................................................................. v

Kata Pengantar .................................................................................................. vi

Daftar Isi ............................................................................................................ viii

Daftar Gambar ................................................................................................... xiii

Daftar Tabel ...................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 2

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 3

1.4.1 Tujuan ............................................................................. 4

1.4.2 Manfaat ........................................................................... 4

1.5 Metodologi Penelitian ............................................................... 5

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Jaringan Komputer ...................................... 7

Page 11: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

x

2.2 Manfaat Jaringan Komputer ...................................................... 10

2.3 Jenis Jaringan Komputer ........................................................... 11

2.3.1 LAN (Local Area Network) …………………………... .. 9

2.3.2 MAN (Metropolitan Area Network) …………………. ... 10

2.3.3 WAN (Wide Area Network) …………………………. 10

2.4 Tipe Jaringan Komputer ............................................................. 11

2.4.1 Peer To Peer .................................................................. 11

2.4.2 Client Server .................................................................. 12

2.5 Topologi Jaringan Komputer .................................................... 13

2.5.1 Topologi Bus ………………………………………… 13

2.5.2 Topologi Ring ……… ................................................... 14

2.5.3 Topologi Star ………………………………………... .. 14

2.5.4 Topologi Tree ……………………………………….. .. 15

2.6 Perangkat Keras Jaringan …………………………………... ... 16

2.6.1 Server ............................................................................. 16

2.6.2 Workstation .................................................................... 16

2.6.3 NIC (Network Interface Card) ....................................... 17

2.6.4 Switch ............................................................................. 17

2.6.5 Repeater.......................................................................... 17

2.6.6 Bridge ............................................................................. 17

2.6.7 Router ............................................................................. 18

2.7 Media Transmisi......................................................................... 18

2.7.1 Kabel ................................................................................. 18

Page 12: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

xi

2.7.2 Wireless ............................................................................. 20

2.8 Metode Transmisi....................................................................... 21

2.8.1 Teknik Pengiriman Baseband ........................................ 21

2.8.2 Teknik Pengiriman Broadband ...................................... 21

2.9 Model OSI Layer........................................................................ 22

2.9.1 Pengertian OSI ............................................................... 22

2.9.2 Lapisan OSI .................................................................... 23

2.10 Protokol Jaringan ....................................................................... 24

2.10.1 Jenis-Jenis Protokol ........................................................ 24

2.11 Wireless Local Area Network (WLAN) .................................... 29

2.12 Akses Point…………………………………………………... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 37

3.1.1 Studi Lapangan / Observasi .......................................... 37

3.1.2 Studi Pustaka atau Literatur .......................................... 38

3.1.3 Wawancara .................................................................... 38

3.2 Metode Pengembangan Sistem NDLC ..................................... 39

3.2.1 Analysis ......................................................................... 39

3.2.2 Design ........................................................................... 40

3.2.3 Simulation Prototype ..................................................... 41

3.2.4 Implementation ............................................................. 41

3.2.5 Monitoring ..................................................................... 41

Page 13: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

xii

3.2.6 Management .................................................................. 42

3.3 Sejarah Singkat PUSDIKLAT KEMENDIKNAS .................... 44

3.3.1 Tugas dan Fungsi ............................................................ 46

3.3.2 Visi dan Misi .................................................................... 47

3.4 Fasilitas Kampus Pusdiklat .......................................................... 49

3.5 Denah Pusdiklat ........................................................................... 50

3.6 Struktur Organisasi Pusdiklat .................................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3.6 Analysis ......................................................................................... 52

4.1.1 Identity ........................................................................ 53

4.1.2 Understand .................................................................. 54

4.1.3 Analyze ....................................................................... 55

4.1.4 Report .......................................................................... 55

4.2 Design ...................................................................................... 58

4.2.1 Perancangan Topologi .................................................. 58

4.2.2 Perancangan Sistem ...................................................... 60

4.3 Simulation Prototyping .............................................................. 61

4.4 Implementasi .............................................................................. 61

4.4.1 Implementasi Konfigurasi Perangkat Wireless ............ 61

4.4.2 Implementasi Wireless dengan Mode Repeater ........... 68

4.4.3 Implementasi Join Mode Repeater Pada Wireless

Page 14: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

xiii

Router WRTG54GL .................................................... 70

4.5 Monitoring ................................................................................. 72

4.5.1 Pengujian Fungsionalitas Koneksi Wireless

Linksys ......................................................................... 73

4.6 Analisa Log Wireless ................................................................ 76

4.7 Management .............................................................................. 77

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 79

5.2 Saran ............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jaringan Peer to Peer ................................................................. 12

Gambar 2.2 Jaringan Client Server ............................................................... 13

Gambar 2.3 Topologi Bus ............................................................................. 14

Gambar 2.4 Topologi Ring ........................................................................... 14

Gambar 2.5 Topologi Star ............................................................................ 15

Gambar 2.6 Topologi Tree ............................................................................ 16

Gambar 2.7 Akses Point Linksys WAP54G ................................................. 34

Gambar 2.8 Wireless Client ........................................................................ 35

Page 15: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

xiv

Gambar 2.9 Wireless Repeater ...................................................................... 36

Gambar 2.10 Wireless Bridge ......................................................................... 36

Gambar 3.1 Tahapan NDLC ......................................................................... 35

Gambar 3.2 Diagram Metode Penelitian ....................................................... 39

Gambar 3.3 Denah Pusdiklat ........................................................................ 50

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Pusdiklat .................................................... 51

Gambar 4.1 Topologi Jaringan Wireless Sebelum di usulkan ...................... 58

Gambar 4.2 Topologi Jaringan Wireless yang di usulkan ............................ 59

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama Koneksi Linksys WAP54G ............ 61

Gambar 4.4 Tampilan saat memasukkan username dan password ............... 62

Gambar 4.5 Tampilan Menu Linksys WAP54G ........................................... 64

Gambar 4.6 Tampilan Saat Save Changes Konfigurasi ................................ 64

Gambar 4.7 Tampilan AP Mode pada Akses Point Linksys_WAP54G ...... 65

Gambar 4.8 Autentikasi dd-wrt Linksys WRT54GL .................................... 66

Gambar 4.9 Tampilan Setup dd-wrt Linksys WRT54GL ............................. 67

Gambar 4.10 Proses Save dan Apply Changes Konfigurasi ........................... 67

Gambar 4.11 Tampilan Setup Wireless AP Mode WAP54G ........................ 69

Gambar 4.12 Tampilan Menu Settings Wireless Repeater ............................. 69

Gambar 4.13 Tampilan Setelah Selesai Save Changes ................................... 70

Gambar 4.14 Tampilan Menu Wireless Saat Site Survey ............................... 71

Gambar 4.15 Tampilan Neighbor’s Wireless Network .................................. 71

Gambar 4.16 Tampilan Sukses Join ke Wireless Linksys_WAP54G ........... 72

Gambar 4.17 Tampilan Search Wireless ......................................................... 73

Page 16: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

xv

Gambar 4.18 Ping ke Wireless Linksys_WAP54G ........................................ 74

Gambar 4.19 Uji Koneksi ke Wireless dengan SSID dd-wrt_vap .................. 75

Gambar 4.20 Uji coba ping ke Wireless dd-wrt .............................................. 75

Gambar 4.21 Administration Log Wireless ..................................................... 76

Gambar 4.22 Tampilan View Log Wireless ................................................... 77

Page 17: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Standar Wireless LAN .............................................. 32

Tabel 2.2 Family Standar Wireless LAN ......................................................... 32

Tabel 3.1 Fasilitas Kampus Pusdiklat ............................................................ 49

Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem yang akan di bangun ......................................... 56

Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) Yang Di gunakan ............ 56

Tabel 4.3 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang di gunakan ............. 57

Tabel 4.4 Komponen Sistem ........................................................................... 60

Page 18: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi di dunia telah berkembang dengan pesat.

Berbagai macam teknologi telah dikembangkan untuk membantu manusia

dalam berkomunikasi. Kalau pada era tahun 80-an teknologi jaringan

komputer hanya mengandalkan teknologi jaringan berbasis kabel,

teknologi tersebut mulai banyak ditinggalkan karena beberapa

keterbatasannya, seperti besarnya biaya yang harus di keluarkan oleh

organisasi jika menggunakan teknologi ini (wired network), selain itu

teknologi ini juga tidak flexibel karena sangat tergantung pada kabel.

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, juga kebutuhan manusia akan

mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi menuntut sesuatu yang lebih praktis,

dan teknologi wireless memberikan jawaban untuk kebutuhan tersebut

(Gunadi, 2009). Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan,

kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki

kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi

wireless sangat nyaman untuk digunakan. Anda bisa mengakses Internet di

posisi mana pun selama masih berada dalam jangkauan wireless. (Gunadi,

2009).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemendiknas pada tahun

2010 memiliki jaringan wireless atau area hotspot yang ditempatkan pada

beberapa lokasi, diantaranya di gedung Pancasila (Pusat administrasi)

Page 19: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

2

Gedung Perkuliahan, dan gedung Asrama peserta. Menurut keterangan bapak H.

Muktasim selaku Kepala Sub Bagian Rumah Tangga, bahwa terdapat 6 unit

gedung asrama yang belum tersedia jaringan wireless, sehingga bagi peserta yang

berada di gedung tersebut belum dapat terhubung ke jaringan internet. Untuk

memberikan solusi dari permasalahan ini penulis akan memanfaatkan mode

repeater pada Accespoint Linksys WAP54G, sehingga jaringan wireless dapat

menjangkau kesemua gedung asrama. Oleh karena itu penulis mengajukan judul

penulisan skripsi tentang” Penggunaan Mode Repeater pada Access Point

Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wlan Pusdiklat

Kementerian Pendidikan Nasional”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka

penulis merumuskan 2 masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana mengkonfigurasi Acces point Linksys WAP54G yang akan

dijadikan sebagai Repeater.

2. Bagaimana menghubungkan Repeater dengan perangkat wireless

Acces point

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu luas namun dapat mencapai hasil

yang optimal, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan

meliputi:

Page 20: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

3

1. Konfigurasi linksys WAP54G pada mode repeater,

2. Topologi yang digunakan adalah topologi Star

3. Hardware yang digunakan yaitu Access Point Linksys WAP 54G,

wireless Router WRT54GL, Switch Linksys 8 Port, Kabel UTP.

4. Software yang digunakan adalah Dd-wrt. V12-

12548_NewD_mini, Mozila Firefox 4.0, Microsoft Visio 2003,

Microsoft Windows XP Sp3.

1.4 Tujuan

Tujuan utama dari penggunaan Repeater ini adalah untuk

mengembangkan jaringan wlan pada lokasi yang belum terdapat sinyal di

gedung asrama Pusdiklat Kementerian Pendidikan Nasional.

1.5 Manfaat

Manfaat dari Penulisan skripsi ini adalah:

1.5.1 Bagi Pusdiklat Pegawai Depdiknas

a. Memperluas jaringan wlan di Pusdiklat Kemendiknas.

b. Mengoptimalkan penggunaan perangkat Access Point Linksys

WAP54G mejadi repeater

1.5.2 Bagi Penulis.

a. Menambah wawasan penulis tentang penggunaan repeater

dalam Jaringan Wireless Local Area Network (WLAN).

Page 21: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

4

1.5.3 Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi

teori yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.

b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan

ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.

c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam

menghadapi dunia kerja dari hasil yang diperoleh selama di

bangku perkuliahan.

1.6 Metodologi Peneletian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

a. Metode Studi Pustaka

b. Metode Observasi

c. Metode Wawancara

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC (Network

Development Life Cycle).

a. Analysis

b. Design

c. Simulation prototype

d. Implementation

e. Monitoring

f. Management

Page 22: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

5

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan

beberapa sub pokok bahasan. Adapun sistematika dari skripsi ini adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab, yaitu : Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam pembuatan

WLAN, khususnya penggunaan Repeater.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian yang

digunakan dalam menganalisis, merancang dan

mengimplementasikan Wireless Repeater.

BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini berisi uraian tentang implementasi atau

penerapan Wireless repater dengan menggunakan Accespoint

Linksys WAP54G

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berkenaan

dengan hasil pemecahan masalah yang diperoleh dari

penyusunan tugas akhir ini.

Page 23: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Jaringan Komputer

Salah satu teknologi penting dibidang komputer yang saat ini

berkembang dengan pesat adalah teknologi jaringan komputer atau computer

networking. Prinsip dasar dalam sistem jaringan ini adalah proses pengiriman

data atau informasi dari pengirim ke penerima melalui suatu media

komunikasi tertentu. Untuk memahami sistem jaringan komputer, perlu

dipahami terlebih dahulu apa itu sistem, komputer dan jaringan.

Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua

atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai

tujuan (Jogiyanto, 2000 : 813).

Komputer berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung.

Definisi komputer dari American National Standard Institute, “Suatu

pemroses data yang dapat melakukan perhitungan yang benar dan cepat,

termasuk perhitungan arithmatika atau operasi logika, tanpa campur

tangan dari manusia yang mengoperasikan selama pemrosesan”

(Jogiyanto, 2000 : 2)

Jaringan adalah kumpulan dari dua atau lebih komputer yang saling

berhubungan dan berinteraktif yang dihubungkan dengan media transmisi

alat komunikasi.

Page 24: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

7

Sehingga dapat disimpulkan Sistem Jaringan Komputer adalah : “Kumpulan

dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan dan berinteraktif yang

dihubungkan dengan media transmisi alat komunikasi dan membentuk satu

kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai, dan saling berbagi pakai

sumber daya baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang terdapat dan

terhubung pada jaringan komputer tersebut”.

2.2 Manfaat Jaringan Komputer

Pemanfaatan teknologi jaringan ini tentu saja tidak tanpa alasan,

karena para ahli komputer telah berhasil meyakinkan para pengguna jaringan

bahwa berbagai bentuk keuntungan dan efisiensi akan diperoleh dengan

memanfaatkan teknologi jaringan komputer untuk perangkat-perangkat

komputer yang ada, yaitu :

a. Resource sharing

Kemampuan berbagi pakai sumber daya baik berupa perangkat keras

maupun perangkat lunak yang terdapat dan terhubung dengan jaringan

komputer tersebut.

b. Integrasi data

Memungkinkan terjadinya pengintegrasian data dari berbagai terminal

pemasukan data dan transaksi kedalam pusat pengolahandata sehingga

memudahkan untuk memperoleh informasi yang akurat setiap saat.

c. Distributed processing

Page 25: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

8

Pembangunan jaringan komputer ini dapat mencegah ketergantungan

kepada komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu

komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke komputer lainnya.

d. Keamanan data

Sistem jaringan komputer memudahkan dalam melakukan perlindungan

terhadap data yang terpusat pada server. Jaminan keamanan data tersebut

dapat diberikan melalui pengaturan hak akses para pemakai dan password.

2.3 Jenis Jaringan Komputer

Pada saat ini ada beberapa jenis jaringan yang beroperasi diseluruh

dunia, baik pada perusahaan telekomunikasi, lembaga pemerintah, lembaga

pendidikan dan lain sebagainya. Perbedaan jenis jaringan dapat didasarkan

pada fasilitas yang ditawarkan, rancangan teknisnya serta kelebihan dan

kelemahannya. Pada umumnya sistem jaringan komputer dibedakan menurut

jarak hubungan antara satu sistem komputer dengan lainnya.

Menurut Dede Sopandi dalam bukunya (2008 : 1-6) jaringan komputer

dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

2.3.1 LAN (Local Area Network)

Merupakan suatu network yang terbatas dalam jarak/area setempat

(lokal), dimana peralatan-peralatan hardware dan software digabungkan

Page 26: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

9

untuk dapat saling berkomunikasi dalam daerah yang terbatas. Jaringan

ini biasanya dibangun untuk perkantoran atau lembaga pendidikan, atau

untuk lingkup departemen dalam perusahaan. Beberapa LAN

menggunakan satu komputer yang biasanya dijadikan sebuah server

yang berfungsi untuk menyimpan perangkat lunak (software yang

mengatur aktifitas jaringan). Komputer-komputer yang terhubung dalam

jaringan disebut workstation. Kemampuan komputer workstation

biasanya dibawah komputer server.

2.3.2 MAN (Metropolitan Area Network)

Suatu jaringan yang jarak antara satu sistem dengan sistem lainnya

relatif agak jauh scopenya dalam satu kota. Pembangunan jaringan

komputer metropolitan ini merupakan pilihan perusahaan-perusahaan

yang bergerak dalam sektor jasa perbankan, supermarket, perguruan

tinggi dan lain sebagainya yang memiliki banyak kantor cabang dalam

suatu kota. Dengan fasilitas jaringan komputer ini diharapkan pimpina

perusahaan dapat dengan cepat mengetahui kondisi perusahaan secara

keseluruhan maupun kantor cabangnya masing-masing dan

memungkinkan pimpinan perusahaan berkomunikasi bahkan berdiskusi

dengan para manajer kantor-kantor cabang. Hal ini berarti jaringan ini

mendukung proses koordinasi dan kontrol para pengelola tersebut.

2.3.3 WAN (Wide Area Network)

Jaringan komputer skala luas yang merupakan pengembangan dari

Page 27: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

10

jaringan komputer metropolitan dimana komputer dihubungkan dengan

fasilitas komunikasi seperti sistem telepon ataupun pemancar gelombang

mikro. Bentuk ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar ataupun

departemen pemerintahan. Fungsi jaringan ini tentu saja difocuskan

untuk pengintegrasian data dan berlangsungnya proses manajemen,

khususnya kontrol dan koordinasi. Infrastuktur utama untuk membangun

jaringan komputer skala luas ini adalah jaringan internet.

2.4 Tipe Jaringan Komputer

2.4.1 Peer To Peer

Tipe Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan satu titik node

ke titik node lainya. (Agus Mulyanto 2009 : 41). Sistem operasi jaringan

model peer to peer memungkinkan seorang user membagi sumber daya

yang ada dikomputernya, baik itu file data, printer, dan peripheral lain.

Namun, model ini tidak mempunyai sebuah file server atau sumber daya

yang terpusat.

a. Kelebihan jaringan peer to peer

Tidak terlalu mahal, karena tidak membutuhkan satu PC yang

sepenuhnya berfungsi sebagai server dan tidak digunakan

sebagai media kerja atau sering disebut dengan didacated server

mudah dalam instalasi programnya, hanya tinggal mengatur

untuk operasi model peer to peer.

b. Kelemahan jaringan peer to peer

Page 28: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

11

Tidak terpusat, terutama untuk penyimpanan data dan aplikasi.

Tidak aman, karena tidak menyediakan fasilitas pengamanan

server yang mencukupi.

Gambar 2.1 Jaringan Peer To Peer

2.4.2 Client Server

Menurut Agus Mulyanto (2009 : 41) mendefinisikan client-server

sebagai arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana client

dapat melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan

mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan di

client. Arsitektur client-server memiliki kelebihan sebagai berikut

Kelebihan jaringan client server

Terpusat, sumber daya dan keamanan data dikontrol melalui server.

Keseluruhan komponen (client / network / server) dapat bekerja

bersama.

Kelemahan Jaringan client server

Page 29: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

12

Biaya pengadaan dan operasionalnya mahal.

ketika server drop, keseluruhan operasi pada jaringan akan

terganggu.

Gambar 2.2 Jaringan Client Server

2.5 Topologi Jaringan Komputer

Menurut Dede Sopandi dalam bukunya mengenai jaringan komputer

(2008 : 27-32) Topologi jaringan adalah susunan atau pemetaan interkoneksi

antara node, dari suatu jaringan, baik secara fisik (riil) dan logis (virtual).

Pola ini berhubungan erat dengan media akses dan media pengirim yang

digunakan.Ada beberapa macam topologi yang dapat digunakan, tetapi bentuk

topologi yang utama adalah Bus, Ring, Star dan Tree.

2.5.1 Topologi Bus

Pada topologi ini terdapat satu jalur umum yang berbentuk garis

Page 30: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

13

lurus. Ciri utama dari bentuk topologi ini adalah bahwa setiap sambungan

saling tergantung. Artinya, jika satu sambungan terganggu maka seluruh

sambungan akan terputus dan tidak bisa terhubung lagi.Meskipun terhubung

tetapi topologi ini tidak membentuk satu jalur tertutup. Topologi ini sangat

cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil.

Gambar 2.3 Topologi Bus

2.5.2 Topologi Ring

Pada topologi ring semua pc yang terkoneksi akan saling dikaitkan

sehingga membentuk satu koneksi yang tidak terputus. Namun, sistem ini

memiliki kelemahan, yaitu apabila ada kabel koneksi yang terputus dua

arah, maka seluruh koneksi ke server akan terputus atau terganggu. Topologi

ini sangat tepat untuk perusahaan, unit atau departemen yang sangat tinggi

tingkat lalu lintas transmisi data dan informasinya.

Gambar 2.4 Topologi Ring

Page 31: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

14

2.5.3 Topologi Star

Topologi ini punya bentuk fisik seperti bintang, dimana setiap

node dihubungkan ke pusat. Media transmisinya bersifat tertutup dan setiap

client mempunyai kabel tersendiri untuk langsung berhubungan dengan file

server sehingga apabila salah satu client mengalami kegagalan, maka client

yang lain tetap bisa berkomunikasi dengan server.

Gambar 2.5 Topologi Star

2.5.4 Topologi Tree

Pada topologi ini biasanya hanya ditemui pada jaringan berskala

besar, karena topologi ini memungkinkan penambahan PC berapapun tanpa

mengganggu kinerja seluruh sistem. Skemanya memiliki kesamaan dengan

skema pohon, yaitu node pusat dihubungkan dengan beberapa node. Masing

masing node dihubungkan ke beberapa node lainnya. Adapun kelemahannya

adalah, apabila simpul yang lebih tinggi tidak berfungsi, maka kelompok

lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga tidak menjadi efektif. Cara

Page 32: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

15

kerja jaringan ini relatif lebih lambat.

Gambar 2.6 Topologi Tree

2.6 Perangkat Keras Jaringan

2.6.1 Server

Sebuah server merupakan sebuah komputer yang berisi program,

baik sistem operasi maupun program aplikasi yang menyediakan

pelayanan kepada komputer atau program lain yang sama ataupun

berbeda (Jogiyanto, 2000 : 427).

Sebagai contoh dalam mengelola pengiriman file, database atau

menerima email pada saat yang bersamaan dengan tugas yang lain.

Server juga harus menyimpan informasi dan membaginya dengan cepat.

2.6.2 Workstation

Keseluruhan komputer yang terhubung ke file server dalam sebuah

Page 33: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

16

jaringan. Dimana komputer ini sebagai tempat kerja atau pengolahan

data yang diakses dari server (Jogiyanto, 2000 : 429). Komputer ini

hanya merupakan perpanjangan dari server. Tetapi sekarang ini

workstation sebagian besar menggunakan Personal Computer (PC).

2.6.3 NIC (Network Interface Card)

Sebuah kartu jaringan dan merupakan perangkat yang menyediakan

media untuk menghubungkan antar komputer kedalam sistem jaringan.

Dilihat dari interface nya umumnya terbagi dua yaitu PCI dan ISA.

Terdapat juga beberapa card diperuntukkan khusus untuk laptop atau

notebook dengan socket PCMCIA.

2.6.4 Switch

Switch lebih berfungsi sebagai media antar koneksi, media

pengumpul semua koneksi antar PC untuk kemudian disambungkan satu

sama lain. Keuntungan menggunakan Switch adalah fleksibilitas yang

dimiliki sehingga tiap client dapat ditambahkan setiap waktu tanpa

mengganggu jaringan yang sedang beroperasi.

2.6.5 Repeater

Fungsi utamanya adalah untuk memperkuat sinyal. Sinyal yang

diterima dari satu segmen kabel LAN ke segmen LAN berikutnya akan

dipancarkan kembali dengan kekuatan sinyal asli pada segmen LAN

pertama, sehingga dengan adanya repeater ini, jarak antara dua jaringan

komputer dapat diperluas.

Page 34: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

17

2.6.6 Bridge

Bridge digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN dan

memungkinkan paket data dari satu LAN ke Lan yang lain. Sebuah bridge

menyediakan sambungan antara dua tipe LAN yang sama, misalnya

Ethernet LAN dan Token passing. Dengan bridge dapat memperluas

jaringan LAN, sehingga semua segmen yang saling berhubungan satu sama

lainnya menjadi menjadi bagian dari LAN yang lebih besar.

2.6.7 Router

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan

ke jaringan yang lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara

keduanya. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah

LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan

dengan baik dengan trafik yang dibangkitkan oleh LAN lain.Router bisa

berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router

(dedicated router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan

sebagai router.

2.7 Media Transmisi

2.7.1 Kabel

Dalam jaringan komputer, kabel merupakan media penghubung utama,

karena kabel merupakan media transfer antar PC. Dalam jaringan lokal

dikenal tiga jenis kabel, yaitu :

a. Kabel Coaxial

Page 35: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

18

Kabel coaxial banyak digunakan dijaringan lokal karena biaya

pembangunan jaringannya relatif murah dan tidak memerlukan Hub

sebagai konsentrator jaringan. Kabel coaxial menyediakan

perlindungan cukup baik karena terdapat semacam pelindung logam /

metal dalam kabel tersebut. Kabel coaxial terdiri dari beberapa jenis.

Thick Coaxial

Dikenal dengan kabel RG-8 atau tipe kabel 10Base5, sering

digunakan untuk kabel backbone pada instalasi jaringan enthernet

antar gedung. Kabel ini sulit ditangani secara fisik karena tidak

fleksibel dan berat tetapi berdaya jangkau 500 m.

Thin Coaxial

Dikenal dengan kabel RG-58 atau kabel 10Base2 biasa digunakan

dalam jaringan antar workstation, mudah ditangani secara fisik dan

sering digunakan dalam implementasi topologi bus, ring, dan star.

Daya jangkau antara 300 m.

b. Kabel UTP (Unshielded Twister Pair)

Merupakan sepasang kabel yang di twist / dililit satu sama lain dengan

tujuan untuk mengurangi interferensi listrik. Terdiri dari dua, empat

atau lebih pasangan kabel (umumnya yang dipakai dalam jaringan

komputer terdiri dari 4 pasang kabel / 8 kabel). UTP dapat mempunyai

transfer rate 10 Mbps sampai 100 Mbps tetapi mempunyai jarak yang

pendek yaitu maximum 100 m. pada umumnya menggunakan konektor

Page 36: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

19

RJ-45. Pada saat ini penggunaan UTP kabel merupakan pilihan yang

paling efisien dalam pengembangan jaringan komputer berkecepatan

tinggi 10 Mbps – 100 Mbps.

c. Kabel Fiber Optic

Teknologi fiber optic atau serat cahaya memungkinkan menjangkau

jarak yang besar dan menyediakan perlindungan total terhadap

gangguan elektrik. Kecepatan transfer data dapat mencapai 1000 Mbps

serta jarak dalam satu segmen dapat lebih dari 3,5 km. Kerugian

penggunaan kabel ini harganya sangat mahal tetapi kabel ini

merupakan alternatif yang paling baik bagi masa depan jaringan

komputer.

2.7.2 Wireless

Bilamana sumber data dan penerima data jaraknya cukup jauh atau

medannya sulit untuk penerapan instalasi kabel sebagai media transmisi

jaringan, maka dapat digunakan media transmisi berupa gelombang

elektromagnetik yang dipancarkan melalui media terbuka yang dapat

berupa gelombang mikro, sistem satelit, atau sinar infra merah. Jaringan

dengan media transmisi tanpa kabel ini disebut dengan jaringan wireless.

a. Keuntungan wireless

Mudah untuk melakukan perawatan karena tidak ada instalasi kabel

yang rumit.

Page 37: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

20

Teknologi wireles memungkinkan untuk mengakses internet lebih

murah dibanding dengan sistem dial up atau leased line.

Sangat bermanfaat untuk mengatasi problem lokasi.

b. Kelemahan wireless

Biaya peralatan dan peripherial relatif mahal.

Kemampuan transfer data lebih kecil dari jaringan kabel.

Keamanan data masih belum terjamin karena masih dimungkinkan

dilakukan penyadapan.

2.8 Metode Transmisi

2.8.1 Teknik Pengiriman Baseband

Pada metode ini data yang berupa sinyal digital langsung dikirim

melalui media trnsmisi satu saluran, seperti kabel tanpa mengalami

perubahan apapun. Dengan cara ini maka jarak transmisi data tergantung

pada kualitas media yang digunakan.

a. Keuntungan

Biaya murah, karena dalam sistem ini tidak diperlukan modem.

Bentuk teknologinya sederhana dan mudah dalam instalasinya.

b. Kerugian

Kapasitas pengiriman data terbatas karena hanya terdapat satu lalu

lintas data sehingga hanya satu pasang komputer yang dapat

Page 38: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

21

berkomunikasi pada saat yang sama.

2.8.2 Teknik Pengiriman Broadband

Metode ini digunakan untuk mentransmisikan sinyal analog, maka

data dalam bentuk sinyal digital harus dimodulasikan lebih dahulu menjadi

sinyal analog. Media yang digunakan berupa kabel Coaxial Broadband.

Data dari beberapa terminal dapat menggunakan satu saluran, tetapi

frekuensinya berbeda-beda sehingga pada saat yang sama dapat dikirimkan

beberapa jenis data melalui beberapa frekuensi.

a. Keuntungan

Kapasitas pengiriman data cukup tinggi, karena memiliki beberapa

jalur transmisi.

Untuk teknik Broadband non kabel daerah jangkauan lebih luas

dengan biaya relatif murah.

b. Kerugian

Harga modem yang diperlukan relatif mahal.

Waktu tunda perjalanan sinyal dua kali lipat dibandingkan dengan

waktu tunda perjalanan sinyal pada sistem baseband, karena harus

dilakukan modulasi dan demodulasi sinyal terlebih dahulu.

2.9 Model OSI Layer

2.9.1 Pengertian OSI

Suatu jaringan komputer dibangun dengan memperhatikan

Page 39: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

22

arsitektur standar yang dibuat lembaga standar industri dunia. Standar

jaringan yang saat ini diakui dunia adalah The Open System Connection

yang dibuat oleh lembaga ISO (The International Standar

Organization). Seluruh fungsi kerja jaringan komputer dan komunikasi

antar terminal diatur dalam standar ini. OSI adalah suatu standar

komunikasi antar mesin yang terdiri dari 7 lapisan. Ketujuh lapisan

tersebut mempunyai peran dan fungsi yang berbeda satu terhadap yang

lain.

2.9.2 Lapisan OSI

a. Phisical Layer

Lapisan terendah ini mengatur sinkronisasi pengiriman dan

penerimaan data, spesifikasi mekanik, elektrik dan interface antar

terminal, seperti besar tegangan, frekuensi, koneksi pin dan jenis

kabel.

b. Data Link Layer

pada lapisan ini data diubah dalam bentuk paket, sinkronisasi paket

yang dikirim maupun yang diterima, persiapan saluran antar

terminal, pendeteksian kesalahan yang terjadi saat pengiriman data

dan pengendalian akses saluran.

c. Network Layer

Lapisan ini menentukan rute pengiriman dan pengendalian

kemacetan, agar data sampai ditempat tujuan dengan benar.

Page 40: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

23

d. Transport Layer

Lapisan ini mengatur keutuhan data, menerima data dari lapisan

session dan meneruskannya ke lapisan Network. Lapisan ini juga

memeriksa apakah data sudah sampai dialamat yang dituju.

e. Session Layer

Lapisan ini menyiapkan saluran komunikasi dan terminal dalam

hubungan antar terminal, mengkoordinasikan proses pengiriman dan

penerimaan serta mengatur pertukaran data.

f. Presentation Layer

Pada lapisan ini dilakukan konversi data agar data yang dikirim dapat

dimengerti oleh penerima, kompresi teks dan penyandian data.

g. Application Layer

Lapisan paling tinggi ini mengatur interaksi pengguna komputer

dengan program aplikasi yang dipakai. Lapisan ini juga mengatur

pemakaian bersama data dan peralatan, pengiriman file dan

pemakaian database.

2.10. Protokol Jaringan

Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendefinisikan

beberapa fungsi seperti pembuatan hubungan, mengirim pesan, data,

informasi atau file yang harus dipenuhi oleh pengirim dan penerima agar

suatu sesi komunikasi data dapat berlangsung dengan baik dan benar.

Page 41: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

24

2.10.1 Jenis-Jenis Protokol

a. Token Ring

Dalam suatu token ring, suatu pola bit khusus yang disebut token

bergerak mengelilingi terminal-terminal kapan saja walaupun

terminal dalam keadaan diam. Ketika suatu terminal ingin

mentransmisikan suatu frame, terminal tersebut harus meraih

token itu. Oleh karena hanya ada satu token, maka hanya satu

terminal saja yang dapat melakukan transmisi pada saat yang

sama.Dengan metode ini, maka tidak akan terjadi tumbukan

dalam pengiriman data. Pada metode ini suatu terminal harus

menunggu giliran pada waktu yang relatif lebih lama bila akan

mengirimkan data. Namun tidak mungkin terjadi tumbukan

sinyal data, karena saat pengiriman data merupakan waktu

ekslusif bagi terminal pengirim.

b. Ethernet

Ethernet bekerja berdasarkan broadcast network, dimana setiap

node menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh sebuah

node menggunakan metode CSMA/CD (carier sense multiple

acces /collision detection).

c. ATM (Asynchronus Transfer Mode)

ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu

mencapai 150 Mbps atau lebih. Teknologi ATM ini sangat cocok

Page 42: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

25

digunakan untuk pengiriman data dalam bentuk video, CD audio

dan gambar. ATM bekerja pada model topologi star, dengan

nenggunakan fiber optic cable ataupun twisted pair cable. ATM

pada umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih

Local Are Network (LAN).

d. FDDI (Fiber Distributed Data Interface)

Merupakan protokol yang digunakan untuk transmisi pada

jaringan yang menyerupai token passing ring yang meningkatkan

kinerja jaringan. Hal ini dimungkinkan karena FDDI

menggunakan serat optik dengan kecepatan 100 Mbps. FDDI

dapat menghubungkan sampai 500 terminal dengan jarak

maksimum 2 km. Di samping itu FDDI memiliki kemampuan

untuk menghubungkan lebih dari satu jaringan lokal.

e. TCP/IP (Transmission Control Protokol/Internet Protokol)

Adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan

fungsi-fungsi komunikasi data pada Wide Area Network (WAN).

TCP / IP terdiri dari sekumpulan protokol yang masing-masing

bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi

data. Protokol ini merupakan komunikasi utama dalam internet

serta intranet. Merupakan protokol yang sangat banyak

digunakan untuk jaringan komputer. Protokol ini hanya

menggunakan 4 layer dalam pengiriman datanya, yaitu :

Page 43: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

26

Aplication, transport, internet, dan network layer.

Pengalamatan Pada TCP / IP

Pengalamatan pada IP dibagi menjadi IP Privat dan IP

Public. IP Privat digunakan dalam jaringan lokal saja, IP

Privat dibagi dalam tiga kelas antara lain :

Kelas A

10 1 – 255 1 -255 1 – 255

Kelas B

172 16 – 31 1 -255 1 – 255

Kelas C

192 168 1 -255 1 – 255

Sedangkan IP Public adalah IP yang penggunaanya harus

diregistrasikan dahulu, dengan ini komputer dapat dikenali di

internet, alamat IP terbagi kedalam lima kelas yakni :

Kelas A

1 – 126 1 – 255 1 – 255 1 – 255

Kelas B

128 – 191 1 – 255 1 – 255 1 – 255

Page 44: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

27

Kelas C

192 - 223 1 – 255 1 – 255 1 – 255

Kelas D

224 - 239 1 – 255 1 – 255 1 – 255

Kelas E

240 - 255 1 – 255 1 – 255 1 - 255

Sebuah alamat IP terdiri dari dua bagian yaitu : Network ID

dan Host ID. Network ID adalah host yang tersambung dalam

satu jaringan fisik, atau dapat pula dikatakan sebagai identitas

alamat dari sebuah jalur. Semua alat yang terhubung pada

jalur fisik yang sama harus memiliki Network ID yang sama.

Host ID merupakan identitas bagi Host. Dengan Host ID bisa

mengetahui bahwa IP tersebut merupakan bagian dari

Network mana dan kelas berapa.

Keunggulan TCP / IP

Open Protokol Standar

Independen terhadap perangkat keras komputer, sistem

operasi dan lain-lain. Ideal untuk menyatukan mesin-mesin

dengan perangkat keras dan lunak yang berbeda walaupun

Page 45: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

28

tidak terhubung internet.

Tidak tergantung pada perangkat keras jaringan tertentu.

Sehingga cocok untuk berbagai macam jaringan.

Cara pengalamatan bersama, memungkinkan device TCP / IP

mengidentifikasi secara unik device yang lain diseluruh

jaringan walaupun ia merupakan jaringan global (dunia).

Protokol level tinggi yang di standarkan untuk konsistensi,

sehingga menyediakan servis user yang luas.

2.11. Wireless Local Area Network (WLAN)

Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau

WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan

infrared sebagai media transmisi data. Wireless LAN sering di sebut sebagai

jaringan nirkabel atau jaringan wireless. (Jim Gieir, 2005).

Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya

peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control,

cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan

untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile)

dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini

akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan

komputer.

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka

dalam merancang WLAN dengan teknologi IR (infrared), perusahaan lain

Page 46: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

29

seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF (radio

frequency). Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps.

Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka

produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication

Commision (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM

band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang

bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial

memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan

dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum pada pita ISM,

frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat

spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang

sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan

transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999,

IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan

transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps.

Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional

(IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar

802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz.

Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada

frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless

phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang

radio pada frekuensi sama. Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat

Page 47: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

30

spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang

digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal

sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a

relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau

gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis,

802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak

pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar

tersebut.

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat

menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi

kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer

data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan

802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah

komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan

access point 802.11b, dan sebaliknya. Pada tahun 2006, 802.11n

dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g.

Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input

Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat

berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan

“Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan

throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg

terkoneksi. Serta dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar

108Mbps.

Page 48: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

31

Secara umum perbandingan diantara keempat standar dimaksud

dapat dijabarkan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Perbandingan Standar Wireless LAN

802.11a 802.11b 802.11g 802.11n

Standard

Approved Juli 1999 Juli 1999 June 2003

Not yet

ratified

Maximum

Data Rate 54 Mbps 11 Mbps 54 Mbps 600 Mbps

Modulation OFDM DSSS or CCK DSSS or CCK

or OFDM

DSSS or CCK

or OFDM

RF Band 5 GHz 2,4 Ghz 2.4 GHz 2,4 GHz or

5GHz

Channel width 20 MHz 20 MHz 20 MHz 20 MHZ or 40

MHz

Sedangkan bila dilihat dari sisi kompatibiltas dengan standar yang lain, maka

dapat dijabarkan seperti tabel berikut :

Tabel 2.2 Family Standar Wireless LAN

Family Standar Wireless LAN

Standar Band Frequensi Compatible

802.11b 2.4 GHz b

802.11a 5 GHz a

802.11g 2.4 GHz b.g

802.11n 2.4 GHz b,g,n

Page 49: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

32

2.12 Access Point

Pada wireless LAN, device transceiver disebut sebagai Access

Point, dan terhubung dengan jaringan (LAN) melalui kabel (biasanya

berupa UTP). Fungsi dari Access Point adalah mengirim dan menerima

data, serta berfungsi sebagai buffer data antara wireless LAN dengan wired

LAN. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).

Dalam jaringan komputer, sebuah Access Point terhubung ke

jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau

standar terkait. Access Point biasanya yang terhubung ke jaringan kabel,

dan dapat relay data antara perangkat nirkabel (seperti komputer atau

printer) dan kabel pada perangkat jaringan., di access point inilah koneksi

data/internet dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran

kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau,

semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW)

semakin luas jangkauannya.

Setiap access point memiliki nama atau identitas agar bisa di

ketahui oleh perangkat wireless yang lain, istilah ini disebut SSID (Service

Set Identifier) adalah tanda yang mengidentifikasikan sebuah perangkat

wireless. SSID secara default biasanya sudah di tentukan oleh pabrik atau

vendor perangkat wireless tersebut, namun apabila kita ingin

menggunakan nama atau identitas yang lain kita dapat menggantinya.

Setiap perangkat wireless yang akan terhubung ke access point harus

Page 50: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

33

mengetahui terlebih dahulu SSID atau nama dari akses point tersebut.

Didalam penggunaan sebuah access point dapat dibuatkan sistem

autentivikasi yang mengharuskan user/client yang akan terhubung ke

access point harus terdaftar, bisanya dengan cara login atau mengisikan

password yang sudah di tentukan, salah satu metodenya yaitu dengan

menerapkan security Wired Equivalent Privacy (WEP). yang merupakan

standart keamanan dan enkripsi pertama yang digunakan pada wireless.

Selain itu dapat menggunakan filter MAC Address. MAC Address (Media

Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang

diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI,

yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam

menggunakan metode ini maka perangkat wireless yang akan terhubung ke

access point harus terlebih dahulu dimasukan mac addres nya sehingga

bisa dikenal oleh perangkat access point.

Gambar 2.7 Acces Point Linksys WAP54G

(http://www.linksys.com)

Page 51: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

34

Didalam penggunaannya sebuah perangkat Acces Point dapat di

fungsikan sebagai berikut :

a. Wireless Client

Adalah sebuah fungsi yang di terapkan pada sebuah perangkat

access point yang akan dijadikan sebagai sebuah penerima (receiver)

sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain. Penggunaan

fungsi ini biasanya digunakan untuk membuat ataupun menambah

jaringan LAN baru. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).

Gambar 2.8 Wireless Client Linksys WAP54G

Page 52: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

35

b. Wireless Repeater

Adalah sebuah fungsi yang di terapkan pada sebuah perangkat

access point yang akan dijadikan sebagai sebuah Repeater (pengulang)

sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain. Penggunaan

fungsi ini biasanya digunakan untuk memperluas jangkauan sinyal

wireless. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).

Gambar 2.9 Repeater Linksys WRE 54G

c. Wireless Bridge

Adalah sebuah fungsi yang terapkan pada sebuah perangkat access

point yang akan dijadikan sebagai sebuah Bridge (Jembatan

penghubung) sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain.

Fungsi ini hampir sama dengan wireless client, hanya saja perangkat

yang digunakan baik itu pengirim ataupun penerima keduanya di

setting sebagai wireless bridge, Wireless bridge biasanya digunakan

untuk menghubungkan dua lokasi yang berjauhan, dimana dalam

Page 53: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

36

aplikasinya perangkat ini menggunakan antena eksternal yang

diarahkan langsung (Point to Point) ke lokasi yang dituju. (Gunadi

Dwi Hantoro, 2009).

Gambar 2.10 Wireless Bridge

(http://www.pcmag.com/encyclopedia_term)

Page 54: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Menurut Nazir (2005) metode pengumpulan data tidak lain dari

suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode

ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk

menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus

cukup valid untuk digunakan.

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode yang digunakan penulis

dalam penulisan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu metode pengumpulan

data dan metode pengembangan sistem.

Berikut penjelasan kedua metode tersebut :

3.1.1 Studi Pustaka

Metode pengumpulan data melalui buku atau browsing

internet yang dijadikan sebagai acuan analisa penelitian yang

dilakukan. Dalam proses pencarian dan perolehan data penulis

mendapat referensi dari perpustakaan dan secara online melalui

Page 55: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

38

internet. Referensi tersebut sebagai acuan untuk membuat landasan

teori.

3.1.2 Studi Lapangan/Observasi

Metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

atau datang langsung ke lokasi adalah cara pengambilan data

dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain

untuk keperluan tersebut. Penulis melakukan penelitian di

PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL.

3.1.3 Wawancara/Interview

Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya

atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Keterangan

lebih jelasnya penulis membahas proses ini pada daftar lampiran 1.

3.2 Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC (Network

Development Life Cycle).

Menurut (Goldman et all, 2001), NDLC adalah kunci dibalik

proses perancangan jaringan komputer. NDLC merupakan model

mendefinisikan siklus proses pembangunan atau pengembangan sistem

jaringan komputer. Kata cyle (siklus) adalah kata kunci deskriptif dari

siklus hidup pengembangan sistem jaringan yang menggambarkan secara

Page 56: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

39

ANALYSIS

Design

Simulation

Prototyping

Management

Monitoring

Implementation

eksplisit seluruh proses dan tahapan pengembangan sistem jaringan yang

berkesinambungan. Dalam hal ini metode yang pengembangan sistem

yang digunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC).

Berkaitan dengan skripsi ini, penerapan dari setiap tahap NDLC adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.1 Tahapan NDLC

3.2.1 Analysis

Model Pengembangan sistem NDLC dimulai pada fase

analisis. Pada tahap ini penulis mengidentifikasi konsep Sistem

Wireless akses point WAP54G, mode repeater yang ada di sistem

wireless tersebut. Mengumpulkan dan mengidentifikasi kebutuhan

seluruh kebutuhan sistem tersebut. Sehingga kebutuhan sistem

wireless mode repeater dapat diperjelas dan diperinci. Tahap-tahap

ini meliputi :

Page 57: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

40

a. Identify Aktivitas mengidentifikasikan permasalahan yang

dihadapi sehingga dibutuhkan proses pengembangan sistem.

Dapat dilihat pada subbab 4.1.1.

b. Understand Aktivitas untuk memahami mekanisme kerja sistem

yang akan dibangun atau dikembangkan. Dapat dilihat pada

subbab 4.1.2.

c. Analyze Menganalisis sejumlah elemen atau komponen dan

kebutuhan sistem yang akan dibangun atau dikembangkan.

Dapat dilihat pada subbab 4.1.3.

d. Report Aktivitas merepresentasikan proses hasil analisis.

Secara jelas tahap analysis dapat dilihat pada subbab 4.1.4.

3.2.2 Design

Tahapan selanjutnya dari metode pengembangan sistem

NDLC adalah Design. Tahap design ini adalah membuat sebuah

sistem yang akan dibangun, diharapkan dalam membangun sistem

yang didesign akan memberikan gambaran seutuhnya dari

kebutuhan yang ada. Pada fase ini, penulis merancang topologi

sistem jaringan untuk simulasi WLAN sebagai representasi sistem

nyata dan merancang sistem mode repeater pada wireless. Topologi

yang spesifik dapat dilihat pada subbab 4.2.1.

Page 58: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

41

3.2.3 Simulation prototype

Tahap selanjutnya adalah pembuatan protipe sistem yang

akan dibangun, yaitu dengan menggunakan tools VMware version

6.0 dengan mempertimbangkan bahwa proses kesalahan dalam

menerapkan sistem wireless akses point mode repeater tidak akan

mempengaruhi pada lingkungan nyata.

3.2.4 Implementation

Tahap selanjutnya adalah implementasi, pada fase

perancangan digunakan sebagai panduan implementasi pada

lingkungan simulasi WLAN. Ini melingkupi instalasi dan

konfigurasi terhadap rancangan topologi, komponen sistem wireless

mode repeater. Dapat dilihat pada subbab 4.4.2

3.2.5 Monitoring

Setelah tahap implementasi adalah tahap monitoring dimana

tahap ini penting. Proses pengujian dilakukan melalui aktivitas

pengoperasian dan pengamatan sistem yang sudah diterapkan

apakah pada sistem wireless akses point mode repeater sudah

berjalan dengan baik dan benar. Dalam hal ini penulis melakukan

pengujian pada : Fungsionalitas (interkoneksi) perangkat jaringan

wireless akses point dengan laptop/komputer. penulis metode studi

Page 59: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

42

kasus untuk mempermudah pengujian. Dapat dilihat pada subbab

4.5.

3.2.6 Management

Pada fase ini, aktivitas perawatan, pemeliharaan dan

pengelolaan. Karena proses manajemen sejalan dengan aktivitas

perawatan atau pemeliharan sistem. Pada tahap ini untuk

menghasilkan keluaran berupa jaminan fleksibilitas dan kemudahan

pengelolaan serta pengembangan sistem wireless local area network

dimasa yang akan datang. Dapat dilihat pada subbab 4.7

Page 60: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

43

Perencanaan Judul Skripsi

Perumusan Masalah dan

Batasan Masalah

Metode Pengembangan

Sistem

Perumusan Hipotesis

Observasi

Metode

Pengumpulan Data

Network Development

Life Cycle

Studi Pustaka

Identify

Report

Analyze

Understand

Management

Monitoring

Simulation

Prototype

Implementation

Analysis

Design Perancangan Topologi

Jaringan (Simulasi WLAN)

Penerapan sistem

mode repeater

Membangun Simulasi dengan

VMWare 6.0

Implementasi

Topologi Jaringan

Implementasi Sistem

wireless akses point

Pengujian Sistem

Jaringan WLAN

Pengujian Wireless

akses point

Pengujian

Interkoneksi

wireless dan client

Pengelolaan Sistem

Jaringan WLAN

Perumusan

Kesimpulan

Pembuatan Laporan

Wawancara

Gambar 3.2 Diagram Metode Penelitian

Page 61: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

44

3.3 Sejarah Singkat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen

Pendidikan Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pendidikan

Nasional (Pusdiklat) Semula adalah bagian dari Biro Kepegawaian

Depdikbud. Pada awal 1970an berkembang pemikiran untuk membentuk

suatu unit kerja dengan tugas dan fungsi khusus peningkatan kompetensi

sumber daya aparatur di lingkungan Depdikbud. Pada 1975, dibentuklah unit

kerja baru yang diberi nama Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai.

Pusdiklat Pegawai ditetapkan sebagai organisasi sendiri yang berkedudukan

langsung di bawah Mendikbud. Sejak itu sampai dengan 1986, Pusdiklat

berlokasi di Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 41-42 berdekatan dengan

Kantor Wilayah Depdikbud DKI Jakarta (sekarang Dinas Pendidikan

Menengah dan Tinggi Pemerintah DKI Jakarta) dan Pusat Grafika Indonesia

(sebelum belakangan pindah ke Serengseng, Jakarta Selatan). Sejak 1986

Pusdiklat resmi menempati lokasi yang sekarang dengan alamat Jl. Raya

Cinangka Km 19, Sawangan, Depok 16517.

Pusdiklat dipimpin oleh seorang Kepala (eselon II). Sejak berdiri

sampai sekarang Pusdiklat telah mengalami sembilan kali pergantian

pimpinan. Secara berturut-turut Kepala Pusdiklat adalah Drs. Soeharto

(1975-1981), Drs. Waskito Tjiptosasmito, MA (1981-1983), Prof. Dr.

Kasmiran Waryo (1983-1985), Drs. Ahmad Nusa (1985-1988), Dr. Nyoman

Dekker, SH (1988-1992), Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto (1992-1994), Prof. Dr.

Page 62: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

45

Miftah Thoha, MPA (1994-1999), Drs. Rusli Rachman, Msi (1999-2002),

dan Agus Dharma, PhD sejak Juli 2002 sampai sekarang.

Dari seluruh Kepala Pusdiklat itu, enam di antaranya adalah pegawai

struktural dan sisanya (tiga orang) berasal dari perguruan tinggi (dosen).

Masing-masing figur itu telah dan sedang menjejakkan langkah dan

meninggalkan bekas yang tidak akan terlupakan. Pimpinan silih berganti dan

seperti organisasi lainnya, linkungan fisik dan psikispun turut berkembang.

Pusdiklat terus menata diri, mengembangkan dan memelihara lingkungan

kerja yang lebih kondusif, serta mendesain program-program yang lebih

variatif dan inovatif dengan jangkauan sasaran yang lebih luas. Pusdiklat

telah dan akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, baik di

dalam maupun di luar lingkungan Depdiknas dan dengan SEAMEO (South

East Asian Minister of Education Organization). Pada 16-17 Agustus 2004

Pusdiklat menjadi rumah tangga Regional Training Center (Retrac)

Governing Board Meeting yang ketujuh. Retrac, salah satu dari SEAMEO

Centers, berlokasi di Vietnam (Ho Chi Minh City). Sejak 1999, Kapusdiklat

adalah anggota dari Retrac Governing Board. Keanggotaan Kapusdiklat

dalam Retrac Governing Board tidak bersifat ex officio. Pusdiklat sekarang

telah berusia lebih dari tiga dasawarsa (tepatnya 33 tahun). Dalam usia yang

semakin dewasa itu, Pusdiklat telah mengalami tiga kali perubahan

organisasi. Sekalipun demikian, tugas dan fungsinya relatif tidak berubah,

yaitu menyelenggarakan dan mengoordinasikan pendidikan dan pelatihan

pegawai di lingkungan Depdiknas berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

Page 63: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

46

oleh Menteri. Perjalanan masih panjang dan masih banyak yang perlu

dibenahi, bukan hanya karena faktor-faktor internal, tetapi juga karena

desakan faktor-faktor eksternal. Pada saat yang sama, Pusdiklat tetap

berusaha konsisten dengan upaya peningkatan mutu berkelanjutan sesuai

dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Anggota Pusdiklat sadar

bahwa upaya mencapai visi dengan melaksanakan misi yang telah disepakati

memerlukan tidak hana kerja keras, tetapi juga kerja lebih cerdas.

3.3.1 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

23/O/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat-pusat di lingkungan

Departemen Pendidikan Nasional, Pusdiklat berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. Pusdiklat

bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan diklat berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri. Selanjutnya ditetapkan bahwa

untuk melaksanakan tugas tersebut, Pusdiklat menyelenggarakan fungsi :

1. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan

pelatihan pegawai;

2. penyusunan program pendidikan dan pelatihan pegawai;

3. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai;

4. pelaksanaan evaluasi pendidikan dan pelatihan pegawai; dan

5. pelaksanaan urusan ketatausahaan Pusat.

Page 64: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

47

3.3.2 Visi dan Misi

Dengan mengacu pada tugas dan fungsi Pusdiklat serta

mencermati lingkungan baik internal maupun eksternal, maka visi

Pusdiklat dirumuskan sebagai berikut. Menjadi pusat pengembangan

sumber daya manusia aparatur negara yang dikenal berkualitas baik di

Indonesia Dengan visi, Pusdiklat diharapkan dapat menjadi tempat

pertukaran gagasan kreatif dan inovatif dengan mutu program yang

kompetitif. Pusdiklat juga diharapkan akan menjadi tempat dimana

komitmen peningkatan mutu tampak jelas dalam kegiatan diseminasi

dan pengembangan gagasan dan praktik mutakhir manajemen kinerja

organisasi publik dengan inovasi sebagai norma yang menjiwai setiap

kegiatan.

Dengan demikian, Pusdiklat akan memiliki identitas yang

menonjol yang membedakannya dari lembaga serupa dengan sejumlah

fasilitator diklat yang berkualitas tinggi; program diklat yang aktraktif;

manajemen program diklat yang efektif dan efisien; publikasi bermutu;

perpustakaan dengan koleksi lebih dari cukup dan dikelola dengan

teknologi mutakhir; serta pelayanan penunjang prima.

Terwujudnya visi Pusdiklat merupakan tantangan yang harus

dihadapi oleh segenap anggota Pusdiklat sebagai bagian dari organisasi

publik yang memberikan pelayanan peningkatan kompetensi SDM

aparatur negara di bidang pendidikan. Sehubungan dengan itu misi

utama (moto) Pusdiklat adalah : Memberikan yang terbaik

Page 65: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

48

Ini berarti setiap anggota Pusdiklat akan dan harus berusaha

keras dan cerdas memberikan pelayanan prima dalam semua aspek

manajemen peningkatan kompetensi SDM aparatur pendidikan. Misi

itu mencakup berbagai hal utama yang harus terlaksana untuk

mencapai visi organisasi. Dengan demikian, berbagai hal yang masih

bersifat abstrak dalam visi akan terlihat lebih nyata pada uraian misi

utama itu.

Rincian misi Pusdiklat disusn setelah mempertimbangkan

kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi Pusdiklat

dalam berkiprah meningkatkan mutu manajemen peningkatan

kompetensi SDM aparatur pendidikan sesuai dengan kebutuhan aktual.

Adapun rincian misi Pusdiklat sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan berbagai jenis diklat yang

berorientasi pada kebutuhan peningkatan kompetensi sumber daya

manusia aparatur pendidikan.

2. Mewujudkan manajemen diklat yang profesional sebagai model

pembelajaran.

3. Mengembangkan jaringan kerja sama dengan stakehlder dan

organisasi terkait secara nasional, regional, dan internasional.

Page 66: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

49

3.4 Fasilitas Kampus Pusdiklat

Tabel 3.1 Fasilitas Kampus Pusdiklat

NAMA GEDUNG FUNGSI KAPASITAS KETERANGAN

Pancasila

Pusat Administrasi

Ruang Kuliah Aula I

Ruang Kuliah Aula IA

Ruang Kuliah Aula IB

Ruang Kuliah II A dan B

Ruang Kuliah III

250 orang

40 orang

30 orang

200 orang

100 orang

Tiga Lantai

-

-

-

Dua ruang kuliah

-

Garuda Serba Guna 400 orang Aula besar

Merah Putih Ruang Kuliah Umum 250 orang -

Budaya Besar Ruang Kuliah 300 orang Dua lantai 10 ruang kelas

Budaya Kecil Ruang Diskusi 150 orang 10 ruang diskusi

Ganesha Perpustakaan 100 orang Perpustakaan

Paramitha Ruang Makan 400 orang -

Fatahilah Asrama Peserta 28 orang Dua lantai 14 kamar

Nusantara Asrama Peserta 160 orang Dua lantai 43 kamar

Page 67: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

50

Kuntadewa Asrama Peserta 20 orang Dua lantai 10 kamar

Bharata Asrama Peserta 88 orang 44 kamar

B.T. Ika Asrama Peserta 60 orang Tiga lantai 20 kamar

Ramayana Asrama Peserta 82 orang 16 unit penginapan

3.5 Denah Pusdiklat

Gambar 3.3 Denah Pusdiklat

Page 68: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

51

3.6 Struktur Organisasi Pusdiklat

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Pusdiklat

Page 69: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan proses penerapan sistem wireless

Acces Point dengan metode mode repeater sebagai solusi pengembangan WLAN

Pusdiklat Kemdiknas dengan menerapkan landasan teori dan metode penelitian

yang sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya.

Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode NDLC (Network

Development Life Cycle). Siklus hidup pengembangan sistem jaringan

didefinisikan dalam sejumlah fase-fase, yaitu : analysis (analisis), design

(perancangan), simulation prototyping (prototipe simulasi), implementation

(penerapan), monitoring (pengamatan), dan management (pengaturan).

4.1 Analysis (Analisis)

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan bagaimana cara melakukan

konfigurasi wireless Acces Point dengan metode mode repeater. Pada tahap

analisis ini dibagi menjadi beberapa fase yaitu : identify (mengidentifikasi

rumusan masalah), understand (memahami rumusan permasalahan), analyze

(analisis kebutuhan sistem) dan report (pelaporan dari hasil analisis). Jaringan

WLAN Pusdiklat Pegawai Kemendiknas terdiri dari 2 zona yaitu Zona Kantor

dan zona Asrama . memiliki 4 buah server utama yang masing-masing

Page 70: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

53

mempunyai fungsi yang berbeda terdiri atas lebih dari 20 client Topologi

jaringan adalah susunan aturan didalam jaringan sehingga komputer satu

dengan komputer yang lainnya dihubungkan sehingga membentuk suatu

skema fisik jaringan.

4.1.1 Identify

Tujuan diterapkannya sistem wireless dengan metode mode

repeater adalah untuk mengurangi pengurangan sinyal yang di

tangkap oleh user atau client di setiap masing-masing bagian. Dengan

mode repeater dapat memperkuat sinyal wireless yang dimana zona

atau bagian yang belum tercover oleh sinyal wireless.

Identifikasi permasalahan lebih lanjut adalah tidak mendapat

sinyal jaringan wireless di bagian asrama, untuk menanggulangi hal

tersebut maka penulis mencoba menerapkan dan

mengimplementasikan dengan mencoba langkah dengan metode

repeater. Dengan cara seperti ini dapat mengkuatkan sinyal wireless

yang dengan cara join dari satu Acces Point satu dengan yang lain.

Page 71: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

54

4.1.2 Understand

Hasil identifikasi rumusan permasalahan diatas

membutuhkan pemahaman yang baik agar dapat menghasilkan

solusi tepat dan berguna. Dengan menggunakan metode studi

pustaka atau studi literatur penulis memanfaatkan perpustakaan dan

internet untuk mengumpulkan sejumlah data dan informasi dari

berbagai sumber dalam bentuk buku, makalah, literature, artikel dan

berbagai situs web mengenai topik permasalahan yang terkait.

Hasilnya digunakan untuk memahami permasalahan yang terjadi

untuk merumuskan solusi yang efektif dalam menyelesaikan

berbagai perumusan permasalahan. Pemahaman tersebut, maka

penulis gunakan untuk merancang dan mengimplementasikan

sistem jaringan wireless local area network (WLAN) dengan

metode mode repeater yang diharapkan dan juga dapat mengatasi

berbagai perumusan permasalahan yang ada.

Penulis berfokus untuk memahami konsep-konsep dari

sistem jaringan wireless Linksys WAP54G dan sistem wireless

dengan metode mode repeater.

Page 72: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

55

4.1.3 Analyze

Hasil pemahaman penulis akan digunakan sebagai masukan

untuk menganalisis sistem solusi yang dapat mengatasi rumusan

permasalahan. Hasil analisis sebagai berikut :

a. Penulis menerapkan system mode repeater pada perangkat

wireless Linksys WAP54G, dimana fungsi repeater ini adalah

untuk menanggani sinyal wireless yg tidak terjangkau oleh

wireless Acces Point di Pusdiklat Kemendiknas. Bagian asrama

belum terjangkau sinyal wireless, jadi penulis mengambil

metode dengan mode repeater agar daerah atau zona yang

belum tercover oleh sinyal wireless tersebut. Dapat tercover

oleh wireless Acces Point.

4.1.4 Report

Proses akhir pada fase analisis adalah pelaporan yang berisi

detail atau rincian dari berbagai komponen atau elemen sistem yang

dibutuhkan. Adapun peralatan atau perangkat yang digunakan

dalam penelitian dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu

perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yaitu :

Page 73: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

56

a. Spesifikasi Sistem Yang Akan Dibangun

Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem Yang Akan Dibangun

Sistem Keterangan

Mode repeater pada

wireless Linksys WAP54G

dan WRT54GL

Sofware firmware versi dd-wrt yang

support mode repeater

Client

Bertindak sebagai sistem client

segmen jaringan internal. Difungsikan

sebagai sistem pengujian koneksi

wireless.

b. Spesifikas perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak (software) yang digunakan penulis

dalam penelitian tugas akhir ini adalah :

Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) yang

digunakan

No. Software Keterangan

Sistem Operasi Server Firewall

1. Centos 5.4 Final Sistem Operasi Firewall

yang digunakan.

2. Microsoft Windows XP SP3

COOPORATE

Sistem Operasi manajemen

perangkat wireless

Sistem Operasi Client

Page 74: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

57

1. Microsoft Windows XP SP 3

COOPARATE

Sistem Operasi client

difungsikan sebagai

pengujian koneksi wireless.

Software Perancangan Topologi

1. Microsoft Office Visio 2003 Program untuk merancang

topologi

Software Client / User

1. Mozilla Firefox version 3.6. Manajemen di sisi

perangkat wireless router

dan Acces Point

Software firmware perangkat wireless Router

1. DD-WRT Program firmware upgrade

support mode repeater pada

perangkat wireless router

Linksys WRT54GL.

c. Spesifikasi perangkat keras (Hardware)

Tabel 4.3 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang

digunakan

No. Perangkat Jumlah Keterangan Spesifikasi

1. Server Router

firewall

1 Intel Core 2 Duo E 6550 2,33

GHz, RAM 2 GB Harddisk 200

GB.

2. PC Client / Laptop 1 Intel Pentium Dual Core T2310

1,46 GHz, RAM 1,5GB ,

Harddisk 80 GB.

Spesifikasi Perangkat Jaringan WLAN

1. Router Wireless 1 Linksys Wireless Router

WRT54G

2. Wireless access 1 Linksys WAP54G (1 ethernet

Page 75: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

58

Point LAN)

3. Kabel UTP 1 Kabel UTP AMP cat 6

4.2 Design (Perancangan)

Tahap analisis menghasilkan sebuah rincian spesifikasi kebutuhan

dari sistem yang akan dibangun. Perancangan menjadikan rincian spesifikasi

rancangan sistem yang dibangun. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan simulasi WLAN sebagai representasi sistem jaringan. Proses

perancangan di bagi menjadi :

4.2.1 Perancangan Topologi

Pada tahap ini penulis menentukan jenis topologi yang

digunakan dari simulasi WLAN yang akan dibangun dan

mendefinisikan konfigurasi yang dibutuhkan untuk menjamin sistem

jaringan komputer yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik.

Page 76: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

59

Gambar 4.1 Topologi Jaringan Wireless Sebelumnya

Gambar 4.2 Topologi Jaringan Wireless Sesudah menggunakan

Repeater

Rincian keterangan gambar rancangan topologi jaringan komputer

diatas adalah sebagai berikut :

1. Jenis topologi yang digunakan adalah topologi star

2. Alamat IP yang digunakan menggunakan kelas C.

3. Wireless : mendefinisikan perangkat wireless. Perangkat wireless

terdiri dari satu buah Ethernet LAN. Ethnernet LAN adalah

interface untuk mengkoneksikan ke wireless router WRT54GL

jaringan yang terhubung dengan Switch melalui media kabel

UTP berjenis straight.

Page 77: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

60

4. AP Nusantara : mendefinisikan Perangkat Acces Point yang

terdapat di gedung Nusantara dan Acces Point Puntadewa

mendefinisikan perangkat Acces Point di gedung Puntadewa..

5. Repeater Asrama : mendefinisikan perangkat repeater yang di

tempatkan di asrama Bharata.

6. Switch, media ini penulis gunakan untuk menghubungkan

seluruh perangkat wireless, pengguna sistem jaringan Wireless

Local Area Network (WLAN) dan jaringan LAN.

4.2.2 Perancangan Sistem

Setelah perancangan topologi jaringan (simulasi WLAN),

selanjutnya adalah membuat perancangan sistem baru yang akan

dibangun dan diimplementasikan. Pada tahap ini penulis

mendefinisikan dan menspesifikasikan seluruh komponen yang

dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.4 Komponen sistem

Mesin Komponen Keterangan

Firmware

1. Dd-wrt.v12-

12548_NEWD_

mini

Firmware dd-wrt support AP

mode repeater

Client 1. Command-

prompt (pinger)

Mendefinisikan sebagai client

Page 78: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

61

4.3 Simulation Prototyping (Prototipe Simulasi)

Pada tahap ini penulis membuat prototipe dari sistem baru yang akan

dibangun, dimana diimplementasikan pada simulasi WLAN. Simulasi

prototipe menggunakan software aplikasi yaitu VMware version 6.0 untuk

memvirtualisasikan sistem yang akan diterapkan. Simulasi prototipe

dimaksudkan untuk memenuhi sejumlah tujuan :

a. Menjamin efektivitas fungsionalitas dari interkoneksi antar elemen atau

komponen sistem.

b. Memperkecil resiko kegagalan saat proses pembangunan dan

implementasi sistem pada lingkungan nyata.

4.4 Implementation (Implementasi)

Tahap selanjutnya adalah implementasi detail rancangan topologi

dan rancangan sistem lingkungan jaringan WLAN. Proses implementasi

terdiri dari konfigurasi wireless access point WAP54G dan wireless router

WRT54GL.

4.4.1 Implemntasi Konfigurasi Perangkat Wireless

Sebelum membangun dan menerapkan rancangan sebuah

sistem wireless dengan metode mode repeater bertujuan agar

memperkuat sinyal yang hilang antar perangkat wireless. Penulis

mengupgrade firmware wireless router Linksys WRT54GL dimana

versi sebelumnya belum support Acces Point mode repeater, maka

Page 79: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

62

penulis mengupgrade versi firmware dd-

wrt.v24_12548_NEWD_mini yang nantinya digunakan dalam proses

penelitian. Pada client menggunakan Microsoft Windows XP SP3

Cooperate dan manajemen menggunakan sistem operasi Microsoft

Windows XP SP3 Professional Cooporate. Untuk langkah-langkah

instalasi dapat sebagai berikut :

1. Tampilan awal koneksi system wireless Linksys WAP54G

dengan ip default manajemen 192.168.1.245 netmask

255.255.255.0. Dimana tampilan tersebut dapat di buka web

browser, yang penulis lakukan dengan menggunakan browser

Mozilla firefox versi 3.6. Dimana saat membuka di URL browser

akan diminta username dan password,

2. Dimana pada penelitian ini adalah username dan password masih

menggunakan default yaitu username : kosong password :

admin.seperti pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Tampilan halaman utama koneksi Linksys

WAP54G

Page 80: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

63

3. Tampilan saat di masukan username kosong dan password

kosong, seperti gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tampilan saat memasukan username dan password

4. Setelah di lakukan enter atau OK maka akan tampilan halaman

utama web GUI manajemen Linksys WAP54G, pada tab setup

terdiri dari network yang mempunyai sub menu yaitu Device

Name, penulis penamakan device name sesuai dengan nama

perangkat wireless yaitu Linksys WAP54G dengan konfigurasi

type static ip 192.168.1.245 netmask 255.255.255.0 default

gateway 192.168.1.1 kemudian save changes konfigurasi seperti

gambar 4.5.

Page 81: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

64

Gambar 4.5 Tampilan menu Linksys WAP54G

Gambar 4.6 Tampilan saat save changes konfigurasi

5. Pada menu Setup terdapat AP mode, penulis menggunakan AP

mode repater yaitu wireless repeater dimana wireless repeater

tersebut harus mengetahui mac address wireless yang akan di

repeater. Mac address wireless router yang satu adalah

00:22:6B:63:E2:C4. Seperti gambar 4.7.

Page 82: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

65

Gambar 4.7 Tampilan AP Mode pada Acces Point Linksys WAP54G

6. Konfigurasi berikutnya adalah pengaturan pada wireless router

WRT54GL, dimana wireless tersebut sudah di upgrade firmware

ke dd-wrt v24 mini, saat di browser dengan memasukkan URL

http://192.168.1.1. Akan tampilan autentikasi dimana username

admin dan password admin, seperti gambar 4.8.

Gambar 4.8 Autentikasi DD-WRT Linksys WRT54GL

Page 83: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

66

7. Berikutnya penulis mengkonfigurasi Linksys wireless router

WRT54GL yang sudah di upgrade firmware DD-WRT, pada saat

autentikasi berhasil maka akan tampil dd-wrt setup seperti gambar

4.8. Dimana penulis melakukan konfigurasi pada dhcp client

dimana start dhcp pada ip 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0

default gateway 192.168.1.1. Banyaknya user yang mengakses

adalah 100.

Page 84: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

67

Gambar 4.9 Tampilan Setup DD-WRT

Saat process save dan apply changes konfigurasi seperti pada gambar

4.10

Gambar 4.10 Proses save dan apply changes konfigurasi

Page 85: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

68

4.4.2 Implementasi Wireless dengan Mode Repeater

Pada menu berikutnya adalah menu wireless, dimana

dilakukan konfigurasi pada wireless mode yaitu repeater, yang

mana konfigurasi awal pada wireless Acces Point Linksys

WAP54G. Pada menu tersebut menjelaskan bahwa hardware atau

mac address wireless tersebut adalah 00:22:6B:63:E2:C4 yang

sebelum sudah di masukan ke repeater wireless Linksys WAP54G

fungsi tersebut adalah agar terjadi komunikasi antara wireless yang

satu dengan yang lainnya. Seperti gambar 4.11. Wireless network

mode dibuat mixed agar setiap perangkat komputer yang sudah

support b atau g dapat koneksi ke wireless tersebut. Wireless

network SSID diberikan nama Linksys WRT54GL agar saat

penelitian skripsi agar ada perbedaan setiap perangkat. Kemudian

gunakan Channel freukuensi yang sama antara perangkat Acces

point dengan repeater sehingga kedua perangkat tersebut dapat

bekerja pada frekuensi yang sama, seperti pada gambar 4.12.

Page 86: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

69

Gambar 4.11 Tampilan setup wireless AP Mode WAP54G

Gambar 4.12 Tampilan menu setting Frekuensi Channel

Setelah konfigurasi selesai maka save changes

Page 87: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

70

Gambar 4.13 Tampilan setelah selesai save changes

4.4.3 Implementasi Join Mode Repeater pada Wireless Router

WRT54GL

Pada konfigurasi kali ini adalah untuk join antara perangkat

wireless router WRT54GL dengan WAP54G pilih site survey.

Seperti pada gambar 4.14, kemudian akan tampil browser baru di

mana pada saat survey di klik maka akan tampil neighbor’s

Wireless Network, join pada wireless dengan nama SSID Linksys

WAP54G kemudian join seperti gambar 4.15

Page 88: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

71

Gambar 4.14 Tampilan menu Wireless saat Site Survey

Gambar 4.15 Tampilan Neighbor’s Wireless Network

Tampilan saat join berhasil di lakukan di wireless router WRT54GL ke

perangkat wireless WAP54G. Seperti gambar 4.16.

Page 89: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

72

Gambar 4.16 Tampilan Sukses join ke wireless Linksys_WAP54G

4.5 Monitoring (Pengawasan)

Model Pengawasan sistem jaringan komputer NDLC

mengkategorikan proses pengujian pada tahap pengawasan (monitoring).

Hal ini dikarenakan pengawasan sistem yang sudah dibangun atau

dikembangkan. Proses pengujian (testing) yaitu untuk menjamin apakah

sistem yang dibangun atau dikembangkan dapat berjalan dan sesuai dengan

kebutuhan.

Aktivitas pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah

pengujian bersifat fungsionalitas, dimana pengujian tersebut menghasilkan

output yang valid dan yang invalid. Tahap monitoring (pengawasan) yang

diterapkan oleh penulis apakah sudah dapat bekerja dengan baik. Tahap

monitoring mencakup sejumlah proses seperti : Melakukan koneksi dengan

ke perangkat wireless Linksys WAP54G dengan melakukan test yaitu ping

ke perangkat wireless. Pengujian koneksi sistem mode repeater dilakukan

dilingkungan WLAN, berikut ini adalah proses pengujian terhadap sistem

yang sudah dibangun dan dikembangkan :

4.5.1 Pengujian Fungsionalitas Koneksi wireless Linksys

a. Pengujian Koneksi Client dan Wireless Acces Point

Page 90: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

73

Pengujian koneksi wireless dilakukan dengan menggunakan

wireless dengan nama SSID Linksys WAP54G yang sudah di

konfigurasi. Dimana pengujian tersebut dengan melakukan

koneksi ke perangkat wireless WAP54G. Seperti pada gambar

Page 91: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

74

4.17.

Gambar 4.17 Tampilan search wireless

1.Percobaan 1 : PING ke perangkat wireless WAP54G

Pada kasus ini, penulis mensimulasikan dan menganalisis

jenis berprotokol TCP. Pada perangkat wireless, dimana client

mencoba ping ke alamat IP perangkat wireless dengan SSID

Linksys WAP54G yaitu 192.168.1.245 dengan menggunakan

command promp. Seperti pada gambar 4.18.

Page 92: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

75

Gambar 4.18 Ping ke wireless Linksys_WAP54G

2. Percobaan Kedua : Ping ke Wireless Linksys WRT54GL

Pada kasus ini, penulis mendefinisikan akan

mesimulasikan dan menganalisis koneksi wireless dan client

sudah terhubung antar perangkat wireless WRT54GL yaitu

dengan nama SSID dd-wrt. Seperti gambar 4.19.

Gambar 4.19 Uji Koneksi ke wireless dengan SSID dd-wrt_vap

Page 93: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

76

Gambar 4.20 Uji coba ping ke wireless dd-wrt

4.6 Analisa Log Wireless

Pada Sub bab ini penulis akan menjelaskan proses analisis log

wireless yaitu siapa saja yang melakukan koneksi ke perangkat. Berikut ini

adalah langkah analisa log :

Gambar 4.21 Halaman Utama BASE

Page 94: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

77

Pada gambar 4.21 halaman Administration yaitu log dapat di

lakukan pengecekan terhadap ip address 192.168.1.32 kemudian view

log maka akan tampilan seperti gambar 4.32. Dimana terjadi koneksi

pada waktu Thu Jul 28 19:13:55 2011 dengan message wireless pc

connected dengan mac address 00:22:6B:63:E2:C4. Seperti gambar

4.22.

Gambar 4.22 View Log wireless

Page 95: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

78

4.7 Management (Pemeliharaan)

Pada Fase management atau pemeliharaan meliputi aktivitas

pemeliharaan dan perawatan terhadap sistem yang telah dibangun. Pada fase

manajemen mempunyai serangkaian proses pengelolaan, pemeliharaan atau

perawatan dilakukan untuk sejumlah tujuan :

a. Memperbaiki beberapa kesalahan terhadap sistem yang sudah dibangun.

b. Mengadaptasi sistem yang sudah dibangun terhadap platform dan

teknologi baru dalam mengatasi sejumlah perkembangan permasalahan

yang muncul

Pada tahap perancangan, pembangunan dan pengembangan sistem

wireless dengan Acces Point mode repeater, fase manajemen

dipresentasikan dengan beberapa cara yaitu :

a. Memperbaharui versi firmware yang support perangkat wireless

WAP54G dan Wireless router WRT54GL ke versi rilis terbaru, karena

versi terbaru menjamin perbaikan dan penambahan fitur yang kurang

dari versi sebelumnya.

Dengan demikian fase manajemen dapat efektif untuk menjamin

kekurangan kinerja dari sistem wireless Acces Point mode repeater beserta

fitur keamanan perangkatnya

Page 96: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

79

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rumusan kesimpulan dari keseluruhan proses penelitian yang telah

Dari pembahasan yang sudah di uraikan maka penulis mencoba membuat

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Hal penting dalam penggunaan Perangkat Linksys WAP54G yang

dijadikan sebagai repeater adalah memasukan MAC Address

Accesspoint yang akan di repeater serta pemilihan Channel Frekuensi

yang sama antara perangkat Acces point dengan perangkat Repeater

untuk lebih jelasnya dapat dilihat di subbab 4.4.2

2. Sistem Wireless dengan mode repeater yang di implementasikan telah

berhasil di jalankan dengan baik. Keseluruhan sistem wireless di ujicoba

dengan melakukan pengujian terhadap client/user dimana perangkat

wireless repeater dapat bekerja secara optimal, baik itu sinyal yang di

dapat oleh client/user. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di subbab 4.5.1

.

Page 97: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

80

5.2 Saran

Pada penelitian ini penulis menerapkan dan mengimplementasikan

Wireless akses point dengan mode repeater. Penulis menemukan Saran-

saran yang diberikan pada penilitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penulis menyarankan untuk mengembangkan dan menambahkan sistem

keamanan wireless akses point agar keamanan jaringan Pusdiklat

Kemdiknas sangat terjaga.

2. Sistem wireless repeater ini belum ada fitur autentifikasi berdasarkan

username dan password agar dalam memonitoring jaringan WLAN ini

dapat dilihat dengan mudah, jika seorang admin melakukan pengecekan

terhadap user mana saja yang melakukan koneksi ke jaringan

PUSDIKLAT Kemdiknas.

3. Disarankan untuk jumlah user/client yang terhubung dengan repeater

tidak terlalu banyak karena dapat menurunkan troughput dalam jaringan.

Page 98: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

81

DAFTAR PUSTAKA

Andi, (2005) “Penanganan Jaringan Komputer” Penerbit :Andi

Yogyakarta.

Andi, (2004) ”Wireless Atasi Keterbatasan Jangkuan” Penerbit : ANDI,

Yogyakarta.

Goldman, James E. dan Rawles, Phillip T. (2001). “Applied Data

Communications A Business Oriented Approach, 3th

Edition”.

Penerbit John Wiley & Sons, Inc.

Gunadi Dwi Hantoro, (2009) ”Wifi (Wireless LAN) Jaringan Tanpa

Kabel” Penerbit : Informatika, Jakarta.

Heriadi, Dodi. Priyambodo, Tri Kuntoro. (2005) “Jaringan Wi-Fi Teori

dan Implementasi” Penerbit ANDI Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2000) “Pengenalan Komputer” Penerbit : Andi

Yogyakarta.

Jim Gieir, (2005). “Wireless Network First Step”. Penerbit : Andi

Yogyakarta

Mulyanto, Agus. (2009) “Sistem Informasi Konsep & Aplikasinya”

Penerbit : Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Page 99: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

82

Nazir, Mohammad. (2005). “Metode Penelitian” Penerbit : Ghalia

Indonesia. Bogor.

Setiawan, Deris. (2009).“Internetworking Development & Design Life

Cycle”

http://deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/network_development_cycle

s.pdf

Diakses tanggal 18 April 2011 Pukul 17:00 WIB.

Sopandi, Dede. (2008). “Instalasi dan Konfigurasi Jaringan komputer”

Penerbit : Informatika.

Page 100: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

83

APPENDIX

Page 101: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

84

Appendix 1 Sheet and Interview Results

1. Interview with Mr.. H. Muktasim, M. Si, Head of Sub Division of

Household Pusdiklat Kemdiknas

What obstacles faced in developing Pusdiklat WLAN network?

Constraints faced by one of them is there are a few hostel Bharata and located far

enough apart from the Main Dormitory, so not affordable with existing Wireless

network

How do I connect the dorms are not yet available wireless networks?

By way of withdrawal or direct cable using existing wireless devices, but for the

immediate withdrawal of the cable can not be implemented due to budget not yet

available

How to use existing wireless devices?

In Pusdiklat chance still have a few Linksys WAP54G wireless devices that have

not been used.

2. Interview with a team of IT developers WLAN Pusdiklat Kemdiknas

How to use the Linksys WAP54G to be used?

By using Repeater mode found on the device.

Why choose the repeater mode?

Due to this repeater mode does not require withdrawal or addition of new network

cable with another device.

Is the repeater is compatible with other wireless devices?

Page 102: PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS

85

This repeater device can dgunakan with any wireless device as long as she is in

conformity with the standards (wifi) applies.

3. Interviews with users of a WLAN network in Dormitory Bharata.

Are you able to connect to the network via the repeater from your room?

Yes, I can connect to the network from my laptop

Are you having trouble connecting to the network through this repeater

device?

I have no trouble, because to connect to the repeater just as we connect to another

access point device.

Does it need a guide how keneksi with repeater?

If I or the participant who used to use this facility but may not require a guide for

participants who are new to the need for guidance.