penggunaan media video akun instagram...

120
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO AKUN INSTAGRAM SHIFTMEDIA.ID DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-LAUZAH TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Disusun oleh Ishaq Robin 1113013000056 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: phungtram

Post on 14-Aug-2019

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO AKUN INSTAGRAM

SHIFTMEDIA.ID DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

PADA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-LAUZAH

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Disusun oleh

Ishaq Robin

1113013000056

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan nabi besar

Muhammad Saw sebagai suri teladan bagi kita.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S-1 Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Penggunaan

Media Video Akun Instagram Shiftmedia.id dalam Pembelajaran Menulis Puisi

pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMPIT Al-Lauzah Tangerang Selatan

Tahun Pelajaran 2018/2019”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian

skripsi ini;

3. Dr. Hindun, M.Pd., dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran selama penyusunan

skripsi sampai selesai;

4. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan banyak ilmu pengetahuan selama peneliti menyelesaikan

studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

5. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta;

6. Sahiska Prahati Erly, S.Pd. selaku kepala SMPIT Al-Lauzah. Segenap

guru dan karyawan SMPIT Al-Lauzah yang telah memberikan

kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian;

7. Teristimewa untuk keluarga tercinta, kepada kedua orang tua, Bapak

Sanen dan Ibu Umenah, yang tiada hentinya berdoa untuk keberhasilan

putranya, kepada abang Ukaz Nuhan dan istri, kepada adik Ias Muadz,

iv

Azizah Fajriyah, Hilal Umar kepada keponakan Sabiko Allaili yang

senantiasa memberikan dukungan dan doa;

8. Hijriyyyah Official Ust. Lukman Nul Hakim, Ilham Muanwar,

Muhammad Hafidz Hilaludin, Muhammad Luthfi Auzan, dan anggota

Hijriyyah Official lainnya yang selalu memberi arahan untuk menjadi

pribadi yang lebih baik.

9. Sahabat tercinta Adam, Tommy Haryawan, Aldi Dwi Putra,

Muhammad Rijaluddin Hakim, Muhammad Khoerul Umam yang selalu

setia memberikan bantuan, canda, dan tawa serta kawan seperjuangan

PBSI angkatan 2013.

10. Teruntuk Fanny Widyanti dan keluarga yang selalu memberikan

dukungan, semangat, dan setia mendampingi selama proses

penyelesaian skripsi ini;

11. Murid-murid tersayang kelas VII dan VIII SMPIT Al-Lauzah yang tiada

henti memberikan dukungan, semangat, dan doa. Serta semua pihak

yang tidak disebutkan satu per satu, yang telah membantu hingga

terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa dan berharap semoga seluruh doa dan pengorbanan

yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan dari

Allah SWT. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik serta masukan yang

membangun sangat peneliti harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dunia pendidikan.

Jakarta, November 2018

I. R.

v

ABSTRAK

ISHAQ ROBIN. NIM: 1113013000056. Skripsi “Penggunaan Media Video

Akun Instagram Shiftmedia.id dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas

VIII SMPIT Al-Lauzah Tahun Pelajaran 2018/2019”: Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Hindun, M.Pd. 2018.

Skripsi ini meneliti tentang penggunaan media video akun instagram

Shiftmedia.id dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII Muhammad Al-

Fatih SMPIT Al-Lauzah. Peneliti memilih media video menjadi alat bantu agar

siswa lebih kreatif, variatif, dan dapat berimajinasi dengan pancaindranya dalam

menulis puisi. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui penggunaan media

video akun Instagram Shiftmedia.id dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas

VIII Semester Ganjil SMPIT Al-Lauzah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran

2018/2019. 2) untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa terhadap penggunaan

media video akun Instagram Shiftmedia.id dalam pembelajaran menulis puisi di

kelas VIII Semester Ganjil SMPIT Al-Lauzah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran

2018/2019.

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif deskriptif.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa hal, di

antaranya tes, observasi, dan dokumentasi. Aspek yang digunakan dalam analisis

terdapat empat indikator, yaitu tema, perasaan (feeling), nada dan suasana, serta

amanat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII Muhammad Al-

Fatih di SMPIT Al-Lauzah mendapatkan rata-rata nilai yang mencapai KKM

terhadap kemampuan menulis puisi melalui penggunaan media video akun

instagram Shiftmedia.id. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dalam analisis

data siswa. Hasilnya terdapat delapan siswa atau 88% mencapai nilai di atas KKM

(75) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan tiga siswa yang tidak

mencapai nilai KKM. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa penggunaan

media video Instagram mampu menghasilkan nilai yang mencapai KKM dalam

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPIT Al-Lauzah Tahun

Pelajaran 2018/2019 Tangerang Selatan.

Kata Kunci: Media Video, Akun Instagram Shiftmedia.id, Kemampuan Menulis

Puisi.

vi

ABSTRACT

ISHAQ ROBIN. NIM: 1113013000056. Thesis "The Use of Videos of

Shiftmedia.id Account Instagram Media to the Ability of Students Class VIII in

Integrated Islamic Junior High School AL-Lauzah in Writing Poetry Year Lessons

2018/2019”: Indonesia Education and Letters Department, Faculty of Tarbiyah,

State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. Advisor: Dr. Hindun M.Pd.

2018.

In this paper, the researcher discusses about the use of videos of

Shiftmedia.id account instagram media and relates it to the writing of poetry of

students class VIII Muhammad Al-Fatih at Integrated Islamic Junior High School

Al-Lauzah. The researcher choose the videos of Shiftmedia.id account instagram

is to make the students more creative, variative, and can imagine with their five

senses in making an poetry. The objectives of this research are: 1) to know the

role of the videos of Shiftmedia.id account instagram on the ability of students

class VIII Odd Semester Integrated Islamic Junior High School Al-Lauzah South

Tangerang Year Lessons 2018/2019 in Writing Poetry Learning. 2) to know the

result of the videos of Shiftmedia.id account instagram on the ability of students

class VIII Odd Semester Integrated Islamic Junior High School Al-Lauzah South

Tangerang Year Lessons 2018/2019 in Writing Poetry Learning.

This study is a qualitative descriptive research. The technique of collecting

data for this research are testing, observating and documenting. Aspects that are

use in the analysis there are four indicators, namely, themes, feeling, tone and

atsmosphere, as well as the message.

The results showed that the students of class VIII in Integrated Islamic Junior

High School AL-Lauzah South Tangerang get a good scores on the ability to

writing poetry using videos Shiftmedia.id account instagram media. It can be seen

from the results of research in the analysis of students data. There were eight

students or 88% who achieved value of the KKM (75) of the Indonesia language

subjects scores and only three students who did not achieve KKM scores. Thus, it

can be concluded that the videos media Shiftmedia.id account instagram media

can make students of class VIII in Integrated Islamic Junior High School AL-

Lauzah South Tangerang easier in achieving KKM scores of the ability to writing

poetry.

Keywords: Videos Media, Shiftmedia.id Account Instagram, Ability to Writing

Poetry.

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... .. 8

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... ..8

BAB II KAJIAN TEORETIS ............................................................................ 10

A. Media Pembelajaran ................................................................................... 10

1. Pengertian Media dalam Pembelajaran ................................................ 10

2. Peran dan Fungsi dalam Media Pembelajaran ..................................... 11

3. Klasifikasi Media Pembelajaran .......................................................... 13

viii

B. Media Audiovisual (Video)........................................................................ 14

1. Pengertian Media Audiovisual (Video) ............................................... 14

2. Manfaat Media Audiovisual .............................................................. .. 15

3. Kelebihan Media Audiovisual (Video) ............................................. ..16

4. Langkah-Langkah Pemanfaatan Video ............................................. ..16

C. Media Sosial ............................................................................................. 17

1. Pengertian Media Sosial ..................................................................... 17

2. Hakikat Instagram .............................................................................. 19

3. Profil Akun Instagram Shiftmedia.id.................................................. 20

D. Hakikat Menulis dan Definisi Puisi ......................................................... 23

1. Pengertian Menulis............................................................................. 23

2. Manfaat dan Tujuan Menulis ............................................................. 25

3. Definisi Puisi ...................................................................................... 26

4. Struktur Puisi ...................................................................................... 28

E. Pembelajaran Menulis Puisi ..................................................................... 31

F. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 37

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 37

B. Metode Penelitian....................................................................................... 37

C. Objek dan Subjek Penelitian ...................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 41

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 44

A. Profil SMPIT Al-Lauzah .......................................................................... 44

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPIT Al-Lauzah.................................. 44

2. Struktur Kepengurusan....................................................................... 45

3. Visi Misi SMPIT Al-Lauzah .............................................................. 46

4. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ...................................... 47

ix

B. Analisis Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Media Video Akun

Instagram Shiftmedia.id............................................................................ 47

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 75

A. Simpulan .................................................................................................... 75

B. Saran ........................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Halaman Muka Akun Shiftmedia.id ............................................. 21

Gambar 2.2: Poster Kajian Shiftmedia.id .......................................................... 22

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMPIT Al-Lauzah ......................................... 46

xi

DAFTAR TABEL

3.1 Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Puisi........................................... 42

3.2 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ........................................... 43

4.1 Rekapitulasi Skor Keterampilan Menulis Puisi Siswa ................................ 73

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Puisi Siswa Kelas VIII SMPIT Al-Lauzah

Lampiran 4 : Media Video Akun Instagram Shiftmedia.id

Lampiran 5 : Lembar Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 : Surat Telah Mengadakan Penelitian dari SMPIT Al-Lauzah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan kemampuan komunikasi

yang baik dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Bahasa merupakan

media komunikasi paling purba yang ada sampai saat ini. Melalui bahasa

manusia dapat saling bertukar informasi yang dibutuhkan. Indonesia sebagai

negara kepulauan memiliki keragaman dari segi budaya dan bahasa.

Setidaknya, menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahsa Kemendikbud) telah

memetakan dan memverifikasi 652 bahasa daerah di Indonesia.1 Jumlah

tersebut bahkan belum termasuk pada dialek dan subdialeknya.

Salah satu bahasa yang mampu mempersatukan seluruh bahasa di

Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Adanya Bahasa Indonesia memudahkan

masyarakat dari berbeda bahasa, suku, dan budaya untuk saling berinteraksi

dan bertukar informasi. Bagi dunia pendidikan Indonesia, Bahasa Indonesia

merupakan bahasa pengantar utama dalam proses berlangsungnya

pembelajaran di sekolah-sekolah. Pentingnya kemampuan dalam

menggunakan Bahasa Indonesia menjadi pusat perhatian sampai saat ini.

Setidaknya ada empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai, yakni

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan yang

cukup rumit ialah keterampilan menulis. Melalui keterampilan menulis

seseorang dapat menyampaikan pesan kepada orang lain yang tidak dapat

disampaikan melalui lisan.

Kemampuan menulis diperlukan bagi seorang guru guna menyampaikan

materi yang diajarkan secara efektif dan efisien agar siswa dengan mudah

1 Pengelola web Kemdikbud. Badan Bahasa Petakan 652 Bahasa Daerah di Indonesia.

(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/07/badan-bahasa-petakan-652-bahasa-daerah-di-

indonesia, diunduh pada tanggal 19 September 2018)

2

memahaminya. Seorang siswa memerlukan kemampuan menulis yang baik

agar dapat menyampaikan hasil pemikirannya dalam bentuk tulisan.

Pentingnya kemampuan menulis bagi para siswa tidak berjalan beriringan

dengan apa yang terjadi di lapangan. Kenyataannya, para siswa cenderung

mengabaikan mata pelajaran Bahasa Indonesia karena dianggap kurang

menantang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian terdahulu mengenai

minat siswa kelas XI IPA terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA

PGRI 56 Ciputat yang menyatakan bahwa 54,8% siswa tidak senang

mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia.2 Jika dikaji lebih lanjut, Bahasa

Indonesia kaya akan ragam, bidang, dan kedaerahan yang turut memperkaya

kosakata Bahasa Indonesia. Menelisik fakta di lapangan, banyak siswa

kesulitan saat diminta mengerjakan tugas menulis puisi. Kurangnya

kemampuan menuliskan ide, gagasan, dan pendapat merupakan kendala yang

biasa ditemukan. Menulis bukanlah sebuah proses yang instan, siswa harus

memahami bahwa menulis membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam

menuangkan ide dan gagasan serta fokus agar dapat menghasilkan tulisan

yang baik. Hal ini terjadi karena guru tidak mengemas pembelajaran di kelas

secara kreatif, guru masih menggunakan metode lama yang membuat siswa

mudah bosan dalam pembelajaran.

Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang menjembatani mata

pelajaran lainnya memiliki pekerjaan rumah yang harusnya segera dibenahi

oleh para guru selaku pendidik. Meningkatkan kemampuan keterampilan

berbahasa terutama keterampilan menulis harus terus dikembangkan. Guru

dituntut tidak hanya mampu menguasai materi ajar tetapi juga harus mampu

mengusai kondisi tempat ia mengajar, dalam hal ini ialah kelas.

Upaya yang dapat dilakukan guna mengatasi permasalahan yang ada ialah

dengan mendisain pembelajaran yang menyenangkan bagi para siswa. Salah

satunya cara yang dapat digunakan oleh guru adalah dengan menggunakan

media pembelajaran. Menggunakan media pembelajaran terbukti

2 Yeti Budiyarti, “Minat Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Studi

kasus di SMA PGRI 56 Ciputat)”, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011), h. 74

3

meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas, berbeda ketika hanya

mengandalkan metode ceramah saja. Hal ini dilakukan agar pembelajaran

dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi seorang siswa sehingga

daya serap dan saya ingat akan informasi menjadi lebih baik.

Semakin berkembangnya berbagai ilmu dan teknologi modern saat ini,

tidak ada alasan bagi para guru untuk mengembangkan metode

pembelajarannya. Dewasa ini, dunia menawarkan berbagai kemudahan dalam

mencari informasi dari berbagai lini. Internet menawarkan apa yang selama ini

diidam-idamkan oleh semua orang, kemudahan menjelajah informasi yang tak

terbatas hingga menghubungkan satu pihak dengan pihak lain melampaui

lintas benua. Melalui internet, akses informasi sangat mudah didapat.

Dampak dari perkembangan teknologi dunia adalah munculnya berbagai

media sosial dalam dunia maya sebagai ruang untuk berkomunikasi dengan

orang lain tanpa harus bertemu, seperti; email, youtube, facebook, whatsapp,

intstagram, dan lain sebagainya. Arus komunikasi mengalami perubahan yang

cukup signifikan mulai dari topik, konten, maupun isi di dalamnya. Sasaran

utama dari perkembangan teknologi itu adalah para remaja yang notabene para

pelajar SMP – SMA – Perguruan Tinggi. Para remaja khususnya di Indonesia

sudah tak asing lagi dengan berbagai media sosial dalam dunia maya. Tidak

dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh aktivitas sehari-hari para remaja masa

kini tak pernah lepas dari konten-konten yang ada dalam media tersebut.

Banyak hal yang ditawarkan media sosial. Berita dan informasi yang

beredar hari ini dan seterusnya membuktikan betapa mudahnya hidup pada

masa kini. Semua ditawarkan secara gamblang di depan mata. Masyarakat

modern kini tidak hanya berkomunikasi melalui teks saja. Perkembangan

teknologi sudah jauh melampaui dari sekedar teks. Tersedianya internet dan

beragam perangkat media sosial, kini persebaran informasi tidak hanya

melalui teks, melainkan juga melalui gambar, suara, dan gambar bergerak atau

video. Saat ini video merupakan media yang paling banyak diminati oleh

masyarakat. Penggunaan media berbasis audio visual ini lebih menarik dari

pada hanya melalui teks atau gambar saja.

4

Persebaran informasi melalui media video sebagai bentuk komunikasi

masyarakat modern harus dapat disikapi dengan bijak. Salah satu media sosial

yang tengah digandrungi remaja saat ini adalah Instagram. Instagram

merupakan salah satu aplikasi media sosial yang memungkinkan penggunanya

untuk berbagi video dalam bentuk apapun. Teknologi yang sudah berkembang

sebagai pendahulunya, tentu bisa berdampak positif maupun negatif, tinggal

bagaimana para orang tua, guru, termasuk masyarakat dapat memilih konten

mana yang dapat dijadikan pilihan yang lebih baik dari hanya sekedar

menonton video. Indonesia tecatat sebagai negara dengan pengguna Instagram

terbesar di Asia Pasifik. Dari 700 pengguna aktif bulanan alias monthly active

user (MAU) yang diraup Instagram secara global, 45 juta di antaranya berasal

dari Indonesia.3 Angka tersebut terus meningkat seiring dengan

berkembangnya aplikasi tersebut. Hasil survei terbaru We Are Social

mengungkapkan bahwa sementara total pengguna aktif Instagram bulanan

Indonesia mencapat 53 juta dengan presentase 49 persen wanita dan 51 persen

adalah pria.4 Dengan jumlah sebesar itu, para pendidik diharapkan mampu

menjadikan Instagram sebagai media alternatif tepat guna yang dapat

digunakan dalam pembelajaran.

Instagram sebagai salah satu media sosial yang memiliki pengguna aktif

cukup banyak di Indonesia dapat dijadikan alternatif media dalam

pembelajaran. Karena pada kenyataannya, para pengguna Instagram tidak lain

adalah remaja yang berlatar pendidikan SMP – SMA dan sederajat. Mereka

menggunakan media sosial seperti Instagram untuk saling berkomunikasi,

berbagi cerita, menuangkan ide, gagasan, berpendapat melalui aplikasi media

sosial tersebut.

Instagram adalah sebuah aplikasi media sosial yang berfungsi untuk

berbagi media berupa foto dan video. Melalui instagram, memungkinkan para

3 Fatimah Kartini Bohang. Indonesia Pengguna Instagram Terbesar se-Asia Pasifik.

(https://tekno.kompas.com/read/2017/07/27/11480087/indonesia-pengguna-instagram-terbesar-se-

asia-pasifik, diunduh pada tanggal 19 September 2018) 4 Wahyunanda Kusuma Pertiwi. Riset Ungkap Pola Pemakaian Medsos Orang Indonesia.

(https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-medsos-

orang-indonesia, diunduh pada tanggal 19 September 2018)

5

penggunanya mengubah, mengedit, mengunggah, dan membagikan foto,

gambar, atau video kepada pengikutnya (followers) dan dapat pula dibagikan

ke situs-situs lainnya seperti Facebook dan Twitter serta situs lainnya melalui

tautan. Penggunaan akun instagram dalam pembelajaran tidak hanya sebagai

media penyampaian materi ajar saja, tetapi juga sebagai wadah guru untuk

saling berinteraksi dan berdiskusi dengan siswa. Hal ini dilakukan agar

terjalinnya hubungan guru dan siswa menjadi lebih cair sehingga diharapkan

siswa tidak ragu ataupun malu untuk mengutarakan pendapatnya melalui

media sosial instagram maupun secara langsung saat pembelajaran di kelas.

Akun instagram dapat melibatkan siswa berperan aktif memberikan

pandangannya mengenai suatu foto, gambar ataupun video yang sedang

dibahas. Siswa dapat melatih dan meningkatkan kemampuan menulis sebuah

karangan puisi dengan memberi komentar melalui akun instagram mereka

masing-masing kemudian diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

Berangkat dari kenyataan tersebut, penelitian melibatkan media video

dalam akun Instagram Shiftmedia.id untuk membantu siswa dalam menulis

puisi. Akun Shiftmedia.id dipilih karena akun tersebut merupakan akun

dakwah yang memiliki sasaran utama pemuda. Konten-konten video yang

terdapat dalam akun Shiftmedia.id berisi mengenai isu-isu keagamaan yang

disajikan dalam format yang menarik dan cocok bagi pada pemuda dari segi

tampilan maupun bahasa yang digunakan.

Penulis memilih media video sebagai alat bantu untuk menyampaikan

materi dan informasi yang akan disampaikan sesuai materi yang ada. Media

video dipilih karena memiliki kelebihan di antaranya lebih dekat dengan para

siswa sehingga akan berdampak lebih mudah dipahami oleh siswa, selain itu

juga media video dipilih karena lebih interaktif. Tentu materi menulis puisi

memiliki keterkaitan dengan media video. Keterkaitan antara media video

dengan menulis puisi yaitu melalui video yang ditayangkan, siswa dapat

memahami pesan yang hendak disampaikan yang ada dalam video untuk

kemudian menulis puisi yang dapat berupa respon, pendapat, atau sikap yang

diambil siswa terhadap video tersebut.

6

Akun Shiftmedia.id merupakan akun media sosial sekaligus dakwah islam

yang menyuguhkan berbagai video ceramah dan motivasi yang bersumber dari

ceramah-ceramah Ustaz Hanan Attaki, Lc. Terdapat beberapa unsur yang

disajikan dalam video-video akun ini di antaranya, informasi ajakan yang

singkat dan padat serta pembahasaan yang ringan namun sarat makna, juga

didukung dengan lirik yang membuat informasi yang disampaikan lebih jelas.

Selain itu, paduan aransemen instrumental pendukung dan teknik videografi

yang modern juga membuat video dalam akun ini tidak membuat bosan para

remaja yang menontonya. Penelitian ini memanfaatkan media audiovisual

(video) dalam akun Instagram Shiftmedia.id yang berdurasi sekitar satu menit

yang menampilkan kutipan ceramah dan motivasi islami. Akun ini dipilih

penulis karena akun ini sudah dikenal masyarakat pengguna Instagram

terutama para remaja yang aktif berselancar di dunia maya. Selain itu, media

dakwah yang terus berkembang, salah satunya akun Instagram Shiftmedia.id,

telah banyak berkontribusi dalam syiar islam di era modern saat ini.

Pembelajaran menulis puisi dilaksanakan sebagaimana pembelajaran

dilaksanakan di kelas secara terstruktur. Sebelum siswa menulis puisi, siswa

harus dapat mengerti dan memhami pengertian dari puisi, ciri-ciri puisi, tujuan

menulis puisi, kaidah kebahasaan puisi, serta langkah-langkah menulis puisi

dengan baik dan benar.

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang dapat menjadi sarana

penyampaian perasaan atau gagasan secara tersirat maupun tersurat melalui

pemilihan kata-kata yang dramatis. Artinya puisi memiliki ambivalensi

sebagai karya sastra juga memiliki fungsi penyampai pesan sebagai sebuah

teks. Menulis puisi bertujuan untuk menyampaikan pesan yang tidak

tersampaikan hanya lewat narasi. Penulis mengolah rasa dan kata agar

pembaca dapat memiliki penafsiran yang sesuai dengan pengalaman

hidupnya. Pembelajaran menulis puisi tidak hanya melatih siswa berpikir

kreatif dalam mengolah rasa dan kata, siswa juga harus memiliki kepekaan

terhadap emosi agar dapat menghasilkan puisi yang berkesan.

7

Media video akun instagran Shiftmedia.id dapat membantu siswa dalam

pembelajaran menulis puisi. Akun Instagram Shiftmedia.id menyuguhkan

video dakwah islami yang bertemakan seputar kepemudaan masa kini, dengan

gaya bahasa yang menyesuaikan, serta penyampaian yang ringan membuat

siswa tidak merasa kesulitan untuk menemukan ide maupun tema. Siswa dapat

memulainya dengan menuliskan respon ataupun pendapat mereka mengenai

tema yang akan ditulis siswa pada puisi mereka.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik

untuk meneliti mengenai pembelajaran menulis puisi dengan bantuan media

sosial Instagram Shiftmedia.id. Tidak sedikit mahasiswa yang melakukan

penelitian mengenai puisi, namun dengan fakta-fakta yang penulis temui

membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai hal tersebut

dengan judul Penggunaan Media Video Akun Instagram Shiftmedia.id dalam

Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VIII SMPIT Al-Lauzah

Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019.

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi.

3. Perkembangan teknologi semakin membuat siswa banyak beraktivitas

dalam jejaring media sosial.

4. Penggunaan media video sebagai media dalam pembelajaran.

5. Pengaplikasian pembelajaran menulis puisi bisa ditingkatkan dengan

bantuan media sosial akun Instagram Shiftmedia.id.

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan identifikasi permasalahan di atas, penulis membatasi

penelitian ini hanya pada penggunaan media video akun instagram

Shiftmedia.id dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII

Semester Ganjil SMPIT Al-Lauzah Tangerang Selatan tahun pelajaran

2018/2019.

8

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penggunaan

media video akun instagram Shiftmedia.id dalam pembelajaran menulis puisi

pada siswa kelas VIII Semester Ganjil SMPIT Al-Lauzah Tangerang Selatan

tahun pelajaran 2018/2019?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan jejaring media sosial Instagram dalam

pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII Semester Ganjil SMPIT Al-

Lauzah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa terhadap penggunaan jejaring

media sosial akun Instagram Shiftmedia.id dalam pembelajaran menulis

puisi di kelas VIII Semster Ganjil.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan berperan sebagai sumbangsih untuk proses

belajar mengajar yang lebih baik. Penelitian ini juga memberikan bukti

bahwa media sangat berpengaruh terhadap keterampilan siswa khususnya

pada keterampilan menulis dalam proses kegiatan pembelajaran.

a. Manfaat Praktis

1) Bagi Sekolah

Melalui penelitian yang dilakukan di SMPIT Al-Lauzah,

adanya manfaat yang didapat, salah satunya memberi manfaat bagi

sekolah. Dengan adanya penelitian ini, sekolah dapat

meningkatkan kompetensi peserta didik.

2) Bagi Siswa

Penggunaan media video akun Instagram Shiftmedia.id

diharapkan akan menjadi motivasi siswa dalam mengasah

keterampilan menulis siswa. Tak hanya itu, media ini juga dapat

9

digunakan untuk pembelajaran menyimak, berbicara, bahkan

membaca.

3) Bagi Guru

Pemanfaatan media gambar berseri dapat menjadi salah satu

media yang mengasah guru dalam kreativitasnya. Media video

akun Instagram Shiftmedia.id memudahkan guru dalam

menyampaikan materi dan menambah referensi bagi para guru

yang ingin mengajar dengan suasana kelas yang semangat dan

tidak membosankan.

4) Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan banyak manfaat kepada peneliti

yaitu dapat memperoleh kesempatan untuk menggunakan media

video akun Instagram Shiftmedia.id. Apabila media ini berhasil

diterapkan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, peneliti akan

menerapkan serta mengembangkan media video akun Instagram

Shiftmedia.id ini di sekolah-sekolah lain.

10

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media dalam Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar.1

Dalam bukunya, Azhar Arsyad menjelaskan kata media dalam bahasa

Arab adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan.2 Lebih luas lagi penjelasan mengenai media dituturkan

oleh AECT (Association of Education and Communication Technology)

dalam buku yang sama, media adalah segala bentuk dan saluran yang

digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.3 Pengertian lain

media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur

pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.4 Media tersebut dapat berupa

apa saja.

Menurut Arif, dkk. media adalah segala jenis sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.5 Melalui media

pesan disampaikan dengan tujuan agar dapat mempermudah proses

perpindahan informasi.

Kata pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup

1 Arif S. Sadiman, R. Rahardjo, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT RahaGrafindo

Persada, 1996), h. 6 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), h. 3. 3 Arif S. Sadiman, R. Rahardjo, dkk, Loc Cit. 4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta: PT.

Rineka

Cipta, 2010), h. 134. 5 Arif S. Sadiman, Loc Cit., h.7

11

belajar.6 Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang direncanakan

agar upaya yang dilakukan untuk mencapai proses belajar dapat terpenuhi.

Untuk itu, pembelajaran dapat juga dikatakan sebagai sebuah program

belajar yang lebih efektif.

Berdasarkan pengertian dan simpulan dari para ahli di atas, hemat

penulis menyimpulkan bahwa media dalam pembelajaran adalah alat yang

digunakan untuk mempermudah proses perpindahan suatu informasi dari

pengirim kepada penerima sehingga menjadi pengalaman yang berkesan

dalam proses pembelajaran. Media dalam pembelajaran harus sesuai

dengan materi yang akan di ajarkan sehingga mampu menunjang

ketercapaian tujuan pembelajaran.

2. Peran dan Fungsi Media dalam Pembelajaran

Melalui media, guru akan terbantu dalam mengatasi rasa jenuh atau

ketidaktertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Selain

meningkatkan keinginan dan ketertarikan siswa, penggunaan media

menimbulkan kesan tersendiri sehingga menjadi pengalaman yang sulit

dilupakan siswa. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Hamalik.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat

itu. Selain membangkitkan motivasi siswa, media pembelajaran

juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan

penafsiran data dan memadatkan informasi.7

Kesulitan yang sering dihadapi siswa manakala pembelajaran di kelas

adalah kesulitan memahami informasi guru apalagi informasi yang

6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV, (Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.23 7 Azhar Arsyad, Op. Cit., h. 19-20.

12

disampaikan terlalu abstrak. Tanpa adanya media, guru hanya

menyampaikan pengetahuan melalui cara-cara yang konvensional.

Perbedaan pengalaman antara guru dan murid dapat menyebabkan

perbedaan persepsi atau penafsiran. Untuk itulah digunakan media dalam

pembelajaran sebagai sarana dalam memperjelas informasi yang hendak

disampaikan kepada siswa.

Segala keterbatasan dalam kegiatan pembelajaran sedikitnya dapat

diatasi dengan penggunaan media dalam pembelajaran. Arsyad dalam

bukunya menuturkan beberapa peranan media dalam pembelajaran sebagai

berikut:8

1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung

antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk

belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;

a. objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung

di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita,

film, radio, atau model;

b. objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh

indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide,

atau gambar;

c. kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali

dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video,

film, foto, slide disamping secara verbal.

d. objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah

dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide,

atau simulasi komputer;

8 Ibid, h. 29-30

13

e. kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat

disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.

f. peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau

proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti

proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan

teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video,

slide, atau simulasi komputer.

4. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang

peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan

lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungankunjungan

ke museum atau kebun binatang.

3. Klasifikasi Media Pembelajaran

Pengelompokan media yang dikemukakan oleh Gagne yang terbagi

menjadi tujuh, yaitu: 1) benda untuk didemonstrasikan, 2) komunikasi

lisan, 3) media cetak, 4) gambar diam, 5) gambar gerak, 6) film bersuara,

dan 7) mesin belajar.9 Pengelompokan di atas merupakan batas-batas

media yang memiliki fungsi yang sama, yaitu membantu guru dalam

menyampaikan materi, namun digunakan sesuai dengan materi yang

cocok.

Klasifikasi media pembelajaran menurut taksonomi Leshin, Pollock &

Reigeluth10, yaitu:

a. Media Berbasis Manusia

Media ini berfungsi mengubah perilaku siswa dan terlibat langsung

dalam pemantauan pembelajaran. Media ini berupa guru, instruktur,

tutor, kerja kelompok, field trip, dll.

b. Media Berbasis Cetakan

9 Arif S. Sadiman, Op Cit., h.23. 10 Azhar Arsyad, Op Cit., h.79-98.

14

Media ini paling umum digunakan oleh guru. Media ini berupa

buku, jurnal, majalah, dll.

c. Media Berbasis Visual

Media ini sering disebut sebagai media gambar atau perumpamaan.

Media cetak berperan aktif dalam pembelajaran karena dapat

memperkuat ingatan siswa. Media ini berupa grafik, bagan, peta,

gambar, dll.

d. Media Berbasis Audio-visual

Media ini adalah gabungan media visual dengan media audio, yaitu

gabungan suara dan gambar dalam satu media. Media ini menarik

perhatian siswa agar fokus dalam pembelajaran. Media ini berupa film,

video, atau televisi.

e. Media Berbasis Komputer

Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran

yang dikenal dengan nama Computer Managed Instrucion (CMI).

Komputer dapat menyajikan materi dengan mudah atau bahkan

digunakan siswa untuk mengerjakan latihan.

B. Media Audiovisual (Video)

1. Pengertian Media Audio Visual (Video)

Media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi

kekurangan dari media audio atau media visual semata. Kemampuan

media audio akan meningkat bila dilengkapi dengan karakteristik

gerak. Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis

pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit,

dinamakan media audio visual murni, seperti film gerak (movie)

bersuara, televisi, dan video. Jenis kedua, adalah media audio visual

tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, OHP dan peralatan

visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang

15

dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses

pembelajaran.11

Melalui video, media audio visual sangat tepat digunakan dalam

pembelajaran menulis eksposisi. Karena media video menyuguhkan

unsur suara dan unsur gambar sehingga dapat membantu siswa dan

membangkitkan motivasi siswa dalam menulis eksposisi.

2. Manfaat Media Audio Visual

a. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.12 Hal tersebut

berarti, penggunaan media, khususnya media audio visual berupa

film atau video dapat diputar secara berulangulang sesuai dengan

waktu yang dibutuhkan, tanpa harus ada penambahan waktu atau

menggunakan tempat lain untuk melihatnya.

b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara

realis dalam waktu singkat.13 Maksudnya adalah jika ingin

menampilkan sebuah cerita atau kejadian yang telah lalu, maka kita

bisa menampilkan gambar atau slide yang diiringi music. Jadi

tanpa harus mendatangi tempat kejadian, kita dapat menjelaskan

melalui gambar bersuara berupa pemutaran film atau video

(penggunaan media audio visual).

c. Dapat membawa anak dari negara yang satu ke negara yang lain

dan dari masa yang satu ke masa yang lain.14 Dengan kata lain,

setelah pemutaran film atau video, peserta didik dapat melihat

kejadian masa lalu dengan tempat yang berbeda tanpa harus

mengalaminya sendiri.

d. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat. Berdasarkan

rencana pelaksanaan pembelajaran. Maka durasi waktu

11 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta: Gaung

Persada, 2012), h. 113-114. 12 Ibid., h. 116 13 Ibid. 14 Ibid.

16

pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan, dapat

dipercepat atau diperlambat dengan tujuan untuk memudahkan

peserta didik.

e. Dapat mempengaruhi emosi peserta didik. pemutaran film atau

video yang bernuansa kegembiraan atau kesedihan, dapat

mempengaruhi perasaan peserta didik.

f. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.15 Ketika peserta didik

telah merasa tertarik untuk menyaksikannya, maka secara otomatis

motivasi belajarnya akan meningkat.

3. Kelebihan Media Audio Visual (Video)

Kelebihan media audio visual dalam meningkatkan efektivitas dan

efisiensi proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara

realistik dalam waktu yang singkat

c. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah

d. Mengembangkan imajinasi peserta didik

e. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang

lebih realistik

f. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar

g. Sangat kuat mempengaruhi emosi orang lain

h. Semua peserta didik dapat belajar, baik yang pandai maupun yang

kurang pandai.

4. Langkah-langkah Pemanfaatan Video

Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya

memperhatikan hal-hal berikut:

a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan

pembelajaran

15 Ibid.

17

b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih

dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran

c. Sesudah program video dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi,

yang juga perlu disiapkan sebelumnya. Siswa melatih diri untuk

mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan

d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau

lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu

e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media

hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk

memperhatikan bagian-bagian tertentu

f. Sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang dapat mereka

tangkap dari program video itu.

C. Media Sosial

3. Pengertian Media Sosial

Perkembangan teknologi dewasa ini turutr memengaruhi budaya

interaksi antarmasyarakat. Salah satunya adalah media sosial yang saat ini

sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan interaksi sehari-hari. Dikutip

dari jurnal yang berjudul Social Network Sites: Definition, History, and

Scholarship, social network sites as web-based services that allow

individuals to (1) construct a public or semi-public profile within a

bounded system, (2) articulate a list of other users with whom they share a

connection, and (3) view and traverse their list of connections and those

made by others within the system.16 Adanya media sosial memberikan

kemudahan antaraindividu untuk saling berintaeraksi tanpa harus bertatap

muka.

Pengertian lain mengenai media sosial juga disampaikan oleh Tim

Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI dalam bukunya bahwa media

16 Danah M Boyd and Nicole B. Ellison. 2007. Social Network Sites: Definition, History,

and Scholarship, Journal of Computer-Mediated Communication 13, 2008,

(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1083-6101.2007.00393.x/pdf) diakses 15 Juli 2018,

h. 211.

18

sosial atau yang sering disingkat menjadi medsos merupakan media online

yang berbasis internet yang dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan

banyak konten seperti blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia

virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih.17

Media sosial memungkinkan para penggunanya berinteraksi di dalam

jaringan internet (dunia maya) kapan dan di mana saja.

Media sosial hakikatnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan

mobilitas masyarakat di zaman modern seperti sekarang ini. Dengan

segala kecanggihan yang ditawarkan, pengguna media sosial berkembang

pesat. Hampir seluruh lapisan masyarakat mengenal media sosial dari yang

paling using sampai media sosial paling mutakhir. Kemudahan inilah yang

menjadikan media sosial begitu digemari masyarakat.

Berbicara perkembangan media sosial dalam kehidupan masyarakat,

tentu harus dilihat pula sejauh mana kebermanfaatannya bagi dunia

Pendidikan. Ennoch Sindang dalam tulisannya menuturkan bahwa

karakteristik media sosial online yaitu18 (1) Partisipasi. Media sosial

mendorong distribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik. Hal

ini mengaburkan antara batas media dan penonton, (2) Keterbukaan.

Media sosial terbuka untuk umpan balik dan partisipasi. Media sosial

mendorong voting, komentar dan berbagi informasi. Jarang ada hambatan

untuk mengakses dan memanfaatkan konten-konten yang disukai, (3)

Percakapan. Apabila media tradisional adalah broadcast (konten

ditransmisikan atau didistribusikan kepada audiens) media sosial lebih

baik dilihat sebagai percakapan dua arah, (4) Komunitas. Media Sosial

memungkinkan komunitas untuk terbentuk lebih cepat dan berkomunikasi

secara efektif. Dalam komunitas berbagi kepentingan dan informasi

17 Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial

Untuk Kementerian Perdagangan RI, (Jakarta: Kementerian Perdagangan RI, 2014), h. 25. 18 Ennoch Sindang, Manfaat Media Sosial dalam Ranah Pendidikan dan Pelatihan,

(http://bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/article/893/1The%20Social%20Media%20%20Enn

o

ch%20-oks.pdf) diakses pada tanggal 15 Juli 2018.

19

bersama, (5) Keterhubungan. Sebagian besar jenis media sosial

berkembang saling keterhubungan.

Kelima karakteristik di atas menyatakan bahwa media sosial dapat

menjadi media interaksi antarmasyarakat bahkan dapat pula membentuk

suatu kelompok. Media sosial menyediakan berbagai kemudahan dan

keterbukaan akses informasi dan wawasan yang luas bagi para

penggunanya baik positif maupun negatif.

4. Hakikat Instagram

Sulianta dalam Mutia Rosdiana menyatakan bahwa instagram adalah

layanan berbasis internet sekaligus jejaring sosial untuk berbagi cerita via

gambar digital. Para pengguna gadget kerap kali menggunakan jejaring ini

untuk langsung berbagi hasil jepretan mereka.19

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa instagram

merupakan aplikasi instan-telegram, sistem sosial di dalam instagram

adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya, atau memiliki

pengikuti instagram. Sehingga dengan demikian komunikasi antara sesama

pengguna instagram sendiri dapat terjalin dengan baik melalui pemberian

tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh

pengguna lainnya. Penggunaan aplikasi instagram di dalam pembelajaran,

menyadarkan siswa bahwa aplikasi ini tidak hanya tempat untuk

menyimpan dan mempublikasikan setiap foto dan video yang diunggah

dalam akun pribadi siswa, namun aplikasi ini bisa menjadi alat bantu

dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa media

pembelajaran dapat ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

19 Mutia Rosdiana Helys dan S.W.E Handayani, Efektifitas Komunikasi dalam

Penggunaan Media Sosial Instagram sebagai Media Komunikasi di Kalangan Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Surakarta, Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah

Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta, ISSN 2085-2215, Vol. 14 No.3 (Surakarta: Universitas

Surakarta, Juli 2016), h.21.

20

5. Profil Akun Instagram Shift

Ustaz Hanan Attaki, Lc. selaku pendiri Shift menuturkan dalam sebuah

kajian bahwa keresahannya mengenai kondisi pemuda Indonesia yang saat

ini lebih banyak berada di luar masjid ketimbang di dalam masjid. Pemuda

yang notabene adalah usia produktif justru banyak yang melakukan hal-hal

yang tidak produktif dan melakukan hal-hal tidak rasional (tindak

kriminal), mengkonsumsi narkoba dan sebagainya. Kajian-kajian yang

selama ini ada bukan tidak berhasil, dakwah-dakwah yang berjalan di

masjid-masjid hanya diisi oleh orang-orang yang sudah masuk dalam

kategori tua. Sementara kelompok kajian mahasiswa di kampus-kampus

hanya diisi oleh anggota kelompok yang sudah tergabung di dalamnya,

ketika ada kegiatan mereka hanya meminjam jamaah kelompok lain dan

terus berulang pada setiap kegiatan-kegiatan berikutnya.

Dakwah harus menyentuh mereka yang belum tahu dan mereka yang

belum pernah ke masjid. Mereka yang berada di luar masjid lebih

membutuhkan dakwah Islam dan kebanyakan dari mereka adalah anak

muda. Hal inilah membuat beliau tertarik membuat konsep dakwah yang

langsung berfokus pada anak muda sebagai sasaran dakwah beliau.

Dikutip dari web Suaramuslim.net, dakwah yang berbentuk taklim

seringkali menyentuh orang yang sudah aktif di masjid. Sementara remaja-

remaja di luar sana sebenarnya banyak yang ingin disentuh dengan taklim-

taklim.20 Dakwah yang selama ini berkembang menurutnya belum mampu

menyentuh para pemuda yang lebih sering berada di jalanan. Shiftmedia.id

hadir untuk menjawab tantangan dakwah yang semakin beragam.

20 Suaramuslim.net, Ustaz Hanan Attaki Kemas Dakwah Asik, Gaul dan Syari,

(https://suaramuslim.net/Ustaz-hanan-attaki-dakwah-gaul/), diakses pada 18 Juli 2018.

21

Gambar 2.1 Halaman Muka Akun Shiftmedia.id

“Shiftmedia.id” merupakan nama yang menjadi simbol dari Gerakan

Pemuda Hijrah yang didirikan pada Maret 2015, nama tersebut dipilih

untuk mengartikan segala sesuatu perpindahan ke arah yang lebih baik.21

Gerakan ini digagas oleh Ustaz Hanan Attaki, Lc serta beberapa rekannya

yaitu Fani Kismandar atau yang akrab dipanggil Inong, serta Jerry yang

saat ini menjabat sebagai presiden atau ketua Gerakan Pemuda Hijrah.22

Dalam dakwahnya, Shift menyuguhkan kajian-kajian Islami dalam format

yang lebih disenangi pemuda masa kini. Konten-konten yang Shift adalah

gerakan pemuda hijrah yang ingin meninggalkan hal-hal yang dilarang

oleh Allah SWT dan menjadi pemuda yang taat.23 Dengan semangat

mengajak pemuda muslim Indonesia, Shift mengubah paradigma dakwah

21 Donny, Gerak-gerik Pemuda Hijrah.

(http://berita.baca.co.id/10924913?origin=relative&pageId=2169efd6-0f9a-4977-a732-

7e7b5c34e350&PageIndex=3), diakses pada 6 Agustus 2018. 22 Ihat Solihat, “Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam

Berdakwah”, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017) h. 41 23 Profil facebook Pemuda Hijrah,

(https://www.facebook.com/pg/pemudahijrah/about/?ref=page_internal), diakses pada 18 Juli

2018.

22

yang monoton. Konten-konten kepemudaan yang dihadirkan Shift mampu

menggerakkan kaum muda-mudi untuk ikut meramaikan setiap kajian

yang diadakan Shiftmedia.id. Hingga saat ini, akun Instagram

@shiftmedia.id telah memiliki pengikut sebanyak 1,9 juta pengguna aktif

Instagram, sementara akun Instagram milik Ustaz Hanan Attaki, Lc

memiliki pengikut sebanyak 6,8 juta pengguna aktif Instagram..

Gambar 2.2 Poster Kajian Shiftmedia.id

23

Kreativitas para pendiri Gerakan Pemuda Hijrah terlihat ketika

Shiftmedia.id menggelar acara-acara yang disukai pemuda tanpa

menghilangkan unsur keislaman dalam setiap acara. Selain itu,

Shiftmedia.id juga mengajak komunitas-komunitas lain untuk ikut

berkontribusi dalam gerakan ini, di antanya seperti BMX, skateboard,

musik underground, komunitas motor dan mobil, serta masih banyak lagi.

Menariknya, setiap kegiatan dakwah Shiftmedia.id selalu membuat poster

ajakan yang unik dan kekinian. Poster ini menarik perhatian anak muda

yang melihatnya. Tema-tema yang diangkat dalam kajian pun mengikuti

tren terkini tanpa mengubah isi dakwah yang hendak disampaikan.

Misalnya, “Kangen”, “Jangan Kasih Kendor”, “Ge’er”, “Di-Reject”,

“Math od God”, “Woles”, “Lemesin Jangan Ditahan”, “Mengadu Ke

Siapa?” dan masih banyak lagi.

Penggunaan akun Instagram dalam gerakan dakwah ini sebagai media

publikasi sekaligus eksistensi sebuah gerakan kepemudaan. Akun ini

menampilkan ringkasan ceramah yang dikemas dengan apik dan menarik

berupa video serta ajakan untuk ikut menghadiri kajian.

Dalam pembelajaran bahasa Indoensia, pendidik dapat menggunakan

media ini sebagai media utama dalam menulis karangan teks persuasi.

Penyajian informasi yang modern melalui akun Instagram berupa foto atau

video, pendidikan dapat memanfaatkan media video pada akun tersebut

kemudian memanfaatkan media video pada akun tersebut kemudian siswa

dapat mengembangkan informasi tersebut ke dalam sebuah bentuk

karangan persuasi.

D. Hakikat Menulis dan Definisi Puisi

1. Pengertian Menulis

Salah satu kemampuan terpenting adalah kemampuan membaca dan

menulis24. Empat keterampilan berbahasa salah satunya adalah menulis.

24 Budinuryanta dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Penerbit

Universitas Terbuka, Cet. Ke-2, 2008), h. 12.2.

24

Sebelum keterampilan menulis, terdapat keterampilan menyimak,

berbicara, dan membaca yang dipelajari. Kegiatan menulis sudah ada sejak

pendidikan kelas dasar (sekolah dasar) sampai perguruan tinggi. Empat

keterampilan berbahasa saling terikat satu dengan yang lain.

Menulis adalah kegiatan memaparkan isi jiwa, pengalaman, dan

penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya25. Menurut

Naomi Flynn dan Rhona Stainthrop, writing is used by writers to translate

their ideas into words on the page so they can communicate their ideas to

other people.26 Kemampuan menulis merupakan cara yang digunakan

penulis untuk menterjemahkan gagasan yang dimilikinya kepada orang

lain. Kemampuan menerjemahkan gagasan tentu tidak didapat secara

instan namun kemampuan tersebut harus terus dilatih dan diasah secara

berkala.

Kemampuan menulis yang terus dilatih dan diasah secara berkala,

menyebabkan kegiatan memerlukan proses yang tidak sebentar.

Menulis/mengarang merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks,

untuk itu perlu dilatihkan secara terautur dan cermat kelas awal SD27.

Adanya upaya dalam meningkat kemampuan menulis salah satunya adalah

mengikuti pelatihan. Pelatihan menulis skripsi, tesis, cerita pendek, atau

novel sudah mudah ditemukan dan diikuti oleh masyarakat luas.

Menulis adalah sebuah proses mengait-ngaitkan antara kata, kalimat,

paragraf, maupun antara bab secara logis agar dapat dipahami28. Menulis

merupakan kegiatan menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan.

Selain ide dan gagasan, menulis juga keterampilan mengolah kata agar

mudah dipahami oleh pembaca. Pilihan kata dan keefektifan kalimat

menjadi hal yang penting bagi seorang penulis. Kegiatan menulis sudah

25 M. Silitonga, dll., Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III SMP Sumatra

Utara: Membaca dan Menulis, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1984), h.9. 26 Naomi Flynn dan Rhona Stainthorp, The Learning an Teaching of Reading and Writing,

(WAEST Sussex: Whurr Publishers Limited, 2006), hlm.34. 27 Puji Santosa, dkk., Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2009), h.3.21. 28 Dalman, Keterampilan Menulis, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h. 5.

25

dilakukan sejak lama yang semakin lama terus berkembang. Kegiatan

menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan yang

menyebabkan orang makin giat menulis karena karya mereka mudah

diterbitkan29. Tulisan yang mudah dimengerti oleh pembaca akan dapat

memberikan ilmu atau amanat dari sebuah tulisan. Mulai dari kata,

kalimat, paragraf, dan wacana merupakan komponen dalam sebuah

tulisan.

2. Manfaat dan Tujuan Menulis

Menulis sangat penting bagi pendidikan, karena memudahkan peserta

didik untuk berpikir kritis. Menuangkan ide, pendapat ke dalam bentuk

tulisan sesuai dengan penalaran yang dimiliki penulis. Berbicara mengenai

manfaat kegiatan menulis, tentunya akan ada manfaat yang dapat dipetik

dari kegiatan menulis. Di antaranya:

a. Meningkatkan kecerdasan seseorang

b. Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas seseorang

c. Menumbuhkan keberanian

d. Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.30

Hugo Hartig mengungkapkan bahwa keterampilan menulis bahwa

keterampilan menulis tidak semata-mata hanya menghasilkan suatu

tulisan, akan tetapi terdapat tujuan dari proses menulis itu sendiri. Many

students think that they a lot of troble with writing, because they have false

expectations about the writing process: how easy it should be and how

long it should take, for example.31 Tujuan keterampilan menulis tidak lain

agar seseorang memiliki kemampuan atau pengalaman penulis serta

29 Alek dan Achmad HP, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group), h.106 30 Dalman, Op. Cit., h.6 31 William Vesterman, Reading adn Writing Short Arguments, (New York: McGraw-Hill,

2006), page. 24.

26

memanfaatkan kemampuan tersebut untuk berbagai keperluan.32 Hugo

merangkum beberapa tujuan penulisan di antaranya:

a. Tujuan penugasan (assigment purpose)

Tujuan ini penulis membuat tulisan atas dasar tugas yang diberikan,

bukan kemauan sendiri. Misalnya para siswa yang diberi tugas oleh

gurunya untuk mengarang atau menulis sebuah laporan.

b. Tujuan altruistik (altruistio purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan hati para pembaca serta

menghargai perasaan dan penalarannya. Tujuan ini mengutamakan

kesenangan para pembaca terhadap karya yang dibacanya.

c. Tujuan persuasif (persuasive purpose)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan. Tulisan ini mengajak para pembaca agar

pembaca melakukan sesuatu yang telah diungkapkan oleh pengarang.

d. Tujuan informasional (informational purpose)

Tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada para

pembaca.

e. Tujuan Pernyataan diri (self ekspressive purpose)

Tulisan yang dibuat ini bertujuan untuk memperkenalkan atau

menyatakan diri pengarang atau penulis kepada pembaca.

f. Tujuan kreatif (creative purpose)

Tulisan ini bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik dan kesenian.

Dari beberapa tujuan kegiatan menulis diatas dapat disimpulkan bahwa

tujuan menulis adalah untuk mengekspresikan perasaan, memberi

informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan.

3. Definisi Puisi

Puisi merupakan salah satu karya sastra. Setiap karya sastra bersifat

imajinatif yang tersurat dalam penggunan bahasa kias dan majas.

32 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa

Bandung, Edisi Revisi, 2013), h. 25.

27

Slametmuljana menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk kesussastraan

yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.33 Pendapat

yang disampaikan Slametmuljana mengenai puisi merupakan perabaanya

pada unsur fisik sebuah puisi. Pengulangan dalam puisi yang akhirnya

menghasilkan rima, ritma dan musikalitas dalam puisi. Dalam buku yang

sama, Herbert Spenser menyatakan pengertian puisi dari sisi batin puisi, ia

menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang

bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan34.

Sementara itu, Tarigan menjelaskan lebih mendasar mengenai puisi, ia

menyatakan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani “poises” yang berarti

penciptaan yang kemudian semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi

hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu

dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan35.

Sebagaimana pendapat Herbet Spenser bahwa sebuah puisi merupakan

gagasan yang disampaikan oleh penulis. Gagasan-gagasan ini dapat berupa

respon penyair terhadap kejadian tertentu dalam hidupnya pribadi maupun

orang lain.

Pada akhirnya penulis sependapat dengan pengertian Herman J.

Waluyo yang menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara inajinatif yang

disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya36.

Peneliti memfokuskan teori dalam skripsi ini pada struktur batin puisi

sebagaimana batasan masalah yang dikemukakan pada Bab I.

33 Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, Cet. Ke-3, 1995), h.

23 34 Ibid. 35 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, Edisi

Revisi, 2015), h. 3. 36 Waluyo, Op. Cit., h. 25

28

4. Struktur Puisi

Puisi sebagai karya sastra memiliki struktur yang menopangnya

sebagai sebuah puisi. Menurut Herman J. Waluyo, struktur puisi dibagi

menjadi dua, yaitu struktur fisik dan juga struktur batin.

a. Struktur Fisik Puisi

Unsur fisik puisi merupakan unsur estetik yang membangun struktur

luar dari sebuah puisi. Unsur-unsur itu ialah: diksi pengimajian, kata

konkret, bahasa figuratif (majas), verifikasi, dan tata wajah puisi.37

1. Diksi (Pemilihan Kata)

Puisi yang dibangun dengan pemilihan kata, penyusunan

komposisi bunyi, rima dan irama yang tepat akan menjadikan struktur

fisik puisi semakin kuat. Ketersusunan struktur fisik tersebut tentu

bukanlah perkara mudah. Seorang penulis harus cermat dalam

memilih kata dan mempertimbangkan kata dalam keseluruhan puisi

tersebut. Oleh sebab itu, disamping memilih kata yang tepat, penyair

juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya

magis dari kata-kata tersebut.38

2. Pengimajian

Pengimajian memungkinkan seorang penyair memberikan

pengalaman yang lebih nyata dari apa yang disampaikannya melalui

kata-kata. Jika penyair menginginkan imaji pendengaran (auditif),

maka jika kita menghayati puisi tersebut, seolah-olah mendengarkan

suatu; jika penyair ingin melukiskan imaji pengelihatan (visual), maka

puisi itu seolah-olah melukiskan sesuatu yang bergerak-gerak; jika

imaji taktil yang ingin digambarkan, maka pembaca seolah-olah

merasakan sentuhan perasaan.39

3. Kata Konkret

Kata konkret dalam hal ini dimaksudkan agar imaji yang hendak

disampaikan melalui puisi semakin kuat dan membangkitkan imaji

37 Ibid., h. 71 38 Ibid., h. 72 39 Ibid., h. 78-79

29

pembaca. Kata-kata harus diperkonkret. Maksudnya ialah bahwa kata-

kata itu dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh.40 Kata-kata

yang semakin konkret akan membantu pembaca membangkitkan imaji

yang disampaikan penyair melalui puisinya.

4. Bahasa Figuratif (Majas)

Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk

mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak

langsung mengungkapkan makna.41 Bahasa figuratif yang menjadikan

puisi memiliki banyak makna. Penyair dapat menggunakan berbagai

macam cara yang tidak biasa untuk sekadar menyampaikan suatu

pesan sehingga puisi menjadi prismatis.

5. Verifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum)

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi.42 Pengulangan bunyi

dalam puisi menjadikannya memiliki bentuk musikalitas saat dibaca.

Sedangkan ritma sangat behubungan dengan bunyi dan juga

berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat.

Ritma berbeda dengan metrum (matra). Metrum merupakan

pengulangan tekanan kata yang tetap sementara dalam Bahasa

Indonesia tekanan kata tidak membedakan arti dan belum dibakukan,

maka pembicaraan tentang metrum sulit dilasanakan dalam puisi

Indonesia.43

6. Tata Wajah (Tipografi)

Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan

prosa dan drama.44 Bentuk penyusunan baris puisi tidak dapat disebut

sebagai paragraph sebagaimana sebuah prosa, pun tidak juga sebagai

dialog seperti dalam drama. Tipografi dalam puisi dapat memberikan

40 Ibid., h. 81 41 Ibid., h. 83 42 Ibid., h. 90 43 Ibid., h. 94 44 Ibid., h. 97

30

makna lain dalam penafsirannya sebagai puisi. Hal ini merupakan ciri

yang menunjukkan eksistensi sebuah puisi.

b. Struktur Batin Puisi

Menurut I.A Richards sebagaimana yang dikutip Herman J. Waluyo

menyatakan struktur batin puisi ada empat, yaitu: tema (sense), perasaan

penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat

(intention)45.

1. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang

dikemukakan oleh penyair46. Pokok pikiran atau gagasan pokok itu

dalam karya sastra dapat disampaikan secara eksplisit atau langsung

dan implisit atau tidak langsung. Tema yang disampaikan secara

implisit atau tidak langsung biasanya sulit ditangkap.

Tema sebuah puisi akan menjadi bagian yang paling utama

melatarbelakangi ide atau gagasan yang terdapat di dalam sebuah

puisi. Pada hakikatnya, sebelum menulis puisi terlebih dahulu penyair

menentukan tema yang dipilih sebagai materi mengenai puisi yang

akan ditulis.

2. Perasaan (Feeling)

Puisi diciptakan sebagai buah pikir dan perasaan. Penyair dalam

menciptakan puisi tentu saja melibatkan perasaan yang ikut

diekspresikan ke dalam puisi ciptaannya. Penyair bisa saja memiliki

respon yang berbeda-beda dalam menanggapi satu tema yang sama,

maka puisi yang dihasilkan juga berbeda meskipun memiliki tema

yang sama. Hal ini sebagaimana Herman J. Waluyo menyatakan dalam

bukunya, bahwa untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang

satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil

puisi yang diciptakan berbeda pula47. Perbeadan pengalaman dan

45 Ibid., h. 106 46 Ibid. 47 Ibid, h. 121

31

kejadian dari masing-masing penyair membuat interpretasi mengenai

suatu rasa bisa berbeda.

3. Nada dan Suasana

Nada puisi adalah sikap penyair kepada pembacanya48. Hal ini

mungkin berupa sikap romantik, ironis, misterius, gembira, tidak

sabar, keras hati, menggurui, menasehati, mengejek, menyindir,

mencemooh, memberontak, iri hati, gemas, penasaran atau yang

lainnya. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi

atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca49.

Nada puisi akan menimulkan suasana bagi para pembacanya.

4. Amanat

Melalui karya seorang penyair hendak menyampaikan pesan

kepada pembaca karyanya. Amanat tersebut didapat setelah kita

memahami tema, rasa, dan nada sebuah puisi. Penghayatan terhadap

amanat sebuah puisi tidak secara objektif, melainkan subjektif dan

umum, artinya berdasarkan interpretasi atau penafsiran pembaca.

Pesan yang disampaikan oleh penyair di dalam puisi cenderung

bersifat implisit atau tersembunyi. Amanat yang hendak disampaikan

oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair,

namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan50.

Untuk itulah penafsiran pembaca menjadi penting dan kemungkinan

adanya amanat yang berbeda-beda berdasarkan pengalaman pembaca

dalam menerima suatu bacaan.

E. Pembelajaran Menulis Puisi

Pembelajaran puisi di dalam kelas berbeda dengan pembelajaran materi-

materi kebahasaan lainnya. Puisi yang termasuk ke dalam lingkup dunia sastra

biasanya tidak banyak peminatnya. Keadaan tersebut ternyata membawa opini

sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa puisi bukanlah hal yang

48 Ibid, h. 125 49 Ibid. 50 Ibid, h. 130

32

berguna dalam dunia yang semakin modern ini. Sementara kemajuan

teknologi menyajikan kemajuan di segala bidang ilmu eksak dan sebagainya.

Kurangnya pemahaman dan wawasan terhadap karya yang dibaca dapat

menjadi penyebab hal itu terjadi.

Seorang siswa bukan tidak mungkin dapat mempelajari hal baru hanya

dari membaca sebuah puisi. Setiap kata dalam puisi memiliki makna yang bisa

saja dimaknai dengan berbagai macam konteks. Tujuan pengajaran puisi di

sekolah adalah agar siswa memperoleh kesadaran yang lebih terhadap dirinya

sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar dan memperoleh kesenangan dan

pengetahuan dasar tentang puisi.51 Siswa dapat belajar sekaligus menghibur

diri dengan membaca puisi. Maka dapat dikatakan pula bahwa pengajaran

puisi kepada siswa bertujuan agar siswa memperoleh kesenangan dari

membaca dan mempelajari puisi pada waktu senangnya.52 Beberapa hal yang

harus diperhatikan oleh pengajar puisi agar tujuan tersebut dapat tercapai

adalah sebagai berikut:

1. Pengajar hendaknya menghindarkan diri dari cara pemberian

penjelasan yang berlebihan.

2. Suatu unit puisi hendaknya dibelajarkan secara terpadu.

3. Pengajar puisi dapat meminta subjek didik untuk seseorang bisa

mengemukakan pendapatnya secara puitis. Pengajar harus

mengarahkan agar mereka secara sadar merespons puisi.

4. Pengajar sebaiknya menolong subjek didik untuk mengarahkan bahwa

subjek puisi ditulis untuk segala hal.53

Tercapainya suatu tujuan pengajaran puisi tentu tidak lepas dari metode

yang digunakan oleh seorang pengajar. Untuk itu, Emzir dan Saifur Rohman

telah merincikan langkah-langkah secara umum yang dapat ditempuh dalam

mengajarkan puisi antara lain:54

51 Emzir dan Salfur Rohman, Teori dan Pengajaran Sastra. (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2016) h. 248 52 Ibid,. 53 Ibid,. h. 248-249 54 Ibid,.

33

1. Tahap pemahaman struktur global puisi.

2. Tahap pemahaman penyair dan kenyataan sejarah.

3. Tahap telaah unsur-unsur puisi yang meliputi struktur fisik dan

struktur batin puisi.

4. Tahap sintesis dan interpretasi.

Setelah pengajaran puisi berjalan, tidak ada jaminan bahwa siswa akan

dapat langsung menulis puisi. Menulis sebuah puisi memang tidak mudah

namun bukan berarti mustahil. Perlu dilakukan latihan-latihan yang dapat

menunjang keterampilan siswa. Latihan penulisan puisi ini tidak hanya

mempertajan pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa tetapi juga

dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri,55

sehingga dapat melahirkan bakal penulis puisi nantinya.

Selanjutnya, Emzir dan Saifur Rohman menjelaskan bagaimana sebaiknya

memulai pembelajaran menulis puisi,

Seperti pembinaan keterampilan yang lain, kita dapat

memanfaatkan model untuk membina keterampilan menulis puisi

ini. Dan hendaklah kita menggunakan model yang cocok serta

mudah untuk ditiru. Meski dalam pelajaran sastra siswa mungkin

telah mempelajari puisi yang rumit baik rima, irama, erta unsur

kebahasaannya; untuk latihan ini mereka belum perlu menuliskan

puisi semacam itu. Puisi yang cocok sebagai model untuk latihan

menulis, biasanya puisi yang berbentuk bebas dan sederhana, berisi

hasil pengamatan yang berupa imbauan atau pernyataan.56

Biarkan siswa mengenal berbagai macam kiasan yang dapat digunakan

dalam menulis puisi sebagai sarana dalam menambah wawasan mereka.

Latihan seperti ini akan memudahkan siswa dalam mengekspresikan makna

dengan kosa kata yang terbatas. Banyaknya puisi Indonesia yang mengandung

kiasan atau metafor juga menguntungkan. Hal ini juga dapat digunakan oleh

siswa sebagai model latihan menulis puisi.

55 Emzir dan Saifur Rohman, Op. Cit., h. 118 56 Emzir dan Saifur Rohman, Ibid,.

34

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran dan

menulis puisi sudah pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa dari berbagai

universitas, antara lain oleh Erlita Winda Khristyanti, Rian Dana Abidin, dan

Nur Kholillah, dkk. Penelitian-penelitian tersebut tentu memiliki persamaan

dan perbedaan dengan penelitian ini. Berikut penulis jabarkan persamaan dan

perbedaan tersebut:

1. Erlita Winda Khristyanti merupakan mahasiswa program studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta. Erlita melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Puisi melalui Penerapan Model Active Learning

Teknik Sort Card Siswa Kelas V Sekolah Dasar 1 Pedes, Sedayu, Bantul

Tahun Ajaran 2013/2014” pada tahun 2014. Peningkatan hasil

keterampilan menulis puisi menggunakan model Active Learning teknik

Sort Card pada siklus I sebesar 11,35, kondisi awal 62,75 meningkat

menjadi 74,10 dan pada siklus II meningkat sebesar 17,77 menjadi 80,52.

Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi

siswa telah meningkat setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model Active Learning teknik Sort Card.57

Persamaan penelitian yang dilakukan Erlita dengan penelitian ini yaitu

menggunakan variabel keterampilan menulis puisi. Perbedaannya,

penelitian Erlita fokus pada penerapan Model Active Learning teknik Sort

Card sedangkan penelitian ini menggunakan media pembelajaran

audiovisual atau video akun Instagram Shift.

2. Rian Dana Abidin merupakan mahasiswa program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mahasaraswati Denpasar. Rian melakukan penelitian dengan

judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi melalui Model

57 Erlita Winda Khristyanti, Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Penerapan

Model Active Learning Teknik Card Sort Siswa Kelas VA Sekolah Dasar 1 Pedes, Sedayu, Bantul

Tahun Ajaran 2013/2014, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014) diunduh pada 25

Juli 2018 pukul 11.48 WIB.

35

Pembelajaran Kontekstual dengan Inspirator Gambar Peristiwa pada Siswa

Kelas VIII A SMP Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014” pada

tahun 2014. Hasil penelitian menulis puisi dengan model pembelajaran

kontekstual dengan inspirator gambar pada siswa kelas VIII A SMP

Albanna Denpasar dapat meningkat, ini dapat dilihat dari peningkatan nilai

rata-rata yang diperoleh siswa pada tes awal (pra test) jumlah rata-rata

4,09 dengan kategori kurang, pada siklus I mengalami peningkatan nilai

rata-rata 5,3 dengan kategori hampir cukup, siklus II mengalami

peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 6,6 dengan kategori cukup, dan

pada siklus III juga mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi

8,0 dengan kategori baik.58

Persamaan penelitian yang dilakukan Rian dengan penelitian ini yaitu

sama-sama menggunakan variabel keterampilan menulis puisi. Perbedaan

penelitian Rian dengan penelitian ini dapat dilihat dari penerapan model

pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar sedangkan penelitian

ini berfokus pada penggunaan media pembelajaran audiovisual atau video

akun Instagram Shift.

3. Desi Yulianti merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Desi melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Media Video Akun Instagram Liputan6 terhadap

Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa Kelas VIII-B SMP Al Hasra

Bojongsari Depok” pada tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan terhadap kemampuan menulis karangan eksposisi

dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII-B SMP Al

Hasra Bojongsari Depok. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dalam

hasil pretest dan posttest. Pada hasil pretest nilai rata-rata yang diperoleh

58 Rian Dana Abidin, Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi melalui Model

Pembelajaran Kontekstual dengan Inspirator Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VIII A SMP

Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014, (Denpasar: Universitas Mahasaraswati Denpasar,

2014) diunduh pada 25 Juli 2018 pukul 12.06 WIB.

36

adalah 67,85. Setelah dilakukan tes pertama kemudian dilakukan tes kedua

atau posttest dengan diperoleh nilai rata-rata yang diperoleh adalah 84,2.59

Persamaan penelitian yang dilakukan Desi dengan penelitian ini yaitu

sama-sama menggunakan media video akun instagram sebagai media

pembelajaran. Perbedaan penelitian Desi dengan penelitian ini terdapat

pada materi pembelajaran menulis teks eksposisi, sedangkan penelitian ini

menggunakan materi pembelajaran menulis puisi.

59 Desi Yulianti, Pengaruh Media Video Akun Instagram Liputan6 terhadap Kemampuan

Menulis Eksposisi pada Siswa Kelas Viii-B SMP Al Hasra Bojongsari Depok, (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), diunduh pada 01 Agustus 2018 pukul

10.00 WIB.

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode dalam sebuah penelitian dapat dikatakan sebagai jalan yang dapat

menghantarkan peneliti mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ilmiah

metode menjadi amat penting, tanpa adanya metode tujuan penelitian tidak

mungkin dicapai dengan baik.

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak proposal diajukan hingga skripsi selesai

ditulis, yaitu sejak Juli 2018 – Desember 2018

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPIT Al-Lauzah yang berlokasi di jalan Palapa

Raya, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

B. Metode Penelitian

Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam

proses penelitian.1 Metode penelitian dapat disimpulkan sebagai jalan yang

digunakan peneliti untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinya

selama proses penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan. Penelitian deskriptif bertujuan memberikan

gambaran tentang suatu gejala tertentu.2 Penelitian ini tidak menguji hipotesis

atau tidak menggunakan hipotesis, melainkan hanya mendeskripsikan

1 Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), h. 24. 2 Sukandarrumidi M. dan Haryanto, Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian,

(Yogyakarta: Gadjah Mada Press, Cet. Ke-2, 2014), h. 17.

38

informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.3 Penelitian

pada skripsi ini adalah mendeskripsikan informasi berupa kemampuan menulis

puisi yang dilakukan di SMPIT Al-Lauzah, Tangerang Selatan. Informasi

dituangkan dengan menggunakan kata-kata tertulis. Tujuan penelitian ini

adalah untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan

menggunakan media video akun Instagram Shiftmedia.id.

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mengadakan perhitungan

secara kuantitas.4 Penggunaan media video akun Instagram Shiftmedia.id

terhadap menulis puisi dijelaskan dengan kata-kata yang terperinci sesuai

dengan kejadian sebenarnya. Metode penelitian deskriptif kualitatif sesuai

dengan penelitian dalam skripsi ini.

C. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah puisi yang ditulis siswa-siswi kelas VIII

SMPIT Al Lauzah, Tangerang Selatan yang berjumlah 11 puisi. Peneliti

menjadikan karangan puisi sebagai objek dalam penelitian ini untuk

mengetahui kemampuan menulis puisi siswa-siswi kelas VIII SMPIT Al

Lauzah dengan menggunakan media video akun Instagram Shiftmedia,id.

Sementara itu, subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas VIII

SMPIT Al Lauzah, Tangerang Selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara dalam mengumpulkan data yang

akan diteliti. Pengumpulan data harus menentukan teknik pengumpulan yang

tepat dan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Penggunaan teknik dan

alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang

3 Mardalis, Op Cit., h. 26. 4 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,

(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, Cet. Ke-3, 2016), h. 21.

39

objektif.5 Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

teknik observasi, dokumentasi dan tes.

Peneliti menjelaskan materi tentang puisi bebas. Kemudian siswa dibagi

menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok diberikan media video yang

berbeda dari akun Instagram Shiftmedia.id. Video pertama menceritakan

tentang kekecewaan apabila manusia bergantung kepada manusia lainnya.

Video kedua menceritakan tentang bagaimana manusia seharusnya hanya

berharap kepada Allah, bahwa segala urusan harus melibatkan Allah dan setiap

kejadian pasti ada pelajaran yang bisa diambil. Video ketiga menceritakan

tentang Allah sangat menyukai orang-orang yang bertobat kemudian belajar

untuk memperbaiki diri. Peneliti mendapatkan video tersebut dari akun

Instagram Shiftmedia.id yang diunduh dan ditampilkan sebagai media

pembelajaran. Siswa lalu menulis puisi sesuai dengan media video yang

diberikan.

Upaya untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis

puisi dengan menggunakan media video, peneliti mengadakan tes praktik

menulis puisi kepada siswa kelas VII Muhammad Al-Fatih pada tanggal 28

Agustus 2018. Siswa diberikan waktu untuk mengerjakan tes selama sekitar 50

menit.

1. Teknik Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan suatu

objek, secara sistematik fenomena yang diselidiki.6 Observasi merupakan

cara yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengamati objek.

Pengamatan dilakukan dengan teliti dan saksama agar dapat dideskripsikan

dengan jelas dalam penelitian. Observasi adalah melakukan pengamatan

dan pencatatan suatu objek, secara sistematik fenomena yang diselidiki.7

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan oleh peneliti dengan memberikan

5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-2,

2010), h. 158. 6 Sukandarrumidi M. dan Haryanto, Op. Cit. h. 35. 7 Ibid,.

40

stimulus-stimulus yang mengarah pada sejauh mana pengetahuan mereka

mengenai akun Instagram Shiftmedia.id dan intensitas mereka megakses

aplikasi Instagram. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

bagaimana siswa dan siswi SMPIT AL-Lauzah, Tangerang Selatan

menggunakan Instagram dan apakah mereka mengetahui dan menjadi

followers akun Instagram Shiftmedia.id @pemudahijrah atau tidak.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian.8 Pengumpulan data dilakukan

dengan melampirkan dokumen sebagai bukti bahwa penelitian dilakukan

sesuai dengan metode penelitiannya. Data yang dikumpulkan berupa lembar

kerja siswa dalam menulis puisi dan gambar (foto) kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan di SMPIT Al-Lauzah, Tangerang Selatan. Peneliti

mengumpulkan lembar kerja siswa dan mendokumentasikan kegiatan

belajar mengajar di kelas.

3. Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan

dasar bagi penetapan skor angka. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah tes praktik. Tes praktik yang dilakukan oleh siswa adalah menulis

puisi yang telah diputarkan video sebagai medianya. Setelah diputarkan

video, siswa dituntut untuk kreatif dalam menulis puisi yang harus

disesuaikan dengan tema yang terdapat dalam video. Selain kreatif, siswa

juga dituntut untuk mandiri karena siswa menulis puisi secara individu.

E. Instrumen Penelitian

8 S. Margono, Op. Cit., h. 181

41

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan

informasi sesuai dengan data yang diperlukan. Instrumen penelitian merupakan

alat yang dipakai untuk menjembatani antara subjek dan objek (secara

substansial antara hal-hal teoretis dengan empiris, antara konsep dengan data),

sejauh mana data mencerminkan konsep yang ingin diukur pada instrumen

yang dipergunakan untuk mengumpulkan data.9 Instrumen yang digunakan

perlu dirancang terlebih dahulu agar mendapatkan data yang akurat. Instrumen

dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa berupa naskah puisi yang telah

dilakukan dalam pembelajaran.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

non statistik. Dalam hal ini penelitian kualitatif mengajak seseorang untuk

mempelajari sesuatu masalah yang ingin diteliti secara mendasar dan

mendalam sampai ke akar-akarnya.10 Analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menjelaskan penggunaan media video akun Instagram

Shiftmedia.id dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII di

SMPIT Al-Lauzah, Tangerang Selatan.

1. Menyiapkan video

Peneliti menyiapkan beberapa video yang dijadikan sebagai media video

dalam pembelajaran menulis puisi yang diunduh dari akun Instagram

Shiftmedia.id. Di antaranya berjudul, “Jangan Kecewa (part II)”, “Keep The

Faith”, dan “Taubat”.

2. Materi pembelajaran menuis puisi menggunakan media video akun

Instagram Shiftmedia.id.

Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran puisi kepada siswa dan siswi

SMPIT Al-Lauzah, Tangerang Selatan sebagai langkah awal dalam

9 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:

PT Refika Aditama, Cet. Ke-2, 2014), h.94. 10 S. Margono, Op. Cit., h. 190

42

pembelajaran menulis puisi. Pada tahap ini mereka mengenal apa itu puisi,

struktur pembangun puisi, dan bagaimana menulis puisi dengan baik.

3. Menulis puisi bertema keagamaan menggunakan media video akun

Instagram Shiftmedia.id

Setelah mereka sudah mengetahui secara teori apa itu puisi, peneliti

memberikan latihan sebagai cara untuk melatih siswa dan siswi SMPIT Al-

Lauzah, Tangerang Selatan untuk menulis puisi.

4. Struktur batin puisi menurut Herman J. Waluyo

Peneliti menggunakan teori Herman J. Waluyo dalam penelitian ini sebagai

acuan dalam menilai kaya puisi yang siswa dan siswi telah buat. Struktur

batin puisi menurut Herman J. Waluyo antara lain:

a. Tema

b. Persasaan (Feeling)

c. Nada dan Suasana

d. Amanat (pesan)

5. Analisis Data Tes

Analisis data tes dapat menentukan kemampuan siswa dalam menulis puisi

dengan menggunakan media video akun Instagram Shiftmedia.id. Peneliti

menggunakan pedoman penilaian keterampilan menulis puisi yang

didasarkan pada teori Herman J. Waluyo sebagaimana tabel 3.1 sebagai

berikut:

Tabel. 3.1

Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Puisi

Herman J. Waluyo (1995:106)

Keterangan:

I = Tema

No. Aspek yang dinilai Skor maksimal

1. Tema 25

2. Perasan 25

3. Nada dan Suasana 25

4. Amanat 25

43

II = Perasaan

III = Nada dan Suasana

IV = Amanat

Aspek penilaian tersebut merupakan kesesuaian kemampuan

menulis puisi dengan menggunakan media video akun Instagram

Shiftmedia.id. Penentuan kriteria dengan perhitunagan rentang nilai yang

dikategorikan menjadi 4 (empat) macam menurut Ahmad Rofi’udin dan

Darmiyati Zuhdi pada table 3.211 berikut.

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi

11 Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Perguruan Tinggi. (Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1999), h. 307

No. Angka Keterangan

1. 86-100 Sangat Baik (SB)

2. 76-85 Baik (B)

3. 56-75 Cukup (C)

4. 10-55 Kurang (K)

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMPIT Al-Lauzah

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPIT Al-Lauzah

Memiliki lembaga pendidikan yang berkesinambungan dan saling

menguatkan untuk mencapai sebuah tujuan adalah cita-cita yang dimiliki

oleh seluruh orang yang berada di lingkungan kependidikan Al-Lauzah.

Cita-cita untuk menghadirkan sebuah wadah yang dapat merangkul dan

menghadirkan sosok generasi muda berkarakter, memiliki pengetahuan

yang banyak serta berdedikasi tinggi.

Alhamdulillah dengan semangat untuk memberikan pendidikan yang

berkesinambungan yang sesuai fitrah anak, bahwa setiap anak cerdas dan

mempunyai bakatnya masing-masing, SMPIT Al-Lauzah pun mulai

memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang akan memberikan service

excellent dalam setiap pembelajarannya. Terselip doa yang sangat di dalam

nama Al-Lauzah, sebuah nama yang memiliki arti ‘sukses dan bermanfaat’

. Sukses bukan hanya untuk sebagian kecil orang-orang baik yang pertama

kali merintisnya, namun sukses dalam arti yang luas, sukses untuk peserta

didik di setiap zaman yang akan dilaluinya, sukses untuk para guru-guru dan

seluruh orang-orang mulia yang ada di dalamnya, sukses untuk para

orangtua cerdas yang senantiasa membuka pikiran dan hati terhadap

perubahan hingga sukses untuk mengembalikan kejayaan peradaban Islam.

Detik demi detik perjalanan usia, kian hari kian berusaha mewujudkan

konsep pendidikan Islam yang sebenarnya. Banyak tempat yang dikunjungi

untuk menemukan pencerahan. Banyak hikmah yang kami petik, banyak

pelajaran yang kami dapat. Hingga menjadikan kami semakin berazzam

kuat bahwa kami mampu dan kami bisa. Kami akan terus menerus

mengembangkan diri, secara terus menerus mengembangkan kemampuan

SMPIT terutama guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.

45

Mempelajari ilmu yang mengandung kebenaran dan mengamalkannya

merupakan fitrah ilahiyyah yang Allaah titipkan. Semoga kedepan Sekolah

Menengah Pertama Islam Terpadu Al-Lauzah akan semakin mewarnai

negeri ini dengan pancaran sistem dan konsep pendidikan Islami. Semoga

Allaah mengeratkan hidayah untuk setiap hambaNya yang selalu bersyukur.

2. Struktur Kepengurusan

Dalam struktur kepengurusan Sekolah Menengah Pertama Islam

Terpadu Al-Lauzah, setiap jabatan memiliki perannya masing-masing,

terdiri atas :

1. Mohamad Amirudin, S. T. selaku Ketua Yayasan Sekolah Islam

Terpadu Al-Lauzah.

2. Aulia Yulisa Rachmah, S. Pd. selaku Direktur Pendidikan Sekolah Islam

Terpadu Al-Lauzah.

3. Sahiska Prahasti Erly, S. Pd. selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama

Islam Terpadu Al-Lauzah.

4. Indah Herlawati, S. Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah Menengah

Pertama Islam Terpadu Al-Lauzah.

5. Tita Puspitasari selaku Kepala Bidang Kurikulum Sekolah Menengah

Pertama Islam Terpadu Al-Lauzah.

Berikutnya terlampir deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan

yang terdapat dalam kepengurusan Sekolah Menengah Pertama Islam

Terpadu Al-Lauzah.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMPIT Al Lauzah

46

3. Visi Misi SMPIT Al-Lauzah

1. Visi SMPIT Al-Lauzah

“Menjadi sahabat orang tua dan siswa yang aktif mewujudkan generasi

balig, berakhlak islami, jujur, disiplin, bermutu, khusyuk dan

bermanfaat“.

2. Misi SMPIT Al-Lauzah

1. Mengintegrasikan kurikulum DikNas dengan berbagai model

pembelajaran dan konsep BCCT yang mengembangkan nilai-nilai

Islami dalam keseharian, berorientasi pada pengembangan aqidah,

akhlak, self concept dan multiple intelligences.

2. Mempersiapkan siswa/i untuk tangguh, memiliki conventional

social knowledge, trust, life attitude, foreign languange dan benefit

product.

3. Mempersiapkan siswa agar mampu menjadi generasi dewasa yang

berakal.

4. Menjadikan sekolah dan orangtua adalah guru dan sahabat

pendamping siswa.

47

4. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMPIT Al-Lauzah Tahun

Pelajaran 2018 – 2019. Terdiri dari kepala sekolah, wakil bidang kurikulum,

wakil bidang kesiswaan, wakil bidang humas, wakil kelas, dan guru mata

pelajaran. Sahiska Prahati Erly, S. Pd. selaku kepala sekolah dan guru

Bahasa Indonesia. Indah Herlawati selaku wakil bidang kesiswaan dan guru

Matematika, Tita Puspitasari selaku wakil bidang kurikulum dan guru

Bahasa Inggris, Andi Masita, S. P. selaku wakil bidang humas, Yani selaku

kepala tata usaha, Herlina Yusdarti, S. Pd. selaku kepala bidang data dan

informasi dan guru Sosial.

Asri Amelia selaku kepala bidang keuangan. Ishaq Robin selaku kepala

bidang pendidik dan kependidikan dan guru Bahasa Indoensia dan

Komputer. Muhammad Adnan, S. Sy selaku kepala bidang sarana dan

prasarana dan guru Olahraga. Abdus Shomad Mubarok selaku guru seni.

Hilmawati, S. Pd.. selaku guru PAI. Junaedi Noor Hidayah, S. Pd.. selaku

guru Matematika. Ahmad Fauzi, S. Hum selaku guru Bahasa Arab. Marlina

Ajeng Nazilah selaku guru Sains. Dedi Ariwibowo selaku staff keamanan.

Nawi selaku staff keamanan. Ryan selaku staff keamanan. Arifin selaku staf

kebersihan sekolah.

B. Analisis Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Media Video Akun

Instagram Shiftmedia.id

Berikut merupakan hasil analisis data siswa dalam menulis puisi dengan

menggunakan media video akun Instagram Shiftmedia.id. Analisis menulis

puisi terdiri dari kategori sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K).

Nadhil

Kecewa

hidup bersama-sama sampai Tua

48

susah senang selalu kita hadapi

Aku Tak pernah lupa

kurasakan hidup bahagia

walau serba seadanya

susahnya luar biasa

kau merasa sedih pandanglah

di langit kau akan

sadar Allah setia bersamamu

mendengar suara kencang dari

sana ada yang lagi marah

di situ

Analisis:

Puisi yang ditulis Nadhil memiliki tema yang disampaikan secara eksplisit

atau langsung. Pembaca dapat menemukan tema dalam puisi tersebut dari diksi

yang digunakan. Baris pertama dalam puisi Nadhil berbunyi, “hidup bersama-

sama sampai Tua”, “susah senang selalu kita hadapi”, “walau serba

seadanya” mengindikasikan tema dalam puisi Nadhil adalah kesetiaan. Tema

kesetiaan tidak sesuai dengan media video yang diberikan peneliti. Tema yang

sudah ditentukan peneliti dalam penulisan puisi ini adalah kecewa, yaitu

kekecewaan yang timbul apabila manusia bergantung kepada manusia lainnya.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Nadhil memiliki diksi-diksi yang mengarah pada perasaan haru, di

antaranya; hidup bersama-sama, kita hadapi, serba seadanya, susahnya, sedih,

dan setia. Nadhil menggambarkan bahwa mereka tetap bersama hingga usia

mereka renta walaupun kesusahan sering kali datang namun tetap bahagia

dengan segala keterbatasannya. Hal ini disampaikan dalam puisinya dengan

bunyi, “kurasakan hidup bahagia walau serba seadanya”.

49

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Nadhil

mengungkapkan nada menasihati dengan menggambarkan kesetiaannya yang

terdapat pada bait pertama dan kedua. Sementara suasana yang hadir adalah

suasana haru dan tenang. Pada bait terakhir berbunyi, “kau merasa sedih

pandanglah | di langit kau akan | sadar Alah setia bersamamu” yang

bermaksud bahwa Allah selalu ada ketika seseorang sedang merasa sedih

maupun bahagia.

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Nadhil, amanat disampaikan secara

eksplisit atau langsung. Amanat dapat ditemukan dengan jelas oleh pembaca

pada kutipan, “kau merasa sedih pandanglah | di langit kau akan | sadar Allah

setia bersamamu”.

Aspek yang dinilai Skor

I 17

II 18

III 20

IV 15

Total 70

Harisa

Kecewa

air mukaku mengeruh.

hatiku berteriak marah.

mataku berkaca-kaca

pikiranku berkecambuk.

..

50

tercabut sudah percaya ini

benih yang semula tertanam dalam.

kini tertutupi oleh rasa kecewa yang mendalam.

runtuh sudah rasa percaya.

ujung ke ujung ruang penuh oleh rasa marah.

ku bersimpuh di atas pijakan.

tangisku semakin pecah.

tiap kali kenangan itu terbesit.

Analisis:

Puisi yang ditulis Harisa memiliki tema yang disampaikan secara eksplisit

atau langsung. Pembaca dapat menemukan tema dalam puisi tersebut dari diksi

yang digunakan. Baris kedua dalam puisi Harisa jelas menyatakan gagasan

utama atau tema, yakni kecewa sebagaimana kutipan berikut, “benih yang

semula tertanam dalam. | kini tertutupi oleh rasa kecewa yang mendalam.”.

Puisi yang ditulis Harisa memiliki tema yang sesuai dengan media video yang

diberikan peneliti. Tema yang sudah ditentukan peneliti dalam penulisan puisi

ini adalah kecewa, yaitu kekecewaan yang timbul apabila manusia bergantung

kepada manusia lainnya.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Harisa memiliki diksi-diksi yang mengarah pada perasaan gelisah,

di antaranya; hatiku berteriak, pikiranku berkecamuk, runtuh, tangisku, dan

pecah. Harisa menggambarkan rasa kecewanya dengan emosi yang meluap-

luap, kegelisahannya muncul akibat kekecewaan yang dirasakannya hingga

meruntuhkan rasa percaya.

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Harisa

mengungkapkan nada pemberontakkan dengan menggambarkan hati yang tak

lagi percaya setelah dikecewakan. Hal ini tersurat dalam bait pertama dan

kedua. Sementara suasana yang hadir adalah suasana mencekam dan kesedihan

51

yang mendalam. Suasana mencekam jelas tergambar pada bait pertama puisi,

“air mukaku mengeruh. | hatiku berteriak. | mataku berkaca-kaca | pikiranku

berkecamuk.” Sementara suasana sedih yang mendalam tergambar pada baik

kedua dan ketiga dalam puisi Harisa.

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Harisa yang memiliki tema kecewa

memiliki amanat yang disampaikan secara implisit atau tidak langsung.

Amanat yang dapat ditemukan adalah ketika kekecewaan itu menguasai hati,

menjadikannya sesuatu yang tidak terkendali, maka kembali kepada pijakan

yang benar dapat menenangkan hati meskipun kekecewaan itu sering kembali.

Namun Harisa menggunakan diksi “bersimpuh” sebagai penenang rasa kecewa

yang juga dapat bermakna doa atau sholat.

Aspek yang dinilai Skor

I 20

II 20

III 23

IV 23

Total 86

Dzakhwan

Kecewa

setiap manusia pasti memiliki kecewa

karena kecewa datang dari masalah

timbul masalah dari perbuatan

Bagaikan kayu dibakar api

kalau masih memiliki kecewa

bagaikan hati masih gelap

karena masalah bisa dipecahkan

seperti jaga perbuaan

52

maka maafkan orang lain

jika kita masih kecewa

banyak berigtifar

seperti susu diminum habis

Analisis:

Puisi yang ditulis Dzakhwan memiliki tema yang disampaikan secara

eksplisit atau langsung. Pembaca dapat menemukan tema dalam puisi tersebut

dari diksi yang digunakan. Diksi “kecewa” konsisten digunakan Dzakhwan

untuk menggambarkan tema yang ada dalam puisi. Setiap baris memiliki diksi

“kecewa” namun dalam pandangan yang berbeda-beda. Baris pertama,

“kecewa” disimbolkan sebagai hal yang manusiawi, “setiap manusia pasti

memiliki kecewa” sebagaimana manusia pada umumnya. Kemudian masih

pada baris berikutnya pada bait yang sama Dzakhwan melanjutkan, “karena

kecewa datang dari masalah”. Sebagai makhluk sosial, manusia satu dengan

lainnya berkomunikasi dan terkadang menimbulkan konflik dalam

bersosialisasi.

Pun begitu pada baris kedua dan ketiga. Diksi “kecewa” menjadi kata kunci

dalam puisi Dzakhwan. Tema puisi yang ditulis Dzakhwan memiliki tema yang

sesuai dengan media video yang diberikan peneliti. Tema yang sudah

ditentukan peneliti dalam penulisan puisi ini adalah kecewa.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Diksi-diksi yang digunakan penulis dapat mewakili perasaan yang ada

pada sebuah puisi. Puisi Dzakhwan menggunakan diksi-diksi yang mengarah

pada perasaan haru dan kasih, di antaranya; masalah, perbuatan, hati, gelap,

maafkan, dan istigfar. Selain penggunaan diksi, Dzakhwan juga menambahkan

perumpamaan-perumpamaan seperti, bagaikan hati masih gelap dan seperti

susu diminum habis. Dzakhwan menggambarkan rasa kecewanya dengan

lembut dan perlahan.

53

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh

Dzakhwan mengungkapkan nada puisi yang berisi nasihat kepada orang yang

mengalami kekecewaan. Sebagaimana tergambar dalam setiap bait. Dzakhwan

memilih menjadi penengah. Bait pertama Dzakhwan membicarakan sifat

alamiah manusia, kemudia pada biat kedua, Dzakhwan mencoba memahami

orang yang masih memiliki rasa kecewa dalam hatinya, dan pada bait ketiga,

Dzakhwan hadir sebagai penasihat dan mengumpamakan bagaimana harusnya

kecewa diatasi, “maka maafkan orang lain | jika kita masih kecewa | banyak

berigtifar”. Sementara suasana yang terbagung adalah suasana damai dan

saling memaafkan dengan penggunaan-penggunaan diksi pada setiap barisnya.

“kalau masih memiliki kecewa | bagaikan hati masih gelap”.

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Dzakhwan yang dengan tema kecewa

memiliki amanat yang disampaikan secara eksplisit dan langsung. Amanat

yang dapat ditemukan adalah manusia sebagai makhluk sosial terkadang lupa

bahwa kekecewaan bisa saja timbul akibat tidak saling berinteraksi antara

manusia satu dengan lainnya. Konflik mudah muncul ketika tidak ada

komunikasi yang baik, bahkan dari sikap atau perilaku yang tidak berkenan.

Hal ini disampaikan dengan baik dalam puisinya, “karena kecewa datang dari

masalah | timbul masalah dari perbuatan”.

Aspek yang dinilai Skor

I 23

II 20

III 18

IV 21

Total 82

Revo

54

Kecewa

kecewa itu mudah tapi

untuk memaaf kan sesorang

yang dia selalu kecewa

untuk memaf kan orang kecewa

Itu tidak mudah.

Jangan sampai kita

kecewa sampai

diri kita pebutus

asa untuk bunuh diri

Jangan pernah melanggar

perintah kedua orang tua

Jika kalian membantah akan timbul perasaan

kecewa.

Analisis:

Puisi yang ditulis Revo memiliki tema yang disampaikan secara eksplisit

atau langsung. Pembaca dapat menemukan tema dalam puisi tersebut dari diksi

yang digunakan. Diksi “kecewa” selalu hadir dalam setiap bait puisi Revo, ini

menguatkan tema yang dibawa adalah kecewa. Selain diksi itu, ada juga diksi

pendukung seperti “maafkan” yang juga hadir dalam puisi Dzakhwan. Gagasan

pokok puisi Revo tergambar dalam bait ketiga, yaitu: Jangan pernah

melanggar | perintah kedua orang tua | Jika kalian membantah akan timbul

perasaan kecewa. Puisi yang ditulis Revo memiliki tema yang sesuai dengan

media video yang diberikan peneliti. Tema yang sudah ditentukan peneliti

dalam penulisan puisi ini adalah kecewa.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Revo memiliki diksi-diksi yang mengarah pada perasaan

mengasihi, di antaranya; kecewa, memaaf kan, tidak mudah, putus, asa, bunuh

55

diri, melanggar, perintah, orang tua, membantah, perasaan. Revo

menggambarkan dalam puisinya bahwa orang mudah membuat orang lain

kecewa, namun sulit bagi kita untuk memaafkan orang yang membuat kita

kecewa. Perasaan haru juga menlingkupi bait ketiga di mana Revo berpesan

agar tidak membantah perintah orang tua agar tidak mengecewakan mereka,

“Jika kalian membantah akan timbul perasaan kecewa.”

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Revo

mengungkapkan nada puisi yang memberikan nasihat kepada orang agar tidak

mengecewakan orang lain dan bagi yang mengalami rasa kecewa agar tidak

berputus asa. Sementara suasana yang hadir adalah suasana damai dan tenang

dengan sedikit peringatan agar tetap berhati-hati. Hal ini tergambar dalam baik

ketiga puisi Revo, “Jangan pernah melanggar | perintah kedua orang tua | Jika

kalian membantah akan timbul perasaan kecewa.”

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Revo yang memiliki tema kecewa

memiliki amanat yang disampaikan secara eksplisit atau langsung. Amanat

yang dapat ditemukan adalah manusia cenderung sulit menerika rasa kecewa

dan enggan untuk memaafkan, namun pada sisi lain manusia cenderung mudah

membuat orang lain kecewa. Revo menutupnya dengan pesan moral yang

ditujukan kepada pembaca terhadap orang tuanya.

Aspek yang dinilai Skor

I 20

II 18

III 17

IV 22

Total 77

Jasmine

Golongan Manusia setelah Bertemu Titik

56

Terkadang,

Ada masanya manusia bertemu dengan satu titik

Di mana titik itu membawa dampak

Baik dan buruk

Di setiap waktunya titik itu datang

manusia seringkali berpaling

dari jalan yang benar

Namun ada sebagian golongaan manusia

Yang tetap bertahan.

Golongan Manusia itu..

adalah golongan yang selalu berserah diri

kepada pemiliknya

adalah golongan yang selalu mencari

ridho Nya

adalah golongan yang selalu mengikhlaskan

apa yang telah terjadi di dalam hidupnya

adalah golongan yang selalu percaya

Kepada Ilahi Robbi.

Analisis:

Puisi yang ditulis Jasmine memiliki tema yang disampaikan secara implisit

atau tidak langsung. Pembaca dapat menemukan tema dalam puisi tersebut dari

diksi yang digunakan. Jasmine menulis puisi bertema keimanan, hal ini sangat

terasa pada bait ketiga puisi Jasmine, yaitu pada, “adalah golongan yang selalu

berserah diri kepada pemiliknya” juga repetisi-repetisi berikutnya. Hal

tersebut kuat mengindikasikan bahwa yang sedang dibicarakan pada puisi

Jasmine adalah keimanan seseorang saat menemukan titik. Titik di sini bisa

diatikan ujian atau titik jenuh yang menggambarkan ujian terhadap keimanan

itu sendiri. Puisi yang ditulis Jasmine memiliki tema yang sesuai dengan media

57

video yang diberikan peneliti. Tema yang sudah ditentukan peneliti dalam

penulisan puisi ini menggunakan video kedua yaitu tema keimanan.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Jasmine menggunakan diksi-diksi yang mengarah pada perasaan

religius, di antaranya; titik, baik, buruk, manusia, berpaling, jalan yang benar,

golongaan manusia, berserah diri, ridho Nya, mengikhlaskan, Ilahi Robbi.

Diksi-diksi tersebut dekat dengan istilah-istilah religiusitas. Perasaan ini terasa

lebih kuat pada akhir bait kedua dan ketiga. “manusia seringkali berpaling |

dari jalan yang benar”. Jalan yang benar di sini berarti norma-norma agama

yang berlaku di masyarakat.

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Jasmine

mengungkapkan nada puisi yang memberikan nasihat dan instrospeksi diri

bahwa setiap manusia pernah berada pada satu titik terendah atau tertinggi

sebagai bentuk ujian dari Allah. Sebagian golongan tetap beriman dan sebagian

lainnya berpaling dari Allah. "Di setiap waktunya titik itu dating | manusia

seringkali berpaling | dari jalan yang benar | Namun ada sebagian golongaan

manusia | Yang tetap bertahan.” Sementara suasana yang hadir dalam puisi

tersebut adalah suasana damai dan tenang. Pembaca diberikan nasihat yang

sekaligus membuat pembaca menyadari apa yang dimaksud Jasmine.

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Jasmine yang memiliki tema keimanan

memiliki amanat yang disampaikan secara eksplisit atau langsung. Amanat

yang dapat ditemukan bahwa Allah memberikan ujian dalam bentuk yang

bermacam-macam, mereka yang mampu bertahan adalah golongan yang tetap

bertahan berada di jalan tuhan.

Golongan Manusia itu..

adalah golongan yang selalu berserah diri

kepada pemiliknya

adalah golongan yang selalu mencari

ridho Nya

adalah golongan yang selalu mengikhlaskan

apa yang telah terjadi di dalam hidupnya

58

adalah golongan yang selalu percaya

Kepada Ilahi Robbi.

Aspek yang dinilai Skor

I 22

II 23

III 20

IV 22

Total 87

Vania

Tersesat

Detik demi detik

Hari demi hari

Waktu pun berlalu berganti

Tanpa kau sadari

Tanpa kau maknai

Lara, ragu, gundah

Tertumpuk dalam rasuk

Tanpa sempat kau ambil hikmah

Lupa pula 'tuk berpikir baik

Kitab kuning pun berdebu

Penyelamat kau tinggalkan

Entah kapan kau 'kan sadarkan

Bahwa musibah kan berlalu.

Ragu.

Analisis:

59

Puisi yang ditulis Vania memiliki tema yang disampaikan secara implisit

atau tidak langsung. Penggunaan majas dalam puisi cukup mendominasi, perlu

membaca teliti agar dapat menemukan tema yang di kandung puisi tersebut.

Pembaca dapat menemukan tema dalam puisi tersebut dengan memaknai setiap

baris dalam puisi. Vania menulis puisi bertema keimanan, hal ini sangat terasa

pada ketiga bait puisi Vania.

Pada bait pertama Vania menggambarkan potret seseorang yang telah

menjauh dari keimanannya, digambarkan dalam baris puisi yang berbunyi,

“Waktu pun berlalu berganti | Tanpa kau sadari | Tanpa kau maknai”. Lalu

pada bait kedua, Vania menggambarkan lemahnya hati seseorang yang

keimanannya sedang lemah sehingga rasa lara, ragu, dan gundah itu muncul.

Kemudian pada bait ketiga, Vania menggambarkan keimanan semakin sirna

dengan ungkapan “kitab kuning pun berdebu | penyelamat kau tinggalkan”.

Puisi yang ditulis Vania memiliki tema yang sesuai dengan media video yang

diberikan peneliti. Tema yang sudah ditentukan peneliti dalam penulisan puisi

ini menggunakan video kedua yaitu tema keimanan.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Vania menggunakan diksi-diksi yang mengarah pada perasaan

sedih bercampur haru, di antaranya; detik demi detik, hari demi hari, berlalu,

sadari, maknai, lara, ragu, gundah, hikmah, kitab, berdebu, penyelamat,

sadarkan, musibah, ragu. Diksi-diksi tersebut membangun sebuah perasaan

yang menjadikan puisi tersebut sedih bercampur haru. Hal ini tersirat dalam

ungkapan puisi, “lara, ragu, gundah | tertumpuk dalam rasuk” dan pada

lanjutan puisi berikutnya.

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Vania

mengungkapkan nada puisi yang menunjukkan instrospeksi diri saat keimanan

mulai menjauh dan menghilang dalam hati seorang manusia. Hal ini

digambarkan secara kronologis oleh Vania dalam puisinya. Sementara suasana

yang hadir dalam puisi tersebut adalah sunyi, hening, dan haru.

60

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Vania yang memiliki tema keimanan

memiliki amanat yang disampaikan secara implisit atau tidak langsung.

Amanat yang dapat ditemukan adalah keimanan seseorang dapat saja melemah

atau bahkan menghilang seiring berjalannya waktu. Jika tidak segera diperbaiki

dengan membuka kembali ”kitab kuning”.

Aspek yang dinilai Skor

I 23

II 21

III 21

IV 23

Total 88

Aisyah

Keep The Faith

Adilkah hidup ini?

Pantaskah untuk dijalani?

Indahkah untuk dimaknai?

Apa tujuan hidup ini?

Tercipta tanpa disengajai?

Atau sekedar permainan sang illahi?

Bertanyalah ia pada sang rembulan,

Bukankah kehidupan tercipta untuk memenuhi hasrat tuhan?

Mengeluh ia pada sang mentari,

Bukankah kehidupan berjalan sesuai permainan takdir?

Berteriak ia pada semesta,

Bukankah akhirnya kehidupan ini berakhir karena kamauan semata!?

61

Dan tuhan pun menyaksikan,

Sang langit yang menyampaikan beribu pertanyaan

Alam pun menanti jawaban tuhan

Dan tuhan memberikan jawaban

Langit menyaksikan jawaban tuhan

Dan alam menyampaikan melalui sebuah pesan

Pesan yang tersampaikan secara perlahan

Teruntuk seluruh makhluknya,

Tentang kehidupan,

bahwasannya kehidupan tercipta, berjalan, dan berakhir sesuai ketetapan tuhan

Tentang keadilan,

bahwa semua yang terjadi atas campur tangan tuhan

Dan tentang kepercayaan,

Ingatlah tuhan dan sungguh tiada lagi kekhawatiran

Alam dan langit telah menyelesaikan tugasnya, menyampaikan pesan dari

tuhan.

Analisis:

Puisi yang ditulis Aisyah memiliki tema yang disampaikan secara implisit

atau tidak langsung. Seluruh puisi saling berkaitan dengan erat sehingga

membentuk alur cerita yang mengalir saat dibaca. Penggunaan majas

personifikasi dalam menampilkan puisi cukup baik. Tema keimanan yang

disampaikan peneliti tergambar dengan baik dalam puisi. Tema ini sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan peneliti dalam penulisan puisi ini

menggunakan video kedua yaitu tema keimanan.

Aisyah dalam puisinya membicarakan keimanan melalui pertanyaan dari

“ia” yang mempertanyakan mengenai kehidupan pada bait pertama.

Adilkah hidup ini?

Pantaskah untuk dijalani?

Indahkah untuk dimaknai?

Apa tujuan hidup ini?

62

Tercipta tanpa disengajai?

Atau sekedar permainan sang illahi?

Kemudian pada bait kedua, ia kembali mempertanyakan kepada benda-

benda yang ada disekitarnya, seperti rembulan, matahari, dan semesta. Hingga

akhirnya jawaban dari pertanyaan juga disampaikan dalam bait terakhir puisi

yang ditulis Aisyah. Hal ini erat kaitannya dengan keimanan seseorang dalam

menjalani takdir tersebut.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Aisyah menggunakan diksi-diksi yang mengarah pada perasaan

bingung, ragu, dan penasaran, di antaranya; adilkah, pantaskah, indahkah,

bertanyalah, hasrat tuhan?, mengeluh, permainan takdir?, berteriak, kamauan

semata!?, beribu pertanyaan menanti jawaban, pesan, kehidupan, ketetapan,

kepercayaan, kekhawatiran. Diksi-diksi tersebut membangun sebuah perasaan

yang menjadikan puisi tersebut memunculkan perasaan bingung, ragu, dan

penasaran.

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Aisyah

mengungkapkan nada puisi yang menunjukkan instrospeksi diri sekaligus

menasihati orang lain. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam puisi

seolah mewakili pertanyaan sang penulis puisi. Kemudian penulis mencoba

memberikan jawaban atas pertanyaannya sendiri sebagai media untuk

memberikan nasihat kepada pembaca.

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Aisyah yang memiliki tema keimanan

memiliki amanat yang disampaikan secara implisit atau tidak langsung.

Amanat yang dapat ditemukan adalah kehdupan tidak melulu berjalan

sebagaimana yang sudah direncanakan. Bagaimana diri ini merespon, itulah

gambaran keimanan seseorang. Jika kita memahami tanda-tanda atau pesan-

pesan Tuhan melalui alam semesta, makan keimanan seseorang dapat

bertambah. Hasilnya adalah berkurangnya keluhan-keluhan atau menjalani

kehidupan dengan bersabar.

63

Aspek yang dinilai Skor

I 23

II 20

III 22

IV 21

Total 86

Ihsan

Taubat

Layaknya, ember yang terjatuh

terjatuh dalam sumur yang gelap

tak ada sinar yang terlihat

bagaikan rumah yang gelap

suatu keinginan muncul dari lubuk hati

keinginan tuk menggapai keberhasilan

bagaikan kepompong yang membungkus diri

menjadi kupu-kupu yang indah,

terus menaik keatas

dengan tekad yang tinggi

hingga sampailah diatas

dengan membawa manfaat yang tinggi

Analisis:

Puisi yang ditulis Ihsan memiliki tema yang disampaikan secara implisit

atau tidak langsung. Puisi Ihsan menggambarkan sesuatu yang berada ditempat

yang rendah, terpuruk, sebagaimana dalam kutipan, “layaknya, ember yang

64

terjatuh | terjatuh dalam sumur yang gelap”. Bait pertama dalam puisi ini

mengandaikan ketika seseorang jatuh di gambarkan dengan sesuatu yang

“gelap”. Kemudian pada bait kedua, Ihsan menggambarkan bagaimana proses

bangkitnya sesuatu yang terjatuh. Dengan menggunakan istilah “kepompong”

mengindikasikan bahwa ada perubahan setelah terjatuh hingga bisa bangkit

kembali. Tema yang diangkat Ihsan dalam puisi ini tidak sesuai dengan media

video kegita yang diberikan peneliti, yaitu tentang taubat. Tema yang diangkat

Ihsan lebih merujuk pada bangkit untuk mencapai keberhasilan.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Ihsan menggunakan diksi-diksi yang mengarah pada perasaan

semangat di antaranya; gelap, sinar, lubuk hati, kepompong, indah, tekad,

tinggi. Diksi-diksi tersebut membangun sebuah perasaan yang menjadikan

puisi tersebut memunculkan perasaan penuh semangat untuk bangkit setelah

terpuruk.

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Ihsan

mengungkapkan nada puisi yang menunjukkan instrospeksi diri sekaligus

menasihati pembaca. Analogi-analogi yang dimunculkan dalam bait ketiga

memberikan kesan yang kuat nasihat yang disampaikan untuk diri penulis dan

juga untuk pembaca sekaligus, sebagaimana kutipan puisi berikut, “dengan

tekad yang tinggi | hingga sampailah diatas | dengan membawa manfaat yang

tinggi.”

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Ihsan yang memiliki tema bangkit untuk

mencapai keberhasilan memiliki amanat yang disampaikan secara eksplisit

atau langsung. Amanat yang dapat ditemukan adalah saat apa yang menjadi

cita-cita harus melalui jalan yang tidak selalu mulus, terkadang harus terjatuh.

Ketika terjatuh maka tidak ada jalan lain selain bangkit dan melanjutkan proses

mencapai keberhasilan hingga terwujud dan memberikan manfaat untuk orang-

orang di sekitar kita.

Aspek yang dinilai Skor

65

I 19

II 20

III 17

IV 19

Total 75

Gazhi

Taubat

bagaikan ember yang terisi penuh

oleh air dan akhirnya tumpah.

seperti dosa yang sudah

tertampung penuh akhirnya tumpah karena taubat

dan sesungguhnya bertaubat itu

di lakukan sebelum ajal

menjemput

karena jika ajal datang tak ada Lagi kata taubat.

dan bagaikan debu yang tersebar

di lantai

dan akhirnya di sapu

dengan satu ayunan

Analisis:

Puisi yang ditulis Gazhi memiliki tema yang disampaikan secara eksplisit

atau langsung. Puisi Gazhi menggambarkan dosa bagaikan air yang tumpah

saat seseorang bertobat, juga menggambarkan dosa sebagai debu yang disapu

bersih ketika bertobat, sebagaimana dalam kutipan pada bait pertama, “seperti

dosa yang sudah | tertampung penuh akhirnya tumpah karena taubat” juga

66

pada bait ketiga “dan bagaikan debu yang tersebar | di lantai | dan akhirnya

di sapu”.

Apa yang digambarkan dalam puisi yang di tulis Gazhi tersurat secara jelas

berbeicara mengenai dosa yang dihapuskan ketika bertobat. Hal ini Gazhi

sampaikan melalui analogi ember yang tumpah dan debu yang disapu dengan

satu ayunan. Tema yang diangkat Gazhi dalam puisi ini sesuai dengan media

video ketiga yang diberikan peneliti, yaitu tentang taubat.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Gazhi menggunakan diksi-diksi yang mengarah pada perasaan haru

dan takut di antaranya; dosa, taubat, bertaubat, ajal, debu, dan akhirnya. Diksi-

diksi tersebut membangun sebuah perasaan yang menjadikan puisi tersebut

memunculkan perasaan haru serta rasa takut.

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Gazhi

mengungkapkan nada puisi yang menunjukkan instrospeksi diri sekaligus

menasihati pembaca. Analogi-analogi yang dimunculkan dalam bait kedua

memberikan kesan yang kuat nasihat yang disampaikan untuk diri penulis dan

juga untuk pembaca sekaligus, sebagaimana kutipan puisi berikut, “dan

sesungguhnya bertaubat itu | di lakukan sebelum ajal | menjemput | karena jika

ajal datang tak ada Lagi kata taubat.”

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Gazhi yang memiliki tema taubat

disampaikan secara eksplisit atau langsung. Amanat yang dapat ditemukan

adalah bahwa taubat dapat menghapus dosa sebanyak apapun itu. Selagi ajal

belum datang, maka bertobatlah sebelum waktunya habis.

Aspek yang dinilai Skor

I 20

II 19

III 17

IV 21

67

Total 77

Fabio

Menjadi Hamba Allah

walau diri kita dalam tekanan

dalam pekerjaan dan pertemanan

walau kita tau hikmahnya

kita akan tau nama allah

sayangi allah swt

jangan ragu dengan allah swt

kita harus tau hikmah allah swt

dan insyaallah kamu akan bahagia dari musibah taubat

ketika kita menjankan taubat

kita harus minta ampun kepada allah

walau kita punya dosa

kita akan menggugurkan dosa

dari bintang dan langit hilang yang penuh dosa

tidak ada bintang dan langit didalamnya

walau kita orang biasa

kita harus jadi anak bertaubat

Analisis:

Puisi yang ditulis Fabio memiliki tema yang disampaikan secara eksplisit

atau langsung. Puisi Fabio menyampaikan dalam puisi yang ditulisnya bahwa

dalam pekerjaan dan pertemanan bisa saja melakukan perbuatan yang tidak

menyenangkan. Apa yang bisa kita lakukan adalah bertobat, memohon ampun

kepada Allah. Fabio dalam puinya menyatakan bahwa biarpun dosa kita

68

memenuhi langit seperti bintang-bintang, Allah akan tetap menerima taubat

kita. Dilihat dari isi puisi, Fabio menulis puisi dengan tema taubat, tema yang

diangkat Fabio dalam puisi ini sesuai dengan media video ketiga yang

diberikan peneliti, yaitu tentang taubat.

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Fabio menggunakan diksi-diksi yang mengarah pada perasaan haru

dan takut di antaranya; tekanan, pekerjaan, pertemanan, hikmahnya, allah,

sayangi, ragu, insyaallah, bahagia, musibah, taubat. Diksi-diksi tersebut

membangun sebuah perasaan yang menjadikan puisi tersebut memunculkan

perasaan haru serta rasa takut.

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Fabio

mengungkapkan nada puisi yang menunjukkan instrospeksi diri sekaligus

menasihati pembaca. Seperti kutipan berikut, “sayangi allah swt | jangan ragu

dengan allah swt” dan juga “walau kita punya dosa \ kita akan menggugurkan

dosa”. Sementara suasana yang terbangun setelah membaca puisi Fabio adalah

suasana yang mencerahkan.

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Fabio yang memiliki tema taubat

disampaikan secara eksplisit atau langsung. Amanat yang dapat ditemukan

adalah bahwa sebanyak apapun dosa yang sudah kita perbuat dapat

terhapuskan dengan melaksanakan taubat kepada Allah.

Aspek yang dinilai Skor

I 20

II 18

III 16

IV 19

Total 73

Nayya

69

Membuat Film Baru

Film lama yang telah kulupakan

Kembali terputar di otakku

teringat-ingat lagi kelakuan burukku

ter-Ingat-Ingat lagi sampah yang keluar di mulutku.

Mengapa dari awal aku melupakannya?

Mengapa aku tidak belajar dari kesalahan itu?

Aku sadar, bahwa

Melupakan film lama membuatku tidak berubah.

Aku akan berjuang

Untuk belajar dari kesalahanku

Aku akan belajar

menjadi manusia yang baik

Hingga suatu saat nanti,

Aku akan membuat

Film-film baru

yang lebih baik

Analisis:

Puisi yang ditulis Nayya memiliki tema yang disampaikan secara implisit

atau tidak langsung. Nayya menggambarkan ketakutan terhadap sesuatu yang

pernah ia lakukan di masa lalu di awal-awal puisinya. Penggunaan diksi film

sebagai kiasan pengalamannya sendiri dalam puisi tersebut cukup baik dan

turut memperdalam makna puisi. Kemudian pada dua bait terakhir Nayya

berusaha memperbaiki kesalahan pada masa lalunya dengan berjanji menjadi

lebih baik lagi. Dilihat dari isinya, puisi ini memiliki tema taubat, tema yang

diangkat Nayya dalam puisi ini sesuai dengan media video ketiga yang

diberikan peneliti, yaitu tentang taubat.

70

Perasaan dalam sebuah puisi dapat dilihat dari penggunaan diksi dalam

puisi. Puisi Nayya menggunakan diksi-diksi yang mengarah pada perasaan

takut, sedih, dan juga penyesalan serta optimisme, di antaranya; kulupakan,

kembali, burukku, sampah, melupakannya, belajar, kesalahan, melupakan,

berjuang, baik, film-film baru. Diksi-diksi tersebut membangun sebuah

perasaan yang menjadikan puisi tersebut memunculkan perasaan takut, sedih,

dan juga penyesalan serta optimism.

Nada dan suasana dalam puisi dapat berupa kritik, menasihati, menyindir,

atau juga dapat berupa instrospeksi diri penulis. Puisi yang ditulis oleh Nayya

mengungkapkan nada puisi yang menunjukkan instrospeksi diri sekaligus

menasihati pembaca. Seperti kutipan berikut,

Mengapa dari awal aku melupakannya?

Mengapa aku tidak belajar dari kesalahan itu?

Aku sadar, bahwa

Melupakan film lama membuatku tidak berubah.

Sementara suasana yang terbangun setelah membaca puisi Fabio adalah

suasana mencekam pada bait satu dan dua, kemudian dua bait beikutnya

menjadi suasana yang mencerahkan.

Amanat dalam sebuah puisi dapat ditemukan setelah pembaca menemukan

tema, nada dan suasana. Dalam puisi Nayya yang memiliki tema taubat

disampaikan secara eksplisit atau langsung. Sebagaimana pada bait ketiga dan

keempat berikut,

Aku akan berjuang

Untuk belajar dari kesalahanku

Aku akan belajar

menjadi manusia yang baik

Hingga suatu saat nanti,

Aku akan membuat

Film-film baru

yang lebih baik.

Pesan penulis kepada pembaca jelas tersurat dari kutipan puisi di atas.

Bahwa kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat dahulu dapat menjadi

71

pelajaran berharga untuk masa yang akan datang dan tetap optimis dapat

melakkan yang terbaik.

Aspek yang dinilai Skor

I 22

II 20

III 21

IV 22

Total 85

Berikut adalah rekapitulasi skor penggunaan media video akun

Instagram Shiftmedia.id dalam keterampilan menulis puisi pada siswa kelas

8 SMPIT Al-Lauzah tahun pelajaran 2018/2019.

Tabel 4.1

Rekapitulasi Skor Keterampilan Menulis Puisi Siswa

No. Nama Siswa I II III IV Total Ket

1. Nadhil 17 18 20 15 70 C

2. Harisa 20 20 23 23 86 SB

3. Dzakhwan 23 20 18 21 82 B

4. Revo 20 18 17 22 77 B

5. Jasmine 22 23 20 22 87 SB

6. Vania 23 21 21 23 88 SB

7. Icha 23 20 22 21 86 SB

8. Ihsan 19 20 17 19 75 C

9. Gazhi 20 19 17 21 77 B

10. Fabio 20 18 16 19 73 C

11. Nayya 22 20 21 22 85 SB

Data yang terdapat pada tabel di atas merupakan hasil penilaian siswa

dalam menulis puisi yang sudah diberi perlakuan yaitu dibantu dengan

menggunakan video akun Instagram Shiftmedia.id. Hasil tersebut

72

menunjukkan 8 siswa mencapai nilai KKM Bahasa Indonesia, yaitu 75,

dan 3 siswa yang tidak mencapai nilai KKM.

Secara keseluruhan, siswa kelas VIII SMPIT Al-Lauzah memiliki

kemampuan dalam menulis puisi yaitu pada aspek tema. Siswa kelas VIII

mampu mengembangkan tema yang diberikan peneliti melalui video akun

Instagram Shiftmedia.id. Namun, kekurangan dalam menulis puisi yaitu

pada aspek diksi yang berpengaruh pada perasaan dan nada dan suasana.

Diksi-diksi yang digunakan cenderung terpaku pada apa yang ada dalam

video dan belum dapat memahami betul makna tiap kata sehingga

terkadang keliru dalam menggunakan kata tersebut ke dalam puisi

mereka.

Nilai terendah yang diperoleh Nadhil terdapat kelemahan dalam aspek

tema. Nadhil membuat puisi dengan tema tidak sesuai dengan media

video yang diberikan peneliti. Artinya, Nadhil belum memahami betul

apa yang dimaksud dengan tema. Pada aspek tema Nadhil mendapat skor

17 dari skor maksimal adalah 25. Total nilai yang diperoleh Nadhil adalah

70.

75

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan perolehan data lapangan dan pengolahan data, maka

diperoleh kesimpulan akhir untuk menjawab pertanyaan penelitian

mengenai penggunaan media video akun Instagram Shiftmedia.id dalam

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPIT Al-Lauzah

Tangerang Selatan tahun pelajaran 2018/2019. Berdasarkan hasil analisis

terhadap penelitian teks siswa, diketahui bahwa penggunaan media video

akun Instagram Shiftmedia,id sudah menunjukkan hasil yang baik. Dapat

dilihat bahwa delapan siswa sudah mencapai nilai KKM mata pelajaran

Bahasa Indonesia yaitu 75, dan hanya tiga siswa yang tidak mencapai nilai

KKM.

Selain itu, penggunaan media video akun Instagram Shiftmedia.id dalam

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPIT Al-Lauzah

Tangerang Selatan mencapai 73%. Hasil analisis terhadap pembelajaran

menulis puisi siswa didapatkan hasil; 70, 86, 82, 77, 87, 88, 86, 75, 77,

73, 85. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa siswa mampu

menulis puisi menggunakan media video akun Instagram Shiftmedia.id.

Penggunaan media video akun Instagram dapat melatih siswa dalam

pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi. Melalui media video

akun instagram mampu menigkatkan daya tarik siswa dalam

pembelajaran menulis puisi, meningkatkan fokus serta daya serap.

B. Saran

76

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, peneliti menyampaikan

saran:

1. Para guru Bahasa Indonesia harus membiasakan mengajar dengan

media pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Media yang

digunakan juga perlu disesuaikan dengan materi yang ingin

disampaikan.

2. Sebagai guru harus mampu menjadi teladan bagi siswa agar dapat

menjadi pribadi yang kreatif dan produktif dalam pendidikan karena

belajar tidak hanya menyampaikan materi dan memberikan nilai

kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Achmad HP, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, Cet. Ke-2, 2011.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Graindo Persada, Ed.

Revisi, Cet. Ke-18, 2017.

Bohang, Fatimah Kartini. Indonesia Pengguna Instagram Terbesar se-Asia Pasifik,

https://tekno.kompas.com/read/2017/07/27/11480087/indonesia-

pengguna-instagram-terbesar-se-asia-pasifik, diunduh pada tanggal 19

September 2018.

Boyd, Danah M and Nicole, B. Ellison. 2007. Journal of Computer Mediated

Communication Social Network Sites: Definition, History, and

Scholarship, Journal of Computer-Mediated Communication 13, 2008,

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1083-6101.2007.00393.x/pdf

diakses 15 Juli 2018

Budinuryanta dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Penerbit

Universitas Terbuka, Cet. Ke-2, 2008.

Dalman, Keterampilan Menulis, Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2015

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi belajar Mengajar, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, Cet. Ke-4, 2010.

Donny, Gerak-gerik Pemuda Hijrah.

http://berita.baca.co.id/10924913?origin=relative&pageId=2169efd6-0f9a-

4977-a732-7e7b5c34e350&PageIndex=3, diakses pada 6 Agustus 2018.

Emzir dan Salfur Rohman, Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2016.

Flynn, Naomi dan Stainthorp, Rhona. The Learning an Teaching of Reading and

Writing, WAEST Sussex: Whurr Publishers Limited, 2006.

Helys, Mutia Rosdiana dan S.W.E Handayani, Efektivitas Komunikasi dalam

Penggunaan Media Sosial Instagram Sebagai Media Komunikasi di

Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Surakarta, Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Fakultas Ekonomi

Universitas Surakarta, ISSN 2085-2215, Vol. 14 No.3, Surakarta:

Universitas Surakarta, Juli 2016

M, Sukandarrumidi dan Haryanto, Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian,

Yogyakarta: Gadjah Mada Press, Cet. Ke-2, 2014.

Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. Ke-4, 2017.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-

2, 2010.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung

Persada, 2012.

Pengelola web Kemdikbud. Badan Bahasa Petakan 652 Bahasa Daerah di

Indonesia. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/07/badan-

bahasa-petakan-652-bahasa-daerah-di-indonesia, diunduh pada tanggal 19

September 2018.

Pertiwi, Wahyunanda Kusuma. Riset Ungkap Pola Pemakaian Medsos Orang

Indonesia. https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-

ungkap-pola-pemakaian-medsos-orang-indonesia, diunduh pada tanggal 19

September 2018.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, Cet. Ke-3, 2016.

Profil facebook Pemuda Hijrah,

https://www.facebook.com/pg/pemudahijrah/about/?ref=page_internal,

diakses pada 18 Juli 2018.

Rofi’udin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

di Perguruan Tinggi. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga

Kependidikan, 1999.

Sadiman, Arif S, R. Rahardjo, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press,

2011.

Santosa, Puji dkk., Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Jakarta:

Universitas Terbuka, 2009.

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan,

Bandung: PT Refika Aditama, Cet. Ke-2, 2014.

Silitonga, M, dll., Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III SMP Sumatra

Utara: Membaca dan Menulis, Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengambangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984.

Sindang, Ennoch. Manfaat Media Sosial dalam Ranah Pendidikan dan Pelatihan,

http://.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/article/893/1The%20Social

%20Media%20%20Ennoch%20-oks.pdf pada 15 Juli 2018.

Suaramuslim.net, Ustadz Hanan Attaki Kemas Dakwah Asik, Gaul dan Syari,

https://suaramuslim.net/ustadz-hanan-attaki-dakwah-gaul/, diakses pada 18

Juli 2018.

Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa, Bandung:

Angkasa Bandung, Edisi Revisi, 2013.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, Edisi

Revisi, 2015

Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media

Sosial Untuk Kementerian Perdagangan RI, Jakarta: Kementerian

Perdagangan RI, 2014.

Waluyo, Herman J. Teori dan Apresiasi Puisi, Jakarta: Erlangga, Cet. Ke-3, 1995.

Vesterman, William. Reading adn Writing Short Arguments, New York:

McGraw-Hill, 2006.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELEJARAN

(RPP)

Sekolah : SMPIT Al-Lauzah

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : VIII/semester ganjil

Materi Pokok : Menulis Puisi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa

Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya.

1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi

lisan dan tulis.

1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan

informasi lisan dan tulis.

3.8 Menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan, lingkungan

hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca.

3.8.1 Menjelaskan pengertian teks puisi

3.8.2 Menyebutkan unsur-unsur pembentuk teks puisi

4.8 Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalambentuk teks puisi

secara tulis/lisan dengan memperhatikan unsurunsur pembangun puisi.

4.8.1 Menulis puisi

4.8.2 Menulis puisi dengan media video akun Instagram

C. Tujuan Pembelajaran

1. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa

Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya.

2. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi

lisan dan tulisan.

3. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi

lisan dan tulisan.

4. Siswa mampu memahami pengertian puisi

5. Siswa mampu memahami struktur puisi

6. Siswa mampu menelaah struktur puisi

7. Siswa mampu menulis puisi.

8. Siswa mampu menulis puisi dengan media video akun Instagram Shift.

D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan saintifik.

2. Model pembelajaran ceramah.

3. Metode penugasan.

E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media pembelajran: Powerpoint

2. Alat dan bahan

a. Laptop

b. LCD Proyektor

3. Sumber belajar:

F. Materi Pembelajaran

Pengertian Puisi

Puisi adalah karya sastra menggunakan kata-kata yang indah dan kaya

akan makna. Penyusunan bahasanya terikat oleh rima, matra, irama, dan

larik serta bait.

a. Unsur-unsur puisi

1) Struktur fisik: Tipografi, kata konkret, diksi, imaji, gaya bahasa,

rima/irama. Keterangan Struktur Fisik:

a) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair

dalam puisinya. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya

dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

b) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat

mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,

pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga,

yaitu:

1. imaji suara (auditif): Merdunya suara adzan menandakan

waktu sholat tiba.

2. imaji penglihatan (visual): Malam ini terlalu gelap untuk

melanjutkan perjalanan.

3. imaji raba atau sentuh (imaji taktil): Halusnya sutra berpadu

dengan kasihmu.

c) Gaya Bahasa adalah penggunaan bahasa yang dapat

menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi

tertentu. Adapaun macam-macam majas antara lain metafora,

simile, personifikasi, litotes, ironi, hiperbola,

d) Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,

tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup aliterasi

(pengulangan huruf/kata) dan asonansi (pengulangan bunyi).

2) Struktur batin: Tema, nada, perasaan/suasana, amanat.

Keterangan Struktur Batin:

a) Tema/makna, gagasan utama penyair dalam puisi. Tema

ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme.

b) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair dalam puisinya. Seperti

kegelisahan, kerinduan, dan sebagainya.

c) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Contoh:

Nada kritik dengan suasara pemberontakan.

d) Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada

pembaca.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda

mensyukuri anugerah Tuhan dan

pertanyaan dari guru berhubungan

5 menit

dengan pembelajaran sebelumnya.

2. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

3. Peserta didik menerima pengarahan agar

melalui pembelajaran ini dapat

menghargai keberadaan bahasa Indonesia

serta budayanya.

Inti Mengamati:

1. Siswa mengamati power point materi

puisi yang disajikan guru

Menanya:

1. Siswa menanyakan struktur puisi

2. Siswa menanyakan ciri puisi

Mengeksplorasi:

1. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok.

Masing-masing kelompok berjumlah

empat orang.

2. Siswa mendiskusikan dengan teman

sekelompoknya tentang struktur,

penggunaan bahasa dan langkah menulis

puisi

Mengasosiasi:

1. Beberapa siswa menyampaikan hasil

diskusi

Mengomunikasikan:

1. Siswa menulis puisi berdasarkan dengan

materi yang sudah dijelaskan dengan

tema yang sesuai dengan media yang

diberikan setiap kelompok.

10 menit

10 menit

10 menit

5 menit

30 menit

Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi

pembelajaran

2. Guru merefleksikan kegiatan yang telah

dilakukan

10 menit

H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian

a. Kompetensi keterampilan: Portopolio

2. Instrumen penilaian

a. Penilaian keterampilan

No. Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian

Instrumen

1. Menulis

puisi

berdasarkan

materi yang

telah

disampaikan

Tes tertulis Uraian Berdasarkan

materi yang

telah

dijelaskan,

buatlah puisi

berdasarkan

media video

akun

Instagram

Shift

I. Kriteria penilaian keterampilan menulis puisi

Jakarta, 28 Agustus 2018

Mengetahui,

Kepala SMPIT Al-Lauzah Guru

Sahiska Prahati Erly, S.Pd Ishaq Robin

NIM. 1113013000056

No. Angka Keterangan

1. 86-100 Sangat Baik (SB)

2. 76-85 Baik (B)

3. 56-75 Cukup (C)

4. 10-55 Kurang (K)

Media Video Akun Instagram Shift

Dokumentasi Penelitian

Lampiran Puisi Siswa

RIWAYAT PENULIS

Ishaq Robin, lahir di Jakarta 09 November 1994.

Anak kedua dari lima bersaudara ini memiliki orang

tua yang bernama Sanen dan Umenah. Adik dari

Ukaz Nuhan dan Kakak dari Ias Muadz, Azizah

Fajriah, serta Hilal bertempat tinggal di Jalan Bunga

Rt 05 Rw 05 No.2 Meruya Selatan.

Pendidikan yang sudah ditempuh yakni sekolah dasar

di SDN 11 Petang yang lulus tahun 2007. Pada tahun

2010 lulus dari jenjang SMP tepatnya yakni di SMPN 134 Jakarta. Kemudian

melanjutkan pendidikan tingkat SMA di SMAN 101 Jakarta lulus pada tahun 2013.

Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulis yang memiliki hobi desain dan edit video ini menyelesaikan S-1

dengan menulis skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Video Akun Instagram

Shift dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMPIT Al-Lauzah Tahun

Pelajaran 2018/2019”.