penggunaan diksi, asonansi, dan aliterasi pada...

17
PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA NYANYIAN RAKYAT TANJUNGBATU, KECAMATAN KUNDUR, KABUPATEN KARIMUN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKER E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) NURKHALILAH NIM 130388201062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: others

Post on 28-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA NYANYIAN

RAKYAT TANJUNGBATU, KECAMATAN KUNDUR, KABUPATEN

KARIMUN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ARTIKER E-JOURNAL

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

NURKHALILAH

NIM 130388201062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk
Page 3: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk
Page 4: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

ABSTRAK

Nurkhalilah. 2017. Analisis Penggunaan Diksi, Asonansi, dan Aliterasi pada Nyanyian

Rakyat Tanjungbatu, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan

Riau. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pembimbing I: Dr. Abdul Malik, M.Pd. Pembimbing

II: Ahada Wahyusari, M.Pd.

Kata Kunci: Nyanyian rakyat, Diksi, Asonansi, Aliterasi

Nyanyian rakyat adalah salah satu bagian sastra lisan yang memiliki lirik dan lagu

(irama) serta disampaikan melalui media lisan. Tujuan dari penelitian ini adalah

mendeskripsikan ketepatan penggunaan diksi, asonansi, dan aliterasi pada nyanyian

rakyat Tanjungbatu, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan

Riau. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah sepuluh nyanyian rakyat dari

daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dengan metode

kualitatif. Selalin itu, teknik analisis data penelitian ini adalah reduksi data, penyajian

data, dan verifikasi. Pada saat pengumpulan data peneliti menggunakan teknik rekam

dan catat. Adapun hasil penelitian ini adalah dari sepuluh nyanyian rakyat

Tanjungbatu ini, peneliti menemukan penggunaan diksi yang tepat, selain itu

sembilan nyanyian rakyat ini mengalami asonansi, meskipun demikian hanya tiga

dari sepuluh nyanyian ini yang mengalami aliterasi.

Page 5: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

ABSTRACT

Nurkhalilah. 2017. Anaylze The Use of Diction, Assonance, and Alliteration on

Tanjungbatu’s Folk Song, Subdistrict Kundur, Disctrict Karimun, Province of

Riau Island. Thesis. Departement of Indonesian Education Language and

Literature. Faculty of Teacher Training and Knowledge. University of

Maritim Raja Ali Haji. Totur I: dr.Abdul Malik, M.Pd. Tutor II: Ahada

Wahyusari, M.Pd.

Key Word: Folk song, diction, assonance, alliteration

The Folk song is a part of verbal literature which is has the lyric and rythme and be

told verbally or verbal media. This research was purposed to describe the accuracy of

using diction, assonance, and alliteration on Tanjungbatu’s Folk Song, subdisctrict

Kundur, district Karimun, province of Riau Island. Therefore the research’s object is

10 local folksongs. This research was conducted by using desriptive qualitative

method. Furthermore, tecnique of analyzing data was reductioned data, presented

data, and verificaed data. For collecting data, researcher applied recording and noted.

As for the result from analyzing of 10 Tanjungbatu’s folk song, was found of using

acurrate diction. Moreover, nine out of ten songs used assonance, eventough only

three had alliteration.

Page 6: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

1. Pendahuluan

Menyampaikan segala hal yang bernafaskan budaya, tradisi, sastra melalui

lisan dan berkomunikasi dari mulut ke mulut itulah sastra lisan. Sastra lisan

merupakan sumber ilmu, informasi, bahkan hiburan bagi masyarakat pada tempo

dulu. Sastra lisan telah ada dan diketahui oleh individu atau kelompok karena sudah

tersampaikan dari generasi sebelumnya, sehingga sebuah sastra dianggap menjadi

milik bersama.

Banyak sekali sastra lisan di Indonesia khususnya Kepulauan Riau, adapun di

antara sastra lisan tersebut adalah pantun, syair, mantra, dan nyanyian rakyat.

Nyanyian rakyat merupakan salah satu sastra lisan yang berkembang di masyarakat

melalui media lisan disertai dengan nada dan irama. Dalam penyampaiannya

nyanyian rakyat disampaikan oleh seseorang atau sekelompok orang secara langsung

pada waktu dan tempat yang sama kepada pendengar atau responden yang turut serta.

Tidak hanya itu nyanyian rakyat tidak diketahui pengarangnya atau anonim. Pada

hakikatnya nyanyian rakyat sangat luas penyebarannya, bahkan orang yang tidak

mengenal huruf (buta huruf) saja bisa mengetahui nyanyian rakyat tersebut. Hal itu

dikarenakan nyanyian rakyat yang sangat sederhana penyampaiannya melalui lisan.

Umur nyanyian rakyat lebih panjang dibandingkan nyanyian pop. Banyak nyanyian

rakyat yang lebih tua dari nyanyian sariosa. Bentuk nyanyian rakyat sangat beraneka

warna, yakni dari yang paling sederhana sampai dengan yang rumit (Danandjaja

1984:143).

Page 7: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

Nyanyian rakyat sering ditemui pada permainan rakyat suatu daerah yang

selalu diiringi oleh lagu dan lirik yang menunjang permainan tersebut. Nyanyian

rakyat banyak ditemui pada permainan anak-anak. Selain itu nyanyian rakyat juga

merupakan lagu dodoian yang dinyanyikan orang tua saat menidurkan anaknya.

Begitu halnya masyarakat Tanjungbatu Kundur, nyanyian rakyat menggunakan

bahasa Melayu dan merupakan bahasa yang menjadi ciri masyarakat tersebut.

Nyanyian rakyat juga dianggap telah melekat dalam darah dan selalu diturunkan dari

generasi ke generasi, sehingga pada saat penyampaian nyanyian rakyat terjadi

interaksi/kerjasama, bersilaturahmi, mengenal satu sama lain, dalam hidup

bermasyarakat. Nyanyian rakyat sangat erat hubungannnya dengan anak-anak zaman

dahulu. Hiburan inilah yang mereka dapatkan untuk mewarnai hari-hari mereka

ketika bertemu dengan sahabat sepermainannya. Setiap permainan sering diiringi

dengan nyanyian yang menambah serunya permainan tersebut.

Dewasa ini, seiring berkembangnya teknologi, nyanyian rakyat sudah mulai

pudar dan hampir tidak dikenali oleh generasi sekarang. Tidak hanya itu, hal yang

lebih menyedihkan lagi adalah generasi sekarang hampir tidak mengetahui bahkan

tidak mengenal permainan dan nyanyian rakyat. Kegiatan yang membuat mereka

sibuk, yaitu dengan kecanggihan telepon genggam yang mereka miliki, sehingga

nyanyian rakyat yang biasa diperoleh ketika bermain dengan teman sejawat dan dari

dodoian ketika tidur tidak lagi didapat. Masa kecil yang menyenangkan tidak lagi

dihabiskan bersaama teman-teman melainkan dengan telepon genggam yang

membuat mereka asik sendiri. Nyanyian rakyat yang merupakan kearifan lokal,

Page 8: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

hendaknya tetap dilestarikan meskipun kemajuan teknologi semakain canggih,

sehingga tidak lekang dimakan zaman. Menurut Amir (2013:5), “Sementara itu, lagu

anak-anak sudah kurang produktif bahkan permainan anak-anak dari waktu ke waktu

makin berkurang. Anak-anak mulai terbiasa dengan permainan modern, alat

permainan yang diperjualbelikan di pasar, bahkan kemudian anak-anak lebih tertarik

kepada permainan elektronik, semisal gamewatch, Play station, dan lain-lain.”

Pada masa sekarang, anak-anak tidak lagi mengetahui nyanyian rakyat yang

merupakan nyanyian yang sesuai dan pantas dengan umur dan tingkat usia mereka.

Jika di lihat dari segi umur, banyak ketidaksesuaian yang yang tampak, diantaranya

adalah, setiap penggunaan kata yang terdapat pada nyanyian sekarang lebih cocok

untuk remaja bahkan dewasa, kesederhanaan sebuah kata yang seharusnya bisa

dimengerti oleh seorang bukan lagi menjadi hal yang utama, tetapi kepopuleran suatu

nyanyianlah yang menjadi hal utama yang pantas didengarkan. Selain itu tontonan

yang belum pantas dilihat bahkan mereka bisa melihat dan memperolehnya.

Saat ini nyanyian rakyat menjadi suatu bentuk kearifan lokal yang harus

dilestarikan. Jika dikatakan harus dilestarikan berarti semua kalangan tanpa terkecuali

harus ikut di dalamnya, tetapi pada kenyataannya pelestarian itu hanya dilakukan oleh

orang-orang yang memiliki kesadaran akan pentingnya sebuah sastra lisan atau

nyanyian rakyat tersebut. Sekarang ini beberapa instansi mencoba melestarikan sastra

lisan dengan cara mendokumentasikan dan menjadikannya sebuah tulisan atau karya

tulis. Adapun di antara instansi yang melakukan kegiatan ini adalah, balai pelestarian

nilai budaya, kantor bahasa, dan beberapa instansi lainnya.

Page 9: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

Nyanyian rakyat jika dilihat dan didengar terdapat sajak atau lirik lagu yang

unik, yang selama ini mungkin tidak terlalu diperhatikan oleh pelantun nyanyian

rakyat tersebut. Kata-kata yang indah, irama yang mendayu, membuat nyanyian

rakyat semakin indah dan sangat harus dipertahankan. Selain itu, terdengar keindahan

bunyi pada liriknya. Keindahan bunyi tersebut bisa berupa pengulangan bunyi vokal

maupun konsonan. Asonansi atau pengulangan bunyi vokal dapat dikatakan asonansi

jika terjadi pengulangan dalam satu baris secara dominan. Sama halnya dengan

aliterasi atau pengulangan bunyi konsonan bisa dikatakan aliterasi jika bunyi tersebut

dominan pada baris sajak tersebut(Hasanuddin, 2002:76)..

Nyanyian rakyat mengandung makna tersirat. Dalam nyanyian rakyat

terkandung pilihan kata (diksi) yang berbeda dengan sastra lisan lainnya, diksi

merupakan pilihan kata yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan

keadaan fisik, batin, dan lingkungan dari pengarang. Menurut Bufield (dalam

Pradopo 2009:54), bila kata–kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian

rupa hingga artinya menimbulkan atau dimaksudkan untuk menimbulkan imajinasi

estetik, maka hasilnya itu disebut diksi puitis.

Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk sastra lisan yang

menyimpan banyak hal, diantaranya adalah pilihan kata yang memiliki makna yang

tersirat dan memiliki keindahan bunyi vokal dan konsonan. Oleh sebab itu, penelitian

ini dilakukan untuk mendeskripsikan penggunaan diksi, asonansi, dan aliterasi pada

nyanyian rakyat Tanjungbatu, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, provinsi

Kepulauan Riau.

Page 10: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini

dilakukan di beberapa tempat yang memungkinkan peneliti untuk memperoleh data

dan menganalisis data. Sedangkan untuk mendapatkan objek kajian, peneliti

melakukan observasi langsung di beberapa desa di Tanjungbatu Kundur yang

memungkinkan akan diperolehnya objek yang dibutuhkan peneliti. Adapun nyanyian

rakyat yang menjadi objek penelitian berjumlah 10 nyanyian rakyat. Untuk

memperoleh objek penelitian, peneliti mendapatkan informasi dari 3 informan untuk

mendapatkan nyanyian rakyat daerah Tanjungbatu ini.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Tanjungbatu, Kecamatan

Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Peneliti mendapatkan 10

nyanyian rakyat sebagai objek. Nyanyian rakyat daerah Tanjungbatu ini pada

umumnya tidak memiliki judul, sebagai gantinya baris pertama pada nyanyian inilah

yang menjadi judulnya. Selain itu, terdapat kata-kata yang tidak memiliki arti sama

halnya dengan kata dalam mantra dan terdapat nyanyian yang tidak menggunakan

penyebutan “e” lemah seperti lagu yang lainnya tetapi mengunakan huruf “a”.

Peneliti menemukan penggunaan diksi, asonansi, dan aliterasi. Adapun kesepuluh

nyanyian rakyat tersebut terdiri dari nyanyian rakyat permainan, nyanyian rakyat

kelonan atau penghantar tidur, nyanyian rakyat jenaka (ejekkan), dan nyanyian bayi

atau kanak-kanak.

Page 11: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

Berdasarkan hasil penelitian, pada pembahasan ini hanya mengambil

nyanyian rakyat 10 dan 1, yang akan dibahas berdasarkan penggunaan diksi,

asonansi, dan aliterasi. Adapun pembahasannya adalah,

Nyanyian Rakyat 10

Kap-kap udang Kap-kap udang

Udang tangkap lekat udang tangkap lekat

Di mane ade bujang di mana ada bujang

Anak dare kenak tangkap. Anak gadis di tangkap

a. Penggunaan diksi

No Nyanyian Rakyat Kutipan

Diksi

Ketepatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10

Udang √ √ √ √ √

tangkap √ √ √ √ √ √ √

Kap-kap udang Lekat √

√ √

Udang tangkap lekat Mane √

√ √

Di mane ade bujang Ade √

√ √

Anak dare kenak tangkap. Bujang √ √ √ √ √ √

Anak √ √

√ √

Dare √ √

√ √

Kenak √ √ √ √

Nyanyian rakyat terakhir ini merupakan tergolong ke dalam nyanyian rakyat yang

berfungsi (functitional songs), khususnya nyanyian rakyat permainan (play song).

play song adalah nyanyian rakyat yang mempunyai irama gembira serta kata-kata

Page 12: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

lucu dan selalu dikaitkan dengan permainan bermain (play) atau permainan

bertanding, Danandjaja (1984).

Keraf (2009:24), menyimpulkan tiga uraian mengenai diksi. Diantaranya adalah

Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata yang

tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang baik

digunakan dalam suatu situasi. Pada nyanyian rakyat ini penelit memperoleh tiga kata

yang dapat dikatakan tepat sebab melebihi sebagian syarat ketepatan penggunnaan

diksi.

Kata tangkap terdapat pada dua larik yaitu “udang tangkap lekat” dan “anak

dare kenak tangkap . Berhubungan dengan ketepatan penggunaan diksi, kata yang

digaris bawahi digolongkan ke dalam penggunaan ketepatan diksi Pada poin 1, 2,4, 5,

9, 10. 1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Pada penilian pertama

ini kata “Tangkap” memiliki makna sebenarnya atau makna denotasi, yaitu

memegang. Selanjutnya 2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir

bersinonim. Kata-kata bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling

melengkapi. Sebab itu, penulis atau pembicara harus berhati-hati memilih kata dari

sekian sinonim yang ada untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga

tidak timbul interpretasi yang berlainan,(Keraf 2009:88-89). Kata “Tangkap”

memiliki makna yang sama dengan “ pegang. Selain itu, kata tangkap bukan

merupakan kata ciptaan sendiri sesuai dengan poin ke 4 dari syarat ketepatan diksi.

Page 13: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

Kata tangkap tidak menggunakan akhiran, sehingga bisa di masukan ke dalam

penilaian ke 5, yaitu tidak menggunakan akhiran asing. Tangkap memiliki banyak

makna sesuai dengan situasi dan kondisi, pada penilaian yang ke 9, yaitu

memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal,

tangkap disini adalah hanya memegang teman yang diajak bermain, bukan berate

menengkap dengan cara paksa. Jika dilihat kelangsungannya, kata tangkap ini masih

di gunakan hingga sekarang sesuai dengan penilaian terakir, 10. Memperhatikan

kelangsungan pilihan kata. Dengan demikian kata “Tangkap” dapat dikatakan tepat

karena melebihi sebagian penilaian ketepatan penggunaan diksi.

Kata “bujang” dari lirik “di mane ade bujang” dan “dare” dari lirik “anak dare

kenak tangkap”. Kedua kata ini dapat dikategorikan ke dalam kata yang sesuai

dengan syarat ketepatan penggunaan diksi, khususnya pada poin ke tujuh, yaitu untuk

menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan

kata khusus. Kata “bujang” dan “dara” merupakan kata khusus. Kata “bujang”

sebutan untuk seorang laki-laki, tetapi kata bujang hanya dapat digunakan untuk

seorang laki-laki yang belum menikah. Sedangkan kata “dara” merupakan kata

khusus dari permpuan, sama halnya dengan kata “bujang”, kata “dada” hanya tepat

digunakan untuk seorang perempuan yang belum menikah. Kata ini juga memiliki

makna kata yang sebenarnya yaitu “bujang” untuk panggilan pengganti nama untuk

anak laki-laki, dan “dare” panggilan pengganti nama untuk anak perempuan, hal ini

sesuai dengan syarat yang pertama yaitu membedakan secara cermat denotasi dan

konotasi. Kata bujang dan dare bukan merupakan kata citaan sendiri, dan tidak

Page 14: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

menggunakan akhiran asing, sehingga kata “bujang dan dare” dapat dikategorikan ke

dalam syarat yang ke 4 dan 5. Terakhir, kata ini dapat dikategorikan ke dalam syarat

yang ke 10, yaitu memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

b. Asonansi

Anak dare kenak tangkap → Pengulangan bunyi vokal “A”

.Pada larik “Anak dare kenak tangkap”, anak dare adalah pangilan untuk anak

perempuan yang belum menikah. Lirik nyanyian rakyat ini berkaitan dengan larik

sebelumnya yaitu “ dimane ade bujang”, bujang merupakan panggilan untuk anak

laki- laki yang belum menikah. Dari nyanyian ini memiliki amanat yaitu setiap ada

perempuan pasti ada laki-laki dan setiap manusia pasti diciptakan berpasangan.

c. Aliterasi

5.3.1 Nyanyian Rakyat 1

Onggoi-onggoi mundi Goyang-goyang mundi (nama anak)

Pucok pisang Patah Pucuk pisang patah

Tedong berenang Kobra berenang

Kepale tidak basah Kepala tidak basah

a. Pucuk pisang Patah → Pengulangan bunyi Konsonan “P”

Nynyian rakyat yang termasuk nyanyian bayi dan kanak-kanak ini mengalami

pengulanagn bunyi konsonan “P”. “Pucuk pisang Patah” berhubungan dengan larik

sebelumnya yaitu “onggoi-onggoi mundi”, dari kedua larik ini terdapat pesan yaitu,

Page 15: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

ingin memberitahukan kepada sang anak pohon pisang yang mewakili pohon-pohon

lain, jangan digoyang-goyangkan nanti bisa patah. Intinya jangan merusak tanaman

atau tumbuhan. Selain itu pada nyanyian ini tergambar suasana daerah nyanyian

rakyat ini bahwa, di sana banyak terdapat pohon pisang.

b. Tedong berenang → Pengulangan bunyi konsonan “ N” dan “G” atau

“NG”

Nyanyian rakyat ini termasuk nyanyian bayi dan kanak-kanak. “Tedung

berenang”. Hal ini menunjukan bahwa nyanyian rakyat ini menggambarkan keadaan

sekitar dimana nyanyian rakyat ini berasal. Selain ular tedung yang memang sering

dijumpai di daerah ini, kegiatan berenang juga menunjukkan bahwa nyanyian rakyat

ini berasal dari daerah pesisir.

4. Simpulan dan Saran

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti menganalisis sepuluh

nyanyian rakyat yang berasal dari daerah Tanjungbatu, Kecamatan Kundur,

Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Pada umumnya nyanyian rakyat

daerah Tanjungbatu ini tidak memiliki judul, sebagai gantinya baris pertama pada

nyanyian inilah yang menjadi judulnya. Selain itu, terdapat kata-kata yang tidak

memiliki arti sama halnya dengan kata dalam mantra dan terdapat nyanyian yang

tidak menggunakan penyebutan “e” lemah seperti lagu yang lainnya tetapi

mengunakan huruf “a”.

Page 16: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

Dari sepuluh nyanyian rakyat daerah Tanjungbatu ini, pilihan kata atau diksi

yang digunakan sudah tepat. Ketepatan penggunaan diksi sesuai dengan syarat

ketepatan diksi. Pilihan kata nyanyian rakyat Tanjungbatu ini pula sangat sederhana

dan mudah dimengerti, tersirat amanat di dalam katanya. Nyanyian rakyat

memperkenalkan adat budaya dengan cara yang disenangi oleh anak-anak yaitu

bernyanyi dan bermain. Pilihan kata yang digunakan sangat objektif atau sesuai

dengan keadaan alam sekitar.

Tidak hanya itu, nyanyian rakyat ini memiliki keindahan bunyi yaitu

keindahan bunyi vokal atau asonansi. Nyanyian rakyat Tanjungbatu ini Sembilan

nyanyian yang menjadi objek penelitian mengalami pengulangan bunyi vokal. Selain

keindahan bunyi vokal atau asonansi, nyanyian rakyat Tanjungbatu ini mengalami

pengulangan bunyi konsonan atau aliterasi. Dari sepuluh nyanyian rakyat tersebut,

hanya tiga nyanyian rakyat yang mengalami pengulangan bunyi konsonan.

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu cara mempertahankan kearifan

lokal yang dimiliki suatu daerah khususnya Kepulauan riau berupa nyanyian rakyat.

Pada penelitian ini peneliti membahas tentang pengguna diksi, asonansi, dan aliterasi.

peneliti berharap agar peneliti lain dapat mengembangkan kajian mengenai kearifan

lokal khususnya nyanyian dari segi sastra, bahasa, maupun pendidikan.

Bagi dunia pendidikan, khususnya guru bidang studi Bahasa Indonesia agar

dapat memperkenalka kepada siswa sastra lisan local yang kaya akan makna dan

Page 17: PENGGUNAAN DIKSI, ASONANSI, DAN ALITERASI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 22. · Nyanyian rakyat merupakan kearifan lokal dalam bentuk

bunyi pada pilihankatanya. Diharapkan dapat mengaplikasikan sastra lisan sesuai

dengan pelajar bahasa Indonesia yang berkaitan dengan diksi, asonansi dan aliterasi.

5. Daftar Isi

Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Bahtiar, Ahmad dan Aswinarko.2013.Metode Penelitian Sastra.Tanggerang: Pustaka

Mandiri.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.

Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain.

Jakarta:PT Grafiti pers.

Djajasudarma. 1993. Ancangan Metode penelitian dan Kajian. Bandung: Publisher.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy.2015. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmad. 2013. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Rosmiati. 2016. “Gaya Bahasa dalam Nyanyian Rakyat Kau-Kaudara Masyarakat

Muna,” Jurnal Humantika, Vol.1, No.16.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Umami, Ulva Riza dan Supriyadi. 2016. “Pemanfaatan Nilai-Nilai Didaktif Nyanyian

Permainan Anak-Anak Sapeken di Pulau Sapeken, Kecamatan Sapeken,

Kabupaten Sumenep.” Makalah Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang (Tidak

diterbitkan).

WS, Hasanuddin. 2002.Membaca dan Menilai Sajak Pengantar Pengkajian dan

Interpretasi. Bandung: Angkasa Bandung.