penggolongan bahan galian, kepemilikannya & penguasaan daerah atas pertambangan

88
Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya dan Penguasaan Daerah atas Pertambangan dan Penguasaan Daerah atas Pertambangan Tugas MK Hukum Pertambangan dan Sumber Daya Mineral (Pengajar: Dr. Rumainur, S.H., M.H.) [email protected] [email protected]   Fakultas Hukum Universitas Nasional Jakarta 2014

Upload: barto-gees

Post on 15-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Hukum Pertambangan dan Sumber Daya Mineral

TRANSCRIPT

Page 1: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya dan Penguasaan Daerah atas Pertambangan dan Penguasaan Daerah atas Pertambangan 

Tugas MK Hukum Pertambangan dan Sumber Daya Mineral

(Pengajar: Dr. Rumainur, S.H., M.H.)

[email protected]@gmail.com  

Fakultas Hukum Universitas NasionalJakarta2014

Page 2: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

PengertianPengertian

“Bahan galian [adalah]: unsur­unsur kimia, mineral­mineral, bijih­bijih dan segala macam batuan termasuk batu­batu mulia yang merupakan endapan­endapan alam”

Pasal 2 tentang Istilah-Istilah, huruf (a) UU No.11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan

"Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu"

Pasal 1 angka (2) UU No. 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara

Page 3: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

I. Penggolongan Bahan GalianI. Penggolongan Bahan Galian

Menurut UU No. 11 Tahun 1967 ttg Ketentuan­Ketentuan Pokok Pertambangan, Bahan Galian dibagi atas tiga golongan, yakni:

(a)   Golongan bahan galian strategis*(b)   Golongan bahan galian vital**(c)   Golongan yang tidak termasuk golongan a atau b

Bab II Pasal 3 ttg Penggolongan & Pelaksanaan Penguasaan Bahan Galian

*) *) BG strategis: dalam arti kata "strategis" utk pertahanan/keamanan Negara| strategis utk menjamin perekonomian Negara. 

**) **) BG vital: dalam arti dapat menjamin hajat hidup orang banyak (Penj. Pasal 3).

Page 4: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Penggolongan Bahan Galian

PP No. 27 thn 1980 ttg Penggolongan Bahan-Bahan Galian memuat rincian lebih lanjut dari yang sudah diatur dalam UU No. 11 thn 1967:

(a) golongan bahan galian strategis:

- minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi dan gas alam;- bitumen padat, aspal;

- antrasit, batubara, batubara muda;- uranium, radium, thorium dan bahan galian radioaktif lainnya;

- nikel, kobalt ;- timah;

Page 5: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Penggolongan Bahan Galian

(b) golongan bahan galian vital:

- besi, mangaan. Molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;- bauksit, tembaga, timbal, seng;

- emas, platina, perak, air raksa, intan ;- arsen, antimon, bismut;

- ytrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;- berilium, korondum, zirkon, kristal kuarsa;

- kriolit, flourspar, barit;- yodium, brom, klor, belerang;

Page 6: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Penggolongan Bahan Galian

(b) golongan bahan galian vital:

- besi, mangaan. Molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;- bauksit, tembaga, timbal, seng;

- emas, platina, perak, air raksa, intan ;- arsen, antimon, bismut;

- ytrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;- berilium, korondum, zirkon, kristal kuarsa;

- kriolit, flourspar, barit;- yodium, brom, klor, belerang;

Page 7: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Penggolongan Bahan Galian

(c) golongan bahan galian yang tidak termasuk a atau b:

- nitrai-nitrat, posfat-posfat, garam batu (halit);- asbes, talk, mika, grafit, magnesit;- yarosit, leusit, tawas (alum), oker;

- batu permata, batu setengah permata;- pasir kuarsa, kaolin, felspar, gips, bentonit;

- batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatomae,tanah serap (fullers earth);

- marmer, batu tulis; - batu kapur, dolomit, kalsit;

- granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun b dalam jumlah

yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Page 8: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

KomentarKomentartentang Penggolongan Bahan Galian

Sebagian besar bahan galian industri termasuk ke dalam bahan galian tidak termasuk a atau b atau lebih dikenal sebagai Golongan

C, yang juga sering disebut bahan galian industri dan di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk dalam Mineral

Non Logam, yang di dalamnya termasuk batuan.

Pengertian di muka tersebut kini ini sudah tidak tepat lagi, karena dengan semakin berkembangnya teknologi, industri manufaktur

menuntut produk-produk bahan galian industri sebagai bahan baku yang mempunyai spesifikasi tertentu (uniform berderajad tinggi), yang

untuk memperolehnya kadang-kadang memerlukan proses pengolahan yang panjang dan kompleks.

Page 9: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Komentar tentang Penggolongan Bahan Galian

Demikian pula dengan batas-batas bahan galian industri sangat sukar ditetapkan, sebagai contoh, bahan galian kromit, zirkon, bauksit, mangan, dan tanah jarang (rare earth) yang merupakan bahan galian

logam, namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bahan galian industri, bila produknya berbentuk mineral yang telah diolah dan

digunakan langsung sebagai bahan baku dalam industri manufaktur.

Dalam industri manufaktur dan konstruksi, peranan bahan galian industri sebagai bahan baku sangat penting, yang pada umumnya

berfungsi untuk memperbaiki mutu ataupun untuk memperoleh produk akhir dengan spesifikasi tertentu. Tidak sama halnya dengan bahan

galian logam, dalam bahan galian industri tidak dikenal adanya proses daur-ulang dari produk padat mineral (kecuali gelas), serta tidak ada

bahan substitusi selain di antara bahan galian itu sendiri.

Page 10: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Komentartentang Penggolongan Bahan Galian

Di Indonesia secara geologis, mineral non logam (bahan galian industri) terdapat dalam semua formasi batuan, mulai dari formasi

batuan berumur Pra-Tersier sampai Kuarter, baik yang berasosiasi dengan batuan beku dalam dan batuan volkanik maupun berasosiasi

dengan batuan sedimen dan batuan malihan.

Mineral non logam sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari

bahan galian itu. Dengan kata lain bahwa mineral non logam sebenarnya sangat vital bagi kehidupan manusia, hampir semua peralatan rumah tangga, gedung, bangunan air, obat, kosmetik, alat tulis dan gambar, barang pecah belah dan lain-lain, dibuat langsung

atau dari hasil pengolahan bahan galian tersebut.

Page 11: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...KomentarKomentartentang Penggolongan Bahan Galian

(1) Usaha pertambangan dikelompokkan atas: a. pertambangan mineral; dan b. pertambangan batubara.

(2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan atas:

a. pertambangan mineral radioaktif; b. pertambangan mineral logam; c. pertambangan mineral bukan logam; dan d. pertambangan batuan.

Camkan: dlm UU No. 4 tahun 2009UU No. 4 tahun 2009 ttg Mineral & Batubara, secara lebih khusus Pasal 34 di muka, redaksional bahan galian tidak lagi

dikedepankan (!)

Page 12: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...UPDATEUPDATE [!]tentang Penggolongan Bahan Galian

Perhatikan:  perkembangan  mutakhir  dalam  PP  No.  1  tahun  2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010  tentang  Pelaksanaan  Kegiatan  Usaha  Pertambangan  Mineral dan Batu Bara. 

EsensiEsensi: Kewajiban melakukan peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri 

(kewajiban membangun Smelter dalam usaha pertambangan ==> mencakup a.l.: para pemegang Kontrak Karya, IUP | IUPK, 

IPR, serta larangan ekspor bahan galian | mineral mentah yang belum diolah | dimurnikan).

Page 13: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...KomentarKomentartentang Penggolongan Bahan Galian (Point Simpulan)

Sesungguhnya mineral non logam tersebar luas di Indonesia, namun pengelolaannya belum berkembang

sebagai mana mestinya.

Page 14: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Implikasi Lahirnya OTDAImplikasi Lahirnya OTDAterhadap Bahan Galianterhadap Bahan Galian

Dengan lahirnya UU No.22/1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah No.25/1999 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan pemerintah daerah sebagai daerah otonom, maka

daerahdaerah memiliki kewenangan untuk mengelola SDAmemiliki kewenangan untuk mengelola SDA agar dapat mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat

dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi dalam rangka memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat dan

pemerintah daerah.

Perkembangan di lapangan praktik ketatanegaraan Indonesia ini berimplikasi pada

hukum yang mengatur perihal bahan galian,untuk ditelaah lebih lanjut..

Page 15: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Implikasi Lahirnya OTDA denganBahan Galian

Untuk itu perlulah kita mengulas selintas perihal:

 Penguasaan Daerah atas Bahan Galian (Pertambangan) dalam Perspektif OTDA (Otonomi Daerah).

Untuk dapat sampai pada ulasan mengenai Penguasaan Daerah atas Bahan Galian, terlebih dahulu perlu diklarifikasi

pengertian-pengertian mendasar mengenaiPasal 33 ayat (3) UUD'45.

Page 16: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Pasal 33 ayat (3) UUD '45Pasal 33 ayat (3) UUD '45

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya  dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk 

sebesar­besarnya kemakmuran rakyat."

Pasal ini adalah sumber hukum tertinggi berkenaan dengan pengelolaan dan pengusahaan terhadap sumber daya alam

(SDA) di Indonesia. Dari pasal inilah kita bertolak untuk memaparkan sebuah konsep yang amat penting terkait

pengusahaan maupun pengelolaan bahan galian, yakni: Hak Menguasai oleh Negara.

Page 17: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Hak Menguasai oleh NegaraHak Menguasai oleh Negara

Perlu diklarifikasi secara jernih bahwasanya:Dikuasai oleh negara tidak sama dengan dimiliki negara.

Pengertian ini kerap dirancukan satu sama lain, padahal para

Founding Fathers kita, ketika merumuskan pasal 33 ayat (3) UUD'45 bertolak dari tangkisan | antitesis atas konsep

“domein” yang amat lazim dipergunakan oleh kaum penjajah | kolonial Hindia Belanda.

Konsep atau lebih dikenal dengan “asas domein”, mengandung pengertian kepemilikan (ownership). Negara adalah pemilik atas

tanah, karena itu memiliki segala wewenang melakukan tindakan yang bersifat kepemilikan (eigensdaad).

Page 18: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Hak Menguasai oleh Negara

Dari UU No.5 tahun 1960 yakni UU Pokok Agraria bisa ditemukan pengaturan mengenai Hak Menguasai oleh Negara

yang sesungguhnya amat berkaitan dengan bahan galian:

mengatur dan menyelenggarakan perubahan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa

tersebut. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum

mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

Page 19: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Hak Menguasai oleh Negara

Berdasarkan logika yang terkandung di UUD'45 dan berangkat dari penjabarannya pada UUPA, maka semestinya makna dikuasai oleh

Negara mengandung pengertian:

Hak (Negara) itu harus dilihat sebagai antitesis dari asas 'domein' yang memberi wewenang kepada Negara untuk melakukan

tindakan kepemilikan yang bertentangan dengan asas kepunyaan menurut adat istiadat. Hak kepunyaan didasarkan pada asas komunal

dan penguasa hanya sebagai pengatur belaka.

Hak Menguasai oleh NegaraHak Menguasai oleh Negara tidak boleh dilepaskan dari tujuan yaitu demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Negara harus

memberikan hak terdahulu kepada rakyat yang telah secara nyata dan dengan itikad baik memanfaatkan tanah.

Page 20: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

II. Kepemilikan atas Bahan GalianII. Kepemilikan atas Bahan Galian

Baik di dalam UUD 1945 maupun UUPA ditegaskan bahwa Hak Menguasai  oleh Negara (HMN) adalah untuk sebesar­besarnya 

kemakmuran rakyat. Maka berdasarkan tujuan tersebut, setidak­tidaknya ada beberapa larangan yang tidak boleh dilanggar, yi:

(a) Apabila dengan itikad baik tanah-tanah telah dikuasai dan dimanfaatkan oleh rakyat, maka kenyataan itu harus dihormati dan dilindungi. Keberadaan rakyat di tanah-tanah tersebut merupakan

salah satu penjelmaan dari tujuan kemakmuran rakyat. Rakyat harus mendapat hak didahulukan dari pada occupant baru yang

menyalahgunakan formalitas-formalitas hukum yang berlaku.

Page 21: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

(b) Tanah yang dikuasai Negara tetapi telah dimanfaatkan rakyat dengan itikad baik (ter geode trouw) hanya dapat dicabut atau

diasingkan dari mereka, semata-mata untuk kepentingan umum, yaitu untuk kepentingan sosial dan atau kepentingan Negara;

(c) Setiap pencabutan atau pemutusan hubungan hukum atau hubungan konkret yang diduduki atau dimanfaatkan rakyat

dengan itikad baik, harus dijamin tidak akan menurunkan status atau kualitas hidup mereka karena hubungan mereka dengan

tanah tersebut.

Page 22: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

Timbul pertanyaan, bagaimanakah hukum nasional memandang tentang kepemilikan bahan galian pertambangan yang berada di 

atas hak milik? 

Tidak ada ketentuan khusus tentang hal ini, namun merujuk kepada HMN atas tanah dalam UUPA, maka kepemilikan individu dan

kelompok (komunitas adat) terhadap tanah diakui keberadaannya.

Berdasarkan hal ini maka barang-barang tambang yang berada di atas tanah hak milik harus juga diakui keberadaannya sebagai bagian

dari hak kepemilikan tanah tersebut.

Page 23: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Highlight Putusan MK No.35 | PUU-X| 2012 perihal UU No. 41 tahun 1999 ttg Kehutanan [hlm. 187]

Pasal 1 angka (6):  “Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum”[XX]==> “Hutan adatHutan adat  adalahadalah  hutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adathutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat”.

Pasal 5 ayat (3): “Pemerintah menetapkan status hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2);  dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataannya masyarakat hukum adat yang 

bersangkutan masih ada dan diakui keberadaannya”[X]==> “Pemerintah menetapkan status hutan sebagaimana dimaksud pada 

ayat (1) dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataannya masyarakat hukum adatmasyarakat hukum adat yang  bersangkutan masih 

ada dan diakui keberadaannya”.

[XX] Telah dinyatakan MK sbg TIDAK memiliki kekuatan mengikat lagi.  

Page 24: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Highlight Putusan MK No.35 | PUU-X| 2012 ...

Komentar : 

Walau  tidak  mengatur  perihal  pertambangan,  namun  putusan  MK  di tahun  2012  ini  secara  terang­benderang  mengakui  eksistensi masyarakat  adat,  menarik  sekali  –  sependek  pengertian  saya  – untuk  mengeksplorasi  pertimbangan  serupa  untuk  konteks  bahan galian  |  mineral  yang  berada  di  tanah  masyarakat  adat  vis  à  vis dominasi perusahaan pertambangan asing, dll.  

Page 25: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

  Negara tidak boleh sewenang­wenang memberi izin kpd seseorang/badan Usaha utk mengambil bahan tambang yang berada di atas tanah milik pribadi, maupun yang berada di atas tanah milik komunitas adat.

Jika ada bahan tambang yang berada di dalam tanah hak milik perorangan seyogianya negara memberi izin kpd pemilik tanah tsb untuk melakukan aktivitas pertambangan di atas tanah miliknya tsb.

Demikian pula jika bahan tambang itu ada di kawasan tanah adat, seyogianya negara memberikan izin kpd kelompok komunitas adat tsb. Ini dimungkinkan karena UU No. 4 thn 2009 tentang Minerba juga memberi peluang kpd perorangan dan kelompok utk melakukan usaha pertambangan (pertambangan rakyat). Kewenangan memberi Izin Pertambangan Rakyat (IPRIPR) ada pada Pemda.

Page 26: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

Dalam Pasal 67 UU No. 4 Tahun 2009 disebutkan sebagai berikut:

(1) Bupati/walikota memberikan IPR terutama kepada penduduk setempat, baik perseorangan maupun kelompok masyarakat dan/atau koperasi.

(2) Bupati/walikota dapat melimpahkan kewenangan pelaksanaan pemberian IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada camat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Untuk memperoleh IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemohon wajib menyampaikan surat permohonan kepada bupati/walikota.

Page 27: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

Selanjutnya dalam pasal 68 UU No. 4 Tahun 2009 disebutkan sbb:

(1) Luas wilayah untuk 1 (satu) IPR yang dapat diberikan kepada:

(a) perseorangan paling banyak 1 (satu) hektare; (b) kelompok masyarakat paling banyak 5 (lima) hektare; dan/atau (c) koperasi paling banyak 10 (sepuluh) hektare.

(2) IPR diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang..

Page 28: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Highlight Putusan MK No.No. 30/PUU-VIII/2010 perihal UU No. 4 thn 2009 ttg Minerba

Pasal 55 ayat (1) sepanjang frasa:

 “dengan luas paling sedikit 500 (lima ratus) hektare ...”

UU No. 4 tahun 2009 ttg Pertambangan Mineral dan Batubara (LN R.I. thn 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4959)

telah dinyatakan MK: tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Page 29: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Highlight Putusan MK No.No. 30/PUU-VIII/2010...

Pasal  61  ayat  (1)  sepanjang  frasa  “dengan  luas  paling  sedikit  5.000 (lima ribu) hektare ...”

UU No. 4 Tahun 2009 ttg Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4959)

telah dinyatakan MK: tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Page 30: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

III. Otonomi Daerah & Penguasaan Daerah atas Bahan III. Otonomi Daerah & Penguasaan Daerah atas Bahan GalianGalian

Setelah mengupas seperlunya perihal konsep Hak Menguasai oleh Negara, kini bisalah kita beranjak menghampiri

persoalan pokok dari judul presentasi ini yakni perihal Penguasaan Daerah atas Bahan Galian.

Bahasan perihal Penguasaan Daerah atas Bahan Galian tentu saja tidak bisa dilepaskan dari perspektif Otonomi

Daerah.

Page 31: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Apa sajakah implikasi pemberlakuan: 

  UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta 

  UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah?

Page 32: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

  Sejak  berlakunya  UU  tsb,  pemberian  otonomi  kepada  Pemda kabupaten dan kota “secara  luas” (penjelasan umum UU No.32 Tahun 2004)  kerap  dipersepsikan  dan  diartikan  secara  keliru,keliru,  bahwa semua  kewenangan  pertambangan  secara  otomatis  dianggap menjadi kewenangan pemerintah daerah [!]

  Dalam  konteks  OTDA,  tidak  serta  merta  kewenangan  dan  urusan pertambangan  dapat  diserahkan  seluruhnya  kepada  Pemda  secara otomatis.  Tugas­tugas  pengelolaan  di  bidang  pertambangan  bukanlah tugas  yang  bersifat  kedaerahan,  sehingga  tidak  dapat  diserahkan kepada  Pemda.  Urusan  yang  dapat  diserahkan  kepada  daerah  adalah urusan  yang  bersifat  lokal,  artinya  mempunyai  nilai  yang  bersifat kedaerahan,  sesuai  dengan  kondisi  daerah  dan  tidak  menyangkut kepentingan nasional. 

Page 33: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Dalam UU No.32 Tahun 2004 didapati ketentuan sbb:

(1) Kewenangan daerah meliputi seluruh kewenangan bidang pemerintahan kecualikecuali dalam bidang politik luar negeri,

pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama.

Page 34: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Di dalam Pasal 10 UU No.32 Tahun 2004 dinyatakan :

Ayat (1): Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan

pemerintahan yang oleh UU ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah.

Ayat (3): Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. politik luar negeri;

b. pertahanan; c. keamanan;

d. yustisi; e. moneter dan fiskal nasional;

f. agama

Page 35: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Memperhatikan ketentuan di muka, secara a contrario maka pada asasnya urusan pemerintahan di bidang bahan galian tambang

haruslah menjadi urusan rumah tangga daerah.

Akan tetapi berdasarkan ketentuan Pasal 13, kewenangan urusan pertambangan bukan merupakan kewenangan “wajib” yang

dilakukan oleh Pemda provinsi dan kabupaten/kota. Bidang urusan pertambangan termasuk dalam urusan yang bersifat “pilihan” , yi.

urusan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan

potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Page 36: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Oleh karena itu, kewenangan di bidang pertambangan semestinya dibagi dalam kewenangan yang bersifat mengatur (regelen),

mengurus (besturen) dan mengawasi (toezichthouden)

Dalam konteks penerapan Hak Menguasai oleh Negara (HMN) atas bahan galian, tidak berarti negara sebagai pemilik.

Namun apabila dilihat dari “hak eksklusif” yang melekat pada negara, maka HMN harus dilihat dalam konteks hak dan kewajiban negara, yang mengandung pengertian bahwa negara diberi kewenangan

penuh (volldige bevoegheid) untuk menentukan kebijaksanaan yang diperlukan semata-mata dalam bentuk ketiga kewenangan

di atas (regelen, besturen, toezichthouden) terhadap kegiatan pengusahaan pertambangan.

Page 37: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Di sinilah keterkaitan dengan pembentukan kebijakan yang menyangkut kerjasama pengusahaan di bidang pertambangan di 

mana paradigma telah berubah secara tajam.

Oleh karena itu pemegang “hak milik” atas kekayaan alam berupa aneka ragam bahan galian yang terkandung di dalam bumi dan air di 

wilayah hukum (pertambangan) Indonesia adalah bangsa adalah bangsa IndonesiaIndonesia. Bangsa Indonesia sebagai pemilik bahan galian tersebut 

memberikan kekuasaan kepada Negara untuk mengatur dan mengurus serta memanfaatkan kekayaan alam tersebut dengan 

sebaik­baiknya untuk kemakmuran rakyat. 

Page 38: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Hal ini berarti pula Negara diberikan “hak penguasaan” (authority right) atas kekayaan alam milik bangsa Indonesia, agar dapat 

dipergunakan untuk sebesar­besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian untuk penyelenggaraan selanjutnya, mengingat Negara 

tidak mungkin menyelenggarakan sendiri, maka HMN ini dilaksanakan oleh pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan 

sehari­hari.

Sehingga pemerintah bertindak sebagai pemegang kuasa pertambangan (KPKP).

Page 39: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Selanjutnya dalam penyelenggaraan atas penguasaan kekayaan alam tersebut, sesuai dengan kewenangan

pemerintah, menurut Soepomo (dikutip oleh Ismail Suny, 2005), maka melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya dapat melakukan kerjasama pengusahaan pertambangan

dengan pihak lain (investor) sebagai pelaksana “pengusahaan” pertambangan (mining right).

Page 40: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Untuk menjawab secara konkret perihal Penguasaan Daerah atas Barang Galian ini, kita perlu menyimak kembali UU No.32

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sbb:

(2) “Penerimaan daerah dari penerimaan negara di sektor pertambangan diperoleh melalui dana perimbangan”.

Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan

Pemerintahan Daerah, pembagian besarnya penerimaan dari sektor pertambangan antara Pemerintah dan pemerintah

daerah adalah: ...

.

Page 41: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Dalam pelaksanaannya di era otonomi daerah saat ini, persepsi tentang konsep “penguasaan“ dan “pengusahaan” sering 

bercampur aduk dalam penafsiran yang salah. Ada pemerintah daerah yang memiliki persepsi bahwa bahan galian atau sumber daya 

alam yang terdapat di daerahnya seolah­olah adalah milik rakyat di daerah tersebut. 

Padahal seharusnya pengertiaannya adalah di manapun bahan galian tersebut berada adalah milik seluruh rakyat Indonesia secara 

bersama­sama. Hal ini yang dalam pelaksanaannya akhirnya sering menjadi permasalahan dalam kaitannya dengan pemberian perijinan 

di bidang pertambangan.

Page 42: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Page 43: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Kepustakaan

Agussalam Nasution. “Kepemilikan Bahan Galian Pertambangan dalam Persfektif Hukum Islam dan Hukum Nasional Indonesia”. Makalah,

mahasiswa Program Pascasarja UMSU Medan, Sumatera Utara, Jumat, 27 April 2012.

Sri Nur Hari Susanto. “Penguasaan Daerah atas Bahan Galian (Pertambangan) dlm Perspektif Otonomi Daerah”. Makalah, “Seminar

Nasional Aspek Hukum Penguasaan Daerah Atas Bahan Galian”, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 2 Desember 2009.

Victor I.W. Nalle. “Hak Menguasai Negara atas Mineral dan Batubara Pasca Berlakunya Undang-Undang Minerba”. Jurnal Konstitusi Vol. 9 No.3, 2012.

Page 44: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Terima Kasih telah menyimak!

Page 45: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya dan Penguasaan Daerah atas Pertambangan dan Penguasaan Daerah atas Pertambangan 

Tugas MK Hukum Pertambangan dan Sumber Daya Mineral

(Pengajar: Dr. Rumainur, S.H., M.H.)

[email protected]@gmail.com  

Fakultas Hukum Universitas NasionalJakarta2014

Page 46: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

PengertianPengertian

“Bahan galian [adalah]: unsur­unsur kimia, mineral­mineral, bijih­bijih dan segala macam batuan termasuk batu­batu mulia yang merupakan endapan­endapan alam”

Pasal 2 tentang Istilah-Istilah, huruf (a) UU No.11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan

"Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu"

Pasal 1 angka (2) UU No. 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara

Page 47: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

I. Penggolongan Bahan GalianI. Penggolongan Bahan Galian

Menurut UU No. 11 Tahun 1967 ttg Ketentuan­Ketentuan Pokok Pertambangan, Bahan Galian dibagi atas tiga golongan, yakni:

(a)   Golongan bahan galian strategis*(b)   Golongan bahan galian vital**(c)   Golongan yang tidak termasuk golongan a atau b

Bab II Pasal 3 ttg Penggolongan & Pelaksanaan Penguasaan Bahan Galian

*) *) BG strategis: dalam arti kata "strategis" utk pertahanan/keamanan Negara| strategis utk menjamin perekonomian Negara. 

**) **) BG vital: dalam arti dapat menjamin hajat hidup orang banyak (Penj. Pasal 3).

Page 48: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Penggolongan Bahan Galian

PP No. 27 thn 1980 ttg Penggolongan Bahan-Bahan Galian memuat rincian lebih lanjut dari yang sudah diatur dalam UU No. 11 thn 1967:

(a) golongan bahan galian strategis:

- minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi dan gas alam;- bitumen padat, aspal;

- antrasit, batubara, batubara muda;- uranium, radium, thorium dan bahan galian radioaktif lainnya;

- nikel, kobalt ;- timah;

Page 49: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Penggolongan Bahan Galian

(b) golongan bahan galian vital:

- besi, mangaan. Molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;- bauksit, tembaga, timbal, seng;

- emas, platina, perak, air raksa, intan ;- arsen, antimon, bismut;

- ytrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;- berilium, korondum, zirkon, kristal kuarsa;

- kriolit, flourspar, barit;- yodium, brom, klor, belerang;

Page 50: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Penggolongan Bahan Galian

(b) golongan bahan galian vital:

- besi, mangaan. Molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;- bauksit, tembaga, timbal, seng;

- emas, platina, perak, air raksa, intan ;- arsen, antimon, bismut;

- ytrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;- berilium, korondum, zirkon, kristal kuarsa;

- kriolit, flourspar, barit;- yodium, brom, klor, belerang;

Page 51: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Penggolongan Bahan Galian

(c) golongan bahan galian yang tidak termasuk a atau b:

- nitrai-nitrat, posfat-posfat, garam batu (halit);- asbes, talk, mika, grafit, magnesit;- yarosit, leusit, tawas (alum), oker;

- batu permata, batu setengah permata;- pasir kuarsa, kaolin, felspar, gips, bentonit;

- batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatomae,tanah serap (fullers earth);

- marmer, batu tulis; - batu kapur, dolomit, kalsit;

- granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun b dalam jumlah

yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Page 52: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

KomentarKomentartentang Penggolongan Bahan Galian

Sebagian besar bahan galian industri termasuk ke dalam bahan galian tidak termasuk a atau b atau lebih dikenal sebagai Golongan

C, yang juga sering disebut bahan galian industri dan di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk dalam Mineral

Non Logam, yang di dalamnya termasuk batuan.

Pengertian di muka tersebut kini ini sudah tidak tepat lagi, karena dengan semakin berkembangnya teknologi, industri manufaktur

menuntut produk-produk bahan galian industri sebagai bahan baku yang mempunyai spesifikasi tertentu (uniform berderajad tinggi), yang

untuk memperolehnya kadang-kadang memerlukan proses pengolahan yang panjang dan kompleks.

Page 53: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Komentar tentang Penggolongan Bahan Galian

Demikian pula dengan batas-batas bahan galian industri sangat sukar ditetapkan, sebagai contoh, bahan galian kromit, zirkon, bauksit, mangan, dan tanah jarang (rare earth) yang merupakan bahan galian

logam, namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bahan galian industri, bila produknya berbentuk mineral yang telah diolah dan

digunakan langsung sebagai bahan baku dalam industri manufaktur.

Dalam industri manufaktur dan konstruksi, peranan bahan galian industri sebagai bahan baku sangat penting, yang pada umumnya

berfungsi untuk memperbaiki mutu ataupun untuk memperoleh produk akhir dengan spesifikasi tertentu. Tidak sama halnya dengan bahan

galian logam, dalam bahan galian industri tidak dikenal adanya proses daur-ulang dari produk padat mineral (kecuali gelas), serta tidak ada

bahan substitusi selain di antara bahan galian itu sendiri.

Page 54: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Komentartentang Penggolongan Bahan Galian

Di Indonesia secara geologis, mineral non logam (bahan galian industri) terdapat dalam semua formasi batuan, mulai dari formasi

batuan berumur Pra-Tersier sampai Kuarter, baik yang berasosiasi dengan batuan beku dalam dan batuan volkanik maupun berasosiasi

dengan batuan sedimen dan batuan malihan.

Mineral non logam sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari

bahan galian itu. Dengan kata lain bahwa mineral non logam sebenarnya sangat vital bagi kehidupan manusia, hampir semua peralatan rumah tangga, gedung, bangunan air, obat, kosmetik, alat tulis dan gambar, barang pecah belah dan lain-lain, dibuat langsung

atau dari hasil pengolahan bahan galian tersebut.

Page 55: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...KomentarKomentartentang Penggolongan Bahan Galian

(1) Usaha pertambangan dikelompokkan atas: a. pertambangan mineral; dan b. pertambangan batubara.

(2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan atas:

a. pertambangan mineral radioaktif; b. pertambangan mineral logam; c. pertambangan mineral bukan logam; dan d. pertambangan batuan.

Camkan: dlm UU No. 4 tahun 2009UU No. 4 tahun 2009 ttg Mineral & Batubara, secara lebih khusus Pasal 34 di muka, redaksional bahan galian tidak lagi

dikedepankan (!)

Page 56: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...UPDATEUPDATE [!]tentang Penggolongan Bahan Galian

Perhatikan:  perkembangan  mutakhir  dalam  PP  No.  1  tahun  2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010  tentang  Pelaksanaan  Kegiatan  Usaha  Pertambangan  Mineral dan Batu Bara. 

EsensiEsensi: Kewajiban melakukan peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri 

(kewajiban membangun Smelter dalam usaha pertambangan ==> mencakup a.l.: para pemegang Kontrak Karya, IUP | IUPK, 

IPR, serta larangan ekspor bahan galian | mineral mentah yang belum diolah | dimurnikan).

Page 57: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...KomentarKomentartentang Penggolongan Bahan Galian (Point Simpulan)

Sesungguhnya mineral non logam tersebar luas di Indonesia, namun pengelolaannya belum berkembang

sebagai mana mestinya.

Page 58: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Implikasi Lahirnya OTDAImplikasi Lahirnya OTDAterhadap Bahan Galianterhadap Bahan Galian

Dengan lahirnya UU No.22/1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah No.25/1999 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan pemerintah daerah sebagai daerah otonom, maka

daerahdaerah memiliki kewenangan untuk mengelola SDAmemiliki kewenangan untuk mengelola SDA agar dapat mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat

dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi dalam rangka memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat dan

pemerintah daerah.

Perkembangan di lapangan praktik ketatanegaraan Indonesia ini berimplikasi pada

hukum yang mengatur perihal bahan galian,untuk ditelaah lebih lanjut..

Page 59: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Implikasi Lahirnya OTDA denganBahan Galian

Untuk itu perlulah kita mengulas selintas perihal:

 Penguasaan Daerah atas Bahan Galian (Pertambangan) dalam Perspektif OTDA (Otonomi Daerah).

Untuk dapat sampai pada ulasan mengenai Penguasaan Daerah atas Bahan Galian, terlebih dahulu perlu diklarifikasi

pengertian-pengertian mendasar mengenaiPasal 33 ayat (3) UUD'45.

Page 60: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Pasal 33 ayat (3) UUD '45Pasal 33 ayat (3) UUD '45

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya  dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk 

sebesar­besarnya kemakmuran rakyat."

Pasal ini adalah sumber hukum tertinggi berkenaan dengan pengelolaan dan pengusahaan terhadap sumber daya alam

(SDA) di Indonesia. Dari pasal inilah kita bertolak untuk memaparkan sebuah konsep yang amat penting terkait

pengusahaan maupun pengelolaan bahan galian, yakni: Hak Menguasai oleh Negara.

Page 61: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Hak Menguasai oleh NegaraHak Menguasai oleh Negara

Perlu diklarifikasi secara jernih bahwasanya:Dikuasai oleh negara tidak sama dengan dimiliki negara.

Pengertian ini kerap dirancukan satu sama lain, padahal para

Founding Fathers kita, ketika merumuskan pasal 33 ayat (3) UUD'45 bertolak dari tangkisan | antitesis atas konsep

“domein” yang amat lazim dipergunakan oleh kaum penjajah | kolonial Hindia Belanda.

Konsep atau lebih dikenal dengan “asas domein”, mengandung pengertian kepemilikan (ownership). Negara adalah pemilik atas

tanah, karena itu memiliki segala wewenang melakukan tindakan yang bersifat kepemilikan (eigensdaad).

Page 62: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Hak Menguasai oleh Negara

Dari UU No.5 tahun 1960 yakni UU Pokok Agraria bisa ditemukan pengaturan mengenai Hak Menguasai oleh Negara

yang sesungguhnya amat berkaitan dengan bahan galian:

mengatur dan menyelenggarakan perubahan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa

tersebut. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum

mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

Page 63: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Hak Menguasai oleh Negara

Berdasarkan logika yang terkandung di UUD'45 dan berangkat dari penjabarannya pada UUPA, maka semestinya makna dikuasai oleh

Negara mengandung pengertian:

Hak (Negara) itu harus dilihat sebagai antitesis dari asas 'domein' yang memberi wewenang kepada Negara untuk melakukan

tindakan kepemilikan yang bertentangan dengan asas kepunyaan menurut adat istiadat. Hak kepunyaan didasarkan pada asas komunal

dan penguasa hanya sebagai pengatur belaka.

Hak Menguasai oleh NegaraHak Menguasai oleh Negara tidak boleh dilepaskan dari tujuan yaitu demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Negara harus

memberikan hak terdahulu kepada rakyat yang telah secara nyata dan dengan itikad baik memanfaatkan tanah.

Page 64: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

II. Kepemilikan atas Bahan GalianII. Kepemilikan atas Bahan Galian

Baik di dalam UUD 1945 maupun UUPA ditegaskan bahwa Hak Menguasai  oleh Negara (HMN) adalah untuk sebesar­besarnya 

kemakmuran rakyat. Maka berdasarkan tujuan tersebut, setidak­tidaknya ada beberapa larangan yang tidak boleh dilanggar, yi:

(a) Apabila dengan itikad baik tanah-tanah telah dikuasai dan dimanfaatkan oleh rakyat, maka kenyataan itu harus dihormati dan dilindungi. Keberadaan rakyat di tanah-tanah tersebut merupakan

salah satu penjelmaan dari tujuan kemakmuran rakyat. Rakyat harus mendapat hak didahulukan dari pada occupant baru yang

menyalahgunakan formalitas-formalitas hukum yang berlaku.

Page 65: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

(b) Tanah yang dikuasai Negara tetapi telah dimanfaatkan rakyat dengan itikad baik (ter geode trouw) hanya dapat dicabut atau

diasingkan dari mereka, semata-mata untuk kepentingan umum, yaitu untuk kepentingan sosial dan atau kepentingan Negara;

(c) Setiap pencabutan atau pemutusan hubungan hukum atau hubungan konkret yang diduduki atau dimanfaatkan rakyat

dengan itikad baik, harus dijamin tidak akan menurunkan status atau kualitas hidup mereka karena hubungan mereka dengan

tanah tersebut.

Page 66: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

Timbul pertanyaan, bagaimanakah hukum nasional memandang tentang kepemilikan bahan galian pertambangan yang berada di 

atas hak milik? 

Tidak ada ketentuan khusus tentang hal ini, namun merujuk kepada HMN atas tanah dalam UUPA, maka kepemilikan individu dan

kelompok (komunitas adat) terhadap tanah diakui keberadaannya.

Berdasarkan hal ini maka barang-barang tambang yang berada di atas tanah hak milik harus juga diakui keberadaannya sebagai bagian

dari hak kepemilikan tanah tersebut.

Page 67: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Highlight Putusan MK No.35 | PUU-X| 2012 perihal UU No. 41 tahun 1999 ttg Kehutanan [hlm. 187]

Pasal 1 angka (6):  “Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum”[XX]==> “Hutan adatHutan adat  adalahadalah  hutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adathutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat”.

Pasal 5 ayat (3): “Pemerintah menetapkan status hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2);  dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataannya masyarakat hukum adat yang 

bersangkutan masih ada dan diakui keberadaannya”[X]==> “Pemerintah menetapkan status hutan sebagaimana dimaksud pada 

ayat (1) dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataannya masyarakat hukum adatmasyarakat hukum adat yang  bersangkutan masih 

ada dan diakui keberadaannya”.

[XX] Telah dinyatakan MK sbg TIDAK memiliki kekuatan mengikat lagi.  

Page 68: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Highlight Putusan MK No.35 | PUU-X| 2012 ...

Komentar : 

Walau  tidak  mengatur  perihal  pertambangan,  namun  putusan  MK  di tahun  2012  ini  secara  terang­benderang  mengakui  eksistensi masyarakat  adat,  menarik  sekali  –  sependek  pengertian  saya  – untuk  mengeksplorasi  pertimbangan  serupa  untuk  konteks  bahan galian  |  mineral  yang  berada  di  tanah  masyarakat  adat  vis  à  vis dominasi perusahaan pertambangan asing, dll.  

Page 69: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

  Negara tidak boleh sewenang­wenang memberi izin kpd seseorang/badan Usaha utk mengambil bahan tambang yang berada di atas tanah milik pribadi, maupun yang berada di atas tanah milik komunitas adat.

Jika ada bahan tambang yang berada di dalam tanah hak milik perorangan seyogianya negara memberi izin kpd pemilik tanah tsb untuk melakukan aktivitas pertambangan di atas tanah miliknya tsb.

Demikian pula jika bahan tambang itu ada di kawasan tanah adat, seyogianya negara memberikan izin kpd kelompok komunitas adat tsb. Ini dimungkinkan karena UU No. 4 thn 2009 tentang Minerba juga memberi peluang kpd perorangan dan kelompok utk melakukan usaha pertambangan (pertambangan rakyat). Kewenangan memberi Izin Pertambangan Rakyat (IPRIPR) ada pada Pemda.

Page 70: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

Dalam Pasal 67 UU No. 4 Tahun 2009 disebutkan sebagai berikut:

(1) Bupati/walikota memberikan IPR terutama kepada penduduk setempat, baik perseorangan maupun kelompok masyarakat dan/atau koperasi.

(2) Bupati/walikota dapat melimpahkan kewenangan pelaksanaan pemberian IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada camat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Untuk memperoleh IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemohon wajib menyampaikan surat permohonan kepada bupati/walikota.

Page 71: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...Kepemilikan atas Bahan Galian

Selanjutnya dalam pasal 68 UU No. 4 Tahun 2009 disebutkan sbb:

(1) Luas wilayah untuk 1 (satu) IPR yang dapat diberikan kepada:

(a) perseorangan paling banyak 1 (satu) hektare; (b) kelompok masyarakat paling banyak 5 (lima) hektare; dan/atau (c) koperasi paling banyak 10 (sepuluh) hektare.

(2) IPR diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang..

Page 72: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Highlight Putusan MK No.No. 30/PUU-VIII/2010 perihal UU No. 4 thn 2009 ttg Minerba

Pasal 55 ayat (1) sepanjang frasa:

 “dengan luas paling sedikit 500 (lima ratus) hektare ...”

UU No. 4 tahun 2009 ttg Pertambangan Mineral dan Batubara (LN R.I. thn 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4959)

telah dinyatakan MK: tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Page 73: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Highlight Putusan MK No.No. 30/PUU-VIII/2010...

Pasal  61  ayat  (1)  sepanjang  frasa  “dengan  luas  paling  sedikit  5.000 (lima ribu) hektare ...”

UU No. 4 Tahun 2009 ttg Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4959)

telah dinyatakan MK: tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Page 74: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

III. Otonomi Daerah & Penguasaan Daerah atas Bahan III. Otonomi Daerah & Penguasaan Daerah atas Bahan GalianGalian

Setelah mengupas seperlunya perihal konsep Hak Menguasai oleh Negara, kini bisalah kita beranjak menghampiri

persoalan pokok dari judul presentasi ini yakni perihal Penguasaan Daerah atas Bahan Galian.

Bahasan perihal Penguasaan Daerah atas Bahan Galian tentu saja tidak bisa dilepaskan dari perspektif Otonomi

Daerah.

Page 75: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Apa sajakah implikasi pemberlakuan: 

  UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta 

  UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah?

Page 76: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

  Sejak  berlakunya  UU  tsb,  pemberian  otonomi  kepada  Pemda kabupaten dan kota “secara  luas” (penjelasan umum UU No.32 Tahun 2004)  kerap  dipersepsikan  dan  diartikan  secara  keliru,keliru,  bahwa semua  kewenangan  pertambangan  secara  otomatis  dianggap menjadi kewenangan pemerintah daerah [!]

  Dalam  konteks  OTDA,  tidak  serta  merta  kewenangan  dan  urusan pertambangan  dapat  diserahkan  seluruhnya  kepada  Pemda  secara otomatis.  Tugas­tugas  pengelolaan  di  bidang  pertambangan  bukanlah tugas  yang  bersifat  kedaerahan,  sehingga  tidak  dapat  diserahkan kepada  Pemda.  Urusan  yang  dapat  diserahkan  kepada  daerah  adalah urusan  yang  bersifat  lokal,  artinya  mempunyai  nilai  yang  bersifat kedaerahan,  sesuai  dengan  kondisi  daerah  dan  tidak  menyangkut kepentingan nasional. 

Page 77: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Dalam UU No.32 Tahun 2004 didapati ketentuan sbb:

(1) Kewenangan daerah meliputi seluruh kewenangan bidang pemerintahan kecualikecuali dalam bidang politik luar negeri,

pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama.

Page 78: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Di dalam Pasal 10 UU No.32 Tahun 2004 dinyatakan :

Ayat (1): Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan

pemerintahan yang oleh UU ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah.

Ayat (3): Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. politik luar negeri;

b. pertahanan; c. keamanan;

d. yustisi; e. moneter dan fiskal nasional;

f. agama

Page 79: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Memperhatikan ketentuan di muka, secara a contrario maka pada asasnya urusan pemerintahan di bidang bahan galian tambang

haruslah menjadi urusan rumah tangga daerah.

Akan tetapi berdasarkan ketentuan Pasal 13, kewenangan urusan pertambangan bukan merupakan kewenangan “wajib” yang

dilakukan oleh Pemda provinsi dan kabupaten/kota. Bidang urusan pertambangan termasuk dalam urusan yang bersifat “pilihan” , yi.

urusan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan

potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Page 80: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Oleh karena itu, kewenangan di bidang pertambangan semestinya dibagi dalam kewenangan yang bersifat mengatur (regelen),

mengurus (besturen) dan mengawasi (toezichthouden)

Dalam konteks penerapan Hak Menguasai oleh Negara (HMN) atas bahan galian, tidak berarti negara sebagai pemilik.

Namun apabila dilihat dari “hak eksklusif” yang melekat pada negara, maka HMN harus dilihat dalam konteks hak dan kewajiban negara, yang mengandung pengertian bahwa negara diberi kewenangan

penuh (volldige bevoegheid) untuk menentukan kebijaksanaan yang diperlukan semata-mata dalam bentuk ketiga kewenangan

di atas (regelen, besturen, toezichthouden) terhadap kegiatan pengusahaan pertambangan.

Page 81: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Di sinilah keterkaitan dengan pembentukan kebijakan yang menyangkut kerjasama pengusahaan di bidang pertambangan di 

mana paradigma telah berubah secara tajam.

Oleh karena itu pemegang “hak milik” atas kekayaan alam berupa aneka ragam bahan galian yang terkandung di dalam bumi dan air di 

wilayah hukum (pertambangan) Indonesia adalah bangsa adalah bangsa IndonesiaIndonesia. Bangsa Indonesia sebagai pemilik bahan galian tersebut 

memberikan kekuasaan kepada Negara untuk mengatur dan mengurus serta memanfaatkan kekayaan alam tersebut dengan 

sebaik­baiknya untuk kemakmuran rakyat. 

Page 82: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Hal ini berarti pula Negara diberikan “hak penguasaan” (authority right) atas kekayaan alam milik bangsa Indonesia, agar dapat 

dipergunakan untuk sebesar­besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian untuk penyelenggaraan selanjutnya, mengingat Negara 

tidak mungkin menyelenggarakan sendiri, maka HMN ini dilaksanakan oleh pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan 

sehari­hari.

Sehingga pemerintah bertindak sebagai pemegang kuasa pertambangan (KPKP).

Page 83: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Selanjutnya dalam penyelenggaraan atas penguasaan kekayaan alam tersebut, sesuai dengan kewenangan

pemerintah, menurut Soepomo (dikutip oleh Ismail Suny, 2005), maka melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya dapat melakukan kerjasama pengusahaan pertambangan

dengan pihak lain (investor) sebagai pelaksana “pengusahaan” pertambangan (mining right).

Page 84: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Untuk menjawab secara konkret perihal Penguasaan Daerah atas Barang Galian ini, kita perlu menyimak kembali UU No.32

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sbb:

(2) “Penerimaan daerah dari penerimaan negara di sektor pertambangan diperoleh melalui dana perimbangan”.

Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan

Pemerintahan Daerah, pembagian besarnya penerimaan dari sektor pertambangan antara Pemerintah dan pemerintah

daerah adalah: ...

.

Page 85: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Dalam pelaksanaannya di era otonomi daerah saat ini, persepsi tentang konsep “penguasaan“ dan “pengusahaan” sering 

bercampur aduk dalam penafsiran yang salah. Ada pemerintah daerah yang memiliki persepsi bahwa bahan galian atau sumber daya 

alam yang terdapat di daerahnya seolah­olah adalah milik rakyat di daerah tersebut. 

Padahal seharusnya pengertiaannya adalah di manapun bahan galian tersebut berada adalah milik seluruh rakyat Indonesia secara 

bersama­sama. Hal ini yang dalam pelaksanaannya akhirnya sering menjadi permasalahan dalam kaitannya dengan pemberian perijinan 

di bidang pertambangan.

Page 86: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

...OTDA & Penguasaan Daerahatas Bahan Galian

Page 87: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Kepustakaan

Agussalam Nasution. “Kepemilikan Bahan Galian Pertambangan dalam Persfektif Hukum Islam dan Hukum Nasional Indonesia”. Makalah,

mahasiswa Program Pascasarja UMSU Medan, Sumatera Utara, Jumat, 27 April 2012.

Sri Nur Hari Susanto. “Penguasaan Daerah atas Bahan Galian (Pertambangan) dlm Perspektif Otonomi Daerah”. Makalah, “Seminar

Nasional Aspek Hukum Penguasaan Daerah Atas Bahan Galian”, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 2 Desember 2009.

Victor I.W. Nalle. “Hak Menguasai Negara atas Mineral dan Batubara Pasca Berlakunya Undang-Undang Minerba”. Jurnal Konstitusi Vol. 9 No.3, 2012.

Page 88: Penggolongan Bahan Galian, Kepemilikannya & Penguasaan Daerah Atas Pertambangan

Terima Kasih telah menyimak!