penggalian kubur

Upload: putra-dewa

Post on 13-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

doc

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    1/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Penggalian kubur atau exhumationberasal dari bahasa Latin yaituExoyang berarti

    keluar danHumusyang berarti tanah, sehingga, exhumationdidefinisikan sebagai pengeluaran

    kembali jenazah yang sudah dimakamkan dari kuburannya.1

    Ada terdapat banyak alasan mengapa penggalian kubur dilakukan, namun sebelum

    penggalian kubur dilakukan terlebih dahulu harus ada permintaan dari penyidik. Beberapa

    alasan mengapa penggalian kubur perlu dilakukan antara lain kesalahan identifikasi mayat,

    studi toksikologi yang tidak lengkap, jejak bukti hilang atau terabaikan sebelumnya, dan

    analisis luka yang tidak benar atau tidak lengkap.2

    Penggalian kubur merupakan hal yang tidak asing di Indonesia karena cukup sering

    dilakukan. Penggalian kubur biasanya dilakukan untuk kepentingan pengadilan guna mencari

    penyebab kematian serta memutuskan seseorang bersalah atau tidak bersalah.3

    Selain alasan-alasan di atas, penggalian juga dilakukan karena mayat akan dipindahkan

    ke lokasi yang lain Seperti pada kasus pemindahan mayat luka bakar yang sekujur tubuhnya

    hancur dan pihak keluarga terlambat mengetahui berita tersebut sehingga mayat telah

    dikubur. Namun beberapa kasus penggalian kubur lainnya dilakukan karena adanya

    permintaan dari pengadilan untuk mengulang kembali otopsi guna menghasilkan bukti

    forensik yang baru. Keperluan melakukan penggalian kubur bervariasi antar satu daerah

    dengan daerah lainnya. Untuk melakukan suatu ekshumasi diperlukan izin dari pemegang

    otoritas setempat dan juga persetujuan dari pihak keluarga.1

    Penggalian kubur berdasarkan tujuannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu untuk

    tujuan peradilan dan non-peradilan. Tujuan peradilan umumnya terkait kasus pembunuhan,

    malpraktek, aborsi, dan lain-lain. Sedangkan tujuan non peradilan sering kali meliputi tujuan

    kemanusiaan, misal penggalian kuburan korban massal perang.4

    Peraturan perundang-undangan di Indonesia, yang secara eksplisit menyebutkan bahwa

    penggalian kubur hanya untuk kepentingan peradilan terdapat pada KUHAP pasal 135 dan

    136.5

    Pentingnya penggalian kubur masih menjadi kontroversi dalam komunitas ahli Forensik

    di dunia. Hal tersebut dapat terlihat dari pernyataan-pernyataan ahli, dalam publikasi

    internasional dimana sebagian bersikap pro terhadap penggalian kubur, sementara sebagianlagi bersikap kontra. Alasan pihak pro diantaranya adalah bantuan penggalian kubur dalam

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    2/15

    kasus peradilan, informasi yang dapat diketahui dari penggalian kubur, dan penelitian yang

    dapat dilakukan terkait dengan penggalian kubur. Sedangkan pihak kontra berpendapat

    bahwa kapasitas penggalian kubur untuk menemukan informasi-informasi amat tergantung

    dari lama mayat dikubur, dilakukan tidaknya pembalseman, alasan-alasan budaya dan lain

    sebagainya.6

    Penggalian kubur merupakan pokok bahasan dalam forensik yang jarang diulas. Hal ini

    terbukti dengan sedikitnya jurnal atau artikel ilmiah yang menyinggung mengenai penggalian

    kubur.7Publikasi internasional lebih banyak membahas mengenai penggalian kubur pada

    kuburan misal, studi mengenai pemeriksaan pasca penggalian kubur, dan aspek psikologis

    pengggalian kubur. Sedang publikasi internasional terkait penggalian kubur di Indonesia

    dalam 10 tahun terakhir hanya ditemukan satu yaitu mengenai manajemen pasca bencana

    tsunami.6

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    3/15

    1.2.Rumusan Masalah

    a. Apakah definisi dari penggalian kubur?

    b. Apakah tujuan dari penggalian kubur?

    c. Apakah indikasi dari penggalian kubur?

    d. Apakah dasar hukum penggalian kubur di Indonesia?

    e. Bagaimanakah prosedur penggalian kubur di Indonesia, dan siapakah pihak-pihak yang

    turut berperan dalam penggalian kubur?

    f. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan pada jenazah pasca penggalian kubur?

    1.3. Tujuan

    a. Referat ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh

    Program Profesi Dokter di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas

    Kedokteran Universitas DiponegoroRSUP Dr. Kariadi Semarang.

    b. Referat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang sejauh mana penggalian

    kubur telah dipelajari dan diteliti hingga saat ini.

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    4/15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Penggalian Kubur

    2.1.1. Definisi

    Penggalian kubur adalah pemeriksaan terhadap mayat yang sudah dikuburkan dari

    dalam kuburannya yang telah disahkan oleh hukum untuk membantu peradilan. Penggalian

    kubur berasal dari kataexhumationdimanaExdalam bahasa latin berarti keluar

    dan humusberarti tanah.8

    2.1.2. Tujuan Penggalian Kubur

    Pembokaran kuburan kadang-kadang diperlukan untuk tujuan tertentu sesuai dengan

    kepentingannya, dimana dalam hal penggalian kubur ada dua buah kepentingan yang terkait

    dengannya yaitu kepentingan peradilan (forensik) dan untuk kepentingan

    penguasa/pemerintahan setempat misalnya pemindahan tempat pemakaman misalnya

    sehubungan dengan pembangunan ditempat tersebut untuk keperluan/pengembangan kota.

    1. Penggalian atau pembongkaran kuburan untuk peradilan ( forensik )9

    Untuk kepentingan penyidikan Kepolisian, kadang-kadang suatu kuburan perlu digali

    kembali untuk memeriksa dan membuat Visum et Repertumdari jenazah yang berapa waktu

    yang lalu telah dikubur . Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 135 KUHAP dimana Dalam

    hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan

    menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (2) dan pasal 134 ayat (1)

    undang-undang ini .

    Hal ini terjadi atas dasar laporan atau pengaduan masyarakat agar polisi dapat melakukan

    penyidikan atas kematian orang yang dikuburkan tadi, karena diduga kematian tersebut tidak

    wajar dan menimbulkan kecurigaan.

    Kadang-kadang korban suatu pembunuhan atau tindak kejahatan lain dimana korban

    ditanam atau dikubur disuatu tempat. Atau suatu kematian yang pada waktu itu dianggap

    atau dibuat seolah-olah kematian wajar sehingga pada waktu itu tidak dimintakan Visum et

    Repertum ternyata beberapa waktu kemudian diketahui bahwa kematian itu tidak wajar.

    Bila mayat baru beberapa hari dikuburkan maka penggalian kuburan harus segera

    dilakukan, tidak boleh ditunda-tunda. Tetapi bila telah beberapa bulan dikuburkan maka

    penundaan beberapa hari tidak menjadi masalah yang penting segala persiapan harus rapih

    dan lengkap.

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    5/15

    Alasan Penyidik memerintahkan penggalian mayat antara lain adalah :

    - Pada kasus penguburan mayat secara illegal untuk menyembunyikan kematian seseorang

    atau karena alasan- alasan kriminal

    - Pada kasus dimana penyebab kematian yang tertera di dalam surat keterangan kematian

    (death certificate) tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan.

    - Pada kasus dimana identitas mayat yang dikubur perlu dibuktikan kebenarannya atau

    sebaliknya.

    Penggalian mayat yang dilakukan atas perintah Penyidik, oleh karena mempunyai tujuan

    untuk membuat terang dan jelas suatu perkara, khususnya perkara pidana, maka dengan

    sendirinya pasal-pasal yang terdapat didalam KUHP yaitu Pasal 179 dan pasal 180 KUHP (

    Pasal 179 KUHP : merusak makam dengan melawan hukum dan Pasal 180 KUHP :

    mengeluarkan mayat dengan melawan hukum ) tidak dapat dikenakan.

    2. Penggalian kuburan non forensik atau bukan untuk pengadilan

    - Biasanya dilakukan untuk keperluan-keperluan kota, pembangunan gedung-gedung dan

    sebagainya atas perintah dari penguasa pemerintahan setempat. Untuk pelaksanaan biasanya

    ada petunjuk pelaksanaan yang diatur oleh pemerintahan setempat yang bekerja sama dengan

    keluarga. Oleh karena itu sifatnya lebih sederhana dan tidak perlu ikut sertanya Polri dari segi

    pengamanan pelaksanaan sehingga hanya untuk mencegah seandainya terjadi hal-hal yang

    tidak diinginkan.

    - Kadang-kadang atas kemauan keluarga sendiri untuk memindahkan kuburan seseorang ke

    kuburan lain atau ke kota lain. Untuk tujuan ini, sudah ada tata cara tertentu dan biasanya

    tidak menjadi urusan Kepolisian.

    2.1.3. Indikasi Dilakukan Penggalian Kubur

    Penggalian kubur atau ekshumasi adalah merupakan tindakan yang hanya dilakukan

    pada kasus-kasus tertentu saja dan dilakukan atas dasar perintah Penyidik (KUHAP pasal 135

    dan 136). Alasan Penyidik memerintahkan penggalian mayat antara lain adalah10:

    - Terdakwa telah mengaku dia telah membunuh seseorang dan telah menguburnya di

    suatu tempat.

    - Jenazah setelah dikubur beberapa hari baru kemudian ada kecurigaan bahwa jenazah

    meninggal secara tidak wajar.

    - Atas perintah hakim untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap jenazah yang telah

    dilakukan pemeriksaan dokter untuk membuat visumet repertum.

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    6/15

    - Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunyikan kematian atau karena alasan

    kriminal.

    - Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat keterangan kematian tidak

    jelas dan menimbulkan pertanyaan seperti keracunan dan gantung diri.

    - Pada kasus dimana identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya atau diragukan.

    - Pada kasus kriminal untuk menentukan penyebab kematian yang diragukan, misalnya

    pada kasus pembunuhan, yang ditutupi seakan bunuh diri.

    Penggalian kubur yang dilakukan atas perintah Penyidik, oleh karena mempunyai tujuan

    untuk membuat terang dan jelas suatu perkara, khususnya perkara pidana, maka dengan

    sendirinya pasal-pasal yang terdapat didalam KUHP yaitu Pasal 179 dan pasal 180 KUHP

    (Pasal 179 KUHP : merusak makam dengan melawan hukum dan Pasal 180 KUHP :

    mengeluarkan mayat dengan melawan hukum) tidak dapat dikenakan.

    2.1.4. Dasar Hukum exhumation di Indonesia

    Identifikasi kuburan harus dilakukan dengan perencanaan dan dicatat segala sesuatunya

    atas ijin petugas pemakaman dan pihak yang berwenang. Prosedur penggalian kubur diatur

    dalam KUHAP dan memerlukan surat permintaan pemeriksaan dari penyidik. Hal lain yang

    masih diperlukan persiapan lain, yaitu koordinasi dengan pihak pemerintah daerah (Dinas

    Pemakaman), untuk memperoleh bantuan penyediaan tenaga para penggali kubur, juga perlu

    dipersiapkan kantong plastik besar untuk jenazah serta kantong plastik untuk wadah/sampel

    pemeriksaan laboratorium.9

    a. KUHAP Pasal 135

    Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat,

    dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (2) dan pasal

    134 ayat (1) undang-undang ini.

    Dalam penjelasan pasal 135 KUHAP ini lebih lanjut disebut : yang dimaksud dengan

    penggalian kubur termasuk pengambilan mayat dari semua jenis tempat dan penguburan.

    b. KUHAP Pasal 133 ayat 2

    Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis,

    yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan

    mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

    c. KUHAP Pasal 134 ayat 1

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    7/15

    Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak

    mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga

    korban.

    Mengenai biaya untuk kepentingan penggalian kubur, bila merujuk ke dalam ketentuan

    hukum KUHP dinyatakan ditangguang oleh Negara, walaupun dalam pelaksanaannya ada

    ketegasan dan kejelasan.

    d. KUHAP Pasal 136

    Semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam

    bagian kedua BAB XIV ditanggung oleh Negara.

    e. KUHAP Pasal 7 ayat 1 h

    Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

    f. KUHAP Pasal 180

    (1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang

    pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar

    diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.

    (2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum

    terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim memerintahkan

    agar hal itu dilakukan penelitian ulang.

    (3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang

    sebagaimana tersebut pada ayat (2).

    Bagi yang menghalang-halangi atau menolak bantuan pihak pengadilan dapat

    dikenakan sanksi hukum seperti tercantum dalam pasal 222 KUHP.

    g. KUHP pasal 222

    Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalangi, atau menggagalkan pemeriksaan

    mayat untuk pengadilan dihukum dengan penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda

    sebanyak- banyaknya tiga ratus ribu rupiah.

    2.1.5. Prosedur Penggalian Jenazah110

    a) Permintaan secara tertulis oleh penyidik, disertai permintaan untuk otopsi.

    b) Penyidik harus memberikan keterangan tentang modus dan identitas korban sehingga

    dokter dapat mempersiapkan diri.

    c) Yang harus diperhatikan dalam identitas korban adalah

    o Jenis kelamin, laki-laki atau perempuan

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    8/15

    o Tinggi badan

    o Umur korban.

    o Pakaian, perhiasan yang menempel pada tubuh korban.

    o Sidik jari. (dari Satlantas saat mengambil SIM).

    o Tanda-tanda yang ada pada tubuh korban :

    - Warna dan bentuk rambut serta panjangnya

    - Bentuk dan susunan gigi. Memakai gigi palsu / tidak.

    - Ada tato di kulit atau tidak. (bentuk dan lokasinya)

    - Adanya cacat pada tubuh korban misalnya : Adanya luka perut, pada kulit, penyakit-

    penyakit lainnya.

    Tindakan yang harus dilakukan di pemakaman:

    -Pengambilan sampel atau contoh tanah dari permukaan kuburan dan dari beberapa tempat

    dipemakaman tersebut

    - Pengambilan tanah dari empat sisi mayat dan sekitar 30 sentimeter tanah dari atas mayat

    - Identifikasi peti yang telah dibersihkan dan buat foto dari peti mati atau mayat sebelum

    diangkat dari lubang kubur

    - Buat foto setelah peti mati atau mayat dikeluarkan dan diambil sampel tanah di bawah peti

    atau mayat tersebut dan air jika ada.

    Pemeriksaan di kamar bedah mayat

    - Pemeriksaan sebaiknya dilakukan di kamar bedah mayat selain agar pemeriksaan dapat

    dilakukan dengan tenang dan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat adat

    istiadat yang ada dikalangan masyarakat itu sendiri. Akan tetapi pemeriksaan dapat pula

    dilakukan dipemakaman tersebut, dengan membuat kamar bedah darurat dan dengan

    pengamanan yang cukup.

    - Selain dokter, penyidik dan pihak keluarga, maka perusahaan penguburan juga sudah siap

    untuk mengurusi penguburan bila pemeriksaan oleh dokter telah selesai.

    - Pemeriksaan dilakukan seperti biasa dan oleh karena keadaan mayat yang telah rusak,

    maka perlu dibuat foto, serta pengambilan sampel dari jaringan tubuh, khususnya bila

    keracunan diduga sebagai penyebab kematian.

    Label identitas diikat erat pada ibu jari atau gelang tangan dan kaki. Pada kasus non

    kriminal, seperti mati mendadak (sudden death), kecelakaan, dan bunuh diri, maka

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    9/15

    identitas mayat disertakan dengan label oleh polisi, perawat, atau petugas kamar mayat,

    yang berisi nama, alamat, nomor seri dan detail lain yang relevan.8

    Oleh karena pada umumnya mayat yang dapat diperiksa dari kuburan itu telah

    membusuk, pemeriksaan akan memberikan hasil yang di harapkan bila terdapat kekerasan

    pada jaringan tubuh yang keras misalnya kekerasan pada tulang.

    Bila keracunan merupakan penyebab kematian dari korban maka pada umumnya

    tidak didapatkan kesulitan dalam pemeriksaannya, yaitu dengan mengambil jaringan tubuh

    dari korban yang masih ada dan dilakukan pemeriksaan secara laboratoris.

    Bila keadaan mayat telah rusak sedemikian busuknya, misalnya hanya tinggal

    tulang berulang saja, atau masih terdapat jaringan otot sedikit, sedangkan kekerasan di duga

    pada jaringan otot tersebut yang sudah tentu tidak dapat dideteksi atau dapat dilihat atau

    ditemukan pada pemeriksaan maka dokter tidak dapat menentukan secara pasti kematian

    korban, kecuali bila dalam pemeriksaan laboratorium atau toksikologi dapat ditemukan racun

    dengan dosis fatal.

    Sebelum mayat dikubur kembali harus dipastikan apakah bahan bahan yang

    diperlukan sudah cukup untuk menghindari penggalian ulang.

    2.1.6. Persiapan Penggalian Jenazah

    Adapun persiapan-persiapan yang perlu dilakukan saat eksumasi adalah sebagai

    berikut8:

    Persiapan sebelum penggalian kubur antara lain :

    1.Perlengkapan yang diperlukan dalam penggalian kubur :

    Kendaraan

    Perlengkapan untuk melakukan penggalian misalnya cangkul, ganco, linggis, secrop.

    Perlengkapan untuk melakukan otopsi, yaitu pisau dapur, scalpel, gunting, pinset, gergaji,

    jarum (jarum karung goni), benang, timbangan berat, gelas pengukur,alat penggaris, ember,

    stoples berisi alkohol 95% ini bila ada indikasi mati oleh keracunan dan stoples berisi

    formalin 10%.

    2. Waktu yang baik untuk melakukan ekshumasi :

    Jika mayatnya masih baru maka di lakukan secepat mungkin sedangkan jika mayatnya

    sudah lama atau lebih dari satu bulan dapat dicari waktu yang tepat untuk penggalian.

    Penetapan batas waktu ekshumasi di India, Inggris dan Indonesia tidak mempunyai batas

    waktu. Di Prancis sekitar 10 tahun, Skotlandia 20 tahun, Jerman 30 tahun.

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    10/15

    Waktu penggalian dilakukan pada pagi hari untuk mendapatkan cahaya yang cukup terang,

    udara masih segar, matahari belum terlalu terik dan untuk menghindari kerumunan

    masyarakat yang sering mengganggu pemeriksaan. Bila tidak memungkinkan dilakukan pada

    pagi hari, pemeriksaan dilakukan pada siang hari dengan cuaca yang baik. Penggalian mayat

    pada sore hari sebaiknya dihindari.

    3. Kehadiran petugas

    Di pemakaman , pada saat pelaksanaan penggalian harus dihadiri oleh :

    Penyidik atau polisi beserta pihak keamanan

    Pemerintah setempat / pemuka masyarakat.

    Dokter beserta pembantunya

    Keluarga korban / ahli waris korban Petugas pengamanan/ penjaga kuburan.

    Penggali kuburan

    Identifikasi atas kuburan yang akan digali, yaitu oleh :

    - Petugas pemakaman

    - Penggali mayat yang mengubur mayat tersebut

    - Petugas yang membuat batu nisan atau membuat kuburan tersebut

    - Keamanan, yaitu penyidik harus mengamankan tempat penggalian dari kerumunan massa

    Dokumen yang dibutuhkan pada penggalian kubur

    a) Surat persetujuan dari keluarga yang meninggal yang menyatakan tidak berkeberatan

    bahwa makam atau kuburan tersebut dibongkar.

    b) Surat pernyataan dari keluarga, juru kubur, petugas pemerintahan setempat atau saksi-saksi

    lain yang menyatakan bahwa kuburan tesebut memang kuburan dari orang yang meninggal

    yang dimaksudkan.

    c) Surat penyitaan dari kuburan yang akan digali sebagai barang bukti yang dikuasai oleh

    penyidik ( Kepolisian) untuk sementara.

    d) Surat permintaan Visum et Repertumkepada Dokter pemerintah, Dokter Polri atau Dokter

    setempat untuk pemeriksaan mayat.

    e) Berita acara pembongkaran kuburan harus dibuat secara kronologis serta sesuai metode

    kriminalitas yang membuat semua kejadian-kejadian sejak pertama kali kuburan itu

    dibongkar.

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    11/15

    2.1.7. Proses Penggalian Jenazah8

    - Untuk menentukan lokasi, bila dikuburan umum, adalah keluarga atau juru kunci kuburan.

    Bila letaknya tersembunyi maka tersangka yang menunjukan. Kadang tersangka sulit

    menunjukkan letaknya secara pasti sehingga penggalian dapat mengalami kegagalan.

    - Saat peti diangkat ke atas, penutup peti sebaiknya dibuka sedikit dengan membuka mur atau

    engsel peti agar gas-gas di dalamnya bias dikeluarkan ke udara bebas. Selanjutnya peti

    dikirim ke kamar mayat, apabila terjadi pembusukan maka ditempatkan potongan kayu atau

    kerangka fiberglass di dasarnya. Tanah dan lumpur harus dipindahkan sebelum peti dikirim

    ke kamar otopsi untuk menghindari pencemaran.

    2.1.8. Pemeriksaan Mayat110

    Pemeriksaan mayat sebaiknya dilakukan ditempat penggalian agar mempermudah

    penguburan kembali selain karena mengingat adanya masalah transportasi dan waktu. Akan

    tetapi pemeriksaan dikamar mayat lebih baik karena dapat dilakukan dengan tenang tanpa

    harus ditonton oleh masyarakat banyak dan lebih teliti.

    Sebelum ahli patologi melakukan pemeriksaan terhadap mayat, terlebih dahulu

    dipastikan bahwa mayat yang akan diperiksa adalah benar. Pada umumnya, kerabat atau

    teman dekat korban yang melihat wajah mayat dan kemudian menyatakan secara verbal

    kepada polisi, petugas kamar mayat atau dokter bahwa benar itu mayat yang dimaksud.

    Apabila mayat terbakar dan tidak dapat dikenali, dimutilasi, maka identifikasi dilakukan

    dengan cara menunjukkan dokumen atau benda- benda seperti pakaian dan perhiasan milik

    mayat kepada kerabat.

    Petugas pemeriksa mayat harus memakai sarung tangan dan masker yang telah

    dicelupkan ke dalam larutan potassium permanganas. Bila mayat telah mengalami

    pembusukan dan mengeluarkan cairan, maka kain pembungkus mayat harus diambil juga

    untuk pemeriksaan laboratorium, setentang daerah punggung mayat. Bila mayat telah hancur

    semuanya maka setiap organ yang tinggal harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Jika

    organ dalam tidak dijumpai lagi maka yang diperiksa adalah rambut, gigi, kuku, tulang dan

    kulit korban.

    2.1.9. Pemeriksaan Mayat Mencakup Pemeriksaan Luar dan Dalam8

    Tahap pemeriksaan luar yaitu :

    a) Label mayat

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    12/15

    b) Tutup dan pengbungkus mayat

    c) Pakaian

    d) Perhiasan

    e) Tandatanda kematian

    f) Identifikasi umum : usia, jenis kelamin, TB

    g) Identifikasi khusus : tato, tahi lalat, kelainan bawaan

    h) Pemeriksaan lokal : kepala, rambut, mata, telinga, mulut, leher, dada, perut, ekstremitas,

    alat kelamin, punggung dan dubur.

    i) Pemeriksaan luka

    Tahap pemeriksaan dalam yaitu11:

    a) Pembukaan jaringan kulit dan otot

    b) Pembukaan rongga tubuh, dapat dilakukan dengan dua metode yaitu insisi I dan insisi Y

    c) Pengeluaran organ dalam tubuh, dapat dilakukan dengan teknik :

    Teknik Virchow

    Teknik ini mungkin merupakan teknik otopsi yang tertua. Setelah dilakukan pembukaan

    organ organ tubuh , organ-organ dikeluarkan satu persatu dan langsung diperiksa. Dengan

    demikian kelainan yang terdapat pada masing-masing organ dapat segera terlihat, namun

    hubungan anatomic antar beberapa organ yang tergolong dalam satu system menjadi hilang.

    Dengan demikian teknik ini kurang baik bila digunakan pada otopsi forensic, terutama kaus-

    kasus penembakan dengan senjata api dan penusukan dengan senjata tajam, yang perlu

    dilakukan menentukan saluran luka, arah serta dalamnya penetrasi yang terjadi.

    Teknik Rokitansky

    Setelah rongga tubuh dibuka, organ-organ dilihat dan diperiksa dengan melakukan

    beberapa irisan in situ, barulah seluruh organ-organ tersebut dikeluarkan dalam satu

    kumpulan-kumpulan (en bloc). Teknik ini jarang dipakai kerena tidak menunjukan

    keunggulan yang nyata atas teknik-teknik lainya. Teknik ini pun tidak baik digunakan untuk

    otopsi forensik.

    Teknik Letulle

    Setelah rongga tubuh dibuka, organ-organ leher, dada, diafragma, dan perut dikeluarkan

    sekaligus (en masse). Kemudian diletakkan diatas meja dengan permukaan posterior

    menghadap keatas. Pleksus coeliacus dan kelenjar-kelenjar para aorta diperiksa. Aorta dibuka

    sampai arcus aorta dan aa. Renalis kanan dan kiri dibuka serta diperiksa. Aorta diputus diatas

    a. renalis . rectum dipisahkan darisigmoid. Organ-organ urogenital dipisahkan dari organ-

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    13/15

    organ lain.bagian proksimal jejunum diikat pada dua tempat dan kemudian diputus diantara

    dua ikatan tersebut, dan usus-usus dapat dilepaskan. Oesofagus dilepaskan dari trachea,

    tetapi hubungannya dengan lambung dipertahankan. Vena cava inferior serta aorta diputus

    diatas diafragma dengan demikian organ-organ leher dan dada dapat dilepas dari organ-organ

    perut.

    Dengan pengangkatan oragn-organ tubuh secara en masses ini, hubungan antar organ

    organ tettap dipertahankan setelah seluruh organ dikeluarkan dari tubuh. Kerugian teknik ini

    adalah sukar dilakukan tanpa pembantu, serta agak sulit dalam penanganan karena

    panjangnya kumpulan organ-organ yang dikeluarkan bersama-sama ini.

    Teknik Gohn

    Setelah rongga tubuh dibuka, organ leher dan dada, hati limpa dan organ-organ

    pencernaan serta organ-organ urogenital diangkat keluar sebagai tiga kumpulan organ (bloc).

    Bagian Ilmu Kedokteran forensic FKUI menggunakan teknik otopsi yang merupakan

    modifikasi dari teknik lettule. Organ-organ tidak dikeluarkan en masse tetapi dalam 2

    bloc.organ-organ dada dan leher sebaiagi satu bloc, usus-usus diangkat mulai dari perbatasan

    duojejunal sampai perbatasan rectosigmoid, dan organ-organ perut serta urogenital sebagai

    blok yang lain.

    Dahulu , sebelum digunakan teknik tersebut diatas, dibagian IKF FKUI digunakan

    teknik ghon, namun ternyata para calon dokter tersebut mengalami kesukaran dalam

    menemukan kelenjar supra renal. Dengan teknik yang diguakan dewasa ini, kesulitan tersebut

    dapat diatasi.

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    14/15

    2.1.10. Aspek Budaya Penggalian Kubur9

    Ditinjau dari aspek budaya, pelaksanaan ekshumasi (penggalian kubur) seperti di India,

    Srilanka dan lain lain yang mayoritas penduduknya beragama hindu jarang dilakukan

    ekshumasi karena jenazah yang sudah meninggal tidak dikubur melainkan dibakar.

  • 5/24/2018 penggalian kubur

    15/15

    BAB III

    KESIMPULAN

    Exhumation atau penggalian kubur didefinisikan luas sebagai proses pengangkatan,

    penggalian, atau penemuan jenazah dari kuburannya. Pengertian exhumatio ini dibilang amat

    beragam.

    Di Indonesia, penggalian kubur diatur dalam pasal 135 KUHAP, pasal 133 ayat 2

    KUHAP, Pasal 134 ayat 1 KUHAP, Pasal 136 KUHAP, Pasal 179 KUHAP, Pasal 180

    KUHAP, Pasal 222 KUHP, Pasal 224 KUHP, UU Kepolisian No. 2 Tahun 2002, dan khusus

    untuk exhumatio kuburan massal menganut UU No. 36 Tahun 2000 tentang HAM.

    Prosedur penggalian kubur di Indonesia untuk keperluan peradilan dilakukan atas

    permintaan penyidik. Penggalian kubur secara sederhana dapat dibagi menjadi tiga bagian,

    yaitu persiapan penggalian, pelaksanaan penggalian, dan pemeriksaan jenazah.

    Pemeriksaan pasca penggalian kubur, dilakukan berdasarkan permintaan penyidik.

    Jika mayat sebelumnya belum pernah diperiksa, misal pada kasus pembunuhan dimana

    jenazahnya dikuburkan untuk menutupi barang bukti, maka pemeriksaan yang dilakukan

    seperti pemeriksaan pada otopsi umumnya.

    Prosedur penggalian mayat harus mendapatkan permintaan secara tertulis dari

    penyidik. Dokter yang memeriksa wajib mendapatkan keterangan yang selengkap-

    lengkapnya dari penyidik mengenai identitas korban. Selain memeriksa mayat, dokter juga

    harus memperhatikan lingkungan tempat pemakaman dan mengambil beberapa sampel untuk

    pemeriksaan. Sebelum mayat dikubur kembali, dokter harus memastikan bahan-bahan

    pemeriksaan sudah cukup untuk menghindari penggalian ulang.