pengetahuan tentang diabetes mellitus dan upaya pencegahan komplikasi pada pasien diabetes mellitus

16
PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (Studi di Puskesmas Kecamatan Jogorogo Ngawi) SKRIPSI AVIA DESI ERLINAWATI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM KHUSUS MAGETAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 1

Upload: sayid-sidik

Post on 27-Jul-2015

829 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SKRIPSI KEPERAWATANPengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes MellitusHubungi : 081 556 556 856Untuk Informasi Selengkapnya

TRANSCRIPT

Page 1: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DAN

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA PASIEN

DIABETES MELLITUS

(Studi di Puskesmas Kecamatan Jogorogo Ngawi)

SKRIPSI

AVIA DESI ERLINAWATI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

PROGRAM KHUSUS MAGETAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2011

1

Page 2: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus sering disebut sebagai The Great Imitator, karena

penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai

macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi. Diabetes mellitus dapat timbul

secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya

perubahan seperti minum yang lebih banyak, buang air kecil yang lebih sering

ataupun berat badan yang menurun (Noer, 1996). Untuk itu, sebagai penanda

penyakit ini perlu secepatnya diketahui dan disadari agar bisa diberikan

penanganan dan terapi yang tepat (Ngafenan, 1999). Timbulnya komplikasi

diabetes mellitus yang mengakibatkan kecacatan atau sampai menimbulkan

kematian disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pasien tentang diabetes

mellitus dan upaya pencegahan terhadap komplikasinya. Diabetes mellitus jika

tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi pada

berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah, saraf, dan

lain-lain (Noer, 1996).

Tujuan utama pelaksanaan pasien diabetes mellitus adalah mengatur

kadar glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronis

(Rumahorbo, 1999). Kurangnya pengetahuan tentang gejala dan

penatalaksanaan diabetes mellitus tidak akan mempengaruhi pola hidup.

Pasien diet yang berlebihan, tidak berolahraga, minum obat tidak teratur, akan

berpengaruh pada peningkatan kadar glukosa darah. Peningkatan glukosa

darah ini akan menimbulkan berbagai komplikasi (Wikipedia, 2006).

Dengan penanganan yang baik, berupa kerja sama yang erat antara

pasien dan petugas kesehatan, diharapkan komplikasi diabetes mellitus akan

dapat dicegah, setidaknya dihambat perkembangannya (Noer, 1999). Melalui

perencanaan diet, latihan fisik, obat-obat hipoglikemik atau terapi insulin,

pemantauan glukosa, dan perawatan diri (Anderson, 2005). Untuk mencapai

hal tersebut keikutsertaan pasien dalam mengelola dirinya sendiri menjadi

2

Page 3: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

sangat penting. Demikian pula adanya para petugas kesehatan sebagai

penyuluh bagi pasien dalam menjalani hidup dengan diabetes mellitus (Noer,

1996).

Data dari Wikipedia jumlah pasien diabetes mellitus di dunia yang

meninggal karena komplikasi diabetes mellitus sebanyak 1,1 juta jiwa pada

tahun 2005, dan diperkirakan jumlah pasien diabetes melliyus di dunia pada

tahun 2030 sebanyak 180 juta jiwa (Wikipedia, 2006). Ketua Persatuan

Diabetes Indonesia RSU Dr. Sutomo Drakup Satya mengungkapkan, jumlah

pasien diabetes mellitus diseluruh Indonesia sebanyak 14,6 juta jiwa pada

tahun 2007 (Surabaya Post, 17 November 2007). Sedangkan data dari Dinas

Kesehatan Propinsi Jawa Timur jumlah pasien diabete4s mellitus sebanyak

2.694 jiwa pada tahun 2007 (Dinas Kesehatan Kabupaten ngawi, 2007). Dan

data dari Puskesmas Kecamatan jogorogo pada bulan November sampai

Desember tahun 2007 menunjukkan jumlah pasien diabetes mellitus sebanyak

22 jiwa, dengan 1 orang (4,5%) pasien menderita komplikasi diabetes mellitus

yaitu berupa kebutaan (Puskesmas Kecamatan jogorogo, 2007).

Data dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara wawancara,

pada tanggal 4 dan 5 Desember 2010 dengan 10 responden pasien diabetes

mellitus yang berobat di Puskesmas Kecamatanjogorogo, menunjukkan 70%

tidak tahu tentang diabetes mellitus dan tidak melakukan upaya pencegahan

komplikasi, 20% tahu tentan diabetes mellitus tetapi tidak melakukan upaya

pencegahan komplikasi, 10% tahu tentang diabetes mellitus dan melakukan

upaya pencegahan komplikasi.

Berdasarkan data dan hasil studin pendahuluan diatas peneliti

mengambil judul “Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus dan Upaya

Pencegahan Komplikasi pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas

Kecamatan Jogorogo”.

3

Page 4: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan pengetahuan tentang diabetes mellitus dan

upaya pencegahan komplikasi pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas

Kecamatan Jogorogo?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan tentang diabetes mellitus dan

upaya pencegahan komplikasi pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas

Kecamatan Jogorogo.

1..3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan tentang diabetes mellitus pada

pasien

diabetes mellitus di Puskesmas Kecamatan Jogorogo

2. Mengidentifikasi upaya pencegahan komplikasi diabetes mellitus

pada

pasien diabetes mellitus di Puskesmas Kecamatan Jogorogo.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang diabetes mellitus di

Puskesmas Kecamatan Jogorogo.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi

Menambah perbendaharaan sumber tertulis di institusi dalam

rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan sebagai referensi ilmiah bagi

mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya guna mencapai hasil yang

lebih baik.

1.4.2 Bagi Peneliti

Menerapkan ilmu yang telah didapat dalam meningkatkan

perkembangan ilmu keperawatan secara nyata khususnya mengenai hubungan

4

Page 5: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus dan upaya pencegahan

komplikasi pada pasien diabetes mellitus.

1.4.3 Bagi Perawat Puskesmas Kecamatan Jogorogo

Sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan dan

penyuluhan kesehatan kepada pasien diabetes mellitus.

1.4.4 Bagi Petugas Gizi Puskesmas Kecamatan Jogorogo

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan program

penyuluhan tentang diet bagi pasien diabetes mellitus.

5

Page 6: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbetuknya tindakan

seseorang overt behavior (Notoatmojdo, 2003).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan pancainderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan

(belief), takhayul (superstition) dan penerangan berbeda dengan buah

pikiran dan tidak semua pengetahuan tersusun secara sistematis saja

yang merupakan ilmu pengetahuan (Soekamto, 2002).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia, yang sekedar

menjawab pertanyaan “curhat”. Pengetahuan hanya dapat menjawab

pertanyaan pada sesuatu itu (Notoatmojo, 2002).

Pengetahuan adalah sesuatu totalitas dimana segala bagiannya

dihubungkan secara organis dibawah satu syarat-syarat yang asasi ini

tidak dapat diturunkan dari ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi syarat ini

mendahuluinya sebagai suatu tanpa syarat dengan segala pengetahuan

digariskan, syarat yang asasi ini terdapat dalam “kesadaran diri” atau di

6

Page 7: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

dalam “aku” tempat subyek atau obyek roh dan akan menjadi identik

(Sudarsono, 2001).

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yaitu :

1. Awareness (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2. Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut.

Disini sikap subyek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (Menimbang-nimbang) tergadap baik tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

4. Trial (Mencoba), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-

tahap tersebut diatas (Notoatmojo, 2003).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Notoatmojo mengungkapkan pengetahuan yang dicakup didalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

7

Page 8: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat

menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak

balita.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

mengiterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus makan-makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya

satu sama lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintetis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu

8

Page 9: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmojo, 2003).

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Usia

Usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih

dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya,

hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa

(Nursalam, 2003).

2. Pendidikan

Pendidikan adalah seluruh proses diman seseorang

mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk perilaku yang

mengandung nilai positif dalam masyarakat dan tempat hidup. Makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki,

sebaliknya yang rendah menghambat perkembangan sikap seseorang

tentang nilai-nilai baru yang diperlukan (Nursalam, 2003).

3. Pekerjaan

9

Page 10: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan seseorang dan keluarganya (Nursalam,

2003). Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak

waktu untuk dan memerlukan peralatan. Masyarakt yang sibuk hanya

memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga

pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang

(Notoatmojo, 2003).

4. Budaya

Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur yaitu yang

berarti interaksi antara manusia dan unsur budaya yaitu bentuk

kelakuan yang sama terdapat di keluarga. Manusia mempelajari

kelakuaanya dari orang lain di lingkungan sosialnya. Budaya ini

diterima di dalam keluarga meliputi bahasa dan nilai-nilai kelakuan

adat kebiasaan dan sebagainya yang nantinya berpengaruh pada

pengetahuan.

5. Sosial ekonomi

Tingkat pengetahuan dan pendidikan dipengaruhi oleh

tersedianya sarana dan dana untuk memperoleh masalah yang

memiliki pengetahuan keterampilan dan kecakapan dibutuhkan

supay mengatasi kemiskinan (Nursalam, 2003).

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

2.2 Konsep Diabetes Mellitus dan Cara Pencegahan Komplikasi

2.2.1 Pengertian

2.2.2 Etiologi

2.2.3 Klasifikasi Diabetes Mellitus

2.2.4 Manifestasi Klinis

2.2.5 Diagnosis

2.2.6 Penatalaksanaan

2.2.7 Diabetes Mellitus dan puasa

10

Page 11: Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dan Upaya Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Diabetes Mellitus

2.2.8 Prognosis

2.2.9 Komplikasi

2.2.10 Cara Pencegahan komplikasi diabetes mellitus

BAB III KERANGKA KONSEPSUALDAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

3.2. Hipotesis

BAB IV METODE PENELITIAN

1.1 Waktu dan Tempat Penelitian

1.2 Desain Penelitian

1.3 Kerangka Kerja

1.4 Populasi, Sampel dan Sampling

1.4.1 Populasi

1.4.2 Sampel

1.4.3 Sampling

1.5 Variabel dan Definisi Operasional

1.5.1 Variabel

1.5.2 Definisi Operasional

1.6 Instrumen Penelitian

1.7 Pengumpulan Data

1.8 Analisa Data

1.9 Etika Penelitian

1.10 Keterbatasan

11