pengetahuan dan intelegensi manusia
TRANSCRIPT
ANASTASIA (705140083)IMMA YEDIDA (705140103)
REZKY ZAINTIARA G. (705140171)R. GHASA M (705140143)
SERENA (705140123)DODDY D. (705140099)KELVIN H. (705140133)
KELOMPOK 3 CD
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam
Manusia
Kompleksitas Pengetahuan Manusia
Ada suatu korelasi antara pengetahuan dan “ada”, antara tingkat pengetahuan suatu “pengada” dan tingkat kepenuhan yang dapat diberikannya kepada sksistensinya (Leahy.2001:95).
Pengetahuan adalah perspektif yang muncul secara spontan, ia memungkinkan kita untuk menyesuaikan diri kita secara langsung dengan situasi yang disajikan dan ia menyatakan dirinya lebih melalui gerakan tangan, tingkah laku, gerakan-gerakan, sikap-sikap, tindakan dan jerit teriakan daripada dengan perkataan yang dipikirkan dan keterangan yang jelas.
Pengetahuan adalah reflektif ketika ia membuat objektif kodrat dari manusia realitas apa pun juga, dan mengungkapkannya baik dalam bentuk ide, konsep, definisi dan putusan maupun bentuk lambing, mitos atau karya seni.
Pengetahuan adalah induitif ketika ia menangkap atau memahami secara langsung benda atau situasi dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam suatu bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dan prinsip dan sebagainya
Pengetahuan adalah induktif ketika ia menarik yang universal dari yang individual. Ia adalah deduktif ketika, sebaliknya, ia manarik yang individual dari yang umum atau universal.
Pengetahuan adalah praktis kalau ia mempertimbangkan hal-hal menurut bagaimana mereka bisa digunakan.
Pengetahuan bagi subjek secara hakiki berupa bereksistensinya subjek dalam hubungan dengan sebuah objek, sehingga objek itu dengan eksistensi dan kodratnya, menjadi hadir dan nyata pada subjek
Arti Pengetahuan
Arti pengetahuan adalah suatu kegiatan yang mempengaruhi subjek (yang mengetahui) dalam dirinya.
Pengetahuan adalah suatu kesempurnaan yang mengembangkan eksistensi.
Pengetahuan dari segi-seginya dibagi menjadi 2 yaitu dari segi subjek dan dari segi objek .
Pengetahuan dari Segi Subjek
Mahluk hidup harus dikarakterisasikan oleh : Keterbukaan : si pengenal bisa menjadi sadar akan eksistensi
dan kodrat realitas. Kemampuan menyambut : objek yang dikenal mempengaruhi
eksistensi subjek sendiri dan tinggal dalam bentuk gambar, ingatan dan ide.
Interioritas : adanya tempat dalam si pengenal dalam dirinya, maka ia mempunyai interioritas, semakin banyak interioritas semakin banyak ia bias mengetahui.
Akar asal semua karakter itu adalah dimensi supramaterial (immaterialitas) si pengenal. Karena satu pihak materi adalah apa yang membatasi, dilain pihak sebaliknya, subjek yang mengetahui mengatasi, dalam kegiatan pengetahuan, batas-batas jasmaniahnya.
Pengetahuan dari Segi Objek
Bagaimana suatu benda atau realitas seharusnya dibentuk, untuk dikenal?
Apakah yang menyebabkan sesuatu menjadi diketahui ?
Mengerti bentuk dalam arti eidos (konsep, gagasan) suatu objek adalah menangkap orientasi dan signifikasi, dan mengerti mengapa dan untuk apa dia dibuat.
Pengertian
Pengertian yaitu membicarakan apa yang bukan intelegensi manusia, sifat-sifat dan objek intelegensi manusia, serta kegiatan-kegiatan intelegensi manusia dan kodrat intelegensi manusia.
Bukan Intelegensi Manusia
Pengetahuan manusia adalah indrawi dan intelektif.Pengetahuan inderawi dan pengetahuan intelektif bersifat
sinergis, berkat inderawi pengetahuan manusia menyerupai pengetahuan hewan dan berkat keduanya (inderawi dan intelektif) ia melebihi secara esensial. Jikalau pancaindera sama sekali tidak berfungsi, maka juga intelegensi tidak dapat berfungsi dan tinggal lumpuh(Leahy. 2001: 114)
Sifak khas dari pancaindera adalah mencapai langsung kualitas ini atau itu dari objek konkret yang sedang ditunjukkan kepadanya, sedangkan sifat dari intelegensi menangkap kodrat objek dan tetap menyimpanya dalam dirinya sehingga dapat dipertimbangkan objek itu bagi dirinya baik objeknya masih ada atau tidak ada.
Perbedaan intelegensi dengan indera batin lainnya disebut sebagai estimasi dan kogitatif.
Apa yang Bukan Seluruh Intelegensi Manusia
Intelegensi tidak bisa diidentikasikan dengan insight, yang terdiri dari apersepsi atau aprehensi tentang apa yang esensial dalam suatu realitas atau yang perlu dalam gejala.
Insight bukanlah merupakan keseluruhan kegiatan intelektual.
Penalaran sendiri bukanlah keseluruhan intelegensi, bila bersifat induktif maka dia mulai dari satu atau banyak fakta untuk sampai kepada satu esensi atau hokum. Bila bersifat deduktif, maka ia mulai dari suatu prinsip untuk mencapai kesimpulan.
Intelegensi tidak dapat diidentifikasi secara mutlak dengan kemampuan untu memulihkan keseimbangannya melalui readaptasi diri dengan kenyataan.
Sifat dan Objek Intelegensi Manusia
Menurut Decartes roh memungkin untuk mencapai hakikat sendiri dari realitas, sedangkan panca indera hanya memberitahukan kepada kita yang apa yang berguna atau apa yang merugikan dari hal-hal tersebut.
Intelligere berasal dari kata “intus” berarti dalam. Legere berarti membaca dan menangkap. Sehingga intellegere berarti “membaca “ dimensi dalam segala hal dan menangkap artinya yang dalam.
Intelek itu mencapai yang universal sedangkan pncaindera menyangkut hal-hal yang individual (Aristoteles).
Objek dari intelegensi ialah “ada” yakni segala sesuatu ada, yang pernah ada dan mungkin akan ada baik berupa kenyataan maupun khalayan atau hanya dikonsepsi saja.
Segala penegasan, penilaian, kesimpulan dan penalaran kita didasarkan kepada beberapa prinsip:
1. prinsip identitas, 2. prinsip alasan yang mencukupi,3. prinsip kausalitas efisienPrinsip-prinsip tersebut bersifat eviden dari dirinya
sendiri .Prinsip-prinsip di atas merupakan ”dinamisme dari ’ada’
dalam kegiatan intelektual kita.
Kegiatan Intelegensi Manusia
Kondisi apakah suatu intelegensi yang terjelma berkegiatan:
intelegensi merupakan salah satu kemampuan manusia dan beroperasi dengan partisipasi semua kemampuan lain.
Apa yang dimengertinya selalu dipahami. Tak bisa memahami sesuatu secara mendalam dengan
seketika, melainkan secara progresif, memerlukan waktu dan mengandaikan adanya intervensi yang konstan dari daya ingat.
Intelegensi melalui aktivitas dinamisme intelektual saja, perlu kehendak, keyakinan, keberanian dan kesabaran.
Untuk dapat mengerti dibutuhkan bantuan dan kolaborasi, perlu informasi terhadap suatu objek, bimbingan penelitian, berpikir dalam hubungan dengan orang-orang lain.
Kegiatan yang terjadi di dalam dan di sekeliling dinamakan aprehensi.
Insight dalam intelegensi manusia tampak bersifat diskursif, bernalar dan berpikir.
Diskursif ” dis-currere” berarti berlari ke berbagai arah, Bernalar ”raisonner, to reason” berarti mengukur, menghitung, mengkalkulasikan. Berpikir ”penser” berarti menimbang, menyelidiki, membandingkan, menilai.
Kodrat Intelegensi Manusia
Menurut aliran sensualisme atau empirisme psikologi masukan informasi lewat indralah tempat bergantungnya pengetahuan kita dan intelegensi kita.
Berdasarkan penelitian K.S Lashley, dkk. Tentang otak manusia menyatakan bahwa otak tak lebih dari alat aktualisasi dan seleksi kehidupan mental: ingatan dan pikiran.
Intelegensi suatu kemampuan yang dapat diisolir suatu penentuan aksidental atau sekunder.