pengetahuan 1

20
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI PENGETAHUAN Para ahli hingga kini masih memperdebatkan definisi pengetahuan, terutama karena rumusan pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Oktaviandry, 2012). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2003) domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat kita definisikan bahwa; Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini

Upload: adeva-rizky-putra

Post on 13-Jul-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang pngetehuan

TRANSCRIPT

Page 1: pengetahuan 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PENGETAHUAN

Para ahli hingga kini masih memperdebatkan definisi pengetahuan, terutama

karena rumusan pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai

“kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”). Menurut Notoatmodjo

(2003), pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu obyek tertentu (Oktaviandry, 2012).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) Pengetahuan adalah sesuatu yang

diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai

faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia

serta keadaan sosial budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2003) domain

tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui,

memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok

dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui

pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat kita definisikan bahwa;

Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup

berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui

pengalaman.

Pengetahuan diawali dari rasa ingin tahu yang ada dalam diri manusia.

Pengetahuan selama ini diperoleh dari proses bertanya dan selalu di tujukan untuk

menemukan kebenaran. Di dalam filsafat ilmu, pengetahuan itu disebut pengetahuan yang

benar jika telah memenuhi beberapa kriteria kebenaran. Kriteria kebenaran tersebut

didasarkan pada beberapa teori antara lain :

2.1.1 Teori Koherensi (Theory of Coherence)

Berdasarkan teori ini, suatu pengetahuan dianggap benar apabila pengetahuan

tersebut kehoren dengan pengetahuan yang ada sebelumnya dan sudah dibuktikan

kebenarannya. Didalam pembelajaran matematika hal ini biasanya disebut dengan sifat

deduktif.

Page 2: pengetahuan 1

2.1.2 Teori Korespondensi (Theory of Corespondence)

Berdasarkan teori ini, suatu pengetahuan dianggap benar jika pengetahuan tersebut

mempunyai hubungan dengan suatu kenyataan yang memang benar. Teori ini didasarkan

pada fakta empiris sehingga pengetahuan tersebut benar apabila ada fakta-fakta yang

mendukung bahwa pengetahuan tersebut benar. Dengan demikian kebenaran disini

didasarkan pada kesimpulan induktif.

2.1.3 Teori Pragmatis (Theory of Pragmatism)

Menurut teori ini, pengetahuan dikatakan benar apabila pengetahuan tersebut

terlihat secara praktis benar atau memiliki sifat kepraktisan yang benar. Pengikut teori ini

berpendapat bahwa pengetahuan itu benar apabila mempunyai keguanaan yang praktis.

(Oktaviandry, 2012)

2.2 JENIS – JENIS PENGETAHUAN

Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:

2.2.1 Pengetahuan langsung (immediate)

Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpa

melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham Realisme)

mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui

sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas

yang telah dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang, dan

beberapa individu manusia. Namun, apakah perasaan ini juga berlaku pada realitas-realitas

yang sama sekali belum pernah dikenal dimana untuk sekali meilhat kita langsung

mengenalnya sebagaimana hakikatnya?. Apabila kita sedikit mencermatinya, maka akan

nampak dengan jelas bahwa hal itu tidaklah demikian adanya.

2.2.2 Pengetahuan tak langsung (mediated)

Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir

serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari benda-benda eksternal

banyak berhubungan dengan penafsiran dan pencerapan pikiran kita.

2.2.3 Pengetahuan indrawi (perceptual)

Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra

lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini

yang masuk ke alam pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan kita.

Tanpa diragukan bahwa hubungan kita dengan alam eksternal melalui media indra-indra

lahiriah ini, akan tetapi pikiran kita tidak seperti klise foto dimana gambar-gambar dari apa

Page 3: pengetahuan 1

yang diketahui lewat indra-indra tersimpan didalamnya. Pada pengetahuan indrawi terdapat

beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek

eksternal, sehatnya anggota-angota indra badan (seperti mata, telinga, dan lain-lain), dan

pikiran yang mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi universal, serta faktor-

faktor sosial (seperti adat istiadat). Dengan faktor-faktor tersebut tidak bisa dikatakan

bahwa pengetahuan indrawi hanya akan dihasilkan melalui indra-indra lahiriah.

2.2.4 Pengetahuan konseptual (conceptual)

Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran

manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-

objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar

dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya

merupakan aktivitas pikiran

2.2.5 Pengetahuan partikular (particular)

Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau

realitas-realitas khusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau individu

tertentu, maka hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri.

2.2.6 Pengetahuan universal (universal)

Pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusian

misalnya; agama dan filsafat.

Jenis-jenis pengetahuan ditinjau dari sudut bagaimana pengetahuan itu diperoleh,

bukan pada bahasan value atau nilai dari pengetahuan tersebut antara lain:(Abdullah, 2008)

a. Pengetahuan biasa (common sense)

Pengetahuan biasa (common sense) Pengetahuan yang digunakan terutama untuk

kehidupan sehari-hari,  tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-

luasnya. Seorang yang dulunya belum tahu tentang cara belajar sesuatu hal dan setelah

melalui suatu proses seseorang tahu tentang sesuatu hal tersebut, maka orang tersebut

disebut memiliki pengetahuan biasa. Dalam bahasa lain disebut sebagai pengetahuan yang

dimiliki dengan kadar sekedar tahu. Memenuhi faktor ketidaktahuannya.

b. Pengetahuan ilmiah atau Ilmu pengetahuan

Pengetahuan ilmiah atau Ilmu, pengetahuan yang diperoleh dengan cara khusus,

bukan hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam dan luas mengetahui

kebenarannya,  tetapi masih berkisar pada pengalaman. Pengetahuan Ilmiah atau Ilmu

(Science) pada dasarnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan

mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan sehari-hari yang dilanjutkan dengan

Page 4: pengetahuan 1

suatu pemikiran  cermat dan seksama dengan menggunakan berbagai metode. Dari

pengetahuan tentang misal hewan komodo yang sekedar tahu, kemudian menggunakan

beberapa langkah dan metode yang jelas untuk mengetahui lebih dari sekedar tahu, dan

dilakukan secara sistematis  maka orang yang mengetahui dan memahami secara mendalam

tentang hewan komodo tersebut dan disebut sebagai pengetahuan ilmiah tentang hewan

komodo. Dalam batasan ini, seseorang yang memiliki pengetahuan ilmiah  atau ilmu

pengetahuan, maka semua proses yang dilewatinya jika dilakukan oleh orang lain akan

memiliki pengetahuan yang sama dengan yang dimilikinya. (Syarat Ilmiah). Sebagian yang

mendefinisikan pengetahuan sebagai sebuah ilmu. Ilmu merupakan suatu metode berfikir

secara objektif yang bertujuan untuk  menggambarkan dan memberi makna terhadap gejala

dan fakta melalui observasi, eksperimen dan klasifikasi. Ilmu harus bersifat objektif, karena

dimulai dari fakta, menyampingkan sifat kedirian, mengutamakan pemikiran logik dan

netral.

c. Pengetahuan filsafat

Pengetahuan filsafat, pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang dicari

adalah sebab-sebab yang paling  dalam dan hakiki sampai diluar dan diatas pengalaman

biasa. Pengetahuan Filsafat biasanya berkenaan dengan hakikat sesuatu (transenden)

sehingga kadang  perbincangannya seputar hal-hal yang abstrak terhadap banguan sebuah

pengetahuan. Objek pembahasannya selalu mengedepanan aspek ontologi, epistimologi dan

aksionlogi. Pembahasan tentang Pengetahuan Filsafat akan di uraikan pada postingan

tentang Hakikat Filsafat.

d. Pengetahuan agama

Pengetahuan agama, suatu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat

para Nabi dan Rosul-Nya  yang bersifat mutlak dan wajib diikuti para pemeluknya. Dengan

menjadikan ajaran agama sebagai tolak ukur kebenaran, maka pengetahuan agama sangat

sarat dengan nilai baik dan buruk, benar dan salah.  Sepanjang pengetahuan itu tidak

bertentangan dengan ajaran yang tertuang dalam kitab yang diperpegangi, maka

pengetahuan itu dianggap benar.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN DALAM

DIRI SESEORANG

2.3.1 Pendidikan 

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Page 5: pengetahuan 1

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah

tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui,

akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut (Arikunto, 2006).

2.3.2 Informasi / Media Massa

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas.

Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. Pengertian

informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or

told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang

dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan.

Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU

teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks,

gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi

dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan

informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan

pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.(Arikunto,

2006).

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-

macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi

Page 6: pengetahuan 1

baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. (Zuriah, 2003).

2.3.3 Sosial budaya dan ekonomi 

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah

yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga

status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

2.3.4 Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan

fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan

oleh setiap individu.

2.3.5 Pengalaman 

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah nyata dalam bidang kerjanya.

2.3.6 Usia 

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia

madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada

Page 7: pengetahuan 1

penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama

hidup :

1. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin

banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

2. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena

mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan

menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan

yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori

berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia.(Azwar, 2007)

2.4 HAKIKAT PENGETAHUAN

Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud

dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan

dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi,

keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita

sering menggunakan kalimat seperti, “Saya terampil mengoperasikan mesin ini”, “Saya

sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu”, “Saya menginformasikan kejadian itu”, “Saya

meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan”, “Saya tidak emosi menghadapi

orang itu”, dan “Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu”.

(Notoatmodjo, 2003)

Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-

kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan

mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, bisa dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki

derajat dan tingkatan. Disamping itu, bisa jadi hal tersebut bagi seseorang adalah

pengetahuan, sementara bagi yang lainnya merupakan bukan pengetahuan. Terkadang

seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan

baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika ia berhadapan dengan

seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah ia menyadari bahwa

ia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya.

Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan

suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan

jiwa kita sangat bergantung pada sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan

hubungan kita dengan objek-objek eksternal. Walhasil, makrifat dan pengetahuan ialah

Page 8: pengetahuan 1

suatu keyakinan yang kita miliki yang hadir dalam syarat-syarat tertentu dan terwujud

karena terbentuknya hubungan-hubungan khusus antara subjek (yang mengetahui) dan

objek (yang diketahui) dimana hubungan ini sama sekali kita tidak ragukan. John Dewey

menyamakan antara hakikat itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan bahwa

pengetahuan itu merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan observasi.

Menurutnya, pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan ia dengan realitas-

realitas yang tetap dan yang senantiasa berubah.(Waksena, 2012)

Dalam pengetahuan sangat mungkin terdapat dua aspek yang berbeda, antara lain:

2.4.1 Hal-hal yang diperoleh

Pengetahuan seperti ini mencakup tradisi, keterampilan, informasi, pemilkiran-

pemikiran, dan akidah-akidah yang diyakini oleh seseorang dan diaplikasikan dalam semua

kondisi dan dimensi penting kehidupan. Misalnya pengetahuan seseorang tentang sejarah

negaranya dan pengetahuannya terhadap etika dan agama dimana pengetahuan-pengetahuan

ini nantinya ia bisa aplikasikan dan menjadikannya sebagai dasar pembahasan.

2.4.2 Realitas yang terus berubah.

Sangat mungkin pengetahuan itu diasumsikan sebagai suatu realitas yang

senantiasa berubah dimana perolehan itu tidak pernah berakhir. Pada kondisi ini, seseorang

mengetahui secara khusus perkara- perkara yang beragam, kemudian ia membandingkan

perkara tersebut satu sama lain dan memberikan pandangan atasnya, dengan demikian, ia

menyiapkan dirinya untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang lebih global.

(Abdullah, 2008)

2.5 SUMBER PENGETAHUAN

Pengetahuan yang kita bahas sekarang itu memiliki sumber (source) diantaranya

adalah: (Zuriah, 2003)

2.5.1 Intuisi

Ketika kita berbicara mengenai intuisi subuah maen stream yang terbangun

dibenak kita adalah sebuah eksperimen, coba-coba, yang berawal dari sebuah pertanyaan

dan keraguan maka lahirlah insting. Sebuah bahasa sederhana juga penulis temukan

penjelasan mengenai apa itu intuisi?, Kamus Politik karangan B.N. Marbun mengatakan :

daya atau kemampauan untuk mengetahui atau memahami sesuatu tampa ada dipelajari

terlebih dahulu.

Page 9: pengetahuan 1

2.5.2 Rasional

Pengetahuan rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal adalah suatu

pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian

buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda dengan pengetahuan intuitif

atau pengetahuan yang berasal dari hati. Pengetahuan ini tidak akan didapatkan dari suatu

proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi, jenis pengetahuan ini akan terwujud

dalam bentuk-bentuk “kehadiran” dan “penyingkapan” langsung terhadap hakikat-hakikat

yang dicapai melalui penapakan mistikal, penitian jalan-jalan keagamaan, dan penelusuran

tahapan-tahapan spiritual. Pengetahuan rasional merupakan sejenis pengetahuan

konsepsional atau hushuli, sementara pengetahuan intuisi atau hati adalah semacam

pengetahuan dengan “kehadiran” langsung objek-objeknya atau hudhuri.

2.5.3 Emperikal atau Indra

Tak diragukan bahwa indra-indra lahiriah manusia merupakan alat dan sumber

pengetahuan, dan manusia mengenal objek-objek fisik dengan perantaraanya. Setiap orang

yang kehilangan salah satu dari indranya akan sirna kemampuannya dalam mengetahui

suatu realitas secara partikular. Misalnya seorang yang kehilangan indra penglihatannya

maka dia tidak akan dapat menggambarkan warna dan bentuk sesuatu yang fisikal, dan

lebih jauh lagi orang itu tidak akan mempunyai suatu konsepsi universal tentang warna dan

bentuk. Begitu pula orang yang tidak memiliki kekuatan mendengar maka dapat dipastikan

bahwa dia tidak mampu mengkonstruksi suatu pemahaman tentang suara dan bunyi dalam

pikirannya. Atas dasar inilah, Ibnu Sina dengan menutip ungkapan filosof terkenal

Aristoteles menyatakan bahwa barang siapa yang kehilangan indra-indranya maka dia tidak

mempunyai makrifat dan pengetahuan. Dengan demikian bahwa indra merupakan sumber

dan alat makrifat dan pengetahuan ialah hal yang sama sekali tidak disangsikan. Hal ini

bertolak belakang dengan perspektif Plato yang berkeyakinan bahwa sumber pengetahuan

hanyalah akal dan rasionalitas, indra-indra lahiriah dan objek-objek fisik sama sekali tidak

bernilai dalam konteks pengetahuan. Dia menyatakan bahwa hal-hal fisikal hanya bernuansa

lahiriah dan tidak menyentuh hakikat sesuatu. Benda-benda materi adalah realitas-realitas

yang pasti sirna, punah, tidak hakiki, dan tidak abadi. Oleh karena itu, yang hakiki dan

prinsipil hanyalah perkara-perkara kognitif dan yang menjadi sumber ilmu dan pengetahuan

adalah daya akal dan argumen-argumen rasional.

Akan tetapi, filosof-filosof Islam beranggapan bahwa indra-indra lahiriah tetap

bernilai sebagai sumber dan alat pengetahuan. Mereka memandang bahwa peran indra-indra

itu hanyalah berkisar seputar konsep-konsep yang berhubungan dengan objek-objek fisik

Page 10: pengetahuan 1

seperti manusia, pohon, warna, bentuk, dan kuantitas. Indra-indra tak berkaitan dengan

semua konsep-konsep yang mungkin dimiliki dan diketahui oleh manusia, bahkan terdapat

realitas-realitas yang sama sekali tidak terdeteksi dan terjangkau oleh indra-indra lahiriah

dan hanya dapat dicapai oleh daya-daya pencerapan lain yang ada pada diri manusia.

Konsep-konsep atas realitas-realitas fisikal dan material yang tercerap lewat indra-indra,

yang walaupun secara tidak langsung, berada di alam pikiran, namun juga tidak terwujud

dalam akal dan pikiran kita secara mandiri dan fitrawi. Melainkan setelah mendapatkan

beberapa konsepsi-konsepsi indrawi maka secara bertahap akan memperoleh pemahaman-

pemahaman yang lain. Awal mulanya pikiran manusia sama sekali tidak mempunyai

konsep-konsep sesuatu, dia seperti kerta putih yang hanya memiliki potensi-potensi untuk

menerima coretan, goresan, dan gambar. Dan aktivitas persepsi pikiran dimulai dari indra-

indra lahiriah.

Mengapa jiwa yang tunggal itu sedemikian rupa mempunyai kemampuan yang luar

biasa dalam menyerap semua pengetahuan? Filosof Ilahi, Mulla Sadra, mengungkapkan

bahwa keragaman pengetahuan dan makrifat yang dimiliki oleh manusia dikarenakan

kejamakan indra-indra lahiriahnya. Mulla Sadra juga menambahkan bahwa aktivitas

persepsi-persepsi manusia dimulai dari jalur indra-indra itu dan setiap pengetahuan dapat

bersumber secara langsung dari indra-indra lahiriah atau setelah berkumpulnya konsepsi-

konsepsi indrawi barulah pikiran itu dikondisikan untuk menggapai pengetahuan-

pengetahuan lain. Jiwa itu secara esensial tak mempu menggambarkan objek-objek fisikal

tanpa indra-indra tersebut

2.5.4 Wahyu

Sebagai manusia yang beragama pasti meyakini bahwa wahyu merupakan sumber

ilmu, Karena diyakini bahwa wakyu itu bukanlah buatan manusia tetapi buatan Tuhan Yang

Maha Esa.(Abdullah, 2008)

2.6. TINGKAT PENGETAHUAN DALAM DOMAIN KOGNITIF

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

2.6.1 Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah

Page 11: pengetahuan 1

2.6.2 Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

2.6.3 Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

2.6.4 Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih

ada kaitannya satu sama lain.

2.6.5 Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis

adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada.

2.6.6 Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

Page 12: pengetahuan 1

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Assyari. 2008. Definisi dan Jenis-jenis Pengetahuan. Jakarta: Penerbit Rineka

Pustaka

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka

Pustaka

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta :

Balai Pustaka.

Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta

Oktaviandry, Navel. 2012. Pengetahuan Ilmiah, Penelitian Ilmiah, dan Jenis Pengetahuan.

Tersedia di: http://navelmangelep.wordpress.com/ 2012/02/21/pengetahuan-

pengetahuan-ilmiah-penelitian-ilmiah-dan-jenis-penelitian/ [diakses pada 16

September 2012]

Waksena. 2012. Jenis Pengetahuan. Tersedia di: http://elearningpendidikan.com/ jenis-

pengetahuan.html [diakses 16 September 2012]

Zuriah. 2003. Penelitian Tindakan Dalam Bidang Pendidikan Dan Sosial. Malang: Banyu

Publishing