pengertian tauhit

74
PENGERTIAN TAUHID 1

Upload: zarmi-sukses

Post on 20-Jul-2015

90 views

Category:

Spiritual


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGERTIAN TAUHIT

PENGERTIAN TAUHID

1

Page 2: PENGERTIAN TAUHIT

2

TAUHID

Tauhid secara etimologi:

Kata “Tauhid” berasal dari akar kata bahasa

Arab (توحيدا-يوّحد –وّحد ) yang berarti “menjadikan

sesuatu satu atau esa”.

توحيد هللا berati menjadikan, mengakui dan

meyakini bahwa Allah Esa.

Tauhid secara terminologi:

“Tauhid” secara terminologi, maksudnya tauhid sebagai sebuah disiplin ilmu.

DEFINISI TAUHID

Page 3: PENGERTIAN TAUHIT

3

TAUHID

Muhammad ‘Abduh:

ا جيب أن التوحيد علم يبحث فيه عن وجود هللا وموما جيب أن يثبت له من صفاته وما جيوز أن يوصف به

ب أن ينفي عنه وعن الرسل إلثبات رسالتهم وماجيتنع أن يكونوا عليه وما جيوز أن ينسب إليهم وما مي

.يلحق هبم

DEFINISI TAUHID

Page 4: PENGERTIAN TAUHIT

4

TAUHID

Muhammad ‘Abduh:

Ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang mesti ada padaNya, sifat-sifatyang boleh ada padaNya, sifat-sifat yang tidak boleh ada padaNya; membahas tentang para Rasul untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang mesti dipertautkan kepada mereka, sifat-sifat yang bolehdipertautkan kepada mereka,dan sifat yang tidak mungkin ada pada mereka.

DEFINISI TAUHID

Page 5: PENGERTIAN TAUHIT

5

TAUHID

Muhammad Yusuf Musa:

Ilmu yang membicarakan tentang kepercayaan ttg wujud Tuhan Yang Esa, yang tidak ada sekutu bagiNya, baik zat, sifat, maupun perbuatanNya, yang mengutus para RasulNya untuk memberi petunjuk kepada alam dan manusia ke jalan kebaikan, yang meminta pertanggungjawaban seseorang di akhirat dan memberikan balasan kepadanya atas apa yang telah diperbuatnya.

DEFINISI TAUHID

Page 6: PENGERTIAN TAUHIT

6

TAUHID

Muhammad Jasar :

Ilmu yang membahas tentang kepercayaan atau akidah agama Islam dengan dalil-dalil yang meyakinkan.

Ibrahim bin Sa’dullah :

Ilmu yang bertujuan untuk mengetahui Allah, mengimaniNya,mengetahui apa yang wajib ada padaNya dan apa yang mustahil ada padaNya, dan segala sesuatu yang terkait dengan rukun iman yang enam.

DEFINISI TAUHID

Page 7: PENGERTIAN TAUHIT

7

TAUHID

Secara ringkas Ilmu Tauhid didefinisikan sebagai:

Ilmu yang membahas tentang wujud Allah dan segala yang bertalian denganNya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan, agar manusia dapat meng-esa-kan Allah.

DEFINISI TAUHID

Page 8: PENGERTIAN TAUHIT

8

USULUDDIN

Ilmu Usuluddin adalah:

Ilmu yang membahas tentang pokok-pokok atau prinsip-prinsip kepercayaan dalam agama Islam.

Pokok kepercayaan dalam agama Islam adalah tentang ke-esa-an Tuhan.

Ilmu Tauhid dikatakan juga ilmu Usuluddin karena membahas tentang ke-esa-an Tuhan.

DEFINISI ILMU USULUDDIN

Page 9: PENGERTIAN TAUHIT

9

‘AQA’ID

Ilmu ‘Aqa’id adalah:

Ilmu yang membahas tentang kepercayaan-kepercayaan fundamental dalam agama Islam.

Kepercayaan yang paling mendasar dalam agama Islam adalah tentang ke-esa-an Tuhan.

Ilmu Tauhid dikatakan juga ilmu ‘Aqa’id karena membahas tentang ke-esa-an Tuhan yang merupakan keper-cayaan paling mendasar.

DEFINISI ILMU ‘AQA’ID

Page 10: PENGERTIAN TAUHIT

10

ILMU KALAM

Ilmu Kalam adalah:

Ilmu yang membahas tentang Tuhan dengan mendasarkan pada argumen logika atau rasio sebagai pembuktian terhadap argumen naqli/teks.

Ilmu Tauhid dikatakan juga ilmu Kalam karena memiliki obyek bahasan yang sama yaitu tentang Tuhan dengan segala sifat kesempurnaanNya

DEFINISI ILMU KALAM

Page 11: PENGERTIAN TAUHIT

11

TEOLOGI ISLAM

Teologi Islam adalah:

Ilmu tentang ke-Tuhan-an, yakni membahas tentang hal ihwal Tuhan dalam agama Islam.

Ilmu Tauhid dikatakan juga Teologi Islam karena memiliki obyek bahasan yang sama yaitu tentang hal ihwal Tuhan.

DEFINISI TEOLOGI ISLAM

Page 12: PENGERTIAN TAUHIT

12

SEJARAH ILMU TAUHID

Di zaman Rasulullah saw, tauhid sebagai ilmu belum lahir, walaupun seluruh ulama sependapat bahwa tauhid adalah dasar yang paling pokok dalam ajaran Islam.

Sebagai ilmu, tauhid tumbuh lama sesudah Rasulullah saw wafat, ketika umat islam mulai menuntut dan mengkaji beragam ilmu sbg akibat persentuhan dgn peradaban di luar Islam.

Page 13: PENGERTIAN TAUHIT

13

URGENSI KULIAH TAUHID

Kesalahpahaman tentang ajaran Islam mis. tentang taqdir. Taqdir dipahami sbg ketentuan nasib (predestination) dari Tuhan. Akibatnya menimbulkan apatisme atau fatalisme.

Kecenderungan kepada perbuatan syirik (menyekutukan Tuhan)

Untuk mentauhidkan Allah diperlukan tahapan: ma’rifatullah, tashdiqullah, dan baru tauhidullah.

Kuliah tauhid masih memiliki arti penting, karena dalam kehidupan umat masih ditemukan beberapa kelemahan:

Page 14: PENGERTIAN TAUHIT

14

OBYEK KAJIAN ILMU TAUHID

Hal-hal yang berkaitan dengan Allah: dzat, sifat, maupun perbuatannya.

Hal-hal yang berkaitan dengan Rasulullah: kerasulannya, sifat yang ada padanya.

Hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah dan akhirat: hisab, surga, dan neraka,

Obyek kajian Ilmu Tauhid:

Page 15: PENGERTIAN TAUHIT

15

TUJUAN MEMPELAJARI ILMU TAUHID

Ma’rifatullah: mengenal Allah melalui

ciptaanNya. Tashdiqullah: membenarkan dan meyakini

adanya Allah dengan sifat kesempurnaannya. Tauhidullah: Meng-esa-kan Allah.

Tujuan mempelajari Ilmu Tauhid:

Melalui usaha:tauhidusy-syu’ur, tauhidul-mujtama’, dan tauhidul-’alam.

Page 16: PENGERTIAN TAUHIT

16

IMAN

Ragam pengertian Iman:

Membenarkan dalam hati, meyakini dalam hati, dan mengucapkan atau mengikrarkan dengan lisan.

Membenarkan rasul dengan segala apa yang datang dari Tuhannya.

Kata “Iman” berasal dari bahasa Arab “al-Iman” (اإلميان) . Kata ini diderivasi dari kata األمن lawan kata اخلوف. Dari kata ini diturunkan kata األمانة lawan kata اخليانة dan اإلميان lawan kata الكفر.

Page 17: PENGERTIAN TAUHIT

17

IMAN

Membenarkan apa yang telah digam-barkan atau dideskripsikan oleh Allah tentang diriNya, rasul-rasulNya, dengan tidak perlu pembahasan, tidak dibantah dan tidak perlu dipersoalkan, tidak ada penyerupaan, perumpama-an, serta tidak perlu ditafsirkan dan dita’wilkan.

Page 18: PENGERTIAN TAUHIT

18

IMAN: Antara Tashdiq, Iqrar, dan ‘Amal.

Ibnu ‘Abbas dan Abu Ja’far ar-Razi: Iman adalah tashdiq.

Ibnu Jarir: Iman adalah tashdiq, iqrar, dan ‘amal.

Ibnu Mas’ud : Asal dan dasar iman adalah yakin, yakin diperoleh dengan ma’rifah (ilmu).

Apakah iman itu tashdiq (membenarkan dalam hati), atau iqrar (pernyataan lisan), atau ‘amal(perbuatan)?

Page 19: PENGERTIAN TAUHIT

19

IMAN: Antara Tashdiq, Iqrar, dan ‘Amal.

Ulama Salaf: Iman adalah tashdiq, iqrar, dan‘amal (sebagai penyempurna).

Murji’ah: Iman adalah tashdiq dan iqrar.

Karamiah: Iman adalah ‘amal.

Muktazilah:Iman adalah tashdiq, iqrar, dan ‘amal (sebagai syarat sah).

Asy’ariah: Iman adalah tashdiq, iqrar dan ‘amaladalah cabang dari iman.

Maturidiah: Iman adalah tashdiq dan iqrar.

Page 20: PENGERTIAN TAUHIT

20

Kemampuan AKAL dan Konsep IMAN

Mu’tazilah: Kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui akal = Iman tidak berarti tashdiq, iman tidak pasif tetapi aktif.

‘Abd al-Jabbar: Iman bukanlah tashdiq dan bukan pulama’rifah, tetapi ‘amal yg timbul sebagai akibat dari mengetahui Tuhan. Iman adalah pelaksanaan perintah2

Tuhan.

Asy’ariyah: Kewajiban mengetahui Tuhan hanya dapat diketahui melalui wahyu = Iman bukanlah merupa-kan ma’rifah atau ‘amal tetapi tashdiq.

Al-Baghdadi: Iman ialah tashdiq tentang adanya Tuhan, rasul2 dan berita yang mereka bawa.

Page 21: PENGERTIAN TAUHIT

21

Kemampuan AKAL dan Konsep IMAN

Maturidiah Samarkand: Kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui akal = Iman lebih dari tashdiq.

Al-Maturidi: Iman adalah mengetahui Tuhan dalam ke-Tuhan-anNya; ma’rifah adalah mengetahui Tuhan dengan segala sifatNya; tauhid adalah mengetahui Tuhan dalam ke-Esa-anNya.

Maturidiah Bukhara: Kewajiban mengetahui Tuhan hanya dapat diketahui melalui wahyu = Iman tidak bisa mengambil bentuk ma’rifah atau ‘amal tetapi haruslah merupakan tashdiq.

Al-Bazdawi: Iman adalah menerima dalam hati dgn lidah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada yang serupa denganNya.

Page 22: PENGERTIAN TAUHIT

22

KUFUR

Kata “Kufur” berasal dari bahasa Arab al-Kufr(الكفر) . Kufur adalah lawan dari Iman. Pelakunya

disebut Kafir (الكافر) .

Kufur berarti mengingkari apa yang seharusnya diyakini, dipercayai (tashdiq); tidak mengetahui apa yang seharusnya diketahui (ma’rifah); tidak mengamalkan yang seharusnya diperbuat (‘amal),

maksiyat.

Page 23: PENGERTIAN TAUHIT

23

FASIQ

Kata “Fasiq” berasal dari kata benda bahasa Arab al-Fisq (الفسق) yang berati

“keluar” (الفسق) . Al-Fisq berarti keluar dari

ketaatan kepada allah dan rasulNya.

Pelakunya disebut Fasiq (الفاسق) , yakni

orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan cenderung melakukan maksiat.

Page 24: PENGERTIAN TAUHIT

24

NIFAQ

Kata “Nifaq” berasal dari bahasa Arab (النفاق) yang berati

berbeda antara yang ada di dalam batin dengan apa yang

ada di luarnya.

Pelakunya disebut munafiq (املنافق) , yakni orang yang

lisannya mengatakan percaya tetapi dalam hatinya tidak, mengingkari. Lain di mulut lain di hati.

Ciri orang munafiq: apabila berkata bohong, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya berkhianat.

Page 25: PENGERTIAN TAUHIT

25

SYIRK

Kata “Syirk” berasal dari bahasa Arab (الشرك) yang berati

mencampuradukan antara dua hal. Dalam terminologi akidah dimaksudkan menserikatkan atau menyekutukan Allah (أشرك باهلل) yakni menjadikan sesuatu selain Allah sebagai

sekutu bagi kekuasaan Allah.

Macam Syirk:

1. Syirk al-istiqlal, mengakui adanya tuhan yang saling terpisah.

2. Syirk at-tab’id, mengakui adanya oknum yang memiliki bagian kekuasaan sebagai tuhan.

3. Syirk at-taqrib, beribadah kepada selain Allah untuk memdekatkan diri kepadaNya

Page 26: PENGERTIAN TAUHIT

26

SYIRK

4. Syirk at-taqlid, beribadah kepada selain Allah karena ikut-ikutan.

5. Syirk al-asbab, menganggap adanya wajibul-wujud selain Allah.

6. Syirk al-agrad, beramal untuk tujuan selain Allah.

Macam Syirk (dari segi lain):

1. Syirk al-akbar, meyakini ada tuhan selain Allah.

2. Syirk al-asghar, beramal bukan karena Allah.

3. Syirk al-khafi, melakukan tindakan yang dapat mengurangi keyakinan akan keesaan Allah.

Page 27: PENGERTIAN TAUHIT

27

SYIRK

Syirk dari segi bentuknya, al:

1. Jimat dan guna-guna.

2. sesaji.

3. Ramalan.

4. Kata-kata “seandainya”

Page 28: PENGERTIAN TAUHIT

28

TAUHID ZAT, SIFAT, RUBUBIYAH, DAN ULUHIYAH.

Pembahasan pokok Ilmu Tauhid adalah: Zat Allah, sifatNya, perbuatanNya, KetuhananNya. Dari sini lahirlah:

Tauhid Zat artinya mengesakan Allah dari segi zatnya, esensinya.

Tauhid Sifat artinya mengesakan Allah dari segi sifat-sifatnya.

Tauhid Rububiyah artinya mengesakan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta dan Pemelihara.

Tauhid Uluhiyah artinya mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan tidak ada tuhan lain selain Dia.

Page 29: PENGERTIAN TAUHIT

29

TAUHID ZAT dan SIFAT

Zat adalah ‘sesuatu’ itu sendiri dan inti dari sesuatu itu. Zat adalah sesuatu yang berdiri sendiri. Zat adalah esensi, yakni hakekat sesuatu.Apakah Allah mempunyai Zat dan Sifat?Ulama Salaf dan Asy’ariah:Allah memiliki Zat maupun Sifat.Muktazilah:Allah memiliki Zat tapi tidak memiliki Sifat. Pemberian sifat kepada Allah membawa faham syirk, karena menimbulkan banyaknya yang kadim. Apa yang dikatakan sifat, sebenarnya adalah essensi Tuhan sendiri.

Page 30: PENGERTIAN TAUHIT

30

TAUHID ZAT dan SIFAT

Ibnu Sina:Zat Allah = Wujud Allah yang bersifat mutlak, tidak tersusun dari zat lain yang datang dari luar, berlainan dengan zat yang ada, tidak ada batasnya, tidak ada jenisnya, dan tidak terbagi-bagi.Wujud ada 3: wujud wajib, wujud mungkin, dan wujud mustahil.Wajibul-wujud tidak bersekutu dengan benda lain apapun juga, karena benda termasuk yang mungkin yang merupakan hasil ciptaan dari wajibul-wujud.Allah adalah wajib adaNya (al-wajib al-wujud)

Page 31: PENGERTIAN TAUHIT

31

TAUHID ZAT dan SIFAT

Al-Farabi:

Wujud ada 2: Wujud yang wajib dan yang mungkin.

Wujud yang wajib adalah wujud yang tidak mempunyai sebab untuk wujudnya.

Wujud yang mungkin adalah wujud yang memiliki sebab untuk wujudnya.

Al-Gazali:

Segala yang wujud di dunia ini selain Allah adalah badan (al-jism)dan sesuatu yang tidak tetap (‘arad), sedang Allah adalah Zat.

Page 32: PENGERTIAN TAUHIT

32

TAUHID ZAT dan SIFAT

Allah adalah wajibul-wujud bagi ZatNya, dan sifat wujud Allah adalah wajib dan lazim dalam ZatNya. Oleh karena itu wujud Zat Allah tidak boleh terhalang oleh tidak ada. Allah wujud karena ZatNya dan bukan karena yang lain. Wajibul-wujud Allah adalah wajibul-wujud bagi ZatNya yang tidak membutuhkan sesuatu pun selain Allah. Sebaliknya, wujudnya sesuatu selain Allah membutuhkan kepada wujud Zat Allah. Dengan demikian, Zat Allah adalah Esa, dan tidak ada yang menyerupainya.

Page 33: PENGERTIAN TAUHIT

33

AKIDAH POKOK DAN CABANG

AKIDAH POKOK ADALAH KEUTUHAN AKIDAH YANG

MENCAKUP ENAM RUKUN IMAN:

1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada Malaikat

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah

4. Iman kepada Rasul-rasul Allah

5. Iman kepada Hari Kiamat

6. Iman kepada Qada dan Qadar

Page 34: PENGERTIAN TAUHIT

34

AKIDAH POKOK DAN CABANG

AKIDAH CABANG ADALAH PENAFSIRAN DAN PEMAHAMAN

TERHADAP ASPEK-ASPEK AKIDAH POKOK YANG MENJADI

OBYEK PERSELISIHAN, MELIPUTI:

1. Tentang Tuhan

2. Tentang Malaikat

3. Tentang Wahyu/Kitab-kitab

4. Tentang Nabi dan Rasul

5. Tentang Takdir dan Sunnatullah

6. dll.

Page 35: PENGERTIAN TAUHIT

35

PERBEDAAN AKIDAH POKOK DAN

CABANG

AKIDAH POKOK :

1. Lahir dari kemapanan,

kesatuan dan keutuhan

keyakinan umat Islam

2. Terlepas dari kepentingan

kelompok

3. Berdasarkan al-Qur’an dan

as-Sunnah

4. Tidak menimbulkan

perbedaan pendapat

AKIDAH CABANG :

1. Lahir dari perbedaan

bahkan perpecahan umat

2. Terikat oleh kepentingan

kelompok

3. Berdasarkan penafsiran

dan pemahaman

4. Sumber perbedaan

pendapat

Page 36: PENGERTIAN TAUHIT

36

AKIDAH POKOK

Iman kepada Allah dengan segala sifat kesempurnaanNya:

1. Sifat Nafsiyah: wujud.

2. Sifat Salbiyah: qidam <> hudus, baqa’ <> fana, mukhalafah lil-hawadis <> mumatsalah lil-hawadis, qiyamuhu binafsihi <> ihtiyajuhu ila gairihi, wahdaniyah <> ta’addud.

3. Sifat Ma’ani: qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar, kalam.

4. Sifat Ma’nawiyah: kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu ‘aliman, kaunuhu hayyan, kaunuhu sami’an, kaunuhu bashiran, kaunuhu mutakalliman.

Page 37: PENGERTIAN TAUHIT

37

AKIDAH POKOK

Iman kepada Malaikat :

1. Jibril: menyampaikan wahyu Allah kepada Rasul dan Nabi.

2. Mikail: mengatur kesejahteraan mahluk

3. Izrail: mencabut nyawa

4. Munkar: menanyai manusia di alam kubur

5. Nakir: menanyai manusia di alam kubur

6. Raqib: mencatat amal kebaikan

7. Atid: mencatat amal keburukan

8. Israfil: meniup sengkala pada hari kiamat

9. Ridwan: menjaga surga

10.Malik: menjaga neraka.

Page 38: PENGERTIAN TAUHIT

38

AKIDAH POKOK

Iman kepada Kitab-kitab Allah :1. Taurat: diturunkan kepada Nabi Musa a.s.2. Zabur: diturunkan kepada Nabi Daud a.s.3. Injil: diturunkan kepada Nabi Isa a.s.4. Al-Qur’an: diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Keistimewaan al-Qur’an dari kitab sebelumnya:1. Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya2. Isi al-Qur’an mencakup seluruh persoalan3. Isi maupun redaksinya tidak ada tandingannya4. Terpelihara kemurniaannya sepanjang masa5. Petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam6. Paling banyak dibaca orang7. Membaca al-Qur’an bernilai ibadah

Page 39: PENGERTIAN TAUHIT

39

AKIDAH POKOK

Iman kepada Rasul-rasul Allah:1. Nabi Adam a.s.2. Nabi Idris a.s.3. Nabi Nuh a.s.4. Nabi Hud a.s.5. Nabi Saleh a.s.6. Nabi Ibrahim a.s.7. Nabi Luth a.s.8. Nabi Isma’il a.s.9. Nabi Ishaq a.s.10.Nabi Ya’qub a.s.11.Nabi Yusuf a.s.12.Nabi Ayyub a.s.13.Nabi Syu’aib a.s.

14. Nabi Musa a.s.15. Nabi Harun a.s.16. Nabi Zulkifli a.s.17. Nabi Daud a.s.18. Nabi Sulaiman a.s.19. Nabi Ilyas a.s.20. Nabi Ilyasa a.s.21. Nabi Yunus a.s.22. Nabi Zakaria a.s.23. Nabi Yahya a.s.24. Nabi Isa a.s.25. Nabi Muhammad saw. Ulul Azmi

Page 40: PENGERTIAN TAUHIT

40

CORAK PERBEDAAN PENDAPAT

DI KALANGAN KAUM MUSLIMIN

PERBEDAAN PENDAPAT TIDAK MENGENAI INTI AGAMA,

MEREKA SEPAKAT TENTANG:

1. Keesaan Tuhan.

2. Kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Tuhan.

3. Kedudukan al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat yang

diriwayatkan secara mutawatir.

4. Rukun Islam

5. Hal-hal yang dibawa oleh agama secara pasti dan jelas.

Page 41: PENGERTIAN TAUHIT

41

FAKTOR PENYEBAB PERSELISIHAN

KAUM MUSLIMIN

DI SAMPING FAKTOR KEMANUSIAAN SECARA UMUM, PERSELISIHAN DISEBABKAN KARENA:

1. Fanatik kesukuan dan ke-Araban.

2. Perebutan kekuasaan.

3. Pengaruh agama lain.

4. Penerjemahan buku-buku filsafat.

5. Merebaknya pembahasan soal-soal yang pelik dan rumit.

6. Interpretasi terhadap ayat Mutasyabihat dalam al-Qur’an.

7. Jurisprudensi dalam hukum Islam.

Page 42: PENGERTIAN TAUHIT

42

WILAYAH/LAPANGAN PERSELISIHAN

KAUM MUSLIMIN

ALIRAN-ALIRAN YANG BERKEMBANG DI KALANGAN KAUM

MUSLIMIN DAPAT DIKATEGORIKAN DALAM TIGA

WILAYAH:

1. POLITIK: Syi’ah, Khawarij, Jumhur.

2. TEOLOGI ISLAM (KALAM): Muktazilah, Asy’ariah, Maturidiah.

3. HUKUM ISLAM (FIKIH): Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali, Zahiri,

Syi’ah.

Page 43: PENGERTIAN TAUHIT

43

DASAR-DASAR PENGGOLONGAN DALAM

TEOLOGI ISLAM

EMPAT PERSOALAN POKOK:

1. SIFAT-SIFAT TUHAN dan peng-ESA-annya.

Asy’ariyah, Karramiyah, Mujassimah, dan Muktazilah.

2. QADAR DAN KEADILAN TUHAN.

Qadariyah, Nijariyah, Jabariyah, Asy’ariyah, Karramiah

3. JANJI DAN ANCAMAN, NAMA DAN HUKUM (Iman dan batas-batasnya).

Murji’ah, Wa’idiyah, Muktazilah, Asy’ariyah, Karramiah.

4. WAHYU DAN AKAL, KEUTUSAN NABI, dan IMAMAH.

Syi’ah, Khawarij, Muktazilah, Karramiyah, Asy’ariah.

Page 44: PENGERTIAN TAUHIT

44

EMPAT ALIRAN POKOK

Aliran-aliran dalam Islam itu banyak kemiripannya, oleh karena

itu Asy-Syikhristani meringkasnya menjadi 4 aliran pokok:

1. QADARIYAH

2. SIFATIYAH

3. KHAWARIJ

4. SYI’AH

Page 45: PENGERTIAN TAUHIT

45

MOTIF/SEBAB BERDIRINYA ALIRAN DALAM ISLAM

DUA MOTIF BERDIRINYA ALIRAN DALAM ISLAM:

1. POLITIK: KHILAFAH DAN IMAMAH.

2. AGAMA: KEPERCAYAAN.

ALIRAN POLITIK DALAM ISLAM TIDAK LAGI MURNI POLITIK SEBAGAIMANA AWAL BERDIRINYA, KARENA POLITIK DALAM ISLAM BERTALIAN ERAT DENGAN AGAMA, BAHKAN AGAMA MENJADI POROSNYA.

PIKIRAN POLITIK DLM ISLAM BERKISAR SEKITAR AJARAN AGAMA BAHKAN DEKAT DGN DASAR-DASAR AGAMA.

Page 46: PENGERTIAN TAUHIT

46

KERANGKA BERPIKIR

ALIRAN KALAM

KERANGKA BERPIKIR TRADISIONAL:

1. Terikat pada dogma-dogma dan ayat-ayat yang mengandung arti zhanni.

2. Tidak memberikan kebebasan kepada manusia dalam berkehendak dan berbuat.

3. Memberikan daya yang kecil/lemah kepada akal.

KERANGKA BERPIKIR RASIONAL:

1. Hanya terikat pada dogma yang jelas dan tegas disebut dalam al-Qur’an dan Hadis Nabi saw (dalil qath’i).

2. Memberi kebebasan kepada manusia dalam berbuat dan berkehendak.

3. Memberikan daya yang kuat kepada akal.

Page 47: PENGERTIAN TAUHIT

47

AKIBAT PERBEDAAN

KERANGKA BERPIKIR

DAMPAK PERBEDAAN KERANGKA BERPIKIR MELAHIRKAN FAHAM

1. Antroposentris, hakikat realitas transenden bersifat intrakosmos dan impersonal. Artinya berhubungan erat dengan masyarakat kosmos, baik yang natural maupun yang supranatural dalam arti unsur-unsurnya. Manusia antroposentris sangat dinamis karena menganggap hakikat realitas transenden yang bersifat intrakosmos dan impersonal datang kepada manusia alam bentuk daya sejak lahir. Daya itu berupa potensi yang menjadikannya mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk/jahat. Manusia mempunyai kebebasan mutlak tanpa campur tangan realitas transenden. Termasuk dalam kategori ini: Qadariyah, Muktazilah, dan Syi’ah.

Page 48: PENGERTIAN TAUHIT

48

AKIBAT PERBEDAAN

KERANGKA BERPIKIR

2. Teosentris, hakikat realitas transenden bersifat suprakosmos,

personal, dan ketuhanan. Tuhan adalah pencipta segala

sesuatu yang ada di kosmos ini yang mampu berbuat apa saja

secara mutlak. Manusia adalah ciptaanNya yang segera

kembali kepadaNya. Manusia harus mampu meningkatkan

keselarasan dengan realitas tertinggi dan transenden melalui

ketakwaan. Menusia teosentris statis karena pasrah. Segala

perbuatannya hakekatnya aktivitas Tuhan, ia tidak punya

pilihan. Potensi baik dan jahat bisa datang sewaktu-waktu dari

Tuhan. Termasuk dalam kategori ini adalah Jabariyah.

Page 49: PENGERTIAN TAUHIT

49

AKIBAT PERBEDAAN

KERANGKA BERPIKIR

3. Konvergensi atau Sintesis, hakikat realitas transenden bersifat supra sekaligus intrakosmos, personal dan impersonal, lahut dan nasut, mahluk dan Tuhan, baik dan jahat, fana dan abadi, konkrit dan abstrak, dan sifat-sifat lain yang dikotomis. Kosmos termasuk manusia adalah tajali atau cermin asma dan sifat-sifat realitas mutlak yang beragam itu. Eksistensi kosmos pada dasarnya adalah penyingkapan asma dan sifat-sifatNya yang azali.Daya menusia merupakan proses kerjasama antara daya yang transendental (Tuhan) dalam bentuk kebijaksanaan dan daya temporal (manusia) dalam bentuk teknis. Kebahagiaan terletak pada kemampuan membuat pendulum selalu berada di tengah antara berbagai ekstrimitas. Termasuk dalam kategori ini adalah Asy’ariyah.

Page 50: PENGERTIAN TAUHIT

50

AKIBAT PERBEDAAN

KERANGKA BERPIKIR

4. Nihilis, hakikat realitas transenden hanyalah ilusi. Menolak Tuhan yang mutlak, tetapi menerima berbagai variasi Tuhan kosmos. Manusia hanyalah bintik kecil dari aktivitas mekanisme dalam suatu masyarakat yang serba kebetulan. Kekuatan terletak pada kecerdikan diri manusia sendiri sehingga mampu melakukan yang terbaik dari tawaran yang terburuk.

Page 51: PENGERTIAN TAUHIT

51

KHAWARIJ

•Khawarij kharaja = keluar

•Khawarij = orang-orang yang keluar meninggalkan barisan Ali bin

Abi Thalib karena tidak sepakat dengan keputusan Ali menerima

Tahkim (arbitrase) dalam perang Siffin pada tahun 37 H/648 M

•Mereka menyebut dirinya Syurah, artinya orang yang sedia

mengorbankan dirinya untuk memperoleh keridaan Allah.

•Disebut juga Haruriah karena pertama kali berkumpul di satu desa,

dekat kota Kufah, bernama Harura.

•Pemimpin pertama Khawarij: Abdullah bin Shahab ar-Rasyibi.

Page 52: PENGERTIAN TAUHIT

52

KHAWARIJ

DOKTRIN POKOK KHAWARIJ:

1. Khalifah dipilih oleh umat Islam

2. Khalifah tidak harus keturunan Arab

3. Khalifah seumur hidup kecuali kalau tidak adil/melanggar harus dijatuhkan.

4. Khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib sah, tetapi Utsman setelah tahun ke-7 dari

kekhalifahannya telah menyeleweng.

5. Khalifah Ali sah, tetapi setelah tahkim ia menyeleweng.

6. Muawiyah, Amr bin al-Ash, dan Abu Musa al-Asy’ari menyeleweng dan telah menjadi kafir.

7. Pasukan perang Jamal yang melawan Ali adalah kafir.

8. Seorang yang berdosa besar tidak mukmin lagi sehingga harus dibunuh.

9. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan kelompok mereka.

Page 53: PENGERTIAN TAUHIT

53

KHAWARIJ

10. Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.

11. Al-Wa’d wa al-Wa’id (orang baik wajib masuk syurga, orang jahat wajib masuk neraka).

12. Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

13. Menakwilkan ayat mutasyabihat.

14. Al-Qur’an adalah makhluk.

15. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.

Page 54: PENGERTIAN TAUHIT

54

KHAWARIJ

SEKTE-SEKTE KHAWARIJ:

1. Al-Muhakkimah. Kelompok asli Khawarij.

2. Al-Azariqah. Khalifah pertamanya Nafi’ bin Azraq (w. 686 M), digelari Amir al-Mukminin.

3. An-Najdat. Tokohnya Abu Fudaik dan Najdah (imam pertama mereka). Membawa faham

taqiyah (merahasiakan dan tidak menyatakan keyakinan untuk keamanan diri seseorang).

4. Al-’Ajaridah. Tokohnya ‘Abdul Karim bin ‘Ajrad. Tidak mengakui surat Yusuf sbg bagian

dari al-Qur’an.

5. As-Sufriyah. Tokohnya Ziad bin al-Asfar. Taqiyah hanya lisan. Wanita muslimah boleh

nikah dengan laki-laki kafir di daerah bukan Islam.

6. Al-Ibadiyah. Tokohnya ‘Abdullah bin ‘Ibad. Pecahan dari al-Azariqah.

7. Al-Baihasiyah.

8. As-Salabiyah.

Page 55: PENGERTIAN TAUHIT

55

KHAWARIJ

INDIKASI ALIRAN KHAWARIJ:

1. Mudah mengkafirkan orang Islam yang tidak sefaham dengan mereka.

2. Islam yang benar adalah Islam yang mereka fahami dan amalkan.

3. Mengangkat pemimpin hanya dari kelompok mereka.

4. Fanatik dalam memegangi fahamnya.

5. Mewajibkan mengembalikan orang-orang yang tersesat kepada Islam yang sebenarnya

sebagaimana mereka fahami.

Page 56: PENGERTIAN TAUHIT

56

MURJI’AH

• Murji’ah arja’a = menunda, menangguhkan, mengharapkan.• Murji’ah = orang-orang yang menunda penjelasan status hukum

seseorang yang bersengketa, yakni Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing, ke hari kiamat kelak.

Munculnya faham murji’ah:• Bersamaan dengan peristiwa tahkim yang melahirkan kelompok

Syi’ah yang tetap setia kepada Ali, Khawarij yang keluar dari Ali dan memandang Ali telah berbuat dosa besar dan menjadi kafir, kelompok lain yang berpendapat pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah Dia akan mengampuninya atau tidak.

Page 57: PENGERTIAN TAUHIT

57

MURJI’AH

Munculnya faham murji’ah:

• Bersamaan dengan peristiwa tahkim yang melahirkan kelompok Syi’ah yang

tetap setia kepada Ali, Khawarij yang keluar dari Ali dan memandang Ali telah

berbuat dosa besar dan menjadi kafir, kelompok lain yang berpendapat

pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya diserahkan

kepada Allah, apakah Dia akan mengampuninya atau tidak.

• Muncul sebagai gerakan politik yang dibawa oleh al-Hasan bin Muhammad al-

Hanafiyah, cucu Ali bin Abi Thalib, sekitar tahun 695 M. Sebagai respon

masuknya faham Syi’ah ke Kufah dan munculnya klaim Ibnu Zubair sebagai

khalifah di Mekah muncullah gagasan irja’. Al-Hasan membuat surat pendek

yang intinya menangguhkan keputusan atas persoalan konflik Ali, Muawiyah,

dan Zubair.

Page 58: PENGERTIAN TAUHIT

58

MURJI’AH

Doktrin Pokok Murji’ah:

• Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, Abu Musa

al-Asy’ari dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.

• Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang

bebuat dosa besar.

• Meletakkan (pentingnya) iman daripada amal. Dasar keselamatan

adalah iman semata.

• Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar

untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.

Page 59: PENGERTIAN TAUHIT

59

MURJI’AH

Sekte-sekte Murji’ah:• Ekstrim: Jahmiyah, kelompok Jahm bin Shafwan, orang yang percaya kepada

Tuhan kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan tidak menjadi

kafir karena iman dan kufur itu bertempat dalam hati bukan pada bagian

lain dalam tubuh manusia.

Shalihiyah, kelompok Abu Hasan ash-Shalihi, iman adalah mengetahui

Tuhan, sedangkan kufur adalah tidak tahu Tuhan. Salat bukan merupakan

ibadah kepada Allah, ibadah adalah iman kepadaNya dalam arti

mengetahui Tuhan. Salat, puasa, zakat, dsb hanya menggambarkan

kepatuhan saja bukan merupakan ibadat kepada Allah.

Page 60: PENGERTIAN TAUHIT

60

MURJI’AH

Yunusiyah dan Ubaidiyah, kelompok Yunus as-Samary, berpendapat melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugikan orang yang bersangkutan.

Hasaniyah, berpendapat bahwa orang yang mengatakan “Saya tahu bahwa Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini”, orang demikian tetap mukmin bukan kafir.

• Moderat: orang yang berdosa besar bukan kafir dan tidak kekal dalam neraka, ia dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya, bisa juga tidak masuk neraka karena Tuhan mengampuninya.

Page 61: PENGERTIAN TAUHIT

61

QADARIYAH

• Qadariyah qadara = kemampuan dan kekuatan.

• Qadariyah = kelompok orang yang percaya bahwa segala

tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Setiap

orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya. Manusia

memiliki kebebasan dan kekuatan untuk mewujudkan

perbuatannya.

• Tokohnya: Ma’bad al-Jauhani dan Ghailan ad-Dimasyqy.

Page 62: PENGERTIAN TAUHIT

62

QADARIYAH

Doktrin Pokok Qadariyah:• Segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendak dan

kemampuannya sendiri. Ia berhak atas pahala karena kebaikan

yang dilakukannya dan siksa karena kejahatan yang dilakukannya.

• Takdir adalah ketentuan Allah yang diciptakanNya bagi alam

semesta serta seluruh isinya, sejak azali, yaitu hukum yang dalam

istilah al-Qur’an sunnatullah.

Page 63: PENGERTIAN TAUHIT

63

JABARIYAH

• Jabariyah jabara = memaksa .

• Jabariyah = kelompok orang yang memiliki faham bahwa

perbuatan manusia telah ditentukan sejak semula oleh qada

dan qadarTuhan.

• Tokohnya: Ja’ad bin Dirham, Jahm bin Shafwan, Husain bin

Muhammad an-Najjar, dan Ja’d bin Dirrar.

• Faham jabariyah telah muncul sejak awal Islam, tetapi

berkembang menjadi aliran atau pola pikir dipelajari dan

dikembangkan pada masa Daulah Bani Umayah.

Page 64: PENGERTIAN TAUHIT

64

JABARIYAH

Doktrin Pokok Jabariyah:• Manusia tidak mampu berbuat apa-apa [Jahm bin Shafwan].

Manusia serba terpaksa oleh Tuhan dalam segala hal [Ja’d bin Dirham].

• Surga dan neraka tidak kekal [Jahm bin Shafwan].• Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati [Jahm bin

Shafwan].• Kalam Tuhan atau al-Qur’an adalah makhluk [Jahm bin Shafwan

dan Ja’d bin Dirham].• Allah tidak memiliki sifat yang serupa dengan makhluk [Ja’d bin

Dirham].

Page 65: PENGERTIAN TAUHIT

65

MUKTAZILAH

• Mu’tazilah I’tazala = berpisah atau memisahkan diri, menjauh atau menjauhkan diri.

• Muktazilah = Kelompok orang yang membawa persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan yang dibawa oleh Khawarij dan Murji’ah. Ia muncul sebagai respon terhadap faham Khawarij dan Murji’ah tentang pemberian status kafir kepada orang yang berbuat dosa besar.

• Penyebutan muktazilah diberikan kepada dua kelompok:

Pertama, mengacu pada kasus:

Peristiwa keluarnya Wasil bin Atha’ dan Amr bin Ubaid dari

pendapat Hasan al-Basri di masjid Basrah.

Page 66: PENGERTIAN TAUHIT

66

MUKTAZILAH

Wasil bin Atha’ dan Amr bin Ubaid diusir oleh Hasan al-Basri

dari majlisnya karena pertikaian tentang masalah qadar dan

orang yang berdosa besar. Keduanya menjauhkan diri dari

Hasan al-Basri.

Qatadah bin Da’amah masuk majelis Amr bin Ubaid yang

dikiranya majlis Hasan al-Basri. Setelah tahu ia mengatakan

“ini kaum muktazilah”.

Kedua, mengacu pada kelompok orang yang tidak mau terlibat

dalam pertikaian Usman bin Affan dan ali bin Abi Thalib. Mereka

menjauhkan diri dari kelompok Ali maupun Usman.

Page 67: PENGERTIAN TAUHIT

67

MUKTAZILAH

Doktrin Muktazilah (dikenal dengan al-ushul al-khamsah):

At-Tauhid, ke-Maha Esa-an Tuhan. Tuhan merupakan suatu zat

yang unik, tidak ada yang serupa denganNya. Menolak faham

antropomorfisme, menolak bahwa Tuhan dapat dilihat manusia di

akhirat. Hanya zat Tuhan yang qadim, meniadakan sifat-sifat

Tuhan yang mempunyai wujud sendiri di luar zat Tuhan. Sifat-sifat

Tuhan merupakan esensi Tuhan. Sifat Tuhan:

Sifat Zatiyah: sifat yang merupakan esensi Tuhan.

Sifat Fi’liyah: sifat yang merupakan perbuatan Tuhan.

Page 68: PENGERTIAN TAUHIT

68

MUKTAZILAH

Al-’Adl, ke-Maha Adil-an Tuhan. Tuhan tidak bisa berbuat zalim, tidak berdusta, tidak berbuat buruk, tidak melupakan apa yang wajib dikerjakanNya. Tuhan memberi daya kepada manusia untuk dapat memikul beban-bebannya. Tuhan memberi pahala dan siksa atas segala apa yang diperbuat oleh manusia. Manusia berbuat atas kehendak dan kuasanya sendiri, oleh karenanya manusia bertanggung-jawab atas segala apa yang diperbuatnya. Tuhan wajib mendatangkan yang baik bahkan yang terbaik bagi manusia (faham lutf atau rahmat Tuhan: ash-shalah wa al-ashlah).Tuhan wajib mengutus rasul yang membawa ajaranNya.

Page 69: PENGERTIAN TAUHIT

69

MUKTAZILAH

Al-’Wa’d wa al-Wa’id, janji dan ancaman Tuhan. Tuhan wajib memberi pahala kepada siapa yang berbuat baik dan menghukum siapa yang berbuat buruk/jahat.

Al-Manzilah bain al-Manzilatain, posisi tengah di antara dua posisi. Pembuat dosa besar bukanlah kafir karena ia masih percaya kepada Tuhan dan Nabi Muhammad saw. Bukan pula mukmin karena imannya tidak lagi sempurna.Pembuat dosa besar dan belum bertobat adalah fasiq. Karena bukan mukmin, ia tidak bisa masuk surga. Karena bukan kafir, ia tidak pantas masuk neraka. Karena tidak ada tempat lain, ia masuk neraka tetapi lebih ringan dari kafir.

Page 70: PENGERTIAN TAUHIT

70

MUKTAZILAH

Al-Amr bi al-Ma’ruf wa an-Nahy an al-Munkar, menyuruh kepada kebajikan dan melarang keburukan. Syaratnya:

Mengatahui perbuatan yang ma’ruf dan yang munkar. Mengetahui bahwa kemungkaran telah nyata dilakukan. Mengetahui bahwa perbuatan amr ma’ruf nahi munkar itu tidak

membawa madarat yang lebih besar. Mengetahui bahwa tindakannya tidak akan membahayakan

dirinya dan hartanya.

Al-Amr bi al-Ma’ruf wa an-Nahy an al-Munkar, jika diperlukan

dapat dilakukan dengan kekerasan.

Page 71: PENGERTIAN TAUHIT

71

ASY’ARIYAH

• Asy’ariyah mengacu kepada nama tokoh pendirinya, Abu al-Hasan Ali bin Isma’il bin Ishaq bin Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa al-Asy’ari.

• Al-Asy’ari adalah pengikut Muktazilah, namun pada usia 40 tahun ia keluar dan mempunyai faham sendiri yang berbeda dengan faham muktazilah.

Doktrin Pokok Asy’ariyah: Tuhan memiliki sifat tetapi tidak dapat dibandingkan dengan sifat

makhlukNya. Sifat Tuhan berbeda dengan Tuhan sendiri, meskipun hakikatnya tidak terpisah dari esensiNya.

Page 72: PENGERTIAN TAUHIT

72

ASY’ARIYAH

Tuhan memiliki sifat tetapi tidak dapat dibandingkan dengan sifat makhlukNya. Sifat Tuhan berbeda dengan Tuhan sendiri, meskipun hakikatnya tidak terpisah dari esensiNya.

Tuhan pencipta perbuatan manusia sedangkan manusia sendiri yang mengupayakannya.

Wahyu lebih utama daripada akal. Baik dann buruk sesuatu hanya karena petunjuk wahyu. Al-Qur’an tidak diciptakan. Allah dapat dilihat di akhirat kelak tanpa digambarkan caranya. Tidak ada kewajiban bagi Tuhan. Orang berdosa besar tetap mukmin.

Page 73: PENGERTIAN TAUHIT

73

MATURIDIYAH

• Maturidiyah mengacu kepada nama tokoh pendirinya, Abu Manshur al-Maturidi (w. 333 H/944 M) dilahirkan di Maturid, Samarkand.

Doktrin Pokok Maturidiyah: Akal dapat mengetahui baik dan buruk perbuatan, tetapi akal tidak

mampu memerintahkan untuk melakukan perbuatan baik dan melarang perbuatan buruk, perintah maupun larangan hanya diketahui melalui wahyu.

Tuhan menciptakan daya pada manusia dan manusia bebas memakainya.

Kehendak dan perbuatan Tuhan sesuai dengan hikmah dan keadilan yang diciptakanNya.

Page 74: PENGERTIAN TAUHIT

74

MATURIDIYAH

Tuhan memiliki sifat, sifat Tuhan bukan esensi Tuhan dan bukan pula lain dari esensiNya.

Tuhan dapat dilihat di akhirat kelak tetapi bila kaifa. Kalam nafsi adalah qadim sedangkan kalam yang tersusun dari

huruf dan suara adalah hadis (baru). Pelaku dosa besar tidak kekal di dalam neraka meskipun mati

sebelum bertobat. Iman adalah tashdiq dan iqrar, sedangkan amal hanyalah

penyempurna iman.