pengertian sistol diastol

6
Nama : Yurike Fitria Sari Nim : 111610101082 PENGERTIAN SISTOL DIASTOL DAN OTOT JANTUNG 1. Pengertian Sistol dan Diastol Jantung bekerja melalui mekanisme secara berulang dan berlangsung terus menerus yang juga disebut sebagai sebuah siklus jantung sehingga secara visual terlihat atau disebut sebagai denyut jantung. Melalui mekanisme berselang-seling, jantung berkonstraksi untuk mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi guna pengisian darah. Secara siklus, jantung melakukan sebuah periode sistol yaitu periode saat berkontraksi dan mengosongkan isinya (darah), dan periode diastol yaitu periode yang melakukan relaksasi dan pengisian darah pada jantung. Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi juga dikenal sebagai tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan

Upload: yurike-fitria-sari

Post on 14-Aug-2015

7.156 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sistol diastol

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Sistol Diastol

Nama : Yurike Fitria Sari

Nim : 111610101082

PENGERTIAN SISTOL DIASTOL

DAN OTOT JANTUNG

1. Pengertian Sistol dan Diastol

Jantung bekerja melalui mekanisme secara berulang dan berlangsung terus

menerus yang juga disebut sebagai sebuah siklus jantung sehingga secara visual

terlihat atau disebut sebagai denyut jantung. Melalui mekanisme berselang-seling,

jantung berkonstraksi untuk mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi

guna pengisian darah. Secara siklus, jantung melakukan sebuah periode sistol

yaitu periode saat berkontraksi dan mengosongkan isinya (darah), dan periode

diastol yaitu periode yang melakukan relaksasi dan pengisian darah pada jantung.

Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan

darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi juga dikenal sebagai

tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan

tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan

sistolik dan diastolik ini diukur ketika Anda memeriksakan tekanan darah.

Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk tiap individu. Namun, secara

umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang dewasa ( ≥18 tahun) adalah

120/80, angka 120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80 disebut tekanan

diastolik. Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal.

Jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah

tinggi/hipertensi. Sebaliknya, jika kurang dari nilai normal, orang tersebut

menderita tekanan darah rendah/hipotensi.

Untuk pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer,

bunyi korotkoff yang pertama, yaitu bunyi lub dup yang pertama akibat adanya

Page 2: Pengertian Sistol Diastol

penenkanan pada pembuluh arteri akan dideteksi dan harga tekanan saat itu sama

dengan harga tekanan sistol( tekanan atas) . Bunyi korotkoff ke IV atau ke V yang

terdeteksi yaitu bunyi lub dup yang hampir hilang, tekanannya sama dengan

tekanan diastol (tekanan bawah )

2. Otot Jantung

Otot Jantung hanya ditemukan di Jantung. Otot ini bergaris seperti otot

rangka tetapi perbedaanya adalah bahwa serabutnya bercabang dan mengadakan

anastomose. Anastomose adalah bersambungan satu sama lain, tersusun

memanjang, beriri merah khas dan tak dapat dikendalikan secara kemauan. Pada

otot jantung terdapat diskus interkalaris yang tersusun melintang secara teratur

sepanjang serat yang merupakan ciri khas dari otot jantung ini. Jantung manusia

berdetak 60 – 100 kali permenit seumur hidup dan cara kerjanya secara miogenik.

Otot Jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis

dan ritmis tanpa tergantung ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam

ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogenik. Stimulus awal

untuk terjadinya kontraksi jantung berasal dari jantung itu sendiri yaitu dari nodus

sinoatrial (SA node), bukan dari sistem saraf. Pompa jantung ini bersifat otomatis

dan bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan jaringan tubuh terhadap oksigen

dan nutrisi. Setiap sel miokardium dipisahkan oleh diskus interkalaris yang

memungkinkan perambatan terjadi dengan sangat cepat dan Miokardium

mempunyai daya tahan kontraksi lebih lama dari otot rangka.

Sel otot jantung melakukan kontraksi dengan tujuan untuk memompa

darah yang dicetuskan oleh sebuah potensial aksi dan menyebar melalui

membransel otot. Ketika melakukan kontraksi, jantung menjadi berdenyut secara

“berirama”, hal ini akibat dari adanya potensial aksi yang ditimbulkan oleh

kegiatan diri jantung itu sendiri. Kejadian tersebut diakibatkan karena jantung

memiliki sebuah mekanisme untuk mengalirkan listrik yang ditimbulkannya

sendiri untuk melakukan kontraksi atau memompa dan melakukan relaksasi.

Mekanisme aliran listrik yang menimbulkan aksi tersebut dipengaruhi oleh

beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Sehingga apabila didalam

Page 3: Pengertian Sistol Diastol

tubuh terjadi gangguan pada kadar elektrolit tersebut maka akan menimbulkan

gangguan pula pada mekanisme aliran listrik pada jantung manusia

Perjalanan aliran listrik pada jantung adalah sebagai berikut :

Impuls listrik meninggalkan Sinoatrium Node (SA) menuju atrium kanan

dan kiri. hingga kedua atrium bisa berkontraksi dalam waktu yang sama. Proses

ini memakan waktu 0,4 detik. Pada saat atrium kanan dan kiri berkontraksi,

ventrikel akan terisi darah kemudian kembali mengalir ke Atrioventricular

Node(AV node) yang kemudian disebarkan ke kumpulan serabut yang berada

disebalah kanan dan kiri jantung sampai ke serat Purkinje yang berada di ventrikel

kanan dan kiri jantung hingga membuat kedua ventrikel berkontraksi

bersamaan.Seluruh jaringan listrik pada jantung mampu menghasilkan impuls

listrik. Namun SA node memiliki kemampuan yang paling besar. Pencetus listrik

pada jantung memang mampu mengakomodir kebutuhan jantung untuk mampu

berkontraksi terus dalam rentang waktu yang panjang. Terdapat serabut saraf yang

mampu mengubah arus listrik yang dihasilkan serta membuat perubahan pada

kekuatan kontraksi jantung. Saraf yang dimaksud adalah bagian dari susunan saraf

otonom. Susunan saraf otonom sendiri terdiri dari 2 bagian : sistem saraf simpatik

dan sistem saraf parasimpatik.

Dalam keadaan istirahat, sel jantung berada dalam keadaan terpolarisasi

secara elektris, yaitu bagian dalamnya bermuatan lebih negatif dibandingkan

bagian luarnya. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa membran yang menjamin

agar ion-ion terutama kalium, natrium klorida, dan kalsium untuk

mempertahankan bagian dalam sel supaya tetap bersifat negatif. Sel jantung dapat

kehilangan negativitas internalnya dalam suatu proses yang dinamakan

depolarisasi. Depolarisasi ini merupakan kejadian yang penting pada jantung.

Depolarisasi berjalan dari satu sel ke sel lain sehingga menghasilkan gelombang

depolarisasi yang dapat berjalan ke seluruh bagian jantung. Gelombang

depolarisasi ini menggambarkan aliran listrik yakni arus listrik yang dapat

dideteksi dengan elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.

Sesudah depolarisasi selesai, sel jantung mampu memulihkan polaritas

istirahatnya melalui sebuah proses yang dinamakan repolarisasi.

Page 4: Pengertian Sistol Diastol

Meskipun pengawalan setiap denyut jantung adalah miogenik, jantung

dipersarafi dan kecepatannya dimodulasi oleh saraf otonom. Serat saraf

parasimpatis dari vagus dan serat dari batang simpatis membentuk pleksus yang

luas di dasar jantung. Sel ganglion dan banyak akson saraf dijumpai dalam

dinding atrium kanan terutama di daerah nodus sinotrial dan atrioventrikular.

Denyut jantung diperlambat oleh rangsang vagus dan dipercepat oleh rangsang

saraf simpatis. Susunan saraf otonom berfungsi pada miokard secara tidak

langsung dengan memodifikasi irama inheren dar pemacu jantung.

DAFTAR PUSTAKA

Bloom dan Fachet. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC

Ethel Slonane. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC

Evelyn C. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta : Gramedia