pengertian-simulasi

Upload: jowckho-jack-bushido

Post on 03-Mar-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjgil

TRANSCRIPT

1. Pengertian SimulasiSimulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu (Wina Sanjaya, 2008). Menurut Pudyo (2002), Simulasi atau bermain peran adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa mempelajari fakta, konsep, atau prinsip tertentu melalui pengalaman yang terdramatisasikan. Sementara menurut Sri Anitah (2007), metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar. Dalam praktiknya teknik simulasi dapat mengambil bentuk bermain peran, seperti seorang murid perempuan bermain peran sebagai ibu, atau murid laki-bermain peran sebagai ayah. Selain itu, simulasi dapat pula mengambil bentuk permainan sandiwara dengan melibatkan sejumlah orang yang masing-masing memainkan perannya sesuai scenario yang di tetapkan. Simulasi tersebut kemudian di analisis bersama untuk diketahui pesan ajaran yang terkandung didalamnya dan disimpulkan (Abuddin Nata, 2009). Dengan kata lain sistem simulasi adalah tingkah laku seseorang berlaku seperti orang yang dimaksud. Dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itumerasa dan berbuat sesuatu.2. Prinsip Pembelajaran dengan SimulasiDalam pelajaran IPA dengan metode simulasi, siswa-siswi diminta untuk bermain drama. Dalam permainan drama itu, siswa-siswi yang terlibat ditugaskan untuk memainkan peran dari orang, benda, kejadian, atau situasi alam yang menjadi bagian dari fakta, konsep, atau prinsip. Misalnya dalam pembelajaran perputaran (rotasi) dan peredaran (revolusi) bumi dan bulan dalam sistem tata surya, siswa ditugaskan untuk menjadi matahari, bumi, dan bulan. Menurut Pudyo (2002), selama simulasi peran, guru harus membuat perencanaan, membuat struktur, merancang vasilitas, dan berdiskusi mengenai peran-peran yang dimainkan bersama atau oleh siswa. Tahap-tahap pokok yang perlu diikuti oleh guru agar dapat mengimplementasikan suatu kegiatan simulasi adalah : (1) menjelaskan tugas, (2) mendeskripsikan peran-peran yang dimainkan dan mengidentifikasikan permainan, (3) memberi kesempatan kepada pemain untuk menyiapkan interpretasinya dan membantu pemain jika diperlukan, (4) memberi kesempatan kepada siswa untuk menjalankan kegiatan bermain peran, dan (5) memberi kesempatan berdiskusi tentang kegiatan, menggali implikasinya.Sedangkan menurut Ramayulis (2012), agar Pemakaian simulasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam pelaksanaanya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:a. simulasi itu dilakukan oleh kelompok peserta didik dan setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melaksanakan simulasi yang sama maupun berbeda,b. semua peserta didik harus dilibatkan sesuai peranannya,c. penentuan topik dapat dibicarakan bersama,d. petunjuk simulasi terlebih dahulu disiapkan secara terperinci atau secara garis besarnya, tergantung pada bentuk dan tujuan simulasi,e. dalam kegiatan simulasi hendaknya mencakup semua ranah pembelajaran; baik kognitif, afektif maupun psikomotorik,f. simulasi adalah latihan keterampilan agar dapat menghadapi kenyataan dengan baik,g. simulasi harus menggambarkan situasi yang lengkap dan proses yang berurutan yang diperkiran terjadi dalam situasi yang sesungguhnya, dan h. hendaknya dapat diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu , terjadinya proses sebab akibat, pemecahan masalah dan sebagainya.

Prinsip-prinsip tersebut harus menjadi acuan dalam pelaksanaan simulasi agar benar-benar dapat dilakukan sesuai konsep simulasi. Prinsip ini berlaku dalam setiap mata pelajaran dengan standar kompetensi yang berhubungan dengan peristiwa nyata. Oleh sebab itu tidak semua mata pelajaran, kompetensi dasar, indikator, dan topik pembelajaran berbagai mata pelajaran dapat digunakan dengan simulasi. Disinilah pentingnya pemahamandan analisa guru tentang karakteristik dan prinsip metode simulasi dihubungkan dengan karakteristik mata pelajaran setiap kompetensi dasarnya.

Nata, Abuddin Nata. 2009. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta : Perdana Media Group. Ramayulis. 2012. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia.Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Pernada Media Group. Susanto, Pudyo. 2002. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme. Malang: JICA

.

.