pengertian pajak.docx

13
A. Pengertian Pajak Tugas pemerintah pada prinsipnya berusaha dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Oleh karena itu pemerintah harus tampil ke depan dan turut campur tangan, bergerak aktif dalam bidang kehidupan masyarakat, terutama dibidang perekonomian guna tercapainya kesejahteraan umat manusia. Dengan memperhatikan hal tersebut melalui pajak, pemerintah bergerak untuk membangun sebuah impian negara yang sejahtera dan pengembangan pembangunan negara terutama di bidang perekonomian. Pengertian pajak sendiri yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama- sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang- undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Upload: dewi-andriani

Post on 29-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

A. Pengertian Pajak Tugas pemerintah pada prinsipnya berusaha dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Oleh karena itu pemerintah harus tampil ke depan dan turut campur tangan, bergerak aktif dalam bidang kehidupan masyarakat, terutama dibidang perekonomian guna tercapainya kesejahteraan umat manusia. Dengan memperhatikan hal tersebut melalui pajak, pemerintah bergerak untuk membangun sebuah impian negara yang sejahtera dan pengembangan pembangunan negara terutama di bidang perekonomian. Pengertian pajak sendiri yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.Pajak dipungut penguasa berdasarkannorma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang danjasa kolektifuntuk mencapai kesejahteraan umum. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional.Untuk mencapai dan menciptakan masyarakat yang sejahtera, dibutuhkan biaya-biaya yang cukup besar. Demi berhasilnya usaha ini, negara mencari pembiayaannya dengan cara menarik pajak. Penarikan atau pemungutan pajak adalah suatu fungsi yang harus dilaksanakan oleh negara sebagai suatu fungsi esensial. Dibeberapa negara yang sudah maju, pajak sudah merupakan suatuconditiesine qua nonbagi penambahan keuangan negara. Tanpa pemungutan pajak sudah bisa dipastikan bahwa keuangan negara akan lumpuh lebih-lebih lagi bagi negara yang sedang membangun seperti Indonesia, atau negara yang baru bebas dari belenggu kolonialis pajak merupakan darah bagi tubuh negara.Bentuk manfaat yang bisa dinikmati oleh warga negara adalah : kesejahteraan, pelayanan umum, perlindungan hukum, kebebasan, penggunaan fasilitas umum, seperti : pelabuhan, jalanan, jembatan, tempat-tempat hiburan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan manfaat tersebut. Penyediaan jasa atau fasilitas-fasilitas umum tidak mungkin dapat dikerjakan sendiri oleh pihak perorangan sebagai pelopor dalam mewujudkan atau menciptakan kesejahteraan untuk seluruh warganya. Sekilas tentang pajak dalam teorinya terdapat pemungutana pajak dan menarik lebih luas makalah ini akan menjelaskan beberapa unsur atau penjelasan yang harus dipahami dalam bab pemungutan pajak.Pajakadalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkannorma-norma hukumuntuk menutup biaya produksi barang-barang danjasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.Lembaga Pemerintahyang mengelola perpajakan negara diIndonesiaadalahDirektorat Jenderal Pajak(DJP) yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:a. Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam pajak ialah:1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksananya.2. Sifatnya dapat dipaksakan, hal ini berarti bahwa pelanggaran atas iuran perpajkan dapat dikenakan sanksi.3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan secara langsung oleh pemerintah.4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah. b. Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankanpemerintahanc. Sementara pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983 sebagaimana telah disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. B.Pemungutan Pajak1.Dasar Hukum Pemungutan PajakHukum pajak harus memberikan jaminan hukum dan keadilan yang tegas, baik untuk negara selaku pemungut pajak (Fiskus) maupun kepada rakyat selaku wajib pajak. Di negara-negara yang menganut faham hukum, segala sesuatu yang menyangkut pajak harus ditetapkan dalam undang-undang. Dalam undang-undang Dasar 1945 dicantumkan pasal 23 ayat 2 sebagai dasar hukum pemungutan pajak oleh negara. Dalam pasal itu ditegaskan bahwa pengenaan dan pemungutan pajak (termasuk bea dan cukai) untuk keperluan negara hanya boleh terjadi berdasarkan undang-udang.Perpajakan di Indonesia didasarkan pada Pasal 23A UUD 1945, dimana pajak adalah kontribusi yang dikenakan kepada seluruh Warga Negara Indonesia, warga negara asing dan warga yang tinggal secara kumulatif 120 hari di wilayah Indonesia dalam jangka waktu dua belas bulan.[8]Indonesia memiliki stratifikasi pajak termasuk pajak penghasilan, pajak daerah dan pajak pemerintah pusat.

NoDasar Hukum

1Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

2Undang-undang Pajak Penghasilan/UU PPh: Undang-undang No.7/1983, diubah dengan Undang-undang No. 17/2000.

3Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah/UU PPN/PPn BM ): Undang-undang No. 8/1983, diubah dengan Undang-undang No. 18/2000.

4Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan - UU PBB): Undang-undang No. 12/1985 diubah dengan Undang-undang No. 12/1994.

5Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa/UU PPSP) Undang-undang No. 19/1997, diubah dengan Undang-undang No. 19/2000.

6Undang-undang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan/UU BPHTB) Undang-undang No. 21/1997 diubah dengan Undang-undang No. 20/2000.

7Undang-undang Pengadilan Pajak/UU PP: Undang-undang No. 14/2002.

8Undang-undang Bea Meterai/UU BM pendek kata: Undang-undang No. 13 of 1985.[9]

2. Asas-asas Pemungutan PajakUntuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, beberapa ahli yang mengemukakan tentang asas pemungutan pajak, antara lain. 1. MenurutAdam Smithdalam bukunyaWealth of Nationsdengan ajaran yang terkenal The Four Maxims, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:a. AsasEquality(asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan): pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak.b. AsasCertainty(asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.c. AsasConvinience of Payment(asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.d. AsasEfficiency(asas efisien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

C. Hambatan Pemungutan PajakMengingat betapa pentingnya peran masyarakat untuk membayar pajak dalam perannya menanggung pembiayaan negara, maka dituntut kesadaran warga negara untuk memenuhi kewajiban kenegaraan. Terlepas dari kesadaran sebagai warga negara, pada sebagian warga masyarakat tidak memenuhi kewajiban membayar pajak dalam hal demikian timbul hambatan perlawanan terhadap pajak. Hambatan/ perlawanan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi dua.

NoJenis PerlawananKeterangan

1Perawanan Pasif

Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, disebabkan antara lain :Perkembangan intelektual dan moral masyarakatSistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakatSistem kontrol tidak dapat dilakukan dengan baik

2Perlawanan Aktif

Perlawanan Aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak.Bentuknya antara lain :Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang.Tax evation, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-undang (mengepalkan pajak).

D. Manfaat PajakSekilas memahami tentang pentingnya pajak dalam suatu Negara yaitu terdapat manfaat yang sangat luas sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.

E. AnalisisPajak merupakan kewajiban bagi setiap warga Negara, dan ketentuan-ketentuannya terdapat dalam undang-undang perpajakan. Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Eksistensi pajak merupakan sumber pendapatan utama sebuah negara, karena merupakan isu strategis yang selalu menjadi pantauan masyarakat. Apalagi sekarang telah dilakukan pembahasan RUU Pajak yang baru yang akan menggantikan UU No. 16/2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Penduduk Indonesia sebesar 215 juta jiwa merupakan potensi pajak yang berlimpah. Ironisnya, hingga 2004 jumlah wajib pajak/ pembayar pajak hanya mencapai 3.670.060 jiwa dengan perincian 2622.184 pembayar pajak orang pribadi dan 1.047.876 lainnya pembayar pajak badan. Hal ini menandakan bahwa kebijakan perpajakan tidak cukup kuat untuk melakukan ekstensifikasi pajak di samping proses pendataan wajib pajak yang kurang gencar dilakukan. Urgensi pajak bagi kelangsungan pembangunan tak lagi disangsikan. Karena itu wajar jika pemerintah terus berupaya menggali berbagai potensi tax coverage (lingkup / cakupan pajak) sekaligus menekankan tax compliance (kepatuhan pajak) dari masyarakat. Namun demikian, kepatuhan pajak yang bersumber dari kesadaran masyarakat terhadap penunaian kewajiban membayar pajak itu tentu bukan sesuatu yang berdiri sendiri. Berbagai persoalan perpajakan yang kerap muncul, baik yang bersumber dari wajib pajak (masyarakat), aparatur pajak (fiscus), maupun yang bersumber dari sistem perpajakan itu sendiri menunjukkan bahwa persoalan pajak merupakan hal yang kompleks. Oleh karena itu, penanganannya perlu diupayakan secara sinergis dan komprehensif . Pada dasarnya pajak merupakan kewajiban bagi setiap warga Negara, adapun dalam pemungutan pajak hal-hal yang harus diperhatikan adalah strategi pemungutan pajak karena dalam penerapan strategi pemunggutan pajak masih terdapat hambatan-hambatan yaitu berupa perlawanan dari masyarakat. Perlawanan tersebut terbagi menjadi dua Pertama pelrawanan pasif masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, disebabkan (Perkembangan intelektual dan moral masyarakat, sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat, sistem kontrol tidak dapat dilakukan dengan baik). Yang Kedua perlawanan aktif masyarakat meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak.

F. DAFTAR PUSTAKAAli, Chidir,Hukum Pajak Elementer, Bandung: Eresco 1993Bohari,Pengantar Hukum Pajak,Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 2004