pengertian nanoplanton

17
Pengertian NanoPlanton Nanoplankton berasal dari kata nain yaitu bahasa Yunani yang berarti kecil atau kerdil, dan plankton yang berarti mengapung di permukaan perairan secara pasif. Elemen kerangka (skeletal) nanoplankton tersusun dari mineral kalsit, oleh karena itu disebut nanoplankton gampingan. Fosil nanoplankton disebut nanofosil. Nanofosil terdiri dari coccolith dan nannolith. Coccolith merupakan pecahan kalsit mikroskopis dengan struktur tertentu yang diproduksi oleh alga laut bersel satu, coccolithophorid, yang termasuk dalam alga perang (Chrysophyta). Sedangkan nannolith merupakan badan kalsit organik berukuran mikroskopis yang belum diketahui asal usulnya dan dimasukkan dalam Genera incertae sedis. Nanofosil berukuran 1 - 25 mikrometer. Setiap organisme Coccolithopore (seluruh sel) dinamakan coccosphere. Coccosphere ini merupakan suatu koloni coccolith yang berbentuk bulat seperti bola dengan diameter kurang dari 25 mikronmeter dan umumnya terdiri dari 10-150 coccolith yang tersusun pada permukaannya (Black, 1963). Pada organisme yang masih hidup, coccolith ini tersusun dalam bentuk bulat yang kemudian disebut coccosphere. Bentuk coccosphere tidak tersusun dengan kuat, sehingga pada organisme yang telah mati jarang diketemukan dalam bentuk utuh (coccosphere). Bentuk- bentuk coccolith inilah yang kemudian terawetkan atau membentuk fosil (Lord, 1982). Sel nanoplankton gampingan disusun oleh membran ganda yang menyelubungi protoplasma, dua buah kloroplast, nukleus, mitokondria dyctiosoma atau aparat golgi dan mempunyai sebuah vakuola yang disebut body-X. Kloroplast mengandung klorofil yang berfungsi dalam fotosintesa. Hal ini yang menyebabkan nanoplankton bersifat autotrof, sehingga hidupnya tergantung pada sinar matahari. Oleh

Upload: ray-alamsyah

Post on 16-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

this is no

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian NanoPlanton

Pengertian NanoPlanton

Nanoplankton berasal dari kata nain yaitu bahasa Yunani yang berarti kecil atau kerdil, dan plankton yang berarti mengapung di permukaan perairan secara pasif. Elemen kerangka (skeletal) nanoplankton tersusun dari mineral kalsit, oleh karena itu disebut nanoplankton gampingan. Fosil nanoplankton disebut nanofosil. Nanofosil terdiri dari coccolith dan nannolith. Coccolith merupakan pecahan kalsit mikroskopis dengan struktur tertentu yang diproduksi oleh alga laut bersel satu, coccolithophorid, yang termasuk dalam alga perang (Chrysophyta). Sedangkan nannolith merupakan badan kalsit organik berukuran mikroskopis yang belum diketahui asal usulnya dan dimasukkan dalam Genera incertae sedis. Nanofosil berukuran 1 - 25 mikrometer.

Setiap organisme Coccolithopore (seluruh sel) dinamakan coccosphere. Coccosphere ini merupakan suatu koloni coccolith yang berbentuk bulat seperti bola dengan diameter kurang dari 25 mikronmeter dan umumnya terdiri dari 10-150 coccolith yang tersusun pada permukaannya (Black, 1963).

Pada organisme yang masih hidup, coccolith ini tersusun dalam bentuk bulat yang kemudian disebut coccosphere. Bentuk coccosphere tidak tersusun dengan kuat, sehingga pada organisme yang telah mati jarang diketemukan dalam bentuk utuh (coccosphere). Bentuk-bentuk coccolith inilah yang kemudian terawetkan atau membentuk fosil (Lord, 1982).

Sel nanoplankton gampingan disusun oleh membran ganda yang menyelubungi protoplasma, dua buah kloroplast, nukleus, mitokondria dyctiosoma atau aparat golgi dan mempunyai sebuah vakuola yang disebut body-X. Kloroplast mengandung klorofil yang berfungsi dalam fotosintesa. Hal ini yang menyebabkan nanoplankton bersifat autotrof, sehingga hidupnya tergantung pada sinar matahari. Oleh karena itu golongan ini hidup di dekat permukaan perairan yang banyak terdapat sinar matahari. Meskipun demikian beberapa jenis diduga dapat hidup jauh di bawah permukaan air laut dan makanannya berupa bakteri serta zat-zat organik lain yang terurai (Menurut Haq, 1978).

Bentuk coccolith (Nanoplankton) bermacam-macam dan sangat bervariasi, antara lain :

(a) Discolith : nanofosil secara umum atau disebut juga coccolith.

(b) Placolith : coccolith yang tersusun dari dua piringan yang dihubungkan oleh

suatu tabung atau silinder pada pusatnya, berbentuk elip hingga bulat.

(c) Lopadolith : coccolith berbentuk elip, kadang-kadang dengan rim tebal

dengan bagian tengah yang berubah-ubah.

Page 2: Pengertian NanoPlanton

(d) Cricolith : coccolith berbentuk cincin elip yang disusun oleh bermacam-

macam elemen.

(e) Cyclolith : coccolith berbentuk cincin bulat, sering disusun oleh elemen-

elemen yang juga berbentuk bulat.

(f) Zygolith : coccolith berbentuk cincin elip, kadang-kadang disusun oleh ber-

macam-macam bulatan dan pada bagian tengah terdapat suatu struktur

yang berbentuk seperti jembatan.

(g) Rhabdolith : coccolith berbentuk tongkat dan sering menempel pada

bagian tengah dari zygolith.

(h) Caliptrolith : coccolith berbentuk seperti topi.

(i) Pentalith : coccolith mempunyai lima bidang simetri, kadang-kadang

pentagonal, poligonal teratur, stellate atau bulat.

(j) Asterolith : nannolith berbentuk seperti bintang.

(k) Stelolith : nannolith berbentuk kolom atau silinder.

(l) Sphenolith : nannolith berbentuk kerucut yang disusun elemen-elemen

yang tersusun radial.

(m) Ceratolith : nannolith berbentuk seperti tapal kuda.

(n) Scapolith : nannolith berbentuk seperti perahu.

(o) Nannoconids : nannolith berbentuk silinder atau kerucut dengan sebuah

kanal pada sumbunya

Diposkan oleh MAXWEL JOSEPH HENRI NAINGGOLAN di 20.42 Tidak ada komentar: Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Pengertian Foraminifera

Page 3: Pengertian NanoPlanton

mlm Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera diketemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun. Cangkang foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang tersusun sambung-menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola dengan satu lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran pasir atau partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal CaCO3 (kalsit atau aragonit) tergantung dari spesiesnya.

Foraminifera yang telah dewasa mempunyai ukuran berkisar dari 100 mikrometer sampai 20 sentimeter. Beberapa spesies mempunyai hubungan simbiose dengan alga. Alga tersebut hidup di dalam cangkang foraminifera. Spesies yang lain memakan makanan berupa molekul organic terlarut, bakteri, diatome dan alga bersel tunggal yang lain, sampai hewan-hewan kecil seperti Kopepoda. Foraminifera menangkap makanan dengan jaring tipis pseudopodia (disedut retikulopodia) yang keluar dari salah satu atau beberapa lubang (apertur) pada dinding cangkang. Foraminifera bentonik juga meman-faatkan pseudopodianya untuk alat gerak.

HABITAT FORAMINIFERA

Diperkirakan ada 4.000 spesies foraminifera yang masih hidup di laut di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 40 spesies diantaranya adalah foraminifera plangtonik, yang hidup melayang di dalam air laut. Selebihnya hidup pada permukaan dasar alut atau membenamkan diri pada batu pasir, lumpur, batuan dan tanaman di dasar laut. Foraminifera diketemukan di semua lingkungan laut, dari lingkungan pasang surut sampai palung laut yang paling dalam, dari daerah tropik sampai kutub, akan tetapi kumpulan spesiesnya bervariasi tergantung dari lingkungannya. Beberapa spesies melimpah hanya di laut dalam, sedangkan spesies yang lain hanya diketemukan di terumbu karang, dan sebagian yang lain hidup di muara sungai yang bersifat payau atau lingkungan rawa pasang surut.

Foraminifera merupakan organieme bercangkang yang paling melimpah di likungan laut. Satu sentimeter kubik sedimen dasar laut mengandung ratusan individu foraminifera hidup, dan lebih banyak lagi jumlah cangkang yang kosong/mati. Di banyak lingkungan cang-kang foraminifera merupakan komponen penting suatu sedimen. Di beberapa daerah laut dalam yang jauh dari darat, sering dijumpai dasar perairan laut tersusun sebagian besar dari cangkang foraminifera plangtonik. (sumber : Abdul kholiq)

Diposkan oleh MAXWEL JOSEPH HENRI NAINGGOLAN di 20.36 Tidak ada komentar: Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Page 4: Pengertian NanoPlanton

KEGUNAAN FORAMINIFERA

Penelitian tentang fosil foraminifera mempunyai beberapa penerapan yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan mikropaleontologi dan geologi. Fosil foraminifera bermanfaat dalam biostratigrafi, paleoekologi, paleobiogeografi, dan eksplorasi minyak dan gas bumi.

BIOSTRATIGRAFI

Foraminifera memberikan data umur relatif batuan sedimen laut

Ada beberapa alasan bahwa fosil foraminifera adalah mikrofosil yang sangat berharga khususnya untuk menentukan umur relatif lapisan-lapisan batuan sedimen laut. Data penelitian menunjukkan foraminifera ada di bumi sejak jaman Kambrium, lebih dari 500 juta tahun yang lalu. Foraminifera mengalami perkembangan secara terus-menerus, dengan demikian spesies yang berbeda diketemukan pada waktu (umur) yang berbeda-beda. Foraminifera mempunyai populasi yang melimpah dan penyebaran horizontal yang luas, sehingga diketemukan di semua lingkungan laut. Alasan terakhir, karena ukuran fosil foraminifera yang kecil dan pengumpulan atau cara mendapatkannya relatif mudah meskipun dari sumur minyak yang dalam.

PALEOEKOLOGI DAN PALEOBIOGEOGRAFI

Foraminifera memberikan data tentang lingkungan masa lampau (skala Geologi)

Karena spesies foraminifera yang berbeda diketemukan di lingkungan yang berbeda pula, seorang ahli paleontologi dapat menggunakan fosil foraminifera untuk menentukan lingkungan masa lampau tempat foraminifera tersebut hidup. Data foraminifera telah dimanfaatkan untuk memetakan posisi daerah tropik di masa lampau, menentukan letak garis pantai masa lampau, dan perubahan perubahan suhu global yang terjadi selama jaman es. Jika sebuah perconto kumpulan fosil foraminifera mengandung banyak spesies yang masih hidup sampai sekarang, maka pola penyebaran modern dari spesies-spesies tersebut dapat digunakan untuk menduga lingkungan masa lampau - di tempat kumpulan fosil foraminifera diperoleh - ketika fosil foraminifera tersebut masih hidup. Jika sebuah perconto mengandung kumpulan fosil foraminifera yang semuanya atau sebagian besar sudah punah, masih ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk menduga lingkungan masa lampau. Petunjuk tersebut adalah keragaman spesies, jumlah relatif dari spesies plangtonik dan bentonik (prosentase foraminifera plangtonik dari total kumpulan foraminifera plangtonik dan bentonik), rasio dari tipe-tipe cangkang (rasio Rotaliidae, Miliolidae, dan Textulariidae), dan aspek kimia material penyusun cangkang.

Page 5: Pengertian NanoPlanton

Aspek kimia cangkang fosil foraminifera sangat bermanfaat karena mencerminkan sifat kimia perairan tempat foraminifera ketika tumbuh. Sebagai contoh, perban-dingan isotop oksigen stabil tergantung dari suhu air. Sebab air bersuhu lebih tinggi cenderung untuk menguapkan lebih banyak isotop yang lebih ringan. Pengukuran isotop oksigen stabil pada cangkang foraminifera plangtonik dan bentonik yang berasal dari ratusan batuan teras inti dasar laut di seluruh dunia telah dimanfaatkan untuk meme-takan permukaan dan suhu dasar perairan masa lampau. Data tersebut sebagai dasar pemahaman bagaimana iklim dan arus laut telah berubah di masa lampau dan untuk memperkirakan perubahan-perubahan di masa yang akan datang (keakurasiannya belum teruji).

EKSPLORASI MINYAK

Foraminifera dimanfaatkan untuk menemukan minyak bumi.

Banyak spesies foraminifera dalam skala biostratigrafi mempunyai kisaran hidup yang pendek. Dan banyak pula spesies foraminifera yang diketemukan hanya pada lingkungan yang spesifik atau ter-tentu. Oleh karena itu, seorang ahli paleontologi dapat meneliti sekeping kecil perconto batuan yang diperoleh selama pengeboron sumur minyak dan selanjutnya menentukan umur geologi dan lingkungan saat batuan tersebut terben-uk. Sejak 1920-an industri perminyakan memanfaatkan jasa penelitian mikropaleontologi dari seorang ahli mikrofosil. Kontrol stratigrafi dengan menggunakan fosil foraminifera memberikan sumbangan yang berharga dalam mengarahkan suatu pengeboran ke arah samping pada horison yang mengandung minyak bumi guna meningkatkan produktifikas minyak.

Diposkan oleh MAXWEL JOSEPH HENRI NAINGGOLAN di 20.34 Tidak ada komentar: Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Mengapa fosil Foraminifera/globigerina dapat dijadikan sebagai petunjuk adanya minyak bumi?

Foraminifera fosil tertua, dari Kambrium, agglutinated sederhana tabung. Calcareous tes yg terbuat dr porselen microgranular dan berkembang dalam Carboniferous, dan hialin Calcareous tes di Permian. Seiring waktu, masing-masing kelompok ini telah berkembang berbagai bentuk, termasuk tes kompleks besar yang terkait dengan karang. Kelompok-kelompok ini spesies besar menjadi berlimpah ketika karang lingkungan yang luas, kemudian mengalami kepunahan besar ketika iklim dunia berubah dan karang yang hancur. Para fusulinids adalah satu kelompok tersebut. Mereka telah padi-butir tes berbentuk dan berkembang menjadi banyak spesies yang tersebar luas selama Permian tapi pergi punah pada akhir periode itu ketika sebuah kepunahan massa di seluruh dunia juga menghilangkan sebagian besar tempat tinggal organisme karang lainnya.

Page 6: Pengertian NanoPlanton

Ukuran kecil paling foraminifera mungkin membuat mereka sulit untuk melihat, tetapi hal itu membuat mereka jauh lebih berguna daripada fosil-fosil yang lebih besar untuk aplikasi seperti eksplorasi minyak bumi, karena akan ada ribuan spesimen dalam chip kecil batu dikumpulkan saat pengeboran sumur. Selain itu, banyak spesies foraminifera adalah singkat secara geologis, dan lain-lain hanya ditemukan di lingkungan tertentu, sehingga seorang ahli paleontologi dapat memeriksa spesimen dalam sampel dan menentukan umur dan lingkungan geologi ketika batu terbentuk. Akibatnya, sejak tahun 1920-an industri minyak telah menjadi majikan utama ahli paleontologi yang berspesialisasi dalam mikroskopis ini fosil. Tidak biasa untuk mengebor sumur minyak tanpa seorang ahli paleontologi tamu untuk menentukan kapan minyak yang dikehendaki-bantalan lapisan batu telah tercapai.Planktonic foraminifera dan lautan

Foraminifera adalah uniseluler Planktonic organisme dengan sel kompleks (Eukariota), dan materi genetik dalam inti sel. Organisme seperti digolongkan dalam Superkingdom dari protista atau Protista. Superkingdoms eukariotik lain termasuk hewan, tumbuhan, dan jamur (jamur). Organisme prokariotik termasuk berbagai jenis bakteri, dan dibagi ke dalam dua kelompok besar Bakteri dan Archaea (keduanya dari yang telah disebut 'bakteri' di masa lalu). Jika Anda tertarik pada subdividion kehidupan di Bumi, kunjungi situs University of California di Berkeley.

Yang planktonic foraminifera hanya salah satu dari 4 kelompok umum organisme eukariotik planktonic di laut, yang membentuk membentuk merembes di lautan 'lantai.

Planktonic foraminifera hidup mengambang di air permukaan lautan terbuka, dan mengeluarkan kalsium-karbonat shell. Mereka dengan demikian bagian dari 'zillions organisme kecil' yang ditunjukkan pada gambar di handout mengenai endapan bersepeda dan iklim. Kerang ini jatuh ke dasar laut setelah organisme bereproduksi. Planktonic foraminifera hidup di lautan di assemblages spesies yang mencerminkan suhu air laut. Perhatikan bahwa spesies assemblages lintang tinggi lebih sedikit jumlah spesies, dan beberapa spesies adalah semua kecil, bulat bola (kami menyebutnya kentang). Pada garis lintang yang lebih rendah ada banyak spesies, mirip dengan gradien kekayaan spesies di darat (lihat keragaman tangan keluar). Spesies-spesies ini menunjukkan lebih banyak variasi dalam bentuknya, dengan spesies datar dikelilingi oleh tepian yang berat (disebut keel), berkaca-kaca memandang sekeliling bola , dan banyak jenis biji, kentang bentuk

Page 7: Pengertian NanoPlanton

Planktonic foraminifera dari lautan baru-baru ini, diatur oleh spesies latitudinal assemblage. Piring dari JP Kennett, 1982, Marine Geology (Prentice-Hall),

Di kelas Anda menerima sebuah salinan dari peta dunia yang menunjukkan dimana berbagai kelompok foraminifera terjadi di dunia sekarang lautan.

Planktonic foraminifera di samudra Recent dapat dibagi dalam dua kelompok: satu kelompok beruang yang sangat panjang, tipis kalsit duri, yang lain tidak. Dalam piring di atas dengan bentuk punggung (yang putus setelah spesimen mereproduksi) memiliki tipe permukaan bergelombang. Banyak foraminifera telah spinose simbiosis ganggang yang hidup di dalam protoplasma. Selama siang hari, mereka membiarkan ganggang ini di luar kulit, sehingga mereka akan photosynthesize ganggang, dan foraminifera dapat mengambil produk-produk limbah mereka. Pada malam hari mereka menyeret mereka dalam lagi. Semua foraminifera, termasuk yang dengan symbionts, juga makan, cukup banyak semua makhluk lebih kecil daripada mereka sendiri. Beberapa foraminifera tampaknya lebih suka ganggang, binatang mikroskopis lainnya. Foraminifera telah lengket pseudopods (panjang, pita tipis dari protoplasma), dengan mana mereka mengambil makanan dan tempatkan dalam kontak dengan protoplasma, yang engulfs mangsa dan mencerna itu.

Gambar ini menunjukkan hidup, non-spinose planktonic foraminifers. Sumber: "A Walk Through Time: dari stardust kepada kami ', oleh S. Liebes, E. Sahtouris, dan B. Swimme, 1998, John Wiley and Sons.

Gambar ini menunjukkan hidup, spinose planktonic foraminifers. dengan duts menjadi simbiosis ganggang. Sumber: "A Walk Through Time: dari stardust kepada kami ', oleh S. Liebes, E. Sahtouris, dan B. Swimme, 1998, John Wiley and Sons.

Kita tidak tahu banyak tentang kehidupan foraminifera karena mereka tinggal di laut terbuka dan sulit untuk belajar mereka di sana. Banyak bermigrasi selama hidup mereka di kedalaman berkisar antara 50-100 m dan banyak ratusan meter (tergantung pada jenis), yang mungkin mengapa ada sulit untuk tetap di laboratorium. Para remaja foraminifer muncul di permukaan air, tumbuh, dan ketika waktu untuk reproduksi adalah di sana mereka berkerumun, dan banyak orang membiarkan gamet bebas dalam air laut. Gamet adalah kata untuk sel-sel seks yang tidak dibedakan: foraminifera tidak memiliki ukuran yang berbeda-laki-laki (sperma) dan perempuan (telur) sel, dan dengan demikian tidak ada jenis kelamin yang berbeda. Dalam beberapa spesies, pemijahan terjadi pada bulan purnama, kami tidak tahu bagaimana foraminifera tahu bulan penuh.

Foraminifera Planktonic berasal dari benthic foraminifera pada akhir Jurassic

Page 8: Pengertian NanoPlanton

untuk awal Cretaceous (yang ada di Mesozoic, sekitar 100 juta tahun yang lalu). Planktonic pertama foraminifera kecil, bulat bentuk ( 'popcorn'), tanpa punggung, mungkin dengan duri. Selama periode Kapur, banyak spesies baru berevolusi, dalam berbagai bentuk, dengan pegunungan dan trangular bentuk dan sebagainya. Hampir semua dari mereka menjadi punah pada akhir Cretaceous, pada saat kepunahan dinosaurus, dan hanya kecil, bentuk bulat selamat. Pada awal Kenozoikum planktonic foraminifera berkembang menjadi banyak yang baru, bentuk-bentuk berbentuk rumit lagi. Banyak bentuk-bentuk ini becamse punah di bagian akhir dari Eosen, antara 38 dan 33 juta tahun yang lalu, ketika bumi mengalami periode pendinginan parah dan lembaran es di Antartika menjadi mapan. Sekali lagi, bentuk bulat selamat, dan sekitar 10 juta tahun adalah bentuk dominan. Lalu, pada awal Miocene (sekitar 22-23 juta tahun yang lalu), maka sekali lagi foraminifera planktonic berevolusi dan diversifikasi menjadi berbagai bentuk. Keturunan dari spesies Miosen sekarang mengisi semua lautan di dunia. Foraminifera tidak begitu banyak dan beragam di lintang tinggi, dan hanya satu spesies tertinggi terjadi pada garis lintang, di Samudra Arktik dan di benua Antartika.http://ethomas.web.wesleyan.edu/ees123/f… Diposkan oleh MAXWEL JOSEPH HENRI NAINGGOLAN di 20.26 Tidak ada komentar: Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Senin, 07 Desember 2009

Pengertian Paleontologi

PALEONTOLOGI adalah ilmu yang mempelajari tentang jejak kehidupan kehidupan zaman purba.

1.FOSILFOSIL ADALAH sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral.

KEGUNAAN FOSILa.Untuk menentukan umur batuan atau fosilfosil yang ditemukan dalam batuan mempunyai selang waktu tertentu.dengan membandingkan urutan perlapisan(batuan sedimen)dan kandungan fosilnya dapat ditentukan umur relatif suatu lapisan terhadap yang lain.untuk menentukan umurbatuan kita gunakan plankton.b.Untuk mengkorelasi batuankorelasi adalah prinsip menghubungkan lapisan yang sama pada batuan.dengan melihat kumpulan fosil yang sama pada satu lapisan yang lain,maka dapat

Page 9: Pengertian NanoPlanton

dihubungkan suatu garis kesamaan waktu pembentukan batuan tersebut.c.Menentukan lingkungan pengendapanBeberapa binatang dapat dipelajari lingungan hidupnya(misalnya laut dalam,air payau,darat,dsb)hal ini akan membantu didalam merekonstruksi paleografi dan pembentukan batuannya.untuk menentukan lingkungan pengendapan kita gunakan benkton.

TAXONOMITaxonomi adalah suatu cara pengelompokan dari kehidupan tumbuhan atau binatang berdasarkan sifat hubungan genetiknya.Urutan taxonomi adalah:Kingdom,Phyllum,Sub-phyllum,Klas,Ordo,Genus dan Species.

Page 10: Pengertian NanoPlanton

Ekologi Foraminifera Planktonik dan Bentonik Rasio Planktonik : Bentonik

Kumpulan fosil foraminifera planktonik pada batuan sedimen menyediakan informasi yang berguna tentang keadaan masa lampau kolom air, termasuk suhu, stratifikasi, dan produktivitas. Seperti banyak organisme laut lainnya, sebagian besar spesies foraminifera planktonik modern beradaptasi dengan perubahan rentang suhu dan salinitas. Sebagian besar spesies foraminifera planktonik yang hidup secara vertikal dikelompokkan dalam zona fotik di mana persediaan makanan utama berada dan melimpah. Foraminifera ini berperan penting baik sebagai mangsa maupun predator dalam tingkat trofik jaring-jaring makanan. Selain menempati relung trofik beragam, foraminifera planktonik menempati bagian yang berbeda dari setiap kolom air bagian atas, dan sejumlah spesies akan berubah habitat secara vertikal berdasarkan perubahan kolom air.

Perubahan vertikal lingkungan hidup ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti peningkatan jumlah kamar, meningkatkan ukuran tes, dan karakteristik lainnya seperti ciri morfologi dan perkembangbiakan. Sebagai contoh, beberapa takson, yang hidup di perairan fotik dari mixing layer sebagian besar foraminifera hidup singkat sebelum menambahkan kalsit sekunder dan tenggelam ke kedalaman yang lebih besar untuk gametogenesis (pelepasan gamet). Gametogenesis dan pertumbuhan awal foraminifera muda dapat terjadi di sekitar zona dekat dasar lapisan campuran atau termoklin atas di mana kondisi yang optimal untuk fitoplankton berproduktivitas (lapisan campuran memiliki intensitas cahaya memadai dari atas dan pasokan hara adveksi dari bawah).

Page 11: Pengertian NanoPlanton

Scanning Electon Microscope (SEM) of Deep Sea Foraminifera

Studi batuan sedimen telah menunjukkan bahwa musim juga mempengaruhi perkembangan forminifera. Oleh karena itu, kumpulan sedimen foraminifera planktonik di dasar laut mencerminkan suksesi musiman dari spesies. Suksesi musiman takson mencerminkan perubahan suhu air, struktur kepadatan air kolom, dan trofik nutrien termasuk perubahan musim mempengaruhi produktivitas primer. Suksesi bahkan dapat terjadi pada skala waktu geologi dari siklus glasial dan interglasial seperti yang didokumentasikan oleh Globorotalia menardii, yang mencapai maksimum selama periode interglasial 100.000 tahun terakhir.

Analisis dari planktonik : rasio bentonik dari beberapa kedalaman mengungkapkan bahwa daerah neritik tengah hingga transisi laut dalam (~ 100 m) ditandai dengan 20-60% planktonik dan naik ke 60-90% planktonik pada kedalaman ~ 200 m. Foraminifera planktonik merupakan karakteristik dari air laut yang murni. Namun rasio ini juga akan ditentukan oleh kehadiran nutrien pada permukaan maupun bawah permukaan laut yang akan mempengaruhi rasio planktonik : bentonik sehingga faktor tersebut maupun faktor lainnya perlu dipertimbangkan misalnya saja upwelling yang terjadi pada tepi benua dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut di kedalaman yang membuat foraminifera bentonik berkurang dan merubah rasio planktonik : bentonik.

Perubahan Rasio Agglutinated Benthic : Calcareous Benthic

Page 12: Pengertian NanoPlanton

Dalam batas-batas laut dan habitat terrigenous neritik, salinitas, alkalinitas, dan saturasi karbonat dari air dapat sangat mempengaruhi komposisi taksonomi hidup kumpulan foraminifera bentik (biocoenoses). Kumpulan beragam calcareous dan agglutinated foraminifera bentik mencirikan perairan laut normal pada kontinental terrigenous. Biasanya transisi dari habitat laut payau menuju kondisi neritik adalah dibatasi oleh peningkatan kelimpahan dan keragaman takson calcareous. Pada kedalaman tertentu (<30-50 m) dan beriklim dingin untuk daerah tropis biasanya didominasi oleh Elphidium (misalnya, E. ekskavatum) dan Ammonia (misalnya, A. beccarii). Namun, ada pengecualian. Misalnya, ditemukan bahwa takson agglutinated mendominasi kumpulan foraminifera bentik pada kedalaman ~ 84-240 ft (~ 25-73 m). Miliolids, foraminifera bentik calcareous dengan struktur dinding porselin (misalnya, Quinqueloculina, Triloculina), dominan pada tepi terrigenous karena distribusinya dipengaruhi oleh salinitas. Biofasies dengan berlimpahnya Ammobaculites dan beberapa Quinqueloculina didiagnostik sebagai akibat pengaruh payau yang kuat seperti pada daerah muara atau delta.

Habitat Mikro Foraminifera Bentonik dan Respon Terhadap Fluks Karbon Organik & Oksigen Terlarut

Corliss dkk. menunjukkan hubungan antara morfologi test dan habitat mikro foraminifera bentik dalam sedimen. Takson epifaunal ditandai dengan morfologi plano-cembung, cembung, atau putaran trochospiral, dan taksa infaunal ditandai dengan planispiral bulat, rata, meruncing dan triserial silinder, dan tes biserial meruncing. Para penulis ini mencatat bahwa kelimpahan relatif takson infaunal lebih besar dengan meningkatnya fluks organik karbon. Selain itu, banyak penelitian foraminifera bentik telah menunjukkan spesies yang terputar trochospiral melingkar hidup beberapa sentimeter dari sedimen dan diklasifikasikan sebagai epifaunal atau infaunal dangkal.

Tingkat konsumsi oksigen oleh foraminifera bentik meningkat tajam dengan meningkatnya ukuran diameter di atas 250 mikrometer. Besarnya populasi bentik adalah terutama hasil dari pasokan makanan yang berlimpah dari zona fotik. Takson yang menunjukkan indeks oksigen rendah akan tercirikan oleh bentuk rata, runcing, dinding tes tipis dan tidak terdapat ornamen.