METODOLOGI METODOLOGI PENELITIANPENELITIAN

Prof.Dr.dr.H. Rusdi Lamsudin, Prof.Dr.dr.H. Rusdi Lamsudin, SpS(K), MMedScSpS(K), MMedSc

KepustakaanBudiarto, E., 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Cetakan I, ECG, JakartaNarbuko, Ch. & Achmadi, A., 2008, Metodologi Penelitian, Edisi IX, Bumi Aksara, JakartaSaebani, B.E., 2008, Metodologi Penelitia, Cetakan I, CV Pustaka Setia, BandungSaryono., 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama, Mitra Cendia Offset, YogyakartaSastroasmoro, S. & Ismael Sofyan, 1995, Dasar-Dasar Metologi Penelitian Klinis, Bina Rupa Aksara, JakartaPratiknya, A.W., 1986, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,Cetakan Pertama, CV Rajawali, Jakarta

Pengertian Metologi Penelitian

“Metodologi Penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi Metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian Metologi Penelitian

Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencattat, merumuskan dan menganalisis samapai menyusun laporannya.

Metodologi Penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian, yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.

Lebih luas lagi dapat dikatakan, Metodologi Penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Allah SWT.

Tugas-tugas Ilmu Pengetahuan dan Penelitian

Dewasa ini perpaduan antara ilmu dan penelitian sudah sedemikian eratnya sehingga tidak terpisahkan. Dengan demikian tugas ilmu penegetahuan dan penelitian adalah ;

Tugas-tugas Ilmu Pengetahuan dan Penelitian

1. Menyandra (diskripsi) Bertugas untuk menggambarkan secara jelas dan cermat, hal-hal yang dipersoalkan. Jadi hanya menggambarkan jalannya persitiwa. Contohnya ; terjadi serangan flu babi di Indonesia.

2. Menerangkan (ekspansi) Bertugas untuk menerngkan secara detail kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa. Contohnya; Serangan flu babi disebabkan oleh karena virus H1N1, di Indonesia.

3. Menyusun teori. Bertugas untuk mencari dan merumuskan hukum-hukum, tata hubungan antara peristiwa yang satu dengan lain. Contohnya; Serangan flu babi, karena virus H1N1, karena lemahnya daya tahan tubuh, kurangnya penegtahuan tentang kebersihan dan hidup sehat, kurang olahraga.

4. Ramalan (prediksi) Bertugas untuk membuat prediksi (ramalan), estimasi (taksiran) dan proyeksi mengenai peristiwa yang bakal muncul, bila keadaan itu didiamkan; Contohnya: Bila tidak ada usaha-usaha pencegahan, promotif dan pengobatan flu babi itu akan menjadi pandemic (terjadi secara masih di seluruh dunia)

5. Pengendalian (kontrol) Bertugas melakukan tindakan-tindakan guna mengatasi keadaan atau gejala yang bakal muncul. Contohnya: me.lakukan kampanye hidup sehat, vaksinasi, laporan kalau ada seseorang kena flu babi ke dinas kesehatan seteempat.

Secara keseluruhan, illmu pengetahuan dan penelitian mengemban kelima tugas di atas sekaligus. Karena itu kelima tugas terssebut sering digunakan criteria untuk menentukan suatu bobot karya keilmuan.

Pendekatan ilmiah dan non ilmiah

a. Pendekatan ilmiah. Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan urutan yang tertentu pula, sehingga tercapai pengetahuan yang benar dan logis. Cara ilmiah ini merupakaan syarat mutlak untuk timbulnya ilmu, yang dapat diterima oleh akal dengan berfikir ilmmiah. Untuk dapat berfikir ilmiah maka akan melalui tiga tahap:

1. Skeptik Adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta terhadap suatu pernyataan.

2. Analitik Adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya

3. Kritik Adalah berupaya untuk mengembangkan kemampuan menimbangnya selalu objectif. Untuk ini maka dituntut agar berfikirnya secara logis.

Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias dan perasaan. Cara penyimpulannya bukan subyektif, melainkan obyektif.

Dengan pendekatan ilmiah itu orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuag untuk diuji oleh siapa saaja yang menghendaki untuk mengujinya.

b. Pendekatan non ilmiah Pendekatan non ilmiah juga sering dilakukan manusia untuk mencari kebenaran. Cara pendekatan itu adalah;

1. Akal sehat (common Sense) Akal sehat adalah merupakan serangkaian konsep dan bagan konsep untuk menggunakan secara praktis dalam memecahkan suatu masalah. Langkah ini sering digunakan orang awam dalam mengatasi persoalan, sehingga walaupun akal sehat ini sering benar tetapi dapat pula menyesatkan. Suatu contoh misalnya akal sehat mengenai peran hukuman dan ganjaran dalaam pendidikan.

1. Akal sehat (common Sense) Pada abad ke-19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik, hukuman adalah alat utama dalam pendidikan. Peneluan ilmiah ternyata membantah kebenaran akal sehat tersebut. Hasil-hasil penelitian dalam bidang psikologi dan pendidikan menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam pendididkan, melainkan ganjaran.

3. Otoritas ilmiah dan kewibawaan Otoritas ilmiah orang orang yang biasanya berpendidikan tinggi dan dianggap meempunyai keahlian di bidang ilmu tertentu. Otoritas kewibawaan adalah orang-orang yang dipilih atau dianggap sebagai pemimpin masyarakat, sebab orang-orang itu mempunyai karisma.

3. Otoritas ilmiah dan kewibawaan Pendapat dari orang atau lembaga ilmiah dan kewibawaan sering dijadikan pegangan yang kebenarannya dianggap mutlak, tanpa dinalar/dikaji terlebih dahulu. Keadaan ini akan berbahaya bila logika sudah berubah menjadi fanatisme.

2. Prasangka Pencapaian pengetahuan secara akan sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi prasangka. Denan demikian akal sehat orang cendenrung mempersempit pengamatannya karena diwarnai oleh pengamatannya itu, cenderung mengkambing hitamkan orang lain atau menyokong sesuatu pendapat.

2. Prasangka Orang sering tidak mengendalikan keadaan yang juga dapat terjadi pada keadaan lain. Orang sering cenderung melihat hubungan antara dua hal sebagai hubungan akibat yang langsung dan sederhana, padahal sesungguhnya gejala uyang diamati itu merupakan akibat dari berbagai hal. Dengan akal sehat orang cenderung kearah pembuatan generalisasi yang terlalu luas, yang alu merupakan prasangka.

3. Penemuan kebetulan dan coba-coba Penemuan kebetulan dan coba-coba lebih didasarkan atas tindakan yang bersifat untung-untngan. Tetapi walau merupakan sifat untung-untungan, banyak yang mengahsilkan manfaat. Sepanjang sejarang kehidupan manusia , langkah ini sering dilakukan dan banyak berguna bagi kemanusiaan serta pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Penemuan kebetulan dan coba-coba Contohnya; Hukum Archimedes, Hukum Newton, Penemuan kina sebagai obat malaria.Penemuan secara keebetulan pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.

4. Pendekatan intuitif (dorongan hati) langkah ini didapat melalui proses yang cepat tanpa disadari atau terpikir lebih dulu. Pencapaian pengetahuan seperti ini sukar dipercaya sebab tidak terdapat langkah-langkah yang sistematis dan terkendali. Jadi begitu terlintas dalam pikirian, langsung dilaksanakan tanpa direnungkan terlebijh dulu manfaatnya. Metode yang demikian itu biasanya disebut metode apriori.

4. Pendekatan intuitif (dorongan hati) Dalil-dalil seseorang yang aproriori cocok dengan penalaran belum tentu belum tentu cocok dengan pengalaman atau emperis. Meskipun demikian banyak hasil langkah ini yang berguna.

Ciri-ciri kegiatan penelitian

a.Kegiatan penelitian dirancang dan diarahkan untuk memecahkan suatu masalah tertentu, yang dapat berupa jawaban masalah atau dapat menentukan hubungan antara variabel-variabel peneelitian

Ciri-ciri kegiatan penelitian

b. Kegiatan penelitian menekankan pada pengembangan generalisasi, prinsip-pprinsip dan teori-teori.

Ciri-ciri kegiatan penelitian

c. Kegiatan penelitian berpangkal pada masalah/obyek yang dapat diobservasi.

d. Kegiatan penelitian memerlukan observasi dan dekripsi yang mapan.

e. Kegiatan penelitian berkepentingan dengan penemuan baru.

f. Kegiatan penelitian menuntut keahlian.

g. Prosedur kegiatan penelitian dirancang secara teliti dan rasional.

h. Kegiatan penelitian dilakukan secara cermat, teliti dan sabar serta memerlukan kebenaraan, sebab hasil penelitian kadang-kadang berlawanan dengan norma tata aturan yang berlaku dalam masyarakat dallam periode tertentu.

Berdasarkan atas ciri-ciri penelitian seperti yang telah disebutkan, maka kegiatan penelitian memiliki nilai-nilai sebagai berikut ;

Netralitas emosionalNilai ini menghendaki peneliti haruslah senantiasa sadar dan bersikap tegas terhadap gejala-gejala yang dipelajarinya, hal ini berarti bahwa ia harus senantiasa mengingat tujuan yang ingin dicapainya dalam mengamati segala yang dipelajarinya dan gejala-gejala tersebut terlepas rasa suka dan tak suka mempelajari, pro dan kontra, kepentingan pribadi atau kelompok. Jadi mengamati gejala sebagaimana adanya

Keterbukaaan.Nilai ini menghendaki bahwa proses kegiatan ilmiah maupun hasil dan kesimpulan yang dicapai harus dilaporkan sehingga rekan-rekan ilmuwan mendapat kesempatan untuk mengemukakannya. Karenanya terbuka luas kemungkinan bagi setiap kegiatan ilmiah untuk dikenai kritik dan tanggapan. Keterbukaan ini adalah suatu forum antara para ilmuawan yang terus menerus berlangsung demi untuk mencapai kebenaran ilmiah.

Ketegakan sendiriNilai ini menghendaki bahwa kebenaran yang dikandung oleh kkesipulan ilmiah maupun nilai kekeuatan dan kewibawaan di dalam dirinya sendiri. Ketegakan sendiri dari kesimpulan ilmiah tidak perlu bersembunyi di balik otoritas, kemashuran seseorang atau pendapat mayoritas.

Narbuko, Ch. & Achmadi, A., 2008, Metodologi Penelitian, Edisi IX, Bumi Aksara, Jakarta

KepustakaanBudiarto, E., 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Cetakan I, ECG, JakartaNarbuko, Ch. & Achmadi, A., 2008, Metodologi Penelitian, Edisi IX, Bumi Aksara, JakartaSaebani, B.E., 2008, Metodologi Penelitia, Cetakan I, CV Pustaka Setia, BandungSaryono., 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama, Mitra Cendia Offset, YogyakartaSastroasmoro, S. & Ismael Sofyan, 1995, Dasar-Dasar Metologi Penelitian Klinis, Bina Rupa Aksara, JakartaPratiknya, A.W., 1986, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,Cetakan Pertama, CV Rajawali, Jakarta