pengertian definisi manajemen strategi menurut para ahli

Upload: novia-nabela

Post on 06-Mar-2016

474 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Pengertian Definisi Manajemen Strategi Menurut Para AhliSelamat berkunjung kembali di blogKumpulan Ilmudan Seputar Informasi Terkini. Pada kesempatan kali ini kumpulan ilmu akan berbagi posting tentangPengertian Manajemen Strategis. Atau mungkin sobat ingin membaca posting sebelumnya yang membahas tentang "Pengertian Definisi Manajemen Kinerja Menurut Para Ahli". semoga bermanfaat.

Berikut ini adalah beberapapengertian manajemen Strategi menurut para ahli:

pengertian manajemen strategis menurut Nawawiadalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi.

pengertian manajemen strategis menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelenadalah Strategic Management is that a set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation, dan jika diterjemahkan secara bebas maka Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Pengertian manajemen strategi menurut Gregory G Dees dan Alex Milleradalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan implentasi strategi (Djaslim Saladin, 2003).

pengertian manajemen strategis menurut Pearch dan Robinson(1997) dikatakan bahwa manajemen stratejik adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.

Pengertian manajemen strategi menurut Fred R. DavidManajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk memformulasi, menginplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan.

pengertian manajemen strategis menurut Husein Umar(1999 : 86): Manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan startegis antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang.

Pengertian manajemen strategi menurut Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson(1997,XV). Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata.

Pengertian manajemen strategi menurut Michael PolterManajemen strategi adalah sesuatu yang membuat perusahaan secara keseluruhan berjumlah lebih dari bagian-bagian dengan demikian ada unsure sinergi di dalamnya.

Pengertian manajemen strategi menurut H. Igor AnsoffManajemen strategi adalah analisis yang logis tentang bagaimana perusahaan dapat beradaptasi terhadap lingkungan baik yang berupa ancaman maupun kesempatan dalam berbagai aktivitasnya.

pengertian manajemen strategis menurut Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech(Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, 1998) : Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Manajemen Strategi a. Pengertian Strategi Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing masing. Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn (1999:10) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan tujuan utama, kebijakan kebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi 11 perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata mata musuh. Dari kedua pendapat di atas, maka strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi dan menenangkan persaingan, terutama perusahaan atau organisasi harus memilki keunggulan kompetitif. Hal ini seperti yang diungkap an Ohmae (1999:10) bahwa strategi bisnis, dalam suatu kata, adalah mengenai keunggulan kompetitif. Satu satunya tujuan dari perencanaan strategis adalah memungkinkan perusahaan memperoleh, seefisien mungkin, keunggulan yang dapat mempertahankan atas saingan mereka. Strategi koorperasi dengan demikian mencerminkan usaha untuk mengubah kekuatan perusahaan relatif terhadap saingan dengan seefisien mungkin. Setiap perusahaan atau organisasi, khususnya jasa, bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggannya. Oleh karena itu, setiap strategi perusahaan atau organisasi harus diarahkan bagi para pelanggan. Hal ini seperti yang dijelaskan Hamel dan Prahalad (1995:31) bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang 12 dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Misalnya strategi itu mungkin mengarahkan organisasi itu ke arah pengurangan biaya, perbaikan kualitas, dan memperluas pasar. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Goldworthy dan Ashley (1996:98) mengusulkan tujuh aturan dasar dalam merumuskan suatu strategi sebagai berikut : a) Ia harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan, tidak hanya masa sekarang. b) Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan sebaliknya. c) Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak semata mata pada pertimbangan keuangan. d) Ia harus diaplikasikan dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas. e) Strategi harus mempunyai orientasi eksternal. f) Fleksibilitas adalah sangat esensial. g) Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang. Suatu strategi hendaknya mampu memberi informasi kepada pembacanya yang sekaligus berarti mudah diperbaharui oleh setiap anggota manajemen puncak dan setiap karyawan organisasi. Maka oleh Donelly (1996:109) dikemukakan enam informasi yang tidak boleh dilupakan dalam suatu strategi, yaitu : a) Apa, apa yang akan dilaksanakan b) Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang akan dipakai dalam menentukan apa diatas 13 c) Siapa yang akan bertanggungjawab untuk atau mengoperasionalkan strategi d) Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mensukseskan strategi e) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasional strategi tersebut f) Hasil apa yang akan diperoleh dari strategi tersebut Untuk menjamin agar supaya strategi dapat berhasil baik dengan meyakinkan bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat dilaksanakan, Hatten dan hatten (1996: 108 109) memberikan beberapa petunjuknya sebagai berikut : a) Strategi harus konsiten dengan lingkungan, strategi dibuat mengikuti arus perkembangan masyarakat, dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju. b) Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi, tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak belakan, semua strategi senantiasa diserasikan satu dengan yang lain. c) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumberdaya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antara berbagai unit kerja dalam suatu organisasi seringkali mengklaim sumberdayanya, membiarkannya terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan kekuatan yang tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi. d) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik titik yang justru adalah kelemahannya. Selain itu hendaknya juga memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat. e) Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi adalah sesuatu yang mungkin, hendaknya dibuat sesuatu yang memang layak dapat dilaksanakan. f) Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar. Memang setiap strategi mengandung resiko, tetapi haruslah 14 berhati hati, sehingga tidak menjerumuskan organisasike lubang yang lebih besar. Oleh karena itu strategi hendaknya selalu dapat dikontrol. g) Strategi hendaknya disusn diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai. h) Tanda tanda suksesnya dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak pihak yang terkait dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit dalam organisasi. Sementara itu menurut Argyris, Mintzberg, Steiner, dan Miner seperti yang dikutip dalam Rangkuti (1998:4) menyatakan bahwa strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Bryson (2001:189 190) menjelaskan bahwa strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, progam tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimna organisasi itu, apa yang dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya. Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penyusunan strategi harus memperhatikan tujuan dan sasaran yang akan dicapai di waktu yang akan datang, selain itu suatu organisasi harus senantiasa berinteraksi dengan lingkungan dimana strategi tersebut akan dilaksanakan, sehingga strategi tersebut tidak bertentangan melainkan searah dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan melihat kemampuan internal dan eksternal yang meliputi kekuatan dan kelemahan organisasinya. Oleh karena itu, strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi dengan lingkungannya. Strategi itu sendiri 15 biasanya dikembangkan untuk mengatasi isu strategis, dimana strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok. Strategi secara umum akan gagal, pada saat organisasi tidak memiliki konsisten antara apa yang dikatakan, apa yang di usahakan dan apa yang dilakukan. b. Peranan Strategi Dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, strategi memiliki peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi memberikan arah tindakan, dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Menurut Grant (1999:21) strategi memiliki 3 peranan penting dalam mengisi tujuan manajemen, yaitu : 1) Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan Strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai sukses. Strategi merupakan suatu bentuk atau tema yang memberikan kesatuan hubungan antara keputusan keputusan yang diambil oleh ndividu atau organisasi. 2) Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi Salah satu peranan penting strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi adalah untuk memberikan kesamaan arah bagi perusahaan 3) Strategi sebagai target Konsep strategi akan digabungkan dengan misi dan visi untuk menentukan di mana perusahaan berada dalam masa yang akan datang. Penetapan tujuan tidak hanya dilakukan untuk memberikan arah bagi penyusunan strategi, tetapi juga untuk membentuk aspirasi bagi perusahaan. Dengan demikian, strategi juga dapat berperan sebagai target perusahaan. 16 c. Klasifikasi strategi Seperti yang dipaparkan oleh Husein (2002:31) bahwa strategi perusahaan dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis perusahaan dan tingkatan tugas. Dilihat dari jenis perusahaan, ada strategi perusahaan konglomerasi yang memiliki beberapa Strategic Bussiness Unit (SBU), dan strategi perusahaan kecil dan hanya memiliki satu SBU. Sedangkan dilihat dari tingkatan tugas, strategi dapat diklasifikasikan menjadi : strategi generik (generic strategy), strategi utama/induk (grand strategy), dan strategi fungsional. 1) Strategi generik Menurut Porter (2002:32) strategi generik adalah suatu pendekatan strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis. Dalam praktek, setelah perusahaan mengetahui strategi generiknya, untuk implementasinya akan ditindaklanjuti dengan langkah penemuan strategi yang lebih operasional. Kemudian Wheelen dan Hunger (2002:33) membagi strategi generik ini menjadi 3 macam yaitu : a) Strategi stabilitas (stability). Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar, dan fungsi fungsi perusahaan lain, karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan. Strategi ini resikonya relatif rendah dan biasanya dilakukan untuk produk yang tengah berada pada posisi kedewasaan (mature). 17 b) Strategi Ekspansi (Expansion). Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada penambahan atau perluasan produk, pasar, dan fungsi fungsi perusahaannya, sehingga aktivitas perusahaan meningkat. Tetapi, selain keuntungan yang ingin diraih lebih besar, strategi ini juga mengandung resiko, kegagalan yang tidak kecil. c) Strategi Penciutan (Retrenchment). Pada prinsipnya, strategi ini dimaksudkan untuk melakukan pengurangan atas produk yang dihasilkan atau pengurangan atas pasar maupun fungsi fungsi dalam perusahaan, khususnya yang chasflow negative. Strategi ini biasanya diterapkan pada bisnis yang berada pada tahap menurun ( ecline). 2) Strategi Utama Strategi utama merupakan strategi yang lebih operasional dan merupakan tindak lanjut dari strategi generik. 3) Strategi Fungsional Strategi fungsional merupakan turunan strategi utama dan lebih bersifat spesifik serta terperinci tentang pengelolaan bidang bidang fungsional tertentu, sperti bidang pemasaran, bidang keuangan, bidang SDM, bidang pelayanan, dan lain sebagainya. . Kriteria Kinerja Organisasi Kebutuhan akan ukuran dari kinerja organisasi pelayanan publik sangat diperlukan oleh semua pihak yang berhubungan dengan organisasi, terutama bagi pimpinan organisasi publik maupun pengguna 18 jasa. Penilaian terhadap kinerja bagi suatu organisasi merupakan kegiatan yang sangat penting. Penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam periode teretntu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan pelayanan suatu organisasi selanjutnya. Kinerja organisasi menurut Warsito Utomo (2000:9) dikonsepkan sebagai tingkat pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan. Tingkat kinerja organisasi menggambarkan seberapa jauh sebuah organisasi privat atau bisnis, maka penetuan indikator yang dibangun relatif lebih mudah daripada organisasi publik, karena organisasi bisnis biasanya tujuan utamanya adalah meraih keuntungan yang sebesar besarnya. Oleh karena itu dimensi yang digunkan untuk mengukur kinerja bisnis adalah seberapa besar keuntungan yang diperolehnya. Pengukuran kinerja pelayanan dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen pengukuran kinerja pelayanan yang menurut Zeithml, parasuraman dan Berry (1990:21 22) terdiri dari sepuluh indikator pelayanan antara lain: 1) Kenampakan fisik (tangibles); penampilan fasilitas secara fisik, perlengkapan, pegawai, dan peralatan komunikasi. 2) Realibilitas (reability); kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat. 3) Responsivitas (responsivenes): kerelaan untuk menolong pelanggan dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas. 4) Keahlian (competence); menekankan kecakapan dan pengetahuan dalam menyelenggarakan pelayanan. 19 5) Kesopanan (caurtesy); sopan, hormat, penuh pertimbangan, dan ramah dalam hubungannya dengan pelanggan. 6) Kredibilitas (credibility); menghargai kepercayaan pelanggan, dapat dipercaya, kejujuran yang ada pada penyedia pelayanan. 7) Keamanan (security); pelayanan bebas dari bahay,resiko, atau kesanksian. 8) Komunikasi (communication); memberi informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mendengar apa yang dibicarakannya. 9) Akses (acces); kedekatana dan kemudahan dalam hubungannya antara pelanggan dengan penyedia jasa. 10) Pengertian terhadap pelanggan (understanding the customer); membuat upaya untuk mengetahui apa yang diinginkan pelanggan. Indikator kinerja menurut Mc. Donald dan Lawton dalam Yeremias dikemukakan sebagai berikut: bahwa kinerja dapat diukur dari out put orientasi measure throughput (ukuran yang berorientasi pada hasil bukan proses), efeciency (efesiensi), effektiveness (efektivitas). Sedangkan menurut Salim dan Woodward, kinerja dapat diukur dari beberapa indikator, antara lain: work load atau demand (permintaan), economy efficiency (efisiensi ekonomi), effektiveness (efektivitas), and equity (keadilan). Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di muka, maka apabila dihubungkan dengan strategi PT KAI dalam meningkatkan pelayanan transportasi, strategi ini merupakan strategi fungsional dari PT KAI yang bertujuan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para penumpang 20 kereta api. Formulasi strategi fungsional PT KAI dalam bidang pelayanan transportasi tersebut dapat dilihat dari : a. Strategi peningkatan pelayanan kepada penumpang b. Kebijakan kebijakan peningkatan pelayanan kepada penumpang c. Petunjuk pelaksanaan pelayanan kepada penumpang d. Petunjuk teknis pelayanan kepada penumpang e. Prosedur atau ketentuan penanganan keluhan penumpang 2. Manajemen Transportasi a. Pengertian Manajemen Transportasi Menurut Siregar (1990:3), transportasi diartikan sebagai proses mengangkut atau membawa sesuatu dari satu tempat ke tempat ke tempat yang lainnya. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari hari. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan transportasi akan terjadi apabila dipenuhi beberapa persyaratan dengan adanya muatan yang diangkut, tersedianya alat angkut yang memadai dan terdapata fasilitas jalan yang akan dilalui. Manajemen transportasi adalah sebagai usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan penghasilan jasa angkutan oleh perusahaan angkutan sedemikian rupa, sehingga dengan tarif yang berlaku dapat 21 memenuhi kepentingan umum. Pada umumnya manajemen transportasi menurut Nasution (1996:30) menghadapi tiga tugas utama : 1) Menyusun rencana dan progam untuk mencapai tujuan dan misi organisasi secara keseluruhan. 2) Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. 3) Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam pengoperasikan angkutan kota. Masalah umum manajemen lalu lintas adalah bagaimana mencapai optimalisasi kapasitas angkutan. Kapasitas angkutan adalah kemampuan suatu alat angkut untuk memindahkan muatan atau barang dari suatu tempat ke tempat tertentu. Unsur unsur kapasitas angkutan menurut Abbas Salim (1993:10) terdiri dari berat dan muatan, jarak yang ditempuh, waktu yang dibutuhkan. Dari penjelasan di atas penulis mengambil kesimpulan utnuk pemanfatan maksimum dari kapasitas angkutan, manajemen lalu lintas harus mampu mencapai efisiensi dan operasional yang tinggi, mencapai standar perawatan yang layak jalan dari kendaraan dan dapat mencapai organisasi yang sehat dengan standar tanggung jawab manajemen yang tinggi. b. Permintaan dan penawaran jasa transportasi 1) Permintaan jasa transportasi 22 Menurut Abbas Salim (1993:15), kebutuhan akan jasa transportasi ditentukan oleh barang dan penumpang yang akan diangkut dari satu tempat ke tempat yang lain. Untuk mengetahui berapa jumlah permintaan akan jasa angkutan yang sebenarnya (actual demand) perlu dianalisis permintaan akan jasa jasa transportasi sebagai berikut : a) Pertumbuhan penduduk b) Pembangunan wilayah dan daerah c) Industrialisasi d) Transmigrasi dan penyebaran penduduk e) Analisis dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi. 2) Penawaran jasa transportasi Penawaran jasa transportasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ada kaitannya dengan permintaan akan jasa transportasi secara menyeluruh. Tiap modal transportasi mempunyai sifat karakteristik dan aspek tehnis yang berlainan, hal mana akan mempengaruhi terhadap jasa angkutan yang ditawarkan oleh pengangkutan. Dari sisi penawaran jasa angkutan menurut Abbas (1993:18) dapat bedakan dari beberapa segi sebagai berikut: a) Peralatan yang digunakan b) Kapasitas yang tersedia c) Kondisi alat tehnis yang dipakai d) Produksi jasa yang dapat diserahkan oelh perusahaan angkut e) Sistem pembiayaan dalam pengoperasian alat angkut 23 Sementara itu segi penyedia jasa memperhatikan benar benar agar pengguna jasa angkutan merasa puas terhadap hal hal yang berhubungan dengan hal hal sebagai berikut : keamanan, ketepatan, keteraturan, kenyamanan, kecepatan, kesenangan dan kepuasan. c. Penerapan Manajemen Transportasi Menurut Pearce dan Robinso (1997:20) manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran sasaran perusahaan. Sedangkan menurut Griffin (2004:226) , manajemen strategi atau strategis (strategic management) adalah cara untuk menanggapi peluang dan tantangan bisnis. Manajemen strategis merupakan proses manajemen yang komprehensif dan berkelanjutan yang ditujukan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi yang efektif. Strategi yang efektif adalah strategi yang mendorong terciptanya keselarasan yang sempyurna antara organisasi dengan lingkungannya dan dengan pencapaian tujuan strategisnya. Jadi manajemen strategi atau manajemen strategis merupakan cara (strategi) yang ditempuh perusahaan atau organisasi dalam mengambil keputusan dan tindakan untuk menaggapi peluang dan tantangan, agar tetap eksis dan memenangkan persaingan. Griffin (2004:226) menejelaskan bahwa komponen strategi meliputi 3 bidang yaitu kompetensi unggulan, ruang lingkup, dan alokasi sumber daya. 24 Kompetensi unggulan (distinctive competence) adalah suatu yang dapat dilakukan dengan baik oleh suatu organisasi. Ruang lingkup (scope) dari suatu strategi merinci tentang pasar dimana suatu perusahaan atau organisasi akan bersaing. Kemudian alokasi sumber daya (resource deployment) mencakup bagaimana suatu perusahaan akan mendistribusikan sumber sumber dayanya di antara bidang bidang yang merupakan lahan persaingannya. Agar strategi perusahaan atau organisasi disusun secara efektif, maka iperlukan adanya dapat informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan dengan kondisi dan situasi perusahaan atau organisasi tersebut. Salah satu metode untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan atau organisasi adalah analisis SWOT. Menurut Graffin (2004:228), analisis SWOT adalah evaluasi atas kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknes) internal suatu organisasi yang dilakukan secara berhati hati, dan juga evaluasi atas peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari lingkungan. Dalam analisis SWOT, stategik terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi adalah dengan (1) mengeksploitasi peluang dan kekuatan suatu organisasi, dan pada saat yang sama (2) menetralisasikan ancamannya, dan (3) menghindari atau memperbaiki kelemahannya. Robinso dan Pearce (1997:29) memberi definisi faktor faktor lingkungan sebagai berikut: a) Strength (kekuatan) adalah suatu keunggulan sumber daya yang belum tergali dengan optimal sehingga memberikan 25 kemungkinan organisasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Kekuatan merupakan sumber daya, keunggulan relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang ingin dilayani oleh organisasi, kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan komparatif dari pasar. b) Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan sumber daya, ketrampilan yang dibutuhkan organisasi sehingga menghambat kinerja efektif dari organisasi dalam pengembangan usahanya. c) Opportunities (peluang) adalah unsur unsur lingkungan luar (politik, ekonomi, sosial dan IPTEK) positif yang memberikan kesempatan dan mendukung keberadaan organisasi. Peluang merupakan situasi penting yang menguntungkan. Identifikasi segmen pasar yang terabaikan, perubahan teknologi serta membaiknya hubungan dengan investor dapat memberikan peluang untuk pengembangan usaha. d) Threats (ancaman) adalah unsur unsur lingkungan luar (politik, ekonomi, sosial dan IPTEK) negatif yang menghambat kegiatan pelayanan transportasi. Ancaman merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan dan merupakan pengganggu utama dalam pengembangan pelayanan, masuknya pesaing baru dan lambatnya kegiatan pelayanan merupakan ancaman bagi peningkatan kualitas pelayanan. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman saja tentu tidak cukup. Daftar tersebut harus dibahas, dianalisis, dibandingkan dan dipertentangkan secara cermat. Dengan kata lain analisis SWOT ini harus dikerjakan. Seperti yang dijelaskan dalam matrik yang dibuat oleh Rangkuti, oleh karenanya analisis terhadap peningkatan kualitas pelayanan transportasi PT.KAI (Persero) dalam upaya penentuan strategi peningkatan dapat digambarkan sebagai berikut: 26 Tabel Matrik SWOT internal eksternal Strenght/Kekuatan: Dituliskan beberapa kekuatan yang dimiliki Weakness/Kelemahan: Dituliskan beberapa kelemahan yang dimiliki Opportunity/Peluang: Dituliskan beberapa peluang yang mungkin dihadapi Strategi SO: Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO: Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threat/Ancaman: Dituliskan beberapa ancaman yang mungkin dihadapi Strategi ST: Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Strategi WT: Strategi yang meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman Sumber: Rangkuti (1997:31) Beberapa alternatif strategi yang dapat digunakan, antara lain: a) Strategi SO: Strategi yang akan digunakan dengan cara menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Penyusunan strategi peningkatan kualitas pelayanan transportasi akan dibuat dengan memanfaatkan peluang sebesar besarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dan peluang yang tersedia di lingkungan eksternal 27 b) Strategi ST: Strategi yang akan digunakan dengan cara menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi peningkatan kualitas pelayanan transportasi PT KAI (Persero) akan dibuat berdasarkan penggunaan kekuatan yang dimiliki PT KAI (Persero) untuk mengatasi ancaman. Oleh karena itu, strategi ini dapat digunakan untuk menghindari, atau paling tidak untuk memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar dengan menggunkan kekuatan yang dimiliki. c) Strategi WO: Strategi yang akan digunakan dengan cara meminimalkan kelemahan yang dimiliki agar tetap dapat memanfaatkan peluang. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang internal yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Analisis peluang internal diharapkan dapat menghasilkan strategi dalam penyusunan strategi meningkatkan pelayanan transportasi di PT KAI (Persero) dengan peminimalan kelemahan secara tepat. d) Strategi WT: Strategi yang digunakan dengan cara meminimalkan kelemahan sekaligus menghindari ancaman agar tetap bertahan. Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Dengan demikian, analisis SWOT merupakan salah satu langkah yang paling penting dalam memformulasikan strategi. Dengan 28 menggunakan misi organisasi sebagai konteks, manajer mengukur kekuatan dan kelemahan internal (kompetensi unggulan), demikian juga kesempatan dan ancaman eksterna. Tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi yang baik yang mengeksploitasi kesempatan dan kekuatan, menetralisir ancaman, dan menghindari kelemahan. Dengan adanya rancangan manajemen strategi, para manajer di semua tingkat dalam perusahaan berinteraksi dalam perencanaan dan implementasi. Oleh karena itu, konsekuensi dari penerapan manajemen strategi salah satunya adalah pengambilan keputusan secara partisipatif, yang melibatkan berbagai bidang yang ada dalam perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Menurut Pearce dan Robinso (1997:30) dengan menerapkan manajemen strategi, maka perusahaan atau organisasi akan mendapatkan manfaat sebagai berikut : 1) Kegiatan perumusan (formulasi) strategi memperkuat kemampuan perusahaan mencegah masalah. Manajer yang mendorong bawahannya untuk menaruh perhatian pada perencanaan dibantu dalam melaksanakan tanggung jawab pemantauan dan peramalan oleh bawahannya yang menyadari perlunya perencanaan strategi. 2) Keputusan strategi yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali dihasilkan dari alternatif terbaik yang ada. Proses manajemen strategi menghasilkan keputusan yang lebih baik karena interaksi kelompok menghasilkan strategi yang lebih beragam dan karena peramalan yang di dasarkan pada bermacam macam spesialisasi anggota kelompok meningkatkan kemampuan menyaring pilihan. 3) Keterlibatan karyawan dalam perumusan strategi meningkatkan pemahaman mereka akan adanya hubungan produktivitas imbalan di setiap rencana strategi dan dengan demikian, mempertinggi motivasi mereka. 29 4) Senjang dan tumpang tindih kegiatan di antar individu dan kelompok berkurang karena partisipasi dalam perumusan strategi memperjelas adanya perbedaan peran masing masing. 5) Penolakan terhadap perubahan berkurang. Meskipun para peserta dalam perumusan strategi mungkin tidak lebih senang dengan keputusan mereka sendiri ketimbang jika keputusan diambil secara otoriter, kesadaran mereka yang lebih besar akan parameter parameter yang membatasi pilihan membuat mereka lebih mau menerima keputusan ini. 3. Strategi Transportasi a. Strategi Pelayanan Penumpang Sebagai moda transportasi alternatif sektor darat, kereta api menjadi suatu pilihan tepat bagi masyarakat untuk dapat menempuh perjalanan tanpa hambatan. Padatnya kendaraan bermotor di perkotaaan yang kian menciptakan kemacatan dimana mana, menjadikan suatu alasan utama bagi masyarakat untuk beralih transportasi dengan kereta. Kereta api memiliki karakteristik dan keunggulan yang lebih dibanding rival nya yaitu bus dan angkutan umum dimana kereta memiliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut, baik orang maupun barang secara masal, menghemat energy, menghemat penggunaan ruang, memiliki tingkat pencemaran yang rendah, dan yang terpenting adalah kecepatannya yang dapat menghemat waktu perjalanan. Takheran bilamana kereta api menjadi trasnportasi darat yang sangat diminati para penumpang untuk dapat dengan cepat sampai tujuan. Kebutuhan masyarakat akan transportasi ini meningkat intensitasnya ketika sudah memasuki hari libur, dan juga menjelang hari raya. Namun 30 ntensitas untuk hari kerja para pekerja, tidaklah sebanyak hari libur dan menjelang hari raya dikarenakan memang lokasi pekerjaan dapat terjangkau dengan baik bilamana menggunakan motor, mobil, bus atau angkutan umum. Namun, seiring meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya minat masyarakat terhadap kereta api khususnya peningkatan intensitas di hari libur dan saat menjelang hari raya, kualitas pelayanan public kereta api Indonesia kian dinilai buruk/tidak maksimal dalam melayani, baik pelayanan secara administrasi, teknis, fasilitas, dan juga keamanan. Dari segi administrasi penumpang banyak sekali dikecewakan dengan harga karcis/tiket yang melambung, pendaftaran online yang terkadang sulit diakses, atau bahkan hingga kehabisan karcis/tiket, dari segi fasilitas dan keamanan yang diberikan, fasilitas didalam stasiun maupun didalam kereta pun semakin tidak layak, begitu juga keamanan yang kurang menjamin. Lebih dari itu, kepastian jadwal keberangkatan pun tidak pasti. Hal ini membuat para penumpang terlantar di stasiun dan harus menunggu ber jam jam. Keluhan keluhan masyarakat terhadap pelayanan kereta api dalam keadaan yang luar biasa (hari libur dan saat menjelang hari raya) ini menjadi cerminan kualitas pelayanan public yang tidak maksimal dari trasnportasi kereta. Kenyataan ini menjadi bahan evaluasi bagi PT Kereta api Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang mengakomodasi kebutuhan transportasi masyarakat. 31 Pelayanan transportasi, khususnya transportasi kereta api, merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Yang dimaksud pelayanan publik disini adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan. Aspek keterbukaan dalam penyelenggaraan pelayanan publik menjadi semakin penting untuk diperhatikan. Hal ini menuntut adanya perubahan sikap dan orientasi birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan publik. Proses transformasi penyelenggaraan pelayanan publik yang mengedepankan kultur service merupakan kebutuhan dan tuntutan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Birokrasi pemerintah harus mengubah citra dirinya sebagai penguasa dan mengembalikannya pada hakekatnya sebagai pelayan masyarakat. Di dalam kultur tersebut, birokrasi pemerintah harus menempatkan masyarakat sebagai subyek pelayana, bukan obyek yang pasif. Masyarakat harus dipandang sebagai konsumen yang mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan yang transparan, efisien, ada jaminan kepastian, dan adil. Dengan demikian, birokrasi pemerintah sebagai pelayan publik harus bersikap obyektif, tidak memihak, memberikan informasi yang obyektif, dan memperhatikan konsumen. Warga negara atau masyarakat dalam pelayanan publik tidak dipandang pada posisi yang lemah, tetapi harus 32 ada pada posisi seimbang dengan birokrasi pemerintah, sehingga masyarakat memiliki posisi tawar menawar yang kuat. Sebagai abdi negara, birokrasi pemerintah atau pemberi pelayanan publik harus memeberikan atau jaminan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat penerima pelayanan publik tersebut. Agar pelayanan berfokus pelanggan dapat efektif menurut Gaspersz (1997:23) aparatur pelayanan harus menciptakan kepuasan total pelanggan dengan cara memperhatikan dan mewujudkan dimensi atau atribut kualitas jasa dibawah ini dengan sebaik baiknya, yaitu : 1) Ketepatan waktu pelayanan. Hal hal yang perlu diperhatikan di sini berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses. 2) Akurasi pelayanan. Berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas dari kesalahan kesalahan. 3) Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. Ini terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal, seperti : operator telepon, petugas keamanan (satpam), pengemudi, staf adminstrasi, kasir, petugas penerima tamu, perawat, dan lain lain. 4) Tanggung jawab. Berkaitan dengan penerimaan pesanan, dan penanganan keluhan dari pelanggan eksternal. 5) Kelengkapan. Menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung serta pelayanan komplementer lainnya. 6) Kemudahan mendapatkan pelayanan. Berkaitan dengan banyaknya uotlet, banyaknya petugas yang melayani seperti kasir, staf administrasi, dan lain lain, banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer untuk memproses data dan lain lain. 7) Variasi model pelayanan. Berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola pola baru dalam pelayanan, feature dari pelayanan dan lain lain. 8) Pelayanan pribadi. Berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan permintaan khusus. 9) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan. Berkaitan dengan lokasi, ruang, dan tempat pelayanan, kemudahan 33 menjangkau, tempat parkir kendaraan, ketersediaan informasi, petunjuk petunjuk dan bentuk bentuk lain. 10) Atribut pendukung pelayanan lainnya. Ini berkaitan dengan lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas musik, AC dan lain lain b. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan salah satu alat manuasia untuk mencapai tujuan, sedangkan manusia merupakan salah satu dari sekian banyak sumber daya yang digunakan. Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling penting menuju misi, tujuan, dan pencapaian hasil suatu organisasi. Tanpa adanya sumber daya manusia, proses yang ada di dalam organisasi tidak akan dapat dijalankan. Nawawi (2003:40) mendefinisikan sumber daya manusia dalam 3 pengertian, sebagai berikut: a) Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan). b) Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. c) Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finasial) didalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi Telah diuraikan pengertian konsep manajemen dan konsep sumber daya manusia, menurut Storey (1995 dalam Alwi, 2001:6) Manajemen Sumber Daya diartikan sebagai pendekatan yang khas terhadap manajemen tenaga kerja yang berusaha mencapai keunggulan kompettitf 34 melalui pengembangan strategi dari tenaga kerja yang mampu memiliki komitmen tinggi dengan menggunakan tatanan kultur yang integrated, struktural, dan tehnik tehnik personal. Sedangkan menurut Tulus (1992:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharan, dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu, dan masyarakat. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan manajemen sumber daya manusia merupakan suatu usaha menyelesaikan pegawai dalam sebuah organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi melalui pengadaan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen umumnya memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Menurut Cardoso (2000:3) Tugas manajemen sumber daya manusia berkisaran pada upaya mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia yang puas dan memuaskan bagi suatu organisasi. Menurut Amstrong dalam Ambar Sulistyani (2005:10), pendekatan terhadap manajemen manusia tersebut didasarkan pada empat prinsip dasar. Pertama, sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci keberhasilan organisasi. Kedua, keberhasilan ini sangat mungkin 35 dicapai jika peraturan atau kebijaksanaan dan prosedur yang bertalian dengan manusia dari perusahaan tersebut saling berhubungan, memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan perusahaan serta perencanaan strategis. Ketiga, kultur dan nilai perusahaan, susunan organisasi, dan perilaku manajerial akan memberikan pengaruh yang esar terhadap hasil pencapaian terbaik. Keempat, manajemen manusia berhubungan dengan integrasi: menjadikan semua anggota organisasi tersebut terlibat dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dari pendapat yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan manusia merupakan faktor utama dalam mewujudkan tujuan organisasi, sehingga untuk mencapai keberhasilan tujuan suatu organisasi diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten. Dalam bidang manajemen sumber daya manusia keseluruhan langkah dan prosedur harus ditempuh, sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi. c. Kualitas Pelayanan Publik Menurut Sinambela, (2006:5) Pelayanan secara umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan landasan faktor materiil melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang sesuai dengan haknya. Sedangkan pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau 36 kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat adalah sudah menjadi tugas utama pemerintah. Sebagai suatu kebutuhan yang urgent dan menyangkut kepentingan masyarakat banyak, m ka mutu dan kualitas pelayanan publik haruslah mendapatkan prioritas utama pemerintah. Mengingat pemerintah adalah penyelenggara pelayanan di bidang publik, maka pemerintah berkewajiban untuk memberikan kualitas pelayanan yang terbaik dalam segala bidang layanan yang nantinya akan diterima oleh masyarakat sebagai pengguna layanan. Mengingat keterbatasan pemerintah dalam memberikan pelayanan yang prima terhadap masyarakat, maka kemudian dalam beberapa aspek pemerintah juga memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk turut serta membantu peran pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat sebagai klien berhak untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang prima dari penyelenggara pelayanan dengan bebas untuk menentukan pilihannya dalam mendapatkan pelayanan yang mereka perlukan, namun demikian kualitas pelayanan yang baik tidak bisa begitu saja dapat diperoleh masyarakat karena berbagai macam faktor tertentu. Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Peranannya akan lebih besar dan menentukan manakla dalam kegiatan jasa tersebut terdapat kompetisi dalam usaha 37 merebut pasaran atau pelanggan. Dengan adanya kompetisi seperti itu menimbulkan dampak positif dalam organisasi atau perusahaan, yakni mereka saling bersaing dalam pelaksanaan pelayanan, melalui berbagai cara, tehnik dan metode yang dapat menarik lebih banyak orang menggunakan atau memakai jasa atau produk yang dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan. Persaingan yang ada tidak hanya pada segi mutu dan jumlah tetapi juga dalam hal layanan. Justru dalam hal yang terakhir inilah persaingan semakin seru dalam pemberikan pelayanan terhadap pengguna jasa yang cepat dan memuaskan. Kualitas pelayanan yang baik akan memberi kepuasan kepada pelanggan atau pengguna jasadan mempengaruhi minat untuk kembali lagi ke pemberi pelayanan yang sama, dan juga sebaliknya. Dalam hal ini termasuk juga dalam pelayanan transportasi PT.KAI (Persero) yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi yaitu penumpang kereta api. Pemberi pelayanan harus dibarengi dengan adanya kualitas. Hal itu berguna untuk memenuhi keinginan konsumen yang tentunya ingin mendapatkan service yang terbaik yang sewajarnya mereka dapatkan sebagai customer. Apalagi apabila hal tersebut diterapkan pada suatu organisasi tak terkecuali PT KAI (Persero) Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis oleh Gaspersz (1997) dinyatakan bahwa: Pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langusung, 38 maupun keistimewaan aktif yang memenuhi keinginan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Sementara itu, Deming (Nasution, 2001:16) mendefinisikan kualitas sebagai berikut: Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Dengan demikian penyelenggaraan pelayanan haruslah dapat memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen yang kemudian disesuaikan dengan bentuk layanan yang disediakan. Kemudian Deming menambahkan bahwa kualitas adalah Perbaikan berkesinambungan continuos improvement). Pada poin kedua ini yang ditekankan adalah mengenai perbaikan kualitas yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Hal ini mengingat bahwa kebutuhan konsumen setiap hari selalu mengalami peningkatan dan oleh karena itu perlu adanya respon dari penyelenggara pelayanan untuk dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka secara singkat dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dimana suatu produk atau jasa yang ditawarkan atau diberikan oleh pemberi layanan terhadap pengguna jasa dapat sesuai dengan apa yang diharapakan oleh pengguna jasa atau layanan sehingga akan menimbulkan kepuasan terhadap pengguna layanan tersebut. Kualitas hanya dirasakan oleh pengguna layanan yang ditentukan oleh kemampuan pemberi layanan, oleh karena itu di dalam memberikan pelayanan, pemberi layanan atau 39 jasa hendaknya haruslah dapat memberikan pelayanannya yang maksimal agar hasil kualitas pelayanannya dapat memuaskan bagi customer. Apabila kualitas yang diberikan buruk dan kurang memuaskan maka kemudian akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan pengguna jasa terhdap pemberi layanan tersebut dan kemungkinan besar pengguna layanan akan beralih ke penyelenggara layanan lain yang dirasa lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanan. Kualitas sangat ditentukan dan berhubungan dengan bagaimana suatu pelayanan itu diberikan oleh pemberi pelayanan terhadapa pengguna layanan. Pelayanan sebagai tugas utama dari pemerintah haruslah mendapatkan prioritas pertama untuk dilaksanakan dengan sebaik baiknya. Sementara itu definisi dari pelayanan publik menurut Ratminto dan Winarsih (2005:223), adalah: Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan. Masih menurut Ratminto dan Winarsih (2005:5), konsep Publik dalam public service dapat disejajarkan atau dipadankan dalam istilah pelayanan umum. Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dapat dilakasankan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah 40 baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan. Sedangkan menurut Gronroos (1990:27) Pelayanan adalah suatu aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal hal lain yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik baik pemerintah maupun dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakatr maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan. Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas dapat dicapai konsisten dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan perhatian khusus pada kinerja pelayanan maupun standart pelayanan. Parasuraman et.al (1985) mengatakan ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expective service (pelayanan yang diharapkan) dan perceived service (pelayanan yang diterima). Karena kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan 41 pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Sehingga apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Dalam perkembangan selanjutnya, Parasuraman dkk (dalam Zeithamil dan Bitner, 1996:118) mengatakan bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap kualitas jasa ada lima dimensi yang perlu diperhatikan : 1) Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,pegawai dan sarana komunikasi 2) Emphaty yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan 3) Responsivenes, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4) Reliability, yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, kehandalan dan memuaskan. 5) Assurance, yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf (bebas dari bahaya, resiko dan keragu raguan). Dari dimensi yang sudah dijelaskan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa suatu perusahan dapat menghabiskan sejumlah besar dana untuk beriklan atau melakukan promosi penjualan, namun kecil kemungkinan upaya tersebut akan berhasil jika produk yang diiklankan itu memiliki kualitas yang buruk, harganya terlalu mahal, atau tidak memiliki jaringan distribusi hingga ke tangan konsumen. 42 . Pertanyaan Penelitian 1) Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi PT KAI DAOP VII Madiun dalam pencapaian strategi kualitas pelayananan transportasi ? 2) Bagaimana strategi PT KAI DAOP VII Madiun dalam jangka pendek dan jangka panjang dalam hal peningkatan kualitas pelayanan ? 3) Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, apakah pelayanan yang diberikan kepada penumpang mengalami peningkatan atau penurunan ? Apa saja yang menjadi tolak ukur ? 4) Langkah langkah apa saja yang diambil pihak manajemen dalam menanggapi isu pelayanan perkeretaapian (banyaknya kecelakaan kereta api, kelalaian SDM, kurang adanya kedisiplinan pegawai, percaloan, keterlambatan datangnya kereta api) ?

1.PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGIK

Strategik adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah kemenangan. Asal kata strategi adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, strategos.Pengertian strategi menurut Glueck dan Jauch adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut :a.Pengertian Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.b.Pengertian Khusus Strategi merupakan tindakan yang bersifatincremental(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.

Pengertian Manajemen Strategik menurut beberapa ahli yaitu :1.Menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa manajemen strategik adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.2.Menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi.Dari pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen strategik merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula.Manajer memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kepuasan dan komitmen karyawan. Para manajer dituntut untuk bisa membantu karyawan memahami strategi organisasi secara keseluruhan dan bagaimana pekerjaan mereka mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Para manajer juga harus memastikan pimpinan senior mengambil tindakan yang perlu berdasarkan umpan balik dari karyawan untuk memastikan perusahaan tetap kompetitif.Adapun keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, yakni :1.Ketrampilan konseptual(conceptional skill)Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.2.Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)Manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.3.Keterampilan teknis (technical skill)Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:1.Keterampilan manajemen waktuMerupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana.2.Keterampilan membuat keputusanMerupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager).Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

Berikut yang dapat saya simpulkan, kemampuan hardskill dan softskill yang diperlukan oleh seorang manajer, adalah :-Hardskill : mempunyai kemampuan dalam menganalisis dan menggunakan berbagai alat yang ada, seperti komputer.-Softskill : mempunyai kemampuan dalam suatu organisasi dalam memanage para karyawan.2.SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN STRATEGIKDalam perkembangannya sebagai cabang ilmu,manajemenstrategis berevolusi dari berbagai macam sumber. Bab ini akan mengetengahkan beberapa sumber teori yang mempengaruhi pendekatan terhadapmanajemenstrategis.Teori EvolusidanRevolusiTeori evolusi yang paling dikenal adalah teori evolusi spesies biologi dari Charles Darwin. Menurut Darwin, perubahan lingkungan akan memaksa setiap spesies berkembang secara berkesinambungan berubah dan bertransformasi. Bersamaan dengan perubahan itu, mahluk hidup harus beradaptasi dengan lingkungan untuk tetap bertahan. Spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan akanpunah dan tersingkir. Kerangka berpikir perubahan evolusi seperti yang diketengahkan Darwin, mempengaruhi pemikir pemikir bidangmanajemen, diantaranya Gioia D A & Pitre E (1990). Mereka juga sampai pada kesimpulan bahwa organisasi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan berubah secara perlahan bertahap, yang sesuai dengan teori evolusi Darwin mengharuskan organisasi berubah menyesuaikan untuk tidak punah. Organisasi yang tidak mampu mengikuti perubahan lingkungan akankalah bersaing dengan pesaingnya dan terpaksa keluar dari entitas kegiatan maupun usaha. Schumpeter J memberikan pandangan yang berbeda tentang perubahan evolusilingkungan luar organisasi. Menurutnya lingkungan tidak berubah secara perlahan tetapi secara revolusioner dan mendadak. Lebih jauh menurut mereka entitas atau spesies dapat bertahan tanpa ada perubahan pada waktu yang cukup lama. Akibat perubahan yang cepat dan mendadak entitas lama akan punah dan timbul entitas / spesies baru. Entitas / Spesies baru ini dapat bertahan lebih lama disbanding sebelumnya sampai timbul perubahan yang cepat dan mendadak lagi . Demikian seterusnya silih berganti terbentuk entitas / spesies baru yang hidup dan bertahan dengan waktu yang lebih lama sampai dengan munculnya perubahan cepat dan mendadak berikutnya.Menurut Schumpeter lingkungan ekonomi mempunyai karakteristik yang secararelatip mempunyai periode yang lama dan stabil dengan disela periode pendek terputus serta perubahan yang cepat. Perubahan cepat tersebut diakibatkan diantaranya penemuan organisasi kewirausawan baru dengan teknologi yang lebih maju. Industri baru diciptakan, memunahkan perusahaan perusaan yang ada sebelumnya karena obselete.

Teori Organisasi IndustriOrganisasi industri, suatu cabang dari mikroekonomi, menekankan pengaruh dari lingkungan industri terhadap perusahaan. Secara implisit, teori organisasi industridibangun oleh perubahan secara evolusioner. Untuk dapat bertahan dan mampu memberikan nilai tambah suatu perusahaan harus dapat beradaptasi pada tekanan tekanan lingkungan industri dari perusahaan tersebut. Industri dengan struktur atau kekuatan yang kondusif akan memberikan kesempatan untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi, sementara sebaliknya perusahaan akan mengalami hambatan hambatan kelagsungan hidup mana kala lingkungan dari perusahaan tidak kondusif. Teori organisasi industri bersifat deterministik karena mengasumsikan bahwa keberhasilah suatu organisasi untuk bertahan tergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi terhadap tekanan tekanan dari lingkungan industri. Strategi serta sumber daya dan kompetensi dari perusahaan adalah refleksi dari lingkungan industri. Karena fokus dari bidang ini adalah pada tekanan tekanan dari lingkungan industri, organisasi atau perusahaan dalam suatu lingkungan industri dianggap memiliki strategi, kekuatan, dan kompetensi yang sama. Karena itu, perusahaan yang berkompetisi dalam suatu lingkungan industri beroperasi dalam cara yang relatif homogen. Jika satu perusahaan mengembangkan strategi yang lebih baik atau beroperasi dengan lebih baik maka perusahaan yang kurang berhasil dapat meniru perusahaan yang lebih baik tersebut dengan cara membeli sumber daya atau kemampuanmanajemenyang telah membuat perusahaan yang lebih baik tersebut menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi.Teori-teori mengenai revolusi dan evolusi dan teori organisasi industri-mengembangkan pemahaman kita mengenai bagaimana kekuatan lingkungan dapatmempengaruhi organisasi. Teori berikut memerlukan perspektif yang agak berbeda dengan melihat tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada tingkat kemampuan bersaing dari perusahaan .

Teori Ekonomi ChamberlinSeorang ahli ekonomi Edward Chamberlin, mewakili cabang lain dari mikroekonomi, mengungkapkan idenya dalam konteks perubahan lingkungan secara evolusioner. Ia menyatakan bahwa satu perusahaan dapat membedakan dirinya dari competitor yang lain:[A] general class of product is differentiated if any significant basis exist for distinguishing the goods (or services) of one seller from those of another. Where such differentiation exist, even though it might be slight, buyers will be paired with sellers, not by chancebut according to their preferences. (E.H. Chamberlin, The Theory of Monopolistic Competiton, Cambridge, Mass:Harvard University Press,1956, p.231) Perbedaan dapat muncul untuk suatu waktu yang tertentu karena adanya proteksi hukum seperti merek dagang atau paten atau karena perusahaan tersebut menerapkan strategi tersendiri, kompetensi, dan sumber daya yang tidak dapat dengan mudah siperoleh oleh kompetitor lain. Perusahaan harus mempunyai suatu komitmen bahwa pembeli dan penjual adalah suatu pasangan yang saling memerlukan. Harus disadari bahwa pembeli mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihan untuk berhubungan dengan penjual yang disukainya. Hal ini mengakibatkan kebutuhan bagi perusahaan untuk menyusunkehandalan tingkat bersaingnya (menganalisa kekuatan dan kekurangan relative terhadap perusahaan kompetitor) serta selalu mengamati peluang dan tantangan yang ada di lingkungannya. Penekanan keseimbangan kedudukan antara perusahaan dan lingkungannya lebih jauh dikembangkan pada teori kontingensi.

Teori KontingensiTeori kontingensi juga masih dalam konteks perubahan evolusioner lingkungan.Dasar pemikiran dari teori kontingensi ini adalah bahwa imbal hasil keuangan yang tinggi hanya akan diperoleh oleh perusahaan yang dapat memberikan kontribusi kepada lingkungan. Lado A et al (1992) berpendapat tidak seperti teori-teori terdahulu mengenai perubahan evolusioner dan revolusioner dan organisasi industry yang mempunyai kerangka landasan sangat abstrak, teori contingensi dapat dipergunakan mengamati interaksi lingkungan dengan organisasi pada setiap tingkatan analisa, misalnya tingkatan industri, kelompok strategis atau satu entitas perusahaan.Jika teori teori sebelumnya seperti teori Chamberlin dll adalah berdasarkan pendekatan secara deterministik, teori kontigensi menganggap kinerja perusahaan adalah suatu gabungan hasil dari tekanan lingkungan dan tindakan strategis yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan menjadi proaktif dengan melakukan pilihan jenis kegiatan dalam lingkungan dimana kesempatan dan ancaman sesuai dengan kekuatan dan kelemahan dari perusahaan. Jika terjadi perubahan lingkungan industri yang tidak menguntungkan , perusahaan harus dapat meninggalkan jenis industri yang sudah tidak menguntungkan dan memindahkan sumber dayakompetensi yang dipunyai ke jenis industri yang mempunyai harapan lebih baik Pada dasarnya kedua teori Chamberlin dan teori kontigensi memandang organisasi sebagai perusahaan yang heterogen yang dapat memilih lingkungan untuk melakukan kegiatan. Kinerja perusahaan ditentukan oleh kesesuaian tantangan serta ancaman dari lingkungan dan kekuatan serta kelemahan dari perusahaan.

Teori Resources BasedTeori resource based memberikan penekanan keharusan bagi perusahaan untuk melakukan pilihan secara proaktif. Bagi teori ini, walaupun kesempatan dan tantangan dari lingkungan merupakan pertimbangan yang penting, tetapi sumber daya dan kompetensi yang unik dipunyai perusahaan dapat dijadikan strategi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Pengertian sumber daya meliputi semua asset perusahaan baik itu tangible maupun tidak tangible seperti modal keuangan, peralatan, sumber daya manusia, teknologi dan informasi. Teori ini lebih berfokus kepada individu perusahaan atau organisasi daripada lingkungan berkompetisi. Jika perusahaan bermaksud memanfaatkan sumberdayanya untuk suatu keunggulan bersaing secara berkelanjutan, sumberdaya sumberdaya tadi harus unggul, unik atau langka , kecil kemungkinan keberhasilan duplikasi serta tidak dapat digantikan dengan sumberdaya lain. Sumberdaya dikatakan unggul jika mampu memberikan hasil yang besar kepada perusahaan dengan efisien dan efektif. Sumberdaya langka adalah sumberdaya yang dimiliki sedikit pesaing. Teori resourced based dapat dikerangkakan pada keadaan perubahan evolosioner mapun perubahan revolusioner. Perusahaan yang mempunyai keunggulan yang khas didalam lingkungan yang berubah secara evolusi dapat meneruskan persaingan secara efektif dengan melakukan pertambahan perbaikan terhadap sumberdaya. Disisi lain, jika dipunyai sumberdaya yang mampu membuat perusahaan mempunyai keunggulan bersaing didalam suatu lingkungan revolusioner juga niscaya tidak akan menjadi irrelevan pada lingkungan industri pilihan baru.

3.PERENCANAAN MANAJEMEN STRATEGIKPerencanaan strategik merupakan proses Sistematis yang berkesinambungan, melalui proses pembuatan keputusan dengan memanfaatkan sebanyak mungkin pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis berbagai kegiatan untuk melaksanakan keputusan tersebut, dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang sistematis pula. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan bahwa perencana strategik merupakan bagian terpenting dalam penyelenggaraan manajemen strategik.Untuk pertama kalinya manajemen strategik dikembangkan dalam kalangan militer Indonesia pada awal dasawarsa tujuh pu-luhan, guna mewujudkan suatu tatanan kekuatan nasional yang berperan melindungi keutuhan teritori serta kedaulatan bangsa dan negara. Tatanan tersebut hingga saat ini dikenal sebagai sistem manajemen sumberdaya pertahanan dan keamanan de-ngan Sistem Perencanaan Strategis Pertahanan Keamanan Negara (Sisrenstra Han-neg) sebagai perwujudan rencana tindakan dan kegiatan mendasar dalam pola impelementasi.Ketika itu ada kecenderungan manajemen strategis versi ABRI ini hendak dijadikan model untuk mendukung perencanaan strategis pembangunan nasional versi pemerintah, akan tetapi hal ini tidak berkembang sebagai keputusan manajerial, kecuali pro dan kontra kehendak masing-masing. Ketika lingkungan mendadak berubah dalam suatu era reformasi menuju pemerintahan demokratis (demokratic gover-nance) yang mengandaikan semua itu dirumuskan dan dilaksanakan dengan parameter prinsip supremasi otoritas politik (civilian supremacy), mekanismechecks and balancesdan terse-dianya instrumen transparansi kebijakan yang membuka peluang bagi akuntabilitas publik,maka berkembanglah pemaham-an dan pengetahuan praktis tentang perencanaan strategis sehingga banyak pihak mulai melihat secara terbuka dan meragukan kontribusi riil yang disumbangkan oleh manajemen strategis untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yangoverlapdengan tujuan ABRI.Lalu mulai dikeluhkan tentang fungsi dan efektifitas perencanaan strategis, di saat yang sama juga mulai dirasakan sulitnya melakukan eksekusi strategi seperti yang telah direncanakan. Manajemen strategik hanya memberi perhatian pada faktor internal organisasi (ABRI), khususnya manajemen keuangan. Dengan kata lain, baik dalam wilayah perencanaan strategik maupun implementasi strategik, posisi manajemen strategik dikalangan TNI saat ini sedang dipertanyakan terlebih dengan semakin meningginya turbulensi lingkungan strategis dan intensitas pembaruan.Sementara itu sebagai buah reformasi telah terbentuk dasar-dasar perubahan di bidang manajemen pemerintahan dan pembangunan yang terwujudkan dalam UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, kemudian ditindak-lanjuti oleh pemerintah de- ngan menerbitkan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah. Dari sinilah diawali tahap baru dimana manajemen strategik berusaha memperoleh posisinya seirama dengan kompleksitas permasa-lahan negara. Sekalipun hingga saat ini hasilnya belum sepenuhnya dapat dicapai, dalam arti bahwa belum sepenuhnya instansi pemerintah, termasuk Dephan dan TNI mampu melaksanakannya, akan tetapi tanda-tanda positif tampak terlihat secara transparan. Konsep, asumsi, proses dan teknik analisis dicoba diperbarui dan sedapat mungkin dikembangkan untuk memperoleh perannya sebagai alat bantu pengambilan keputusan manajerial yang handal.Semua itu menggambarkan bahwa dalam era reformasi ini, manajemen strategis berada dalam nuansa transisi, termasuk di dalamnya manajemen sumber daya pertahanan dan keamanan sebagai manajemen strategik TNI yang saat ini menghadapi turbulensi perubahan lingkungan strategik demikian cepat. Seharusnya diperlukan juga mencari bentuk baru, tidak dengan caraslow motionakan tetapi proaktif dengan menyikapi perubahan lingkungan strategik.Dengan demikian TNI akan memilliki kesiapan yang lebih dari cukup untuk mengantisipasi dan mengeksploitasi peluang yang muncul. Mereka diharapkan tidak terjebak pada sikap anti perubahan yang lebih disebabkan oleh perumusan strategi pertahanan yang hanya dilandasi oleh kebiasaan, tunduk (loyalitas) pada pimpinan, berpikir incremental dan gradual. Yang sering menjadi pertanyaan adalah : Apakah TNI sebagai organisasi yang non profit, melakukan berbagai bentuk pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus dibatasi oleh kemampuan ekonomi negara dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik sebagai suatu keniscayaan ? sementara faktanya kita dihadapkan pada kondisi hutang luar negeri (pemerintah dan swasta) sebesar US $ 131,2 miliar, dan permasalahan ekonomi lain yang sangat parah. Apakah itu berarti mutlak diperlukannya berbagai tindakan penghematan/efisiensi, lalu apa-kah manajemen strategis memberi jaminan pencapaian tujuan organisasi atau langkah awal efisiensi pencapaian tujuan organisasi?. Dan apakah para pemimpin menyadari pentingnya pola berpikir strategik dan efisien dalam proses manajemen penge-lolaan pertahanan negara yang dimulai dari penataan internal tanpa mengabaikan pengaruh eksternal.

4.ANALISISFAKTOREKSTERNALAnalisis eksternal membantu perusahaan dalam memahami bagaimana memaksimalkan kekuatan mereka. Analisis eksternal melihat persaingan yang kompetitif di pasar, daya kompetisi tinggal, kemungkinan penetrasi pasar, informasi demografis dan tren, permintaan untuk produk atau layanan, dan sensitivitas harga. Meneliti persaingan di pasar sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui seberapa besar pangsa pasar yang mungkin bisa diperoleh baik dari dasar masuk ke dalam sektor atau peningkatan harga atau kualitas produk atau jasa yang ada. Memahami permintaan pasar untuk produk atau jasa yang ditawarkan dan sensitivitas harga dari permintaan konsumen adalah penting untuk strategi bisnis perusahaan.Analisis struktur kekuatan PersainganPorter (1985) mengajukan model lima kekuatan (five forces model) sebagai alat untuk menganalisis lingkungan persaingan industri. Industri dapat didefinisiskan kelompokbisnistertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkanlabadengan memproduksi produk atau jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat. Lima kekuatan persaingan tersebut adalah:a. Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama (rivalry among competition)b. Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru (threat of entry)c. Ancaman barang substitusi (threat of substitution)d. Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers)e. Daya tawar penjual (bargaining power of supplier)

1.Persaingan sesama pesaing dalam industri yang samaMenurut Porter, faktor persaingan antar pesaing dalam industri yang sama inilah yang menjadi sentral kekuatan persaingan. Misalnya, dalam industri minuman, coca cola bersaing dengan pepsi, teh botol sosro, fresh tea, dan limun. Dalam indutri kosmetik, wardah bersaing dengan viva, Revlon, citra.Pertanyaannya seberapa sengit persaingan dalam suatu industri? Apakah bersifat saling mematikan? ataukah saling sopan? semakin tinggi tingkat persaingan antar perusahaan mengindikasikan semakin tinggi pula profitabilitas industri, namun profitabilitas perusahaan mungkin menurun. Intensitas persaingan ini tergantung pada beberapa faktor.

Bentuk Persaingan terdiri dari berbagai faktor :1) Ada banyak pesaing2) Pertumbuhan industri lambat3) Produk atau jasa kurang memiliki differensiasi4) Biaya tetap tinggi atau produk tidak tahan lama5) Kapasitas biasanya dalam jumlah besar6) Hambatan untuk keluar sangat tinggi7) Para pesaing memiliki strategi, asal dan kepribadian yang beragamDalam industri rokok kretek, dominasi dari para pelaku utama bisnis ini sudah cukup dikenal. Pada periode tahun 1999 2001, ternyata 4 perusahaan rokok, yaitu PT. Gudang Garam Tbk, PT HM Sampoerna Tbk, PT. Djarum, dan Bentoel mendominasi industri meski pemain dalam industri ini berjumlah lebih dari 200 perusahaan.

2.Ancaman Masuknya Pendatang BaruSebuah perusahaan tertarik untuk terjun ke dalam suatu industri bila industri tersebut menawarkan keuntungan yang tinggi. Masuknya Lion Air dalam industri maskapai penerbangan Indonesia telah mengguncang dominasi Garuda Indonesian Airways, sekaligus juga mengundang pendatang baru lain Batavia Air, Air Asia untuk memasuki industri yang sama.Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah atau sulitnya rintangan memasuki suatu industri adalah:1) Skala ekonomi2) Diferensiasi produk3) Identitas merek4) Biaya pegalihan5) Kebutuhan modal6) Akses terhadap distribusi7) Keunggulan

3.Ancaman Barang substitusiBarang substitusi merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk sejenis. Misalnya kado sebuah coklat Silverqueen, bisa digantikan dengan eskrim Conello, atau diganti permen fox. Lebih jauh, ancaman barang substitusi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor berikut:1) Harga relatif salam kinerja barang substitusi2) Biaya mengalihkan keproduk lain3) Kecenderungan pembeli untuk mensubstitusi4.Daya Tawar PembeliSetidaknya ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kekuatan tawar pembeli. Faktor tersebut antara lain:1) Pangsa pembeli yang besar2) Biaya pengalihan ke produk lain yang relatif kecil3) Banyaknya produk subsitusi4) Tidak atau minimnya diferensiasi produk

5.Daya tawar penyedia inputPenyedia input mempunyai daya tawar yang tinggi bila perusahaan tersebut menjadi satu-satunya penyedia bahan baku bagi perusahaan lain yang membutuhkan inputnya. Artinya, penyedia input memonopoli harga maupun kuantitas barang. Berikut ini faktor yang mempengaruhi kuat tidaknya daya tawar penyedia input (pemasok)1) Industri pemasok didominasi hanya oleh sedikit perusahaan2) Produk pemasok hanya memiliki sedikit pengganti barang substitusi3) Pembeli bukan meupakan pelanggan yang penting bagi pemasok4) Produk pemasok merupakan produk yang penting bagi pembeli5) Produk pemasok didiferensiasikan6) Produk pemasok memiliki biaya pengalihan tinggi7) Pemasok memiliki ancaman integrasi ke depan yang kuat

6.Faktor-faktor Eksternal1.Pada kolom 1 (faktor eksternal) susunlah 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman yang penting di perusahaan2.Pada kolom 2 (pembobotan) berikan bobot atas beberapa faktor mulai dari 1.0 (sangat penting) sampai dengan 0.0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan memberikan dampak strategis bagi kesuksesan industri di masa datang. Semakin tinggi bobot, menunjukkan faktor penting bagi kesuksesan perusahaan sekarang dan akan datang.3.Pada kolom 3 (peringkat) memberikan dari beberapa faktor dari 5 (baik) sampai 1 (kurang) yang didasarkan tanggapan langsung perusahaan secara individu dari faktor itu sendiri.4.Pada kolom 4 (skor pembobotan) kalikan bobot pada kolom 2 untuk peringkat beberapa faktor dari kolom 3 memperoleh Skor Pembobotan Faktor untuk perusahaan. Hasil skor pembobotan terhadap beberapa faktor antara 5 (baik) sampai 1 (kurang) dan nilai 3 (rata-rata)5.Pada kolom 5 (komentar) catatan mengapa faktor tertentu yang harus dipilih dan bagaimana bobot dan peringkat dari hasil perkiraan

Manajemen StrategikPengertian StrategikStrategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah kemenangan. Asal kata strategi adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, strategos.Pengertian strategi menurut Glueck dan Jauch adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut :Pengertian UmumStrategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.Pengertian KhususStrategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Pengertian Manajemen StrategikManajemen strategik merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.Pengertian Manajemen Strategik menurut beberapa ahli yaitu :1. Menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa manajemen strategik adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.2. Menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.3. Menurut Fred R. David (2004 : 5), manajemen strategik adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.4. Menurut Husein Umar (1999 : 86), manajemen strategik sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi keputusan keputusan strategis antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang.Dari pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen strategik merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula.Karakteristik Manajemen Strategik1. Berorientasi masa depan2. Berhubungan dengan unit bisnis yang kompleks3. Kebutuhan dan kejelasan tugas sangat tinggi seiring perubahan yang terjadi4. Batas-batas tugas tidak jelas5. Proses yang dijalankan tidak terpisah dari aktivitas manajerial lainnya6. Ada target waktu yang jelas7. Memerlukan perhatian manajemen puncakManfaat Manajemen Strategik1. Pemahaman yang lebih jelas atas visi strategis perusahaan.2. Fokus yang lebih tajam terhadap apa yang secara strategis memang penting.3. Pemahaman yang lebih baik terhadap perubahan lingkungan perusahaan yang lebih cepat.Faktor faktor Yang Perlu Diperhatikan Oleh Manajemen Puncak Dalam Merumuskan Strategi :1. Menentukan misi2. Mengembangkan profile perusahaan3. Pengenalan4. Analisis kekuatan5. Mengidentifikasi beberapa pilihan6. Memilih pilihan yang tepat7. Sasaran jangka panjang8. Memperhatikan pentingnya operasionalisasi9. Sumber daya manusia10. Teknologi11. Bentuk, tipe, dan struktur organisasi12. Menciptakan suatu sistem pengawasan13. Penilaian sistem tersebut14. Menciptakan umpan balik

PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGISStrategi berasal dari bahasa Yunani stratogos yang artinya ilmu para jenderal untuk memenangkan suatu pertempuran dengan menggunakan sumber daya yang terbatas (Sihombing,2000). Pengertian atau defenisi Manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmu manajemen memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang dianggap baku. Itulah sebabnya defenisi manajemen strategi berkembang luas tergantung pemahaman ataupun penafsiran seseorang.Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direktur dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.2. DEFINISI MANAJEMEN STRATEGIS MENURUT PARA AHLI: Menurut Fred R.David (2004 : 5) :Manajemen strategis adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan- keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Menurut Husein Umar (1999 : 86): Manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan startegis antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang. Menurut Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech (Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, 1998) : Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan Wheelan dan Hunger (Strategic Manajemen and Business Policy Massachuset, 1995) : Manajemen strategis adalah suatu kesatuan rangkaian keputusan dan

tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Tercakup di dalamnya mengenali dan menganalisa lingkungan, memformulasi strategi, mengimplementasikan strategi dan melakukan evaluasi berikut pengendalian.Meskipun demikian dari berbagai pengertian atau defenisi yang diberikan oleh para pakar manajemen dapat ditemukan suatu kesamaan pola pikir, bahwa manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.Dari berbagai pengertian atau defenisi yang ada dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang (Dwiningsih,2001). Manajemen stratejik bertugas membuat keputusan stratejik yang menggolkan ketetapan tujuan dan sasaran. Kemudian manajemen stratejik pun menetapkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk masa mendatang. Dan lantas menentukan siapa-siapa yang melakukannya serta bagaimana tindakannya. Setelah itu manajemen stratejik meninjau, menggerakkan aktifitas operasional total pihak-pihak yang bertanggung jawab, yang terlibat dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Singkatnya, manajemen stratejik berfungsi membuat keputusan stratejik, menyusun planning stratejik, serta berfungsi juga untuk peninjauan atau evaluasi stratejikManajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata (Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV)Dengan menggunakan manajemen strategis, perusahaan akhirnya dapat memahami kekuatan bersaing dan mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan secara sistematis dan konsisten.1. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (Renstra) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional, yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.2. Renstra berorientasi pada jangkauan masa depan.3. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk,dan tujuan strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan rencana strategi, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat didalamnya.4. Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing juga sebagai keputusan manajemen puncak.5. Penetapan renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen puncak karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk panjangnya.6. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.Dimensi Manajemen Strategi1. Dimensi waktu dan orientasi masa depan2. Dimensi Internal dan Eksternal3. Dimensi Pendayagunaan Sumber-Sumber4. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak5. Dimensi Multi BidangTahapan dalam Manajemen Strategis (Fred R. David, 2004 : 6-7) Perumusan strategi : Meliputi kegiatan untuk mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, serta memilih strategi tertentu untuk digunakan. Pelaksanaan strategi : Mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategis dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategis mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan strukturorganisasi yang efektif, pengarahan kembali usahausaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.3. TANTANGAN MANAJEMEN STRATEGISMemiliki daya saing strategis dan laba diatas rata-rata adalah tantangan untuk perusahaan sebesar AT&T dan kecil seperti halnya sebuah toko. Menurut fakta hanya 2 dari 25 perusahaan industri besar di Amerika Serikat di tahun 1900 yang masih bertahan didalam persaingan bisnis (23 sisanya telah gagal, bergabung/merger dengan perusahaan lainnya atau tidak lagi memiliki skala yang relatif besar dibandingkan dengan pesaingnya). Baru baru ini, Andrew Grove, pimpinan Intel, mengamati bahwa hanya perusahaan paranoid yang dapat bertahan dan berhasil. Perusahaan-perusahaan ini menyadari bahwa keberhasilan saat ini tidak menjamin tingkat daya saing strategis dan laba diatas rata-rata dimasa mendatang. Karenanya perusahaan-perusahaan ini berusaha terus menerus untuk berkembang, sehingga tetap bersaing. Supaya dapat bersaing secara strategis dan memperoleh laba diatas rata-rata, perusahaan harus bisa bersaing dengan cara yang berbeda dengan kondisi sebelumnya.4. MODEL BERBASIS SUMBER DAYAMichael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,18) mengatakan, terdapat beberapa model penting yang ditunjukkan untuk menggambarkan input strategis bagi langkah suatu perusahaan, dan salah satu diantaranya adalah model berbasis sumber daya untuk prof