pengering buah pisang presentasi

Upload: jones-sidabutar

Post on 07-Jul-2015

184 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Pengering Buah BuahanKelompok 111. 2. 3. 4. 5. Malis Septian (05071006017) Jonesman Sidabutar (05071006022) Jibrail Christian (05071006015) Januar Rojali (05071006008) Folmer Pardosi (05071006034)

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DefinisiPengeringan buah buahan adalah proses pengurangan air pada buah sampai tingkat kekeringan tertentu untuk tujuan tertentu.

Tujuan1. Peningkatan umur simpan. 2. Mengurangi pertumbuhan mikro-organisme. 3. Mengurangi aktivitas enzim.

Keuntungan1. Volume dan berat berkurang sehingga memudahkan dalam pengemasan, transportasi dan penyimpanan. 2. Meningkatkan convinience. 3. Menambah keragaman produk.

Kerugian1. Penurunan komponen nutrisi dalam buah. 2. Penurunan sifat sifat indrawi dalam buah.

Pengering Buah Pisang(Diambil dari jurnal internasional kerjasama antara King Mongkuts Institute of Technology Bangkok dengan Naraesuan University Phitsanulok oleh Somchart Soponronnarit, dkk)

Latar Belakang Pisang merupakan hasil pertanian yang jumlahnya berlimpah di Phitsanulok dan sekitarnya. Pisang pisang tersebut hanya dikeringkan dengan mengandalkan sinar matahari (open-sun drying). Rentan terkontaminasi debu, serangga, jamur dan mikro-organisme. Berpengaruh terhadap kualitas pisang.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan alat pengering tenaga surya yang efektif. Ada 3 jenis pengering pisang, yaitu : Solar Natural Convection Drying (SNCD), pengering tenaga surya alami. LPG Natural Convection Drying (LPGD), pengering dengan LPG.

Solar Forced Convection Drying (SFCD + LPG), pengering tenaga surya dengan dibantu LPG.

1. Solar Natural Convection Drying (SNCD)

Pengering ini berbentuk kotak yang terbuat dari triplek berwarna hitam dan penutupnya terbuat dari plastik transparan. Di bagian dalam terdapat tatakan bambu. Luas permukaan kolektor adalah 2,64 m dengan kapasitas tampung sebesar 25 kg pisang segar dengan hasil 9 kg pisang kering.

Gambar 1. Solar Natural Convection Drying (SNCD)

Keterangan : 1. Cover (plastik transparan) 2. Ruang pengering (triplek) 3. Lubang udara keluar 4. Kaki pengering (kayu) 5. Lubang udara masuk 6. Tatakan (bambu)

2. LPG Natural Convection Drying (LPGD) Pengering ini menggunakan LPG untuk memanaskan udara. Alat ini memiliki dua ruang pengering yang masing masing memiliki 2 buah trolley dengan tatakan bambu berukuran 1,1 m x 1,5 m. Dinding bagian dalam dan luar terbuat dari batu bata yang dilapisi dengan semen sementara pintu dan atap diinsulasi dengan sekam padi setebal 2,4 cm dan ditutup dengan lembaran seng. Kapasitas pengering ini adalah 192 kg pisang segar dengan hasil keluarannya 73 kg pisang kering.

Gambar 2. LPG Natural Convection Drying (LPGD)

1

6

87

Keterangan : 1. Lubang udara keluar 2. Tabung LPG 3. Alat pembakar 4. Katup LPG

5. Atap pengering 6. Trolley 7. Lubang udara masuk 8. Api dari pembakaran LPG

3. Solar Forced Convection Drying (SFCD + LPG) Pengering ini menggunakan kolektor/panel surya yang letaknya terpisah dari ruang pengering. Panas dari kolektor dialirkan menggunakan udara melalui saluran yang kemudian keluar dari outlet kolektor. Apabila suhu tidak mencukupi, LPG dapat membantu langsung memanaskan udara pada saluran pembakaran yang letaknya dekat dengan exhaust fan. Satu system pengering terdiri dari kolektor surya berukuran 23,1 m dan ruang pengering berukuran 1,73 m x 2m x 6m yang dilengkapi dengan 3 buah trolley, 5 buah rak dan 6 buah tatakan. Dalam pengoperasiannya udara yang lewat melalui kolektor surya masuk ke ruang pengering melalui 4 buah pipa berlubang yang terletak pada lantai ruangan. Setelah itu, udara bergerak vertikal melalui pisang-pisang yang dikeringkan sebelum keluar melalui atap ruangan pada 6 buah saluran keluar.

Gambar 3. Solar Forced Convection Drying (SFCD + LPG)

Keterangan : 1. Panel surya

4. Lemari Pengering

2. Blower 3. Pembakaran dengan LPG

5. Ruang Fasilitas

PercobaaanA. Solar Natural Convection Drying (SNCD) 1. Pisang yang telah dikupas sebanyak 25 kg diletakkan pada tatakan dan dikeringkan pada waktu siang hari. 2. Setelah hari pertama dan hari kedua, pisang pisang tersebut dikumpulkan dan disimpan semalaman dalam kantung plastik supaya rasanya menjadi lebih manis sebelum dijemur lagi. 3. Pada saat malam hari ketiga, keempat, dan kelima pisang pisang ditumpuk ditengah tengah tatakan untuk mencegah supaya pisang jangan terlampau keras. 4. Setelah hari kelima semua pisang ditipiskan selanjutnya dijemur kembali selama 2 hari supaya diperoleh hasil yang sempurna.

B. LPG Natural Convection Drying (LPGD)

1. Pisang yang telah dikupas sebanyak 192 kg dikeringkan setiap hari pada saat siang hari. 2. Setelah hari pertama, ketiga, dan keempat semua pisang ditumpuk ditengah penampan dan biarkan semalaman untuk menghindari pengerasan. 3. Sementara pada hari kedua, pisang-pisang dikumpulkan dan disimpan dalam kantung plastik semlaman supaya rasanya menjadi lebih manis. 4. Pada pertengahan hari keempat pisang-pisang tersebut ditipiskan sebelum dikeringkan lagi selama sehari. Temperatur yang diperlukan dalam pengeringan sekitar 55 C.

C. Solar Forced Convection Drying (SFCD + LPG)

1. Percobaan ini menggunakan pisang matang sebanyak 360 kg. 2. Proses pengeringan sama seperti pada pengeringan menggunakan LPG (LPGD).

Hasil dan PembahasanTabel hasil uji pengeringan pisangSNCD Berat awal pisang (kg) Berat akhir pisang (kg) Jumlah air terevaporasi (kg) Total radiasi pada permukaan panel (MJ) Total pemakaian energi pada LPG (MJ) Total pemakaian listrik untuk kipas (MJ) Total pemakaian energi (MJ) Panas laten pada saat evaporasi (MJ/kg) Efisisensi pengeringan (%) Pemakaiana energi secara spesifik (MJ/kg air terevaporasi) Efisiensi rata-rata pengeringan (%) 25 9 16 292,3 292,3 2,4 13,1 18,3 12,5 LPGD 192 73 119 971,2 971,2 2,4 29,4 8,2 30,0 SFCD + LPG 360,0 141,1 218,9 1814,9 1060,4 393,8 3296,1 2,4 16,1 14,9 16,1

Dari pengujian tersebut, diketahui bahwa kelembapan awal pisang segar adalah berkisar antara 230% sampai dengan 300% basis kering, dan rata rata kelembapan akhir setelah dikeringkan dengan SNCD, LPGD, dan SFCD+LPG berturut turut yaitu 50%, 47%, dan 47,3% basis kering. Dari tabel juga diketahui, konsumsi energi spesifik LPGD adalah yang paling rendah. Karena efisiensi untuk pengering berpembakaran LPG lebih tinggi dibandingkan dengan pengering berpanel surya. Warna pisang yang telah dikeringkan untuk LPGD dan SFCD+LPG lebih gelap dibandingkan SNCD, karena suhu pada ruang metode 1 hanya 43C, lebih rendah daripada LPGD dan SFCD+LPG yang bersuhu maksimum 55 C dan 53 C.

Tabel analisa ekonomiSNSD Proyeksi umur pengering Biaya Tetap Sewa lahan, baht/tahun (kenaikan 20% per 5 tahun) Jumlah alat pengering Biaya pengering, baht Biaya Variabel Biaya laboraturium, baht/tahun (kenaikan 10% pertahun) Biaya operasi, baht/tahun Biaya bahan baku pisang, baht/tahun (3,2 baht/kg, kenaikan 0,5 baht/kg per 2 tahun. Biaya LPG, baht/tahun (12 baht/kg, kenaikan 10% pertahun) Biaya listrik, baht/tahun (2,5 baht/unit) Biaya pemeliharaan, baht/tahun Biaya lainnya, baht/tahun Pendapatan Jumlah pisang dikeringkan pertahun Pendapatan, baht/tahun (19 baht/kg, kenaikan 10% per 2 tahun) 5 250 7 28.000 18.000 LPGD 10 250 5 125.000 84.000 SFCD+LPG 10 1.000 1 1.350.000 84.000

4.836 27.900 515 500

25.916 196.416 87.978 500 500

75.430 571.680 101.085,30 42.260,206.000 20.000

3.348 63.612

24.893 472.967

56,012 1.064.228

Kurs : 1 baht = Rp. 287,53

Dari tabel diketahui BEP (break even poin) untuk SNCD, LPGD, dan SFCD+LPG berturut turut yaitu 3,6 tahun, 2 tahun, dan lebih dari 10 tahun. Keuntungan masing masing metode adalah 12.000 baht, 97.404 baht, dan 163.535 baht untuk SNCD, LPGD, dan SFCD+LPG. Untuk kelayakan secara ekonomi hanya SNCD dan LPGD yang terbilang memenuhi (b/c rasio >1) 1,2 dan 2,9. Sedangkan SFCD+LPG tidak layak karena b/c rasionya 0.6 (