pengepul

Upload: pieter-andreas-basoeki

Post on 16-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ketergantungan petarnak ikan lele terhadap pengepul

TRANSCRIPT

NAMA PENILAI : Pieter Andreas BasoekiNO. MHS : 12/332983/SP/25215KELOMPOK : 6/VIKelompok kami memutuskan untuk ke perikanan Kadisoka , Maguwo, Sleman. Perikanan kadisoka ini dibagi dua yaitu untuk budidaya ikan dan pemancingan. Salah satu isu yang menarik dan menjadi perhatian saya ialah posisi pengepul ikan lele. Dalam rantai perdagangan ikan lele, adalah bagian tugas pengepul atau tengkulak untuk menampung hasil panen dari peternak atau pembudidaya. Selanjutnya ikan akan ditampung dikolam khusus untuk dijual kembali secara retail di pasar tradisional.Namun, untuk pengepul yang berada didaerah, mereka akan membeli hasil panen di regional sekitarnya dengan harga lebih murah lagi bila dibandingkan harga tingkat pengepul di kota. Setelah terkumpul, lele kemudian dibawa ke kota. Jadi ada ongkos transportasi yang dibebankan kepada peternak lele di daerah. Saya juga mencari info di internet untuk membuktikan apakah benar seperti itu dan ternyata panen lele di daerah harganya bisa lebih murah, seperti di wilayah Jombang dan Lamongan sebagai sentra produksi lele konsumsi di Jawa Timur. Harga eceran lele konsumsi sendiri juga berbeda dengan harga pengepul ikan lele yang ada di kota.

Tak hanya itu, kondisi ini diperparah dengan standar harga yang diberikan oleh pengepul. Seringkali walaupun jumlah permintaan lele yang naik tidak diimbangi dengan harga yang dipatok oleh pengepul. Pengepul ikan lele cenderung tetap pada harga sebelumnya malah pernah beberapa kali harga turun. Sebagai distributor memang ini adalah peluang ekonomi yang dimaksimalkan. Isu yang saya paparkan tidak hanya berhenti disini.

Selain permainan harga yang dikuasai oleh pengepul, pengepul umumnya mensyaratkan kondisi-kondisi tertentu sebelum membeli hasil panen. Diantaranya, mensyaratkan tidak memberi pakan pada ikan sehari sebelumnya.Tujuannya agar makanan tersebut tidak dimuntahkan kembali oleh lele dan menjadi racun dalam media air saat dalam pengangkutan. Yang menjadi pertanyaan saya ialah bukankah hal- hal teknis ini memang sudah menjadi tanggung jawab para pengepul? Bukankah mereka seharusnya yang sering melakukan penggantian air dalam proses pengangkutan? Ini menbuat para peternak ikan lele menerima beban ganda karena mereka dibebankan syarat resiko kematian ikan. Selain itu, ada syarat lain seperti membebankan resiko kematian ikan dan penyusutan bobot saat perjalanan. Pengepul biasanya meminta bonus 5 kg setiap hasil panen 1 kwintal. Beberapa pengepul lainnya, biasanya membebankan resiko tersebut kedalam timbangan. Jadi timbangannya sudah tentu dikondisikan dan tidak valid lagi.

Penghitungan resiko ini memang harus ada karena pasar menuntut ikan lele yang dijual dalam keadaan hidup. Dan lele tersebut boleh dimatikan atau dibunuh didepan dan disaksikan pembeli itu sendiri. Sayangnya mengapa resiko tersebut dibebankan ke peternak, bukan dibebankan kepada pengepul itu sendiri? Oleh karena itu ini yang menjadi isu ini penting untuk diteliti dikarenakan posisi pengepul ini tidak hanya berhenti pada proses permainan harga namun juga pengalihan biaya resiko yang ditaruh di pundak para peternak ikan lele.. Pertanyaan utama: Bagaimana pengepul menciptakan ruang ketergantungan terhadap peternak ikan lele?

Pertanyaan derivasi dari pertanyaan utama: 1. Bantuan- bantuan fisik apa yang diberikan pengepul kepada peternak ikan lele?2. Berapa jumlah dan frekuensi bantuan-bantuan yang diberikan?3. Apa yang diusahakan para pengepul dalam menjaga kepercayaan peternak ikan lele untuk tetap melakukan transaksi kepada pengepul tersebut?4. Mengapa biaya resiko yang diberikan oleh para pengepul disetujui dalam proses transaksi?