pengenalan alat lab 2015 - primastoria.files.wordpress.com · primastoria studio taman alamanda...
TRANSCRIPT
Primastoria StudioTaman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510
November 2015
Pengenalan AlatLab Konservasi
Oleh: Puji Yosep Subagiyo
KAIN
2
1
34
5
6
789
10TOBI Steamer
Penjelasan Singkat Tentang :Profesi Konservator - Pekerjaan Konservasi
Benda Cagar Budaya - Cagar Budaya Tak BendaLembar Inventaris - Kondisi - Survai KlimatologiAlat Lab Konservasi - Penanggalan Kronometrik
UU Cagar Budaya, PP Tentang Museum, Dll.
[01]Ref.: Institute of Asian Culture - Sophia Univ. (1989)
Non Hayati(non-bio diversity)
1. GEOLOGI/ GEOGRAFI* Museum Geologi
2. ASTRONOMI3. LAIN-LAIN
* Pemandangan Alam
Nyata(tangible)
1. BERGERAKa. Benda Etnografib. Benda Sejarahc. Benda Senirupa
2. TIDAK BERGERAKa. Komplek Candib. Situs Purbakala
Tidak Nyata(intangible)
1. KONSEPa. Religi
2. TATALAKU
3. TEKNOLOGIa. Teknik Pewarnaanb. Teknik Tenun
a. Adatb. Seni
Hayati(bio diversity)
1. BIOLOGIa. Zoologi
* Kebun Binatang* Insektarium
b. Botani* Kebun Raya* Herbarium* Museum Etnobotani
Kekayaan Alam[natural property]
Kekayaan Budaya[cultural property]
Kekayaan/ Aset Bangsa
B.A.2 1 21
Konservator : De�nisi – Syarat Minimum – Uraian Tugas Konservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik,
dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) �lm, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran).
Uraian tugas berikut merupakan ciri dari Konservator. Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, benda-benda koleksi lain
dalam sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya.
Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, benda-benda koleksi lain dalam sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode-metode dan teknik-teknik yang memadai; dan melaporkan perlakuan konservasi yang dilaksanakan.
Konservasi : De�nisi – Cakupan Pekerjaan Konservasi adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghentian proses
kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (penghambatan dari kemungkinan proses kerusakan).
Konservasi menurut American Association of Museums (AAM 1984:11) dirujuk ke dalam 4 tingkatan.
Pertama adalah perlakuan secara menyeluruh untuk memelihara koleksi dari kemungkinan suatu kondisi yang tidak berubah; misalnya dengan kontrol lingkungan dan penyimpanan benda yang memadai, didalam fasilitas penyimpanan atau displai.
Kedua adalah perawatan benda, yang memiliki sasaran pokok suatu pengawetan atau penghambatan suatu proses kerusakan pada benda.
Ketiga adalah konservasi restorasi secara aktual, atau perlakuan yang diambil untuk mengembalikan artifak rusak atau ‘deteriorated artifact’ mendekati bentuk, desain, warna dan fungsi aslinya. Tetapi proses ini mungkin merubah tampilan luar benda.
Keempat adalah kajian (riset ilmiah) secara mendalam dan pengamatan benda secara teknis.
[02]
TENUN NIR-TENUN PENCELUPAN PIGMENTASI
KOLORASIFABRIKASI
Alur Kajian Tehnis danTata Urut Penamaan
Kain Jumputan/ Plangi (Ikat Kain)
Crepe-like E�ect
Tabby 1/1, 16/22, Z Tabby 2/2, 24/24, Z Twill 2/2, 20/24, Z
NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN & KERAPATAN KAIN
Sila
ng P
olos
Per
mad
ani
Keli
m
Rep
Su
ng
kit
Sula
m (B
ordi
r)
Sula
m C
ucuk
Sula
m B
anta
l
So
ng
ket
Perc
a
Bati
k
Ikat
Jum
pu
tan
Tri
tik
Pra
da
Sab
lon
Co
let
Dam
as
Pil
ih
Bro
kat
ATRIBUT TEKNOLOGIS 3ATRIBUT
STILISTIK 2ATRIBUT FORMAL 1
Atribut Formal = segala sesuatu yang bisa diukur (ukuran panjang dan lebar, volume, garis-tengah, berat, dll.);Atribut Stilistik = segala hal yang berhubungan dengan rasa atau estetika, seperti: bentuk, pola hias kain
(tata-letak hiasan), motif (bentuk hiasan), warna, dsb.; Atribut Teknologis = segala hal yang berhubungan dengan proses pembuatan (bahan dan teknik).
PROVENANCEEthnographic Features: origin,
function, etc.
COMPLETE OBJECTDescriptionOrientation
SUBJECTSANALYTICAL METHODS
(object and their attributes: formal, stylistic and technical)
Socio Cultural Anthropology,Ethnography, Art History, Semiotic
- Iconography, etc.
STRUCTURAL OR TEXTURAL GREATER THAN 0.1 MM
(fabric construction, metal thread structure, etc.)
Visual Examination (eye, glass, microscope)
Ultra-Violet Light Examination
Diffraction (x-ray, neutron, optical and
electron)
Optical Examination(transmission, reflection)
Electron Microscopy (SEM, TEM, STEM)Electron Microbeam Analysis
Spectroscopic Examination (neutron, infra-red, optical & x-ray)
Chromatographic Analysis(paper, TLC, GC, PyGC and HPLC)
OBJECT STRUCTURE COMPLETE STRUCTURE(form, design/ layout, etc.)
Typology, Stylistic Analysis, etc.
MACRO STRUCTURE
MICRO STRUCTURE
CRYSTAL STRUCTURE
ELEMENTAL STRUCTUREand
COMPLEX COMPOUNDS
STRUCTURAL OR TEXTURAL SMALLER THAN 0.1 MM
(fiber morphology, cross-section materials, etc.)
METALLIC ELEMENTS AND OTHERS
(weighting metal salts, mordant, corrossion products, etc.)
METALLIC ELEMENTS,DYES AND OTHERS
(pigments, dyes, adhesives,polymers, etc.)
METODE ANALISIS BENDA DAN BAHAN
ATRIBUT TEKNOLOGIS 3ATRIBUT
STILISTIK 2ATRIBUT FORMAL 1
TRIBUT (3 Atribut) Vs
Portable XRF SpectrometerAlat Identi�kasi Unsur/ Elemen Logam
04
05
Chroma Meter (Konica-Minolta R-410)Alat Perekam Data Warna
Digital MicroscopeAlat Perekam Gambar Mikro
02
03
01
Rumus ABC-PQRAge = Umur; Beauty = Keindahan; Condition = Kondisi; Price = Harga;
Quality = Kualitas; Rarity = Kelangkaan
12
3
4
5
6
No
[03]
No. Inv.: 13234 (Lokasi: 21/01), Tahun 1900, Aceh, Sulam-cucuk, 65X.
918 μm 137 μm 1.781 μm
No. Inv.: 21669 (Lokasi: 03/02), Tahun 1936, Sumsel, Sulam, 65X.
681 μm 113 μm 1.177 μm
500 μ
m =
0,5 m
mNO
TASI
PEN
ULI
SAN
KA
TEG
OR
I APL
IKA
SI L
OG
AM
K-3a
Sum
bu b
enan
g
Lem
peng
lo
gam
K-1.
Kain
jadi
Bubu
k/ L
empe
ngLo
gam
K-5a
Sum
bu b
enan
g
Strip
org
anik
selu
losik
(ker
tas,
dll.)
Lem
peng
loga
m
K-1
No. In
v.: 13
091 (
Loka
si: 55
/03),
Ta
hun ?
, ?, P
rada
, 65X
.
K-4a
Sum
bu
bena
ngPe
mbu
ngku
s org
anik
selu
losik
(ker
tas,
dll.)
Lem
peng
lo
gam
K-2a
Lem
peng
an p
anja
ng lo
gam
K-2b
Kaw
at b
unda
r log
am
K-2
Skal
a Ce
tak
+ 2
8:1
K-5
K-3
Z
K-3
No. Inv.: 20323 (Lokasi: 15/03), Tahun 1932, Aceh, Songket, 65X
308 μm 313 μm 10 μm
665 μm S
Z
K-5
SNo. Inv.: 21883 (Lokasi: 15/03), Tahun 1937, Aceh, Songket, 65X
300 μm 30 μm 771 μm
0,5 cm
0,5
cm
495
μm
223
μm
238
μm
No. In
v.: 04
594 (
Loka
si: 03
/01),
Ta
hun 1
932?
, Ace
h, Si
lang P
olos (
Tabb
y)22
/18,
30X.
513
μm
366
μm
Lungsi (Warp)
Paka
n (W
eft)
wef
tw
arp
(in)o
rgan
ic p
igm
ents
synt
hetic
/na
tura
l dye
s
1.000
μm (
1 m
m)
0,5 cm
(5 m
m at
au 5.
000 μ
m)
440
μm
165
μm
NO
TASI
PEN
ULI
SAN
TEK
NIK
FA
BR
IKA
SI -
KO
LOR
ASI
& K
ERA
PATA
N K
AIN
Depa
n. N
o. Inv
.: 204
55 (L
okas
i: ?),
Tahu
n ?, ?
, Sab
lon (T
abby
34/2
1), 3
0X.
Belak
ang.
No.
Inv.: 2
0455
(Lok
asi: ?
), Ta
hun ?
, ?, S
ablon
(Tab
by 34
/21),
30X
.
Penc
elupa
n
Ikat
, Bat
ikPig
men
tasi
Sabl
on, P
rada
Skal
a Ce
tak
+10
:1
No. In
v.: 05
819c
(Lok
asi: ?
), Tah
un 18
87, M
adur
a, Ika
t Gan
da (T
abby
18/2
2), 3
0X.
[04]
LEMBAR KONDISI KOLEKSIForm. LKKo-Umum/PSI/2015
No. No. Inv. Nama Benda Ukuran KondisiKeterangan
I. BAHAN :
A. Non Logam1. Batu2. Kaca3. Keramik4. Plester5. Semen6. Lain
B. Logam1. Emas2. Perak3. Timah4.
Tembaga5. Besi6. Lain
C. Selulose1. Kayu2. Kulit3. Bambu4. Rotan5. Anyaman6. 7. Lain
D. Protein1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain
E. Lain-lain1. Tulang2. Kerang3. Pigmen/ Cat4. Manik-manik5. Resin6. Lain
ORG
ANIK
ANO
RGAN
IKII. KONDISI SAAT PENGAMATAN :
A. Fisik01. Rapuh02. Kotor03. Lemak04. Kelupas05. Gores06. Retak07. Patah08. Hilang09. Basah10. Kering11. Lain
B. Kimiawi1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi garam
8. Lain
5. Bau6. Noda7. Kristal
C. 1. Jamur (Fungi)2. Serangga (Insect)3. Ganggang (Algae)4. Lumut (Moss)5. Lumut-kerak (Lichens)6. Lain
[ ....... %][ ....... %]
[ ....... %][ ....... %]
[ ...... %]
No. Foto:
D. Catatan: .................................................................................................................
III. KONDISI IKLIM DAN BENDA SAAT PENGAMATAN :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --
E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ------H. Polusi Udara ----------
I. Catatan: ......................................................................................................................
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
IV. USULAN PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :.........................................................................................................................................
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
TandatanganObservator,
Konservator,dll.
Nama : ..............................................
(DD/MM/YYYY) ............................................
..........................
..........................
F. Catatan
Prioritas Tindakan :Lokasi Benda : A . Segera C. RendahB. Sedang
Biotis
Tekstil
Tekstil
Baik Cukup Rusak..........................Hancur Aktif
7.
Perunggu
A. Pembersihan1. kotoran/ debu dengan:
2.
karat, noda, dll. dengan cara:3.
4.
B. Penguatan/ konsolidasi1. Perlakuan benda rapuh dengan:
2. Penguatan benda rapuh dengan:
3.
C. Restorasi1. Pengembalian bentuk/ warna
(pendempulan, araldite, tusir warna, dll)2. Perbaikan fungsi / mekanis benda
(reparasi mekanis, penggantian bahan, dll)3. Lain
D. Pengawetan1. Stabilisasi karat (menghambat, menghentikan
proses korosi, dll.)2.
3.
4.
5. LainE. Treatmen Tambahan dan Catatan
............................................................
............................................................
Mematikan jamur, insek dengan:
Mematikan ganggang, lumut, jamur kerak dg.:larutan 1% Hivar XL, atau ....................... Coating/ laminasi dengan:
Lain
lemak/ minyak dengan:
Lain
a. kwas b. vacuum c. pelarut aird. pelarut kimia e. mekanisf. lain .................................................
a. mekanis b. kimia c. elektrolisisd. lain .................................................
a. air + deterjen b. etanol + deterjenc. pelarut kimia d. lain .....................
...................................................
b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.)
a. penguatan konstruksi (mounting, pendobelan kain, dll.)
c. lain ..................................................
..................................................
.......................................................
a. fumigasi b. pendinginan (freezing)c. lain ................................................
a. lilin mikrokristalinb. Paraloid B72 (....... % w/v in ..............)c. lain ..........................................
a. uap air b. minyakd. lain .................................................
c. meratakan
..........................
..........................
.............................
...................................
...................................................
.........................
.........................
E.
2. Bahan.Bahan pembentuk koleksi dikelompokkan menjadi : Logam, Non-Logam, Selulose, Protein dan Lain-lain. Logam dan Non Logam dapat masuk kategori Anorganik, sedang Selulose dan Protein masuk kategori Organik. Bahan-bahan organik dari binatang dimasukkan dalam kelompok Protein, sedangkan yang dari tumbuh-tumbuhan masuk ke dalam kelompok Selulose. Dilain kondisi, ada sementara bahan yang masuk kelompok Lain-lain karena bahan tersebut memiliki komponen organik dan anorganik, seperti tanduk rusa. Bahan tekstil tidak bisa dikelompokkan hanya di satu kelompok Organik, tetapi harus dipisahkan ke Protein (tekstil yang berbahan dasar sutera atau wol) atau ke Selulose (tekstil yang berbahan dasar kapas, rami, atau goni). Pengelompokkan yang tepat menjadi penting, sehingga saat konservator menggunakan bahan pembersih yang bersifat asam agak kuat bisa menghindari kerusakan kain yang terbuat dari kapas. Walaupun bahan yang sama (bahan bersifat asam) aman bagi kain yang terbuat dari sutera. Perhatikan Tabel 1. Bahan (Materials) untuk mengisi Bahan pada Lembar Kondisi.
Penjelasan Lembar Kondisi
1. Keterangan Pokok.Keterangan Pokok adalah isian data (data field) yang harus diisi pada saat akan memulai pengamatan (observasi) koleksi. Isian-isian data ini meliputi: No. Inv., Nama Benda, Keterangan (Asal Benda, dll.), Ukuran, Kondisi dan Lokasi Benda. Berikut ini hanya akan dijelaskan mengenai Kondisi, Lokasi dan Prioritas Konservasi.a. Kondisi: Baik artinya keadaan benda kuat (tidak rapuh), utuh atau mendekati utuh, ada lubang (ada
bagian yang hilang) atau sobek tapi sedikit;Cukup artinya keadaan benda agak kuat (sedikit rapuh), mendekati utuh, ada lubang (ada
bagian yang hilang), ada sedikit bagian yang lepas atau sobek tapi sedikit;Rusak artinya keadaan benda rapuh, tidak utuh, ada banyak lubang, ada bagian yang lepas,
atau sobekan/ patahan;Hancur artinya keadaan benda sangat rapuh, tidak/ mendekati utuh, ada banyak lubang, ada
bagian yang hilang/ lepas, banyak sobekan/ patahan;Aktif artinya sedang atau akan terjadi kerusakan aktif, misalnya adanya karat aktif pada logam,
adanya jamur/ serangga yang masih hidup, keasaaman (pH) atau kadar air benda tinggi;b. Prioritas Konservasi: A (Segera) = semua benda yang berkondisi Rusak atau Hancur, dan sedang atau
akan mengalami kerusakan Aktif (walaupun kondisi benda saat pengamatan Baik atau Cukup (baik)); B (Sedang) = benda yang berkondisi Cukup; C (Rendah) = benda yang berkondisi Baik.
c. Lokasi. Lokasi benda harus menginformasikan lokasi gedung (GB), lokasi ruang (ST5), nomor lemari (004), dan nomor laci (04).
KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak Hancur Aktif
No. No. Inv. Nama Benda Ukuran KondisiKeterangan
Prioritas Tindakan :Lokasi Benda : A. SegeraGB.ST5.004.02 C. RendahB. Sedang
KETERANGAN POKOK
KETERANGAN KHUSUSPENGELOMPOKAN BAHAN
A. Non Logam1. Batu2. Kaca3. Keramik4. Terakota5. Plester6. Lain
B. Logam1. Emas2. Perak3. Timah4.
Tembaga5. Besi6. Lain
C. Selulose1. Kayu2. Kulit3. Bambu4. Rotan5. Anyaman6. 7. Lain
D. Protein1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain
E. Lain-lain
1. Tulang2. Kerang3. Pigmen/ Cat4. Manik-manik5. Resin6. Lain
ORGANIKANORGANIK
Catatan:1. Kain terbuat dari kapas masuk kategori Selulose (C.6.) dan yang terbuat dari sutera masuk Protein (D.3.).2. Tulang (E.1.) dan kerang (E.2.) bisa masuk kategori Anorganik dan Organik.
Tekstil
Tekstil
7.
Perunggu
[05]
(MATERIALS)BAHANA. Organik: dari Mamalia, Burung, Ikan,
Serangga dan Reptil
pelapis kayu bermotif belat/ eplat kayukayu keraskayu lunakresin untuk varniskayu merambatbambugoni rami rotan(serat) sisal
rami halus linenminyak biji ramikapas/ katunkertasbubur kertas getah percatempurung (kelapa)resin fosil karet(perekat) kanji
emasperaktembagabesi (iron)aluminiumtimbal timah seng
perunggu kuningantimah+timbaltimah+tembaga+antimonytembaga+timah/ emas tiruan lempengan emas lempengan perak lempengan imitasi/ sintetisnikel (nickel)
kaca porselain terakota keramikplastersemen biru batu pualam putih batu granitbatu marmerbatu mutiara
kerang lautpermata tulen batu pasircinnabar bahan komposisi (dekorasi
bingkai)pigmenmicatalek/ gip
catvarnislakpapan hardboard formicacelluloid
(plastik) bakelit polyestervinylepoksinilon
gading beruang lautgading gajahtulang ikan paustempurung/ kulit kura-kurakulit kasar/ bersisik (dari
ikan pari, hiu, anjing laut)
kulit ular(resin) laka/ shellacgelatin
ancur 2/ animal gluetempera/ kuning telurkasein (pospoprotein)lilin/ malam
perkamen/ kertas kulitkulit mentahkulit berpenyamak sebagiankulit berpenyamakkulit berbulurambutrambut kaku/ kasarbulu ayambulu burung halus(liur ulat) suterawoollakan (wool, rambut)tulangangga/ tanduk bercabangtandukgading/ taring ikan paus
B. Organik: dari Pohon, Perdu, Tumbuhan, Rumputan
C. Anorganik: Logam dan Campurannya
D. Anorganik: Buatan dan Yang Terjadi Secara Alami
E. Bahan Buatan Lain
A. Organic: from Mamals, Birds, Fish, Insects and Reptils
parchmentraw hidesemi-tanned leathertanned leather pelts/ fur hairbristlequill feathers/ downsilk wool felt (wool, fur, hair)bone*antler*hornwhale ivory
walrus ivory*elephant ivory* baleen*tortoise shellshagreen (ray, seal,
shark skin)
snake skinshellacgelatin
animal glueegg temperacaseinwaxes
B. Organic: from Trees, Shrubs, Plants, Grasses
decorative wood veneersoak/ ash splintshard woodssoft woodsresin for varnishwillowbambojute (burlap)hemprattansisal
linenlinsed oilcottonpaperpapier-macheguttaperchavegetable ivory (palm nut)amberrubberstarch adhesive
C. Inorganic: Metals and Their Alloysgoldsilvercooperironaluminumleadtinzinc
bronzebrasspewterBritannia metalormolugold leafsilver leafimmitation leafnickel
D. Inorganic: Man-made and Naturally Occuring
glassporcelain
ceramicsplasterportland cement alabaster granitemarblemother-of-pearl
marine shellgem stone sand stonecinnabar (red mercuric
sulphide)composition (frame
decoration)pigmentsmicasoap stone
E. Other Man-made MaterialspaintsvarnisheslacquerMasoniteFormicacelluloid
Bakelitepolyestervinylepoxiesnylon
* These materials also have an inorganic component; besides the organic protein collagen, the inorganic calcium phosphate (hydroxy apatite) is present. Ref.: Bachmann, K., Edit. (1992:131-133)
Tabel 1.
unfired clay
flax
fish glue (isinglass)ancur 1/ fish glue
[06]
[07]
3. Kondisi Benda Pada Saat Pengamatan. Kondisi keterawatan koleksi dikelompokkan menjadi Fisik (1. Rapuh, 2. Kotor, 3. Lemak, 4. Kelupas, 5. Gores, 6. Retak, 7. Patah, 8. Hilang, 9. Basah, 10. Kering, 11. Lain), Kimiawi (1. Lapuk, 2. Pudar, 3. Korosi, 4. Oksidasi, 5. Bau, 6. Noda, 7. Kristal garam, 8. Lain) dan Biotis (1. Jamur, 2. Insek, 3. Ganggang, 4. Lumut, 5. Lichens, 6. Lain). Kondisi rapuh pada kelompok kerusakan fisik dibedakan dengan lapuk pada kelompok kerusakan kimiawi, karena dalam pengertian ini rapuh bisa dimungkinkan menjadi agak kuat setelah proses kontrol kelembaban, sedangkan lapuk cenderung ke arah hancur dan tidak bisa direkondisi lagi. Catatan: Rapuh atau getas berarti brittle (easily broken because it is hard (stiff) & not flexible). Lapuk atau mubut berarti fragile (easily broken or damaged).
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
TandatanganObservator,
Konservator,dll.
Nama : ..............................................
(DD/MM/YYYY) ............................................
A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --
E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ------H. Polusi Udara ----------
I. Catatan: .................................................................................................................
= .......... (........)= .......... (........)= .......... (........)= .......... (........)
= .......... (........)= .......... (........)= .......... (........)= .......... (........)
PENGELOMPOKAN KONDISI BENDA DAN IKLIM
A. Kerusakan Fisik7. Patah8. Hilang9. Basah
10. Kering11. Lain
B. Kerusakan Kimiawi1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi5. Bau6. Noda
garam8. Lain
7. Kristal
C.
1. Jamur2. Insek3. Ganggang4. Lumut5. Lumut kerak6. Lain
[ ....... cm2][ ....... cm2]
[ ....... cm2][ ....... cm2]
[ ....... cm2]
Catatan:1.
1. Rapuh2. Kotor3. Lemak4. Kelupas5. Gores6. Retak
Kerusakan Biotis
Kondisi rapuh (brittle) pada kelompok kerusakan fisik dibedakan dengan lapuk (fragile) pada kelompok kerusakan kimiawi, karena dalam pengertian ini rapuh bisa dimungkinkan menjadi agak kuat setelah proses kontrol kelembaban, sedangkan lapuk cenderung ke arah hancur dan tidak bisa direkondisi lagi.
KONDISI BENDA PADA SAAT PENGAMATAN
KETERANGAN KHUSUS
4. Kondisi Benda Dan Iklim Pada Saat Pengamatan. Kondisi Benda dan Iklim Pada Saat Pengamatan diisi dengan mempertimbangkan Lembar Data Klimatologi (LDK), serta memperhitungkan alat-alat ukur dan prosedur kalibrasi.
5. Teknik Pengamatan. Teknik pengamataan adalah penjelasan dengan cara dan alat bantu apa pada saat seseorang mengamati kondisi keterawatan koleksi di museum.
KETERANGAN TAMBAHAN
Kondisi saatpengamatan
Kondisi yangdianjurkan
[08]
Penjelasan Usulan Perawatan dan PengawetanPerhatikan Tabel 2 sampai 10, untuk mengenal sifat bahan terhadap faktor internal (interaksi bahan) dan faktor lingkungan (suhu, kelembaban, cahaya dan polusi).
Tabel 2. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Tinggi(Materials Sensitive to High Relative Humidity)
Tabel 3. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Rendah(Materials Sensitive to Low Relative Humidity)
mengkerut (checks/ dries out)
pelapukan, lapuh, kering (embrittlement)mengkerut, rapuh (shrinkage, embrittlement)rapuh (embrittlement)
rapuh (embrittlement)
kering, merapuh (dries out, weakens)retak, melengkung (cracks, warps)retak, melengkung (splits, warps)lepas, melengkung (detach- ments, warps)
50 - 55% RH, constant/ stable
45 - 55% RH
50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant
60 - 65% RH, constant
50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant
kayu (wood)
kulit mentah, kulit olahan (rawhide, leather skins)perkamen (parchment)
bulu ayam (quill)
serat keranjang
ancur, lem nabati (animal glue)
kulit kura-kura (tortoise shell)
semua gading (all ivory)
permukaan tatakan (inlaid surface)
Bahan(Materials)
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
Bahan(Materials)
40% RH, or lower45 - 55% RH45 - 55% RH50 - 55% RH, constant/ stable
50 - 55% RH, constant40% RH, or lower
50 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant60 - 65% RH, constant
50 - 55% RH, constant
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
logam (metal)kertas (paper)tekstil (textile)kayu (wood)
kayu bercat (painted wood)logam bercat (painted metal)
tatakan, pelapis kayu (inlay, veneer)bahan penyempurna perkamen, gading (parchment, ivory)bubur kertas (papier-mache)bahan keranjang/ anyaman (basket materials)kolase kertas (decoupage surface)
korosi/ karat (corrosion)jamuran, noda (mold, stains)jamuran, noda (mold, stains)jamuran, bengkok (fungal attack, warping)cat mengelupaskorosi/ karat, cat mengelupas
lepas/ copot bagian-bagiannya (detachment)jamuran/ noda (mold, stains)melengkung/ gelombang, jamur (warping, mold)jamuran/ noda (mold, stains)jamuran (mold)
lepas/ copot, jamuran (detachment, mold)
(finishes)
(flaking paint)
(corrosion, flaking paint)
(basket fibers)
beludru (velvet)tekstil (textile)serat alam kayu (wood)kertas (paper)
perekat kanji (starch)gelatin (gelatin)tempera telor (egg tempera)
kulit (leather, skins)kulit berbulu (felts, furs)bulu ayam (feathers)sutera (silk)wol (wool)
Tabel 4. Bahan Yang Sering Dirusak Oleh Serangga dan Binatang Pengerat(Materials Commonly Damaged by Insects and Rodents)
(natural fibers)
[09]
Tabel 5. Bahan Sensitif Terhadap Fluktuasi Kelembaban~Suhu(Materials Sensitive to Humidity & Temperature Fluctuation)
keramik, batu (ceramics, stone)
45 - 55% RH, 10 - 300C
Catatan:
Bahan(Materials)
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
Notes:
recrystallization of soluble salts resulted surface flaking and spalling can occur, causing sections of a ceramic/ stone to break off.
rekristalisasi garam yang kemudian mengakibat- kan permukaan glasir mengelupas, retak-retak, bahkan mungkin benda menjadi pecah.
Some modern clays have a high salt content, and there have been instances where recently purchased objects have fallen to pieces with the absorption in the summer and subsequent drying in the winter. Ceramics with signs of salt deposit on the surface should should be maintained in a stable environment, and fluctuation relative humidity can lead to breakdown of the objects.
Beberapa lempung masakini yang banyak digunakan untuk membuat keramik dan berbagai pernik-pernik untuk hiasan tekstil mengandung garam-garaman yang mudah menyerap air. Jika benda ini dimasukkan dalam ruang dingin secara mendadak, maka akan muncul deposit garam yang menempel pada permukaannya. Jika garam-garam yang mengkristal terdapat pada bagian dalam benda, maka akibatnya benda tersebut akan retak-retak, bahkan mungkin pecah.
Tabel 6. Rekomendasi untuk Penyinaran dan Suhu Udara(Recommendations for Light and Temperature)
rapuh, gelap (embrittlement, darkening)persenyawaan, gelap
(crosslinking, darkening)mengeras, kering (hardening,
drying)rapuh, pucat/ pudar (embrittle- ment, fading)rapuh, pucat (embrittlement,
fading)pudar/ pucat (fading)
pucat, kerusakan struktural (fading, structural damage)buram, pucat (develops haze, fading)pucat/ pudar (fading)
pucat/ pudar (fading)
menguning, rapuh (yellowing, embrittlement)hancur (deterioration crumbles)
rapuh, pucat (embrittlement, fading)rapuh/ lapuk (embrittlement)
pucat (fading)
retak, buram (cracks, hazing)
kertas (paper)
media cat (paint media)
ancur/ lem nabati (animal glue)
kulit berbulu, bulu, rambut (furs, feather, hair)kulit, kulit olahan (skins, leather)pigmen, bahan celup
(pigment, dyes)sutera, beludru (silk, velvet)
permukaan lak (lacquered surface)permukaan cat (painted surface)bahan dicelup warna (dyed materials)celluloid
karet (rubber)
serat alam
tanduk 1, tulang, tanduk 2 (horn, bone, antler)kayu (wood)
kayu olahan
50 luxs, 180C [1 foot. candle= 10 luxs]50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
150 luxs, 180C
50 luxs, 180C
50 luxs, 180C
Bahan(Materials)
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
(natural fibers)
(wood finishes)
[10]
Tabel 7. Bahan Sensitif Terhadap Bahan Fumigasi(Materials Sensitive to Fumigant)
Nama Bahan Kimia(Chemical Names)
Bahan(Materials)
karet, bulu, rambut, wool, kulit olahan, dan bahan lain yang mengandung sulfur
kayu (wood)
perekat kanji (tapioca glue)
kulit olahan, kertas lembab, cat, varnis
kuningan, tembaga, emas, perak (brass, copper, gold, silver)
logam, foto (metal/photo)
logam, foto (metal/photo)
logam, foto (metal/photo)
logam, foto (metal/photo)
logam, foto (metal/photo)
rusak, bau merkuri yang sangat menyengat
noda kecoklatan, tetapi tidak merusak (brown stained, but not destroy)
susah dilarutkan lagidissolve)
rusak/ larut (damage/ dissolve)
rusak/ tarnish/ korosi
rusak (logam berkarat, foto menjadi buram/ gelap)
rusak (karat, gelap)
rusak (karat, gelap)
rusak (karat, gelap)
rusak (karat, gelap)
Methyl bromide
Methyl bromide
Methyl bromide, ethylene oxide
Ethylene oxide
Phosphine
Carbon tetrachloride
Paradichlorbenzene
Paraformaldehide
Akibatnya(Result)
(rubber, fur, hair, wool, tanned leather, and other materials content of sulphur)
damage (rusty metal, photo become blurly/dark)
damage (rust, dark)
damage (rust, dark)
damage (rust, dark)
damage (rust, dark)
(damage, tarnish/corrotion)
damage, strong smelt of mercury
ThymolNaphthaline
DDVP (dimethyl diethyl vinyl posfat) + ethanol
leather finishes, wet paper, paint, varnish
Carbon disulfida
(difficult to
perubahan ukuran, regang, patah
kertas menjadi rapuh, gelap, noda
tekstil ternoda, rapuh
logam menjadi berkarat
serat menjadi lemah, putus
saat kayu mengembang, cat mengelupas
terjadi reaksi elektrokimia (efek galvanis, korosi)
logam berkarat, kain ternoda
logam berkarat, kertas ternoda
logam berkarat, cat mengelupas
tanin (bahan penyamak) pada kulit menyebabkan karat pada logam
plaster yang bersifat basa/ alkaline menyebabkan karat pada logam
Kombinasi Bahan(Materials Combination)
Masalah Konservasi(Conservation Problems)
(wood/wood)
(wood/paper)
(wood/textile)
(wood/metal)
(wood/paint)
(metal/metal)
(metal/cloth)
(metal/paper)
(metal/paint)
(metal/leather)
(metal/plaster)
(dimensional changes, stress, breaks)
(paper becames brittle, dark, stained)
(textile became stained, brittle)
(metal corrodes in contact with wood)
(possible electrochemical corrosion)
(metal corrodes, cloth becames stained)
(metal corrodes, paper becames stained)
(tannins in leather can corrode metals)
(alkaline materials corrode metals)
kayu/ kayu
kayu/ kertas
kayu/ tekstil
kayu/ logam
kayu/ serat alam
kayu/ cat
logam/ logam
logam/ kain
logam/ kertas
logam/ cat
logam/ kulit
logam/ plaster
logam/ ancur ancur (lem nabati) sedikit bersifat asam, higroskopis yang kemudian menyebabkan karat logam.
(glue slightly acidic, hydroscopic, can corrode certain metals)(metals/animal glue)
Tabel 8. Bahan-bahan Reaktif (Reactive Materials)
(wood/natural fibers) (fibers become weak, break)
(wood expand and contracts, paint flakes)
(metal corrodes, paint flakes)
......................... ...........................................................................
[11]
Tabel 9. Prosedur Pembasmian Serangga~Jamur Dengan Freezer(Freezing Method for Killing Insect & Fungus)
No. Nama Serangga
Sebagian besar larva
Pupa & Kumbang 1. dewasa Telur Kumbang 1. Ngengat kain Telur Kumbang 7.
(Semua fase) Kumbang 7. (Semua fase) Kumbang 5.
Suhu dan Waktu Catatan:
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
-100C, 2H. -100C, 1H.
-100C, 2H. -50C, 3H.
-100C, 3 H. -100C, 2H.
-100C, 3H.
0C= derajat celcius, H = hari.
Tabel 10. Prosedur Pembasmian Serangga~Jamur Dengan Bahan Kimia(Fumigation Method for Killing Insect & Fungus)
No.
8 -10 gram
1 - 2 tablet
50 - 100 gram, 50-60 0C
40 gram
4 - 13 gram
1 liter
15 - 30 gram
35 - 50 gram
100 gram
100 gram
Konsentrasi/ Meter Kubik
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
Naphthaline
Phosphine
Thymol + ethanol
Paradichlorobenzene
Paraformaldehide
Carbon tetrachloride +
Methyl bromide
Methyl bromide + Ethylene Oxide (14:86)
Methyl bromide + Ethylene Oxide (14:86)
DDVP (dimethyl diethyl vinyl posfat) + ethanol
Nama Bahan Kimia
serangga
serangga + jamur
jamur
jamur + serangga
jamur
jamur + serangga
serangga
serangga
serangga
jamur + serangga
Pembasmi
14 hari
3 - 5 hari
2 hari
2 hari
2 hari
1 minggu
2 hari
2 hari
2 hari
2 hari
Waktu
Carbon disulfide (1:1)
[12]
Penjelasan Usulan Perawatan dan PengawetanA. Pembersihan
1. kotoran/ debu dengan:
2.
karat, noda, dll. dengan cara:3.
4. B. Penguatan/ konsolidasi
1. Perlakuan benda rapuh dengan:
2. Penguatan benda rapuh dengan:
3.
C. Restorasi1. Pengembalian bentuk/ warna
(pendempulan, araldite, tusir warna, dll)2. Perbaikan fungsi / mekanis benda
(reparasi mekanis, penggantian bahan, dll)3. Lain
D. Pengawetan1. Stabilisasi karat (menghambat, menghentikan
proses korosi, dll.)2.
3.
4.
5. LainE. Treatmen Tambahan dan Catatan
........................................................................
........................................................................
Mematikan jamur, insek dengan:
Mematikan ganggang, lumut, jamur kerak dg.:larutan 1% Hivar XL, atau ...........................Coating/ laminasi dengan:
Lain
lemak/ minyak dengan:
TINDAKAN UMUM
Lain
a. uap air b. minyak
b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.)
a. kwas b. vacuum c. pelarut aird. pelarut kimia e. mekanisf. lain
a. air + deterjen b. etanol + deterjenc. pelarut kimia d. lain
a. mekanis b. kimia c. elektrolisisd. lain
.................................................
.................................................
.....................
........................................................
c. lain .................................................
a. penguatan konstruksi (mounting, pendobelan kain, dll.)
c. lain .........................................................................................................
.........................................................
a. fumigasi b. pendinginan (freezing)c. lain .................................................
a. lilin mikrokristalinb. Paraloid B72 (........ % w/v in ...............)c. lain .................................................
b. meratakan
1. Pembersihan debu, lemak atau cata. Debu: 1-2% v/v (non-ionik) deterjen, Lissapol atau Teepol.b. Lemak/ minyak: ethanol atau acetone, white spirits, petrolium spirits atau toluene.c. Cat: 2% w/v sodium hydroxide (logam yang ada campuran aluminium atau seng tidak boleh
menggunakan bahan ini) atau methylene oxide.d. Coating: pertimbangkan dengan pelarut yang dipakai untuk melarutkan bahan dasar coatingnya,
seperti: toluene.2. Pembersihan mekanis
Dengan tusuk sate yang ujungnya dibuat pipih, scalpel plastik, dan hati-hati jika terpaksa menggunakan scalpel besi atau pisau.
3. Pembersihan kimiawiBESIa. Larutan: 10% w/v citric acid,
4% w/v thiourea (sebagai inhibitor),86% w/v air distilasi/ deionisasi. atau
b. Larutan: 10% w/v citric acid dibuffer dengan ammonium hydroxide (pH 4).Kegunaan inhibitor adalah untuk mencegah kerusakan dasaran logam pada saat pembersihan karat. Larutan a. Lebih keras dibandingkan dengan larutan b. Untuk perlakuan lokal (terbatas), kedua larutan dapat dibuat pasta dengan menambahkan 20% w/v CMC (Carboxy Methyl Cellulose).
TEMBAGAc. Larutan: 1,5% w/v sodium hydroxide,
15% w/v sodium potassium tartrate,83,5% w/v air distilasi/ deionisasi.
PERUNGGUd. Larutan: 10% formic acid dengan air distilasi.
Inhibitor: 10% BTA (Benzotriazole) dengan air distilasi.
4. ElektrolisisJika adanya khlorit pada karat besi, elektrolisis dilakukan dengan anoda baja dan larutan elektrolit 2% w/v sodium hydroxide.
Penjelasan Konservasi Logam
.......................................
.............................
..........................
[13]
LEMBAR KONDISI LOGAMForm. LKLo-Logam/PSI/2015
No. No. Inv. Nama Benda Ukuran KondisiKeterangan
I. BAHAN : II. KONDISI SAAT PENGAMATAN :No. Foto:
D. Catatan : ........................................................................................................
III. KONDISI IKLIM DAN BENDA SAAT PENGAMATAN :
IV. USULAN PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
........................................................................................................................
A. Pembersihan B. Penguatan/ konsolidasi1. Penguatan benda rapuh2. Penguatan konstruksi3. Lain
C. Restorasi1. Pengembalian bentuk/ warna2. Perbaikan fungsi benda3. Lain
D. Pengawetan1. Stabilisasi karat2. 3. Lain
E. Treatmen Tambahan dan Catatan.....................................................................................................................
V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :..............................................................................................................................................................................................................................................................
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
TandatanganObservator,
Konservator,dll.
Nama : ..............................................
(DD/MM/YYYY) ............................................
Prioritas Tindakan :Lokasi Benda : A . Segera C. RendahB. Sedang
Coating/ laminasi
Baik Cukup Rusak......................
Hancur Aktif
Pembersihan lemakPencucian biasa (dg. air)Pencucian dg. bahan pelarutPencucian dg. etanolik deterjenPencucian dg. larutan basaPencucian dg. larutan asamPengkelatan (dg. tannin)Pembersihan mekanisPembersihan dg. ultrasonikPembersihan dg. abrasif udaraPerlakuan elektrolitikPencucian inhibitor
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12.
A. Non Logam1. Batu2. Kaca3. Keramik4. Plester5. Semen6. Lain
B. Logam1. Emas2. Perak3. Timah4.
Tembaga5. Besi6. Lain
C. Selulose1. Kayu2. Kulit3. Bambu4. Rotan5. Anyaman6. 7. Lain
D. Protein1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain
E. Lain-lain1. Tulang2. Kerang3. Pigmen/ Cat4. Manik-manik5. Resin6. Lain
ORG
ANIK
ANO
RGAN
IK
..............................
..............................
F. Catatan
Tekstil
Tekstil
7.
Perunggu
A. Fisik01. Rapuh02. Kotor03. Lemak04. Kelupas05. Gores06. Retak07. Patah08. Hilang09. Basah10. Kering11. Lain
B. Kimiawi1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi garam
8. Lain
5. Bau6. Noda7. Kristal
C. 1. Jamur (Fungi)2. Serangga (Insect)3. Ganggang (Algae)4. Lumut (Moss)5. Lumut-kerak (Lichens)6. Lain
[ ....... %][ ....... %]
[ ....... %][ ....... %]
[ ...... %]
Biotis
.............................
A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --
E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ------H. Polusi Udara ----------
I. Catatan: .............................................................................................................
= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)
= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)
E.
[14]
Inorganic Spot Test for Metal Objects(Tes Spot Anorganik untuk Benda Logam)
Tujuan tes spot (semi-mikro kualitatif analisis) ini adalah untuk mengenal kation logam dan anion utama yang berhubungan dengan besarnya karat.
1. Ion-ion Logam (Cations)
1). Bahan yang dibutuhkan.Merck Test Strips dengan ion-ion sebagai berikut: Cu+ / Cu2+, Co2+, Fe2+, Al3+, Ca2+, Ni2+, Zn2+, CrO2--, NO3
--, NO2--, SO3
2--.
Metode A. (Analisis dengan Merck Test Strips)*
2). Pengetesan.Permukaan logam harus sudah dibersihkan dengan acetone sebelum melakukan tes ini. Semua Strip Tes bisa langsung ditempelkan pada permukaan logam yang telah dilembabi dengan air distilasi. Warna akan nampak (sebagai indikasi adanya logam) setelah kira-kira 20 detik ditempelkan.Ada beberapa catatan yang perlu diketahui:a). Strip Tes Zn2+ tidak akan berfungsi saat mengetes kuningan (brass), karena akan
terjadi interferensi ion-ion Cu2+ dengan lainnya.b). Penampakan warna pada Strip Tes Ni2+ berjalan sangat lambat, dengan intesitas warna
yang muncul hanya sedikit. Untuk meningkatkan penampakan, basahi Strip Tes dengan larutan 0,1 M HCl, dan gosok-gosokkan larutan ini pada permukaan selama 20 detik.Strip Tes Ni2+ digunakan dengan teknik elektrolisis pada Metode B berikut ini, ganti kertas lembab (Gambar 1) dengan Strip Tes yang dibasahi dengan larutan NaCl. Elektrolisis berlangsung sekitar 5 detik, warna yang akan nampak adalah:
Ni2+ : merah jambu / merah (pink/ red)Strip Tes Ni2+ dapat juga digunakan untuk mendeteksi ion-ion Fe2+, Cu2+ dan Au2+. Dengan prosedur yang sama dan warna yang akan nampak adalah:
Fe2+ : coklat (pink/ red)Cu2+ : hijau (hijau)Au2+ : kuning (kuning)
+
+Benda Bate
raiKertas
Lembab
Tweezers
KlipLogam
Gambar 1: Perangkat Elektrolisis (Laver 1978).Puji Y
. Sub
agiyo
, Stu
dio
Prim
asto
ria 2
015.
1). Bahan yang dibutuhkan.* Baterai 9V;* Timbal dengan penjepit (klip);* Pinset (tweezers) logam;
Metode B.
* Kertas saring;* Pipet dan mangkok kecil;* Bahan kimia.
[15]
2). Persiapan.Metode ini memanfaatkan arus listrik bervoltase kecil yang dihubungkan ke benda yang akan dites, dengan memindahkan secara elektrolisis sejumlah kecil sampel ke kertas saring yang sudah dilembabi larutan asam tertentu. Kertas saring ini ditreatmen dengan reagen yang selanjutnya menampilkan warna sebagai indikasi adanya logam tertentu.Ilustrasi dari penerapan metode B ini dapat dilihat pada Gambar 1 diatas. Pada saat menghubungkan arus positif ke benda yang akan dites harus dilakukan dengan hati-hati.Sebelum proses pengetesan dilakukan, permukaan logam harus dibersihkan dari kemungkinan adanya debu, lemak/ minyak dan sidik jari dengan acetone.
3). Pengetesan.Nickel(Nikel)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 1 tetes Dimethylglyoxime dalam 1% ethanol ke kertas. Warna merah sebagai indikasi adanya Ni2+.
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,5 M HNO3 dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 1 tetes larutan pekat Diphenyllcarbazide dalam ethanol. Warna violet sebagai indikasi adanya Cr2+.
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 1,0 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 30 detik. Tambahkan 2 tetes larutan pekat (aq.) Cacotheline. Warna merah/ purple sebagai indikasi adanya Sn2+.
Chromium(Khrom)
Tin(Timah)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 2 detik. Tambahkan 1 tetes larutan Alisarin S. Warna merah sebagai indikasi adanya Al3+.
Aluminium
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 1 M H2SO4 dan lakukan elektrolisis selama 5 detik. Campurkan 1 tetes 10% (aq.) Ammonium Thiocyanate dengan 1 tetes Mercuric Chloride. Rendamkan dalam kertas saring dan penampakan kristal putih menyerupai jarum sebagai indikasi adanya Zn2+.
Zinc(Seng)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 1 tetes larutan 0,1% Rubeanic acid dalam ethanol. Warna hijau/ abu-abu sebagai indikasi adanya Cu2+.
Copper(Tembaga)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 2 tetes larutan 5% (aq.) Potassium Ferricyanide. Warna biru sebagai indikasi adanya Fe2+ / Fe3+.
Iron(Besi)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,5 M HNO3 dan lakukan elektrolisis selama 5 detik. Tambahkan 2 tetes larutan 10% (aq.) Potassium Iodide. Warna kuning sebagai indikasi adanya Pb2+.
Lead(Timbal)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HNO3 dan lakukan elektrolisis selama 1 detik. Tambahkan 1 tetes larutan 0,5% p-Dimethylaminobenzyl rhodamine dalam ethanol. Warna merah jambu/ merah sebagai indikasi adanya Ag+. Dengan reagen 10% w/w Dichromic Acid, warna merah gelap mengindikasiklan adanya perak sterling. Warna merah darah menunjukkan adanya perak murni.
Silver(Perak)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 1 tetes larutan 0,01% (aq.) Rhodamine B. Warna violet sebagai indikasi adanya Sb3+.
Antimony(Antimoni)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan jenuh NaCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Penampakan warna menjadi agak gelap bukti adanya unsur Cu. Diamkan sebentar sampai kertas menjadi agak kering sehingga ada Au menempel di kertas, dan selanjutnya rendamkan larutan campuran 20% SnCl2 dalam 15% HCl). Au akan dengan cepat mengakibatkan warna gelap tanpa interferensi dari Cu atau Ag.
Gold(Emas)
[16]
2. Ion-ion Non-Logam (Anions)Garam-garam dalam larutan akan cepat dikenali dengan tes spot berikut ini. Jika dalam bentuk padat, garam-garam tersebut harus dilarutkan terlebih dahulu.Sulphate(Sulfat)
: Larutkan padatan dalam larutan 1 M HNO3. Adanya endapan warna putih yang terbentuk setelah penambahan larutan 10% Barium Chloride menunjukkan adanya SO4
2--.Chloride(Khlorit)
: Larutkan padatan dalam larutan 1 M HNO3. Adanya endapan warna putih yang terbentuk setelah penambahan larutan 0,5 M Silver Nitrate menunjukkan adanya Cl--.
Carbonate(Karbonat)
: Karbonat umumnya tidak larut dalam air. Dengan meneteskan beberapa larutan 1 M HCl akan menyebabkan desisan (evolusi dari CO2), dan akan melarutkan karbonat.
Sulphide(Sulfit)
: Larutkan padatan dalam larutan 1 M HNO3. Tumbuk halus sampel dalam larutan larutan pekat HCl dengan menambahkan sedikit 0,1 M CH3COOH (acetic acid) dan larutan 10% Lead Acetate. Endapan warna hitam yang terbentuk mengindikasikan adanya sulfit.
Pengertian Pengkelatan LogamThese are negatively charged or oxygen containing molecules that react with positively charged metal ions to form a stable complex. They have multiple locations in the molecule to react with multiple positive charges that may be present on multivalent metal ions that have more than one positive charge on them. An example of a chelating agent is EDTA, ethylene diamine tetraacetic acid. EDTA has four acetic acid groups giving it a potential for four negatively charged acetates to bond with up to four positively charged sites on metal ions with multiple positive charges, such as calcium which has two (2) positive charges associated with it.EDTA is a versatile chelating agent. It can form four or six bonds with a metal ion, and it forms chelates with both transition-metal ions and main-group ions. EDTA is frequently used in soaps and detergents, because it forms a complexes with calcium and magnesium ions.
Air Abrasive Unit in Conservation : Alat Pengikis Bertekanan Udara (Pneumatik) + Serbuk Logam
[17]
LEMBAR KONDISI TEKSTILForm. LKTe-Tekstil/PSI/2015
B. Restorasi, Penguatan dan Konsolidasi
Kotor/ debuSobekLubangLipatanPenguninganWarna berubahRapuh/ getasPerekat/ labelLain-lain
A. KERUSAKAN FISIK
Pembersihanpenyedotankwascuci basah
kering/ kimialokal/ spotkelantang
A.
lain-lain
pendobelan kainpelembab-rataan kain
pembingkaianpenempelan benang
1. Rapuh, getas = brittle (easily broken because it is hard (stiff) & not flexible).
2. Lapuk, mubut = fragile (easily broken or damaged).
isidnoKadneB lasAadneB amaN.vnI .oNoN
D. KERUSAKAN LAIN
No Foto :
Ukuran
USULAN TINDAKAN KONSERVASI (diisi oleh Konservator)
Kulit BinatangBuluSerat SuteraSerat WolOther...
BAHANPEMBENTUKBENDA
PROTEIN
JamurSeranggaBubuk, kumbangLaba-labaNgengat kainRayapGegat (silver fish)KecoaKumbangBinatang pengeratLain-lain
B. KERUSAKAN BIOTIS
Pucat/pudarNoda (stains)Berlemak/minyak
KorosiKristal garamOksidasi
Lapuk/ mubutPudarBau
Lain-lainC. KERUSAKAN KIMIAWI
Catatan :
TulangKerangPigmen/ CatManik-manikKacaResin
LAIN-LAIN
Lokasi:
CATATAN:
Teknik:Warna:Usia Relatif:
K-1aK-1bK-2aK-2bK-2cK-3a
K-3bK-3cK-4aK-4bK-5aK-5b
KategoriAplikasi LogamTekstil Historis
1 : emas; 2 : perak; 3 : lgm lain.
Prioritas Tindakan : A . Segera C. RendahB. Sedang
Pengawetan dan Perlakuan LainPembersihan bekas jamur/ insek
C.
FumigasiFreezing
Perlakuan lain
Benang LogamBenang EmasBenang PerakPercik LogamPradaOther...
Kulit KayuAnyamanSerat KapasSerat LinenSerat NanasSerat KoffoOther...
LOGAM
SELULOSE
KONDISI IKLIM DAN BENDA SAAT PENGAMATAN :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) ------G. Keasaman (pH) ----------H. Polusi Udara -------------
USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN CATATAN
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
--- = ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
I.
III.
IV.
C.
B.
A.
D.
E.
V.
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
TandatanganObservator,
Konservator,dll.
Nama : ..............................................
(DD/MM/YYYY) ............................................
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5.
7.
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
8. 9.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11.
1. 2. 3.
7. 8. 9.
4. 5. 6.
10.
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak Hancur Aktif
I.
1. 2. 3.
4. 5. 6.
7.
1. 2. 3.
4.
1. 2.
3. 4.
.......................
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
Perlakuan lain5.
[18]
Penguatan dan Konsolidasipenguatan cat dengan perekat: lilin, dsb.penguatan kanvas/ substrat dg. perekat.perbaikan kanvas/ substrat.perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
LEMBAR KONDISI LUKISANForm. LKLu-Lukisan/PSI/2015
isidnoKNama SenimanJudul Karya.vnI .oNNo. Ukuran dan Tahun
BAHANPEMBENTUKBENDA
Lokasi: Prioritas Tindakan : A . Segera C. RendahB. Sedang
C.minyakCat airTintaAkrilikPastelKrayonOther...
KanvasKertasKayuKacaLogamOther...
C.minyakAquarelPastelGuaseTemperaLitografiBatikFrescoEnkaustikKolaseGraffitoFrottage
Other...
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
JENIS CAT
JENIS MEDIA(SUBSTRAT)
TEKNIK
KotorLemakDepositRapuhPatahRetakDistorsi
GelombangGoresSobekKelupasLubangBasahKering
JamurSerangga
BusukOther...
KaratKristalOksidasiPudar
LapukBauNodaOther...
FISIK:
BIOTIS:
LAIN:
KIMIAWI:
No Foto :
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
BaikRusak RinganRusakRusak BeratOther...
KONDISI SPANRAM:
Lain-lain
BaikRusak RinganRusakRusak BeratOther...
KONDISI PIGURA:
Lain-lain
Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)
airwhite-spiritturpentinair sabun (amonia)
2-ethoxy ethanolpetroliumalkohol2-aceton alcohol
Penyempurnaan (finishing treatment)isolating (varnish)inpainting (+mixing varnish)dressing/ retouching (varnish)(re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.) Perlakuan lain.
CATATAN:
USULAN TINDAKAN KONSERVASI :
KONDISI IKLIM DAN BENDA SAAT PENGAMATAN :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --
E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ------H. Polusi Udara ----------
I. Catatan: .......................................................................................................................
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
Pembersihan lemak, varnis, dsb.dengan pelarut:
I.
III.
IV.
......................................................................................................................................................
V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :...........................................................................................................................................................................
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
TandatanganObservator,
Konservator,dll.
Nama : ..............................................
(DD/MM/YYYY) ............................................
A.
B.
C.
C.
B.
A. D.
E.
F.
G.
5. 6. 7. 8.
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak Hancur Aktif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
1. 2.
3. 4.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
A. B.
C.
D. E. F.
G.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
.....................
Grattage
[19]
LEMBAR DATA KLIMATOLOGI - KELEMBABAN & SUHU
Kelembaban KeteranganSuhuGedung dan RuangWaktuTanggal
Catatan : Tgl. Pelaporan :
Tandatangan
Nama Pelapor :
Form. LDK-KS/PSI/2015
Nama Alat :
Tgl. TerakhirKalibrasi:
Minggu :
Prosedur Kalibrasi :
[20]
LEMBAR DATA KLIMATOLOGI - CAHAYA & UV - SP, KA & pH
Catatan: Tgl. Pelaporan:
Tandatangan
Nama Pelapor :
Intensitas KeteranganRadiasiJenis Lampu[Merk, Watt, Pijar/ Pendar/ LED]WaktuGedung, Ruang,
Lemari
Tanggal : Nama Alat :
INTENSITAS CAHAYA (IC) dan RADIASI ULTRA VIOLET (RUV)
Form. LDK-IC,RUV,SP,KA,pH/PSI/2015
Keterangan
Tanggal : Nama Alat :
SUHU PERMUKAAN BENDA
Nama, No. Inv danJenis BendaWaktu Jenis Lampu SuhuJarakGedung, Ruang,
Lemari
Keterangan
Tanggal : Nama Alat :
KANDUNGAN AIR dan KEASAMAN (pH) BENDA
Nama, No. Inv danJenis BendaWaktu Kandungan Air pHGedung, Ruang,
Lemari
Ada 3 jenis lampu : 1. Pijar (incandescent); 2. Pendar (fluorescent); 3. LED (light-emitting diode). Intensitas cahaya lampu pijar hanya 15 lumen per watt, dan 90% energi listrik diubah ke panas. Usia hidup lampu hanya 1.000 jam atau 4 bulan (pemakaian 8 jam per hari). Intensitas lampu pendar 67 lumen per watt & usia rata-rata lampu 10.000 jam. Intensitas lampu LED 70 - 100 lumen per watt & usia rata-rata lampu 50.000 jam.
[21]
Ilustrasi Teknis Restorasi Lukisan
Melamin Board
glass fabric
painting
Seb
elu
m P
emb
ersi
han
Sesu
dah
Pem
ber
sih
an,
Seb
elu
m P
eng
uat
an C
at
Kanvas
Cat
{Priming
GAMBAR ANATOMI LUKISAN
Rongga bawah retakan terisi varnis/ linseed oil
Sesudah Pembersihan,Sebelum Penguatan Cat
Sesudah Pembersihan,Sesudah Penguatan Cat,
Sesudah Relaksasi Cat & Kanvas
Varnis/ linseed oil begitu tebal & mengkilap
122
4
5FINISHING TREATMENTS:Priming, Tusir warna (inpainting),
Retouching & protecting varnish.
Detail
illus
trate
d by
Prim
asto
ria 2
015
for academic use
3SUPPORTS:Back-up lukisan denganmelamin board yangdilindungi dengan kain organdi
[22]
warna merah ini seperti warna merah pada umumnya.
bagian ini tidak menunjukkan adanya restorasi.
warna merah pendar menunjukkan cat tertentu.
warna gelap ini menunjukkan bagian cat yang telah ditusir.
Lampu (TL) Ultra Violet
PENGAMATAN LUKISAN DENGAN SINAR MATAHARI (POLIKROMATIS).
PENGAMATAN LUKISAN DENGAN ULTRA VIOLET.
Tekstil dan Lukisan
Meja Lesehan
Mikroskop Digital
Fume Hood Portabel
Tem
pat P
erka
kasRak Bahan & Alat untuk pembuatan replika/
model lemari simpan/ displai, replika benda,mounting, dll.
Fum
e Hoo
d Por
tabel
Penerapan untuk Koleksi Lukisan, Tekstil, Kertas, dsb.
Tataletak Perabot dalam Ruang Kerja Konservasi
[23]
Pengenalan Alat Ukur Klimatologi
Untuk konversi satuan, kunjungi situs: http://www.easyunitconverter.com/
Mode/ pengatur besarnya sinar yang terbaca.Displai/ monitor harga
hasil pengamatan.
Sensor/ cell penangkap sinar.
Lux Meter(Alat pengukur intensitas cahaya)
1. Kuat Penerangan (Illumination, E)
E =F (Fluks)A (Luas) = Lumen
m2 = Lux.
2. Dosis Kuat Penerangan = Lux x jam = Joule.
3. Fluks Cahaya (F) = Energi (Joule/m2)
Waktu (Jam)JT =
4. Kuat Cahaya (I) = E.R2
Cos Q = Lumen.m = Candela
Kuat penerangan (lux): Penerangan pada permukaan benda secara merata seluas 1 m2, berjarak 1 m dari titik sumber cahaya berkekuatan 1 kandela.Kuat cahaya (foot candle): Banyaknya (jumlah) sinar yang jatuh pada permukaan benda seluas 1 kaki persegi (=0,0029 m2) dari sumber cahaya yang berjarak 1 kaki (=0,3048 m = 12 inci).
Sensor suhu dankelembaban udara
Sensor radiasi UV dan Intensitas cahaya.
Panel monitor menunjuk-kan besaran angka dan satuan
-
Ultra Violet Monitor (4 in 1)(Alat pengukur radiasi ultra violet, kuat cahaya, suhu dan kelembaban)
KONVERSI ENERGI:1 Joule = 107 erg.
Kelembaban Udara (RH) = %Suhu Udara (T) = 0CKuat Penerangan (E) = LuxKuat Radiasi UV (UVR) = μW/Lumen
1 kwh = 3.600.000 J.1 Kalori = 4,1868 J.KONVERSI DAYA:1 watt = 1 Joule/ detik.1 HP = 0,746 wattEnergi = kekuatan untuk melakukan usaha.Daya = kekuatan tenaga. Lampu TL Ultra Violet, National,100 volt/ 50 Hz., Type FL 205,Panjang gelombang = 263 nm. Energi = 2 μW/cm2.
Tombol untuk suhu, kelembaban udara, kuat cahaya dan radiasi ultra violet.
Catatan :1 μ (mikro) = 1 / 1.000.000 atau 10-6
1 n (nano) = 1 / 1.000.000.000 atau 10-9
CATATAN :E = kuat penerangan, bersatuan Lux; F = fluks cahaya, bersatuan Lumen; A = luas bidang, bersatuan m2; J = energi, bersatuan Joule/m2; T = waktu, bersatuan jam; R = jarak sumber penerangan dan benda,
bersatuan m; Q = menyatakan besarnya sudut antara
sumber cahaya dan titik benda yang diterangi, tetapi jika sudutnya tegak lurus maka Q = 0 dan harga Cos Q dapat diabaikan.
Satuan Ukuran ELSEC 4 in 1 Monitor:
[24]
Wet & Dry Bulb Psychrometer
Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Udara
Banyak digunakan untuk kalibrasi alat-alat pengukur RH & T jenis lain.
INAKURASI + 2%
Kain selalu bersih dan harus dengan air distilasi/ deionisasi
selis
ih h
arga
“Wet & Dry Psychrometer”sangat cocok digunakan untuk kalibrasi, spot reading dan pendataan data klimatologi harian.Kita dapat mengetahui besarnya suhu udara secara langsung pada bagian thermometer yang kering (kiri). Sedangkan RH-nya dapat dicari dengan merujuk selisih harga dengan thermometer yang basah (kanan). Selanjutnya besar- nya RH dapat dicari pada Tabel RH yang biasa disertakan pada saat pembelian alat tersebut.
Maintenans Alat:Kain yang digunakan untuk melembabi (dengan air distilasi) thermometer merkuri diusahakan selalu bersih, dan air yang digunakan selalu air distilasi.
Sling PsychrometerAlat ini menyerupai Wet & Dry Psychrometer, tetapi badan yang ditempeli thermometer (baik yang dry ataupun wet) dapat diputar, guna melewatkan udara pada thermometer. Belakangan perangkat ini telah dimodifikasi dengan tenaga baterai untuk memutar kipas angin yang melewatkan udara yang akan diukur suhu ataupun kelembab- annya.
Thermohygrometer
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Besarmya RH merujuk pada “perubahan ukuran benda/ bahan higroskopis”, seperti: rambut, polymer atau garam kristal.
Tanganan pemegang pena pencatat
Tabung berputar menurut waktu (1, 7 atau 31 hari
Pena pencatat RH dan T
Mengalami “shock” perubahan RH dan T yang sangat mencolok.
INAKURASI (INACCURACY):+ 2 ~ 4% (sering dikalibrasi)+ 30 ~ 60% (jarang/ tidak dikalibrasi)
Referensi:Bachmann (1992:15-22)Thermohygrograph
Kertas grafis
Besarnya RH dan T yang tertulis pada kertas grafis tidak sinkron dengan waktu yang tertera. Waktu sesungguhnya terlambat (dikurangi) sekitar 30 menit.
Catatan:Satu orang yang sedang istirahat selama satu jam setara dengan 60 ml air, dan menghasil- kan panas setara dengan 100 watt lampu pijar.
[25]
Cara Penggunaan Psychrometer dan membaca Tabel Klimatologi
Dry Bulb (oC)
Depression of the web bulb (oC)
selis
ih h
arga
DRY WET
KELEMBABAN DAN SUHU UDARA
RH = kelembaban absolut suatu udarakelembaban absolut udara jenuh
pada suhu sama
x 100%
2. Satuan-satuan Satuan Suhu (T)Celcius (C) ===> F = {(C x 9/5) + 32}Reamur (R)Fahrenheit (F) => C = {(F-32) x 5/9}Kelvin (K) ===> C = (K-273)
Satuan Kelembaban Relatif (RH) = Persen (%)
Thermohygrometer elektronik
Sens
or s
uhu
dan
kele
mba
ban
udar
a.
1. Pengertian/ Definisi
Alat ini dipakai untuk mengukur suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan tanpa kita harus masuk kedalam ruangan yang akan kita ukur. Alat ini dilengkapi sensor yang dapat ditarik dan dilewatkan pada dinding.
Jumlah uap air pada volume tertentu sering disebut sebagai “kelembaban absolut” (absolute humidity/ AH), yang jumlah maksimumnya tergantung dari suhu udaranya. Kejenuhan dari uap ini disebut sebagai titik embun (dew point/ DP)-nya. Jika suhu diturunkan, suatu ruang dapat menampung lebih banyak uap air (dalam volume tetap). Tetapi jika suhu dinaikkan akan terjadi pengembunan.Jika pada udara tidak jenuh tanpa terdapat penambahan air, maka besarnya kelembaban absolut akan tetap/ konstan, selama perubahan suhu sampai suhu udara diturunkan ke titik embun.Kelembaban retatif (relatif humidity/ RH) pada suhu tertentu adalah perbandingan kelembaban absolut aktual dengan kelembaban absolut potensial pada titik jenuhnya.
[26]
Climate DataloggerAlat ini dapat merekam data
kelembaban dan suhu per hari, minggu atau bulan.
Contoh:Satu meter kubik udara pada suatu wadah tertutup (kedap) pada suhu 20 oC dapat menampung sampai 17 ml uap air. Tetapi jika di wadah tersebut ada hanya 8.5 ml. uap air, maka kelembaban relatifnya = 8.5/17 x 100 = 50%.Jika suhu udara dinaikkan menjadi 25 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 23 ml. Apabila uap air yang ada cuma 8.5 ml., maka RH = 8.5/23 x 100% = 37%. Contoh tersebut menunjukkan “mengapa jika suatu ruangan tertutup dipanaskan menjadi kering”. Jika suhu udara diturunkan menjadi 5 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 8.5 ml. Apabila uap air yang ada sama, yaitu 8.5 ml., maka RH = 8.5/ 8.5 x 100% = 100%. Ini menunjukkan “mengapa kondensasi terjadi”.
[27]
Handheld XRF SpectrometerAlat Identi�kasi Unsur/ Elemen Logam
Digital MicroscopeAlat Perekam Gambar Mikro
Moisture MeterAlat Pengukur Kadar Air
pH MeterAlat Pengukur Keasaman
Chroma Meter (Konica-Minolta R-410)Alat Perekam Data Warna
pH paper ini harus selalu dipakai untuk mengecek pH larutan apakah aman
terhadap benda yang akan dibersihkan ataupun terhadap alat steamer.
Perhatikan tabel terlampir untuk mengetahui aman tidaknya suatu
larutan kimia.
Weather Station
[28]
Gambar 1.: Meja untuk penyedotan debu. Tekstil harus berkondisi agak kuat
dan permukaan tekstil harus dilapisi semacam kain kasa/ nylon net.
Gambar 2.: Alat penyedot debu dapat diatur kekuatan hisapnya. Gerakan
sedotan debu harus mendatar dan tidak pernah ada tarikan yang mendadak.
Gambar 3.: Komponen utama (meja + kaso bingkai kayu) ditutup plastik sebagai bak airnya dan kain
kasa sebagai alat untuk mengangkat kain yang akan dikeringkan. Bak cuci tekstil sudah siap dipakai.
Gambar 4: Tekstil diletakkan diatas kain kasa yang kedua ujungnya dipasang (dirol) tongkat kayu. Tongkat kayu ini berfungsi sebagai pegangan
pada saat mengangkat kain.
Penanganan Koleksi Kuat - Agak Kuat (Metode PKK-AK)
KAIN
2
1
34
5
6
789
Gambar 5.: Perlengkapan Untuk Pencucian Tekstil:(1). Ember air; (2). Pompa hisap kolam; (3). Selang shower;
(4). Shower; (5). Ember bilas; (6). Meja; (7). Plastik bak cuci; (8). Busa pemisah kain dan endapan kotoran;
(9). Kain kasa; dan (10) Tobi Steamer .
TOBI Steamer10
Created by Puji Y. Subagiyo 2015
[29]
Penanganan Koleksi Rapuh Mendekati Hancur (Metode PKR-MH)
Kain Ulos dari Sumatera Utara?,Kondisi: Hancur, Perkiraan Usia: 82 tahun.
Hot Steamer mengkondisikan kain lapuk menjadi agak kuat dan steril. Steamer dalam kotak dengan udara mengalir dimungkinkan
untuk menetralkan keasaman kain.
Kain lapuk mendekati hancur telah menjalani proses pelembab-rataan (moist-flattening).
Kain yang telah dibuat agak kuat, diratakan dan sterildimungkinkan juga untuk dimounting, yang manadasar mountingnya dibuat agak melengkung untuk
menghindari beban dan kuat konstruksinya.
KAIN U
LOS
Plexiglass Atas
Kayu pembentuk kelengkungan dasar kain rapuh
Stainless berlubang halus yang
dibalut busa dan kain bertenun longgar
untuk mensirkulasi udara dan penyedotan
Steamer
Kawat
Stainle
ssULOS
Kotak Akrilik/ Plexiglass
UdaraKeluar
(kain
dialas
i nylo
n net)
Hot Steamer
1
2
3
4
5
Humidifieru/ udara kering
6Dehumidifier
u/ udara basah
7
Crea
ted
by P
uji Y
. Sub
agiyo
201
5
[30]
Wadah Tertutup(Kedap)
TigaKuponLogam
Sampel(Bahan yangakan diuji)
AirDistilasi
Oddy Test 1973
suhu 60 derajat Celcius selama 28 hari
tembaga perak timbal
UJI BAHAN LEMARISIMPAN & DISPLAI
Rak-rak sederhana untuk penyimpanan bahan dan alat untuk keperluan konservasi tekstil.
Tehnik rolling untuk kain biasa untuk keperluan penyimpanan dan transportasi.
Lemari dan (lapisan) dinding sengaja dibuat dengan bahan kayu karena bersifat buffering.
Detail mounting kertas karton bebas asam untuk keperluan displai dan penyimpanan.
Gambaran kotak-kotak berisi tekstil yang dibungkus kertas bebas asam tersusun rapi disamping rak-rak dalam ruang simpan.
Kain Damas
Tes ini digunakan untuk pengujian sampel yang harus ditempatkan dalam wadah kedap udara dengan tiga kupon logam yang berbeda — perak (Ag), timbal (Pb) dan tembaga (Cu) — yang tidak menyentuh satu sama lain atau sample bahan yang akan diuji. Wadah disegel dengan sedikit air distilasi untuk menjaga kelemba-ban yang tinggi, kemudian dipanaskan pada suhu 60 derajat Celcius selama 28 hari. Wadah yang identik dengan tiga logam kupon bertindak sebagai kontrol. Jika kupon logam menunjukkan tidak adanya tanda-tanda korosi, maka bahan yang diuji dianggap cocok untuk ditempatkan di sekitar benda seni atau budaya. Tes Oddy bukanlah tes kontak, tetapi hanya untuk pengujian gas (uap). Setiap logam mendeteksi kumpulan zat korosif. Perak adalah untuk mendeteksi senyawa belerang dan sul�da karbonil. Timbal untuk mendeteksi asam organik, aldehida dan gas asam. Tembaga untuk mendeteksi klorida, oksida dan senyawa belerang. Ada banyak jenis bahan pengujian untuk tujuan lain, termasuk pengujian kimiawi dan �sik.
[31]
I. II. III. IV. V.Asia
CinaJepangIndia IndonesiaThailandBirmaButanTibetAsia TengahPersiaTimur TengahBizantine
v-?vvvvv?
v?vvv
vvvv???vvvvv
vvvv????----
PharonicCopticAfrika UtaraSuku campuran
Afrika
EropaYunani & Romawi KunoBelanda dan BelgiaEropa Timur (Balkan, Rusia, dll)InggrisPerancisJermanItalia
* Luccan* Sicilia* Venesia
SkandinaviaSpanyol
FatimidTulunidSeljukBuvidTimuridMamlukOttomanPersia (Safavid, Qajar)IndiaSpanyolSiciliaCampuran (Afrika & Indonesia)
Islam
vvvv???v?vv?
?-
v??
??v
v?
?---
?---
?---
----?
vvv??
v?
v-
v?-v?vvvvvv
--
v?-vv---vvv
-----------v
?----v?vv??v
?vvvvv
??vv?
?vvvvv
??vvv
??????
vvvvv
?-----
-----
?vv?vv
vvv??
-?-?vv??v???-?vv
K A W A S A N Negara
K a t e g o r iPe
rseb
aran
Ber
baga
i Kat
egor
i & P
ener
apan
Loga
m P
ada
Teks
til D
i Sel
uruh
Dun
ia
v =
cont
oh d
iket
ahui
; - =
cont
oh ta
k di
keta
hui t
etap
i dise
tuju
i; -? =
cont
oh ta
k di
kena
l & o
bser
vasi
terb
atas
; v? =
cont
oh d
iken
al te
tapi
seba
gai b
aran
g im
por.
K-3a
K-3b
K-3c
K-2a
K-2b
K-2c
Lempengan panjang logam
Kawat bundar logam
Spiral logam
Sumbu benang
Sumbu
benang
Sumbu
benang
Lempeng logam
Percik logam
(bulat)
K-4a
K-4b
Sumbu
benang
Sumbu
benang
Pembungkus organik
selulosik (kertas, dll.)
Pembungkus organik
protein (velum, minyak, dll.)
Lempeng logam
Lempeng logam
Percik logam
(persegi)
K-1a
K-1b
Kain jadiBubuk logam(emas/perak)
Lempengan logam (emas/perak)
K-5a
K-5bSumbu
benang
Sumbu benang
Strip organikselulosik (kertas, dll.)
Lempeng
logam
Strip organikprotein (velum, minyak, dll.)
Lempeng logam
-
1
2
3
4
5
Created by Puji Y. Subagiyo 2015
[32]
1868
1596 1602 1613 1619 1632 1645 1660 1695 1778 1815
1825-30
18831900 1908 1928 1933
1945
CE78
400 450 500518600 670 700732 900 960
10001279 1292 1370 1400
1453
15001509 1516
1528
The First Hinduism Kingdom
BCE3000 - 2000
PRE HISTORY (NEOLITHIC)
(manusia trinil). Pithecantropus erectus
BRONZE AGE
Aji Çaka
HISTORY (Kutai Kingdom,Kalimantan, Hindu)
800 - 200
TARUMANEGARA (Jawa Barat, Hindu)
Chinese chronicles mention that certain King of North Sumatera wore silk cloth. The stone inscription found is as foundation of Indonesian Historic period.(03)
(04)MATARAM I (Jawa Tengah, Hindu)
(06)
(07)
(08)
SRIWIJAYA(Sumatera Selatan, Hindu)
The Sung dynasty mentions that cotton goods from Java were used as princely presents.(09)
* Borobudur and Prambanan* Kain Prada
(11)
(14)
(15)
MATARAM II (Jawa Tengah, Islam)
(16)
(17)
(23)
(20)
(22)
(19)
(24)
(26)
(28)
’.
(13)MADJAPAHIT(Jawa Timur, Hindu)
HISTORICAL RECORDSPERIODS YEAR
Ikat lungsi (warp) is considered present in the time. The textile with geometrized stylization of human, bird, reptilian, and floral forms. Those like textile producing
regions are Kalimantan (jackets and breechclouts from Dayak Iban, D.Bahau and D.Kenyah), Sumatera (ulos from Batak, Palepai and Tampan from Lampung), Sulawesi (Toraja), Nusatenggara (Timor and Sumbawa) and Bali. Songket or supplementary warp was also present in that time (?).
(01)
Motifs on the bronze-wares from that era is similar to the textile design and pattern of No.1. Bronze-wares from that era, for example kettle drums and axes
which were influenced by the Dongson’s culture (Tongkin, Vietnam).
(02)
Chinese source of the Ling and T’ang dynasties: the people of Java and North Coast of Sumatera wore cotton in use in Sumatera as early as the 6th century. There are
3 species of Gossypium, i.e. G. herbaceum (the most common), G. obtusifolium (in Southern Sumatera, cultivated by the Dutch), and G. brasiliense (Malay Peninsula, cultivated by the British).
(05)
Jatuhnya Kekuasaan JAYAKARTA.
Governor General Jan Peterzon Coen succeeded in gaining the authority over Jayakarta, which was renamed ‘Batavia’.
(18)
Secang-wood and mengkudu were in common use by using mineral alum (Javanese called it as tawas) and plant alum (probably Jirek). However, the plant alum was considered the older mordant than the mineral alum. [The raw materials were treated with oil (castor) and lye (ash from burning rice stalks, or trunks of various trees of banana) that dyes from Morinda mixed with Jirek, Symplocos fasciculata Zoll.] Sugar, indigo, and coffee from Java and Sumatera were exported to Europe.
(21)
(27)
The fragment recontruction on terracota with straight and waved lines is an evidence for the earliest textiles.
Ikat pakan (weft) together with import silks were brought by Indians and Islamic traders to Java and Sumatera (possibly, also applications of beads, sequins,
glass/mirrors, and gaining of the knowledge of technique for mixing color/dye). The regions of the two islands that were contacted by the mentioned traders were as indication of silk and songket clothes, and probably silver and gold threads. Other regions: Palembang (South Sumatera), Donggala (Central Sulawesi), Bugis (South Sulawesi) and Bali. In old Javanese written source suggest that ‘kain prada’ enjoyed very great popularity in aristocratic circles in East Javanese Kingdom of Madjapahit. (In Bali, gold leaf was an important article of commerce imported from China and Thailand via the port of Singaraja in the latter half of the 19th century).
(10)
In Palembang, was cultivated the mulberry trees for Bombix mori foods (silk coccon), it was also in Sulawesi. Typical silk cloth colors are red, green, blue and
other bright colors. Silver and gold threads was utilized throught the supplementary weft technique, which raises the metallic threads to the surface of the cloth with design of geometric and stylized floral meanders.
(12)
King Hayam Wuruk who succeeded in reuniting the Indonesian Archipelago was among the re-owned rulers of that period of Hindu Kingdoms. The same period saw the building of the Borobudur Buddist sanctuary under the Çailendra dynasty in Central Java and Prambanan Hindu temple by King Daksa.
The Board Commerce and Industry of the Dutch East Indies published the Native Batik Industry. Some German synthetic dyestuffs first produced
in the years 1920 to 1928 come into use in Jakarta and Pekalongan . e.g. for red color (aniline of Beta-hydroxy naphthoic acid, which applicable in cold water), for basic yellow (Auramine-O, Ciba Ltd., Basle), form brown (a benzidine dyestuffs, called soga-soga which developed with diazo compounds).
(30)
In the colonialism era the Fierce battles broke out everywhere led by brave patriots, like as Prince Diponegoro (1825-1830) in Central Java.
Artificial Indigo and Alizarin were firstly used by Javanese
The new museum bu i l d ing (presently National Museum) was opened in Jalan Merdeka Barat 12, Jakarta.
The Indonesian youth, in the 2nd congress on October 1928, called for unity among the Indonesian youth and pledged allegiance to ‘One Nation, Indonesia, One Motherland, Indonesia, One Language, Bahasa Indonesia.
Gunung Merapi (a volcano name in Central Java) eruption sent a plenty of minerals, i.e. mineral alum.
Mangosteen flower motifs in Prambanan temple reliefs (also similar in Palembang) or in Design Javanese Batik, jelamprang, attesting to origin in the Hindu-Indonesian Period.
(29)REPUBLIC OF INDONESIA
(25)
BCE : Before Common Era (Sebelum Masehi [SM]); CE ; Common Era (Sesudah Masehi [M])
Periode dan Penanggalan Kronometrik (CHRONOMETRIC DATING)
The Dutch settled in Banten, West Java.
Portuegese was the f i rs t European to set foot in Indonesia.
The Dutch established the Nether lands East Ind ies Company (VOC).
Because the fall of Constantinople in 1453, the European merchants sought to purchase spices, which at that time were very rare and quite expensive, directly the producing country, i.e. Indonesia.
Because in this period of national awakening was heralded by ‘Boedi Oetomo ’, the organization founded on May 20. Its ultimate aim was the establishment of an Independent Indonesian State.
Indian cotton (from Madapolam and Calicut) have been supplanted by European fabrics.
Sultan Agung introduced the Islamic-Javanese calendar and was patron of the Arts and Crafts.
There were mineral alum and madder imported from Mecca and Aden (Medinah), included coral and copper.
The Batavian (presently Jakarta) Society for the Arts and Sciences was founded in Jakarta on April 24, 1778.
Gunung krakatau (a volcano name in the Java Sea, close to Banten District) eruption also sent a plenty of minerals.
There was a barter trade which were Indonesian cotton cloth and Chinese silk. Silk patola cloth (may from India) also present in the era (Javanese and Sumatrans called as ‘cindai’).
In Aceh, sappan-wood (secang) already was one of the outstanding export stuffs to the Arab. The secang dye work was considered as the oldest native red dye work.
2015
70 y
rs
Japan Periods: Asuka (552-645); Nara (645-794); Heian (794-1185); Kamakura (1185-1333); Muromachi (1392-1573); Momoyama (1573-1615); Edo (1615-1868)China Dynasties: Sui (581-618); T’ang (618-906); Five (907-960); Sung (960-1279); Yuan (1280-1365); Ming (1368-1644); Ch’ing (1644-1912)
Crea
ted
by P
uji Y
. Sub
agiyo
201
5
[33]
Ambron, EmilioCovarrubias, Miguel Dooijeward, Willem (1892-1990)Friend, DonaldIsrael, IsaacMooijen, P. A. J. Meier, Theo (1908-1982)Smit, Arie Sonnega, Auke C.Sten, John
Pelukis Asing(di Bali, dari 1904 - 1967)
1904 > W. O. J. Nieuwenkamp
1938 > Willem & Maria Hofker
1927 > Walter Spies
1941 > Lee Man-fong (1913-1988)
1935 > Adrien Jean Le Mayeur de Merpres (1880 - 1958) 1928 > Rudolf Bonnet (1895-1978)
1922 > Rolland Strasser (1895-?)1915 > Carel Lodewijk Dake Jr. (1886-1946)
1952 > Antonia Blanco (1912 - 1999)
1990
1980
1970
1960
1950
1940194119421943194419451946194719481949
195119521953195419551956195719581959
196119621963196419651966196719681969
197119721973197419751976197719781979
198119821983198419851986198719881989
1900
1800
1904
DI INDONESIA
Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
Masa Raden Saleh (1814 - 1880)
Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), 1938 - 1942:Agus Djaya, S. Sudjojono, Emiria Sunassa, Sukirno, Otto Djaya
Poesat Tenaga Rakyat (POETERA), 1942 - 1944:Affandi, K. Yudhokusumo, Ny. Ngendon, Basuki Abdullah
W. Spies & Gde A. Sukowati PITA MAHA (1935)
Keimin Bunka Shidoso (1944)Otto Djaya, Henk Ngantung, Dullah, Hendra Gunawan.
Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Yogya, 1945:Djajengasmoro, Sindusisworo, Indrosughondo, Prawito.
Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI) Medan, 1945:Ismail Daulay, Nasjah Djamin, Hasan Djafar, Husein.
Dr. Moerdowo Himpunan Budaya Surakarta (1945)
Pelukis Rakyat (1947)Sudjojono, Affandi, Hendra, Soedarso, Sudiardjo, Trubus,
Sasongko, Kusnadi, Sudjono Kerton, Rustamadji, Sumitro, Sajono, Saptoto, C.J. Ali, Juski, Permadi.
Seniman Indonesia Muda (SIM),1946di Yogyakarta: Affandi, Hendra,Trubus, Dullah, Soedarso,
Suromo, Surono, Kartono Yudhokusumo, Basuki Resobowo, Rusli, Harijadi S., Abdul Salam, D. Joes, Zaini.
SIM pindah dari Yogya ke Solo (1948), anggota tambah Trisno Sumarjo, Oesman Effendi, Sasongko, Suparto,
Mardian, Wakijan, Srihadi S.
Gabungan Pelukis Indonesia (1948):Affandi, Sutiksna, Nasyah Djamin, Handriyo, Zaini, Sjahri, Nashar, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo.
Sularko Pelangi di Surakarta (1947 - 1949)
Seniman Muda Indonesia (SEMI), 1946:di Bukittinggi: Zetka, A.A. Navis, Zanain.
Masa Terisolir dari Negara Luar:Kanvas dibuat dari blaco/ kertas dan satu tube cat
minyak harus bergantian dengan seniman lain
Masa Abdullah Sr. (1878 - 1941)Wakidi (1889 - 1979), M. Pirngadie (1875 - 1936)
1
2
3
4
Akademi Senirupa Indonesia di Yogya (1950)G. Sidharta, Widayat, Edi Sunarso, Rulijati, Muljadi W., Sjahwil,
Sunarto Pr., Wardojo, Danarto, Arief Sudarsono
Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), 1950-1965mempolitikkan kesenian
Pameran ASRI - ITB (>1950)Fadjar Sidik, Widayat, A. Sadali, Srihadi S., Popo Iskandar, Abas
Alibasyah, G. Sidharta, Edhi Sunarso, But Muchtar, Pirous, Sunarso,Yusuf Affendi, Muljadi, Arief Sudarsono, Mudjita, Irsam, Danarto,
Aming Prayitno, Budiani, Bagong Kussudiardjo, Amri Yahya, Harijadi, Sutanto, Adi Munardi.
REVOLUSI FISIK (1945 - 1949) Pelukis AsingAmato, L.Dezentje, Ernest Giovanetti, G.Imandt, Wilhelmus Jean Frederic Kinsen, Mori Kichigoro (1888-1959)Koenig, Arthur Johann Li Shuji (1943 - ?)Makovsky, Konstantin E. (1839-1915)Renato, CristianoSimonettiSnel, Han (1925 - 1998)Talwinski, Igor (1907-1983)
(Lukisan Ada Di Indonesia)
AliminHenk Ngantung (1921 - 1990)Ida Bagus Made NaderaI Gusti Putu GedeI Gusti Ketut KobotLim Wasim (1929 - 2004)Mahjuddin S.Nashar (1928 -1994)Sobrat, A. A. Gede SumardiThamdjidin, M.Wayan Sudana
7
6
Pelukis Koleksi Istana, dll. 5Primastoria Stu
dio
Puji Y
osep Subagiyo
**
SENIMAN DAN PERKEMBANGAN SENIRUPA
[34]
1990
1980
1970
1960
1950
1940194119421943194419451946194719481949
195119521953195419551956195719581959
196119621963196419651966196719681969
197119721973197419751976197719781979
198119821983198419851986198719881989
1900
1800
Perkembangan Senirupa Indonesia
Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
Masa Raden Saleh (1814 - 1880)
Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), 1938 - 1942:Agus Djaya, S. Sudjojono, Emiria Sunassa, Sukirno, Otto Djaya
Poesat Tenaga Rakyat (POETERA), 1942 - 1944:Affandi, K. Yudhokusumo, Ny. Ngendon, Basuki Abdullah
W. Spies & Gde A. Sukowati <= PITA MAHA (1935)
Keimin Bunka Shidoso (1944)Otto Djaya, Henk Ngantung, Dullah, Hendra Gunawan.
Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Yogya, 1945:Djajengasmoro, Sindusisworo, Indrosughondo, Prawito.
Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI) Medan, 1945:Ismail Daulay, Nasjah Djamin, Hasan Djafar, Husein.
Dr. Moerdowo <= Himpunan Budaya Surakarta (1945)
Pelukis Rakyat (1947)Sudjojono, Affandi, Hendra, Soedarso, Sudiardjo, Trubus,
Sasongko, Kusnadi, Sudjono Kerton, Rustamadji, Sumitro, Sajono, Saptoto, C.J. Ali, Juski, Permadi.
Seniman Indonesia Muda (SIM),1946di Yogyakarta: Affandi, Hendra,Trubus, Dullah, Soedarso,
Suromo, Surono, Kartono Yudhokusumo, Basuki Resobowo, Rusli, Harijadi, Abdul Salam, D. Joes, Zaini.
SIM pindah dari Yogya ke Solo (1948), anggota tambah Trisno Sumarjo, Oesman Effendi, Sasongko, Suparto,
Mardian, Wakijan, Srihadi S.
Gabungan Pelukis Indonesia (1948):Affandi, Sutiksna, Nasyah Djamin, Handriyo, Zaini, Sjahri, Nashar, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo.
Sularko <= Pelangi di Surakarta (1947 - 1949)
Seniman Muda Indonesia (SEMI), 1946:di Bukittinggi: Zetka, A.A. Navis, Zanain.
Masa Terisolir dari Negara Luar:Kanvas dibuat dari blaco/ kertas dan satu tube cat
minyak harus bergantian dengan seniman lain
Masa Abdullah Sr. (1878 - 1941)Wakidi (1889 - 1979), M. Pirngadie (1875 - 1936)
1
2
3
4
Created by Puji Y. Subagiyo 2015
Akademi Senirupa Indonesia di Yogya (1950)G. Sidharta, Widayat, Edi Sunarso, Rulijati, Muljadi W., Sjahwil,
Sunarto Pr., Wardojo, Danarto, Arief Sudarsono
Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), 1950-1965mempolitikkan kesenian
Pameran ASRI - ITB (>1950)Fadjar Sidik, Widayat, A. Sadali, Srihadi S., Popo Iskandar, Abas
Alibasyah, G. Sidharta, Edhi Sunarso, But Muchtar, Pirous, Sunarso, Yusuf Affendi, Muljadi, Arief Sudarsono, Mudjita, Irsam, Danarto,
Aming Prayitno, Budiani, Bagong Kussudiardjo, Amri Yahya, Harijadi, Sutanto, Adi Munardi.
2D artinya ada Dua Koleksi milik Museum DKI Jakarta.1P = Satu Koleksi Istana Presiden R.I.; 2G = Dua Koleksi Galeri Nasional;
CATATAN:
Affa
ndi
Hen
dra
Gun
awan
S. S
udjo
jono
Bas
uki A
bdul
lah
Dul
lah
Trub
us
Sud
ibyo
Srih
adi S
.S
udar
so
Zai
ni
Aba
s A
libas
yah
Sun
arto
Pr.
1D
1D
2D
1D
1D
1D
1D1D
1D
2D
3D
2D
2D2D
2D
1D
1D
2D
1D
1D1D1D
1D
1D
2D
1D
2P
1P
1P
1P1P
2P
1P
2P2P1P4P2P1P5P1P5P1P4P1P5P1P2P
1P1P
1P
1P
1P
1P
1P
1P
1P
1P
1D
1D
1P
1P1P2P
2P1P
6P
2P1P2P3P
2P
2G1G
3G
1P
1P
2P1P1P
1P
2D
1D
2D 1D
1D
1D
1D
REVOLUSI FISIK (1945 - 1949)
Le Mayeur (1880 - 1958) 1932 di Denpasar
Antonio Blanco (1912 - 1999), 1952 di Ubud
Metode Sampling Lukisan dan
[35]
KRONOLOGI dan KONDISI88 Lukisan Le Mayeur
Created by Puji Y. Subagiyo 2015
3 buah lukisan pastel diatas kertas [2R/1C]
4 buah lukisan cat-minyak diatas kanvas [4C]
3 buah lukisan cat-minyak diatas hard-board [3C]
27 buah lukisan: 5 cm/knv, 2 cm/tripleks, 18 cm/h.board, 2 cm/kayu. [5R/10C/13B]
Le Mayeur (52) ketemu & menikahi Ni Pollok (18).
3 buah lukisan pastel diatas kertas [1R/2C]
13 buah lukisan: 1pastel/kertas, 8 cm/knv, 3 cm/kayu, 1 cm/tripleks [1R/6C/6B]
23 buah lukisan: 22 cat-TB/ bagor, 1 cm/hard-board [14R/7C/2B]
1 buah lukisan cm/knv [1R]
10 buah lukisan cat-minyak diatas kanvas [6R/3C/1B]
MLMB052
MLMB015
MLMB082MLMB021
MLMB035
MLMB012
MLMB075
MLMB045
MLMB084
1957
1945
1942
1938
1937
1935
1928
1921
1927
1929
[36]
Unsur-unsur Terdeteksi dengan XRF (%/w)No. Sampel
Mg Al Si P S Cl K Ca Ti Fe Ni Cu Zn Sr Ba Pb
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3
4
-
6
9
4
2
10
1
6
9
3
12
23
7
8
25
2
0,2
-
-
0,4
1
1
1
2
-
8
13
5
4
7
10
6
6
6
6
-
-
-
-
-
-
-
17
2
1
7
1
3
5
9
5
4
50
14
4
7
20
10
14
19
56
15
-
-
-
2
3
52
24
7
2
2
1
3
8
4
10
9
2
-
-
-
-
-
-
-
0,3
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
8
37
44
36
10
36
1
2
1
-
2
1
1
-
1
-
-
-
-
16
32
29
3
21
-
-
-
-
-
4
-
14
-
-
1
Basuki A. 07
Hendra G. 17
Srihadi S. 20
Sudibyo 26
Sudjojono 31
Sudjojono 35
Sunarto 42
Sunarto 43
Sunarto 45
China Clay = Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]; English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]; Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2]; Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]; Gypsum = Kalsium Sulfat Hidrat [CaSO4.1/2H2O]; Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]; Zinc White = Zinc Oxide [ZnO]; Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04].
Catatan:
Senyawa Mayor/Minor, Unsur Ikutan dan KegunaannyaNo. Sampel
Basuki A. 07Hendra G. 17Srihadi S. 20Sudibyo 26Sudjojono 31Sudjojono 35Sunarto 42Sunarto 43Sunarto 45
Kaolin?Kaolin?Flake White, E. KaolinKaolin?Flake WhiteKaolin?E. Kaolin?Kaolin?E. Kaolin?
+++ Kalsium Sulfat, + Titanium White + Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (+ Barytes)+ Kalsium Sulfat,+++ Leaded Zinc White (++ Barytes)+ Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (++ Barytes)++ Kalsium Sulfat, - Titanium White, + Leaded Zinc Oxide (+ Barytes)+ Kalsium Sulfat, - Titanium White, ++ Zinc White (++ Barytes)++ Kalsium Sulfat, +++ Titanium White, - Zinc White++ Kalsium Sulfat, ++ Titanium White, - Zinc White+++ Kalsium Sulfat, + Titanium White, - Zinc White
Fe (2), K (2), P (0,2)Fe (2), K (1), Cu (3), Sr (2)Fe (1), K (7), Sr (1), Pb (4)Fe (3), K (1), Sr (1), P (0,4)Fe (8), K (3), P (1) Fe (4), K (5), Sr (1), P (1)Fe (10), K (9), P (1)Fe (9), K (5), P (2), Ni (0,3)Fe (2), K (4), Mg (2), Pb (1)
Priming Gesso (Grosso/ Sottile), Cat Dasaran, Campuran Unsur Ikutan
1. Mayer 1991:142-1442. Remington & Francis 1954:53-613. Remington & Francis 1954:67-714. Remington & Francis 1954:36-395. Mayer 1991:308-310,488-4896. Mayer 1991:290-2917. Mayer 1991:114
REFERENSI (Library Research) : 8. Mayer 1991:116 9. Mayer 1991:11510. Mayer 1991:5011. Mayer 1991:52,116,45212. Mayer 1991:38-3913. Mayer 1991:44,60,67,82,22914. Mayer 1991:148-9
{{{
CA
TGE
SSO
PRIM
ING
KANV
AS
gesso grossogesso sottile
cat dasarancat lukisancat detail
reta
kan
VARN
IS
priming
Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]
Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]
English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]
Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2] Timbal (Pb)
Kalsium Sulfat [CaSO4.1/2H2O] Kalsium (Ca)
Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]
Mg (Magnesium, Magnesium Carbonate)
Ni (Nickel, Nickel Titanium Yellow)
Si (Silikon, Silikon Dioksida [SiO2])
Sr (Strontium, Strontium White)
Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04]
Zn (Zinc, Zinc White = Zinc Oxide [ZnO])
Cu (Copper), Prussian Blue?
P (Phosphorus), “cat luminous”
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
2
3
7
8
9
2
10
12
11
13
14
5
4
6
1
Hasil Interpretasi Data Spektroskopi Fluoresensi Sinar-XTabel 2.
Skema Interpretasi Data UnsurGambar 1.
Hasil Analisa Spektroskopi Fluoresensi Sinar-XTabel 1.
Crea
ted
by P
uji Y
. Sub
agiyo
201
5
[37]
5.000 μm = 5 mm = 0,5 cm
1. Kanvas asli lukisan (kiri)Perb. 30X
2. Kanvas dobelan lukisan (kanan).
Perb. 30X
764 5
Gambar 5 ini menunjukkan close-up pada semua sisi lukisan. Bagian ini menunjukkan paku berkarat dan perbedaan kanvas asli dan kanvas dobelan.
paku berkarat
DETAIL
1.000 μm
1 2Ilustrasi Pengamatan Teknis Lukisan
Penanganan konservasi dan restorasi setelah proses pengamatan.
Pengamatan retakan dan konstruksi pendobelan kanvas dengan perekat.
Varnis lama harus diangkat untuk mengetahui warna & tekstur cat asli
{Kanvas 1
Priming{
Kanvas 2perekat kanvas 1 + 2
cat/ priming yang terangkat harus diratakan
pendobelan kanvas seharusnya dilakukan setelah mengatasi retakan dan pengangkatan cat.Cat
3Gambar 4 menunjukkan close-up, yang mana pada sisi bawah lukisan telah termakan bubuk.
[38]
KONSERVASI TEKSTIL
Warisan budaya termasuk di dalamnya tekstil tradisional di museum yang integral dengan sumber daya pengelolanya merupakan aset negara yang penting. Kekayaan tersebut telah menjadi sasaran pokok pengelolaan (manajemen) dan objek utama yang melahirkan kegiatan penting. Kegiatan penting itu adalah pelestarian; baik melalui pendataan (studi koleksi, dll.) yang menghasilkan artefaktual dokumen sebagai objek penelitian lanjutan, atau konservasi �sik aktuil yang mengupayakan kondisi �sik benda koleksi tetap lestari.
Melalui “Bimtek Konservasi Tekstil” akan menjelaskan tentang tahapan pengenalan tekstil sebagai langkah awal untuk meningkatkan apresiasi koleksi museum. Tertib kelola dalam penyimpanan dan pameran koleksi tekstil juga ditunjukkan melalui kertas kerja yang berkaitan dengan pendataan benda (Lembar Inventaris), survai kondisi benda (Lembar Kondisi Koleksi) dan survai klimatologi (Lembar Data Klimatologi). Di sini akan diperkenalkan manajemen koleksi dengan sistem database untuk mempermudah pencarian koleksi, pemutakhiran data, serta integrasi semua seksi atau bidang terkait di suatu museum.
Materi Pokok - Bimbingan Teknis
Tipe : Dasar - Lanjut
Diktat Penunjang : (1). Tekstil Tradisional (48 hal.); (2). Konservasi Tekstil (64 hal.); (3). Pengenalan Alat Lab Konservasi (35 hal.); (4). Konservasi Tekstil (MS Power Point, 60 Slides); (5). UU Cagar Budaya (56 hal.); (6). PP Tentang Museum (55 hal.). Semua paket diktat Bimtek sudah disiapkan Instruktur.
Survei Klimatologi dgn. Lembar Klimatologi.
Kontrol Kerusakan Biotis.
Paking dan Transportasi.
Tata-Simpan dan Pamer.
Manajemen Koleksi (Kurasi).
Dokumentasi Koleksi (deskripsi visualdan fotogra�) dengan Lembar Inventaris.
No. Materi Hari dan JamJenis Durasi
Hari 1
Hari 2
Hari 1
Hari 1
Hari 3
Hari 3
Hari 4
Hari 4
Hari 4
(09:00 - 11:00)
(09:00 - 12:00)
(11:00 - 12:00)
(14:00 - 16:00)
(13:00 - 14:30)
(14:30 - 16:00)
(09:00 - 10:30)
(13:00 - 15:00)
(10:30 - 12:00)
Hari 4 (15:00 - 16:00)
01
02
03
04
05
Teori & Praktik(TP)
Teori & Praktik
Teori & Praktik
Teori & Praktik
Teori & Praktik
Teori & Praktik
Teori & Praktik
Teori & Praktik
Teori & Praktik(TP)
3 Jam
9 Jam
1 Jam
5 Jam
6 Jam
Pengenalan Tekstil : Pola Kain, Pola Hias, Bahan Tekstil, Tehnik Fabrikasi (Songket, Sungkit, Kelim, Rep, Sulam Cucuk, dll.) dan Kolorasi (Batik, Ikat, Prada, Colet, Prada, dll.)Praktik : Tenun, Repro Benang Logam, Foto
Konservasi/ restorasi tekstil : pembersihan (brushing, vacuuming, swabbing & solvent), penguatan, pengawetan (fumigasi, dll.).Praktik : Pencucian + Penetralan Asam
Survei kondisi tekstil dan penyusunan usulan konservasi dengan Lembar Kondisi.
Hari 2 (13:00 - 16:00)
Hari 1 (13:00 - 14:00)
Hari 3 (09:00 - 12:00)
Evaluasi dan Penutupan
Praktik : Mounting + Manekin
[39]
KAIN
2
1
34
5
6
789
Perlengkapan Untuk Pencucian Tekstil:(1). Ember air; (2). Pompa hisap kolam; (3). Selang shower;
(4). Shower; (5). Ember bilas; (6). Meja; (7). Plastik bak cuci; (8). Busa pemisah kain dan endapan kotoran;
(9). Kain kasa; dan (10) Tobi Steamer.
1. Konservasi
2. Observasi & Identi�kasi
3. Tata Simpan & Pamer
Mengamati dan merekonstruksi Kain Tenun (Serat & Benang), dan Analisis Kerusakan.
Praktik membuat kotak simpan, rol, mounting, dan manekin (boneka peraga).
Praktik vacuuming, meratakan lipatan, penguatan dengan mengontrol kelembaban,pencucian, menetralisir keasaman kain, dll.
10TOBI Steamer
10 cm10
cm
Bahan : plexiglass (mika), busa, kain katun halus (mori), benang, jarum, karton/ hardboard, pita, cutter, penggaris besi, dll.
Bahan : mikroskop mini (�t to HP), mikroskop mini, kabel (besar + kecil), aneka benang, jarum, dll.
Perkiraan Harga : (1). Praktik Konservasi = 1,5 juta per unit.; (2). Praktik Observasi dan Identi�kasi = 200 ribu per set + mikroskop mini (tanpa mikroskop = 50 rb/ set); (3). Praktik Tata Simpan dan Pamer = 300 ribu per set.
Pem
egan
g Un
esco
Fel
low
ship
Aw
ard
dari
tahu
n 19
89 s
ampa
i 199
2 in
i men
dapa
tkan
pe
ndid
ikan
sain
s kon
serv
asi d
i Tok
yo N
atio
nal R
esea
rch
Inst
itute
for C
ultu
ral P
rope
rtie
s (T
NRI
CP),
Jepa
ng d
ari 1
989-
1990
; per
nah
men
giku
ti ku
rsus
“sp
ottin
g” d
i Int
erna
tiona
l Fa
bric
are
Inst
itute
(IFI
) di M
aryl
and
- Am
erik
a Se
rikat
; ser
ta m
engi
kuti
berb
agai
kur
sus
anal
isis k
onse
rvas
i di M
useu
m C
onse
rvat
ion
Inst
itute
(MCI
) of t
he S
mith
soni
an In
stitu
tion
di W
ashi
ngto
n D
.C., A
mer
ika
Serik
at (1
991-
1992
). Se
lam
a pe
riode
mag
ang
di S
mith
soni
an In
stitu
tion,
Sub
agiy
o te
lah
men
gada
kan
kunj
unga
n ob
serv
asi d
i lab
orat
oriu
m-la
bora
toriu
m m
useu
m d
an le
mba
ga p
enel
itian
di
kota
New
Yor
k, H
arris
burg
, da
n W
ashi
ngto
n D
.C.
Ia p
erna
h am
bil
bagi
an d
alam
pe
ngam
atan
ker
usak
an p
akai
an a
stro
nout
di N
atio
nal A
ir an
d Sp
ace
Mus
eum
(NAS
A) d
i Was
hing
ton
D.C
. dan
dem
o pe
ncel
upan
war
na
di C
arne
gie
Mel
lon
Colle
ge, M
aryl
and.
Pad
a ak
hir t
ahun
201
3,
Suba
giyo
m
elak
ukan
ku
njun
gan
obse
rvas
i di
M
useu
m
Nas
iona
l Tok
yo d
an M
useu
m J
oshi
bi U
nive
rsity
of A
rt a
nd
Des
ign,
Kan
agaw
a - J
epan
g.Pu
ji Yo
sep
Suba
giyo
lahi
r di P
urw
orej
o, Ja
wa
Teng
ah. I
a ad
alah
seor
ang
kons
erva
tor s
enio
r ber
sert
i�ka
si in
tern
asio
nal,
dan
seja
k 19
86 te
lah
beke
rja d
i Mus
eum
Nas
iona
l, Ke
men
teria
n Pe
ndid
ikan
dan
Keb
uday
aan.
Sub
agiy
o ya
ng t
elah
mem
iliki
pe
ndid
ikan
leb
ih d
ari
8.00
0 ja
m d
an 2
5 ta
hun
berp
enga
lam
an d
i bi
dang
kons
erva
si, b
anya
k mel
akuk
an p
enel
itian
ane
ka b
ahan
- te
knik
pem
buat
an te
kstil
tr
adisi
onal
dan
luki
san,
pen
ulisa
n, r
anca
ng-b
angu
n da
taba
se k
onse
rvas
i da
n ku
rasi,
m
engi
kuti
dan
pem
bica
ra
pada
be
rbag
ai
sem
inar
in
tern
asio
nal.
Di S
tudi
o Pr
imas
toria
, ia
juga
mel
ayan
i jas
a ko
nsul
tasi
dan
kons
erva
si te
kstil
, luk
isan,
loga
m, d
an a
neka
ben
da e
tnog
ra�.
Pro�
l dan
Riwa
yat In
struk
tur
Alam
at R
umah
dan
Stu
dio
:Ta
man
Ala
man
da Bl
ok BB
2 No.
55-5
9, Be
kasi
1751
0, In
done
siaW
eb: p
rimas
toria
.net
Emai
l: mas
yose
p66@
gmai
l.com
Phon
e : (0
21) 2
210
2913
M
obile
: 081
2 83
60 4
95
S TOR
iAPR
iMA
R
CD insid
e
Memb
angu
n Iko
n dan
Kuali
�kas
iPr
ofes
i Kon
serv
ator
di M
useu
mM
elal
ui B
imbi
ngan
Tekn
isKo
nser
vasi
Teks
til da
n Luk
isan
Spes
ialisa
si &
Kom
pete
nsi
Pres
tasi
dan P
engh
arga
an1.
Pem
egan
g U
nesc
o Fe
llow
ship
Aw
ard
dari
tahu
n 19
89 sa
mpa
i 199
2.2.
Pen
ulis
an a
rtik
el te
ntan
g te
kstil
, kon
serv
asi d
an m
anaj
emen
kol
eksi
mus
eum
(199
3 - 1
995,
M
ajal
ah M
useo
gra�
dan
Maj
alah
Keb
uday
aan,
Dep
dikb
ud -
Jaka
rta)
.3.
Seb
agai
Edi
tor
dan
Anot
ator
unt
uk t
erje
mah
an B
uku
Seni
Bat
ik d
ari B
ahas
a Be
land
a ke
Ba
hasa
Indo
nesi
a (1
994-
5, IS
I Yog
ya -
Yaya
san
Toyo
ta).
4. P
embi
cara
Sem
inar
Inte
rnas
iona
l ten
tang
Tek
stil
Trad
isio
nal
tahu
n 19
94 (J
akar
ta),
1996
(J
ambi
), 19
99 (D
enpa
sar)
dan
200
0 (T
okyo
Uni
vers
ity -
Toyo
ta F
ound
atio
n).
Cata
tan:
Mak
alah
ber
judu
l “T
he C
lass
i�ca
tion
of In
done
sian
Text
iles B
ased
on
Stru
ctur
al, M
ater
ial a
nd T
echn
ical
An
alys
es (
1994
)” m
enja
di r
ujuk
an P
rof.
Basa
vara
j S.
Ana
mi
dan
Prof
. Mah
ante
sh C
. Ele
mm
i da
lam
In
tern
atio
nal
Jour
nal
of S
igna
l Pr
oces
sing
, Im
age
Proc
essi
ng a
nd P
atte
rn R
ecog
nitio
n (Ju
dul
Tulis
an: “
A Ru
le B
ased
App
roac
h fo
r Cla
ssi�
catio
n of
Shad
es o
f Bas
ic C
olor
s of
Fabr
ic Im
ages
” ), V
ol. 8
, No.
2
(201
5), p
p. 3
89-4
00.
5. S
ebag
ai n
ara
sum
ber B
imte
k Pe
rmus
eum
an -
Kons
erva
si (1
996,
Din
as M
useu
m d
an S
ejar
ah
DKI
Ja
kart
a);
Bim
tek
Kons
erva
si
Teks
til
(200
0,
Mus
eum
Te
kstil
Ja
kart
a);
Bim
tek
Perm
useu
man
- K
onse
rvas
i (
2002
, As
dep
Kese
nian
- K
embu
dpar
); su
rvai
kon
disi
luk
isan
, ra
ncan
g-ba
ngun
dat
abas
e da
n pe
nyus
unan
renc
ana
indu
k pr
eser
vasi
(200
2 - 2
003,
Ista
na
Kepr
esid
enan
di J
akar
ta -
Bogo
r - C
ipan
as -
Yogy
a - B
ali).
6. P
embi
cara
Sem
inar
Nas
iona
l ten
tang
War
na A
lam
i (19
99, Y
ogya
kart
a) d
an K
onse
rvas
i Lu
kisa
n (2
002,
Jaka
rta)
.7.
Seb
agai
nar
a su
mbe
r kaj
ian
Batik
Pan
tai U
tara
Jaw
a da
n M
adur
a (1
994,
ISI Y
ogya
- U
niv.
To
kyo
- Yay
asan
Toy
ota)
dan
kaj
ian
kanv
as lu
kisa
n (2
006,
Pen
caria
n Pe
nyeb
ab K
erus
akan
da
n Id
entit
as L
ukis
an, B
alai
Kon
serv
asi -
Jaka
rta)
.8.
Ran
cang
-ban
gun
data
base
kol
eksi
mus
eum
(201
2, M
useu
m N
asio
nal -
Jaka
rta)
.9.
Men
yusu
n ko
mpi
lasi
nask
ah ya
ng b
erhu
bung
an d
enga
n te
kstil
, kon
serv
asi d
an
anal
isis b
ahan
(Prim
asto
ria S
tudi
o, 2
013)
.10
. M
enyu
sun
lapo
ran
hasi
l Obs
erva
si T
ekst
il di
Mus
eum
Nas
iona
l (P
rim
asto
ria
Stud
io, 2
014-
15).
11. S
ebag
ai N
aras
umbe
r Kon
serv
asi T
ekst
il pa
da W
orks
hop
Kons
erva
si di
Bo
robu
dur -
Mag
elan
g, B
ogor
- Ja
wa
Bara
t dan
TM
II Ja
kart
a (2
015)
.
1. P
eren
cana
an d
an p
elak
sana
an p
eker
jaan
kon
serv
asi t
ekst
il da
n lu
kisa
n :
* Su
rvai
kon
disi
(iden
ti�ka
si ba
han
dan
keru
saka
n, m
embu
at u
sula
n tin
daka
n ko
nser
vasi,
pem
buat
an d
okum
enta
si, k
alku
lasi
wak
tu d
an b
iaya
).* P
elak
sana
an p
eker
jaan
kon
serv
asi.
2. Pe
ngua
saan
sain
s kom
pute
r (ka
lkul
asi m
atem
atis,
pem
rogr
aman
data
base
, 3D
mod
ellin
g, ill
ustra
tion,
dsb
.) un
tuk
aplik
asi s
istem
per
enca
naan
dan
pen
gem
bang
an k
onse
rvas
i yan
g be
rbas
is sa
ins k
onse
rvas
i (p
ener
apan
sifa
t �sik
- ki
mia
wi b
ahan
, pen
garu
h ja
sad
hidu
p/ b
iotis
, fak
tor i
klim
, dan
inte
rpre
tasi
alat
uku
r dig
ital/
man
ual):
* Ra
ncan
g-ba
ngun
dat
abas
e un
tuk
surv
ai k
ondi
si ke
tera
wat
an d
an k
ondi
si kl
imat
olog
i unt
uk
eval
uasi
tekn
is ko
nser
vasi
dan
uji k
ompe
tens
i ten
aga
kons
erva
si.*
Ranc
ang-
bang
un s
istem
/ mod
el u
ntuk
sim
ulas
i tat
a le
tak
(map
ping
) ged
ung,
ruan
g, le
mar
i, ko
leks
i be
rikut
kal
kula
si uk
uran
dim
ensi
(obj
ek)
dan
kalk
ulas
i ke
butu
han
sert
a ef
ek a
lat
penu
njan
g di
spla
i-sto
rage
-kon
serv
asi
(kon
sum
si da
ya l
istrik
, ko
nver
si en
ergi
sem
ua j
enis
lam
pu, h
ubun
gan
�ukt
uasi
- tek
anan
bar
omet
rik, k
ebut
uhan
ala
t-ba
han-
biay
a, d
sb.).
* Pem
buat
an p
aket
pel
atih
an e
lekt
roni
s (e-
Lear
ning
Pac
k) u
ntuk
kon
serv
asi &
kur
asi.
3. P
engu
asaa
n sa
ins k
ompu
ter u
ntuk
mem
bant
u pe
renc
anaa
n da
n pe
ngem
bang
an d
okum
enta
si, k
uras
i da
n re
gist
rasi
:*
Ranc
ang-
bang
un d
atab
ase
kole
ksi m
useu
m d
an g
aler
i yan
g m
emili
ki �
tur
untu
k m
emud
ahka
n pe
ncar
ian,
val
idas
i tat
a-le
tak,
val
idas
i sya
rat m
inim
um e
ntri
data
, map
-tra
ckin
g as
al k
olek
si/
seni
man
, pen
angg
alan
rela
tif, c
odin
g tin
gkat
ker
usak
an -
jeni
s ba
han
(kon
vers
i dat
a te
ks k
e nu
mer
ik),
aplik
asi c
ompu
teriz
ed-o
ptic
al-m
icro
scop
e unt
uk m
engu
kur o
bjek
skal
a m
ikro
met
er,
dsb.
[1
mik
ro =
1 p
er se
juta
]4.
Kaj
ian
tekn
is da
n ba
han
kole
ksi u
ntuk
dok
umen
tasi,
kons
erva
si, ku
rasi,
regi
stra
si da
n ka
jian
tingk
at la
njut
.