pengenalan alat dan bahan praktikum

20
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM Agnesia Amalia Sutadi, 230110140128 Perikanan B, kelompok 15 ABSTRAK Praktikum “Pengenalan Bahan dan Peralatan Praktikum” dilaksanakan pada hari senin tanggal 20 oktober 2015 di laboratorium aquakultur dan fisiologi hewan air FPIK UNPAD. Tujuan praktikum ini adalah untuk pemahaman fungsi, prinsip kerja dan cara kerja peralatan serta bahan harus dapat dikuasai dengan baik oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium biokimia. Praktikum ini meliputi responsi awal praktikum biokimia dan pengenalan alat bahan gelas (kaca), yakni : corong, labu ukur, gelas ukur, tabung reaksi, batang pengaduk, pipet tetes, cawan petri, beaker glass dan labu Erlenmeyer. Alat berbobot relatif berat, yakni : hot plate, lemari pendingin, inkubator dan sprektofotometri. Hasil dari praktikum ini adalah praktikan telah memahami prinsip serta cara kerja alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia berdasarkan fungsinya yang secara umum dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu alat tampung, alat ukur dan alat pendukung. Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk menentukan jumlah zat cair secara tepat. Alat tampung adalah alat gelas yang fungsi utamanya adalah menampung zat kimia, bukan mengukur kuantitas zat. Alat pendukung adalah alat yang membantu mempercepat/mempermudah praktikan dalam eksperimen dan alat berbobot relatif berat : untuk memanaskan, mendinginkan dan menginkubasi. Kata kunci : alat, bahan, prinsip, fungsi, cara, kerja. ABSTRACT The introduction of materials and equipment lab work carried out on monday oct. 20 2015 in the laboratory aquaculture and physiology of aquatic animals FPIK UNPAD. The lab work is to understanding function, the principle of equipment and manner of work and of must be controlled well by praktikan prior lab work in the laboratory biochemistry. Lab work includes responsi early lab work biochemical and the introduction of instrument glassy materials (of glass), for his mouthpiece, squash measuring, a measuring glass, tube reaction, stems stirrer, pipet drops, a petri dish, a beaker glass and gourd Erlenmeyer. Instrument weighted relatively heavy, for his hot plate,

Upload: agnesia

Post on 20-Feb-2016

189 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

laporan biokimia pengenalan alat dan bahan praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: pengenalan alat dan bahan praktikum

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

Agnesia Amalia Sutadi, 230110140128Perikanan B, kelompok 15

ABSTRAK

Praktikum “Pengenalan Bahan dan Peralatan Praktikum” dilaksanakan pada hari senin tanggal 20 oktober 2015 di laboratorium aquakultur dan fisiologi hewan air FPIK UNPAD. Tujuan praktikum ini adalah untuk pemahaman fungsi, prinsip kerja dan cara kerja peralatan serta bahan harus dapat dikuasai dengan baik oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium biokimia. Praktikum ini meliputi responsi awal praktikum biokimia dan pengenalan alat bahan gelas (kaca), yakni : corong, labu ukur, gelas ukur, tabung reaksi, batang pengaduk, pipet tetes, cawan petri, beaker glass dan labu Erlenmeyer. Alat berbobot relatif berat, yakni : hot plate, lemari pendingin, inkubator dan sprektofotometri. Hasil dari praktikum ini adalah praktikan telah memahami prinsip serta cara kerja alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia berdasarkan fungsinya yang secara umum dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu alat tampung, alat ukur dan alat pendukung. Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk menentukan jumlah zat cair secara tepat. Alat tampung adalah alat gelas yang fungsi utamanya adalah menampung zat kimia, bukan mengukur kuantitas zat. Alat pendukung adalah alat yang membantu mempercepat/mempermudah praktikan dalam eksperimen dan alat berbobot relatif berat : untuk memanaskan, mendinginkan dan menginkubasi.Kata kunci : alat, bahan, prinsip, fungsi, cara, kerja.

ABSTRACT

The introduction of materials and equipment lab work carried out on monday oct. 20 2015 in the laboratory aquaculture and physiology of aquatic animals FPIK UNPAD. The lab work is to understanding function, the principle of equipment and manner of work and of must be controlled well by praktikan prior lab work in the laboratory biochemistry. Lab work includes responsi early lab work biochemical and the introduction of instrument glassy materials (of glass), for his mouthpiece, squash measuring, a measuring glass, tube reaction, stems stirrer, pipet drops, a petri dish, a beaker glass and gourd Erlenmeyer. Instrument weighted relatively heavy, for his hot plate, these freezers, an incubator and sprektofotometri. The result of lab work this is praktikan understood principles and how to work alat-alat glass is in chem lab based on the function in general divided into 3 group, namely a capacity, measuring instrument and the tools. Measuring instrument is a device that serves to determine the quantities of liquid properly. Capacity of the instrument is the means of a glass that its major function is accommodate a chemical substance , instead of measuring the quantity of a substance. The tools is a device that help speed up / ease praktikan in experiments and tools weighted relatively heavy: to heat , cool and incubatesKeywords : instrument, material, principle, function, ways, work.

PENDAHULUAN

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun

pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium memiliki sejumlah alat dan bahan yang

digunakan oleh seorang praktikan dalam melakukan eksperimen dari mulai alat

Page 2: pengenalan alat dan bahan praktikum

berbahan plastik, besi/baja hingga kaca. Seorang praktikan wajib mengenal fungsi,

prinsip serta cara menggunakannya.

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja

saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan

berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan

pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat

tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat

diminimalisasi sedikit mungkin. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di

dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat - alat

dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan

kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam

penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini agar pemahaman fungsi dan cara

kerja peralatan serta bahan harus dapat dikuasai dengan baik oleh praktikan sebelum

melakukan praktikum di laboratorium biokimia.

METODOLOGI

Praktikum pengenalan alat dan bahan biokimia ini dilakukan pada hari Selasa

tanggal 20 Oktober 2015 pukul 08.00-09.00. Betempat di Laboratorium Fisiologi

Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran kampus

Jatinangor.

Praktikum kali ini digunakan alat-alat berbahan gelas kaca dan alat yang

memiliki bobor relatif berat yakni : Corong, labu ukur, labu Erlenmeyer, gelas ukur,

pipet tetes, tabung reaksi, batang pengaduk, cawan petri dan beaker glass (alat gelas

kaca), hot plate, spekotofotometri, incubator dan lemari pendingin (alat yang

memiliki bobot relative berat).

HASIL dan PEMBAHASAN

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini terdiri dari 2 jenis yaitu alat yang

memiliki bobot ringan dengan bahan gelas kaca. Alat-alat gelas yang terdapat di

laboratorium kimia berdasarkan fungsinya secara umum dibagi kedalam 3 kelompok,

yaitu alat tampung, alat ukur dan alat pendukung. Alat ukur adalah alat yang

berfungsi untuk menentukan jumlah zat cair secara tepat. Alat tampung adalah alat

gelas yang fungsi utamanya adalah menampung zat kimia, bukan mengukur kuantitas

zat. Alat pendukung adalah alat yang membantu mempercepat/mempermudah

praktikan melakukan eksperimen. Alat yang memiliki bobot relative berat yang

Page 3: pengenalan alat dan bahan praktikum

dalam pengoperasiaannya memerlukan energi listrik yang dialirkan ke alat tersebut.

Alat-alat ini memiliki cara kerja dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan prinsip

yang dimiliki alat tersebut (Anonym 2012).

Corong adalah alat yang digunakan untuk mendukung penggunaan alat lain

pada saat dimasukkannya cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti :

botol, labu ukur, buret dan sebagainya dan digunakan untuk membantu menyaring zat

cair atau sampel padat Corong ini terbuat dari bahan gelas (kaca). Corong mempunyai

garis tengah 35–300 mm dan mempunyai ukuran tangkai corong sedang, kecil dan

panjang (Anonym 2012).

Corong ini memiliki prinsip kerja membantu memasukkan cairan dalam suatu

wadah dengan ukuran mulut kecil. Cara kerja corong yakni sangatlah mudah hanya

dengan diambil corong sesuai ukuruan wadah yang digunakan agar larutan/zat tidak

melimpah. Kemudian dituangkan larutan/zat tersebut dengan hati-hati kemudian

diangkat corong perlahan. Kekurang hati-hatian dalam menggunakan corong akan

mengakibatkan corong pecah atau retak yang dapat menyebabkan larutan melimpah

sehingga corng harus diganti (Anonym 2012).

Gambar 1. Corong.

Labu ukur adalah alat laboratorium yang berbentuk seperti buah pear dengan

bagian bawah berbentuk datar dan leher yang panjang dan mulut yang bersekru. Labu

ukur ini terbuat dari bahan gelas (kaca) yang transparan dan tembus pandang. Labu

ukur mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 mL. Mulut labu yang berskeru berfungsi

untuk menampung, penutup bersekrup dengan ukuran yang sesuai dengan lebar mulut

labu sehingga labu ukur dapat tertutup dengan baik dan cairan di dalamnya tidak

mudah tumpah. Perut dan leher labu ukur di lengkapi dengan garis-garis melingkar

Page 4: pengenalan alat dan bahan praktikum

yang menunjukan volume yang terkandung ketika bahan di isikan hingga sama persis

dengan salah satu garis-garis tersebut. Di badan labu juga di ikutkan keterangan

tentang volume labu ukur, toleransi, presisi, standar manufaktur yang relevan hingga

logo produsen (Sudarmadji 2000).

Fungsi labu ukur adalah untuk mengencerkan dan mempersiapkan larutan

standar dengan ketelitian tinggi selain itu alat ini biasanya digunakan untuk

mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang

terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem

pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai

menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna,

penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus

berada di atas garis leher) (Sudarmadji 2000).

Gambar 2. Labu ukur.

Prinsip kerja labu ukur adalah memiliki ketelitian tinggi sehingga sering

digunakan untuk mengukur larutan secara teliti. Cara kerja alat ini adalah zat terlarut

ditimbang teliti ke dalam labu ukur, ditambahkan air suling, campuran digoyang

melingkar untuk melarutkan zat terlarut, setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet

tetes untuk menambahkan air dengan hati-hati sampai volume cairan tepat berimpit

dengan tanda lingkaran pada leher labu dan labu disumbat dan kemudian dikocok agar

larutan seragam dan diamati larutan tersebut (Sudarmadji 2000).

Gelas Kimia disebut juga beaker glass. Jika dilihat sekilasnya bentuknya

mirip sekali dengan gelas beaker. Gelas kimia yang terdapat di laboratorium ini

berukuran 50ml berbahan gelas kaca Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan

Page 5: pengenalan alat dan bahan praktikum

terhadap panas hingga suhu 200oC dengan keterangan volume hingga nama produsen

(Anwar 1996).

Fungsi gelas kimia adalah sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak

butuh ketelitian tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisa kimia kualitatif, atau

untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisa titrimetri/volumetri. jadi tidak

cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian tinggi (secara kuantitatif). Selain

itu gelas kimia juga berfungsi sebagai wadah untuk menampung dan menyimpan

larutan sekaligus untuk memanaskannya. karena dasarnya yang rata, gelas kimia

mempunyai kedudukan yang seimbang untuk diletakan dimana saja termasuk diatas

Hot Plate (Chairil 1996).

Prinsip alat ini adalah berdasarkan pada bentuknya yang seperti gelas,

mempunyai skala di dindingnya sehingga mampu menyimpan dan mengukur dengan

tingkat ketelitian yang tidak tinggi. Cara kerja alat ini adalah dipegang dengan tangan

kanan, dimasukan larutan/zat yang akan di analisa kualitatif (Anwar 1996).

Gambar 3. Gelas kimia.

Tabung reaksi berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat

dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Tidak peka terhadap

perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan

Soda glass umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari

Boroksilikat dan Supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung reaksi ditetapkan

berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter

antara 70 – 200 mm (Imamkhasani 1998).

Fungsi alat ini adalah sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, untuk

mengukur volume larutan dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.

Page 6: pengenalan alat dan bahan praktikum

Prinsip kerja alat ini adalah sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume

tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Cara kerja alat ini adalah

disterilisasikan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan, dimasukkan

tabung reaksi yang telah disterilkan pada rak tabung reaksi dan dimasukkan bahan

yang akan dilarutkan pada tabung reaksi (Imamkhasani 1998).

Gambar 4. Tabung reaksi.

Labu Erlenmeyer adalah Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer

ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur

erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran

volume dari 25 – 2000 mL. Memiliki angka volume larutan didindingnya. Prinsip

kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi

dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya

digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah (Imamkhasani

1998).

Gambar 5. Labu Erlenmeyer.

Page 7: pengenalan alat dan bahan praktikum

Fungsi alat ini yaitu Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk

titrasi dengan pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan

sebagainya sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi

dengan pengocokkan lemah hingga sedang. Cara kerja alat ini adalah dengan

disiapkan Erlenmeyer yang sudah bersih dan diIsi dengan benda cair dengan jumlah

besar dan berskala (Anonym 2012).

Batang pengaduk terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus

dengan polietilen. Batang pengaduk yang digunakan dalam praktikum ini biasanya

terbuat dari kaca atau dari pyrex sehingga dapat dipanaskan dengan otoklaf. Batang

pengaduuk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Batang pengaduk umumnya

bergaris tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm. alat ini

memiliki prinsip kerja mengaduk larutan atau suspense dalam wadah. Alat ini

berfungsi untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada pada gelas

kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi, digunakan pula sebagai alat bantu untuk

memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana lain (Anonym 2012).

Gambar 6. Batang pengaduk.

Prinsip kerjanya yaitu menghomogenkan dengan cara mengaduk larutan

tersebut dengan menggunakan batang pengaduk. Cara kerja alat ini yaitu dipegang

ujung batang pengaduk kemudian diputar batang pengaduk dalam wadah searah atau

berbalik arah dengan jarum jam (Imamkhasani 1998)

Pipet tetes adalah pipet tanpa skala, mempunyai bentuk pendek atau panjang

dengan ujung bawah meruncing dan dilengkapi dengan karet penghisapnya dibagian

atas nya. Prinsip kerja alat ini menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume

tepat berdasarkan pompa karet atau pengatur skala pada bagian atas. Fungsi alat ini

Page 8: pengenalan alat dan bahan praktikum

adalah Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil dari suatu

tempat ke tempat (Anonym 2012).

Cara kerja alat ini adalah dengan ditekan bagian karet untuk mengeluarkan

udaranya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam zat cair. Jika ditekan bagian

karet pada saat pipet di dalam zat cair, maka udara yang keluar dari pipet mungkin

saja bereaksi dengan zat cair yang akan diambil (Sudarmadji 2000)

Gambar 7. Pipet tetes.

Cawan petri adalah wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata, alat

laboratorium berbahan gelas kaca yang terbuat dari porselen, berfungsi untuk

menguapkan larutan, wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media (Djupri 1983).

Alat ini memiliki prinsip kerja medium diatas cawan petri. Cara kerja alat ini

adalah diletakan medium di dalam cawan petri dan ditutup Cawan petri dengan

penutup cawan (Djupri 1983).

Gambar 8. Cawan petri.

Gelas Ukur adalah Suatu alat gelas yang berfungsi untuk mengukur suatu

larutan baik yang berwarna maupun tidak berwarna. ketelitian dari alat ukur ini bisa di

Page 9: pengenalan alat dan bahan praktikum

katakan rendah, karena biasanya alat ukur ini hanya di gunakan untuk analisa

kualitatif yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi

Gelas ukur ini membunyai ukuran yang berfariasi mulai dari 10mL, 25mL,

50mL, 100mL, 250mL, 500mL, 1000mL dan 2000mL.

Gambar 9. Gelas ukur.

Cara menggunakannya sangatlah mudah, akan tetapi ada beberapa aturan yag

harus di perhatikan saat mengukur dengan menggunakan gelas ukur : untuk larutan

yang tidak berwarna, pembacaan miniskus yang berlaku adalah miniskus bawah. di

letakkan di tempat atau meja yang datar dan di baca sejajar dengan mata, untuk

larutan yang berwarna (bening), pembacaan miniskus yang berlaku adalah miniskus

bawah. di letakkan di tempat atau meja yang datar dan di baca sejajar dengan mata

dan untuk larutan yang berwarna (pekat), pembacaan miniskus yang berlaku adalah

miniskus atas. di letakkan di tempat atau meja yang datar dan di baca sejajar dengan

mata.

Prinsip Kerja alat ini adalah mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak

masuk dalam perhitungan. Fungsi alat ini dapat digunakan untuk merendam pipet

dalam asam pencuci. Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk

melarutkan zat hingga volume tertentu.

Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi

radiasi elektromagnet. Spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisis

konsentrasi suatu zat di dalam larutan berdasarkan absorbansi terhadap warna dari

larutan pada panjang gelombang tertentu. Metode spektrofotometri memerlukan

larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Larutan standarnya terdiri dari

Page 10: pengenalan alat dan bahan praktikum

beberapa tingkat konsentrasi mulai yang rendah sampai konsentrasi tinggi (Khopkar

2003).

Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert-Beer, bila cahaya

monokromatik (I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut

diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).

Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika

melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel

(Io). Persyaratan hukum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang digunakan harus

monokromatik, rnergi radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi

kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi

atau phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi

larutan harus pekat (tidak encer) (Khopkar 2003).

Gambar 10. Sprektofotometri. Sumber : akfardwifarma.ac.id

Cara kerja alat ini adalah Sinar berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu

lampu wolfram untuk sinar Visible (sinar tampak = 38 – 780nm) dan lampu

deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada video lampu yang besar dipilih

panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua karena alat yang

dipakai tipe double beam, disanalah disimpan sample dan yang satu untuk blanko.

Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini terjadi pengubahan

data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader (Herliani 2008).

Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada

saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang

diukur menjadi bertambah (Herliani 2008)

Page 11: pengenalan alat dan bahan praktikum

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu

yang terkontrol (umumnya diatas suhu ambient). Alat ini dilengkapi dengan pengatur

suhu, dan pengatur waktu. Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan pula

perubahan suhunya saat pintu inkubator dibuka. Prinsip kerja dari incubator adalah

menginkubasi dengan menggunakan suhu tertentu dalam keadaan diam (Anonim

2011).

Cara kerja alat ini adalah : dihubungkan kabel power ke stop kontak, diputar

tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala), diatur suhu dalam incubator

dengan menekan tombol set, diputar tombol di sebeklah kanan atas tombol set hingga

mnencapai suhu yang di inginkan sambil menekan tombol set, dilepaskan tombol set

setelah suhu yang diinginkan selesai diatur dan inkubator akan menyesuaikan setingan

suhu secara otomatis setelah beberapa menit (Dahlia, 2011).

Gambar 11. Inkubator. Sumber : winainstrumentsindo.indonetwork.co.id

Hot plate merupakan piringan panas yang di gunakan untuk menghomogenkan

suatu larutan secara lebih cepat dengan suhu. Alat ini di gunakan untuk membuat

larutan stok, dan sebelum bekerja perlu di hitung dahulu jumlah padatan atau larutan

pekat yang diperlukan, sehingga perlu di timbang. Jumlah mol zat dalam larutan

bergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi yang umum di pakai

adalah molar (m). kemolaran suatu zat adalah jumlah mol zat dalam tiap liter larutan

(Syukri,1999).

Page 12: pengenalan alat dan bahan praktikum

Gambar 12. Hot plate. Sumber : Amazon.com

Prinsip kerja alat ini adalah memanaskan (plate) yang terdapat dalam alat ini

sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi dengan kecepatan lambat sampai

1600rpm dapat dipanaskan hingga suhu 425oC. Cara kerja alat ini adalah dipastikan

alat pada posisi datar / rata dan aman, disambung socket kabel ke power. diputar ke

posisi ON dan diputar sampai lampu heat menyala sesuai yang diinginkan, tanda 1

( kurang panas) s.d tanda10 ( sangat panas ).

Refrigerator digunakan untuk menyimpan benda yang membutuhkan suhu

dingin dalam penyimpanannya (2-80C). Fungsi utama refrigerator adalah

menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga bahan

memiliki daya simpan yang lebih lama (Unus, 1985).

Gambar 13. Lemari pendingin. Sumber : sanyo-biomedical.co.uk

Hukum Termodinamika dalam Fisika berlaku untuk prinsip kerja lemari es.

Sebuah lemari es harus melakukan pekerjaan untuk membalikkan arah normal aliran

energi panas. Pekerjaan melibatkan penggunaan energi untuk memindahkan sesuatu,

dan untuk melakukan pekerjaan membutuhkan energi. Dalam lemari es, energi

biasanya disediakan oleh listrik (samun 2015).

Page 13: pengenalan alat dan bahan praktikum

Cara kerja refrigerator adalah dialiri arus listrik melalui kabel refrigerator,

diatur suhu yang akan digunakan pada eksperimen sesuai bahan, dimasukkan

zat/larutan yang telah diwadahkan ke dalam refrigerator (samun 2015).

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa

alat-alat dan bahan laboratorium memiliki fungsi, prinsip kerja serta cara kerja yang

berbeda-beda seperti alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia berdasarkan

fungsinya yang secara umum dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu alat tampung, alat

ukur dan alat pendukung. Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk menentukan

jumlah zat cair secara tepat diantaranya : gelas ukur, labu Erlenmeyer, labu ukur. Alat

tampung adalah alat gelas yang fungsi utamanya adalah menampung zat kimia, bukan

mengukur kuantitas zat yaitu tabung reaksi, cawan petri, gelas kimia. Alat pendukung

adalah alat yang membantu mempercepat/mempermudah praktikan dalam eksperimen

yaitu batang pengaduk, corong dan pipet tetes. Alat berbobot relatif berat : untuk

memanaskan, mendinginkan dan menginkubasi. Cara kerja dan prinsip kerja masing-

masing alat tersebut beragam sesuai fungsi penggunaanya. Alat laboratorium berbobot

relatif berat juga memiliki prinsip serta cara kerja yang berdasarkan dengan fungsinya

seperti : hot plate digunakan untuk menghomogenkan suatu larutan secara lebih cepat

dengan suhu, refrigerator berfungsi untuk menghambat atau memperlambat

pertumbuhan mikroorganisme, inkubator yang digunakan untuk menginkubasi atau

memeram mikroba pada suhu yang terkontrol dan spektrofotometri dapat digunakan

untuk menganalisis konsentrasi suatu zat di dalam larutan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil, dkk. (1996). Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI.

Djupri Padmawinata, Habiburrahman, Rangke L. Tobing, arosa Purwadi, S.

Dirjosoemarto, Iswojo PIA. 1983. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI.

Soemanto Imamkhasani. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia.

Jakarta:Penerbit PT. Gramedia

Anonym. 2012. Pengenalan Alat Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga

Imamkhasani. 1998. Penuntun Dasar Dasar Kimia. Jakarata: Lepdikbud

Sudarmadji. 2000. Penuntun Dasar Dasar Kimia. Jakarta: Lepdikbud

Page 14: pengenalan alat dan bahan praktikum

Purnomo, B. 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian UNIB.

Bengkulu

Walton. 2005. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Bandung: Ganeca