pengembangan wilayah muara enim

11
Buku Rencana RTRW Kab. Muara Enim 2012 - 2032 tujuan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Muara Enim adalah: Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Muara Enim Melalui Pengembangan Sektor Agro dan Energi Berteknologi tinggi dengan Bersendikan pada Solidaritas Masyarakat dan Kelestarian Lingkungan Hidup” Sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah yang akan dicapai dalam 20 tahun mendatang, maka kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang yang akan dikembangkan di Kabupaten Muara Enim adalah sebagai berikut : A. Peningkatan dan penambahan jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih yang menjangkau ke seluruh pelosok pedesaan; Strategi yang akan dikembangkan, antara lain : Merencanakan dan membangun jaringan transportasi, energy, telekomunikasi, air bersih yang menjakau ke seluruh pelosok pedesaan Meningkatkan kualitas pelayanan jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih yang sudah ada. B. Peningkatan produksi pertambangan berbasis kelestarian lingkungan hidup; Strategi yang akan dikembangkan, antara lain : Menetapkan standar ramah lingkungan bagi kawasan yang dieksploitasi Membuka lahan tambang baru dengan standar pembatasan yang berwawasan daya dukung dan daya tamping likungan hidup hayati Kawasan strategis berskala regional (KSR), yaitu yang dikembangkan dengan energi yang ramah lingkungan, dan energi terbarukan ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH | 1

Upload: prie-tea

Post on 11-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengembangan wilayah muara enim

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

tujuan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Muara Enim adalah:

“Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Muara Enim Melalui Pengembangan Sektor Agro dan Energi Berteknologi tinggidengan Bersendikan pada Solidaritas Masyarakat dan Kelestarian

Lingkungan Hidup”

Sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah yang akan dicapai dalam 20 tahun

mendatang, maka kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang yang akan

dikembangkan di Kabupaten Muara Enim adalah sebagai berikut :

A. Peningkatan dan penambahan jaringan transportasi, energi, telekomunikasi,

air bersih yang menjangkau ke seluruh pelosok pedesaan; Strategi yang akan

dikembangkan, antara lain :

Merencanakan dan membangun jaringan transportasi, energy,

telekomunikasi, air bersih yang menjakau ke seluruh pelosok pedesaan

Meningkatkan kualitas pelayanan jaringan transportasi, energi,

telekomunikasi, air bersih yang sudah ada.

B. Peningkatan produksi pertambangan berbasis kelestarian lingkungan hidup;

Strategi yang akan dikembangkan, antara lain :

Menetapkan standar ramah lingkungan bagi kawasan yang dieksploitasi

Membuka lahan tambang baru dengan standar pembatasan yang

berwawasan daya dukung dan daya tamping likungan hidup hayati

Kawasan strategis berskala regional (KSR),

yaitu yang dikembangkan dengan energi yang ramah lingkungan, dan energi

terbarukan

3.1.13.1.1 Rencana Rencana Sistem Sistem Jaringan EnergiJaringan Energi

Pengembangan jaringan prasarana energi terutama prasarana energi listrik di Kabupaten Muara Enim diarahkan untuk terlaksananya penyediaan dan keseimbangan pasokan kebutuhan listrik di seluruh wilayah terutama bagi kegiatan sosial ekonomi dan kebutuhan rumah tangga. Salah satu potensi Kabupaten Muara Enim adalah tambang batubara, meski demikian upaya pemanfaatan batubara untuk pembangunan power plant berbahan

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 1

Page 2: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

bakar batubara perlu dikendalikan, antara lain berkaitan dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Arahan pengembangan jaringan prasarana energi listrik di Kabupaten Muara Enim dilakukan melalui :

Pengembangan kelistrikan yang mampu mendukung kegiatan industri, perdagangan, jasa, dan perumahan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

Penyediaan kelistrikan ini lebih diprioritaskan untuk mendukung kegiatan perekonomian terutama pada Kawasan Strategis

Guna memperluas jaringan transmisi listrik dilakukan melalui pengadaan gardu induk baru.

Untuk meningkatkan ketersediaan energi dan memenuhi kebutuhan masyarakat pada akhir tahun perencanaan, maka program pengembangan prasararana energi dilakukan melalui :

1. Mengoptimalkan sumberdaya alam yang terbarukan yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik. Mengingat sumberdaya alam terbarukan yang terbesar dimiliki Kab. Muara Enim diarahkan untuk dikembangkan di Kec. Tanjung Agung, Kec. Lubai, Kec. Gunung Megang, dan Kec. Semendo Darat Laut. Jumlah total energi yang dihasilkan adalah 3110 MW. Jumlah ini sangat berlebih untuk kebutuhan Kab.Muara Enim sampai tahun 2032 sehingga energi listrik yang dihasilkan bisa diekspor ke wilayah lain baik dalam skala Prov. Sumatera Selatan maupun wilayah yang lebih luas.

2. Pembangunan instalasi baru, pengoperasian instalasi penyaluran dan peningkatan jaringan distribusi. Upaya ini dilakukan melalui pembangunan:

Jaringan SUTT yang melintasi :

1. Kecamatan Kelekar;

2. Kecamatan lembak;

3. Kota Prabumulih;

4. Kecamatan Rambang dangku;

5. Kecamatan Benakat;

6. Kecamatan Ujan Mas;

7. Kecamatan Muara Enim; dan

8. Kecamatan Lawang Kidul

Interbus Transformer

Gardu induk

Trafo Distribusi

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 2

Page 3: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

Untuk proyeksi kebutuhan pengembangan listrik dapat dilihat pada Tabel 3.4.

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 3

Page 4: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

Tabel 3.4 Kebutuhan Daya Listrik Kabupaten Muara Enim Tahun 2032

No KecamatanJumlah

penduduk

Perkiraan Kebutuhan Perumahan

Kebutuhan Daya Terpasang (KW)

PerumahanSarana Jalan

Total Kebutuhan Listrik (KW)

Kav Besar

Kav Sedang

Kav Kecil

Besar (1300)

Sedang (900)

Kecil (450)

25% 15%

1 Semende Darat Ulu 19.549 391 1.173 2.346 508 1.056 1.056 2.620 655 393 3.667

2 Semende Darat Tengah 13.103 262 786 1.572 341 708 708 1.756 439 263 2.458

3 Semende Darat Laut 16.436 329 986 1.972 427 888 888 2.202 551 330 3.083

4 Gunung Megang 63.647 1.273 3.819 7.638 1.655 3.437 3.437 8.529 2.132 1.279 11.940

5 Lubai 50.822 1.016 3.049 6.099 1.321 2.744 2.744 6.810 1.703 1.022 9.534

6 Lembak 33.632 673 2.018 4.036 874 1.816 1.816 4.507 1.127 676 6.309

7 Sungai Rotan 39.755 795 2.385 4.771 1.034 2.147 2.147 5.327 1.332 799 7.458

8 Muara Enim 66.020 1.320 3.961 7.922 1.717 3.565 3.565 8.847 2.212 1.327 12.385

9 Rambang 29.865 597 1.792 3.584 776 1.613 1.613 4.002 1.000 600 5.603

10 Benakat 11.218 224 673 1.346 292 606 606 1.503 376 225 2.105

11 Penukal Utara 23.222 464 1.393 2.787 604 1.254 1.254 3.112 778 467 4.356

12 Talang Ubi 72.424 1.448 4.345 8.691 1.883 3.911 3.911 9.705 2.426 1.456 13.587

13 Ujan Mas 28.730 575 1.724 3.448 747 1.551 1.551 3.850 962 577 5.390

14 Rambang Dangku 58.365 1.167 3.502 7.004 1.517 3.152 3.152 7.821 1.955 1.173 10.949

15 Tanah Abang 32.416 648 1.945 3.890 843 1.750 1.750 4.344 1.086 652 6.081

16 Lawang Kidul 73.544 1.471 4.413 8.825 1.912 3.971 3.971 9.855 2.464 1.478 13.797

17 Tanjung Agung 46.330 927 2.780 5.560 1.205 2.502 2.502 6.208 1.552 931 8.692

18 Penukal 36.487 730 2.189 4.378 949 1.970 1.970 4.889 1.222 733 6.845

19 Abab 17.169 343 1.030 2.060 446 927 927 2.301 575 345 3.221

20 Kelekar 10.178 204 611 1.221 265 550 550 1.364 341 205 1.909

21 Muara Belida 12.357 247 741 1.483 321 667 667 1.656 414 248 2.318

22 Gelumbang 48.601 972 2.916 5.832 1.264 2.624 2.624 6.513 1.628 977 9.118

Jumlah 803.869 16.077 48.232 96.464 20.901 43.409 43.409 107.718 26.93016.15

8 150.806

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 4

Page 5: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

3.1.23.1.2 Kawasan Peruntukan IndustriKawasan Peruntukan Industri

3.1.2.1 Kawasan Agroindustri

Kawasan Agroindustri dikembangkan di Kecamatan Lubai dan sekitarnya; Kecamatan Tanjung Agung dan sekitarnya; Kecamatan Gelumbang dan sekitarnya; Kecamatan Gunung Megang dan sekitarnya; Kecamatan Penukal dan sekitarnya; dan Kecamatan Semendo Darat Ulu, Semendo Darat Tengah, Semendo Darat Laut.

Jenis industri yang dikembangkan pada wilayah-wilayah tersebut adalah kegiatan agroindustri pengolahan hasil perkebunan, mengingat kegiatan basis utama di Kabupaten Muara Enim adalah pertanian.

Agro industri merupakan salah satu pilihan untuk mengembangkan kegiatan sektor pertanian, dan diharapkan bisa memperkuat landasan ekonomi karena memiliki linkage yang kuat dengan potensi daerah yaitu pertanian. Arahan pengambangan kegiatan agroindustri adalah:

Meningkatkan produksi sektor industri berbasis pertanian (termasuk perikanan) dan meningkatkan daya guna investasi yang ada di daerah sekitarnya;

Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

Tidak mengganggu fungsi lindung;

Tidak mengganggu upaya pelestarian dan kemampuan sumber daya alam;

Meningkatkan pendapatan masyarakat;

Meningkatkan pendapatan daerah;

Meningkatkan kesempatan kerja;

Meningkatkan ekspor;

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.1.2.2 Kawasan industri

Kawasan industri direncanakan di Gunung Megang dengan luasan kurang lebih 9.600 ha. Peruntukan kawasan industri ini adalah sebagai kawasan pengolahan hasil-hasil pertanian dan kehutanan (agro processing).

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 5

Page 6: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

3.1.33.1.3 Kawasan Peruntukan PermukimanKawasan Peruntukan Permukiman

Rencana pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Muara Enim hingga tahun 2029 kurang lebih 7.278 ha (0,8%) dari total luas wilayah Kabupaten Muara Enim.

Pengembangan permukiman ini diarahkan pada kawasan permukiman yang secara eksisting sudah menjadi permukiman (permukiman swadaya) dan perluasannya tidak mengarah pada wilayah sempadan sungai dan tidak mengekspansi hutan lindung. Pengembangan permukiman diarahkan pada pusat-pusat permukiman kecamatan dan perluasannya pada kawasan pusat-pusat permukiman perdesaan.

Tabel 4.1. Rencana Pembangunan Perumahan dan Permukiman dalam Hektar

NO NAMA KECAMATAN Luas Wilayah PermukimanKebutuhan

Rumah (unit)

Persen Luas

Perkim thd M. Enim

1 Kec. Semendo Darat Laut 27.475 - 4.101 0,00%2 Kec. Semendo Darat Ulu 46.660 - 4.878 0,00%3 Kec. Semendo Darat Tengah 41.993 - 3.273 0,00%4 Kec. Tanjung Agung 53.997 - 11.544 0,00%5 Kec. Rambang 52.262 216 7.445 0,02%6 Kec. Lubai 98.472 355 12.664 0,04%7 Kec. Lawang Kidul 38.084 - 18.335 0,00%8 Kec. Muara Enim 20.380 458 16.458 0,05%9 Kec. Ujan Mas 26.870 245 7.154 0,03%

10 Kec. Gunung Megang 66.640 1.179 15.870 0,13%11 Kec. Benakat 28.852 452 2.798 0,05%12 Kec. Rambang Dangku 62.824 3.008 14.550 0,33%13 Kec. Talang Ubi 64.840 707 18.053 0,08%14 Kec. Tanah Abang 15.660 113 8.085 0,01%15 Kec. Penukal Utara 41.600 105 5.801 0,01%16 Kec. Gelumbang 64.420 21 12.965 0,00%17 Kec. Lembak 38.807 307 8.386 0,03%18 Kec. Sungai Rotan 29.614 62 9.909 0,01%19 Kec. Penukal 27.200 8 9.451 0,00%20 Kec. Abab 34.700 5 4.447 0,00%21 Kec. Muara Belida 17.600 38 3.197 0,00%22 Kec. Kelekar 15.100 - 2.633 0,00%

Grand Total 914.050 7.278 197.898 0,80%

Sumber: hasil analisis, 2009

Rencana pembangunan rumah baru di Kabupaten Muara Enim mencapai kurang lebih 197.898 unit. Pembangunan rumah baru ini terdiri dari pembangunan rumah baru di perkotaan dan di perdesaan. Menurut Podes 2008, diperoleh perbandingan jumlah rumah di wilayah perkotaan dengan wilayah perdesaan adalah 57,59% : 42,41%. Sehingga, demand rumah pada akhir tahun rencana akan didistribusikan sebesar 57,59% di perkotaan dan 42,41% di perdesaan. Sedangkan cara memperoleh rumah dikaitkan dengan wilayah perkotaan dan perdesaan akan diuraikan pada tabel dibawah ini:

CARA MEMPEROLEH RUMAH

PERKOTAAN PERDESAANPERKOTAAN dan

PERDESAANRUMAH NON FORMAL 57,87% 74,51% 68,39%RUMAH FORMAL 22,86% 7,27% 13,12%RUMAH SEWA 19,27% 18,05% 18,49%

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 6

Page 7: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

Sumber: Sosialisasi Kebijakan Perumahan Swadaya, Kementerian Perumahan Rakyat, 2008

Rencana perumahan di perkotaan mencapai kurang lebih 113.969 unit dan kurang lebih 83.928 unit di perdesaan. Uraian permukiman perkotaan dan perdesaan adalah:

1. Perumahan perkotaan:

a) Pemenuhan rumah sewa mencapai kurang lebih 21.962 unit

b) Pemenuhan rumah non formal (swadaya) mencapai kurang lebih 65.954 unit

c) Pemenuhan rumah formal mencapai kurang lebih 26.053 unit

2. Perumahan perdesaan:

a) Pemenuhan rumah sewa mencapai kurang lebih 15.149 unit

b) Pemenuhan rumah non formal (swadaya) mencapai kurang lebih 62.535 unit

c) Pemenuhan rumah formal mencapai kurang lebih 6.102 unit

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi, antara lain, adalah kawasan pertambangan minyak dan

gas bumi termasuk pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, serta kawasan

yang menjadi lokasi instalasi tenaga nuklir.

Gas Bumi

1. Cadangan total Gas Bumi Indonesia per 2003 adalah sebesar 178,1 TCF, terdiri atas cadangan

terbukti (proven reserve) sebesar 91,1 TCF (51,1%), cadangan mungkin (probable reserve)

sebesar 42.9 TCF (24,1%) dan cadangan potensial (possible reserve) sebesar 44,1 TCF (24,8%).

Rasio cadangan terhadap produksi (reserve to production) pada tahun 2003 sebesar 50 tahun;

2. Sebagian besar cadangan Gas Bumi terletak di luar pulau Jawa, yaitu di Natuna (54,8 TCF),

Kalimantan Timur (44,6 TCF), Sumatera Selatan (26,6 TCF), dan Papua (19,3 TCF);

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 7

Page 8: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

3. Jumlah produksi Gas Bumi tahun 2003 sebesar 8,53 TCF. Pemanfaatan Gas Bumi sebagian

besar untuk ekspor dalam bentuk LNG (55,2%), penggunaan sendiri oleh KPS (11,36%), PGN

(5,17%), ekspor melalui pipa (5,05%), pupuk (4,39%), dan gas suar bakar (4,68%);

4. Pemanfaatan Gas Bumi dalam negeri masih belum optimal disebabkan beberapa hal, antara lain

harga BBM yang masih disubsidi, belum tersedianya jaringan transmisi dan distribusi gas sampai

ke konsumen dan investasi pembangunan pipa transmisi dan distribusi yang sangat mahal;

Sistem transmisi Gas Bumi masih terbatas di sebagian Pulau jawa, Sumatera dan Kalimantan

(lihat Lampiran). Sebagian besar dari pipa-pipa tersebut bersifat dedicated (menyalurkan gas dari

produsen ke konsumennya). Kota-kota yang telah memiliki akses ke sistem distribusi gas masih

terbatas (Jakarta, Surabaya/Gresik, Medan, Palembang, Cilegon, Bogor, Batam);

4. Perkembangan permintaan Gas Bumi di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa semakin meningkat

untuk memenuhi kebutuhan industri dan pembangkit listrik. Diperkirakan pada tahun 2020

permintaan gas mencapai 10,7 TCF (skenario rendah) atau 12 TCF (skenario tinggi);

5. Dalam waktu dekat, beberapa wilayah di Pulau Jawa akan mengalami kekurangan pasokan gas

disebabkan permintaan yang semakin meningkat. Untuk itu diperlukan sumber gas lain dari luar

Jawa yang diangkut melalui pipa transmisi, CNG carrier, atau tangker LNG;

6. Dalam upaya diversifikasi penyediaan energi Pemerintah berupaya untuk memasyarakatkan

penggunaan Gas Bumi ke semua sektor kegiatan hingga ke sektor rumah tangga. Namun

kemampuan konsumen Gas Bumi khususnya rumah tangga dan pelanggan kecil masih terbatas

untuk dapat membeli Gas Bumi dengan harga yang sesuai dengan keekonomiannya. Oleh

karena itu diperlukan kebijakan harga gas khusus yang mempertimbangkan daya beli

masyarakat;

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 8

Page 9: Pengembangan Wilayah Muara Enim

Buku RencanaRTRW Kab. Muara Enim

2012 - 2032

Guna memberikan pedoman bagi pengembangan infrastruktur Gas Bumi, dalam waktu dekat

Pemerintah akan menerbitkan Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional.

Sistem transmisi gas nasional Indonesia direncanakan akan terkait dengan sistem transmisi gas

ASEAN (Trans Asean Gas Pipeline);

8. Kegiatan usaha transmisi dan distribusi gas masih didominasi oleh Pertamina dan PGN. Di masa

mendatang dengan makin membesarnya pasar gas domestik dan makin membaiknya iklim usaha

di Indonesia akan menarik investor-investor baru untuk memasuki bisinis Gas Bumi sehingga

pemanfaatan Gas Bumi dalam negeri akan semakin meningkat;

9. Untuk dapat menciptakan iklim berusaha yang menarik perlu dilakukan regulasi kegiatan usaha

yang dapat menciptakan sistem persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan. Untuk

meningkatkan konsumsi gas di sektor rumah tangga dan pelanggan kecil diperlukan suatu

pengaturan agar harga dapat terjangkau namun tetap pada tingkat yang mampu memberikan

keuntungan yang cukup menarik bagi Badan Usaha.

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH| 9