pengembangan proyek panas bumi dan rencana pengembangan lapangan uap

Upload: virgian-rahmanda

Post on 24-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    1/19

    PENGEMBANGAN PROYEK PANASBUMI DAN RENCANA

    PENGEMBANGAN LAPANGAN UAP(Laporan Praktikum Eksplorasi Geothermal)

    Oleh:

    Virgian Rahmanda

    1215051054

    LABORATORIUM GEOFISIKA

    JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    2015

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    2/19

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ii

    DAFTAR TABEL............................................................................................... iii

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ....................................................................... 1

    B.

    Tujuan Percobaan ................................................................... 1

    II. TEORI DASAR

    A. Tahapan Penyelidikan Dan Pengembangan Panas Bumi ....... 2

    B.

    Rencana Pengembangan Lapangan Uap ................................ 3III. METODOLOGI PRAKTIKUM

    A.

    Alat Praktikum ...................................................................... 4

    B. Diagram Alir .......................................................................... 4

    IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

    A.

    Data Pengamatan .................................................................... 5

    B. Pembahasan ............................................................................ 6

    V. KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    i

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    3/19

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    Gambar 3.1Diagram Alir .................................................................................... 3

    ii

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    4/19

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    Tabel 4.1Perhitungan jumlah sumur PLTP Tahap I ( 1x110Mwe) ..................... 5

    Tabel 4.2Perhitungan jumlah sumur PLTP Tahap II ( 1x80Mwe) ..................... 5

    Tabel 4.3 Perhitungan jumlah sumur make up PLTP TahapI( 1x110Mwe)...... 7

    Tabel 4.4 Perhitungan jumlah sumur make up PLTP TahapII( 1x80Mwe)....... 8

    iii

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    5/19

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam pengembangan proyek panasbumi dan rencana pengembangan

    lapangan uap sebelumnya telah dilakakukan perhitunga estimasi sumberdaya.

    Beberapa metode yang digunakan dalam penentuan estimasi potensi panas

    bumi adalah metode estimasi volumetrik dan metode perbandingan. Metode

    perbandingan, yaitu menyetarakan suatu daerah panas bumi baru yang belum

    diketahui potensinya dengan lapangan yang diketahui berpotensi, dimana

    keduanya memiliki kemiripan kondisi geologi. Metoda ini digunakan untuk

    menghitung potensi energi panas bumi dengan klasifikasi sumber dayaspekulatif.

    Estimasi potensi energi panas bumi ini didasarkan pada kajian ilmu

    geologi, geokimia, geofisika dan teknik reservoar. Kajian geologi lebih

    ditekankan pada sistem, vulkanis, struktur geologi, umur batuan, jenis dan

    tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan sistem panas bumi. Kajian

    geokimia ditekankan pada tipe dan tingkat maturasi air, asal mula air panas,

    model hidrologi dan sistem fluidanya. Kajian geofisika menghasilkan

    parameter fisis batuan dan struktur bawah permukaan dari sistem panas bumi.

    Adapun dalam perhitungan besarnya cadangan sumberdaya bawah

    permukaan dan potensi listrik dapat dihitung dengan menggunakan metode-

    metode yang dalam bidang panasbumi lebih dikenal dengan istilah metode

    untuk mengestimasi. Setelah dilakukan perhitungan, jika sesuai maka dapat

    dilakukan pengembangan proyek panasbumi dan rencana pengembangan

    lapangan uap. Dalam pengembangan setelah dilakukan estimasi volumetrik

    maupun perbandingan terdapat beberapa tahapan lagi dalam mengembangkan

    pltp. Oleh sebeb itu, untuk lebih memahami tahapan dalam pengembangan

    lapangan uap panas bumi maka dilakukanlah praktikum ini.

    B. Tujuan

    Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

    1. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan pengembangan proyek panasbumi

    dan lapangan uap

    2. Mahasiswa dapat membuat perencanaan pengambangan proyek

    panasbumi dan lapangan uap

    3. Mahasiswa dapat menghitung perkiraan kapasitas yang akan

    dikembangkan beserta komponen pengembanganya.

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    6/19

    II.TEORI DASAR

    A.

    Tahapan Penyelidikan Dan Pengembangan Panas BumiTahapan penyelidikan dan pengembangan panas bumi yang berkaitan dengan

    klasifikasi potensi energi (lihat Alur kegiatan penyelidikan dan pengembangan

    panas bumi dan lampiran) adalah sebagai berikut :

    1. Penyelidikan Pendahuluan/Rekonaisan

    Kegiatan ini meliputi studi literatur dan peninjauan lapangan

    (geologi, geokimia). Dari penyelidikan ini akan diperoleh peta geologi

    tinjau dan sebaran manifestasi (seperti : air panas, steaming ground, tanah

    panas, fumarol, solfatar), suhu fluida permukaan dan bawah permukaan

    serta parameter panas bumi lainnya yang berguna untuk panduan

    penyelidikan selanjutnya.

    Eksplorasi pendahuluan (reconnaisance survey) dilakukan untuk

    mencari daerah prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan

    tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakannya

    dipermukaan, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai geologi

    regional didaerah tersebut. Secara garis besar pekerjaan yang

    dilaksanakan pada tahap ini terdiri dari:

    1.Studi Literatur

    2.

    Survei lapangan

    3.Analisa data

    4.Menentukan daerah prospek

    5.Spekulasi besar potensi listrik

    6.Menentukan jenis survei yang akan dilakukan selanjutnya

    (Saptadji, 2003)

    2. Penyelidikan Pendahuluan Lanjutan

    Dalam penyelidikan pendahuluan lanjutan ini dilakukan

    penyelidikan geologi, geokimia, dan geofisika. Penyelidikan geologi

    dilakukan dengan pendataan dari udara dan permukaan yang

    menghasilkan peta geologi pendahuluan lanjutan, dilengkapi dengan

    penyelidikan geohidrologi dan hidrologi yang menghasilkan peta

    hidrogeologi.

    3. Penyelidikan Rinci

    penyelidikan rinci dilakukan berdasarkan rekomendasi dari

    penyelidikan sebelumnya, yang lebih dititik beratkan pada penyelidikan

    ilmu kebumian terpadu (geologi, geokimia, geofisika), dan dilengkapi

    pemboran landaian suhu. Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    7/19

    geologi rinci dengan skala yang lebih besar daripada peta pendahuluan

    lanjutan, termasuk di dalamnya pemetaan batuan ubahan.

    4. Pengeboran Eksplorasi (wildcat)

    Pengeboran eksplorasi (wildcat) adalah kegiatan pengeboranyang dibuat sebagai upaya untuk mengindentifikasi hasil penyelidikan

    rinci sehingga diperoleh gambaran geologi, data fisis dan kimia bawah

    permukaan serta kualitas dan kuantitas fluida.

    5. Prastudi Kelayan

    Kajian mengenai potensi panas bumi berdasarkan ilmu kebumian

    dan kelistrikan yang merupakan dasar untuk pengembangan selanjutnya.

    6. Pengeboran Delineasi

    Kegiatan pada tahap ini adalah pengeboran eksplorasi tambahan

    yang dilakukan untuk mendapatkan data geologi, fisik dan kimia reservoar

    serta potensi sumur dari suatu lapangan panas bumi.

    7. Studi Kelayakan

    Kajian mengenai kelistrikan dan evaluasi reservoar untuk menilai

    kelayakan pengembangan lapangan panas bumi dilengkapi dengan

    rancangan teknis sumur produksi dan perancangan sistem pembangkit

    tenaga listrik.

    8. Pengeboran Pengembangan

    Jenis kegiatan yang dilakukan adalah pengeboran sumur produksidan sumur injeksi untuk mencapai target kapasitas produksi. Pada tahap

    pengeboran pengembangan ini dilakukan pengujian seluruh sumur yang

    ada sehingga menghasilkan kapasitas produksi.

    9. Pemanfaatan Panasbumi

    Panasbumi dapat dimanfaatkan dengan dua cara yaitu dengan cara

    pemanfaatan langsung dan tidak langsung (SNI 13-5012-1998).

    B.Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    Perencaanaan pengembangan lapangan uap atau steam above ground sistem

    (SAGS) pada sebuah PLTP lapangan panas bumi meluputi rencanna kerja dan

    ruang lungkup kegiatan sebagai berikut :

    1.

    Persiapan

    2.

    Pengembangan Lapangan uap

    3.

    Pemipaan

    4.

    Rencana kontruksi Power Plant

    (Suharno, 2010)

    3

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    8/19

    III. METODELOGI

    A. Alat dan Bahan

    Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Alat tulis

    2. Alat hitung

    3.

    Laptop

    4. Software Ms.Excel

    5.

    Contoh data

    B. Diagram Alir Praktikum

    Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

    Gambar 3.1 Diagram Alir

    Data kapasitas listrik total yang akan

    dikembangakan

    Penentuan unit

    Penentuan Asusmsi perhitungan jumlah

    sumur injeksi & produksi

    Perhitungan jumlah sumur injeksi &

    produksi per unit

    Perhitungan sumur make up

    Total produksi per unit pada ttahun

    Analisis

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    9/19

    IV. DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Data Praktikum

    Data praktikum merupakan data asumsi pengembangan sumur dengan

    kapasitas 190 Mwe yang dilakukan selama 2 tahap. Tahap I sebesar 110 Mwe

    dan tahap II sebesar 80 Mwe dengan kondisi lapangan sebagai berikut :

    Jenis Reservoir = 2 Fasa

    Presentasi Uap dan brine Water = 30 : 70%

    Suksesi Rasio = 80 %

    Suhu Reservoir = 212,08 oC

    Kapasitas sumur produksi = 15 Mwe/sumur

    Excess uap di kepala sumur = 10 %

    Kapasitas separator = 1000 ton/jam

    B. Pembahasan

    Dari asumsi diatas diperoleh hasil perhitungan diasumsikan dengan

    perbandingan uap dan brina adalah 30 berbanding 70 maka hasil produksi

    uap, produksi brine dan produksi total berdasar asumsi diatas tanpa diketahui

    ; Uap per MW, produksi uap dan brine di pemisah adalah sebagai berikut ;

    Tabel 4.1 Perhitungan jumlah sumur PLTP Tahap I( 1x110Mwe)

    Hasil

    Produksi Uap Ton/jam 150

    Produksi brine Ton/jam 350

    Total produksi Ton/jam 500

    Sumur Jumlah Unit

    Sumur produksi 10 Sumur

    Sumur Injeksi 7 Sumur

    Sumur pengganti 2 SumurJumlah pemisah 1 Unit

    Tabel 4.2 Perhitungan jumlah sumur PLTP Tahap II( 1x80Mwe)

    Hasil

    Produksi Uap Ton/jam 100

    Produksi brine Ton/jam 250

    Total produksi Ton/jam 350

    Hasil Jumlah Unit

    Sumur produksi 7 Sumur

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    10/19

    Sumur Injeksi 5 Sumur

    Sumur pengganti 1 Sumur

    Jumlah pemisah 1 Unit

    Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, perhitungandilakukan dengan membuat asumsi perhitungan total brine dan total uap serta

    total produksi dengan kuantitas ton/jam. Berdasarkan hasil total produksi

    tersebut lau dilakukan perhitungan estimasi jumlah sumur yang dibutuhkan

    dalam pengembangan lapangan uap.Pengembangan lapangan uap dengan total 180 Mwe dengan 2

    tahap. Tahap pertama dengan kapasitas 110 Mwe dan tahapan kedua dengan

    kapasitas 80 Mwe. Dalam penentuan jumlah sumur produksi, injeksi,

    pengganti dan jumlah pemisah dilakukan dengan memperhatikan asumsi

    yang diberikan.

    Pada pengembangan tahap pertama, jumlah sumur produksi yang

    dihasilakan adalah 10 dengan kapasitas persumur adalah 15Mwe dan suksesrasio 80%. Hal tersebut di perhitungakan dengan mengkalikan kapasitas

    persumur yakni 15 Mwe dengan suksesi rasio sehingga diperoleh kapasitas

    sukses rasio normal sebesar 12Mwe per sumur. Untuk mencapai 110 Mwe

    diperlukan 10 sumur dengan kapasitas 12Mwe per sumur.

    Untuk kalkulasi sumur pengganti diperhitungkan dari

    kemungkinan kegagalan 20% dari sukses rasio 80% terhadap 10 jumlah

    sumur produksi sehingga diperoleh 2 sumur pengganti. Sedangakan untuk

    perhitungan jumlah sumur injeksi dengan memperhitungan perbandingan

    brine dan uap yakni 70 berbanding 30. Setiap sumur produksi sebelum

    menghasilkan uap yang dimasukan ke turbin untuk menggerakan generator

    akan melalui separator dengan kapasitas asumsi 1000 ton/jam baru

    menghasilkan hasil pemisahan uap dan air yang akan diinjeksikan kembali.

    Dengan kapasitas perbandingan tersebut yakni 70 % brine terhadap 10

    jumlah sumur produksi maka diperlukan minimal 7 buah sumur injeksi.

    Dalam perhitungan jumlah pemisah di asumsi tidak diketahui kapasitas brine

    dan uap di pemisah sehingga dengan memperhatikan kapasitas separatar yang

    besar, agar lebih efisien hanya perlu menggunakan 1 buah separator.

    Dalam pengembangan tahap kedua yang lebih kecil yakni 80Mwe,

    asumsi produksi pun sama yakni perbandingan brine dan uap 70 berbanding

    30 menghailkan total produksi brine 250 ton/jam, uap 100 ton/jam dengan

    total 350 ton/jam. Dalam penentuan jumlah sumur produksi, injeksi,pengganti dan jumlah pemisah dilakukan dengan memperhatikan asumsi

    yang diberikan.

    Pada pengembangan tahap kedua, jumlah sumur produksi yang

    dihasilakan adalah 7 dengan kapasitas persumur adalah 15Mwe dan sukses

    rasio 80%. Hal tersebut di perhitungakan dengan mengkalikan kapasitas

    persumur yakni 15 Mwe dengan suksesi rasio sehingga diperoleh kapasitas

    sukses rasio normal sebesar 12Mwe per sumur. Untuk mencapai 80 Mwe

    diperlukan 7 sumur dengan kapasitas 12Mwe per sumur, sehingga

    diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 80Mwe yakni 84 Mwe.

    Untuk kalkulasi sumur pengganti diperhitungkan dari

    kemungkinan kegagalan 20% dari sukses rasio 80% terhadap 7 jumlah sumur

    6

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    11/19

    produksi sehingga diperoleh 1 sumur pengganti. Sedangakan untuk

    perhitungan jumlah sumur injeksi dengan memperhitungan perbandingan

    brine dan uap yakni 70 berbanding 30. Setiap sumur produksi sebelum

    menghasilkan uap yang dimasukan ke turbin untuk menggerakan generator

    akan melalui separator dengan kapasitas asumsi 1000 ton/jam barumenghasilkan hasil pemisahan uap dan air yang akan diinjeksikan kembali.

    Dengan kapasitas perbandingan tersebut yakni 70 % brine terhadap 7 jumlah

    sumur produksi maka diperlukan minimal 5 buah sumur injeksi. Dalam

    perhitungan jumlah pemisah di asumsi tidak diketahui kapasitas brine dan

    uap di pemisah sehingga dengan memperhatikan kapasitas separatar yang

    besar, agar lebih efisien hanya perlu menggunakan 1 buah separator.

    Dari hasil penjelasan tersebut menghasilkan jumllah sumur pada

    hasil perhitungan terhadap asumsi yang diberikan. Dalam perbandingan

    antara sumur produksi dan sumur injeksi dilakukan dengan memperhatikan

    perbandingan brine dan uap yang ada di separator dan total produksi yang di

    hasilkan. Selain itu Jumlah sumur eksplorasi juga tergantung dari besarnyaluas daerah yang diduga mengandung energi panas bumi. Biasanya di dalam

    satu prospek dibor 3-5 sumur eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari

    kedalaman reservoir yang diperkirakan dari data hasil survei rinci, batasan

    anggaran dan teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya dibor

    hingga kedalaman 1000-3000meter.

    Misalkan, apabila sumur injeksi yang harus dibuat dalam

    pembuatan 5 sumur produksi, jika perbandingan fluida total dan brine water

    3:2 adalah 3 buah sumur karena memperhatikan julah fluida yang akan di

    injeksikan kembali agar memperolah kesetimbangan.

    Selain itu, Dalam pengembangan sumur make up perlu

    diperhatikan nilai penurunan kinerja pertahun sehingga dapat diestimasi

    setiap berapa tahun sekali perlu dilakukan penambahan sumur make up agar

    memenuhi kapasitas turbin. Adapun hasil perhitungan kapasitas sumur

    berdasarkan asumsi sumur make uppada tahap I dan tahap II adalah sebagai

    berikut

    Tabel 4.3 Perhitungan jumlah sumur make up PLTP TahapI( 1x110Mwe)

    7

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    12/19

    Tabel 4.4 Perhitungan jumlah sumur make up PLTP TahapII( 1x80Mwe)

    Dalam perhitungan sumur make up pada pengembangan tahap I

    dilakukan dengan mempertimbangan depresiasi 10 % hingga tahun ke 5

    mulai tuhun 2015 mengalami penurunan dibawah kapasitas minimum turbin

    sehingga perlu dilakukan pembuatan sumur make up untuk efisiensi 5 tahun

    kedepan, karena pembuatan sumu make up juga harus mempertimbangkan

    akomodsi dan mobilisasi rig yang memakan cuku biaya, sehingga

    pengeboran sumur make up dilakukan sebanyak 4-5 sumur per 5 tahun.

    Begitupun tahap pengembangan ke II yang lebih kecil dengan depresiasi 7%

    perlu dilakukan pembuatan sumur make up sebanyak 2 sumur per 5 tahun

    dengan mempertimbangkan kapasitas turbin dan efisiensi mobiliasasi alat

    pengeboran.Dari total estimasi total produksi uap pertahun untuk tahap I, dengan

    kapasitas uap per jam adalah 150 ton/jam maka setahun akan menghasilkan

    produksi uap (150 ton/jam x 24 jam x 30 hari x 12 bulan) sebesar

    1296000/tahun. Sedangkan untuk tahap ke II sebesar (100 ton/jam x 24 jam x

    30 hari x 12 bulan) adalah 864000 ton/tahun serta kapasitas total produksi

    uap pada lapangan uap dengan kapasitas 180 Mwe adalah sebesar 2160000

    ton/tahun.

    Dalam pengembangan proyek lapangan uap selain memperhitungkan hal-hal

    tersebut di atas, juka perlu memperhatikan tahapan proses pengembangan

    lapangan panas bumi dan lapangan uap, yakni sebagai berikut;

    1.Studi Lingkungan

    Aspek lingkungan pada dasarnya merupakan kegiatan yang sangat

    penting dan tidak dapat dipisahkan dari proyek pengembangan lapangan

    panas bumi. Studi Lingkungan sumur eksplorasi, selama proses pegeboran

    sumur eksplorasi dan melakukan penilaian terhadap dampak yang terjadi

    setelah pengeboran sumur eksplorasi. Penilaian ini dilakukan untuk

    menilai kelayakan lingkungan bagi pengembangan WKP panas bumi di

    suatu daerah

    8

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    13/19

    2. Evaluasi Terpadu dan Desain Pengeboran Eksplorasi

    Evaluasi terpadu geoscience penyelidikan yang dilakukan dengan berbagai

    metoda sehingga dapat menyajikan informasi secara terpadu. Evaluasi

    terpadu geoscience meliputi geologi, geokimia, geofisika yang berperan

    sebagai berperan untuk:

    Menghasilkan model tentatif panas bumi.

    Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi

    permukaan dan bawah permukaan.

    Mengidentifikasi daerah yang didugamengandung sumberdaya

    panas bumi.

    3. Eksplorasi Bawah Permukaan

    Pada kegiatan eksplorasi bawah permukaan ini perlu dilakukan beberapa

    tahapan seperti pembebasan lahan, pemboran sumur eksplorasi, dan

    geologi lubang sumur.

    a. Pembebasan lahan, diperlukan untuk lokasi pada sumur eksplorasi

    dan jalur pemipaan air pemboran serta lokasi gudang dan tempat

    peralatan-peralatan.

    b.Pemboran sumur eksplorasi, untuk membuktikan adanya sistem

    panasbumi, dimensi serta karakteristik reservoar dilakukan

    pemboran eksplorasi.

    c.

    Survey geologi lubang sumur, dalam tahapan ini dilakukan dengan2 tahapan yaitu :

    Analisa cutting yang bertujuan untuk memperbaiki model

    struktur panas bumi yang pernah dibuat selama studi tingkat

    awal, mempelajari tektonik secara detail berdasarkan kolom

    geologi sumur, merekonstruksikan sejarah volkanik

    berdasarka pada hasil interpretasi kolom litologi sumur,

    penentuan umur batuan volkanik dan umur alterasi,

    danmenentukan sejarah aktifitas panas bumi.

    Survey lubang bor yang bertujuan untuk mencatat temperatur dantekanan lubang bor secara periodik dan memberikan

    gambaran kualitas panas bumi pada saat terjadi hilang

    sirkulasi selama pemboran.

    d.

    Uji produksi dilakukan untuk mendapatkan informasi/data yang lebih

    persis mengenai jenis dan sifat fluida produksi, kedalaman reservoir,

    jenis reservoir , temperatur reservoir, sifat batuan reservoir, laju alir

    massa fluida, entalpi dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala

    sumur dan kapasitas produksi sumur (dalam MW).

    9

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    14/19

    4. Studi Kelayakan

    Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur-sumur

    eksplorasi menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah

    untuk menilai apakah sumberdaya panas bumi yang terdapat di

    daerah tersebut secara teknis dan ekonomis untuk diproduksikan.

    Prosedur penilaian kelayakan ini adalah sebagai berikut :

    Aspek kelayakan teknis, dinilai dari besarnya cadangan yang

    ada yang ditentukan oleh besarnya suhu reservoar yang dapat

    dilihat pada kajian geokimia, isotop dan sumur-sumur pemboran

    eksplorasi yang ada.

    Aspek kelayakan ekonomi, Aspek ini harus bernilai ekonomis

    dengan cara menganalisa dan mensimulasikan perhitungan

    keuangan mulai tahap eksplorasi sampai dengan eksploitasi.

    Aspek Kelayakan Sosial dan Lingkungan, keberadaan proyek

    pengembangan panas bumi seyogianya bermanfaat atau dapat

    dirasakan oleh masyarakat dan ramah lingkungan, tidak

    mengganggu aktivitas warga akibat dari mobilitas kendaraan dan

    pengeboran, dan perlu adanya pengelolaan limbah hasil dari

    pengeboran.

    5. Rekomendasi dan Desain Pengembangan PLTP

    Didalam penentuan lokasi sumber PLTP bumi sangat mutlak

    dilaksanakan, sebagai persyaratan perlu mempelajari : Posisi Steam Reservoir, syarat reservoir geothermal yang dapat

    dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, adalah jarak peresapan batuan

    tidak terlalu jauh, jarak terbentuknya uap alam tidak terlalu dalam,

    perlu adanya suatu zone kedap air, curah hujan yang cukup untuk

    mensuplai air ke reservoir, dan daerahnya pernah mengalami gejala

    geologi diman terbentuk sruktur yang memungkinkan sumber panas

    mencapai permukaan.

    Faktor kegempaan (seismisitas), sangat mempengaruhi suatu PLTP

    dalam hal ekstraksi dan reinjeksi uap alam melahirkan gejala lokalseismiticity, gempa bumi mengakibatkan fasilitas dan operasi

    PLTP terpengaruh.

    Pemilihan lokasi PLTP, dalam pemilihan lokasi perlu diperhatikan

    jarak ke sumur produksi, morfologi lokasi, pondasi PLTP, acces

    road, tersedianya tanah (tidak ada konflik dalam penggunaan),

    pemilihan material / bahan bangunan untuk peralatan pada PLTP

    bumi, dan umur (life time) cadangan uap.

    10

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    15/19

    6. Rencana Konstruksi dan Pengembangan

    Pada tahap konstruksi proyek perlu melakukan kegiatan pengeboran sumur

    pengembangan meliputi sumur eksploitasi/produksi untuk menjamin

    tersedia uap sebanyak yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik, sumur

    injeksi untuk menginjeksikan kembali air limbah dan sumur subsitusi

    (sumur pengganti apabila sumur yang dibor gagal memproduksi

    fluida/uap).

    7. Rencana Eksploitasi, Operasional dan Pemanfaatan PLTP

    Dalam kegiatan ini meliputi beberapa tahapan, yaitu:

    a. Produksi listrik, pada tahapan ini PLTP telah beroperasi sehingga

    kegiatan utama adalah menjaga kelangsungan produksi uap dari sumur

    sumur produksi dan produksi listrik dari PLTP.

    b.

    Monitor lapangan, kegiatan monitor lapangan di WKP panas bumimencakup pokokpokok kegiatan sebagai berikut :

    Infrastruktur: pengawasan terhadap kondisi jalan akses, well

    pad, bendung sumber air pemboran, bak air di water pump

    station (WPS).

    Sumur: Mmnitoring WHP masing- masing sumur (Produksi dan

    injeksi).

    Power Plant: Power output (MW); Turbine rate {kph); Jet

    ejector (kph}; scrubber steam wash (kph); vent valves (%).

    Pencatatan data klimatologi pada waktu tertentu.c. Manajemen reservoir, kegiatan manajemen reservoar di WKP panas

    bumi mencakup pokok-pokok kegiatan sebagai berikut:

    Pengoperasian wellhead pressure

    (WHP): Untuk mengurangi potensi pengerakan (scaling) di

    dalam sumur, suhu fluida reservoar dijaga dengan mengatur

    wellhead pressure (WHP) minimum 15 bar abs.

    Pengaturan laju alir injeksi brine dan

    kondensat untuk kesetimbangan suhu.

    Penempatan sumur injeksi yang tepat sesuai dengan modelgeologi bawah permukaan.

    Monitoring pressure dan suhu (P&T) dalam sumur secara

    periodik setiap bulan.

    Monitoring kestabilan laju alir fluida produksi.

    Melakukan interferent test.

    Monitor pergerakan fluida di reservoar dengan memasang

    microgravity.

    d.Workover Sumur, Kerja ulang (workover) yang dilakukan terhadap

    sumur, pada dasarnya adalah kegiatan memperbaiki sumur sehingga

    11

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    16/19

    kembali pada kondisi semula dan diharapkan dapat memproduksi uap

    seperti yang diinginkan. Jika selama waktu tertentu tidak dipakai

    untuk memproduksi, sumur tersebut disumbat menggunakan semen dan

    lumpur pemboran.

    e.

    Pengeboran sumur make-up, pengeboran sumur make-up dilakukan

    untuk menambah pasokan uap pada sumur-sumur produksi yang telah

    mengalami depresiasi.

    f. Community development/ CSR, Secara umumcommunity development

    atau pembangunan masyarakat adalah proses dimana masyarakat

    berinisiatif mulai kegiatan sosial untuk memperbaiki kondisi dirisendiri.

    12

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    17/19

    V. KESIMPULAN

    Adapun kesimpulan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

    1.

    Untuk menjamin tersedia uap sebanyak yang dibutuhkan oleh pembangkit

    listrik diperlukan sejumlah sumur produksi. Selain itu juga diperlukan

    sumur untuk menginjeksikan kembali air limbah. Pemboran sumur dapat

    dilakukan secara bersamaan dengan tahap perencanaan pembangunan

    PLTP.

    2. Penentuan sumur produksi dan injeksi dilakukan dengan memperhatikan

    perbandingan brine dan uap pada total produksi uap, brine dan total dari

    semua sumur yang digunakan.

    3.

    Jumlah sumur eksplorasi juga tergantung dari besarnya luas daerah yang

    diduga mengandung energi panas bumi. Biasanya di dalam satu prospek

    dibor 3-5 sumur eksplorasi.

    4. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang diperkirakan

    dari data hasil survei rinci, batasan anggaran dan teknologi yang ada,

    tetapi sumur eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000-

    3000meter.

    5. Jenis fluida panas bumi dapat menjadi pertimbangan julah sumur produksi,

    injeksi, alternatif pengembangan dan pengusulan kapaitas listrik yang akandipasang

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    18/19

    DAFRTAR PUSTAKA

    Farduwin, A. dan Z. Yuliansyah. 2011. Pengembangan Proyek Panasbumi.

    PROCEEDINGS The 11 TH ANNUAL INDONESIAN GEOTHERMAL

    ASSOCIATION MEETING & CONFERENCE Bandar Lampung on 13-

    14 September, 2011

    Saptadji, N. 2001. Teknik Panasbumi. Bandung: ITB

    SNI. 13-6171-1999. Metode Estimasi Potensi Energi Panasbumi.

    Suharno. 2010. Pengembangan Prospek Panasbumi. Bandar Lampung:

    Universitas Lampung

  • 7/25/2019 Pengembangan Proyek Panas Bumi Dan Rencana Pengembangan Lapangan Uap

    19/19

    LAMPIRAN